Anda di halaman 1dari 47

1

Material Beton

K10 Pengantar
Admixtur
SI 2101 – Rekayasa Bahan Konstruksi Sipil

Dr. Eng. Aris Aryanto, ST., MT.

Teknik Sipil - FTSL ITB


2

Definisi Admixtur
ASTM C 125
“..a material other than water, aggregate, hydraulic cement,
and fiber reinforcement that is used as an ingredient of
concrete and is added to the batch immediately before or
during its mixing”

Pengguna menggunakan admixtur terutama untuk mengurangi biaya


konstruksi beton; memodifikasi sifat beton keras; untuk memastikan kualitas
beton selama pencampuran, pengangkutan, pengecoran, dan perawatan;
dan untuk mengatasi kondisi darurat tertentu.
3

Keuntungan Menggunakan Admixtur

▪ Memperbaiki workability beton


▪ Mengatur rasio air-semen pada beton segar.
▪ Mengurangi penggunaan semen
▪ Mencegah terjadinya segregasi dan bleeding
▪ Mengatur waktu pengikatan aduk beton
▪ Meningkatkan kekuatan beton keras.
▪ Meningkatkan sifat kedap air pada beton keras.
▪ Meningkatkan sifat tahan lama/durabilitas pada beton keras termasuk
tahan terhadap zat-zat kimia, tahan terhadap gesekan, dll.
4

Klasifikasi Admixtur

▪ Admixtur Kimia
Berbagai jenis senyawa kimia yang larut air yang secara garis
besar dikelompokan ke dalam tiga kategori :
▪ Air Entraining Agents (ASTM C 260)
▪ Set-controlling admixtures (ASTM C 494)
▪ Water Reducing/Plasticizing (ASTM C 494/1017)

▪ Admixtur Mineral
Berbagai jenis mineral padat halus, dapat berupa produk limbah
atau produk sampingan
5

Top 10 Admixtur
Kimia Mineral
Air Entraining Agents Fly Ash
Water Reducers Silica Fume
Super Plasticizers Ground Blast Furnace Slag
Retarders
Accelerators
Shrinkage Reducers
Corrosion Inhibitors

Source: PCA,2011
6

Material Beton

K10 Admixtur Kimia


SI 2101 – Rekayasa Bahan Konstruksi Sipil

Dr. Eng. Aris Aryanto, ST., MT.

Teknik Sipil - FTSL ITB


7

Air-Entraining Admixtures

▪ Air Entrainment agen dapat membentuk gelembung-gelembung


udara yang terdistribusi secara merata ke seluruh pasta semen.
▪ Udara yang sengaja ditambahkan membentuk gelembung berbentuk
bola dengan ukuran mulai dari 5 mikron sampai 80 mikron yang
terdistribusi secara merata di seluruh massa beton.
▪ ASTM C 260 Standard Specification for Air-Entraining Admixtures for
Concrete or AASHTO M 154

Source: PCA,2011
8

Air Entrainment

▪ Komposisi bahan utama produk Air


Entrainment sebagai berikut:
▪ Abietic and pimeric acid salts
▪ Fatty Acid salts
▪ Alkyl - aryl sulphonates
▪ Alkyl sulphonates
▪ Phenol ethoxylates

Source: Mehta, 2005


9

Keuntungan Air Entrainment


▪ Daya tahan (Durabilitas) terhadap siklus beku-cair, aplikasi deicer,
lingkungan sulfate, alkali-reaktif.
▪ Mengurangi segregasi dan bleeding karena:
▪ Pengikatan gelembung udara dengan partikel semen dan
menyatukannya.
▪ Meningkatkan daya tarik antar partikel yang disebabkan oleh daya
adsorpsi entrainer udara.
▪ Gelembung bertindak sebagai pengisi ekstra halus dan
meningkatkan luas permukaan keseluruhan konstituen relatif
terhadap volume air.
▪ Aliran air antar partikel semen dapat dibatasi.
▪ Workabilitas meningkat karena aksi gelembung udara sebagai bantalan
bola yang membantu pergerakan partikel satu sama lain.
10

Kandungan udara dan tahanan siklus beku cair

Source: PCA,2011
11

Water Reducing Admixtur


▪ Water-Reducing Admixture berguna untuk:
▪ Mengurangi jumlah air pencampur untuk menghasilkan nilai slump
tertentu
▪ Mengurangi rasio air-semen
▪ Mengurangi jumlah/konten semen
▪ Meningkatkan slump
▪ Komposisi Water Reducer
▪ Water reducer umumnya adalah lignosulfonates, hydroxy-carboxylic
acids, atau hydroxylated polymer.
▪ High-range water reducers umumnya adalah linear anionic polymer
atau modified lignosulfonate materials
12

Mekanisme Water Reducer


• Perbedaan muatan pada permukaan
partikel semen → partikel saling
mengikat, menyebabkan mereka
mengalami flokulasi
• Water reducer adalah molekul organik
bermuatan negatif yang menyerap
terutama pada antarmuka padat-cair
dengan semen dan air
• Water reducer menyebabkan
keseragaman muatan di permukaan
partikel semen, menyebabkan mereka
saling tolak dan menyebarkan partikel-
partikel dalam pasta
Source: Mehta, 2005
13

Water-Reducing (Plasticizers)
14

Tipe Water-Reducing Admixtur


▪ Diklasifikasikan berdasarkan % pengurangan air
▪ Terdapat 2 kategori umum
▪ Plasticizers – ASTM C 494
▪ Super- Plasticizers – ASTM C 494, ASTM C 1017

Type A Water Reducing Admixtures


Type B Retarding Admixtures
Type C Accelerating Admixtures
Type D Water Reducing, Retarding
Type E Water Reducing, Accelerating
Type F High-Range Water Reducing Admixtures, Normal Set
Type G High-Range Water Reducing Admixtures, Retarded Set
15

Low Range Water Reducing Admixtures


ASTM C 494 or AASHTO M 194

▪ Type A
▪ Mengurangi kandungan air sedikitnya 5%
▪ Memperlambat setting ― accelerator sering ditambahkan
▪ Type D
▪ Mengurangi kandungan air min 5%.
▪ Memperlambat setting
▪ Type E
▪ Mengurangi kandungan air min 5%.
▪ Mempercepat setting
16

Mid-Range Water Reducing Admixtures

▪ Mengurangi kandungan air 6% hingga 12%


▪ Mengurangi kandungan semen
▪ Mengurangi rasio air-semen
▪ Tidak memperlambat setting
▪ Memperbaiki penempatan dan finishing beton
17

High-Range Water-Reducing Admixtures


ASTM C 494, 1017 AASHTO M 194

▪ Mengurangi kandungan air 12% hingga 30%


▪ Mengurangi w/c dapat menghasilkan beton:
▪ Kuat tekan beton > 70 MPa
▪ Peningkatan kuat awal beton
▪ Mengurangi penetrasi ion Cl-

Type F― Water Reducing


Type G ― Water Reducing and Retarding
18

Super-Plasticizers

• Tipe super-plasticizer :
• Polynaphthalene sulfonate (PNS type)
• Polymelamine sulfonate (PMS type)
• Polycarboxylates (PC types)

Source: Mehta, 2005


19

Pengaruh Superplasticizers
20

Pengaruh Superplasticizers
21

Flowing Concrete

Source: PCA,2011
22

Water Reducer and Slump Loss

Source: PCA,2011
23

Flowing Concretes and Slump Loss

Source: PCA,2011
24

Retarding Admixture
ASTM C 494 or AASHTO M 194, Type B

▪ Memperlambat laju setting atau hardening untuk


▪ Pengecoran di cuaca panas
▪ Pengecoran yang sulit
▪ Proses finishing khusus
▪ Lima kategori bahan utama :
▪ Lignosulfonic acids
▪ Hydroxycarboxylic acids
▪ Sugars
▪ Phosphates
▪ Salts of amphoteric metals
Bahan kimia kategori tiga pertama juga sebagai water reducing
25 Effect Retarding Admixtures
Pengaruh Retarding Admixtur
26

Accelerator Admixture
ASTM C 494 or AASHTO M 194, Type C

▪ Mempercepat laju hidrasi (setting) untuk memperoleh kekuatan pada


umur awal
▪ Tiga kategori bahan Accelerator Admixtur:
a) Garam anorganik larut
▪ Calcium chloride paling umum sebagai accelerator karena sangat efektif dan
murah
▪ Calcium nitrite salah satu pilihan untuk beton betulang karean tidak
menyebabkan korosi
b) Senyawa organik larut
▪ Triethanolamine, calcium formate, calcium acetate
c) Berbagai bahan padat
▪ Calcium floroaluminate, calcium sulfoaluminate
▪ Pembibitan dengan semen terhidrasi penuh atau serbuk halus limestone,
mineral silicate
27

Pengaruh Accelerator Admixtur


28

Material Beton

K12 Admixtur Mineral


SI 2101 – Rekayasa Bahan Konstruksi Sipil

Dr. Eng. Aris Aryanto, ST., MT.

Teknik Sipil - FTSL ITB


29

Supplementary Cementitious Materials (SCM)

▪ Fly Ash (pembakaran batu bara)


▪ Class F: kandungan calcium rendah sehingga pozzolanik
▪ Class C: banyak calcium dan alkalis, sehingga sementisious

▪ Microsilica (silica fume – dari silicon arc furnaces)


▪ Silica murni sangat halus
▪ Pozzolanik
▪ Ground Blast Furnace Slag (GBFS – produk
sampingan tungku pemurnian besi)
▪ Sementisious
▪ Mengurangi porositas pasta
30

Supplementary Cementitious Materials (SCM)

Dari kiri ke kanan:


▪ Fly ash (Class C)
▪ Metakaolin (calcined clay)
▪ Silica fume
▪ Fly ash (Class F)
▪ Slag
▪ Calcined shale
Source: PCA,2011
31

Supplementary Cementitious Materials (SCM)

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


32

Karakteristik Fisik
33

Ukuran Partikel

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


34

Pozzolan

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


35

SEM - Semen, Silica Fume, Fly Ash


Semen Silica Fume Fly Ash

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


36

SEM - Calcined Clay, Calcined Shale, Slag


Calcined Clay Calcined Shale

Slag

Source: PCA,2011
37

Pozzolan
• Menyediakan sumber silika reaktif yang akan bereaksi dengan
CH untuk membentuk C-S-H
• Bukan self-cementing, dan harus dikombimasikan dengan semen
atau sumber CaO lain
• Umumnya proses hidrasi lambat, tetapi secara signifikan meningkatkan
durabilitas dan kekuatan jangka panjang
• Pozzolan sangat baik memitigasi reaktifitas alkali-silika dan
serangan sulfat
• Class F fly ash, silica fume, rice husk ash adalah bahan pozzolan yang
baik
• Class C fly ash adalah bahan pozzolan yang buruk
38

Reaksi Pozzolanic
Reaksi dasar ketika fly ash atau bahan pozzolan alami digunakan.
Ketika pozzolan yang sangat reaktif digunakan seperti silica fume atau
rice husk ash, reaksi pozzolanic sekunder terjadi mengasilkan reduksi
Ca/Si yang signifikan

CH + S + H ®C - S - H
C3 S + 2S + 10.5H → 3[CSH 3.5 ]
Alumina dalam pozzolan juga menggantikan silica sebagai bagian C-
S-H, kemungkinan menghasilkan reaksi sekunder berupa C-A-H

CH + A + H → C − A − H
39

Kapasitas Pozzolan

Kandungan alumina yang tinggi menghasilkan kapasitas pozzolan karena


pembentukan C-A-H.

Source: Mindess, Young, and Darwin, 2004


40

Tipikal Kandungan SCM


Tipikal jumlah SCM di beton dalam massa material sementisius

• Fly ash
• Class C 15% to 40%
• Class F 15% to 20%
• Slag 30% to 45%
• Silica fume 5% to 10%
• Calcined clay 15% to 35%
• Metakaolin 10%
• Calcined shale 15% to 35%
41

Pengaruh SCM pada Temperatur Beton

Source: Mehta, 2005


42

Pengaruh SCM pada Kekuatan Beton

Source: Mehta, 2005


43

Pengaruh SCM pada Posositas Beton

Source: Mehta, 2005


44

Pengaruh SCM pada Penetrasi Klorida

Source: Mehta, 2005


45

Pengaruh pada Campuran Beton Segar

Source: PCA,2011
46

Pengaruh pada Beton Keras

Source: PCA,2011
47

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai