Anda di halaman 1dari 15

5th ACE Conference.

28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

EVALUASI KERUSAKAN JALAN AKIBAT BEBAN


REPETISI, LIKUIFAKSI DAN PERGESERAN MEKANIK
TANAH PADA 59 RUAS JALAN PASCA GEMPA 7.0 SR DI
KABUPATEN LOMBOK UTARA
I A O Suwati Sideman1, I Wayan Suteja2
1
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Mataram – NTB
Email: suwatisideman@yahoo.com
2
Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Mataram, Padang – NTB
Email: wayansuteja@unram.ac.id.

ABSTRACT
The earthquake in Lombok with a magnitude of 7.0 SR on 5-8-2018 and 19-8-2018 had a
very wide impact. More than 500 people died, 1,033 people suffered serious injuries and
tens of thousands of buildings collapsed as well as damage to road and bridge
infrastructure. This earthquake also resulted in a land shift (liquefaction or shear
mechanism). Liquefaction or soil mechanical displacement also causes some road
segments to collapse both transverse and longitudinal types, because the soil beneath it
becomes loose and causes the road foundation (LPA, LPB) to break. Seeing the condition
of North Lombok Regency after the earthquake, with the level of damage to roads and
bridges that occurred, requires a rapid evaluation so that the establishment of policies for
handling road network maintenance can be done immediately within a certain period of
time to ensure that the conditions are still able to provide optimal service to road users and
distribution help. Inventory of damage to 59 road segments is done to accelerate accurate
and appropriate road handling decision making processes. The results of the survey and
field analysis show the condition of the pavement of the national road network, and
district roads in North Lombok due to the low axle load and the road is in a fairly good
condition and is still able to provide good service to road users (PR and PB), although
some road segments have decreased structural conditions. However, in some road
segments that have damaged structures in the form of collapse, it is necessary to review
the estimated occurrence of liquefaction or shear mechanism on the ground so that it
requires a different form of handling.

Keywords : road demage inventory, road condition, road handled, soil shear mechanism.

ABSTRAK
Gempa di Lombok dengan magnitudo 7,0 SR pada tanggal 5-8-2018 dan 19-8-2018
memberikan dampak yang sangat luas. Lebih dari 500 orang meninggal dunia, 1.033
orang mengalami luka berat dan puluhan ribu bangunan roboh serta kerusakan
infrastruktur jalan dan jembatan. Gempa ini mengakibatkan juga terjadinya pergeseran
tanah (likuifaksi atau shear mechanism). Likuifaksi atau pergeseran mekanik tanah ini
juga menyebabkan beberapa ruas jalan mengalami amblas baik melintang maupun
memanjang, karena tanah di bawahnya menjadi gembur sehingga menyebabkan pondasi
jalan (LPA, LPB) patah. Melihat kondisi wilayah Kabupaten Lombok Utara pasca
gempa, dengan tingkat kerusakan jalan dan jembatan yang terjadi, membutuhkan evaluasi
cepat agar penetapan kebijakan penanganan pemeliharaan jaringan jalan dapat dilakukan
dengan segera dalam jangka waktu tertentu untuk memastikan kondisinya tetap mampu

300
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

memberikan pelayanan yang optimal pada pengguna jalan dan distribusi bantuan.
Inventarisasi kerusakan pada 59 ruas jalan dilakukan untuk mempercepat proses
pengambilan keputusan penanganan jalan yang akurat dan sesuai. Hasil survai dan
analisis lapangan menunjukkan kondisi perkerasan jaringan jalan nasional, dan jalan
kabupaten di Lombok Utara akibat beban repetisi (axle load) masih rendah dan jalan
dalam keadaan cukup baik dan masih mampu memberikan pelayanan yang baik pada
pengguna jalan (PR dan PB), walaupun beberapa ruas jalan mengalami penurunan
kondisi struktural. Namun pada beberapa segmen jalan yang mengalami kerusakan
struktur berupa amblas perlu ditinjau akibat perkiraan terjadinya likuifaksi atau shear
mechanism pada tanah sehingga membutuhkan bentuk penanganan tersendiri yang
berbeda.

Kata Kunci : inventarisasi kerusakan jalan, kondisi jalan, penanganan jalan, likuifaksi,
pergeseran mekanik tanah

1. PENDAHULUAN

Sistem Evaluasi kerusakan jalan dan penanganannya merupakan suatu sistem yang
dapat digunakan untuk mendukung pengambilan suatu keputusan spasial yang mampu
mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik
fenomena yang ditemukan di suatu lokasi. Bentuk keputusan penanganan jalan adalah
untuk mendukung perencanaan transportasi baik wilayah maupun bagian perkotaanya,
sehingga didapat pilihan yang tepat terhadap alternatif rencana yang didukung oleh, data
dan informasi visual yang tersaji secara memadai, cepat dan akurat.

Kabupaten Lombok Utara sebagai sebuah kawasan yang memilki keragaman kehidupan
sosial ekonomi mengalami suatu perkembangan yang sangat pesat. Seiring dengan hal
tersebut terjadi suatu efek domino dimana mobilitas angkutan orang dan barang
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Semakin padatnya arus lalu
lintas yang terjadi akan berdampak pada sarana dan prasarana transportasi yang
memerlukan suatu infrastruktur lalu lintas (jaringan jalan) yang lebih memadai dalam
melayani mobiltas masyarakat.

Setelah terbentuknya Kabupaten Lombok Utara sejak tahun 2008, kawasan ini sudah
memiliki kondisi infrastruktur jalan yang cukup baik dari sisi kemantapan jalan. Namun
terjadinya gempa dengan magnitudo 7.0 SR sebanyak 2 kali diikuti dengan gempa
susulan yang cukup banyak, menyebabkan robohnya ribuan bangunan dan kerusakan
struktur jalan, sehingga membutuhkan inventarisasi segera dan menganalisis kebutuhan
bentuk penanganan yang sesuai. Evaluasi kebutuhan penanganan pada 59 ruas jalan
dilakukan berdasarkan beban repetisi lalulintas (axle load), juga akibat perkiraan
terjadinya likuifa ksi (liquefaction) atau pergeseran tanah (shear mechanism) yang
ditinjau berdasarkan bentuk kerusakan segmental yang terjadi dan keruntuhan struktur
yang teramati.

Melihat pada kondisi yang terjadi saat ini maka perencanaan jaringan jalan harus diatur
dengan sangat hati-hati dan tepat guna agar memberikan suatu rasa nyaman bagi
masyarakat. Selain itu pemeliharaan jaringan jalan merupakan suatu kewajiban yang
bersifat rutin dalam jangka waktu tertentu untuk tetap memastikan kondisinya tetap
dalam keadaan baik dan mampu memberikan pelayanan yang optimal pada pengguna

301
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

jalan. Menggunakan data hasil pengukuran lapangan sederhana untuk penentuan kondisi
permukaan jalan, nilai kerusakan dan bentuk penanganannya, merupakan hasil
justifikasi yang kurang dapat dipertanggung jawabkan keakuratannya. Oleh karena itu
inventarisasi jaringan jalan dengan pengukuran secara detail dan teliti perlu dilakukan,
karena informasi rinci yang dibutuhkan untuk penanganan jalan seperti data geometrik
hingga kondisi jalan (lokasi dan tipe kerusakan) harus dapat disajikan secara cepat dan
akurat serta mampu menampilkan berbagai data yang ada (database) secara visual
dalam kesatuan yang komprehensif, yang tentu saja akan membantu proses
pengambilan keputusan penanganan jaringan jalan, khususnya penentuan kebijakan
pilihan penanganan kerusakan pada perkerasan jalan.

Evaluasi terhadap kondisi 59 ruas jalan pada jaringan jalan nasional, jalan provinsi dan
jalan kabupaten di Kabupaten Lombok Utara, diinventarisir menggunakan sistem data
input rinci, dan penetapan dalam penentuan prioritas penanganan jalan pada lokasi yang
ditinjau didasarkan pada penilain kondisi perkerasan jalan, kondisi drainase, type
kerusakan khusus (akibat gempa) serta nilai beban volume lalu lintas (traffic counting),
kemudian dianalisis kebutuhan penanganan sesuai dengan Tata Cara Penyusunan
Program Pemeliharaan Jalan Kota No. 018/T/ BNKT/ 1990 yang dikeluarkan Direktorat
Jenderal Bina Marga.

Program penanganan jalan ditentukan oleh nilai tingkat kerusakan jalan yang terjadi,
dimana klasifikasi program penanganan jalan antara lain:
1. Pemeliharaan Rutin (PR) adalah penanganan yang diberikan hanya terhadap lapis
permukaan yang sifatnya untuk meningkatkan kualitas berkendara (Ridding Quality),
tanpa meningkatkan kekuatan struktural, dan dilakukan sepanjang tahun.
2. Pemeliharaan Berkala (PB) adalah pemeliharaan yang dilakukan terhadap jalan pada
waktu-waktu tertentu (tidak menerus sepanjang tahun) dan sifatnya meningkatkan
kemampuan struktural.
3. Peningkatan Jalan (PK) adalah penanganan jalan guna memperbaiki pelayanan jalan
yang berupa peningkatan struktural dan atau geometriknya agar mencapai tingkat
pelayanan yang direncanakan

Penanganan kerusakan jalan akibat dugaan likuifaksi dan atau pergeseran mekanis
tanah, akan ditinjau lebih lanjut berdasarkan tingkat kerusakan struktur jalan yang
terjadi, dengan penanganan dalam batas segmental kerusakan (segmen yang panjang
maupun segmen yang pendek, atau memanjang dan melintang). Nilai parameter tanah
seperti nilai sudut geser tanah (terzaghi), CBR tanah, struktur butiran penyusun lapisan
tanah, dan nilai batas-batas atterberg tanah dijadikan acuan penanganan jalan.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN METODOLOGI

2.1 Kerusakan akibat Beban Repetisi pada Perkerasan Lentur Jalan Raya

Menurut manual Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota (1990),
kerusakan jalan dapat dibedakan atas:
1. Kekasaran Permukaan (surface texture) adalah kondisi permukaan perkerasan dilihat
dari keadaan bahan batuan, aspal dan ikatan antar kedua bahan tersebut. Terdiri dari:

302
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

a. Disiintegrasi (pengelupasan)
b. Pelepasan Butiran (reveling)
c. Kekurusan (hungry)
d. Kegemukan (fatty)
e. Permukaan rapat (close texture)
2. Retak (cracking), tipe retak yang terjadi pada lapisan permukaan jalan diantaranya :
a. Retak kulit buaya (alligator crack)
b. Retak acak
c. Retak melintang
d. Retak memanjang
3. Alur (rutting) adalah jenis kerusakan jalan yang terjadi pada lintasan roda sejajar
dengan as jalan.
4. Amblas (grade depression) adalah kerusakan yang terjadi setempat, dengan atau
tanpa retak, amblas dapat diidentifikasi dengan adanya air yang menggenang.
5. Lubang (pot holes) adalah jenis kerusakan yang menampung dan meresapkan air ke
dalam lapisan permukaan yang menyebabkan semakin parahnya kerusakan jalan

2.2 Nilai Kerusakan Perkerasan Jalan Raya

Berdasarkan type kerusakan dan tingkat kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan,
bahu jalan serta kuantitas kerusakan yang terjadi, nilai beban lalulintas (smp/jam), maka
penlaian angka kerusakan jalan disajikan dalam Tabel 1 dibawah ini :

Tabel 1 Penilaian kondisi jalan eksisting

2.3 Nilai Kerusakan Drainase Jalan

Nilai kerusakan struktur pelengkap jalan khususnya drainase juga di kuantitifikasi


karena kerusakannya dapat berdampak pada perkerasan. Nilai kondisi drainase diukur
atas beberapa variabel komponen drainase dan bahu antara lain : ketersediaan dan
kondisi saluran samping, ketersediaan dan kondisi saluran penghubung, kondisi

303
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

ketinggian bahu terhadap drainase, ketersediaan jalur pejalan kaki, ketersediaan kerb
dan kondisinya. Penilaian kondisi drainase diukur dan diklasifikasi secara terpisah
dengan perkerasan permukaan jalan.

2.4 Penentuan Program Penanganan Jalan Berdasarkan Tingkat


Kerusakan Jalan akibat Beban Repetisi

Rumusan Penentuan Prioritas Penanganan Jalan Berdasarkan Kondisi Perkerasan Jalan


Eksisting akibat beban repetisi (axle loading) dirumuskan sebagai berikut:

Urutan Prioritas = 17 - (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) (1)

Jika nilai urutan prioritas:


1. Antara 0 – 3 maka, jalan yang terletak pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam
program peningkatan atau perbaikan struktur jalan (PK).
2. Antara 4 – 6 maka, jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam
program Pemeliharaan Berkala (PB).
3. Bernilai >7 maka, jalan yang berada pada urutan prioritas ini dimasukkan ke dalam
program Pemeliharaan Rutin (PR).

2.5 Model Penanganan Drainase Jalan berdasarkan Tingkat Kerusakan

Model penanganan drainase jalan akibat pengaruh menerima beban repetisi (axle load)
pada perkerasan yang ditunjukkan oleh penilaian total perolehan nilai kondisi kerusakan
jalan dan kondisi ketersediaan bahu dan drainase jalan. Secara teknis bentuk
penanganan didasarkan drainase atas hasil penilaian akhir kondisi dengan urutan
penanganan sebagai berikut:
a. Penilaian > 15 maka, perlu dilakukan peningkatan (PK) terhadap sistem drainase.
b. Penilaian 10 - 15 maka, perlu dilakukan perbaikan yang berarti pada komponen
sistim drainase dengan memasukkan ke dalam program pemeliharaan berkala (PB).
Penilaian < 10 maka, hanya diperlukan pemeliharaan rutin (PR) terhadap komponen-
komponen drainase guna menjaga kelancaran sistem drainase

3. HASIL, ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

3.1 Lokasi Penelitian pada 59 Ruas Jalan

Peta Jaringan Jalan di Kabupaten Lombok Utara dan 59 lokasi pengamatan kerusakan
jalan disajikan dalam peta berikut:

304
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Gambar 1. Peta jaringan jalan di Kabu[aten Lombl Utara – NTB

3.2 Analisa Kerusakan Jalan

Terdapat beberapa jenis analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu analisis data
volume lalu lintas untuk mencari nilai LHR eksisting pada 59 ruas jalan yang diteliti,
analisis kondisi eksisting jalan (kerusakan jalan), kondisi drainase dan bahu jalan.
Kedua analisis ini digunakan untuk mencari nilai kondisi jalan yang kemudian hasil
kedua analisis tersebut sebagai parameter untuk penentuan urutan prioritas penanganan
59 ruas jalan pada jaringan jalan berdasarkan beban repetisi lalulintas (axle load
repetition). Analisis kerusakan jalan atas dugaan likuifaksi dan atau pergeseran mekanis
tanah, dilakukan dengan pengukuran metrik secara rinci kerusakan jalan (segmental)
dalam bentuk retak (amblas), juga kedalaman alur rusak dan amblas yang terjadi.
Analisis lanjut akan dilakukan dengan mengukur nilai parameter tanah seperti nilai
sudut geser tanah (terzaghi), CBR tanah, struktur butiran penyusun lapisan tanah, dan
nilai batas-batas atterberg tanah dijadikan acuan penanganan jalan.

3.3 Hasil Analisis Data Volume Lalulintas

Setelah melakukan survai volume (traffic count) pada 59 ruas jalan, kemudian
dilakukan penetapan nilai LHR pada 59 ruas jalan tersebut, dengan menggunakan
nilai/faktor yang ada, disajikan dalam grafik berikut:

Grafik Derajat Kejenuhan Ruas Jaringan Jalan di Kawasan Kabupaten Lombok Utara
Grafik Derajat Kejenuhan 11 Ruas Jaringan Jalan di Kawasan
0.400 0.377
Kabupaten Lombok Utara 1.000

0.900

0.350
Derajat Kejenuhan (DS)

0.800

0.300 0.284 0.700

0.600

0.250 0.223
0.500

0.189
DS

0.200 0.400
Derajat Kejenuhan

0.149 0.144 Derajat Kejenuhan (DS)

0.300
0.150 (DS)
0.115 0.111
0.200
Derajat Kejenuhan
0.100 0.072
(DS) Setelah
Diproyeksikan dengan
0.065 0.100 Angka Pertumbuhan
0.054 Lalu Lintas Dalam
Kurun Waktu 3 Tahun
0.050 0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59

0.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Nomor Ruas Jalan

Nomor Ruas Jalan

Gambar 2. Grafik kemampuan jalan pada 11 ruas utama dan 48 ruas jalan kabupaten

305
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Berdasarkan hasil perhitungan nilai LHR terhadap pembebanan jalan di 59 ruas jalan di
Kabupaten Lombok Utara (KLU) diperoleh pembebanan (axle loading) rencana
(estimasi) tiap ruas dengan program vissim dan vissum sebagai berikut:

Gambar 3. Peta pembebanan lalulintas

3.4 Hasil Analisis Penilaian Kondisi Jalan

Analisis Kerusakan Jalan

Berdasarkan hasil survai kondisi jalan, terkumpul data kerusakan jalan eksisting yang
kemudian penilaian pada masing-masing jenis dan tipe kerusakannya maupun tingkat
keparahannya, disajikan dalam Tabel 3 (lampiran).

Analisis Kerusakan Jalan berdasarkan type

Berdasarkan type kerusakan struktur perkerasan jalan diperoleh hasil analisis data
lapangan sebagai berikut :

Gambar 4. Type kerusakan jalan dan type kondisi drainase

306
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

42.86%
50% 45.43% 45%
45% 40%
33.33%
36.57% 35%
40%
35% 30%
30% 25%
25% 20%
20% 15.79% 15% 9.52% 9.52%
15% 10% 4.76%
10% 5%
2.22%
5% 0%
0% Close Disintegrasi Fatty Hungry Reveling
Acak Buaya Melintang Memanjang texture

Gambar 5. Grafik persentase jenis kerusakan perkerasan jalan di 59 ruas jalan di KLU

Dari hasil evaluasi / penilaian kerusakan pada masing-masing ruas jalan dari 59
ruas jalan disajikan dalam Tabel 2 dan Tabel 3 (lampiran). Kemudian dengan
menggunakan Persamaan (1) ditentukan urutan penentuan prioritas penanganannya
berdasarkan kondisi eksisting ruas jalan tersebut. Hasil penetapan prioritas penanganan
berdasarkan pembebanan volume (LHR) dan penilaian kerusakan perkerasan akibat axle
loading, disajikan dalam tabel 4 (lampiran).

3.5 Hasil Analisis Penilaian Kondisi Drainase Jalan

Secara rinci analisis penilaian kondisi drainase mengacu pada tabel 2 (lampiran),
diperoleh data hasil analisis kerusakan drainase di 59 ruas jalan di KLU, kemudian hasil
analisis penanganan jalan berdasarkan drainase disajikan dalam tabel 5 (lampiran).

3.6 Analisis Kerusakan Jalan akibat Dugaan Likuifaksi

Beberapa hasil peninjauan (survey) lapangan pada 59 ruas jalan di wilayah KLU,
diperoleh beberapa fakta kerusakan struktur perkerasan jalan yang tidak sebagai ciri
kerusakan akibat beban lalulintas kendaraan (axle loading). Keruntuhan perkerasan
yang terjadi secara memanjang dan atau melintang diduga akibat terjadinya keruntuhan
tanah dasar yang ciri-ciri keruntuhan mendekati kesamaan dengan keruntuhan akibat
likuifaksi atau terjadinya shear mechanism tanah dasar dibawah badan jalan secara luas
dan dalam. Kondisi keruntuhan yang ditunjukkan oleh perkerasan jalan terjadi pada
bagian segmen tertentu dari jalan. Kondisi lain juga diperoleh data lapangan pola-pola
kondisi permukaan tanah yang menunjukkan terjadinya likuifaksi terutama di daerah
Selengan dan Sambik Bengkol di Kecamatan Bayan.

Kementerian ESDM juga pernah merilis terkait gempa bumi Lombok yang telah
mengakibatkan kerusakan luar biasa yang disebabkan oleh goncangan yang
menimbulkan surface rupture (retakan tanah) dan bahaya ikutan dalam hal ini likuifaksi
atau pelulukan tanah. Fenomena likuifaksi atau pelulukan tanah atau dalam bahasa
bahasa Inggris dinamakan soil liquefaction adalah suatu proses yang membuat tanah
kehilangan kekuatannya dengan cepat dikarenakan getaran yang diakibatkan oleh
gempa bumi kuat pada kondisi tanah berbutir halus dan jenuh air, dan adanya zona
lemah yang mengakibatkan muncul ke permukaan tanah. Dari informasi BMKG data
kejadian gempa, selain gempa dengan Magnitudo 7.0 SR, juga terjadi ribuan gempa

307
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

susulan dengan Magnitudo lebih kecil, tetapi karena jumlahnya banyak dan beruntun
juga dijustifikasi dapat menyebabkan likuifaksi kecil.

Gambar 6. Gempa Lombok dan ciri-ciri terjadinya likuifaksi di Desa Selengan

Gambar 7. Kerusakan jalan secara melintang/memanjang akibat dugaan Likuifaksi kecil

3.7 Analisis Kerusakan Jalan akibat Dugaan Likuifaksi

Penanganan kerusakan struktur perkerasan jalan pada bagian segmen jalan yang
mengalami keruntuhan struktur yang diduga akibat terjadinya soil liquifaction dan atau
shear mechanism pada bagian tanah dasar, dilakukan secara segmental dengan

mempertimbangkan bentuk penanganan jalan yang memiliki kondisi tanah dasar dengan
CBR rendah dan tersusun atas butiran sand clay, yang nilai indek plasitisitasnya tinggi.
Bentuk penanganan kerusakan segmental ini dilakukan secara khusus dengan metode
penempatan cerucuk bambu yang diikuti dengan anyaman bambu pada kedalaman 1-2
m, kemudian diatasnya ditimbun dengan tanah urug pilihan yang dipadatkan sesuai
dengan standar proctor test (SPT) sedalam 1-2m. Bagian diatas tanah urug tersebut baru
disusun struktur perkerasan lentur dengan susunan LPB, LPA dan LP sesuai dengan
kebutuhan beban axle.

308
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Gambar 8. Penanganan retak akibat likuifaksi kecil

Analog diatas, untuk kodisi retak amblas lingkup luas, dan belahan/retak yang banyak:

Gambar 9. Penanganan retak likuifaksi luas

Kondisi penanganan retak amblas akibat dugaan likuifaksi type memanjang dapat
dilakukan dengan metode yang sama seperti type melintang diatas

3.8 Pembahasan Hasil

1. Berdasarkan hasil analisis kerusakan jalan dan beban volume kendaraan (axle load),
kondisi perkerasan pada jaringan jalan di Kabupaten Lombok Utara masih dalam
keadaan cukup baik, masih mampu memberikan pelayanan yang baik pada pengguna
jalan, walaupun terdapat beberapa ruas jalan yang mengalami penurunan kondisi
structural, sehingga butuh bentuk penanganan PR.

309
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

2. Berdasarkan analisis kondisi darinase beberapa ruas jalan membutuhkan penanganan


PR dan beberapa ruas membutuhkan penanganan PB atau (prioritas penanganan
pemeliharaan berkala (PB), dan sebagian memerlukan pemeliharaan rutin (PR).
3. Penanganan khusus pada beberapa ruas jalan yang mengalami keruntuhan struktur
akibat dugaan terjadi dugaan likuifaksi dan atau shear mechanism, perlu penanganan
segera secara segmental dengan metode mengadopsi penanganan jalan pada struktur
tanah dasar yang memiliki CBR rendah dengan susunan butiran sand clay.
4. Penanganan retak amblas dengan skala luas perlu penanganan dengan interval bebas
lebih dari 5-10 meter agar potensi pergeseran butiran tanah dapat tereliminasi, dan
pemasangan cerucuk bambu juga dilakukan secara lebih mendalam dengan jaringan
susunan yang rapat.
5. Penanganan retak amblas akibat dugaan likuifaksi dengan type memanjang dapat
dilakukan dengan cara yang sama seperti retak amblas untuk type melintang jalan.

4. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1990, Tata Cara Pelaksanaan Survai Inventarisasi Jalan dan Jembatan Kota,
Direktorat Jenderal Bina Marga, No.016/T/BNKT/1990, Departemen Pekerjaan
Umum, Jakarta,
Anonim, 1990, Tata Cara Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan Kota, Direktorat
Jenderal Bina Marga, No.018/T/BNKT/1990, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta,
Anonim, 1990, Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kota,
Direktorat Jenderal Bina Marga, SK No.77/KPTS/Db/1990, Departemen
Pekerjaan Umum, Jakarta,
Anonim, 1991, Tata Cara Survai Kondisi Jalan Kota, Direktorat Jenderal Bina Marga,
No.05/T/BNKT/1991, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 1997, Indonesian Highway Capacity Manual, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Anonim, 2004, Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan,
Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta.
Zhong-Ren, P., 1998, Internet GIS and Its Applications in Transportation, University of
Wisconsin–Milwaukee. Ph.D Thesis, (unpublished).

5. LAMPIRAN

Berikut beberapa lampiran tabel data dan hasil analisis data sebagai kelengkapan
pendukung penelitian.

310
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Tabel 2. Volume lalulintas di 59 ruas dan pertumbuhannya

Kecamatan yang dilalui


Nama Ruas Jalan Kondisi Ge ome trik Jalan Arus Lalu Lintas (Q)

No Ruas Jalan
Te rtinggi i =2% i =3% i =4%

Pangkal Ruas

Ujung Ruas

Perkerasan
Lebar (m)
No

(smp/jam) (smp/jam) (smp/jam) (smp/jam)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 1 Pusuk Pemenang Pemenang 6 Aspal Hotmix 579.05 614.49 632.74 651.35
2 2 Senggigi Pemenang Pemenang 6 Aspal Hotmix 235.25 249.65 257.06 264.62
3 3 Tanak Song Tanjung Tanjung 6 Aspal Hotmix 769.70 816.81 841.07 865.81
4 4 Kr.Kates Anjah Gangga 3.50 Aspal Hotmix 69.00 73.22 75.40 77.62
5 5 Lendang Bagian Gangga Gangga 3.50 Aspal Hotmix 92.00 97.63 100.53 103.49
6 6 Luk Lokok Piko Gangga 6 Aspal Hotmix 303.50 322.08 331.64 341.40
7 7 Sesait Santong Kayangan 4.5 Aspal Hotmix 188.65 200.20 206.14 212.21
8 8 Lokok Rangan Selengen Kayangan 6 Aspal Hotmix 385.20 408.78 420.92 433.30
9 9 Akar-Akar Anyar Bayan 6 Aspal Hotmix 227.25 241.16 248.32 255.63
10 10 Ancak Senaru Bayan 3.5 Aspal Hotmix 286.70 304.25 313.28 322.50
11 11 Bayan Loloan Bayan 4.5 Aspal Hotmix 83.90 89.04 91.68 94.38
12 12 Anjah Lokok M ate Gangga 3.50 Aspal Burda 65.00 68.98 71.03 73.12
13 13 Sesia Selelos Gangga 3.50 Tanah 58.85 62.45 64.31 66.20
14 14 Upak M anyung Dangiang Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 105.10 111.53 114.85 118.22
15 15 Lebari Dangiang Kayangan 2.50 Aspal Hotmix 64.25 68.18 70.21 72.27
16 16 Sukadana Batu Rakit Bayan 3.50 Aspal Hotmix 115.10 122.15 125.77 129.47
17 17 Luk Rempek Gangga 3.50 Aspal Hotmix 84.25 89.41 92.06 94.77
18 18 Lokok Rangan Upak M anyung Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 145.10 153.98 158.55 163.22
19 19 Upak M anyung Santong Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 100.75 106.92 110.09 113.33
20 20 Tampes Sambik Jengkel Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 120.10 127.45 131.24 135.10
21 21 Tanjung Leong Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 75.00 79.59 81.95 84.36
22 22 Gangga Selelos Gangga 3.50 Aspal Hotmix 60.05 63.73 65.62 67.55
23 23 Ancak Senaru Bayan 3.50 Aspal Hotmix 250.90 266.26 274.17 282.23
24 24 Cupek Sire Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 150.05 159.23 163.96 168.79
25 25 Belly Pekatan Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 120.10 127.45 131.24 135.10
26 26 Panggung Salud Kayangan 3.50 Aspal Burda 80.01 84.91 87.43 90.00
27 27 Prawira Batu Lilir Tanjung 3.50 Aspal Burda 75.12 79.72 82.09 84.50
28 28 Cupek Rangsot Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 105.15 111.59 114.90 118.28
29 29 Gondang Tiu Pupus Gangga 3.50 Aspal Hotmix 140.90 149.52 153.97 158.49
30 30 Jugil Sambik Bangkol Gangga 3.50 Aspal Burda 90.05 95.56 98.40 101.29
31 31 Lengkukun Dangiang Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 95.75 101.61 104.63 107.71
32 32 Sidutan Pendua Kayangan 3.50 Aspal Burda 70.15 74.44 76.65 78.91
33 33 Lokok M umbul M under Bayan 3.50 Aspal Hotmix 85.00 90.20 92.88 95.61
34 34 Lading-Lading Kapu Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 95.05 100.87 103.86 106.92
35 35 Kr. Desa Kr. Jero Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 100.90 107.08 110.26 113.50
36 36 Kr. Penasan Kr. Baru Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 90.05 95.56 98.40 101.29
37 37 Tanjung Kanang Kaok Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 120.12 127.47 131.26 135.12
38 38 Bayan Teres Genit Bayan 3.50 Aspal Hotmix 115.00 122.04 125.66 129.36
39 39 Gondang Pantai Gangga 3.50 Aspal Burda 90.25 95.77 98.62 101.52
40 40 Jenggala / Gubuk Baru Kandang Kaok / Sorong Jukun Tanjung 3.50 Aspal Hotmix 111.90 118.75 122.28 125.87
41 41 Sukadana Pantai Bayan 3.50 Tanah 56.50 59.96 61.74 63.55
42 42 Embar-Embar Baban Kuta / Batu Jangkiran Bayan 3.50 Aspal Hotmix 98.50 104.53 107.63 110.80
43 43 Anyar Dasan Ancak Bayan 3.50 Aspal Hotmix 140.15 148.73 153.15 157.65
44 44 Pemenang M edana / Bangsal Pemenang 4.50 Aspal Hotmix 250.90 266.26 274.17 282.23
45 45 Pemenang Terengan Pemenang 3.50 Aspal Hotmix 175.10 185.82 191.34 196.96
46 46 Teluk Dalem Tembobor Tanjung 6.00 Aspal Hotmix 650.05 689.84 710.33 731.22
47 47 Pemenang Tebango Bolot Pemenang 3.50 Tanah 60.90 64.63 66.55 68.50
48 48 Boyotan Boyotan Asli / Lenggorong Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 90.00 95.51 98.35 101.24
49 49 Anyar Labuan Carik Bayan 3.50 Aspal Hotmix 185.00 196.32 202.15 208.10
50 50 Cupek Bangsal Pemenang 6.00 Aspal Hotmix 678.05 719.55 740.92 762.71
51 51 Dangiang M elepah Kayangan 3.50 Aspal Hotmix 87.00 92.33 95.07 97.86
52 52 Luk Senjajak Gangga 3.50 Aspal Hotmix 102.50 108.77 112.00 115.30
53 53 Kerta M onggal Gangga 3.50 Rabat 45.05 47.81 49.23 50.68
54 54 Sambik Elen Batu Santek Bayan 3.50 Aspal Burda 65.70 69.72 71.79 73.90
55 55 M ageling Kebaloan Bayan 3.50 Aspal Hotmix 115.50 122.57 126.21 129.92
56 56 Amor-Amor Boyotan Asli / Lenggorong Kayangan 3.50 Aspal Burda 65.05 69.03 71.08 73.17
57 57 Sri M enganti Lendang M amben Bayan 3.50 Aspal Hotmix 90.05 95.56 98.40 101.29
58 58 M edana Tanjung Tanjung 6.00 Aspal Hotmix 1540.70 1635.00 1683.56 1733.08
59 59 Tembobor Pantai M edana / Oboroi Tanjung 4.50 Aspal Hotmix 290.05 307.80 316.95 326.27

311
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Tabel 3. Nilai kerusakan jalan dan klas beban lalulintas (axle load repetitions)

Luas Perkerasan

Arus Lalu Lintas


Panjang Ruas

Lebar Jalan
Kelas
Lalu
No. Ruas Jalan
Lintas
Rata-rata

km m m² smp/jam
1 Pusuk - Pemenang 10.3 6 61800 651.35 4
2 Senggigi - Pemenang 23.8 6 142800 264.62 3
3 Tanak Song - Tanjung 5.9 6 35400 865.81 4
4 Kr.Kates - Anjah 1.6 3.50 5600 77.62 2
5 Lendang Bagian - Gangga 1.5 3.50 5250 103.49 2
6 Luk - Lokok Piko 1 6 6000 341.40 3
7 Sesait - Santong 3.3 4.5 14850 212.21 3
8 Lokok Rangan - Selengan 3.4 6 20400 433.30 3
9 Akar-akar - Anyar 9 6 54000 255.63 3
10 Ancak - Senaru 0.8 3.5 2800 322.50 3
11 Bayan - Loloan 1.4 4.5 6300 94.38 2
12 Anjah - Lokok Mate 1.3 3.50 4550 73.12 2
13 Sesia - Selelos 2.3 3.50 8050 66.20 2
14 Upak Manyung - Dangiang 1.5 3.50 5250 118.22 2
15 Lebari - Dangiang 3.4 2.50 8500 72.27 2
16 Sukadana - Batu Rakit 3.7 3.50 12950 129.47 2
17 Luk - Rempek 7 3.50 24500 94.77 2
18 Lokok Rangan - Upak Manyung 4.1 3.50 14350 163.22 2
19 Upak Manyung - Santong 3.5 3.50 12250 113.33 2
20 Tampes - Sambik Jengkel 2.2 3.50 7700 135.10 2
21 Tanjung - Leong 2.1 3.50 7350 84.36 2
22 Gangga - Selelos 4.4 3.50 15400 67.55 2
23 Ancak - Senaru 0.8 3.50 2800 282.23 3
24 Cupek - Sire 7 3.50 24500 168.79 2
25 Belly - Pekatan 4 3.50 14000 135.10 2
26 Panggung - Salud 1.7 3.50 5950 90.00 2
27 Prawira - Batu Lilir 7.2 3.50 25200 84.50 2
28 Cupek - Rangsot 3.7 3.50 12950 118.28 2
29 Gondang - Tiu Pupus 4 3.50 14000 158.49 2
30 Jugil - Sambik Bangkol 3.8 3.50 13300 101.29 2
31 Lengkukun - Dangiang 2.4 3.50 8400 107.71 2
32 Sidutan - Pendua 3.9 3.50 13650 78.91 2
33 Lokok Mumbul - Munder 6 3.50 21000 95.61 2
34 Lading-lading - Kapu 3.8 3.50 13300 106.92 2
35 Kr.Desa - Kr.Jero 0.4 3.50 1400 113.50 2
36 Kr. Penasan - Kr.Baru 3.8 3.50 13300 101.29 2
37 Tanjung - kanang Kaok 5.8 3.50 20300 135.12 2
38 Bayan - Teres Genit 4.2 3.50 14700 129.36 2
39 Gondang - Pantai 6.1 3.50 21350 101.52 2
40 Jenggala - Kandang Kaok 0.9 3.50 3150 125.87 2
41 Sukadana - Pantai 0.4 3.50 1400 63.55 2
42 Embar-embar - Baban Kuta 2.5 3.50 8750 110.80 2
43 Anyar - Dasan Ancak 5.1 3.50 17850 157.65 2
44 Pemenang - Medana 5.8 4.50 26100 282.23 3
45 Pemenang - Terengan 1.5 3.50 5250 196.96 2
46 Teluk Dalem - Tembobor 0.7 6.00 4200 731.22 4
47 Pemenang - Tebango Bolot 3.4 3.50 11900 68.50 2
48 Boyotan - Lenggorong 5.8 3.50 20300 101.24 2
49 Anyar - Labuan Carik 1.3 3.50 4550 208.10 3
50 Cupek - Bangsal 2 6.00 12000 762.71 4
51 Dangiang - Melepah 3.7 3.50 12950 97.86 2
52 Luk - Senjajak 3.8 3.50 13300 115.30 2
53 Kerta - Monggal 3.9 3.50 13650 50.68 2
54 Sambik Elen - Batu Santek 2.3 3.50 8050 73.90 2
55 Mageling - Kebaloan 4.2 3.50 14700 129.92 2
56 Amor-amor - Lenggorong 2.6 3.50 9100 73.17 2
57 Sri Menganti - Lendang Mamben 1.3 3.50 4550 101.29 2
58 Medana - Tanjung 4 6.00 24000 1733.08 4
59 Tembobor - Pantai Medana 2.3 4.50 10350 326.27 3

312
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Tabel 4. Prioritas penanganan jalan berdasarkan nilai kerusakan jalan

Luas Perkerasan

Arus Lalu Lintas

Prioritas Penanganan
Panjang Ruas

Lebar Jalan
Kelas

Nilai Kondisi Jalan

Urutan Prioritas
Lalu
No. Ruas Jalan
Lintas
Rata-rata

km m m² smp/jam
1 Pusuk - Pemenang 10.3 6 61800 651.35 4 3 10 PR
2 Senggigi - Pemenang 23.8 6 142800 264.62 3 1 13 PR
3 Tanak Song - Tanjung 5.9 6 35400 865.81 4 1 12 PR
4 Kr.Kates - Anjah 1.6 3.50 5600 77.62 2 5 10 PR
5 Lendang Bagian - Gangga 1.5 3.50 5250 103.49 2 5 10 PR
6 Luk - Lokok Piko 1 6 6000 341.40 3 2 12 PR
7 Sesait - Santong 3.3 4.5 14850 212.21 3 1 13 PR
8 Lokok Rangan - Selengan 3.4 6 20400 433.30 3 1 13 PR
9 Akar-akar - Anyar 9 6 54000 255.63 3 5 9 PR
10 Ancak - Senaru 0.8 3.5 2800 322.50 3 1 13 PR
11 Bayan - Loloan 1.4 4.5 6300 94.38 2 2 13 PR
12 Anjah - Lokok Mate 1.3 3.50 4550 73.12 2 2 13 PR
13 Sesia - Selelos 2.3 3.50 8050 66.20 2 1 14 PR
14 Upak Manyung - Dangiang 1.5 3.50 5250 118.22 2 2 13 PR
15 Lebari - Dangiang 3.4 2.50 8500 72.27 2 5 10 PR
16 Sukadana - Batu Rakit 3.7 3.50 12950 129.47 2 2 13 PR
17 Luk - Rempek 7 3.50 24500 94.77 2 3 12 PR
18 Lokok Rangan - Upak Manyung 4.1 3.50 14350 163.22 2 3 12 PR
19 Upak Manyung - Santong 3.5 3.50 12250 113.33 2 4 11 PR
20 Tampes - Sambik Jengkel 2.2 3.50 7700 135.10 2 1 14 PR
21 Tanjung - Leong 2.1 3.50 7350 84.36 2 4 11 PR
22 Gangga - Selelos 4.4 3.50 15400 67.55 2 3 12 PR
23 Ancak - Senaru 0.8 3.50 2800 282.23 3 1 13 PR
24 Cupek - Sire 7 3.50 24500 168.79 2 5 10 PR
25 Belly - Pekatan 4 3.50 14000 135.10 2 3 12 PR
26 Panggung - Salud 1.7 3.50 5950 90.00 2 2 13 PR
27 Prawira - Batu Lilir 7.2 3.50 25200 84.50 2 2 13 PR
28 Cupek - Rangsot 3.7 3.50 12950 118.28 2 4 11 PR
29 Gondang - Tiu Pupus 4 3.50 14000 158.49 2 1 14 PR
30 Jugil - Sambik Bangkol 3.8 3.50 13300 101.29 2 4 11 PR
31 Lengkukun - Dangiang 2.4 3.50 8400 107.71 2 2 13 PR
32 Sidutan - Pendua 3.9 3.50 13650 78.91 2 2 13 PR
33 Lokok Mumbul - Munder 6 3.50 21000 95.61 2 1 14 PR
34 Lading-lading - Kapu 3.8 3.50 13300 106.92 2 3 12 PR
35 Kr.Desa - Kr.Jero 0.4 3.50 1400 113.50 2 1 14 PR
36 Kr. Penasan - Kr.Baru 3.8 3.50 13300 101.29 2 1 14 PR
37 Tanjung - kanang Kaok 5.8 3.50 20300 135.12 2 4 11 PR
38 Bayan - Teres Genit 4.2 3.50 14700 129.36 2 4 11 PR
39 Gondang - Pantai 6.1 3.50 21350 101.52 2 3 12 PR
40 Jenggala - Kandang Kaok 0.9 3.50 3150 125.87 2 1 14 PR
41 Sukadana - Pantai 0.4 3.50 1400 63.55 2 1 14 PR
42 Embar-embar - Baban Kuta 2.5 3.50 8750 110.80 2 3 12 PR
43 Anyar - Dasan Ancak 5.1 3.50 17850 157.65 2 4 11 PR
44 Pemenang - Medana 5.8 4.50 26100 282.23 3 4 10 PR
45 Pemenang - Terengan 1.5 3.50 5250 196.96 2 3 12 PR
46 Teluk Dalem - Tembobor 0.7 6.00 4200 731.22 4 1 12 PR
47 Pemenang - Tebango Bolot 3.4 3.50 11900 68.50 2 3 12 PR
48 Boyotan - Lenggorong 5.8 3.50 20300 101.24 2 2 13 PR
49 Anyar - Labuan Carik 1.3 3.50 4550 208.10 3 4 10 PR
50 Cupek - Bangsal 2 6.00 12000 762.71 4 3 10 PR
51 Dangiang - Melepah 3.7 3.50 12950 97.86 2 3 12 PR
52 Luk - Senjajak 3.8 3.50 13300 115.30 2 3 12 PR
53 Kerta - Monggal 3.9 3.50 13650 50.68 2 2 13 PR
54 Sambik Elen - Batu Santek 2.3 3.50 8050 73.90 2 4 11 PR
55 Mageling - Kebaloan 4.2 3.50 14700 129.92 2 4 11 PR
56 Amor-amor - Lenggorong 2.6 3.50 9100 73.17 2 3 12 PR
57 Sri Menganti - Lendang Mamben 1.3 3.50 4550 101.29 2 2 13 PR
58 Medana - Tanjung 4 6.00 24000 1733.08 4 2 11 PR
59 Tembobor - Pantai Medana 2.3 4.50 10350 326.27 3 1 13 PR

313
5th ACE Conference. 28 November 2018, Padang, Sumatra Barat

Tabel 5. Prioritas penanganan drainase jalan berdasarkan nilai kondisi drainase

Sa l ura n Sa mpi ng

Tersumbat/Tidak

Total Angka
Ada/ Tidak ada

Memadai/Tidak
Teratur/Tidak

Penanganan
tersumbat

memadai
teratur
No. Nama ruas

Angka Angka Angka Angka Angka


1 Pus uk - Pemena ng 0 2 2 0 4 PR
2 Senggi gi - Pemena ng 0 2 0 0 2 PB
3 Ta na k Song - Ta nj ung 0 2 0 2 4 PR
4 Kr.Ka tes - Anj a h 0 2 2 2 6 PR
5 Lenda ng Ba gi a n - Ga ngga 0 2 2 2 6 PR
6 Luk - Lokok Pi ko 0 2 0 2 4 PR
7 Ses a i t - Sa ntong 0 2 0 2 4 PR
8 Lokok Ra nga n - Sel enga n 0 2 0 0 2 PB
9 Aka r-a ka r - Anya r 0 2 0 0 2 PB
10 Anca k - Sena ru 0 0 2 0 2 PB
11 Ba ya n - Lol oa n 0 0 2 0 2 PB
12 Anj a h - Lokok Ma te 7 0 0 0 7 PR
13 Ses i a - Sel el os 7 0 0 0 7 PR
14 Upa k Ma nyung - Da ngi a ng 0 2 0 2 4 PR
15 Leba ri - Da ngi a ng 0 2 2 2 6 PR
16 Suka da na - Ba tu Ra ki t 7 0 0 0 7 PR
17 Luk - Rempek 7 0 0 0 7 PR
18 Lokok Ra nga n - Upa k Ma nyung 0 2 2 2 6 PR
19 Upa k Ma nyung - Sa ntong 0 2 2 2 6 PR
20 Ta mpes - Sa mbi k Jengkel 0 2 0 0 2 PB
21 Ta nj ung - Leong 0 2 0 0 2 PB
22 Ga ngga - Sel el os 0 2 2 2 6 PR
23 Anca k - Sena ru 0 2 0 0 2 PB
24 Cupek - Si re 0 2 0 0 2 PB
25 Bel l y - Peka ta n 0 2 2 0 4 PR
26 Pa nggung - Sa l ud 0 2 2 2 6 PR
27 Pra wi ra - Ba tu Li l i r 0 2 0 2 4 PR
28 Cupek - Ra ngs ot 0 2 2 2 6 PR
29 Gonda ng - Ti u Pupus 0 2 0 2 4 PR
30 Jugi l - Sa mbi k Ba ngkol 0 2 2 2 6 PR
31 Lengkukun - Da ngi a ng 0 2 0 2 4 PR
32 Si duta n - Pendua 0 2 0 0 2 PB
33 Lokok Mumbul - Munder 0 2 0 0 2 PB
34 La di ng-l a di ng - Ka pu 0 2 2 2 6 PR
35 Kr.Des a - Kr.Jero 0 2 0 0 2 PB
36 Kr. Pena s a n - Kr.Ba ru 0 2 2 2 6 PR
37 Ta nj ung - ka na ng Ka ok 0 2 0 2 4 PR
38 Ba ya n - Teres Geni t 0 2 0 0 2 PB
39 Gonda ng - Pa nta i 0 2 0 2 4 PR
40 Jengga l a - Ka nda ng Ka ok 0 2 2 2 6 PR
41 Suka da na - Pa nta i 7 0 0 0 7 PR
42 Emba r-emba r - Ba ba n Kuta 7 0 0 0 7 PR
43 Anya r - Da s a n Anca k 0 2 2 2 6 PR
44 Pemena ng - Meda na 0 2 0 0 2 PB
45 Pemena ng - Terenga n 0 2 0 0 2 PB
46 Tel uk Da l em - Tembobor 0 2 2 0 4 PR
47 Pemena ng - Teba ngo Bol ot 0 2 2 0 4 PR
48 Boyota n - Lenggorong 0 2 0 0 2 PB
49 Anya r - La bua n Ca ri k 0 2 2 2 6 PR
50 Cupek - Ba ngs a l 0 2 2 0 4 PR
51 Da ngi a ng - Mel epa h 0 2 2 0 4 PR
52 Luk - Senj a j a k 7 0 0 0 7 PR
53 Kerta - Mongga l 0 0 0 0 0 PR
54 Sa mbi k El en - Ba tu Sa ntek 0 2 0 2 4 PR
55 Ma gel i ng - Keba l oa n 7 0 0 0 7 PR
56 Amor-a mor - Lenggorong 0 2 0 0 2 PB
57 Sri Menga nti - Lenda ng Ma mben 7 0 0 0 7 PR
58 Meda na - Ta nj ung 0 2 2 0 4 PR
59 Tembobor - Pa nta i Meda na 0 2 2 0 4 PR

314

Anda mungkin juga menyukai