di Jl. Pocut Baren, No. 144, Keuramat, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa semua VII MTsN 1 Banda
Aceh, dan sampel yang diambil adalah kelas VII-3 dan VII-5.
model pembelajaran flipped classroom dan data kelas kontrol VII-5 yang
diterapkan model pembelajaran langsung. Jumlah siswa yang terdapat pada kelas
eksperimen berjumlah 36 siswa dan jumlah siswa yang terdapat pada kelas
Tahun Pelajaran 2022/2023. Jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol No. Hari/ Waktu Kegiatan
Tanggal (Menit)
1. Senin/21 40 menit Tes Awal (pre-test) Kelas
November kontrol
2022
2. Selasa/22 80 menit Pertemuan ke 1 kelas kontrol
November
2022
3. Rabu/23 40 menit Pertemuan ke 2 kelas kontrol
November
2022
4. Kamis/24 80 menit Pertemuan ke 3 kelas kontrol
November dan tes akhir (post-test)
2022
Kelas 1. Senin/21 40 menit Tes awal (pre-test) kelas
Eksperimen November eksperimen dan
2022 mendistribusikan link content
digital melalui google
classroom
2. Selasa/22 80 menit Pertemuan ke 1 kelas
November eksperimen dan
2022 mendistribusikan link content
digital pertemuan ke 2
melalui google classroom di
akhir pembelajaran
3. Kamis/24 120 Pertemuan ke 2 kelas
November menit eksperimen dan tes akhir
2022 (post-test)
(Sumber: Jadwal Penelitian di Kelas VII-3 dan VII-5 MTsN 1 Banda Aceh)
model pembelajaran flipped classroom ini yaitu materi dikirim sebelum proses
materi yang belum dipahami oleh siswa. Peran guru pada model pembelajaran
pemahaman konsep matematis siswa kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
himpunan, menentukan berbagai cara menyatakan himpunan dan setelah itu siswa
menyelesaikan masalah kontekstual yang berhubungan himpunan. Pada model
konsep matematis siswa oleh guru, kemudian siswa dituntut untuk dapat
yang lain menanggapi dan bertanya jika ada hal yang kurang dipahami dari hasil
LKPD yang dibagikan oleh guru sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada
classroom.
Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data hasil tes
merupakan data yang didapatkan sebelum diberi perlakuan pada kelas tersebut.
Dalam penelitian ini, data awal yang diperoleh yaitu data pre-test secara tertulis
merupakan data yang didapat setelah diberi perlakuan pada kelas tersebut yaitu
berupa model pembelajaran flipped classroom. Dalam penelitian ini, data kondisi
akhir yaitu data post-test diberikan secara tertulis yang dilaksanakan setelah kelas
yang berskala ordinal. Dalam prosedur statistik uji-t dan homogen, data yang
digunakan harus menggunakan data yang berskala interval. Apabila data yang
dilakukan dalam uji-t adalah data yang berskala ordinal, maka data tersebut perlu
dikonversikan ke data interval. Pada metode ini untuk mengubah data yang
berbentuk ordinal menjadi data yang berbentuk interval, yaitu dengan prosedur
Eksperimen
Data ordinal pada tabel 4.3 akan dikonversikan menjadi data yang berskala
matematis siswa
a) Menghitung frekuensi
Pada Tabel 4.4 berarti bahwa skala ordinal dengan skor 0 memiliki
frekuensi yaitu 23, skala ordinal dengan skor 1 memiliki frekuensi 37, skala
ordinal dengan skor 2 memiliki frekuensi 46, skala ordinal dengan skor 3
memiliki frekuensi 55, dan skala ordinal dengan skor 4 memiliki frekuensi 19.
b) Menghitung proporsi
Menghitung proporsi yaitu dengan membagikan setiap frekuensi pada
skala ordinal dengan jumlah seluruh frekuensi skala ordinal tersebut. Proporsi dari
PK0 = 0,1278
d) Menghitung nilai Z
Nilai Z didapat dari tabel distribusi normal baku (critical value of z).
PK0 = 0,1278 , sehingga nilai P yang akan dihitung adalah 0,5 – 0,1278 = 0,3722.
Karena nilai PK0 = 0,1278 kurang dari 0,5 maka luas Z diletakkan pada
bagian sebelah kiri. Kemudian pada tabel Z yang mempunyai luas 0,3722 berada
diantara Z1,13 = 0,3708 dan Z1,14 = 0,3729. Oleh sebab itu, nilai Z untuk daerah
x = 0,3708+ 0,3729=0,7437
x 0,7437
Pembagi= = =1,9981
nilai z yang diinginkan 0,3722
Keterangan:
0,7437 = jumlah antara dua nilai yang mendekati 0,3722 pada tabel daftar
Z
0,3722 = nilai Z yang diinginkan
1,9981 = nilai yang akan digunakan sebagi pembagi
1, 13+1 , 14 2 ,27
Z¿ = =¿ 1,1360
1,9981 1,9981
Karena Z berada di posisi sebelah kiri, maka Z bernilai negatif. Sehingga nilai Z
sama untuk memperoleh nilai Z pada PK 1, PK2, PK3, dan PK4. Sehingga diperoleh
F(Z) =
1
√2 π
exp (
−1 2
2 ) 22
Z dengan nilai π= =3 , 14. Sehingga,
7
1
exp ( −12 ( 1,1360 ) )
2
F(Z0) =
√ 7)
(
2
22
1
exp (−12 (1,2904))
(√ 447 )
F(Z0) =
1
F(Z0) = exp(−0,6452)
2,5071
F(Z0) = 0,2092
dilakukan perhitungan untuk nilai F(Z 1), F(Z2), F(Z3), dan F(Z4). Didapatlah nilai
Keterangan:
Density at lower limit = nilai densitas bawah
Density at upper limit = nilai densitas atas
A rea under upper limit = area batas atas
Areaunder lower limit = area batas bawah
Untuk SV0 nilai batas bawah untuk densitas pertama adalah 0 (karena lebih kecil
dari 0,2092) dan untuk proporsi kumulatif juga 0 (karena dibawah nilai 0,1278).
0−0,2092
SV 0= =−1,6369
0,1278−0
0,2092−0,3635
SV 1= =−0,7504
0,3334−0,1278
0,3635−0,3888
SV 2= =−0,0989
0,5890−0,3334
0,9750−0,1823
SV 3= =0,4877
0,8945−0,5889
0,1823−0
SV 4= =0,7279
1−0,8945
g) Menghitung penskalaan
Ubah nilai SV terkecil (nilai negative terbesar) diubah menjadi sama dengan
1.
SV0 = −1,6369
−1,6369+ x=1
x = 1+1,6369
x = 2,6369
berikut:
y=SV +¿ SV min∨¿
y 0=−1,6369+2,6369=1
y 1=−0,7504+2,6369=1,8865
y 2=−0,0989+2,6369=2,5380
y 3=0,4877+2,6369=3,1246
y 4 =0,7279+2,6369=3,3648
Tabel 4.7 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data
Pre-Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Manual
Densi Hasil
Prop. Nilai Scale
Skala Frek Prop Tas Pensk
Kumulatif Z Value
F(Z) alaan
0 23 0,1278 0,1278 -1,1360 0,2029 -1,6369 1
1 37 0,2056 0,3334 0,4308 0,3635 -0,7504 1,8865
2 46 0,2556 0,5890 0,2148 0,3888 -0,0989 2,5380
3 55 0,3055 0,8945 1,2524 0,1823 0,4877 3,1246
4 19 0,1055 1 td 0 0,7279 3,3648
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual
Tabel 4.8 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 23,000 0,127 0,126 0,203 -1,136 1,000
2,000 37,000 0,205 0,333 0,363 0,430 1,885
3,000 46,000 0,255 0,589 0,389 0,214 2,538
4,000 55,000 0,306 0,894 0,182 1,252 3,124
5,000 19,000 0,105 1,000 0,000 td 3,364
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel
matematis pada tabel 4.9 akan diubahmenjadi data yang berskala interval sehingga
Tabel 4.10 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Manual
Skala Frek Prop Propor Nilai Z Densitas Scale Hasil
Si
Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 1 0,0055 0,0055 -2,5400 0,0158 -2,8720 1
1 1 0,0055 0,0110 -2,2900 0,0289 -2,3810 1,4910
2 19 0,0945 0,1055 -1,2524 0,1820 -0,1620 3,7100
3 72 0,4000 0,5055 -0,0137 0,3987 0,5417 4,4137
4 87 0,4945 1 Td 0 0,8062 4,6782
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual
Tabel 4.11 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Eksperimen dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 1,000 0,006 0,006 0,016 -2,540 1,000
2,000 1,000 0,006 0,009 0,028 -2,290 1,491
3,000 19,000 0,094 0,105 0,182 -1,152 3,710
4,000 72,000 0,400 0,505 0,399 -0,023 4,413
5,000 87,000 0,494 1,000 0,000 td 4,678
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel
matematis diperoleh, berikutnya data tersebut diubah dari data berskala ordinal
menajdi data berskala interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah
Tabel 4.15 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Kontrol dengan Prosedur Manual
Propor
Hasil
Si Densitas Scale
Skala Frek Prop Nilai Z Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 44 0,2588 0,2588 -0,6467 0,3235 -1,2500 1
1 43 0,2529 0,5117 0,2425 0,3872 -0,2518 0,0018
2 36 0,2118 0,7235 0,5984 0,3334 0,2540 2,5040
3 33 0,1941 0,9176 1,3872 0,1523 0,4330 3,1830
4 14 0,0824 1 Td 0 1,8483 4,0483
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual
Tabel 4.16 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Kontrol dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 44,000 0,159 0,258 0,324 -0,646 1,000
2,000 43,000 0,252 0,511 0,386 0,243 0,021
3,000 36,000 0,201 0,723 0,334 0,608 2,504
4,000 33,000 0,194 0,917 0,152 1,387 3,182
5,000 14,000 0,082 1,000 0,000 td 4,048
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel
2) Konversi Data Post-Test Ordinal ke Interval Kemampuan
matematis diperoleh, berikutnya data tersebut diubah dari data berskala ordinal
menajdi data berskala interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah
Tabel 4.18 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Kontrol dengan Prosedur Manual
Propor
Hasil
Si Densitas Scale
Skala Frek Prop Nilai Z Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 47 0,2765 0,2765 -0,5984 0,3334 -1,2057 1
1 27 0,1588 0,4353 -0,1628 0,3935 -0,3784 1,8273
2 40 0,2353 0,6706 -0,4418 0,3617 0,1351 2,3408
3 38 0,2236 0,8942 -1,5657 0,2935 0,3050 2,5107
4 18 0,1058 1 Td 0 2,7741 4,9708
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual
Tabel 4.19 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Kontrol dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 47,000 0,277 0,276 0,321 -0,598 1,000
2,000 27,000 0,157 0,435 0,403 -0,171 1,827
3,000 40,000 0,235 0,670 0,361 -0,441 2,340
4,000 38,000 0,221 0,894 0,293 -1,662 2,511
5,000 18,000 0,105 1,000 0,000 td 4,970
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel
bentuk essay yang terdiri dari 4 soal. Tujuan diberikan pre-test adalah untuk
Berikut ini adalah uraian tabel 4,17 mengenai hasil post-test kemampuan
dengan kemampuan siswa untuk mengungkapkan atau menulis kembali apa yang
ditanyakan soal dengan tepat dalam kategori kurang mengalami penurunan yang
Konsep Matematis
normalitas dan kesamaan varians atau homogenitas sebagai uji prasyarat. Peneliti
juga menggunakan penilaian melalui dua tes, yaitu tes awal (pre-test) yang
yang dilaksanakan sesudah proses pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk melihat
¿ 18 , 70−3 , 78=14 , 92
K=1+ ( 3 ,3 ) log n
K=1+ ( 3 ,3 ) log 36
K=1+ ( 3 ,3 ) 1,556
14 , 92
P= =2 , 48
6
Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Nilai fi xi 2
xi f i xi 2
f i xi
3,78 – 6,26 3 5,02 25,20 15,06 75,60
6,27 – 8,75 5 7,73 59,75 38,65 298,75
8,76 – 11,24 11 10 100,00 110,00 1.100,00
11,25 – 13,73 9 12,49 156,00 112,41 1.404,00
13,74 – 16,22 6 14,98 224,40 89,88 1.346,40
16,23 – 18,71 2 17,47 305,20 34,94 610,40
Total 36 4.835,15
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata,
x=
∑ f i x i = 400 , 94 =11, 13
∑ fi 36
2
(36× 4.835 , 15)−( 400 , 94 )
S21=
36( 36−1)
2 174.065 , 40−160.752, 88
S1 =
1.260
2 13.312 ,52
S1 = =10 , 56
1.260
S1= √ 10 , 56
2
S=3 ,24
adalah S1=3 , 24
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test
pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Adapun hipotesis pada uji kenormalan data pre-test kelas eksperimen yaitu
sebagai berikut:
Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 3,78 – 0,05 = 3,73
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 6,26 + 0,05 = 6,31
x i−x 3 ,73−11, 13
Z score = = =−2 , 28
S1 3 ,24
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score
Luas daerah = 0,4887 – 0,4382 = 0,0505
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=1 , 21
i=1 Ei
k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)
2
= x (0 , 95) (5 )=11,1
yaitu 1,21 ≤ 11,1, sehingga H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa data pre-test
¿ 17 , 12−4 , 00=13 , 12
K=1+ ( 3 ,3 ) log n
K=1+ ( 3 ,3 ) log 34
K=1+ ( 3 ,3 ) 1 ,53
rentang
P=
banyak kelas
13 , 12
P= =2 ,18
6
Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
4,00 – 6,18 10 5,09 25,91 50,90 259,10
6,19 – 8,37 16 7,28 52,99 116,48 847,84
8,38 – 10,56 2 9,47 89,68 18,94 179,36
10,57 – 12,75 2 11,66 135,95 23,32 271,90
12,76 – 14,94 1 13,85 191,82 13,85 191,82
14,95 – 17,13 3 16,04 257,28 48,12 771,84
Total 34 271,61 2.521,86
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians
x=
∑ f i x i = 271 , 61 =7 , 98
∑ fi 34
Varians dan simpangan baku:
n ∑ f i x 2i −( ∑ f i x i )
2
2
S=
1
n( n−1)
2
(34 ×2.521 , 86)−( 271 , 61 )
S21=
34 (34−1)
2 85.743 , 24−73.771 , 99
S1 =
1.122
2 11.971 , 25
S1 = =10 , 66
1.122
S1= √10 , 66
2
S=3 ,26
adalah S1=3 , 26
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test
pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Adapun hipotesis pada uji kenormalan data pre-test kelas kontrol yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 4,00 – 0,05 = 3,95
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 6,18 + 0,05 = 6,23
x i−x 3 , 95−7 , 98
Z score = = =−1, 23
S1 3 ,26
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score
Luas daerah = 0,3907– 0,2019 = 0,1888
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=46
i=1 Ei
k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)
2
= x (0 , 95) (5 )=11,1
yaitu 46 ≥ 11,1, sehingga H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa data pre-test pada
¿ 21 ,70−10 , 72=10 , 98
K=1+ ( 3 ,3 ) log n
K=1+ ( 3 ,3 ) log 36
K=1+ ( 3 ,3 ) 1,556
rentang
P=
banyak kelas
10 , 98
P= =1 , 83
6
Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
10,72 – 12,55 1 11,63 135,25 11,63 135,25
12,56 – 14,39 2 13,52 182,79 27,04 365,58
14,40 – 16,23 1 15,32 234,70 15,32 234,70
16,24 – 18,07 6 17,16 294,46 102,96 1.766,76
18,08 – 19,91 16 19 361,00 304,00 5.776,00
19,92 – 21,75 10 20,83 433,89 208,30 4.338,90
Total 36 669,25 12.617,19
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians
x=
∑ f i x i = 669 , 25 =18 , 59
∑ fi 36
2
(36× 1 2.617 ,19)− ( 669 ,25 )
S21=
36 (36−1)
2 6.323 , 28
S1 = =5,451
1.160
S1= √ 5,451
2
S=2, 33
adalah S1=2 , 33
2. Uji normalitas data
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test
pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Adapun hipotesis pada uji kenormalan data post-test kelas eksperimen yaitu
sebagai berikut:
Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 10,72 – 0,05 = 10,67
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 12,55 + 0,05 = 12,60
x i−x 10 ,67−18 , 59
Z score = = =−3 , 40
S1 2, 33
k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)
2
= x (0 , 95) (5 )=11,1
K=1+ ( 3 ,3 ) log n
K=1+ ( 3 ,3 ) log 34
K=1+ ( 3 ,3 ) 1 ,53
rentang
P=
banyak kelas
11, 72
P= =1 ,95
6
Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut:
Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
3,37 – 5,32 7 4,34 18,84 30,38 131,88
5,33 – 7,28 7 6,30 39,69 44,10 256,83
7,29 – 9,24 4 8,26 68,22 33,04 248,88
9,25 – 11,20 2 10,22 104,45 20,44 208,90
11,21 – 13,16 7 12,18 148,35 85,26 1.038,45
13,17 – 15,12 7 14,15 200,22 99,05 1.401,54
Total 34 312,27 3.286,48
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians
x=
∑ f i x i = 312 , 27 =9 , 18
∑ fi 34
2
(34 ×3.286 , 48)− ( 312, 27 )
S21=
34 (34−1)
2 14.227 , 77
S1 = =12 , 68
1.122
S1= √ 12 , 68
2
S=3 ,56
S1=3 , 56
Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test
pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Adapun hipotesis pada uji kenormalan data post-test kelas kontrol yaitu sebagai
berikut:
Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 3,37 – 0,05 = 3,32
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 5,32 + 0,05 = 5,37
x i−x 3 ,32−9 , 18
Z score = = =−1 ,64
S1 3 , 56
k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)
2
= x (0 , 95) (5 )=11,1
Diperoleh x 2hitung = 34 dengan a=0 , 05 dan dk = 5, maka x 2hitung ≥ x 2tabel yaitu
e. Pengujian Hipotesis
Setelah diketahui hasil dari uji normalitas kedua kelas tersebut tidak
uji Mann-Whitney atau uji non parametrik yang digunakan untuk menguji dua
sampel yang tidak berdistribusi normal. Adapun hipotesis yang diuji adalah:
U 1=n1 n 2+¿
¿ 1224+ [−1212 ]
¿ 12
U 2=n1 n 2+ ¿
U 2=34 ( 36 ) + [ 34 ( 34 +1 )
2
−607 ]
¿ 1224+ [ 34 ( 35 )
2
−607 ]
¿ 1224+
[ 1190
2
−607
]
¿ 1224+ [ 595−607 ]
¿ 1224+ [−12 ]
¿ 1212
dibawah ini
n1 n2 36(34)
U min − 1 2−
U−μ v 2 2
z= = =
√ √
σv n1 n 2 (n1 +n2 +1) ( 36)(34)(36+34 +1)
12 12
1224
12−
2 1 2−612 −600
¿ = =
√ √
( 1224 )( 71 ) 85680 85 , 09
12 12
¿−7,0513
Nilai tabel Z uji dua arah yaitu dengan taraf signifikan 5% = 0,05,
sehingga: Z tabel=Z 0 ,05=1 , 64 . Oleh karena nilai statistik uji z lebih besar dari nilai
Z tabel yaitu −7,0513←1 , 96, maka keputusan H 0 ditolak dan H 1 diterima.
Total 70
Hasil Belajar
Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 607.000
Z -7.095
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber: Hasil pengolahan data
untuk uji dua sisi adalah 0,000 atau probabilitas dibawah 0,05 sehingga diperoleh
(0,000 < 0,05). Maka keputusan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian
konvensional.
D. Pembahasan
dilihat dari hasil tes yang diberikan pada akhir pertemuan. Tes yang diberikan
berbentuk essay sebanyak 4 soal. Tiap soal memiliki skor yang sesuai dengan
diberikan pada kelas eksperimen dan kelas control tidak ada perbedaan. Kelas
eksperimen yaitu kelas VII-3 yang berjumlah 36 siswa, kelas tersebut yang
pertemuan pertama kedua kelas diberikan tes awal berupa pre-test yang terdiri
dari 4 soal essay, tes awal diberikan bertujuan untuk melihat kemampuan
pertemuan kedua kelas juga diberikan tes akhir berupa post-test yang terdiri dari 4
soal essay. Tes akhir bertujuan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep
pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 18,59. Sedangkan
pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 9,18. Hal tersebut
diketahui bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
memilih prosedur atau operasi tertentu. Pada metode ini siswa diminta untuk
menjawab soal model kontekstual dan memilih operasi yang digunakan untuk
proses tatap muka (offline) dan non tatap muka (online). Dalam metode ini, siswa
diberikan video pembelajaran baik dari Youtube ataupun video buatan sendiri
diberikan dan membuat catatan penting dari isi video yang diberikan sebagai
bahan untuk mengerjakan tugas atau LKPD ketika di kelas. Dan ketika tatap muka
berlangsung di kelas guru meminta siswa untuk bertanya mengenai isi video yang
kurang dipahami. Karena dengan bertanya maka siswa dapat menggali informasi,
keingintahuan siswa terhadap materi yang dibelajarkan. Apabila tidak ada siswa
yang bertanya, guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang dipilih secara
acak.
sebelum tatap muka, siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk
sendiri ataupun video dari hasil upload orang lain yang di dalamnya memuat
pemahaman konsep. Siswa juga diminta untuk membuat ringkasan hasil dari
tontonan video yang didapat. Kedua, fase 1: pembelajaran tatap muka secara
menyelesaikan permaslahan yang terdapat dalam LKPD, hal ini sejalan dengan
dilakukan pada akhir materi pelajaran. Siswa mengerjakan tes atau soal evaluasi
A. Kesimpulan
kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi himpunan yang melalui model
pembelajaran Flipped Classroom pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Banda
B. Saran