Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Trisakti

https://www.trijurnal.trisakti.ac.id/index.php/jet
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022 : hal : 941-950
http://dx.doi.org/10.25105/jet.v2i2.14546
e-ISSN 2339-0840

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR TERHADAP


RETURN SAHAM
Adetya Maharani 1
Aqamal Haq2*
1,2
Program Studi Akuntansi, Universitas Trisakti
*Penulis korespondensi : aqamal.haq@trisakti.ac.id

Abstrak
Penelitian ini merujuk kepada dampak dari Covid-19 terhadap perekonomian. Covid-19 sangat berdampak
bagi Indonesia khususnya di sektor sosial-ekonomi. Sehingga adanya keterbatasan terhadap masyarakat
dalam mempengaruhi permintaan dan penawaran, yang membuat kondisi perekonomian mengalami resesi
khususnya di subsektor food and beverages. Perusahaan subsektor food and beverages menjadi objek
penelitian ini dan tujuannya untuk menganalisis pengaruh inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap return
saham pada perusahaan food & beverages yang tercatat di BEI selama periode 2017-2021. Data penelitian
berjenis data sekunder, yakni berasal dari laporan keuangan yang tersedia pada website www.idx.co.id, data
mengenai inflasi, suku bunga dan nilai tukar didapat dari situs Bank Indonesia yakni www.bi.go.id dan
diperoleh dari situs Badan Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id. Penentuan sampel memakai teknik purposive
sampling dan memperoleh 10 perusahaan dengan 60 data sampel yang diamati. Penelitian ini memakai
teknik analisis regresi linear berganda dan menguji hipotesis memakai program SPSS 25. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa inflasi tidak mempengaruhi return saham, suku bunga tidak mempengaruhi return saham
serta nilai tukar berpengaruh terhadap return saham.

Kata Kunci: Return Saham, Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar

Abstract
This research refers to the effect of Covid-19 on the economy. Covid-19 has an effect on Indonesia,
principally in the socio-economic sector. So that there are limitations to society in influencing supply and
demand, which makes economic conditions experience a recession, especially in the food & beverages
subsector. Food and beverages sub-sector companies are the objects of this research. Aims to analyze the
effect of inflation, interest rates and exchange rates on stock returns in food & beverages companies listed
on the IDX during 2017-2021. The data used are secondary data, namely data from financial reports
available on the website www.idx.co.id, data on inflation, interest rates and exchange rates obtained from
the official website of Bank Indonesia, namely www.bi.go.id and obtained from the official website of the
Central Statistics Agency, namely www.bps.go.id. Determination of the sample using purposive sampling
technique and obtained 10 companies with 60 sample data observed. This study uses multiple linear
regression analysis techniques and tests the hypothesis with the help of the SPSS 25 program. The output of
this study found that inflation does not affect stock returns, interest rates do not affect stock returns and
exchange rates affect stock returns.

Keywords: Stock Return, Inflation, Interest Rate, Exchange Rate

Artikel dikirim : 20-08-2022 Artikel Revisi : 9-09-2022 Artikel diterima : 11-09-202

941
Jurnal Ekonomi Trisakti

PENDAHULUAN

Saat ini Covid-19 sangat berdampak terhadap kesehatan, sosial dan ekonomi di Indonesia.
Keterbatasan mobilitas terhadap masyarakat telah mempengaruhi permintaan dan penawaran
agregat di berbagai bidang, kemudian meluas secara kompleks sehingga mengalami resesi ekonomi
yang luar biasa. Akibat dari resesi ini, banyak masyarakat dan para individu mengalami penurunan
pendapatan ataupun kehilangan pekerjaan. Sehingga pemerintah telah melakukan berbagai langkah
untuk mengatasi dampak negatif resesi. Dimulai dengan menaikkan suku bunga dan memperkuat
siklus valuta asing. Sehingga, Indonesia sangat memerlukan dana yang besar sejalan dengan
perkembangan yang diinginkan. Untuk itu, agar bisa menumbuhkan modal maka Indonesia harus
bisa menarik minat para investor untuk berinvestasi.
Dengan menginvestasikan modalnya dalam perusahaan para investor berharap akan
mendapatkan keuntungan berupa pengembalian yang hendak dicapai dari hasil investasinya yaitu
berupa return saham (Sumantri & Purnamawati, 2017). Tujuan investasi ialah untuk menghasilkan
kesinambungan investasi, memperoleh keuntungan yang diharapkan, menghasilkan kekayaan bagi
pemegang saham, berkontribusi pada pembangunan negara, mengurangi tekanan inflasi dan
mendorong agar menghemat pajak (Dewi & Vijaya, 2018). Salah satu jembatan ketika berinvestasi
ialah pasar modal hal ini berfungsi agar mendapatkan keuntungan sejak modal ditanamkan oleh
investor. Pasar modal adalah salah satu sarana yang berfungsi untuk menjembatani dana masyarakat
yang nantinya akan disalurkan ke berbagai sektor yang melakukan investasi (Permata & Sofie,
2015). Pasar modal sangat penting dalam perekonomian karena membantu investor menarik
investor lain untuk berinvestasi.
Semua investor selalu ingin mendapatkan return yang besar, melalui pertimbangan dari
risiko yang ada. Selain itu, harga saham sangat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya permintaan,
sehingga investor akan meninjau tingkat permintaan. Apabila demand naik, harga saham juga ikut
naik. Sedangkan, apabila permintaan turun, harga saham juga turun karena harga saham tidak selalu
konstan yang diakibatkan karena faktor mikro dan makro. Faktor mikro terkait oleh kondisi internal
perseroan, dan faktor makro terkait dengan eksternal suatu perusahaan. Variabel yang dipakai pada
penelitian yakni faktor makro yakni inflasi, suku bunga, serta nilai tukar. Variabel tersebut terdapat
dampak terbesar pada kondisi ekonomi dan terkait erat dengan return saham.
Berdasarkan beberapa penelitian serupa yang sebelumnya sudah dikaji, terdapat hasil yang
berbeda-beda. Seperti penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Permaysinta & Sawitri (2021)
diketahui bahwa variabel inflasi dan suku bunga secara parsial tidak berpengaruh terhadap return
saham, sedangkan variabel nilai tukar rupiah secara parsial berpengaruh terhadap return saham.
Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Fabiola & Iradianty (2021) diketahui bahwa secara
parsial inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, inflasi
dan suku bunga tidak berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan subsektor makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019.
Peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Nugroho & Hermuningsih (2020) diketahui bahwa
kurs rupiah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham, inflasi berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap return saham, suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap return saham, secara simultan, kurs rupiah, inflasi dan tingkat suku bunga berpengaruh
signifikan terhadap return saham.

942
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022

Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Haryani & Priantinah (2018) diketahui bahwa
inflasi, nilai tukar rupiah per dolar AS, dan tingkat suku bunga BI memiliki pengaruh negatif dan
signifikan terhadap return saham.
Penelitian lain yang juga dilakukan oleh Wiradharma & Sudjarni (2016) diketahui bahwa
tingkat suku bunga berpengaruh positif signifikan terhadap return saham, tingkat inflasi dan nilai
kurs rupiah tidak berpengaruh terhadap return saham.
Hasil analisa ini berharap bisa mengkontribusikan sebagai informasi referensi untuk investor
pada saat berinvestasi di suatu perusahaan, sehingga investor mengetahui bagaimana keadaan
perusahaan dapat menguntungkan mereka.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Sinyal
Teori sinyal ialah sesuatu yang dilakukan manajemen agar membantu investor dalam
penilaian mereka tentang peluang masa depan untuk perseroan (Brigham & Houston, 2014). Teori
sinyal lebih mengutamakan pada data yang dihasilkan perseroan mengenai keputusan investasi bagi
pihak luar. Informasi yang diberikan sebagai arahan untuk memberi sinyal kepada investor agar
mengambil keputusan investasi.

Return Saham
Return saham yaitu faktor pendorong bagi investor untuk menanamkan modalnya pada saham
serta sebagai upah atas kemauan dalam mengambil sebuah ancaman atas investasi yang
dilaksanakan (Tandelilin, 2017). Menurut opini mengenai hal tersebut, return saham ialah
pengembalian yang didapat investor dari berinvestasi pada saham.

Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menaikkan harga seluruh produk, yang
mengakibatkan penurunan daya beli uang (Tandelilin, 2017). Peningkatan nilai dari tiap komoditi
bukan termasuk inflasi kecuali adanya peningkatan meluas ke komoditi lain yang menyebabkan
kenaikan harga.

Suku Bunga
Suku bunga yaitu nilai yang wajib dilunasi oleh debitur untuk menerima uang dari kreditur
selama waktu tertentu (Astuti et al., 2013). Kata lain dari suku bunga ialah BI rate, yaitu suku
bunga kebijakan yang mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia
dan diumumkan kepada publik (Hamzah & Sudiarto, 2014). Suku bunga dihitung tiap uang yang
dipinjamkannya. Naiknya suku bunga yang tidak biasa dapat menyulitkan perekonomian untuk
melunasi utangnya, sebab suku bunga yang besar membebani perseroan dan mengurangi
keuntungan yang didapatkan perusahaan berkurang. Tingginya tingkat bunga menyebabkan biaya
modal naik sehingga return yang janjikan investor dari investasinya juga akan naik (Andriyani &
Armereo, 2016).

Nilai Tukar
Nilai tukar ialah kurs Rupiah pada dolar AS berdasarkan kurs tengah Rupiah terhadap dolar
AS (Wardianda & Octaviani, 2022). Ketika nilai kurs domestik naik maka dinamakan apresiasi. Di
sisi lain, ketika nilai kurs domestik turun maka dinamakan devaluasi. Nilai tukar mempunyai
korelasi positif dengan tingkat bunga. Ketika kurs dolar naik, suku bunga juga meningkat.

943
Jurnal Ekonomi Trisakti

Kerangka Konseptual
Hubungan yang logis antar variabel dalam penelitian akan dipaparkan dan diilustrasikan
dalam sub-bab kerangka pemikiran berikut ini. Sebelum penyajian gambar mengenai kerangka
pemikiran teoritis ditampilkan, akan dijelaskan uraian mengenai inflasi, suku bunga dan nilai
tukar terhadap return saham pada perusahaan food & beverages. Kerangka teoritis digambarkan
sebagai berikut:

Inflasi (X1) H1

H2
Suku Bunga (X2) Return Saham (Y)
H3
Nilai Tukar (X3)

Gambar 1. Kerangka Konseptual

Hipotesis Penelitian
Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham
Tingginya inflasi umumnya dihubungkan pada situasi ekonomi yang terlalu tegang. Selain itu,
tingginya inflasi dapat menyusutkan pendapatan riil yang didapat investor dari penanaman
modalnya (Tandelilin, 2017). Analisis yang diteliti Nugroho & Hermuningsih (2020), mendapatkan
hasil yakni inflasi mempengaruhi secara negatif terhadap return saham. Sedangkan Permaysinta &
Sawitri (2021), mendapatkan hasil yakni inflasi tidak mempengaruhi return saham. Kajian dapat
dirumuskan, yakni:
H1 : Inflasi mempengaruhi return saham

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham


Sangat dianjurkan untuk mempertimbangkan variabel suku bunga ini, sebab investor bisa
memperkirakan pengembalian investasi yang besar. Ketika suku bunga naik, kewajiban bunga
perusahaan meningkat, yang pada gilirannya mengurangi keuntungan. Tingkat bunga yang besar
juga mengakibatkan beban produksinya besar, biaya produk yang besar, pembelian konsumen yang
lambat, serta penjualan yang rendah. Penelitian sebelumnya oleh Nugroho & Hermuningsih (2020)
berpendapat kalau suku bunga mempengaruhi secara negatif terhadap return saham. Fabiola &
Iradianty (2021) berpendapat sesungguhnya suku bunga tidak mempengaruhi return saham. Kajian
tersebut dirumuskan, yakni:
H2 : Suku bunga mempengaruhi return saham

Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Return Saham


Nilai tukar yaitu kurs suatu negara yang diukur pada kurs negara lain. Ketika situasi
perdagangan suatu negara berubah, nilai tukar umumnya ikut berubah secara signifikan. Stabilnya
nilai tukar sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan bisnis yang menguntungkan untuk
meningkatkan dunia bisnis. Menurut Haryani & Priantinah (2018), nilai tukar mempengaruhi secara
negatif terhadap return saham. Meskipun, peneliti Wiradharma & Sudjarni (2016) berpendapat
sesungguhnya nilai tukar tidak mempengaruhi return saham. Kajian tersebut dirumuskan, yakni:
H3 : Nilai tukar mempengaruhi return saham

944
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian
Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif yakni metode yang
perhitungannya bersifat numerik. Analisis ini diarahkan untuk mengkaji pengaruh inflasi, suku
bunga serta nilai tukar terhadap return saham pada perusahaan food & beverages yang tercatat di
BEI selama periode 2017-2021. Analisa ini memakai analisis statistik yaitu SPSS 25.
Variabel terikat yang dipakai ialah return saham yang diperoleh dari periode 2017-2021 dan
variabel bebas pada penelitian ialah inflasi, suku bunga serta nilai tukar.

Populasi dan Sampel


Populasi yang dipakai ialah perusahaan subsektor food & beverages yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2017-2021. Perolehan sampel menggunakan metode purposive
sampling, dan total perusahaan diambil berdasarkan standar tertentu, dan dipilih 10 perusahaan, dan
tahun pengamatan sepanjang 5 periode (12 bulan), dan hasil ekstraksi sebanyak 60 sampel.

Definisi Variabel dan Pengukuran


Variabel Terikat
Variabel terikat pada penelitian ialah return saham. Saham merupakan tanda bukti emiten
maupun investor yang memiliki kepunyaan dalam perseroan. Tingkat kepemilikan suatu saham
ditetapkan oleh besarnya modal yang dipakai agar bisa beli saham emiten tersebut, sesuai dari nilai
saham yang diajukan dari emiten.

Keterangan :
Pt : Harga saham sekarang
Pt-1 : Harga saham sebelumnya
Dt : Dividen yang dikeluarkan sekarang

Variabel Bebas
Inflasi
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan naiknya harga semua produk, dan daya beli uang
yang menurun.

Keterangan:
IHKt : Indeks harga konsumen tahun x
IHKt-1 : Indeks harga konsumen tahun terdahulu

Suku Bunga
Suku bunga ialah tingkat bunga acuan dari reformasi kebijakan moneter yang dilaksanakan
bagi Bank Indonesia, dan dalam bentuk persentase (%).

Nilai Tukar
Nilai tukar yaitu nilai perubahan kurs dari negara yang berbeda.

945
Jurnal Ekonomi Trisakti

Metode Pengumpulan Data


Data penelitian yang dipakai bersifat sekunder. Data pelaporan keuangan tersedia pada situs
www.idx.co.id, data tentang inflasi, suku bunga serta nilai tukar di peroleh dari situs Bank
Indonesia yaitu www.bi.go.id serta didapat dari situs Badan Pusat Statistik yaitu www.bps.go.id.

Metode Analisis Data


Metode analisis yang dipakai yakni uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik yang terdiri
dari uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, analisis regresi linear berganda, uji
heteroskedastisitas, uji koefisien determinasi (R2), uji F dan uji T.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif digunakan untuk mencari penjelasan atas variabel-variabel dalam
penelitian ini. Dalam penelitian ini nilai maksimum, nilai minimum, mean, dan standar deviasi
menggambarkan persebaran data. Penjelasan yang lebih rinci mengenai metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Statistik deskriptif


N Min Max Mean Std. Deviation
Inflasi 60 1,32 4,37 2,7263 ,89534
Suku bunga 60 3,50 6,00 4,6125 ,83796
Nilai tukar 60 13319 16367 14153,25 567,030
Return saham 60 -7,17 10,63 1,0660 3,75437
Sumber: Data diolah (2022)

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang digunakan terdistribusi normal atau
tidak. Model yang baik adalah model yang terdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov sehingga diperoleh hasil yang dapat
dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2. Uji Normalitas


Variabel Asymp. Sig. (2-tailed) Kesimpulan
Unstandardized Residual ,200 Berdistribusi normal
Sumber: Data diolah (2022)

Menurut uji normalitas, nilai sig 0,200 > 0,05. Data pada analisa ini berdistribusi normal.

Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas
diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai VIF (variance-inflating factor)
yang ditunjukkan pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Uji Multikolinieritas


Variabel Tolerance VIF
Inflasi ,393 2,542
Suku bunga ,533 1,876

946
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022
Variabel Tolerance VIF
Nilai tukar ,600 1,666
Sumber: Data diolah (2022)

Semua variabel nilai toleransi > 0,10 dan nilai VIF < 10 atas dasar uji multikolinearitas.
Maka, pengujian pada analisa ini tidak terdapat masalah multikolinearitas.

Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk menguji ada tidaknya masalah autokorelasi pada model
regresi linier. Uji autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson sehingga
diperoleh hasil yang ditunjukkan pada tabel 4 berikut:

Tabel 4. Uji Autokorelasi


R Adjusted Std. Error of the Durbin
Model R
Square R Square Estimate Watson
1 ,303 ,092 ,043 3,67255 1,795
Sumber: Data diolah (2022)

Mneurut uji ini, Durbin Watson yang dihasilkan sebesar 1,795 terletak antara 1,6889 < 1,795
< 2,3111. Jadi kesimpulannya tidak terjadi autokorelasi.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedatisitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi yang dihasilkan
terjadi ketidaksamaan variasi dari nilai residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika
ditemukan hasil residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut sebagai
homoskedastisitas. Namun, apabila berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Pada model regresi
yang baik adalah tidak terjadi hetoroskedastisitas. Pengujian ini dilakukan dengan meregresikan
nilai absolut residual terhadap variabel independen yang ada. Menurut Ghozali (2016) model
regresi dapat dikatakan bebas dari heteroskedastisitas apabiila nilai signifikan ≥ 0,05. Hasil dari
uji heteroskedatisitas dapat dilihat pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Uji Heteroskedastisitas


Model Sig. Kesimpulan
Constant ,256
Inflasi (X1) ,242 Bebas Heteroskedastisitas
Suku bunga (X2) ,322 Bebas Heteroskedastisitas
Nilai tukar (X3) ,373 Bebas Heteroskedastisitas
Sumber: Data diolah (2022)

Seluruh variabel memiliki nilai sig. > 0,05 berdasarkan uji Heteroskedatisitas. Pada analisa ini
bebas dari heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linear Berganda
Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas inflasi,
BI rate dan nilai tukar terhadap variabel terikat return saham, serta untuk mengetahui seberapa
besar pengaruhnya. Hasil dari regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 6 berikut:

947
Jurnal Ekonomi Trisakti

Tabel 6. Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 33,594 15,546
Inflasi -,755 ,851 -,180
Suku bunga ,792 ,782 ,177
Nilai tukar -,002 ,001 -,364
Sumber: Data diolah (2022)

Hasil uji ini memperoleh persamaan garis regresi, yaitu:


Y = 33,594 - 0,755 X1 + 0,792 X2 - 0,002 X3
Pada persamaan tersebut, nilai konstanta (a) memiliki nilai positif sebesar 33,594. Pada inflasi
(X1) koefisien regresinya sebesar -0,755. Pada suku bunga (X2) koefisien regresinya sebesar 0,792.
Pada nilai tukar (X3) koefisien regresinya sebesar -0,002.

Uji Koefisien Determinasi (R2)


Analisis koefisien determinasi (R2) dalam penelitian ini menggunakan dasar Adjusted R2.
Hasil penelitian ditunjukan pada tabel 7 berikut:
Tabel 7. Uji koefisien determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,303 ,092 ,043 3,67255
Sumber: Data diolah (2022)

Dari pengujian tersebut, nilai Adjusted R Square sebesar 0,043. Oleh karena itu, inflasi, suku
bunga, serta nilai tukar berkontribusi 4,3% terhadap return saham, serta 95,7% sisanya berasal dari
variabel lainnya.

Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pada model regresi linear berganda yang telah
didapat dan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara simultan. Hasil dari uji F dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 76,315 3 25,438 1,886 ,142b
Residual 755,307 56 13,488
Total 831,621 59
Sumber: Data diolah (2022)

Nilai F yang dihitung berdasarkan uji F adalah 1,886. Artinya lebih kecil dari F-tabel yakni
2,77 dan nilai sig. 0,142 > 0,05. Maka, uji ini memperlihatkan kalau inflasi, suku bunga dan nilai
tukar tidak mempengaruhi return saham secara bersamaan.

Uji T
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel

948
Vol. 2 No. 2 Oktober 2022

terikat secara parsial. Hasil penelitian uji t ditunjukkan pada tabel 9 berikut:

Tabel 9. Uji T
Variabel t Sig. Kesimpulan
Inflasi (X1) -,886 ,379 H1 di tolak
Suku bunga (X2) 1,013 ,315 H2 di tolak
Nilai tukar (X3) -2,215 ,031 H3 di terima
Sumber: Data diolah (2022)

Pengujian ini diketahui kalau variabel inflasi secara parsial tidak mempengaruhi return
saham, variabel suku bunga secara parsial tidak mempengaruhi return saham, dan variabel nilai
tukar secara parsial berpengaruh terhadap return saham.

Pembahasan Hasil Penelitian


Pengaruh Inflasi Terhadap Return Saham
Analisis ini menemukan kalau inflasi tidak mempengaruhi return saham. Analisis ini searah
oleh penemuan Permaysinta & Sawitri (2021) yang meyakini kalau inflasi tidak mempengaruhi
return saham, karena sektor makanan dan minuman ialah kebutuhan dasar masyarakat yang sangat
dibutuhkan walaupun daya beli masyarakat turun.

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Return Saham


Analisis ini menyatakan kalau suku bunga tidak mempengaruhi return saham. Suku bunga
yang fluktuatif tidak menghalangi investor berinvestasi di pasar modal. Saat suku bunga turun,
investor tetap terus berinvestasi agar bisa menghasilkan return terbaik bagi pemegang saham
perusahaan food and beverage, karena pada sektor ini paling dicari investor, dan pertumbuhan
ekonomi sangat bergantung pada kontribusi perusahaan makanan dan minuman. Penelitian ini
searah dengan Fabiola & Iradianty (2021) kalau suku bunga tidak mempengaruhi return saham.

Pengaruh Nilai Tukar Terhadap Return Saham


Analisis ini membuktikan kalau nilai tukar berpengaruh negatif terhadap return saham.
Perkembangan nilai tukar terhadap dolar merupakan hal yang fundamental bagi perusahaan pada
industri food and beverages yang melakukan impor serta ekspor sebagai bagian dari kegiatannya.
Turunnya nilai tukar bisa meningkatkan biaya produksi perusahaan. Tingginya biaya produksi dapat
memakan keuntungan perusahaan, mengurangi output perusahaan, dan mempengaruhi harga dan
pengembalian saham. Penelitian ini searah dengan Haryani & Priantinah (2018) mengatakan kalau
nilai tukar rupiah memiliki pengaruh negatif terhadap return saham.

KESIMPULAN

Analisis membuktikan bahwa Inflasi tidak mempengaruhi return saham perusahaan subsektor
food & beverages yang tercatat di BEI selama periode 2017-2021. Suku bunga tidak mempengaruhi
return saham perusahaan subsektor food & beverages yang tercatat di BEI selama periode 2017-
2021. Nilai tukar mempunyai pengaruh negatif terhadap return saham perusahaan subsektor food &
beverages yang tercatat di BEI selama periode 2017-2021.

949
Jurnal Ekonomi Trisakti

DAFTAR PUSTAKA

Andriyani & Armereo. (2016). Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai Buku Terhadap Harga
Saham Perusahaan Indeks LQ45. Jurnal Ilmiah Orasi Bisnis, 15(ISSN 2085-1375), 44–64.
Astuti, R., Apriatni, E. ., & Susanta, H. (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai
Tukar (Kurs) Rupiah, Inflasi, Dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG (Studi Pada
IHSG Di BEI Periode 2008-2012). Diponegoro Journal of Social and Politic of Science, 1–8.
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/
Dewi, G. A. K. R. S., & Vijaya, D. P. (2018). Investasi dan pasar modal Indonesia. Rajawali Pers.
Eugene F. Brigham, & Joel F. Houston. (2014). Essentials of Financial Management. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan. Terjemahan Ali Akbar Yulianto (Edisi 11). Salemba Empat.
Fabiola, A., & Iradianty, A. (2021). Pengaruh Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Return
Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-
2019. E - Proceeding of Management, 8(5), 4584–4598.
https://doi.org/10.32520/jak.v10i2.1781
Hamzah, M. Z., & Sudiarto, T. D. (2014). The Effect Of Local Autonomy Policy And Budget
Allocation Toward The Capital Expenditure Share In Indonesia. Indonesian Management and
Accounting Research, 13(1), 62–85. https://doi.org/10.25105/imar.v13i1.1164
Haryani, S., & Priantinah, D. (2018). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah/Dolar As, Tingkat Suku
Bunga BI, DER, ROA, CR Dan NPM Terhadap Return Saham. Nominal, Barometer Riset
Akuntansi Dan Manajemen, 7(2), 106. https://doi.org/10.21831/nominal.v7i2.21353
Nugroho, G. A., & Hermuningsih, S. (2020). Pengaruh Kurs Rupiah, Inflasi Dan Suku Bunga
Terhadap Return Saham Perusahaan Sektor Jasa Sub Konstruksi Dan Bangunan Pada Bursa
Efek Indonesia. DERIVATIF: Jurnal Manajemen, 14(1), 38–43.
https://doi.org/10.24127/jm.v14i1.438
Permata, D. A., & Sofie, S. (2015). Accrual Dan Cashflow Operating, Pengaruhnya Terhadap
Expected Return Saham. Jurnal Akuntansi Trisakti, 2(2), 103–112.
https://doi.org/10.25105/jat.v2i2.4897
Permaysinta, E., & Sawitri, A. P. (2021). Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Return Saham. Jurnal Neraca, 5(1), 41. https://doi.org/10.31851/neraca.v5i1.5630
Sumantri, F. A., & Purnamawati. (2017). Manajemen Laba, Return Saham, Dan Kinerja Operasi
Sebagai Pemoderasi. Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, 15(2), 133–160.
https://doi.org/10.25105/mraai.v15i2.2068
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio dan Investasi. Kanisius.
Wardianda, N. G., & Octaviani, D. (2022). Analisis Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter Jalur
Nilai Tukar Dengan Pendekatan Vecm Periode 2005:1-2012:12. Jurnal Ekonomi Trisakti, 1(1),
59–72. https://doi.org/10.25105/jet.v1i1.13485
Wiradharma, M. S., & Sudjarni, L. K. (2016). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi, Nilai
Kurs Rupiah Dan Produk Domestik Bruto Terhadap Return Saham. E-Jurnal Manajemen
Unud, 5(6), 3392–3420.

950

Anda mungkin juga menyukai