Anda di halaman 1dari 12

RSUD MENGGALA

KAB. TULANG BAWANG

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


RSUD MENGGALA

ATONIA UTERI
1. Pengertian (Definisi) Suatu tindakan intervensi pada ibu bersalin untuk menghentikan
perdarahan segera setelah plasenta lahir akibat tidak adanya
kontraksi uterus setelah 15 detik di lakukan masase.
2. Asesmen Keperawatan 1. Uterus lembek
2. Perdarahan encer dan berwarna merah segar
3. Syok Haemoragik
3. Diagnosis Keperawatan 1. Keluarnya darah yang sangat banyak dan tidak terkontrol
setelah bayi dilahirkan.
2. Tekanan darah menurun.
3. Peningkatan denyut jantung.
4. Jumlah sel darah merah di dalam tubuh ibu menurun.
5. Rasa nyeri dan muncul pembengkakan pada vagina.
6. Nyeri punggung

4. Kriteria Evaluasi/ Nursing 1. Monitor tanda-tanda vital


Outcome 2. Monitor kontraksi uterus
3. Cek kadar HB
4. Kecemasan berkurang
5. Syok teratasi
6. Kebutuhan sehari – hari terpenuhi
5. Intervensi Keperawatan 1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan untuk
mengatasi perdarahan.
3. Mengukur intake output
4. Memantau kontraksi uterus
5. Melakukan pengambilan sample darah untuk periksaan
kadar HB
6. Memantau kala IV persalinan.
6. Informasi dan Edukasi 1. Penjelasan tindakan yang akan di lakukan dalam
penanganan perdarahan karena tidak adanya kontraksi
uterus.
2. Penjelasan tentang tanda-tanda syok.

3. Menurunkan kecemasan
4. Perawatan post partum
7. Evaluasi 1. Aktifitas di rumah
2. Perdarahan teratasi
3. Cara menurunkan nyeri
4. Perawatan pasca penanganan perdarahan.
5. Periksa kadar HB, leukosit, trombosit,
8. Penelaah Kritis Sub Komite Mutu Keperawatan
9. Kepustakaan 1. JNPK _KR. 2008. Pelayanan obsetri dan neonatal
emergensi dasar (PONED)
2. Kusmiyati, Dkk. 2009. Perawatan ibu hamil. Yogjakarta :
Fitramaya
3. Nugroho, taufan. 2010. Buku ajar obstetric. Yogjakarta :
Nuha Medika
4. Manuaba. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC
5. PPKC. 2002. Pelatihan manajemen asuhan kebidanan.
Jakarta
6. Prawirohardjo, S. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
RSUD MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


RSUD MENGGALA
RETENSIO PLACENTA
Pengertian (Definisi) Tertahannya plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi
baru lahir.

Penyebab 1. Faktor maternal


- Usia lanjut
- Multiparitas
2. Faktor uterus
- Bekas SC
- Bekas pembedahan uterus
- Anomaly uterus
- His yang kurang adekuat
- Pembentukan contraction ring
- Implantasi corneal
- Kelainan bentuk plasenta

Diagnosa Plasenta belum lahir atau tertahan hingga atau melebihi 30 menit stelah
bayi lahir

Kondisi Klinis Terkait - Kala III persalinan


- Placenta akreta
- Placenta inkreta
- Placenta perkreta

Kriteria Hasil 1. Placenta lahir


2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi perdarahan
4. Kontraksi uterus baik
5. Tinggi fundus uteri dalam batas normal
6. Kecemasan berkurang
Intervensi Keperawatan 1. Pemantauan tanda-tanda vital
2. Penjelasan tentang tindakan yang akan di lakukan untuk mengatasi
perdarahan.
3. Mengukur intake output
4. Memastikan tidak ada sisa plasenta yang tersisa
5. Memantau kontraksi uterus
6. Melakukan pengambilan sample darah untuk periksaan kadar HB
Informasi dan Edukasi 1. Penjelasan tentang retensio placenta dan tindakan yang akan
dilakukan
2. Penjelasan tentang teknik relaksasi
3. Menurunkan kecemasan
4. Perawatan post partum
Kepustakaan
1. Direktorat Kesga, Dirjen Kesmas, Kemenkes RI, 2018, Modul
Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Penanganan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal Bagi Dokter Umum, Bidan dan Perawat,
Kemenkes RI, Jakarta.

2. Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat, 2019,


Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan,
Islampos Global Media, Bandung.
3. Saifuddin, Abdul Bari., dkk, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta
RSUD MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


RSUD MENGGALA
PERSALINAN DENGAN PRESENTASI BOKONG
Pengertian (Definisi) Asuhan keperawatan pada pasien dengan persalinan dimana letak bayi
sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau didaerah pintu atas
panggul atau simfisis.
Penyebab 1. Persalinan premature
2. Tungkai ekstensi
3. Kehamilan kembar
4. Polihidramnion
1. Hidrosefalus
2. Abnormalitas uterus
3. Placenta previa
4. Panggul sempit
5. Multiparitas
6. IUGR
7. Rahim yang sangat elastic
Diagnosa 1. Pemeriksaan Palpasi Leopold
- Leopolod I : teraba kepala janin yang keras dan bulat.
- Leopold II : bagian kanan dan kiri teraba punggung dan bagian-
bagian kecil janin.
- Leopold III : teraba bokong, agak bulat, tidak melenting.
- Leopold IV : Setelah terjadi engagement, menunjukkan posisi
bokong yang mapan di bawah simfisis.
2. Pemeriksaan auskultasi
Pada pemeriksaan ini punctum maximum/ letak DJJ biasanya
terdengar paling keras pada daerah atas umbilicus ibu.
3. Pemeriksaan USG
4. Pemeriksaan Dalam
Pada presentasi bokong murni, teraba sacrum, anus, kedua
tuberositas isciadica, dan stelah terjadi penurunan lebih lanjut,
genetalia dapat dikenali.

Kondisi Klinis Terkait Inpartu


Kriteria Hasil 1. Persalinan berlangsung normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi perdarahan
4. Kontraksi uterus baik
5. Tinggi fundus uteri dalam batas normal
6. Kecemasan berkurang
7. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
8. Tidak ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Keperawatan 1. Pemantauan tanda-tanda vital ibu


2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk pertolongan persalinan
agar berlangsung dengan lancar
3. Manajemen nyeri
- Lakukan tekhnik relaksasi
4. Pemantauan kemajuan persalinan
5. Monitoring denyut jantung bayi
6. Memonitoring pembukaan cervix, penurunan kepala serta pengeluaran
cairan pervaginan
7. Melakukan tidakan penurunan kecemasan
8. Perawatan post partum
9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Informasi dan Edukasi 1. Penjelasan tentang proses persalinan
2. Penjelasan tentang teknik relaksasi
3. Menurunkan kecemasan
4. Penjelasan tentang cara mengejan yang baik
5. Perawatan post partum

Kepustakaan 1. Cunningham, F., Gry, F., Gent Norman, J., Lenevo Kenneth, C.,
Gilstrap III Larry, C., Hauth John, D., et al, 2006, Obstetri Williams,
Edisi ke-21 Vol.2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
2. Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat, 2019,
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Kebidanan,
Islampos Global Media, Bandung.
3. Saifuddin, Abdul Bari., dkk, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta
4. Varney, H, 2007, Buku Ajar Kebidanan Edisi 4, EGC, Jakarta
RSUD MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


RSUD MENGGALA

DISTOSIA BAHU
Pengertian (Definisi) Suatu keadaan dimana setelah kepala dilahirkan, bahu anterior tidak
dapat lewat di bawah simfisis pubis atau tersangkutnya bahu janin dan
tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Penyebab 1. Deformitas panggul
2. Bayi Makrosomia
3. Multipara
4. Fase aktif dan persalinan kala II yang pendek
Diagnosa 1. Kepala bayi telah lahir namun masih erat berada di vulva
2. Kepala bayi telah lahir tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle
sign)
3. Tidak terjadi putaran paksi luar
4. Bahu tidak lahir setelah 60 detik setelah lahirnya kepala

Kondisi Klinis Terkait Kala II Persalinan

Kriteria Hasil 1. Bayi dapat dilahirkan


2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi perdarahan
4. Kontraksi uterus baik
5. Tinggi fundus uteri dalam batas normal
6. Kecemasan berkurang

Intervensi Keperawatan 1. Pemantauan tanda-tanda vital ibu


2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan untuk pertolongan persalinan
agar berlangsung dengan lancar
3. Manajemen nyeri
- Lakukan tekhnik relaksasi
4. Pemantauan kemajuan persalinan
5. Monitoring denyut jantung bayi
6. Memonitoring pembukaan cervix, penurunan kepala, serta pengeluaran
cairan pervaginan
7. Melakukan tidakan penurunan kecemasan
8. Perawatan post partum
9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Informasi dan Edukasi 1. Penjelasan tentang proses persalinan
2. Penjelasan tentang tekhnik relaksasi
3. Menurunkan kecemasan
4. Penjelasan tentang cara mengejan yang baik
5. Perawatan post partum
Kepustakaan
1. Direktorat Kesga, Dirjen Kesmas, Kemenkes RI, 2018, Modul
Pelatihan Bagi Pelatih (TOT) Penanganan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal Bagi Dokter Umum, Bidan dan Perawat,
Kemenkes RI, Jakarta.
2. Saifuddin Abdul Bari, dkk, 2010, Buku Acuan Nasional Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
3. Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia Provinsi Jawa Barat, 2019,
Standar Operasional Proserdur (SOP)Pelayanan Kebidanan,
Islampost Global Media, Bandung

RSUD MENGGALA
KAB. TULANG BAWANG

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN (SAK)


RSUD MENGGALA

PARTUS PREMATURUS IMMINENS


Pengertian (Definisi) Suatu keadaan dimana kontraksi uterus yang teratur setelah kehamilan
20 minggu dan sebelum 37 minggu, dengan interval kontraksi 5 hingga 8
menit atau kurang dan disertai dengan satu atau lebih tanda perubahan
serviks yang progresif, dilatasi serviks 2 cm atau lebih, dan penipisan
serviks 80 persen atau lebih.
Penyebab 1. Kehamilan multiple
2. Hidramnion
3. Anomaly uterus
4. Interval persalinan terakhir dengan awal kehamilan < 6 bulan
5. Usia Ibu < 20 tahun atau >35 tahun
6. Riwayat ketuban pecah dini
7. Inkompetensi serviks

Diagnosa 1. Usia kehamilan antara 20 dan 37 minggu


2. Kontraksi uterus (his) yang dapat disertai atau tidak adanya lendir
darah.
3. Pemeriksaan dalam menunjukkan bahwa serviks telah mendatar 50-
80% atau membuka sedikitnya 2 cm
4. Selaput ketuban seringkali telah pecah
5. Rasa kaku di perut menyerupai kaku menstruasi, rasa tekanan
interpelvik dan nyeri bagian belakang.
6. Mengeluarkan lendir pervaginam, bercampur darah.
7. Tes fibronektin janin positif (tFn)

Kondisi Klinis Terkait 1. Primigravida


2. Multigravida
Kriteria Hasil 3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Tanda-tanda persalinan tidak ada
5. Kontraksi uterus tidak ada
6. Kecemasan berkurang
7. Kebutuhan sehari-hari terpenuhi
8. Kehamilan dapat dipertahankan sampai usia kehamilan cukup bulan

Intervensi Keperawatan 1. Monitor tanda tanda vital ibu


2. Penjelasan tindakan yang akan di lakukan untuk mempertahankan
kehamilan atau bahkan kemungkinan terjadinya persalinan preterm.
3. Menyiapkan obat – obatan untuk therapy konservatif.
4. Melalukan tindakan penurunan kecemasan
5. Memantau denyut jantung janin.
6. Memantau kemungkinan terjadinya persalinan.
7. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Informasi dan Edukasi 1. Penjelasan tentang therapy konservatif pertahankan kehamilan
2. Penjelasan tentang tekhnik relaksasi
3. Menurunkan kecemasan
4. Penjelasan tentang bedrest total
5. Penjelasan tentang kemungkinan terjadinya persalinan
Kepustakaan 1. Creasy, RK., Herron MA. 2009. Prevention of Preterm Birth. Obstetry
Gynecologist Journal; 102; 488-492
2. Oxorn, H., Forte, WR, 2010, Ilmu Kebidanan : Patologi & Fisiologi
Persalinan, Yogyakarta, Hal. 581-602
3. Panduan Praktik Klinik KSM Obstetri dan Ginekologi RSUD Dr.
Moewardi

Anda mungkin juga menyukai