PERATURAN AKADEMIK
UNIVERSITAS CENDEKIA MITRA INDONESIA
KATA PENGANTAR
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Selain berlaku peraturan akademik yang bersifat umum di tingkat universitas, ada peraturan
akademik yang bersifat kusus di Fakultas dan Prodi. Peraturan-peraturan tersebut bersifat
berjenjang/hirarkis yang artinya yang bertingkat lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
yang bertingkat lebih tinggi.
Pasal 3
(1) Universitas menyelenggarakan Pendidikan akademik yang terdiri dari Program Sarjana
dan Program Pascasarjana.
(2) Ketentuan akademik pada Program Pascasarjana diatur oleh Rektor dalam ketetapan
tersendiri.
Pasal 4
BAB II
SISTEM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN
Pasal 5
(1) Program Sarjana adalah program pendidikan tinggi yang diselenggarakan dengan
menggunakan system kredit semester disingkat SKS yang dirancang untuk 8 (delapan)
semester.
(2) Sistem kredit semester adalah system penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan
beban studi mahasiswa, dan beban penyelenggaraan pendidikan dengan satuan kredit
atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan 16 (enam belas) minggu kuliah,
atau kegiatan terjadwal lainnya, termasuk 2 (dua) kegiatan penilaian.
Pasal 6
(1) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa kuliah, response atau tutorial terdiri atas:
a. Kegiatan tatap muka 50 (lima puluh) menit per minggu per semester.
b. Kegiatan penugasan terstruktur 60 (enam puluh) menit per minggu per semester.
c. Kegiatan mandiri 60 (enam puluh) menit perminggu per semester.
(2) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa seminar atau bentuk lain yang sejenis
terdiri atas:
a. Kegiatan tatap muka 100 menit per minggu per semester.
b. Kegiatan mandiri 70 menit perminggu per semester.
(3) 1 (satu) sks pada proses pembelajaran berupa praktikum, praktek studio, praktek
bengkel, praktek lapangan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, dan atau proses
pembelajaran yang sejenis terdiri atas 170 menit per minggu per semester.
Pasal 7
(1) Kurikulum untuk program sarjana dikembangkan oleh Universitas bersama masyarakat
profesi dan pengguna lulusan dengan komponen-komponen sebagai berikut:
a. Mata kuliah wajib. Mata kuliah wajib terdiri dari mata kuliah yang ditetapkan pada
tingkat universitas, fakultas atau program studi.
b. Mata kuliah pilihan. Mata kuliah yang diambil dan ditawarkan oleh program studi
dimana mahasiswa tersebut terdaftar atau dari mata kuliah yang ditawarkan oleh
program studi lain.
(2) Mata kuliah wajib di tingkat Universitas jumlah, jenis, dan bobot sks-nya ditetapkan
oleh Rektor dengan peraturan tersendiri.
(3) Mata kuliah wajib di tingkat fakultas dan prodi jumlah, jenis, dan bobot sks-nya
ditetapkan oleh fakultas dan prodi dengan mengacu pada ketetapan pemerintah, visi
dan misi universitas, rencana strategis universitas, serta memperoleh persetujuan
Rektor.
(4) Kegiatan perkuliahan diselenggarakan oleh fakultas bersama prodi atas dasar kurikulum
yang disusun oleh program studi sesuai dengan visi dan misi universitas, fakultas, dan
prodi.
BAB III
ADMINISTRASI AKADEMIK MAHASISWA
Pasal 8
(1) Kelompok mahasiswa terdiri dari mahasiswa reguler dan mahasiswa program
pertukaran.
(2) Mahasiswa reguler adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa di UNICIMI.
(3) Pemenuhan kewajiban administrative mahasiswa pertukaran diatur berdasarkan surat
keputusan Rektor.
Pasal 9
(1) Pada setiap awal semester, mahasiswa reguler wajib melakukan daftar ulang.
(2) Mahasiswa yang berhalangan melakukan pendaftaran sendiri pada jadwal yang sudah
ditetapkan, dapat diwakilkan ke orang lain dengan memberikan surat kuasa.
(3) Pendaftaran ulang diluar jadwal yang sudah ditetapkan harus mendapat persetujuan
wakil rektor 1 bidang akademik.
Pasal 10
(1) Mahasiswa yang akan pindah program studi dilingkungan Universitas wajib mengikuti
ujian masuk seperti cara penerimaan mahasiswa baru reguler dan menyelesaikan semua
kewajiban administrative.
(2) Mata kuliah dengan nilai minimal C di program studi asal dapat diakui di program studi
baru dimana penetapan nilai dan sks-nya ditentukan oleh ketua program studi.
(3) Masa studi yang telah ditempuh diperhitungkan sesuai dengan jumlah sks yang diakui.
(4) Perpindahan internal hanya dapat dilakukan pada awal tahun akademik, dengan
persetujuan ketua antar program studi.
(5) Pindah program studi hanya bisa dilakukan satu kali.
(6) Mahasiswa penerima beasiswa tidak boleh pindah program studi.
Pasal 11
(1) Universitas dapat menerima mahasiswa pindahan dari perguruan tinggi lain dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Menempuh tes seleksi.
b. Mahasiswa berasal dari program studi dengan peringkat akreditasi minimal sama
dengan peringkat akreditasi program studi universitas.
(2) Masa studi ditetapkan secara proposional terhadap jumlah sks yang masih harus
ditempuh.
Pasal 12
(1) Mahasiswa yang akan pindah keperguruan tinggi lain atau mengundurkan diri harus
mengajukan permohonan secara tertulis kepada kaprodi untuk disetujui oleh Dekan dan
disahkan oleh rektor dengan melampirkan bukti-bukti:
a. Sudah menyelesaikan semua kewajiban administrasi dan keuangan.
b. Telah mengembalikan buku pinjaman perpustakaan.
c. Bukan mahasiswa penerima beasiswa.
(2) Pemohon yang sudah memenuhi semua persyaratan berhak mendapat surat keterangan
dari rektor.
Pasal 13
(1) Mahasiswa yang akan mengajukan cuti wajib mengajukan permohonan tertulis kepada
Dekan, dengan persetujuan orang tua/wali dan kaprodi.
(2) Cuti studi maksimal 4 (empat) semester dalam masa studi.
(3) Masa cuti studi tidak dihitung dalam masa studi.
(4) Permohonan cuti studi harus dilakukan pada masa pendaftaran ulang.
(5) Cuti studi dapat diberikan kepada mahasiswa paling cepat semester 3.
Pasal 14
(1) Mahasiswa yang tidak melakukan pendaftaran ulang sampai dengan batas waktu yang
sudah ditetapkan dianggap tidakkaatif pada semester yang bersangkutan, dandengan
demikian tidak berhak mendapatkan pelayanan akademik.
(2) Mahasiswa pada ayat (1) dapat melakukan pendaftaran ulang pada semester
berikutnya, dengan kewajiban membayar biaya kuliah pada saat mahasiswa tidka
melakukan pendaftaran ulang.
(3) Masa tidka aktfseperti pada ayat (1) diperhitungkan dalam masa studi.
(4) Mhasiswa yang selama 4 semester berturut-turut tidakmelakukan pendaftaran ulang
akan dicabut hak studinya dengan surat pemutusan studi oleh rektor.
Pasal 15
(1) Mahasiswa yang menjalani skorsing wajib melakukan pendaftaran ulang dan membayar
biaya kuliah.
(2) Selama menjalani skorsing mahassiwa tidak mendapatkan layanan akademik.
(3) Masa skorsing diperhitungkan dalam masa studi.
BAB IV
PROSES PEMBELAJARAN
Pasal 16
(1) Mahasiswa wajib menyusun rencana studi dengan bimbingan dan persetujuan DPA pada
setiap awal semester.
(2) Prosedur penyusunan rencana studi diatur oleh BAA bersama fakultas dan prodi.
(3) Mahasiswa hanya diijinkan mengikuti kegiatan aakademik sesuai dengan yang
tercantum dalam rencana studi.
(4) Perubahan rencana studi dapat dilakukan maksimal 1 minggu setelah masa perkuliahan
dimulai dan harus mendapat persetujuan DPA.
Pasal 17
Jumlah satuan kredit semester yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk dinyatakan lulus
dari program sarjana (S-1) adalah minimal 144 sks.
Pasal 18
(1) Kurikulum progam sarjana dirancang untuk diselesaikan oleh mahasiswa selama 8
semester.
(2) Mahasiswa program sarjana yang belum berhasil menyelesaikan masa studi selama 8
semester diwajibkan mengajukan permohonan tertulis untuk melanjutkan studinya.
(3) Apabila sampai 14 semester mahasiswa tidak berhasil menyelesaikan masa studinya,
akan diberikan sanksi berupa pencabutan hak studi dengan surat pemutusan studi oleh
rektor.
Pasal 19
(1) Pada semester 1 dan 2 mahasiswa mengambil mata kuliah secara paket yang sudah
ditentukan oleh prodi.
(2) Jumlah sks maksimal yang akan diambil oleh mahasiswa tiap semester ditentukan oleh
kemampuan belajar mahasiswa yang tercermin dalam indeks prestasi semester (IPS).
(3) Jumlah sks maksimal yang dapat diambil oleh mahasiswa:
IPS SKS
≥ 3,50 24
2,75 – 3,49 22
≤ 2,75 20
(4) Ketentuan ayat (3) juga mempertimbangkan bahwa mahasiswa sudah mengambil mata
kuliah prasyarat.
Pasal 20
(1) Mahasiswa suatu program studi dapat mengambil mata kuliah yang ditawarkan oleh
program studi lain di universitas setelah mendapat persetujuan kaprodi.
(2) Mahasiswa program studi dapat mengambil mata kuliah di program studi universitas
lain di Indonesia atau luar negeri dengan persetujuan kaprodi.
(3) Pelaksanaan ayat (1) dan (2) diatur dalam surat keputusan rector.
Pasal 21
BAB V
SISTEM EVALUASI BELAJAR MAHASISWA
Pasal 22
(1) Evaluasi hasil belajar mahasiswa dilakukan secara menyeluruh yang mencakup aspek
pengembangan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
(2) Jenis ujian tediri atas ujian mata kuliah dan ujian tugas akhir.
(3) Ujian mata kuliah dapat meliputi ujian tengah semester dan ujian akhir semester.
(4) Ujian tengah semester dan akhir semester semester dilakukan sesuai jadwal.
(5) Remedi dapat diberikan oleh dosen setelah mempertimbangkan standar minimal
pencapaian mata kuliah.
(6) Ujian tugas akhir bersifat wajib dan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan prodi.
Pasal 23
Mahasiswa yang terbukti melakukan kecurangan dalam ujian atau tugas akhir akan mendapat
sanksi, berupa:
a. Pembatalan nilai ujian
b. Pembatalan nilai mata kuliah
Pasal 24
Untuk dapat mengikuti ujian, mahasiswa harus memenuhi syarat-syarat administrasi yang
sudah ditetapkan oleh universitas.
Pasal 25
(1) Proses pemberian nilai pada suatu mata kuliah adalah proses penetapan taraf
pencapaian capaian pembelajaran (learning outcome) pada mata kuliah tersebut,
(2) Hasil pengukuran taraf pencapaian learning outcome dinyatakann dalam bentuk skor.
(3) Nilai akhir keberhasilan mahasiswa dinyatakan dalam huruf yakni huruf mutu (HM).
(4) Setiap huruf mutu memiliki bobot kuantitatif yang disebut dengan angka mutu (AM) dan
derajat mutu (DM) tertentu.
(5) Konversi ketercapaian capaian pembelajaran (learning outcome) antara huruf mutu,
angka mutu dan derajat mutu :
Pasal 26
(1) Tingkat keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks
prestasi yang ditulis sampai dengan dua digit di belakang koma.
(2) Besar IP dihitung dengan mengalikan total sks dan angka mutu dibagi jumlah kredit
yang direncanakan. Rumus:
BAB VI
KELULUSAN DAN WISUDA
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
BAB VII
PENUTUP
Pasal 31
(1) Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur dalam peraturan tersendiri.
(2) Perubahan terhadap hal-hal yang diatur dalam peraturan ini hanya diadakan
berdasarkan keputusan rektor setelah memperhatikan pertimbangan Senat universitas.
(3) Peraturan lain yang berlaku sebelum peraturan ini diberlakukan dan bertentangan
dengan peraturan ini, dinyatakan tidak berlaku.