Anda di halaman 1dari 16

KONSELING HIV/AIDS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :1 / 2

UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si


CIGALONTANG NIP.196901151989121001

1. Pengertian Konseling HIV/AIDS adalah Proses konseling pra testing, konseling post
testing, dan testing HIV yang bersifat confidential dan secara lebih dini
membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan
pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan keputusan
untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi.
Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima
status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan Testing HIV/AIDS


di UPT Puskesmas Cigalontang
3. Kebijakan

4. Referensi
Modul Konseling Dan Tes HIV Dasar Tahun 2016

5. Prosedur 1. KONSELING PRE TESTING


a. Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
b. Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan
mempersilahkan masuk keruangan.
c. Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang telah
tersedia
d. Memberi salam dan memperkenalkan diri.
e. Memeriksa ulang nomor kode pelanggan dalam formulir dokumen
pelanggan
f. Menjelaskan makna dan arti konfidensialitas
g. Menjelaskan kerangka proses VCT
h. Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan.
i. Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek
list untuk konseling pre test (cek list pada lampiran
j. Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS, termasuk
tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin, khususnya
pada penasun (IDU)
k. Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan
l. Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV,
antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan
tesHIV.
m. Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan

1
arti dari tes HIV.
n. Menjelaskan Informasi penting lainnya, antara lain:
 Ketersediaan terapi antiretroviral
 Dukungan layanan manajemen kasus
 Dukungan kelompok sebaya
 Terjaga informasi hasil tes (konfidensial)
 Informasikan bahwa pasien mempunyai hak untuk menolak
menjalani tes HIV
 Informasikan bahwa penolakan untuk menjalani tes HIV tidak
akan mempengaruhi akses pasien terhadap layanan kesehatan
lainnya
 Menilai sistem dukungan yang dimiliki klien
o. Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed
consent kepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah
pelanggan membaca isi form HIV/.AIDS.
p. Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi form rujukan
ke laboratorium.
q. Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test.
r. Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan
form laboratorium kepada petugas pengambilan darah.
s. Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan
kepada pelanggan untuk dating kembali sewaktu-waktu bila masih
memerlukan dukungan dan / atau untuk dilakukan test.
t. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.

2. KONSELING POST TESTING


a. Memeriksa ulang hasil tes klien sebelum bertemu klien untuk memastikan
kebenarannya
b. Memangggil pelanggan dengan menyebutkan nomor regester seperti
prosedur pemanggilan konseling pre-test.
c. Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruang
konseling.
d. Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test.
e. Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan umum
pelanggan.
f. Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan.
g. Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test.
 Apabila pelanggan menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil
test, maka konselor menawarkan kepada pelanggan untuk membuka
amplop bersama konselor.
 Apabila pelanggan menyatakan belum siap, konselor memberi

2
dukungan kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu
sampai pelanggan menyatakan dirinya siap.
h. Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV.
i. Memberi kesempatan pelanggan membaca hasil.
j. Menjelaskan kepada pelanggan tentang hasil testing HIV yang telah
dibuka dan yang telah dibaca bersama
k. Memberi kesempatan dan ventilasikan keadaan emosinya.
l. Menerapkan manajemen reaksi.
6. Hal-hal yang
3.1 3. BILA HASIL TEST REAKTIF
perlu a. Memeriksa data secara rinci dan memperhatikan komunikasi non verbal
dperhatikan
saat memanggil klien masuk ruangan
b. Memastikan klien siap menerima hasil tes dan tekankan kerahasiaan
c. Menyatakan hasil tes secara jelas dan langsung
d. Menyediakan waktu hening yang cukup untuk menyerap informasi tentang
hasil
e. Memeriksa pengetahuan dan pemahaman pasien tentang hasil tes
f. Menggali ekspresi dan ventilasikan emosi klien
g. Memfasilitasi coping problem (kemampuan menyelesaikan masalah).
h. Memberi kesempatan klien untuk mengajukan pertanyaan dikemudian
hari
i. Merencanakan tindak lanjut atau rujukan jika diperlukan
j. Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.
k. Konselor mengisi form pasca-konseling.

4. BILA HASIL TEST NON REAKTIF


a. Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode
jendela.
b. Menekankan informasi tentang penularan dan rencana penurunan risiko
c. Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan
Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan VCT
bagi pasangan.
d. Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan.
e. Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-
hal yang belum diketahui.
f. Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.
g. Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan
perilaku yang aman.
h. Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan.
i. Mengisi form pasca konseling.

3
7. Unit Terkait Laboratorium, pemerintah desa, kader kesehatan

8. Dokumen
Terkait

8. Rekaman No Tanggal mulai


Yang diubah Isi perubahan
historis . diberlakukan
perubahan

4
SOP PITC (PROVIDER INITIATED TESTING
AND COUNSELING )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1 / 1

UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si


CIGALONTANG NIP.196901151989121001
1. Pengertian PITC (Provider Initiated Testing and Counseling) adalah testing dan
konseling yang diinisiasi oleh petugas kesehatan untuk kepentingan :
1. Diagnostik (Diagnostic testing)
2. Tawaran Rutin(Routine Offer)
2. Tujuan Tujuan pembuatan Protap ini adalah :
1. Untuk dapat dipakai sebagai acuan bagi petugas medis yang akan
melaksanakan PITC.
2. Untuk diketahui oleh segenap petugas kesehatan tentang pelaksanaan
PITC.
Tujuan PITC adalah :
1. Untuk memeperluas cakupan VCT di lingkungan pelayanan medis
Puskesmas Rawat Inap Sukamantri
2. Agar setiap dokter atau tenaga medis di lingkungan Puskesmas Rawat
Inap Sukamantri dapat mengawali/menginisiasi testing, untuk kemudian
dilanjutkan dengan VCT.
3. Untuk dapat mendeteksi lebih dini status HIV pasien.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang TimPenanggulangan HIV/AIDS
4. Referensi Modul Konseling Dan Tes HIV Dasar Tahun 2016
5. Prosedur Dokter yang memeriksa atau merawat pasien menawarkan pemeriksaan tes
HIV kepada pasien,
1. Dokter memberikan informasi singkat tentang HIV dan alasan menjalani
tes.
 Apabila pasien setuju untuk diperiksa maka pasien menandatangani
persetujuan tes pada kartu rekam medik.
 Kalau pasien tidak setuju, dianjurkan untuk menjalani VCT.
 Bagi pasiean yang setuju, diambil darahnya kemudian dibawa ke
laboratorium.
2. Setelah hasil pemeriksaan laboratorium selesai, dokter yang merawat
meminta konselor untuk melakukan konseling pembukaan hasil
pemeriksaan laboratorium

6. Unit Terkait Rekam Medis, BP Umum, KIA

7. Dokumen
Rekam Medis, Informed Consent
Terkait
No Tanggal mulai
9. Rekaman Yang diubah Isi perubahan
. diberlakukan
historis
perubahan

5
PEMERIKSAAN LABORATORIUM MOBILE
VCT/IMS LUAR GEDUNG
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1 / 1

UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si


CIGALONTANG NIP.196901151989121001
1. Pengertian Pemeriksaan Laboratorium diluar gedung adalah salah satu kegiatan
pemeriksaan laboratorium guna menunjang diagnose suatu penyakit yang
dilaksanakan diluar gedung. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan Mobile
VCT/IMS.
2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melaksanakan pelayanan di luar gedung.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No………………….. tentang pelayanan
laboratorium di puskesmas.
4. Referensi 1. PerMenKes no 43 tahun 2013 tentang cara penyelenggaraan
laboratorium klinik yang benar.
Modul Pelatihan tehnis laboratorium tahun 2015
5. Prosedur 1. Petugas klinik VCT/IMS puskesmas menerima undangan dari KPA atau
LSM untuk melakukan pemeriksaan populasi kunci diluar gedung .
2. Petugas klinik VCT menginformasikan kepada petugas laboratorum untuk
melaksanakan pemeriksaan diluar gedung dan diluar jam kerja.
3. Petugas laborat dan Petugas VCT/IMS melaporkan ke kepala puskesmas.
4. Petugas membuat surat perintah tugas dari kepala puskesmas dan
membawa daftar lokasi.
5. Petugas laboratorium menyiapkan alat dan reagen pemeriksaan.
6. Petugas VCT melakukan konselor dan meminta persetujuan pasien untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium.
7. Petugas laborat mengambil spesimen pasien setelah pasien
menandatangani inform consed.
8. Petugas melakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur parameter
pemeriksaan laboratorium yang diminta.
9. Petugas laboratorium membawa limbah sisa pemeriksaan ke puskesmas
untuk dilakukan pemisahan dan pengolahan limbah.
10.Petugas laboratorium menulis hasil pemeriksaan di form hasil pemeriksan
dan di register pasien VCT/IMS.
11.Petugas mengirim hasil ke petugas klinik VCT/IMS yang meminta
pemeriksaan.

6. Unit Terkait Petugas laboratorium, klinik VCT/IMS

7. Dokumen Terkait Rekam Medis, Informed Consent

No Tanggal mulai
Yang diubah Isi perubahan
8. Rekaman historis . diberlakukan
perubahan

6
SOP VCT
( VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING )
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1 / 1

UPT
Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si
PUSKESMAS
NIP.196901151989121001
CIGALONTANG
1. Pengertian Konseling dan tes sukarela selanjutnya disebut VCT (Voluntary Counseling and
Testing) adalah kegiatan konseling yang bersifat sukarela dan rahasia antara
konselor dari Tim penanggulanggan HIV-AIDS dengan orang yang ingin
mengetahui status HIV nya atau orang yang berisiko tertular HIV.

Disebut telah menjalani VCT apabila menjalani : konseling pre tes, testing, dan
konseling pasca tes.

Konseling adalah saran, anjuran, nasehat profesional yang diberikan kepada


seseorang yang mempunyai masalah/problem (oxford Advance Learnes
Dictionary 4th ed).

Konselor adalah petugas yang memiliki ketrampilan konseling dan pemahaman


akan seluk beluk HIV/AIDS.

Prosedur Pelaksanaan VCT adalah alur pelayanan yang wajib dilalui oleh
semua orang yang akan menjalani VCT di Puskesmas Rawat Inap Sukamantri.

3. Tempat melaksanaan VCT adalah ruang Konseling VCT


2. Tujuan Tujuan pembuatan protap ini :

1. Sebagai acuan baagi petugas medis & non medis di Puskesmas Rawat
Inap Sukamantri dalam pelaksanaan VCT.
2. Sebagai acuan bagi orang yang akan menjalani tes HIV.
3. Sebagai pedoman pelaksanaan pemeriksaan tes HIV
Tujuan pelaksanaan VCT adalah :

 Membantu terduga HIV dan atau ODHA untuk melakukan perubahan


perilaku ke arah perilaku lebih sehat dan aman melalui:
a. Memberikan dukungan psikologis bagi pasien & keluarga.
b. Mencegah penularan HIV dengan menyampaikan informasi tentang
perilaku berisiko
 Membantu mengembangkan keahlian pribadi yang diperlukan untuk
mendukung perilaku hidup sehat.
 Memastikan pengobatan yang efektif sedini mungkin termasuk alternatif
pemecahan berbagai masalah.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang TimPenanggulangan HIV/AIDS

7
4. Referensi Modul Konseling Dan Tes HIV Dasar Tahun 2016
5. Prosedur 1. Klien atau pasien yang akan menjalani VCT baik datang sendiri atau dikirim
oleh petugas medis terlebih dahulu mendaftar di tempat pendaftaraan
2. Klien/Pasien menjalani konseling.
3. Apabila setuju untuk diperiksa tes HIV, klien/pasien menandatangani
Informed Consent yang disediakan
4. Klien menjalani tes di laboratorium .
5. Untuk pembukaan hasil tes anti HIV, klien/pasien menjalani konseling pasca
tes.
6. Bagi pasien yang belum setuju untuk menjalani tes pada saat itu dianjurkan
untuk kunjungan ulang pada waktu yang disepakati.

6. Unit Terkait Rekam Medis, BP Umum, KIA

7. Dokumen
Rekam Medis, Informed Consent
Terkait
Tanggal mulai
8. Rekaman No. Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
historis
perubahan

8
PENYULUHAN HIV AIDS

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :1 / 1

UPT
Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si
PUSKESMAS
NIP.196901151989121001
CIGALONTANG
1. Pengertian Penyuluhan HIV AIDS adalah suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan
pengetahuan kesehatan tentang penyakit HIV AIDS meliputi cara penularan,
gejala atau tanda serta pengobatannya, kepada masyarakat kelompok atau
individu dengan harapan masyarakat atau individu memperoleh pengetahuan
tetang penyakit HIV AIDS.
2. Tujuan Agar supaya sasaran:

 Dapat memahami pengertian penyakit HIV AIDS


 Mengetahui tanda-tanda / gejala penyakit HIV AIDS
 Mengetahui Cara penularanya
 Mengetahui Cara pencegahannya
 Mengetahui Cara pengobatannya
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas tentang TimPenanggulangan HIV/AIDS

4. Referensi Modul Konseling Dan Tes HIV Dasar Tahun 2016


5. Prosedur 1. Petugas membuka kegiatan penyuluhan dengan salam
2. Petugas memperkenalkan diri
3. Petugas menjelaskan tujuan dari penyuluhan HIV AIDS
4. Petugas menyampaikan materi penyuluhan :
 Pengertian tentang penyakit HIV AIDS
 Persepsi masyarakat tentang penyakit HIV AIDS
 Tanda – tanda penyakit HIV AIDS
 Cara penularan penyakit HIV AIDS
 Cara pencegahanpenyakit HIV AIDS
 Penatalaksanaanpengobatanpenyakit HIV AIDS
6. Diagram alir
Petugas membuka kegiatan penyuluhan dengan salam

Petugas memperkenalkan diri

Petugas menjelaskan tujuan dari penyuluhan HIV AIDS

9
Petugas menyampaikan materi penyuluhan :
Pengertian tentang penyakit HIV AIDS

Persepsi masyarakat tentang penyakit HIV AIDS

Tanda – tanda penyakit HIV AIDS

Cara penularan penyakit HIV AIDS

Cara pencegahanpenyakit HIV AIDS

Penatalaksanaan pengobatan penyakit HIV AIDS

Tutup

1. PJ Program HIV AIDS


7. Unit Terkait 2. PJ Program Promkes
3. Unit P2p
1. Materi penyuluhan
2. Surat Undangan
8. Dokumen
3. Daftar Hadir
Terkait
4. Notulen
Dokumentasi
Tanggal mulai
9. Rekaman No. Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
historis
perubahan

10
Penyuluhan HIV/AIDS Di Sekolah
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman : 1
UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si
CIGALONTANG NIP.196901151989121001
1.Pengertian Penyuluhan HIV/AIDS adalah upaya menyampaikan informasi yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai HIV/AIDS sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilaku sasaran penyuluhan program HIV/AIDS.
2.Tujuan meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai
HIV/AIDS serta menghilangkan stigma dan diskriminasi masyarakat serta
petugas kesehatan terhadap ODHA.
3.Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
4. Refrensi Buku Modul Konseling Dan Tes HIV Tahun 2016
5. Langkah- 1. Memberitahukan kepada kepala sekolah untuk menyiapkan tempat dan
langkah mengumpulkan siswa/siswi SMP/SMA
2. Petugas turun ke sekolah dan membawa perlengkapan
3. Petugas membuka kegiatan penyuluhan dengan salam
4. Petugas memperkenalkan diri
5. Petugas menjelaskan tujuan dari penyuluhan HIV AIDS
6. Petugas menyampaikan materi pencegahan, penularan, HIV/AIDS dan
Napza
7. Diskusi, Tanya jawab
8. Petugas menutup kegiatan penyuluhan dengan salam

Penyampaian materi
pencegahan, penularan Diskusi, Tanya
pembukaan
HIV/AIDS dan Napza jawab
6.Bagan Alir

Penutupan

7.Hal hal yang Materi di harus di sampaikan dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh
perlu diperhatikan anak sekolah.
8.Unit Terkait 1. PJ Program HIV/AIDS
2. PJ Program Promkes
9.Dokumen Terkait 5. Materi Penyuluhan
6. Surat Undangan
7. Daftar Hadir
8. Notulen
9. Dokumentasi kegiatan
10.Rekaman
Historis perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
.

11
Penyuluhan HIV/AIDS Pada Bumil
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman : 1/2
UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si
CIGALONTANG NIP.196901151989121001
1.Pengertian Penyuluhan HIV/AIDS adalah upaya menyampaikan informasi yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai HIV/AIDS sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilaku sasaran penyuluhan program HIV/AIDS.
2.Tujuan meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai
HIV/AIDS serta menghilangkan stigma dan diskriminasi masyarakat serta
petugas kesehatan terhadap ODHA.
3.Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
4. Refrensi Buku Modul Konseling Dan Tes HIV Tahun 2016
5. Langkah- 9. Memberitahukan kepada Biden Desa untuk menyiapkan tempat dan
langkah mengumpulkan para bumil
10. Petugas turun ke desa (Kelas Bumil) dan membawa perlengkapan
11. Petugas membuka kegiatan penyuluhan dengan salam
12. Petugas memperkenalkan diri
13. Petugas menjelaskan tujuan dari penyuluhan HIV AIDS
14. Petugas menyampaikan materi HIV/AIDS terutama PPIA
15. Diskusi, Tanya jawab
16. Petugas menutup kegiatan penyuluhan dengan salam

Penyampaian materi
Diskusi, Tanya
pembukaan HIV/AIDS terutama
jawab
PPIA
6.Bagan Alir

Penutupan

7.Hal hal yang 1. Konfidensialitas harus terjaga


perlu diperhatikan 2. Mateti harus disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti
sasaran.
8.Unit Terkait 1. PJ Program HIV/AIDS
2. PJ Program Promkes
3. Bidan desa
9.Dokumen Terkait 10. Materi Penyuluhan
11. Surat Undangan
12. Daftar Hadir
13. Notulen
14. Dokumentasi
10.Rekaman
Historis perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
.

12
Penyuluhan HIV/AIDS Pada Masyarakat
No Dokumen :
No Revisi :
SOP
Tgl Terbit :
Halaman : 1
UPT PUSKESMAS Iwan Setiawan, S.Kep, M.Si
CIGALONTANG NIP.196901151989121001
1.Pengertian Penyuluhan HIV/AIDS adalah upaya menyampaikan informasi yang
diarahkan untuk meningkatkan pengetahuan yang benar dan
komprehensif mengenai HIV/AIDS sehingga terjadi perubahan sikap dan
perilaku sasaran penyuluhan program HIV/AIDS.
2.Tujuan meningkatkan pengetahuan yang benar dan komprehensif mengenai
HIV/AIDS serta menghilangkan stigma dan diskriminasi masyarakat serta
petugas kesehatan terhadap ODHA.
3.Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 21 Tahun 2013 tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS
4. Refrensi Buku Modul Konseling Dan Tes HIV Tahun 2016
5. Langkah- 17. Memberitahukan kepada Kepala Desa untuk menyiapkan tempat
langkah dan mengumpulkan warga masyarakat
18. Petugas turun ke desa dan membawa perlengkapan
19. Petugas membuka kegiatan penyuluhan dengan salam
20. Petugas memperkenalkan diri
21. Petugas menjelaskan tujuan dari penyuluhan HIV AIDS
22. Petugas menyampaikan materi HIV/AIDS dan penyakit IMS
23. Diskusi, Tanya jawab
24. Petugas menutup kegiatan penyuluhan dengan salam

Penyampaian materi Diskusi, Tanya


pembukaan HIV/AIDS dan penyakit jawab
IMS
6.Bagan Alir

Penutupan

7.Hal hal yang Materi di harus di sampaikan dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh
perlu diperhatikan masyarakat
8.Unit Terkait 1. PJ Program HIV/AIDS
2. PJ Program Promkes
9.Dokumen Terkait 15. Materi Penyuluhan
16. Surat Undangan
17. Daftar Hadir
18. Notulen
19. Dokumentasi
11.Rekaman
Historis perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
.

13
DAFTAR ISI

Konseling hiv/aids ………………………………………….……...…………..…………..…… 1


SOP PITC (provider initiated testing and counseling)………………………… …………… .5
Pemeriksaan laboratorium mobile vct/ims luar gedung ………………… …………….……6
sop vct ( voluntary counseling and testing )………………… ………………………….……7
Penyuluhan HIV AIDS ……. ………………………………………………………….………...5
Penyuluhan HIV/AIDS Di Sekolah ………………………………………………………….…11

Penyuluhan HIV/AIDS Pada Bumil………………………………………………………….…12

Penyuluhan HIV/AIDS Pada Masyarakat ……………………………………………………13.

14
SOP PROGRAM HIV/AIDS
PUSKESMAS CIGALONTANT
No Dokumen : / /2018
Tanggal Terbit : 2018
No Revisi :

PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

15
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CIGALONTANG
TAHUN 2018

16

Anda mungkin juga menyukai