Anda di halaman 1dari 96

KOMUNIKASI PERSUASIF PENYULUH PERTANIAN KEPADA

KELOMPOK TANI DESA KAPURAN KECAMATAN BADEGAN

PONOROGO

SKRIPSI

Oleh:
Mukharom Lutfi
NIM. 211015051

Pembimbing:
Kayyis Fithri Ajhuri, M.A.
NIP. 198306072015031004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

2022
KOMUNIKASI PERSUASIF PENYULUH PERTANIAN KEPADA

KELOMPOK TANI DESA KAPURAN KECAMATAN BADEGAN

PONOROGO

SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi sebagian syarat-syarat
guna memperoleh gelar sarjana program strata satu (S-1)
pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah
Institut Agama Islam Negeri
Ponorogo

Oleh:
Mukharom Lutfi
NIM. 211015051

Pembimbing:
Kayyis Fithri Ajhuri, M.A.
NIP. 198306072015031004

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB, DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

PONOROGO

2022

i
vii
vii
vii
vii
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN

❖ Almamaterku tercinta (IAIN Ponorogo).

❖ Kepada Kedua Orang Tuaku Tersayang Bapak Sardji dan Ibu Minem yang

telah mendidik dan merawatku dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas

do’a dan restunya. Semoga Allah memuliakan engkau dengan segala

kebahagiaan.

❖ Untuk seluruh keluarga besarku dari kakak pertama sampai kakak ke 6 terima

kasih atas dukungan dan nasihat kalian selama ini.

❖ Untuk Kekasihku tersayang Safitri, terimakasih atas bantuan dan

penyemangatnya.

❖ Teman-temanku yang selalu memberi semangat dan motivasi untuk

menyelesaikan skripsi ini dan untuk belajar, dan berjuang.

vii
MOTTO

"Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi mereka"1

Eleanor Roosevelt

1
, https://katadata.co.id/sitinuraeni/berita/621e0bd7a3cf8/35-motto-hidup-
sukses-dari-para-tokoh-terkenal

viii
ABSTRAK

Lutfi, Mukharom. 2022. Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian Kepada


Kelompok Tani Desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo.
Skripsi. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri Islam
(IAIN) Ponorogo. Pembimbing Kayyis Fithri A, M.A.

Kata kunci: Penyuluh Pertanian, Komunikasi, Komunikasi Perrsuasif.


Penyuluh pertanian diartikan sebagai bagaimana keterlibatan seseorang
dalam memberikan informasi mengenai bidang pertanian dan dapat dilakukan
oleh ahli pertanian atau para petani itu sendiri. Sehingga dapat dilihat kaitan yang
erat antara komunikasi dengan pertanian terutama penyuluhan pertanian.
Dalam penelitian ini rumusan masalah yang diteliti adalah Bagaimana
proses komunikasi persuasif penyuluh pertanian kepada kelompok tani desa
kapuran kecamatan badegan ponorogo. Apa saja hambatan-hambatan yang
ditemui oleh penyuluh pertanian dalam melakukan komunikasi persuasif kepada
kelompok tani desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo. Bagaimana solusi
penyuluh pertanian dalam melakukan komunikasi persuasif kepada kelompok tani
desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo. Tujuan dari penelitian ini adalah
Untuk mendeskripsikan komunikasi persuasif penyuluhan pertanian kepada
kelompok tani desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo. Untuk mengetahui
hambatan-hambatan yang ditemui oleh penyuluh pertanian dalam melakukan
komunikasi persuasif kepada kelompok tani di desa Kapuran Kecamatan Badegan
ponorogo. Untuk mengetahui solusi komunikasi persuasif kepada kelompok tani
desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara
kemudian untuk teknik analisis data dengan mereduksi data, penyajian data serta
penarikan kesimpulan. Sumber data berupa sumber primer dan sekunder
Pertama,Proses komunikasi pesuasif penyuluh pertanian dalam menarik
minat petani adalah proses komunikasi persuasif secara primer yaitu penyuluh dan
petani bertatap muka dan dapat mendapatkan informasi secara langsung. Kedua,
Hambatan komunikasi pesuasif penyuluh pertanian untuk menarik minat petani di
desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo adalah Faktor motivasi dan Faktor
fisik. Ketiga, solusi mengenai hasil penyuluhan ialah penyuluh harus sering
anjangsana atau mengunjungi petani di rumah maupun di sawah.

ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Tiada

Tuhan selain Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Yang telah

melimpahkan rahmat-Nya sehigga penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan

dengan baik.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW, sebagai penyempurna akhlak dan suri tauladan bagi seluruh

umat di muka bumi, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Penyusunan dan persetujuan skripsi yang berjudul “Komunikasi Persuasif

Penyuluh Pertanian Kepada Kelompok Tani Desa Kapuran Kecamatan Badegan

Ponorogo”, tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala rasa hormat peneliti

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dr. Hj. Evi Muafiah, M. Ag, selaku rektor IAIN Ponorogo.

2. Dr. H. Ahmad Munir, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan

Dakwah.

3. Kayyis Fithri Ajhuri, M.A, selaku ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam (KPI), dan sekaligus pembimbing skripsi.

4. Seluruh staf di Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah yang dengan ramah

melayani kebutuhan penulis seperti berkas, administrasi dan lain-lain.

5. Seluruh dosen Jurusan KPI yang telah memberikan ilmunya yang sangat

bermanfaat.

x
vii
DAFTAR ISI

JUDUL . ................................................................................................................. i

PERENYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN ...............................................................................iii

NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................vii

MOTTO ............................................................................................................viii

ABSTRAK .......................................................................................................... ix

KATA PENGHANTAR ...................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xii

PEDOMAN LITERASI ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

D. Mafaat Penelitian ....................................................................................... 5

E. Telaah Pustaka ........................................................................................... 6

F. Metode Penelitian....................................................................................... 8

1. Pendekatan Penelitian .............................................................................. 8


2. Subyek, Obyek, Dan Lokasi Penelitian ................................................... 9
3. Data Dan Sumber Data ............................................................................ 9
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 11
xii
5. Teknis Analisis Data ............................................................................. 12
6. Uji Keabsahan Data ............................................................................... 13
G. Sistematika Pembahasan .......................................................................... 14

BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………….. 16

A. Komunikasi .............................................................................................. 16

B. Komunikasi Persuasif .............................................................................. 18

1. Pengertian Komunikasi Persuasif .......................................................... 18


2. Unsur-Unsur Komunikasi Persuasif ...................................................... 21
3. Proses Komunikasi Persuasif ................................................................ 28
4. Model Komunikasi Persuasif ................................................................ 29
5. Hambatan Komunikasi Persuasif .......................................................... 32
C. Penyuluh Pertanian................................................................................... 33

1. Pengertian Penyuluh Pertanian .............................................................. 33


2. Konsep Penyuluhan Pertanian ............................................................... 35
3. Metode Penyuluhan Pertanian ............................................................... 36
BAB III PAPARAN DATA ............................................................................. 37

A. Deskripsi Umum ...................................................................................... 37

1. Letak Geografis Desa Kapuran ............................................................. 37


2. Sejarah Singkat Desa Kapuran .............................................................. 38
3. Kependudukan ....................................................................................... 39
4. Pendidikan ............................................................................................. 40
5. Mata Pencaharian .................................................................................. 41
6. Pemerintahan Desa Kapuran ................................................................. 43
7. Perekonomian Masyarakat .................................................................... 45
B. Paparan Data Proses Komunikasi Persuasif ............................................. 46

1. Komunikasi Persuasif Penyuluhan Pertanian ........................................ 46


2. Hambatan Penyuluh Pertanian dalam Komunikasi Persuasif ............... 53
3. Solusi Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian ................................. 58

xiii
BAB IV ANALIS DATA PENELITIAN ……………………………………60

A. Proses Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian Kepada Kelompok

Tani Desa Kapuran Badegan Ponorogo ................................................... 60

B. Hambatan Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian Kepada

Kelompok Tani Desa Kapuran Badegan Ponorogo ................................. 63

C. Solusi Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian Kepada Kelompok

Tani Desa Kapuran Badegan Ponorogo ................................................... 66

BAB V KESIMPULAN ………………………………………………………68

A. Kesimpulan .............................................................................................. 68

B. Saran ......................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70

LAMPIRAN ........................................................................................................ 73

BIOGRAFI ......................................................................................................... 80

xiv
PEDOMAN TRANSLITERASI

Penulisan transliterasi Arab-Indonesia dalam penelitian ini menggunakan

pedoman transliterasi berdasarkan buku pedoman penulisan skripsi Fakultas

Ushuluddin,Adab Dan Dakwah IAIN Ponorogo 2020 sebagai berikut:

Arab Indonesia Arab Indonesia

‫ء‬ ‘ ‫ﺽ‬ ḍ

‫ﺏ‬ b ‫ﻃ‬ ṭ
‫ﺕ‬ t ‫ﻅ‬ ẓ
‫ﺚ‬ Th ‫ع‬ ‘
‫ﺝ‬ J ‫ﻍ‬ gh
‫ﺡ‬ H ‫ﻑ‬ f
‫ﺥ‬ kh ‫ﻕ‬ q
‫ﺪ‬ D ‫ﻙ‬ k
‫ﺫ‬ dh ‫ﻝ‬ l
‫ﺭ‬ r ‫ﻡ‬ m
‫ز‬ z ‫ن‬ n
‫ﺱ‬ s ‫و‬ w
‫ﺵ‬ sh ‫ﻩ‬ h
‫ص‬ ṣ ‫ﻱ‬ y

Diftong dan Konsonan


Bacaan Panjang Kata Sandang
Rangkap
‫او‬ aw ‫ا‬ ā ‫اﻝ‬ al-
‫ٲﻱ‬ ay ‫اﻱ‬ i ‫الش‬ al-sh
‫او‬ ū ‫او‬ ū ‫واﻝ‬ wa’l-
‫ٲﻱ‬ i

xv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap pribadi manusia melakukan kegiatan komunikasi kapan dan di

mana saja manusia beraktivitas walaupun tidak semuanya tahu apa itu

komunikasi. Manusia tidak semuanya mampu berkata dengan baik sehingga

menciptakan pengaruh dan perubahan sikap serta tindakan pelaku komunikasi.

Komunikasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan

manusia, tertawa, tersenyum, menangis, berteriak, dan beranekaragam cara

mengekpresikan diri manusia merupakan suatu proses komunikasi. Manusia

sebagai makhluk individu dan sosial dalam menjalani kehidupan selalu

melibatkan komunikasi sebagai sarana berinteraksi atau berhubungan.

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat

dan perilaku1. Dalam ilmu komunikasi, ada dikenal dengan komunikasi

persuasif, yaitu komunikasi yang bersifat mempengaruhi sikap atau perilaku.

Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan atau

bujukan agar mau bertindak sesuai dengan keinginan komunikator. Tahap-

tahap dalam mencapai keberhasilan, disertai tujuan untuk mengajak

komunikan agar bertindak sesuai dengan isi pesan komunikator.2

1
Maksimus Ramses Lalongkoe, Komunikasi Teurapetik Pendekatan Praktis Praktisi
Kesehatan (Yoyakarta: Graha Ilmu, 2014), 43.
2
Atep Adya Barata, Dasar-Dasar Pelayanan Prima (Jakarta: Elex Media Komputindo,
2013), 70.

1
2

Komunikasi persuasif merupakan salah satu kajian komunikasi yang

sering digunakan untuk mempengaruhi orang lain dalam berbagai hal terhadap

apa yang akan ditawarkan. Persuasif sebagai teknik komunikasi merupakan

hal yang sangat penting, karena tujuan dari komunikasi ialah untuk merubah

sikap dan perilaku baik individu maupun kelompok. Sedangkan tujuan dari

persuasif adalah untuk merubah atau mempengaruhi kepercayaan, sikap dan

perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan

oleh komunikator.3

Komunikasi persuasif pada prinsipnya sama dengan komunikasi pada

umumnya. Bedanya, terletak pada maksud dan tujuan komunikatornya.

Komunikasi persuasif bertujuan mempengaruhi sikap, bahkan perilaku

komunikan. Persuasif sendiri didefinisikan sebagai perubahan sikap akibat

paparan infromasi dari orang lain.

Setiap pelaku komunikasi, baik itu komunikasi persuasif maupun

komunikasi lainnya, akan melakukan empat tindakan: membentuk,

menyampaikan, menerima, dan mengolah pesan yang berlangsung berurutan.

Membentuk pesan, artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan dalam benak

kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf. Pesan yang telah

terbentuk ini kemudian disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung

maupun tidak langsung. Selain membentuk dan mengirim pesan, seseorang

akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain. Pesan yang

diterimanya ini kemudian akan diolah melalui sistem syaraf dan

3
Werner J Severin, Teori Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008), 177.
3

diinterpretasikan yang nantinya pesan itu dapat menimbulkan tanggapan atau

reaksi dari orang tersebut. Maka dari itu komukasi disini ada kaitanya dengan

penyuluh pertanian sebagai mana komunikasi disini di jadikan alat untuk

mempengaruhi komuikasi persuasif terhadap petani.

Menurut Departemen Pertanian, penyuluh pertanian adalah pemberdayaan

petani dan keluarganya serta masyarakat pelaku agribisnis melalui kegiatan

pendidikan non formal dibidang pertanian agar mereka mampu menolong

dirinya sendiri, baik dalam bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga

peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Proses

pendidikan penyuluhan pertanian dapat berlangsung karena adanya peristiwa

komunikasi yang berlangsung di dalamnya. Bahkan dapat dikatakan bahwa

keberadaan komunikasi merupakan syarat mutlak dalam pelaksanaan

penyuluhan pertanian.4

Menurut Zakaria, Penyuluhan pertanian adalah upaya pemberdayaan

petani dan nelayan beserta keluarganya malalui peningkatan pengetahuan,

keterampilan, sikap dan kemandirian agar mereka mampu dan sanggup

berswadaya memperbaiki/meningkatkan situasi daya saing terhadap usahanya,

dan melancarkan kesejahtaraanya sendiri serta masyarakatnya.5

Penyuluh pertanian adalah suatu upaya untuk terciptanya iklim yang

kondusif guna membantu petani beserta keluarga agar dapat berkembang

4
Anonim, 2006 . Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 16 tentang Sistem
Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian, 75.
5
Zakaria, 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen Pelatihan
Sumberdaya Manusia Pertanan, Ciawi. Bogor, 66.
4

menjadi dinamis serta mampu untuk memperbaiki kehidupan dengan kekuatan

sendiri dan pada akhirnya mampu menolong dirinya sendiri. Penyuluh

pertanian diartikan sebagai bagaimana keterlibatan seseorang dalam

memberikan informasi mengenai bidang pertanian dan dapat dilakukan oleh

ahli pertanian atau para petani itu sendiri. Sehingga dapat dilihat kaitan yang

erat antara komunikasi dengan pertanian terutama penyuluhan pertanian.

Seorang pemberi penyuluhan perlu memiliki kemampuan komunikasi yang

baik supaya informasi yang disampaikan tepat sasaran dan tujuan yang

diinginkan akan tercapai. 6

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses komunikasi persuasif penyuluhan pertanian kepada

kelompok tani di Desa Kapuran Kecamatan Badegan ponorogo?

2. Apa saja hambatan-hambatan yang ditemui oleh penyuluh pertanian untuk

melakukan komunikasi persuasif kepada kelompok tani di Desa Kapuran

Kecamatan Badegan Ponorogo?

3. Bagaimana solusi penyuluh pertanian dalam melakukan komunikasi

persuasif kepada kelompok tani di Desa Kapuran Kecamatan Badegan

Ponorogo?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mendeskripsikan komunikasi persuasif penyuluhan pertanian

kepada kelompok tani di Desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo.

6
Setiana L., 2005. Teknik Penyuluhan dan pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Graha
Indonesia. Ciawi. Bogor. 45.
5

2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui oleh penyuluh

pertanian dalam melakukan komunikasi persuasif kepada kelompok tani di

Desa Kapuran Kecamatan Badegan ponorogo.

3. Untuk mengetahui solusi komunikasi persuasif kepada kelompok tani desa

Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo.

D. MANFAAT PENELITIAN

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini yaitu manfaat teoritis dan

manfaat praktis.

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan

ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi mahasiswa dan pengembangan

ilmu penelitian serta dapat bermanfaat sebagai tambahan informasi dan

juga untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai peranan

penyuluh pertanian dalam pengembangan solidaritas kelompok tani

disuatu wilayah tertentu selain itu juga diharapkan dapat menjadi

perbandingan dengan daerah lain. Serta dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan pengetahuan,khususnya apa yang terkait dengan masalah

penelitian

2. Manfaat praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini bagi pemerintah daerah khususnya

untuk di Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo atau

instansi-instansi terkait lainnya adalah sebagai bahan masukan dalam

pengembangan kelompok tani disuatu daerah terutama untuk


6

meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani secara

menyeluruh khususnya di desa Kapuran itu sendiri.

Manfaat bagi peneliti adalah menambah pengetahuan secara nyata

melalui pengalaman di lapangan, baik dari Gapoktan sendiri atau

mahasiswa guna sebagai bahan informasi bagi pengambil keputusan untuk

perkembangan kelompok tani, dan sebagai bahan informasi dan referensi

bagi pihak yang membutuhkan.

E. TELAAH PUSTAKA

Penelitian yang dilakukan oleh Salman Ali Rusdi dan Aryo Fajar

Sunartomo pada jurnal dengan judul “Proses Komunikasi dalam Penyuluhan

Pertanian Program Sistem Of Rice Intensification” Program Study Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Jember.7 Penelitian ini mengemukakan bahwa

Kegiatan penyuluhan pertanian adalah proses komunikasi dimana penyuluh

pertanian lapangan menjadi sumber informasi dan petani sebagai penerima

informasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Aninun Ni’matul Khusna, Endang Erawan,

dan Anisa wahyuni Arsyad Mahasiswa Program study Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman dengan judul

“Strategi Komunikasi Petugas Penyuluhan Pertanian dalam Meningkatkan

Hasil Komoditas Tanaman Padi pada Kelompok Tani Purwajaya Desa

Sebakum Jaya Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara” eJournal

7
Salman Ali Rusdi, Proses Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian Program Sistem Of
Rice Intensification, (Program Study Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jember,2016)
7

Ilmu komunikasi, 2018. Penelitian ini menjelaskan bahwa Strategi komunikasi

dilihat dari peran petugas penyuluh pertanian yaitu komunikator disini yang

bertugas menjadi komunikator adalah penyuluh pertanian yang didalamnya

membahas perannya yaitu edukator, fasilitator, mediator, dan motivator.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Ekasari Z., M Saleh, S Ali,

Darmawan Salman, Ahsan, dan A. Kasiran Sekolah Tinggi Penyuluhan

Pertanian (STPP), Gowa Sulawesi Selatan Pasca Sarjana Universitas

Hasanuddin Makassar Sulawesi Selatan dengan Judul “Konflik Komunikasi

dalam Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Maros Povinsi Sulawesi

Selatan”8. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses sosial antar pelaku

pada penyuluhan pertanian berbasis rekayasa sosial dan pembelajaran sosial

memetakan pola komunikasi pada penyuluhan pertanian mengidentifikasi

bentuk dan sumber konflik komunikasi dan menganalisis fungsi konflik dalam

penyuluhan pertanian.

Penelitian yang berjudul “Strategi Komunikasi Program Tanam Jajar

Legowo Kepada Masyarakat Petani Padi”. Penelitian ini dilakukan oleh

Nuzuwir Joni, Asmawi, dan Ernita Arief 2009 dan terbit di Jurnal

Antropologi: Isu-Isu Sosial Budaya, volume 21 nomor 01. Penelitian ini

bertujuan untuk menjabarkan dan menginformasikan kepada petani padi di

Kota Padang tentang metode komunikasi program tanam jajar legowo.

8
Kartika Ekasari, Konflik Komunikasi dalam Penyuluhan Pertanian di Kabupaten Maros
Povinsi Sulawesi Selatan(Gowa Sulawesi Selatan Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin Makassar
Sulawesi Selatan 2015)
8

Penelitian dilakukan di Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang melalui

narasumber yang bertugas sebagai Penyuluh Pertanian di Balai Penyuluhan

Pertanian (BPP) Koto Tangah dengan metode penelitian deskriptif kualitatif.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: wawancara mendalam,

observasi partisipasi, dan dokumentasi.9

F. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan oleh penulis disini adalah penelitian

kualitatif. Karena metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan dan

memahami apa yang tersembunyi dibalik fenomena yang kadang kala

merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secara memuaskan.10

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu merupakan

metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasikan objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian deskriptif

pada umumnya dilakukan dengan tujuan utama, yaitu menggambarkan

secara sistematis fakta dan karakteristik objek atau subjek yang diteliti

secara tepat oleh peneliti.11

Nuzuwir Joni, “Strategi Komunikasi Program Tanam Jajar Legowo Kepada Masyarakat
9

Petani Padi”, Jurnal Antroologo : Isu-isu Sosial Budaya, Vol 21 No 1 (Juni, 2019)
10
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Haumanika,
2010), 9.
11
Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), 22.
9

2. Subyek, Obyek, dan Lokasi Penelitian

a. Subjek

Subjek adalah orang, tempat, atau benda yang diamati dalam

rangka pembuntutan sebagai sasaran. Dalam penelitian ini informan

disebut sebagai subjek penelitian. Adapun penelitian ini subjeknya

yaitu penyuluh pertanian, dan anggota kelompok pertanian.12

b. Objek

Objek adalah benda, hal yang dijadikan sasaran untuk diteliti,

diperhatikan, dan sebagainya. Dalam penelitian ini objeknya yaitu

komunikasi persuasif penyuluh pertanian.

c. Lokasi

Penelitian ini dilakukan di desa Kapuran Kecamatan Badegan

Kabupaten Ponorogo. Adapun alasan memilih lokasi penelitian

tersebut karena adanya faktor kedekatan geografis maupun

kepentingan bagi penulis.

3. Data dan Sumber Data

a. Jenis data

1) Data primer

Jenis data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari

objek yang akan diteliti dapat berupa observasi atau wawancara.13

12
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba Haumanika,
2010), 10.
13
Syafizal Helmi Situmorang, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis (Medan:
USU Press, 2010), 2.
10

Dalam hal ini data primer adalah hasil wawancara kepada penyuluh

pertanian yang dilakukan oleh peneliti.

2) Data sekunder

Jenis data sekunder adalah data yang memberikan keterangan

secara tidak langsung. Berupa buku-buku, arsip-arsip, artikel ilmiah.14

Data sekunder pada penelitian ini ialah arsip tentang strategi penyuluh

pertanian.

b. Sumber data

1) Sumber primer

Sumber data primer merupakan sumber data yang memuat data

utama yakni data yang diperoleh secara langsung di lapangan. Agar

informasi yang diperoleh lebih lengkap dan beragam, narasumber

dapat dipilih dalam posisinya dengan beragam peran yang berbeda,

yang memungkinkan akses informasi yang dimiliki sesuai dengan

kebutuhan penelitian.15 Sumber data primer didapat dari wawancara

langsung oleh peneliti kepada penyuluh pertanian dan juga petani di

desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo.

2) Sumber sekuder

Sumber data sekunder merupakan sumber data tambahan yang

diambil tidak secara langsung di lapangan, melainkan dari sumber

yang sudah dibuat orang lain. Dalam penelitian ini, sumber data

14
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitati, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2003), 67.
15
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa
(Surakarta: 2014), 111.
11

sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip.16 Penggunaan dokumen

sebagai sumber data dalam penelitian dimaksudkan untuk mendukung

dan menambah bukti, sebab menurut dokumen dapat memberikan

rincian spesifik yang mendukung informasi dari sumber-sumber lain.

Data sekunder didapat dari penanggung jawab penyuluh pertanian.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penelitian ini dilakukan beberapa

metode pengumpulan data seperti:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan melakukan penelitian

secara langsung ke objek penelitian. Metode ini digunakan dengan cara

mengamati serta mencatat secara langsung gejala-gejala yang ada

kaitannya dengan pokok masalah yang ada di lapangan. Metode ini

digunakan untuk mengambil data dan informasi melalui pengamatan

komunikasi persuasif kepada penyuluh pertanian desa Kapuran

Badegan Ponorogo.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu. Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan

dimana dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Jenis

wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur, yakni

wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman


16
Farida Nugrahani, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa
(Surakarta: 2014), 110.
12

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

mengumpulkan data. Buku pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar masalah yang akan ditanyakan.17

Peneliti melakukan wawancara kepada penyuluh pertanian desa

Kapuran Badegan Ponorogo.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah catatan-catatan peristiwa yang telah lalu, yang

bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental

seseorang.Dokumentasi adalah sumber informasi berbentuk bukan

manusia (non human resources).18 Dalam penelitian ini penulis

menyajikan dokumen berupa foto penyuluh pertanian desa Kapuran

Badegan Ponorogo.

5. Teknis Analisis Data

a. Reduksi data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan

membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi

akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah

peneliti untuk pengumpulan data. Tehnik ini digunakan untuk memilah

dan memilih data yang terkait langsung dengan komunikasi pesuasif.

17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantittif, Kualitatif dan R&D (Bandung:
Alfabet,2007), 197.
18
Ibrahim, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta cv, 2015), 94.
13

b. Penyajian data

Penyajian data yaitu susunan informasi yang memungkinkan

diraiknya kesimpulan, sehingga mempermudah untuk memahami apa

yang terjadi. Penelitian ini data disajikan dalam bentuk tabel uraian

dan bagan yang berkaitan dengan komunikasi persuasif penyuluh

pertanian.

c. Penarikan kesimpulan

Penarikan Kesimpulan yaitu suatu kesimpulan yang diverifikasi

dengan cara melihat dan mempertanyakan kembali, dengan meninjau

kembali secara sepintas pada catatan lapangan untuk memperoleh

pemahaman yang lebih cepat.19 Dalam tahap ini dilakukan menarik

kesimpulan tentang komunikasi pesuasif penyuluh pertanian dengan

para petani di desa kapuran.

6. Uji Keabsahan Data

Triangulasi sumber data adalah mencari kebenaran mengenai suatu

informasi menggunakan berbagai sumber data, contohnya dokumen, arsip,

hasil wawancara, obeservasi atau mewawancarai lebih dari satu subjek

yang dirasa memiliki pandangan yang berbeda. Dengan macam-macam

cara tersebut akan memperoleh bukti atau data yang berbeda dan

memberikan suatu pandangan yang berbeda pula mengenai peristiwa yang

sedang diteliti.Berbagai macam pandangan itu akan menciptakan

perkembangan pengetahuan untuk mendapatkan kebenaran handal.


19
Sugeng Puji Leksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif (Malang: Kelompok
Intrans Publising, 2016), 152.
14

Trangulasi sumber berarti membandingkan mencek ulang derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.

Misalnya membandingkan apa yang dikatakan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang ada.20 Penelitian ini triangulasi sumber yaitu

membandingkan kesolidaritasan antar anggota kelompok pertanian.

G. Sistematika pembahasan

Dalam sistematika pembahasan, peneliti akan menggambarkan alur

bahasan yang relevan mengenai penenlitian yang akan ditulis. Pembahasan

dalam penelitian ini akan menjadi lima bab.

BAB I Pendahuluan, dalam bab ini penulis memaparkan tentang

pendahaluan sebagai pengantar skripsi yang akan dibahas, mulai

dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, telaah pustaka, metode pelitian dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan teori yang membahas tentang komunikasi, komunikasi

persuasif, penyuluh pertanian. Dalam hal ini yang di bahas

mengenai teori-teori yang di jadikan sumber atau pedoman peneliti.

20
Bahctiar S Bachri, “Meyakinkan Validitas Data Dengan Trianguasi Pada Penelitian
Kualitatif,” Teknologi pendidikan, 1 (April, 2010), 56.
15

BAB III Profil umum desa Kapuran Kecamatan Badegan, Berisi gambaran

umum, penyuluh pertanian dan kelompok tani di Desa Kapuran

Kecamatan Badegan kabupaten Ponorogo

BAB IV Analisis, Berisi tentang analisis komunikasi persuasif penyuluh

pertanian kepada kelompok tani di Desa Kapuran Kecamatan

Badegan Ponorogo

BAB V Penutup, Berisi kesimpulan penelitian dan disertai dengan saran

yang berdasarkan temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan

peneliti.
BAB II

KOMUNIKASI PERSUASIF DAN PENYULUH PERTANIAN

A. Komunikasi

1. Pengertian komunikasi

Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin

Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun

kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga memiliki akar

kata berbahasa latin Communico yang artinya membagi. Secara umum,

komunikasi adalah suatu pertukaran, proses simbolik yang menghendaki

orang-orang agar mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan

antar sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan

sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan

tingkah laku itu.1

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal

dari kata Latin communis yang berarti “Sama”, communico,

communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah

pertama komunis paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi, yang

merupakan akar dari kata-kata lainnya yang mirip. Kata lain yang mirip

dengan komunikasi adalah komunitas community yang juga menekankan

kesamaan atau kebersamaan. Komunitas adalah sekelompok orang yang

berkumpul atau hidup bersama untuk mencapai tujuan tertentu, dan

1
Sutrisna Dewi, Komunikasi Bisnis (Yogyakarta: Andi Offset, 2007), 2.

16
17

mereka berbagi makna dan sikap. Tanpa komunikasi tidak akan ada

komunitas.2

Untuk memahami secara garis besar berikut pengertian komunikasi

menurut beberapa tokoh:

a. Raymond S. Ross, komunikasi adalah suatu proses menyotir,

memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa, sehingga

membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari

pikirannya yang serupa dengan yang dimaksud oleh komunikator.

b. Menurut Edward Depari, komunikasi adalah proses penyampaian

gagasan, harapan, dan pesan yang disampaikan melalui lambang

tertentu, mengandung arti, dilakukan oleh penyampaian pesan

ditujukan kepada penerima pesan.3

c. Menurut Rogerts dan D. Lawrence, Ilmu komunikasi adalah suatu

proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan

pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya

akan tiba pada saling pengertian.4

Mengenai pengertian komunikasi ini banyak definisi yang telah

dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi tersebut

dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian suatu

2
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), 46.
3
Suranto, Komunikasi Sosial Budaya Budaya (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010),3.
4
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada,2012),
22.
18

pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu, mengubah

sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan, tulisan, maupun melalui

sebuah media.5

Pengertian komunikasi secara etimologi memberi pengertian bahwa

komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang atau

bahasa yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi pesan

dengan orang yang menerima pesan.6

B. Komunikasi Persuasif

1. Pengertian komunikasi persuasif

Istilah persuasi berasal dari kata Latin persuasi yang berarti ajakan

atau bujukan. Persuasi yaitu proses mempengaruhi sikap, pandangan atau

perilaku seseorang dalam bentuk kegiatan membujuk, mengajak, dan

sebagainya, sehingga ia melakukannya dengan kesadaran sendiri. Maka

komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilancarkan seseorang

untuk mengubah sikap, pandangan atau perilaku yang lain, yang sebagai

hasilnya pihak yang dipengaruhi melaksanakannya dengan kesadaran

sendiri.7

Persuasif yang dalam bahasa inggris yaitu persuasive berasal dari

istilah bahasa latin yaitu persuasion yang secara harafiah berarti ajakan,

5
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003),4.
6
Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2019), 22.
7
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), 270.
19

bujukan, imbauan. Joseph A. Ilardo dalam bukunya speaking persuasively

menyebutkan persuasif adalah proses komunikasi untuk merubah

kepercayaan, sikap, tujuan, perilaku seseorang dengan menggunakan

pesan verbal dan nonverbal yang dilakukan, baik secara sengaja maupun

tidak sengaja.

Menurut Kenneth E. Andersen dalam bukunya menyatakan

komunikasi persuasif adalah komunikasi yang dilakukan komunikator

yang berupaya mempengaruhi kognisi komunikan menggunakan lambang-

lambang merubah sikap seperti yang diinginkan komunikator. Persuasif

adalah proses dimana sebuah pesan menyebabkan perubahan keyakinan,

sikap atau perilaku. Komunikasi persuasif adalah proses penyampaian

pesan oleh seorang kepada orang lain agar berubah sikap, opini, dan

tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri.8

Berikut ini adalah pengertian komunikasi persuasif menurut beberapa

tokoh :

a. Larson, yaitu adanya kesempatan yang sama untuk saling

mempengaruhi, memberi tahu audiens tentang tujuan persuasi, dan

mempertimbangkan kehadiran audiens. Istilah Persuasi bersumber

dari bahasa latin persuasion yang berarti membujuk, mengajak

atau merayu. Persuasi bisa di lakukan secara rasional dan secara

emosional, biasanya menyentuh aspek afeksi yaitu hal yang

8
Nurhayani, “Pengaruh Penerapan Komunikasi Persuasif Terhadap kinerja Pegawai Di
Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”, (Skripsi Jurusan Ilmu
komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar), 2016.
20

berkaitan dengan kehidupan emosional seseorang. Melalui cara

emosional, aspek simpati dan empati seseorang dapat digugah.9

b. Olson dan Zanna, komunikasi persuasi didefinisikan sebagai

perubahan sikap akibat paparan informasi dari orang lain. Ada

yang mendefinisikan Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam

usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan perilaku seseorang

atau orang banyak. Mempengaruhi sikap, sifat, pendapat dan

perilaku dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai teror, boikot,

pemerasan, penyuapan dan sebagainya dapat juga memaksa orang

lain bersikap atau berprilaku seperti yang di harapkan. Persuasi

tidak melakukan cara demikian untuk mencapai tujuan yang

diharapkannya, melainkan menggunakan cara komunikasi

(pernyataan antar manusia) yang berdasar pada argumentasi dan

alasan-alasan Psikologis.10

c. Schacter menjelaskan ada dua jenis persuasif yaitu persuasi

sistematis yang mengacu pada proses memberikan pengaruh

melalui perubahan sikap atau keyakinan dengan basis pemikiran

logika dan pemberian alasan,Sementara jenis kedua yaitu persuasi

9
Herdiyan Maulana, Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 7.
10
Ibid,. 10.
21

heuristik adalah proses persuasi yang di lakukan melalui perubahan

berdasarkan penerapan kebiasaan dan emosional.11

d. Brembeckand Howell mendefinisikan persuasi sebagai usaha sadar

untuk mengubah pikiran dan tindakan dengan memanipulasikan

motif orang ke arah tujuan yang sudah ditetapkan. Ilardo juga

mendefinisikan persuasi sebagai proses komunikatif untuk

mengubah kepercayaan, sikap, perhatian, atau perilaku baik secara

sadar maupun tidak dengan menggunakan kata-kata dan pesan non-

verbal.12

Dari berbagai pemaparan diatas mengenai komunikasi persuasif. Dapat

disimpulkan bahwa komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bersifat

mempengaruhi supaya komunikan bertindak sesuai dengan keinginan

komunikator.

2. Unsur-unsur komunikasi persuasif

a. Pengirim pesan

Pengirim pesan adalah orang dari suatu sekelompok orang yang

menyampaikan pesan dengan tujuan untuk mempengaruhi sikap,

pendapat dan perilaku orang lain baik secara verbal maupun nonverbal.

Seorang persuader yang memiliki etos yang tinggi dicirikan kesiapan,

kesungguhan, kepercayaan, ketenangan, keramahan dan


11
Herdiyan Maulana, Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 10.
12
Soleh Soemirat, dkk, Materi Pokok Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2004), 120.
22

kesederhanaan. Jika komunikasi persuasif ingin berhasil seorang

persuader harus memiliki sikap reseptif, selektif, digestif, asimilatif,

dan transitif.13 Menurut Herbert C. Kelman pengaruh komunikasi kita

pada orang lain ada tigal hal yang pertama internalisasi, identifikasi,

dan ketundukan.14

Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku

yang di anjurkan itu sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya. Kita

menerima gagasan, pikiran atau anjuran orang lain. Karena gagasan,

pikiran dan anjuran tersebut berguna untuk memecahkan masalah,

penting dalam menunjukkan arah, atau di tuntut oleh sistem nilai kita.

Internalisasi ketika kita menerima anjuran orang lain atas dasar

rasional. Kita menghentikan rokok atas saran dokter karena ingin

memelihara kesehatan kita atau karena merokok tidak sesuai dengan

nilai-nilai yang kita anut. Dimensi ethos yang paling relevan disini

ialah kredibilitas yaitu keahlian komunikator atau kepercayaan kita

kepada komunikator.15

Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal

dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan

hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan dengan orang

atau kelompok itu. Hubungannya yang mendefinisikan diri artinya

13
Herdiyan Maulana, Gumgum gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 12.
14
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), 256.
15
Ibid., 256.
23

memperjelas konsep diri. Menurut Kelman Dalam identifikasi,

individu mendefinisikan peranannya sesuai dengan peranan orang lain.

“He attempts to be like or actually to be other person”. Ia berusaha

seperti atau benar-benar menjadi orang lain. Dengan mengatakan apa

yang ia percayai, individu mendefinisikan dirinya sesuai dengan orang

yang mempengaruhinya. Dimensi ethos yang paling relevan dengan

identifikasi ialah atraksi daya tarik komunikator.16

Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang

atau kelompok lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang

menyenangkan dari orang atau kelompok tersebut. Ia ingin

memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman dari pihak yang

mempengaruhinya. Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang

di anjurkan bukan menghasilkan efek social yang memuaskan.

Bawahan yang mengikuti perintah atasannya karena takut di pecat,

petani yang menanam sawahnya, karena ancaman pamong desa adalah

contoh-contoh ketundukan. Dimensi ethos yang berkaitan dengan

ketundukan ialah kekuasaan, Kredibilitas , atraksi dan kekuasaan.17

b. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang menjadi tujuan pesan itu

tersampaikan disalurkan oleh pengirim pesan baik secara verbal

16
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), 257.
17
Ibid., 251.
24

maupun nonverbal.18 Penerima pesan sebelum melakukan perubahan

dirinya, sebenarnya melakukan suatu aktivitas yang fundamental,

aktivitas yang sifatnya intern, di dalam diri yakni belajar. Belajar

biasanya tidak hanya merupakan suatu proses sesaat. Setiap persuade

menerima stimulus, menafsirkan, memberikan respons, mengamati

akibat respons, menafsirkan kembali, memberikan respons baru,

menafsirkan seterusnya. Hal ini di lakukan terus menerus sehingga

persuade mendapat kebiasaan memberikan respon dalam suatu cara

tertentu terhadap suatu stimulus tertentu terhadap suatu stimulus

tertentu.19

Ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan kekuatan

kebiasaan yakni Pertama, sering terjadi pengulangan respons yang

mendapatkan ganjaran. Kedua, isolasi hubungan stimulus-respons.

Ketiga, jumlah ganjaran. Keempat, waktu antara respons dan ganjaran.

Kelima, usaha yang di kehendaki untuk melakukan respons. Persuade

tidak akan memberikan respon kecuali jika ia mengaharap bahwa

responnya akan menguntungkan.20

18
Herdiyan Maulana, Gumgum gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 12.
19
Nurhayani, “Pengaruh Penerapan Komunikasi Persuasif Terhadap kinerja Pegawai Di
Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Makassar”, (Skripsi Jurusan Ilmu
komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar), 2016.
20
Ibid, 34.
25

c. Pesan

Pesan adalah isi komunikasi yang disampaikan dari pengirim untuk

diberikan ke penerima. Isi pesan persuasif juga perlu di perhatikan

karena isi pesan persuasif harus berusaha untuk mengkondisikan,

menguatkan, atau membuat pengubahan tanggapan sasaran. Wilbur

Schramm menampilkan apa yang di sebut “the condition of success in

communication”, yakni kondisi yang harus di penuhi jika kita

menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita

khendaki. Kondisi tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut yang

Pertama, Pesan harus di rancang dan di sampaikan sedemikian.21

Menurut Blake dan Haroldsen pesan merupakan simbol yang

diarahkan secara selektif yang di peruntukkan dalam

mengkomunikasikan informasi. Dalam Proses komunikasi, pesan yang

disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Dapat disengaja

intentional, dapat pula tidak di sengaja unintentional. Pesan verbal

merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam menentukan

keberhasilan komunikasi persuasif. Di dalamnya terdapat aspek

rangsangan wicara dan penggunaan kata-kata.22

Tidak setiap rangsangan wicara dapat di terima secara langsung

oleh sasaran, paling tidak hal ini tergantung pada sistim pengindraan,

21
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2007), 42.
22
Herdiyan Maulana, Gumgum gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 24.
26

presepsi, perhatian, memori dan berpikir. Pesan Nonverbal terdiri atas

body motion atau kinesics behavior, paralanguage, proxemics,

olfaction, skin sensitivity to touch , temperature , dan use the artifacts.

Suatu pesan di katakan efektif bilamakna pesan yang di kirim

persuader berkaitan erat dengan makna pesan di terima atau di tangkap

serta di pahami oleh sasaran.23

d. Saluran

Saluran merupakan perantara di antara orang-orang yang

berkomunikasi, bentuk saluran tergantung dengan jenis komunikasi

yang di lakukan. Saluran komunikasi adalah media yang di gunakan

untuk membawa pesan. Hal ini berarti bahwa saluran merupakan jalan

atau alat untuk perjalanan pesan antara komunikator (sumber atau

pengirim) dengan komunikan (penerima).

Saluran memiliki tujuh dimensi yang memungkinkan untuk

mengevaluasi efektifitas saluran yang berbeda. Dimensi-dimensi

tersebut adalah kredibilitas saluran, umpan balik saluran, keterlibatan

saluran, tersedianya saluran, daya tahan salurannya, kekuatan

multiguna, dan komplementer saluran. Komunikasi tatap muka

berlangsung manakala persuader dan persuade saling berhadapan

23
Herdiyan Maulana, Gumgum gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 24.
27

muka, dan di antara mereka dapat saling melihat. Komunikasi tatap

muka di sebut pula komunikasi langsung (direct communication).24

e. Umpan balik

Umpan balik adalah balasan dari prilaku yang diperbuat, umpan

balik bisa dalam bentuk eksternal dan internal. Umpan balik internal

adalah reaksi persuader atas pesan yang disampaikan sedangkan

umpan balik eksternal adalah reaksi penerima atas pesan yang

disampaikan.25

f. Efek

Efek komunikasi persuasif adalah perubahan yang terjadi pada diri

persuade sebagai akibat dan diterimanya pesan melalui proses

komunikasi, efek yang terjadi dapat berbentuk perubahan sikap,

pendapat dan tingkah laku.26

Efek kognitif berhubungan dengan pikiran atau penalaran,

sehingga khalayak yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak

mengerti, yang tadinya bingung menjadi merasa jelas. Sedangkan efek

afektif berkaitan dengan perasaan, misalnya perasaan benci, marah,

kesal, kecewa, penasaran, sayang dan sebagainya. Efek konatif tidak

langsung timbul sebagai akibat terpaan media massa, melainkan di

24
Herdiyan Maulana, Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 26.
25
Ibid., 26.
26
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), 27.
28

dahului oleh efek kognitif dan efek afektif. Dengan kata lain perkataan,

timbulnya efek konatif setelah muncul kognitif atau efek afektif.27

3. Proses Komunikasi persuasif

Persuasif adalah salah satu teknik komunikasi. Jadi proses persuasif

adalah sekaligus proses komunikasi, yang ditujukan untuk

mempersuasikan sesuatu pihak yang menjadi sasaran komunikasi. Proses

komunikasi dibagi menjadi dua tahap:

a. Secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian

pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai

media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,

gambar, warna dan sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada

komunikan. Bahwa bahasa yang paling banyak dipergunakan dalam

komunikasi adalah jelas karena hanya bahasalah yang mampu

“menerjemahkan” pikiran seseorang kepada orang lain.28

b. Secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian

pesan oleh seorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau

27
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti 2007), 318.
28
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), 39.
29

sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media

pertama. Surat kabar, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise,

film dan lainnya adalah media kedua yang sering digunakan dalam

komunikasi.

4. Model komunikasi persuasif

a. Aristoteles

Model ini menggambarkan bahwa proses komunikasi harus

terdapat tiga unsur penting. Ketiga unsur tersebut adalah pembicara

yang memiliki kredibilitas untuk mempengaruhi pendengarnya, isi

pesan yang sudah dirancang sedemikian rupa oleh si pembicara, dan

pendengar yang akan dipersuasif oleh pembicaranya.29

b. SMCR

Model yang pernah dianjurkan oleh Claudio Shannon dan Weren

Weaver ini terdiri dari empat unsur utama, yaitu sumber (s) yaitu siapa

yang mengirim pesan. Kode (encode) biasa verbal, non verbal, visual,

musikal atau lainya. Pesan (m) yaitu segala sesuatu yang dikirim oleh

sumber melalui berbagai kode. Saluran (c) yang membawa pesan-

pesan dan mungkin mempunyai gangguan yang terbawa. Penerima (r)

yaitu siapa saja yang menerima pesan yang mencoba yang

29
M Nasor, Komunikasi Persuasif Nabi Dalam Membangun Masyarakat Madani
(Pustakams: 2011), 30.
30

membebankan saluran dan yang menambahkan interpretasi

pribadinya.30

c. Rank

Hugh Rank, mengusulkan sebuah model persuasif yang membantu

mengajarkan kita agar menjadi penerima pesan yang kritis. Rank biasa

menyebutnya dengan istilah intensify/downplayschema atau skema

atau mengintensifkan atau mengecilkan aspek-aspek tertentu. Gagasan

dasar model persuasif ini adalah pada umunya persuader menggunakan

dua macam taktik untuk mencapai tujuannya yaitu mengintensifkan

atau mengecilkan aspek-aspek tertentu atau keduanya.

d. Dua faktor McGuire

William McGuire (1968) mengembangkan model persuasi dua

faktor yang mengkombinasikan perhatian dan pemahaman ke dalam

satu faktor penerimaan. Model ini didasarkan atas pendekatan Yale

yang menyatakan bahwa perhatian dan pemahaman menentukan apa

yang akan dipelajari oleh penerima pesan dengan menekankan pada isi

pesan komunikator.31 Proses lainnya yang melibatkan perubahan

dalam motivasi, diasumsikan untuk menentukan apakah penerima

pesan akan menerima atau mengadopsi apa yang ia pelajari.

Karenanya, efek komunikasi bergantung pada dua faktor yaitu

30
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
40.

31
Soleh Soemirat, Materi Pokok Komunikasi Persuasif (Jakarta : Universitas
Terbuka,2008), 34
31

mempelajari isi pesan dan menerima apa yang telah dipelajari. Model

dua faktor McGuire berpendapat bahwa proses persuasi melibatkan

dua tahap yaitu penerimaan isi pesan dan menghasilkan apa yang

dipahami.

e. Perubahan sikap yale

Model perubahan sikap Yale dikenal dengan sebutan pendekatan

perubahan sikap Yale yakni suatu studi tentang kondisi dimana orang

cenderung mengubah sikap mereka sebagai bentuk respon mereka

terhadap pesan persuasif. Pendekatan ini pertama kali dipelajari oleh

Carl Hovland dan rekan-rekannya di Yale University.32 Model dasar

pendekatan ini dapat digambarkan sebagai “siapa – mengatakan apa –

kepada siapa”. Menurut model ini, terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi setiap komponen komunikasi persuasif, diantaranya

adalah kredibilitas dan daya tarik komunikator, kualitas dan ketulusan

pesan, perhatian, kecerdasan dan usia penerima.

f. Heuristik-sistematis

Model Heuristik-Sistematis dikenalkan oleh Alice Eagly dan

Shelly Chaiken. Model heuristik-sistematis menjelaskan bagaimana

orang-orang menerima dan memproses pesan persuasi. Model ini

menyatakan bahwa setiap individu dapat melakukan pengolahan pesan

persuasi secara heuristik atau sistematis. Pengolahan pesan secara

heuristik umumnya menggunakan aturan-atuan penilaian yang dikenal


32
Soleh Soemirat, Materi Pokok Komunikasi Persuasif (Jakarta : Universitas
Terbuka,2008), 34
32

sebagai struktur pengetahuan yang dipelajari dan disimpan dalam

memori. Sedangkan pengolahan pesan secara sistematis melibatkan

pemahaman dan analitis, pengolahan atau pemrosesan kognitif dari

informasi yang relevan dengan penilaian33

5. Hambatan komunikasi persuasif

Terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi persuasif yaitu :

a. faktor Motivasi, sudah dikemukakan bagaimana motivasi

seseorang atau sesuatu kelomopok dapat mempengaruhi pendapat.

Kepentingan seseorang akan mendorong orang itu untuk berbuat

dan bersikap sesuai dengan kebutuhannya.

b. Faktor Prejudice atau Prasangka, bila seseorang sudah dihinggapi

dan perasaan Prejudice terhadap sesuatu, misalnya golongan, suku,

ras, dan sebagaiannya orang itu dalam penilaiannya terhadap hal

tersebut tidak akan objektif lagi.

c. Faktor Semantic adalah kata-kata yang mempunyai arti tidak sama

dengan komunikator dan komunikan atau ejean yang berbeda tapi

bunyinya hampir sama, dapat menimbulkan salah pengertian dan

sangat mengganggu.34

d. Faktor fisik, gangguan yang terjadi akibat oleh keadaan geografis

contoh jarak posisi yang jauh sehingga sulit dicapai. Dalam

komunikasi manusia hambatan fisik diartikan karena ada gangguan

33
Herdiyan Maulana, Gumgum Gumelar, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta:
Akademia Permata, 2013), 24.
34
Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: Citra Aditya Bakti 1993),121
33

pada elemen komunikasi yaitu komunikan seperti tidak

berfungsinya salah satu panca indera manusia.

Komunikasi persuasif yang lebih dikenal dengan sebutan komunikasi

yang bersifat membujuk, merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia

baik individu maupun organisasi. Oleh karena itu, dalam berkomunikasi

tentu terdapat kesenjangan dan masalah yang dapat menghambat jalannya

komunikasi persuasif tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Anita

Taylor yang dikutip Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi

Komunikasi, “Banyak penyebab dari rintangan komunikasi persuasif

berakibat kecil saja bila ada hubungan baik di antara komunikan. Dan

sebaliknya, pesan yang lebih jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak

dapat mengakhiri kegagalan, jika terjadi hubungan yang jelek.35

C. PENYULUH PERTANIAN
1. Pengertian Penyuluh Pertanian
Penyuluhan berasal dari kata “suluh” yang dapat diartikan bisa

menerangi. Penyuluhan adalah suatu proses demokrasi, artinya suatu

penyuluhan harus mampu mengembangkan suasana bebas untuk berfikir,

berdiskusi, menyelesaikan masalahnya, merencanakan dan bertindak

bersamasama. Penyuluhan adalah proses kontinu, artinya penyuluhan

harus dimulai dari keadaan petani pada saat itu ke arah tujuan yang

35
Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), 119.
34

mereka kehendaki, berdasarkan kebutuhan dan kepentingan yang

senantiasa berkembang.36

Penyuluhan merupakan suatu usaha menyebarluaskan hal-hal yang

baru agar masyarakat mau tetarik dan berminat untuk melaksanakannya

dalam kehidupan mereka sehari hari. Penyuluhan juga merupakan suatu

kegiatan mendidik, memberikan pengetahuan, informasi-informasi, dan

kemampuankemampuan baru, agar mereka dapat membentuk sikap dan

berprilaku hidup menurut apa yang seharusnya.37

Penyuluh pertanian ialah pekerja profesional yang berusaha

mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi selaras dengan

tujuan lembaga penyuluhan. Penyuluh berfungsi sebagai mata rantai

penghubung antara dua sistem sosial atau lebih. Penyuluh merupakan

agen pembaruan dari badan, dinas atau organisasi yang bertujuan

mengadakan perubahan-perubahan di masyarakat ke arah kemajuan yang

lebih baik dengan jalan menyebar luaskan inovasi yang mereka produksi

dan mereka miliki yang telah disusun berdasarkan kebutuhan klien

(Roger dan Shoemaker, 1995).

Defenisi penyuluhan pertanian menurut UU Nomor 16 Tahun 2006

adalah proses pembelajaran dari penyuluh kepada pelaku usaha yang

36
Isran Noor, Buku Pintar Penyuluh Pertanian, (Jakarta: Perhimpunan Penyuluh
Pertanian Indonesia), 2012,4.
37
Raishas weetmore, Penyuluhan Sebagai suatu Aktivitas Sosial Pembangunan, diakses
tanggal 29 November 2014 dari http://penduaismine.wordpress.com.
35

bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan,

dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian

fungsi lingkungan hidup.38

2. Konsep Penyuluhan

Penyuluhan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari

bagaimana pola perilaku manusia terbentuk, bagaimana perilaku manusia

dapat berubah atau diubah, sehingga membawa pada perubahan kualitas

kehidupan orang bersangkutan. Sebagai suatu disiplin ilmu, penyuluhan

memulai proses perkembangannya dengan meminjam dan merangkum

konsep-konsep ilmiah dari berbagai disiplin ilmu lain yang

relevan,seperti ilmu pendidikan, psikologi, antropologi, sosiologi, sosial

dan manajemen.

Penyuluh sebagai proses pendidikan, maka penyuluh harus dapat

membawa perubahan manusia manusia dalam hal aspek-aspek perilaku

baik pengetahuan,sikap, maupun keterampilan. Penyuluh sebagai proses

demokrasi, maka penyuluh harus mampu mengembangkan suasana

bebas, untuk mengembangkan suasana suasana bebas. Penyuluh harus

mampu mengajak sasaran penyuluh berfikir, berdiskusi, menyelesaikan

masalah dan merencanakan.

38
Isran Noor, Buku Pintar Penyuluh Pertanian, (Jakarta: Perhimpunan Penyuluh
Pertanian Indonesia), 2012,4.
36

3. Metode Penyuluhan

Dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan agar pesan yang

disampaikan diterima dengan baik, perlu menggunakan metode yang

sesuai dengan terget penyuluhan. Maunder dikutip Suriatna (1988),

menggolongkan metode penyuluhan pertanian menjadi tiga berdasarkan

jumlah sasaran yang akan dicapai, yaitu:

a. Metode Perorangan, yakni penyuluhan pertanian berhubungan secara

langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan,

dimana kegiatan ini dilaksanakan antara lain dengan metode

kunjungan rumah, kunjungan ke lahan usahatani, surat menyurat, dan

lain sebagainya.39

b. Metode kelompok, yakni penyuluh pertanian berhubungan dengan

sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya, metode penyulahan

dilaksanakan dengan ceramah, demonstrasi, karya wisata, temu lapang

dan lain sebaginya.

c. Metode massa, yakni penyuluh pertanian menyampaikan pesan-pesan

penyuluhan melalui media massa antara lain: radio, televisi, surat

kabar, rapat umum, pameran dan lain sebagainya.40

39
Isran Noor, Buku Pintar Penyuluh Pertanian, (Jakarta: Perhimpunan Penyuluh
Pertanian Indonesia), 2012,5.

40
Ali Zabar, dkk. Bacaan Terpilih Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan

Dan Kehutanan Di Kabupaten Kampar, (Bangkinang: Kantor Informasi Penyuluhan (KIP),

2007),13.
BAB III

PAPARAN DATA

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Masyarakat desa umumnya memiliki solidaritas yang tinggi, hal ini

tercermin dalam budaya gotong royong yang telah mengakar pada masyarakat

desa. Oleh karena itu, lingkungan sangat mempengaruhi sifat dan karakter

seseorang. Sehingga karakteristik suatu masyarakat akan berbeda dengan

masyarakat di daerah lainnya. Hal ini juga yang terjadi pada masyarakat Desa

Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo, yang dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain:

1. Letak Geografis Desa Kapuran

Secara geografis, Desa Kapuran yang terletak di Kecamatan Badegan

Kabupaten Ponorogo yang berbatasan langsung dengan wilayah desa:

a. Sebelah Utara: Desa Glinggang

b. Sebelah Barat: Desa Karangjoho

c. Sebelah Selatan: Desa Tanjungrejo

d. Sebelah Timur: Desa Bandaralim1

Jarak tempuh Desa Kapuran ke Ibu Kota Kecamatan adalah 6 km,

yang dapat ditempuh dengan waktu sekitar 20 menit. Sedangkan jarak

1
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 10.
37
38

tempuh ke Ibu Kota Kabupaten adalah 13 km, yang dapat ditempuh

dengan waktu sekitar 40 menit.

2. Sejarah Singkat Desa Kapuran

Desa Kapuran awalnya dibabat oleh Eyang Kaper yang merupakan

tetua yang babat desa dahulu. Dari nama beliaulah desa ini diberi nama

Desa Kapuran. Mengingat wilayah Desa Kapuran ini sangat luas maka

desa ini dibagi menjadi 4 dusun yaitu, Dusun Kapuran, Dusun Sukosari,

Dusun Munggu, dan Dusun Bangon.2

Adapun Kepala Desa Kapuran semenjak berdirinya Desa Kapuran

adalah sebagai berikut:

a. Dono Karjo pada masa penjajahan Belanda

b. Kromo Karjo pada masa penjajahan Belanda

c. Mat Semangun pada masa penjajahan Belanda

d. Ronodimedjo/ Garimun menjabat sejak tahun 1934 sd. 1939

e. Kasmoredjo/ Sikas menjabat sejak 1939 sd. 1941

f. Ronodihardjo/ Kusrin menjabat sejak tahun 1941 sd. 1958

g. Hardjono/ Misman menjabat sejak tahun 1958 sd. 1980

h. Toimun/ Onggo menjabat sejak tahun 1980 sd. 2007

2
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020,10.
39

i. Sugiarto menjabat sejak tahun 2007 sd. 2013

j. Supriantono menjabat sejak tahun 2013 sd. 2019

k. M. Siswanto menjabat sejak tahun 2019 sd. Sekarang

3. Kependudukan

Berdasarkan data administrasi Pemerintahan Desa tahun 2020, jumlah

penduduk Desa Kapuran adalah 2.960 jiwa, dengan rincian 1.495 laki-laki

dan 1.465 perempuan. Jumlah penduduk ini tergabung dalam 974 KK.

Untuk mendeskripsikan supaya lebih lengkap tentang informasi keadaan

penduduk Desa Kapuran maka perlu untuk diidentifikasi jumlah penduduk

dengan menitik beratkan pada klasifikasi kelompok umur.3 Untuk

memperoleh informasi maka perlu dibuat tabel sebagai berikut:

Tabel

Jumlah Penduduk Desa Kapuran Per Kelompok Umur

Jumlah Penduduk
Golongan Umur Total
L P

0 Bulan – 12 Bulan 19 12 31

13 Bulan – 04 Tahun 43 39 82

05 Tahun – 06 Tahun 38 36 74

07 Tahun – 12 Tahun 142 111 253

13 Tahun – 15 Tahun 58 43 101

3
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 11.
40

16 Tahun – 18 Tahun 60 57 117

19 Tahun – 25 Tahun 157 130 287

26 Tahun – 35 Tahun 248 237 485

36 Tahun – 45 Tahun 228 217 445

46 Tahun – 50 Tahun 120 105 225

51 Tahun – 60 Tahun 157 207 364

61 Tahun Keatas 225 271 496

Jumlah 1.495 1.465 2.960

Sumber: Profil Desa Kapuran

4. Pendidikan

Tingkat pendidikan berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia.

Proses pembangunan Desa akan berjalan dengan lancar apabila

masyarakat memiliki tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Akses untuk

mendapatkan pendidikan jauh lebih mudah karena jarak tempat pendidikan

baik tingkat SD sampai SMA dekat dengan pemukiman warga, akan tetapi

kalau dilihat dari data statistik masih rendahnya tingkat pendidikan

masyarakat merupakan suatu permasalahan yang harus segera dipecahkan

terutama dalam membangun kesadaran masyarakat akan arti pentingnya

pendidikan.4

Data penduduk Desa Kapuran, Badegan, Ponorogo menurut tingkat

pendidikannya dapat dilihat pada Tabel berikut:

4
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 12.
41

Tabel

Tingkat Pendidikan Masyarakat

Jumlah
No. Tingkat Pendidikan
Penduduk

1 Belum/Tidak/Sudah TidakSekolah 1.084

2 Tamat SD/Masih SD 518

3 Tamat SLTP/Masih SLTP 234

4 Tamat/Masih SLTA/SMK 283

5 Tamat / Masih di Perguruan Tinggi 121

Jumlah 2.240

mber: Profil Desa Kapuran

5. Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk di Desa Kapuran sebagian besar masih

berada di sektor pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian

memegang peranan penting dalam bidang ekonomi masyarakat.5 Data

menurut mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

5
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 13.
42

Tabel

Mata Pencaharian Penduduk


Jumlah
No. Mata Pencaharian
Penduduk

1 Petani 913

2 Pegawai Negeri 42

3 Peternak 3

4 Pengrajin 2

5 TNI/POLRI 2

6 Pensiunan 23

7 Pedagang 47

8 Lain-lain 1.928

Jumlah 2.960

Sumber: Profil Desa Kapuran

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa banyaknya masyarakat Desa

Kapuran yang bekerja sebagai petani, pada dasarnya desa kapuran sudah

menjadi desa yang mayoritas masyarkatnya adalah petani.6

6
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020,14.
43

6. Pemerintahan Desa Kapuran

Luas wilayah Desa Kapuran dengan luas wilayah 189,35 ha. Desa

Kapuran terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Kapuran, Dusun Sukosari,

Dusun Munggu, dan Dusun Bangon. Perangkat Desa menurut jenis

jabatannya di Desa Kapuran terdiri dari 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa,

1 Kaur Keuangan, Kaur Tata Usaha dan Umum, 1 Kaur Perencanaan, 1

Kasi Pemerintahan, 1 Kasi Kesejahteraan, 1 Kasi Pelayanan, 4 Kepala

Dusun dan 2 Staf Urusan. Desa Kapuran terdiri dari 4 Rukun Warga (RW)

dan 21 Rukun Tetangga (RT).

Dalam Desa terdapat tiga kategori kelembagaan Desa yang memiliki

peranan dalam tata kelola Desa, yaitu Pemerintah Desa, Badan

Permusyawaratan Desa dan Lembaga Kemasyarakatan. Dalam undang-

undang tersebut disebutkan bahwa penyelenggaraan urusan pemerintahan

di tingkat Desa (Pemerintahan Desa) dilaksanakan oleh Pemerintah Desa

dan Badan Permusyawaratan Desa.

Pemerintahan Desa ini dijalankan untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat

setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan di negeri

ini. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah kepala

Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan


44

Desa. Kepala Desa mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.7

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga yang merupakan

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan Desa sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) berfungsi menetapkan peraturan Desa bersama kepala Desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. BPD berkedudukan

sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Desa. Anggota BPD terdiri

dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi, pemuka

agama dan tokoh atau pemuka masyarakat lainnya. BPD berfungsi

menetapkan peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.8

Berikut nama pejabat pemerintah Desa Kapuran:

Tabel

Nama Pejabat Pemerintahan Desa Kapuran


No. Nama Jabatan

1 M. Siswanto Kepala Desa

2 Sarni Sekretaris Desa

3 Badrul Munir Kaur Tata Usaha dan Umum

4 Sri Wahyuningsih Kaur Keuangan

7
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 15
8
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 17.
45

5 Agung Hari N. Kaur Perencanaan

6 Kartini Staf Urusan Keuangan

7 Nikmatur Rohmatin Staf Urusan Tata Usaha

8 Margono Kasi Pemerintahaan

9 Parman Kasi Kesejahteraan

10 Sukaryadi Kasi Pelayanan

11 Pujiono Kamituwo Dkh. Kapuran

12 Wahyudi Kamituwo Dkh. Sukosari

13 Gunari Kamituwo Dkh. Munggu

14 Jumarno Kamituwo Dkh. Bangon

Sumber: Profil Desa Kapuran

7. Perekonomian Masyarakat Desa Kapuran

Masyarakat Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

merupakan masyarakat dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah,

meskipun demikian tanah pertanian di Desa Kapuran sangat subur

sehingga cocok ditanami berbagai macam jenis tanaman pertanian.

Mayoritas penduduk Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten

Ponorogo bekerja sebagai petani, dan beberapa sebagai peternak,

pedagang, dan sebagian kecil pekerja profesi.

Mayoritas masyarakat Desa Kapuran bekerja sebagai petani, mulai dari

padi, sayur dan juga buah-buahan. Selain bekerja sebagai petani mereka

juga memelihara ternak, hal ini mereka lakukann karena untuk menunggu

panen mereka bisa mempuyai pekerjaan sampingan. Selain memelihara


46

ternak, beberapa juga ada yang memiliki toko. Walaupun berbagai

pekerjaan sudah diakukan sebagian dari mereka kebutuhannya belum

tercukupi, karena panen yang hasilnya tidak menentu.

Selain untuk kebutuhan sehari-hari penghasilan mereka digunakan

untuk membiayai sekolah anak dan lain-lain. Dan juga ada kebutuhan

mendadak misalnya untuk acara resepsi pernikahan, tasyakuran, dan

selamatan.9

B. Paparan Data Proses Komunikasi Persuasif

Komunikasi persuasif merupakan suatu teknik komunikasi yang dilakukan

agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan yang disampaikan oleh komunikator.

Komunikasi persuasif juga memiliki tujuan, diantaranya: Perubahan sikap,

perubahan pendapat, perubahan perilaku dan perubahan sosial. Komunikasi

persuasif dapat diakatan berhasil jika komunikasi yang dilakukan mencapai

tujuan dari komunikasi tersebut.

1. Komunikasi Persuasif dalam Penyuluhan Pertanian

Komunikasi Persuasif adalah bentuk komunikasi yang mempunyai

tujuan khusus dan terarah untuk mengubah perilaku komunikan sebagai

sasaran komunikasi (Soleh Soemirat, H. Hidayat Satari, Asep Suryana

2007). Di desa Kapuran proses komunikasi persuasif, yang dilakukan oleh

penyuluh dalam memfasilitasi sasaran (pelaku utama dan pelaku usaha)

beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan masalah

9
Profil Desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo Tahun 2020, 18.
47

berkaitan dengan perbaikan dan pengembangan usaha mereka, komunikasi

ini sifatnya mengajak dengan menyajikan alternatif-alternatif pemecahan

masalah, namun keputusan tetap pada sasaran. Persuasif yaitu bertujuan

untuk menggugah perasaan orang seperti senang dan tidak senang, suka

dan tidak suka. Jadi berbeda dari jenis tujuan komunikasi yang pertama.

Disini pendekatanya dari segi emosi dan bukan dari pendekatan pikiran.

Target sasaran atau khalayak dari seorang Penyuluh adalah petani,

petani menjadi komunikan dan Penyuluh sebagai komunikator. Sebagai

target sasaran seorang Penyuluh pertanian harus mengetahui bagaimana

keadaan sasarannya, dengan mengetahui bagaimana karakteristik dari

target seorang Penyuluh bisa menentukan metode dan media yang cocok

untuk petani sehingga memudahkan untuk mencapai tujuan yang

disampaikan oleh Penyuluh pertanian. Apalagi sebagian besar anggota

kelompok tani desa Kapuran adalah laki- laki jadi penyampaiannya juga

harus semangat. Pernyataan ini disampaikan informan dalam wawancara

sebagai berikut

“Sebelum kita memasuki suatu wilayah kerja atau desa, kita ada
namanya identifikasi wilayah salah satunya penduduk. Jadi kita
harus tahu bagaimana usia dan pendidikan sehingga kita bisa
menentukan metode dan materi yang cocok buat target. Seperti
yang kita lihat datanya sebagian besar usia anggota Kelompok
Tani Desa Kapuran sudah banyak yang tua dan pendidikannya
tamatan SD. Apalagi kelompok tani itu sebagian besar anggotanya
adalah laki- laki jadi ada pengaruhnya nanti ke materi yang kita
sampaikan dan metode atau cara penyampaian kita. Misalnya
kalau penyampaiannya harus semangat sehingga dapat menambah
48

semangat kerja mereka, kadang juga kita harus menyampaikannya


dengan lembut.”10
Peneliti kemudian menanyakan lagi apakah ada pengaruh usia dan

tingkat pendidikan dalam penyampaian pesan atau informasi pertanian.

Informan mengatakan bahwa usia dan tingkat pendidikan berpengaruh

kepada penerimaan pesan dan informasi yang disampaikan oleh Penyuluh

Pertanian, ini di alami sendiri oleh Penyuluh pertanian di lapangan. Petani

yang tamatan SMA lebih cepat menangkap materi yang diberikan. Hal ini

sesuai dengan pernyataan Informan dalam wawancara

“Tetap ada, Cuma walaupun bapak yang tamatan SD kalau


pengalamannya lebih bagus bisa menutupi bahwa dia seperti tidak
tamatan SD loh. Jadi pola pikir mereka tidak sama. Ada memang
yang tamatan SD dia mendengarkan saja gitu, iya- iya saja. Ada
memang dia respon,disamping tingkat pendidikan rendah, usia
anggotanya juga sudah banyak yang tua di atas 60-an. Usia juga
berpengaruh, daya tangkap orang yang sudah 60-an berbeda
dengan usia yang lebih muda. Ada memang modelnya setiap
penyuluhan dikasi tahu, diberikan perhatian khusus. Tapi ada
sebagian sih gak begitu, kayak pak kardi kalau diberikan
penyuluhan dia terima dan dilaksakannya”.11
Teknik menyusun pesan kepada kelompok tani Desa Kapuran

informan menggunakan kata yang halus dan persuasif yaitu sifatnya

mengajak dengan halus. Informan menjauhi ajakan keras karena menurut

informan Penyuluh Pertanian jangan merasa menjadi seorang bos di depan

petani tapi membuat mereka menjadi teman kita agar mereka lebih

terbuka. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan informan :

10
Transkip Wawancara Kode 01/W/08/V/2022
11
Transkip Wawancara Kode 02/W/08/V/2022
49

“Saya tidak pernah marah. Misalnya kalau ada keperluan


mendadak saya bilang minta tolong lah pak kerjasamanya saya
butuh data untuk ke Dinas, tolonglah pak saya dibantu. Oiya bu
siap saya bantu gitu jawabnya. Kita kan dari bahasa kita jangan
pula tentang kita Penyuluh kita kayak bos gitu tak boleh. Karena
antara Penyuluh dan petani itu ada hubungan timbal balik. Kalau
kita bahasanya tidak menggugah hati petani, mereka tidak akan
mau. Bahasa kitapun harus kita sampaikan seperti itu. jadi mereka
sama kita itu seolah- olah berkawan, dan saling menjaga
solidaritas”.12
Informan memilih teknik One side issue yaitu informan

menyampaikan pesan dengan menonjolkan sisi kebaikan dan juga sisi

keburukannya artinya informan dalam menyampaikan pesan atau

informasi harus memberi tekanan, apakah pada kebaikan atau sebaliknya

pada keburukannya,teknik ini cocok untuk target yang berpendidikan

rendah. Sehingga informan memilih kunjungan langsung sebagai saluran

penyuluhan pertanian yang cocok saat ini, dan menggunakan materi leaflet

untuk bahan penyuluhan sekaligus bahan bacaan untuk petani. Seperti

yang disebutkan oleh Informan :

“Iya, itu termasuk medianya. Kalau metodenya kebanyakan


diskusi langsung, kemudian tatap muka, kalau tatap muka per
orang saja, kalau ada banyak sih pakai anjangsana, atau
pertemuan kecil”.13
Sehingga tidak ada hambatan bagi Penyuluh pertanian untuk

menyampaikan pesan dan informasi dengan menggunakan metode

penyuluhan secara tatap muka. Sedangkan media yang digunakan yaitu

12
Transkip Wawancara Kode 03/W/08/V/2022
13
Transkip Wawancara Kode 04/W/08/V/2022
50

brosur dan leaflet untuk bahan bacaan petani. Hal ini diungkapkan oleh

informan dalam wawancara

Gambar C.1

“Biasanya sesuai kebutuhan pak, misalnya kalau memerlukan


papan tulis sudah tersedia dan untuk pertinggal di petani
Penyuluh pertanian membagikan brosur atau modul yang berisi
informasi pertanian”.14
Kemudian peneliti tertarik untuk menanyakan apakah penyuluh

pertanian menggunakan media baru seperti whatsapp dalam penyampaian

pesan informasi kepada petani.

“Ooh… nggak pak, kalau whatsapp itu tidak semua memiliki


hanya melalui ketua kelompok dan beberapa pengurus dan
anggota saja. Karena memang penyampaian informasi melalui
whatsapp itu hanya penyampaian informasi kepada ketua
kelompok agar disampaikan kepada anggotanya. Misalnya kalau
Penyuluh Pertanian ada membawa tamu dari luar yang akan

14
Transkip Wawancara Kode 05/W/09/V/2022
51

berkunjung ke kelompok tani desa kapuran,minta tolong kepada


ketua kelompok agar menyampaikan kepada anggotanya untuk
menghadiri acara tersebut”.15

Peneliti menanyakan lagi apakah ketika melakukan penyuluhan

dengan menggunakan anjangsana, tatap muka, diskusi dan ceramah

apakah informan menggunakan alat bantu penyuluhan seperti laptop dan

infocus. Informan menjawab ada, tapi selama ini mereka kekurangan alat

bantu penyuluhan pertanian dan apabila perlu informan menyarankan

untuk membuka internet. Seperti yang disebutkan informan:

“Ada pak, tapi ya seadanya saja, tidak sebagus yang seperti lainya
karena kita kekurangan alat dan bahan penyuluhan, paling nanti
saya suruh cari di google apabila ada bahan yang perlu, tapi
sayangnya belum semua bisa menggunakan android, mungkin
yang bisa menggunakan android hanya beberapa saja, dan itupun
androidnya masih jadul jadi kalau suruh browsing masih lemot”.16

Gambar C.2

15
Transkip Wawancara Kode 06/W/09/V/2022
16
Transkip Wawancara Kode 07/W/09/V/2022
52

Peneliti menanyakan kepada informan apakah ada jadwal kunjungan

ke kelompok tani desa Kapuran,karena seperti yang kita ketahui seorang

Penyuluh Pertanian itu harus mempunyai jadwal kunjungan ke kelompok

tani, dan begini jawaban informan:

“Sebenarnya saya punya jadwal pembinaan, jadwal kunjungan


namanya yah, kalau di Desa Kapuran itu setiap hari minggu.
Cuman begini lo mereka kan petani itulah usaha tani mereka
itulah yang mereka kelola, jadi kalau kita sering- sering kesana
mereka juga kan akan keberatan, kenapa? Apalagi pada masa
pandemi seperti ini kita harus mengurangi kegiatan yang
melibatkan banyak orang”.17

Peneliti terus bertanya kenapa petani keberatan jika Penyuluh

Pertanian terlalu sering melakukan pertemuan. Jawaban Penyuluh

pertanian karena dengan adanya pertemuan menyita waktu petani, dengan

pertemuan itu petani sudah bisa mengerjakan banyak pekerjaan di

ladangnya. Seperti informan menyebutkan dalam wawancara :

“Iya menyita waktu, yang biasanya dapat membabat satu rante


kan jadi gak bisa. Kita pun mikirnya kesitu, jadi kalau saya datang
kesana saya bagikan leaflet saja dan saya tanyakan masalah yang
duhadapi mereka. Kita tanya disitu dan kita selesaikan disitu juga,
ya sudah. Kalau ada yang penting mereka baru menghubungi
saya”.18

17
Transkip Wawancara Kode 08/W/10/V/2022
18
Transkip Wawancara Kode 10/W/09/V/2022
53

Gambar C.3

Strategi yang digunakan oleh informan dalam penyampaian informasi

penyuluhan yaitiu memberikan penyuluhan dengan cara tatap muka baik

itu di ladang maupun di rumah, dan juga mengarahkan percakapan ke arah

analisis usaha. ini dapat dilihat dari wawancara dengan informan berikut

ini:

“Strateginya yah jangan bosan- bosan untuk memberikan


penyuluhan, saya mengunjungi petani secara tatap muka baik itu
di ladangnya maupun ke rumahnya. Apalagi kelompok Tani Desa
Kapuran ini kan bapak- bapak semua, pasti orientasinya ke bisnis,
saya akan arahkan percakapan ke analisis usahanya, hitung-
hitungan duitlah gitu”.19
2. Hambatan Penyuluh Pertanian dalam melakukan komunikasi

persuasif

Hambatan Teknis dari komunikan yaitu tingkat pemahaman materi

yang rendah oleh petani atau SDMnya. Upaya yang dilakukan oleh

Penyuluh Pertanian dengan memberikan perhatian khusus kepada anggota

19
Transkip Wawancara Kode 11/W/10/V/2022
54

kelompok yang kurang mengerti tersebut dengan memberikan penyuluhan

yang berulang- ulang sampai mereka faham. Juga mengaktifkan fungsi

kelompok yang mana fungsi dari suatu kelompok tani yaitu sebagai wadah

untuk saling bertukar pikiran.

Hambatan dari diri komunikator yaitu Hambatan yang datang dari

Penyuluh Pertanian sebagai komunikator memiliki jadwal yang sangat

padat karena mempunyai 2 (dua) desa sebagai wilayah binaannya. Untuk

menanggulangi hal tersebut Penyuluh pertanian memberikan kontaknya

kepada pengurus kelompok dan apabila ada masalah di dalam kelompok

boleh menghubungi beliau atau melalui pengurus kelompok.

Peneliti kemudian menanyakan kepada informan apakah ada hambatan

dalam penyampaian pesan atau informasi kepada petani karena jika dilihat

dari data anggotanya kebanyakan merupakan masih ada hubungan

keluarga. Hal ini dapat dilihat dari wawancara dengan informan sebagai

berikut.

“Kalau itu saya ajak dan saya berikan motivasi. Saya tahu
memang kebanyakan kelompok tani satu keluarga dia ketuanya,
seksi lain keponakannya, mamangnya sebagai anggota itu biasa
disitu. Tapi ketika pertemuan saya menguatkan kembali saya
menceritakan bahwa informasi yang disampaikan ketua itu benar
dari saya. Istilahnya saya memperjelas informasi yang sampai
kepada mereka. Kadang saya ngasih infomasi kan melalui
ketuanya dan ketuanya menyampaikan kepada semua anggotanya.
Jadi kan anggotanya ini istilahnya acuh, tidak percaya karena
tidak langsung dari saya tapi kan nanti kalau saya ketemu saya
kasih tahu balik. Kalau informasi itu datang dari pemerintah saya
55

biasanya tunjukkan undang- undangnya, suratnya dan bukti


lainnya.”20
Hambatan yang ditemui Seorang Penyuluh Pertanian di lapangan

pastinya menemukan banyak rintangan dalam penyampaian pesan dan

informasi. Seperti tantangan yang ditemui oleh informan di lapangan

dalam yaitu mengubah mindset dan pola pikir petani. Seperti yang

diucapkan oleh informan:

“Kalau tantangannya sih itulah mindset petaninya, pola pikir


petaninya sulit berubah. Pun kita kasi memotivasi tetap kita kasi
penyuluhan yah gitu- gitu aja perkembangannya hanya sedikit”21
Peneliti menanyakan kepada informan apakah hambatan yang dialami

oleh Penyuluh Pertanian dalam penyampaian pesan atau informasi, juga

hambatan dalam pemilihan media dan metodenya. Informan menjawab

ada hambatan dalam proses penyampaian informasi seperti mereka yang

memiliki pendidikan rendah lebih sulit menangkap pesan atau informasi

yang disampakan oleh Penyuluh. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan

oleh informan dalam wawancara:

“Memang ada sih pak. Seperti pada saat dialog pertemuan pesan
yang disampaikan mereka lebih sulit mencerna informasi yang
disampaikan”.22
Peneliti ingin mengetahui bagaimana pendapat informan tentang

hambatan yang ditemui oleh Penyuluh Pertanian dalam melaksanakan

pembinaan pascapanen tanaman Padi di Kelompok Tani Desa Kapuran.


20
Transkip Wawancara Kode 05/W/09/V/2022

21
Transkip Wawancara Kode 07/W/09/V/2022

22
Transkip Wawancara Kode 09/W/09/V/2022
56

Menurut informan hambatan yang ditemukan oleh Penyuluh Pertanian

yaitu SDM petani yang kurang. Sehingga sebagian dari mereka sulit

mencerna informasi yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian sehingga

harus disampaikan secara berulang- ulang sampai mereka mengerti.

Seperti yang diungkapkan informan dalam wawancara:

“Pasti ada hambatannya, kita sadari itu, kita lihat SDMnya


pasti kurang, sehingga untuk mencerna informasi yang kita
sampaikan tidak tersampaikan pada waktu itu juga”.23
Masyarakat petani tradisional yang tiba-tiba dihadapkan pada

kebijakan industrialisasi, mengganti cara-cara bertani dengan mesin

industri, kontrak kerja melalui penerapan upah dan talta caru asing

lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan menggunakan mesin traktor

pekerjaan seperti menggarap sawah jauh lebih efektif, akan tetapi hal

tersebut merupakan prosss memudar atau melemahnya norma dan nilai

dalam masyarakat karena adanya perubahan sosial. Sebagai contohnya

adalah ungkapan informan berikut:

“Dulu sebelum ada traktor sawahnya bagus, baik pematangnya,


baik pemeliharaanya. Kenapa adapi traktor baru sawahnya tidak
dirawat, tidak diperbaiki pematangnya, tidak dipelihara. Yang
punya traktor mau dibantu malu-malu juga, giliran mau dipanggil
dia tidak mau kalau tidak digaji dibelikan juga solar. Dulunya
waktu masih menggunakan sapi sawahnya lelih rapi”24

Gotong-royong menjadi bentuk solidaritas yang sangat umum dan

eksistensinya dalam masyarakat juga masih sangat terlihat hingga

23
Transkip Wawancara Kode 05/W/09/V/2022

24
Transkip Wawancara Kode 05/W/09/V/2022
57

sekarang, bahkan Negara Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang

mempunyai jiwa gotong-royong yang tinggi. Gotong-royong masih sangat

dirasakan manfaatnya, walaupun kita telah mengalami perkembangan

zaman, yang memaksa megubah pola pikir manusia menjadi pola pikir

yang lebih egois, namun pada kenyataanya manusia memang tidak akan

pernah bisa untuk hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari

orang lain untuk kelangsungan hidupnya dalam masyarakat.

Itulah pentingnya prinsip gotong royong yang sangat berpengaruh

besar pada pembangunan dalam masyarakat.Kesibukan masyarakat dengan

urusan pribadi yang tidak diimbangi dengan kebutuhan umum, kemudian

pemenuhan ekonomi keluarga yang tidak menentu menjadikan hubungan

dalam masyarakat yang terkait dengan kegotong royongan atau solidaritas

berjalan dengan tidak efektif.

Hal tersebut menandakan bahwa ketika kebutuhan pribadi menjadi

unggul maka kebutuhan umum akan dinilai tidak berguna, lebih

mementingkan urusan pribadi kemudian pihak lain diabaikan yang pada

akhimya berdarnpak pada solidaritas masyarakat. Dengan demikian, sifat-

sifat egois dan individualis sudah seharusnya dikurangi dan disesuaikan

dengan norma-norma yang berlaku untuk menghindari timbulnya

keretakan. Agar suatu kelompok tidak ada saling kecemburuan antar

kelompok tani.
58

3. Solusi komunikasi persuasif Penyuluh Pertanian

Setelah mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Penyuluh Lapangan

kemudian peneliti ingin mengetahui pendapat informan tentang upaya

yang dilakukan untuk menghadapi hambatan tersebut. Informan menjawab

langkah yang dilakukan oleh Penyuluh Lapangan yaitu dengan cara

informasi tersebut disampaikan dengan cara berulang- ulang sampai petani

tahu, kemudian usaha dari kelompok sendiri yaitu kembali ke azas

kebersamaan tadi, mereka saling membantu untuk memberikan penjelasan

kepada anggota lain agar mereka sama- sama mengerti. Seperti perkataan

informan dalam wawancara :

”Harus disampaikan berulang- ulang sampai mereka mengerti.


Kita jangan bosan dan lelah karena kembali ke azas awal tadi
kelompok itu untuk kebersamaan. Apalagi kita pengurus-
pengurusnya memang harus memiliki jiwa pemberdayaan. Kami
siap membantu untuk umum bukan cuma untuk pribadi, dan
banyak di kelompok lain tanpa jiwa pemberdayaan kelompoknya
kurang berjalan”.25
Petani di lapangan informan menggunakan cara yaitu terus melakukan

penyuluhan dan motivasi. Sesuai dengan Tupoksinya tugas penyuluh itu

untuk merubah perilaku, sifat petani, pola pikir petani dan

mengembangkan pertaniannya. Tapi tidak semua petani sulit untuk

mengubah pola pikirnya dan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan

petaninya. Seperti yang dinyatakan oleh informan pada wawancara:

25
Transkip Wawancara Kode 05/W/09/V/2022
59

“Iya, memang tugas penyuluh itu dia, merubah perilaku, sifat


petani, pola pikir petani dan mengembangkan pertaniannya. Kan
itu sebetulnya tugas pokok. Tapi memang kalau merubah mindset
petani itu sulit. Katanya kalau bu Nanik tidak ada kamipun tak
tahulah masalah pertanian. Tidaklah pak saya pun bodohnya pak
saya bilang gitu. Orang bapak lebih pintar karena orang bapak
langsung mempraktekkannya, kalau saya lebih banyak teori yang
saya tahu dan beberapa teknologinya. Pokoknya kalau disana saya
merasa diharga”.26
Strategi yang digunakan oleh informan dalam penyampaian informasi

penyuluhan yaitu dengan tidak bosan- bosan memberikan pnyuluhan

dengan cara tatap muka baik itu di ladang maupun di rumah, dan juga

mengarahkan percakapan ke arah analisis usaha. ini dapat dilihat dari

wawancara dengan informan berikut

“Strateginya yah jangan bosan- bosan untuk memberikan


penyuluhan, saya mengunjungi petani secara tatap muka baik itu
di ladangnya maupun ke rumahnya. Apalagi kelompok Tani Desa
Kapuran ini kan bapak- bapak semua, pasti orientasinya ke
bisnis,”.
Maka dari itu dengan cara ini informasi tersebut disampaikan dengan

cara berulang- ulang sampai petani tahu, kemudian usaha dari kelompok

sendiri yaitu kembali ke azas kebersamaan atau saling terkonfirmasi, agar

mereka saling membantu untuk memberikan penjelasan kepada anggota

yang lain agar mereka sama- sama mengerti.

26
Transkip Wawancara Kode 08/W/09/V/2022
BAB IV

ANALISIS KOMUNIKASI PERSUASIF PENYULUHAN PERTANIAN

KEPADA KELOMPOK TANI DESA KAPURAN KECAMATAN

BADEGAN PONOROGO

A. Proses Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian Kepada Kelompok


Tani di Desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo
Kegiatan persuasif memiliki tujuan untuk memberikan dorongan kepada

komunikan (masyarakat) agar berubah sikap, pendapat dan tingkah lakunya

atas kehendak sendiri dan bukan karena keterpaksaan. Komunikasi persuasif

adalah suatu proses, yakni proses mempengaruhi sikap, pendapat dan perilaku

orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.1

Proses itu sendiri adalah setiap gejala atau fenomena yang menunjukkan

suatu perubahan yang terus menerus dalam konteks waktu, setiap pelaksanaan

atau perlakuan secara terus-menerus. Komunikasi persuasif merupakan suatu

usaha untuk meyakinkan orang lain agar publiknya berbuat dan bertingkah

laku seperti yang diharapkan komunikator dengan membujuk, merayu dan

tanpa memaksanya atau tanpa kekerasan.2

Komunikasi persuasif memiliki langkah-langkah yang dapat

mempengaruhi komunikasi persuasif itu sendiri bisa berhasil. Hal ini terjadi

karena adanya sebuah sumber pesan atau komunikator yang memiliki

1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2003),4.
2
Werner J Severin, Teori Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008), 177.

60
kredibilitas tinggi dimana komunikator mempunyai pengetahuan lebih tentang

apa yang disampaikan oleh komunikan, sehingga pesan yang disampaikan

dapat berjalan secara jelas dan teratur.3 Setelah sumber pesan yang

disampaikan oleh komunikator diterima kepada komunikan, selanjutnya pesan

yang diterima oleh komunikan baiknya masuk akal, agar dapat diterima oleh

komunikan,kemudian pesan tersampaikan kepada komunikan.4

Penyuluh yang ada di Desa Kapuran Kecamatan Badegan selalu

mengupayakan agar antara seorang penyuluh dengan petani terjadi suatu

kerjasama atau solidaritas yang bagus agar tercapai tujuan yang diinginkan

serta penyuluh yang ada di Desa Kapuran selalu menyesuaikan kondisi petani

jika ingin melakukan penyuluhan, karena petani yang ada di Desa Kapuran

bisa dikatakan malas atau bahkan jarang ikut dalam kegiatan kelompok tani

yang dimana didalamnya mengundang seorang penyuluh, sehingga sang

penyuluhlah yang mendatangi petani meskipun itu mereka berada di

sawahnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa

penyuluhan pertanian merupakan lembaga yang dikembangkan guna

membantu para petani untuk mengembangkan Solidaritas dan meningkatkan

kinerja dalam menghasilkan hasil tani yang baik. Penyuluhan pertanian ini

melakukan penyuluhan terhadap para petani se Kecamatan Badegan melalui

cara penyaluran sperti,anjangsana yaitu para penyuluh dari penyuluhan


3
Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi (Bandung: Mandar Maju, 1989), 270.
4
Soleh Soemirat dkk, Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas Terbuka,1999), 39.
pertanian melakukan penyuluhan atau berkunjung guna untuk menyampaiakan

sesuatu mengenai pelaksanaan pertanian dengan baik kepada para petani di

setiap desa di Kecamatan Badegan melalui kunjungan kerumah-rumah warga

atau para petani untuk dapat ikut berkontribusi dalam meningkatkan pertanian

agar hasil tani meningkat lebih baik.

Kemudian melalui pertemuan kelompok, masing-masing desa terdiri dari

satu kelompok tani. Penyuluhan dilakukan dikelompok-kelompok tani yang

melakukan pertemuan guna menyuluhkan atau mengajarkan serta memberi

pengarahan kepada setiap kelompok untuk dapat meningkatkan hasil panen

kearah yang lebih baik. Untuk dapat menarik simpati masyarakat atau para

kelompok tani dalam melakukan peningkatan terhadap hasil tani,Penyuluhan

Pertanian melakukan sistem Demplot yang mana para penyuluh dari lembaga

tersebut melakukan percontohan sebelum dilakukan oleh para masyarakat atau

petani.

Proses komunikasi yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian tentunya

memiliki tujuan yaitu mempengaruhi target sasaran serta membujuk petani.

Menganalisis efek komunikasi dilakukan untuk melihat pengaruh daripada

perilaku dan keterampilan anggota kelompok tani Desa Kapuran dalam

penanganan pascapanen tanaman jagungnya jika dilihat dari sebelum dan

sesudah dia mendapatkan penyuluhan dari Penyuluh Lapangan. Penyuluhan

yang dilakukan oleh Penyuluh pertanian dikatakan berhasil jika pengaruh

yang terjadi pada penerima informasi sama dengan tujuan yang diinginkan
komunikator. Agar persepsi seseorang atau kelompok dapat berubah maka

perlu memotivasi dan membina masyarakat tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian dalam melakukan Komunikasi persuasif di

Desa Kapuran ialah guna untuk menarik minat komunikan agar mau ikut serta

merta dalam proses penyuluhan. Maka dari itu Penyuluh Pertanian di Desa

Kapuran sangat di harapkan sebagai pembimbing dan memotivator bagi

masyarakat,dan juga bertujuan untuk menggugah perhatian seseorang dengan

menumbuhkan minat dan kemauan sehingga mau melakukan sesuatu sesuai

yang diinginkan komunikator. Sedangkan membina bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang atau sekelompok

orang.

B. Hambatan-hambatan Komunikasi Persuasif Penyuluh Pertanian di Desa

Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo

Manusia makhluk sosial yang sering berkomunikasi dengan sesama

manusia yang lain. Tubuh yang paling sering digunakan dalam komunikkasi

biasanya adalah mulut untuk berbicara dan telinga untuk mendengar.5 Ada

kala dimana anggota tubuh manusia seperti telinga yang mengalami

penurunan fungsi karena sebab usia yang sudah tua dari petani juga

mengakibatkan komunikasi persuasif dari penyuluh pertanian menjadi tidak

sesuai dengan apa yang diharapkan dari komunikator. Komunikator yang tak

5
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),
40.
lain dalam kasus ini adalah penyuluh pertanian akan mencari solusi untuk

mengatasi masalah tersebut.

Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat

digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena

itu penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping

bisa bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat

mendorong minat belajar petani. Peneliti ingin mengetahui bagaimana

pendapat informan tentang hambatan yang ditemui oleh Penyuluh Pertanian

dalam melaksanakan pembinaan kelompok tani Desa Kapuran. Menurut

informan hambatan yang ditemukan oleh Penyuluh Pertanian yaitu SDM

petani yang kurang. Sehingga sebagian dari mereka sulit mencerna informasi

yang diberikan oleh Penyuluh Pertanian sehingga harus disampaikan secara

berulang- ulang sampai mereka mengerti.

Hambatan tersebut berupa tingkat pemahaman materi yang rendah oleh

petani. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan faktor usia petani.

Petani yang memiliki pendidikan yang lebih rendah cenderung lebih sulit

menangkap materi dan informasi yang disampaikan oleh Penyuluh Pertanian,

begitu juga dengan faktor usia yang lebih tua cenderung lebih sulit menangkap

materi yang disampaikan karena penurusan fungsi indra.

Maka dari itu untuk menyikapi hal tersebut Penyuluh Pertanian

memberikan perhatian khusus kepada anggota kelompok yang kurang

mengerti tersebut dengan memberikan penyuluhan yang berulang- ulang

sampai mereka faham. Langkah selanjutnya dengan mengaktifkan fungsi


kelompok yang mana fungsi dari suatu kelompok tani yaitu sebagai wadah

untuk saling bertukar pikiran. Disinilah peran pengurus kelompok tani untuk

membantu anggota lain yang menemukan masalah dalam pertaniannya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat di simpulkan bahwa hambatan

yang ada di Desa Kapuran ialah dari segi SDM yang rendah baik dari segi

materi maupun dari segi fisik dan juga orangya pasif, pertama dari segi materi

ialah ketika Penyuluh pertanian sedang melakukan penyuluhan seperti

sosialisasi, dan ketika Penyuluh menyampaikan materi mereka belum

langsung bisa mengerti apa yang telah di katakan pemateri. Pemateri harus

berulang-ulang kali dalam menjelaskan materinya agar mereka mampu

menerima isi materi tersebut. Dan hambatan yang kedua yaitu dari segi fisik,

ada beberapa warga Desa Kapuran yang mengalami gangguan indra, seperti

gangguan indra pendengaran misalnya, jadi penyuluh pertanian jika

menyampaikan materi harus keras dan berkali-kali dalam menyampaikan

materinya. Yang ketiga, yaitu petani di desa kapuran kurang antusias atau bisa

dikatan masih pasif.

Selain itu juga terbatasnya sarana dan prasarana yang memadai, masih

kuranngnya dilakukan sosialisasi yang memadai kepada masyarakat petani

akan pentingnya kesejahteraan petani, ketersediaan sumber daya pertanian

yang masih kurang memadai terutama tidak memiliki lahan pertanian khusus

untuk kelompok tani, serta kurangnya anggaran dari pemerintah yang

memadai dalam menjalankan program pertanian.


C. Solusi Komunikasi Persuasif Penyuluh pertanian Kepada Kelompok Tani

di desa Kapuran Kecamatan Badegan Ponorogo

Setelah mengetahui hambatan yang dihadapi oleh Penyuluh Pertanian

kemudian peneliti ingin mengetahui pendapat informan tentang upaya yang

dilakukan untuk menghadapi hambatan tersebut. Informan menjawab langkah

yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian yaitu dengan cara informasi tersebut

disampaikan dengan cara berulang- ulang sampai petani tahu, kemudian usaha

dari kelompok sendiri yaitu kembali ke azas kebersamaan tadi, mereka saling

membantu untuk memberikan penjelasan kepada anggota lain agar mereka

sama- sama mengerti.

Anjangsana/dor to dor,yang dimaksud Anjangsana adalah para penyuluh

dari Penyuluhan Pertanian melakukan penyuluhan atau penyampaian

mengenai pelaksanaan pertanian dengan baik kepada para petani di setiap desa

melalui kunjungan kerumah-rumah warga atau para petani untuk dapat ikut

ber kontribusi dalam meningkatkan pertanian agar hasil tani meningkat lebih

baik. Selain itu, guna anjangsama ini untuk menari atau mengembangkan

ttingkat solidaritas kelompok tani agar semua anggota atupun lainya dapat

berkontrinbusi atau berpartisipasi di dalamnya.

Melalui pertemuan kelompok,Jumlah petani di setiap desa di Kecamatan

Badegan ini terdiri dari beberapa kelompok petani yang masing-masing desa

terdiri dari satu kelompok tani. Penyuluhan dilakukan dikelompok-kelompok

tani yang melakukan pertemuan guna menyuluhkan atau mengajarkan serta


memberi pengarahan kepada setiap kelompok untuk dapat meningkatkan hasil

panen kearah yang lebih baik.

Maka dari itu peniliti dapat menyimpulkan bahwa solusi dalam masalah

tersebut ialah Peneliti menemukan temuan penelitian bahwa strategi

komunikasi yang dilakukan Penyuluh Pertanian yaitu meningkatkan

kedekatan emosional antara Penyuluh Pertanian dan petani dengan melakukan

penyuluhan kunjungan langsung ke petani baik di rumah maupun di ladang.

Menurut Penyuluh Pertanian cara ini lebih mudah untuk menggali masalah

yang dihadapi petani karena dengan kunjungan langsung ke lahan atau rumah

mereka tidak malu untuk mengungkapkan masalahnya dan dengan kunjungan

langsung tidak menyita waktu petani di ladang.

Selain itu juga dengan cara memelihara dan memperbaiki sarana dan

prasarana yang sudah ada, secara rutin melaksanaan penyuluhan atau

pembinaan maupun pelatihan bagi masyarakat petani jangan sampai

pembinaan secara rutin tersebut dilaksanakan kadang-kadang, secara bertahap

menambah berbagai fasilitas lahan untuk bertani dan berternak untuk

masyarakat petani serta mengajukan anggaran kepada pemerintah maupun

swasta untuk menambah anggaran untuk menjalankan program pertanian

dengan baik dan guna mendapatkan kesejahteraan petani.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan bahwa

Proses komunikasi persuasif yang digunakan oleh Penyuluh Pertanian

dalam penyampaian pesan kepada petani dalam memperoleh informasi

tentang pertanian yang baik yaitu:

Pertama, Proses komunikasi pesuasif penyuluh pertanian dalam

menarik minat petani adalah proses komunikasi persuasif secara primer

yaitu penyuluh dan petani bertatap muka dan dapat mendapatkan informasi

secara langsung.

Kedua, Hambatan komunikasi pesuasif penyuluh pertanian untuk

menarik minat petani di desa Kapuran Kecamatan Badegan Kabupaten

Ponorogo adalah Faktor motivasi yang kurang dan Faktor fisik serta sarana

dan prasarana yang kurang memadai.

Ketiga, solusi mengenai hasil penyuluhan ialah penyuluh harus sering

mengunjungi petani di rumah maupun di sawah. Karena dengan adanya

bantuan penyuluh, petani akan lebih mudah untuk mengatasi masalah-

masalah yang terjadi di desa kapuran.

B. SARAN

1. Sebaiknya penyuluh yang ada di desa Kapuran lebih intensif lagi

mengadakan pertemuan dengan para petani dan lebih fokus terhadap

penerapan metode persuasif, karena dengan metode komunikasi seperti

68
ini lebih efektif dan lebih cocok untuk petani yang ada di desa

Kapuran agar lebih cepat paham, termotivasi serta dapat menerima

masukan tentang bagaimana cara bertani yang baik dan dapat

menerima tentang inovasi teknologi baru.

2. Dalam mengadakan suatu penyuluhan di desa Kapuran seorang

penyuluh harus bisa memberikan pemahan yang baik kepada petani,

agar petani mau diajak bekerjasama, berkontribusi dan petani yang ada

di desa Kapuran juga harus mau diajak kerja sama dan mengerti

tentang tugas dari seorang Penyuluh Pertanian.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Dasar-Dasar Public Relations (Bandung: Citra Aditya Bakti


1993)

Anonim, 2006 . Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 16 tentang Sistem


Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Departemen Pertanian.

Barata,Atep Adya, Dasar-Dasar Pelayanan Prima (Jakarta: Elex Media


Komputindo, 2013)

Bachri,Bahctiar S, “Meyakinkan Validitas Data Dengan Trianguasi Pada


Penelitian Kualitatif,” Teknologi pendidikan, 1 (April, 2010)

Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kualitati, (Jakarta: Kencana Prenada


Media Group, 2003)

Cangara, Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo


Persada,2012)

Dewi, Sutresna, Komunikasi Bisnis (Yogyakarta : Andi Offset,2007)

Fiske, John, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2012)

Gumelar, Gumgum, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta: Akademia


Permata, 2013)

Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Salemba


Haumanika, 2010)

Ibrahim, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta cv, 2015)

Lalongkoe,Maksimus Ramses, Komunikasi Teurapetik Pendekatan Praktis


Praktisi Kesehatan (Yoyakarta: Graha Ilmu, 2014)

70
Leksono ,Sugeng Puji, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif (Malang:
Kelompok Intrans Publising, 2016)

Maulana Herdiyan, Psikologi Komunikasi dan Persuasi (Jakarta: Akademia


Permata, 2013)

Mulyana, Deddy,Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung : PT. Remaja


Rosdakarya, 2013)

Nasor, M, Komunikasi Persuasif Nabi Dalam Membangun Masyarakat Madani


(Pustakams: 2011)

Nugrahani, Farida, Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan


Bahasa (Surakarta: 2014)

Nurhayani, “Pengaruh Penerapan Komunikasi Persuasif Terhadap kinerja


Pegawai Di Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota
Makassar”, (Skripsi Jurusan Ilmu komunikasi pada Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Alauddin Makassar, 2016)

Noor, Isran, Buku Pintar Penyuluh Pertanian, (Jakarta: Perhimpunan Penyuluh


Pertanian Indonesia, 2012)

Rahmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)

Raishas weetmore, Penyuluhan Sebagai suatu Aktivitas Sosial Pembangunan,


diaksestanggal 29 November 2014
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004)

Setiana, 2005. Teknik Penyuluhan dan pemberdayaan Masyarakat. Penerbit Graha


Indonesia. Ciawi. Bogor.

Soemirat Soleh, dkk, Materi Pokok Komunikasi Persuasif (Jakarta: Universitas


Terbuka, 2004)

Suranto, Komunikasi sosial Budaya (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2013)


Situmorang ,Syafizal Helmi, Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis
(Medan: USU Press, 2010)

Severin, Werner J, Teori Komunikasi (Jakarta: Kencana, 2008)

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantittif, Kualitatif dan R&D (Bandung:


Alfabet,2007)

Zabar, Ali dkk. Bacaan Terpilih Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian,


Perikanan Dan Kehutanan Di Kabupaten Kampar, (Bangkinang: Kantor
Informasi Penyuluhan (KIP), 2007)

Zakaria, 2006. Modul Dasar-Dasar Penyuluhan Pertanian. Pusat Manajemen


Pelatihan Sumberdaya Manusia Pertanan, Ciawi. Bogor
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Transkip Wawancara

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana cara Sebelum kita memasuki suatu wilayah kerja

anda mengetahui atau desa, kita ada namanya identifikasi wilayah

karakteristik salah satunya penduduk. Jadi kita harus tahu

sebuah desa? bagaimana usia dan pendidikan sehingga kita

bisa menentukan metode dan materi yang cocok

buat target. Seperti yang kita lihat datanya

sebagian besar usia anggota Kelompok Tani

Desa Kapuran sudah banyak yang tua dan

pendidikannya tamatan SD. Apalagi Kelompok

Tani itu sebagian besar anggotanya adalah laki-

laki jadi ada pengaruhnya nanti ke materi yang

kita sampaikan dan metode atau cara

penyampaian kita. Misalnya kalau

penyampaiannya harus semangat sehingga dapat

menambah semangat kerja mereka, kadang juga

kita harus menyampaikannya dengan lembut.

2 Apakah ada tingkat Tetap ada, Cuma walaupun bapak yang tamatan

usia dalam SD kalau pengalamannya lebih bagus bisa

menyampaikan menutupi bahwa dia seperti tidak tamatan SD

73
pesan atau loh. Jadi pola pikir mereka tidak sama. Ada

informasi memang yang tamatan SD dia mendengarkan

Pertanian? saja gitu, iya- iya saja. Ada memang dia

respon,disamping tingkat pendidikan rendah,

usia anggotanya juga sudah banyak yang tua di

atas 60-an. Usia juga berpengaruh, daya tangkap

orang yang sudah 60-an berbeda dengan usia

yang lebih muda. Ada memang modelnya setiap

penyuluhan dikasi tahu, diberikan perhatian

khusus. Tapi ada sebagian sih gak begitu, kayak

pak kardi kalau diberikan penyuluhan dia terima

dan dilaksakannya

3 Bagaimana cara Saya tidak pernah marah. Misalnya kalau ada

berkomunikasi keperluan mendadak saya bilang minta tolong

dengan petani di lah pak kerjasamanya saya butuh data untuk ke

desa kapuran Dinas, tolonglah pak saya dibantu. Oiya bu siap

apakah jika tidak saya bantu gitu jawabnya. Kita kan dari bahasa

sesuai dengan cara kita jangan pula tentang kita Penyuluh kita

anda petani akan kayak bos gitu tak boleh. Karena antara PPL dan

tersinggung? petani itu ada hubungan timbal balik. Kalau kita

bahasanya tidak menggugah hati petani, mereka

tidak akan mau. Bahasa kitapun harus kita

sampaikan seperti itu. jadi mereka sama kita itu


seolah- olah berkawan, dan saling menjaga

solidaritas

4 Seperti apa cara “Iya, itu termasuk medianya. Kalau metodenya

anda untuk kebanyakan diskusi langsung, kemudian tatap

berkomunikasi muka, kalau tatap muka per orang saja, kalau

dengan petani di dia banyak sih pakai anjangsana, baru medianya

sana? ini pakai selebaran atau leaflet dan kalau ada

brosur- brosur dari Dinas Pertanian saya kasi

5 Media apa yang Biasanya sesuai kebutuhan pak, misalnya kalau

bisa di gunakan memerlukan papan tulis sudah tersedia dan

dalam untuk pertinggal di petani PPL membagikan

memberitahu brosur atau modul yang berisi informasi

petani? pertanian

6 Apakah PPL Ooh… nggak pak, kalau whatsapp itu tidak

menggunakan semua memiliki hanya melalui ketua kelompok

media baru seperti dan beberapa pengurus dan anggota saja. Karena

WhatsApp? memang penyampaian informasi melalui

whatsapp itu hanya penyampaian informasi

kepada ketua kelompok agar disampaikan

kepada anggotanya. Misalnya kalau PPL ada

membawa tamu dari luar yang akan berkunjung

ke kelompok tani desa kapuran,minta tolong


kepada ketua kelompok agar menyampaikan

kepada anggotanya untuk menghadiri acara

tersebut

7 Apakah anda alat Tidak ada pak karena kita kekurangan alat dan

bantu seperti bahan penyuluhan, paling nanti saya suruh cari

laptop atau media di google apabila ada bahan yang perlu, tapi

lain? sayangnya belum semua bisa menggunakan

android

8 Apakah PPL sering Sebenarnya saya punya jadwal pembinaan,

ada kunjungan di jadwal kunjungan namanya yah, kalau di Desa

desa-desa? Kapuran itu setiap hari minggu. Cuman begini

lo mereka kan petani itulah usaha tani mereka

itulah yang mereka kelola, jadi kalau kita

sering- sering kesana mereka juga kan akan

keberatan, kenapa? Apalagi pada masa pandemi

seperti ini kita harus mengurangi kegiatan yang

melibatkan banyak orang

9 Kenapa petani Iya menyita waktu, yang biasanya dapat

keberatan jika PPL membabat satu rante kan jadi gak bisa. Kita pun

terlalu sering mikirnya kesitu, jadi kalau saya datang kesana

melakukan saya bagikan leaflet saja dan saya tanyakan

pertemuan? masalah yang duhadapi mereka. Kita tanya


disitu dan kita selesaikan disitu juga, ya sudah.

Kalau ada yang penting mereka baru

menghubungi saya

10 Apa strategi anda Strateginya yah jangan bosan- bosan untuk

dalam melakukan memberikan penyuluhan, saya mengunjungi

Penyuluhan? petani secara tatap muka baik itu di ladangnya

maupun ke rumahnya. Apalagi kelompok Tani

Desa Kapuran ini kan bapak- bapak semua, pasti

orientasinya ke bisnis, saya akan arahkan

percakapan ke analisis usahanya, hitung-

hitungan duitlah gitu

11 Apakah ada Kalau itu saya ajak dan saya berikan motivasi.

hambatan dalam Saya tahu memang kebanyakan kelompok tani

penyampaian satu keluarga dia ketuanya, seksi lain

pesan kepada keponakannya, mamangnya sebagai anggota itu

petani? biasa disitu. Tapi ketika pertemuan saya

menguatkan kembali saya menceritakan bahwa

informasi yang disampaikan ketua itu benar dari

saya. Istilahnya saya memperjelas informasi

yang sampai kepada mereka. Kadang saya

ngasih infomasi kan melalui ketuanya dan

ketuanya menyampaikan kepada semua


anggotanya. Jadi kan anggotanya ini istilahnya

acuh, tidak percaya karena tidak langsung dari

saya tapi kan nanti kalau saya ketemu saya kasih

tahu balik. Kalau informasi itu datang dari

pemerintah saya biasanya tunjukkan undang-

undangnya, suratnya dan bukti lainnya

12 Apakah ada Pasti ada hambatannya, kita sadari itu, kita lihat

hambatan lain, SDMnya pasti kurang, sehingga untuk mencerna

mungkin dari segi informasi yang kita sampaikan tidak

sdm? tersampaikan pada waktu itu juga

13 Nahh… apa nih Harus disampaikan berulang- ulang sampai

upaya untuk mereka mengerti. Kita jangan bosan dan lelah

menghadapi karena kembali ke azas awal tadi kelompok itu

hambatan untuk kebersamaan. Apalagi kita pengurus-

hambatan tersebut? pengurusnya memang harus memiliki jiwa

pemberdayaan. Kami siap membantu untuk

umum bukan cuma untuk pribadi, dan banyak di

kelompok lain tanpa jiwa pemberdayaan

kelompoknya kurang berjalan

14 Bagaimana cara Iya, memang tugas penyuluh itu dia, merubah

anda memotivasi perilaku, sifat petani, pola pikir petani dan

petani? mengembangkan pertaniannya. Kan itu


sebetulnya tugas pokok. Tapi memang kalau

merubah mindset petani itu sulit. Katanya kalau

bu Nanik tidak ada kamipun tak tahulah masalah

pertanian. Tidaklah pak saya pun bodohnya pak

saya bilang gitu. Orang bapak lebih pintar

karena orang bapak langsung

mempraktekkannya, kalau saya lebih banyak

teori yang saya tahu dan beberapa teknologinya.

Pokoknya kalau disana saya merasa dihargai

15 Apakah PPL bosan yah jangan bosan- bosan untuk memberikan

jika ada petani penyuluhan, saya mengunjungi petani secara

yang pasif dan tatap muka baik itu di ladangnya maupun ke

tidak mau rumahnya. Apalagi kelompok Tani Desa

berpartisipasi? Kapuran ini kan bapak- bapak semua, pasti

orientasinya ke bisnis, saya akan arahkan

percakapan ke analisis usahanya, hitung-

hitungan duitlah gitu


BIOGAFI SINGKAT MAHASISWA

Mukharom Lutfi dilahirkan di Ponorogo pada tanggal 5

Juni 1995. Menjalani Pendidikan dari RA Sabilil Muttaqin pada tahun 2001

sampai dengan 2002, kemudian melanjutkan ke MI Sabilili Muttaqin. Setelah

lulus pada tahun 2008, kemudian lanjut ke jenjang menengah di MTs Wahid

Hasyim Kapuran Badegan Ponorogo 2011.

Tahun 2011 sampai 2014 mengenyam pendidikan menengah atas di SMAN 1

Badegan. Kemudian setelah lulus dari sana, melanjutkan pendidikan di Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo dengan mengambil jurusan Komunikasi

dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah sampai sekarang.

Organisasi yang pernah di ikuti ialah Qori’ (Tilawatul Qur’an) di desa

Blembem Kecamatan Jambon Ponorogo. Dan juga mengikuti kepramukaan DKR

(Dewan Kerja Ranting) Kecamatan Jambon. Serta Osis SMA Negeri 1 Badegan

selama 2 tahun.

80

Anda mungkin juga menyukai