Anda di halaman 1dari 4

PEMERIKSAAN THORAX

No. Dokumen: Revisi: Halaman


360/3/SPO/2017 0 1/4
RUMAH SAKIT UMUM
YARSI PONTIANAK
Tanggal Terbit: Ditetapkan oleh
Direktur RSU Yarsi Pontianak
9 Maret 2017
Standar Prosedur
Operational (SPO)
dr. H. Pendi T. Perdjaman, M.Kes
NIK 140074174

Yang dimaksud dengan pemeriksaan thorax adalah pemotretan dengan


Pengertian
sinar-x untuk mendiagnosa adanya kelainan pada daerah thorax.

Tujuan Sebagai acuan dalam pelaksanaan berbagai variasi pemeriksaan thorax.

Surat Keputusan direktur Rumah Sakit Umum Yarsi Pontianak Nomor


Kebijakan
139/Y/RSU/AK-III/2017 Tentang Pemeriksaan Thorax

1. Pemeriksaan Fisik
a. Tanggalkanbenda-benda radioopaque pada daerah yang akan difoto.
b. Mengganti pakaian pasien dengan baju khusus pemeriksaan rontgen.

2. Penatalaksanaan

a. Posisi PA

1) Pasien berdiri tegak menghadap ke kaset stand.


2) Punggung tangan diletakkan pada panggul, siku fleksi di tarik ke
depan.
3) Atur penyinaran dan faktor eksposi :
a) CR : horisontal / tegak lurus kaset / film
b) CP : vertebra thoracal IV – V
Prosedur c) FFD : 120-150 cm untuk paru-paru (200 cm untuk jantung).
d) KV : 56 - 62 KV
e) Ma : 100-200 Ma
f) sec : 0,5 - 0,8 sec

4) Pasang marker R/L pada kaset film.


5) Eksposisi dilakukan pada saat tahan nafas setelah tarik nafas
dalam.
6) Kriteria :
Tercakup kedua lapangan paru, termasuk kedua sinus
costropenicus dan apex pulmonum. Kedua scapula tidak menutup
lapangan paru. Diafragma kira –kira setinggi iga 10 belakang.
Kedua sterno clavicular joint berjarak sama terhadap pertengahan
vertebra thoracalis. Tarnpak vertebra thoracalis sampai thoracal
IV.
PEMERIKSAAN THORAX
No. Dokumen: Revisi: Halaman
360/3/SPO/2017 0 2/4

RUMAH SAKIT UMUM


YARSI PONTIANAK

b. Posisi AP

1) Pasien supine diatas tempat tidur.


2) Kedua tangan lurus ke samping.
3) Atur penyinaran dan faktor eksposi :
a) CR : Vertikal tegak lurus kaset / film
b) CP : Setinggi vertebra thoracal IV - V
c) FFD : 120 - 150 cm untuk paru (200 untuk jantung).
d) KV : 50 – 56 KV.
e) MA : 100 – 200 Ma
f) Sec : 0,4 - 0,6 sec.

4) Pasang marker R/L pada kaset film


5) Dilakukan eksposi pada saat pasien tahan nafas setelah menarik
nafas dalam.

c. Posisi Lateral

1) Pasien berdiri menyamping pada sisi yang akan difoto terhadap


kaset stand.
2) Kedua tangan diatas kepala dan axial pada sisi yang difoto
menempel pada kaset.
3) Atur penyinaran dan faktor eksposi:
a) CR : horizontal tegak lurus kaset / film
b) CP : setinggi thoracal 4-5 (di bawah pertengahan axilla)
c) KV : 70 - 76 KV
d) Ma : 200 Ma
e) Sec : 0,08 - 0,10 sec.

4) Pasang marker R/L padakaset film


5) Eksposi dilakukan pada saat tahan nafas setelah tarik nafas
inspirasi penuh
6) Kriteria : Tercakup kedua lapangan paru, diafragma dan sinus
costophrenicus. Vertebra thoracal satu garis. Bayangan costae
tidak superposisi. Sternum satu garis dan Nampak processus
spinosus.

d. Top Lordotik

1) Atur agar pasien berdiri 1- 2 langkah di depan Cassette Stand


menghadap ke arah tabung sinar- X
2) Tekuk punggung pasien ke belakang, minta pasien agar
menyandarkan bahunya pada Casette stand.
3) Letakkan kedua punggung tangan pasien di pinggang, siku
ditekuk dan ditarik kedepan
4) Atur kemiringan tabung 20º ke arah kepala dengan central point
pada Xiphoid.
PEMERIKSAAN THORAX
No. Dokumen: Revisi: Halaman
360/3/SPO/2017 0 3/4
RUMAH SAKIT UMUM
YARSI PONTIANAK

5) Letakkan marker R/L pada cassette stand / bidang film di sisi


luar atas daerah yang diperiksa
6) Tentukan besaran kV dan mAS yang akan digunakan, sesuaikan
dengan usia dan tebal obyek.
7) Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam dan menahan
nafas. Lakukan eksposi saat pasien menahan nafas.

e. RLD (Right Lateral Decubitus)

1) Pasien berbaring pada sisi kanan tubuhnya di atas meja


pemeriksaan menghadap ke arah tabung.
2) Ganjal tubuh pasien pada yang menempel bidang film agar
terbentuk jarak dari tubuh pasien terhadap meja pemeriksaan /
bidang film.
3) Minta pasien untuk mengangkat dagunya serta mengangkat
lengannya ke arah kepala, dan tekuk siku kebelakang.
4) Tempatkan kaset dan lysholm menempel pada punggung atas
pasien, dan pastikan seluruh wilayah thorax tercakup.
5) Atur Tabung Sinar-x agar Central ray tegak lurus kaset, atur
Central point agar terletak pada Xiphoid.
6) Gunakan “marker” permanen RLD pada sisi atas kaset, diluar dari
area yang akan difoto
7) Tentukan Besaran kV dan mAS yang akan digunakan, sesuaikan
dengan usia dan tebal obyek.
8) Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam dan menahan nafas
dan lakukan eksposi saat pasien menahan nafas

f. LLD (Left Lateral Decubitus)

1) Pasien berbaring pada sisi kiri tubuhnya di atas meja pemeriksaan


menghadap ke arah tabung.
2) Ganjal tubuh pasien pada yang menempel bidang film agar
terbentuk jarak dari tubuh pasien terhadap meja pemeriksaan /
bidang film.
3) Minta pasien untuk mengangkat dagunya serta mengangkat
lengannya ke arah kepala, dan tekuk siku kebelakang.
4) Tempatkan Kaset dan Lysholm menempel pada punggung atas
pasien, dan pastikan seluruh wilayah thorax tercakup.
5) Atur tabung Sinar-x agar Central ray tegak lurus kaset, atur
Central point agar terletak pada Xiphoid.
6) Gunakan “marker” permanen LLD pada sisi atas kaset, diluar dari
area yang akan difoto
7) Tentukan Besaran kV dan mAS yang akan digunakan, sesuaikan
dengan usia dan tebal obyek.
8) Instruksikan pasien untuk menarik nafas dalam dan menahan
nafas.
9) Lakukan eksposi saat pasien menahan nafas
PEMERIKSAAN THORAX
No. Dokumen: Revisi: Halaman
360/3/SPO/2017 0 4/4
RUMAH SAKIT UMUM
YARSI PONTIANAK

1. Unit Rawat Inap


Unit Terkait 2. Unit Gawat Darurat
3. Satuan Pengawas Internal

Anda mungkin juga menyukai