Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Protokol Komunikasi Bluethooth dan Piconet


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah; Internet of Things
Dosen Pengampu; Faisal Irsan Pasaribu, ST, S.Pd, MT

Oleh:
Ikhwanul Hakim (2307220122P)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2023
Kata penghantar

Puji syukur kehadiran allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Protokol Komunikasi Bluethooth
dan Piconet ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata Internet of Things. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang internet bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Pak Faisal Irsan Pasaribu, selaku dosen mata
kuliah Internet of Things yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 24 Oktober 2023

Ikhwanul Hakim
DAFTAR ISI
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I Pendahulian
1.1. Latar belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1 Sejarah Bluetooth
2.2 Cara kerja perangkat
2.3 Teknologi Bluetooth
2.4 Keungggulan dan kelemahan Bluetooth
2.5 Cara kerja Bluetooth
2.6 Arsitektur Bluetooth
2.7 Pionet dan scatternet
BAB III Penutup
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Sebagai masyarakat modern yang hidup dengan berbagai perangkat


elektronik dan digital, hampir setiap hari kita terpapar berbagai jenis
gelombang dan radiasi. Salah satunya adalah gelombang yang dipancarkan
dari perkakas yang disebut Bluetooth.

Bluetooth, dalam beberapa tahun terakhir sudah bukan barang asing lagi.
Alat ini banyak ditanam dalam berbagai perangkat elektronik seperti
ponsel dan komputer. Fungsi utamanya, menggantikan kabel-kabel yang
berseliweran, selungga terkesan bersih dan praktis.

Maraknya penggunaan Bluetooth bukanlah tanpa alasan. Piranti ini


diyakini merupakan alat yang dapat diandalkan dalam pertukaran data
antar perangkat, misalnya dari ponsel ke ponsel atau dari ponsel ke
komputer. Selain andal, piranti ini dibuat universal, artinya dapat
berkomunikasi dengan alat apa saja yang mengandalkan Bluetooth sebagai
gerbang komunikasinya.

Kebanyakan dari masyarakat yang menggunakan perangkat bluetooth ini


tidak mengerti prinsip apa yang digunakan alat ini sehingga dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya. Dimana sebenarnya bluetooth merupakan salah
satu aplikasi penggunaan gelombang elektromagnetik, khususnya
gelombang radio.

Berdasarkan paparan diatas, penulis menyusun makalah yang berjudul


“PROTOKOL KOMUNIKASI BLUETOOTH DAN PICONET”. Sebagai
referensi bagi masyarakat, khususnya mahasiswa agar lebih memahami
bluetooth.

1.2. Rumusan masalah


1. Bagaimana awal mula sejarah dari Bluetooth?
2. Bagaimana cara kerja Bluetooth?
3. Bagaimana format data pada Bluetooth?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari Bluetooth?
5. Apa itu Pionet dan scatternet?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dari Bluetooth
2. Untuk mengetahui cara kerja Bluetooth
3. Untuk mengetahui Format data yang ada pada Bluetooth
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari Bluetooth
5. Untuk mengetahui Pionet dan scatternet
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BLUETOOTH

Nama bluetooth berasal dari nama raja di akhir abad sepuluh, Harald
Blatand (Abad 10) yang di Inggris juga dijuluki Harald Bluetooth yang telah
berhasil menyatukan suku-suku yang sebelumnya berperang, Kemampuan raja itu
sebagai pemersatu juga mirip dengan teknologi bluetooth sekarang yang bisa
menghubungkan berbagai peralatan seperti komputer personal dan telepon
genggam.
Sedangkan logo bluetooth berasal dari penyatuan dua huruf Jerman yang
analog dengan huruf H dan B (singkatan dari Harald Bluetooth), yaitu H-rune.gif
(Hagall) dan Runic letter berkanan.png (Blatand) yang kemudian digabungkan.
Awal mula dari Bluetooth adalah sebagai teknologi komunikasi wireless (tanpa
kabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial,
Scientific and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver
yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time
antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10
meter). Bluetooth berupa card yang menggunakan frekuensi radio standar IEEE
802.11

Pada bulan Juli 1999 dokumen spesifikasi bluetooth versi 1.0 mulai
diluncurkan. Pada bulan Desember 1999 dimulai lagi pembuatan dokumen
spesifikasi bluetooth versi 2.0 dengan tambahan 4 promotor baru yaitu 3 Cm
,Lucent Technologies ,Microsoft dan Motorola. Saat ini, lebih dari 1800 perusahaan
di berbagai bidang bergabung dalam sebuah konsorsium sebagai adopter teknologi
bluetooth. Walaupun standar Bluetooth SIG saat ini ‘dimiliki’ oleh grup promotor
tetapi ia diharapkan akan menjadi sebuah standard.
Berikut ini adalah tabel perkembangan teknologi Bluetooth

jaringan (handshaking

masks

sehingga

radio yang digunakan

Pada channel ini bisa digunakan

informasi yang bersifat

sehingga

ditransmisikan
2.2 CARA KERJA PERANGKAT

Protokol bluetooth menggunakan sebuah kombinasi antara circuit switching


dan packet switching. Bluetooth dapat mendukung sebuah kanal data asinkron, tiga
kanal suara sinkron simultan atau sebuah kanal dimana secara bersamaan
mendukung layanan data asinkron dan suara sinkron. kanal suara mendukung
sinkron 64 kb/s-723,2 kb/s. asimetris, dapat mendukung sampai dengan kecepatan
57,6 kb/s. Sedangkan untuk mode simetris dapat mendukung sampai dengan
kecepatan 433,9 kb/s.

Sebuah perangkat yang memiliki teknologi wireless bluetooth akan


mempunyai kemampuan untuk melakukan pertukaran informasi dengan jarak
jangkauan hingga 100 meter.

Sistem bluetooth terdiri dari sebuah radio transceiver, baseband link


Management dan Control, Baseband (processor core, SRAM, UART, PCM USB
Interface), flash dan voice code. sebuah link manager. Baseband link controller
menghubungkan perangkat keras radio ke baseband processing dan layer protokol
fisik. Link manager melakukan aktivitas-aktivitas protokol tingkat tinggi seperti
melakukan link setup, autentikasi dan konfigurasi.
Tiga buah lapisan fisik yang sangat penting dalam protokol arsitektur
Bluetooth ini adalah :
1. Bluetooth radio, adalah lapis =>terendah => mendefinisikan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh perangkat tranceiver ( pada ) 2,4 GHz ISM.
2. Baseband => memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit
Bluetooth membentuk piconet. lapis ini melakukan prosedur pemeriksaan dan
paging
Sistem RF => frekuensi-hopping-spread spectrum yang mengirimkan data
dalam bentuk paket pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan,

3. LMP, Link Manager Protocol, bertanggung jawab terhadap link set-up antar
perangkat Bluetooth..

Sistem Bluetooth bekerja pada frekuensi 2.402GHz - 2.480GHz, dengan 79


kanal RF dengan spasi kanal selebar 1 MHz, menggunakan sistem TDD
(TimeDivision Duplex). Secara umum alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia,
namun untuk berbagai negara pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita
frekuensi yang digunakan berbeda. Penggunaan spektrum frekuensi 2.4 GHz secara
global belum diatur. Namun ada beberapa persyaratan yang harus diikuti dalam
penggunaannya. Hal ini meliputi :
Spektrum dibagi menjadi 79 kanal frekuensi (walaupun beberapa negara seperti
Perancis dan Spanyol hanya menyediakan 23 kanal frekuensi saja).
1. Bandwidth dibatasi sampai 1 MHz per kanal.
2. Penggunaan frekuensi hopping dalam metode pengiriman datanya
3. Interferensi harus dapat diatasi dan ditangani dengan baik.
Komunikasi RF banyak menggunakan spektrum frekuensi ini, seperti
HomeRF (komunikasi RF dalam lingkungan perumahan); dan juga IEEE 802.11
juga menggunakan spektrum ini untuk spesifikasi dari teknologi Wireless LAN.
Oven microwave juga beroperasi dalam range frekuensi ini, karena spektrum
frekuensi ini belum dilisensikan, maka banyak teknologi yang menggunakannya,
sehingga radio interferensi sangat memungkinkan untuk terjadi. Oleh karena itu
persyaratan dan pengalamatan mutlak diperlukan bagi teknologi yang
menggunakan spektrum 2.4 GHz ini.

2.3 TEKNOLOGI BLUETOOTH


Bluetooth merupakan teknologi nirkabel pada pita frekuensi ISM 2,45 GHz
yang tersedia untuk umum, yang secara spesifik digunakan untuk membentuk
jaringan skala kecil. Peralatan Bluetooth generasi pertama berkomunikasi dalam
jangkauan hingga 10 m (kategori class 2), sedangkan generasi kedua memiliki
jangkauan hingga 100 m (kategori class 1).

1. Bluetooth Protocol Stack


Agar peralatan-peralatan Bluetooth dari berbagai vendor dapat
berkomunikasi satu sama lain, maka tidak cukup dengan hanya menspesifikasikan
sistem radio. Oleh karena itu, spesifikasi Bluetooth memuat protocol stack yang
lengkap untuk memastikan berbagai peralatan Bluetooth dapat saling mencari
(inquiry), mengeksplorasi layanan yang disediakan, dan berkomunikasi satu sama
lain.
• Bluetooth Radio, merupakan layer yang berfungsi melakukan modulasi dan
demodulasi data untuk keperluan komunikasi.
• Baseband Link Controller, merupakan layer yang berfungsi mengatur koneksi
fisik (flow control dan error correction) dan sinkronisasi frequency hopping.
Layer baseband mengatur koneksi Synchronous Connection-
Oriented (SCO) untuk audio dan Asynchronous Connectionless (ACL) untuk data.
• LMP, merupakan layer yang berfungsi mengatur dan mengkonfigurasi koneksi
ke peralatan Bluetooth lain (termasuk otentikasi dan enkripsi).
• HCI, merupakan layer yang memisahkan perangkat keras dari perangkat lunak
dan diimplementasikan sebagian dalam bentuk perangkat keras dan perangkat
lunak. Layer di bawah HCI umumnya diimplementasikan dalam bentuk
perangkat keras dan layer di atas HCI umumnya diimplementasikan dalam
bentuk perangkat lunak.
• L2CAP, merupakan layer yang berfungsi melakukan multiplexing, reassembly,
dan segmentasi paket.
• SDP, merupakan layer yang berfungsi untuk melakukan pencarian layanan
pada peralatan Bluetooth lain.
• RFCOMM, merupakan layer yang berfungsi sebagai antarmuka serial, seperti
halnya RS-232.
• OBEX, merupakan layer yang berfungsi menyediakan fasilitas transfer obyek
atau file.
• TCS, merupakan layer yang berfungsi menyediakan call control signalling
untuk panggilan suara dan data antara peralatan Bluetooth.
• PPP, IP, TCP, UDP, WAP, merupakan layer-layer yang digunakan untuk
keperluan koneksi ke Internet.
• AT Command, merupakan layer yang digunakan untuk mengontrol telepon atau
modem.
2.3.1. Mode Operasi Bluetooth
Peralatan Bluetooth dapat beroperasi dalam beberapa mode. Sebelum
terjadinya koneksi, semua peralatan berada pada mode standby, yang akan selalu
siaga setiap 1,28 detik untuk menerima pesan inquiry atau page. Koneksi ke
peralatan yang dituju dilakukan pada mode page, di mana mode inquiry diperlukan
jika alamat tujuan tidak diketahui. Ketika proses paging dilakukan, peralatan yang
bersangkutan harus mengetahui alamat dan system clock peralatan tujuan agar
menentukan access code paket data. Kedua informasi ini disediakan pada proses
inquiring.

Setelah peralatan-peralatan terkoneksi, tersedia beberapa mode operasi,


yaitu active, sniff, hold, dan park. Pada
• mode active, peralatan secara aktif berpartisipasi dalam kanal komunikasi.
• mode sniff, aktivitas peralatan berkurang di mana transmisi data hanya dapat
terjadi pada time slot tertentu. Pada mode ini, peralatan dapat melakukan hal
lain, seperti paging dan inquiring.
• mode hold, aktivitas peralatan lebih rendah dibanding mode sniff.
• mode park, peralatan tidak berpartisipasi dalam piconet, tetapi tetap
mempertahankan sinkronisasi dengan kanal komunikasi. Hal ini dimaksudkan
agar peralatan suatu saat dapat berpartisipasi kembali dalam piconet tanpa
harus melakukan proses koneksi.

2.3.2 Fitur Keamanan


Bluetooth dirancang untuk memiliki fitur -fitur keamanan sehingga dapat
digunakan secara aman baik dalam lingkungan bisnis maupun rumah tangga. Fitur-
fitur yang disediakan bluetooth antara lain sebagai berikut:
• Enkripsi data
• Autentikasi pengguna
• Lompatan frekuensi cepat (1600 hops/sec)
• Kontrol pengeluaran energi

Fitur-fitur tersebut menyediakan fungsi-fungsi keamanan dari tingkat


keamanan layer fisik/ radio yaitu gangguan dari penyadapan .

2.3.3 Bluetooth FHSS vs WLAN DSSS


Bluetooth lebih memilih metode FHSS (Frequency Hopping Spread
Spectrum) dibandingkan dengan DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum). Alasan
bluetooth tidak menggunakan DSSS antara lain sebagai berikut :
1. FHSS membutuhkan konsumsi daya dan kompleksitas yang lebih rendah
dibandingkan DSSS hal ini disebabkan DSSS menggunakan kecepatan chip (chip
rate) dibandingkan dengan kecepatan simbol (symbol rate) yang digunakan oleh
FHSS, sehingga cost yang dibutuhkan untuk menggunakan DSSS akan lebih
tinggi.
2. FHSS menggunakan FSK dimana
ketahanan terhadap gangguan noise relatif lebih bagus
dibandingkan dengan DSSS yang biasanya menggunakan OPSK (untuk IEEE
802.11 2 Mbps) atau CKK ( IEEE 802.11b 11 Mbps).
Walaupun FHSS mempunyai jarak jangkauan dan transfer data yang lebih rendah
dibandingkan dengan DSSS tetapi untuk layanan dibawah 2 Mbps FHSS dapat
memberikan solusi cost-efektif yang lebih baik.
2.4 KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN BLUETOOTH
Keunggulan dari Bluetooth antara lain:
1. Bisa transfer file secara gratis
2. Jangkauan lumayan luas yaitu sampai radius 10m selama tidak ada penghalang
berupa tembok atau gangguan elektromagnetis
3. Dapat dimanfaatkan untuk multiplayer pada game-game tertentu.
4. Dapat digunakan untuk transfer file dari komputer ke handphone dan sebaliknya

Kelemahan dari Bluetooth antara lain:


1. Terkadang, transfer file dari handphone merk A ke handphone merk B berjalan
lambat

2. Terkadang lagi, pada transferfile, terdapat yang menyusup ke dalam file yang
hendak dikirim, sehingga selain mendapatkan
file,handphonepenerimajugamendapatkanvirus. Tips : Sering kali dicirikan dengan
pesan ” Terima pesan bluetooth dari perangkat tak dikenal?” Untuk meminimalkan
kemungkinan mendapat virus, lebih baik tidak usah menerima pesan dari perangkat
yangdikenal.

2.5 CARA KERJA BLUETOOTH


Bluetooth bekerja menggunakan frekuensi radio. Beda dengan infra merah
yang mendasarkan diri pada gelombang cahaya. Jaringan Bluetooth bekerja pada
frekuensi 2.402 Giga Hertz sampai dengan 2.480 Giga Hertz, dibangkitkan dengan
daya listrik kecil sehingga membatasi daya jangkaunya hanya sampai 10 meter.
Penetapan frekuensi ini telah distandardisasi secara internasional untuk peralatan
elektronik yang dipakai untuk kepentingan industri, ilmiah, dan medis. Kecepatan
transfer data Bluetooth rilis 1.0 adalah 1 mega bit per detik (Mbps), sedangkan versi
2.0 mampu menangani pertukaran data hingga 3 Mbps.

2.6 ARSITEKTUR BLUETOOTH


Teknologi bluetooth dibagi menjadi dua spesifikasi yaitu spesifikasi core
dan profile.
• Spesifikasi core menjelaskan bagaimana teknologi ini bekerja,
• spesifikasi profile bagaimana membangun
interoperation antar perangkat bluetooth dengan menggunakan
teknologi core.

2.6.1 Radio Frequency (RF)


Adalah lapis terendah dari spesifikasi Bluetooth . Unit RF merupakan
transceiver yang memfasilitasi hubungan wireless antar perangkat bluetooth yang
beroperasi pada International Scientific and Medical (ISM) band dengan frekuensi
2,4GHz. ISM band bekerja dengan frequency-hopping, dan pembagiannya dibuat
dalam 79 hop dengan spasi 1 MHz. Teknologi frequency-hopping dimungkinkan
berbagai jenis perangkat transmit pada frekuensi yang sama tanpa menimbulkan
irterferensi. Daya yang dianjurkan untuk radio bluetooth ini diklasifikasikan
menjadi tiga kelas.

Dalam jaringan bluetooth pelaksanaan komunikasi pada waktu tertentu


diasumsikan hanya beberapa stasion yang berpartisipasi berkomunikasi yaitu
sebuah master dan satu atau lebih slave, kelompok ini disebut piconet. Master
mengeset urutan hopping, dan slave mensinkronkannya dengan master. Slave hanya
berkomunikasi dengan master. Master dalam piconet hanya mampu berkomunikasi
dengan tujuh buah slave aktif dan maksimum sampai 255 slave tidak aktif. Bila
lebih dari tujuh stasion yang ingin berkomunikasi maka dapat membuat jaringan
piconet baru, gabungn beberapa piconet disebut scatternet.

2.6.2 Frequency Hopping


Spread spektrum dengan frekuensi Hopping adalah proses spread atau
penyebaran spektrum yang dilakukan pemancar dengan frekuensi pembawa
informasi yang merupakan deretan pulsa termodulasi acak semu (pseudorandom)
yang dilompat-lompatkan dari satu nilai frekuensi ke nilai frekuensi yang lain dalam
lebar spektrum frekuensi yang telah ditetapkan sebelumnya dan berulang kali
dengan pola kode yang dapat dimodifikasi secara saling bebas, sehingga dapat
menempatkan sejumlah pemakai dalam lebar spektrum frekuensi tersebut dengan
berbeda pola acak kode generatornya.

2.6.3 Pita Frekuensi dan Kanal RF


Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz ISM, walaupun secara
global alokasi frekuensi bluetooth telah tersedia, namun untuk berbagai negara
pengalokasian frekuensi secara tepat dan lebar pita frekuensi yang digunakan
berbeda. Batas frekuensi serta kanal RF yang digunakan oleh beberapa negara dapat
dilihat pada.

2.6.4 Bluetooth Baseband


Lapis yang memungkinkan hubungan RF terjadi antara beberapa unit
Bluetooth membentuk piconet. Sistem RF dari Bluetooth ini menggunakan
frekuensi-hopping-spread spectrum yang mengirimkan data dalam bentuk paket
pada time slot dan frekuensi yang telah ditentukan, lapis ini melakukan prosedur
pemeriksaan dan paging untuk sinkronisasi transmisi frekuensi hopping dan clock
dari perangkat Bluetooth yang berbeda.

Kecepatan data pada kedua sisi (pengirim, penerima) adalah 433,9 Kbps.
ACL melayani sambungan packet-switched dan point to multipoint biasanya hanya
untuk data. Kecepatan sisi penerima mencapai 723,2 Kbps dan sisi pengirim hanya
57,6 Kbps. Modul Baseband ini terdiri dari flash memory dan sebuah central
processing unit yang bertugas mengatur timming, frequency hopping, enkripsi data
dan error correction bekerja sama dengan link manager protocol (LMP). LMP
merupakan protokol Bluetooth yang bertugas mengontrol dan men-setup hubungan
data dan audio diantara perangkat Bluetooth. Seperti terlihat pada Gambar dibawah,
radio frequency (RF), baseband dan link manager protocol disebut sebagai Host
Control Interface (HCI) yang berfungsi melaksanakan dan menjaga semua
hubungan komunikasi dalam Bluetooth.

2.7 Pionet dan scatternet


Sebuah piconet adalah jaringan Bluetooth yang terdiri dari satu master dan satu
atau lebih slave. Suatu alat yang disebut master mengenali sebuah koneksi
Bluetooth secara otomatis. Sebuah piconet dapat terdiri dari satu master dan tujuh
slave yang aktif. Alat yang menjadi master secara harfiah menjadi master dalam
suatu piconet. Slave hanya dapat mengirimkan data ketika waktu pengiriman
diizinkan oleh alat yang pada saat tersebut menjadi master. Slave tidak boleh
berkomunikasi langsung satu sama lain, semua proses komunikasi harus
melewati master. Slave menyesuaikan frekuensinya dengan master
menggunakan waktu master dan alamat Bluetooth.
Gambar 2.2 Piconet

Konsep piconet diambil dari topologi jaringan yang sering disebut


sebagai star, dengan sebuah master yang digambarkan sebagai node di
tengah, ditunjukkan pada gambar 2.2. Dua piconet bisa terbentuk dengan
jarak gelombang satu dengan yang lainnya. Frekuensi tidak sinkron antara
piconet satu dengan piconet yang lain dan itu menyebabkan piconet yang
lain secara acak akan bertabrakan pada frekuensi yang sama. Dua piconet
saling terhubung
akan membentuk suatu jaringan yang sering disebut scatternet.

Gambar 2.3 sebagai contohnya, dengan satu node di tengah yang


menghubungkan piconet satu dengan piconet yang lainnya. Node yang
berada di tengah harus membagi waktu, ini berarti node tersebut harus
mengikuti perubahan frekuensi pada suatu piconet pada saat itu.
Gambar 2.3 Scatternet

Sebagai contoh, jika anda memiliki dua alat A dan B. Alat A


terhubung pada B, maka dari itu alat A akan menjadi master dari sebuah
piconet yang terdiri dari alat A dan B seperti ditunjukkan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Piconet dengan


dua node
Kemudian muncul alat yang bernama C ingin untuk bergabung
dalam piconet tersebut. Alat C terhubung pada master, A. Sejak alat C
dikenali oleh piconet tersebut, C secara otomatis akan menjadi master
diantara alat A dan C. Kita sekarang memiliki dua master, sebab itu kita
memiliki dua piconet. Alat A adalah alat dimana menjadi penengah antar
piconet-piconet ini, alat A menjadi master untuk alat B dan menjadi slave
untuk alat C, seperti tampak pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Scatternet dengan 3


node

Gambar 2.6 menunjukkan hubungan antara alat A dan alat C akan


menghasilkan satu piconet dimana A sebagai master dan alat B dan C
sebagai slave. Kita dapat melihat ketika sebuah alat baru ingin untuk
menjadi bagian dari sebuah piconet diperlukan sebuah role-swicth untuk
membuat jaringan ini terhubung, jika tidak maka sebuah scatternet akan
terbentuk.

Gambar 2.6 Piconet dengan


3 node
BAB 3
PENUTUP

1. Dalam komunikasi data terdapat beberapa unsur agar sebuah proses komunikasi
dapat berlangsung dengan baik. Unsur-unsur tersebut dapat berupa, sumber data,
media dan penerima data. Pada komunikasi data, media yang digunakan adalah
kabel dan tanpa kabel.

2. Bluetooth, satellite, dan cellular phone. Satelite merupakan bagian dari wireless, di
mana wireless itu sendiri adalah koneksi internet dari suatu perangkat ke perangkat
lainnya yang tanpa menggunakan kabel. Sedangkan satelite adalah suatu stasiun
relay (penguat) yang mentransmisikan sinyal microwave melewati jarak yang jauh.

3. Peran serta orbit, pembajakan sinyal, dan peran Intelsat serta kompetisi organisasi
di area internasional mempengaruhi kapabilitas satelite. Sistem satelite yang
banyak dipakai pada saat ini adalah satelite yang non regenerative. Penggunaan
sistem satelite regenaratif akan menyebabkan harga dari satelite itu mahal.

4. Tak dipungkiri lagi, saat ini, komunikasi bergerak memainkan peran yang semakin
signifikan dalam memenuhi kebutuhan telekomunikasi, khusunya mobile system.
Saat ini jumlah pengguna telepon mencapai angka ±1 milyar dan angka ini
melampaui jumlah pengguna jaringan telepon tetap. Sehingga pada saat itu
komunikasi wireless akan merupakan moda akses teknologi yang dominan.

5. Banyaknya bluetooth yang aktif dengan konfigurasi default akan memudahkan para
hacker dapat memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari
tiap vendor perangkat wireless sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan
akses terhadap wifi tersebut lebih baik.
6. Keamanan bluetooth dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya menggunakan
salah satu teknik yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi
beberapa teknikteknik tersebut sehingga keamanan lebih terjamin.

7. Tata letak bluetooth dapat dilakukan untuk mengurangi resiko penyalahgunaan


wireless. Pastikan area yang dijangkau hanya area yang memang digunakan oleh
user.

8. Untuk solusi kemanan wireless dapat menggunakan protokol yang sudah


disediakan yakni WPA2Radius atau sering disebut RSN/802.11i.
DAFTAR PUSTAKA

- https://dokumen-
makalah.blogspot.com/2016/10/bluetooth.html
- https://dokumen.tips/documents/makalah-bluetooth-new.html
- file:///C:/Users/user/Downloads/bluetooth_piconet.pdf
- http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/maret05/02%20-
%20STMIK%20AMIKOM%20Yogyakarta%20Makalah
%20ANDI%20_teknologi%20arsitektur_.pdf
- https://dokumen-
makalah.blogspot.com/2016/10/bluetooth.html

Anda mungkin juga menyukai