Perawat Terampil 31-60
Perawat Terampil 31-60
31-60
Oleh:
Ns. Arintan Nur Safitri, S.Kep., M.Kep.
Tindakan keperawatan
31
kritis
Seorang perempuan (56 tahun) dirawat di RS dengan CHF di ruang ICU. Perawat
menemukan monitor pasien dengan gambaran EKG berikut ini.
Apakah intepretasi dari hasil gambaran EKG pasien dan apakah yang harus
dilakukan oleh perawat?
a. Ventrikular takikardi, yang harus dilakukan adalah DC shock
b. Ventrikular takikardi, yang harus dilakukan adalah memeriksa nadi karotis
c. Ventrikel fibrilasi, yang harus dilakukan adalah DC shock
d. Ventrikel fibrilasi, yang harus dilakukan adalah memeriksa nadi karotis
31 Pembahasan
Berdasarkan kasus, hasil EKG pasien tersebut adalah VF (Ventricular Fibrilasi). Ciri irama VF
adalah sebagai berikut:
1. Irama :Tidak teratur
2. Frekuensi HR :>350 x/menit sehingga tidak dapat dihitung
3. Gel. P :Tidak ada
4. Interval PR :Tidak ada
5. Gel. QRS :Lebar dan tidak teratur
Setelah mengetahui irama EKG yaitu Ventrikel Fibrilasi, yang harus dilakukan perawat adalah
segera lakukan DC shock.
Tindakan keperawatan
32
gawat darurat
Seorang laki-laki (57 tahun) datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas. Setelah
dilakukan pengkajian pasien didiagnosis Congestif Heart Failure. Hasil pengkajian
didapatkan: RR 28 x/menit, HR 88 x/menit, edema pada kedua tungkai, dan terlihat
kelelahan. Selama 1 bulan terakhir pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti
berjalan, mandi, makan, ataupun lainnya secara mandiri karena akan terasa lebih
sesak, sesak nafas membaik dengan istirahat. Klasifikasi gagal jantung pada
pasien tersebut adalah...
a. NYHA I
b. NYHA II
c. NYHA III
d. NYHA IV
32 Pembahasan
Di sebuah bangsal penyakit dalam, terdapat pasien Ny. R (63 tahun) dengan
diagnosa TBC + DM. Perawat melakukan monitoring pasien dengan sistem EWS.
Hasil pengkajian: Pasien sadar penuh, RR 24x/menit, SpO2 98%, mendapatan
bantuan napas nasal canul 3 lpm, suhu 37,5oC, TD 140/90 mmHg dan HR
100x/menit. Apakah kriteria EWS pada pasien tersebut?
a. Normal (hijau)
b. Rendah (kuning)
c. Sedang (orange)
d. Tinggi (merah)
33 Pembahasan
DO :
Seorang pasien perempuan (45 tahun) dirawat di ICU dengan diagnosa CKD stage
V dan penurunan kesadaran. Pada saat visit perawat, pasien tampak tertidur dan
sulit dibangunkan. Perawat menekan sternum klien lalu klien membuka mata
sedikit kemudian kembali tidur. Apakah tingkat kesadaran pasien saat ini?
a. Stupor
b. Apatis
c. Delirium
d. Somnolen
34 Pembahasan
Berdasarkan kasus diatas tingkat kesadaran pasien adalah stupor. Stupor merupakan keadaan
mengantuk yang dalam. Pasien dapat dibangunkan dengan rangsang nyeri tetapi tidak dapat
bangun senpurna dan tidak dapat memberikan jawaban secara verbal yang baik.
Tindakan keperawatan
35
gawat darurat, kritis
Perempuan (31 tahun) dengan usia kehamilan 35 minggu datang ke IGD dengan
keluhan sakit kepala, trasa tertekan pada tengkuk disertai mual. Hasil pengkajian :
TD 170/95 mmHg, nadi 110 x/menit, RR 23 x/menit, suku 37,2 C dan terdapat
edema pada kaki. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan pada
pasien?
a. Pemeriksaan sitogemik
b. Pemeriksaan HbA1c
c. Pemeriksaan elektrolit
d. Pemeriksaan protein
35 Pembahasan
Data fokus :
- Keluhan sakit kepala, trasa tertekan pada tengkuk disertai mual
- TD 170/95 mmHg
- Terdapat edema pada kaki
Berdasarkan data diatas, menunjukkan adanya tanda-tanda pre aklamsia
dimana untuk memastikan diagnosa tersebut dibutuhkan pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan protein urin pada pasien. Pada saat
kehamilan, terdapat perubahan fisiologis diantaranya perubahan pada
ginjal menyebabkan aliran darah ke ginjal mengalami penurunan sehingga
filtrasi glomerolus berkurang.
Tindakan keperawatan
36
gawat darurat, kritis
Ny. D (40 tahun) dibawa ke IGD karena lemas dan tidak mau makan selama 2 hari.
Pasien memiliki riwayat DM sejak 2 tahun yang lalu. Hasil pengkajian: GDS 27
mg/dl, pasien terlihat lemah, akral dingin, RR 24 x/menit, HR 88 x/menit, Suhu
36,7oC. Bagaimanakah mekanisme terapi hipoglikemi pada pasien tersebut?
a. Injeksi glucagon 1 mg melalui SC
b. Injeksi IV D40% (25 cc) bolus 1 flakon
c. Injeksi IV D40% (25 cc) bolus 2 flakon
d. Injeksi IV D40% (25 cc) bolus 3 flakon
36 Pembahasan
Seorang laki-laki (16 tahun) dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan lalu
lintas. Hasil pengkajian menunjukkan pasien mengalami cedera kepala sedang,
GCS 11, tekanan darah 110/70 mmHg, HR 98x/menit, RR 30 x/menit, tampak
retraksi dinding dada, suara napas tambahan gurgling, SpO2 85%. Apakah masalah
keperawatan utama dalam kasus tersebut?
a. Ketidakefektifan pola nafas
b. Hambatan pertukaran gas
c. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
d. Hambatan ventilasi spontan
37 Pembahasan
Data fokus:
● Pasien mengalami cedera kepala sedang
● GCS 11
● Tekanan darah 110/70 mmHg
● HR 98x/menit
● RR 30 x/menit
● Tampak retraksi dinding dada
● Suara napas tambahan gurgling
● SpO2 85%
Berdasarkan data fokus diatas masalah keperawatan yang tepat adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas,
ditandai dengan adanya suara nafas tambahan gurgling yang menandakan adanya sumbatan jalan nafas cair.
Tindakan keperawatan
38
gawat darurat, kritis
Pasien (60 tahun) dengan SAH dengan kejang berulang mendapatkan pemantauan
ketat diruang ICU. Alarm monitor berbunyi dan menunjukkan gambaran EKG
ventrikel fibrilasi. Perawat segera datang untuk melakukan DC shock dilanjutkan
dengan RJP 2 menit. Gambaran EKG setelah RJP 2 menit pertama masih
menunjukkan adanya ventrikel fibrilasi. Kemudian perawat melakukan shock dan
RJP 2 menit. Apa yang harus dilakuan selanjutnya?
a. Shock dan lanjutkan RJP
b. Shock dan masukkan epineprine 1mg via IV
c. Shock dan masukkan amiodarone 300 mg via IV
d. Shock dan masukkan amiodarone 150 mg via IV
38 Pembahasan
Seorang perawat puskesmas telah menolong warga yang tidak sadarkan diri saat
sedang melakukan kunjungan keluarga risiko tinggi. Perawat telah memeriksa nadi
karotis ternyata tidak teraba, kemudian perawat langsung melaksanakan resusitasi
jantung paru selama lima siklus dan dilakukan evaluasi menunjukkan bahwa nadi
ada dan nafas tidak ada. Apakah prosedur tindakan keperawatan selanjutnya pada
kasus tersebut?
a. melanjutkan resusitasi jantung paru sampai stabil
b. Membuka jalan nafas dan memberikan bantuan nafas dengan BVM 6 detik
sekali salama 1 menit
c. Menunggu bantuan dari petugas rumah sakit dating
d. Mengevaluasi kembali pulsasi nadi dan nafas pasien setelah satu menit
39 Pembahasan
Tn. R (78 tahun) dating ke klinik ortopedi dengan keluhan nyeri pada kedua lutut.
Perawat di ruang asesmen melakukan pengkajian status kognitif pasien. Hasil
pengkajian dengan SPMSQ pasien salah dalam menyebutkan tanggal hari ini,
tanggal lahir, dan perhitungan sederhana yang diberikan. Apakah kondisi status
intelektual yang dialami pasien tersebut?
a. Fungsi intelektual utuh
b. Fungsi intelektual kerusakan ringan
c. Fungsi intelektual kerusakan sedang
d. Fungsi intelektual kerusakan berat
40 Pembahasan
10. Kuruangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka baru, V
semua secara menurun
Total 7 3
Interpretasi:
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
Pengkajian
41
keperawatan dasar
Perawat di bangsal bedah akan melakukan perawatan luka pada pasien DM. hasil
pengkajian luka ditemukan: luka dengan diameter 3 cm x 5 cm x 3 cm, jaringan
sekitar luka berwarna kuning, mengeluarkan bau, eksudat berwarna kuning
kehijauan, dan terbentuk goa. Apakah jenis eksudat pada luka tersebut?
a. Serosa
b. Purulen
c. Sanguinosa
d. Purosanguinosa
41 Pembahasan
2. Purulen → lebih kental karena ada pus (warna bervariasi sedikit biru, hijau, atau kuning),
warna tergantung pada organisme penyebabnya. Unsur: leukosit, debris, jaringan yang
hidup dan mati, bakteri yang hidup dan mati.
3. Sanguinosa → merah gelap atau terang, eksudat sanguinosa yang terang mengindikasikan
perdarahan segar, sedangkan eksudat yang gelap menunjukkan perdarahan yang sudah
lama. Unsur: sel darah merah.
4. Serosanguinosa → drainase jernih dan ada sedikit darah, biasanya terlihat pada insisi
bedah. Unsur: sel darah merah dan serum.
5. Purosanguinosa → pus dan darah, terdapat luka baru yang terinfeksi. Unsur: leukosit,
debris jaringan mati yang cair, dan sel darah merah.
Upaya promotif dan
42
edukasi
Tindakan pencegahan penyakit DBD pada kasus tersebut adalah terkait dengan modifikasi
lingkungan. Lingkungan kelurahan dalam kasus yakni daerah tersebut padat dan dekat dengan
perindustrian, banyak selokan yang mampet, terdapat sungai dan lingkungan yang kotor. Oleh
karena itu, tindakan pencegaan yang tepat adalah bekerjasama dengan warga setempat untuk
mengadakan kerja bakti rutin.
Upaya promotif dan
43
edukasi
Indeks KATZ adalah instrument yang digunakan untuk menentukan hasil tindakan dan prognosis pada lansia
dan penyakit kronis. Indeks KATS merupakan instrumen pengkajian yang meliputi: mandi, berpakaian, toileting,
berpindah, kontinen, dan makan yang dideteksi dengan mandiri atau tergantung.
Kategori indeks KATZ digolongkan terdiri dari 7 yang dijabarkan sebagai berikut:
A. Kemandiran dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian, dan mandi
C. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI dan SATU fungsi tambahan
D. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN dan SATU fungsi tambahan
E. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL dan SATU fungsi
tambahan
F. Kemandirian dalam semua hal, KECUALI MANDI, BERPAKAIAN, KE KAMAR KECIL, BERPINDAH dan SATU
fungsi tambahan
● Keluarga menyetujui untuk tidak dilakukan resusitasi saat keadaan klien lebih memburuk (DNR) → gelang berwarna
ungu
1. Pengkajian awal (initial assessment) → pengkajian yang dilakukan saat pasien awal masuk,
sebagai dasar perencanaan asuhan keperawatan
V: mengerang → 2
15-14 → composmentis
13-12 → apatis
11-10 → delirium
9-7 → somnolen
6-5 → sopor
4 → semi comma
3 → comma
Pengkajian
47
keperawatan dasar
Saraf kranial yang mempersarafi sensasi wajah dan otot mengunyah disebut
dengan ...
a. Nerve IV (throclear)
b. Nerve V (trigeminal)
c. Nerve VII (facial)
d. Nerve XI ( spinal accessory)
47 Pembahasan
I. Olfaktorius → penghidu
Seorang remaja laki-laki (32 tahun) datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada
menjalar ke bagian leher, punggung dan lengan. Hasil pengkajian: Klien memiliki
riwayat congenital heart disease, nyeri dada, keringat dingin, nyeri hilang timbul.
Setelah dilakukan perekaman EKG, tampak gambaran ST elevasi di lead V1, V2, V3,
V4. Dimanakah lokasi infark yang dialami klien?
a. Septal
b. Antero septal
c. Anterior
d. Lateral
48 Pembahasan
Perawat melakukan visit pada pasien post op ORIF humerus (S). Perawat
melakukan penilaian kekuatan otot. Hasil pengkajian menunjukkan terdapat sedikit
kontraksi otot namun tidak ada gerakan. Berapakah skor kekuatan otot pasien
tersebut?
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
49 Pembahasan
Ketika melakukan home visit, perawat menjumpai lansia (70 tahun) yang tinggal
bersama pembantu rumah tangganya. Setelah dikaji, ART klien mengatakan
selama beberapa minggu ini klien sulit tidur, durasi kurang dari 5 jam per hari, klien
ingin menggunakan obat tidur. Apakah instrumen yang tepat untuk melanjutkan
pengkajian?
a. Pengkajian MMSE
b. Pengkajian GDS
c. Pengkajian PSQI
d. Pengkajian MNA
50 Pembahasan
Seorang laki-laki (30 tahun) dirawat di bangsal penyakit dalam karena pankreatitis
akut. Saat ini pasien mengeluh nyeri pada perut, mual dan muntah, demam, dan
perut membengkak. Apakah data laboratorium penunjang untuk menegakkan
diagnosis tersebut?
a. Pepsinogen
b. SGOT
c. Amilase
d. Widal
52 Pembahasan
Data laboratorium:
● Pepsinogen → duodenal ulcer, penurunan gastritis, penurunan potassium
● SGOT → penyakit hati
● Amilase → pankreatitis akut
● Widal → Salmonella typhi
53 Etik keperawatan
Seorang perempuan (30 tahun) dirawat di ruang bedah dengan post amputasi kaki
sebelah kiri akibat kecelakaan lalu lintas. Perawat akan memberikan terapi
mindfulness untuk membantu klien menghadapi fase berduka yang berada pada
tahap bargaining. Apakah etik keperawatan yang diterapkan oleh perawat?
a. Non-maleficience
b. Beneficience
c. Veracity
d. Otonomi
53 Pembahasan
Prinsip Beneficience
Setiap apa yang dilakukan perawat memberi kebaikan pada pasien.
Keperawatan gawat
54
darurat
Seorang anak laki-laki (3 tahun) tersedak bakso sehingga menyebabkan anak sulit
bernafas. Apakah tindakan keperawatan yang tepat untuk menolong klien
tersebut?
a. Back blow
b. Chest trust
c. Hemlich manuver
d. Abdominal trust
54 Pembahasan
Perawat akan melakukan perawatan luka pada pasien post operasi stoma hari ke
4. Perawat sudah membersihkan dan mengeringkan kulit di sekitar stoma,
selanjutnya mengobservasi stoma dan kulit di sekitarnya. Apakah tindakan yang
selanjutnya dilakukan oleh perawat?
a. Mengoleskan salep zinc
b. Mengukur dan menggambar pola stoma
c. Membuka dan merekatkan kantong kolostomi
d. Membuka kantong kolostomi
55 Pembahasan
Tn. D (45 tahun) dirawat di RS dengan post TURP atas indikasi BPH. Hasil
pengkajian: klien terpasang kateter urin, mengeluh terasa penuh pada kandung
kemih dan nyeri pada area kemaluan, nyeri terasa seperti di tusuk-tusuk dan
memberat saat digunakan untuk bergerak. Haluaran urin berwarna keruh dan
kemerahan. Pemeriksaan TTV menunjukkan tekanan darah 130/80 mmHg, HR
80x/menit RR 18x/menit. Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
a. Nyeri
b. Inkontinensia urin
c. Kecemasan
d. Defisiensi volume cairan
56 Pembahasan
Data fokus:
mengeluh terasa penuh pada kandung kemih dan nyeri pada area kemaluan, nyeri terasa
seperti di tusuk-tusuk dan memberat saat digunakan untuk bergerak
Berdasarkan data fokus tersebut, masalah keperawatan yang paling tepat adalah nyeri.
Pengkajian
57
keperawatan dasar
Tes weber
● Bertujuan untuk mengetahui lateralisasi pendengaran melalui hantara tulang
klien
● Teknik: gagang penala yang digetarkan di tengah dahi dan klien diminta
melaporkan apakah suara terdengar di telinga kiri, kanan, atau keduanya.
● Hasil:
Normal → tidak ada lateralisasi pada kedua telinga
Gangguan dengar kognitif → lateralisasi (+) ke telinga yang sakit
Gangguan dengar sensorineural → lateralisasi (+) ke telinga sehat.
Pemeriksaan telinga:
Jenis Tes Rinne Tes Weber Tes Schwabah
Tujuan Untuk membandingkan hantaran Untuk mengetahui lateralisasi Untuk membandingkan hantaran tulang
tulang dan hantaran udara pendengaran melalui hantara tulang antara telinga klien dengan telinga
pendengaran klien klien pemeriksa
Teknik • Tangkai garputala yang bergetar Gagang penala yang digetarkan di Gagang penala ditempel pada pada
ditempelkan pada tulang tengah dahi dan klien diminta mastoid klien dan jika klien
mastoid klien (hantaran tulang) melaporkan apakah suara mengatakan sudah tidak mendengar,
hingga bunyi tidak terdengar lagi terdengar di telinga kiri, kanan, atau maka pemeriksa memindahkan penala
• Penala kemudian dipindahkan ke keduanya. ke mastoidnya sendiri dan menghitung
depan liang telinga sisi yang berapa lama ia masih dapat
sama (hantaran udara) menangkap bunyi
Hasil • Rinne (+) HU > HT ditemukan • Normal → tidak ada lateralisasi • Normal → hantaran tulang klien dan
pada telinga normal dan pada kedua telinga pemeriksa sama
gangguan sensoneural • Gangguan dengar kognitif → • Memanjang → hantaran tulang klien
• Rinne (-) HU < HT ditemukan lateralisasi (+) ke telinga yang lebih lama disbanding pemeriksa
pada gangguan konduktif sakit (gangguan konduktif)
• Gangguan dengar sensorineural • Memendek → hantaran tulang klien
→ lateralisasi (+) ke telinga lebih pendek disbanding pemeriksa
sehat (gangguan sensoneural)
Syarat: pendengaran pemeriksa harus
normal
Keperawatan spesifik
58
area komunitas
Hasil survei di suatu TK didapatkan bahwa 70% siswa tidak mencuci tangan
sebelum makan, dalam satu bulan terakhir 10% siswa ijin tidak masuk sekolah
karena diare, 30% siswa mengalami ISPA, sebagian besar siswa belum
melaksanakan cuci tangan sesuai dengan aturan 6 langkah cuci tangan, dan
beberapa siswa sering lupa memotong kuku seminggu sekali. Guru mengatakan
program edukasi tentang PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali oleh
puskesmas. Apakah masalah keperawatan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko
b. Defisiensi kesehatan komunitas
c. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan
58 Pembahasan
● 70% siswa tidak mencuci tangan sebelum makan, 10% siswa ijin tidak masuk
sekolah karena diare, 30% siswa mengalami ISPA, belum melaksanakan cuci
tangan sesuai dengan aturan 6 langkah cuci tangan, program edukasi tentang
PHBS hanya dilakukan satu tahun sekali oleh puskesmas.
● Data-data mengarah ke diagnosa defisiensi kesehatan komunitas: terdapat
satu atau lebih masalah kesehatan, terdapat sikap atau perilaku yang berisiko
terhadap munculnya masalah kesehatan, belum terdapat program kesehatan
di masyarakat
Keperawatan spesifik
59
area komunitas
● Klien sudah satu bulan tidak mengikuti kegiatan prolanis dan tidak
minum obat
● Definisi ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga adalah pola
pengaturan dan pengintegrasian ke dalam proses keluarga, suatu
program untuk pengobatan penyakit dan sekuelnya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit
keluarga.
“Tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras.
Tidak ada keberhasilan tanpa kebersamaan.
Tidak ada kemudahan tanpa doa.”
Ridwan Kamil