2. Hakekat MPLS
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), sebelumnya disebut Masa Orientasi Siswa
(MOS) atau Masa Orientasi Peserta Didik (MOPD), merupakan sebuah kegiatan yang
umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan para peserta didik baru.
Masa pengenalan lingkungan sekolah lazim dijumpai hampir di tiap sekolah, mulai dari
tingkat SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Hampir seluruh sekolah negeri maupun swasta
menggunakan cara itu untuk mengenalkan almamater pada peserta didik baru yang
dilaksanakan 3 hari pada minggu pertama masuk sekolah.
3. Tujuan MPLS
a. potensi diri siswa baru;
b. membantu siswa baru beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya, antara lain
terhadap aspek keamanan, fasilitas umum, dan sarana prasarana sekolah;
c. menumbuhkan motivasi, semangat, dan cara belajar efektif sebagai siswa baru;
d. mengembangkan interaksi positif antarsiswa dan warga sekolah lainnya;
e. menumbuhkan perilaku positif antara lain kejujuran, kemandirian, sikap saling
menghargai, menghormati keanekaragaman dan persatuan, kedisplinan, hidup bersih
dan sehat untuk mewujudkan siswa yang memiliki nilai integritas, etos kerja, dan
semangat gotong royong.
C. JADWAL MPLS
JADWAL MPLS
SMA N 1 TUNJUNGAN
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
1. Senin, 17 Juli 2023
No Pukul Kegiatan Pemateri
1 07.00 – 07.30 Registrasi dan Absensi Panitia MPLS
2 07.30 – 08.15 Pembukaan MPLS Kepala Sekolah
08.15 – 08.30 istirahat
A. PROFIL SEKOLAH
2. Visi
“Terwujudnya Sekolah Unggul Dalam Prestasi Akademik Maupun Nonakademik
Yang Berlandaskan Intan Berlian (Inovatif, Tertib, Aklak Mulia, Nasionalis, Bersih,
Ekologis, Religius, Literat, Indah, Andal )
3. Misi
1. Memperkuat keimanan kepada Tuhan YME melalui pembiasaan beribadah dan
peringatan hari besar keagamaan.
2. Menumbuhkan kedisiplinan, ketertiban dan tanggung jawab dalam melaksanakan
bimbingan dan pembelajaran yang bermutu dan berprestasi.
3. Menumbuhkan jiwa kewirausahaan dan kemandirian.
4. Menumbuhkan jiwa gotong royong melalui kegiatan P5 (Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila).
5. Membudayakan sikap peduli lingkungan melalui kegiatan Berhias (bersih, hijau,
indah, dan asri) dan sikap hemat energi dan air melalui gerakan Bijak Listrik Hemat
Air.
6. Mencegah terjadinya kerusakan lingkungan melalui kegiatan 5 R (Reduce, Reuse,
Recycle, Replace dan Replant).
7. Menjaga lingkungan yang sehat dari pencemaran lingkungan melalui kegiatan
penghijauan, pengolahan air limbah dan peniadaan pembakaran sampah sebagai
usaha pelestarian lingkungan.
8. Mewujudkan pemenuhan hak dan perlindungan anak dari kekerasan diskriminasi,
perundungan serta kenyamanan di lingkungan sekolah
9. Menumbuhkan sikap sadar mengenai perkembangan jumlah penduduk dunia,
kebutuhan dan ketersediaan air, pangan dan energi serta melakukan aksi nyata
melalui perilaku hidup berwawasan kependudukan.
4. Branding Sekolah
Pencitraan sekolah atau school branding merupakan sebuah cara seseorang untuk
membedakan sekolah satu dengan yang lainnya. Branding ini lebih mudah diketahui melalui
citra visual sehingga visi misi sekolah tersebut mudah dikenal oleh masyarakat. Melalui
musyawarah dewan guru, komite dan pengawas maka ditetapkan branding SMA Negeri 1
Tunjungan adalah MONCER merupakan kepanjangan dari Mandiri, Optimis, Nasionalis,
Cerdas, Elok, dan Ramah. Sebagaimana branding yang telah diputuskan, diharapkan
SMA Negeri 1 Tunjungan menjadi sekolah yang moncer atau dalam bahasa Indonesia
berarti terkenal. SMA Negeri 1 Tunjungan diharapkan dapat menjadi sekolah yang terkenal
dari segala aspek yakni prestasi akademik dan nonakademik, sarana prasarana, pendidik dan
tenaga kependidikan, serta prestasi lainnya.
5. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Meningkatkan keunggulan potensi dan prestasi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berlandaskan intan berlian
(inovatif, tertib, aklak mulia, nasionalis, bersih, ekologis, religius, literat, indah, andal)
2. Tujuan Khusus :
Adapun tujuan SMA Negeri 1 Tunjungan adalah sebagai berikut :
a. Meningkatnya keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatnya rata-rata nilai Ujian Sekolah setiap tahun 0,1 dan jumlah lulusan
yang melanjutkan ke Perguruan Tinggi.
c. Meningkatnya prestasi nonakademik melalui kegiatan ekstrakurikuler
(Kepramukaan, KIR, Peduli Lingkungan, Home Industri, Club Olah Raga dan Seni
budaya ) sebagai pengembangan diri peserta didik.
d. Terwujudnya sikap jujur, disiplin, amanah dan tanggungjawab.
e. Terwujudnya hidup bersih, sehat, asri dan indah dalam lingkungan sekolah dan
masyarakat.
f. Terwujudnya usaha pencegahan terjadinya kerusakan lingkungan.
g. Terwujudnya lingkungan yang sehat dari pencemaran lingkungan.
h. Terwujudnya sikap peduli terhadap usaha pelestarian lingkungan.
i. Terwujudnya sikap hemat energi dan air.
j. Meningkatkan sikap ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi dengan
lingkungan dan mengembangkan sikap sportivitas dalam menghadapi persaingan
global.
k. Terwujudnya jiwa kewirausahaan dan kemandirian sebagai bekal hidup di
masyarakat.
l. Menumbuhkan rasa bangga, tanggung jawab, dan mengembangkan diri sebagai
sekolah adiwiyata.
m. Menumbuhkan minat baca peserta didik agar menjadi pembelajar sepanjang hayat
(literat)
NO KODE
NAMA GOL MATA PELAJARAN TUGAS LAIN
7. Kebijakan Sekolah
Meliputi pengembangan akademik seperti tambahan jam pelajaran setelah KBM
berlangsung khususnya kelas XII untuk menghadapi US dan UNBK, tidak menutup
kemungkinan kelas X dan kelas XI menghadapi Ujian semester Gasal ataupun Genap
kemudian mengikuti lomba yang bersifat akademik seperti LCC bidang Studi. Berikutnya
kebijakan berkaitan dengan pengembangan bakat siswa, berkaitan dengan ekstrakurikuler
baik yang bersifat wajib maupun pilihan.
Kebijakan yang terkait dengan siswa yang tidak mampu adanya penerapan subsidi silang
maupun beasiswa yang berkaitan dengan pembiayaan sekolah.
Kebijakan sekolah berkaitan dengan partisipasi terhadap masyarakat sekitar, kebijakan
yang sudah terlaksana meliputi kerja bhakti masal, bhakti Sosial, Qurban, Zakat dan
sebagainya.
Kebijakan sekolah dalam penanaman budi pekerti, dimasukkanya pendidikan karakter
dalam struktur kurikulum sejumlah satu kali pertemuan dalam satu bulan, dan literasi yang
dilaksanakan setiap hari selasa.
Kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan TIK contoh kelengkapan lab TIK,
Ellis dan Bahasa. Dan masih banyak yang lain.
Buku panduan MPLS 2023
B. STRUKTUR KURIKULUM SMAN 1 TUNJUNGAN 2023-2024
ALOKASI ALOKASI
TOTAL TOTAL
PER PROJEK
MATA PELAJARAN PER JP PER JP PER
TAHU PER
MINGGU TAHUN MINGGU
N TAHUN
Pendidikan Agama dan
1 72 2 36 108 3
Budi Pekerti
2 Pendidikan Pancasila 54 2 18 72 2
3 Bahasa Indonesia 108 3 36 144 4
4 Matematika 108 3 36 144 4
Ilmu Pengetahuan Alam
5 216 6 108 324 9
(Biologi, Fisika, Kimia)
Ilmu Pengetahuan Sosial
6 (Sosiologi, Ekonomi, 288 8 144 432 12
Sejarah, Geografi)
7 Bahasa Inggris 54 2 18 72 2
Pendidikan Jasmani,
8 72 2 36 108 3
Olahraga dan Kesehatan
9 Informatika 72 2 36 108 3
Seni Rupa/Seni
10 54 2 18 72 2
Tari/PKWU
11 Bahasa Jawa 72 2 - 72 2
Total 1170 34 486 1656 46
D. PERPUSTAKAAN
1. Layanan Perpustakaan
a. Jam buka perpustakaan:
Senin : 07.45- 15.30 WIB (07.00-07.45 upacara sekolah)
Selasa s/d kamis : 07.00- 15.30 WIB
Jum’at : 07.00- 16.00 WIB
2. Keanggotaan
a. Anggota Perpustakaan SMA Negeri 1 Tunjngan adalah:
Semua siswa SMA Negeri 1 Tunjungan
Kepala sekolah, guru dan karyawan/karyawati SMA Negeri 1 Tunjungan
2. Belajar Efektif
Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui:
diri sendiri
kemampuan belajar anda
proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Pedoman: (Untuk membuat Jadwal Belajar)
Perhatikan waktumu.
Refleksikan bagaimana kamu menghabiskan waktumu.
Sadarilah kapan kamu menghabiskan waktumu dengan sia-sia.
Ketahuilah kapan kamu produktif.
F. WAWASAN KEBANGSAAN
1. Salam ABITA
MARS ABITA
BERIBU-RIBU PULAUNYA
BERANEKA SUKU BANGSA
NEGRIKU BUMI NUSANTARA
TEMPATKU DIBESARKAN BUNDA
BERMACAM RAGAM BAHASA
BERANEKA BUDAYANYA
TANAH PUSAKA PENUH PESONA
INDONESIA TERCINTA
ABITA AKU BANGGA INDONESIA TANAH AIRKU
BHINNEKA TUNGGAL IKA JADI JIWA SEMBOYAN BANGSA
15
Buku panduan MPLS 2023
G. BUDAYA LITERASI
Pengertian Literasi
Pengertian literasi sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan mengakses,
memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain
membaca, melihat, menyimak, menulis dan berbicara.
Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh
untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajar yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan publik.
Tujuan Gerakan Literasi Sekolah :
a. Menumbuhkan budaya membaca di sekolah.
b. Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
c. Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan ramah anak agar warga
sekolah mampu mengelola pengetahuan.
d. Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca.
Prinsip-prinsip Gerakan Literasi Sekolah di SMA N 1 Tunjungan dipaparkan sebagai
berikut :
a. Kegiatan literasi dilaksanakan setiap hari Selasa, pukul 06.45 s/d 07.00 (lima belas menit
sebelum pelajaran dimulai)
b. Tiap siswa memiliki jurnal membaca.
c. Kegiatan dipandu oleh wali kelas.
d. Wali kelas membimbing siswa dalam mengisi jurnal kegiatan literasi dan
menandatanganinya.
e. Wali kelas menjadi model atau teladan dengan ikut membaca selama kegiatan literasi
berlangsung.
f. Wali kelas dan guru Bahasa Indonesia berperan dalam memfilter dan memeriksa layak
tidaknya buku-buku yang dibaca siswa.
g. Buku yang dibaca adalah buku nonpelajaran misalnya novel, komik, majalah, buku ilmiah
populer, ensiklopedi, surat kabar, dll.
2. Kewirausahaan
Pengertian kewirausahaan secara umum adalah kewirausahaan adalah suatu proses dalam
mengerjakan sesuatu yang baru atau kreatif dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
Ciri ciri kewirausahawan yang handal dan profesional
1. Yakin terhadap produk yang dimiliki
2. Mengenal sangat banyak produknya
3. Tidak berdebat dengan calon pelanggan
4. Komunikatif dan negosiasi Ramah dalam pelayanan
5. Santun Jujur dan berani
6. Menciptakan transaksi
Tujuan berwirausaha
Berikut beberapa tujuan dari seorang wirausaha yang seharusnya:
1. Berusaha dan bertekad dalam meningkatkan jumlah para wirausaha yang baik dengan
kata lain ikut serta dalam mengader manusia manusia calon wirausaha untuk
membangun jaringan bisnis yang lebih baik
2. Ikut serta dalam mewujudkan kemampuan para wirausaha untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan Negaranya
3. Ikut serta dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta orientasi
kewirausahaan yang kokoh.
4. Menyebarluaskan dan membuat budaya ciri ciri kewirausahaan disekitarnya terutama
dalam masyarakat
5. Mengembangkan dalam bentuk inovasi dan kreasi agar tercipta dinamika dalam
kewirausahaan atau dunia bisnis sehingga kemakmuran dapat tercapai
17
Buku panduan MPLS 2023
I. CHARACTER BUILDING DAN BUDI PEKERTI.
1. Pengertian budi pekerti
Istilah budi pekerti secara sederhana dapat diatikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang
menentukan ukuran kebaikan dan keburukan perilaku manusia melalui norma agama,
norma hukum, tatakrama, sopan-santun, dan norma budaya / adat istiadat masyarakat. Budi
pekerti terlihat dalam bentuk perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan
kepribadian peserta didik. Sementara itu pendidikan sering kali diartikan sebagai usaha
sadar yang terencana untuk membantu anak dalam menyiapkan kehidupannya di masa
depan. .
Pendidikan budi pekerti secara operasional (sekolah) diartikan sebagai upaya untuk
membekali peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan selama
pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal bagi masa depannya, agar memiliki
hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan
kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk sehingga terbentuk pribadi
seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa; ucapan, perbuatan, sikap, pikiran,
perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral luhur
bangsa
19
Buku panduan MPLS 2023
2. Wewenang dan tanggung jawab penuh kepala sekolah untuk menyelenggarakan proses
pendidikan. Kepala sekolah merupakan “pintu” yang harus dilalui oleh aparat sekolah
ataupun masyarakat luar apabila ada hal-hal yang bersangkut paut dengan sekolah.
3. Kerja sama antara guru dan orangtua murid sangatlah diperlukan agar tercipta keserasian
antara fungsi pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah.
Guru sebagai pemeran sentral dalam pelaksanaan pendidikan merupakan penyuluh dan
pembimbing ke arah masa depan yang lebih baik serta penggerak ke arah kemajuan. Kerja sama
antara guru dan orangtua siswa di harapkan dapat menimbulkan pengertian dan membuka
pandangan orang tua tentang apa yang menjadi tugas dan tanggung jawab dalam membimbing
anaknya.
4. Guru, didalam maupun diluar sekolah harus mampu menjunjung tinggi martabat dan
citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (di ikuti, dipercaya) dan ditiru. Ia harus
dapat memberi contoh, bersikap dan bertindak yang baik sesuai dengan asas ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
5. Sekolah sebagai wiyatamandala harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, tetapi harus
mencegah masuknya sikap dan perbuatan yang dapat menimbulkan pertentangan. Selain
itu sekolah diharapkan menjadi teladan bagi kehidupan masyarakat sekitarnya.
Marilah kita upayakan terciptanya Wawasan Wiyatamandala ini agar sekolah dapat
berfungsi sesuai dengan statusnya (institusionalisasi) yakni melaksanakan proses belajar-
mengajar sehingga tercapai tujuan pendidikan yang diharapkan (profesionalisasi) dan
pembinaan kehidupan yang sehat dikalangan siswa untuk menghadapi masa depannya.
“Pendidikan itu luar biasa karena laksana air di padang gersang. Pendidikan membantu
memperluas cakrawala pandangan kita akan indahnya hidup dengan berbagi ilmu,
Bersyukurlah, karena kita bisa menjadi bagian dari Pendidikan”
20
Buku panduan MPLS 2023
Kata Sedulur memiliki arti "saudara", dan Sikep adalah "senjata". Sedulur Sikep
bermakna ajaran Samin yang mengutamakan perlawanan tanpa senjata dan tanpa kekerasan.
Semua berawal dari masa penjajahan Belanda dan Jepang pada zaman dahulu. Sedulur Sikep
artinya mereka mengobarkan semangat perlawanan kepada Belanda, dengan cara menolak
membayar pajak dan semua peraturan dari pemerintah kolonial.
Masyarakat suku Samin sering kali memusingkan pemerintah Belanda dan Jepang dengan
sikap ini, yang mana sampai sekarang masih suka dianggap menjengkelkan oleh kelompok luar.
Namun, suku Samin justru senang jika disebut Wong Sikep. Pasalnya, menurut mereka, istilah
atau sebutan ini berkonotasi positif yaitu berarti orang yang baik dan jujur. Masyarakat Samin
memang dikenal jujur dan terbuka pada siapapun, termasuk pada orang yang belum dikenal.
Mereka akan berbicara sesuai realitas tanpa rekayasa, meski kadang dinilai sebagai sikap lugu
yang cenderung bodoh. Cara inilah yang digunakan saat dulu melawan Belanda, meski sudah
mengerti namun pura-pura tidak mengerti. Mereka juga menganggap semua orang sebagai
saudara dengan mengedepankan kebersamaan. Contohnya berlaku dalam hal simpan-pinjam. Di
salah satu daerah yang masih kuat memegang ajaran Samin, ada arisan setiap 35 hari sekali.
Iuran akan dikumpulkan menjadi tabungan, lalu bisa dipinjamkan kepada siapa saja tanpa ada
bunga.
Selain itu, ada juga sikap gotong royong yang tinggi. Misalnya, saat ada yang membangun
rumah atau mengerjakan sawah, tanpa diminta semua warga akan datang untuk membantu.
Gotong royong ini dikenal oleh suku Samin sebagai Sambatan atau Rukunan. Keunikan lainnya,
mereka memegang teguh Solahing Ilat atau gerak lidah. Artinya, lidah harus dijaga agar tetap
mengucapkan kata-kata yang jujur dan tidak menyakiti orang lain. Jangan menyakiti orang lain,
kalau tidak mau disakiti. Jangan membohongi orang lain kalau tidak ingin dibohongi, jangan
mencelakai orang lain kalau tidak mau celaka, dan masih banyak lagi.
Namun, selama lebih dari satu dasawarsa, ada suku Samin yang menyebar sampai ke luar
wilayah Blora, seperti di Kabupaten Kudus, Pati, Grobogan, Rembang, Bojonegoro, dan Ngawi.
Meski di tengah kehidupan modern, mereka tetap memegang ajaran Saminisme dari
leluhur. Masyarakat Samin memang dikenal dengan keluguan, kejujuran, dan sikap apa adanya
yang kadang nyeleneh sehingga dipandang masyarakat lain secara berbeda. Namun dibalik itu,
ada pesan terutama mengenai kejujuran yang bisa diteladani dari kehidupan suku Samin.
21
Buku panduan MPLS 2023
Pasal I
Kepengasuhan
1. Bahwa setiap orang tua berkewajiban memberikan pola asuh/kepengasuhan yang penuh
kasih sayang baik lahir maupun batin sesuai dengan tuntunan agama
2. Bahwa setiap orang tua berkewajiban memenuhi kebutuhan dan perhatian yang penuh tulus
ikhlas untuk menjaga perkembangan anak agar sesuai dengan kodratnya
3. Bahwa setiap orang tua dilarang bertindak berlebihan dalam memberikan pola asuh
sehingga menjadikan anak menjadi tidak sehat perkembangan lahir dan batinnya.
4. Yang dimaksud bertindak berlebihan adalah memanjakan, terlalu membela, terlalu
menuruti, terlalu keras, terlalu mengekang, terlalu kaku, kekerasan fisik yang berlebihan
dan sejenisnya.
5. Bahwa setiap orang tua mengupayakan dengan sepenuh hati dan segenap kemampuan
untuk memberikan keteladanan/contoh yang baik kepada anak sesuai dengan tuntunan
agama dan kaidah positif dalam masyarakat yang tidak bertentangan dengan kaidah agama.
6. Bahwa setiap orang tua berkewajiban meningkatkan kemampuan/ keterampilan
kepengasuhan melalui kegiatan parenting dan bimbingan keagamaan serta selalu
mendekatkan diri kepada Tuhan agar dimudahkan dalam menjalani kewajiban sebagai
orang tua dan pendidik bagi anak-anak.
7. Bahwa setiap orang tua hendaknya menjadikan musyawarah untuk mencari solusi atas
segala macam pernik masalah kepengasuhan, baik kaitannya antar sekolah dengan orang
tua, sekolah dengan anak, orang tua dengan anak, atau dengan pihak-pihak lainnya.
Pasal II
Pendampingan
1. Bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban beban yang sama dalam pendampingan
anak/siswa dalam proses perkembangan agama, sosial, moral/akhlaq, dan emosinya baik di
rumah maupun di sekolah atau tempat-tempat lain yang terjadi adanya interaksi dengan
anak/siswa.
2. Bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban dan beban yang sama untuk secara penuh
mendampingi proses belajar siswa dimanapun anak/siswa berada.
3. Bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban dan beban yang sama untuk mendampingi
minat dan bakat siswa agar berkembang sesuai kodratnya
4. Bahwa setiap orang tua mempunyai kewajiban dan beban yang sama dalam mendampingi
anak/siswa dalam menyelesaikan permasalahan anak/siswa dengan arif dan bijaksana,
sehingga anak/siswa tersebut semakin dewasa dan semakin memahami arti dari sebuah
permasalahan kehidupan.
22
Buku panduan MPLS 2023
Pasal III
Keterlibatan / Support
1. Bahwa setiap orang tua berkewajiban terlibat secara pro aktif dalam proses pendidikan
anak/siswa baik di rumah, di sekolah, di lingkungan masyarakat dan atau di manapun
berada.
2. Bahwa setiap orang tua berkewajiban memberi support/motivasi terhadap anak/siswa di
setiap kesempatan atau tempat anak melakukan aktifitasnya yang positif.
3. Bahwa setiap orang tua sepakat dan bersedia memberikan waktunya kepada anak dengan
menghadiri undangan pertemuan atau orientasi orang tua/wali murid sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan sekolah.
4. Bahwa setiap orang tua berkewajiban untuk memberikan apresiasi/ penghargaaan sesuai
kemampuan (baik verbal maupun non verbal, materi maupun non materi) terhadap apapun
prestasi anak/siswa di semua bidang/kemampuan anak/siswa.
5. Bahwa setiap orang tua dimohon untuk tidak memprotes dan menunjukkan celaan terhadap
guru dan sekolah dihadapan siswa/anaknya. Diharapkan orang tua untuk menjadi penengah
dan membantu memahami guru dan program sekolah, atau memberi perspektif positif pada
diri anak tentang adab dan kepercayaan, begitu juga sebaliknya.
6. Bahwa setiap orang tua berhak memberikan saran, masukan, mengingatkan, menasehati
dan memperbaiki guru maupun sekolah yang dilakukan dengan cara yang santun, menjaga
kredibilitas guru dan sekolah, serta memerhatikan waktu dan tempat yang tepat. Sekolah
memfasilitasi dengan menyediakan forum dan sarana bagi orang tua untuk menyampaikan
kritik, teguran dan masukan.
7. Bahwa setiap orang tua dan sekolah mempunyai kewajiban atas kelangsungan pendidikan
yang bermutu dan berkesinambungan sesuai dengan karakter Profil Pelajar Pancasila
Pasal IV
Kedisiplinan Terhadap Pelanggaran Tata tertib Sekolah
1. Bahwa setiap orang tua berkewajiban terlibat secara pro aktif dalam proses pemecahan
masalah yang terjadi pada siswa
2. Bahwa Setiap orang tua berkewajiban untuk memahami seluruh permasalahan /
pelanggaran Tata Tertib yang dilakukan siswa secara objektif.
3. Bahwa Setiap orang tua sepakat jika siswa melakukan pelanggaran akan dikenai
penghitungan point pelanggaran, dan jika point pelanggaran sudah mencapai point
maksimal, setiap orang tua berkewajiban untuk ikut secara pro aktif ke sekolah guna
mencari pemecahan masalahnya.
4. Bahwa Setiap orang tua sepakat bahwa siswa / anak harus mau menerima konskwensi
dalam bentuk tugas ataupun yang lain terhadap point pelanggaran yang dilakukan
5. Bahwa Setiap orang tua sepakat jika siswa telah melakukan point pelanggaran maksimal
dan tidak adanya solusi pemecahan masalah seperti siswa melakukan tindakan asusila /
kawin, merokok, miras, ataupun tindakan yang berisfat kekerasan lainnya, maka orang tua
sepakat dengan penuh rasa legowo dan lapang dada untuk siswa tersebut mengundurkan
diri dari SMA N 1 Tunjungan
Pasal V
Penutup
25
Buku panduan MPLS 2023
BAB III
PENUTUP
Demikian mengenai materi MPLS yang menjadi pokok bahasan dalam buku panduan
ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, Semoga buku panduan ini berguna
bagi peserta didik baru sebagai panduan awal menjadi peserta didik yang berkarakter, berbudi
luhur, berprestasi, mampu melaksanakan tata tertib di sekolah dan mampu menjaga nama baik
sebagai peserta didik di SMAN 1 Tunjungan.
26