Anda di halaman 1dari 6

BUPATI TANATIDUNG

Kepada
Yth. Sekretaris Daerah, Asisten,
Staf Ahli, Seluruh Kepala OPD
Di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Tana Tidung
di -
Tempat

SURAT EDARAN
Nomor : T.800.1.11/3016/BKPSDM

TENTANG

TATA CARA PEMBERIAN CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) DAN


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANA TIDUNG
1. Berdasarkan :
a. Undang-undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
b. Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 2017;
c. Peraturan Pemerintah No. 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
d. Peraturan Pemerintah No. 94 Tahun 2021 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil;
e. Perubahan atas Peraturan Badan Kepegawaian Negara No. 24 Tahun 2017
tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil, dengan Peraturan Badan
Kepegawaian Negara Nomor 7 Tahun 2021;
f. Peraturan Badan Kepegawaian Negara No. 7 Tahun 2022 tentang Tata Cara
Pemberian Cuti Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja;
g. Peraturan Bupati Tana Tidung No. 7 Tahun 2022 tentang Pemberian Tambahan
Penghasilan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tana Tidung, Perubahan Atas Peraturan Bupati Tana Tidung No.11 Tahun 2023
tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung.
h. Surat Keputusan Bupati Tana Tidung No. 188.4.55/056/K-I/2022 tentang
Pemberian Mandat Kepada Pejabat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tana
Tidung Untuk Dan Atas Nama Bupati Tana Tidung Menandatangani Surat
Keputusan Dan Surat-Surat Lainnya.
i. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 14 Tahun 2023 Tentang Pemberian Cuti Bagi Pegawai Pemerintah Dengan
Perjanjian Kerja.

2. Berkaitan dengan Peraturan tersebut, tentang Tata Cara Pemberian Cuti


Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
disampaikan hal-hal sebagai berikut:

A. Cuti Tahunan
1. PNS dan CPNS yang telah bekerja paling kurang 1 (satu) Tahun secara terus
menerus berhak atas cuti tahunan.
2. Lamanya hak cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah 12
(dua belas) hari kerja.
3. Cuti tahunan bisa diambil minimal 1 (satu) hari kerja.
4. Bila cuti dalam 1 (satu) tahun tidak pernah diambil, maka pada tahun
berikutnya mempunyai hak cuti selama 18 (delapan belas) hari kerja. Bila 2
(dua) tahun berturut-turut tidak pernah mengambil cuti, maka pada tahun
ketiga mempunyai hak cuti selama 24 (dua puluh empat) hari kerja dalam
tahun berjalan.
5. Prosedur cuti tahunan adalah PNS yang bersangkutan mengajukan
permohonan cuti kepada atasan langsung, dan bagian kepegawaian OPD
melanjutkan ke pejabat yang berwenang diserahkan ke Bupati Tana Tidung
Cq. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM, diajukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum cuti dilaksanakan.
6. Menggunakan formulir permohonan cuti (terlampir), lampiran I.a.

B. Cuti Besar
1. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti besar paling lama 3 (tiga) bulan.
2. PNS yang menggunakan hak cuti besar, tidak berhak atas cuti tahunan pada
tahun yang bersangkutan/tahun berjalan.
3. Untuk kegiatan keagamaan seperti Ibadah Haji dll, agar PNS menggunakan
hak cuti besar.
4. Prosedur mengajukan cuti besar, adalah PNS yang bersangkutan mengajukan
permohonan cuti kepada atasan langsung, dan bagian kepegawaian OPD
menyerahkan berkas ke Bupati Tana Tidung Cq. Kepala Badan Kepegawaian
dan Pengembangan SDM, untuk mendapat persetujuan diajukan paling
lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum cuti dilaksanakan.

C. Cuti Sakit
1. Setiap PNS yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
2. PNS yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara
tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
3. PNS yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai 14 (empat belas) hari berhak
atas cuti sakit, dengan ketentuan bahwa PNS yang bersangkutan harus
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Bupati Tana Tidung
Cq. Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM, dengan
melampirkan surat keterangan dokter (dokter yang berstatus PNS atau dokter
yang bekerja pada unit pelayanan kesehatan pemerintah).
4. Hak cuti sakit diberikan waktu paling lama 1 (satu) tahun dan dapat ditambah
paling lama 6 (enam) bulan apabila diperlukan, berdasarkan surat keterangan
tim penguji kesehatan yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintah dibidang kesehatan.
5. PNS yang tidak sembuh dari penyakitnya dalam jangka waktu yang telah
ditentukan, harus diuji kembali oleh tim kesehatan dan apabila berdasarkan
hasil pengujian kesehatan sebagaimana dimaksud belum sembuh dari
penyakitnya, PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat dari
jabatannya karena sakit dengan mendapat uang tunggu sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. PNS yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti sakit untuk paling
lama 1 ½ (satu setengah) bulan.
7. Penyampaian usul cuti sakit ke Bupati Tana Tidung Cq. Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sejak tanggal awal pelaksanaan sakit, dan menggunakan formulir
permohonan cuti, lampiran I.a.

D. Cuti Melahirkan
1. Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada
saat menjadi PNS berhak atas cuti melahirkan
2. Untuk kelahiran anak keempat dan seterusnya kepada PNS diberikan cuti
besar.
3. Lama cuti melahirkan adalah 3 (tiga) bulan terhitung mulai tanggal 1 (satu)
bulan sebelum HPL (hari perkiraan lahir).
4. Usul cuti melahirkan disampaikan ke Bupati Tana Tidung Cq. Kepala Badan
Kepegawaian dan Pengembangan SDM, untuk mendapat persetujuan
diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum cuti dilaksanakan.
E. Cuti Karena Alasan Penting
1. PNS berhak atas cuti karena alasan penting apabila:
a. Ibu, bapak, istri atau suami, anak, adik, kakak, mertua atau menantu
sakit keras atau meninggal dunia.
b. Salah seorang anggota keluarga yang dimaksud pada huruf a, meninggal
dunia dan menurut peraturan perundang-undangan PNS yang
bersangkutan harus mengurus hak-hak dari anggota keluarga yang
meninggal dunia.
c. Melangsungkan perkawinan, prosedur pengajuan 1 (satu) bulan sebelum
pelaksanaan.
2. PNS laki-laki yang istrinya melahirkan/operasi ceaser, dapat diberikan cuti
alasan penting dengan melampirkan surat rawat inap dari unit pelayanan
kesehatan.
3. Dalam hal mendesak, sehingga PNS yang bersangkutan tidak dapat
menunggu keputusan dari pejabat yang berwenang memberikan cuti, pejabat
yang tertinggi di tempat PNS yang bersangkutan bekerja dapat memberikan
izin sementara dengan menggunakan formulir lampiran I.b (terlampir) dan
harus segera diberitahukan kepada pejabat yang berwenang memberikan
cuti.
4. Penyampaian usul cuti alasan penting ke Bupati Tana Tidung Cq. Kepala
Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender sejak tanggal awal pelaksanaan cuti, dan menggunakan formulir
permohonan cuti, lampiran I.a.

F. Cuti Bersama
1. Cuti bersama ditetapkan oleh Presiden.
2. Cuti bersama tidak mengurangi hak cuti tahunan.

G. Cuti di Luar Tanggungan Negara


1. PNS yang telah bekerja paling singkat 5 (lima) tahun secara terus menerus
karena alasan pribadi yang mendesak dapat diberikan cuti diluar tanggungan
negara.
2. Alasan pribadi dan mendesak sebagaimana yang dimaksud pada angka 1
antara lain sbb:
a. Mengikuti atau mendampingi suami/isteri tugas negara/tugas belajar di
dalam negeri/ luar negeri;
b. Mendampingi suami/isteri bekerja di dalam/luar negeri;
c. Menjalani program untuk mendapatkan keturunan;
d. Mendampingi anak yang berkebutuhan khusus;
e. Mendampingi suami/isteri/anak yang memerlukan perawatan khusus;
dan/atau
f. Mendampingi/merawat orang tua/mertua yang sakit uzur.
3. Diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Lama cuti di luar tanggungan negara 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang
paling lama 1 (satu) tahun,
5. Prosedur diajukan 3 (tiga) bulan sebelum pelaksanaan dan hanya dapat
diberikan dengan keputusan PPK setelah mendapat persetujuan dari Badan
Kepegawaian Negara (BKN), formulir lampiran 1.c terlampir).
6. PNS yang telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara wajib
melaporkan diri secara tertulis kepada instansi induknya formulir 1.d
(terlampir), paling lama 1 (satu) bulan setelah menjalankan cuti di luar
tanggungan negara.

H. PNS yang menduduki jabatan guru/yang bekerja satuan pendidikan berhak


mendapatkan cuti tahunan.

I. PNS yang jabatannya (dokter, perawat, petugas keamanan, dll) tidak diberikan
hak atas cuti bersama, maka hak cuti tahunannya ditambah sesuai jumlah cuti
bersama yang tidak diberikan.
J. Keperluan melaksanakan ibadah haji dan umroh/perjalanan reliji lainnya bukan
merupakan kategori cuti alasan penting.

K. Bagi PNS yang melaksanakan ibadah haji agar menggunakan cuti besar.

L. PNS yang melaksanakan ibadah umroh/perjalanan reliji lainnya dapat


menggunakan cuti tahunan.

M. PNS yang melaksanakan ibadah umroh dalam 1 (satu) tahun 2 (dua) kali, untuk
yang pertama dapat diberikan/menggunakan cuti tahunan dan apabila masa
terpenuhi yang kedua dapat diberikan/ menggunakan cuti besar.

N. Adapun ketentuan cuti ASN di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung


mengacu pada Peraturan Bupati Tana Tidung tentang Pemberian Tambahan
Penghasilan Aparatur Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Tana Tidung

3. Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Pemerintah Dengan


Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
disampaikan hal-hal sebagai berikut :
A. Cuti Tahunan
1. PPPK yang telah bekerja paling sedikit 1(satu) tahun secara terus menerus
berhak atas cuti tahunan.
2. Lamanya hak atas cuti diberikan paling lama 12 hari kerja.
3. Permintaan cuti tahunan dapat diberikan paling sedikit 1 (satu) hari kerja
4. Bila cuti dalam 1 (satu) tahun tidak pernah diambil, maka pada tahun
berikutnya mempunyai hak cuti selama 18 (delapan belas) hari kerja. Bila 2
(dua) tahun berturut-turut tidak pernah mengambil cuti, maka pada tahun
ketiga mempunyai hak cuti selama 24 (dua puluh empat) hari kerja dalam
tahun berjalan.
5. Hak atas cuti tahunan sebagaimana yang dimaksud pada angka 4 diberikan
bagi yang memiliki masa perjanjian kerja diatas 2 (dua) tahun dan masa
perjanjian kerja diatas 3 (tiga) tahun.
6. Dalam hal cuti tahunan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 akan
digunakan di tempat yg sulit perhubungannya maka dapat ditambah untuk
paling lama 6 (enam) hari kalender.
7. Penambahan jangka waktu untuk paling lama 6 (enam) hari kalender di
lakukan pada saat permintaan cuti tahunan dilaksanakan.
8. PPPK berhak atas cuti tahunan dengan mengecualikan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dalam hal:
a. Ibu, bapak, isteri/suami, anak, dan/atau mertua sakit keras atau
meninggal dunia;
b. Salah seorang anggota sebagaimana dimaksud dalam huruf a meninggal
dunia dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yg
bersangkutan harus mengurus hak-haknya.
c. Melangsungkan perkawinan pertama.
9. Sakit keras sebagaimana dimaksud pada angka 8 huruf a dibuktikan dengan
melampirkan surat keterangan rawat inap dari unit Pelayanan Kesehatan.
10. Lamanya cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 8 diberikan paling
lama 6 (enam) hari kerja.
11. Dalam hal PPPK telah bekerja paling sedikit 1 (satu) tahun secara terus
menerus dan telah mengambil cuti tahunan karena alasan sebagaimana
dimaksud pada angka 8, cuti tersebut mengurangi cuti tahunan yang
bersangkutan.
12. PPPK yang menduduki jabatan guru berhak mendapatkan cuti tahunan.

B. Cuti Sakit
1. Setiap PPPK yang menderita sakit berhak atas cuti sakit.
2. PPPK yang sakit 1 (satu) hari menyampaikan surat keterangan sakit secara
tertulis kepada atasan langsung dengan melampirkan surat keterangan
dokter.
3. PPPK yang sakit lebih dari 1 (satu) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari
berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan PPPK harus mengajukan
permintaan secara tertulis pada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat keterangan dokter.
4. PPPK sebagaimana dimaksud pada angka 1 yang menderita lebih dari 14
(empat belas) hari berhak atas cuti sakit, dengan ketentuan harus
mengajukan secara tertulis kepada pejabat yang berwenang memberikan cuti
dengan melampirkan surat keterangan dokter pemerintah.
5. Dokter pemerintah yang dimaksud adalah dokter yang berstatus pegawai
negeri sipil atau dokter yang bekerja pada unit pelayanan pemerintah.
6. Lamanya hak atas cuti sakit diberikan paling lama 1 (satu) bulan atau
30 (tiga puluh) hari kerja secara kumulatif dan diberikan 1 (satu) kali dalam
1 (satu) tahun masa perjanjian kerja, yang dibuktikan dengan surat
keterangan dokter pemerintah/unit pelayanan kesehatan pemerintah.
7. Dalam hal PPPK telah mendapatkan cuti sakit selama 1 (satu) bulan atau
30 (tiga puluh) hari kerja kumulatif dan telah masuk kerja namun PPPK
tersebut belum pulih, maka PPPK tersebut dapat diberikan kesempatan sekali
lagi untuk mendapatkan cuti sakit.
8. PPPK yang mengalami gugur kandungan berhak atas cuti paling lama 1 ½
(satu setengah) bulan.
9. PPPK yang mengalami kecelakaan kerja sehingga yang bersangkutan perlu
mendapat perawatan berhak atas cuti sakit sampai dengan berakhirnya masa
hubungan perjanjian kerja.

10. Prosedur PPPK mengajukan secara tertulis ke atas langsung ke pejabat yang
berwenang/berhak memberikan cuti dengan menggunakan format
lampiran II.

C. Cuti Melahirkan
1. Untuk kelahiran anak pertama sampai dengan kelahiran anak ketiga pada
saat menjadi PPPK, berhak atas cuti melahirkan.
2. Lamanya hak cuti melahirkan diberikan paling lama 3 (tiga) bulan
3. Prosedur pengajuan 1 (satu) bulan sebelum HPL (hari perkiraan lahir). Dengan
menggunakan format lampiran II.

D. Cuti Bersama
1. Cuti bersama bagi PPPK mengikuti ketentuan cuti bersama bagi PNS
2. Cuti bersama tidak mengurangi cuti tahunan
3. Cuti bersama ditentukan oleh Presiden
4. PPPK yang karena jabatannya tidak digunakan cuti bersama, hak cutinya
ditambah sesuai dengan jumlah cuti bersama yang tidak digunakan pada
tahun berjalan
5. Ketentuan penggunaan hak atas cuti tahunan tambahan sebagaimana
dimaksud pada angka 4 dapat dikecualikan dalam hal tanggal cuti bersama
merupakan beberapa hari terakhir dalam tahun berjalan.
6. Penambahan hak atas cuti tahunan sebagaimana dimaksud pada angka 5
dapat digunakan pada tahun berikutnya.

E. PPPK yang sedang menjalani cuti tahunan dan cuti bersama dapat dipanggil
kembali bekerja apabila terdapat kepentingan mendesak.

F. PPPK diberikan cuti untuk pelaksanaan ibadah haji yang pertama kali dan
memotong cuti tahunan

G. Dalam hal PPPK dipanggil kembali bekerja, jangka waktu cuti yang belum
digunakan tetap menjadi hak PPPK.

H. Hak atas cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti melahirkan yang akan dijalankan di
luar negeri, hanya dapat di berikan oleh PPK.
I. Dalam hal mendesak sehingga PPPK tidak dapat menunggu keputusan dari PPK,
pejabat yang tertnggi di tempat PPPK bekerja dapat memberikan izin sementara
secara tertulis untuk menggunakan cuti. dan segera diberitahukan oleh pejabat
yang tertinggi di tempat PPPK bekerja kepada PPK atau pejabat lain yang
mendapat kuasa.

4. Dalam hal memberikan cuti agar mempertimbangkan alasan cuti, situasi


pekerjaan dan jumlah PNS/CPNS/PPPK yang akan mengambil cuti sehingga
pelaksanaan pekerjaan/kegiatan dapat berjalan dengan baik dan kondusif.

5. Adapun seluruh permohonan cuti diusulkan melalui Aplikasi E-Cuti oleh


Operetor OPD masing- masing, dengan ketentuan sebagai berikut :
- Cuti tahunan, cuti melahirkan dan cuti besar diajukan paling lambat
7 (tujuh) hari kalender sebelum waktu pelaksanaan cuti:
- Cuti alasan penting dan cuti sakit diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari
kalender setelah tanggal awal pelaksanaan cuti.

6. Bagi PNS/CPNS dan PPPK yang melanggar terkait aturan cuti tersebut, akan
diberikan sanksi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Sehubungan dengan hal tersebut, diharapkan kepada seluruh Kepala OPD agar
mempedomani dan menerapkan di Lingkungan kerjanya dengan Surat Edaran
ini, tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana di maksud dalam Perubahan atas
Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor: 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Pemberian Cuti Pegawai Negeri Sipil dengan Peraturan Badan Kepegawaian
Negara Nomor: 7 Tahun 2021 dan Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor:
7 Tahun 2022 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai Pemerintah Dengan
Perjajian Kerja.

8. Dengan ditetapkannya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Nomor:


850/3085/2022 tanggal 05 Oktober 2022 tentang Tata Cara Pemberian Cuti
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja
(PPPK), dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
Demikian disampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Tideng Pale
Pada tanggal : 20 September 2023

BUPATI TANA TIDUNG,

Anda mungkin juga menyukai