AKHLAK
TAKABBUR DAN HASAD.
TUJUAN
Takabbur, dan Hasad.
PEMBELA
M
JARAN
Takabbur, dan Hasad
Te
INFOGRAFIS
AYO TADARRUS
َ َ ي ۡ َ ۡ َ ُ َ َ َ ۡ َ ۡ َ َٰ ُ َ ي ي َ ٓ َ ُ ۡ َ َ َ ي
َّت َٰ
َِّ ٱلسمو َٰ ِ َِّفَّصخ َر ٍةَّأو
َّ ََِّّف ِ نَّإِنهاَّإِنَّتكَّمِثقالَّحبةَّٖمِنَّخرد ٖلَّفتكن َّ يب
ۡ َ َ ي َ َُ َ َ ٌ َ ََ يُ ي ي َۡ َۡ َ
َّٱلصل َٰوَّةَّ َوأ ُم ۡر ََّّيَٰب ي١٦َّٞٱللَّل ِطيفَّخبِري
َّنَّأق ِ ِم َّ َّٱللهَّإِن َّ َّتَّبِها ِ أ يَّ َّ
ۡرضِ ٱۡل َّ َِّف
ِ أ وۡ
ُۡ ۡ َ ۡ َ َ َ َۡ َ ُۡ َ َ ۡ ۡ ََ ََٓ َ َ َ ي ۡ
AKTIVITAS 3.1 ُ
َِّلَعَّماَّأصابكََّۖإِنَّذَٰل ِكَّمِنَّعز ِمَّٱۡلمو َّر َٰ َّبَّ ِ وفَّ َّوٱن َّهَّع ِنَّٱلمنك َِّرَّ َّوٱص َّ ِ َّب ِٱل َم ۡع ُر
AYO TADARRUS
َ َ ً ي ي َ َ ُ ُّ ُ ي َۡ ۡ َ َ َ ِ ِلن َ ۡ َ ُ ََ
َّخ يد َكَّل ي
ََّّك
َّ ٱللَّلَُّيِب َّ َّۡرضَّمرحاََّۖإِن َّ ِ َِّفَّٱۡل
ِ اسَّولَّتم ِش لَّتص ِعر َّ َّو١٧
َۡ َ َ َ َ ي
َّ َّ١٩َّري َ ۡ َّت
َِّ ٱۡل ِم ُ تَّل َ َص ۡو
َِّ َٰ ِنَّص ۡوت ِكهََّّإ ِنَّأنك َرَّٱۡل ۡص َو ضَّم
ۡ ُ ۡ َ َ ۡ َ
َّ َّوٱغض
ۡ
َّ َّ َوٱق ِص َّۡدَّ ِِفَّمشيِك١٨َُّٖم َتا ٖلَّفخور
ُ َ ُۡ
(Luqman berkata): "Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada
dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan
(oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah
kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.
Amatilah gambar-gambar di bawah ini, kemudian tulislah pesan-pesan moral untuk setiap gambar.
Kaitkan pesan moral tersebut dengan tema “Meraih Hidup Manfaat dengan Menghindari Sifat
Berfoya-foya, Riya’, Sum’ah, Takabur dan Hasad”!
AKTVITAS
3.3
Baca dan cermatilah artikel di bawah ini, kemudian tulislah nilai-nilai keteladanan yang dapat
diambil dari artikel tersebut !
KISAH INSPIRATIF
Pada sebuah kesempatan di masjid Nabawi, ketika para
PENGHUNI SURGA
sahabat duduk-duduk bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa
sallam, beliau berkata : “Akan datang kepada kalian sekarang
ini seorang laki-laki penghuni surga”. Ucapan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa sallam tersebut tentu
saja membuat para sahabat penasaran terhadap sosok tersebut. Apakah dia salah satu sahabat yang
paling luar biasa ibadah shalatnya, puasanya? Atau punya amal istimewa seperti apa?. Tak lama
kemudian, seorang laki-laki dari golongan sahabat Anshar lewat, tampak jenggotnya basah dengan air
wudhu dan tangan kirinya membawa sandal. Para sahabat bertanya-tanya alasan apa yang membuat laki-
laki tersebut menjadi penghuni surga.
Keesokan harinya, Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam berkata lagi, “Akan datang kepada kalian
sekarang ini seorang laki-laki penghuni surga.” Namun justru yang muncul lagi adalah laki-laki
dengan wajah basah wudhu sambil membawa sandal. Tak ada satu pun sahabat yang berani
bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Keesokan harinya, Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa sallam
mengatakan hal sama, dan laki- laki itu yang muncul lagi. Para
sahabat sangat yakin bahwa sosok laki- laki itulah yang dimaksud
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa sallam sebagai calon
penghuni surga. Namun tidak ada satu pun sahabat yang mengetahui
alasan di balik pemberian nikmat surga kepada laki-laki itu.
Abdullah bin Amr bin Ash membuntuti laki-laki itu hingga
sampai di rumahnya. Ini didasari rasa ingin tahu tentang keistimewaan yang dimilikinya hingga
berstatus sebagai calon penghuni surga. Selama tiga malam menginap di rumah laki-laki tersebut,
Abdullah bin Amr bin Ash mengamati setiap ibadah dan amalan yang dilakukan oleh laki-laki itu
Abdullah bin Amr tidak menemukan amalan yang istimewa, ibadahnya biasa saja, tidak tahajud pada
malam hari, dan tidak puasa sunah. Hanya, Abdullah sering mendengar laki-laki itu berzikir dan
bertakbir setiap terbangun dari tidur, dan laki-laki itu baru bangun untuk shalat subuh. Abdullah bin
JUARIA MUIN Page 2 of 15
Amr juga tak pernah mendengar kecuali ucapan yang baik. Tiga hari berlalu, Abdullah bin Amr berkata:
“Apakah sebenarnya amal ibadahmu hingga engkau mendapat nikmat sebagai calon penghuni surga
seperti yang dikatakan Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa sallam.?”. Laki-laki itu menjawab sambil
tersenyum: “Aku tidak memiliki amalan, kecuali yang engkau lihat selama tiga hari.” Jawaban ini tidak
memuaskan Abdullah bin Amr bin Ash. Namun ketika Abdullah bin Amr bin Ash melangkah untuk
meninggalkan rumahnya, laki-laki tersebut berkata: ”Benar, amalanku seperti yang engkau lihat.
Hanya saja aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun. Aku juga tidak pernah iri ataupun
hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.”
Mendengar perkataan tersebut, Abdullah bin Amr bin Ash yakin sifat tidak pernah iri, dengki, dan
hasad inilah yang menjadikan laki-laki itu menjadi calon penghuni surga.
PENJELASAN
MATERI
Pernahkah kalian melakukan suatu amal ibadah, kemudian menunjukkannya kepada orang lain, baik
melalui melalui media sosial ataupun secara langsung dengan maksud agar mendapat pujian?. Atau
pernahkah kalian bersedekah, kemudian menghendaki diumumkan secara terbuka oleh panitia
pembangunan masjid? Jika kalian pernah melakukannya, maka berhati-hatilah karena bisa jadi amal
tersebut sia-sia, sebab ada sifat sum’ah di dalam hati.
Kebanyakan manusia suka mendapat pujian, hanya sedikit yang mampu beramal secara ikhlas.
Padahal, Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya menerima amal yang dilakukan dengan ikhlash.
MENGHINDARI SIKAP HIDUP BERFOYA-FOYA
Islam melarang perilaku berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf)
dan boros (tabzir) dalam membelanjakan harta. Sebaliknya, Islam
menganjurkan umatnya untuk hidup bersahaja, seimbang dan
proporsional. Allah berfirman dalam Qs. Al Isra (17) : 26-27 :
َّن
ي ً يلَّ َو َل َُّت َبذ ِۡر ََّت ۡبذ
َّ ِ َّإ٢٦َِّيرا نَّ ي
َِّ ِ ٱلسب
ۡ َ ۡ ُ ۡ َ َٰ ي
ََّ بَّ َحق َُّهۥَّ ََّوٱل ِم ۡسك
ََّ ِيَّ ََّو ۡٱب َِّ َو َء
َّ اتَّذاَّٱلقر
ٗ نَّل َِرب َّهِۦَّ َك ُف ُ َ ۡ ٱلش َيَٰ ِط َّ َ َ َ ي َ َ ُ ٓ ْ ۡ َ َٰ َ ي ۡ
َّ َّ٢٧َّورا ِ َّ َٰينَّوَكنَّٱلشيط ِ َّينََّكنواَّإِخون َّ ِٱل ُم َبذِر
“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat
ingkar kepada Rabbnya,”
Ayat di atas secara tegas mengatakan bahwa pemboros merupakan saudara setan.
Berkaitan dengan sikap berlebih-lebihan atau melampaui batas (israf), Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman dalam Q.S al-Furqan/25: 67 :
َ َ َ َ َۡ َ ََ ْ ُُ ۡ َ َۡ َ ْ ُ ُۡ َۡ ْ ُ َ َ َٓ َ َ ي
َّ َّ٦٧َّيَّذَٰل ِكَّق َو ٗاما ۡسفواَّولمَّيقُتواَّوَكنَّب
ِ ِينَّإِذاَّأنفقواَّلمَّي
َّ وٱَّل
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak
(pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”
Tabzir dan
Israf dalam
makan dan
minum
Contoh
Perilaku
Tabzir dan
Israf
Tabzir dan Tabzir dan
Israf dalam Israf dalam
penampilan berbicara
AKTVITAS
3.4
Kemukakan contoh perilaku Tabzir dan Israf yang sering kalian lihat dalam masyarakat !
kfÏeã lýY kfÏeã ãq^%ã ádä] kfA p u~fQ ufeã ûfI ufeã dqA< lü ÀunQ ufeã éM< ufeã 9çQ oæ =æä- oQ
ktyäi8 ãqbZA oQ 2Q ktfj1 kbfç] oi cfsü 3Feã lýY 3Feã ãq^&eã p ÀÖiä~^eã hq} $äjfÎ
ÄkfBi rãp<Å kti<ä2i ãqf2&A ã p
“Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anha, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam
bersabda: “Jauhilah (takutlah) oleh kalian perbuatan zalim, karena kezaliman itu merupakan
kegelapan pada hari kiamat. Dan Jauhilah oleh kalian sifat kikir, karena kikir telah
mencelakakan umat sebelum kalian, yang mendorong mereka untuk menumpahkan darah dan
menghalalkan apa-apa yang diharamkan bagimereka”. (H.R. Muslim)
Á =VIöã !=Feã kb~fQ Xä5ü äi Xq5ü lü á kfA p u~fQ ufeã ûfI ufeã dqA< dä] á dä] 9~çe oæ 8qj2i oQ
ákteäjQ ýæ 8äçReã ú>ä.% hq} á dq^} ufeã lü Áxä}=eã á dä]ÁÈ =VIöã !=Feã äi p ufeã dqA< ä} á ãqeä]
Ä9j1ü rãp<Å xã?- ks 9nQ lp9.% gs ãp=ÏnY ä~m9eã ò kbeäjQýæ lp ã=% k&na o};eã 1ü ãqns :ü
Artinya: “Dari Mahmud bin Labid berkata, Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam berkata:
“Syirik kecil adalah suatu penyakit yang sangat berbahaya bagi kalian, lalu para sahabat bertanya,
apakah syirik kecil itu ya Rasulullah? Jawab beliau: Riya’, di hari kiamat, Allah menyuruh mereka
mencari pahala amalnya, kepada siapa tujuan amal mereka itu, firman-Nya, ‘carilah manusia yang
waktu hidup di dunia, kamu beramal tujuannya hanya untuk dipuji atau disanjung oleh mereka,
mintalah pahala kepada mereka itu”. (H.R. Ahmad).
Syarat Diterimanya
Amal Ibadah
Sesuai Tuntunan
Ikhlash karena
Nabi Shallallahu
Allah
'alayhi wa sallam
Riya’ dibagi menjadi dua tingkatan, yaitu Riya’ Khalish dan Riya’ Syirik.
Riya’
Tingkatan riya’ ada dua yaitu, Riya’ Khalis dan Riya’ Syirik.
sanjungan dari orang lain
Dari bentuknya, riya’ dibagi menjadi dua, yaitu riya’ dalam niat dan riya’ dalam perbuatan
PERBUATAN
NIAT
Seseorang memakai baju
Seseorang berkata bahwa muslim lengkap dengan
ia ikhlas beribadah karena surbannya agar disangka
Allah padahal dalam sebagai orang shaleh
hatinya tidak demikian.
Cara Menghindari
Sifat Riya' dan
Sum'ah
Memohon
Bersyukur Kepada
pertolongan Allah
Allah
Ta'ala
Berniat
Meraih
Ridha Allah
Benteng
Amal
Yakin
Berharap
Bahwa
Pahala dari
Hidayah
Allah
dari Allah
?Reã á g- p ?Q ufeã dq^} á kfA p u~fQ ufeã ûfI ufeã dqA< dä] ádä] unQ ufeã éM< Õ=}=s +ü oQ
ÄkfBi rãp<Å u&æ;Q 9^Y äjtni 91 ãp ò 4Q>äm ojY À| xã8< xä}=çbeã p |<ã>ã
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda, Allah
Yang Maha Mulia lagi Maha Agung berfirman: ‘Kemuliaan adalah pakaian- Ku dan kebesaran
(kesombongan) adalah selendang-Ku, maka barangsiapa yang menyaingi Aku dalam salah satunya maka
Aku pasti akan menyiksanya” (Riwayat Muslim).
á G&n) ã ò vü 9B1 v á kfA p u~fQ ufeã ûfI éçneã dä] ádä] unQ ufeã éM< 8qRBi oæ ufeã 9çQ oQ
éN^} qtY Öjb2eã ufeã rä% ã g-< p _2eã ò u&bfs 2Q uËfBY väi ufeã rä% ã g-<
Artinya: “Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
‘Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang: (1). Orang yang diberi harta kekayaan oleh Allah lalu digunakan
untuk menegakkan haq dan kebaikan, (2). Orang yangdiberi oleh Allah hikmah (ilmu) lalu diamalkan
dan diajarkan kepada orang lain.” HR. Bukhari.
Allah melarang sifat hasad, Allah berfirman :
ٞ ص َ ٓ ْ ُ َ َ ۡ ََ ۡ ُ َ َۡ
ٞ َّلَع ََّب ۡعض َّل ِلر َجال َّنَص ََ َََيْۡ َ َ ي َ ي
َّيب َِّ وا َّ َول ِلن ِ َساءَِّن
ََّۖ يب َّم يِما َّٱكتسب ِ ِ ِ ٖ َٰ م ك ضع ب َّ ۦِ َّ
ه ِ ب َّ ُ
َّ
ٱلل َّ ل َّتتمنوا َّماَّفضل
َّ و
َ ۡ َ ُ َ َ ََ ۡ ٓ ي ي
ٗ َّعل ۡ َ َ َۡ َ ۡ ُ ْ ي
َّ٣٢َِّيما ٱللََّكنَّبِك ِلَّ ٖ ٍء
َّ َّٱللَّمِنَّفضل ِ َّههِ َّۦَّإِن ََّ َّسلوا َّ م يِماَّٱكتس
َّ َبهَّو
Artinya: “Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu
atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi
perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-
Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Q.S an-Nisa’/4: 32).
Menurut Imam Ghazali, ada tiga jenis hasad yang membahayakan manusia, yaitu :
1) Mengharapkan hilangnya kenikmatan yang dimiliki orang lain, dan nikmat itu pindah kepadanya.
2) Mengharapkan hilangnya kebahagiaan orang lain, sekalipun ia tidak mendapatkan apa yang
membuat orang tersebut bahagia. Asalkan orang lain jatuh menderita, maka ia merasa bahagia.
3) Tidak ridha terhadap nikmat yang diberikan oleh Allah kepada orang lain. Ia benci apabila orang lain
dapat menyamai atau melebihi apa yang diterimanya dari Allah.
9B2eã l ýY 9B2eã p kb} ü ádä] kfA p u~fQ ufeã ûfI éçneãìlü unQ ufeã éM< Õ=}=s +ü oQ
Ä 8pã8 qæü rãp<Å èË2eã <äneã ga ý% äja $änB2eã ga ý}
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alayhi wa sallam . bersabda:’
jauhilah hasad (dengki), karena hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar”.
(H.R. Abu Dawud).
Kemukakan pendapat kalian terkait manfaat yang diperoleh setelah mempelajari materi di atas!
Alasannya :
Tabzir (boros) adalah perilaku membelanjakan harta tidak pada jalannya atau mengeluarkan
harta tidak haq.
Seseorang disebut berperilaku israf apabila ia membelanjakan harta melewati batas
kepatutan menurut ajaran Islam, dan tidak ada nilai manfaatnya untuk kepentingan dunia
maupun akhirat.
Riya’ yaitu melakukan dan memperlihatkan amal ibadah dengan niat supaya mendapat
pujian atau penghargaan dari orang lain.
Sum’ah yaitu memberitahukan atau memperdengarkan amal ibadah yang dilakukan kepada
orang lain agar dirinya mendapat pujian atau sanjungan.
Takabur adalah sikap seseorang yang menunjukkan sifat sombong atau merasa lebih kuat,
lebih hebat dibanding orang lain.
Hasad adalah sifat seseorang yang merasa tidak senang terhadap kebahagiaan orang lain
karena memperoleh suatu nikmat dan berusaha menghilangkan nikmat tersebut.
Syarat diterimanya amal ada dua: (1). Beramal ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta;ala (2).
Beramal sesuai dengan petunjuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wa sallam.
Benteng amal itu ada tiga, yaitu (1). Merasa bahwa hidayah itu datangnya dari Allah. (2). Berniat
meraih ridha Allah agar dapat mengalahkan hawa nafsu, (3). Berharap pahala dari Allah dengan
menghilangkan riya’ dan sum’ah.
Sifat hidup berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, hasad dapat dihindari dengan
menerapkan sifat rendah hati (tawadhu’)
PENILAIAN SIKAP
1. Tulislah perilaku-perilaku yang pernah kalian lakukan untuk menghindari sifat berfoya-
foya, riya’ sum’ah, takabur, dan hasad. Catatlah semua yang sudah kalian lakukan di buku
catatanmu!
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom berikut dan berikan alasannya!
No Pernyatan Jawaban Alasan
S RG TS
1. Setelah mempelajari materi ini, telah
tumbuh kesadaran dalam diri saya untuk
selalu hidup bersahaja
2. Diri saya telah dididik untuk berusaha
ikhlas dalam melakukan amal kebaikan
3. Saya berusaha untuk tidak mudah
meremehkan orang lain
4. Saya bersemangat untuk mendekatkan
diri kepada Allah dengan
memperbanyak amalan sunnah
5. Saya berani mengakui kelemahan dan
kekurangan diri sendiri
PENILAIAN PENGETAHUAN
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, D atau E pada jawaban yang paling tepat!
1. Harta benda yang dimiliki oleh seseorang berpotensi menjerumuskannya dalam jeratan tipu daya
setan. Padahal, harta karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut seharusnya digunakan sebagai
sarana ibadah. Berikut ini merupakan contoh penggunaan harta yang benar, kecuali ….
a. Disedekahkan untuk fakir miskin d. Membeli barang mewah untuk disimpan
b. Digunakan biaya biaya sekolah e. Memenuhi kebutuhan keluarga
c. Disimpan untuk tabungan hari tua
9B2eã ìlýY 9B2eãp kaä} ü ádä] kfA p u~fQ ufeã ûfI éçneã lü unQ ufeã éM< Õ=}=s +ü oQ
Ä 8pã8 qæü rãp<Å èË2eã <äneã gaý% äja $änB2eã ga ý}
Kandungan hadis tersebut adalah ….
A. Sifat riya’ akan menyebabkan pelakunya rugi di akhirat kelak
B. Sifat sum’ah akan menghilangkan semua pahala kebaikan
C. Sifat takabur sangat dibenci oleh Allah Subahanahu wa Ta’ala.
D. Sifat hasad dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar
E. Sifat berfoya-foya berpengaruh terhadap kondisi perekonomian seseorang
PENILAIAN KETERAMPILAN
Buatlah quote terkait materi “Menghindari sifat berfoya-foya, riya’, sum’ah, takabur, dan hasad”.
Kemudian unggahlah (upload) quote tersebut ke akun media sosial kalian! Kumpulkan bukti-
buktinya berupa tangkap layar (screenshot) sebagai bentuk laporan kepada guru!