Anda di halaman 1dari 45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertempat di MTsN 1 Banda Aceh yang berada

di Jl. Pocut Baren, No. 144, Keuramat, Kec. Kuta Alam, Kota Banda Aceh.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa semua VII MTsN 1 Banda

Aceh, dan sampel yang diambil adalah kelas VII-3 dan VII-5.

Peneliti telah mengumpulkan data kelas eksperimen VII-3 yang diterapkan

model pembelajaran flipped classroom dan data kelas kontrol VII-5 yang

diterapkan model pembelajaran langsung. Jumlah siswa yang terdapat pada kelas

eksperimen berjumlah 36 siswa dan jumlah siswa yang terdapat pada kelas

kontrol berjumlah 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada Semester Ganjil

Tahun Pelajaran 2022/2023. Jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Penelitian Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol No. Hari/ Waktu Kegiatan
Tanggal (Menit)
1. Senin/21 40 menit Tes Awal (pre-test) Kelas
November kontrol
2022
2. Selasa/22 80 menit Pertemuan ke 1 kelas kontrol
November
2022
3. Rabu/23 40 menit Pertemuan ke 2 kelas kontrol
November
2022
4. Kamis/24 80 menit Pertemuan ke 3 kelas kontrol
November dan tes akhir (post-test)
2022
Kelas 1. Senin/21 40 menit Tes awal (pre-test) kelas
Eksperimen November eksperimen dan
2022 mendistribusikan link content
digital melalui google
classroom
2. Selasa/22 80 menit Pertemuan ke 1 kelas
November eksperimen dan
2022 mendistribusikan link content
digital pertemuan ke 2
melalui google classroom di
akhir pembelajaran
3. Kamis/24 120 Pertemuan ke 2 kelas
November menit eksperimen dan tes akhir
2022 (post-test)
(Sumber: Jadwal Penelitian di Kelas VII-3 dan VII-5 MTsN 1 Banda Aceh)

B. Deskripsi Proses Pembelajaran

Penelitian ini, proses pembelajaran dilaksanakan selama tujuh kali

pertemuan, di antaranya yaitu tiga pertemuan dengan menggunakan model

pembelajaran flipped classroom pada kelas eksperimen dan empat pertemuan

dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Adapun

model pembelajaran flipped classroom ini yaitu materi dikirim sebelum proses

pembelajaran berlangsung dan ketika didalam kelas guru hanya menjelaskan

materi yang belum dipahami oleh siswa. Peran guru pada model pembelajaran

hanya membimbing siswa dalam proses pembelajaran.

Pada pertemuan pertama dilaksanakan pre-test dengan tes kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun tujuan dari diberikannya pre-test ini adalah untuk mengetahui

kemampuan awal siswa sebelum dibelajarkan dengan model flipped classroom.

Pada pertemuan kedua, dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran

flipped classroom yang bertujuan untuk menghubungkan pengalaman siswa dan

masalah kontekstual yang berkaitan dengan himpunan dengan cara menentukan

kumpulan yang merupakan himpunan dan bukan himpunan, membuat contoh

himpunan, menentukan berbagai cara menyatakan himpunan dan setelah itu siswa
menyelesaikan masalah kontekstual yang berhubungan himpunan. Pada model

pembelajaran flipped classroom ini siswa akan dibentuk menjadi beberapa

kelompok dan diberikan LKPD untuk meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa oleh guru, kemudian siswa dituntut untuk dapat

menyelesaikan permasalahan yang terdapat dalam LKPD dengan teman

sekelompoknya. Dan setelah itu masing-masing perwakilan kelompok maju

kedepan untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sedangkan kelompok

yang lain menanggapi dan bertanya jika ada hal yang kurang dipahami dari hasil

presentasi kelompok tersebut.

Pada pertemuan ketiga, siswa menyatakan himpunan semesta yang

mungkin dari suatu himpunan kemudian menggambarkan bentuk diagram venn

apabila diketahui kedua anggota himpunan dan himpunan semestanya, selanjutnya

menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan diagram venn dengan

LKPD yang dibagikan oleh guru sama seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada

akhir proses pembelajaran berlangsung guru memberikan post-test berupa

kemampuan pemahaan konsep matematis setelah dibelajarkan model flipped

classroom.

C. Analisis Hasil Penelitian

Data yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah data hasil tes

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi himpunan.

1) Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis


Data kondisi awal pada kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

merupakan data yang didapatkan sebelum diberi perlakuan pada kelas tersebut.

Dalam penelitian ini, data awal yang diperoleh yaitu data pre-test secara tertulis

dan dilaksanakan sebelum diberik perlakuan dengan model pembelajaran flipped

classroom. Adapun data akhir pada kemampuan pemahaman konsep matematis

merupakan data yang didapat setelah diberi perlakuan pada kelas tersebut yaitu

berupa model pembelajaran flipped classroom. Dalam penelitian ini, data kondisi

akhir yaitu data post-test diberikan secara tertulis yang dilaksanakan setelah kelas

diberikan perlakuan dengan model pembelajaran flipped classroom.

Data pada kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan data

yang berskala ordinal. Dalam prosedur statistik uji-t dan homogen, data yang

digunakan harus menggunakan data yang berskala interval. Apabila data yang

dilakukan dalam uji-t adalah data yang berskala ordinal, maka data tersebut perlu

dikonversikan ke data interval. Pada metode ini untuk mengubah data yang

berbentuk ordinal menjadi data yang berbentuk interval, yaitu dengan prosedur

manual dan MSI prosedur excel.

a. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Kelas

Eksperimen

Tabel 4.2 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Siswa Kelas Eksperimen
No. Kode Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 ASK 6 15
2 AM 4 16
3 ARA 10 11
4 AP 15 19
5 ANP 7 16
6 ASD 5 15
7 BKU 16 18
8 DJN 11 18
9 DFA 12 16
10 DNM 11 18
11 HL 15 17
12 HSAN 7 17
13 NKJ 3 17
14 KNT 14 19
15 KNPF 8 16
16 MCA 11 17
17 MA 7 17
18 MAP 8 16
19 MAF 10 16
20 MKF 16 17
21 MS 12 17
22 NN 9 17
23 NAM 6 17
24 NA 9 18
25 NYK 13 17
26 PSS 11 16
27 QDN 12 17
28 RAS 11 18
29 RAZ 10 16
30 SA 14 18
31 SLR 7 16
32 SAP 9 17
33 SA 15 18
34 TK 16 19
35 TSR 9 17
36 ZA 10 17
Sumber: Hasil pengolahan data

1) Konversi Data Pre-Test Ordinal ke Interval Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.3 Hasil Penskoran Pre-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Kelas Eksperimen
Skor Penilaian
Soal Aspek yang di ukur Jumlah
0 1 2 3 4
Soal 1 Menyatakan ulang suatu
2 2 15 10 7 36
konsep
Soal 2 Menggunakan, memanfaatkan
dan memilih prosedur atau 10 11 5 3 7 36
operasi tertentu
Mengaplikasikan konsep atau 6 13 8 5 4 36
algoritma ke pemecahan
masalah
Soal 3 Mengklasifikasikan objek
0 0 5 30 1 36
menurut sifat-sifat tertentu
Soal 4 Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 5 11 14 6 0 36
masalah
Frekuensi 23 37 46 55 19 180
Sumber: Hasil penskoran soal pre-Test pemahaman konsep matematis siswa

Data ordinal pada tabel 4.3 akan dikonversikan menjadi data yang berskala

interval sehingga dapat menghasilkan data berbentuk interval. Berikut merupakan

langkah-langkah dalam mengubah data yang berbentuk ordinal menjadi data

interval dengan menggunakan perhitungan manual untuk data pemahaman konsep

matematis siswa

a) Menghitung frekuensi

Tabel 4.4 Nilau Frekuensi Soal Pre-Test Kemampuan Pemahaman


Konsep Matematis Kelas Eksperimen
Skala Skor Ordinal Frekuensi
0 23
1 37
2 46
3 55
4 19
Jumlah 180
Sumber: Hasil penskoran soal pre-test kelas eksperimen

Pada Tabel 4.4 berarti bahwa skala ordinal dengan skor 0 memiliki

frekuensi yaitu 23, skala ordinal dengan skor 1 memiliki frekuensi 37, skala

ordinal dengan skor 2 memiliki frekuensi 46, skala ordinal dengan skor 3

memiliki frekuensi 55, dan skala ordinal dengan skor 4 memiliki frekuensi 19.

b) Menghitung proporsi
Menghitung proporsi yaitu dengan membagikan setiap frekuensi pada

skala ordinal dengan jumlah seluruh frekuensi skala ordinal tersebut. Proporsi dari

skala ordinal dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5 Nilai Proporsi


Skala Ordinal Frekuensi Proporsi
0 23 23
P0 = =0,1278
180
1 37 37
P1 = =0,2056
180
2 46 46
P2 = =0,2556
180
3 55 55
P3 = =0,3055
180
4 19 19
P4 = =0,1055
180
Sumber: Hasil perhitungan proporsi

c) Menghitung Proporsi Kumulatif

Proporsi kumulatif dapat dihitung dengan menjumlahkan proporsi secara

berurutan untuk setiap nilainya.

PK0 = 0,1278

PK1 = 0,1278+ 0,2056=0,3334

PK2 = 0,3334 +0,2556=0,5890

PK3 = 0,5890+ 0,3055=0,8945

PK4 = 0,8945+ 0,1055=1

d) Menghitung nilai Z

Nilai Z didapat dari tabel distribusi normal baku (critical value of z).

Dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif berdistribusi normal baku.

PK0 = 0,1278 , sehingga nilai P yang akan dihitung adalah 0,5 – 0,1278 = 0,3722.
Karena nilai PK0 = 0,1278 kurang dari 0,5 maka luas Z diletakkan pada

bagian sebelah kiri. Kemudian pada tabel Z yang mempunyai luas 0,3722 berada

diantara Z1,13 = 0,3708 dan Z1,14 = 0,3729. Oleh sebab itu, nilai Z untuk daerah

proporsi 0,3722 dapat ditentukan dengan interpolasi sebagai berikut:

 Jumlahkan kedua luas daerah yang mendekati nilai 0,3722

x = 0,3708+ 0,3729=0,7437

 Mencari nilai pembagi

x 0,7437
Pembagi= = =1,9981
nilai z yang diinginkan 0,3722

Keterangan:
0,7437 = jumlah antara dua nilai yang mendekati 0,3722 pada tabel daftar
Z
0,3722 = nilai Z yang diinginkan
1,9981 = nilai yang akan digunakan sebagi pembagi

Sehingga, nilai Z dari hasil interpolasi adalah sebagai berikut:

1, 13+1 , 14 2 ,27
Z¿ = =¿ 1,1360
1,9981 1,9981

Karena Z berada di posisi sebelah kiri, maka Z bernilai negatif. Sehingga nilai Z

untuk PK0 = 0,1278 adalah Z0 = –1,1360. Dengan menggunakan perhitungan yang

sama untuk memperoleh nilai Z pada PK 1, PK2, PK3, dan PK4. Sehingga diperoleh

nilai Z1 = 0,4308, Z2 = 0,2148, Z3 = 1,2524, sedangkan karena PK4 tidak

terdefinisi maka nilai Z4 juga tidak terdefinisi.

e) Menghitung nilai densitas fungsi Z

Nilai densitas F(Z) dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

F(Z) =
1
√2 π
exp (
−1 2
2 ) 22
Z dengan nilai π= =3 , 14. Sehingga,
7
1
exp ( −12 ( 1,1360 ) )
2

F(Z0) =
√ 7)
(
2
22

1
exp (−12 (1,2904))
(√ 447 )
F(Z0) =

1
F(Z0) = exp(−0,6452)
2,5071

F(Z0) = 0,3988 × 0,5245

F(Z0) = 0,2092

Sehingga diperoleh nilai F(Z0) = 0,2029, dengan cara yang sama,

dilakukan perhitungan untuk nilai F(Z 1), F(Z2), F(Z3), dan F(Z4). Didapatlah nilai

F (Z1) = 0,3635, F(Z2) = 0,3888, F(Z3)¿ 0,1823 dan F(Z4) = 0.

f) Menghitung scale value

Untuk menghitung scale value dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

density at lower limit −density at upper limit


SV =
area under upper limit −area under lower limit

Keterangan:
Density at lower limit = nilai densitas bawah
Density at upper limit = nilai densitas atas
A rea under upper limit = area batas atas
Areaunder lower limit = area batas bawah

Untuk SV0 nilai batas bawah untuk densitas pertama adalah 0 (karena lebih kecil

dari 0,2092) dan untuk proporsi kumulatif juga 0 (karena dibawah nilai 0,1278).

Tabel 4.6 Proporsi Kumulatif dan Densitas (F(Z))


Proporsi Kumulatif Densitas (F(Z))
0,1278 0,2092
0,3334 0,3635
0,5890 0,3888
0,8945 0,1823
1 0
Sumber: Nilai proporsi kumulatif dan densitas (F(Z))

Berdasarkan dari tabel 3.6 diperoleh scale value sebagai berikut:

0−0,2092
SV 0= =−1,6369
0,1278−0

0,2092−0,3635
SV 1= =−0,7504
0,3334−0,1278

0,3635−0,3888
SV 2= =−0,0989
0,5890−0,3334

0,9750−0,1823
SV 3= =0,4877
0,8945−0,5889

0,1823−0
SV 4= =0,7279
1−0,8945

g) Menghitung penskalaan

Nilai hasil penskalaan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

 SV terkecil (SV min)

Ubah nilai SV terkecil (nilai negative terbesar) diubah menjadi sama dengan

1.

SV0 = −1,6369

Nilai 1 diperoleh dari:

−1,6369+ x=1

x = 1+1,6369

x = 2,6369

Jadi, diperoleh nilai SV min=2,6369

 Transformasi nilai skala


Untuk mencari transformasi nilai skala dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:

y=SV +¿ SV min∨¿

y 0=−1,6369+2,6369=1

y 1=−0,7504+2,6369=1,8865

y 2=−0,0989+2,6369=2,5380

y 3=0,4877+2,6369=3,1246

y 4 =0,7279+2,6369=3,3648

Tabel 4.7 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data
Pre-Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Manual
Densi Hasil
Prop. Nilai Scale
Skala Frek Prop Tas Pensk
Kumulatif Z Value
F(Z) alaan
0 23 0,1278 0,1278 -1,1360 0,2029 -1,6369 1
1 37 0,2056 0,3334 0,4308 0,3635 -0,7504 1,8865
2 46 0,2556 0,5890 0,2148 0,3888 -0,0989 2,5380
3 55 0,3055 0,8945 1,2524 0,1823 0,4877 3,1246
4 19 0,1055 1 td 0 0,7279 3,3648
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual

Berdasarkan hasil pengolahan data pre-test kelas eksperimen pada

kemampuan pemahaman konsep matematis dengan menggunakan Method of

Successive Interval (MSI) prosedur dalam excel sebagai berikut:

Tabel 4.8 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 23,000 0,127 0,126 0,203 -1,136 1,000
2,000 37,000 0,205 0,333 0,363 0,430 1,885
3,000 46,000 0,255 0,589 0,389 0,214 2,538
4,000 55,000 0,306 0,894 0,182 1,252 3,124
5,000 19,000 0,105 1,000 0,000 td 3,364
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel

2) Konversi Data Post-Test Ordinal ke Interval Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen

Tabel 4.9 Hasil Penskoran Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Kelas Eksperimen
Skor Penilaian
Soal Aspek yang di ukur Jumlah
0 1 2 3 4
Soal 1 Menyatakan ulang suatu
0 0 2 4 30 36
konsep
Soal 2 Mengklasifikasikan objek
0 1 1 6 28 36
menurut sifat-sifat tertentu
Soal 3 Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 0 0 7 25 4 36
masalah
Soal 4 Menggunakan, memanfaatkan
dan memilih prosedur atau 0 0 6 23 7 36
operasi tertentu
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 1 0 4 13 18 36
masalah
Frekuensi 1 1 19 72 87 180
Sumber: Hasil penskoran soal post-Test pemahaman konsep matematis siswa

Kemudian, data ordinal post-test kemampuan pemahaman konsep

matematis pada tabel 4.9 akan diubahmenjadi data yang berskala interval sehingga

menghasilkan nilai interval. Dengan cara yang sama pada perhitungan

sebelumnya, berikut merupakan data ordinal yangtelah diubah menjadi data

interval, dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.10 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Eksperimen dengan Prosedur Manual
Skala Frek Prop Propor Nilai Z Densitas Scale Hasil
Si
Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 1 0,0055 0,0055 -2,5400 0,0158 -2,8720 1
1 1 0,0055 0,0110 -2,2900 0,0289 -2,3810 1,4910
2 19 0,0945 0,1055 -1,2524 0,1820 -0,1620 3,7100
3 72 0,4000 0,5055 -0,0137 0,3987 0,5417 4,4137
4 87 0,4945 1 Td 0 0,8062 4,6782
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual

Berdasarkan hasil pengolahan data post-test kelas eksperimen pada

kemampuan pemahaman konsep matematis dengan menggunakan Method of

Successive Interval (MSI) prosedur dalam excel sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Eksperimen dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 1,000 0,006 0,006 0,016 -2,540 1,000
2,000 1,000 0,006 0,009 0,028 -2,290 1,491
3,000 19,000 0,094 0,105 0,182 -1,152 3,710
4,000 72,000 0,400 0,505 0,399 -0,023 4,413
5,000 87,000 0,494 1,000 0,000 td 4,678
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel

Tabel 4.12 Hasil Perubahan Skala Ordinal ke Interval Kelas Eksperimen


No. Kode Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 ASK 9,248 21,627
2 AM 8,076 22,595
3 ARA 12,258 17,949
4 AP 14,924 23,125
5 ANP 10,2 21,892
6 ASD 8,662 19,673
7 BKU 15,096 22,860
8 DJN 12,796 22,860
9 DFA 13,382 22,330
10 DNM 12,796 22,860
11 HL 14,924 22,860
12 HSAN 10,134 22,157
13 NKJ 7,124 17,595
14 KNT 14,272 23,125
15 KNPF 11,32 21,892
16 MCA 13,21 22,157
17 MA 11,086 22,157
18 MAP 11,32 21,892
19 MAF 12,558 20,892
20 MKF 15,858 22,157
21 MS 13,796 22,157
22 NN 11,972 22,157
23 NAM 9,848 22,595
24 NA 11,672 22,860
25 NYK 13,796 17,595
26 PSS 13,21 21,892
27 QDN 13,862 22,595
28 RAS 13,21 22,422
29 RAZ 12,558 20,330
30 SA 14,272 22,860
31 SLR 10,434 21,892
32 SAP 12,038 22,157
33 SA 14,924 22,422
34 TK 15,748 21,125
35 TSR 11,086 22,595
36 ZA 12,624 22,595
Sumber: Hasil pengolahan data

b. Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Kelas Kontrol

Tabel 4.13 Hasil Pre-Test dan Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Siswa Kelas Kontrol
No. Kode Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 AZQN 12 11
2 AF 8 5
3 AMH 6 9
4 AKR 11 3
5 BPH 11 13
6 KAP 6 3
7 EAH 10 6
8 FR 8 5
9 FAS 8 12
10 FBN 15 13
11 IT 9 13
12 IAF 14 11
13 KA 13 12
14 KHA 6 4
15 LI 16 14
16 MDD 6 4
17 MDM 5 4
18 MZT 9 6
19 MBA 18 14
20 MDK 11 5
21 NF 9 9
22 NZS 5 6
23 NH 14 14
24 MSA 8 8
25 NS 5 7
26 QMS 6 5
27 RQA 8 4
28 RAK 10 11
29 RA 7 12
30 SNB 11 9
31 SH 7 8
32 UA 16 14
33 YM 6 11
34 ZZ 11 8
Sumber: Hasil pengolahan data

1) Konversi Data Pre-Test Ordinal ke Interval Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol

Tabel 4.14 Hasil Penskoran Pre-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Kelas Kontrol
Skor Penilaian
Soal Aspek yang di ukur Jumlah
0 1 2 3 4
Soal 1 Menyatakan ulang suatu
6 4 10 8 6 34
konsep
Soal 2 Menggunakan, memanfaatkan
dan memilih prosedur atau 8 14 5 4 3 34
operasi tertentu
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 9 10 7 5 3 34
masalah
Soal 3 Mengklasifikasikan objek
11 4 7 11 1 34
menurut sifat-sifat tertentu
Soal 4 Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 10 11 7 5 1 34
masalah
Frekuensi 44 43 36 33 14 170
Sumber: Hasil penskoran soal pre-Test pemahaman konsep matematis siswa

Setelah data penskoran pre-test pada kemampuan pemahaman konsep

matematis diperoleh, berikutnya data tersebut diubah dari data berskala ordinal

menajdi data berskala interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah

menjadi data interval dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Kontrol dengan Prosedur Manual
Propor
Hasil
Si Densitas Scale
Skala Frek Prop Nilai Z Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 44 0,2588 0,2588 -0,6467 0,3235 -1,2500 1
1 43 0,2529 0,5117 0,2425 0,3872 -0,2518 0,0018
2 36 0,2118 0,7235 0,5984 0,3334 0,2540 2,5040
3 33 0,1941 0,9176 1,3872 0,1523 0,4330 3,1830
4 14 0,0824 1 Td 0 1,8483 4,0483
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual

Berdasarkan hasil pengolahan data pre-test kelas eksperimen pada

kemampuan pemahaman konsep matematis dengan menggunakan Method of

Successive Interval (MSI) prosedur dalam excel sebagai berikut:

Tabel 4.16 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Pre-
Test Kelas Kontrol dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 44,000 0,159 0,258 0,324 -0,646 1,000
2,000 43,000 0,252 0,511 0,386 0,243 0,021
3,000 36,000 0,201 0,723 0,334 0,608 2,504
4,000 33,000 0,194 0,917 0,152 1,387 3,182
5,000 14,000 0,082 1,000 0,000 td 4,048
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel
2) Konversi Data Post-Test Ordinal ke Interval Kemampuan

Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Kontrol

Tabel 4.17 Hasil Penskoran Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep


Matematis Kelas Kontrol
Skor Penilaian
Soal Aspek yang di ukur Jumlah
0 1 2 3 4
Soal 1 Menyatakan ulang suatu
3 6 7 10 8 34
konsep
Soal 2 Mengklasifikasikan objek
2 1 11 10 10 34
menurut sifat-sifat tertentu
Soal 3 Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 8 6 8 12 0 34
masalah
Soal 4 Menggunakan, memanfaatkan
dan memilih prosedur atau 22 9 3 0 0 34
operasi tertentu
Mengaplikasikan konsep atau
algoritma ke pemecahan 12 5 11 6 0 34
masalah
Frekuensi 47 27 40 38 18 170
Sumber: Hasil penskoran soal post-Test pemahaman konsep matematis siswa

Setelah data penskoran post-test pada kemampuan pemahaman konsep

matematis diperoleh, berikutnya data tersebut diubah dari data berskala ordinal

menajdi data berskala interval. Dengan cara yang sama, data ordinal yang diubah

menjadi data interval dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.18 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Kontrol dengan Prosedur Manual
Propor
Hasil
Si Densitas Scale
Skala Frek Prop Nilai Z Penska
Kumul F(Z) Valeue
laan
atif
0 47 0,2765 0,2765 -0,5984 0,3334 -1,2057 1
1 27 0,1588 0,4353 -0,1628 0,3935 -0,3784 1,8273
2 40 0,2353 0,6706 -0,4418 0,3617 0,1351 2,3408
3 38 0,2236 0,8942 -1,5657 0,2935 0,3050 2,5107
4 18 0,1058 1 Td 0 2,7741 4,9708
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur manual

Berdasarkan hasil pengolahan data post-test kelas eksperimen pada

kemampuan pemahaman konsep matematis dengan menggunakan Method of

Successive Interval (MSI) prosedur dalam excel sebagai berikut:

Tabel 4.19 Hasil Mengubah Skala Ordinal menjadi Skala Interval Data Post-
Test Kelas Kontrol dengan MSI Prosedur Excel
Col Category Freq Prop Cum Density Z Scale
1,000 1,000 47,000 0,277 0,276 0,321 -0,598 1,000
2,000 27,000 0,157 0,435 0,403 -0,171 1,827
3,000 40,000 0,235 0,670 0,361 -0,441 2,340
4,000 38,000 0,221 0,894 0,293 -1,662 2,511
5,000 18,000 0,105 1,000 0,000 td 4,970
Sumber: Hasil mengubah data ordinal menjadi data interval dengan MSI
prosedur excel

Tabel 4.20 Hasil Perubahan Skala Ordinal ke Interval Kelas Kontrol


No. Kode Nama Siswa Pre-Test Post-Test
1 AZQN 12,071 10,87
2 AF 9,251 8,507
3 AMH 6,05 10,187
4 AKR 11,393 7,167
5 BPH 11,393 14,157
6 KAP 6,05 6,51
7 EAH 10,715 8,677
8 FR 9,251 8,164
9 FAS 9,211 11,697
10 FBN 16,286 13,5
11 IT 8,232 15,79
12 IAF 15,42 13,16
13 KA 13,615 11,697
14 KHA 7,707 7,994
15 LI 16,776 15,96
16 MDD 6,05 7,68
17 MDM 7,029 8,97
18 MZT 6,427 10,31
19 MBA 18,508 14,67
20 MDK 11,393 7,85
21 NF 8,272 10,844
22 NZS 5,224 8,677
23 NH 13,803 15,96
24 MSA 5,749 10,017
25 NS 8,686 9,994
26 QMS 11,056 8,821
27 RQA 7,554 8,97
28 RAK 8,91 13,817
29 RA 8,385 15,62
30 SNB 11,393 11,187
31 SH 5,071 10,674
32 UA 16,776 15,96
33 YM 4,245 11,527
34 ZZ 11,393 9,674
Sumber: Hasil pengolahan data

2. Analisis Data Persentase Skor Post-Test Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan indikator kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

sebelum melakukan pre-test pada 36 siswa di kelas eksperimen. Pre-test yang

diberiken berupa tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dalam

bentuk essay yang terdiri dari 4 soal. Tujuan diberikan pre-test adalah untuk

mengetahui kemampuan awal siswa tentang kemampuan pemahaman konsep

sebelum diterapkan model pembelajaran flipped classroom. Kemudian setelah

dilaksanakan proses belajar menggunakan model pembelajaran flipped classroom,

peneliti memberikan post-test kepada 36 siswa. Tujuan diberikan post-test yaitu

untuk melihat kemampuan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model

pembelajaran flipped classroom.


Berdasarkan hasil penskoran pre-test dan post-test kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dapat disajikan persentase

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebagai berikut:

Tabel 4.21 Persentase Skor Hasil Pre-Test dan Post-test Kemampuan


Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas Eksperimen
No Indikator yang diukur Post-Test Pre-Test
Kurang Baik/Baik Kurang Baik/Baik
sekali Sekali
1 Menyatakan ulang suatu 5,56% 94,44% 52,79% 47,21%
konsep
2 Mengklasifikasikan
objek menurut sifat- 5,56% 94,44% 72,10% 27,90%
sifat tertentu
3 Menggunakan,
memanfaatkan dan 16,67% 83,33% 19,50% 80,50%
memilih prosedur atau
operasi tertentu
4 Mengaplikasikan
konsep atau algoritma 14,89% 85,11% 78,50% 21,50%
ke pemecahan masalah
Sumber: Hasil pengolahan data

Berikut ini adalah uraian tabel 4,17 mengenai hasil post-test kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

a) Menyatakan ulang suatu konsep

Persentase kemampuan menyatakan ulang suatu konsep ditunjukkan

dengan kemampuan siswa untuk mengungkapkan atau menulis kembali apa yang

ditanyakan soal dengan tepat dalam kategori kurang mengalami penurunan yang

sebelumnya 52,79% menjadi 5,56% sedangkan dalam kategori baik/baik sekali

mengalami peningkatan yang sebelumnya 47,21% menjadi 94,44%.

b) Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya


Persentase kemampuan mengklasifikasikan objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya ditunjukkan dengan kemampuan siswa

mengelompokkan suatu objek menurut jenisnya berdasarkan sifat-sifat yang

terdapat pada materi dalam kategori kurang mengalami penurunan yang

sebelumnya 72,10% menjadi 5,56% sedangkan dalam kategori baik/baik sekali

mengalami peningkatan yang sebelumnya 27,90% menjadi 94,44%.

c) Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

Persentase menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau

operasi tertentu ditunjukkan dengan kemampuan siswa merumuskan penyelesaian

serta menggunakan operasi penjumlahan dan pengurangan yang terdapat pada

materi dalam kategori kurang mengalami penurunan yang sebelumnya 19,50%

menjadi 16,67% sedangkan dalam kategori baik/baik sekali mengalami

peningkatan yang sebelumnya 80,50% menjadi 83,33%.

d) Mengaplikasikan konsep atau algoritma ke pemecahan masalah

Persentase kemampuan mengaplikasikan konsep atau algoritma ke

pemecahan masalah adalah kemampuan siswa menggunakan konsep dalam

menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dalam kategori

kurang mengalami penurunan yang sebelumnya 78,50% menjadi 14,89%

sedangkan dalam kategori baik/baik sekali mengalami peningkatan yang

sebelumnya 21,50% menjadi 85,11%.

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

pemahaman konsep matematis yang dibelajarkan dengan model flipped classroom

menggunakan video pembelajaran matematika lebih baik daripada kemampuan


pemahaman konsep matematis dengan pembelajaran konvensional pada siswa

kelas VII MTsN 1 Banda Aceh.

3. Analisis Data Pre-Test dan Post-Test pada Kemampuan Pemahaman

Konsep Matematis

Pada pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan statistik t pada pengujian

normalitas dan kesamaan varians atau homogenitas sebagai uji prasyarat. Peneliti

juga menggunakan penilaian melalui dua tes, yaitu tes awal (pre-test) yang

dilaksanakan sebelum proses pembelajaran berlangsung dan tes akhir (post-test)

yang dilaksanakan sesudah proses pembelajaran. Tes ini bertujuan untuk melihat

a. Pengolahan data tes awal (pre-test) kelas eskperimen

1. Mentabulasi data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai rata

( x ) dan simpangan baku (S)

Untuk pengolahan data ini, berikut Langkah untuk mentabulasi data ke

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi:

a) Menentukan rentang (R)

R=nilai data terbesar−nilai data terkecil

¿ 18 , 70−3 , 78=14 , 92

b) Menentukan banyak kelas (K)

K=1+ ( 3 ,3 ) log n

K=1+ ( 3 ,3 ) log 36

K=1+ ( 3 ,3 ) 1,556

K=1+5,134=6,135 dibulatkan menjadi 6

c) Menentukan Panjang kelas (P)


rentang
P=
banyak kelas

14 , 92
P= =2 , 48
6

Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Nilai fi xi 2
xi f i xi 2
f i xi
3,78 – 6,26 3 5,02 25,20 15,06 75,60
6,27 – 8,75 5 7,73 59,75 38,65 298,75
8,76 – 11,24 11 10 100,00 110,00 1.100,00
11,25 – 13,73 9 12,49 156,00 112,41 1.404,00
13,74 – 16,22 6 14,98 224,40 89,88 1.346,40
16,23 – 18,71 2 17,47 305,20 34,94 610,40
Total 36 4.835,15

Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata,

varians dan simpangan baku sebagai berikut:

x=
∑ f i x i = 400 , 94 =11, 13
∑ fi 36

Varians dan simpangan baku:


2
2
n ∑ f i x 2i −( ∑ f i x i )
S=
1
n(n−1)

2
(36× 4.835 , 15)−( 400 , 94 )
S21=
36( 36−1)

2 174.065 , 40−160.752, 88
S1 =
1.260

2 13.312 ,52
S1 = =10 , 56
1.260

S1= √ 10 , 56
2
S=3 ,24

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x=11, 13 dan simpangan bakunya

adalah S1=3 , 24

2. Uji normalitas data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test

pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas tersebut menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.

Adapun hipotesis pada uji kenormalan data pre-test kelas eksperimen yaitu

sebagai berikut:

H0 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi normal

H1 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi tidak normal

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

H1 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

Tabel 4.22 Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Eksperimen


Nilai tes Batas Z score Batas Luas Ei Oi ( Oi−Ei )
2

kelas ( luas daerah Ei


xi ¿ daerah
3,73 -2,28 0,4887
3,78 – 6,26 0,0505 1,818 3 0,7684
6,31 -1,54 0,4382
6,27 – 8,75 0,174 6.264 5 0,2592
8,80 -0,72 0,2642
8,76 – 11,24 0,2841 10,227 11 0,0584
11,29 0,05 0,0199
11,25 – 13,73 0,274 9,864 9 0.0756
13,78 0,82 0,2939
13,74 – 16,22 0,149 5,364 6 0,0754
16,27 1,58 0,4429
16,23 – 18,71 0,0477 1,7172 2 0,0465
18,76
2,35 0,4906
Jumlah 36 1,2079
Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 3,78 – 0,05 = 3,73
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 6,26 + 0,05 = 6,31
x i−x 3 ,73−11, 13
Z score = = =−2 , 28
S1 3 ,24
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score
Luas daerah = 0,4887 – 0,4382 = 0,0505
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=1 , 21
i=1 Ei

Berdasarkan taraf signifikan 5% (a=0 , 05 ¿ dan banyak kelas interval k =

6, maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk =

k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)

2
= x (0 , 95) (5 )=11,1

Diperoleh x 2hitung = 1,21 dengan a=0 , 05 dan dk = 5, maka x 2hitung ≤ x 2tabel

yaitu 1,21 ≤ 11,1, sehingga H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa data pre-test

pada kelas eksperimen yang diperoleh berdistribusi normal.

b. Pengolahan tes awal (pre-test) kelas kontrol

1. Mentabulasi data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai

rata ( x ) dan simpangan baku (S)

Untuk pengolahan data ini, berikut Langkah untuk mentabulasi data ke

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi:


a) Menentukan rentang (R)

R=nilai data terbesar−nilai data terkecil

¿ 17 , 12−4 , 00=13 , 12

d) Menentukan banyak kelas (K)

K=1+ ( 3 ,3 ) log n

K=1+ ( 3 ,3 ) log 34

K=1+ ( 3 ,3 ) 1 ,53

K=1+5,049=6,049 dibulatkan menjadi 6

e) Menentukan Panjang kelas (P)

rentang
P=
banyak kelas

13 , 12
P= =2 ,18
6

Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
4,00 – 6,18 10 5,09 25,91 50,90 259,10
6,19 – 8,37 16 7,28 52,99 116,48 847,84
8,38 – 10,56 2 9,47 89,68 18,94 179,36
10,57 – 12,75 2 11,66 135,95 23,32 271,90
12,76 – 14,94 1 13,85 191,82 13,85 191,82
14,95 – 17,13 3 16,04 257,28 48,12 771,84
Total 34 271,61 2.521,86

Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians

dan simpangan baku sebagai berikut:

x=
∑ f i x i = 271 , 61 =7 , 98
∑ fi 34
Varians dan simpangan baku:

n ∑ f i x 2i −( ∑ f i x i )
2
2
S=
1
n( n−1)

2
(34 ×2.521 , 86)−( 271 , 61 )
S21=
34 (34−1)

2 85.743 , 24−73.771 , 99
S1 =
1.122

2 11.971 , 25
S1 = =10 , 66
1.122

S1= √10 , 66
2

S=3 ,26

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x=7 , 98 dan simpangan bakunya

adalah S1=3 , 26

2. Uji normalitas data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pre-test

pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas tersebut menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.

Adapun hipotesis pada uji kenormalan data pre-test kelas kontrol yaitu sebagai

berikut:

H0 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi normal

H1 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi tidak normal

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

H1 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

Tabel 4.23 Uji Normalitas Data Pre-Test Kelas Kontrol


Nilai tes Batas Z score Batas Luas Ei Oi ( Oi−Ei )
2

kelas ( luas daerah Ei


xi ¿ daerah
3,95 -1,23 0,3907
4,00 – 6,18 0,1888 6,4192 1 1,9974
0
6,23 -0,53 0,2019
6,19 – 8,37 0,1502 5,1068 1 23,2360
6
8,42 0,13 0,0517
8,38 – 10,56 0,2393 8,1362 2 4,6278
10,61 0,81 0,2910
10,57 – 12,75 0,1396 4,7464 2 1,5891
12,80 1,48 0,4306
12,76 – 14,94 0,0536 1,8224 1 0,3711
15,00 2,15 0,4842
14,95 – 17,13 0,0134 0,4556 3 13,7127
17,18 2,82 0,4976
Jumlah 3 45,5341
4
Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 4,00 – 0,05 = 3,95
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 6,18 + 0,05 = 6,23
x i−x 3 , 95−7 , 98
Z score = = =−1, 23
S1 3 ,26
Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score
Luas daerah = 0,3907– 0,2019 = 0,1888
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=46
i=1 Ei

Berdasarkan taraf signifikan 5% (a=0 , 05 ¿ dan banyak kelas interval k =

6, maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk =

k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)

2
= x (0 , 95) (5 )=11,1

Diperoleh x 2hitung = 1,21 dengan a=0 , 05 dan dk = 5, maka x 2hitung ≥ x 2tabel

yaitu 46 ≥ 11,1, sehingga H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa data pre-test pada

kelas kontrol yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

c. Pengolahan tes akhir (post-test) kelas eksperimen

1. Mentabulasi data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai rata

( x ) dan simpangan baku (S)

Untuk pengolahan data ini, berikut Langkah untuk mentabulasi data ke

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi:

a) Menentukan rentang (R)

R=nilai data terbesar−nilai data terkecil

¿ 21 ,70−10 , 72=10 , 98

b) Menentukan banyak kelas (K)

K=1+ ( 3 ,3 ) log n

K=1+ ( 3 ,3 ) log 36

K=1+ ( 3 ,3 ) 1,556

K=1+5,148=6,148 dibulatkan menjadi 6

c) Menentukan Panjang kelas (P)

rentang
P=
banyak kelas

10 , 98
P= =1 , 83
6
Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
10,72 – 12,55 1 11,63 135,25 11,63 135,25
12,56 – 14,39 2 13,52 182,79 27,04 365,58
14,40 – 16,23 1 15,32 234,70 15,32 234,70
16,24 – 18,07 6 17,16 294,46 102,96 1.766,76
18,08 – 19,91 16 19 361,00 304,00 5.776,00
19,92 – 21,75 10 20,83 433,89 208,30 4.338,90
Total 36 669,25 12.617,19

Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians

dan simpangan baku sebagai berikut:

x=
∑ f i x i = 669 , 25 =18 , 59
∑ fi 36

Varians dan simpangan baku:


2
2
n ∑ f i x 2i −( ∑ f i x i )
S=
1
n(n−1)

2
(36× 1 2.617 ,19)− ( 669 ,25 )
S21=
36 (36−1)

2 454.218 ,84−447.895 ,56


S1 =
1.160

2 6.323 , 28
S1 = =5,451
1.160

S1= √ 5,451
2

S=2, 33

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x=18 , 59dan simpangan bakunya

adalah S1=2 , 33
2. Uji normalitas data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test

pada kelas eksperimen berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas tersebut menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.

Adapun hipotesis pada uji kenormalan data post-test kelas eksperimen yaitu

sebagai berikut:

H0 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi normal

H1 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi tidak normal

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

H1 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

Tabel 4.24 Uji Normalitas Post-Test Kelas Eksperimen


Nilai tes Batas Z score Batas Luas Ei Oi ( Oi−Ei )
2

kelas ( luas daerah Ei


xi ¿ daerah
10,67 -3,40 0,4997
10,72 – 12,55 0,0048 0,1728 1 3,9598
12,60 -2,57 0,4949
12,56 – 14,39 0,0324 1,1664 2 0,5957
14,44 -1,78 0,4625
14,40 – 16,23 0,1236 4,4496 1 2,6743
16,28 -0,99 0,3389
16,24 – 18,07 0,2596 9,3456 6 1,1976
18,12 -0,20 0,0793
18,08 – 19,91 0,1397 5,0292 16 23,9319
19,96 0,58 0,2190
19,92 – 21,75 0,1957 7,0452 10 1,2392
21,80 1,37 0,4147
Jumlah 36 33,59
Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 10,72 – 0,05 = 10,67
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 12,55 + 0,05 = 12,60
x i−x 10 ,67−18 , 59
Z score = = =−3 , 40
S1 2, 33

Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score


Luas daerah = 0,4997– 0,4949= 0,0048
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=34
i=1 Ei

Berdasarkan taraf signifikan 5% (a=0 , 05 ¿ dan banyak kelas interval k =

6, maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk =

k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)

2
= x (0 , 95) (5 )=11,1

Diperoleh x 2hitung = 34 dengan a=0 , 05 dan dk = 5, maka x 2hitung ≥ x 2tabel yaitu

34 ≥ 11,1, sehingga H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa data post-test pada

kelas eksperimen yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

d. Pengolahan tes akhir (post-test) kelas kontrol

1. Mentabulasi data kedalam tabel distribusi frekuensi, menghitung nilai rata

( x ) dan simpangan baku (S)

Untuk pengolahan data ini, berikut Langkah untuk mentabulasi data ke

dalam bentuk tabel distribusi frekuensi:

a) Menentukan rentang (R)

R=nilai data terbesar−nilai data terkecil


¿ 15 , 09−3 , 37=11, 72

b) Menentukan banyak kelas (K)

K=1+ ( 3 ,3 ) log n

K=1+ ( 3 ,3 ) log 34

K=1+ ( 3 ,3 ) 1 ,53

K=1+5,049=6,049 dibulatkan menjadi 6

c) Menentukan Panjang kelas (P)

rentang
P=
banyak kelas

11, 72
P= =1 ,95
6

Berdasarkan dari data di atas maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi

sebagai berikut:

Nilai fi xi xi
2
f i xi 2
f i xi
3,37 – 5,32 7 4,34 18,84 30,38 131,88
5,33 – 7,28 7 6,30 39,69 44,10 256,83
7,29 – 9,24 4 8,26 68,22 33,04 248,88
9,25 – 11,20 2 10,22 104,45 20,44 208,90
11,21 – 13,16 7 12,18 148,35 85,26 1.038,45
13,17 – 15,12 7 14,15 200,22 99,05 1.401,54
Total 34 312,27 3.286,48

Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat diperoleh nilai rata-rata, varians

dan simpangan baku sebagai berikut:

x=
∑ f i x i = 312 , 27 =9 , 18
∑ fi 34

Varians dan simpangan baku:


n ∑ f i x 2i −( ∑ f i x i )
2
2
S=
1
n( n−1)

2
(34 ×3.286 , 48)− ( 312, 27 )
S21=
34 (34−1)

2 111.740 ,32−97.512 ,55


S1 =
1.122

2 14.227 , 77
S1 = =12 , 68
1.122

S1= √ 12 , 68
2

S=3 ,56

Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh x=9 , 18dan simpangan bakunya adalah

S1=3 , 56

2. Uji normalitas data

Uji normalitas data ini bertujuan untuk mengetahui apakah data post-test

pada kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.

Untuk menguji normalitas tersebut menggunakan uji distribusi chi-kuadrat.

Adapun hipotesis pada uji kenormalan data post-test kelas kontrol yaitu sebagai

berikut:

H0 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi normal

H1 : data yang diperoleh dari populasi yang bedistribusi tidak normal

Kriteria pengambilan keputusan:

H0 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

H1 diterima : jika nilai signifikan ¿ 0,05

Tabel 4.25 Uji Normalitas Post-Test Kelas Kontrol


Nilai tes Batas Z score Batas Luas Ei Oi ( Oi−Ei )
2

kelas ( luas daerah Ei


xi ¿ daerah
3,32 -1,64 0,4495
3,37 – 5,32 0,0918 3,1212 7 4,8202
5,37 -1,07 0,3577
5,33 – 7,28 0,1592 5,4128 7 0,4654
7,33 -0,52 0,1985
7,29 – 9,24 0,1865 6,3410 4 0,8642
9,29 0,03 0,0120
9,25 – 11,20 0,2070 7,0380 2 3,6063
11,25 0,58 0,2190
11,21 – 13,16 0,1518 5,1612 7 0,6551
13,21 1,13 0,3708
13,17 – 15,12 0,0827 2,8118 7 6,2383
15,17
1,68 0,4535
Jumlah 34 16,6495
Sumber: Hasil pengolahan data

Keterangan:
Batas kelas bawah = batas bawah – 0,05 = 3,37 – 0,05 = 3,32
Batas kelas atas = batas atas + 0,05 = 5,32 + 0,05 = 5,37
x i−x 3 ,32−9 , 18
Z score = = =−1 ,64
S1 3 , 56

Batas luas daerah dapat dilihat pada tabel Z score


Luas daerah = 0,4997– 0,4949= 0,0048
Ei (frekuensi harapan) = luas daerah x banyak data
2
k
( Oi−Ei )
x =∑
2
=17
i=1 Ei

Berdasarkan taraf signifikan 5% (a=0 , 05 ¿ dan banyak kelas interval k =

6, maka derajat kebebasan (dk) untuk distribusi chi-kuadrat besarnya adalah dk =

k −1=6−1=5 , sehingga:
2 2
x (1−a )( k−1) = x (1−0 , 05) (6−1)

2
= x (0 , 95) (5 )=11,1
Diperoleh x 2hitung = 34 dengan a=0 , 05 dan dk = 5, maka x 2hitung ≥ x 2tabel yaitu

17 ≥ 11,1, sehingga H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa data post-test pada

kelas eksperimen yang diperoleh tidak berdistribusi normal.

e. Pengujian Hipotesis

Setelah diketahui hasil dari uji normalitas kedua kelas tersebut tidak

berdistribusi normal, maka selanjutnya dilakukan hipotesis dengan menggunakan

uji Mann-Whitney atau uji non parametrik yang digunakan untuk menguji dua

sampel yang tidak berdistribusi normal. Adapun hipotesis yang diuji adalah:

H0: z >0 , 05 : Pemahaman konsep siswa yang dibelajarkan dengan model

flipped classroom menggunakan video pembelajaran

matematika tidak lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional

H1: z <0 , 05 : Pemahaman konsep siswa yang dibelajarkan dengan model

flipped classroom menggunakan video pembelajaran

matematika lebih baik dari pada yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional.

Tabel 4.26 Data Post-Test Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis


Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Nama Nilai Ranking Nama Nilai Ranking
AKR 3 1,5 ARA 11 23
KAP 3 1,5 ASK 15 36,5
KHA 4 4,5 ARD 15 36,5
MDD 4 4,5 ANP 16 42
MDM 4 4,5 DFA 16 42
RQA 4 4,5 KNPF 16 42
AF 5 8,5 MAP 16 42
FR 5 8,5 MAF 16 42
MDK 5 8,5 NAM 16 42
QMS 5 8,5 PSS 16 42
EAH 6 12 RAZ 16 42
MZT 6 12 SLR 16 42
NZS 6 12 AM 17 53,5
NS 7 13 HL 17 53,5
MSA 8 16 HSAN 17 53,5
SH 8 16 KJ 17 53,5
ZZ 8 16 MCA 17 53,5
AMH 9 19 MA 17 53,5
NF 9 19 MKF 17 53,5
SB 9 19 MS 17 53,5
AQN 11 23 NN 17 53,5
IAF 11 23 NYK 17 53,5
RA 11 23 QDN 17 53,5
YM 11 23 SAP 17 53,5
FAS 12 27 TSR 17 53,5
KA 12 27 ZA 17 53,5
RA 12 27 BKU 18 64
BPH 13 30 DJN 18 64
FBN 13 30 DNM 18 64
IT 13 30 NA 18 64
LI 14 33,5 RAS 18 64
MBA 14 33,5 SAT 18 64
NH 14 33,5 SA 18 64
UAA 14 33,5 AP 19 69
KNT 19 69
TK 19 69
607 1878

Berdasarkan data di atas diperoleh:

U 1=n1 n 2+¿

U 1=36 (34 ) + [ 36 ( 36+1 )


2
−1878 ]
¿ 1224+ [ 36 ( 37 )
2
−1878 ]
¿ 1224+
[ 1332
2
−1878
]
¿ 1224+ [ 666−1878 ]

¿ 1224+ [−1212 ]

¿ 12

Setelah nilai U 1 diperoleh, selanjutnya mencari nilai dari U 2

U 2=n1 n 2+ ¿

U 2=34 ( 36 ) + [ 34 ( 34 +1 )
2
−607 ]
¿ 1224+ [ 34 ( 35 )
2
−607 ]
¿ 1224+
[ 1190
2
−607
]
¿ 1224+ [ 595−607 ]

¿ 1224+ [−12 ]

¿ 1212

Kemudian gunakan nilai U yang paling kecil untuk disubstitusikan ke rumus z

dibawah ini

n1 n2 36(34)
U min − 1 2−
U−μ v 2 2
z= = =

√ √
σv n1 n 2 (n1 +n2 +1) ( 36)(34)(36+34 +1)
12 12

1224
12−
2 1 2−612 −600
¿ = =

√ √
( 1224 )( 71 ) 85680 85 , 09
12 12

¿−7,0513

Nilai tabel Z uji dua arah yaitu dengan taraf signifikan 5% = 0,05,

sehingga: Z tabel=Z 0 ,05=1 , 64 . Oleh karena nilai statistik uji z lebih besar dari nilai
Z tabel yaitu −7,0513←1 , 96, maka keputusan H 0 ditolak dan H 1 diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa yang dibelajarkan

dengan model flipped classroom menggunakan video pembelajaran matematika

lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Berikut pengujian hipotesis menggunakan uji Mann-Whitney

Tabel 4.27 Peringkat (Rank) Uji Mann Whitenay Ranks


Ranks

Kelas N Mean Rank Sum of Ranks

Hasil Belajar Kelas A 36 52.17 1878.00

Kelas B 34 17.85 607.00

Total 70

Sumber: Hasil pengolahan data

Tabel 4.28 Uji Statistik Mann-Whiteney


Test Statisticsa

Hasil Belajar

Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 607.000
Z -7.095
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Sumber: Hasil pengolahan data

Dasar pengambilan keputusan Mann-Whiteney:

1. Jika nilai Asymp.sig. < 0,05, maka Hipotesis diterima.

2. Jika nilai Asymp.sig. > 0,05, maka Hipotesis ditolak

Berdasarkan output “Tes Statistik” diketahui bahwa Asymp.sig. (2-tailed)

untuk uji dua sisi adalah 0,000 atau probabilitas dibawah 0,05 sehingga diperoleh

(0,000 < 0,05). Maka keputusan H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa yang


dibelajarkan dengan model flipped classroom menggunakan video pembelajaran

matematika lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

konvensional.

D. Pembahasan

Pada penelitian ini, kemampuan pemahaman konsep matematis siswa

dilihat dari hasil tes yang diberikan pada akhir pertemuan. Tes yang diberikan

berbentuk essay sebanyak 4 soal. Tiap soal memiliki skor yang sesuai dengan

rubrik pedoman penskoran kemampuan pemahaman konsep. Soal tes yang

diberikan pada kelas eksperimen dan kelas control tidak ada perbedaan. Kelas

eksperimen yaitu kelas VII-3 yang berjumlah 36 siswa, kelas tersebut yang

dibelajarkan menggunakan model flipped classroom. Sementara kelas kontrol

adalah kelas VII-5 yang diberikan perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran

konvensional yaitu model pembelajaran langsung.

Dalam proses pembelajaran dilakukan tiga kali pertemuan pada kelas

eksperimen dan empat kali pertemuan pada kelas kontrol. Di masing-masing

pertemuan pertama kedua kelas diberikan tes awal berupa pre-test yang terdiri

dari 4 soal essay, tes awal diberikan bertujuan untuk melihat kemampuan

pemahaman konsep siswa sebelum diberikann perlakuan. Kemudian di akhir

pertemuan kedua kelas juga diberikan tes akhir berupa post-test yang terdiri dari 4

soal essay. Tes akhir bertujuan untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep

siswa setelah diberikan perlakuan.


Berikut ditampilkan hasil jawaban siswa yang menunjukkan hasil

kemampuan pemahaman konsep matematis. Berdasarkan hasil pengolahan data

pada kelas eksperimen diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 18,59. Sedangkan

pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar 9,18. Hal tersebut

diketahui bahwa nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan nilai rata-rata kelas kontrol.

Adapun perbandingan persentase kemampuan pemahaman konsep siswa

melalui pre-test dan post-test kelas eksperimen, sebagai berikut: 1) Menyatakan

ulang suatu konsep, dalam kategori kurang mengalami penurunan yang

sebelumnya 52,79% menjadi 5,56% sedangkan dalam kategori baik/baik sekali

mengalami peningkatan yang sebelumnya 47,21% menjadi 94,44. 2)

Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsep. dalam

kategori kurang mengalami penurunan yang sebelumnya 72,10% menjadi 5,56%

sedangkan dalam kategori baik/baik sekali mengalami peningkatan yang

sebelumnya 27,90% menjadi 94,44%. 3) Menggunakan, memanfaatkan dan

memilih prosedur atau operasi tertentu. Pada metode ini siswa diminta untuk

menjawab soal model kontekstual dan memilih operasi yang digunakan untuk

menjawab soal. dalam kategori kurang mengalami penurunan yang sebelumnya

19,50% menjadi 16,67% sedangkan dalam kategori baik/baik sekali mengalami

peningkatan yang sebelumnya 80,50% menjadi 83,33%. 4) Mengaplikasikan

konsep atau algoritma ke pemecahan masalah, dalam kategori kurang mengalami

penurunan yang sebelumnya 78,50% menjadi 14,49% sedangkan dalam kategori

baik/baik sekali mengalami peningkatan yang sebelumnya 21,50% menjadi


85,11%. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa yang dibelajarkan dengan model flipped classroom

menggunakan video pembelajaran lebih baik dari pada kemampuan pemahaman

konsep matematis siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.

Model pembelajaran flipped classroom merupakan sebuah metode dan

bentuk dari blended learning, yaitu bentuk pembelajaran yang menggabungkan

proses tatap muka (offline) dan non tatap muka (online). Dalam metode ini, siswa

diberikan video pembelajaran baik dari Youtube ataupun video buatan sendiri

sebelum pembelajaran tatap muka dimulai. Siswa mempelajari materi yang

diberikan dan membuat catatan penting dari isi video yang diberikan sebagai

bahan untuk mengerjakan tugas atau LKPD ketika di kelas. Dan ketika tatap muka

berlangsung di kelas guru meminta siswa untuk bertanya mengenai isi video yang

kurang dipahami. Karena dengan bertanya maka siswa dapat menggali informasi,

membangkitkan respon, mengecek pemahaman dan mengetaui sejauh mana

keingintahuan siswa terhadap materi yang dibelajarkan. Apabila tidak ada siswa

yang bertanya, guru memberikan pertanyaan kepada siswa yang dipilih secara

acak.

Terdapat 4 tahapan dalam model pembelajaran flipped classroom, yaitu:

pertama, fase 0: Siswa melihat sendiri video pembelajaran matematika di rumah

sebelum tatap muka, siswa belajar mandiri di rumah mengenai materi untuk

pertemuan berikutnya dengan menonoton video pembelajaran karya guru itu

sendiri ataupun video dari hasil upload orang lain yang di dalamnya memuat

pemahaman konsep. Siswa juga diminta untuk membuat ringkasan hasil dari
tontonan video yang didapat. Kedua, fase 1: pembelajaran tatap muka secara

lansgung yang dilakukan di kelas, siswa dibagi kepada beberapa kelompok

heterogeny untuk mengerjakan tugas yang berkaitan dengan materi himpunan.

Ketiga, fase 2: menerapkan kemampuan pemahaman konsep. Siswa berdiskusi

dan mengerjakan LKPD bersama anggota kelompoknya masing-masing. Disini

siswa diminta untuk mengaplikasikan konsep yang telah dipelajari untuk

menyelesaikan permaslahan yang terdapat dalam LKPD, hal ini sejalan dengan

indikator pemahaman konsep yaitu mengaplikasikan konsep atau algoritma ke

pemecahan masalah. Keempat, fase 3: mengukur pemahaman konsep siswa yang

dilakukan pada akhir materi pelajaran. Siswa mengerjakan tes atau soal evaluasi

pada akhir pertemuan.


BAB V

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai

kemampuan pemahaman konsep siswa pada materi himpunan yang melalui model

pembelajaran Flipped Classroom pada siswa kelas VII MTs Negeri 1 Banda

Aceh, dapat dikemukanakn bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa yang

dibelajarkan dengan model Flipped Classroom menggunakan video pembelajaran

matematika lebih baik daripada yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

langsung di MTs Negeri 1 Banda Aceh.

B. Saran

Setelah melakukan penelitian terhadap kemampuan pemahaman konsep

matematis yang menggunakan model pembelajaran Flipped Classroom, peneliti

memiliki saran antara lain:

1. Penelitian dengan menggunakan model pembelajaran Flipped Classroom

diharapkan guru dapat menerapkan model tersebut untuk dapat

menumbuhkan dan membangun karakter siswa supaya dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman konsep matematika dalam proses pembelajaran.

2. Media yang digunakan berupa video pembelajaran disesuaikan dengan

karakter atau lingkungan tempat dilakukannya penelitian, supaya siswa

lebih mudah beradaptasi dengan penggunaan median.


3. Bagi guru atau peneliti berikutnya yang ingin menerapkan model

pembelajaran Flipped Classroom seperti yang diterapkan oleh peneliti pada

kelas eksperimen, diharapkan untuk memberikan soal kuis yang bersifat

tertutup kepada siswa sebelum berlangsungnya pembelajaran tatap muka

yang sesuai dengn video pembelajaran untuk memastikan apakah siswa

betul-betul memahami materi yang disampaikan.

4. Penelitian ini masih terbatas pada kemampuan pemahaman konsep

matematika siswa. Oleh karena itu, diharapkan kepada peneliti berikutnya

untuk dapat melanjutkan penelitian dengan variabel serta pokok bahasan

lain, dengan memperhatikan kendala-kendala yang peneliti alami supaya

mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai