Pedoman PKP Puskesmas Fix
Pedoman PKP Puskesmas Fix
Buku Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas Kabupaten Blora ini, disus
un sebagai pengembangan instrumen pada buku seri 3 Pedoman Penilaian Kinerja Puske
smas yang disesuaikan dengan perkembangan :
- Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
- Reformasi Kebijakan Dasar Puskesmas
- Kebutuhan program sesuai kondisi di Kabupaten Blora.
Buku ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi Puskesmas dalam evaluasi kinerj
a penyelenggaraan pelayanan dan kegiatannya, dan hasilnya juga dapat dipergunakan ol
eh Dinas Kesehatan Kabupaten, serta Dinas Kesehatan Kabupaten Blora dalam menetap
kan kebijakan dan menyusun perencanaan tingkat Kabupaten. Mengingat buku ini disus
un pada tingkat Kabupaten, dan masih terdapat program lokal spesifik yang tidak memu
ngkinkan untuk dimasukkan karena ke-spesifikannya, dibuka peluang untuk mengemba
ngkannya dan menyesuaikannya pada tingkat Kabupaten.
Ucapan terima kasih kami sampaikan pada tim penyusun buku ini yang melibatkan ham
pir semua pemegang program di tingkat Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Akhir kata, k
ami menyadari masih banyak kekurangan yang ada di dalam buku ini, untuk itu saran da
n masukan untuk menyempurnakannya sangat diharapkan.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB IV MUTU PELAYANAN
I. UPAYA PROMOSI KESEHATAN ……………………………………………………………. 118
II. UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN ……………………………………………………… 119
II. UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KELUARGA
BERENCANA………………………………………………………………………………………. 121
IV. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT ……………………………………………….. 122
v. UPAYA PENANGGULANGAN PENYAKIT ………………………………………………. 123
VI. UPAYA PENGOBATAN DAN PENANGANAN KEGAWATDARURATAN ……. 126
BAB V CARA PENGHITUNGAN
I. KRITERIA PENGELOMPOKAN …………………………………………………………….. 130
II. PENGHITUNGAN CAKUPAN PELAYANAN …………………………………………... 130
III. PENGHITUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DAN MANAJEMEN.. 131
IV. GRAFIK LABA-LABA……………………………………………………………………………. 131
LAMPIRAN
iv
DAFTAR ISTILAH
v
- PAH : Penampungan Air Hujan
- PAHK : Penyakit Akibat Hubungan Kerja
- PAK : Penyakit Akibat Kerja
- PE : Penyelidikan Epidemiologi
- PF : Penanggulangan Fokus
- PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- PHN : Publik Health Nursing
- PIO : Pelayanan Informasi Obat
- PMA : Perlindungan Mata Air
- POA : Plan of Action
- Polindes : Pos Persalinan Desa
- PONED : Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar
- POSYANDU : Pos Pelayanan Terpadu
- PUS : Pasangan Usia Subur
- PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
- RB : Rumah Bersalin
- RDT : Rapid Diagnostik Test
- RTL : Rencana Tindak Lanjut
- SDIDTK : Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
- SGL : Sumur Gali
- SIP : Surat Ijin Praktek
- SIPT : Surat Izin Pengobat Tradisional
- SKD : Sistem Kewaspadaan Dini
- SPAL : Sarana Pembuangan Air Limbah
- SPK : Standar Pelayanan Kebidanan
- SPM : Standar Pelayanan Minimal
- SPS : Sewaktu-pagi-sewaktu
- SPS : Sewaktu-pagi-sewaktu
- SPT : Sumur Pompa Tangan
- STPT : Surat Terdaftar Pengobat Tradisional
- TLP : Tindak Lanjut Perawatan
- TOGA : Taman Obat Keluarga
- TPM : Tempat Pengelolaan Makanan
- TT : Tetanus Toxoid
- TTD : Tablet Tambah Darah
- UCI : Universal Child Immunization
- UKBM : Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
- UKGM : Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
- UKGS : Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
- UKK : Upaya Kesehatan Kerja
- UKS : Usaha Kesehatan Sekolah
- WUS : Wanita Usia Subur
vi
BAB I PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Aspek penilaian yang akan dilihat adalah aspek capaian kegiatan pelayanan; a
spek manajemen pelayanan; aspek mutu pelayanan. Dari ketiga aspek penilaian ters
1
ebut dan setelah verifikasi Dinas Kesehatan Kabupaten bersama Puskesmas dapat di
tetapkan Puskesmas dalam kelompok I; II; III sesuai dengan pencapaian kinerjanya.
Tujuan Umum :
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mend
ukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten.
Tujuan Khusus :
- Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan se
rta
manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
- Mengetahui tingkat kinerja Puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan
peringkat kategori kelompok Puskesmas.
- Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan dalam
penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten untuk
tahun yang akan datang.
Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :
- Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan d
engan target yang harus dicapai.
- Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyeba
b dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerja berdas
arkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out put dan out com
e).
- Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten dapat menetapkan tingkat urgensi s
uatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasar
kan prioritasnya.
- Dinas Kesehatan Kabupaten dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sum
berdaya Puskesmas dan urgensi pembinaan Puskesmas.
PENGERTIAN ISTILAH
Pengertian adalah penjelasan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan indikator
Definisi Operasional adalah penjelasan terhadap indikator yang dihitung.
Satuan adalah persentase
Sasaran adalah angka absolut yang dijadikan penyebut pada perhitungan cakupan,
yang berasal dari angka riil maupun target sasaran;
Target adalah target yang ditetapkan untuk tingkat provinsi yang didasarkan atas
berbagai sumber;
Cara Perhitungan adalah cara menghitung cakupan yaitu membagi jumlah capaian
dengan jumlah sasaran dikalikan seratus persen.
Jumlah Capaian di wilayah kerja Puskesmas dalam
Kurun waktu satu tahun
Cakupan = x100%
Jumlah Sasaran di wilayah kerja Puskesmas dalam
kurun waktu satu tahun
Pembuktian/ Sumber Data adalah data/ catatan tertulis yang dapat dipergunakan
untuk menunjukkan capaian, sasaran dan cakupan dari indikator yang diukur.
Rujukan adalah undang-undang, peraturan, keputusan, pedoman, dan petunjuk
pelaksanaan yang dipergunakan dalam penentuan indikator yang diukur.
Pengertian :
KIP/K adalah upaya pemberdayaan individu dan keluarga oleh petugas puskesmas mela
lui proses pembelajaran pemecahan masalah dengan sasaran individu.
Definisi Operasional :
Cakupan Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di Puskesmas adalah Jumlah p
engunjung yang mendapat KIP/K di klinik khusus atau klinik terpadu KIP/K sebagai tenta
ng Gizi, P2M, sanitasi, PHBS dan lain-lain sesuai kondisi/masalah pengunjung sebanyak
5% pengunjung Puskesmas.
4
Target :5%
Cara Perhitungan :
Cakupan Jumlah pengunjung puskesmas yang menda
pat KIP/K dalam kurun waktu satu tahun
Komunikasi Int
=
erpersonal da x 100%
n Konseling Jumlah seluruh pengunjung puskesmas dalam
(KIP/K) kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman Pelaksanaan Promkes di P
uskesmas, Pusat Promkes Depkes –Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas, Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat pengunjung Puskesmas (5-30 or
ang) di tempat khusus/ ruang tunggu/ tempat tidur (bed seat teaching), dengan waktu
± 10-15 menit dengan materi sesuai issu aktual / masalah kesehatan setempat dengan
didukung alat bantu / media penyuluhan
Definisi Operasional :
Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di dalam gedung Puskesmas adalah penya
mpaian informasi kesehatan kepada sasaran pengunjung Puskesmas (5- 30 orang) yang
dilaksanakan oleh petugas, dilaksanakan 96 kali dalam satu tahun atau rata-rata 8 kali d
alam setiap bulan
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Cakupan Penyuluha Jumlah penyuluhan kelompok di dalam gedun
n kelompok oleh pet g Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
ugas di dalam gedun = 96 kali penyuluhan kelompok di dalam gedung X 100%
g Puskesmas Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman Pelaksanaan Promkes di Pu
skesmas., Pusat Promkes Depkes–Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas. Pusat Promkes, 2006.
1.A.3. Cakupan Institusi Kesehatan ber-PHBS
Pengertian :
Institusi Kesehatan adalah Puskesmas dan jaringannya (Puskesmas Pembantu)
Pengkajian dan pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di tatanan institu
si kesehatan (Puskesmas dan jaringannya) dengan melihat 6 indikator PHBS ( mengg
unakan air bersih, menggunakan jamban, membuang sampah pada tempatnya, tidak
merokok di institusi pelayanan kesehatan, tidak meludah sembarangan, memberant
as jentik nyamuk) yang telah dilakukan.
Definisi Operasional :
Cakupan Institusi Kesehatan yang ber-PHBS adalah persentase institusi kesehatan
yang ber-PHBS yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Seluruh institusi kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Hasil pendataan PHBS
Pengertian :
Pengkajian dan pembinaan PHBS di tatanan Rumah tangga dengan melihat 10 indika
tor perilaku di rumah tangga - 10 indikator perilaku di rumah tangga :
1. Persalinan dengan Tenaga Kesehatan
2. Memberi ASI Eksklusif
3. Menimbang bayi dan Balita setiap bulan
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
6
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
Definisi Operasional :
Cakupan rumah tangga ber-PHBS adalah presentase rumah tangga yang melaksanakan
10 indikator PHBS rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu ta
hun.
Pembuktian/Sumber Data :
- Hasil pendataan PHBS
Rujukan :
- Petunjuk Teknis PHBS Tatanan Institusi Kesehatan
Pengertian :
Penyampaian informasi kesehatan kepada masyarakat (5-30 orang) di tempat khus
us/tempat pertemuan masyarakat, dengan waktu ± 10-15 menit dengan materi ses
uai issu aktual/ masalah kesehatan setempat dengan didukung alat bantu/ media p
enyuluhan.
Definisi Operasional :
Cakupan Penyuluhan kelompok oleh petugas di masyarakat adalah penyampaian in
formasi kesehatan kepada sasaran/masyarakat (5-30 orang) yang dilaksanakan ole
h petugas, dilaksanakan 1 kali sebulan di setiap RW/ Posyandu di wilayah kerja Pus
kesmas dalam kurun waktu satu tahun (Jumlah RW/ Posyandu x 12 kali).
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah RW/ Posyandu di wilayah kerja Puskesmas x 12 kali dalam kurun waktu sat
u tahun
Target : 100%
Cara Perhitungan :
7
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register Penyuluhan
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman
Pelaksanaan Promkes di Puskesmas., Pusat Promkes Depkes – Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas. ,Pusat Promkes, 2006.
1.A.6. Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase Posyandu Purnama dan Man
diri
Pengertian :
- Pembinaan posyandu dilaksanakan secara terpadu melalui Pokja posyandu yang
ada di desa/kelurahan dengan tujuan agar posyandu dapat menyelenggarakan k
egiatannya dan mencapai tujuan yang diharapkan
- Posyandu adalah Salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarak
at (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama mas
yarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberi kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh p
elayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu d
an bayi.
- Posyandu Purnama adalah Posyandu yang dapat melaksanakan kegiatan lebih d
ari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih,
cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari dana sehat yang dikelola oleh mas
yarakat yang pesertanya masih terbatas yakni kurang dari 50% kepala keluarga d
i wilayah kerja posyandu.
- Posyandu mandiri adalah posyandu yang dapat melaksanakan kegiatan lebih dar
i 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5 orang atau lebih, ca
kupan kelima kegiatan utamanya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan prog
ram terbesar serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang
dikelola oleh masyarakat yang pesertanya lebih dari 50% kepala keluarga yang b
ertempat tinggal di wilayah kerja posyandu.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan UKBM Dilihat Melalui Persentase (%)_Posyandu Purnama dan
Mandiri adalah persentase jumlah posyandu Purnama dan Mandiri yang ada di wilay
ah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register Penyuluhan
Rujukan :
- Pengelolaan Posyandu., Depkes RI, Jakarta
1.A.7. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat Dilihat
Melalui Persentase (%) Desa Siaga Aktif (untuk Kabupaten)/ Kelurahan
Pengertian :
- Desa Siaga Aktif :
Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang me
mberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana
kesehatan yang ada di wilayah tersebut, seperti Puskesmas Pembantu, Puskesmas at
au sarana kesehatan lainnya.
Penduduknya mengembangkan UKBM : Posyandu, UKBM maternal dan melaksanaka
n survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan
anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan ben
cana, serta penyehatan lingkungan dan kadarzi serta UKBM lainnya sesuai kebutuhan
sehingga masyarakatnya menerapkan PHBS.
- Desa/ Kelurahan Siaga Aktif adalah desa/ Kelurahan yang memiliki komponen (1) Pela
yanan Kesehatan Dasar (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM
dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan p
enanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, (3) PHBS.
- Desa/ Kelurahan/ RW Siaga dibagi ke dalam empat tahapan atau kategori yaitu Prata
ma, Madya, Purnama dan mandiri. Pentahapan atau kategori ini dilihat berdasarkan t
erlaksananya delapan criteria Desa/ Kelurahan/ RW siaga Aktif yaitu : Siaga Aktif adal
ah desa yang telah melaksanakan minimal 5 indikator yaitu (1) Forum Desa/ Keluraha
n (2) Kader Pembangunan Masyarakat/Kader Masyarakat (3) Kemudahan akses pelay
anan kesehatan dasar (4) Posyandu dan
UKBM lainnya aktif (5) Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa/ Kelurahan
(pemerintah desa/ kelurahan, masyarakat, dunia usaha) (6) Peran serta masyarakat
dan organisasi kemasyarakatan (7) Peraturan Kepala Desa atau Peraturan Bupati/ W
alikota (8) Pembinaan PHBS di rumah tangga
Definisi Operasional :
Cakupan Desa/ Kelurahan Siaga Aktif adalah persentase jumlah desa siaga aktif di wilay
ah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Seluruh desa/ Kelurahan siaga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahu
n.
Target : 60% desa/RW siaga
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
9
- Catatan
- Register Penyuluhan
- Pemetaan desa siaga
Rujukan :
- Kepmenkes 1529/ Menkes/ SK/ X/ 2010 tentang Pedoman Umum Pengembangan de
sa dan kelurahan Siaga Aktif
Pengertian :
- Kunjungan rumah merupakan kegiatan yang di lakukan oleh petugas kesehatan seba
gai tindak lanjut upaya promosi kesehatan di dalam gedung puskesmas yang telah di l
akukan kepada pasien/keluarga atau dilakukan terhadap keluarga yang karena masal
ahnya memerlukan pembinaan.
Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan rumah adalah persentase kegiatan KIP/K yang dilakukan petugas P
uskesmas terhadap individu/keluarga yang dilakukan di rumahnya di wilayah kerja Pusk
esmas dalam kurun waktu satu tahun.
Pembuktian/Sumber Data :
- Catatan
- Register penyuluhan
Rujukan :
- Kep. Menkes RI No. 585/ Menkes/ SK/ V/2007, Pedoman Pelaksanaan Promkes di Pu
skesmas., Pusat Promkes Depkes – Jakarta.
- Panduan Promkes dalam Peningkatan PHBS di Puskesmas.,Pusat Promkes, 2006.
Pengertian :
- Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sar
ana pembinaan keluarga.
10
- Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yait
u rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, pembuangan sampah, saran
a pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai
dan lantai yang tidak terbuat dari tanah (kedap air).
- Syarat rumah sehat :
1. Pencahayaan : cukup, terang di semua ruangan untuk membaca
2. Atap : tidak bocor
3. Dinding : bersih, kering dan kuat
4. Tersedia jamban keluarga yang sehat
5. Tersedia air bersih
6. Pengudaraan : segar, banyak udara yang masuk
7. Lantai : bersih, teratur, rapih, ada dinding pemisah, bebas tikus dan nyamuk
8. Ada sarana pembuangan air limbah
Definisi Operasional :
Cakupan rumah sehat adalah persentase jumlah rumah sehat yang ada di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah rumah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Target :75%
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah rumah sehat di suatu wilayah kerja Puskes
Pengawasan mas dalam kurun waktu satu tahun
Rumah Seh
x 100%
at =
Jumlah rumah yang ada di wilayah kerja Puskesma
s dalam kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari, seperti minum/
masak serta mandi/ cuci dll.
- Air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari yang dalam penggunaannya har
us dimasak dahulu (masak dan minum)
- Persyaratan fisik air bersih : jernih, tidak berbau dan tidak berasa
- Persyaratan bakteriologis : tidak mengandung E. Coli.
11
- Air bersih dapat diperoleh dari sarana air berupa sarana air bersih berupa: nonperp
ipaan seperti SGL (sumur gali), sumur pompa tangan (SPT), sarana air bersih perpip
aan (seperti: kran umum, hidran umum, terminal air), penampungan mata air (PA
H),dll.
Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan akses air bersih adalah persentase jumlah keluarga yang mengaks
es air bersih yang diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Sumber air bersih yang diakses keluarga wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu s
atu tahun
Target : 80%
Cara Perhitungan :
Cakupan pengawas Jml keluarga yg akses air bersih yang diperiksa Ada diwila
an Akses Air Bersih = yah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun X 100%
Jumlah keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas Dal
am kurun waktu satu tahun
Pengertian :
- Jamban merupakan fasilitas pembuangan tinja yang digunakan oleh keluarga
- Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja dan menggunakan septic tank den
gan sarana air bersih atau tanpa septic tank yang memenuhi syarat kesehatan
- Jamban terdiri dari 3 bagian: rumah jamban, lubang jamban dan tempat penampun
gan tinja
- Kriteria jamban sehat: ruangan cukup leluasa untuk bergerak, pencahayaan dan ve
ntilasi cukup, lantai tidak licin, tidak menjadi sarang serangga, septi tank sekurang-k
urangnya 10 m dari sumber air.
Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan akses jamban adalah persentase jumlah jamban yang digunakan
untuk BAB oleh keluarga di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
12
Sasaran :
Jumlah keluarga yang mengakses jamban yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam k
urun waktu satu tahun
Target : 75%
Cara Perhitungan :
Cakupan penga Jumlah keluarga yang mengakses jamban Di wilayah kerja Pusk
wasan akses ja = esmas dlm kurun waktu satu tahun X 100%
mban Jumlah keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas dlm kuru
n waktu satu tahun
Rujukan :
- Kemenkes RI No. 3 tahun 2014 Tentang sanitasi Total Berbasis Masyarakat
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Jilid IV - Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota
Pengertian :
- Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) merupakan sarana untuk pembuangan air li
mbah rumah tangga
- SPAL sehat adalah fasilitas pembuangan air limbah yang sifatnya tertutup dan tidak
mencemari dan menimbulkan genangan air
Definisi Operasional :
Cakupan Pengawasan SPAL adalah Persentase jumlah SPAL (jumlah rumah tangga ) ya
ng diperiksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Satuan :Persen (%)
Sasaran :
Jumlah SPAL rumah tangga yang ada di ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Target :80%
Cara Perhitungan :
Jumlah SPAL sehat rumah tangga yang diperiksa di wilaya
Cakupan SPAL = h kerja Puskesmas pada kurun satu tahun x 100%
Jumlah rumah tangga yang ada di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
13
- Permenkes RI No. 3 tahun 2014, tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan Lingkungan Jilid IV
Pengertian :
- Tempat umum adalah suatu bangunan atau tempat yang dipergunakan untuk saran
a pelayanan umum.
- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti: hotel, sekolah da
n fasyankes
- Tempat umum yang memenuhi syarat : terpenuhinya sanitasi dasar (seperti air, ja
mban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, pencahayaan dan ven
tilasi sesuai dengan kriteria atau persyaratan atau standar kesehatan.
Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan tempat-tempat umum adalah persentase jumlah TTU yang dip
eriksa di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun w
aktu satu tahun
Target : 75%
Cara Perhitungan :
Cakupan Jumlah TTU diperiksa yang memenuhi syarat yg ada di wi
Pengawasan layah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
TempatTempat U = x 100%
mum Jumlah Tempat-tempat umum yang ada di wilayah
(TTU) kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- PP no. 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
- Kemenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesling Rumah Sak
it
- Permenkes RI No. 80/Menkes/Per/II/1990 tentang Persyaratan Kesehatan Hotel
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten
Pengertian :
- Tempat pengolahan makanan (TPM) merupakan suatu bangunan yang dipergunaka
n untuk mengelola makanan.
- Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti : pengrajin maka
nan, jasaboga, pembuat kue, dll.
14
- TPM yang memenuhi syarat: terpenuhinya sanitasi dasar (seperti: air, jamban, limb
ah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi makanan minum
an, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan atau standar kes
ehatan.
Definisi Operasional :
Cakupan pengawasan TPM adalah persentase jumlah TPM yang diperiksa di wilayah
kerja Puskesmas pada kurun waktu 1 tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran : Jumlah TPM yang memebuhi syarat yang ada d
i wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Target : 75%
Cara Perhitungan :
Jumlah TPM diperiksa yang memenuhi syarat
Cakupan TPM = Wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun X 100%
Jumlah TPM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dlm Kuru
n waktu satu tahun
Pembuktian/ Sumber Data :
- Buku catatan kegiatan di lapangan
- Buku kunjungan lapangan
- Register Kesehatan Lingkungan
- Register Penyuluhan
- Laporan LB4, LSD
Rujukan :
- Kemenkes RI No. 942 tahun 2003 tentang Persyaratan Hiegiene Makanan dan Jaja
nan
- Permenkes RI No. 1096 tahun 2011 tentang Hiegiene Jasa Boga
- Kepmenkes RI No. 1204 tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan Rumah Sakit
- Kepmenkes RI No. 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Hiegiene Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
- Pedoman SP3
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Kegiatan Kesehatan Lingkungan Jilid IV
- Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten
Pengertian :
- Pelayanan kesehatan lingkungan merupakan suatu wahana yang berfungsi menga
tasi masalah kesehatan lingkungan untuk pencegahan penyakit dengan bimbinga
n, penyuluhan dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas melalui proses konseli
ng dan kunjungan rumah penderita berbasis lingkungan dan klien
- Pelayanan kesehatan lingkungan bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendi
ri, tetap sebagai bagian integral dari kegiatan Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan Pelayanan kesehatan lingkungan adalah persentase konseling yang diberika
n oleh petugas Puskesmas pada penderita Penyakit Berbasis Lingkungan/ klien di Pu
skesmas dalam kurun waktu satu tahun
15
Rujukan :
- Standar Prosedur Operasional Klinik
- Permenkes No. 123 tahun 2015 tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan li
ngkungan di Puskesmas
111111 16
1.C. UPAYA KIA DAN KB
KESEHATAN IBU
Pengertian :
- Ibu Hamil adalah ibu yang mengandung sampai dengan usia kehamilan 42
minggu
- Ibu Hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal ses
uai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayana
n yang dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali
pada triwulan kedua dan dua kali pada triwulan ketiga yang dilakukan oleh
Bidan, Dokter Umum atau Dokter Spesialis kebidanan baik yang bekerja di
fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR).
- Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah Pelayanan yang dilakukan
kepada ibu hamil dengan memenuhi kriteria 10 T yaitu :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Satuan :Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran ibu hamil dihitung berdasarkan estimasi yang ditentukan oleh
BPS Kab/Kota.
Rujukan :
- Buku Pedoman Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplik
asi (P4K) tahun 2008
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun
2002
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2009
- Pedoman pelayanan kebidanan dasar berbasis HAM dan keadilan gender ta
hun 2004
- Pedoman pemberian tablet besi -folat dan sirup besi bagi petugas Depkes t
ahun 1999
- Booklet anemia Gizi dan tablet tambah darah untuk WUS
- Buku KIA tahun 2006
- Pedoman pelayanan IMS/ISR pada pelayanan Kespro terpadu tahun 2006
- Pedoman PMTCT tahun 2006
- Pedoman pencegahan dan penanganan Malaria pada ibu hamil tahun 2006
- Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pengertian :
- Pertolongan Persalinan adalah Proses pelayanan persalinan dimulai pada k
ala I sampai dengan kala IV persalinan.
- Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Tenaga kes
ehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
Definisi Operasional :
Pelayanan persalinan sesuai standar adalah pertolongan persalinan yang
dilakukan oleh bidan, Dokter atau Dokter Spesialis Kebidanan yang bekerja di
fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah maupun swasta yang memiliki Surat
Tanda Registrasi ( STR) baik persalinan normal dan atau persalinan dengan
komplikasi.Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah Pers
entase ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kese
hatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran Ibu Bersalin yang dihitung melalui estimasi yang ditentukan ole
h BPS Kab/Kota
Target : 100 %
Cara Perhitungan :
Rujukan :
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun
2002
- Acuan Asuhan Persalinan Normal/ APN tahun 2007
- PWS – KIA tahun 2009
- SPK tahun 2003
- Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014
- Acuan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Rujukan.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.C.3. Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri ( PKO )
Pengertian :
- Komplikasi yang dimaksud adalah Kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, ib
u nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan atau bayi.
- Komplikasi dalam kehamilan :
1. Abortus
2. Hiperemesis Gravidarum
3. Perdarahan per-vaginan
4. Pendarahan ante partum Hamil muda (TI) Abb, KET; Hamil Tua (TIII) plac
enta previa, solucio placenta.
5. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsi, eklamsia)
6. Kehamilan lewat waktu ( Serotinus)
7. Ketuban pecah dini
- Komplikasi dalam persalinan :
1. Kelainan letak/ presentasi janin
2. Partus macet/ distosia
3. Hipertensi dalam kehamilan (preeklamsia, eklamsia)
4. Perdarahan pasca persalinan (dalam 24 jam pertama)
5. Infeksi berat/ sepsis
6. Kontraksi dini/ persalinan prematur
7. Kehamilan ganda
- Komplikasi dalam Nifas :
1. Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia)
2. Infeksi Nifas
3. Perdarahan Post Partum Lanjut (>24 jam)
Pengertian Pelayanan ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas dengan
komplikasi yang di tangani adalah ibu hamil, bersalin dan nifas dengan kom
plikasi yang mendapat pelayanan sesuai standar oleh petugas kesehatan
yang kompeten pada tingkat pelayanan dasar (Polindes, Puskesmas, PONE
D, dan RB/RS) dan rujukan tanpa memandang apakah pasien hidup / mati.
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Komplikasi Obstetri adalah Pelayanan yang diberikan
kepada ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas yang mengalami komplikasi
kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat
PAGE \* MERGEFORMAT 91
penanganan definitif sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih pa
da tingkat pelayanan dasar maupun di fasilitas rujukan (PKD, Puskesmas ,
klinik pratama dan RS baik Pemerintah maupun swasta) tanpa memandang
klien hidup / mati.
Rujukan :
- Buku Pegangan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal tahun
2002
- Buku KIA tahun 2006
- Buku Acuan pelatihan PONED tahun 2007
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003
- PWS – KIA tahun 2004
- Pedoman Pengembangan PONED tahun 2004
- Pedoman AMP tahun 2010
Pengertian :
- Nifas adalah Periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Pelayanan nifas sesuai standar adalah Pelayanan kepada ibu nifas sedikitny
a 3 kali, pada 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; ke-2 4-28 hari pasca persali
nan, ke-3 29-42 hari termasuk pemberian Vitamin A dua kali serta persiapa
n dan/atau pemasangan KB Pasca Persalinan
- Dalam Pelaksanaan pelayanan nifas dilakukan juga pelayanan neonatus ses
uai standar sedikitnya 3 kali, pada 6-48 jam (KN1) setelah lahir, pada KN2 3-
7 hari dan pada 8-28 hari (KN3) setelah lahir yang dilakukan difasilitas kese
hatan maupun kunjungan rumah.
Definisi Operasional :
Cakupan pelayanan nifas adalah Pelayanan kepada ibu dan neonatal pada mas
a 6 jam sampai 28 hari ( neonatus) dan 42 hari pasca persalinan sesuai standar
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu ta
hun.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
KESEHATAN ANAK
Pengertian :
- Neonatal adalah periode usia mulai 0 - 28 hari setelah kelahiran.
- Pelayanan kesehatan bayi baru lahir adalah pemberian pelayanan kesehatan s
egera setelah lahir yang meliputi pemeriksaan bayi baru lahir, manajemen asfi
ksia dan BBLR, Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pencegahan hipotermia dan infeks
i, pemberian vitamin K1, pemberian Imunisasi HB0, pemberian salep mata sert
a rujukan kasus komplikasi.
- Pelayanan kesehatan kunjungan neonatal diberikan pada masa 6 jam sampai
dengan 28 hari setelah kelahiran sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas da
lam kurun waktu satu tahun.
- Pelayanan Kunjungan Neonatal (KN) sesuai standar adalah pelayanan kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, yaitu pada 6 - 48 jam setelah lahir (KN 1); pada hari
ke 3 - 7 (KN 2), dan hari ke 8 - 28 hari (KN 3).
- Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan dasar bagi neonat
us sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) (termasuk ASI eksl
usif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pusat, pemb
erian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pemberian imunisa
si HB0 (bila tidak diberikan pada saat lahir) serta konseling.
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Neonatal 1 (KN 1) adalah cakupan neonatus yang mendap
atkan pelayanan sesuai standar pada 6-48 jam setelah lahir di wilayah kerja Pu
skesmas dalam kurun waktu satu tahun.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber data :
- SP3 Puskesmas (LB 3)
- Kohort Bayi
- Formulir MTBM
- Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)-KIA
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit tahun 2008
- Pedoman Pemberian Injeksi Vitamin K1
- Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
- Pedoman Pelaksanaan Program Imunisasi
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
- PWS – KIA tahun 2009
Pengertian :
- Neonatal adalah periode usia mulai 0 - 28 hari setelah bayi lahir.
- Pelayanan kesehatan neonatal diberikan pada masa 6 jam sampai dengan 2
8 hari setelah kelahiran sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas dalam ku
run waktu satu tahun.
- Pelayanan Kunjungan Neonatal (KN) sesuai standar adalah pelayanan kepa
da neonatus sedikitnya 3 kali, yaitu pada 6 - 48 jam setelah lahir (KN 1); pad
a hari ke 3 - 7 (KN 2), dan hari ke 8 - 28 hari (KN 3).
- Pelayanan kesehatan neonatal adalah pelayanan kesehatan dasar bagi neo
natus sesuai standar Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM) (termasuk A
SI ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, perawatan tali pus
at, pemberian vitamin K1 injeksi bila tidak diberikan pada saat lahir, pembe
rian imunisasi HB0 (bila tidak diberikan pada saat lahir).
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Neonatal (KN) Lengkap adalah cakupan neonatus yang
mendapat pelayanan paripurna minimal 3 kali yaitu pada 6 -48 jam, 3-7 hari, 8-
28 hari sesuai standar di wilayah kerja puskesmas dalam waktu satu tahun.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran bayi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit tahun 2008
- Pedoman Pemberian Injeksi Vitamin K1
- Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
- Pedoman Pelaksanaan Program Imunisasi
- Standar Pelayanan Kebidanan (SPK) tahun 2003;
- PWS – KIA tahun 2009
Pengertian :
- Neonatus adalah bayi berumur 0 – 28 hari.
- Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan ya
ng dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan dan kematian. Neonatus dengan k
omplikasi adalah neonatus yang mengalami asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanu
s neonatorum, infeksi/sepsis, trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500
gr ), sindroma gangguan pernapasan, kelainan kongenital maupun yang termas
uk klasifikasi kuning pada MTBM/MTBS.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikas
i yang mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan yang terlatih/kompeten, do
kter, bidan dan perawat di sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
- Perhitungan sasaran neonatus dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% d
ari jumlah sasaran bayi.
- Sarana Pelayanan Kesehatan adalah polindes, praktek bidan, puskesmas, puske
smas perawatan/PONED, rumah bersalin dan rumah sakit pemerintah/swasta.
Definisi Operasional :
Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan ko
mplikasi di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu yang ditangani ses
uai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan
tanpa memandang hasilnya ( hidup / mati).
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Sasaran neonatus dengan komplikasi : dihitung berdasarkan 15% dari jumlah sasar
an bayi
Target : 100 % (2014, RPJMN)
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Modul Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), tahun 2008;
- Modul Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), tahun 2009;
- Modul Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, tahun 2009;
- Modul Asuhan Persalinan Normal, tahun 2009;
- Pedoman Pemantauan Wilayah setempat (PWS-KIA), tahun 2009.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.C.8. Cakupan Kunjungan Bayi
Pengertian :
- Bayi adalah anak berusia 29 hari – 11 bulan.
- Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan pelayanan anak usia 29 hari – 11 bulan
di sarana pelayanan kesehatan (polindes/poskesdes, pustu, puskesmas) maupun
di luar gedung (rumah, posyandu) oleh tenaga kesehatan.
- Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu satu kali pada
umur 29 hari - 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan, d
an 1 kali pada umur 9-11 bulan.
- Pelayanan Kesehatan tersebut meliputi pemberian imunisasi dasar
(BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4, Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK) bayi, perawatan dan tanda bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), p
emantauan pertumbuhan dan perkembangan, serta pemberian vitamin A kapsul
biru pada usia 6 – 11 bulan dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi
Definisi Operasional :
Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehat
an sesuai standar yang dilakukan oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki ko
mpetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di wilayah kerja puskesmas dalam k
urun waktu satu tahun dan dihitung sesuai usia bayi saat pelaporan.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh bayi lahir hidup di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu
tahun.
Target : 100% (2014, RPJMN)
Cara Penghitungan :
Rujukan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Modul manajemen terpadu balita sakit (MTBS) tahun 2008.
- Buku KIA
- Pedoman pelaksanaan program imunisasi di Indonesia tahun 2005
- Modul Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak tah
un 2006.
- PWS KIA 2010
Pengertian :
- Anak balita adalah anak berusia 12 – 59 bulan
- Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan keseh
atan dasar bagi anak balita berupa pemantauan pertumbuhan dan perkembanga
n serta pemberian vitamin A secara berkala.
- Yang dimaksud dengan pelayanan anak balita sesuai standar adalah setiap anak b
alita memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan m
inimal 8 x dalam setahun, pemantauan perkembangan dengan SDIDTK minimal 2
x setahun, serta pemberian vitamin A 2 x setahun yang tercatat di Kohort Anak B
alita, Buku KIA/KMS, atau buku pencatatan dan pelaporan lainnya.
Definisi Operasional :
Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh
pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkem
bangan (SDIDTK) minimal 2 kali setahun, serta pemberian Vitamin A 2 kali setahun
dimana 1 ( satu ) balita dilaporkan 1 kali dalam 1 tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tah
un
Target : 100 %( RPJMN)
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Laporan rutin SKDN
- Buku KIA
- KMS
- Pencatatan pada Pos PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), Taman Bermain, Tama
n Penitipan Anak, Taman Kanak-Kanak, Raudatul Athfal dll.
Rujukan :
- Buku Standar Pemantauan Pertumbuhan,
- Modul Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) Anak ta
hun 2006.
- Buku KIA
- Panduan Praktis Pemberian Vitamin A
- PWSKIA
- Buku Pedoman Standar SPM 2018
Definisi Operasional :
Skrining kesehatan siswa sekolah pendidikan dasar adalah skrining kesehatan
terpadu yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan sasaran siswa pada sekolah
pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar / MI dan Sekolah Menengah Pertama / MTS
di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh siswa sekolah pendidikan dasar yang ada di wilayah kerja Puskesm
as dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100 %( RPJMN)
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- PWSKIA
- Buku Pedoman Standar SPM 2018
1.C.11. Cakupan Peserta KB Aktif
Pengertian :
- Peserta KB aktif adalah pasangan Usia Subur (PUS) yang salah satu pasangannya
masih menggunakan kontrasepsi dan terlindungi oleh kontrasepsi tersebut
- PUS adalah pasangan suami istri , yang istrinya berusia 15-49 tahun
Definisi Operasional :
Cakupan peserta KB Aktif adalah jumlah peserta KB Aktif dibandingkan dengan juml
ah pasangan usia subur (PUS) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu t
ahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran:
Seluruh pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tah
un
Target : 82 % (Renstra Dinkes 2010)
Cara Penghitungan :
Jumlah PUS yang mengguanakan kontrasepsi di wilaya
Cakupan h kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Peserta KB = Seluruh PUS di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun w x 100%
Aktif aktu satu tahun
Rujukan :
- Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi (BP3K), 2007
- Panduan Baku Klinis Program Pelayanan KB
- Pedoman Penanggulangan efek samping/ komplikasi kontrasepsi
- Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Darurat
- Penyeliaan fasilitatif pelayanan KB, 2007
- Instrumen kajian materi mandiri pelayanan KB, 2007
- Panduan Audit Medik KB, 2004
- PWSKIA
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.D. UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembilang : Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan perawa
tan difasiltas pelayanan kesehatan dan masyarakat
Penyebut : Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan di suatu wi
layah tertentu
Cara mengitung : Jumlah balita gizi buruk yang mendapatkan
perawatan difasiltas pelayanan kesehatan dan
masyarakat dibagi Jumlah balita gizi buruk yang
ditemukan di suatu wilayah tertentu dikali 100 %
Ukuran Indikator : Dinilai baik jika seluruh balita gizi buruk yang
ditemukan mendapatkan perwatan baik rawat
inap, rawat jalan sesuai tatalaksana gizi buruk di
posyandu dan masyarakat
Sumber Data : SIP Posyandu, FIII Gizi
Target/Standar : 100 %
Penanggungjawab : Pelaksana Gizi
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Dimensi Mutu : Akses, Kesinambungan
Tujuan : Mengetahui gambaran jumlah dari bayi yang
mencapai umur 5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja
Definisi Operasional : Jumlah seluruh bayi umur 6 bulan yang diberi Asi saja
tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat atau vita
min
Frekuensi Pengumpul : 1 bulan sekali
an Data
Periode Analisa : 1 bulan sekali
Pembilang : Jumlah bayi 5 bulan 29 hari bulan mendapat ASI
Eksklusif 6 bulan
Penyebut : Jumlah seluruh bayi mencapai umur 5 bulan 29 hari
yang datang dan tercatat dalam register
pencatatan/Buku KIA/KMS di wilayah kerja dalam kur
un waktu tertentu
Cara mengitung : Jumlah bayi 5 bulan 29 hari bulan mendapat ASI
Eksklusif 6 bulan dibagi Jumlah seluruh bayi mencapai
umur 5 bulan 29 hari yang datang dan tercatat dalam
register pencatatan/Buku KIA/KMS di wilayah kerja
dalam kurun waktu tertentu dikali 100 %
Sumber Data : KMS, SIP Posyandu, Kohort Bayi
Target/Standar : 50 %
Penanggungjawab : Pelaksana Gizi dan KIA
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Penanggungjawab : Pelaksana Gizi
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembilang : Jumlah desa atau kelurahan dengan hasil pemeriksaa
n garam baik
Penyebut : Jumlah desa atau keluarahan yang diperiksa
Sumber Data : Hasil pemantauan konsumsi garam beryodium
Target/Standar ; 80 %
Penanggungjawab ; Pelaksana Gizi
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Definisi Operasional : Balita dengan status gizi berdasarkan indeks Tinggi
Badan menurut Umur (TB/U) atau Panjang Badan
menurut Umur (PB/U) dengan nilai z-score < 2 SD.
Frekuensi Pengumpul : 2 kali setahun
an Data
Periode Analisa : 6 bulan sekali
Pembilang : Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan dengan status gi
zi stunting berdasarkan indeks TB/U atau PB/U
Penyebut : Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan yang ditimbang
di wilayah dalam kurun waktu tertentu
Cara menghitung : Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan dengan status
gizi stunting berdasarkan indeks TB/U atau PB/U
dibagi Jumlah balita umur 0 s/d 59 bulan yang
ditimbang di wilayah dalam kurun waktu tertentu
dikali 100 %
Ukuran indicator : Kinerja baik jika prosentase balita stunting dibawah
target
Sumber Data : SIP, Kohort, RR Puskesmas
Target/Standar : 20 %
Penanggungjawab : Pelaksana Gizi
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Sumber Data ; PWS KIA, Laporan Gizi, Kohort
Target/Standar : 100 %
Penanggungjawab : Pelaksana KIA
PAGE \* MERGEFORMAT 91
PELAYANAN IMUNISASI DASAR
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indicator
- Imunisasi BCG adalah Pemberian imunisasi BCG kepada bayi usia 0 - 1
1 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, Pustu, Puskesmas, R
umah Bersalin, RS dan Unit Pelayanan Swasta) maupun di Posyandu
di wilayah kerja
Definisi Operasional :
Cakupan BCG adalah persentase bayi usia 0-11 bulan yang mendapatkan i
munisasi BCG di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Target : 98 %
Cara Penghitungan :
Pengertian :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi DPTHB 1 adalah Pemberian imunisasi DPTHB1 kepada bayi
usia 2 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, Pustu, Pus
kesmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit Pelayanan Swasta) maupun di P
osyandu di wilayah Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan DPTHB 1 adalah Jumlah bayi usia 2- 11 bulan yang mendapatkan
imunisasi DPTHB ke-satu di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu s
atu tahun
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi DPTHB 3 adalah Pemberian imunisasi DPTHB yang ke tiga ke
pada bayi usia 4 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes,
Pustu, Puskesmas, Rumah Bersalin, RS, dan Unit Pelayanan Swasta) m
aupun di Posyandu di wilayah kerja Puskesmas.
Definisi Operasional :
Cakupan DPTHB 3 adalah Jumlah bayi usia 4 - 11 bulan yang mendapatka
n imunisasi DPTHB ke-3 di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu ta
hun
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Satuan : Persen (%)
Sasaran : Bayi 0 - 11 bulan
Target : 90 %
Cara Penghitungan :
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi Polio 4 adalah Pemberian imunisasi Polio ke empat kepada
bayi usia 4 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, Pustu
Puskesmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit Pelayanan Swasta) maupun
di Posyandu di wilayah kerja di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Polio 4 adalah Jumlah bayi usia 4 - 11 bulan yang me
ndapatkan imunisasi Polio ke-empat di wilayah Puskesmas pada kurun wa
ktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran : Bayi 0 - 11 bulan
Target : 90 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber data :
- Laporan konsultasi Imunisasi
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten
Pengertian :
- Bayi adalah anak berumur 0 - 11 bulan
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- Imunisasi Campak adalah Pemberian imunisasi Campak kepada bayi u
sia 9 - 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, Pustu, Pusk
esmas, Rumah Bersalin, RS dan Unit Pelayanan Swasta) maupun di Po
syandu di wilayah Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi Campak adalah jumlah bayi usia 9 - 11 bulan yang me
ndapatkan imunisasi Campak di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu s
atu tahun
Rujukan :
- KepMenkes
- PWS Program Imunisasi
- SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten
PAGE \* MERGEFORMAT 91
PELAYANAN IMUNISASI LANJUTAN
Pengertian :
- BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS DT adalah Pemberian imunisasi DT kepada seluruh siswa kelas 1
Sekolah Dasar (SD)/MI atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan
di wilayah kerja Puskesmas
Definisi Operasional :
Cakupan BIAS DT adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) atau sed
erajat, laki-laki dan perempuan yang mendapatkan imunisasi DT di wilay
ah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Target : 95 %
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS TT adalah Pemberian imunisasi TT kepada seluruh siswa kelas 2
dan 3 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) negeri atau ya
ng sederajat, laki-laki dan perempuan di wilayah kerja Puskesmas.
Definisi Operasional :
Cakupan BIAS TT adalah jumlah siswa kelas 2 dan kelas 3 Sekolah Dasar
(SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki dan pere
mpuan yang mendapatkan imunisasi TT di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu satu tahun
Target : 95 %
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT
- BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten
Pengertian :
- BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah
- Cakupan adalah Proporsi (%) dari satu indikator
- BIAS Campak adalah pemberian imunisasi Campak kepada seluruh sis
wa kelas Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang s
ederajat, laki-laki dan perempuan di wilayah kerja Puskesmas.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Definisi Operasional :
Cakupan BIAS Campak adalah Jumlah siswa kelas 1 Sekolah Dasar (SD) da
n Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau yang sederajat, laki-laki dan perempuan
yang mendapat imunisasi campak di wilayah kerja Puskesmas dalam kuru
n waktu satu tahun
Target : 95 %
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- KepMenkes 1611/2005
- Pedoman BIAS DT BIAS TT
- SPM Bidang Kesehatan di Kab/Kota
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Definisi Operasional :
Cakupan Imunisasi TT2 + Ibu Hamil adalah jumlah ibu hamil yang menda
patkan imunisasi TT ke-dua atau ke-tiga, atau ke-empat atau ke-lima di w
ilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 90 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Desa/Kelurahan dimana ≥ 80 % (2010); 82% (2011); 85% (2012); 88%
(2013); 90% (2014) dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Definisi Operasional :
Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa
/Kelurahan dimana ≥ 80 % dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sud
ah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh Desa/Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
satu tahun
Target : 90% (2014)
Cara Penghitungan :
Sasaran :
jumlah minggu dalam 1 tahun atau 52 minggu
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Target : 90 %
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah laporan W2 yang dilaporkan
Sistem Puskesmas dalam kurun waktu satu
Kewaspadaan = X 100%
Dini tahun 52 minggu
Rujukan :
- Permenkes NO.949 /Menkes /SK /VIII/2004
Pengertian :
- Sistem Terapadu Penyakit adalah Penyelenggaraan Surveilans Epidem
iologi terhadap beberapa kejadian, permasalahan dan faktor risiko m
asalah penyakit menular dan tidak menular
Definisi Operasional :
Cakupan Surveilans Terpadu Penyakit adalah cakupan pelaksanaan Survei
lans Epidemiologi penyakit menular yang bersumber data Puskesmas.
Pengertian :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Kejadian luar biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadia
n kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu daerah dalam kurun waktu tertentu dan merupakan keadaan y
ang dapat menjurus pada terjadinya wabah
Definisi Operasional :
Cakupan pengendalian KLB adalah cakupan jumlah penyakit yang dinyata
kan KLB yang dilakukan pengendalian/ ditanggulangi dalam satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran : Jumlah KLB dalam satu tahun
Target : 100 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT
Pengertian :
- Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alv
eoli) yang ditandai dengan batuk disertai nafas cepat dan atau kesuka
ran bernafas - Klasifikasi ISPA :
o Kelompok umur 2 bulan - < 5 tahun : Klasifikasinya dibagi atas
Pneumonia Berat, Pneumonia dan batuk bukan Pneumonia
o Kelompok umur < 2 bulan : Klasifikasinya dibagi atas Pneumonia B
erat dan batuk bukan Pneumonia
- Klasifikasi pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan/atau
kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian bawah kedal
am (TDDK) pada anak usia 2 bulan sampai < 5 tahun. Untuk kelompok
umur <2 bulan klasifikasi Pnuemonia berat ditandai dengan TDDK kua
t atau adanya nafas berat cepat lebih atau sama dengan 60 x per men
it.
- Klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup kelompok penderita Bal
ita dengan batuk tidak menunjukan gejala frekuensi nafas dan tidak
menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam. D
engan demikian klasifikasi batuk bukan Pnemonia mencakup penyaki
t-penyakit ISPA lain diluar Pneumonia seperti
batuk pilek (common cold, pharyngitis, tonsililitis, otitis)
- Diberikan tatalaksana adalah memberikan pelayanan sesuai klasifikasi
nya, untuk Pneumonia diberikan antibiotika dan Pneumonia berat dir
ujuk ke Sarana Kesehatan yang lebih memadai.
- Sarana kesehatan adalah semua sarana kesehatan pelayanan kesehat
an, baik pemerintah maupun swasta.
- Jumlah perkiraan penderita pneumonia balita adalah 10% dari jumlah
balita disatu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun.
Definisi Operasional :
Cakupan Penemuan Penderita Pneumonia Balita adalah Persentase balita
dengan Pneumonia yang ditemukan dan diberikan tatalaksana sesuai sta
ndar di Sarana Kesehatan di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah perkiraan penderita pneumonia Balita di wilayah kerja Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun (10% dari jumlah balita di wilayah kerja Pu
skesmas dalam kurun waktu satu tahun)
Target : 86%
Cara Penghitungan :
Pengertian :
- Penemuan pasien baru TB adalah penemuan pasien TB melalui pemer
iksaan dahak sewaktu - pagi - sewaktu (SPS) dan diobati di unit pelaya
nan kesehatan dalam wilayah kerja pada waktu tertentu
- Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT at
au sudah pernah menelan OAT kurang dari 1 bulan (30 dosis) harian
Definisi Operasional :
Cakupan Penemuan Pasien baru TB adalah angka Penemuan Pasien baru
TB atau Case Detection Rate (CDR) adalah persentase jumlah penderita b
aru TB yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus bar
u TB dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah perkiraan pasien baru TB di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun (291 / 100.000 x Jumlah penduduk di wilayah kerja Pus
kesmas dalam kurun waktu satu tahun)
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Target : 70 %
Cara Penghitungan :
Pengertian :
- Sembuh adalah Pasien telah menyelesaikan pengobatannya secara l
engkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow-up) hasilnya negatif p
ada akhir pengobatan (AP) dan pada satu pemeriksaan follow-up se
belumnya
- Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA pos
itip dengan OAT selama 6 bulan
Definisi Operasional :
Angka Keberhasilan Pengobatan adalah jumlah semua kasus TB yang se
mbuh dan pengobatan lengkap diantara semua kasus TB yang diobati da
n dilaporkan. Dengan demikian angka ini merupakan penjumlahan dari a
ngka kesembuhan semua kasus dan angka pengobatan lengkap semua k
asus. Angka ini menggambarkan kualitas pengobatan TB.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah pasien baru yang diobati di wilayah kerja Puskesmas dalam kuru
n waktu satu tahun.
Target : 90 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber data :
- Pelaporan TB (TB 01, 08)
Rujukan :
Permenkes No. 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis.
Pengertian :
- Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai denga
n
a. Panas mendadak berlangsung terus menerus selama 2-7 hari tanp
a sebab yang jelas.
b. Tanda-tanda perdarahan (sekurang-kurangnya uji torniquet positi
f)
c. Disertai/tanpa pembesaran hati (hepatomegali)
d. Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
e. Peningkatan hematokrit ≥ 20%
- Penderita DBD yang ditangani sesuai standar adalah
a. Penderita DBD yang didiagnosis dan diobati/dirawat sesuai standa
rd.
b. Ditindaklanjuti dengan penanggulangan fokus (PF)
c. Penanggulangan Fokus (PF) terdiri dari Penyelidikan Epidemiologi
(PE) dan Penanggulangan seperlunya berdasarkan hasil PE tersebu
t.
d. Penyelidikan Epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderi
ta DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamu
k penular DBD disekitar tempat tinggal penderita termasuk tempa
t-tempat umum dalam radius sekurangkurangnya 100 m
e. Penanggulangan seperlunya yaitu : (lihat rujukan)
f. Diagnosis penderita DBD sesuai standar (lihat rujukan)
- Pengobatan/perawatan penderita DBD sesuai standar (lihat rujukan)
- Penderita DBD adalah penderita penyakit yang memenuhi sekurang-k
urangnya 2 kriteria klinis dan 2 kriteria laboratorium di bawah ini :
Kriteria Klinis :
a. Panas mendadak 2-7 hari tanpa sebab yang jelas
b. Tanda-tanda perdarahan (sekurang - kurangnya uji Torniquet p
ositif)
c. Pembesaran hati
d. Syok
Kriteria Laboratorium :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
a. Trombositopenia (Trombosit ≤ 100.000/µl)
b. Atau penderita yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksa
an HI test atau hasil positif pada pemeriksaan antibodi dengan
Rapid Diagnostik Test (RDT/ELISA)
- Pelayanan penderita DBD ditingkat puskesmas, adalah kegiatan yang
meliputi :
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik meliputi observasi tanda-tanda vital, observasi k
ulit dan konjungtiva, penekanan ulu hati untuk mengetahui nyeri
ulu hati akibat adanya perdarahan lambung, perabaan hati
c. Uji Torniquet
d. Pemeriksaan laboratorium atau rujukan pemeriksaan laboratoriu
m (sekurang-kurangnya pemeriksaan trombosit dan hematokrit)
e. Memberi pengobatan simptomatis
f. Merujuk penderita ke rumah sakit
g. Melakukan pencatatan dan pelaporan (formulir S0) dan disampaik
an ke Dinkes kab.
Definisi Operasional :
Cakupan Penderita DBD yang ditangani adalah persentase penderita DB
D yang ditangani sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang d
itemukan/ dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah penderita DBD yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas dala
m kurun waktu satu tahun
Target : 100 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.E.18. Angka kemsakitan deman berdarah dengue (DBD) atau incidence rate (I
R)
Definisi Operasional :
- Angka yang menunjukkan jumlah penderita DBD baru yang ditemuka
n dan tercatat di wilayah Kab. Blora
Satuan : per 100.000 penduduk
Cara Penghitungan :
jumlah kasus DBD yang ditemukan dibagi jumlah penduduk seluruhny
a dikalikan dengan 100.000 penduduk
1.E.19. Angka kematian DBD atau CFR (Case Fatality Rate) DBD
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan prosentase kematian penyakit DBD
Satuan :
Target :
Cara Penghitungan :
jumlah kasus kematian DBD dibagi dengan jumlah kasus DBD seluruhny
a dikalikan 100%
Pengertian :
- Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saj
a yang frekuensinya lebih sering dari biasanya.
- Sarana Kesehatan adalah sarana pelayanan kesehatan, baik pemerint
ah maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS, Balai Pengobatan, Praktek
dokter)
- Angka kesakitan adalah angka kesakitan Nasional Hasil Survei Morbidi
tas Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk.
- Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan da
n kader adalah 10% dari angka kesakitan x jumlah penduduk di wilaya
h kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Definisi Operasional :
Cakupan Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang
dan dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di wilayah kerja Puskesmas d
alam kurun waktu satu tahun.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah perkiraan penderita diare di wilayah kerja Puskesmas dalam kuru
n waktu satu tahun (Perkiraan penderita ( 411 / 1000 x jumlah penduduk)
x 10% (tiap kabupaten/ Kota berbeda).
Target : 75 %
Cara Penghitungan :
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan jumlah kasus HIV/AIDS baru dan lama pada
usia 15 s/d 49 tahun yang tercatat di Kabupaten Blora.
Satuan : per 100.000 penduduk
Target :
Cara Penghitungan :
jumlah kasus HIV/AIDS pada populasi usia 15 s/d 49 th dibagi total jumla
h penduduk seluruhnya dikalikan 100.000
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan populasi penduduk usia 15 s/d 24 tahun yang
memilki pengetahuan komprehensif tentang HIV AIDS
Satuan :%
Target :
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Jumlah penduduk usia 15 s/d 24 tahun yang memiliki pengetahuan kom
prehensif tentang HIV AIDS dibagi jumlah populasi penduduk usia 15 s/d
th seluruhnya dikalikan 100%
1.E.23. populasi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pad
a obat antiretroviral (ARV)
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan prosentase penduduk yang terinfeksi HIV lanj
ut yang tercatat yang minum oat ARV
Satuan :%
Cara Penghitungan :
Jumlah penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses obat A
RV dibagi jumlah penduduk yang terinfeksi HIV lanjut seluruhnya dikalik
an 100%
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan prosentase ibu hamil yang dilakukan pemeriksa
an darah untuk tes HIV
Satuan :%
Cara Penghitungan :
jumlah bumil yang diperiksa HIV dibagi jumlah bumil seluruhnya dikalikan
100 %
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan prosentase penderita TB paru terkonfirmasu ba
kteriologis yang diperiksa / dites HIV
Satuan :%
Cara Penghitungan :
Jumlah penderita TB paru terkonfirmasi bakteriologis yang diperiksa HIV
dibagi jumlah keseluruhan penderita TB paru terkonfirmasi bakteriologis
dikalikan 100%
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.E.26. pervalensi kusta
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan jumlah kasus penyakit kusta baik lama atau ba
ru yang tercatat da diobati
Satuan : per 10.000 penduduk
Target :
Cara Penghitungan :
jumlah kasus kusa lama dan baru yang tercatat dan diobati dibagi jumlah
penduduk dikalikan 10.000 penduduk.
1.E.27. Proporsi cacat tingkat II pada kusta
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan tingkat kecacatan kusta saat ditemukan
Satuan :%
Cara Penghitungan :
jumlah kasus kusta cacat tingkat II saat ditemukan dibagi jumlah kasus k
usta seluruhnya dikalikan 100%
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan penyakit kusta yang diderita anak <15 tahun y
ang ditemukan dan tercatat dan diobati.
Satuan :%
Cara Penghitungan :
jumlah kasus kusta pada anak yang ditemukan dan tercatat dibagi jumla
h kasus kusta seluruhnya dikalikan 100%
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan jumlah kasus filariasi atau kaki gajah yang dite
ukan dan tercatat yang diobati.
Satuan :%
Cara Penghitungan :
jumlah kasus filarialis yang ditemukan yang diobati dibagi jumlah kasus
filariasis seluruhnya dikalikan 100%
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.E.30. Cakupan penyakit leptospirosis yang ditangani
Definisi Operasional :
Angka yang menunjukkan jumlah kasus leptospirosis yang ditemukan da
n tercatat yang diobati
Satuan :%
Cara Penghitungan: angka yang menunjukkan jumlah kasus leptospirosi
s yang ditemukan dan tercatat yang diobati dibagi jumlah kasus leptospi
rosis seluruhnya dikallikan 100%
PAGE \* MERGEFORMAT 91
4). Deteksi gangguan mentas emosional dan perilaku
5). Pemeriksaan ketajaman penglihatan
6). Pemeriksaan ketajaman pendengaran
7). Deteksi dini kanker dilakukan pemeriksaan payudara klinis dan
IVA pd wanita usia 30-59 th
Target : 100%
Cara perhitungan :
Jml pengunjung usia 60 th keatas yg mendapatkan
Persentase warga
pelayanan skrining kesehatan sesuai standar
negara usia 15-59 th minimal 1 kali dlm kurun waktu satu thn
= X 100%
yang mendapatkan
Jml semua penduduk usia 60 thn keatas yg ada di
skrening kesehatan
wilayah kerja dlm kurun waktu satu tahun
sesuai standar
perhitungan
Pengertian
- Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar.
- Penderita hipertensi esensial / tanpa komplikasi ditangani di FKTP
- Penderita hipertensi dg komplikasi dirujuk ke FKTL
- Standar pelayanan kesehatan penderita hipertensi :
a. Mengikuti panduan praktik klinik bagi dokter di FKTP.
b. Pelayanan kesehatan sesuai standar diberikan kepada penderita
hipertensi di FKTP
c. Pelayanan meliputi : pemeriksaan dan monitoring tekanan darah,
edukasi, pengaturan diet seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan
farmakologi.
- Pelayanan kesehatan hipertensi sesuai standar meliputi :
pemeriksaan dan monitoring tekanan darah, edukasi, pengaturan
diet seimbang, aktifitas fisik, dan pengelolaan farmakologi.
- Pelayanan kesehatan berstandar ini dilakukan utk mempertahankan
tekanan darah pada < 140/90 mmHg utk usia < 60 th, dan <150/90
mmHg utk usia >60 th utk mencegah terjadinya komplikasi
- Jika tekanan darah penderita hipertensi tdk bisa dipertahankan atau
mengalami komplikasi maka perlu dirujuk ke FKTL yg berkompeten
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Target : 100 % ( Angka prevalensi Kab Blora
untuk Hipertensi 24,5% )
Cara perhitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Persentase Jml penyandang DM yg mendapatkan pelayanan
penyandang DM kesehatan sesuai standar dlm kurun waktu satu
yg mendapatkan thn
pelayanan = Jml penyandang DM berdasarkan angka x 100%
kesehatan sesuai prevalensi DM nasional di wilayah kerja dlm
standar kurun waktu satu tahun pd tahun yg sama
PAGE \* MERGEFORMAT 91
1.F.1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Pengertian :
- Kunjungan rawat jalan adalah kunjungan seseorang yang mendapatka
n pelayanan pengobatan tanpa perlu rawat inap, di dalam dan diluar
gedung Puskesmas (jaringan Puskesmas), yang bersumber pada regist
er rawat jalan umum.
- Rawat jalan adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi ya
ng meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehab medik tanpa ting
gal di ruang rawat inap
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan adalah persentase kunjungan baru rawat
jalan Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah kerja Puskesmas dan jar
ingannya (Puskesmas Pembantu; Puskesmas Keliling) dalam kurun waktu
satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien.
Rujukan :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Definisi Operasional :
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Gigi adalah persentase kunjungan baru p
asien rawat jalan klinik Gigi Puskesmas yang berasal dari dalam wilayah k
erja Puskesmas dan jaringannya dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
4% jumlah seluruh penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas dalam kuru
n waktu satu tahun.
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Cakupan ku Kunjungan baru pasien rawat jalan klinik gigi pu
njungan raw skesmas dan jaringannya yang berasal dari dala
m wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu
at jalan gigi
= satu tahun X 100%
4% jumlah penduduk di wilayah kerja puskesm
as dalam kurun waktu satu tahun
Pembuktian/Sumber Data :
- Register rawat jalan dan kartu rekam medik pasien.
Pedoman (Pustaka) :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
Pengertian :
- Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan spesimen di laboratoriu
m (darah, urine, faeces, sputum, dll) yang dilakukan untuk menunjang p
enegakkan Diagnosa suatu penyakit
- Pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium adalah:
1. Spesimen darah untuk pemeriksaan hitung eritrosit, hitung leukosit, hi
tung jenis leukosit, LED, golongan darah, Hb, malaria, filaria.
2. Spesimen urine untuk pemeriksaan volume, warna, kejernihan, berat j
enis, pH, sedimen, protein, bilirubin, glukosa, test kehamilan.
3. Spesimen faeces untuk pemeriksaan warna, konsistensi, lendir, darah,
eritrosit, leukosit, sel epitel lemak, sisa makanan, telur cacing, cacing,
amuba.
4. Spesimen lain untuk pemeriksaan M.TBC (BTA), gonnorrhoea, kusta (B
TA), jamur.
Definisi Operasional :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Cakupan jumlah seluruh pemeriksaan laboratorium puskesmas adalah pe
rsentase jumlah pasien yang melakukan pemeriksaan laboratorium di Pus
kesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 20%
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Laboratorium
Rujukan :
- Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998 & SP3
1.F.4. Cakupan Jumlah Pemeriksaan Laboratorium yang Dirujuk
Pengertian :
- Pemeriksaan laboratorium yang dirujuk adalah pemeriksaan laboratoriu
m yang dirujuk ke laboratorium pusat rujukan (Labkesda atau Lab RSUD).
Definisi Operasional :
Jumlah pemeriksaan laboratorium yang dirujuk adalah jumlah pemeriksaa
n yang tidak dapat dilakukan oleh laboratorium Puskesmas dan dirujuk ke
laboratorium pusat rujukan (Labkesda atau Lab RSUD, Lab Swasta).
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Pemeriksaan laboratorium yang berasal dari pasien dari dalam dan luar g
edung Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 10%
Cara Perhitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/Sumber Data :
-Register Laboratorium
Rujukan :
-Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV Tahun 1998
Pengertian :
Asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat Inap adalah asuhan yan
g diberikan pd individu melalui proses keperawatan meliputi pengkajian,
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi keperawata
n.
Definisi Operasional :
Cakupan asuhan Keperawatan Individu pada Pasien Rawat Inap adalah pe
rsentase jumlah pasien rawat inap yg mendapat asuhan keperawatan indi
vidu di Puskesmas dalam periode waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pasien rawat inap di Puskesmas DTP dalam periode waktu satu ta
hun .
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
-Register pasien rawat inap
-Dokumen Asuhan Keperawatan
Rujukan :
-Pedoman SP3
PAGE \* MERGEFORMAT 91
BAB II UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber data :
- Format laporan rekapitulasi hasil penjaringan kesehatan peserta didik
tingkat puskesmas
Rujukan :
- Pedoman Teknis Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Dasar, 2010
- Buku Pedoman Pelaksanaan UKS
- Buku Pedoman UKGS murid SD, 2006
- Buku Pedoman UKS untuk Guru di Jawa Tengah, 2004
- Buku Pedoman untuk Tenaga Kesehatan UKS di Tingkat SD 2007
- Pedoman, modul dan materi Pelatihan Dokter Kecil 2003
PAGE \* MERGEFORMAT 91
2.B. UPAYA KESEHATAN OLAH RAGA
Pengertian :
- Kesehatan Olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaatkan ola
hraga atau latihan fisik untuk meningkatkan derajat kesehatan.
- Upaya Kesehatan Olah Raga adalah upaya kesehatan yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melal
ui aktifitas fisik dan atau olah raga.
- Program kesehatan olahraga merupakan salah satu program dari pok
ok program perilaku hidup sehat dan pemberdayaan masyarakat.
- Kelompok olah raga adalah kelompok masyarakat yang melakukan ke
giatan olahraga untuk kesehatan, prestasi dan rekreasi tanpa harus m
enggunakan tempat yang tetap, baik didalam maupun diluar ruangan.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Kelompok olah raga adalah Cakupan kelompok olahr
aga di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun, yang men
dapat pembinaan dari petugas Puskesmas.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh kelompok olahraga yang berada di wilayah kerja Puskesm
as dalam kurun waktu satu tahun.
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
- Format laporan kesehatan olah raga Puskesmas
Rujukan :
- Buku Pedoman Upaya Kesehatan Olah raga Puskesmas, Kebijakan Dasa
r Kesehatan Olah raga, Pedoman Advokasi Kesehatan Olah raga, Pedo
man Penyakit Tidak Menular.
PAGE \* MERGEFORMAT 91
2.C. UPAYA KEPERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- Anak balita usia 12-59 bulan yang dibina dari keluarga rawan kesehatan
adalah anak balita usia 12-59 bulan yang mendapatkan pelayanan kepe
rawatan kesehatan.
- Kasus penyakit kronis adalah kasus selain ibu hamil, bayi dan anak balit
a dari keluarga rawan kesehatan yang mendapatkan asuhan keperawat
an.
- Keluarga rawan dengan usia lanjut adalah keluarga rawan yang anggota
keluarganya terdapat lansia yang memerlukan pelayanan keperawatan
secara komprehensif.
- Lanjut usia yang dibina adalah jumlah lansia yang belum ataupun seles
ai dibina di wilayah kerja Puskesmas.
- Keluarga dengan penderita perlu tindak lanjut perawatan adalah keluar
ga rawan, dimana anggota keluarganya terdapat penderita yang perlu
tindak lanjut perawatan (kasus perlu perawatan di rumah, pasca peraw
atan di RS misal TBC BTA +, malaria, gizi buruk, HIV/ AIDS, DBD dan lai
n-lain serta DO Pengobatan.
- Penderita yang perlu tindak lanjut perawatan adalah penderita yang m
emerlukan asuhan keperawatan setelah rawat inap.
- Keluarga rawan kesehatan yang selesai dibina adalah jumlah kepala kel
uarga dengan keluarga mandiri IV (KM IV) ditambah kepala keluarga ya
ng jumlah keluarganya sudah 6 kali dengan tidak memandang status ke
luarga mandirinya yang telah dilaksanakan oleh tenaga keperawatan se
lama pembinaan.
- Jumlah kepala keluarga/ keluarga rawan yang belum selesai dibina adal
ah jumlah kunjungan pembinaan seluruh keluarga dibina dalam bulan i
ni (baik yang selesai maupun yang belum selesai dibina).
Definisi Operasional :
Cakupan keluarga dibina adalah persentase keluarga rawan yang belum s
elesai dibina maupun yang sudah selesai dibina di wilayah kerja Puskesm
as dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran : 52 Keluarga Rawan
Target : 100 %
Cara Perhitungan :
Cakupan keluarg Jumlah keluarga rawan yang dibina
a dibina (keluarg di wilayah kerja puskesmas dalam
a rawan) = kurun waktu satu tahun = 100%
52 keluarga rawan
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/Sumber :
- SP3/ LB4
- R1, R2
- Kohort
- Asuhan Keperawatan
Rujukan :
- Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas
- Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV
- Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
Pengertian :
- Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh ik
atan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi diri
nya sebagai bagian dari keluarga.
- Keluarga rawan selesai dibina adalah jumlah KK yang mencapai kriteria
keluarga mandiri IV (KM IV) ditambah KK yang jumlah kunjungannya su
dah 6 kali dengan tidak memandang status keluarga mandirinya yang t
elah dilaksanakan oleh tenaga keperawatan selama pembinaan.
Definisi Operasional :
Cakupan Keluarga Rawan Selesai Dibina adalah persentase keluarga rawa
n yang mencapai KM IV dan KK yang jumlah kunjungannya sudah 6 kali ku
njungan dengan tidak memandang status keluarga mandirinya di wilayah
kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran : 52 KK rawan/ puskesmas/ tahun
Target : 100 %
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber :
- SP3/ LB4
PAGE \* MERGEFORMAT 91
- R1, R2 PHN
- Kohort
- Asuhan Keperawatan
Rujukan :
- Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas
- Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV
- Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat\
Pengertian :
- Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh ik
atan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasi dir
inya sebagai bagian dari keluarga.
- Keluarga Mandiri adalah keluarga rawan kesehatan yang sudah menca
pai/ memenuhi kriteria tingkat kemandirian I, II, III atau IV.
- Keluarga mandiri adalah keluarga dengan kriteria:
1. Menerima petugas kesehatan
2. Menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan keluar
ga
3. Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatannya se
cara benar
4. Memanfaatkan fasilitas yankes sesuai anjuran
5. Melakukan perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan
6. Melakukan tindakan pencegahan aktif
7. Melakukan tindakan promotif secara aktif
- Keterangan: KM I (1-2), KM II ( 1-4) , KM III (1-6), KM IV (1-7)
Definisi Operasional :
Cakupan Keluarga Mandiri III adalah persentase keluarga rawan yang dibi
na dengan memenuhi kriteria KM III di wilayah kerja Puskesmas dalam ku
run waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran : 52 KK rawan
Target : 100 %
Cara Perhitungan :
Jumlah keluarga rawan yang dibina yang m
Cakupan k
emenuhi kriteria III di wilayah kerja
eluarga m = x 100%
Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
andiri
52 KK rawan
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/Sumber :
- SP3/ LB4
- R1, R2 PHN
- Kohort
- Asuhan Keperawatan
Rujukan :
- Instrumen Penilaian Kinerja Puskesmas
- Pedoman Kerja Puskesmas Jilid IV
- Pedoman Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
PAGE \* MERGEFORMAT 91
2.D. UPAYA KESEHATAN KERJA
Pengertian :
- Pos UKK adalah wahana yankes kerja yang berada di tempat kerja infor
mal dan dikelola oleh pekerja itu sendiri (kader) yang berkoordinasi de
ngan Puskesmas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masya
rakat pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerja.
- Pos UKK merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kese
hatan pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang dis
elenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat pekerja.
- Pos UKK sebagai bentuk kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) yan
g memberikan yankes dasar bagi masyarakat pekerja terutama pekerja
informal.
- Pos UKK dibentuk untuk meningkatkan kesehatan pekerja sehingga da
pat meningkatkan produktivitas kerja. Pelayanan kesehatan kerja dasar
adalah upaya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat pekerja sec
ara minimal dan paripurna (peningkatan kesehatan kerja, pencegahan
dan penyembuhan Penyakit Akibat Kerja & Penyakit Akibat Hubungan
Kerja) oleh petugas Puskesmas.
- Pembinaan Kesehatan Kerja dalam pelayanan kesehatan bagi pekerja y
ang meliputi: upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akib
at kerja, promotif, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan y
ang merupakan hak-hak dasar pekerja.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Pos Upaya Kesehatan Kerjaadalah persentase Pos U
KK yang mendapatkan pembinaan kesehatan kerja dari petugas Puskesm
as di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan :Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pos UKK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu
satu tahun
Target :100%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
Ada laporan/catatan kegiatan kesja (Pos UKK) di Puskesmas sesuai kebut
uhan lingkungan berupa Pembinaan kesja di Pos UKK (promotif, preventi
f dan kuratif)
Rujukan :
- UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja
- Kemenkes No 128/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
- Buku Pedoman Pelaksanaan Upaya Kesja di Puskesmas Depkes RI Tahu
n 2005
- Buku Pos UKK, Depkes RI Tahun 2006
2.D.2. Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat
Hubungan Kerja (PAHK)
Pengertian :
- Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah Penyakit yang diakibatkan secara lan
gsung dari pekerjaan secara akut/ langsung seperti kecelakaan kerja
- Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) adalah penyakit atau gangguan
kesehatan yang diakibatkan secara tidak langsung atau menahun dari ak
ibat hubungan kerja seperti tuli dan sesak bagi penyelam dan lain-lain
- Penanganan adalah intervensi yang dilakukan oleh Puskesmas
- Cakupan Penanganan adalah hasil kegiatan yang dilakukan oleh Puskes
mas terhadap PAK dan PAHK
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Penyakit Akibat Kerja adalah Presentase Pasien de
ngan Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PA
HK) yang ditangani Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun w
aktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pasien dengan PAK dan PAHK di wilayah kerja Puskesmas dalam k
urun waktu satu tahun.
Target : 100%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Rekam medik
- Buku Register Pasien
Rujukan :
- UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan Kerja
- Kemenkes No 128/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas
- Pedoman Manajemen Kesehatan Kerja di Pedesaan , Depkes RI 2008
- Pedoan Pelayanan Kesehatan Kerja pada Puskesmas Kawasan Sentra In
dustri, Depkes RI tahun 2007
PAGE \* MERGEFORMAT 91
2.E. UPAYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Pengertian :
- Upaya Kesehatan Gigi masyarakat adalah suatu pendekatan edukatif ya
ng bertujuan untuk mengingkatkan kemampuan dan peran serta masya
rakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan up
aya promotif, preventif, kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang berlandaskan pendekatan Primary He
alth Care.
- Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat adalah upaya kesehatan berbasi
s masyarakat yang terdiri dari : Posyandu, Polindes, Poskestren, Bina Kel
uarga Balita, POD, UKK, Posbindu, dll.
Definisi Operasional :
Cakupan UKGM adalah persentase UKBM yang mendapat pembinaan dari
petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu setah
un
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu sa
tu tahun
Target : 60%
Cara Penghitungan :
Pengertian :
- Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk mengubah
PAGE \* MERGEFORMAT 91
perilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi menguntungkan t
erhadap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di TK adalah persentase TK
yang dibina oleh petugas puskesmas di wilayah kerja Puskesmas dalam k
urun waktu setahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah TK yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu t
ahun
Target : 80%
Cara Penghitungan :
Pengertian :
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk mengubah pe
rilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi menguntungkan terha
dap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan pembinaan kesehatan gigi dan mulut di SD/MI adalah persentas
e SD/MI yang dibina oleh petugas puskesmas dalam kurun waktu setahu
n
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah SD/MI yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu se
tahun
Target : 80%
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Cara Penghitungan :
Pengertian :
Pembinaan Kesehatan gigi dan mulut adalah kegiatan untuk mengubah p
erilaku mereka dari kurang menguntungkan menjadi menguntungkan ter
hadap kesehatan gigi
Definisi Operasional :
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan mulut siswa TK adalah persent
ase siswa TK yang mendapat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dari
petugas puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa TK yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun wa
ktu setahun
Target : 80%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Rujukan :
- Pedoman Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), Depkes Dirjen Yan
medik
- Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas, Dirjen Bina
Pelayanan Medik, DEPKES tahun 2007
Pengertian :
Usaha Kesehatan Gigi di lingkungan Sekolah Tingkat Pendidikan Dasar ada
lah suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang ditujukan bagi semua a
nak sekolah tingkat pendidikan dasar, dalam bentuk paket promotif , pake
t promotif-preventif, paket paripurna
Definisi Operasional :
Cakupan Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan mulut siswa SD adalah persent
ase siswa SD yang mendapat pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut dari
petugas puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun wa
ktu satu tahun
Target : 80%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pengertian :
Usaha Kesehatan Gigi di lingkungan Sekolah Tingkat Pendidikan Taman
kanak-kanak adalah suatu paket pelayanan asuhan sistematik yang dit
ujukan bagi semua anak sekolah tingkat pendidikan dasar, dalam bent
uk paket promotif , paket promotif-preventif, paket paripurna
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Siswa TK yang Membutuhkan Perawatan Kesehatan
Gigi adalah persentase siswa TK yang mendapatkan penanganan berupa
perawatan gigi oleh Petugas di Puskesmas
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa TK yang membutuhkan perawatan di wilayah kerja Puskesm
as dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100%
Cara Penghitungan :
Pengertian :
Pendayagunaan tenaga perawat UKS, guru SD serta peranan Dokter Kecil
pada kegiatan UKGS merupakan alternative yang dipilih.
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Siswa SD/MI yang Membutuhkan Perawatan Keseh
atan Gigi adalah persentase siswa SD/MI yang mendapatkan penanganan
berupa perawatan gigi oleh Petugas di Puskesmas
Satuan : Persen (%)
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Sasaran :
Jumlah siswa SD/ MI yang membutuhkan perawatan di wilayah kerja Pusk
esmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100%
Cara Penghitungan :
Pengertian :
- Deteksi dini gangguan kesehatan jiwa adalah kegiatan pemeriksaan unt
uk melihat adanya gejala awal gangguan kesehatan jiwa, dengan mengg
unakan metoda 2 menit.
- Kesehatan jiwa adalah kondisi mental sejahtera yang memungkinkan hi
dup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidu
p seseorang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa serta men
imbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan.
- Jenis-jenis gangguan jiwa antara lain: gangguan Psikotik, Neurotik, Retar
dasi Mental, Gangguan Kesehatan Jiwa pada bayi dan anak remaja, pen
yakit jiwa lainnya ( Napza ) dan epilepsi.
Definisi Operasional :
Cakupan Deteksi Dini gangguan kesehatan jiwa adalah persentase pasien
yang mendapatkan pelayanan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Pu
skesmas.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Jumlah seluruh kunjungan pasien Puskesmas dalam kurun waktu satu tah
un
Target : 20 %
Cara Penghitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Pasien Harian
- Rekam Medik
Rujukan :
- Penggolongan diagnosis ke ICD-10 dari WHO tahun 1992 dan Buku Saku
Diagnosis gangguan jiwa Rujukan ringkas dari PPDGJ – III Editor Dr. Rusd
i Maslim, SpKj.
- Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas Depkes R
I Tahun 2004
- SP3
Pengertian :
- Penanganan kasus gangguan kesehatan jiwa dalam bentuk psikofarmak
a dan psikoterapi adalah penanganan pasien yang sudah terdiagnosa ga
ngguan jiwa ringan, sedang sampai berat dan mendapatkan pengobatan
sesuai dengan tingkatan diagnosa. Untuk gangguan berat langsung diruj
uk ke pelayanan sekunder.
- Penanganan kasus gangguan jiwa ringan-sedang dilakukan Puskesmas d
alam bentuk pemberian obat, konseling atau homecare bagi pasien Pus
kesmas, untuk kasus berat dirujuk ke RS Jiwa atau RSUD dan rujukan bal
ik (dari RS Jiwa / RSUD).
Definisi Operasional :
Cakupan penanganan Pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa di wilay
ah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Jumlah pasien yang terdeteksi gangguan kesehatan jiwa di wilayah kerja P
uskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100 %
Cara Penghitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
- Register pasien harian
- Rekam Medik
Rujukan :
- Penggolongan diagnosis ke ICD-10 dari WHO tahun 1992 dan Buku Sa
ku Diagnosis gangguan jiwa Rujukan ringkas dari PPDGJ – III Editor Dr.
Rusdi Maslim, SpKj.
- Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa Dasar di Puskesmas Depke
s RI Tahun 2004 - SP3
PAGE \* MERGEFORMAT 91
2.G. UPAYA KESEHATAN INDERA
INDRA PENGLIHATAN
2.G.1. Cakupan kegiatan skrining kelainan/ gangguan refraksi pada anak sekola
h
Pengertian :
- Skrining adalah identifikasi secara presumptive penyakit atau kelainan
yang belum diketahui dengan melakukan pemeriksaan, pengujian atau
prosedur-prosedur lain agar secara cepat dan tepat dapat memilah dia
ntara mereka yang sehat, kemungkinan menderita sakit atau kemungki
nan tidak menderita sakit
- Skrining sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk me
ngidentifikasikan dan memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi
kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tid
ak terkena penyakit tersebut
- Kelainan/ gangguan refraksi adalah suatu kelainan yang ditandai denga
n penurunan tajam penglihatan akibat sinar sejajar dari suatu obyek ya
ng masuk ke dalam bola mata tanpa akomodasi (dalam keadaan istirah
at) dibiaskan atau jatuh tidak tepat retina.
- Kelainan/ gangguan refraksi juga suatu penurunan tajam penglihatan d
i bawah normal apabila dengan pemeriksaan tumbling E Card/ kartu sn
ellen ditemukan pada salah satu/ kedua mata memiliki tajam penglihat
an kurang dari 6/12.
Definisi Operasional :
Cakupan kegiatan skrining kelainan/ gangguan refraksi pada anak sekolah
adalah persentase jumlah siswa usia sekolah pada kelas V s.d IX yang diskr
ining kelainan/ gangguan refraksi di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah seluruh siswa usia sekolah pada kelas V s.d IX ( kelas 5 s.d 6 SD/MI
dan kelas 1 s.d 3 SMP) di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu sat
u tahun.
Target : 80%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Buku penjaringan SD s.d SMP
- Hasil Pemeriksaan kesehatan indra penglihatan anak sekolah
Rujukan :
- Buku Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Indera Penglihatan & Pend
engaran, Depkes, tahun 2002
- Buku petunjuk teknis penjaringan anak sekolah, Depkes, tahun 2008
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Buku Catatan Penanganan Kelainan Refraksi
Rujukan :
- Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Indera Penglihatan & Pendeng
aran, Depkes, tahun 2002
- Petunjuk teknis penjaringan anak sekolah, Depkes, tahun 2008
Pengertian :
Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan lensa alami bola
mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sa
mpai kebutaan. Keadaan ini dapat direhabilitasi dengan melakukan tind
akan bedah berupa pengangkatan katarak dan menanam lensa intraok
uler.
Definisi Operasional :
Cakupan Skrining Katarak adalah persentase jumlah skrining katarak pa
da siswa kelas V s.d IX dan pada (pada umumnyapenduduk usia 30 s.d
usia 70 tahun) dengan jarak pandang kurang dari 3 meter di wilayah ke
rja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah siswa kelas V s.d IX dan pasien dengan keluhan jarak pandang
kurang dari 3 meter (pada umumnya usia 30 s.d usia 70 tahun) di wilay
ah kerja Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100 %
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Buku penjaringan Katarak
- Hasil Pemeriksaan
Rujukan :
- Standar Pelayanan Minimal Kesehatan Indera Penglihatan & Pend
engaran, Depkes, tahun 2002
- Kepmenkes 1437 tahun 2005 tentang Rencana Strategi Nasional P
enanggulangan Penglihatan dan Kebutaan mencapai vision 2020
Pengertian :
- Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan lensa alami bola
mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan s
ampai kebutaan. Keadaan ini dapat direhabilitasi dengan melakukan
tindakan bedah berupa pengangkatan katarak dan menanam lensa in
traokuler.
- Tindakan operasi katarak adalah mengeluarkan lensa yang keruh dan
menggantinya dengan lensa tanam buatan (intraocular lens).
Definisi Operasional :
Cakupan Penanganan Penyakit Katarak adalah persentase jumlah pena
nganan penyakit katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun wakt
u satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah pasien terdeteksi Katarak di wilayah kerja Puskesmas dalam kur
un waktu satu tahun
Target : 100%
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Laporan Kegiatan Operasi katarak
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran,
Depkes, Tahun 2002
Kepmenkes 1437 tahun 2005 tentang Rencana Strategi Nasional Pen
anggulangan
Pengertian :
- Rujukan adalah suatu kegiatan mengirim pasien dari pelayanan keseh
atan dasar ke jenjang pelayanan yang lebih tinggi dengan menggunak
an surat rujukan pada kasus gangguan penglihatan pada Diabetes Me
llitus. Yang ditandai dengan penglihatan buram seperti melihat bintik
hitam. Tanda Obyektifnya adanya perdarahan pada retina, perdaraha
n di Vitreous dan dapat terjadi ablatio retina.
- Diabetes Militus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditanda
i dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi.
- Gula Darah Normal sebesar 60 – 120 mg%
- Gula Darah Puasa sebesar 60-110 mg%
- Gula Darah dua jam setelah makan sebesar ≤ 140 mg%
Definisi Operasioanal :
Cakupan Rujukan gangguan penglihatan pada kasus Diabetes Melitus ke
RS adalah persentase jumlah rujukan pasien dengan gangguan penglihat
an pada kasus diabetes melitus ke RS di wilayah kerja Puskesmas pada k
urun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Seluruh pasien dengan gangguan penglihatan pada kasus diabetes melit
us di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu satu tahun
Target : 100%
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Cara Penghitungan :
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran, Depk
es, Tahun 2002
- Kepmenkes 1437 tahun 2005 tentang Rencana Strategi Nasional Penangg
ulangan Penglihatan dan Kebutaan mencapai vision 2020
INDRA PENDENGARAN
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Cara Penghitungan :
PAGE \* MERGEFORMAT 91
Pembuktian/ Sumber Data :
- Rekap hasil penjaringan UKS - Register Pasien
Rujukan :
- Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran
Pengertian :
- Usia lanjut atau lanjut usia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebi
h yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umum lainnya
- Pembinaan kesehatan lanjut usia secara umum mencakup kegiatan pelayana
n yang berbentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termas
uk rujukannnya.
Definisi Operasional :
Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut adalah persentase Pelayanan Kese
hatan yang diberikan kepada usia lanjut di sarana pelayanan kesehatan Puske
smas pada kurun waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah sasaran usia lanjut Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas pada kurun
waktu satu tahun
Target : 70%
Cara Penghitungan :
2.H.2. Cakupan Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut pada Kelompok Usia Lanjut
Pengertian :
- Kelompok Lanjut Usia adalah suatu wadah pelayanan kepada lanjut usia di
Rujukan :
- Buku Pedoman Pembinaan, kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan
- Buku Pedoman Puskesmas santun usia lanjut bagi petugas kesehatan.
- Pedoman Pembinaan Kesehatan Lanjut Usia Bagi Petugas Kesehatan
Pengertian:
- Upaya kesehatan tradisional adalah cara menanggulangi masalah (ganggua
n) kesehatan individu, keluarga dan masyarakat dengan pengobatan dan/a
tau perawatan dengan cara dan obat cara lain diluar ilmu kedokteran (tradi
sional/alternatif) yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-
menurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan diterapk
an sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
- Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuha
n, bahan hewan, bahan mineral, campuran dari dua bahan tersebut yang s
ecara turun-menurun telah digunakan untuk pengobatan dan dapat ditera
pkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
- Pengobat Tradisional (Battra) adalah seseorang yang diakui dan dimanfaat
kan oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan pengobatan s
ecara tradisional, yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu berdasarkan ketera
mpilan dan ramuan.
- Pengobatan Tradisional dengan Ketrampilan : akupuntur, pengobatan pata
h tulang, pijat urut, pijat refleksi, shiatsu, spa terapis, bekam, dan lain-lain
- Pengobatan Tradisional dengan Ramuan : shinse, tabib, gurah, Pengobat Tr
adisional ramuan asli Indonesia (jamu), aroma terapi, pengobatan sauna, h
omeopathy, dan lain-lain.
Definisi Operasional :
Cakupan pembinaan Pengobat tradisional adalah cakupan Pengobat tradisio
nal yang dibina oleh Petugas Puskesmas yang berada di wilayah kerja Puskes
mas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 13 %
Cara Perhitungan :
Rujukan :
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pedoman Pembinaan Upaya Ke
sehatan
- Tradisional bagi Petugas Kesehatan, Kepmenkes RI No. 1076/ Menkes/ SK/
VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional
- PerMenkes RI No. 1109/ Menkes/ PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan P
engobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Yankes dan Pedoman Pem
binaan Yankestrad.
Pengertian :
- Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT) adalah bukti tertulis yang diber
ikan kepada pengobat tradisional yang telah melaksanakan pendaftaran, S
TPT tersebut dikeluarkan oleh Dinkes Kab/Kota.
- Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT) adalah bukti tertulis yang diberikan k
epada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti, dan diuji t
erbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan, SIPT tersebut dikeluarkan ol
eh Dinkes Kab/Kota.
Definisi Operasional :
Cakupan Pengobat Tradisional Terdaftar / Berijin adalah persentase pengoba
t tradisional yang terdaftar atau berijin di wilayah kerja Puskesmas dalam ku
run waktu satu tahun
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah Pengobat Tradisional yang dibina oleh Petugas Puskesmas yang ada
di wilayah Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Pengertian :
- TOGA adalah Taman Obat Keluarga yang dimanfaatkan untuk meningkatkan k
esehatan, pengobatan sederhana dan sumber perbaikan gizi keluarga.
- Kelompok TOGA adalah kelompok keluarga yang memanfaatkan Taman Obat
Keluarga untuk meningkatkan kesehatan, pengobatan sederhana dan sumber
perbaikan gizi keluarga.
Definisi Operasional :
Cakupan Pembinaan Kelompok TOGA adalah Cakupan Kelompok TOGA yang d
ibina oleh petugas Puskesmas dalam kurun waktu satu tahun.
Satuan : Persen (%)
Sasaran :
Jumlah kelompok TOGA yang ada di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun wa
ktu satu tahun
Target : 100%
Cara Perhitungan :
Pembuktian/Sumber Data :
- Register Pelayanan Kesehatan Tradisional
Rujukan :
- UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pedoman Pembinaan Upaya Kese
hatan
- Tradisional bagi Petugas Kesehatan, Kepmenkes RI No. 1076/ Menkes /SK/VI
I/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional,
- PerMenkes RI No. 1109/ Menkes/PER/IX/2007 tentang Penyelenggaraan
Pengobatan Komplementer Alternatif di Fasilitas Yankes dan Pedoman Pe
mbinaan Yankestrad.
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak Ada
1.10. Laporan Bulanan Puskesmas LB 4 :
• Ada
• Terisi Lengkap
• Dilaporkan maximal tanggal 5 bulan berikutnya
• Dibuat Penyajian Data Cakupan Program (a.l. Cakupan Program UKS, Penyuluhan,
Kes. Gigi dll)
• Ditanda tangani oleh Pengelola SP3/Program dan Kepala Puskesmas.
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak Ada
1.11. Laporan Tahunan Puskesmas LSD 1 :
• Ada
• Terisi Lengkap
• Dilaporkan maximal tanggal 5 bulan Januari tahun berikutnya
• Dibuat Penyajian Ketersediaan Sarana dan Fasilitas Pelayanan)
• Ditanda tangani oleh Pengelola SP3/Program dan Kepala Puskesmas.
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak Ada
1.12. Laporan Tahunan Puskesmas LSD 2 :
• Ada
• Terisi Lengkap
• Dilaporkan maximal tanggal 5 bulan Januari tahun berikutnya
• Dibuat Penyajian Sumber Daya Manusia di Puskesmas
• Ditanda tangani oleh Pengelola SP3/Program dan Kepala Puskesmas.
106
2.7 Proses distribusi
• Tersedia rencana dan jadwal distribusi obat ke sub unit
• Tersedia permohonan permintaan dari masing-masing sub unit
• Tersedia catatan pengiriman, penerimaan, pemerikasaan barang oleh sub unit
• Tersedia laporan distribusi kepada Kepala Puskesmas dari sub unit dengan meng
gunakan LPLPO sub unit
• Tersedia sarana repacking
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak ada
107
Nilai :
• 10 = Ada, ≥ 10
• 8 = Ada, 8-9 Item
• 6 = Ada, 6-7 Item
• 4 = Ada, 4-5 Item
• 2 = Ada, 1-3 Item
• 0 = Tidak ada
2.10 Proses pelayanan obat
• Tidak terdapat obat yang telah disimpan/dikemas dalam wadah yang siap diberik
an kepada pasien
• Tidak mengambil obat dalam bentuk tablet/ kapsul/ kaplet secara langsung, tapi
menggunakan sendok/ spatula
• Tidak terdapat obat berlebih di luar wadah obat (petugas kamar obat mengemba
likan kelebihan tablet/kapsul ke dalam wadah dan ditutup sebelum membuka ya
ng lain )
• Tidak terdapat obat puyer yang dikemas sebelum ada permintaan resep
• Tidak menyediakan obat antibiotika yang telah dioplos sebelum ada permintaan
• Jumlah obat yang diberikan sesuai dengan jumlah yang tertulis pada resep
Nilai :
• 10 = Ada, ≥ 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak ada
2.11 Cara penyerahan dan pemberian informasi
• Petugas kamar obat memanggil pasien berdasarkan no urut dan menanyakan ke
mbali nama pasien dan no urut setelah dipanggil
• Petugas kamar obat memberikan informasi nama obat, cara pemakaian, manfaat
obat, apa yang dilakukan bila terdapat efek samping obat
• Petugas kamar obat meminta pasien untuk mengulang petunjuk yang telah diberi
kan kepada pasien
• Petugas memisahkan setiap jenis obat dalam kemasan yang berbeda
• Petugas kamar obat memberi etiket dan label pada kemasan dengan nama pasie
n, tanggal, cara pemakaian
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak ada
108
2.12 Puskesmas selalu membuat PWS indikator peresepan
• Presentase penggunaan antibiotika untuk kasus ISPA tidak lebih dari 20 %
• Presentase penggunaan antibiotika untuk kasus diare tidak lebih dari 20 %
• Presentase penggunaan injeksi untuk kasus mialgia tidak lebih dari 20 %
• Rata-rata jumlah obat yang diresepkan tidak lebih dari 3 jenis
• Penggunaan injeksi tidak lebih dari 10 %
Nilai :
• 10 = Ada, 5 Item
• 8 = Ada, 4 Item
• 6 = Ada, 3 Item
• 4 = Ada, 2 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak ada
2.13 Kegiatan Pelayanan Farmasi Klinik
• SDM pengelola obat adalah apoteker sesuai PPSI
• Sosialisasi tentang pelayanan farmasi (PIO) melalui pertemuan, leaflet, poster da
n spanduk
• Pelayanan Informasi Obat untuk petugas kesehatan
• Penyuluhan/ promosi kesehatan kepada masyarakat
• Konseling
• Visite mandiri dan visite bersama tim medis
• Pembuatan leaflet, Newslatter, poster obat Home care
• Evaluasi kegiatan PIO dan penyampaian hasil evaluasi
• PIO untuk pasien rawat jalan dan rawat inap
• Ada ruangan untuk konseling PIO
Nilai :
• 10 = Ada, 10 - 11 Item
• 8 = Ada, 7 - 9 Item
• 6 = Ada, 4 - 6 Item
• 4 = Ada, 2 – 3 Item
• 2 = Ada, 1 Item
• 0 = Tidak ada
109
III.MANAJEMEN KEUANGAN
110
Nilai :
• 10 = Membuat laporan dan Mengisi format laporan keuangan dengan lengkap
• 8 = Membuat laporan keuangan dan mengisi Format pelaporan (Tidak lengka
p salah satunya)
• 6 = Membuat laporan keuangan dan mengisi format pelaporan (Tidak lengkap
dua-duanya)
• 4 = Tidak membuat laporan keuangan dan mengisi format pelaporan
• 2 = Membuat laporan keuangan tetapi tdk mengisi format laporan
• 0 = Tidak membuat laporan keuangan dan tidak mengisi format laporan
111
IV. MANAJEMEN KETENAGAAN
4.1 Membuat daftar / catatan kepegawaian petugas / Daftar Urutan Kepangkatan (DU
K) setiap kolom berisi : (dibuktikan dengan bukti fisik)
• Seluruh Petugas
• Nomor, Nama, dan NIP
• Pendidikan Terakhir
• Umur
• Pangkat / Golongan
• TMT Pangkat / Golongan
• Jabatan
• Status Perkawinan
Nilai :
• 10 = Ada, 8 item (no. 1–8)
• 8 = Ada, 6– 7 item (no. 1– 6/7)
• 6 = Ada, 4–5 item(no1–4/5)
• 4 = Ada, 2– 3 item (no 1 –2/3)
• 2 = Ada, 1 item (no 1)
• 0 = Tidak ada
4.2 Puskesmas mempunyai arsip kepegawaian petugas (semua item dibuktikan deng
an arsip) :
• Seluruh Petugas
• FC SK Calon Pegawai
• FC SK PNS
• FC SK Terakhir
• FC Ijazah Pendidikan Terakhir
• FC SK Penugasan
• DP3
• Kenaikan Gaji Berkala
• Surat Keterangan Cuti
Nilai :
• 10 = Ada, 9 item (no. 1 – 9)
• 8 = Ada, 7– 8 item (no. 1–7/8)
• 6 = Ada, 5– 6 item (no.1-5/6)
• 4 = Ada, 3– 4 item (no.1-3/4)
• 2 = Ada, 1– 2 item (no.1-1/2)
• 0 = Tidak ada
4.3 Puskesmas membuat Struktur Organisasi beserta uraian tugas dan tanggung
jawab setiap petugas :
• Adanya Struktur Organisasi yang jelas
• Adanya uraian tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk seluruh petugas
112
• Jabatan jelas sesuai dengan pendidikan dan jenjang karier yang ditetapkan
• Uraian tugas harus realistik dari aspek teknik
• Uraian tugas harus realistik dari aspek keterjangkauan sumber daya
Nilai :
• 10 = Ada, 5 item (no. 1 – 5)
• 8= Ada, 4 item (no. 1 – 4)
• 6= Ada, 3 item (no. 1 – 3)
• 4= Ada, 2 item (no. 1 – 2)
• 2= Ada, 1 item (no. 1)
• 0= Tidak ada
4.4 Puskesmas membuat rencana kerja bulanan dan tahunan bagi setiap petugas sesua
i dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawab :
• Rencana kerja bulanan ada bagi seluruh petugas
• Rencana kerja tahunan bagi seluruh petugas
• Rencana kerja bulanan ada bagi 50% - <100% petugas
• Rencana kerja tahunan ada untuk 50% - <100 % petugas
• Rencana kerja bulanan dan atau tahunan hanya ada di sebagian kecil petugas (<
50 %)
Nilai :
• 10 = ada, 2 item (no.1 &2)
• 8= Ada, 2 item (no. 1 & 4)
• 6= Ada, 3 item (no. 2, 3 & 5)
• 4= Ada, 2 item (no. 3 & 4)
• 2= Ada, 1 item
• 0= Tidak ada
4.5 Puskesmas melakukan pembinaan kepada petugas dengan cara
• penilaian DP3,
• pemberian penghargaan,
• kesejahteraan petugas,
• pemberian sanksi
Nilai :
• 10 = memenuhi ke-4 aspek tersebut dan tepat waktu
• 8 = memenuhi ke-4 aspek tersebut dan tidak tepat waktu
• 6 = memenuhi hanya 3 aspek tersebut dan tepat waktu
• 4 = memenuhi 2 aspek tersebut dan tepat waktu
• 2 = memenuhi hanya 1 aspek tersebut dan tepat waktu
• 0 = tidak ada
4.6 Puskesmas mempunyai data keadaan, kebutuhan, Nakes, Non Nakes, PNS,
Non PNS, dan sesuai PP 32 Tahun1996 / sesuai format rutin Jawa Tengah
Nilai :
• 10 = data lengkap memenuhi ke-7 aspek
113
• 6 = hanya memenuhi 3-4 aspek
• 4 = hanya memenuhi 1-2 aspek
• 2 = tidak sesuai dengan PP 3 tahun 1996
• 0 = tidak ada
4.7 Puskesmas mempunyai data keadaan dan kebutuhan Bidan di Desa (data bidan des
a sesuai format yang telah disepakati di tingkat Provinsi
Nilai :
• 10 = Ada dan lengkap dengan data kepegawaian
• 6 = Ada tetapi tidak lengkap dengan data kepegawaian
114
V. PROGRAM PENGAMATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
Cara Penghitungan :
Jumlah pengunjung Puskesmas yang mendap
at KIP/K
Cakupan KIP/K = x 100%
Jumlah seluruh pengunjung Puskesmas
Nilai :
• 10 = ≥ 5%
• 8 = 4 - 4,9%
• 6 = 3 - 3,9%
• 4 = 2 – 2,9%
• 2 = 1 - 1,9%
• 0 = tidak ada kegiatan KIP/K
1.2 Pelaksanaan Penyuluhan Kelompok di dalam gedung Puskesmas
Cara Penghitungan :
Cakupan Jumlah penyuluhan kelompok di dalam gedung Puskesmas
Penyuluhan Kelompo dalam kurun waktu satu tahun
k oleh petugas di dala x 100%
m Gedung Puskesmas =
96 kali penyuluhan kelompok di dalam gedung Puskesmas
dalam kurun waktu satu tahun
Nil :
ai
• 1 = 80 – 100%
0
• 8 = 60 – 79%
• 6 = 40 – 59%
• 4 = 20 – 39%
• 2 = ≤ 20%
• 0 = tidak ada data
1.3. Cakupan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat dilihat melalui Desa Siaga
(%) Desa Siaga Aktif
Cara Penghitungan :
Cakupan Des Jumlah desa/ RW siaga yang aktif
a Siaga Aktif = x 100%
Jumlah seluruh desa/ RW siaga
Cara Penghitungan :
Nilai :
• 10 = 80 – 100%
• 8 = 60 - 79%
• 6 = 40 - 59%
• 4 = 20 – 39%
• 2 = ≤ 20%
• 0 = tidak ada data
Cara Penghitungan :
Cara Penghitungan :
DO DPTH Cakupan DPTHB1-Campak
B1 – Cam = x 100%
pak Cakupan DPTHB1
Nilai :
10 = ≤ 8%
0 = > 8%
Cara Penghitungan :
5.7. DO DPTHB1-POLIO4
Cara Penghit
ungan DO DPTHB1-
Cakupan DPTHB1-Cakupan POLIO4 C
= x 100%
akupan DPTHB1
DPTHB3
Nilai :
10 = ≤8%
0 = > 8%
• 10 = ≥ 80% W2
• 8 = 60 – 79,9% W2
• 6 = 40 – 59,9% W2
• 2 = < 40% W2
• 0 = 0% W2
5.10. Pengendalian KLB
Cara Penghitungan :
Jumlah KLB (Laporan W1) yang ditanggulangi
Cakupan dalam kurun waktu satu tahun
x 100
Pengendalian = _______________________________________
Jumlah KLB (Laporan W1) dalam kurun wak %
KLB
tu satu tahun
Nilai :
• 10 = 1-3 hari
• 8 = 4-5 hari
• 0 = >5
6.11 Angka Penggunaan Tempat Tidur (BED Accupancy Rate = BOR) Puskesmas D
engan Tempat Perawatan (DTP)
Nilai:
• 10 = 80%
• 8 = 70%-79% atau 81%-90%
• 6 = 60%-69% atau 91%-100%
• 4 = 41-59%
• 2 = 10-40%
• 0 = 0-10%
6.11. Survey Kepuasan Pelanggan
Nilai :
• 10 = 100%
• 8 = 81 – 99 %
• 6 = 71 – 80 %
• 4 = 61 – 70 %
• 2 = 51 – 60 %
• 0 = 0-51%
V. KRITERIA PENGELOMPOKAN
Penilaian Kinerja ditetapkan menggunakan nilai ambang untuk tingkat kelompok Puskes
mas, yaitu :
Cakupan Pelayanan
1. Kelompok I : tingkat pencapaian hasil ≥ 91%
2. Kelompok II : tingkat pencapaian hasil = 81-90%
3. Kelompok III : tingkat pencapaian hasil ≤ 80%
Nilai Akhir
1. Kelompok I : Nilai rata-rata ≥ 85%
2. Kelompok II : Nilai rata-rata 55%-84%
3. Kelompok III : Nilai rata-rata < 55%
1. Cakupan Pelayanan dihitung dengan membagi capaian dengan sasaran dan dikali
kan 100% sesuai yang tercantum pada bab 2 buku ini (telah dihitung secara otom
atis dengan perangkat lunak).
2. Jumlah Nilai Cakupan Pelayanan masing sub kegiatan dibagi dengan jumlah sub-s
ub kegiatan dalam sub kegiatan tersebut yang kemudian menjadi nilai rata-rata c
akupan pelayanan sub kegiatan (telah dihitung secara otomatis dengan perangka
t lunak).
3. Jumlah Nilai rata-rata masing-masing sub kegiatan dibagi jumlah sub kegiatan dal
am kegiatan tersebut, yang kemudian menjadi nilai ratarata kegiatan (telah dihit
ung secara otomatis dengan perangkat lunak).
4. Dengan pembobotan 70 pada cakupan upaya kesehatan wajib dan 30 pada caku
pan upaya kesehatan pilihan, hasil jumlah nilai keduanya dibagi 100 (telah dihitu
ng secara otomatis dengan perangkat lunak).
5. Memasukkan hasil cakupan pelayanan dalam kriteria kelompok yang sesuai (tela
h dihitung secara otomatis dengan perangkat lunak).
Grafik laba-laba dibuat dengan menggunakan fasilitas pembuatan grafik dalam exel .
Contoh Kasus :
2. Mengkonversikan hasil Nilai Cakupan Pelayanan ke Nilai Manajemen dan Mutu Pelayan
an untuk mendapatkan nilai akhir (telah dihitung secara otomatis dengan perangkat luna
k).
LAMPIRAN
PETUNJUK PENGGUNAAN
PERANGKAT LUNAK PENGHITUNGAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS
KABUPATEN BLORA
1. Copy file Instrumen PKP Non DTP.xls, untuk Puskesmas Tanpa Tempat Perawatan atau
Copy file Instrumen PKP DTP.xls, untuk Puskesmas Dengan Tempat Perawatan
2. Klik ganda file terpilih
3. Setelah file terbuka, akan muncul pada layar halaman Microsoft Office Ecxel dengan 9
sheet yaitu :
• JUDUL
• U WAJIB
• U PENGEMB
• MANAJEMEN
• MUTU
• LABA2
• HASIL
• GABUNG
Pada layar terdapat Form Instrumen Cakupan Pelayanan Upaya Wajib dengan 7 kolom.
Kolom ke 3 diisi dengan sasaran (Petunjuk sasaran dapat dilihat pada Bab II. Cakupan
Pelayanan). Kolom ke 4 diisi dengan Capaian (Petunjuk sasaran dapat dilihat pada Bab
II. Cakupan Pelayanan). Kolom Target dapat diubah sesuai dengan target dimana, kap
an target yang ingin diperbandingkan). Sedangkan Kolom Cakupan (capaian /sasaran x
100% ) secara otomatis hasil akan muncul, begitu pula dengan Kolom Kinerja
(Cakupan/ target x 100%)
GAMBAR 5. SHEET ”U WAJIB”
Ke-empat hasil diatas adalah hasil perhitungan yang link dengan sheet ”U WAJIB”;
sheet ”U PENGEMB”; sheet ”MANAJEMEN”; sheet ”MUTU”. Sehingga hasil yang dikel
uarkan pada sheet ”HASIL” sangat bergantung pada entry data pada sheet ”U WAJI
B”; sheet ”U PENGEMB”; sheet ”MANAJEMEN”; sheet ”MUTU”.