Bab 2
Bab 2
LAPORAN ANTARA
BAB II
METODOLOGI
2.1 Umum
Dalam hal untuk memenuhi maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, maka
secara garis besar, metodologi yang dipakai mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Survei pendahuluan, yang bertujuan untuk menentukan jumlah responden
untuk kegiatan pengumpulan data primer dan untuk mendapatkan
informasi bagaimana cara lokasi untuk mendapatkan data sekunder.
b. Pengumpulan data sekunder yang akan digunakan sebagai referensi dalam
pencapaian tujuan dan dasar pembuatan form survai primer
c. Pengumpulan data primer, dilakukan untuk memperoleh penilaian expert
terhadap komposisi kebutuhan personil.
d. Kompilasi data, yang merupakan kegiatan menyusun dan mengelompokan
data yang telah diperoleh dari pengumpulan data primer dan sekunder
sesuai dengan fungsinya dalam analisis yang akan dilakukan.
e. Analisis kegiatan konsultasi apa saja yang dibutuhkan dalam perencanaan
transportasi darat.
f. Analisis komposisi kebutuhan personil dan non personil, serta durasi yang
dibutuhkan masing-masing kegiatan jasa konsultasi terkait dengan
perencanaan transportasi darat.
g. Menyusun standar format Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang didalamnya
telah termasuk komposisi kebutuhan personil, non personil, dan durasi
kegiatan; Rincian Anggaran Biaya (RAB); dan laporan kegiatan, yang
meliputi laporan pendahuluan, laporan antara, konsep laporan akhir,
laporan akhir, serta executive summary.
h. Menyusun tata cara evaluasi atas pelaksanaan hasil jasa konsultasi di
lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.
Secara sistematis dan terstruktur, metodologi tersebut dapat dilihat juga pada
bagan alir dari pelaksanaan pekerjaan pada Gambar 2.1.
Mulai
Survai Pendahuluan
Data Sekunder :
Data Kegiatan Jasa konsultasi di Lingkungan
Dirjen Hubdat selama 5 Tahun
Dokumen Studi Jasa konsultasi di Lingkungan
Dirjen Hubdat selama 5 Tahun
Data Primer :
Persepsi Expert
Persepsi Pejabat di Bidang Teknis
Persepsi Pejabat di Bidang Pengadaan
Analisis Data:
Statistik Deskriptif
Teknik Delphi
Expert Judgement
Selesai
Metode delphi adalah proses yang dilakukan dalam kelompok untuk mensurvei
dan mengumpulkan pendapat dari para ahli terkait topik tertentu. Metode delphi
berguna untuk menstrukturkan proses komunikasi kelompok sehingga prosesnya
berjalan efektif sehingga dapat menyelesaikan masalah. Metode ini cocok
diterapkan saat dibutuhkan penilaian para ahli namun faktor waktu atau jarak
membuat para ahli sulit secara panel untuk duduk bersama. II. Definisi Metode
delphi secara definisi adalah proses dalam kelompok yang melibatkan interaksi
antara peneliti dan sekelompok ahli terkait topik tertentu, biasanya melalui
bantuan kuesioner (Yousuf, 2007). Metode ini digunakan untuk mendapatkan
konsensus mengenai proyeksi/tren masa depan menggunakan proses
pengumpulan informasi yang sistematis. Pada bidang kajian manajemen risiko
TI, metode delphi dapat digunakan pada tahap apapun pada proses risiko
manajemen atau pada sembarang fase ketika sebuah konsensus pendapat ahli
dibutuhkan. Beberapa tahapan yang sering menggunakan metode ini adalah
tahap identifikasi risiko dan penilaian risiko. Teknik ini dapat digunakan menurut
ISO 310010. Menurut Skutch dan Hall (1973) metode ini mengumpulkan
penilaian tentang hal yang kompleks ketika informasi yang tepat tidak tersedia.
Menurut Linstone dan Turoff (1975) menyebutkan bahwa metode Delphi ini bisa
diaplikasikan pada bidang berikut:
a. Mengumpulkan data terkini dan historis yang tidak tersedia dan/atau tidak
akurat
b. Mengevaluasi kemungkinan pilihan alokasi anggaran
c. Mengkaji pilihan perencanaan kota dan regional
d. Merencanakan kurikulum perkuliahan
e. Menyusun model Pendidikan
f. Memetakan pro dan kontra terkait pilihan kebijakan
g. Mengkaji prioritas suatu pilihan
Menurut Pfeiffer (1969), terdapat tiga langkah utama dalam proses ini, yaitu:
a. Kuesioner dikirimkan kepada panelis ahli untuk menanyakan beberapa
pendapatnya (dari pengalaman atau sebatas penilaiannya), beberapa
prediksi dan juga rekomendasinya.
Dan menurut Brooks (1979), tahapan yang dilakukan dalam metode Delphi
adalah:
a. Mengidentifikasi panelis ahli
b. Menanyakan kesediaan anggota panelis untuk terlibat dalam panel
c. Mengumpulkan masukan dan isu-isu khusus dari setiap anggota dan
menyusunnya kembali dalam bentuk pernyataan yang singkat dan padat
d. Menganalisis data dari semua panelis
e. Mengkompilasi informasi tersebut kedalam kuesioner baru dan
mengirimkannya kembali kepada setiap panelis untuk dikaji Kembali
f. Menganalisis masukan baru dan kembali menginformasikan distribusi
respon dari kelompok
g. Meminta setiap panelis untuk menganalisis data tersebut dan mengevaluasi
posisi panelis terkait respon dari kelompok. Jika respon panelis berbeda
jauh dengan respon kelompok, maka diminta untuk memberikan alasan
untuk berbeda pandangan, namun tetap dalam format singkat padat
h. Menganalisis input dan menginformasikan pernyataan pendapat minoritas
kepada panel. Anggota panelis diminta untuk meninjau kembali posisi
mereka, dan jika tetap dalam kurun waktu tertentu, diminta untuk
menyatakan posisi dengan pernyataan singkat.
Menurut Worthen dan Sanders (1987), prosedur iteratif tersebut bisa berlanjut
sampai beberapa putaran lagi, namun biasanya perbedaan berkurang dengan
cepat setalah putaran ketiga. Karakteristik Metode Delphi Menurut Dalkey
(1967), karakteristik umum dalam metode ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
a. Anonim, artinya dalam penggunaan kuesioner atau komunikasi lainnya
yang berkaitan dengan respon, identifikasi dari anggota panelis dinyatakan
secara anonim (tertutup).
b. Ada kontrol feedback, artinya dengan adanya kontrol tersebut
memungkinkan interaksi antara anggota panelis untuk mengurangi distorsi.
Interaksi tersebut terjadi pada setiap tahapan, dimana hasil tahapan
sebelumnya akan diberikan pada tahapan berikutnya dan anggota panelis
diminta kembali untuk mengevaluasi penilaian awal mereka dengan
membandingkan dengan penilaian kelompok.
Dalam literatur, Helmer (1983), Linstone dan Turoff (1975) dan Dalkey (1972)
menemukan bahwa kelebihan utama dalam metode Delphi dalam kelompok
adalah konsensus akan konvergen mencapai satu kesepakatan penilaian dari
para panelis. Secara aplikasi, metode ini sangat mudah digunakan. Tidak
dibutuhkan kemampuan statistik/ matematika yang rumit dalam merancang,
mengimplementasi, dan menganalisis metode Delphi. Metode ini juga
menghindari adanya groupthink, yang terlihat adanya dominasi satu/ dua orang
dalam kelompok. Kekuatan dari metode ini juga adalah adanya fleksibilitas.
Panelis yang mungkin memiliki keterbatasan waktu dan lokasi, bisa memiliki
peluang untuk merespon disaat mereka memiliki waktuluang.
Metode ini tetap memiliki keterbatasan. Konsensus yang dihasilkan dari metode
Delphi belum tentu adalah konsensus yang sebetulnya, karena bisa saja
merupakan konsensus yang semu. Konsensus yang bersifat semu bukan
merupakan penilaian yang terbaik, tetapi lebih kepada posisi kompromi (Mitroff
dan Turoff, 1975). Menurut Linstone dan Turoff (1976), terdapat 5 hal yag
menjadi kelemahan dari metode ini, yakni:
a. Memaksakan pandangan dan anggapan dari suatu permasalahan kepada
responden dari struktur yang dibuat menggunakan metode Delphi, dan
tidak memungkinkan adanya kontribusi dari perspektif lain yang berkaitan
dengan permasalahan tersebut
b. Menganggap bahwa Delphi bisa menjadi pengganti untuk semua
komunikasi manusia
c. Kesalahan dalam melakukan menyimpulkan dan mempresentasi hasil
respon kelompok dan dalam menginterpreasi penilaian evaluasi yang
diberikan responden.
d. Mengabaikan dan tidak mengkaji lebih lanjut perbedaan pendapat sehingga
responden yang berbeda dikesampingkan, dan akhirnya konsensus ‘buatan’
yang dihasilkan
e. Memahami bahwa metode Delphi menuntut partisipasi total padahal
responden harus ditempatkan sebagai konsultan dimana seharusnya
diberikan kompensasi untukwaktu yang mereka berikan ketika komitmen
untukberpartisipasi.
Informasi yang dihasilkan dari metode Delphi sangat bergantung pada panelis
ahli yang terlihat dalam panel. Dengan demikian, komposisi dari panelis
berhubungan dengan validitas dari hasil penelitian (Spencer dan Cooke, 1989).
Karena dalam metode ini, pendapat dan penilaian panelis yang diambil dan
dianalisis, maka ini sangat ditentukan oleh bagaimana pemilihan anggota panel
tersebut. Metode Delphi mengidentifikasi alasan kenapa terdapat perbedaan
penilaian diantara panelis dan apakah perbedaan tersebut nyata atau hanya
masalah semantic. Sehingga konvergensi disini tidak akan cukup
menggambarkan validasi dari metode ini, karena harusnya konvergensi
menggunakan nilai yang sesungguhnya (Helmer, 1983). Walaupun demikian,
Dalkey dan Helmer (1983) membuktikan bahwa secara statistik, metode Delphi
ternyata cenderung, tidak hanya tercapai konvergen, tapi juga konvergen kearah
yang benar.
Kegiatan yang akan dilakukan adalah membuat pertemuan atau FGD praktisi di
bidang Jasa Konsultasi Serta FGD para pejabat di bidang teknis dan pengadaan
Direktorat Jendral Perhubungan Darat. FGD tersebut membahas tentang
komposisi kebutuhan personil dan non personil yang dimaksud. FGD untuk
praktisi akan diselenggarakan di 2 kota besar. Sedangkan FGD para pejabat
bidang teknis dan pengadaan akan diselenggarakan di Sekretariat Dirjen
Perhubungan Darat.
Rencana Induk
Dokumen Lingkungan
Andalalin
Detail Engineering Design
b. Rencana Teknis Pengembangan Sarana Perhubungan Darat, dengan
spesifik pada rencana teknis pengembangan:
(1). Sarana jalan, terdiri atas dokumen:
Studi Kebutuhan Penyediaan Sarana
Detail Design/ Rancang Bangun
(2). Sarana Sungai, Danau dan Penyeberangan, terdiri atas dokumen:
Studi Kebutuhan Penyediaan Sarana
Detail Design/ Rancang Bangun
c. Rencana Teknis Pengembangan dan Pengendalian Lalu Lintas, dengan
spesifik pada rencana teknis pengembangan:
(1). Halte Sungai dan Danau, terdiri atas dokumen:
Feasibility Study
Dokumen Lingkungan
Detail Engineering Design
Survey Investigation and Design (SID)
(2). Pengerukan Alur Pelayaran Sungai, Danau dan Kolam Pelabuhan
Penyeberangan, terdiri atas dokumen:
Dokumen Lingkungan
Detail Engineering Design
(3). Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan, terdiri atas
dokumen:
SID (Survey Investigation and Design)
Detail Engineering Design
(4). Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS), hanya
membutuhkan dokumen Detail Engineering Design (DED)
d. Rencana Teknis Pengembangan dan Pengendalian Keselamatan,
membutuhkan dokumen Detail Design/ Rancang Bangun, dengan spesifik
pada rencana teknis: