Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS DATA KUANTITATIF DAN KUALITATIF

Heri Nur Cahyono 1, Intan Pratiwi 2 , Nyairah 3


Pascasarjana Institut Agama Islam Sunan Giri Ponorogo

*intanpratiwi1005@gmail.com

Abstract:
Keywords:

Abstrak: Penelitian ini bertujan untuk


Kata kunci:

PENDAHULUAN
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan ilmiah untuk memperoleh pengetahuan
yang benar tentang suatu masalah. Pengetahuan yang diperoleh dari penelitian terdiri dari
fakta, konsep, generalisasi, dan teori yang memungkinkan manusia dapat memahami
fenomena dan memecahkan masalah yang dihadapi.1
Menurut Sugiono, penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data datang tujuan
dan kegunaan tertentu.2 Secara garis besar, ada tiga paradigma penelitian, yakni kualitatif,
kuantitatif, campuran antara kualitatif dan kuantitatif. Dalam proses pengumpulan data dan
analisis data menggunakan metode-metode ilmiah, baik itu bersifat kualitatif, kuantitatif,
ataupun campuran keduanya, semua bergantung dari tujuan peneliti dalam menentukan jenis
penelitian yang ingin diketahui, sehingga mempengaruhi paradigma penelitian yang ada.
Pada pembahasan kali ini meneliti akan berfokus membahas terkait analisis data kualitatif
dan kuantitatif. Karena tentunya terdapat perbedaan antara kedua jenis penelitian ini,
sehingga perlu untuk kita mengkaji bersama. Untuk itu penting kita memahami analisis itu
sendiri apa.
Secara garis besarnya, teknik analisis data terbagi ke dalam dua bagian, yakni analisis
kuantitatif dan kualitatif. Yang membedakan kedua teknik tersebut hanya terletak pada jenis
datanya. Untuk data yang bersifat kualitatif (tidak dapat diangkakan) maka analisis yang
digunakan adalah analisis kualitatif, sedangkan terhadap data yang dapat dikuantifikasikan
dapat dianalisis secara kuantitatif, bahkan dapat pula dianalisis secara kualitatif. Noeng
Muhadjir (1998: 104) mengemukakan pengertian analisis data sebagai “upaya mencari dan
menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya sebagai
temuan bagi orang lain. Sedangkan untuk meningkatkan pemahaman tersebut analisis perlu
dilanjutkan dengan berupaya mencari makna.”3

METODE
Tipe riset ini ialah riset kualitatif. Sesuai dengan obyek kajian artikel ini, sehingga tipe
riset ini tercantum dalam jenis riset kepustakaan (library research). Bagi Kaelan, dalam riset

1
Rachmat Trijono, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Depok Timur: Papas Sinar Sinanti, 2015), 15
2
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2009), 1
3
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik, Rasionalistik,
Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, TT.TT
kepustakaan kadangkala mempunyai deskriptif serta pula mempunyai karakteristik historis.
Metode pengumpulan informasi, dalam perihal ini penulis melaksanakan analisis dari
berbagai literatur yang ada yang berkaitan dengan lembaga pendidikan Islam di era dinasti
Abbasiyah. Berikutnya penyusunan ini ditelaah dengan memakai model analisis interaktif
Milles and Huberman, dengan alur reduksi informasi, penataan informasi serta penarikan
kesimpulan.4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Data Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah proses mengumpulkan dan mengevaluasi data terukur


dan dapat diverifikasi seperti pendapatan, pangsa pasar, dan upah untuk memahami
perilaku dan kinerja bisnis. Analisis kuantitatif merupakan pengumpulan data penelitian
kuantitatif dilakukan dengan menggunakan serangkaian instrumen penelitian berupa
tes/kuesioner. Pendekatan kuantitatif menekankan kepada hasil dari rata-rata keragaman
yang ada. Pendekatan kuantitatif dipandang sebagai suatu bersifat eksploratoris dan
induktif.5
Secara substantive tahapan dalam analisis data adalah : 1) proses membandingkan
dan mengetes teori atau konsep dengan informasi yang ditemukan, 2) mencari dan
menemukan konsep baru dari data yang dikumpulkan, 3) mencari penjelasan apakah
konsep baru itu berlaku umum, atau hanya terjadi pada kondisi tertentu (variabel antara). 6
Prinsip umum analisa data adalah : (1) variabel utama apa yang akan dianalisis, (2)
bagaimana langkah analisis yang akan dilakukan ; uvariat, bivariat atau multivariate, (3)
pemilihan teknik statistik tergantung pada skala data dari variabel yang akan diteliti, (4)
perhatikan sifat data apa berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data dalam penelitian
kuantitatif menggunakan statistik. Terdapat dua macam statistic yang digunakan untuk
menganalisis data dalam penelitian, yaitu: Analisis kuantitatif yang biasa digunakan
adalah analisis statistik. Biasanya analisis ini terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu 7:

1. Statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil smapelnya) jelas
akan menggunakan statistic deskriptif dalam analisisnya. Tetapi bila penelitian dilakukan
pada sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistic despkriptif maupun
inferensial. Statistic deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin mendeskripsikan
data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana
sampel dambil. Mengenai data dengan statistik deskriptif peneliti perlu memperhatikan
terlebih dahulu jenis datanya. Jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang

4
Kaelan, metode penelitian kualitatif interdispliner, (Yogyakarta , Indonesia Pradigma, 2010),146
5
Sekaran, U.& Bougie, Research Methods for Busniness: A skill Building Aprroach, Edition John
Wiley dkk, New York: 2016
6
Eri Berlian, Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Padang, Sukabina Press, 2016),
82.
7
(https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/548185/mod_resource/content/1/Modul
%20metlit%20kuanti%20part%2013.pdf) diakses pada tanggal 5 januari 2023
dapat dilakukan adalah mencari frekuensi mutlak, frekuensi relatif (mencari persentase),
serta mencari ukuran tendensi sentralnya yaitu: mode, median dan mean.
Sesuai dengan namanya, deskriptif hanya akan mendeskripsikan keadaan suatu
gejala yang telah direkam melalui alat ukur kemudian diolah sesuai dengan fungsinya.
Hasil pengolahan tersebut selanjutnya dipaparkan dalam bentuk angka-angka sehingga
memberikan suatu kesan lebih mudah ditangkap maknanya oleh siapapun yang
membutuhkan informasi tentang keberadaan gejala tersebut
Fungsi statistik deskriptif antara lain mengklasifikasikan suatu data variabel
berdasarkan kelompoknya masing-masing dari semula belum teratur dan mudah
diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang membutuhkan informasi tentang keadaan
variabel tersebut. Selain itu statistik deskriptif juga berfungsi menyajikan informasi
sedemikian rupa, sehingga data yang dihasilkan dari penelitian dapat dimanfaatkan oleh
orang lain yang membutuhkan.
2. Statistik Inferensial
Pemakaian analisis inferensial bertujuan untuk menghasilkan suatu temuan yang
dapat digeneralisasikan secara lebih luas ke dalam wilayah populasi. Di sini seorang
peneliti akan selalu berhadapan dengan hipotesis nihil (Ho) sebagai dasar penelitiannya
untuk diuji secara empirik dengan statistik inferensial. Jenis statistik inferensial cukup
banyak ragamnya,Peneliti diberikan peluang sebebas-bebasnya untuk memilih teknik
mana yang paling sesuai (bukan yang paling disukai) dengan sifat/jenis data yang
dikumpulkan. Secara garis besar jenis analisis ini dibagi menjadi dua bagian. Pertama
untuk jenis penelitian korelasional dan kedua untuk komparasi dan/atau eksperimen.
teknik analisis dengan statistic inferensial adalah teknik pengolahan data yang
memungkinkan peneliti untuk menerik kesimpulan, berdasarkan hasil penelitiannya pada
sejumlah sampel, terhadap suatu populasi yang lebih besar. Kesimpulan yang diharapkan
dapat dibuat biasanya dinayatakan dalam suatu hipotesis. Oleh karena itu, analisis
statistik inferensial juga bisa disebut analisis uji hipotesis. Inferensi yang sering dibuat
oleh peneliti pendidikan dan ilmu social pada umunya berhubungan dengan upaya untuk
melihat perbedaan (beda nilai tengah) dan korelasi, baik anatara dua variabel
independent maupun anatara beberapa variabel sekaligus. Selisih nilai tengah ataupun
nilai koefisien (correlation coeficient) yang dihasilkan kemudian diuji secara statistic.
Statistic inferensial, sering juga disebut statistic induktif atau statistic probabilitas,
adalah teknik statistic yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan utuk populasi. Statistic ini akan cocok digunakan bila sampel diambil dari
popualsi yang jelas, dan teknik pengambilan sampel dari populasi itu dilakukan secara
random. Statistik inferensial fungsinya lebih luas lagi, sebab dilihat dari analisisnya, hasil
yang diperoleh tidak sekedar menggambarkan keadaan atau fenomena yang dijadikan
obyek penelitian, melainkan dapat pula digeneralisasikan secara lebih luas kedalam
wilayah populasi. Karena itu, penggunaan statistik inferensial menuntut persyaratan yang
ketat dalam masalah sampling, sebab dari persyaratan yang ketat itulah bisa diperoleh
sampel yang representatif; sampel yang memiliki ciri-ciri sebagaimana dimiliki
populasinya. Dengan sampel yang representatif maka hasil analisis inferensial dapat
digeneralisasikan ke dalam wilayah populasi.
Statistic inferensial meliputi statistic parametris dan non parametris. Statistic
parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui statistic, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel. Parameter populasi itu meliputi : rata-rata dengan
notasi µ (mu), simpangan baku σ (sigma) dan varians σ2. Dalam statistic pengujian
parameter melalui statistic (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistic. Oleh
karena itu penelitian yang berhipotesis statistic adalah penelitian yang menggunakan
sampel. Sebagai contoh nilai suatu pelajaran 1000mahasiswa rata-ratanya 7,5.
Selanjutnya missal dari 1000 orang itu diambil sampel 50 orang, dan nilai rata-rata dari
sampel 50 mahasiswa itu 7,5. Hal ini berarti tidak ada perbedaan antara parameter (data
popualasi) dan statistic (data sampel). Hanya dalam kenyataannya nilai parameter jarang
diketahui. Statistic non parameter tidak menguji parameter populasi, tetapi menguji
distribusi.
Penggunaan statistic parametris dan non parameter tergantung pada asumsi dan
jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan terpenuhinya banyak
asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes mengharuskan data dua kelompok atau
lebih yang diuji harus homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.statistik
non parametris tidak menuntuk terpenuhinya banyak asumsi, misalnya data yang akan
dianalisis tidak harus berdistribusi normal. Oleh karena itu statistic non parametris
mempunyai kekuatan yang lebih dari statistic non parametris, bila asumsi yang
melandasi dapat terpenuhi.
Dalam dunia statistik dikenal setidaknya terdapat empat jenis data hasil
pengukuran, yaitu data Nominal, Ordinal, Interval dan Rasio. Masing-masing data hasil
pengukuran ini memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda antara satu dengan lainnya
Penggunaan kedua statistic tersebut juga tergantung pada jenis data yang dianalisis.
Statistic parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data interval dan rasio,
sedangkan statistic non parametris kebanyakan digunakan untuk menganalisis data
nominal, ordinal. Jadi untuk menguji hipotesis dalam penelitian kuantitatif yang
menggunakan statistic, ada dua hal utama yang harus diperhatikan yaitu, macam data dan
bentuk hipotesis yang diajukan.
Berikut adalah jenis-jenis analisis data kuantitatif8:
a. Analisis Univariat
Jenis analisis ini digunakan untuk penelitian satu variabel. Analisis ini dilakukan
terhadap penelitian deskriptif, dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil
penghitungan statistik tersebut nantinya merupakan dasar dari penghitungan selanjutnya.
Pada analisis ini bermanfaat untuk : (1). menginformasikan suatu variabel dalam kondisi
tertentu tanpa dikaitkan dengan variabel lain. (2). mengetahui perkembangan data suatu
variabel dengan cara membandingkannya dengan data tahun-tahun sebelumnya.
Contohnya adalah : Tingkat kepuasan mahasiswa dalam menerima pelayanan di UNP.
Dalam hal ini dapat dirumuskan lagi data tentang :Bagian mana di UNP yang paling
memuaskan dan aspek apa saja yang paling memuaskan atau mengecewakan serta apa
saja yang paling penting untuk dibenahi/perbaiki. Dari data setiap tahun akan berguna
untuk memperbaiki pelayanan pada mahasiswa.
b. Analisis Bivariat
Jenis analisis ini digunakan untuk melihat hubungan dua variabel. Kedua variabel
tersebut merupakan variabel pokok, yaitu variabel pengaruh (bebas) dan variabel
terpengaruh (tidak bebas).Contoh: hubungan antara tinggi badan dengan tingginya
jangkauan dan Pengaruh jumlah uang dengan keberhasilan. contoh : hubungan motivasi
terhadap prestasi atau sertifikasi guru terhadap kinerja atau pengaruh iklan terhadap
perolehan suara pilkada
c. Analisis Multivariat
Sama dengan analisis bivariat, tetapi pada mutivariat yang dianalisis variabelnya
lebih dari dua. Tetap mempunyai dua variabel pokok (bebas dan tidak bebas), variabel
bebasnya memliki sub- sub variabel. Elaborasi yaitu cara yang dilakukan untuk
membandingkan hubungan antara dua variabel dengan hubungan antara dua variabel
yang sudah dibelah dengan variabel control.
8
Eri Berlian, Metodelogi Penelitian… 84.
B. Analisis Data Kualitatif
Bogdan, sebetulnya, membedakan analisis selama di lapangan dan analisis pasca
lapangan. Analisis selama di lapangan disebutkan oleh Bogdan antara lain: (1)
mempersempit fokus studi (harus diingat mempersempit fokus studi yang berarti holistik
yang fenomenologik; tidak sama dengan menspesifikasi objek studi yang berpikir secara
parsial ala positivistik), (2) menetapkan tipe studi, apakah penelitian sejarah, telaah
taksonomi, genetik, dan lain-lain, (3) mengembangkan secara terus-menerus pertanyaan
analitik. Selama di lapangan peneliti bertanya, mencari jawaban, dan menganalisisnya,
selanjutnya mengembangkan pertanyaan baru untuk memperoleh jawaban, begitu
dilakukan terus menerus, maka penelitian itu dapat mengarah kepada grounded theory,
(4) menulis komentar yang dilakukan oleh peneliti sendiri, (5) upaya penjajagan ide dan
tema penelitian pada subjek responden sebagai analisis penjajagan (langkah ini tentu saja
harus dilakukan pada tahap-tahap awal penelitian), (6) membaca kembali kepustakaan
yang relevan selama di lapangan (cara ini membantu untuk mengembangkan ide
penulisan, tetapi ada bahayanya; peneliti dapat terpengaruh pada ide, konsep, atau model
yang dipakai penulis buku), (7) menggunakan metafora dan analogi konsep-konsep.
Sedangkan analisis pascalapangan adalah mengambil istirahat beberapa lama; dan siap
kembali bekerja dengan pikiran yang segar9
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif yaitu suatu analisis berdasarkan data
yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis
yang dirumuskan berdasarkan data tersebut, selanjutnya dicarikan data lagi secara
berulang-ulang sehingga selanjutnya dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut
diterima atau ditolak berdasarkan data yang terkumpul. Bila berdasarkan data yang dapat
dikumpulkan secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi, ternyata hipotesis
diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Menurut Bogdan analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara
sistematis transkrip interview, catatan di lapangan dan bahan-bahan lain yang anda
dapatkan, yang kesemuanya itu anda kumpulkan untuk meningkatkan pemahaman anda
(terhadap suatu fenomena) dan membantu anda untuk mempresentasikan penemuan anda
kepada orang lain. sejalan dengan itu Spradley dan Sugiyono menyatakan bahwa analisis
dalam penelitian jenis apapun adalah merupakan cara berfikir. Hal ini berkaitan dengan
pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antara
bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.
Analisa data setelah pengumpulan data, pada tahap ini peneliti banyak terlibat
dalam kegiatan penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan dan
dianalisis sebelumnya peneliti kualitatif banyak menyususn teks naratif. Display adalah
format yang menyajikan informasi secara sistimatik kepada pembaca. Penelitian
kualitatif memfokuskan pada kata-kata, tindakan-tindakan orang yang terjadi pada
konteks tertentu, konteks mana dapat dilihat sebagai aspek relevan segera dari situasi
yang bersangkutan, maupun sebagai aspek relevan dari sistem sosial di mana seseorang
berfungsi seperti contohnya : ruang kelas, sekolah, departemen, perusahaan, keluarga,
agen, masyarakat lokal dan sebagainya.10

9
Muhadjir, Noeng, Metodologi Penelitian… 104-105.
10
Zuchri Abdussamad, Metode Penelitian Kualitatif, (Makassar: Syakir Media Press, 2021), 111
Dari pengalaman melakukan penelitian kualitatif beberapa kali, model analisis data
yang dikenalkan oleh Spradley (1980), dan Glaser dan Strauss (1967) bisa dipakai
sebagai pedoman. Walaupun tidak baku, artinya setiap peneliti kualitatif bisa
mengembangkannya sendiri, secara garis besar model analisis itu diuraikan sebagai
berikut:
1. Analisis Domain (Domain analysis)
Analisis domain pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan
membaca naskah data secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau
ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Pada tahap ini peneliti belum perlu
membaca dan memahami data secara rinci dan detail karena targetnya hanya untuk
memperoleh domain atau ranah. Hasil analisis ini masih berupa pengetahuan tingkat
permukaan tentang berbagai ranah konseptual. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-
hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Terdapat 3
elemen dasar domain yaitu : Cover term, Included term dan Semantic relationship dan
ada enam tahap yang dilakukan dalam analisis domain yaitu:
a) Memilih salah satu hubungan semantik untuk memulai dari sembilan hubungan
semantik yang tersedia;
b)Menyiapkan lembar analisis domain;
c) Memilih salah satu sampel catatan lapangan yang dibuat terakhir, untuk
memulainya;
d)Mencari istilah acuan dan istilah bagian yang cocok dengan hubungan semantik dari
catatan lapangan;
e) Mengulangi usaha pencarian domain sampai semua hubungan semantik habis;
f) Membuat daftar domain yang ditemukan (teridentifikasi kan).
2. Analisis Taksonomi (Taxonomy Analysis).
Taksonomi adalah himpunan kategori-katagori yang di organisasi berdasarkan
suatu semantic relationship. Jadi taksonomi merupakan rincian dari domain cultural.
Pada tahap analisis taksonomi, peneliti berupaya memahami domain-domain tertentu
sesuai fokus masalah atau sasaran penelitian. Masing- masing domain mulai dipahami
secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu
dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang
tersisa, alias habis (exhausted). Pada tahap analisis ini peneliti bisa mendalami domain
dan sub-domain yang penting lewat konsultasi dengan bahan-bahan pustaka untuk
memperoleh pemahaman lebih dalam. Tujuh langkah yang dilakukan dalam analisis
taksonomi yaitu:
a) Memilih salah satu domain untuk dianalisis;
b)Mencari kesamaan atas dasar hubungan semantik yang sama yang digunakan untuk
domain itu;
c) Mencari tambahan istilah bagian;
d)Mencari domain yang lebih besar dan lebih inklusif yang dapat dimasukkan sebagai
sub bagian dari domain yang sedang dianalisis;
e) Membentuk taksonomi sementara;
f) Mengadakan wawancara terfokus untuk mencek analisis yang telah dilakukan;
g)Membangun taksonomi secara lengkap.
3. Analisis Komponensial (Componential Analysis).
Pada tahap ini peneliti mencoba mengkontraskan antar unsur dalam ranah yang
diperoleh. Unsur-unsur yang kontras dipilah- pilah dan selanjutnya dibuat kategorisasi
yang relevan. Kedalaman pemahaman tercermin dalam kemampuan untuk
mengelompokkan dan merinci anggota sesuatu ranah, juga memahami karakteristik
tertentu yang berasosiasi. Dengan mengetahui warga suatu ranah, memahami kesamaan
dan hubungan internal, dan perbedaan antar warga dari suatu ranah, dapat diperoleh
pengertian menyeluruh dan mendalam serta rinci mengenai pokok permasalahan. Ada
delapan langkah dalam analisi komponen ini yaitu:
a) Memilih domain yang akan dianalisis;
b) Mengidentifikasi seluruh kontral yang telah ditemukan;
c) Menyiapkan lembar paradigma;
d) Mengidentifikasi demensi kontras yang memiliki dua nilai;
e) Menggabungkan demensi kontras yang berkaitan erat menjadi satu;
f) Menyiapkan pertanyaan kontras untuk ciri yang tidak ada;
g) Mengadakan pengamatan terpilih untuk melengkapi data;
h) Menyiapkan paradigma lengkap
4. Analisis Tema Kultural (Discovering Cultural Themes).
Analisis Tema Kultural adalah analisis dengan memahami gejala- gejala yang
khas dari analisis sebelumnya. Analisis ini mencoba mengumpulkan sekian banyak
tema, fokus budaya, nilai, dan simbolsimbol budaya yang ada dalam setiap domain.
Selain itu, analisis ini berusaha menemukan hubunganhubungan yang terdapat
pada domain yang dianalisis, sehingga akan membentuk satu kesatuan yang holistik,
yang akhirnya menampakkan tema yang dominan dan mana yang kurang dominan.
Pada tahap ini yang dilakukan oleh peneliti adalah:
a) membaca secara cermat keseluruhan catatan penting,
b) memberikan kode pada topik-topik penting,
c) menyusun tipologi,
d) membaca pustaka yang terkait dengan masalah dan konteks penelitian.
Berdasarkan seluruh analisis, peneliti melakukan rekonstruksi dalam bentuk
deskripsi, narasi dan argumentasi. Sekali lagi di sini diperlukan kepekaan, kecerdasan,
kejelian, dan kepakaran peneliti untuk bisa menarik kesimpulan secara umum sesuai
sasaran penelitian. Tujuh cara untuk menemukan tema yaitu:
a) Melebur diri;
b) Melakukan analisis komponen terhadap istilah acuan;
c) Menemukan perspektif yang lebih luas melelui pencarian domain dalam
pemandangan budaya;
d) Menguji demensi kontras seluruh domain yang telah dianalisis;
e) Mengidentifikasi domain terorganisir;
f) Membuat gambar untuk memvisualisasi hubungan antar domain;
Mencari tema universal, dipilih satu dari enam topik: konflik sosial, kontradiksi
budaya, teknik kontrol sosial, hubungan sosial pribadi, memperoleh dan menjaga status
dan memecahkan masalah. Sesuai dengan topik penelitian maka yang dipilih adalah
memecahkan masalah.
5. Analisa Komparasi Konstan (Grounded Theory Research)
Dalam pendekatan teori grounded ini, peneliti mengkosentrasikan dirinya pada
deskripsi yang rinci tentang sifat/ ciri dari data yang dikumpulkan, sebelum berusaha
menghasilkan pernyataan-pernyataan teoritis yang lebih umum. Di saat telah
memadainya rekaman cadangan deskripsi yang akurat tentang fenomena sosial yang
relevan, barulah peneliti dapat mulai menghipotesiskan jalinan hubungan di antara
fenomena-fenomena yang ada, dan kemudian mengujinya dengan menggunakan porsi
data yang lain. Tiga aspek kegiatan yang penting untuk dilakukan, yaitu:
a) Menulis catatan atau note writing
b) Mengidentifikasi konsep-konsepatau discovery or identification of concepts
c) Mengembangkan batasan konsep dan teori atau development of concept
definition and the elaboration of theory
d) Analisis Data Kualitatif adalah suatu proses yang meliputi:
e) Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar
sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
f) Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar dan membuat indeksnya
g) Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola,hubungan- hubungan dan temuan-temuan umum.
(Seiddel, 1998)
Pada analisis data kualitatif, kata-kata dibangun dari hasil wawancara dan diskusi
kelompok terfokus terhadap data yang dibutuhkan untuk dideskripsikan dan dirangkum.
Tahapan-tahapan analisis data kualitatif sebagai berikut:
a) Membiasakan diri dengan data melalui tinjauan pustaka;
b) Membaca, mendengar, dan melihat;
c) Transkrip wawancara dari perekam;
d) Pengaturan dan indeks data yang telah diidentifikasi;
e) Anonim dari data yang sensitif;
f) Koding;
g) Identifikasi tema;
h) Pengkodingan ulang;
i) Pengembangan kategori;
j) Eksplorasi hubungan antara kategori;
k) Pengulangan tema dan kategori;
l) Membangun teori dan menggabungkan pengetahuan yang sebelumnya;
m) Pengujian data dengan teori lain; dan Penulisan laporan, termasuk dari data asli
jika tepat (seperti kutipan dari wawancara).

C. Kesimpulan

D. Referensi
Abdussamad, Zuchri. 2021. Metode Penelitian Kualitatif. Makassar: Syakir Media Press.

Berlian, Eri. 2016. Metodelogi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Padang: Sukabina Press.

Kaelan, Metode Penelitian Kualitatif Interdispliner. Yogyakarta: Indonesia Pradigma.

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik,Rasionalistik,


Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, TT.TT

Sekaran, U.& Bougie, 2016. Research Methods for Busniness: A skill Building Aprroach, Edition John
Wiley dkk, New York.

Sugiono, 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Trijono, Rachmat. 2015. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Depok Timur: Papas Sinar Sinanti.

(https://lmsspada.kemdikbud.go.id/pluginfile.php/548185/mod_resource/content/1/Modul%20metlit
%20kuanti%20part%2013.pdf) diakses pada tanggal 5 januari 2023

Anda mungkin juga menyukai