Anda di halaman 1dari 4

Pancasila sebagai Entitas dan Identitas Bangsa Indonesia

dan perwujudan Profil Pelajar Pancasila pada


Pendidikan yang Berpihak pada Peserta Didik dalam
Pendidikan Abad ke-21.
Oleh Vini Alvianita

Nilai Pancasila menyatukan banyak perbedaan


Tantangan
baik itu perbedaan suku, budaya, adat, bahasa
Pancasila dikatakan sebagai Entitas dan
daerah, agama dan warna kulit khususnya
Identitas bangsa Indonesia karena Pancasila
perbedaan yang terdapat di sekolah. Dari
lahir dari adanya keanekaragaman masyarakat
perbedaan itu tentunya banyak tantangan yang
Indonesia. Hal itulah yang membedakan
dihadapi khususnya tantangan di abad ke-21.
Indonesia dengan Negara lain. Indonesia
Berikut tantangan yang dihadapi
memiliki keunikan dari penduduk dan letak
geografisnya yang tidak dimiliki oleh bangsa 1. Dampak Penggunaan teknologi
lain. Hal unik yang lain adalah Pancasila Tidak bisa dipungkiri perkembangan
dijadikan sebagai fondasi pendidikan karena teknologi di abad 21 ini sangatlah pesat
pancasila memiliki nilai religius dan persatuan. sehingga selain memiliki dampak positif,
juga memiliki dampak negatif terhadap 2. Kurangnya keteladanan guru terhadap

penerapan nilai-nilai pancasila di sekolah. nilai-nilai profil pelajar pancasila

Salah satu contoh dampak negative adalah Nilai-nilai profil pelajar pancasila

penggunaan gadget. Berdasarkan dalam diharapkan bisa membentuk karakter

sebuah penelitian, ada beberapa dampak peserta didik. Namun, hal itu akan lebih

negatif penggunaan gadget di sekolah mudah dicapai apabila ada keteladanan dari

diantaranya (1). Peserta didik susah guru-guru maupun dari orang tua.

konsentrasi untuk belajar baik di rumah Sebagaimana yang dikatakan oleh Bapak

maupun di sekolah. (2). Tidak fokus ketika Ki Hajar Dewantara “ Ing Ngarso Sung

belajar sehingga peserta didik lebih tertarik Tuladho” dari depan guru dan orang tua

menggunakan gadget daripada belajar, memberikan teladan sehingga peserta didik

penyebabnya diantaranya ialah rasa malas, bisa mencontoh atau mengikuti. Salah satu

cepat merasa bosan ketika belajar, PR contoh realnya adalah guru menuntut

dikerjakan di sekolah, malas belajar ketika peserta didik untuk memungut sampah

ulangan, kehilangan mood untuk belajar, yang ditemuinya tetapi guru itu sendiri

mengundang rasa ingin mencontek karena tidak melaksanakannya. Dalam Al-Qur’an

tidak ingin belajar, membully teman, juga disinggung terhadap pemberian

menghindari atau mengeluh ketika keteladanan "Wahai orang-orang yang

diberikan PR oleh guru dan tertarik untuk beriman, mengapakah kamu mengatakan

bermain media social ketimbang belajar. sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat

(3). Beberapa peserta didik mengakui besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu

bahwa penggunaan gadget pernah mengatakan apa-apa yang tidak kamu

digunakan untuk mencontek dan kerjakan." (QS ash-Shaff: 2-3)

menyebarkan jawaban untuk satu kelas. Dari ayat di atas bisa dipahami bahwa Allah

(Julita. M:2019) Dari dampak negatif tidak menyukai orang yang memerintahkan

tersebut tentunya dapat berpengaruh pada orang lain untuk melakukan sesuatu tapi dia

penerapan nilai-nilai profil pelajar sendiri tidak melakukannya. Itulah

pancasila di sekolah seperti pengaruh pentingnya pemberian keteladanan kepada

terhadap daya nalar kritis, kemandirian, dan peserta didik.

kreatifitas.
karakter tersebut adalah dengan belajar
Penerapan dalam Ekosistem
tentang kebudayaan khususnya kebudayan
Sekolah di Sulawesi selatan.
3. Gotong Royong
Profil pelajar Pancasila merupakan sejumlah
Karakter yang diharapkan adalah kerja
karakter dan kompetensi yang diharapkan
sama dan kepedulian. Ada beberapa
untuk diraih oleh peserta didik, yang
kegiatan yang dilaksanakan di sekolah
didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
untuk membangun sikap kerja sama dan
Berikut ini perwujudan nilai-nilai pancasila
sikap kepedulian peserta didik diantaranya
yang berpihak pada peserta didik berdasarkan
adalah kegiatan jum’at bersih dan jum’at
pengamatan saya di sekolah.
berbagi.
4. Mandiri
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang
Peserta didik diharapkan bisa berefleksi
Maha Esa, dan Berakhlak Mulia
terhadap kondisi yang dihadapi baik itu
Peserta didik diharapkan memiliki
kelebihan maupun keterbagtasan dirinya
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan
serta mampu mengatur pikiran, perasaan,
sehingga setiap peserta didik bebas
dan perilaku dirinya untuk mencapai tujuan
menjalankan keyakinannya masing-
belajarnya. Untuk membangun karakter
masing. Pihak sekolah memfasilitasi
mandiri peserta didik, guru memberikan
peserta didik untuk menjalankan ibadah.
kesempatan kepada mereka untuk
Dengan menjalankan Ibadah, diharapkan
membangun pengetahuannya sendiri
peserta didik memiliki akhlak yang mulia.
dengan mencari ilmu dari berbagai sumber.
2. Berkebinekaan Global
Diharapkan perta didik menghargai
perbedaan khususnya perbedaan budaya
5. Berdaya Nalar Kritis
dan suku. Di setiap sekolah tentunya
Peserta didik diharapkan memiliki rasa
terdapat barbagai budaya dan suku yang
keingintahuan, mengajukan pertanyaan yang
berbeda-beda. Setiap peserta didik
relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi
menerima keberadaan budaya yang dimiliki
gagasan dan informasi yang diperoleh, serta
oleh temannya sekaligus memahami
mengolah informasi tersebut. Pada saat
budaya tersebut sebagai pembelajaran
pembelajaran peserta didik diminta untuk
terkait budaya. Cara untuk menanamkan
memberikan pertanyaan serta tanggapan Indonesia dan Pancasila, yang adalah fondasi
terkait materi yang didapatkan serta bagi segala arahan pembangunan nasional.
melakukan diskusi kelompok. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-
6. Kreatif nilai Pancasila yang berakar dalam, masyarakat
Peserta didik mampu menghasilkan Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat
gagasan dan hasil karya yang asli. Peserta terbuka yang berkewargaan global - dapat
didik diberi kesempatan untuk berkreasi menerima dan memanfaatkan keragaman
sesuai dengan minatnya. sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari
beragam budaya yang ada di dunia, namun
Keenam karakteristik di atas terwujud melalui sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas
penumbuhkembangan nilai nilai budaya khasnya.

Anda mungkin juga menyukai