Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

METODE PEMBELAJARAN QUANTUM

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendekatan dan Strategi


Pembelajaran PAI TIK
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Semester 1 - Virtual

Dosen Pembimbing:
Dr. Usman, S.Ag., M. Ag
Dr. Ahdar, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Nur Esa 2320203886108014


Maryam Karimah Tunnisa 2320203886108020
Muhammad Anugerah. R 2320203886108025
Hasim 2320203886108027

PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE
2023
KATA PENGANTAR

Syukur dan memuji kebesaran Allah SWT atas segala karunia nikmat yang
diberikan sehingga makalah yang berjudul Metode Pembelajaran Quantum dapat
penulis selesaikan sebagai tugas pada mata kuliah Pendekatan dan Strategi
Pembelajaran PAI TIK. Shalawat teruntuk Nabi Besar Muhammad SAW sebagai
suri tauladan yang baik dan pembawa rahmat bagi semesta alam.
Penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari peran dosen pembimbing
bapak Dr. Usman, S.Ag., M. Ag dan ibu Dr. Ahdar, M. Pd.I yang memberikan
petunjuk terkait penyusunan makalah ini. Pembahasan dalam makalah ini kiranya
dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi langkah
awal dalam mempelajari dan mendiskusikan berbagai topik pada mata kuliah
Pendekatan dan Strategi Pembelajaran PAI TIK.
Penulis menyadari terdapat kekurangan dalam makalah ini baik dari materi,
referensi, serta struktur penulisan yang belum sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan masukan dan saran-saran dari para pembaca untuk
melahirkan makalah yang lebih baik lagi.

Parepare, 25 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan dan Kegunaan ............................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 3
A. Pengertian Pembelajaran Quantum ...................................................... 3
B. Perencanaan Pembelajaran Quantum ................................................... 5
C. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum ............................................. 6
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum ................................................. 12
E. Tujuan Pembelajaran Quantum .............................................................. 13
F. Karakteristik Pembelajaran Quantum .................................................... 15
G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Quantum ............................. 16
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 19
Kesimpulan.......................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan memiliki peranan yang sangat sentral dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan
oleh kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan
harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu cara
yang dapat ditempuh untuk membentuk manusia yang berkualitas adalah melalui
proses pendidikan, selain itu sekolah merupakan tempat yang sangat tepat untuk
menerima pendidikan dan pembinaan sumber daya manusia yang sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini.
Kegiatan belajar mengajar adalah proses interaksi atau hubungan timbal
balik antara guru dan peserta didik dalam suatu pembelajaran. Guru sebagai salah
satu komponen dalam proses belajar mengajar merupakan pemegang peran yang
sangat penting. Guru bukan hanya sekedar menyampaikan materi saja, tetapi lebih
dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Selain itu, guru juga
sebagai pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan.1 Oleh sebab itu
guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efekfif juga menarik,
sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang
dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Pada prinsipnya, setiap metode mengajar pasti memiliki keunggulan dan
kelemahan yang khas. Namun kenyataan ini tidak bisa dijadikan argumen mengapa
seorang guru gagal dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Sebaliknya,
guru profesional dan kreatif guru hanya akan memilih metode atau model
pembelajaran yang lebih tepat setelah menetapkan topik pembahasan materi dan

1
Chusnul Chotimah and Khoirun Nisa, “Peran Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MA Bertaraf Internasional Amanatul Ummah Pacet,” Prosiding
Seminar Nasional Multidisiplin, 2019, h. 125.

1
2

tujuan pelajaran serta jenis kegiatan belajar siswa yang dibutuhkan. Demi mencapai
tujuan pembelajaran perlu adanya kreatifitas guru dalam mengajar. Karena tujuan
dari kegiatan belajar mengajar tidak akan pernah tercapai selama komponen-
komponen lainnya tidak diperlukan. Dengan pemanfaatan metode atau model
pengajaran secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.2
Masalah yang terjadi di lapangan adalah adanya peserta didik yang mudah
lupa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan dan kurang menaruh minat
terhadap mata pelajaran. Lemahnya daya ingat dan kurangnya minat peserta didik
terhadap mata pelajaran disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah strategi
pembelajaran yang kurang menarik/ membosankan.
Dari sinilah muncul pertanyaan, bagaimana mendesain sebuah proses
belajar mengajar agar dapat membuahkan hasil yang semaksimal mungkin?
DePorter dan Mike Hernacki dalam bukunya yang berjudul quantum learning:
Unleashing The Genius In You, menawarkan metode pembelajaran yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar yang berasal dari peserta didik. Model
Pembelajaran quantum adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang
efektif. Di dalamnya dipaparkan metode-metode belajar yang efektif dan
memberikan rangsangan-rangsangan untuk mengembangkan potensi diri dengan
memberikan kiat-kiat, informasi dan teknik-teknik, untuk menciptakan suasana
belajar yang menyenagkan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana model pembelajaran quantum?
C. Tujuan dan Kegunaan
Untuk mengetahui model pembelajaran quantum.

2
Mardiah Kalsum Nasution, “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam Peningkatan Hasil
Belajar Siswa,” STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, 2017, h. 9.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Quantum


Model-model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam
upaya mengoptimalkan prestasi belajar siswa salah satunya adalah model
pembelajaran quantum (quantum teaching). Kata quantum pada awalnya digunakan
untuk hal-hal yang berhubungan dengan ilmu kimia dan fisika. Namun kata
quantum dalam pengajaran dikenal dengan quantum Teaching atau model
pembelajaran quantum yang digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Tokoh utama dibalik pembelajaran quantum adalah DePorter, yang
menyatakan bahwa model pembelajaran quantum merupakan penggubahan belajar
yang meriah dengan segala nuansanya, menyertakan segala kaitan, interaksi dan
perbedaan yang memaksimalkan momen belajar serta berfokus pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas-interaksi yang mendirikan landasan dalam
kerangka untuk belajar.3 Hal ini sejalan dengan pendapat Kosasih dan Sumarna
yang dikutip Kun Marti Hidayat menyatakan bahwa pembelajaran quantum
merupakan model pembelajaran yang menyenangkan serta menyertakan segala
dinamika yang menunjang keberhasilan pembelajaran itu sendiri dan segala
keterkaitan, perbedaan, interaksi, serta aspek-aspek yang dapat memaksimalkan
momentum untuk belajar.4
Ni Luh Artini mengatakan bahwa pembelajaran quantum adalah model,
strategi dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru
dalam merancang, mengembangkan dan mengelola sistem pembelajaran sehingga

3
DePorter and M. Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan
Menyenangkan (Bandung: Kaifa, 2006), h. 25.
4
Kun Marti Hidayati, “Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Dengan Model Pembelajaran
Quantum Teaching,” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar; Basic Education 8 (2019), h. 4.
3
4

guru mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan


memiliki keterampilan hidup.5
Selain itu, Siti Roja’ah juga mengemukakan pendapatnya bahwa model
pembelajaran quantum merupakan salah satu model pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif, baik segi fisik, mental maupun emosional, dengan cara
merancang, mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sedemikian rupa
sehingga pembelajaran berlangsung efektif, menyenangkan, dan menggairahkan.6
Selanjutnya, Yusni Siregar berpendapat terkait defenisi model
pembelajaran quantum, ia menyatakan bahwa model pembelajaran quantum
merupakan model pembelajaran yang membiasakan belajar menyenangkan.
Penerapan model ini diharapkan dapat meningkatkan minat belajar siswa sehingga
pada akhirnya siswa dapat meningkatkan hasil belajar secara menyeluruh.7
Kemudian, Hasan menyatakan bahwa bahwa model pembelajaran
quantum mampu mengkondisikan suatu lingkungan belajar yang efektif dan efisien
dengan menggunakan berbagai unsur yag ada pada siswa, seperti rasa ingin tahu
dan lingkungan belajarnya melalui interaksi-interaksi yang terjadi dalam kelas.8
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran quantum (quantum teaching) merupakan model suatu
proses pembelajaran yang menyenangkan, menciptakan interaksi yang edukatif
antara guru dengan siswa serta mengoptimalkan lingkungan belajar yang efektif
(fisik dan mental) dalam pembelajaran.

5
Ni Luh Artini, “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar PKN,” Indonesian Journal of Educational Development, 2021, h. 348.
6
Siti Roja’ah, “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Quantum Teaching,” Jurnal Pendidikan Mandala, 2017, h. 66-67.
7
Yusni Siregar, “Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Quantum Learning Melalui Workshop Di SMP Negeri 4 Percut Sei Tuan Sei Tuan,”
Cybernetics: Journal Educational Research and Sosial Studies, 2021, h. 6.
8
Hasan, “Implementasi Model Quantum Teaching Realitic (QTR) Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Media Sampah,” Indonesian Journal of Educational
Development 2 (2022), h. 564.
5

B. Perencanaan Pembelajaran Quantum


Kerangka rancangan model pembelajaran quantum menurut DePorter
yang dikutip Ashif Az Zafi dan Firda Falasifah bahwa kerangka rancangan
pembelajaran quantum dikenal dengan sebutan “tandur”, yaitu tumbuhkan, alami,
namai, demonstrasikan, ulangi, dan rayakan. Perencanaan dalam pembelajaran
quantum tersebut diuraikan sebagai berikut:9
1. Tumbuhkan
Tumbuhkan minat dengan kekuatan “Apakah Manfaatnya BagiKu”
(AMBAK), dan manfaatkan kehidupan belajar. Pada langkah ini peserta didik
diberi motivasi oleh guru dengan memberi penjelasan tentang manfaat yang
diperoleh dalam mempelajari suatu materi. Memberikan apersepsi yang cukup
dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta didik sehingga keinginan untuk
belajar akan selalu ada.
2. Alami
Peserta didik mengalami dan terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran. Dalam penyampaian materi pembelajaran, guru hendaknya
memberikan contoh yang mudah dimengerti dan dipahami oleh siswa.
Pengalaman mampu mencipatakan ikatan emosional yang membuat pelajaran
lebih berarti.
3. Namai
Fase ini merupakan waktu bagi guru untuk mengajarkan konsep, kata
kunci, rumus dan strategi berdasarkan pengalaman belajar yang telah
diberikan pada fase sebelumnya. Penyampaian materi yang jelas dan lugas
dapat membantu peserta didik dalam memahami dan mengerti pelajaran yang
diberikan. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru dalam menyampaikan materi
hendaknya menggunakan kata atau kalimat yang mudah dimengerti sehingga

9
Ashif Az Zafi and Firda Falasifah, “Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada Mata
Pelajaran PAI Di SDN Purworejo 02 Pati,” Jurnal Al Qalam 19 (2018), h. 4-5.
6

peserta didik dapat dengan mudah untuk menerima materi pelajaran.


4. Demonstrasikan
Pada proses pembelajaran, guru dalam menyampaikan materinya dapat
menggunakan media atau alat peraga dengan tujuan agar peserta didik dengan
mudah memahami dan mengerti materi pelajaran yang diberikan.
5. Ulangi
Pada fase ini guru melakukan pengulangan secara umum tentang
kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Hal tersebut membantu peserta
didik untuk kembali mengingat apa yang telah mereka dapatkan selama
pembelajaran berlangsung.
6. Perayaan
Perayaan mampu menjadi apresiasi bagi seluruh usaha, ketekunan dan
kesuksesan peserta didik selama kegiatan pembelajaran. Dalam perayaan ini
peserta didik merasa diakui dan dihargai atas hasil kerjanya. Pujian, tepuk
tangan atau bernyanyi bersama merupakan contoh yang dapat digunakan untuk
merayakan keberhasilan pembelajaran tersebut.

C. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum


Berikut langkah-langkah dalam pembelajaran quantum:
1. Pemberian sikap dan pujian positif
Sikap positif adalah perilaku yang ditimbulkan atau ditumbuhkan oleh
sugesti positif yang diberikan guru kepada peserta didik. Pemberian sikap
positif dapat melahirkan pembelajaran efektif. Hal ini berangkat dari sikap
positif yang dengannya peserta didik merasa dihargai keberadaannya dan
merasa dianggap penting oleh sosial lingkungannya.10

10
Muhammad Fadillah, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran
Menarik, Kreatif, Dan Menyenangkan” (Jakarta: PT Fajar Interparatama Mandiri, 2014), h. 88.
7

2. Kekuatan AMBAK
AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental
antara manfaat dan akibat suatu keputusan. AMBAK adalah kependekan dari
“Apa Manfaatnya Bagiku”. Maksudnya segala sesuatu yang ingin dikerjakan
hendaknya memiliki manfaat sehingga muncul motivasi untuk melakukannya.
Kekuatan AMBAK telah membantu dalam membangun emosi positif di dalam
diri dan mendorong pengajar mengaitkan materi pelajaran yang diajarkan
dengan keseharian peserta didik.11
Dengan menciptakan kekuatan AMBAK pada diri peserta didik
diharapkan dapat meningkatkan rasa ingin tahunya untuk mempelajari suatu
bidang dan menambah keinginan untuk mempelajari bidang lainnya.
3. Lingkungan Belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan
yang dapat membuat peserta didik merasa aman dan nyaman. Dengan perasaan
aman dan nyaman ini dapat menumbuhkan konsentrasi belajar yang baik
sehingga mampu mencegah kebosanan dalam diri peserta didik.
4. Gaya belajar
Gaya belajar (learning style) yaitu cara siswa bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses belajar.
Ada berbagai macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, diantaranya:
gaya belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik.12
Berikut penjelesannya:
a. Gaya Belajar Visual
Tipe gaya belajar visual ini proses belajarnya bertumpu pada
matanya (melihat). Peserta didik dengan tipe belajar visual melihat dan

11
Muhammad Fadillah, Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan Pembelajaran
Menarik, Kreatif, Dan Menyenangkan”, h. 98.
12
Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2006), h. 93.
8

memperhatikan bentuk dengan cara menghafalkan sesuatu dengan cara


“melihat” dari yang tersimpan di matanya.13
Ciri-ciri peserta didik dengan tipe gaya belajar visual: a) Mengenal
kata dengan melihat b) Tekun saat membaca c) Mengingat 75% materi
pelajaran dengan cara melihat dan membaca d) Berimajinasi dengan
sangat baik, berpikir dengan gambar, dan dapat membayangkan sesuatu
dengan detail e) Lebih suka seni visual.14
Hambatan tipe gaya belajar visual yakni akan terganggu belajarnya
apabila lingkungan belajar berisik atau tidak tertata rapi, serta kesulitan
mengingat materi apabila materi disampaikan dengan kata-kata, akan
terganggu belajarnya jika lingkungan belajar berisik atau tidak tertata
rapi.15
Berikut adalah cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai
dengan tipe gaya belajar visual:
1) Tipe Visual Otak Kiri
a) Mempercepat proses belajar dengan cara menyerap informasi
secara visual dan menerjemahkannya ke dalam bentuk surat,
nomor, kata-kata, atau ide.
b) Lebih mudah mempelajari dengan membaca buku dan catatan
yang diberikan secara jelas dan rapi.
c) Dapat belajar baik dengan diiringi musik ataupun tidak, karena
mereka tidak terlalu peduli dengan stimuli auditori di sekeliling
mereka dan juga sangat sensitif terhadap stimuli visual serta
mudah terganggu bila ada gangguan visual.

13
Robert Steinbach, Successful Lifelong Learning (Jakarta: PPM, 2002), h. 28.
14
M Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa (Yogyakarta: Pustaka Insani Madani,
2010), h. 60-62.
15
M Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, h. 63.
9

d) Dapat belajar dan mengingat tulisan pengucapan bahasa, dan


pengejaan jika materinya disajikan dalam bentuk cetak dan rapi.
e) Sangat terjadwal dan disiplin waktu.16
2) Tipe Visual Otak Kanan
a) Mempercepat otak proses belajar dengan alat bantu visual seperti
grafik dan gambar.
b) Adanya kontak mata dengan guru atau pengajar daripada harus
mendengarkan saja.
c) Diberi penjelasan secara deskriptif agar memiliki bayangan yang
jelas tentang materi yang dibicarakan.
d) Disediakan media, slide, video disertai gambar-gambar yang
menarik dan imajinatif.
e) Bisa belajar baik diiringi musik maupun tidak, kebisingan dan
suara di sekitar tidak akan menggoyahkan konsentrasi.17
b. Gaya Belajar Auditori
Tipe gaya belajar auditori ini mengandalkan proses belajarnya
melalui telinga (pendengaran). Mereka memperhatikan sangat baik pada
hal-hal yang didengar: mereka mengingat sesuatu dengan cara mendengar
dari yang tersimpan di telinganya. Mereka memiliki kecenderungan lebih
memahami tugas-tugasnya bila penjelasannya diberikan secara lisan.18
Ciri-ciri peserta didik dengan tipe gaya belajar auditori adalah : a)
Belajar mengeja dengan mendengar suara huruf/ kata b) Membaca dengan
cara berdialog dan bermain c) Cenderung meremehkan tulisan d)
Mengingat dengan cara mengucapkan secara berulang terhadap apa yang

16
Ricki Linksman, How To Learn Anything Quickly (Semarang: Dahara Prize, 2004), h. 106-
109.
17
Ricki Linksman, How To Learn Anything Quickly, h. 114-119.
18
Robert Steinbach, Successful Lifelong Learning, h. 29.
10

akan diingat; 75% mengingat dengan cara mendengar e) Berimajinasi


dengan suara f) Menyukai seni musik.19
Hambatan tipe gaya belajar auditori yakni akan mengalami kesulitan
belajar materi pelajaran yang baru dan perlu perhatian khusus ketika
belajar materi pelajaran atau tema pelajaran yang baru, selama belajar akan
dengan mudah terganggu oleh suasana berisik.20
Berikut adalah cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai
dengan tipe gaya belajar auditori:
1) Tipe Auditori Otak Kiri
a) Auditori otak kiri dapat mempercepat proses belajar dengan
mendengar, berbicara dan berdiskusi.
b) Menyerap makna komunikasi verbal dengan cepat.
c) Membaca dengan suara keras, suara pelan atau membaca dalam
hati.21
2) Tipe Auditori Otak Kanan
a) Mempercepat proses belajar dengan mendengarkan musik,
mendengarkan orang lain belajar.
b) Merekam suara.
c) Menghubungkan materi dengan irama musik.
d) Tipe ini tidak peduli pada symbol dan bahasa yang abstrak.
e) Berpikir intuitif, tanpa kata-kata.
f) Memahami bacaan jika dibaca dengan suara keras atau membaca
dalam hati.22

19
M. Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, h. 65-66.
20
M. Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, h. 67-68.
21
Ricki Linksman, How To Learn Anything Quickly, h. 126-131.
22
Ricki Linksman, Linksman, How To Learn Anything Quickly, h. 136-143.
11

c. Gaya Belajar Kinestetik


Tipe gaya belajar kinestetik ini mengandalkan proses belajar melalui
ciri-ciri fisik. Mereka memperhatikan bagaimana ciri-ciri fisik, lembut,
kasar, bentuk unik, buram, mengkilat, bahasa tubuh, dan sebagainya.
Mereka mengingat sesuatu dengan menuliskannya berkali-kali atau
mengingat “bentuk” tulisan/ gambar. Mereka memiliki kecenderungan
lebih memahami tugas-tugasnya bila mereka bisa mencobanya.23
Ciri-ciri peserta didik dengan tipe gaya belajar kinestetik: a)
Menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca b) Pada awalnya
menulis dengan baik, tetapi memburuk ketika menulis dengan aturan rinci
(spasi, bentuk huruf, dll) c) Mengingat dengan sangat baik sesuatu yang
pernah dilakukan d) Berimajinasi terhadap apa yang pernah dilakukan
secara fisik.24
Hambatan tipe gaya belajar kinestetik yakni tidak perhatian dengan
pola pengajaran melalui visual atau lisan, dan tidak dapat duduk diam
dalam waktu yang lama.25
Berikut adalah cara belajar yang mudah, cepat, dan efektif sesuai
dengan tipe gaya belajar kinestetik:
1) Tipe Kinestetik Otak Kiri
a) Menggunakan pendekatan yang teroganisir, sistematis, dan
bertahap yang melibatkan tubuh dan otot mereka.
b) Bergerak bebas agar nyaman dan relaks dan merasa tersiksa jika
duduk diam.
c) Mendiskusikan atau merekam prestasi yang telah dicapai.
d) Memberikan kebebasan bergerak saat mempelajari materi.

23
Robert Steinbach, Successful Lifelong Learning, h. 31.
24
M. Musrofi, Melesatkan Prestasi Akademik Siswa, h. 68-70.
25
Robert Steinbach, Successful Lifelong Learning, h. 31.
12

e) Membuat catatan tersendiri dan menggunakan alat bantu.26


3) Tipe Kinestetik Otak Kanan
a) Belajar dengan gerakan yang tidak terstruktur, imajinatif dan
bebas.
b) Belajar secara ”Trial and error”, eksplorasi dan mencoba
menentukan hal-hal baru.
c) Pengalaman yang aktif berupa simulasi.
d) Memberikan contoh-contoh, buku-buku petunjuk praktek.
e) Gambaran global, bahasa sensori.27

D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Quantum


Pembelajaran quantum memiliki prinsip-prinsip sebagai berikut:28
1. Segalanya berbicara
Lingkungan kelas hendaknya di rancang untuk dapat membawa pesan
belajar yang dapat diterima peserta didik, ini berarti rancangan kurikulum dan
rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata, tindakan,
gerakan, dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa
pesan- pesan belajar bagi peserta didik.
2. Segalanya bertujuan
Maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya mempunyai
tujuan yang jelas. Dalam hal ini, tujuan pembelajaran harus dijelaskan kepada
siswa.

26
Ricki Linksman, How To Learn Anything Quickly, h. 173-180.
27
Ricki Linksman, How To Learn Anything Quickly, h. 184-193.
28
Oki Darmawan, “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan Model
Pembelajaran Quantum Teaching Di Sekolah Dasar,” Jurnal Pendidikan (The Educational Journal),
2019, h. 91.
13

3. Pengalaman sebelum pemberian nama


Sebelum peserta didik belajar memberi nama (mendefinisikan,
mengkonseptualisasi, membedakan, mengkategorikan) hendaknya telah
memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama
tersebut. Proses belajar yang baik terjadi ketika peserta didik telah mengalami
informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.
Sehingga dalam model pembelajaran quantum ini, berikan suatu pengalaman
kepada peserta didik agar mampu menggerakkan rasa ingin tahunya serta dapat
memperoleh suatu makna dalam proses pembelajaran yang diberikan.
4. Mengakui setiap usaha
Dalam proses belajar mengajar, peserta didik hendaknya memperoleh
pengakuan atas prestasi dan kepercayaan dirinya. Maksudnya bahwa usaha
belajar yang telah dilakukan patut memperoleh pengakuan dari guru dan peserta
didik lainnya. Pengakuan ini penting agar peserta didik selalu berani melangkah
kebagian berikutnya dalam pembelajaran.
5. Merayakan keberhasilan
Perayaan dapat memberi umpan balik mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi positif dalam belajar. Dalam hal ini, guru harus memiliki
strategi untuk memberikan umpan balik (feedback) positif yang dapat
mendorong semangat belajar peserta didik. Berilah umpan balik yang positif
pada setiap usaha peserta didik, baik secara berkelompok maupun secara
individu.

E. Tujuan Pembelajaran Quantum


Suatu model pembelajaran, tentunya memiliki tujuan yang hendak dicapai.
Adapun tujuan model pembelajaran kuantum (quantum learning) adalah sebagai
berikut: 1) Untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif. 2) Untuk
menciptakan proses belajar yang menyenangkan. 3) Untuk menyesuaikan
14

kemampuan otak dengan apa yang dibutuhkan oleh otak. 4) Untuk membantu
mempercepat dalam pembelajaran.29
Dalam hal ini, model pembelajaran quantum memberikan pengalaman baru
kepada peserta didik yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
materi yang diajarkan menjadi suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Model
pembelajaran quantum ini juga membantu dalam menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan efisien dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada
peserta didik, seperti rasa ingin tahu dan lingkungan belajarnya melalui interaksi -
interaksi yang terjadi di dalam kelas.30
Pembelajaran quantum dapat membuat belajar sebagai proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Dalam melaksanakan pembelajaran quantum, guru
harus mampu menjadikan proses belajar sebagai kegiatan yang menarik dan
menyenangkan bagi peserta didik, serta mengoptimalkan segala interaksi antara
guru dan peserta didik selama proses pembelajaran demi mencapai tujuan belajar
yang diharapkan. Guru bisa memilih berbagai metode belajar yang diinginkan,
menggunakan media belajar yang menarik dan sesuai dengan materi yang diajarkan
demi tercapainya kesuksesan peserta didik dalam belajar.
Pembelajaran quantum juga memberdayakan seluruh potensi dan
lingkungan belajar yang ada, sehingga proses belajar merupakan suatu yang
menyenangkan dan bukan merupakan suatu yang memberatkan. Dalam
pembelajaran quantum, faktor lingkungan dan kemampuan peserta didik memiliki
posisi yang sama-sama penting.

29
Novita Basaria and Leonard, “Modifikasi Model Pembelajaran Quantum Learning Dengan
Strategi Pembelajaran Tugas Dan Paksa,” Prosiding Seminar Nasional Pendidikan KALUNI 2
(2019), h. 276.
30
Nur Aulia Faj, Jamal Fakhri, and Ajo D Yusandika, “Efektivitas Model Pembelajaran
Quantum Teaching Dengan Metode Praktikum Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik,” Indonesian
Journal of Science and Mathematics Education 1 (2018), h. 44.
15

F. Karakteristik Pembelajaran Quantum


Pembelajaran kuantum atau memiliki karakteristik umum yang dapat
memantapkan dan menguatkan sosoknya. Menurut Euphemia Tia Cristiani
beberapa karakteristik umum yang tampak membentuk sosok pembelajaran
kuantum atau quantum teaching sebagai berikut:31
1. Pembelajaran quantum berpangkal pada psikologi kognitif bukan fisika
quantum. Hal ini menjelaskan bahwa pandangan tentang belajar dan
pembelajaran diturunkan dan dikembangkan dari berbagai teori psikologi
kognitif bukan teori fisika quantum.
2. Pembelajaran quantum lebih bersifat humanistik. Potensi diri, kemampuan
pikiran, daya motivasi, dan sebagainya dari pembelajar diyakini dapat
berkembang secara maksimal.
3. Pembelajaran quantum lebih bersifat konstruktivistik. Pembelajaran quantum
menekankan pentingnya peranan lingkungan dalam mewujudkan pembelajaran
yang efektif dan optimal serta memudahkan keberhasilan tujuan pembelajaran.
Pembelajaran quantum berupaya memadukan antara potensi diri manusia
selaku pembelajar dengan lingkungan.
4. Model pembelajaran quantum teaching berupaya memadukan
(mengintegrasikan), menyinergikan, dan mengkolaborasikan faktor potensi diri
manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai
konteks pembelajaran.
5. Pembelajaran quantum memusatkan perhatian pada interaksi bermutu dan
bermakna. Hal ini dapat dikatakan interaksi telah menjadi kunci dalam
pembelajaran quantum, yaitu pada proses pembelajaran quantum dipandang
sebagai penciptaan interaksi-interaksi yang bermutu dan bermakna.

31
Euphemia Tia Cristiani, “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Untuk Meningkatkan
Minat Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Kanisius Pugeran,” Skripsi Sarjana;
Perpustakaan Universitas Sanata Darma; Yogyakarta, 2015, h. 22.
16

6. Pembelajaran quantum menekankan pada pemercepat pembelajaran dengan


taraf keberhasilan tinggi. Menurut pembelajaran quantum, proses pembelajaran
harus berlangsung cepat dengan keberhasilan tinggi. Untuk itu segala hambatan
yang dapat memperlambat proses pembelajaran harus disingkirkan. Adapun
tekniknya dapat mempergunakan seperti iringan musik, suasana yang
menyegarkan, lingkungan yang nyaman, dan sebagainya.
7. Pembelajaran quantum menekankan kealamiahan dan kewajaran.
Kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat,
rileks, santai dan menyenangkan.
8. Pembelajaran quantum menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses
pembelajaran. Dalam hal ini, dalam proses pembelajaran perlu dihadirkan
pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi siswa.
9. Pembelajaran quantum mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam
proses pembelajaran. Aktivitas total antara tubuh dan pikiran membuat
pembelajaran bisa berlangsung lebih nyaman dan hasilnya opimal.

G. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Quantum


Pada suatu model pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangan, sama halnya dengan model pembelajaran quantum memiliki kelebihan
dan kekurangan sebagai berikut:32
1. Kelebihan model pembelajaran quantum teaching
a. Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran
pikiran yang sama.
b. Model pembelajaran quantum lebih melibatkan siswa saat proses
pembelajaran, perhatian siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang

32
DePorter and Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan
Menyenangkan, h. 58.
17

dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti.
c. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
d. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
e. Siswa didorong untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan
kenyataan dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
f. Karena model pembelajaran quantum membutuhkan kreativitas dari
seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar,
secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
g. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.
2. Kekurangan model pembelajaran quantum
a. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang sehingga
memerlukan waktu cukup panjang yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
c. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
d. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
e. Belajar dengan model pembelajaran ini diperlukan ketelitian dan
kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan
sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kelebihan
model pembelajaran quantum yaitu mampu menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga mampu menciptakan ketenangan psikologi siswa,
memiliki kepercayaan diri, ikut serta aktif dalam pembelajaran, dan proses belajar
siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari karena dikaitkan dengan
18

pengalaman-pengalaman siswa. Sedangkan, kekurangan model pembelajaran


quantum adalah menuntut kesiapan yang tinggi dari seorang guru, memerlukan
modal dan fasilitas yang cukup banyak, serta menuntut penguasaan kelas yang baik.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Model pembelajaran quantum (quantum teaching) merupakan model suatu
proses pembelajaran yang menyenangkan dan menciptakan interaksi yang edukatif
antara guru dengan siswa serta mengoptimalkan lingkungan belajar yang efektif
(fisik dan mental) dalam pembelajaran.
Kerangka rancangan model pembelajaran quantum. Menurut Bobbi dikenal
dengan sebutan “tandur”, yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayakan. Adapun prinsip-prinsip dalam model pembelajaran quantum yaitu
segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama,
mengakui setiap usaha, dan merayakan keberhasilan.
Langkah-langkah dalam pembelajaran quantum; pemberian sikap dan
pujian positif, kekuatan AMBAK, lingkungan Belajar, dan gaya belajar. Ada
berbagai macam gaya belajar yang dimiliki peserta didik, diantaranya; gaya
belajar visual, gaya belajar auditorial, dan gaya belajar kinestetik. Gaya belajar
tersebut melibatkan otak kanan dan otak kiri.
Tujuan pembelajaran model kuantum (quantum learning) adalah sebagai
berikut: 1) menciptakan lingkungan belajar yang efektif. 2) menciptakan proses
belajar yang menyenangkan. 3) menyesuaikan kemampuan otak dengan apa yang
dibutuhkan oleh otak. 4) membantu mempercepat dalam pembelajaran.
Dalam hal ini, model pembelajaran quantum memberikan pengalaman baru
kepada peserta didik yang berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga
materi yang diajarkan menjadi suatu hal yang menarik untuk dipelajari. Model
pembelajaran quantum ini juga membantu dalam menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan efisien dengan cara memanfaatkan unsur-unsur yang ada pada
peserta didik, seperti rasa ingin tahu dan lingkungan belajarnya melalui interaksi -
interaksi yang terjadi di dalam kelas.

19
DAFTAR PUSTAKA

Artini, Ni Luh. “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Untuk Meningkatkan


Prestasi Belajar PKN.” Indonesian Journal of Educational Development,
2021.
Az Zafi, Ashif, and Firda Falasifah. “Model Pembelajaran Quantum Teaching Pada
Mata Pelajaran PAI Di SDN Purworejo 02 Pati.” Jurnal Al Qalam 19 (2018).
Basaria, Novita, and Leonard. “Modifikasi Model Pembelajaran Quantum Learning
Dengan Strategi Pembelajaran Tugas Dan Paksa.” Prosiding Seminar
Nasional Pendidikan KALUNI 2 (2019).
Chotimah, Chusnul, and Khoirun Nisa. “Peran Manajemen Sumber Daya Manusia
Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di MA Bertaraf Internasional
Amanatul Ummah Pacet.” Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin, 2019.
Cristiani, Euphemia Tia. “Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV
SD Kanisius Pugeran.” Skripsi Sarjana; Perpustakaan Universitas Sanata
Darma; Yogyakarta, 2015.
Darmawan, Oki. “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Quantum Teaching Di Sekolah Dasar.” Jurnal
Pendidikan (The Educational Journal), 2019.
DePorter, and M. Hernacki. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman
Dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa, 2006.
Fadillah, Muhammad. Edutaiment Pendidikan Usia Dini “Menciptakan
Pembelajaran Menarik, Kreatif, Dan Menyenangkan.” Jakarta: PT Fajar
Interparatama Mandiri, 2014.
Faj, Nur Aulia, Jamal Fakhri, and Ajo D Yusandika. “Efektivitas Model
Pembelajaran Quantum Teaching Dengan Metode Praktikum Terhadap Hasil
Belajar Peserta Didik.” Indonesian Journal of Science and Mathematics
Education 1 (2018).
Hasan. “Implementasi Model Quantum Teaching Realitic (QTR) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Dengan Media Sampah.”
Indonesian Journal of Educational Development 2 (2022).
Hidayati, Kun Marti. “Peningkatan Keaktifan Belajar IPA Dengan Model
Pembelajaran Quantum Teaching.” Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar;
Basic Education 8 (2019).
Linksman, Ricki. How To Learn Anything Quickly. Semarang: Dahara Prize, 2004.
Musrofi, M. Melesatkan Prestasi Akademik Siswa. Yogyakarta: Pustaka Insani
Madani, 2010.
Nasution. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2006.
Nasution, Mardiah Kalsum. “Penggunaan Metode Pembelajaran Dalam
Peningkatan Hasil Belajar Siswa.” STUDIA DIDAKTIKA: Jurnal Ilmiah
Bidang Pendidikan, 2017.
Roja’ah, Siti. “Peningkatan Prestasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model

20
21

Pembelajaran Quantum Teaching.” Jurnal Pendidikan Mandala, 2017.


Siregar, Yusni. “Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Dalam Menerapkan
Model Pembelajaran Quantum Learning Melalui Workshop Di SMP Negeri 4
Percut Sei Tuan Sei Tuan.” Cybernetics: Journal Educational Research and
Sosial Studies, 2021.
Steinbach, Robert. Successful Lifelong Learning. Jakarta: PPM, 2002.

Anda mungkin juga menyukai