TIM PENGUSUL
DIREKTORAT PASCASARJANA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
2023
HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
Prof. Dr. dr. Myrnawati Crie Handini., MS. PKK Dr.dr.Daniel Ginting,MMR
NIDN.0111116001
Menyetujui,
Ketua LPPM
Adiansyah,S.Si.,M.Si.
NIDN. 0109108802
ii
RINGKASAN
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan YME atas bantuan dan tuntunan-Nya penulis dapat
menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Kesiapan Pengembangan
Klinik Pratama Menjadi Rumah Sakit Umum D Pratama (Studi Kasus Klinik
XXX)”.
Pelaksanaan penelitian ini merupakan salah satu tugas dari tridharma perguruan
tinggi. Dengan penuh kerendahan hati, penyusun menyampaikan terima kasih
yang tidak terhingga kepada semua pihak yang langsung maupun tidak langsung,
membantu dan memotivasi penyelesaian penelitian ini, terutama kepada :
Tim Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
masih sangat kecil jika dibandingkan dengan rasio tempat tidur terhadap 1.000
penduduk di dunia tahun 2017 yaitu 2,89 atau 2,89 tempat tidur di rumah sakit per
1000 jiwa penduduk dunia. Rasio tempat tidur terhadap 1000 penduduk di
Indonesia juga sangat kecil dibandingkan China yang memiliki rasio tempat tidur
terhadap 1.000 penduduk 4,31 atau 4,31 tempat tidur di rumah sakit per 1000 jiwa
penduduk (WHO, 2021). Padahal India berpopulasi 1,4 miliar jiwa atau enam kali
lipat dari jumlah penduduk Indonesia.
Kondisi laju pertumbuhan demografi, pengembangan pembangunan dalam
peningkatan kehidupan, pola serta epidemiologi penyakit, menyebabkan rumah
sakit sebagai penyelenggara pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat harus
berkembangan sesuai kebutuhan. Pemenuhan kebutuhan kesehatan masyarakat
suatu wilayah menyebabkan sarana dan prasarana suatu rumah sakit akan berbeda
sesuai dengan layanan kesehatan rumah sakit yang akan diberikannya kepada
masyarakat dimana rumah sakit tersebut berada. Di era BPJS saat ini peran dan
keberadaan rumah sakit tipe D mutlak diperlukan terutama dalam sistem rujukan
berjenjang bagi masyarakat peserta BPJS. Berdasarkan Permenkes No. 24 Tahun
2014 menjelaskan bahwa RS tipe D Pratama adalah RS tipe D adalah rumah sakit
umum yang hanya menyediakan pelayanan perawatan kelas 3 (tiga) untuk
peningkatan akses bagi masyarakat dalam rangka menjamin upaya pelayanan
kesehatan perorangan yang memberikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat
darurat, serta pelayanan penunjang lainnya (Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 43 Tahun 2019, 2014).
2
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi kesiapan pengembangan klinik pratama XXX menjadi
Rumah Sakit Umum (RSU) D Pratama.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi kebutuhan pelayanan pengembangan klinik pratama XXX
menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) D Pratama.
2. Mengidentifikasi kebutuhan lahan pengembangan klinik pratama XXX
menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) D Pratama.
3. Mengidentifikasi kebutuhan sumber daya manusia pengembangan klinik
pratama XXX menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) D Pratama.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Pelayanan medik umum harus disediakan dan diberikan kepada pasien
sesuai dengan kompetensi dan kewenangan dokter dengan
memanfaatkan kemampuan fasilitas rumah sakit secara optimal.
2. Pelayanan medik spesialistik dasar
Pelayanan medik spesialistik dasar dapat diberikan oleh dokter spesia-
lis atau dokter umum dengan kewenangan tambahan tertentu sesuai
dengan kebutuhan pelayanan spesialistik dasar meliputi:
a. Pelayanan Kebidanan dan Kandungan
b. Pelayanan Kesehatan Anak
c. Pelayanan Penyakit Dalam
d. Pelayanan Bedah
3. Pelayanan Gawat Darurat
Pelayanan Gawat Darurat dilaksanakan selama 24 jam sehari dan 7 hari
seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-
kasus gawat darurat dan melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai
standar pelayanan kegawatdaruratan.
4. Pelayanan Pemulihan Pasca Tindakan
5. Pelayanan Keperawatan
6. Pelayanan Laboratorium
Dalam memberikan pelayanan laboratorium, rumah sakit harus
mempunyai prosedur untuk menjamin keselamatan bagi pasien dan
petugas, terutama dalam specimen handling dan dalam memberikan
pelayanan transfusi darah. Secara khusus bagian dari laboratorium yang
melayani gawat darurat (lab. cito) dan rawat jalan serta bank darah
hendaknya terletak tidak jauh dari unit gawat darurat dan laboratorium
induk, jadi merupakan satu kelompok laboratorium.
7. Pelayanan Radiologi
Pelayanan radiologi telah memenuhi persyaratan dan perizinan dari
institusi yang berwenang untuk penyimpanan, penggunaan, dan
pembuangan bahan radioaktif. Pelayanan radiologi wajib menjamin
keamanan bagi pasien dan petugas radiologi dengan cara pemeriksaan
periodik terhadap peralatan radiologi dan pemeriksaan tingkat paparan
5
radiasi pada petugas. Peralatan proteksi radiasi yang harus tersedia
adalah apron setara dengan 0,25 mm timbal, shielding berlapis 2,5 mm
timbal, sarung tangan berlapis timbal, dan kacamata timbal. Pelayanan
radiologi hanya diberikan berdasarkan atas permintaan dokter secara
profesional dan bukan oleh profesi kesehatan lainnya
8. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi di Rumah Sakit Kelas D Pratama bertanggung
jawab terhadap semua barang farmasi yang beredar di rumah sakit
tersebut. Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi semua
perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik, pelayanan informasi, dan
penjaminan pelayanan yang berhubungan dengan penggunaan obat.
Semua kebijakan dan prosedur yang ada harus tertulis dan tanggal
dikeluarkannya peraturan tersebut harus tercantum. Peraturan dan
prosedur yang ada harus mencerminkan standar pelayanan farmasi
mutakhir yang sesuai dengan perturan dan tujuan dalam pelayanan
farmasi itu sendiri. Pelayanan farmasi harus mencerminkan kualitas
pelayanan kefarmasian yang bermutu tinggi, melalui cara pelayanan
farmasi rumah sakit yang baik.
9. Pelayanan Gizi
10. Pelayanan Sterilisasi
11. Pelayanan Kesehatan Tradisional Alternatif Komplementer
12. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS)
6
Sakit D Pratama merupakan jawaban terhadap kebutuhan sarana pelayanan
kesehatan di daerah yang baru baik di daerah terpencil (remote area) maupun
daerah-daerah yang rawan konflik dan rawan bencana ataupun di daerah-daerah
perbatasan (border area) (Kementrian Kesehatan RI, 2013).
7
c. Daerah Tertinggal
Daerah tertinggal adalah daerah kabupaten yang relatif kurang berkembang
dibandingkan daerah lain dalam skala nasional dan berpenduduk relatif
tertinggal.
d. Daerah Perbatasan
Daerah perbatasan adalah kabupaten/wilayah geografis yang berhadapan
dengan negara tetangga, baik dibatasi darat maupun laut.
e. Daerah pulau-pulau kecil terluar
Daerah pulau pulau kecil terluar adalah pulau dengan luas area kurang atau
sama dengan 2000 km2yang memiliki titik dasar koordinat geografis yang
menghubungkan garis pangkal laut kepulauan sesuai dengan hukum
nasional dan internasional.
f. Daerah perkotaan dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi.
Penempatan Rumah Sakit Kelas D Pratama harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut (Kementrian Kesehatan RI, 2013):
1 Lahan
a) Kontur tanah datar (matang) dan stabil (tanah keras/ tanah pemadatan).
b) Luas lahan disesuaikan dengan luas lantai bangunan rumah sakit yang akan
dibangun, tergantung pada jumlah kebutuhan tempat tidur pasien yang akan
disediakan. Luas lahan yang dapat dibangun mengikuti Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL) daerah setempat.
c) Daerah pemekaran baru yang belum memiliki rumah sakit dapat
menempatkan Rumah Sakit Kelas D Pratama pada bagian lahan yang
direncanakan dalam Master Plan sebagai lahan Rumah Sakit Umum Daerah
setempat.
d) Memiliki surat pembebasan lahan atau sertifikat tanah atau bukti
kepemilikan tanah lainnya.
2 Akses
Akses yang mudah bagi masyarakat dan sarana pelayanan dasar menjangkau
fasilitas pelayanan Rumah Sakit Kelas D Pratama.
8
3 Fasilitas Penunjang
Rumah sakit membutuhkan air bersih, pembuangan limbah, listrik, dan sarana
komunikasi.
9
Pranata Labkes* 1
5 Tenaga penunjang 10
Manajerial/Administrasi
Direktur 1
Seksi 2
Subbag TU 1
Tenaga administrasi 2
Kebutuhan Pelayanan
Pengembangan RSU D
Kebutuhan Lahan
Pratama dari Klinik Pratama
Kebutuhan SDM
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
pengumpulan data ditentukan oleh kemampuan peneliti berinteraksi dan memahami
pandangan informan.
12
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. (2019). Berita resmi statistik. Bps.Go.Id, 27, 1–52.
https://papua.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/336/indeks-pembangunan-
manusia-provinsi-papua-tahun-2017.html
13
DIREKTORAT PASCASARJANA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
Jalan Kapten Muslim No. 79 Telp. (061) – 8476769 – 8466079 Fax. (061)-8471550
Website : sari-mutiara.ac.id, Email : prodimagisterusmi@yahoo.com
Medan - Sumatera Utara
Nomor : 436/01/01/F/USM/X/2022
Lampiran :-
Hal : Ijin Melaksanakan Penelitian
Kepada Yth :
Ketua LPPM Universitas Sari Mutiara Indonesia
Di
Tempat
Sehubungan dengan pelaksanaan Tri Dharma perguruan Tinggi, maka sebagai dosen kami
mengijinkan untuk mengadakan kegiatan penelitian sebagai berikut:
Judul Penelitian : Analisis Kesiapan SDM, Administrasi dan Manajemen
Kllinik Pratama Menjadi Rumah Sakit Umum D
Pratama (Studi Kasus Klinik XXX)
Waktu : November - Desember 2022
Ketua Pelaksana
1) Nama : Dr. dr. Daniel Ginting, MMR
2) NIDN : 0111116002
3) Jabatan Fungsional/Golongan : Lektor/III-c
4) Program Studi : S2 Kesehatan Masyarakat
Anggota Pelaksana I
1) Nama Anggota/NIDN : Nina Fentiana, S.Pi., MKM/0121118702
2) Jabatan Fungsional/Golongan : Lektor/III-c
3) Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Mahasiswa yang terlibat
1) Nama Mahasiswa I/NIM : Kaleb Kedamaian Waruwu/190203013
Program Studi : S2 Kesehatan Masyarakat
Mengetahui,
Direktur
(Prof.Dr.dr.Myrnawati CrieHandini,MS.PKK)
NIDK:8827890019