Anda di halaman 1dari 3

DAHSYATNYA DZIKRULLAH manusia yang sanggup hidup tanpa asupan makanan rohaninya, meskipun sese-

Dr. Adnan Mahdi, M.S.I. orang yang berideologi komunis sekalipun. Kebutuhan manusia terhadap asupan
rohani merupakan sebuah fitrah, yakni kebutuhan mendasar yang sudah ada se-
‫للا‬ ‫َل‬ ‫ أَ ْش َه ُد أَ ْن ََل الَٰهَ إل‬،‫ وأَفْ َهمنَا بل َش لريْ َع لة اَ نبل لي اَْ َك لريْ لم‬،‫اْحلَ ْم ُد لِّٰلل اَ لذي َه َد َاَن سبُل اَسالَلم‬ belum lahir hingga wafat. Sebelum manusia dilahirkan, Allah SWT telah mengambil
ُ ّ َ َ ّ َ ُ ْ persaksian kepada ruh-ruh manusia:
‫ص لّل َو َسلّل ْم َواب لرْك‬ ٰ ْ ُ َ ُ َ ُ ََ ُ َ ٰٓ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َّ ُ َ َ ٓ َ ۢ َ ُّ َ َ َ َ
َ ‫ اََلّ ُهم‬،ُ‫ َوأَ ْش َه ُد أَن َسيّل َد ََن َونَبلي نَا ُم َحم ًدا َع ْب ُدهُ َو َر ُس ْوَُه‬،ُ‫ك َه‬ َ ْ‫َو ْح َدهُ َلَ َش لري‬ ۡ‫ۡقالوا‬
ۡ ۡۖ‫س ِهم ۡألست ۡبِربِكم‬
ِ ‫نف‬ ‫ۡأ‬ ‫ۡلَع‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ش‬ ‫أ‬‫ۡو‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ت‬‫ي‬ِ ‫ر‬ ‫ۡذ‬ ‫ِم‬ ‫ه‬ِ ‫ور‬ ُ
‫ه‬
ُ
‫ِنۡظ‬
‫م‬ ۡ َ ‫اد‬
‫م‬ ‫ِإَوذۡ ۡأخذ ۡربك ۡ ِمن ۡب ِِن ۡء‬
‫ان إل ََل ي ولم ّل‬ ‫ع ٰلى س يل لدنَا م حم ٍد وع ٰلى اََل له وأَصحابل له واَ تابلعلي بل لإحس ل‬ َ َ َ َ ُ َّ ْ ُ َُ ََٓ َ ََ
.‫ين‬
َ ‫اَد‬ َْ َ ْ َْ َ َ ْ َ َ َ َ ُ َّ َ َۡ ‫َلۡش ِهدنا ۚٓۡأنۡتقولواۡيَو َمۡٱلقِ َيٰ َمةِۡإِناۡك َّناۡعنۡهٰذاۡغٰفِل‬
ۡ ۡ١٧٢‫ِي‬ ٰ ‫ب‬

ُ‫ال للا‬ َ َ‫ ق‬.‫اعتل له َ َعل ُك ْم تُ ْفلل ُح ْو َن‬ ‫ل‬ ‫ل‬


َ َ‫ أُْوصْي ُك ْم َو نَ ْفس ْي بل تَ ْق َوى للا َوط‬،‫ال ْخ َوا ُن‬ ‫ فَيَاَي َها ْل‬:‫أَما بَ ْع ُد‬ Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari
sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa (ruh) mereka (seraya
‫ ََي أَي َها اَ لذيْ َن‬:‫ بل ْس لم للال اَر ْح ٰم لن اَرلحيْ لم‬،‫ان اَرلجْي لم‬ ‫ أَعوذُ لابللل لمن اَشيطَ ل‬:‫اَل لِ اَْ ُقرا لن اَْ َك لرْلي‬
ْ َ ُْ ْ َ ‫تَ َع‬ berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan
kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ ي ل‬،‫اَمن وا ات ُقوا للا وقُوَُوا قَوًَل س لدي ًدا‬
َ‫صل ْح َ ُك ْم أ َْع َماَ ُك ْم َويَ ْغ ف ْر َ ُك ْم ذُنُ ْوبَ ُك ْم َوَم ْن يُط لع للا‬ ْ ُ ْ َ ْ ْ ْ َ َ ْ ْ َُ kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang
yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" (QS. Al-A’raf: 172).
‫آمنُ ْوا ات ُق ْوا للاَ َحق تُ َقاتل له َوَلَ تَ ُم ْوتُ ن‬ ‫ل‬ َ َ‫ َوق‬.‫َوَر ُسوَ هُ فَ َق ْد فَ َاز فَ ْوًزا َع لظ ْي ًما‬
َ ‫ ََي اَي َها اَذيْ َن‬:‫اَل‬ َ ‫ال تَ َع‬ Berdasarkan ayat di atas, sangat jelas bahwa ruh atau rohani manusia sudah ber-
.‫إلَل َوأَنْ تُ ْم ُم ْسلل ُم ْو َن‬ musyahadah akan keberadaan Allah sejak dalam kandungan, dan kesaksian ter-
sebut harus selalu diperbaharui dengan dzikrullah: Lâ ilâha illallâh. Hal ini seba-
gaimana dijelaskan oleh Rasulullah SAW melalui haditsnya yang diriwayatkan oleh
Kaum Muslimin, Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Imam Ahmad (8944) dan Al-Hakim (7766): Perbaharuilah iman kamu. Kemudian
Alhamdulillah, segala puji dan ungkapan syukur yang tak akan terukur kehadirat Rasulullah ditanya: Bagaimana cara memperbaharui iman kami? Beliau menjawab:
Allah SWT atas limpahan nikmat dan rahmat-Nya kepada kita semua, sehingga di “Perbanyaklah kalian mengucapkan kalimat Lâ ilâha illallâh”.
hari Jum’at kali ini, kita dapat menghadiri dan melaksanakan ibadah Jum’at secara
berjamaah. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahlimpahkan kepada Baginda Kaum Mukminin Rahimakumullah
Rasulullah Muhammad SAW, semoga kita senantiasa bisa dan dimampukan Allah Sejatinya untuk mengucapkan kalimat lâ ilâha illallâh atau lafadz-lafadz dzikrullah
untuk meneladani akhlaknya hingga akhir zaman, âmîn. lainnya bukanlah perbuatan sulit, namun herannya tidak banyak manusia yang
Kaum Muslimin Rahimakumullah istiqamah mengamalkannya. Lalu mengapa demikian? Jawabannya tak lain karena
hatinya hitam dan rusak oleh kelalaian, kemaksiatan dan berlebihan mencintai
Bila kita mau memikirkannya sejenak, sejatinya tubuh yang kita miliki ini selalu dunia. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW ber-
membutuhkan asupan makanan. Tak akan ada orang yang sanggup bertahan bila sabda: “Sesungguhnya orang mukmin apabila melakukan suatu dosa, maka terben-
tidak makan sepanjang hidupnya. Semakin halal dan thayyib makanan yang masuk
tuklah bintik hitam di dalam hatinya. Apabila ia bertaubat, kemudian menghenti-
ke dalam tubuh, maka akan semakin sehat jasmaninya.
kan dosa-dosanya dan beristighfar, maka bersihlah bintik hitam di dalam hatinya.
Begitu pula dengan rohani yang dipusatkan pada qalbu manusia, ia juga memer- Namun apabila dia terus berbuat dosa, maka bertambahlah bintik hitam pada hati-
lukan asupan makanan, dan makanannya itu bernama dzikrullah. Tak akan ada nya sehingga tertutuplah seluruh hatinya, itulah karatan yang disebut Allah dalam
QS. al-Muthaffifin ayat 14: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang mereka Berdasarkan hadits di atas, jelaslah bahwa hati yang mati, hati yang hitam oleh
usahakan telah menutup hati mereka” (HR. Al-Baihaqi). noda dan dosa maksiat masih bisa dibersihkan dengan dzikrullah. Sangat banyak
ayat al-Qurân maupun hadits yang memerintahkan kita untuk berdzikir, seperti
Kaum Muslimin Rahimakumullah di dalam QS. al-Ahzâb ayat 41-42:
‫َ ٰٓ َ ُّ َ َّ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ْ ٰ َ ٗ َ ٗ َ َ ُ ُ ُ َ ٗ َ َ ا‬
Sejalan dengan hadits dan ayat di atas, Imam al-Ghazali pernah berkata: Hati itu ٤٢ۡ‫صيًل‬
ِ ‫وهۡبكرةۡوأ‬
ۡ ‫ۡوسبِح‬٤١ۡ‫ٱّللۡذِكراۡكثِّيا‬
ۡ ۡ‫وا‬ۡ ‫ِينۡءامنواۡٱذكر‬
ۡ ‫يأيهاۡٱَّل‬
ibarat cermin. Ketika seseorang melakukan dosa/maksiat, maka ada satu titik
hitam menodai hatinya. Semakin banyak dosa, maka akan semakin banyak titik Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir
hitam yang menutupi hatinya. Jika semua hatinya sudah tertutupi, maka hatinya yang sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.
tak bisa lagi digunakan untuk mengaca dan mengevaluasi diri. Ketika hati sudah Kata “berdzikirlah” pada ayat di atas menunjukkan kalimat perintah, artinya kita
begini, kesadaran keagamaan semakin surut menipis dan menghilang dari dirinya. diperintahkan Allah untuk selalu berdzikir kepada-Nya. Dalam ayat di atas juga
Bila sudah seperti ini, jangankan dosa kecil, dosa besar saja sudah dianggapnya diterangkan bahwa dzikir harus dilakukan sebanyak-banyaknya, bukan diutama-
biasa-biasa saja. Jangankan meninggalkan yang sunnah, yang wajib pun dianggap kan pada kualitasnya. Mengapa demikian? Ternyata di dalam QS. ar-Ra’d ayat 28,
biasa dan tidak memiliki dampak apa-apa. Mengapa? Karena kepekaan atau sensor Allah SWT menjelaskan:
ُ ُ ُ ُّ َ َ ٰ ََ ٰ َ ْ ‫ِينۡ َء َام ُنوا‬
ُ ُ‫ۡو َتط َمئ ُّنۡقُل‬ َّ
rasa di dalam hatinya sudah kurang berfungsi lagi, cahayanya hilang dihadang oleh
ۡ ۡ٢٨ۡ‫وب‬
ۡ ‫ٱّللِۡتطمئِنۡٱلقل‬ ۡ ۡ‫وب ُهمۡبِذِك ِۡر‬
ۡ ۡ‫ۡأَلۡبِذِك ِر‬،ِ‫ٱّلل‬ ِ َۡ ‫ٱَّل‬
kegelapan titik dosa dan kemaksiatan. Bila hati sudah seperti ini, maka ia dinama-
kan dengan qalbun mayyit, yakni hati yang telah mati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan meng-
ingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram.
Jama’ah Jum’at Rahimakumullah
Kaum Muslimin Rahimakumullah
Lantas masih mungkinkah kita bisa menghidupkan kembali hati yang telah mati?
Tentu, selama hidup masih dikandung badan dan ada kesungguhan diri untuk meng- Hendaknya kita sadari bahwa sejatinya dzikrullah merupakan cara melatih hati
hidupkannya kembali, pastilah kesempatan masih terbuka lebar. Bukankah Allah untuk bermusyahadah kepada Allah SWT. Musyahadah adalah upaya pengabaian
SWT telah menegaskan: manusia terhadap semua yang merusak, sekaligus sebagai obsesi untuk menjadi
ُ َ َ ْ ُ َ ُ ٰ َّ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ٰ َّ pribadi yang sempurna. Musyahadah ini merupakan makna hidup yang secara per-
ۡ ۡۡۗ‫س ِهم‬
ِ ‫ۡماۡبِقو ٍمۡحَّتۡيغ ِّيواۡماۡبِأنف‬‫ٱّللَۡلۡيغ ِّي‬
ۡ ۡ‫إِن‬ lahan mulai menghilang dari kehidupan kita saat ini, akibatnya kita seringkali ter-
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mau perangkap dalam berbagai krisis, mulai dari krisis sosial, krisis struktural, hingga
mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (QS. Ar-Ra’d: 11). krisis moral. Hilangnya musyahadah ini di dalam diri beriringan dengan orientasi
hidup yang serba materialistik, akibatnya banyak manusia modern yang meningkat
Ayat di atas menjelaskan kepada kita, bahwa perubahan pada diri kita, pada kaum rasa kecintaannya pada dunia, namun menurun drastis kesadaran dan kepekaan
kita, sangat bergantung pada kemauan kita sendiri. Untuk itu, bila ada kemauan akhiratnya. Tidaklah heran bila kita mendengar ada manusia yang sangat “buas”
untuk menghidupkan hati, maka bersihkanlah titik hitamnya dengan dzikrullah. dan “rakus” dalam menumpuk harta, apapun ia lakukan demi memenuhi hasrat
Rasulullah SAW bersabda: keduniannya. Lebih menyedihkan lagi, manusia-manusia seperti ini rela “memper-
‫ب لذ ْك رللال‬
‫ص َقاَةُ اَْ َق لْ ل‬ ٍ ‫ل‬
ُ َ ‫َ ُك لّل َش ْيء‬
َ ‫ص َقاَةٌ َو‬ alat” agama demi ambisinya, menjadikan Qurân dan Hadits sebagai penutup kedok-
nya, bahkan seringkali ia berani mengatasnamakan Allah untuk melindungi ke-
Bahwasanya bagi tiap sesuatu ada alat pembersihnya, dan alat untuk membersih-
munafikannya, naudzubillahi min dzalik.
kan hati adalah dengan dzikrullah.
‫‪Semoga kita terhindar dari sifat dan perilaku manusia yang rusak seperti itu, sifat‬‬
‫‪dan perilaku yang tidak dimiliki oleh para pahlawan bangsa. Mudah-mudahan kita‬‬
‫َديْ لن‪ .‬اََ ٰلّ ُهم ْادفَ ْع َعنا‬ ‫اَدي لن واع لل َكللماتلك إل ََل ي وم ا ّل‬ ‫ل‬
‫ي َو َد ّم ْر أ َْع َداءَ ّ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ‬
‫ل‬ ‫لل‬
‫اخ ُذ ْل َم ْن َخ َذ َل اَْ ُم ْسلم ْ َ‬ ‫َو ْ‬
‫‪bisa mewarisi semangat juang yang ikhlas untuk bangsa ini, menjadi diri yang pandai‬‬ ‫اَْبَالَءَ َواْ ََوَابءَ َواَزَلَ لزَل َواَْ لم َح َن َو ُس ْوءَ اْ لَفْت نَ لة َواَْ لم َح َن َما ظَ َهَر لمْن َها َوَما بَطَ َن َع ْن بَلَ لد ََن النْ ُدونل يْ لسيا‬
‫‪bersyukur, rajin bershadaqah, banyak berdzikir, dan paling taat dalam beribadah,‬‬
‫‪âmîn ya rabbal ‘âlamîn.‬‬ ‫ي‪َ .‬رب نَا ظَلَ ْمنَا اَنْ ُف َسنَا َواإ ْن َ ْم تَ ْغ لف ْر َنَا‬ ‫ل‬
‫ي َعآمةً ََي َرب اْ ََعاَم ْ َ‬
‫لل‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫َخآصةً َو َسائ لر اَْبُلْ َدان اَْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫ت ل‬‫آن اَْع لظ ي لم‪ ،‬ونَ َفع لِن وإلي ا ُكم لاب ْلَي ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫وذ ْك لر اَْ َح لكْي لم‪ .‬إن هُ تَ َع َ‬
‫اَل َج ّو ٌاد‬ ‫ِل َوَ ُك ْم لِ اَْ ُق ْر َ ْ َ َ ْ َ ْ َ‬
‫ل‬
‫بَ َارَك للاُ ل ْ‬ ‫اب اَنا لر‪.‬‬ ‫َوتَ ْر َْحْنَا َنَ ُك ْونَن م َن اْخلَاس لريْ َن‪َ .‬رب نَا آتناَ لِف اَدنْيَا َح َس نَ ةً َولِف اْلخ َرةل َح َسنَةً َوقنَا َع َذ َ‬
‫ف َرلح ْي ٌم‪.‬‬ ‫َك لريْ ٌم‪َ ،‬ملل ٌ‬
‫ك بَ ٌّر َرُؤْو ٌ‬ ‫آء لذي اَْ ُقرِب وي ْن هى ع لن اَْ َفح ل‬ ‫ان وإلي ت ل‬ ‫ل‬
‫شآء َواَْ ُمْن َك لر َواَْبَ ْغي‬ ‫ْ‬ ‫ْ َ ََ َ َ‬ ‫لعبَ َادللا! إلن للاَ ََيْ ُم ُرََن لابْ ََع ْد لل َوا ْلل ْح َس ل َ ْ َ‬
‫لى نل َع لم له يَلزْد ُك ْم َوَ لذ ْك ُر للال أَ ْك َ ْب‬ ‫ل‬ ‫ل‬
‫يَعظُ ُك ْم َ َعل ُك ْم تَ َذك ُرْو َن َواذْ ُك ُروا للاَ اْ ََعظْي َم يَ ْذ ُك ْرُك ْم َوا ْش ُك ُرْوهُ َع َ‬
‫‪Khutbah II‬‬

‫لى تَ ْوفل ْي لق له َوال ْم تل نَانل له‪َ .‬وأَ ْش َه ُد أَ ْن َلَ الَٰهَ إلَل للاُ َو ْح َدهُ َلَ‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ه‬
‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ر‬‫ُ‬ ‫ك‬
‫ْ‬ ‫اَش‬ ‫و‬
‫َ‬
‫اََْ حم ُد لِٰلل على إلحسانلل‬
‫ه‬ ‫َْ ّ َ َ ْ َ‬
‫ص لّل َع ٰلى َس يّل لدنَا‬ ‫اعى إلَل لر ْ لل‬
‫ْض َوانه‪ .‬اََل ُهم َ‬ ‫َ‬
‫ك َه‪ ،‬وأَ ْشه ُد أن سيل َد ََن ُُمم ًدا عب ُده ورسوَُه اَد ل‬
‫َ ّ َ َْ ُ َ َ ُ ْ ُ‬ ‫َش لريْ َ ُ َ َ‬
‫َص َحابلله َو َسلّل ْم تَ ْسلل ْي ًما َك ثل ْ ًْيا‬ ‫لل‬ ‫ٍ‬
‫ُُمَمد َو َع ٰلى اََه َوأ ْ‬
‫اس‪ ،‬الت ُقو َالل فلْي َما أ ََمَر َوانْتَ ُه ْوا َعما ََنَى َو ْاعلَ ُم ْوا أَن للاَ أ ََمَرُك ْم لِب َْم ٍر بَ َدأَ فل ْي له‬ ‫أَما بَ ْع ُد‪ :‬فَيَا اَي َها اَن ُ‬
‫لى اَنلِ يَ آ اَي َها اَ لذيْ َن‬ ‫َ‬ ‫ع‬
‫َ‬ ‫ن‬‫َ‬ ‫و‬
‫ْ‬ ‫ل‬ ‫ص‬
‫َ‬ ‫ي‬
‫ُ‬ ‫ُ‬‫ه‬‫ت‬
‫َ‬ ‫ك‬
‫َ‬ ‫ال تَعاَ ََل‪ :‬إلن للا ومآلئل‬
‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ق‬
‫َ‬‫و‬‫َ‬ ‫‪.‬‬ ‫بلنَ ْف لس له وثََن بلمآل ئل َكتل له بلُق ْد لس ل‬
‫ه‬ ‫ََ َ‬
‫صلى للاُ َعلَْي له َو َسلّل ْم َو َعلَى آ لل‬ ‫ٍ‬ ‫ل‬
‫ص لّل َع ٰلى َسيّلدنَا ُُمَمد َ‬
‫ل‬ ‫ل ل‬
‫صل ْوا َعلَْيه َو َسلّ ُم ْوا تَ ْسلْي ًما‪ .‬اََل ُهم َ‬ ‫آمنُ ْوا َ‬
‫َ‬
‫ض اَ ٰلّ ُهم َع لن اَْ ُخلَ َف لاء اَ ر لاش لديْ َن‬ ‫ي‪َ ،‬و ْار َ‬
‫ل ل‬
‫ك َوَمآلئ َكة اَْ ُم َقربل ْ َ‬
‫ل‬
‫ك َوُر ُسل َ‬
‫ٍ‬ ‫ل‬
‫َسيّلدَنَ ُُمَمد َو َع ٰلى اَنْبل يَآئل َ‬
‫ان ال ََل‬ ‫ألَِب ب ْك ٍر وعمر وعثْما َن وعللى وعن ب لقي لة اَصحاب لة واَتابلعلي و ََتبلعلي اَتابلعلي َهم بل لإحس ٍ‬
‫َْ ُ ْ ْ َ‬ ‫َ َ َ َْ َ‬ ‫َ َ ُ َْ َ ُ َ َ َ َ َ ْ َ‬
‫لل‬ ‫ض َعنا َم َع ُه ْم بلَر ْْحَتل َ‬
‫ل ل‬
‫ي‪.‬‬ ‫ك ََي أ َْر َح َم اَراْح ْ َ‬ ‫يَ ْوم اَ ّديْ لن َو ْار َ‬
‫ات‪ .‬اََ ٰلّ ُهم أ لَعز‬ ‫ل‬
‫آء لمْن هم واَْلَمو ل‬ ‫ل ل‬ ‫لل‬ ‫ل ل‬ ‫ل ل لل‬ ‫ٰ‬
‫ي َواَْ ُم ْسل َمات اََلَ ْحيَ ُ ْ َ ْ َ‬
‫ي َواَْ ُم ْؤمنَات َواَْ ُم ْسلم ْ َ‬
‫اََلّ ُهم ا ْغف ْر َ ْل ُم ْؤمن ْ َ‬
‫اَشرَك واَْ م ْش لركلي وانْصر لعباد َك اَْ مو لح لدي ةَ وانْصر من نَصر ّل‬
‫اَديْ َن‬ ‫اْ للسالَم واَْ مسلل لم ل ل‬
‫ي َوأَذل ّ ْ َ ُ ْ َ َ ُ ْ َ َ ُ َ ّ َ ُ ْ َ ْ َ َ‬ ‫ْ َ َ ُ ْ َْ‬

Anda mungkin juga menyukai