TINJAUAN PUSTAKA
2016; h. 9).
13
14
2) Standar 2 : Pencatatan
ibu hamil atau nifas dan bayi baru lahir, semua kunjungan rumah dan
usianya, kelainan letak, posisi dan bagian terbawah janin maka segera
dilakukan rujukan.
dengan baik, selain itu dilakukan pula persiapan transportasi dan biaya
perdarahan.
Episiotomi
hipotermia.
kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu kedua dan minggu keenam
pemulihan ibu dan bayi melalui penanganan tali pusat yang benar,
bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
pertolongan pertama.
19
dan bayinya.
perdarahan.
20
merujuknya.
meliputi:
Sehat
2) Standar 2 : Pendokumentasian
21
yaitu:
Anak Prasekolah
Implant
minggu)
dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir”.
Perubahan pertama terjadi pada itmus uteri yang lebih nyata menjadi
bagian korpus uteri dan berkembang menjadi segmen bawah rahin (SBR)
serta akan terjadi kontraksi brakton hicks. Perubahan yang kedua terjadi
pada sistem traktus urinarius yang menyebabkan ibu hamil akan menjadi
dan otot tulang belakang bagian tengah dan bawah (Ika Pantiawati dan
hamil, suami maupun keluarga setelah mengetahui kondisi ibu hamil dan
(APGO), Ada Gawat Obstetrik (AGO) dan Ada Gawat Darurat Obstetrik
masalah yang perlu diwaspadai, ibu hamil tampak sehat tanpa ada
keluhan tetapi tidak darurat. Kelompok III (AGDO) meliputi faktor yang
dapat membahayakan nyawa ibu dan bayi (Poedji Rochjati, 2003; h. 32-
35).
25
Faktor resiko pada kehamilan dapat dilihat pada kartu skor Poedji
Tinggi (KRT) dan skor ≥ 12 yakni Kehamilan Risiko Sangat Tinggi atau
Surabaya tahun 2012. Frekuensi senam hamil selama trimester tiga yang
dilakukan adalah sering (> 5 kali) sebanyak 8 orang, jarang (1-5 kali)
ini menunjukkan 19 ibu hamil yang tidak pernah mengikuti senam hamil
orang dan tidak cemas 2 orang. Ibu yang jarang mengikuti senam
26
yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup bulan atau hampir cukup
bulan, disusul dengan pengeluran plecenta dan selaput janin dari tubuh ibu”.
Jadi, persalinan adalah keluarnya janin dan plasenta dari kavum uteri
melalui jalan lahir atau jalan lain yang dimulai dari membuka dan
menipisnya serviks.
Penelitian yang dilakukan oleh Titik Lestari, Sri Wahyuni dan Ari
dan Lama Kala II dengan Posisi Dorsal Recumbent dan Litotomi pada
dengan jumlah responden 61 ibu bersalin. Hasil dari penelitian ini adalah
tidak ada perbedaan yang signifikan pada keadaan perinium antara posisi
27
dan Dwi Retna Prihati (2010; h. 35-40) yang berjudul “Pengaruh Teknik
cemas ringan menjadi 40%, sedang 50% dan berat 10%. Tingkat nyeri
50% dan berat 25%. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa
Menyusu Dini (IMD) pada bayi baru lahir. Ibu dengan pendidikan rendah
28
6-8 minggu.
Pencegahan Infeksi Luka Perinium pada Ibu Post Partum di Rumah Sakit
post partum pada penelitian ini melakukan vulva hygiene dengan baik.
yang kurang baik pula, 3 orang melakukan vulva gygiene dengan baik
terhadap Involusi Uterus pada Ibu Post Partum di Ruang Post Partum
oksitosin sebanyak 15 ibu nifas. Hasil dari penelitian ini adalah involusi
ASI lancar sebanyak 5 orang dan tidak lancar 10 orang. Berdasarkan data
Menurut Vivian Nanny Lia Dewi (2010: h. 1) “Bayi baru lahir disebut
juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru
Rahardjo (2015: 4) "Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu
Jadi, bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir melalui proses
Suryandari dan Tri Anasari (2011; h. 1-11) yang berjudul "Rerata Waktu
Pelepasan Tali Pusat Berdasarkan Jenis Perawatan Tali Pusat pada Bayi
31
kasa kering, yakni 131 jam 27 menit. Rerata pelepasan tali pusat
menggunakan bahan lain selain kasa kering yakni kasa alkohol 70%
selama 174 jam 43 menit dan kasa povidon-iodine 10% 138 jam 25
menit.
merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan
Pasangan Usia Subur (PUS) untuk mengatur jarak serta jumlah kelahiran
anak.
a. Macam-macam KB Pascapersalinan
berikutnya paling sedikit 2 tahun lagi atau tidak ingin tambahan anak
setelah yakin
tidak ada
kehamilan.
bangun malam
untuk
menyusui.
3) Tidak ada
pengaruh
terhadap ASI.
dilakukan sejak bulan April sampai Juni 2011. Jumlah responden dalam
hasil tidak ada ibu yang berminat menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
hamil mulai dari anamnesa mengenai identitas ibu hamil, keluhan yang
dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki ibu, selain itu semua ibu
darah, urin serta USG. Analisa kasus dilakukan sesuai dengan data yang
hamil.
timbang berat badan dan ukur tinggi badan. Penimbangan berat badan pada
37
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya faktor
resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil yang kurang dari 145 cm
Disproportion).
darah dilakukan setiap kali ibu melakukan kunjungan ANC. Tekanan darah
hipertensi yang disertai edema wajah atau tungkai bawah serta proteinuria
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
(beberapa bulan atau tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil
dengan KEK akan dapat melahirkan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
sampai tepi atas simfisis pubis. Tujuan dari pengukuran TFU adalah untuk
umur kehamilan. Jika TFU tidak sesuai dengan umur kehamilan, maka
Jantung Janin (DJJ). Presentasi janin ditentukan pada akhir trimester II dan
untuk mengetahui letak janin sesuai dengan umur kehamilan atau tidak. Jika
pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala atau kepala janin belum
ada masalah lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar
imunisasi T5 (TT long life) tidak perlu diberikan imunisasi TT lagi (Emi
Tabel 2.2 Pemberian vaksin TT pada ibu yang belum pernah imunisasi
(DPT/TT/Td) atau tidak tahu status imunisasinya
Pemberian Selang Waktu Minimal
TT1 Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada
kehamilan)
TT2 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT3 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu
minimal terpenuhi)
TT4 1 tahun setelah TT3
TT5 1 tahun setelah TT4
Sumber: Endy M Moegni dan Dwiana Ocviyanti, 2013; h.29
Tabel 2.3 Pemberian vaksin tetanus untuk ibu yang sudah pernah
diimunisasi (DPT/TT/Td)
Pemberian Selang Waktu Minimal
TT1 TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan)
TT2 TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang
waktu minimal terpenuhi)
TT3 TT4, 1 tahun setelah TT3
TT4 TT5, 1 tahun setelah TT4
TT5 Tidak perlu lagi
Sumber: Endy M Moegni dan Dwiana Ocviyanti, 2013; h.30
T yang ketujuh yakni memberikan tablet tambah darah atau tablet Fe.
Setiap ibu hamil harus mendapat tablet Fe dan asam folat minimal 90 tablet
volume darah yang terjadi selama kehamilan serta agar pertumbuhan dan
40
diminum sebelum tidur karena efek tablet Fe yang dapat menyebabkan mual
yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan laboratorium rutin dan
yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan ANC (Emi Nurjasmi, 2016; h.
53-54).
tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan (Emi Nurjasmi,
2016; h. 55).
perilaku hidup bersih dan sehat, kesehatan ibu hamil, peran suami atau
gizi seimbang, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta KB pasca persalinan (Emi
dukungan, sikap dan respon positif serta setingkat atau sama sederajat (Ika
Tahapan persalinan dibagi menjadi 4, yakni kala I, kala II, kala III dan
kala IV. Anamnesa pada ibu bersalin kala I difokuskan pada tanda-tanda
inpartu yang dirasakan oleh ibu seperti kontraksi uterus yang teratur
Point Of Direction (POD) serta untuk memastikan apakah terdapat tali pusat
mengajarkan ibu cara meneran dengan benar serta menganjurkan ibu untuk
makan dan minum bila tidak ada kontraksi. Pemeriksaan dalam harus
30 menit, Detak Jantung Janin (DJJ) setiap selesai meneran atau setiap 5-10
(periksa luar dan dalam) setiap 60 menit atau jika ada indikasi, warna cairan
ketuban jika selaputnya sudah pecah (jernih atau bercampur mekonium atau
bercampur darah), apakah ada presentasi majemuk atau tali pusat terkemuka
Asuhan pada kala III dilakukan sesuai dengan manajemen aktif kala
seperti uterus yang berbentuk globuler, terdapat semburan darah dan tali
43
keadaan ibu meliputi tekanan darah, nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus,
jumlah urin serta jumlah darah yang keluar. Pemeriksaan tersebut dilakukan
setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap 30 menit pada satu jam
114-121).
tersebut dilakukan dengan prinsip aseptik dan antiseptik. Hasil dari asuhan
yang dirasakan oleh ibu. Selama nifas, ibu minimal harus melakukan
penyulit pada ibu selama nifas serta memberian konseling KB pada ibu.
yakni salam dan sapa pada ibu secara terbuka, menanyakan pada ibu
kontrasepsi tersebut.
Asuhan juga dilakukan untuk menilai APGAR score pada bayi baru
lahir yang dilakukan pada 1 menit, 5 menit pertama dan 5 menit kedua
setelah bayi lahir (A. Aziz Alimul Hidayat, 2009: h. 18). Nilai APGAR
sedangkan nilai 4-6 asfiksia sedang dan nilai 7-10 yaitu asfiksia ringan
atau normal (Vivian Nanny Lia Dewi, 2010: h. 3). Pada asfiksia sedang
46
dan berat harus dilakukan tindakan lebih lanjut yakni dengan melakukan
resusitasi.
dalam keadaan normal. Reflek primitif pada bayi baru lahir antara lain
refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut), refleks sucking (isap dan menelan), refleks morro
dan refleks babinski atau jari kaki akan menekuk ke bawah bila diberi
a. Kunjungan Neonatus
evaluasi”.
1. Manajemen Kebidanan
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien seperti hasil
medis klien.
interpretasi data
nifas dan bayi baru lahir. Masalah ini terjadi pada ibu tetapi belum
permasalahan yang akan timbul dari kondisi yang ada atau sudah terjadi.
terjadi. Selain itu, bidan juga harus waspada serta bersiap-siap bila
rutin. Informasi data dasar yang kurang lengkap dapat dilengkapi dengan
dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga tindakan yang bentuknya
disetujui oleh kedua belah pihak (Inform Consent) yakni bidan dan klien
efektif dan aman sesuai dengan rencana asuhan menyeluruh pada langkah
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses
51
2. Pendokumentasian