Anda di halaman 1dari 14

2-1

LAPORAN ANTARA

BAB II
METODOLOGI

2.1 Umum
Dalam hal untuk memenuhi maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, maka
secara garis besar, metodologi yang dipakai mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Survei pendahuluan, yang bertujuan untuk menentukan jumlah responden
untuk kegiatan pengumpulan data primer dan untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara lokasi untuk mendapatkan data sekunder.
b. Pengumpulan data sekunder yang akan digunakan sebagai referensi dalam
pencapaian tujuan dan dasar pembuatan form survai primer
c. Pengumpulan data primer, dilakukan untuk memperoleh penilaian expert
terhadap komposisi kebutuhan personil.
d. Kompilasi data, yang merupakan kegiatan menyusun dan mengelompokan
data yang telah diperoleh dari pengumpulan data primer dan sekunder
sesuai dengan fungsinya dalam analisis yang akan dilakukan.
e. Analisis kegiatan konsultasi apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan
transportasi darat.
f. Analisis komposisi kebutuhan personil dan non personil, serta durasi yang
dibutuhkan masing-masing kegiatan jasa konsultasi terkait dengan
perencanaan transportasi darat.
g. Menyusun standar format Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang didalamnya
telah termasuk komposisi kebutuhan personil, non personil, dan durasi
kegiatan; Rincian Anggaran Biaya (RAB); dan laporan kegiatan, yang
meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, konsep laporan akhir,
laporan akhir, serta executive summary.
h. Menyusun tata cara evaluasi atas pelaksanaan hasil jasa konsultasi di
lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Secara sistematis dan terstruktur, metodologi tersebut dapat dilihat juga pada
bagan alir dari pelaksanaan pekerjaan pada Gambar 2.1.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-2
LAPORAN ANTARA

Mulai

Survai Pendahuluan

Kajian Literatur & Peraturan Terkait

Data Sekunder :
 Data Kegiatan Jasa konsultasi di Lingkungan
Dirjen Hubdat selama 5 Tahun
 Dokumen Studi Jasa konsultasi di Lingkungan
Dirjen Hubdat selama 5 Tahun

Kompilasi Data Sekunder

Pembuatan Form Survai Data Primer

Data Primer :
 Persepsi Expert
 Persepsi Pejabat di Bidang Teknis
 Persepsi Pejabat di Bidang Pengadaan

Kompilasi Data Primer

Analisis Data:
 Statistik Deskriptif
 Teknik Delphi
 Expert Judgement

Penyusunan Komposisi Kebutuhan


Personel dan Non Personil

Kesimpulan dan Rekomendasi

Selesai

Gambar 2. 1 Bagan Alir Metodologi

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-3
LAPORAN ANTARA

2.2 Survei Pendahuluan


Survei pendahuluan dilakukan untuk melihat kondisi dokumen eksisting yang
dibutuhkan dan membuat penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan saat
pelaksanaan survei primer. Dari hasil survei pendahuluan dapat dianalisis apakah
rencana survei primer (seperti metode survei, jumlah sampel, kuisioner, jumlah
survaior, sampai persiapan transportasi-akomodasi survaior) sudah sesuai dan
dapat dilaksanakan nantinya, dan menyesuaikannya apabila diperlukan.

2.3 Pengumpulan Data


Ada dua macam data yang diperlukan untuk keperluan kegiatan ini, yaitu data
sekunder dan data primer.

2.3.1 Data Sekunder


Data sekunder akan diperoleh dari instansi di dalam lingkup Dirjen Perhubungan
Darat. Data yang dimaksud adalah data kegiatan jasa konsultasi selama 5 tahun
terakhir dan dokumen-dokumen terkait kegiatan jasa konsultasi, yaitu KAK dan
RAB pada kegiatan:
a. Feasibility Study;
b. Rencana Induk;
c. Dokumen Lingkungan;
d. Dokumen Andalalin;
e. Detail Engineering Desain;
f. Studi Kebutuhan Penyediaan Sarana; dan
g. Survey Investigation, and Design;

pada setiap bidang yang ada.

2.3.2 Data Primer


Data primer diperoleh dari survai wawancara terhadap expert di bidang jasa
konsultasi, pejabat teknis, dan pejabat bagian pengadaan di lingkungan Dirjen
Perhubungan Darat. Data utama yang diperlukan adalah penilaian atau pendapat
expert mengenai komposisi kebutuhan personil pada masing-masing kegiatan
jasa konsultasi, seperti yang telah disebutkan pada data sekunder. Komposisi

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-4
LAPORAN ANTARA

tersebut termasuk beban kerja personil yang dibutuhkan pada masing-masing


kegiatan. Wawancara yang dilakukan dengan menemui expert terkait, sehingga
juga bisa menjelaskan maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini.

2.4 Kompilasi Data


Setelah data, baik sekunder maupun primer telah diperoleh secara total, maka
tim akan mulai melakukan kompilasi data untuk mempermudah analisis yang
akan dilakukan. Data akan disusun dalam bentuk tabulasi maupun grafis
sehingga mudah dibaca dan diinterpretasi oleh masing masing tenaga ahli
terkait, serta dapat digunakan sebagai input pada analisis selanjutnya.

2.5 Analisis Data


Kegiatan analisis yang akan dilakukan dalam pekerjaan ini dilakukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehubungan dengan itu, maka
diperlukan perangkat analisis yang dapat mewujudkannya, yaitu sebagai berikut:

2.5.1 Analisis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif merupakan aktivitas penghimpunan, penataan, peringkasan
dan penyajian data dengan harapan agar data lebih bermakna, mudah dibaca
dan mudah dipahami oleh pengguna data. Statistik deskriptif hanya sebatas
memberikan deskripsi atau gambaran umum tentang karakteristik objek yang
diteliti tanpa maksud untuk melakukan generalisasi sampel terhadap populasi.
Statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan atau memberikan gambaran
mengenai karakteristik dari serangkaian data tanpa mengambil kesimpulan
umum (Ghozali, 2016). Penyajian data statistik deskriptif biasanya dalam bentuk
diagram atau tabel. Analisis statistik deskriptif terdiri dari nilai mean, median,
maksimum, minimum, dan standard deviation. Analisis statistik deskriptif memiliki
tujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data berdasarkan pada hasil
yang diperoleh dari jawaban responden pada masing-masing indikator pengukur
variabel. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
mengenai distribusi dan perilaku data sampel penelitian dengan melihat nilai
minimum, nilai maximum, rata – rata (mean), dan standar deviasi dari masing-
masing variabel independen dan variabel dependen.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-5
LAPORAN ANTARA

Penerapan statistik deskriptif sangat penting karena jika kita hanya


memunculkan data original yang kita miliki, informasi dan insight dari data
tersebut pun cukup sulit didapatkan, terutama ketika kamu bekerja dengan data
dalam jumlah besar. Dalam hal ini, statistika deskriptif memungkinkan kita untuk
menampilkan data dengan lebih jelas dan bermakna, sehingga interpretasi
terhadap data tersebut mudah dilakukan.

2.5.2 Metode Delphi


Metode atau teknik Delphi dikembangkan pada awal tahun 1950 untuk
memperoleh opini ahli. Metode Delphi merupakan metode sistematis dalam
mengumpulkan pendapat dari sekelompok pakar melalui serangkaian kuesioner.
Metode Delphi adalah modifikasi dari teknik brainwriting dan survei. Metode ini
akan digunakan sebagai suatu perangkat komunikasi dengan para ahli yang akan
dimintai pendapat atau penilaian melalui beberapa kuesioner yang akan disusun
setelah mendapatkan informasi dari pengumpulan data sekunder. Sebagian besar
keluaran dari teknik delphi berkaitan dengan pernyataan, argumen, komentar,
nilai, dan diskusi. Tentu saja tim harus terlebih dahulu menetapkan skala
penilaian untuk mencapai tujuan kegiatan ini. Dalam teknik Delphi yang terutama
adalah pendapat dari para ahli yang pada suatu panel diskusi untuk
mengkerucutkan pendapat terhadap suatu hal.

Metode delphi adalah proses yang dilakukan dalam kelompok untuk mensurvei
dan mengumpulkan pendapat dari para ahli terkait topik tertentu. Metode delphi
berguna untuk menstrukturkan proses komunikasi kelompok sehingga prosesnya
berjalan efektif sehingga dapat menyelesaikan masalah. Metode ini cocok
diterapkan saat dibutuhkan penilaian para ahli namun faktor waktu atau jarak
membuat para ahli sulit secara panel untuk duduk bersama. II. Definisi Metode
delphi secara definisi adalah proses dalam kelompok yang melibatkan interaksi
antara peneliti dan sekelompok ahli terkait topik tertentu, biasanya melalui
bantuan kuesioner (Yousuf, 2007). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
konsensus mengenai proyeksi/tren masa depan menggunakan proses
pengumpulan informasi yang sistematis. Pada bidang kajian manajemen risiko
TI, metode delphi dapat digunakan pada tahap apapun pada proses risiko

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-6
LAPORAN ANTARA

manajemen atau pada sembarang fase ketika sebuah konsensus pendapat ahli
dibutuhkan. Beberapa tahapan yang sering menggunakan metode ini adalah
tahap identifikasi risiko dan penilaian risiko. Teknik ini dapat digunakan menurut
ISO 310010. Menurut Skutch dan Hall (1973) metode ini mengumpulkan
penilaian tentang hal yang kompleks ketika informasi yang tepat tidak tersedia.

Menurut Linstone dan Turoff (1975) menyebutkan bahwa metode Delphi ini bisa
diaplikasikan pada bidang berikut:
a. Mengumpulkan data terkini dan historis yang tidak tersedia dan/atau tidak
akurat
b. Mengevaluasi kemungkinan pilihan alokasi anggaran
c. Mengkaji pilihan perencanaan kota dan regional
d. Merencanakan kurikulum perkuliahan
e. Menyusun model Pendidikan
f. Memetakan pro dan kontra terkait pilihan kebijakan
g. Mengkaji prioritas suatu pilihan

Selanjutnya, menurut mereka beberapa alasan berikut menyebabkan orang


menggunakan metode Delphi
a. Masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara metode analisis empiris
namun lebih kepada penilaian subjektif secara kolektif.
b. Dibutuhkan beberapa orang untuk berkontribusi memberikan penilaian
pada masalah yang kompleks yang merepresentasikan perbedaan
latarbelakang dan pengalaman
c. Dibutuhkan lebih banyak orang untuk bisa berinteraksi tatap muka
d. Tidak memungkinkan waktu dan biaya untuk melakukan pertemuan rutin
e. Proses komunikasi kelompok dapat meningkatkan efisiensi pertemuan

Menurut Pfeiffer (1969), terdapat tiga langkah utama dalam proses ini, yaitu:
a. Kuesioner dikirimkan kepada panelis ahli untuk menanyakan beberapa
pendapatnya (dari pengalaman atau sebatas penilaiannya), beberapa
prediksi dan juga rekomendasinya.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-7
LAPORAN ANTARA

b. Rekapan hasil kuesioner pertama dikirimkan kepada setiap panelis ahli


untuk bisa mengevaluasi kembali penilaian pertama mereka pada kuesioner
dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan.
c. Kuesioner diberikan kembali dengan informasi mengenai hasil penilaian
panelis dan hasil konsensusnya. Para panelis diminta kembali untuk
merevisi pendapat mereka atau menjelaskan alasan untuk tidak sepakat
dengan consensus kelompok.

Sedangkan menurut Scheele (1975) menggambarkan proses Delphi dengan


enam tahapan berikut:
a. Mengidentifikasi anggota kelompok yang konsensus pendapatnya
dibutuhkan. Kelompok tersebut harus bisa mewakili berbagai sudut
pandang yang secara proporsional terwakili.
b. Meminta setiap anggota untuk menuliskan tujuan, pertimbangan, atau isu-
isu yang berkaitan dengan tujuan konsensus yang diharapkan. Selanjutnya,
dilakukan menyusun informasi tersebut agar tersusun. Selanjutnya
menyiapkan kuesioner kedua dengan format yang lebih terstruktur
sehingga bisa dilakukan penilaian
c. Setiap anggota diminta untuk memberikan penilaian dari hasil rekapan
pertama.
d. Menunjukkan hasil dari kuesioner kedua dalam kuesioner ketiga, termasuk
hasil konsensus dari setiap bagian, dan bagian mana yang berbeda dari
kelompok. Pada kuesioner ketiga, setiap panelis memberikan
alasan/penjelasan singkat.
e. Hasil dari kuesioner ketiga ditampilkan pada kuesioner keempat, termasuk
perubahan dari hasil konsensus pertama, dan setiap panelis diminta
kembali untuk memberikan penilaian dan ranking untuk ketiga kalinya(dan
terakhir), serta memberi alasan memutuskan berada pada posisi yang
berbeda dengan kelompok.
f. Hasil kuesioner keempat ditabulasi dan dipresentasikan sebagai hasil
konsensus kelompok.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-8
LAPORAN ANTARA

Dan menurut Brooks (1979), tahapan yang dilakukan dalam metode Delphi
adalah:
a. Mengidentifikasi panelis ahli
b. Menanyakan kesediaan anggota panelis untuk terlibat dalam panel
c. Mengumpulkan masukan dan isu-isu khusus dari setiap anggota dan
menyusunnya kembali dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat
d. Menganalisis data dari semua panelis
e. Mengkompilasi informasi tersebut kedalam kuesioner baru dan
mengirimkannya kembali kepada setiap panelis untuk dikaji Kembali
f. Menganalisis masukan baru dan kembali menginformasikan distribusi
respon dari kelompok
g. Meminta setiap panelis untuk menganalisis data tersebut dan mengevaluasi
posisi panelis terkait respon dari kelompok. Jika respon panelis berbeda
jauh dengan respon kelompok, maka diminta untuk memberikan alasan
untuk berbeda pandangan, namun tetap dalam format singkat padat
h. Menganalisis input dan menginformasikan pernyataan pendapat minoritas
kepada panel. Anggota panelis diminta untuk meninjau kembali posisi
mereka, dan jika tetap dalam kurun waktu tertentu, diminta untuk
menyatakan posisi dengan pernyataan singkat.

Menurut Worthen dan Sanders (1987), prosedur iteratif tersebut bisa berlanjut
sampai beberapa putaran lagi, namun biasanya perbedaan berkurang dengan
cepat setalah putaran ketiga. Karakteristik Metode Delphi Menurut Dalkey
(1967), karakteristik umum dalam metode ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Anonim, artinya dalam penggunaan kuesioner atau komunikasi lainnya
yang berkaitan dengan respon, identifikasi dari anggota panelis dinyatakan
secara anonim (tertutup).
b. Ada kontrol feedback, artinya dengan adanya kontrol tersebut
memungkinkan interaksi antara anggota panelis untuk mengurangi distorsi.
Interaksi tersebut terjadi pada setiap tahapan, dimana hasil tahapan
sebelumnya akan diberikan pada tahapan berikutnya dan anggota panelis
diminta kembali untuk mengevaluasi penilaian awal mereka dengan
membandingkan dengan penilaian kelompok.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-9
LAPORAN ANTARA

c. Respon kelompok secara stastistik, artinya penilaian kelompok dinyatakan


sebagai rata-rata statistik dari penilaian anggota panelis, dimana penilaian
setiap anggota panelis tercermin dalam respon terakhir tersebut.

Kelebihan Metode ini berguna ketika:


a. Masalah yang ada tidak bisa diselesaikan secara metode analisis empiris
namun lebih kepada penilaian subjektif secara kolektif
b. Dibutuhkan beberapa orang untuk berkontribusi memberikan penilaian
pada masalah yang kompleks yang merepresentasikan perbedaan latar
belakang dan pengalaman
c. Dibutuhkan lebih banyak orang untuk bisa berinteraksi tatap muka
d. Tidak memungkinkan waktu dan biaya untuk melakukan pertemuan rutin
e. Proses komunikasi kelompok dalam metode ini dapat meningkatkan
efisiensi pertemuan
f. Perbedaan pendapat antar individu yang kuat sehingga proses
komunikasinya diperlukan aturan main dan dilakukan secara anonym
g. Heterogenitas dari partisipan harus bisa dipastikan untuk menjamin
validitas dari hasilnya, ini untuk menghindari dominasi dari pihak tertentu
dalam panel (dikenal dengan istilah bandwagon effect).

Dalam literatur, Helmer (1983), Linstone dan Turoff (1975) dan Dalkey (1972)
menemukan bahwa kelebihan utama dalam metode Delphi dalam kelompok
adalah konsensus akan konvergen mencapai satu kesepakatan penilaian dari
para panelis. Secara aplikasi, metode ini sangat mudah digunakan. Tidak
dibutuhkan kemampuan statistik/ matematika yang rumit dalam merancang,
mengimplementasi, dan menganalisis metode Delphi. Metode ini juga
menghindari adanya groupthink, yang terlihat adanya dominasi satu/ dua orang
dalam kelompok. Kekuatan dari metode ini juga adalah adanya fleksibilitas.
Panelis yang mungkin memiliki keterbatasan waktu dan lokasi, bisa memiliki
peluang untuk merespon disaat mereka memiliki waktuluang.

Metode ini tetap memiliki keterbatasan. Konsensus yang dihasilkan dari metode
Delphi belum tentu adalah konsensus yang sebetulnya, karena bisa saja
merupakan konsensus yang semu. Konsensus yang bersifat semu bukan

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-10
LAPORAN ANTARA

merupakan penilaian yang terbaik, tetapi lebih kepada posisi kompromi (Mitroff
dan Turoff, 1975). Menurut Linstone dan Turoff (1976), terdapat 5 hal yag
menjadi kelemahan dari metode ini, yakni:
a. Memaksakan pandangan dan anggapan dari suatu permasalahan kepada
responden dari struktur yang dibuat menggunakan metode Delphi, dan
tidak memungkinkan adanya kontribusi dari perspektif lain yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut
b. Menganggap bahwa Delphi bisa menjadi pengganti untuk semua
komunikasi manusia
c. Kesalahan dalam melakukan menyimpulkan dan mempresentasi hasil
respon kelompok dan dalam menginterpreasi penilaian evaluasi yang
diberikan responden.
d. Mengabaikan dan tidak mengkaji lebih lanjut perbedaan pendapat sehingga
responden yang berbeda dikesampingkan, dan akhirnya konsensus ‘buatan’
yang dihasilkan
e. Memahami bahwa metode Delphi menuntut partisipasi total padahal
responden harus ditempatkan sebagai konsultan dimana seharusnya
diberikan kompensasi untukwaktu yang mereka berikan ketika komitmen
untukberpartisipasi.

Selain ini, Barnes (1987) dalam penelitiannya menemukan kekurangan dalam


metode ini, yakni:
a. Penilaian adalah berasal dari kelompok yang mewakili masyarakat, dan
mungkin bisa tidak representative
b. Tendensi untuk mengeliminasi posisi pendapat yang ekstrim dan memaksa
untuk menghasilkan konsensus yang pertengahan
c. Lebih menghabiskan waktu dibandingkan dengan metode nominal group
process
d. Seharusnya tidak dipandang sebagai solusi total
e. Membutuhkan keahlian dalam komunikasi tertulis
f. Membutuhkan waktu dan komitmen responden untuk menyelesaikan
proses Delphi.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-11
LAPORAN ANTARA

Informasi yang dihasilkan dari metode Delphi sangat bergantung pada panelis
ahli yang terlihat dalam panel. Dengan demikian, komposisi dari panelis
berhubungan dengan validitas dari hasil penelitian (Spencer dan Cooke, 1989).
Karena dalam metode ini, pendapat dan penilaian panelis yang diambil dan
dianalisis, maka ini sangat ditentukan oleh bagaimana pemilihan anggota panel
tersebut. Metode Delphi mengidentifikasi alasan kenapa terdapat perbedaan
penilaian diantara panelis dan apakah perbedaan tersebut nyata atau hanya
masalah semantic. Sehingga konvergensi disini tidak akan cukup
menggambarkan validasi dari metode ini, karena harusnya konvergensi
menggunakan nilai yang sesungguhnya (Helmer, 1983). Walaupun demikian,
Dalkey dan Helmer (1983) membuktikan bahwa secara statistik, metode Delphi
ternyata cenderung, tidak hanya tercapai konvergen, tapi juga konvergen kearah
yang benar.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah membuat pertemuan atau FGD praktisi di
bidang Jasa Konsultasi Serta FGD para pejabat di bidang teknis dan pengadaan
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. FGD tersebut membahas tentang
komposisi kebutuhan personil dan non personil yang dimaksud. FGD untuk
praktisi akan diselenggarakan di 2 kota besar. Sedangkan FGD para pejabat
bidang teknis dan pengadaan akan diselenggarakan di Sekretariat Dirjen
Perhubungan Darat.

2.5.3 Expert Judgement


Expert Judgement dalam pengertian praktisnya adalah pertimbangan/ pendapat
ahli/ orang yang berpengalaman. Expert judgement digunakan sebagai
instrumen untuk menentukan atau menilai suatu hal yang tidak dapat ditentukan
dengan menggunakan metode atau perangkat lainnya. Sehingga pertimbangan/
pendapat ahli/ orang yang berpengalaman menjadi satu-satunya jalan untuk
memperoleh nilai atau memutuskan suatu hal teknis.

Kegiatan yang akan dilakukan adalah menyebarkan form survey tentang


kebutuhan personil yang dimaksud kepada para ahli atau akademisi yang

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-12
LAPORAN ANTARA

berkompeten di bidang yang dimaksudkan. Hasil yang diperoleh akan dibuat


acuan dalam pelaksanaan FGD yang akan dilakukan pada metode Delphi.

2.6 Penyusunan Komposisi Kebutuhan Personil dan Non Personil


Penyusunan komposisi kebutuhan personil dan non personil dilakukan setelah
mendapatkan kebutuhan personil yang telah dihasilkan dari analisis statistik
deskriptif dan teknik Delphi. Komposisi kebutuhan personil dan non personil akan
masuk dalam KAK dan RAB setiap kegiatan konsultasi pada Dirjen Perhubungan
Darat, meliputi dokumen:
a. Rencana Teknis Pengembangan Prasarana Perhubungan Darat, dengan
spesifik pada rencana teknis pengembangan:
(1). Terminal, terdiri atas dokumen:
 Feasibility Study
 Rencana Induk
 Dokumen Lingkungan
 Andalalin
 Detail Engineering Design
(2). Pelabuhan angkutan penyeberangan, terdiri atas dokumen:
 Feasibility Study
 Rencana Induk
 Dokumen Lingkungan
 Andalalin
 Detail Engineering Design
(3). Pelabuhan sungai dan danau, terdiri atas dokumen:
 Feasibility Study
 Rencana Induk
 Dokumen Lingkungan
 Andalalin
 Detail Engineering Design
(4). Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor (UPPKB), terdiri
atas dokumen:
 Feasibility Study

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-13
LAPORAN ANTARA

 Rencana Induk
 Dokumen Lingkungan
 Andalalin
 Detail Engineering Design
b. Rencana Teknis Pengembangan Sarana Perhubungan Darat, dengan
spesifik pada rencana teknis pengembangan:
(1). Sarana jalan, terdiri atas dokumen:
 Studi Kebutuhan Penyediaan Sarana
 Detail Design/ Rancang Bangun
(2). Sarana Sungai, Danau dan Penyeberangan, terdiri atas dokumen:
 Studi Kebutuhan Penyediaan Sarana
 Detail Design/ Rancang Bangun
c. Rencana Teknis Pengembangan dan Pengendalian Lalu Lintas, dengan
spesifik pada rencana teknis pengembangan:
(1). Halte Sungai dan Danau, terdiri atas dokumen:
 Feasibility Study
 Dokumen Lingkungan
 Detail Engineering Design
 Survey Investigation and Design (SID)
(2). Pengerukan Alur Pelayaran Sungai, Danau dan Kolam Pelabuhan
Penyeberangan, terdiri atas dokumen:
 Dokumen Lingkungan
 Detail Engineering Design
(3). Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan, terdiri atas
dokumen:
 SID (Survey Investigation and Design)
 Detail Engineering Design
(4). Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS), hanya
membutuhkan dokumen Detail Engineering Design (DED)
d. Rencana Teknis Pengembangan dan Pengendalian Keselamatan,
membutuhkan dokumen Detail Design/ Rancang Bangun, dengan spesifik
pada rencana teknis:

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
2-14
LAPORAN ANTARA

(1). Rute Aman Selamat Sekolah (RASS);


(2). Zona Aman Selamat Sekolah (ZOSS);
(3). Taman Edukatif (Keselamatan Transportasi Darat);
(4). Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan (LRK);
(5). Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO);
(6). Implementasi Manajemen/Batas Kecepatan,
e. Sedangkan pada Rencana Teknis Pengembangan Pendukung Lainnya,
langsung termasuk dalam KAK dan RAB kegiatan, yang meliputi:
(1). Optimaliasi pembangunan prasarana;
(2). Penyiapan perangkat organisasi dan kelembagaan;
(3). Penyiapan naskah akademis peraturan perundang-undangan;
(4). Pembinaan dan pengembangan Sumber daya manusia;
(5). Penetapan standar pelayanan;
(6). Penetapan tarif.

Selanjutnya komposisi yang telah dihasilkan tersebut disusun sebagai draf


Peraturan Dirjen Perhubungan Darat tentang Komposisi Kebutuhan Personil dan
Non Personil Jasa Konsultasi di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat.

2.7 Kesimpulan dan Rekomendasi


Kesimpulan dalam kegiatan ini merupakan keluaran yang menunjukan telah
tercapainya tujuan kegiatan ini secara menyeluruh dengan menunjukan hasil
yang baik. Sedangkan rekomendasi merupakan keluaran yang berupa naskah
untuk menyusun draf Peraturan Dirjen Perhubungan Darat tentang Komposisi
Kebutuhan Personil dan Non Personil Jasa Konsultasi di Lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Darat.

Penyusunan Pedoman Komposisi Kebutuhan Personil Dan Non Personil Jasa


Konsultasi Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat

Anda mungkin juga menyukai