Anda di halaman 1dari 48

PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


KEJADIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SILAU MALAHA
TAHUN 2023

OLEH :

RIANTI MANULLANG
220204149

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2023
PROPOSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAU
MALAHA
TAHUN 2023

Proposal inidiajukansebagaisyaratmemeperolehgelarSarjana Keprawatan (S.Kep)


di Program Studi Keperawatan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

OLEH :

RIANTI MANULLANG
220204149

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
TAHUN 2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Proposal ini Telah Dibimbing dan Diperiksa Oleh Pembimbing dan Layak untuk
Dipersentasikan di Dalam Seminar Proposal

Medan, Juni 2023

Dosen Pembimbing

(Ns.Masri Saragih, S.Kep.,M.Kep)

Disetujui
Program Studi Keperawatan
Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Indonesia

Ketua

(Ns.Marthalena Simamora,M.Kep)

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan rahmat-Nyalah peneliti dapat menyelesaikan penyusunan proposal
Skripsiini.Proposal skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatandi Program Studi Keperawatan Universitas
Sari mutiara Indonesia. Proposal skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan
bimbingansemua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terimakasih kepada bapak dan ibu:
1. Dr. Parlindungan Purba, SH, MM selaku KetuaYayasan Universitas Sari
Mutiara Medan.
2. Dr. Ivan Elisabeth Purba, M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara
Indonesia Medan.
3. Taruli Rohana Sinaga, SP, MKM, Ph.D selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Ilmu KesehatanUniversitas Sari Mutiara Indonesia.
4. Ns.Marthalena Simamora,M.Kep selaku Ketua Program Studi Sarjana
Keperawatan Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Ns.Masri Saragih,S.Kep.,M.Kepselaku pembimbing yang bersedia
memberikan masukan yang berupa saran dan kritik dalam
penyusunanproposal ini.
6. Seluruh staf dosen pengajar yang telah banyak memberikan dukungan di
Universitas Sari Mutiata Indonesia.
7. Yenni Rading Silalahi.S.Tr.Keb,M.K.M selaku Kepala Puskesmas Silau
Malaha
8. Keduaorang tua,suami tercinta dan anak anakkusaudara yang
telahmemberikandukunganbaiksecaramateri, motivasi,
dandoakepadaTuhandalampenyusunanproposal ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa S1 Keperawatan Universitas Sarimutiara Indonesia
yang telah memberikan dukungan dan partisipasi selama penyusunan
proposal.

ii
Penulis mengharapkan masukan yang bersifat membangun untuk
menyempurnakan proposal ini. Akhir kata penulis berharap semoga proposal
ini bermanfaat kepada semua yang membaca proposal ini. Sebelum dan
sesudahnya penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 2023
Penulis

(Rianti Manullang)

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN.......................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Hipertensi.................................................................................. 7
2.1.1 Defenisi............................................................................ 7
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi...................................................... 8
2.1.3 Patofisiologi Hipertensi................................................... 9
2.1.4 Manifestasi Hipertensi..................................................... 10
2.1.5 Komplikasi Hipertensi..................................................... 10
2.1.6 Pengukuran Tekanan Darah............................................. 12
2.1.7 Diagnosa dan Pemeriksaan penunjang Hipertensi........... 13
2.2 Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi.......................................... 13
2.2.1 Faktor Yang Tidak Dapat Diubah.................................... 13
2.2.2 Faktor Yang Dapat Diubah.............................................. 15
2.3 Penatalaksanaan hipertensi........................................................ 19
2.4 Kerangka Teori ......................................................................... 25
2.5 Kerangka Konsep....................................................................... 26
2.4 Hipotesis.................................................................................... 26

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain penelitian.......................................................................27
3.2 Lokasi dan waktu penelitian......................................................27
3.2.1 Lokasi Penelitian.............................................................27
3.2.2 Waktu Penelitian..............................................................27
3.3 Populasi dan Sampel.................................................................27
3.3.1 Popilasi.............................................................................27
3.32 Sampel...............................................................................27
3.4 Definisi Operasional..................................................................28

iv
3.5 Aspek Pengukuran....................................................................29
3.6 Prosedur Pengumpulan Data.....................................................29
3.7 Etika Penelitian.........................................................................30
3.8 Pengolahan Data .......................................................................32
3.9 Analisis Data.............................................................................33
3.91 Analisa Univariat..............................................................33
3.9.2 Analisa Bivariat................................................................33

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1Kerangka Teori.............................................................................. 25
Gambar 2.2Kerangka Konsep........................................................................... 26

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Defenisi Operasional...................................................................... 28

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia memiliki masalah kesehatan yang dihadapi saat ini yaitu beban

ganda penyakit. satu pihak masih banyaknya penyakit infeksi yang ditangani

dan di lain pihak semakin meningkatkanya penyakit tidak menular. Proporsi

angka penyakit tidak menular berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk

usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2013 sampai

2018 yaitu dari 25,8% mencapai 31,7%(Kementrian Kesehatan RI, 2018).

Perubahan tingkat kesehatan tersebut memicu transisi epidemiologi penyakit

yaitu degeneratif atau penyakit tidak menular. Salah satu Penyakit tidak

menular tersebut adalah Hipertensi.

Hipertensi yaitu meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten diatas

140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan Cukup istirahat/tenang (Kemenkes RI Dirjen P2P, 2020).

Penyebab hipertensi bermacam-macam bisa berasal dari pola hidup,usia,dan

keturunan.Ada beberapa jenis hipertensi yaitu hipertensi primer dan esensial.

Kedua jenis hipertensi tersebut banyak diderita sehingga membutuhkan

penanganan rutin(Kemenkes RI, 2011).

Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk berusia

≥18 tahun di Indonesia mencapai angka 8,4%. Berdasarkan hasil pengukuran

pada penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun

2018 yaitu dari 25,8% mencapai 31,7% (Kementrian Kesehatan RI,

1
2018).Hasil analisis unit analisis individu 2018 menunjukkan bahwa sebesar

13,2% penduduk indonesia menderita penyakit hipertensi.

Angka kejadian hipertensi di Indonesia 6-15% penderita belum terjangaku

pelayanan kesehatan terutama daerah pedesaan (Kementerian Kesehatan,

2020). Berdasarkan data profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2017

jumlah penduduk beresiko hipertensi pada usia >18 tahun didapatkan hasil

pengukuran tekanan darah sebanyak 8.888.585 atau 36,53%. Dari hasil

pengukuran tekanan darah, sebanyak 1.153.371 orang atau 12,98% dinyatakan

hipertensi/tekanan darah tinggi. Berdasarkan jenis kelamin persentase

hipertensi pada perempuan sebesar 13,10%, lebih rendah dibanding pada laki-

laki yaitu 13,16%. Hipertensi terkait dengan perilaku hidup dan pola hidup,

pengendalian hipertensi dilakukan dengan perubahan perilaku antara lain

menghindari asap rokok, diet sehat, rajin aktifitas fisik dan tidak mengonsumsi

alcohol.

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukan

sekitar 1,13 Miliar orang didunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang

di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat

setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang

terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal

akibat hipertensi dan komplikasinya (Kemenkes RI, 2019).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar terbaru tahun 2018 di Asia

Tenggara angka kejadian penyakit hipertensi mencapai 36%, di negara

Indonesia mengalami peningkatan 34,1%. Angka kejadian ini mengalami

penambahan cukup tinggi dibandingkan dengan data dari Riset Kesehatan

2
Dasar tahun 2013 menyatakan bahwa berdasarkan hasil pengukuran tekanan

darah masyarakat Indonesia yang berusia > 18 tahun sebanyak 25,8%

mengalami hipertensi dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan pada saat

dilakukan pengukuran tekanan darah pada usia diatas 60 tahun yaitu sebanyak

25,8%. Di Indonesia dari hasil Riset Kesehatan Dasar 2013 penderita hipertensi

berdasarkan pada pengukuran tekanan darah pada usia ≥ 18 tahun sebanyak

25,8%. Prevalensi tertinggi provinsi Bangka Belitung sebesar 30,9%, diikuti

oleh Kalimantan Selatan sebesar 30,8%, dan Kalimantan Timur sebesar 29,6%.

Sedangkan provinsi terendah Papua sebanyak 16,8%, diikuti oleh Bali 19,9%,

DKI Jakarta 20,0%, dan untuk provinsi Sumatera Utara sebesar 24,7% (Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI, 2013). Pada tahun 2018 penderita

hipertensi mengalami peningkatan sebesar 34,11% prevalensi tertinggi provinsi

Kalimantan Selatan 44,13%, Jawa Barat 39,60%, dan Kalimantan Timur

39,30%. Provinsi terendah Papua 22,22%, diikuti Maluku Utara 24,65%, dan

Sumatera Barat 25,16%, untuk provinsi Sumatera Utara sebesar 29,19%. Di

Kabupaten Simalungun prevalensi hipertensi 37,8%. Angka ini jauh diatas

angka hipertensi nasional dan Provinsi Sumatera Utara(Kementrian Kesehatan

RI, 2018).

Komplikasi akibat hipertensi yang tidak segera di tangani adalah kerusakan

jantung,gagal jantung, dan stroke serta kematian (Kemenkes, 2017).

Komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar 9,4% kematian di seluruh dunia

setiap tahunnya.Hiprtensi menyebabkan setidaknya 45% kematian karena

penyakit jantung dan 51% kematian karena penyakit stroke. Kematian dengan

penyebab gangguan kardiovaskuler terutama penyakit jantung koroner dan

3
stroke diperkirkan akan terus meningkat mencapai 23,3 juta kematian pada

tahun 2030 (Infodatin,2017).

Banyak faktor risiko sebagai penyebab penyakit hipertensi.Adapun faktor

risiko terjadinya hipertensi dapat dibedakan atas faktor risiko yang tidak dapat

diubah (seperti keturunan atau genetik, jenis kelamin, dan umur) dan faktor

risiko yang dapat diubah seperti kegemukan atau obesitas, kurang olahraga atau

aktivitas fisik, merokok ,stres, konsumsi alkohol dan konsumsi

garam(Ratnaningrum and Prihandani, 2020).

Individu dengan riwayat keluarga hipertensi mempunyai resiko 2 kali lebih

besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi. Hipertensi meningkat seiring dengan

pertambahan usia, dan pria memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita

hipertensi lebih awal. Obesitas juga dapat meningkatkan kejadian hipertensi,

hal ini disebabkan lemak dapat menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah

sehingga dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Asupan garam

yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran kelebihan dari hormon natriouretik

yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.Asupan garam

antara 5-15 gram perhari juga dapat meningkatkan prevalensi hipertensi

sebesar 15-20%, Kebiasan merokok berpengaruh dalam meningkatkan resiko

hipertensi walaupun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara

pasti(Pramana,2016).

Dampak dari hipertensi bila tidak segera diatasi dapat mengakibatkan

kelainan yang fatal. Kelainan itu misalnya, kelainan pembuluh darah, jantung

(kardiovaskuler) dan gangguan ginjal, bahkan pecahnya pembuluh darah

4
kapiler di otak atau lebih biasa disebut dengan stroke dan berakhir dengan

kematian.Hipertensi dapat dikendalikan dengan pengobatan farmakologi dan

non-farmakologi. Pengobatan farmakologi merupakan pengobatan

menggunakan obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah

(Sarumaha,2018).

Hasil survey awal di Puskesmas Silau Malaha Kabupaten Humbang

Hasundutanpada tahun 2023, Data Rekam Medik PuskesmasSilau

Malahapada bulan Mei 2023terdapat sebanyak rata-rata kunjungan 6pasien

hipertensi per hari. Hasil wawancara singkat 3 dari 5 pasien hipertensi

mengatakan pada umumnya mereka hanya mengira hipertensi masalah

tensi yang tidak normal dan akan sembuh dengan minum obat,mereka juga

mengatakan terlalu sering menkonsumsi daging,makan sayur kurang.dari

hasil observasi terhadap pasien yang diwawan cara mayoritas usia diatas

40 tahun.Berdasarkan uraian di atas menujukkan bahwa apabila hipertensi

itu tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan kondisi yang

dapat menjadi berbahaya dan bisa mengakibatkan timbulnya berbagai

penyakit,seperti gagal ginjal,stroke,dan gagal jantung dan berakhir dengan

kematian. Hipertensi sendiri dapat disebabkan oleh genetik,pola

makan,gaya hidup,dan karakteristik sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang: “Faktor-Faktor yang berhubungan dengan

kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun

2023”.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini yaituapaFaktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan kejadian Hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kejadian Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

2. Mengetahui hubungan kebiasaan makan dengan kejadian Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

3. Mengetahui hubungan usia dengan kejadian Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuantentang

hipertensi dan cara pencegahannya.

1.4.2 Manfaat Bagi Puskesmas Silau Malaha

6
Diharapkan penelitian ini dapat dapat digunakan sebagai dasar

pertimbangan untuk pembenahan dalam rangka meningkatkan

kualitas/efisiensi pelayanan terhadap penanganan hipertensi.

1.4.3 Bagi peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat menjadikan sumber informasi dan sebagai bahan

penyusunan kajian pustaka,terutama karena ingin melakukan penelitian

lanjutan atau penelitian yang sejenis.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Defenisi

Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten

(Nurarif,2013).Hipertensi adalah keadaan tekanan darah meningkat melebihi

batas nomal (>120/80 mmHg).penyebab tekanan darah meningkat adalah

peningkatan kecepatan denyut jantung,peningkatan resistensi (tahanan)dari

pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah (Hamzah

PK,2015).Organisasi Kesehatan Dunia (WHO,2014) memberikan batasan

tekanan darah normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas

160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.Didukung oleh Infodatin (2017)

hipertensi merupakan meningkatan tekanan darah arteri yang persisten diatas

140/90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit

dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.

Hipertensi atau tekanan darah adalah peningkatan tekanan darah sistolik

lebih dari 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

cukup istirahat atau tenang (Kemenkes,2014).Hipertensi atau yang lebih

dikenal dengan sebutan penyakit tekanan darah tinggi adalah keadaan dimana

seseorang dinyatakan mengalami peningkatan tekanan darah di atas batas

normal.seseorang dinyatakan mengalami penyakit hipertensi bila tekanan

8
sistolik mencapai di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg

(Junaidi,2010).

2.1.2 Klasifikasi Hipertensi

Berdasarkan penyebab hipertansi menurut Nurarif (2013) dibagi

menjadi 2 golongan:

1. Hipertensi primer (esensial)

Hipertensi primer disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui

Penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu: genetik, lingkungan,

Hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin,angiotensin dan peningkatan Na+Ca

intraseluler. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko adalah obesitas,

merokok, alkohol, dan polisitemia

2. Hipertensi sekunder

Penyebabnya yaitu penggunaan estrogen,penyakit ginjal,sindrom cushing dan

hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

Tabel 2.1 Klasifikasi hipertensi (WHO, 2014)

Kategori Sistol(mmHg) Diastol(mmHg)

Optimal <120 <80


Normal <130 <85
Tingkat1(hipertensi ringan) 140-159 90-99
Sub group: perbatasan 140-149 90-94
Tingkat 2 (hipertensi sedang) 160-179 100-109
Tingkat 3 (hipertensi Berat) >180 >110
Hipertensi sistol terisolasi >140 <90
Sub group:perbatasan 140-149 <90

9
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO 2014) memberikan batasan

tekanan darahnormaladalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau

diatas160/95 dinyatakan sebagai hipertensi.setiap usia dan jenis

kelamin memiliki Batasan masing-masing (Dewi,2013):

1) Pada pria usia <45 tahun,dinyatakan menderita hipertensi bila

tekanan darah waktu berbaring ≥ 130/90 mmHg

2) Pada pria usia>45 tahun, dinyatakan hipertensi bila tekanan darahnya

>145/90 mmHg.

3) Pada wanita tekanan darah ≥160/90 mmHg,dinyatakan hipertensi.

2.1.3 Patofisiologi Hipertensi

Tubuh memiliki sistem untuk mencengah perubahan tekanan

darah secara akutyang disebabkan oleh gangguan sirkulasi untuk

mempertahkan kesetabilan tekanan darah dalam jangka panjang sehingga

reflek kardiovaskuler melalui sistem saraf dapat bereaksi segera.

Kesetabilan tekanan drah jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang

mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama

ginjal.jika terjadi gangguan seperti inflamasi pada dinding pembuluh darah

dan terbentuk deposit substansi lemak, kolestrol, produk sampah seluler,

kalsium dan berbagai substansi lainnya dalam lapisan pembuluh

darah,pengurangan suplai oksigen pada organ atau bagian tubuh tertentu

akan terjadi sel endotel disfungsi sehingga terjadinya hipertensi primer.

Meningkatkan sekresi ADH dan rasa haus berakibat antidiuresis

sehingga urin pekat dan osmolalitasnya tinggi dampaknya untuk

10
mengencerkannya,volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan

cara menarik cairan di bagian intraseluler berakibat terjadi peningkatan

aktivitas simpatik volume darah meningkat yang akhirnya meningkatnya

tekanan darah (Tedjakusumana,2012).

2.1.4 Manifestasi Hipertensi

Tanda dan gejala hipertensi menurut Nurarif (2013) dibedakan

menjadi:

1) Tidak ada gejala

Tidak ada gejala yang sepesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah,selain penentuan arteri oleh dokter yang memeriksa.Hal ini

berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak

terukur.Alat ukurnya adalah sphygmomanometer raksa.

2) Gejala yang lazim

Gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan.

Akibatnya kebanyakan pasien yang mengalaminya akan mencari pertolongan

medis.keluhanan beberapa pasien yang menderita hipertensiyaitu: mengeluh

sakit kepala,pusing tekanan darah >140/90 mmHg, lemas, kelelahan, sesak

nafas, gelisah, mual, muntah,epistaksis,dan kesadaran menurun.

2.1.5 Komplikasi Hipertensi

Komplikasi hipertensi dibagi menjadi 3 menurut beberapa ahli diantaranya

yaitu:

11
1) Jantung

Jantung dapat dirusak oleh tekanan darah tinggi yang lama tidak

diobati.pada awalnya jantung dapat beradaptasi dengan peningkatan kerja

otot hingga membesar untuk memompa darah lebih kuat,namun lama

kelamaan pompa jantung akan macet sehingga tidak dapat lagi

mendorong darah untuk beredar ke Seluruh tubuh dan sebagaian darah

akan menumpuk pada jaringan sehingga zat gizi dan oksigen diangkut

oleh pembuluh darah.persoalan akan timbul bila halangan atau kelainan

di pembuluh darah yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi

untuk menggerakkan jantung secara normal.

2) Ginjal

Hipertensi yang berkelanjutan akan mengakibatkan penebalan pada

pembuluh darah pada ginjal sehingga mengganggu mekanisme

pembentukan urin.proses pembentukan urin dalam ginjal akan terganggua

akibat plak yang terbentuk.salah satu gejala utama kerusakan ginjal yang

disebabkan oleh tekanan darah tinggi adalah berkurangnya kemampuan

filtrasi ginjal (Maulana,2008).

3) Stroke

Hipertensi menyebabkan tekanan lebih besar pada pembuluh darah

sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan mudah pecah.pada

kasus seperti itu,pembulu darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah

yang terjadi secara tiba-tiba.pecahnya pembuluh darah di otak akan

menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen

12
dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah menjadi kekurangan

dan akhirnya mati (Maulana,2008)

2.1.6 Pengukuran Tekanan Darah

Menurut Lany Gunawan, dalam pengukuran tekanan darah ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Pengukuran tekanan darah boleh dilaksanakan pada posisi duduk ataupun

berbaring. Namun yang penting, lengan tangan harus dapat diletakkan dengan

santai.

2) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk, akan memberikan angka yang

agak lebih tinggi dibandingkan dengan posisi berbaring meskipun selisihnya

relatif kecil.

3) Tekanan darah juga dipengaruhi kondisi saat pengukuran. Pada orang yang

bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah paling rendah. Tekanan darah

yang diukur setelah berjalan kaki atau aktifitas fisik lain akan memberi angka

yang lebih tinggi. Di samping itu, juga tidak boleh merokok atau minum kopi

karena merokok atau minum kopi akan menyebabkan tekanan darah sedikit

naik.

4) Pada pemeriksaan kesehatan, sebaiknya tekanan darah diukur 2 atau 3 kali

berturut-turut, dan pada detakan yang terdengar tegas pertama kali mulai

dihitung. Jika hasilnya berbeda maka nilai yang dipakai adalah nilai yang

terendah.

13
5) Ukuran manset harus sesuai dengan lingkar lengan, bagian yang mengembang

harus melingkari 80 % lengan dan mencakup dua pertiga dari panjang lengan

atas.

2.1.7 Diagnosa Hipertensi dan Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

Diagnosa hipetensi dengan pemeriksaan fisik paling akurat

menggunakan sphygmomanometer air raksa.pemeriksaan dilakukan lebih

dari satu kali pengukuran dalam posisi duduk dengan siku lengan menekuk

di atas meja dengan posisi telapak tangan menghadap ke atas dan posisi

lengan setinggi jantung.pengukuran dilakukan dalam keadaan

tenang.penegakkan diagnosis hipertensi dilakuakan beberapa tahapan

pemeriksaan yang harus dijalani sebelum menentukan terapi atau

tatalaksana yang akan diambil berdasarkan alogaritma canadian

Hypertension Education Program The Canadian Recommendation For The

Management Of Hypertension 2014 (Dasgupata et al;PERKI, 2015)

Setelah dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan

sphymomanometer maka akan dilakukan pemeriksaan dasar seperti:

kardiologis, radiologis,tes laboratorium,EKG, dan rontgen. Tes khusus

yang dilakukan adalah tes X- ray (angiografi) yang mencakup penyuntikan

suatu zat warna yang digunakan untuk memvisualisasikan jaringan arteri

aorta, renal, dan adrenal. Memeriksakan saraf sensoris dan perifer dengan

alat EKG (PERKI, 2015).

2.2. Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi

2.2.1 Faktor Yang Tidak Dapat Diubah/Dikontrol

a) Riwayat keluarga

14
Berbagai studi menunjukkan hubunganan genetik hingga pada

40%orang penderitahipertensi primer (Huether& McCancer,2008). Gen

yang terlibat pada sistem renin-angiotensin-aldosteron dan gen lain yang

memengaruhi tegangan vaskular, trasportasi garam dan air pada ginjal,

kegemukan, dan ristensi insulin cenderung terlibat dalam perkembangan

hipertensi,meskipun belum ada hubungan genetik konsisten yang

dijumpai.

b) Usia

Insidensihipertensinaikseiringpeningkatan usia.penuaanmemengaruhi

baroresptor yang terlibat dalam pengaturan tekanan darah serta

kelenturana arteri.ketika arteri menjadi kurang lentur,tekanan dalam

pembuluh meningkat.ini sering kali tampak jelas sebagai peningkatan

bertahap tekanan sistolik seiring penuaan.

c) Genetik

Peranfaktorgenetik terhadaptimbulnyahipertensi terbuktidengan

ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar

monozigot (satu sel telur) dari pada heterozigot (berbeda sel telur).

Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik hipertensi primer

(esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,

bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertesinya berkembang

dan dalam waktu sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

d) Jenis kelamin

Jenis kelamin (seks) menurut Hungu (2007) adalah perbedaan antara

perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak seseorang lahir. Seks

15
berkaitan dengan tubuh dan fungsi orang pada laki-laki dan perempuan.

Laki-laki memproduksikan sperma, sementara perempuan menghasilkan

sel telur dan secara biologis mampu untuk menstruasi, hamil dan

menyusui. Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan

tidak dapat dipertemukan diantara keduanya.

2.2.2 Faktor Yang Dapat Diubah/Dikontrol

a) Asupan mineral

Asupan mineral.asupan natrium tinggi sering kali di kaitkan dengan

retensi cairan.hipertensi yang terkait dengan asupan natrium melibatkan

berbagai mekanisme fisiologi yang berbeda, termasuk sistem renin-

angiotensin-aldosteron,nitrit oksida,katekolamin,kalium,kalsium,dan

magnesium yang rendah juga berperan pada hipertensi yang tidak

diketahui mekanismenya.perbandingan asupan natrium dan kalium

tampak berperan penting,kemungkinan lewat efek peningkatan asupan

kalium terhadap ekskresi natrium.kalium juga meningkatkan vasodilitasi

dengan menurunkan respons terhadap katekolamin dan angiotensin

11.kalium juga mempunyai efek vasodilator.

b) Konsumsi alkohol berlebihan

Konsumsi alkohol berlebihan.konsumsi teratur tiga kali alkohol atau

lebih dalam sehari meningkatkan risiko hipertensi.penurunan atau

penghentian konsumsi alkohol menurunkan tekan darah,khususnya

pengukuran sistolik.faktor gaya hidup yang terkait dengan asupan

alkohol berlebihan (kegemukan dan kurang latihan fisik) juga dapat

menjadi penyebab hipertensi.

16
c) Kebiasaan Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok

dengan peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktika. selain

dari lamanya,risiko merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang

dihisapperhari.seseorang lebih dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali

lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak merokok.

Zat-zat kimia beracun,seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap

melalui rokok.yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan

endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis

dan hipertensi. Nikotin dalam tembakau merupakan penyebab

menigkatnya tekanan darah segera setelah isapan pertama.seperti zat-zat

kimia lain dalam asap rokok,nikotin diserap oleh pembuluh-pembuluh

darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah.hanya

dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak.otak bereaksi terhadap

nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas

epinefrin(adrenalin).hormon yang kuat ini akan menyempitkan pembulu

darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan

yang leih tinggi.setelah merokok dua batang saja maka baik tekanan

sistolik maupun diastolik akan mewningkat 10 mmHg.tekanan darah

akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti mengisap

rokok.sementara efek rokok nikotin perlahan-lahan menghilang,tekanan

darah juga akan menurun dengan perlahan.Namun pada perokok berat

tekanan darah akan berada pada level tinggi sepanjang hari.

d) Konsumsi Lemak Jenuh

17
Kebiasaan konsumsi lemak jenuh erat kaitannya dengan peningkatan

berat badan yang beresiko terjadinya hipertensi.konsumsi lemak jenuh

juga meningkatkan risiko aterosklerosis yang berkaitan dengan kenaikan

tekanan darah.penurunan konsumsi lemak jenuh,terutama lemak dalam

makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi lemak

tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran,biji-bijian dan

makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan.

e) Konsumsi Asin/Garam

Konsumsi garam yang tinggi dihubungkan dengan terjadinya hipertensi

esensial,terlihat dari penelitianepidemiologi terhadap tekanan darah

orang yang konsumsi makanannnya garam tinggi. Namun demikian oleh

karena kebanyakan dari mereka tidak menderita hipertensi pasti ada

perbedaan sensitivitas terhadap garam.suatu respon tekanan darah yang

sensitif terhadap garam/sodium didefinisikan sebagai kenaikan rata-rata

tekanan darah arteri sebesar = 5 mmHg setelah konsumsi tinggi garam

selama 2 minggu.

f) Obesitas

Berat badan berlebih akan membuat seseorang sulit untuk bergerak

dengan beban jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa

darah agar bisa menggerakan beban berlebihan dari tubuh tersebut,

karena itu obesitas termasuk salah satu faktor yang meningkatkan risiko

hipertensi dan serangan jantung.cara untuk mengukur kelebihan berat

badan adalah dengan menghitung BMI(Body Mass Index) atau Massa

Tubuh.

18
g) Olahraga

Olahraga banyak dihubugkan dengan pengelolaan hipertensi, karena

olahraga isotonik dan teratur dapat menurunkan tahapan perifer yang

akan menurunkan tahapan perifer yang akan menurunkan tekanan darah.

olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitaspada hipertensi.kurang

melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya

obesitas dan jika asupan garam juga bertambah akan memudahkan

timbulnya hipertensi. Kurangnya aktifitas fisik meningkatkan risiko

menderita hipertensi karena menigkatkan risiko kelebihan berat

badan.orang yang tidak aktif juga cenderung mempunyai frekuensi

denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya harus bekerja

lebih keras pada setiap kontraksi.Makin keras dan sering otot jantung

harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri.

h) Stres

Stres.stres fisik dan emosional menyebabkan kenaikan sementara tekanan

darah, tetapi peran stres pada hipertensi primer kurang jelas.Tekanan

darah normalnya berfluktuasi selama siang hari,yang naik pada aktivitas,

ketidaknyamanan,atau respons emosional seperti marah.stres yang sering

atau terus-menerus dapat menyebabkan hipertrofi otot polos vaskular

atau memengaruhi jalur integratif sentral otak.

i) Kebiasan gaya hidup tidak sehat

Kemudahan membeli makan cepat saji dan mengandung bahan makan

kimia di era sekarang menjadikan seseorang menjadi konsumtif.Banyak

toko dan warung makan yang memberikan kemudahan tersebut.Gaya

19
hidup tidak sehat dapat meningkatkan hipertensi, antara lain minum

minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan merokok yang mengadung

nikotin.

J. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui panca indera mata dan pendengaran (Notoatmodjo,

2007). Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan

formal. Pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan,

dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu

ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah

mutlak berpengetahuan rendah pula. Pengetahuan seseorang tentang

suatu objek mengandung dua aspek, yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang semakin

banyak aspek positif dan objek yang diketahui, maka akan

menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Dewi dan

Wawan, 2010).

2.3 Penatalaksanaan Hipertensi

Pengobatan hipertensi bersifat individualistis dan sepanjang masa

dengan tetap memperhatikan gaya hidup.pengobatan hipertensi terdiri dari

20
terapi nonfarmakologi dan farmakologi.Target dari terapi hipertensi adalah

menjadi hipertensi tetap terkontrol seumur hidup pasien (Mollsoglu

et.at.al.,2015). Ketika hipertensi terdeteksi,intervensi terapeutik efektif

mengurangi perjalanan dan keparahan penyakit ini.pengaturan diet dengan

penurunan berat badan yang disertai obat yang memanipulasi penanganan

air dan garam atau aktivitas otonom sistem kardiovaskuler digunakan

untuk mengobati hipertensi.selain itu, olahraga secara teratur membantu

mengurangi tekanan darah tinggi (PERKI,2015).

1) Penatalaksanaan Non Farmakologis

Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal

sebelum penambahan obat-obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan

oleh seorang yang sedang dalam terapi obat. Sedangkan pasien hipertensi

yang terkontrol, pendekatan nonfarmakologis ini dapat membantu

pengurangan dosis obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu,

modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan, karena

berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi.

Menurut beberapa ahli, pengobatan nonfarmakologis sama

pentingnya dengan pengobatan farmakologis, terutama pada pengobatan

hipertensi derajat I. Pada hipertensi derajat I, pengobatan secara

nonfarmakologis kadang-kadang dapat mengendalikan tekanan darah

sehingga pengobatan farmakologis tidak diperlukan atau pemberiannya

dapat ditunda. Jika obat antihipertensi diperlukan, Pengobatan

21
nonfarmakologis dapat dipakai sebagai pelengkap untuk mendapatkan

hasil pengobatan yang lebih baik.

Pendekatan nonfarmakologis dibedakan menjadi beberapa hal:

a) Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan aterosklerosis.Menurut Corwin

berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi

karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan

dapat meningkatkan beban kerja jantung. Selain itu pengurangan makanan

berlemak dapat menurunkan risiko aterosklerosi

b) Olahraga dan aktifitas fisik

Selain untuk menjaga berat badan tetap normal, olahraga dan aktifitas fisik teratur

bermanfaat untuk mengatur tekanan darah, dan menjaga kebugaran tubuh.

Olahraga seperti jogging, berenang baik dilakukan untuk penderita hipertensi.

Dianjurkan untuk olahraga teratur, minimal 3 kali seminggu, dengan demikian

dapat menurunkan tekanan darah walaupun berat badan belum tentu

turun.Olahraga yang teratur dibuktikan dapat menurunkan tekanan perifer

sehinggadapat menurunkan tekanan darah. Olahraga dapat menimbulkan perasaan

santaidan mengurangi berat badan sehingga dapat menurunkan tekanan darah.

Yangperlu diingatkan kepada kita adalah bahwa olahraga saja tidak dapat

digunakansebagai pengobatan hipertensi.

c) Perubahan pola makan

Mengurangi asupan garam Pada hipertensi derajat I, pengurangan asupan garam

dan upaya penurunan berat badan dapat digunakan sebagai langkah awal

22
pengobatan hipertensi. Nasihat pengurangan asupan garam harus memperhatikan

kebiasaan makan pasien, dengan memperhitungkan jenis makanan tertentu yang

banyak mengandung garam. Pembatasan asupan garam sampai 60 mmol per hari,

berarti tidak menambahkan garam pada waktu makan, memasak tanpa garam,

menghindari makanan yang sudah diasinkan, dan menggunakan mentega yang

bebas garam. Cara tersebut diatas akan sulit dilaksanakan karena akan mengurangi

asupan garam secara ketat dan akan mengurangi kebiasaan makan pasien secara

drastis.

Beberapa cara yang dapat dilakukan

1. Perbanyak makanan segar, kurangi makan yang diproses.

2. Pilihlah produk dengan natrium rendah.

3. Jangan menambah garam pada makanan saat memasak.

4. Jangan menambah garam saat di meja makan.

5. Batasi penggunaan saus-sausan

6. Bilaslah makanan dalam kaleng

d) Diet rendah lemak jenuh

Lemak dalam diet meningkatkan risiko terjadinya aterosklerosis yang berkaitan

dengan kenaikan tekanan darah. Penurunan konsumsi lemak jenuh, terutama

lemak dalam makanan yang bersumber dari hewan dan peningkatan konsumsi

lemak tidak jenuh secukupnya yang berasal dari minyak sayuran, biji-bijian dan

makanan lain yang bersumber dari tanaman dapat menurunkan tekanan

darah.Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan dan susu rendah lemak

23
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa beberapa mineral bermanfaat mengatasi

hipertensi. Kalium dibuktikan erat kaitannya dengan penurunan tekanan darah

arteri dan mengurangi risiko terjadinya stroke.Selain itu, mengkonsumsi kalsium

dan magnesium bermanfaat dalam penurunan tekanan darah. Banyak konsumsi

sayur-sayuran dan buah-buahan mengandung banyak mineral, seperti seledri, kol,

jamur (banyak mengandung kalium), kacang-kacangan (banyak mengandung

magnesium). Sedangkan susu dan produk susu mengandung banyak kalsium. e)

Menghilangkan stress.

Cara untuk menghilangkan stres yaitu perubahan pola hidup

dengan membuat perubahan dalam kehidupan rutin sehari-hari dapat

meringankan beban stres. Perubahan-perubahan itu ialah:

a. Rencanakan semua dengan baik. Buatlah jadwal tertulis untuk kegiatan

setiap hari sehingga tidak akan terjadi bentrokan acara atau kita terpaksa

harus terburu-buru untuk tepat waktu memenuhi suatu janji atau aktifitas.

b. Sederhanakan jadwal. Cobalah bekerja dengan lebih santai.

c. Bebaskan diri dari stres yang berhubungan dengan pekerjaan.

d. Siapkan cadangan untuk keuangan

e. Berolahraga.

f. Makanlah yang benar.

g. Tidur yang cukup.

h. Ubahlah gaya. Amati sikap tubuh dan perilaku saat sedang dilanda stres.

i. Sediakan waktu untuk keluar dari kegiatan rutin.

24
j. Binalah hubungan sosial yang baik.

k. Ubalah pola pikir. Perhatikan pola pikir agar dapat menekan perasaan

kritis atau negatif terhadap diri sendiri.

l. Sediakan waktu untuk hal-hal yang memerlukan perhatian khusus.

m. Carilah humor.

2) Penatalaksanaan Farmakologis

Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama hipertensi

primer alah dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi

berdasarkan beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya

kerusakan organ target dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler

atau faktor risiko lain.Terapi dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat

menurunkan sistole dan mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun

atau lebih.

Menurut Arif Mansjoer, penatalaksanaan dengan obat antihipertensi bagi sebagian

besar pasien dimulai dengan dosis rendah kemudian ditingkatkan secara titrasi

sesuai umur dan kebutuhan. Terapi yang optimal harus efektif selama 24 jam dan

lebih disukai dalam dosis tunggal karena kepatuhan lebih baik, lebih murah dan

dapat mengontrol hipertensi terus menerus dan lancar, dan melindungi pasien

terhadap risiko dari kematian mendadak, serangan jantung, atau stroke akibat

peningkatan tekanan darah mendadak saat bangun tidur. Sekarang terdapat pula

obat yang berisi kombinasi dosis rendah 2 obat dari golongan yang berbeda.

Kombinasi ini terbukti memberikan efektifitas tambahan dan mengurangi efek

samping. Setelah diputuskan untuk untuk memakai obat antihipertensi dan bila

tidak terdapat indikasi untuk memilih golongan obat tertentu, diberikan diuretik

25
atau beta bloker. Jika respon tidak baik dengan dosis penuh, dilanjutkan sesuai

dengan algoritma. Diuretik biasanya menjadi tambahan karena dapat

meningkatkan efek obat yang lain. Jika tambahan obat yang kedua dapat

mengontrol tekanan darah dengan baik minimal setelah 1 tahun, dapat dicoba

menghentikan obat pertama melalui penurunan dosis secara perlahan dan progresi.

2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu varibel

independen dan variabel dependen. Variabel independen usia, pengetahuan, dan

kebiasaan makan (x) dan variabel dependen yaitu kejadian hipertensi (y).

Pengetahuan Hipertensi
Usia
Kebiasaan Makan

Gambar 2.1 Kerangka Konsep

2.5 Hipotesis

Adapun hipotesa dari penelitian ini yang diajukan sehubungan

dengan masalah diatas yaitu

1. Ada hubungan pengetahuan dengan kejadian Hipertensi di Wilayah

Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

2. Ada hubungan kebiasaan makan dengan kejadian Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

3. Ada hubungan usia dengan kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Silau Malaha tahun 2023.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Jenis Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, desain penelitian yang
digunakan deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional study
(potong lintang). Rancangan Penelitian Survei cross sectional adalah suatu
penelitian untuk pendekatan, observasi atau pengumpulan data secara
langsung pada waktu bersamaan dengan rancangan cross sectional study.

3.2 Populasi dan sampel


3.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Silau Malaha berdasarkan data bulan April 2023
berjumlah 35 orang
3.2.2 Sampel
Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 35 orang. Teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini menggunakan metode total sampling.

3.3 Tempat dan waktu penelitian


3.3.1 Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Silau
Malaha, Desa Silau Malaha, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara.

3.3.2 Waktu penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret - Agustus tahun 2023.

27
3.4 Defenisi operasional
Tabel 3.1.
Defenisi Operasional
Cara
N Skala
Variabel Defenisi Operasional Ukur/Alat Hasil Ukur
o Ukur
Ukur

Kemampuan dan
pengetahuan tentang 1. Baik
1 Pengetahuan Kuesioner Ordinal
hipertensi dan 2. Kurang
Baik
penanggulangannya

Lama hidup responden sejak


2 Usia lahir hingga penelitian Kuesioner Nominal 1. ≥25 tahun
dilaksanakan 2. <25 tahun

Kebiasaan makan makanan


yang mengandung lemak
Kebiasaan 1. Sering
3 sehari-hari dalam periode Kuesioner Ordinal
Makan 2. Tidak
waktu tertentu sebelum sering
terdiagnosis hipertensi

Keadaan peningkatan
tekanan darah yang
1. Hipertensi
4 Hipertensi memberi gejala yang akan Pengukuran Ordinal
2. Tidak
berlanjut untuk suatu Hipertensi
target organ

3.5 Aspek pengukuran

Pengetahuan

28
Instrumen yang digunakan untuk mengukur penelitimenggunakankuesioner

dengan 15 pernyataan dengan jawaban Benar atau salahJika Responden

menjawab benar maka diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0. Maka skor

tertinggi adalah 15 dan skor terendah adalah 0. Untuk mengkategorikan peran

kepemimpinan digunakan rumus hidayat (2007) yaitu:

P= Rentang

BK

Ket:

P : Panjang Kelas

R : Skor Tertinggi-Skor Terendah

BK: Banyak Kategori

P= Skor Tertinggi-Skor Terendah

Kelas/Kode

P= 15-3

P= 6 (Interval Kelas)

Berdasarkan jumlah yang diperoleh maka kategorinya sebagai berikut:

Pengetahuan Baik : Jika jawaban responden dengan total skor 9-15

Pengetahuan Kurang : Jika jawaban responden dengan total skor 2-8

3.6 Alat dan Prosedur Pengumpulan Data

3.6.1 Alat Pengumpulan Data

…………………………..

3.6.2 Prosedur Pengumpulan Data

29
Tahapan Prosedur pengumpulan data dapat dibagi menjadi 3 tahapan

yaitu:

a. Tahap Persiapan:

Tahap persiapan penelitian terdiri dari:

1) Pengurusan ijin penelitian dari lembaga yang berwenang.

2) Penulis melakukan survey pendahuluan di lokasi penelitian untuk

mendapatkan data awal

b. Tahap Pelaksanaan:

Adapun tahap pelaksanaan penelitian terdiri dari:

1) Pengarahan pada responden terhadap tujuan penelitian

Menjelaskan tujuan penelitian kepada responden

2) Pelaksanaan penelitian

3) Pengolahan dan analisis data penelitian

Melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode

komputerisasi

c. Tahap Akhir:

1) Penulisan laporan penelitian

2) Seminar hasil penelitian.

3.7 Etika Penelitian


1. Infomend Consent (Lembar persetujuan)
Penelitian ini hanya melibatkan sampel dan responden yang bersedia
terlibat secara sadar dan tanpa paksaan. Sebelum penelitian
dilakukan, peneliti menjelaskan tujuan, dan prosedur penelitian kepada
responden. Selanjutnya peneliti meminta persetujuan responden untuk
terlibat dalam penelitian. Jika responden setuju maka responden
diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden,

30
dalam hal ini adalah informed consent. Peneliti menerapkan prinsip
dasar penerapan etik penelitian kesehatan dalam melakukan penelitian ini
(Komisi Nasional Etik Penelitian Kesehatan, 2007).
2. Outonomy
Memberikan kebebasan kepada responden untuk menyampaikan segala
keluhan.
3. Anominity (Tanpa Nama)
Anominity menjelaskan bentuk penulisan dengan tidak perlu
mencantumkan nama pada lembar pengumpulan data, tetapi hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.
4. Confidentiality (Kerahasiaan).
Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden yang harus
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian.

3.8 Pengelolaan Data

Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara menual dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

1. Editing (pengecekan)

Setelah data terkumpul peneliti melakukan pengecekan data sedemikian

rupa sehingga jelas sifat-sifat yang dimiliki oleh data dengan baik, data

tersebut perlu diperiksa terlebih dahulu, apakah telah sesuai seperti yang

diharapkan atau tidak.

2. Coding (kode)

Peneliti melakukan melakukan Pemberian kode identitas responden untuk

menjaga kerahasiaan dan mempermudah proses penelusuran biodata

responden. setiap jawaban dari hasil kuesiner untuk memudahkan peneliti

31
dengan mengubah data yang sudah diedit dalam bentuk angka, dengan

memberikan kode.

3. Entry data

Jawaban-jawaban yang sudah diberi kode katagori kemudian dimasukan

dalam tabel dengan cara menghitung frekuensi data. Memasukan data,

boleh dengan cara manual atau melalui pengolahan computer.

4. Tabulating (tabel)

Setelah edit dan kode selesai dilakukan, langkah selanjutnya data

dimasukkan kedalam bentuk distribusi frekuensi.

3.9 Analisa Data

3.9.1 Analisa Univariat

Data yang dianalisis secara univariat untuk mengetahui distribusi

frekuensi dari variabel independen (variabel bebas) dan variabel

dependen (variabel terikat). Setelah dilakukan pengumpulan data,

kemudian data dianalisi mengunakan statistik deskriptif.

3.9.2 Analisa Bivariat

Data yang dianalisi secara bivariat dengan menggunakan uji Chi square

dengan nilai (α) 0,05. Serta confidence interval (tingkat kepercayaan 95

%) apabila nilai p<0,05 Pengolahan data dilakukan dengan

komputerisasi. Hasil analisa dengan uji chi square memperoleh nilai

32
Probabilitas Value sebesar p<0,05 yang artinya terdapat hubungan

anatara kedua variabel.

DAFTAR PUSTAKA

Afiah, W., Yusran, S., & Muhamad Sety, L. O. (2018). Faktor Risiko Antara

Aktivitas Fisik, Obesitas dan Stress Dengan Kejadian Penyakit Hipertensi

Pada Umur 45-55 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Soropia Kabupaten

Konawe Tahun 2018.Jimkesmas, 3(2), 1–10.

Andini, R., Avianty, I., & Nasution, A. (2019). Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Hipertensi Pada Ibu Rumah Tangga Di Puskemas Gang

Aut Kelurahan Paledang Kecamatanbogor Tengah Kota Bogor Tahun

2018.Promotor Jurnal Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(1), 59–

63.https://doi.org/10.32832/pro.v2i1.1790

Arif, D., & Hartinah, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan

Kejadian Hipertensi pada Lansia di Pusling Desa Klumpit UPT Puskesmas

Gribig Kabupaten Kudus. 4(2), 18–34.

Artiyaningrum, B. (2016). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian

Hipertensi Tidak Terkendali Pada Penderita Yang Melakukan Pemeriksaan

Rutin di Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Tahun

2016.PublicHealth Perspective Journal, 1(1), 12–20.

33
Azhari,M. H. (2017). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian

Hipertensi di Puskesmas Makrayu Kecamatan Ilir Barat II Palembang.

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth.Bapak/Ibu di tempat

Dengan hormat,

Dalam rangka penelitian dibidang keperawatan yang bertujuan untuk mengetahui

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAU MALAHA

TAHUN 2023”Bersama ini saya mohon bantuan Bapak /Ibu untuk bersedia ikut

serta sebagai responden dalam penelitian saya.Hasil penelitian saya ini saya

gunakan untuk menyusun proposal dalam rangka menyelesaikan Program Studi

Sarjana Keperawatan Di Universitas Sari Mutiara Indonesia, dan tidak akan

mempengaruhi status dan jabatan responden.

Demikian permohonan ini saya sampaikan,atas bantuan dan kerjasamanya saya

ucapkan terimakasih.

Matiti, Juni 2023

34
Hormat saya,

Rianti Manullang

NIM.220204149

Lampiran 2

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden peneliti yang dilakukan oleh mahasiswa Program

Studi Sarjana Keperawatan Di Universitas Sari Mutiara Indonesia dengan judul

“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SILAU MALAHA

TAHUN 2023”

Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden dalam

penelitian ini dengan sukarela tanpa ada paksaan sedikitpun.

Matiti, Juni 2023

Responden

35
KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden
1. Nama Inisial: ...............
2. Usia : ...............
3. Pendidikan : ...............
4. Pekerjaan :………
5. Tekanan darah: …..
6. BB: …..
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam angket ini sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu
alami selama ini dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi
tanda ceklist (√)pada setiap pernyataan.
2. Pilihlah:
Jika menurut anda Benar dengan pernyataan tersebut
Jika anda salah dengan pernyataan tersebut.
3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk,
sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban
adalah benar, jika anda memberikan jawaban sesuai dengan keadaan
atau perasaan anda yang sebenarnya
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak
berdampak pada siapapun dan kami akan menjaga kerahasiaan
jawaban anda
5. Atas partisipasi dan kesediaan anda untuk mengisi kuesioner ini, kami
mengucapkan terimakasih.

36
1. Kuesioner Pengetahuan Hipertensi
NO Pertanyaan Benar Salah
1 Hipertensi Merupakan suatu penyakit dimana tekanan darah
mencapai ≥ 140/90
2 Hipertensi dapat menyebabkan stroke
3 Hipertensi dapat disebabkan oleh keturunan
4 Merokok merupakan salah satu faktor penyebab hipertensi
5 Gejala yang ditemui pada penderita hipertensi adalah sakit
kepala, rasa berat ditengkuk dan mudah marah
6 Konsumsi alkohol dan kopi yang berlebih dapat
menyebabkan hipertensi
7 Makan buah, sayur, dan produk susu yang rendah lemak
merupakan makanan yang dianjurkan pada penderita
hipertensi
8 Hipertensi hanya bisa diobati dengan obat
9 Makanan yang asin dapat menyebabkan hipertensi
10 Berhenti merokok sangat dianjurkan bagi penderita
hipertensi
11 Hipertensi hanya terjadi pada lansia
12 Aktifitas fisik seperti jalancepat secara rutin setiap haridapat
menurunkan tekanandarah
13 Hipertensi mempengaruhifungsi jantung dan ginjal.
14 Hipertensi tidak menimbulkan komplikasi pada organ tubuh
yang yang lain
15 Gejala Hipertensi terlihatdari penampilan fisik

2. Kuesioner Kebiasaan Makan


NO Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda makan daging < 3 kali dalam seminggu ?
2 Apakah anda makan makanan berlemak tinggi (misalnya:
bersantan, jeroan) < 3 kali dalam seminggu ?
3 Apakah anda makan makanan gorengan < 3 kali dalam

37
seminggu ?
4 Apakah anda makan makanan di luar rumah (cepat saji) < 3
kali dalam seminggu ?
5 Apakah anda mengkonsumsi minuman yang berkafein < 3
kali dalam seminggu ?
6 Apakah anda makan makanan yang diasinkan (ikan asin,
udang kering) < 3 kali dalam seminggu ?
7 Apakah anda makan sayuran ≥3 kali dalam seminggu ?
8 Apakah anda makan buah-buahan ≥3 kali dalam seminggu ?

Lembar konsultasi Pembimbing

Nama : Rianti Manullang

Nim : 220204149

Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Degan Kejadian Hipertensi Di


Wilayah Kerja PUskesmas Malaha Tahun 2023

Dosen Pembimbing: Ns.Masri Saragih,S.Kep.,M.Kep

No Hari/Tanggal Materi Masukan Pembimbing Paraf


Pembimbing
1 10 Februari Judul proposal Memberi bimbingan
2023 tentang penentuan
judul penelitian dan hal
hal yang berkaitan
2 03 Maret Judul proposal Pengajuan beberapa
judul proposal
3 20 Maret 2023 Judul proposal Penentuan judul
proposal

4 21 Maret BAB 1 S/D BAB 3 Yang memiliki judul

38
untuk segera di kerjakan
Bab dan mencari jurnal
jurnal yang berkaitan
dengan judul
5 5 April 2023 Judul proposal Perubahan judul
proposal

6 4 Juni 2023 Susunan Penyusunan prorpsal


proposal sesuiaikan dengan
contoh yang dibe rikan
dan lengkapi proposal

39

Anda mungkin juga menyukai