Anda di halaman 1dari 56

1

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini penyuluh pertanian masih dipersepsikan sebagai alat pemerintah

untuk pencapaian target produksi secara nasional dengan pendekatan top-down

dan sentralistik. Para petani didnilai tidak mendapatkan cukup intensif dan

termotivasi melaksanakan pencapaian produksi yang direncanakan pemerintahan

(slamet, 2008). Sebagai respon terhadap kritikan tersebut pada akhir tahun 2005

mentri pertanian mencanangkan revitalisasi penyuluhan pertanian (RRP),

pencanasngan RRP dimaksudkan sebagai upaya pendididikan, memerankan dan

mengfungsikan serta menata kembali penyuluhan pertanian agar menjadi kesatuan

pengertian, kesatuan korp, dan kesatuan arah kebijakan sebagai tindak langsung

RRP, pada tahun 2006 pemerintah memberlakukan undang-undang No 16 tahun

2006 tentang sistem penyuluhan pertanian dan kehutanan.

Pasal 1 ayat 2 UU No 16/2006 mendefifnisikan penyuluhan pertanian

adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka

mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi

lingkungan hidup.

Menurut Boyatzis (1984), kompetensi adalah kemampuan dan

keterampilan yang dimiliki seseorang untuk melakukan pekerjaan atau tugas guna
mencapai tujuan. Spencer (1993), kompetensi adalah segala bentuk motif, sikap,

keterampilan, perilaku atau karakteristik pribadi lain yang penting untuk

melaksanakan pekerjaan atau membedakan antara kinerja rata-rata dengan kinerja

superior. (spencer, M. L. (1993) competence at work: models for superior

performance).

Kompetensi penyuluh pertanian merupakan perwujudan kemampuan dari

sebuah pernyataan terhadap apa yang harus dilakukan oleh penyuluh tersebut

ditempat ia bekerja untuk menunjukan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya

sesuai standar yang dipersyaratkan untuk mencapai target kinerja yang

diharapkan. Keberhasilan seorang penyuluh ditentukan oleh kompentensinya dalam

memberikan informasi yang dibutuhkan oleh petani, baik teknologi budidaya,

harga,akses pasar dan permodalan maupun kebijakan pembangunan pertanian

diwilayah kerja penyuluh.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Muna untuk

kembali memantapkan dan mengukuhkan status keprofesian penyuluh dalam

pembangunan pertanian telah diwujudkan dengan berdirinya lembaga yang

mengorganisasikan secara khusus bidang penyuluhan pertanian seperti pada tingkat

kabupaten berbentuk Badan pelaksanaan penyuluh prtanian, prikanan, peternakan,

perkebunan,dan kehutanan dan tingkat kecamatan Balai penyuluhan pertanian.

Lembaga-lembga ini bukan hanya mengorganisasika kegiata penyuluhan pertanian

agar lebih mantap, namun juga pemerintah daerah mempunyai tanggung jawab untuk

terlaksananya keberhasilan penyelenggaraan orientasi pendidikan dana pelatihan

kedinasan bagi penyuluh pertanian. Sehingga mereka memiliki kompetensi sumber


daya manusia yang optimal dan meningkatkan kinerjanya. Kecamatan kabawo

memiliki penyuluh pertanian lapangan sebanyak 7 orang yang dimana setiap penyuluh

memiliki desa binaan satu samapai dua desa, terkhusus di Desa Kasaka terdapat satu

orang penyuluh pertanian lapangan yang mendampingi petani. Desa Kasaka

merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna yang

mayoritas masyarakatnya membudiddayakan tanaman jagung,. sejak tahun 2005

sampai saat ini pembudidayaan tanaman jagung merupakan salah satu sumber mata

pencaharian dibidang pertanian dan sebagai salah satu bahan pangan untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Muna merupakan salah satu daerah penghasil tanaman jagung, hal ini dapat

dilihat dari jenis mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai petani

tanamana jagung. Jagumg menjadi salah komoditas pilihan utama yang diusahakan,

berdasarkan potensi pengembangan dan harga jual yang menguntungkan. Akan tetapi,

berdasarkan fenomena lapangan terjadi penurunan jumlah produksi tanaman jagung

berdasarkan data BPS Kabupaten Muna. Adapun tabel produksi jagung dapat dilihat

pada tabel 1,1.

Table 1.1 Data Luas Panen, Produksi,dan Produktivitas Jagung di Kabupaten Muna,
Tahun 2018-2020
Tahun Luas panen (ha) Produksi (ton) Produktivitas(kuintal/

ha)

2018 9.787,009 24.238,16 24,77

2019 9.741,00 22.813,94 23,42

2020 10.981,00 23.860,61 21,73

Sumber:BPS Kabupaten Muna 2020


Tabel 1.1 menunjukkan bahwa tingkat produksi jagung tahun 2018-2020

mengalami penurunan produktivitas, dimana pada tahun 2018 produktivitas

jagung sebesar 24,77 kuintal/Ha. Pada tahun 2019 mengalami penurunan

produktivitas, yaitu sebesar 23,42 kuintal/Ha. Masuk pada tahun 2020 mengalami

tingkat produktivitas paling menurunan sebesar 21,73 kuintal/Ha. Penurunanan

tersebut dikarenakan kurangnya keterlibatan penyuluh dalam kegiatan usahatani

jagung, salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut ialah kompetensi

penyuluh pertanian itu sendiri. Kompetensi penyuluh akan mempengaruhi kinerja

penyuluh itu sendiri, kompentensi yang cukup akan menjadi pendukung penyuluh

dalam melakukan kegiatan penyuluhan. Kompentensi penyuluh dapat

mempengaruhi kegiatan usahatani petani jagung dalam mengembangkan

usahatani jagung guna meningkatkan produksi.

Kompetensi penyuluh pertanian diduga sebagai salah satu factor yang

memiliki hubungan dengan penurunan produksi. Dengan kompentesi Penyuluh

pertanian yang kurang baik atau terbatas akan mempengaruhi kegiatan yang

dilakukan dan berdampak pada kegiatan usahatani petani jagung serta berdampak

pula pada produksi. Dalam hal produksi, kompetensi penyuluh dapat

mempengaruhi peningkatan hasil dan efisiensi produksi. Penyuluh yang mampu

memberikan pelatihan dan bimbingan yang efektif kepada petani atau produsen

dapat membantu meningkatkan teknik pertanian, pengelolaan sumber daya, dan

pemilihan varietas atau bibit yang sesuai. Mereka juga dapat membantu

memperkenalkan teknologi baru, seperti penggunaan pupuk organik,

pengendalian hama yang ramah lingkungan, atau teknik irigasi yang efisien.
Selain itu, penyuluh yang kompeten juga dapat berperan dalam

meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Mereka dapat memberikan

informasi tentang standar mutu, pengolahan pasca panen, atau cara meningkatkan

nilai tambah produk pertanian. Hal ini dapat membantu produsen dalam

memenuhi persyaratan pasar yang semakin ketat dan meningkatkan daya saing

produk mereka. Dengan demikian, hubungan yang baik antara kompetensi

penyuluh dan produksi sangat penting dalam mendorong pertumbuhan sektor

pertanian. Penyuluh yang memiliki kompetensi yang baik dapat memberikan

kontribusi yang berarti dalam meningkatkan produktivitas, kualitas, dan

keberlanjutan produksi pertanian. Untuk mengetahui tingkat kompetensi penyuluh,

maka peneliti akan melakukan penelitian tentang “Kompetensi Penyuluh Pertanian

Lapangan dan Tingkat Pengetahuan Petani Dalam Usahatani Tanaman Jagung Di

Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna”. Hal ini dianggap penting bagi

peneliti untuk dilakukan penelitian, mengingat bahwa petani disana mayoritas bermata

pencaharian sebagai petani jagung.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah

1. Bagaimana Kompetensi Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Usahatani

Tanaman Jagung Di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.

2. Bagaimana tingkat pengetahuan petani usahatani jagung Di Desa Kasaka

Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna


3. Bagaimana hubungan kompetensi penyuluh dengan tingkat pengetahuan

petani dalam usahatani jagung Di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo

Kabupaten Muna.

1.3. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitiana ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kompetensi penyuluh pertanian lapangan Di

Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.

2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan petani dalam usaha tani jagung Di

Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.

3. Untuk mengetahui hubungan kompetensi penyuluh pertanian lapangan

dengan tingkat pengetahuan petani dalam usaha tani jagung Di Desa

Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna.

Kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan informasi bagi petani dalam meningkatkan

kesejahteraannya.

2. Sebagai bahan rujukan informasi bagi pemerintah dalam mengambil

kebijaka.

3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti lainnya yang berkaitan dengan

penelitian ini.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori

2.1.1. Penyuluh Pertanian

Penyuluh menurut Undang-undang No. 16 tentang Sistem Penyuluhan

Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan adalah perorangan warga Negara Indonesia

yang melakukan kegiatan penyuluhan. Penyuluhan sendiri dalam undang-undang

tersebut diartikan sebagai proses pembelajaran bagi pelaku usaha tani agar mereka

mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya di dalam mengakses

informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya sebagai upaya

untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan

kesejateraannya.

Menurut AMALIA, Nur Fadlin (2017) penyuluh pertanian sebagai agen

pengubah adalah seseorang yang atas nama pemerintah atau lembaga penyuluhan

berkewajiban untuk mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang

dilakukan oleh sasasaran penyuluhan untuk mau dan mampu melakukan

perubahan dengan mengadopsi suatu inovasi. Karena itu, seorang penyuluh

seperti dikemukakan Mardikanto (1992) haruslah memiliki kualifikasi tertentu,

baik yang menyangkut kepribadian, pengetahuan, sikap, dan keterampilan

menyuluh yang professional.

Peran penyuluh tidak hanya sebatas pada fungsi menyampaikan inovasi dan

mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sasaran

penyuluhannya, akan tetapi harus mampu menjadi jembatan penghubung antara


pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya dengan masyarakat

sasaran, baik dalam hal menyampaikan inovasi atau kebijakan-kebijakan

pembangunan maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan petani-

peternak kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan.

Revikasari, A. (2010) penyuluh pertanian haruslah dapat beperan sebagai

pembimbing, organisator, dinamisator, pelatih, teknisi, dan jembatan penghubung

antara masyarakat sasaran dan lembaga 5 yang diwakilinya. Penyuluhpun

diharapkan dapat membantu sasaran (petanipeternak) mengenal masalah-masalah

yang dihadapi petani-peternak dan membantu memberikan jalan keluar yang

diperlukan. Oleh karenanya, agar penyuluh mampu berperan di dalam

menfasilitasi pembelajaran petani-peternak, haruslah memiliki kompetensi

professional yang dibutuhkan, yaitu kompetensi yang mengacu kepada satu

bidang pekerjaan sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan peranannya, sebagai

profesi.

2.1.2. Kompetensi Penyuluh Pertanian

Kompetensi merupakan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas

secara efektif, sedang makna professional merujuk tingkat keahlian atau

keterampilan yang didasarkan di dalam menjalankan tuntutan tugas atau

profesinya (Imran dan Ganang, 1999). Dengan demikian kompetensi professional

penyuluh adalah derajat kemampuan yang dimiliki penyuluh di dalam

menjalankan tugas atau tuntutan profesinya secara efektif.

Menurut Huda (2017) tingkat kompetensi penyuluh dalam mengevaluasi

kegiatan penyuluhan tergolong moderat, terlihat dari kemampuan mereka dalam


perencanaan penyuluhan, pengumpulan data, menganalisis hasil, dan merumuskan

laporan kegiatan penyuluhan, masih belum optimal. Kondisi ini mengindikasikan

bahwa harus ada upaya untuk meningkatkan kompetensi penyuluh dalam

mengevaluasi kegiatan penyuluhan difokuskan pada peningkatan kemampuan

mereka dalam mempersiapkan rencana kegiatan evaluasi, mengumpulkan data

dan menganalisis hasil, dan merumuskan laporan evaluasi.

Menurut Mohamad Ikbal Bahua (2013) , Kompetensi penyuluh pertanian

dapat dibagi atas tiga jenis yaitu:

2.1.2.1 Kompetensi Teknis

Menurut Boyatzis, R. E. (2008), kompetensi teknis adalah keterampilan

dan pengetahuan yang di perlukan untuk melakukan tugas-tugas spesifik dalam

pekerjaan. Hal ini melibatkan penguasaan keterampilan khusus, pengetahuan

mendalam, dan pemahaman tentang proses atau metode yang relevan. Kompetesi

teknis adalah kemampuan dasar yang mencakup aspek pengetahuan,

keterampilan dan sikap kerja seseorang untuk mencapai tujuan. Kompentensi

teknis penyuluh pertanian, menunjukan pengetahuan mengenai ilmu budidaya

tanaman pertanian yang mencakup pemilihan dan penggunaan benih unggul,

pengaturan perairan tanaman, pemupukan yang baik serta pengendalian hama

dan penyakit tanaman.

Menurut Soehardi, S. (2020), komponen-komponen kompetensi teknis

berhubungan dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pada bidang

tertentu / Teknis yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya, yaitu

terdiri dari: pengetahuan dalam bidang teknis tertentu; kemampuan yang dimiliki
sesuai dengan keahliannya; keterampilan merupakan keterampilan pada suatu

bidang pekerjaan yang menunjukkan sistem atau urutan perilaku yang secara

fungsional berhubugan dengan pencapaian tujuan kinerja. Bahwa kompetensi

teknis merupakan keterampilan yang luas tentang produksi dan teknologi

korporasi yang mendukung organisasi untuk beradaptasi dengan cepat terhadap

peluangpeluang yang timbul. Indikator dari kompetensi teknis adalah: tingkat

Pendidikan, Pendidikan merupakan persyaratan tingkat pendidikan yang

dibutuhkan dalam memegang jabatan dan biasanya berkaitan dengan tingkat

intelektual, serta tingkat pengetahuan yang diperlukan.

Kompetensi teknis usahatani merujuk pada kemampuan petani dalam

melakukan aktivitas atau kegiatan pertaniannya secara mandiri (Leasa et al.

2018). Kompetensi teknis usahatani meliputi persiapan lahan, pemilihan bibit

tanaman, pengendalian hama dan penyakit, panen, serta penanganan pascapanen.

Berikut beberapa indikator kompetensi teknis menurut Boyatzis, R.E.

(2008) :

1. Kemampuan dalam merencanakan program penyuluhan pertanian.

2. Kemampuan dalam melaksanakan program penyuluhan pertanian.

3. Kemampuan dalam mengukur hasil program penyuluhan pertanian.

4. Kemampuan dalam mengelola program penyuluhan pertanian.


2.1.2.2 Kompetensi Komunikasi

Spitzberg dan Cupach (dalam Rickheit dan Strohner, 1984) menyatakan

bahwa kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seorang individu untuk

beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif dalam segala situasi sosial

sepanjang waktu, dimana kemampuan ini mengarah pada kemampuan untuk

bertindak yang dipengaruhi motivasi dan pengetahuan yang dimiliki individu.

Kompetensi komunikasi adalah tingkat keterampilan penyampaian pesan

oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan mengubah sikap,

pendapat atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung dengan lisan

maupun tidak langsung (Purwanto, 2008). Sedangkan menurut Suprapto (2011)

“komunikasi merupakan suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara

sesama manusia”.

Menurut Devito (2011) “kompetensi komunikasi mengacu pada

kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif”. Kemampuan ini

mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam

mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi. Misalnya,

pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada

pendengar tertentu di lingkungan tertentu tetapi mungkin tidak layak bagi

pendengar dan lingkungan yang lain.

Menurut Rosyada (2004) bahwa, kemampuan berkomunikasi meliputi :

mampu memahami orang lain, mampu dan mau mendengarkan orang lain, mampu

menjelaskan sesuatu kepada orang lain, mampu berkomunikasi melalui tulisan,

bijak dan toleran terhadap kesalahan orang lain, selalu mendorong orang lain
untuk maju, selalu memelihara agar setiap orang memperoleh informasi yang

diperlukan dan selalu mengikuti dan memanfaatkan teknologi informasi.

Berikut beberapa indicator kompetensi komunikasi menurut Rosyada

(2004) :

1. Keterampilan verbal

Kemampuan penyuluh pertanian dalam menyampaikan informasi

dengan jelas dan terstruktur menggunakan bahasa yang mudah

dipahami oleh petani. Mereka harus mampu mengungkapkan ide dan

konsep secara efektif melalui kata-kata.

2. Kemampuan mendengarkan

Penyuluh pertanian perlu memiliki kemampuan mendengarkan yang

baik untuk memahami kebutuhan dan masalah petani. Mereka harus

dapat memberikan perhatian penuh kepada petani dan menunjukkan

minat dalam memahami situasi mereka..

3. Kemampuan menjelaskan konsep teknis

Penyuluh pertanian seringkali harus menyampaikan konsep dan

prinsip teknis kepada petani. Oleh karena itu, mereka perlu memiliki

kemampuan untuk menguraikan informasi kompleks menjadi bentuk

yang lebih sederhana dan mudah dimengerti oleh petani.

4. Keterampilan presentasi

Penyuluh pertanian sering kali harus memberikan presentasi kepada

kelompok petani atau pihak terkait. Mereka perlu memiliki


kemampuan dalam menyusun presentasi yang efektif, menggunakan

alat bantu visual, dan berbicara dengan percaya diri di depan public.

2.1.2.3 Kompetensi Manajerial

Menurut Nurhalimah Matondang, dan Nurika Kahalila Daulay (2018)

kompetensi manajerial bagi seorang penyuluh pertanian melibatkan keterampilan

dan pengetahuan dalam mengelola program-program pertanian, merencanakan

dan mengawasi kegiatan-kegiatan pertanian, serta berinteraksi dengan para petani

dan pemangku kepentingan lainnya.

Berikut adalah beberapa kompetensi manajerial yang penting bagi

seorang penyuluh pertanian:

1. Keterampilan Perencanaan

Penyuluh pertanian perlu memiliki kemampuan untuk merencanakan

kegiatan-kegiatan pertanian yang efektif dan efisien. Mereka harus dapat

mengidentifikasi masalah dan kebutuhan para petani, mengembangkan

rencana kerja, menetapkan tujuan yang jelas, serta mengatur sumber daya

yang tersedia.

2. Kemampuan Organisasi

Seorang penyuluh pertanian harus mampu mengorganisir dan mengelola

kegiatan-kegiatan pertanian, seperti pelatihan, lokakarya, dan pertemuan

dengan petani. Mereka perlu memiliki keterampilan dalam mengatur

jadwal, mengkoordinasikan peserta, dan menyusun materi yang relevan.


3. Keterampilan Komunikasi

Komunikasi yang efektif sangat penting bagi seorang penyuluh pertanian.

Mereka harus mampu menyampaikan informasi pertanian dengan jelas

kepada petani dan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, mereka juga

harus mendengarkan dengan baik, memahami kebutuhan petani, dan dapat

memfasilitasi diskusi yang konstruktif.

4. Manajemen Risiko

Penyuluh pertanian perlu memiliki pemahaman tentang risiko-risiko yang

terkait dengan praktik pertanian. Mereka harus mampu membantu petani

mengidentifikasi risiko, mengembangkan strategi pengelolaan risiko, dan

memberikan informasi yang relevan mengenai aspek keamanan pangan dan

keberlanjutan.

5. Keterampilan Pengawasan

Seorang penyuluh pertanian harus dapat melakukan pengawasan terhadap

kegiatan-kegiatan pertanian yang dilakukan oleh petani. Mereka perlu

memantau perkembangan, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan

membantu dalam pemecahan masalah jika diperlukan.

6. Keterampilan Manajemen Sumber Daya

Penyuluh pertanian perlu memiliki kemampuan untuk mengelola sumber

daya yang ada, seperti anggaran, tenaga kerja, dan waktu. Mereka harus

dapat mengalokasikan sumber daya dengan efektif agar kegiatan pertanian

dapat berjalan dengan lancar.


7. Pemahaman Teknologi Pertanian

Penyuluh pertanian harus memahami perkembangan teknologi dalam

bidang pertanian. Mereka perlu menguasai pengetahuan tentang inovasi dan

praktik terkini dalam pertanian, sehingga dapat memberikan informasi dan

pelatihan yang relevan kepada petani.

Kompetensi manajerial ini penting bagi penyuluh pertanian untuk dapat

mendukung petani dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan

usaha pertanian mereka.

2.1.3 Tingkat Pengetahuan Petani

Pengetahuan petani adalah segala sesuatu yang di ketahui oleh para petani

berkenan dalam kegiatan tentang pertanian dan juga peluang berusaha atau

kesempatan kerja bagi petani. Pengetahuan merupakan aspek perilaku yang

terutama berhubungan dengan kemampuan mengingat materi yang telah di

pelajari ( Soekanto,1999 dalam Arbi,2017 ).

Pengetahuan petani mempengaruhi perubahan perilaku dan

memungkinkan Dirinya berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk

meningkatkan masyarakat dan kehidupannya. Hal ini terjadi oleh karna

pengetahuan yang cukup memotivasi seseorang untuk banyak berbuat dalam

memenuhi kehidupan sendiri.

Tingkat pengetahuan dalam menerima suatu pembaharuan tergantung

bagaimana cara penyuluhan pertanian untuk menerapkan metode penyuluhan

yang cocok untuk kondisi. Petani menyatakan sesungguhnya media untuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat desa, khususnya petani telah di siapkan


oleh pemerintah dan telah di berikan kemudahan-kemudahan melalui program

penyuluhan pertanian Baik itu tentang usaha tani maupun penerapan teknologi

baru ( Syafiuddin,2010 dalam Arbi,2017 ).

Menurut Notoatmodjo (2003) membagi enam tingkat pengetahuan. Ada

enam tingkat pengetahuan yang di capai dalam domain kognitif yaitu:

1. Tahu (Know).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari

antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan. menyatakan dan

sebagainya

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan

dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya


4. Analisis (Analysys)

Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja dapat menggambarkan,

membedakan, mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5. Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari

informasi-informasi yang ada misalya dapat menyusun, dapat menggunakan,

dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, terhadap suatu teori atau rumusan

yang telah ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek . penilaian itu berdasarkan

suatu kriteia yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah

ada.

2.1.4 Usahatani

Prasetya (2006) menyatakan usahatani adalah ilmu yang mempelajari

norma-norma yang dapat dipergunakan untuk mengatur usahatani sedemikian

rupa sehingga dapat diperoleh pendapatan setinggi-tingginya. Sementara menurut


Shinta, A. (2001). usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani untuk

mengkombinasikan dan mengoperasikan berbagai faktor-faktor produksi (tanah,

tenaga kerja, modal dan manajemen) serta bagaimana petani memilih jenis dan

besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak yang dapat memberikan

pendapatan yang sebesar-besarnya dan secara kontinyu.

Menurut Soekartawi (2002), usahatani biasa diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara

efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu

tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumberdaya yang

mereka miliki (kuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien bila pemanfaatan

sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output).

2.1.5. Usahatani Jagung

Jagung (Zea mays L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi

kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat

kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain

sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak.

Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini

didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi per kapita per tahun dan

semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia (Anonim, 2012).

Jagung (Zea mays L.) termasuk bahan pangan utama kedua setelah beras.

Jagung termasuk tanaman serealia yang biasa tumbuh hampir di seluruh dunia.

Pada beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan bahan pangan utama. Selain
sebagai bahan pangan, jagung juga dikenal sebagai salah satu bahan pakan ternak

dan industri (Bakhri, 2007).

Jagung merupakan salah satu tanaman palawija yang paling utama di

Indonesia, komoditas ini adalah bahan pangan alternatif yang paling baik selain

beras, karena jagung adalah sumber karbohidrat setelah beras. Seiring dengan

peningkatan pendapatan dan pertambahan jumlah penduduk menyebabkan

permintaan jagung meningkat, sementara itu produktivitas yang dicapai petani

masih sangat rendah (Gunawan, 2017)

Usahatani jagung adalah kegiatan pertanian yang melibatkan penanaman,

pemeliharaan, dan pemanenan tanaman jagung. Berikut adalah beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam usahatani jagung (Fadwiwati, A.Y, 2014):

1. Persiapan lahan

Persiapan lahan pertanian merupakan tahap awal dalam usahatani yang

sangat penting untuk menjamin keberhasilan panen. Berikut adalah

beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam persiapan lahan pertanian:

a. Pembersihan lahan : Kegiatan ini meliputi pembersihan lahan dari

berbagai jenis vegetasi yang tidak diinginkan, seperti rumput liar,

semak belukar, dan pohon-pohonan.

b. Pengolahan tanah: Kegiatan ini meliputi penggemburan tanah dan

pengaturan struktur tanah agar sesuai dengan jenis tanaman yang akan

ditanam.

c. Pembuatan pagar : kegiatan ini melindungi tanaman jagung dari hewan

yang bersifat hama seperti babi.


2. Pemilihan varietas

Dalam pemilihan varietas bibit jagung, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan agar dapat memperoleh hasil panen yang optimal. Berikut

adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan varietas bibit

jagung:

a. Kesesuaian dengan kondisi lahan: memilih varietas bibit jagung yang

sesuai dengan kondisi lahan, seperti jenis tanah, iklim, dan topografi.

b. Produktivitas: memilih varietas bibit jagung yang memiliki

produktivitas tinggi dan stabil.

c. Kualitas: memilih varietas bibit jagung yang memiliki kualitas baik,

seperti ukuran tongkol yang besar dan seragam.

d. Permintaan pasar: memilih varietas bibit jagung yang sesuai dengan

permintaan pasar agar dapat memperoleh harga yang baik.

3. Penanaman

Berikut adalah beberapa yang perlu diperhatikan dalam penanaman jagung:

a. Pola tanam

Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam

kurun waktu tertentu. Ada beberapa jenis pola tanam yang dapat

digunakan dalam usahatani tanaman jagung, yaitu pola tanam

monokultur dan pola tanam polikultur.

b. Jarak tanam

Pengaturan jarak tanam untuk tanaman sangat diperlukan agar setiap

individu tanaman dapat memanfaatkan semua faktor lingkungan


tumbuhnya dengan optimal, sehingga didapatkan tanaman yang tumbuh

dengan subur dan seragam yang akhirnya produksi dapat dicapai secara

optimal.

Jagung berumur panjang dengan waktu panen lebih dari 100 hari

setelah tanam, sebaiknya jarak tanamnya dibuat 100 Cm x 40 Cm (2

benih/lubang) atau 100 Cm x 25 Cm (1 benih/lubang), jagung berumur

sedang (umur panen 80-100 hari), jarak tanamnya 50 Cm x 20 Cm (1

benih/lubang), lubang perlu diperhatikan agar benih tidak terhambat

pertumbuhannya, kedalam lubang tanam 3-5 Cm. Setiap lubang hanya

diisi satu atau dua butir benih, tergantung jarak tanamannya (Purwono

dkk, 2011).

c. Cara tanam

Syukur dkk (2013), mengemukakan cara penanaman jagung sebagai

berikut:

(a) Siapkan tugal jagung terlebih dahulu, tungal dapat terbuat dari kayu

bulat yang bagian pangkalnya agak runcing.

(b) Siapkan tiga utas tali rafia sesuai ukuran lebar dan panjang lahan,

dan empat buah ukuran 50 Cm, tali rafia digunakan memudahkan

pembuatan jarak tanaman dan meluruskan barisan.

(c) Ikatan tali rafia pertama dan kedua pada masing-masing ajir.

Bentangkan kedua tali tersebut pada bagian depan dan belakang

petakan. Tali ini sebagai penanda jarak antar barisan.


4. Pemeliharaan tanaman

Dalam pemeliharaan tanaman jagung, terdapat beberapa hal yang perlu

diperhatikan. Berikut adalah beberapa langkah dan kegiatan yang perlu

dilakukan dalam pemeliharaan tanaman jagung:

a. Penyiangan: penyiangan dilakukan untuk membersihkan tanaman

jagung dari gulma atau tanaman liar yang dapat mengganggu

pertumbuhan dan kesehatan tanaman jagung.

b. Penjarangan: penjarangan dilakukan pada tanaman jagung yang

berlebihan atau tidak sesuai dalam satu lubang tanam. Penjarangan

dilakukan dengan mematahkan tanaman yang tidak dikehendaki tanpa

merusak akar tanaman lainnya

c. Pengairan: memastikan tanaman jagung mendapatkan pasokan air yang

cukup, terutama pada masa pertumbuhan aktif. Pengairan yang cukup

penting untuk menjaga kelembaban tanah dan pertumbuhan tanaman

d. Pengendalian hama dan penyakit: melakukan pengendalian hama dan

penyakit secara teratur untuk mencegah kerusakan pada tanaman

jagung. Gunakan metode pengendalian yang sesuai, seperti penggunaan

pestisida organik

e. Monitoring dan perawatan: melakukan monitoring secara rutin terhadap

pertumbuhan dan kesehatan tanaman jagung.

5. Pemanenan

a. Periksa kematangan jagung: memanenan jagung dilakukan saat

memasuki usia panen (90 hari pasca tanam).


b. Potong tongkol jagung: memotong tongkol jagung dengan

menggunakan pisau atau parang. Potong tongkol jagung dengan hati-

hati agar tidak merusak biji jagung.

c. Kumpulkan jagung: mengumpulkan jagung yang sudah dipotong ke

dalam keranjang atau wadah lainnya.

d. Bersihkan jagung: membersihkan jagung dari daun atau serpihan

lainnya yang menempel pada biji jagung.

2.2. Hubungan kompetensi penyuluh dengan tingkat pengetahuan petani

Kompetensi penyuluh pertanian memiliki hubungan yang erat dengan

tingkat pengetahuan petani. Penyuluh pertanian yang kompeten dapat

memberikan pengetahuan, keterampilan, dan informasi yang relevan kepada

petani, sehingga membantu meningkatkan tingkat pengetahuan mereka dalam

praktik pertanian yang efektif ( Haru Mbaha, 2015)

Berikut adalah beberapa hal yang menunjukkan hubungan antara

kompetensi penyuluh pertanian dan tingkat pengetahuan petani menurut Haru

Mbaha (2015) :

1. Penyampaian informasi

Penyuluh pertanian yang kompeten memiliki kemampuan untuk

menyampaikan informasi pertanian dengan jelas dan mudah dipahami oleh

petani. Biasanya mereka akan menggunakan bahasa yang sederhana dan

menghindari penggunaan istilah teknis yang rumit. Dengan penyampaian

informasi yang efektif, tingkat pemahaman dan pengetahuan petani dapat

meningkat.
2. Pelatihan dan pendidikan

Penyuluh pertanian yang kompeten memiliki keterampilan dalam

merancang dan menyampaikan pelatihan yang relevan bagi petani. Mereka

dapat mengidentifikasi kebutuhan pendidikan petani berdasarkan kondisi

dan tantangan pertanian lokal. Dengan pelatihan yang baik, petani dapat

memperoleh pengetahuan baru, meningkatkan keterampilan, dan

mengadopsi praktik pertanian yang lebih efisien.

3. Pendekatan partisipatif

Penyuluh pertanian yang kompeten menggunakan pendekatan partisipatif

dalam interaksi dengan petani. Mereka mendorong partisipasi aktif petani

dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan, dan implementasi

program pertanian. Dengan melibatkan petani dalam pembelajaran dan

pengambilan keputusan, tingkat pengetahuan mereka dapat ditingkatkan

karena mereka merasa memiliki peran aktif dalam proses tersebut.

4. Pemahaman konteks local

Kompetensi penyuluh pertanian meliputi pemahaman mendalam tentang

konteks lokal di mana petani beroperasi. Penyuluh pertanian yang

memahami kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan setempat dapat

memberikan informasi yang relevan dan disesuaikan dengan kebutuhan

petani. Dengan begitu, tingkat pengetahuan petani dapat ditingkatkan

secara signifikan.
5. Penggunaan teknologi informasi

Penyuluh pertanian yang kompeten dapat memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada petani.

Mereka dapat menggunakan media sosial, platform online, atau aplikasi

pertanian untuk berbagi pengetahuan dan memfasilitasi diskusi antara

petani. Dengan akses yang lebih mudah ke informasi melalui teknologi,

tingkat pengetahuan petani dapat ditingkatkan.

Dalam keseluruhan, kompetensi penyuluh pertanian berperan penting

dalam meningkatkan tingkat pengetahuan petani. Melalui pendekatan yang

tepat, penyampaian informasi yang efektif, pelatihan yang relevan, dan

pemahaman konteks lokal, penyuluh pertanian dapat membantu petani

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka untuk meningkatkan

produktivitas, keberlanjutan, dan kesejahteraan pertanian.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan Pramono dengan judul kompetensi penyuluh

Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian di Kabupaten Garut

Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kompetensi

penyuluh THL TBPP dan menganalisis factor-faktor yang mempengaruhinya.

Penelitian ini dilaksanakan dengan metode sensus, lokasi penelitian di

kabupaten garut jawa barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

penyuluh THL TBPP di kabupaten garut sebanyak 119 orang. Hasil penelitian

ini bahawa tingkat kompetensi penyuluh THL TBPP di kabupaten garut rata-

rata berada pada kategori rendah, yang berrti belum memiliki kompetensi yang
di perlukan sebagai penyuluh pertanian. Rendahnya tingkat kompetensi

disebabkan tugasnya yang cukup banyak namun fasilitas yang disediakan oleh

pemerintah dalam mendukung pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian

sangat terbatas diantaranya kurangnya jumlah pelatihan dan kecilnya honor

yang diteruima. Hal ini terlihat pada rendahnya tiga variabel kompetensi yakni

pemahaman potensi wilayah, pemahaman kebutuhan petani, dan pemahaman

penyusunan laporan meskipun dua variabel berada pada kategori tinggi yakni

pemahaman tentang informasi teknologi dan pemahaman tentang komunikasi

yabg efektif. Pemahaman terhadap kebutuhan petani di pengaruhi oleh motivasi

sedangkan pemahaman tentang komunikasi yang efektif di pengaruhi oleh

jumlah pelatihan, jumlah desa binaan dan motivasu kerja. Perbedaan dalam

penelitian ini adalah focus penelitiannya yang dimana penelitian ini untuk

melihat kompetensi penyuluh pertanian lapangan dalam kegiatan penyuluhan

tanaman jagung, sedangkan pada penelitian tersebut terfokus pada kompetensi

penyuluh tenaga harian lepas dan tenaga bantu penyuluh pertanian.

Penelitian yang dilakukan Feri Nanta Sebayang dengan judul Pengaruh

Kompetensi dan Iklim Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Penyuluh

Pertanian Lapangan pada Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan

dan Kehutanan Kabupaten Karo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh kompetensi komunikasi dan iklim komunikasi terhadap motivasi

kerja penyuluh pertanian lapangan. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode

korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah penyuluh pertanian lapangan

yang berada di bawah naungan Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian,


Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Karo, yang berjumlah 135 orang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh kompetensi komunikasi terhadap

motivasi kerja dan juga menunjukkan bahwa ada pengaruh iklim komunikasi

terhadap motivasi kerja. Perbedaan dalam penelitian ini adalah focus

penelitiannya yang dimana penelitian ini untuk melihat kompetensi penyuluh

pertanian lapangan dalam kegiatan penyuluhan tanaman jagung, sedangkan

pada penelitian tersebut terfokus pada Pengaruh Kompetensi dan Iklim

Komunikasi Terhadap Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian Lapangan pada

Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten

Karo.

penelitian yang dilakukan oleh Sapar, Muhammad Yusuf Q dan Header,

yang berjudul Hubungan Kinerja Penyuluh Pertanian Dengan Kompetensi

Petani Kakao Dalam Peningkatan Produktivitas Kakao Di Kota Palopo,

Kabupaten Luwu, Luwu Utara Dan Luwu Timur. Tujuan dari penelitian ini

adalah peningkatan kemampuan petani dalam berusahatani kakao sehingga

berdampak pada peningkatan produktivitas kakao sehingga para petani kakao

semakin sejahtera secara ekonomi, sosial dan budaya. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode survey, dengan menjadikan angket sebagai

bahan utama mengumpulkan data. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

penyuluh pertanian di kota Palopo, Kabupaten Luwu, Luwu Utara dan Luwu

Timur yang berjumlah 447 penyuluh pertanian dan petani kakao yang menjadi

binaan penyuluh. Dengan menggunakan metode proporsional random sampling

dan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 95 %, sampel penelitian ini


berjumlah 106 penyuluh pertanian dan 106 petani kakao yang menjadi binaan

penyuluh.

2.4. Kerangka Pikir

Usahatani jagung merupakan salah satu mata pencaharian petani di Desa

Kasaka kecamatan Kabawo Kabupaten Muna, jagung yang banyak dibudidayakan

petani yaitu jagung putih atau jagung khas Muna. Kompetensi merupakan

kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas secara efektif dalam artian bahwa

penyuluh harus memiliki kompetensi yang baik. Kompetensi yang harus dimiliki

penyuluh pertanian yaitu kompetensi teknis, kompetensi komunikasi dan

kompetensi manajerial. Kompetesi teknis adalah kemampuan dasar yang

mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja seseorang untuk

mencapai tujuan. Kompetensi komunikasi adalah tingkat keterampilan

penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu dan

mengubah sikap, pendapat atau perilaku secara keseluruhan baik secara langsung

dengan lisan maupun tidak langsung. Sedangkan kompetensi manajerial

merupakan kemampuan dalam mengelola program penyuluhan pertanian,

termasuk merencanakan, melaksanakan, dan mengukur hasil program. Tingkat

pemgetahuan petani meliputi persiapan lahan, pemilihan bibit tanaman,

pengendalian hama dan penyakit, penanganan pascapanen, panen. Kompetensi

penyuluh pertania memiliki hubungan dengan tingkat pengetahuan petani.

Penyuluh pertanian yang kompeten dapat menambah wawasan petani menjadi

lebih baik.
Kompetensi Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Kegiatan Penyuluhan
Tanaman Jagung di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna

Kompetensi Penyuluh Tingkat Pengetahuan Petani


Pertanian
1. Persiapan lahan,
1. Kompetensi Teknis 2. Pemilihan varietas
2. Kompetensi Komunikasi 3. Penanaman
3. Kompetensi Manajerial 4. Pemeliharaan tanaman
5. Pemanenan
Mohamad Ikbal Bahua
(2013) Fadwiwati, A.Y, ( 2014)

Usahatani jagung

Keterangan :
Berhubungan
Meliputi

Gambar 2.1 Kerangka Piker Penelitian


III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo Kabupaten

Muna. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan peneliti

dalam mencari korelasi antara kompetensi penyuluh pertanian lapangan dengan

tingkat pengetahuan petani terhadap usahatani tanaman jagung di Desa Kasaka

Kecamatan Kabawo Kabupaten Muna. Penelitian ini dilakukan selama 1 bulan,

yang dilaksanakan pada bulan April tahun 2023.

3.2. Populasi dan sampel

Populasi adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada

keseluruhan individu, objek, atau elemen yang memiliki karakteristik yang sama

dan menjadi objek studi atau perhatian dalam konteks tertentu. Populasi

mencakup seluruh kumpulan yang ingin diteliti atau diberikan kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani jagung yang ada di Desa

Kasaka yaitu sebanyak 78 orang.

Sampel adalah bagian yang diambil secara representatif dari populasi

yang lebih besar untuk dijadikan objek penelitian atau analisis. Penelitian ini

menggunakan metode random sampling yang menurut Sugiyono (2017) adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Sampel dalam penelitian ini

berjumlah 20 orang petani jagung.


3.3. Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini ada 2 yaitu data primer dan data sekunder

(Rianse dan Abdi, 2009). Berdasarkan derajat sumbernya data dapat

dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

a) Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama atau sumber

asli (langsung dari responden) yaitu, data hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner meliputi Tingkat penegetahuan petani usahatani tanaman

jagung yaitu, persiapan lahan, pemilihan bibit tanaman, pengendalian hama

dan penyakit, penanganan pascapanen,panen.

b) Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau bukan

dari sumber aslinya yaitu data penunjang dari pemerintah seperti data badan

pusat statistik. Data sekunder ini bisa berbentuk data yang tersaji dalam

bentuk tabel, grafik dan lain sebagainya. Sumber data sekunder dapat berasal

dari penelitian sebelumnya.

3.4. Prosedur/Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

melalui tiga cara:

1. Observasi yaitu data yang dikumpulkan melalui pengamatan langsung

terhadap objek penelitian yang berhubung dengan masalah yang akan di

teliti pada penyuluh pertanian di Desa Kasaka Kecamatan Kabawo

Kabupaten Muna.
2. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab dengan menggunakan daftar

pertanyaan (kuesioner) yang diberikan kepada responden.

3. Dokumentasi yaitu mencatat/foto copy dokumen-dokumen yang ada pada

instansi atau lembaga terkenal yang mempunyai hubungsn dengsn data

yang dibutuhkan pada penelitian ini

3.5. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah :

a. Kompetensi penyuluh pertanian lapangan meliputi :

1. kompetensi teknis

beberapa indicator dari kopmpetensi teknis meliputi :

a) Kemampuan dalam merencanakan program penyuluhan pertanian.

b) Kemampuan dalam melaksanakan program penyuluhan pertanian.

c) Kemampuan dalam mengukur hasil program penyuluhan

pertanian.

d) Kemampuan dalam mengelola program penyuluhan pertanian.

2. kompetensi komunikasi

a) Keterampilan verbal

b) Kemampuan mendengarkan

c) Kemampuan menjelaskan konsep teknis

d) Keterampilan presentasi

3. kompetensi manajerial

a) Keterampilan Perencanaan

b) Kemampuan Organisasi
c) Keterampilan Komunikasi

d) Manajemen Risiko

e) Keterampilan Pengawasan

f) Keterampilan Manajemen Sumber Daya

g) Pemahaman Teknologi Pertanian

b. Tingkat penegetahuan petani usahatani tanaman jagung meliputi:

1. persiapan lahan

a) pembersihan lahan

b) pengolahan tanah

c) pembuatan pagar

2. pemilihan varietas

a) memastikan bibit jagung yang dipilih memiliki kualitas unggul

atau merek terkenal yang bisa didapatkan di kios pertanian.

b) memilih bibit jagung dari tanaman jagung yang berkualitas, besar,

sehat, dan bebas dari hama dan penyakit.

c) Jika menggunakan bibit buatan sendiri, memilih tongkol atau buah

jagung yang masih terbungkus rapat.

3. Penanaman

a) Pola tanam

b) Jarak tanam

c) Cara tanam

4. Pemeliharaan tanaman

a) Penyiangan
b) Penjarangan

c) Pengairan

d) Pengendalian hama dan penyakit

e) Monitoring dan perawatan

5. Pemanenan

a) Penentuan waktu panen

b) Persiapan alat panen

c) Cara panen

b.6. Konsep/Definisi Operasional

1. penyuluh pertanian adalah seseorang yang memiliki jabatan atau

usahauntuk menimbulkan perubahan dan pengetahuan petani yang lebih

luas agar menaikkan guna, mutu dan nilai produksinya.

2. Kompetensi penyuluh pertanian adalah kemampuan yang dimiliki oleh

penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi ini

meliputi pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk

memberikan penyuluhan dan bimbingan kepada petani.

3. kompetensi teknis adalah keterampilan dan pengetahuan yang di

perlukan untuk melakukan tugas-tugas spesifik dalam pekerjaan.

4. kompetensi komunikasi merupakan kemampuan seorang individu untuk

beradaptasi dan berkomunikasi secara efektif dalam segala situasi sosial

sepanjang waktu, dimana kemampuan ini mengarah pada kemampuan

untuk bertindak yang dipengaruhi motivasi dan pengetahuan yang

dimiliki individu.
5. kompetensi manajerial bagi seorang penyuluh pertanian melibatkan

keterampilan dan pengetahuan dalam mengelola program-program

pertanian, merencanakan dan mengawasi kegiatan-kegiatan pertanian,

serta berinteraksi dengan para petani dan pemangku kepentingan lainnya.

6. Pengetahuan petani adalah segala sesuatu yang di ketahui oleh para

petani berkenan dalam kegiatan tentang pertanian dan juga peluang

berusaha atau kesempatan kerja bagi petani.

7. Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.

8. Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi

tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

9. Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya

10. Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

11. Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menggabungkan

bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formasi baru dari

informasi-informasi yang ada misalya dapat menyusun, dapat


menggunakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, terhadap suatu

teori atau rumusan yang telah ada.

12. Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek .

13. Jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari

keluarga rumput-rumputan.

14. Responden adalah petani budidaya tanaman jagung di Desa Kasaka

kecamatan Kabawo Kabupaten Muna sebanyak 30 orang.

15. Umur adalah usia petani yang dihitung sejak lahir sampai saat penelitian

berlangsung ( umur produktif petani dimulai dari umur 18 tahun sampai

55 tahun).

16. Pendidikaan adlah proses pemberdayaan formal yangditempuh oleh

responden. Tingkat pendidikan dari SD, SMP, SMA , Diploma dan

Sarjana/strata 1 sampai 3.

17. Pengalaman berusahatani adalah lamanya petani dalam melakukan

kegiatan budidaya tanaman jagung.

b.7. Analisis Data

Ada dua analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Analisis deskriptif Untuk mengetahui kompetensi penyuluh pertanian

lapangan dan tingkat penegetahuan petani yang diolah dengan

menggunakan rumus interval kelas, Sudjana (2001) sebagai berikut :


J
I=
K

Keterangan :

I = Interval Kelas

J = Jarak Sebaran (Skor tertinggi-skor rendah )

K = Banyak Kelas

2. Analisis deskriptif kuantitatif untuk mengetahui hubungan kompetensi

penyuluh pertanian lapangan dengan tingkat pengetahuan petani,

dengan menggunakan rumus korelasi rank spearman yang dikemukakan

oleh (Sugiyono 2017).

Adapun rumus korelasi rank spearman yaitu sebagai berikut :


2
6 ∑ di
ρ=1−
n ( n2−1 )

Keterangan :

 = Nilai korelasi Spearman Rank

d2= Perbedaan rangking antara

pasangan data

n = Banyaknya pasangan data

6 = bilangan konstanta
DAFTAR PUSTKA

Akbar, M. R., & Yunianta, Y. (2014). Pengaruh Lama Perendaman Na2s2o5 Dan
Fermentasi Ragi Tape Terhadap Sifat Fisik Kimia Tepung Jagung [In
Press April 2014]. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2), 91-102.
Amalia, N. F., Dayati, U., & Nasution, Z. (2017). Peran agen perubahan dalam
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat pesisir pantai bajulmati
kabupaten Malang. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan
Pengembangan, 2(11), 1572-1576.
Anonim, 2012a. Data Strategis BPS Badan Pusat Statistik. 102 Hal.
Bakhri, S. 2007. Budidaya jagung dengan konsep pengelolaan tanaman terpadu
(PTT). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Tengah. 17 hlm
Dendrobium, P. B. A., BA, U., & SECARA, P. M. P. V. B. DAFTAR
PUSTAKA. Budiman, I Pengembangan digital library biologi. Diakses
tanggal 1 Maret 2012.
Devito, Joseph. A. 2011. Komunikasi Antar Manusia Edisi Kelima, Terjemahan
oleh Agus Maulana. Jakarta: Karisma Publishing Group
Dongoran D. 2009. Respons pertumbuhan dan produksi jagung manis (Zea mays
saccharata sturt.) Terhadap pemberian pupuk cair TNF dan pupuk
kandang ayam (skripsi). Universitas Sumatera Utara. Medan.
Fadwiwati, A.Y, 2014. Analisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi
ekonomi usahatani jagung berdasrkan farietas di provinsi Gorontalo.
(karya ilmiah : tidak diterbitkan).
Huda, M. (2017). Kompetensi kepribadian guru dan motivasi belajar
siswa. Jurnal penelitian, 11(2), 237-266.
Indonesia, U. U. R. (2006). Nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan
pertanian, perikanan, dan kehutanan. Jakarta (ID): Pemerintahan
Republik Indonesia.
Kapa, M. J., Gunawan, T., & Hardoyo, S. R. (2017). Sistem pertanian
perladangan tebas bakar berbasis kearifan lokal pada wilayah bercurah
hujan eratik di Timor Barat. JPG (Jurnal Pendidikan Geografi), 4(2).
Mardikanto, T. (1992). Penyuluhan Pengembangan Pertanian.
Patola, E. (2008). Analisis pengaruh dosis pupuk urea dan jarak tanam terhadap
produktivitas jagung hibrida P-21 (Zea mays L.). Jurnal Inovasi
Pertanian, 7(1), 51-65.
Purwanto, A., Asbari, M., & Santoso, P. B. (2019). Pengaruh Kompetensi,
Motivasi, Kepemimpinan, Komitmen dan Budaya Kerja Sistem
Manajemen Integrasi ISO 9001, ISO 14000 dan ISO 45001 Pada Industri
Otomotif. Jurnal Produktivitas: Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Pontianak, 6(2).
Purwono dan Rudi Hartono. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Purwono, M dan Hartono, R. 2007. Bertanam Jagung Manis. Penebar Swadaya
Bogor. 68 hal.
Revikasari, A. (2010). Peranan penyuluh pertanian dalam pengembangan
gabungan kelompok tani (gapoktan) di desa tempuran kecamatan paron
kabupaten ngawi.
Rosyada, Dede, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan
Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan Jakarta: PT. Kencana,
2004.
Soehardi, S. (2020). Pengaruh Kompetensi Teknis, Disiplin dan Kompensasi
Tidak Langsung Terhadap Kinerja Anggota Provos Resimen III Pasukan
Pelopor Korps Brimob POLRI. Jurnal Ilmiah Manajemen Ubhara, 2(2),
29-45.
Spitzberg, B. H., & Cupach, W. R. (1984). Interpersonal Communication
Competence.Beverly Hills, CA: Sage
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiarto, E. (2017). Menyusun proposal penelitian kualitatif: Skripsi dan tesis:
Suaka media. Diandra Kreatif.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Alfabeta:Bandung
Suprapto, H. A. (2018). Pengaruh Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Kewirausahaan Mahasiswa. Lectura: Jurnal Pendidikan, 9(1), 1-
9.
Suprapto. H. S. dan A. R. Marzuki, 2005,Bertanam Jagung. : Penebar Swadaya.
Jakarta.
Margono, T., & Sugimoto, S. (2011). The barriers of the Indonesian extension
workers in disseminate agricultural information to farmers. International
Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS, 11(2).
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan di Indonesia. Sebelas Maret University
Press. Surakarta.
Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prasetyo, T., & Setiani, C. Manajemen Usahatani Jagung. Teknologi Produksi
Dan Manajemen Usahatani, 121.
Shinta, A. (2001). Ilmu Usaha Tani. Universitas Brawijaya Press.
Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia
LAMPIRAN

KOESIONER KOMPETENSI PENYULUH LAPANGAN DAN TINGKAT


PENGETAHUAN PETANI DALAM USAHATANI TANAMAN JAGUNG DI
DESA KASAKA KECAMATAN KABAWO KABUPATEN MUNA

Lampiran 1. Koesioner Penelitian

A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jumlah tanggunagan keluarga:
Lama berusahatani :
Luas lahan :
Jenis kelamain
B. Kompetensi penyuluh pertanian lapangan
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS =Sangat Tidak Setuju

NO INDIKATOR JAWABAN

SS S TS STS

A Kompetensi teknis

1) Kemampuan dalam merencanakan program


penyuluhan pertanian
1. Mengajarkan petani cara memantau dan
mengevaluasi pertumbuhan tanaman jagung.

2. Meningkatkan keterampilan petani dalam


penanaman dan pemeliharaan tanaman jagung.

3. Mengajarkan petani teknik pengendalian hama


dan penyakit yang ramah lingkungan.

4. Membantu petani memahami praktik


pengelolaan tanah yang baik dan penggunaan
pupuk yang efisien.

5. Membantu petani dalam pemasaran produk


jagung dan menciptakan nilai tambah.

2) Kemampuan dalam melaksanakan program


penyuluhan pertanian

1. penyuluh memahami kebutuhan dan tantangan


yang dihadapi oleh petani dalam wilayah kerja
mereka

2. program-program penyuluhan yang


direncanakan oleh penyuluh sesuai dengan
kebutuhan petani

3. penyuluh memiliki kreativitas dalam


merencanakan kegiatan penyuluhan yang
menarik dan inovatif bagi petani

4. penyuluh memahami dan mampu


mengintegrasikan teknologi
pertanian terkini dalam program penyuluhan

5. penyuluh memahami dampak program


penyuluhan terhadap kesejahteraan ekonomi
dan sosial petani?

3) Kemampuan dalam mengukur hasil program


penyuluhan pertanian.

1. penyuluh mampu mengumpulkan data dengan


akurat untuk menilai dampak program
penyuluhan

2. penyuluh mampu menganalisis data dengan


benar dan menarik kesimpulan yang relevan
dari hasil program penyuluhan

3. penyuluh mampu mengkomunikasikan hasil


evaluasi program penyuluhan kepada petani
dengan cara yang mudah dipahami

4. penyuluh menggunakan hasil evaluasi untuk


memperbaiki program penyuluhan yang ada

5. penyuluh memahami tujuan dari program


penyuluhan yang mereka bombing

Kemampuan dalam mengelola program penyuluhan


4)
pertanian.
1. penyuluh mampu merencanakan kegiatan
penyuluhan pertanian

2. penyuluh mampu memilih metode penyuluhan


yang sesuai dengan audiens dan tujuan program

3. penyuluh sangat efisien dalam mengorganisasi


kegiatan penyuluhan, termasuk penjadwalan,
tempat, dan sumber daya lainnya

4. penyuluh mampu dalam menyampaikan


informasi dengan jelas dan mudah dimengerti
oleh petani

5. penyuluh mampu mengatasi tantangan yang


muncul selama pelaksanaan program
penyuluhan

B. Kompetensi komunikasi

1) Keterampilan verbal

1. Penyuluh mampu menjelaskan karakteristik


pertumbuhan, kebutuhan tanah, dan perawatan
tanaman jagung kepada dengan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti

2. penyuluh memberikan petunjuk tentang teknik


penanaman jagung, termasuk kedalaman tanam,
jarak tanam, dan penggunaan pupuk

3. penyuluh mampu menjelaskan metode


pengendalian hama dan penyakit pada tanaman
jagung dengan cara yang efektif

4. penyuluh mampu menjelaskan praktik


pertanian jagung ramah lingkungan, seperti
pengelolaan limbah dan penggunaan pupuk
organic

5. penyuluh mampu memberikan solusi dan


strategi untuk mengatasi tantangan khusus yang
di hadapi petani dalam pertanian jagung?

2) Kemampuan mendengarkan

1. penyuluh memahami tantangan dan masalah


yang di hadapi petani dalam pertanian jagung

2. penyuluh mendengarkan dengan empati,


mengakui dan memahami perasaan serta
kebutuhan petani sebagai petani jagung

3. penyuluh dapat menjawab pertanyaan petani


dengan jelas dan memuaskan saat berbicara
tentang pertanian jagung?

4. penyuluh mengajukan pertanyaan yang relevan


untuk memahami situasi petani dan
memberikan solusi yang sesuai
5. penyuluh memberikan saran atau rekomendasi
yang tepat berdasarkan masalah atau kebutuhan
petani dalam pertanian jagung

3) Kemampuan menjelaskan konsep teknis

1. penyuluh menjelaskan konsep pertumbuhan


tanaman jagung, termasuk fase-fase
pertumbuhan dan faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan tersebut

2. penyuluh menjelaskan kebutuhan tanah dan


nutrisi untuk pertumbuhan optimal tanaman
jagung, termasuk jenis tanah yang cocok dan
jenis pupuk yang diperlukan

3. penyuluh mampu menjelaskan teknik


penyiraman dan sistem irigasi yang efisien
untuk tanaman jagung

4. penyuluh menjelaskan konsep pengendalian


hama dan penyakit pada tanaman jagung,
termasuk metode pengendalian yang ramah
lingkungan

5. penyuluh menjelaskan praktik pertanian jagung


yang ramah lingkungan, seperti pengelolaan
limbah dan penggunaan pupuk organik

4) Keterampilan presentasi
1. Penyuluh mampu menyusun presentasi yang
efektif menggunakan alat bantu visual, dan
berbicara dengan percaya diri didepan petani.

2. Penyuluh mampu beradaptasi dan


berkumunikasi secara efektif dengan petani
dalam segala situasi social

3. Penyuluh mampu dalam mempresentasikan


teknik bercocok tanam jagung kepada petani

4. Penyuluh mampu menggunakan bahasa yang


mudah dimengerti oleh petani jagung saat
pembinaan dalam usahatani tanaman jagung

5. Penyuluh mampu menyampaikan informasi


tentang teknologi terbaru dalam pertanian
jagung

C. Kompetensi Manajerial

1) Keterampilan Perencanaan

1. penyuluh mampu dalam merencanakan strategi


untuk meningkatkan hasil pertanian di wilayah
ini

2. penyuluh mampu dalam merencanakan


tindakan-tindakan taktis yang spesifik untuk
mencapai tujuan pertanian

3. penyuluh mampu menyusun rencana kerja yang


terinci dan terukur untuk mendukung petani
4. penyuluh mampu dalam merencanakan
pengelolaan sumber daya seperti tenaga kerja,
waktu, dan anggaran dengan efisien

5. penyuluh mampu melakukan evaluasi terhadap


rencana yang telah dibuat dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan

2) Kemampuan pengorganisasian

1. Penyuluh mampu dalam merencanakan


kegiatan-kegiatan pertanian dan
mengorganisasikan sumber daya yang
diperlukan

2. penyuluh dapat mengatasi tantangan organisasi


seperti kekurangan sumber daya, konflik, atau
perubahan kebijakan dengan kreativitas dan
efektivitas

3. penyuluh mampu dalam mengatur pertemuan,


pelatihan, atau lokakarya untuk petani

4. penyuluh dapat mengelola dokumen dan data


terkait pertanian, termasuk pengumpulan data,
pelaporan, dan analisis

5. penyuluh mampu dalam mengatur waktu


dengan efisien, termasuk penentuan prioritas
dalam tugas-tugas sehari-hari

3) Keterampilan Komunikasi
1. penyuluh mampu dalam menyampaikan
informasi secara jelas dan terstruktur kepada
petani

2. penyuluh mampu mendengarkan dengan


perhatian saat berinteraksi dengan petani atau
anggota komunitas

3. penyuluh mampu menggunakan pertanyaan-


pertanyaan yang relevan untuk memahami
kebutuhan dan masalah petani

4. penyuluh mampu menggunakan bahasa yang


sesuai dan mudah dimengerti oleh petani, tanpa
menggunakan jargon teknis yang sulit dipahami

5. penyuluh mampu mengatasi konflik dan


perbedaan pendapat dengan petani atau anggota
komunitas secara diplomatis

4) Manajemen Risiko

1. penyuluh memiliki pemahaman tentang risiko-


risiko yang mungkin dihadapi petani dalam
usahatani jagung

2. penyuluh mampu dalam menganalisis risiko-


risiko yang mungkin mempengaruhi hasil
pertanian, termasuk faktor cuaca dan penyakit
tanaman.

3. penyuluh membantu petani dalam


merencanakan strategi untuk mengatasi risiko
yang mungkin terjadi

4. penyuluh mampu memberikan saran yang


praktis dan dapat diimplementasikan untuk
mengurangi risiko pertanian

5. penyuluh mampu memberikan dukungan dan


pendampingan kepada petani saat mereka
menghadapi situasi krisis, seperti kekeringan
atau banjir

5) Keterampilan Pengawasan

1. penyuluh mampu dalam mengevaluasi kinerja


petani dalam mengimplementasikan teknik
pertanian yang diajarkan

2. penyuluh mampu dalam mengidentifikasi


masalah-masalah dalam praktik pertanian
petani dan memberikan solusi yang tepat

3. penyuluh mampu dalam mengelola konflik


yang mungkin muncul di antara petani.

4. penyuluh mampu dalam memberikan arahan


yang jelas dan terukur kepada petani

5. penyuluh mampu dalam mengawasi


implementasi teknik pertanian baru atau
praktik-praktik terbaik oleh petani

6) Keterampilan Manajemen Sumber Daya


1. penyuluh mampu dalam mengelola tenaga kerja
dan tim kerja untuk mencapai tujuan.
2. penyuluh mampu dalam merencanakan dan
mengelola peralatan serta sumber daya fisik
yang digunakan dalam kegiatan pertanian
3. penyuluh mampu dalam mengelola waktu
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan
mendukung petani
4. penyuluh mampu dalam mengelola data dan
informasi terkait pertanian, termasuk
pengumpulan, analisis, dan penyajian data
kepada petani
5. penyuluh mampu menggunakan teknologi
informasi dan aplikasi pertanian untuk
mengelola informasi dan memperbarui
pengetahuan mereka

7) Pemahaman Teknologi Pertanian

1. penyuluh sangat mengetahui dalam hal


teknologi pertanian, termasuk penggunaan
perangkat lunak, peralatan modern, dan teknik
pertanian terkini

2. penyuluh mampu mengajarkan teknologi


pertanian kepada petani secara efektif, termasuk
menjelaskan penggunaan, manfaat, dan aplikasi
teknologi tersebut

3. penyuluh mampu dalam membantu petani


mengintegrasikan teknologi pertanian dalam
praktik sehari-hari mereka

4. penyuluh memahami kelebihan dan kelemahan


dari berbagai teknologi pertanian yang tersedia,
serta dapat memberikan saran yang bijaksana
kepada petani

5. penyuluh memahami inovasi terbaru dalam


teknologi pertanian dan dapat memperkenalkan
inovasi tersebut kepada petani
A. IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jumlah tanggunagan keluarga:
Lama berusahatani :
Luas lahan :
Jenis kelamain
B. Tingkat pengetahuan petani
Keterangan :
SM = Sangat mengerti
M = Mengerti
TM = Tidak Mengerti
STM =Sangat Tidak Mengerti

INDIKATOR JAWABAN

SM M TM STM

A. Tingkat pengetahuan petani

1. Tahu (know)

1. Saya mengetahui cara membersihkan


lahan dari gulma sebelum menanam
jagung

2. Saya mengetahui cara mengolah tanah


seperti penggemburan tanah dan
pengaturan struktur tanah agar sesuai
dengan varietas yang akan ditanam.
sebelum menanam jagung.

3. Saya mengetahui metode terbaik untuk


mengendalikan hama dan penyakit pada
tanaman jagung

4. Saya mengetahui waktu yang tepat untuk


melakukan penanaman jagung di musim
ini

5. Saya mengetahui cara memilih pupuk


yang sesuai untuk tanaman jagung

2. Memahami (comprehention)

1. Saya memahami prinsip-prinsip dasar


pengelolaan tanah untuk pertanian jagung
yang berkelanjuta

2. memahami siklus pertumbuhan tanaman


jagung dari tanam hingga panen

3. Saya memahami varietas bibit jagung


yang memiliki kualitas baik

4. Saya memahami metode pengendalian


hama dan penyakit yang ramah
lingkungan dalam budidaya jagun

5. Saya memahami konsep penggunaan


pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan tanah dalam pertanian jagung

6. Aplikasi (application)

1. Saya mengetahui pola tanam yang baik


dalam usahatani tanaman jagung

2. Saya mengetahui jarak tanam yang ideal


untuk keberhasilan usahatani tanaman
jagung

3. Saya mengetahui penanaman jagung


secara langsung dan juga tidak langsung
atau pembibitan

4. Saya mengetahui kekurangan dan


kelebihan penanaman jagung secara
langsung dan juga tidak langsung atau
pembibitan

5.

4. Pemeliharaan tanaman

1. Saya mengetahui pembersihan tanaman


liar yang dapat mengganggu
pertumbuhan dan kesehatan tanaman
jagung
2. Saya mengetahui penjarangan pada
tanaman jagung yang berlebihan

3. Saya mengetahui pasokan air yang cukup


pada masa pertumbuhan tanaman jagung

4. Saya mengetahui cara pengendalian hama


dan penyakit tanaman jagung sesuai
dengan yang dialami tanaman tersebut

5. Saya mengetahui perawatan yang perlu


dilakukan terhadap pertumbuhan
tanaman jagung

5. Pemanenan

1. Saya mengetahui waktu panen yang ideal


pada tanaman jagung

2. Saya mengetahui alat panen yang baik


agar tidak merusak kualitas jagung

3. Saya mengetahui cara panen yang baik


agar kualitas jagung tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai