A. Latar Belakang
Di era disrupsi teknologi digital, bidang kedokteran menghadapi tantangan besar dan peluang yang tak
terbatas. Sebagai pionir dalam perubahan ini, kita berhadapan dengan tugas berat yang tidak hanya
memengaruhi masa depan pelayanan kesehatan, tetapi juga memperbaiki kualitas hidup manusia.
Reorganisasi dan restrukturisasi telah menjadi tuntutan mendesak untuk menjawab revolusi teknologi
digital ini. Namun, dengan perubahan ini, kita juga memiliki kesempatan emas untuk meningkatkan sistem
pelayanan kesehatan secara menyeluruh, mengurangi beban biaya, dan memberikan akses yang lebih luas
kepada pasien yang membutuhkan.
Perkembangan pesat dalam teknologi digital, seperti telekomunikasi broadband, komputasi awan,
kecerdasan buatan, analisis data, dan perangkat medis canggih, telah mengubah cara data kesehatan
dikumpulkan, disimpan, dan dianalisis. Ini telah membuka peluang baru untuk peningkatan pelayanan
kesehatan dan manajemen penyakit. Reorganisasi dan restrukturisasi di era teknologi digital yang disruptif
merupakan fenomena signifikan yang memiliki implikasi bagi berbagai negara dan wilayah. Munculnya
teknologi digital memiliki potensi untuk mengubah seperti pedesaan – pedesaan China, yang mengarah ke
pendekatan bottom-up dan top-down yang didorong oleh teknologi dan kebijakan (Yitian Ren, 2013).
Restrukturisasi digital, juga sebagai sebuah konsep, menyoroti dimensi teknologi restrukturisasi global dan
dampaknya terhadap ekonomi dan politik. (Barbara Crow, 2000). Teknologi digital dapat memfasilitasi
kolaborasi antar-disiplin dalam tim pelayanan kesehatan. Reorganisasi mungkin melibatkan pembentukan
tim multidisiplin yang terintegrasi untuk merawat pasien. Teknologi digital memungkinkan analisis data
kesehatan yang mendalam, termasuk analisis prediktif dan penggunaan kecerdasan buatan untuk
mendeteksi penyakit, memprognostikasi pelayanan, dan mengidentifikasi tren kesehatan populasi.
Penyebaran teknologi disruptif di era digital sangat penting untuk pembangunan negara berkelanjutan.
Berdasarkan latar belakang di atas PP PDUI akan melaksanakan Musyawarah Kerja ke XIII dengan tema
"REORGANISASI DAN RESTRUKTURISASI PDUI DI ERA DISRUPTIF TEKNOLOGI
DIGITAL." dan susunan kegiatan sebagaimana berikut:
2|Page
B. Tujuan
Tujuan dari Musyawarah Kerja Nasional Perhimpunan Dokter Umum Indonesia ini adalah :
1. Menjadi forum silaturahim dan konsolidasi bagi PDUI Cabang seluruh Indonesia.
2. Mempersiapakan Draft Dasar Reorganisasi dan Restrukturisasi PDUI Cabang dan Komisariat.
3. Upaya Mengoptimalkan KDI Pasca UU Kesehatan no.17 tahun 2023.
C. Sasaran
E. Rundown Acara
3|Page
Prof. Dr. Rr. Titi Savitri Prihatiningsih, MA,
PT. LSP Medika KDI PDUI,
M.Med.Ed., Ph.D.
Tinjauan Perspektif terhadap
4 15.00 – 15.30 Sekretaris Kolegium Dokter Indonesia dan
Pengampuhan Kompetensi
Ex. Ketua Panja Pembentukan LSP Medika
Dokter Umum.
KDI PDUI
5 15.30 - 16.00 ISHOMA
Sosialisasi Penggunaan media
Dr. Grace Lydia Siahaya, FINEM
7 16.00 – 16.30 sosial yang benar bagi Pengurus
Ketua Bidang Data dan Informasi PP PDUI
PDUI.
Diskusi panel terkait model PDUI Cabang Lampung dan
PDUI Cabang Sulawesi Tengah
Reorganisasi dan Restrukturisasi
8 16.30 - 18.00
PDUI Cabang dan Komisariat
Dipandu oleh DR. Dr. Suyuti Syamsul, MPPM
Presidium Pengurus Pusat PDUI
Minggu, 22 Oktober 2023
F. Penutup
Demikian Term of Reference ini, semoga menjadi panduan dalam menjalankan Musyawarah
Kerja Nasional (Mukernas) dan menghasilkan rekomendasi yang bermanfaat bagi anggota PDUI,
mitra kerja sama, dan berkontribusi bagi pembangunan kesehatan di Indonesia.
4|Page