Kep 313 V 2010
Kep 313 V 2010
MARKAS BESAR
tentang
ten tang
KODE KLASIFIKASI ARSIP
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Menimbang bahwa sebagai tindak lanjut dari Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
Nomor 17 Tahun 2007 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kepolisian Negara Republik
Indonesia perlu adanya sistem pemberkasan kearsipan berdasarkan kode klasifikasi arsip
di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia, untuk maksud tersebut di atas
dipandang perlu menetapkan keputusan.
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Repubilik Indonesia
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4168 ).
2. Undang-Undang Nomor 43 tahun 2009 tentang Kearsipan;
3. Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007
tanggal 17 Agustus 2007 tentang Tata Kearsipan di Lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia;
4. Keputusan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : Kep/24/V/2008
tanggal 15 Mei 2008 tentang Modemisasi Sistem Kearsipan di Lingkungan Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
Memperhatikan: 1. lnstruksi Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : lns/2/V/2008
tanggal 29 Mei 2008 tentang Pembangunan Sistem lnformasi Manajemen
Kearsipan di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. Surat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. : B/1496/Vl/2004/Setum
tanggal 16 Juni 2004 perihal Jadwal Retensi Arsip.
MEMUTUSKAN .....
2 KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEP / 313 N/2010
TANGGAL: 19 MEI 2010
MEMUTUSKAN
Mei 2010
GARA REPUBLIK INDONESIA
Kepada Yth:
Distribusi A, B, C dan D Mabes Polri.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
MARKAS BESAR NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Arsip adalah merupakan rekaman informasi dari aktivitas dan kegiatan suatu organisasi. Sebagai
rekaman informasi arsip dapat digunakan untuk bahan perencanaan pelaksanaan dan pengawasan
kegiatan organisasi.
Menyadari akan berkembangnya volume arsip yang meningkat dan bertumpuk serta tersebar di masing-
masing satuan organisasi perlu diadakan tindakan pengamanan arsip dengan cara pemberkasan yang
baik dan sistematis untuk memudahkan dalam penemuan kembali. ·
Dengan memanfaatkan arsip seoptimal mungkin, akan dapat dicapai tujuan organisasi, yaitu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan kegiatan serta pengawasan yang ketat. Mengingat pentingnya arsip dalam
suatu organisasi maka arsip harus disimpan, dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan prinsip dan
peraturan yang berlaku, sehingga arsip dapat diketemukan kembali dengan cepat dan tepat serta
efisien. Hal yang penting di dalam mengelola arsip adalah sistem penataan arsip. Penataan arsip atau
pemberkasan arsip (filing sistem ) pada dasarnya merupakan suatu teknik atau cara pengaturan dan
penyimpanan arsip secara logis dan sistematis. Salah satu sistem yang dapat diterapkan didalam
penataan yaitu sistem pemberkasan berdasarkan subjek .
Sistem pemberkasan berdasarkan subjek atau secara lengkap disebut sistem penyimpanan arsip
berdasarkan permasalahan (topik) atau pokok masalah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
organisasi.
Sistem pemberkasan berdasarkan subjek dapat dipergunakan untuk menata arsip suatu organisasi
yang jenis arsipnya lebih mudah disajikan dengan menyebut nama subjek . Di samping itu, sistem
pemberkasan berdasarkan subjek dapat diterapkan untuk menata arsip-arsip korespondensi.
Agar penerapan sistem pemberkasan berdasarkan subjek dapat dilaksanakan secara konsisten, logis
dan sistematis maka perlu dibuatkan suatu bagan/pola klasifikasi yang berupa daftar pengelompokan
subjek yang dibuat secara berjenjang dan disusun berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi.
Untuk memudahkan dalam penataan, penemuan kembali serta menjaga kerahasiaan arsip subjek -
subjek (pokok masalah), subsubjek (sub masalah), sub-sub subjek (sub-sub masalah) dapat diberi atau
ditentukan kode klasifikasinya dengan menggunakan gabungan antara huruf dan angka (alphanumerik).
B. Maksud .....
2 LAMPIRAN "A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1. Maksud ditetapkannya Kade Klasifikasi Arsip adalah sebagai petunjuk untuk melaksanakan
penataan dan penyimpanan arsip berclasarkan sistem pemberkasan.
2. Tujuan ditetapkannya Kode Klasifikasi Arsip di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia
ini adalah:
a. untuk melaksanakan penyusunan dan penyimpanan arsip berdasarkan sistem
pemberkasan;
b. menunjang terlaksananya penataan arsip yang berdaya guna; dan
c. agar para pelaksana pelayanan dan pembinaan administrasi umum Polri semakin mudah
dalam penerapan pengelolaan kearsipan khususnya dalam rangka penataan (filling system)
dan penemuan kembali arsip di semua unit kerja di lingkungan Polri.
C. PENGERTIAN
2. Sistem pemberkasan adalah sistem penyimpanan arsip yang berdasarkan kode klasifikasi atau
kelompok subjek (masalah) secara logis, sistematis serta konsisten. Setiap subjek atau sub
subjek dipergunakan kata tangkap secara singkat, jelas dan mewakili informasi yang terkandung
dalam arsip.
3. Penyusunan arsip adalah cara untuk menyusun arsip ke dalam berkas dan mengatur berkas ke
dalam susunan yang sistematis dan logis dengan memperhatikan tujuan kegunaan dan sifat dari
berkas yang menunjang pelaksanaan kegiatan untuk dapat menata arsip dengan baik, dengan
menggunakan kode klasifikasi, indeks dan tunjuk silang.
4. Berkas adalah suatu himpunan arsip yang ditata secara dossier, rubrik atau seri:
a. Dossier adalah berkas arsip yang ditata atas dasar kesamaan kegiatan;
b. Rubrik adalah berkas arsip yang ditata atas dasar kesamaan masalah;
c. Seri adalah berkas arsip yang disusun atas dasar kesamaan jenis.
5. lndeks ialah tanda pengenal arsip, yang merupakan alat bantu dalam penemuan kembali arsip.
6. Pola Klasifikasi ialah suatu pola atau bagan yang berupa daftar pengelompokan subjek yang
dibuat secara berjenjang. Pola Klasifikasi dibuat berdasarkan tugas pokok dan fungsi organisasi
dan dibuat secara logis dan sistematis.
7. Kode Kalsifikasi ialah merupakan bagian dari klasifikasi arsip yang menjadi tanda pengenal
urusan dalam bentuk huruf, angka atau gabungan huruf dan angka, yang berfungsi sebagai
penuntun terhadap letak arsip/dokumen di tempat penyimpanan
8. Folder .....
3 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
8. Folder ialah tempat arsip yang terbuat dari bahan kertas/karton manila. Folder biasanya
dilengkapi tab pada bagian atas atau samping untuk menempatkan kata tangkap atau identitas
arsip.
9. Guide adalah alat yang terbuat dari jenis karton atau triplek berfungsi sebagai sekat pembatas
dan sarana petunjuk dari bagian satu dengan bagian yang lain. Fungsi guide dibedakan sebagai
guide utama/primer, guide pembantu, sekunder dan seterusnya.
10. Tanda keluar (out indicator) yaitu alat yang digunakan untuk member tanda adanya arsip yang ke
luar atau dipinjam dari filing cabinet. Out indicator dapat berupa folder pengganti (out guide) atau
lembar pengganti (out sheet).
11. Tunjuk silang ialah alat yang berfungsi menghubungkan arsip yang memiliki keterkaitan informasi.
tunjuk silang dapat dituangkan/ditulis dalam folder maupun dalam bentuk lembaran yang
diletakkan dalam folder.
D. RUANG LINGKUP
Penyusunan buku kode klasifikasi masalah ini meliputi pendahuluan, pemberkasan arsip, pola
klasifikasi dan kode, peralatan serta penutup.
BAB II .....
4 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
BAB II
PEMBERKASAN ARSIP
Tujuan utama pemberkasan arsip adalah untuk memudahkan penemuan kembali berkas secara cepat dan
tepat apabila sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian prosedur pemberkasan adalah rangkaian tata cara
dalam kegiatan pemberkasan untuk penemuan kembali berkas secara mudah, cepat dan tepat.
Pemberkasan arsip dilakukan tanpa menunggu volume arsip banyak dan menumpuk untuk segera disimpan,
sehingga tidak akan menyulitkan dalam penataannya. Meneliti arsip juga untuk menetapkan apakah arsip
sudah layak untuk disimpan, juga meneliti apakah lampiran-lampirannya lengkap sebagaimana dimaksud,
serta menetapkan apakah perlu disimpan bersama menjadi satu dengan suratnya, ataukah disimpan sendiri
karena bentuk fisiknya tidak memungkinkan untuk disimpan menjadi satu (seperti peta, foto dan lainnya}.
A. LANGKAH-LANGKAH PEMBERKASAN
Langkah-langkah pemberkasan meliputi pemeriksaan berkas, pengelompokan berkas dalam folder dan
penentuan indeks, pengkodean, tunjuk silang, penyortiran dan penyimpanan berkas serta memasukkan
arsip dalam folder.
1. Pemeriksaan Berkas
pemeriksaan berkas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu berkas surat sudah siap untuk
disimpan. Dua hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan berkas surat yaitu pemeriksaan
tanda pelepas dan pemeriksaan kelengkapan berkas.
a. tanda perintah file atau simpan
biasanya diberikan oleh pimpinan unit kerja terhadap berkas surat yang telah selesai
diproses dan perlu untuk disimpan. Pada lembar disposisi pada celah yang kosong
biasanya ditulis "file" atau "simpan" yang berarti bahwa surat tersebut sudah siap untuk
disimpan;
b. kelengkapan berkas surat
setelah dilakukan pemeriksaan berkas surat dan dapat dipastikan bahwa berkas surat
tersebut siap untuk disimpan, maka selanjutnya dilakukan pemeriksaan terhadap
kelengkapan berkas surat.
Yang dimaksud dengan kelengkapan berkas surat adalah lampiran-lampiran yang menjadi kelengkapan
sesuai yang tercantum pada surat tersebut. Dalam memeriksa kelengkapan berkas surat perlu pula
memilah dan memisahkan jika memungkinkan terdapat duplikasi lampiran yang berlebihan lansung
dihancurkan;
2. Pengelompokan .....
5 LAMPIRAN nAn KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
11. Penutup
10. Evaluasi
9. Pembukaan
8. Daftar Hadir
7. Undangan Peserta
6. Perlengkapan ATK
5. Makalah
4. Pengajar
3. Dana Diklat Kearsipan
2. Juklak Diktat Kearsipan
1. Panitia Diklat Kearsipan
DIK.8.2.
FOLDER
b. pengelompokan arsip menurut bentuk rubrik adalah penyusunannya diurutkan atas dasar
indeks dokumen berupa kata susunan arsip, diatur menurut abjad indeks, dan apabila
indeks dokumen berupa angka (nomor) susunan arsip diatur menurut angka;
c. pengelompokan arsip menurut bentuk seri adalah arsip yang jenisnya sama, disusun
berdasarkan keasamaan jenis.;
3. Penentuan .....
6 LAMPI RAN •A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
3. penentuan indeks
sebagaimana telah diuraikan bahwa indeks adalah sarana untuk penemuan kembali arsip apabila
diperlukan dengan cara melalui penunjukan suatu tanda pengenal yang dapat membedakan arsip
tersebut dengan yang lainnya.
menentukan indeks khususnya indeks subjek , harus dibuat dengan memperhatikan persyaratan
sebagaiberikut:
a. singkat, jelas dan mudah diingat;
b. berupa kata benda atau kata yang memberi pengertian kebendaan;
c. penentuan berorientasi pada kebutuhan pemakai; dan
d. harus dapat dikelompokkan dalam pola klasifikasi sehingga diketahui tempat
penyimpanannya;
penentuan indeks dalam sistem penyimpanan arsip berdasarkan permasalahan tidak semudah
penentuan indeks dalam sistem penyimpanan arsip yang lain, sebelum menentukan indeks
petugas kearsipan harus memahami secara cermat isi informasi yang terkandung dalam berkas
surat yang akan disimpan. Ketidakcermatan dalam memahami isi informasi berkas surat dapat
berpengaruh terhadap ketidaktepatan memahami hubungan berkas dengan suatu subjek,
sehingga dapat mengakibatkan kekeliruan dalam memilih subjek yang cocok pada daftar
subjek/klasifikasi. Apabila isi informasi yang terkandung dalam berkas surat terdiri dari satu
subjek, maka penentuan indeksnya berdasarkan pada subjek yang paling banyak disimpan, dan
subjek yang lainharus dibuat tunjuk silang berkepentingan dalam menentukan tempat;
4. pengkodean
pengkodean terhadap subjek utama dan sub subjek dengan diberi garis bawah atau dilakukan
pemberian tanda pada kata yang diseleksi dari yang tertera pada berkas sura, jika judul subjek
tidak disebutkan maka pemberian tanda ditulis pada sebelah atas berkas surat, apabila
menggunakan kode alpha numerik sesuai yang ditentukan dalam pola klasifikasi, kode tersebut
ditulis bagian atas atau sudut kanan berkas surat;
apabila ditemukan lebih dari satu subjek maka hanya subjek yang paling penting yang diberi
kode, sedangkan subjek yang lain diberi tanda tertentu untuk dibuat tunjuk silang .. dalam
menentukan sub subjek suatu berkas yang akan disimpan, petugas/arsiparis sebaiknya tidak
berdasarkan ingatan, tetapi juga perlu mengecek daftar subjek/klasifikasi secara rutin untuk
menjamin penentuan judul subjek atau pengkodean secara benar;
5. Tunjuk .....
7 LAMPI RAN •A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
5. tunjuk sHang
tunjuk silang adalah alat untuk melengkapi indeks dalam menampung persamaan dan peristilahan
lain yang mempunyai arti yang sama, serta mempertemukan beberapa informasi yang
mempunyai hubungan atau saling keterkaitan. dengan demikian tunjuk silang diperlukan apabila
ditemukan informasi yang terkandung dalam suatu berkas surat lebih dari satu subjek atau sub
subjek atau memiliki lebih dari satu peristilahan dan mempunyai arti yang sama;
Contoh 1 :
Tunjuk silang untuk mempertemukan subjek yang berbeda tetapi saling berhubungan .
Conteh 2:
6. penyortiran
penyortiran berkas surat dalam filling sistem subjek dilakukan berdasarkan subjek utama, sub
subjek serta rinciannya atau melalui kode-kode yang ditetapkan dalam pola klasifikasi. kegiatan
ini dilakukan pada saat berkas surat dimasukkan dalam folder untuk memudahkan labelisasi dan
penataan berkas ditempat penyimpanannya;
7. penyimpanan berkas
penyimpanan berkas surat perlu memperhatikan peralatan-peralatan yang dipergunakan sebagai
tempat penyimpanan. pada umumnya peralatan-peralatan untuk penyimpanan surat berkas
terdiri dari filling cabinet, guide/sekat folder; · ·
yang .....
8 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
B. PELAYANAN BERKAS
Pelayanan berkas adalah kegiatan penemuan kembali berkas dan proses administrasi peminjaman
dan pengembalian berkas arsip sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Langkah .....
9 LAMPIRAN •A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
2. pengendalian berkas
setelah diketemukan berkas yang diinginkan kemudian dilakukan pengambilan berkas ditempat
penyimpanan tersebut sesuai dengan kebutuhan dan dilakukan pengendalian. pengambilan dan
pengendalian berkas dapat dilakukan dengan menggunakan sarana-sarana antara lain: out folder,
out guide, out sheet, dan formulir pinjam berkas, tickler file.
a. out folder/folder ke luar : digunakan sebagai. pengganti berkas yang terdapat dalam folder
yang diambil untuk peminjaman berkas;
b. out guide/sekat ke luar : digunakan sebagai pengganti berkas yang disimpan dalam
beberapa folder yang diambil untuk peminjaman berkas;
c. out sheet/ lembaran ke luar : digunakan untuk mencatat berkas-berkas yang diambil dalam
beberapa folder yang diambil atau dipinjam baik dalam satu folder ataupun beberapa folder;
d. formulir pinjam.berkas: digunakan untuk pengendalian berkas yang dipinjam;
e. tickler file: digunakan untuk menempatkan formulir pinjam berkas agar dapat diketahui
berkas-berkas yang dipinjam dan tanggal pengembaliannya;
3. pengontrolan berkas
pengontrolan dilakukan untuk mengetahui dan mengamankan keberadaan berkas yang dipinjam,
untuk mengetahui keberadaan berkas yang dipinjam perlu dilakukan pengecekan terhadap
sarana-sarana pengendalian.
formulir pinjam berkas yang disimpan pada tickler file dapat menunjukkan berkas apa saja yang
dipinjam dan kapan berkas tersebut harus dikembalikan. apabila terdapat berkas yang batas
tanggal pengembaliannya sudah selesai dan belum dikembalikan perlu dilakukan pengecekan
kepada pejabat/unit kerja peminjam untuk dikonfirmasikan lebih lanjut dan segera
mengembalikannya. untuk berkas yang selesai dipinjam dan dikembalikan dilakukan pengecekan
sesuai dengan catatan peminjaman. pengembalian berkas sesuai dengan lokasi atau tempat
penyimpanan semula diikuti penarikan sarana-sarana pengambilan dan pengendalian berkas.
BAB .....
10 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
BAB Ill
A. UMUM
1. Pengertian
Pola Klasifikasi adalah pengelompokan dokumen (arsip) menurut permasalahan dari seluruh
proses kegiatan yang dilakukan oleh instansi (unit kerja/unit pengolah) dalam rangka
melaksanakan tugas pokok dan fumigasinya. Pengelompokan dimaksud dilakukan secara
sistimatis dan logis serta berjenjang dengan diberi tanda-tanda khusus yang berfungsi sebagai
kode.
2. Pengelompokan Fungsi
Secara garis besar tugas pokok dan fungsi-fungsi organisasi dapat dikelompokkan menjadi 2
(dua) golongan, yaitu:
a. fungsi-fungsi yang bersifat "fasilitatif' yaitu merupakan kegiatan yang menghasilkan produk
administrasi atau penunjang. Fungsi tersebut dilakukan oleh Satuan organisasi-satuan
organisasi dan unit-unit organisasi sebagai unsur pembantu pimpinan pada semua tingkat
eselon satuan organisasi. Sebagai contoh: ketatausahaan, perencanaan, kepegawaian,
keuangan dan logistik. Funqsi logistik dillaksanakan oleh Sdelog.
3. Pengelompokan Masalah
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dari suatu unit organisasi terdapat sejumlah proses
kegiatan. Dalam proses ini akan dijumpai berbagai macam masalah yang dapat dikelompokkan
ke dalam bidang pokok masalah (Masalah Utama) atau disebut "Primer.
Masing-masing bidang baik fasilitatif maupun Substantif mempunyai sejumlah golongan masalah
setingkat yang lebih kecil disebut sub pokok masalah (sekunder) dan masing-masing Sekunder
dapat dibagi lagi kedalam golongan masalah-masalah sejenis yang lebih kecil lagi dan disebut
Sub-sub masalah (tersier). Sebagai contoh tersebut di atas adalah sebagai berikut:
FUNGSI FASILITATIF
Pokok Masalah Utama (Primer) Material dan Looistik
Sub Pokok Masalah (Sekunder) Pertanahan
Sub-Sub Masai ah (Tersier) Penyertifikatan tanah
Atau .....
11 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Pengelompokan dalam kelompok Fasilitatif dan Substantif adalah sebagaimana tersebut dalam
Lampiran II
4. Kode Klasifikasi.
Setelah diadakan pengelompokan permasalahan dalam Pola Klasifikasi maka untuk mengenali
kelompok masalah dari tingkat yang Primer sampai dengan perinciannya, perlu diberi kode
berupa simbol atau tanda.
Sistim kode yang dipakai disini berupa simbol (tanda) yang terdiri dari unsur dan angka (alfa
numerik) dan terdiri dari paling banyak 5 (lima) digit. Digit pertama berupa huruf besar sebagai
singkatan dari Primer, sedangkan digit berikutnya berupa angka decimal dari 0 (nol) sampai
dengan tertinggi. Untuk sekunder digit kedua dan 00 dan untuk tersier digit ketiga dan keempat.
Sebagai contoh:
5. lndeks
Dalam buku pedoman ini, jenjang pengelompokan permasalahan yang diberi kode hanya sampai
dengan tersier {sub masalah) tetapi ada sebagian sampai pada tingkat sub-sub tersier, yang
timbul sewaktu-waktu, menurut kebutuhan dan kondisi masing-masing dikelompokkan ke dalam
indeks (sebagai tanda pengenal arsip).
lndeks ini secara nyata terdapat dalam uraian subjek kearsipan, pada kode kearsipan.
B. Petunjuk ... ~.
12 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
B. PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Peranan Kode Klasifikasi
Sebagai konsekuensi dari implementasi Kode Klasifikasi, penyimpanan dokumen disesuaikan
dengan permasalahan.
Dalam pemberkasan surat-surat masuk dan ke luar tidak dipisahkan dan apabila sating berkaitan
permasalahannya perlu disatukan, maka dengan demikian urutan permasalahan menjadi lengkap
dan surat-surat yang berkaitan dapat dijadikan satu tempat dalam berkas.
Memberi kode dan indeks, berarti menentukan tempat dalam berkas. Seperti pada contoh surat,
kode yang diberikan adalah LOG. 1.1. subjeknya ialah penyertifikatan tanah dan indeksnya
(penyertifikatan tanah) rumah dinas Kompleks Polri Ragunan, ini berarti arsip tersebut
dimasukkan dalam map LOG. 1.1.
Setelah ditemukan primer, sekunder, tersier dan indeksnya kita cari kodenya dalam Daftar Subjek
Kearsipan sesuai dengan kelompoknya, fasilitatif atau substantif.
Pencarian kode angka dalam primer yang bersangkutan sesuai dengan sekunder yang logis
mencakup subjek yang dimaksud.
Paling sedikit kita mengenal primernya untuk dapat mengurut masalahnya yang paling sesuai
guna menampung isi surat dimaksud. Untuk penyesuaian indeksnya digunakan uraian subjek
kearsipan.
Penentuan Kode Klasifikasi hendaknya tepat, tetap dan sesuai dengan permasalahan yang utama
(Primer), seperti contoh:
a. mengenai perkusor yang berarti narkoba, janganlah dicari dalam bidang lntelijen (IPP)
tetapi Reserse (RES);
b. bagi arsip kepemilikan tanah apapun diberi kode LOG 1.6. dan bukan diberi kode LOG 2.4.
(kepemilikan bangunan) karena dianggap ada hubungannya.
Keberhasilan pemberian Kode Klasifikasi dan lndeks bergantung dari kecermatan dan
keterampilan kerja dalam menafsirkan masalah-masalah dalam klasifikasi tersebut sehingga
terhindar dari kesimpangsiuran pemberkasan dokumen. Karena kesalahan pada pemberian kode,
berarti salah pula pada penempatan arsip dan mempersulit penemuan kembali arsip.
4. Uraian .....
13 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Contoh:
Bidang fasilitatif (menurut sistematika proses kegiatan):
Primer : Humas Hum
Sekunder : Keprotokolan Hum.1.
Tersier : Kunjungan dinas dalam dan luar negeri Hum.1.4.
Contoh:
Bidang substantif (menurut sistematika proses kegiatan):
Primer : Reserse Res
Sekunder : Umum Res.1.
T ersier : Separatis Res.1.1.
Kuarter : Organisasi Masyarakat Res.1.1.3.
Penggunaannya dalam penomoran arsip berdasarkan pedoman KKA adalah sebagai berikut:
a. pada naskah yang sudah diberi nomor, penulisan penomoran kode klasifikasi arsip diletakkan
di sisi samping kanan bawah pada halaman pertama;
contoh:
b. pada naskah yang akan diberi nomor dengan kode klasifikasi arsip penulisan nomor naskah
dinas sebagai berikut:
1) kode klasifikasi arsip
2) nomor urut dalam 1 tahun
3) bulan tahun berjalan
4) tahun
5) kode satker (bila diperlukan)
contoh:
PENOMORAN ARSIP
Nomor: HUM.1.41123/112010
Nomor: RES.1.1/123/1/2010
Penggunaan .....
14 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Nomor SIP.1.3./12/1/2010 ~,
Klasifikasi BIASA
Lampi ran Satu berkas.
Perihal Persetujuan draft Naskah Sementara
Jadwal Retensi Arsip Polri. Kepada
Yth. KEPALA ARSIP NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
di
Jakarta
2. Sehubungan dengan rujukan tersebut di atas, sesuai dengan arahan dan pembahasan bersama dengan
Tim Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dengan ini disampaikan kembali draft Naskah Sementara
Jadwal Retensi Arsip Polri. Mohon saran dan koreksinya untuk naskah tersebut sebelum diberlakukan di
lingkungan Polri. Atas bantuan dan kerja samanya disampaikan terima kasih.
ttd
Kepada Yth.
Wakil Kepala (WAKA)
u.p. Kasetum
Kepolisian Negara Republik Indonesia
di
Jakarta
Sehubungan dengan surat dari wakil kepala (WAKA) kepolisian Negara Republik Indonesia tanggal
21 Desember 2009 No. Pol. : 8?307 4/Xll/2009 hal Draft Jadwal Retensi Arsip Polri, bersama ini Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI) sangat menghargai atas upaya penyusunan Jadwal Retensi Arsip.
Setelah dilakukan penelaahan terhadap draft Jadwal Retensi Arsip tersebut, dapat kami sampaikan
hal-hal sebagai berikut :
1. JRA sebaiknya ditetapkan oleh Kapolri dalam bentuk Peraturan bukan Keputusan.
2. Substansi materi yang tertuang dalam JRA masih belum mencerminkan kelengkapan dan ketentuan
JRA Polri sesuai kaidah kearsipan dan peraturan perundang yang berlaku, yaitu :
• Belum terdapat uraian JRA Keuangan dan Kepegawaian;
• Belum seluruh fungsi dan tugas Polri tercermin dalam JRA tersebut;
• Masih terdapat series~enis arsip yang belum mencerminkan jenis-jenis dokumen/arsip dari
transaksi kegiatan;
3. Untuk itu sebelum draft JRA ini kami ajukan Kepala ANRI untuk mendapat persetujuan, kami sangat
berterimakasih apabila Saudara berkenan menugaskan pejabat Polri yang berkompeten untuk
melakukan perbaikan dan pembahasan ulang draft Jadwal Retensi Arsip tersebut.
Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami haturkan terima kasih.
ttd
Tembusan: M. Taufik
Deputi Bidang Pembinaan Kearsipan
16 LAMPIRAN •A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
BABIV
PERALATAN
Pemberkasan berdasarkan subjek pada dasarnya memiliki beberapa peralatan yang secara umum dapat
dikelompokkan menjadi 2 (dua) golongan besar yaitu:
1. Filing Cabinet
Sarana ini adalah yang paling umum digunakan untuk penyimpanan arsip, walaupun ada
beberapa instansi yang menggunakan lemari arsip lateral atau bahkan sarana penyimpanan
yang berputar (rotary filing). Filing Cabinet ada yang mempunyai dua, tiga atau empat laci,
yang disesuaikan dengan kebutuhan dari masing-masing instansi.
2. Sekat .....
17 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Kode Tersier
SEKAT Ill
Kode
Sekunder
SEKAT II
Kode
Primer
TAB
SEKAT I
guide .....
18 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Guide dalam penerapannya dapat pula digunakan untuk penunjukan arsip yang dipinjam atau
keluar yang dinamakan out guide. Guide ini untuk memudahkan dalam membantu menelusuri
arsip yang dibutuhkan, dimana secara otomatis dapat diketahui arsip atau berkas yang dipinjam
oleh unit kerja atau pengguna yang lain. Sedang pada berkas arsip yang dipinjam dilampiri
dengan lembar peminjaman sebagai bukti bahwa arsip tersebut dipinjam sekaligus kapan harus
dikembalikan. Atau dapat pula digunakan folder pengganti yang biasanya berwarna merah
dengan keterangan "dipinjam" atau "keluar" dengan kolom-kolom isian yang telah ditentukan.
Conteh: Lembar Peminjaman (lihat lampiran).
3. Folder
Folder adalah tempat untuk menyimpan fisik arsip terutama arsip tekstual. Folder juga mempunyai
bagian yang menonjol yang dinamakan tab pada bagian atas atau bagian kanan bawah sesuai
dengan kebutuhan dari pengguna. Kegunaan tab ini adalah sebagai tempat untuk menuliskan
kode klasifikasi serta indeks berkasnya untuk memudahkan dalam penemuan kembali arsip yang
dibutuhkan, dan pada umumnya beberapa instansi menggunakan map atau map gantung.
BCM
7 tab
24CM
35CM
5. Boks Arsip
Boks arsip adalah alat untuk menyimpan arsip inaktif dalam folder (map) yang diatur vertikal
memanjang dan sebagai batas antara Primer dan Sekunder, Tersier terdapat guide.
6. Rak .....
19 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
6. RakArsip
Rak arsip adalah alat untuk menempatkan boks arsip inaktif
7. Lemari Arsip
B. PERANGKAT.....
20 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
b. Kode abjad
Kode abjad adalah kode dengan menggunakan abjad A~Z yang dalam penerapannya dapat
berupa abjad single atau dobel..
Conteh:
A- Untuk masalah Material dan Logistik
B - Untuk masalah lntelijen
C - Untuk maslah Reserse
D - Untuk masalah Pengamanan
E - untuk masalah Layanan
F - untuk masalah Operasi
Kode gabungan yaitu antara abjad dengan angka, kode ini banyak digunakan oleh beberapa
instansi.
Contoh:
LOG untuk masalah material dan logistic yang terdiri dari:
IPP INTELIJEN
IPP.1. POLITIK
IPP.1.1. PENYELIDIKAN
IPP.1.1.1. LEMBAGA TERTINGGI NEGARA
c. lndeks
lndeks adalah judul atau tanda pengenal untuk penemuan kembali arsip, indeks pada
dasamya dapat berupa :
1) lndeks angka adalah judul yang berupa angka baik angka urut, tanggal, tahun.
2) lndeks nama wilayah, adalah judul berkas yang berupa nama kota atau daerah
tertentu misal Polda Metro Jaya, Polda Jabar, Polda Jateng, Polda DIY dan lainnya.
Kode .....
21 LAMPIRAN •A• KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
Kode
REN.4.1.1.1.
PMJ
REN.4.1.1.
REN.4.1. LAP. HARIAN
LAP. BERKALA
REN.4.
LAPORAN
d. Klasifikasi
Klasifikasi adalah pengelompokan arsip atau secara khusus diartikan pengelompokan arsip
berdasarkan permasalahan. Pengertian secara khusus ini, maka kla$1fikasi hanya digunakan
untuk penataan berkas atau filing yang berdasarkan subjek .
BAB .....
22 LAMPIRAN "A" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEP / 313 N/2010
TANGGAL : 19 MEI 2010
BABV
PENUTUP
Agar penerapan sistem pemberkasan kearsipan di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat
dilakukan secara konsisten, logis dan sistematis maka perlu menggunakan pola klasifikasi kearsipan yang
berupa daftar pengelompokan subjek dibuat secara berjenjang dan disusun berdasarkan tugas dan fungsi
organisasi.
Dengan pola klasifikasi kearsipan dapat memberikan kemudahan kepada para pelaksana di bidang persuratan
dan kearsipan dalam mengelompokkan naskah dinas ke dalam kelompok permasalahan yang terkandung
dalam naskah dinas, sehingga pengelolaan naskah dinas akan lebih mudah, baik dalam menyimpan maupun
menemukan kembali.
Ditetapkan di : Jakarta
pada ta.gggaL~.
"''·;
19 Mei 2010
••••••
......
p[{1ivl£1l.
·< 3<
••. <: > •<
.: <> .• • > .....••.... > :
<> < 'FER! l"D
:··.: .. :· . <>< > <•<<<<
:
<
··.· .. ····•kQl:l~·················
•< ·················••t•••········
< /< ,,.
2 .: :·•
.: <<
<< •.··· .:
:< ••••• :·• . . .. > •. < •:·• •:·• > << << <•·················•••>4
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
<• : :::•<••••
: _
.
: : .: .: : : :- :: : :: :: : .'. ~ :· : '
'• :_ : ' :: -. - :: .: : -- ::
/</<
:: : ~ .: :
' .; :-
<
: : - :: --
······•······· .
> < •,
PERENCANAAN REN REN.1. POKOK-POKOK KEBIJAKAN DAN STRATEGI ·······
- -
REN.1.1. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG/MASTER PLAN (RPJP)
-·
I REN.1.2. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
REN.1.3. RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK
REN.1.4. DOKTRIN
~
REN.2. PROGRAM KERJA TAHUNAN
I REN.2.1. USULAN UNIT KERJA BESERTA DATA PENDUKUNG
REN.2.2. PROGRAM KERJA TAHUNAN UNIT
REN.2.3. PROGRAM KERJA TAHUNAN
---·
-
REN.3. PENETAPAN/KONTRAK KINERJA
REN.3.1. PIMPINAN UNIT KERJA/KEPALASATUAN ORGANISASI
REN.3.2. KETUA/MENTERl/KEPALA LEMBAGA NEGARA DAN BADAN PEMERINTAH/INSTANSI
REN.4. LAPORAN
REN.4.1. LAPORAN BERKALA
REN.4.1.1. LAPORAN HARIAN
REN.4.1.2. LAPORAN MINGGUAN
REN.4.1.3. LAPORAN BULANAN
REN.4.1.4. LAPORAN TRIWULAN
REN.4.1.5. LAPORAN SEMESTERAN
REN.4.1.6. LAPORAN TAHUNAN UNIT KERJA
REN.4.1.7. LAPORAN TAHUNAN LEMBAGA/INSTANSI
REN.4.2. LAPORAN INSIDENTAL
REN.4.3. LAPORAN KEMAJUAN
-
REN.4.4. LAPORAN KHUSUS
REN.4.5. LAPORAN INTELIJEN
•
ORGANISASI
•: .: : ··•:·
--··"-·
OTL
·.
•
OTL.1.
• >: ·: . . . ... >
ORGANISASI
> <•• ><••·· ••< : • ::·• : : ><>••·•···•·· .: ...
E
--· .. OTL.4. EVALUASIKELEMBAGAAN
MATERIAL ......
2 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
3 4
1 ~ 2
111.~;r1""""'W<'.·'c\,•i.;1£i;>··.:<'>'' · ·. " ..
·'·" ·''F"''''·'• '· •
•.• 'i!;J;5i.c: .•:" . .'.: e.: :>.•c'•F ''· . '..:;;.U.•·'l' ;,~i:irit\i; Nl',2·. 1 '~t~,a~~1f
MATERIAL DAN LOG LOG.1. DOKUMEN PERTANAHAN
LOGISTIK LOG.1.1. PENSERTIFIKATAN TANAH
LOG.1.2. PENYELESAIAN KASUS TANAH
LOG.1.3. RUISLAGH
LOG.1.4. HIBAH
LOG.1.S. BUKU REGISTER TANAH / MINTANAH
LOG.1.6. DOKUMEN KEPEMIUKAN TANAH
LOG.1.7. PINJAM PAKAI TANAH
LOG.1.7.1. TANAH PUSAT
LOG.1.7.2. TANAH DAERAH
LOG.1.7.3. TANAH MASYARAKAT
LOG.1.7.4. TANAHADAT
LOG.1.8. PENGAMANAN TANAH
LOG.3.7 .....
3 LAMPIRAN "B" KEPUIUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.3.7. DOKUMEN MESIN STASIONER
LOG.3.7.1. DOKUMEN MESIN PEMBANGKIT
LOG.3.7.2. DOKUMEN MESIN BENGKEL
LOG.3.7.3. DOKUMEN LAIN-LAIN YANG SEJENIS
LOG.4. PENGAOAAN
LOG.4.1. DOKUMEN PENGADAAN BANGUNAN
LOG.4.1.1. DOKUMEN KARYA
LOG.4.1.2. DOKUMEN DINAS
LOG.4.1.3. DOKUMEN SOSIAL
LOG4.1.4 •....
4 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.4.1.4. DOKUMEN INSTALASI
LOG.4.1.5. DOKUMEN PRASARANA
LOG.4.1.6. DOKUMEN PERALATAN DAN BEKAL KONSTRUKSI
LOG.4.11.8 .....
5 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI /V/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.4.11.8. IOOKUMEN ALAT KOMLEK LAINNYA
LOG.4.11.9. IOOKUMEN ALAT PENUNJANG
LOG.S. DISTRIBUSI
LOG.5.1. DOKUMEN BANGUNAN
LOG.S.1.1. DOKUMEN KARYA
LOG.5.1.2. DOKUMEN DINAS
LOG.S.1.3. DOKUMEN SOSIAL
LOG.S.1.4. DOKUMEN INSTALASI
LOG.5.1.5. DOKUMEN PRASARANA
LOG.5.1.6. DOKUMEN PERALATAN DAN BEKAL KONSTRUKSI
LOG.5.5.6 .....
6 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.5.5. DOKUMEN SENJATA API
LOG.5.5.1. DOKUMEN SENJATA GENGGAM
LOG.5.5.2. DOKUMEN SENJATA PINGGANG
LOG.5.5.3. DOKUMEN SENJATA BAHU
LOG.5.5.4. DOKUMEN SENAPAN MESIN
LOG.5.5.S. DOKUMEN SENJATA PELUNCUR
LOG.5.5.6. DOKUMEN SENJATA PELONTAR
LOG.5.5.7. DOKUMEN SENJATA PELUMPUH
LOG.5.5.8. DOKUMEN SENJATA ISYARAT
LOG.5.5.9. DOKUMEN LAIN-LAIN PERSENJATAAN
LOG.S.16 .....
7 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN l(APOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.S.16. DOKUMEN PERLENGKAPAN PERORANGAN DAN LAPANGAN I KAPORLAP
LOG.S.16.1. DOKUMEN PERLENGKAPAN UNTUK ORANG
LOG.S.16.2. DOKUMEN PERLENGKAPAN UNTUK SATWA
LOG.S.16.3. DOKUMEN BAHAN BAKU DAN BAHAN PEMBANTU
LOG.6.4.
·.
LOG.6.6.6 .....
8 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.6.6.6. DOKUMEN RANJAU-RANJAU
LOG.6.6.7. DOKUMEN PYROTEKNIK
LOG.6.6.8. DOKUMEN LAIN-LAIN YANG SEJENIS
LOG.7. PENGHAPUSAN
LOG.7.1. DOKUMEN BANGUNAN
LOG.7.1.1. DOKUMEN KARYA
LOG.7.1.2. DOKUMEN DINAS
LOG.7.1.3. DOKUMEN SOSIAL
LOG.7.1.4. DOKUMEN INSTALASI
LOG.7.1.5. DOKUMEN PRASARANA
LOG.7.1.6. DOKUMEN PERALATAN & BEKAL KONSTRUKSI
LOG.7.3 .....
9 LAMPIBAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.7.3. OOKUMEN KAPAL DAN ALAT APUNG
LOG.7.3.1. DOKUMEN KAPAL PATROL!
LOG.7.3.2. OOKUMEN ALAT APUNG
LOG.7.14 .....
10 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
LOG.7.14. DOKUMEN BEKAL MAKANAN
LOG.7.14.1. DOKUMEN MAKANAN UNTUK MANUSIA
LOG.7.14.2. DOKUMEN MAKANAN UNTUK SATWA
LOG.8. INVENTARISASI
LOG.8.1. SIMAK BMN
. .. · ...
HU KUM HUK HUK.l. PROGRAM LEGISLASI
HUK.1.1. BAHAN/MATERI PROGRAM LEGISLASI NASIONAL DARI INSTANSI
HUK.1.2. PROGRAM LEGJSLASI LEMBAGA/INSTANSI
HUK.4 .....
11 bAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2. 3 4
HUK.4. KEPUTUSAN / KETETAPAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA DAN BADAN PEMERINTAH/l.NSTANSI
HUK.4.1. KEPUTUSAN/KETETAPAN KETUA LEMBAGA TINGGI NEGARA
HUK.4.2. KEPUTUSAN/KETETAPAN MENTERl/PEJABAT SETINGKAT MENTERI
HUK.4.3. KEPUTUSAN/KETETAPAN KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN
HUK.4.4. KEPUTUSAN/KETETAPAN KETUA KOMISl/TIM/OEWAN NASIONAL
,.._. - ~--· ..
HUK.4.5. , KEPUTUSAN/KETETAPAN GUBERNUR/BUPATl/WAUKOTA
HUK.4.6>
- -- .
I '1_~1Wl -..--.-• ___... ....,~_,,,..I .. ·- - ~ ~~
),, . :·' SAMPAI DENGAN RANCANGAN AKHIR DAN TELAAH HU KUM.
•;;-
HUK.5. INSTRUK51/SURAT EDARAN ·.
--- HUK.5.2.
HUK.5.3.
HUK.5.4.
INSTRUKSl/SURAT EDARAN MENTERl/PEJABAT SETINGKAT MENTERI
INSTRUKSI KEPALA LEMBAGA PEMERINTAH NON KEMENTERIAN
INSTRUKSl/SURAT EDARAN KETUA KOMISl/TIM/DEWAN NASIONAL
HUK.5.5. INSTRUKSl/SURAT EDARAN GUBERNUR/BUPATl/WALIKOTA
HUK.5.6. INSTRUKSl/SURAT EDARAN PEJABAT SETINGKAT ESELON I DAN II TERMASUK RANCANGAN AWAL
HUK.12.24 .....
12 bAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
.
1 2 3 4
HUK.12.24. HAK RAHASIA DAGANG
HUK.12.25. HAKMERK
HUK.12.26. DTLS IDESAIN TATA LET AK SIRKUIT TERPADUI
'Q:;.:;; . '.\-·.·': .. ,.• · 'Ji: ' . :· I"' .·· ::: <:.. ·. ·. <(: . ·,\: ::~· .. ·: ·.. ·'i::•·,,y·x:···<·-.··;;,.· ;:"i!'~'?·'•''t~:••.,,.·:•.;,·.•· ·t." .,,,,,,,,,,.,,,£1'*1:~•·: · . •. i-i'i1'''').'
HU MAS HUM HUM.1. KEPROTOKOLAN
HUM.1.1. PENYELENGGARAAN ACARA KEDINASAN (UPACARA, PELANTIKAN, PERESMIAN, DAN JAMUAN
HUM.1.2. BUKUTAMU
HUM.1.3. AGENDA KEGIATAN PIMPINAN LEMBAGA/INSTANSI
HUM.1.4. KUNJUNGAN DINAS DALAM DAN LUAR NEGERI
HUM.1.4.1. KUNJUNGAN DINAS PIMPINAN LEMBAGA/ INST ANSI
HUM.1.4.2. KUNJUNGAN OINAS PEJABAT LAIN/PEGAWAI
HUM.1.5. DAFTAR NAMNALAMAT KANTOR/PEJABAT
HUM.2. DOKUMENTASl/LIPUTAN
HUM.2.1. KEGIATAN DINAS PIMPINAN
HUM.2.2. ACARA KEDINASAN
HUM.2.3. PERISTIWA·PERISTIWA
HUM.10 ....
13 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI M2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
HUM.10. PUBLIKASI
HUM.10.1. MEDIACETAK
HUM.10.2. MEDIA ELEKTRONIK
HUM.10.3. PAMERAN/SAYEMBARA/LOMBA/, FESTIVAL
HUM.10.4. PEMBUATAN SPANDUK, DAN IKLAN
HUM.12. LAIN-LAIN
HUM.12.1. UCAPAN TERIMA KASIH, UCAPAN SELAMAt, BELASUNGKAWA, PERMOHONAN MAAF
.,.· ,·•
. . ·.· .·'·.(:-:.: <'' ·<. ).y ·UX·''" , .• .'::'l':P1'~j·c.
PENGAWASAN WAS. WAS.1. RENCANA PENGAWASAN
WAS.1.1. RENCANA STRATEGIS PENGAWASAN
WAS.1.2. RENCANA KERJA TAHUNAN
WAS.1.3. RENCANA KINERJA TAHUNAN
WAS.1.4. PENETAPAN KINERJA TAHUNAN
WAS.1.5. RAKOR PENGAWASAN TINGKAT NASIONAL
TUK.3. ADMINISTRASI
TUK.3.1. FASILITAS KANTOR
TUK.3.1.1. RUANG ·.
TUK.3.1.2. GEDUNG
TUK.3.1.3. KENDARAAN
TUK.3.1.4. WISMA
TUK.3.1.5. RUMAH DINAS
TUK.3.2. KONSUMSI DAN AKOMODASI
TUK.3.3. PENGURUSAN KENDARAAN DINAS
TUK.3.4. PENGELOLAAN PARKIR
TUK.3.5. PAKAIAN DINAS, SATPAM, PETUGAS KEBERSIHAN DAN PEGAWAI LAINNYA
TUK.3.6. CAP DINAS DAN PAPAN NAMA ORGANISASI
TUK.3.7. REPRODUKSI DAN PERCETAKAN
.
TUK.4. RISALAH/NOTULEN RAPAT
TUK.4.1. RAPATSTAF
TUK.4.2. RAPAT PIMPINAN
TUK.6 .....
14 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
TUK.6. PENGELOLAAN JARINGAN LISTRIK, AIR, TELPON DAN KOMPUTER :
TUK.6.1. I PERBAIKAN/PEMELIHARAAN
TUK.6.2. IPEMASANGAN
.· .. •·
.. .\ .·.· ·•··.· •• · .•• >. Y:'>:X:j\ "''' r t'W't .,~iW\iiltil'~ii
KEARSIPAN SIP. SIP.1. ADMINISTRASI PERSURATAN
SIP.1.1. ADMINISTRASI PERSURATAN
SIP.1.2. PENYIMPANAN DAN PEMELIHARAAN ARSIP
SIP.1.3. JADWAL RETENSI ARSIP (JRA)
SIP.1.4. LAYANAN ARSIP (PEMINJAMAN DAN PENGGUNAAN ARSIP)
SIP.1.5. PEMBENAHAN ARSIP
PTK.5 ..•..
15 LAMPIRAN "S" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI M2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
PTK.5. PEMSINAAN PERPUSTAKAAN
PTK.5.1. SIMSINGAN TEKNIS
PTK.5.2. PENYULUHAN
PTK.5.3. SOSIALISASI
PTK.6. SEJARAH
PTK.6.1. PELACAKAN SEJARAH
PTK.6.2. PENULISAN SEJARAH
PTK.6.3. DOKUMENTASI SEJARAH
PTK.6.4. PENYAJIAN SEJARAH
[,?\:;ff\i,5\K .. t , ,• · ;;\:,•: v··: > E : ·<<:.'.:•.,. <' ., , •· ·; ,.f:''; • ·,. ., , ,_ '.. ·.:·J··r,..,•••.•. '';. _-,,- •!'Yt:J!t<-,,{. .::'1""~·--··,//··n•:"''''>'}''"'' '~~!~{••~•·•SI•'{!•'if''i
PENELITIAN LIT. LIT.1. PERSIAPAN
PENGKAJIAN DAN LIT.1.1. PENYUSUNAN RENCANA KERJA
PENGEMSANGAN LIT.1.2. PENYUSUNAN TOR/PROPOSAL
LIT.1.3. PEMSENTUKAN TIM
UT.1.4. SUPERVISI I
LIT.2. HASIL
LIT.2.1. PENELITIAN
LIT.2.2. PENGKAJIAN DAN STRATEGI
DIK.3. NOTULEN
DIK.6 ....
16 lAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
DIK.6. SISTEM INFORMASI DIKlAT
DIK.6.1. DATA LEMBAGA DIKlAT
DIK.6.2. DATA PRASARANA DIKLAT
DIK.6.3. DATA SARANA DIKLAT
DIK.6.4. DATA PENYELENGGARA DIKLAT
DIK.6.S. DATA WIDYAISWARA
DIK.6.6. DATA PROGRAM DIKLAT
DIK.8. PERENCANAAN
DIK.8.1. TAHU NAN
DIK.8.2. PENYELENGGARAAN DIKLAT
DIK.8.2.1. SURAT PEMANGGILAN PESERTA
DIK.8.2.2. SURAT KEPUTUSAN TIM PENYELENGGARAAN DIKLAT
DIK.8.2.3. SURAT KEPUTUSAN TIM PENGAJAR DIKLAT
DIK.8.2.4. PANDUAN DIKLAT
DIK.8.2.5. LAPORAN PANITIAN PENYELENGGARAAN DIKLAT
DIK.8.2.6. SAMBUTAN PEMBUKAAN PENYELENGGARAAN DIKLAT
DIK.8.2.7. DAFTAR PESERTA DIKLAT
DIK.8.2.8. BAHAN AJAR DIKLAT
DIK.8.2.9. DAFTAR HADIR PESERTA DIKLAT
DIK.8.2.10. DAFTAR HADIR WIDYAISWARA
DIK.8.2.11. FORMULIR EVALUASI WIDYAISWARA
DIK.8.2.12. HASIL FORMULAS! EVALUASI PESERTA DIKLAT
DIK.8.2.13. SERTIFIKAT/STTPL
DIK.8.2.14. SAMBUTAN PENUTUPAN DIKLAT
.. ..· . . .. . ,.
.
. ,,
TEKNOLOGI TIK. TIK.1. RENCANA STRATEGIS/MASTER PLAN PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI (SIM)
INFORMASI DAN
KOMUNIKASI TIK.2. DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
TIK.2.1. SISTEM INFORMASI
TIK.2.2. SISTEM APLIKASI
TIK.2.3. INFRASTRUKTUR
TIK.7.10 ....
11811
17 LAMPIRAN KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
TIK.7.10. KOMUNIKASI SATELIT
TIK.7.11. PERANG ELEKTRONIK
TIK.7.12. KONVEKSI DAN PERATURAN KOMLEK
TIK.8. SI STEM
TIK.8.1. SISTEM OPERASI
TIK.8.2. SISTEM PEMBINAAN
TIK.8.3. SISTEM INFORMASI PEMBINAAN
TIK.9. DATA
TIK.9.1. PENGUMPULAN
TIK.9.2. PENGOLAHAN
TIK.9.3. PENYAJIAN
. ·····
. ... ;c·• ... ...
r .. •·. ..... Ji
INTELIJEN IPP. IPP.1. POLITIK
IPP.1.1. PENYELIDIKAN
IPP.1.1.1. LEMBAGA TERTINGGI NEGARA {MPR)
IPP.1.1.2. LEMBAGA TINGGI NEGARA {PRESIDEN, DPR, MA, BPK)
IPP.1.1.3. DEPARTEMEN/LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
IPP.1.1.4. APARATUR NEGARA
IPP.1.1.5. PARTAI POLITIK
IPP.1.1.6. ORGANISASI MASYARAKAT
IPP.1.1.7. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
IPP.1.1.8. KOMISI PEMILIHAN UMUM
IPP.1.1.9. KELOMPOK EKSTRIM DAN RADIKAL
IPP.1.1.10. KELOMPOK SEPARATIS
IPP .1.1.11. MEDIA MASSA {ELEKTRONIK, MEDIA CETAK)
IPP .1.1.12. HAK ASASI MANUSIA {HAM)
IPP .1.1.13. GENOCIDE
IPP .1.1.14. HASIL LIDIK
IPP.1.2. PENGAMANAN
IPP.1.2.1. LEMBAGA TERTINGGI NEGARA (MPR)
IPP.1.2.2. LEMBAGA TINGGI NEGARA (PRESIDEN, DPR, MA, BPK)
IPP.1.2.3. DEPARTEMEN/LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
IPP.1.2.4. APARATUR NEGARA
IPP.1.2.5. PARTAI POLITIK
IPP.1.2.6. ORGANISASI MASYARAKAT
IPP.1.2.7. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
IPP.1.2.8. KOMISI PEMILIHN UMUM
IPP.1.2.9. KELOMPOK EKSTRIM DAN RADIKAL
IPP .1.2.10. KELOMPOK SEPARATIS
IPP.1.2.11. MEDIA MASSA (ELEKTRONIK, MEDIA CETAK)
IPP.1.2.12. HAK ASASI MANUSIA (HAM)
IPP .1.2.13. HASIL PENGAMANAN
IPP.1.3. PENGGALANGAN
IPP.1.3.1. LEMBAGA TERTINGGI NEGARA (MPR)
IPP.1.3.2. LEMBAGA TINGGI NEGARA (PRESIDEN, DPR, MA, BPK)
IPP.1.3.3. DEPARTEMEN/LEMBAGA PEMERINTAH NON DEPARTEMEN
IPP.1.3.4. APARATUR NEGARA
IPP.1.3.5. PARTAI POLITIK
IPP.1.3.6. ORGANISASI MASYARAKAT
IPP.1.3.7. LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
IPP.1.3.8. KOMISI PEMIUHAN UMUM
IPP.1.3.9. KELOMPOK EKSTRIM DAN RADIKAL
IPP.1.3.10. KELOMPOK SEPARATIS
IPP .1.3.11. MEDIA MASSA (ELEKTRONIK, MEDIA CETAK)
IPP.1.3.12. HAK ASASI MANUSIA (HAM)
IPP.1.3.13. GENOCIDE
IPP.1.3.14. HASIL PENGGALANGAN
IPP.2. EKONOMI
IPP.2.1. PENYELIDIKAN
IPP.2.1.1. MONETER
IPP.2.1.2. PERBANKAN
IPP.2.1.3. INVESTASI
IPP.2.1.4. PERPAJAKAN
IPP.2.1.5. INDUSTRI
IPP.2.1.6. PERDAGANGAN
IPP.2.1.7. PENYELUNDUPAN MANUSIA
IPP.2.2.23 .....
18 LAMPIRAN "B" KEPU!U$AN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
IPP.2.1.8. KOPERASI
IPP.2.1.9. USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
IPP.2.1.10. PERTANIAN
IPP .2.1.11. KEHUTANAN
IPP.2.1.12. KELAUTAN
IPP.2.1.13. PERTAMBANGAN
IPP.2.1.14. ENERGI
IPP .2.1.15. PARIWISATA
IPP.2.1.16. PERHUBUNGAN
IPP.2.1.17. TELEKOMUNIKASI
IPP.2.1.18. ILLEGAL LOGGING
IPP.2.1.19. ILLEGAL FISHING
IPP.2.1.20. ILLEGAL MINING
IPP.2.1.21. ILLEGALOPL
IPP.2.1.22. ILLEGAL IPAL
IPP.2.1.23. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
IPP.2.1.24. HASIL PENYELIDIKAN
IPP.2.2. PENGAMANAN
IPP.2.2.1. MONETER
IPP.2.2.2. PERBANKAN
IPP.2.2.3. INVESTASI
IPP.2.2.4. PERPAIAKAN
IPP.2.2.5. INDUSTRI
IPP.2.2.6. PERDAGANGAN
IPP.2.2.7. PENYELUNDUPAN MANUSIA
IPP.2.2.8. KOPERASI
IPP.2.2.9. USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
IPP.2.2.10. PERTANIAN
IPP .2.2.11. KEHUTANAN
IPP .2.2.12. KELAUTAN
IPP.2.2.13. PERTAMBANGAN
IPP.2.2.14. ENE RGI
IPP.2.2.15. PARIWISATA
IPP.2.2.16. PERHUBUNGAN
IPP.2.2.17. TELEKOMUNIKASI
IPP.2.2.18. ILLEGAL LOGGING
IPP.2.2.19. ILLEGAL FISHING
IPP.2.2.20. ILLEGAL MINING
IPP.2.2.21. ILLEGALOPL
IPP .2.2.22. ILLEGAL !PAL
IPP.2.2.23. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
IPP.2.2.24. HASIL PENGAMANAN
IPP.2.3. PENGGALANGAN
IPP.2.3.1. MONETER
IPP.2.3.2. PERBANKAN
IPP.2.3.3. INVEST AS!
IPP.2.3.4. PERPAJAKAN
IPP.2.3.5. INDUSTRI
IPP.2.3.6. PERDAGANGAN
IPP.2.3.7. PENYELUNDUPAN MANUSIA
IPP.2.3.8. KOPERASI
IPP.2.3.9. USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)
IPP.2.3.10. PERTANIAN
IPP.2.3.11. KEHUTANAN
IPP.2.3.12. KELAUTAN
IPP.2.3.13. PERTAMBANGAN
IPP.2.3.14. ENERGI
IPP.2.3.15. PARIWISATA
IPP.2.3.16. PERHUBUNGAN
IPP.2.3.17. TELEKOMUNIKASI
IPP.2.3.18. ILLEGAL LOGGING
IPP .2.3.19. ILLEGAL FISHING
IPP.2.3.20. ILLEGAL MINING
IPP .2.3.21. ILLEGALOPL
IPP.2.3.22. ILLEGAL IPAL
IPP.2.3.23. HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL (HAKI)
IPP.2.3.24. HASIL PENGGALANGAN
IPP.3 ....
19 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEP/ N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
IPP.3. SOSIAL BUDAYA
IPP.3.1. PENYEUDIKAN
IPP.3.1.1. AGAMA
IPP.3.1.2. ALIRAN KEPERCAYAAN
IPP.3.1.3. BUDAY A
IPP.3.1.4. KEPENDUDUKAN
IPP.3.1.5. TRANSMIGRASI
IPP.3.1.6. KEGIATAN MASYARAKAT
IPP.3.1.7. UNJUK RASA
IPP.3.1.8. BENCANA ALAM
IPP.3.1.9. LINGKUNGAN HIDUP
IPP.3.1.10. HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
IPP .3.1.11. ILMU PENGETAHUAN
IPP .3.1.12. TEKNOLOGI
IPP.3.1.13. PENDi Di KAN
IPP .3.1.14. PERTANAHAN
IPP.3.1.15. PENYAKIT MASYARAKAT
IPP.3.1.16. TENAGA KERJA/BURUH
IPP.3.1.17. PENGANGGURAN
IPP.3.1.18. PARIWISATA
IPP.3.1.19. HASIL PENYELIDIKAN
IPP.3.2. PENGAMANAN
IPP.3.2.1. AGAMA
IPP.3.2.2. ALIRAN KEPERCAYAAN
IPP.3.2.3. BUDAY A
IPP.3.2.4. KEPENDUDUKAN
IPP.3.2.5. TRANSMIGRASI
IPP.3.2.6. KEGIATAN MASYARAKAT
IPP.3.2.7. UNJUK RASA
IPP.3.2.8. BENCANA ALAM
IPP.3.2.9. LINGKUNGAN HIDUP
IPP.3.2.10. HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
IPP.3.2.11. ILMU PENGETAHUAN
IPP .3.2.12: TEKNOLOGI
IPP.3.2.13. PENDi Di KAN
IPP.3.2.14. PERTANAHAN
IPP.3.2.15. PENYAKIT MASYARAKAT
IPP .3.2.16. TENAGA KERJA/BURUH
IPP.3.2.17. PENGANGGURAN
IPP.3.2.18. PARIWISATA
IPP.3.2.19. HASIL PENGAMANAN
IPP.3.3. PENGGALANGAN
IPP.3.3.1. AGAMA
IPP.3.3.2. ALIRAN KEPERCAYAAN
IPP.3.3.3. BUDAY A
IPP.3.3.4. KEPENDUDUKAN
IPP.3.3.5. TRANSMIGRASI
IPP.3.3.6. KEGIATAN MASYARAKAT
IPP.3.3.7. UNJUK RASA
IPP.3.3.8. BENCANA ALAM
IPP.3.3.9. LINGKUNGAN HIDUP
IPP.3.3.10. HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN
IPP.3.3.11. ILMU PENGETAHUAN
IPP.3.3.12. TEKNOLOGI
IPP.3.3.13. PENDIDIKAN
IPP .3.3.14. PERTANAHAN
IPP.3.3.15. PENYAKIT MASYARAKAT
IPP.3.3.16. TENAGA KERJA/BURUH
IPP.3.3.17. PENGANGGURAN
IPP.3.3.18. PARIWISATA
IPP.3.3.19. HASIL PENGGALANGAN
IPP.4. TEKNOLOGI
IPP.4.1. PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKHNOLOGI
IPP.4.2. PEMBINAAN KEPADA PENGGUNA
IPP.4.3. PELAKSANAAN PENGGUNAAN TEKNOLOGI
IPP.4.4. PENGAWASAN TERHADAP PEMELIHARAAN TEKHNOLOGI
IPP.S ....
20 LAMPIRAN "B" KEPU!U$AN !(APOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
IPP.5. SANDI
IPP.5.1. RUMUSAN INFO RAHASIA
IPP.5.2. PELAKSANAAN KEGIATAN SANDI
IPP.5.3. PENGAWASAN KEGIATAN SANDI
IPP.5.4. KAWATSANDI
RES.2. EKSUS
RES.2.1. INDUSTRI PERDAGANGAN ·.
RES.2.2. PERBANKAN
RES.2.3. PAJAK
RES.2.4. UANG DAN DOKUMEN PALSU
RES.2.S. CYBERCRIME
RES.2.6. MONEY LAUNDRING :
RES.3. KORUPSI
RES.3.1. DANA BANTUAN
RES.3.2. DANA USAHA NEGARA
RES.3.3. DANA PEMERINTAH
RES.3.4. DANA KREDIT DAN USAHA
RES.3.S. DANA PROYEK DAN PEMBANGUNAN
RES.4. NARKOBA
RES.4.1. PSYCO TROPICA
RES.4.2. NARKOTIKA
RES.4.3. BAHAN BERBAHAYA
RES.4.4. PREKUSOR
RES.S. TPTERTENTU
RES.S.1. INDUSTRI DAN PERLINDUNGANKONSUMEN
RES.S.2. SUMBER DAYA DAN LISTRIK
RES.S.3. LINGKUNGANHIDUP
RES.S.4. ILLEGAL FISHING
RES.S.S. ILLEGAL MINING
RES.5.6. ILLEGAL LOGING
RES.6 .....
21 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
l 2 3 4
RES.6. DENSUS88
RES.6.1. TERORISME
RES.6.2. BOM
RES.7. ANALISIS
RES.7.1, ANALISA DAN EVALUSI PELAKSANAAN PENYIDIKAN
RES.7.2. PENGEMBANGAN LITERATUR YANG TERKAIT DENGAN TUGAS BARESKRIM
RES.7.3. ANALISA KEJAHATAN ANTARNEGARA {PKAN/TNCC)
RES.7.4. LAPORAN MASYARAKAT DAN PENGADUAN MASYARAKAT
RES.7.5. PENGAWASAN PENYIDIKAN
RES.8. IDENTIFIKASI
RES.8.1. AFIS (AUTOMATIC FINGER PRINT IDENTIFICATION SYSTEM) SIDIK JARI
RES.8.2. OAKTILOSKOPI KRIMINAL
RES.8.3. DAKTILOSKOPI UMUM
RES.8.4. FOTOGRAFI KEPOLISIAN
RES.9. LABFOR
RES.9.1. INSTALASI FORENSIK
RES.9.2. OOKUMEN & UANG PALSU FORENSIK
RES.9.3. BALISTIK DAN METALURGI FORENSIK
RES.9.4. FISIKA FORENSIK
RES.9.5. KIMIA BIOLOGI FORENSIK
RES.10. KORWASPPNS
RES 10.1. BANTUAN PEMBINAAN
.
RES.10.2. BANTUAN PENYIDll~AN
. . . ... .: •.
·· . ._,
.. ' . .
~ ">•··:··
PENGAMANAN PAM PAM.1. OBYEK VITNAS
PAM.1. PERUSAHAAN (BUMN)
PAM.1.1. PERUSAHAAN USTRIK NEGARA
PAM.1.2. PERCETAKAN UANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA
.
PAM.1.3 . PERT AMINA
PAM.1.4. PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
PAM.1.5. BPMIGAS
PAM.1.6. PERTAMBANGAN
PAM.1.7. PERINDUSTRIAN
PAM.1.8. BANDAR UDARA
PAM.1.9. PELABUHAN
PAM.2. KANTOR KEDUTAAN BESAR
PAM.3. LAINNYA
PAM.4. PARIWISATA
PAM.4.1. OBYEK WISATA
PAM.4.2. WISATAWAN ASING DAN LOKAL
PAM.4.3. TEMPAT PENGINAPAN
PAM.4.4. TEMPAT LAINNYA
PAM.5.2. SAR
PAM.5.2.1. DARAT
PAM.5.2.2. AIR
PAM.S.2.3. UDARA
PAM.5.3 .....
22 LAMP!RAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI N/2010
TANGGAL: MEI 2010
1 2 3 4
PAM.5.3. SA TWA
PAM.5.3.1. PAWANG
PAM.5.3.2. SATWA
: ., ,:'·'·' · . .':~:.:' .- ., '.i rr •: : .,,,, '> •,,< '• U','· · .•F )!¥';.'\, ·' i?''Y:;;.''</'17(,'t;jj:i "!.;: ,, ,, f''">F
OPERASI OPS OPS.1. KEPOLISIAN
OPS.1.1. TERPUSAT.
OPS.1.1.1. OPERAS! MANTAP BRATA
OPS.1.1.2. OPERASI LIRA
OPS.1.1.3. OPERASI JARING NATUNA
OPS.1.2. KEWILAYAHAN KENDALi PUSAT
OPS.1.2.1. OPERASI SIKAT RENCONG
OPS.1.2.2. OPERAS! BUNAKEN SAMRAT
OPS.1.2.3. OPERAS! KETUPAT
OPS.1.2.4. OPERASI ULIN
OPS.1.3. KEWILAYAHAN (OPERAS! MASING-MASING WILAYAH)
OPS.2. KONTINJENSI
OPS.2.1. BENCANA ALAM
OPS.2.2. KEBAKARAN
OPS.3. KERJASAMA
OPS.3.1. LUAR NEGERI
OPS.3.1.1. AMAN MALINDO
OPS.3.1.2. PASUKAN PBB
OPS.3.1.3. MOU
OPS.3.1.4. A MOLE
OPS.3.2. DALAM NEGERI
OPS.3.2.1. LINTAS SEKTORAL
OPS.3.2.2. LINTAS REGIONAL
OPS.4. BIMMAS
OPS.4.1. KEPOLISIAN MASYARAKAT
OPS.4.2. REMAJA, WANITA DAN ANAK
OPS.4.3. KEAMANAN SWAKARSA
OPS.4.4. TUNASUSILA
OPS.4.5. KEAMANAN DAN KETERTIBAN
. . . , ...
I '•
·'·· .. · ·. l· ,,,. : ' ... , .,,it'"'·".' '·:'(' -CC'. >:·'/:·,,,·A> ;-::v' '(>'.·'.:.:'- ·.:<~ .. · 7'1.~t~',i·~Z-<t' '.·f-\1 :'\:c- ~,
PELA YANAN YAN YAN.1. REGISTRASI &IDENTIFIKASI
YAN.1.1. SIM
YAN.1.1.1. A
YAN.1.1.2. A-UM UM
YAN.1.1.3. B
YAN.1.1.4. 8-1
YAN.1.1.5. 8-2
YAN.1.1.6. 8-UMUM
YAN.1.1.7. c
YAN.1.2. STNK
YAN.1.2.1. RODA 2
YAN.1.2.2. RODA4
YAN.1.2.3. LEBIH DARI RODA 4
YAN.2. PERUINAN
YAN.2.1. SURAT IJIN KERAMAIAN
YAN.2.2. SURATTANDA TERIMA PEMBERITAHUAN (STIP)
YAN.2.4 .
23 LAMPIRAN "B" KEPUTUSAN KAPOLRI
NOMOR : KEPI 313 N/2010
TANGGAL : 19 MEI 2010
1 2 3 4
YAN.2.4. SURAT KETERANGAN
YAN.2.5. SURAT TANDA MELAPOR
YAN.2.6. SURAT KETERANGAN LAPOR DIRI
YAN.2.7. SURAT IJIN SENJATAAPI
YAN.2.8. SURAT IJIN SENJATA KARET
YAN.2.9. SURAT IJIN SENJATA GAS
YAN.2.10. SURAT IJIN Mf.MBAWA HANDAK
YAN.2.11. SURAT IJIN MENYIMPAN HANDAK
YAN.2.12. SURAT IJIN MENGGUNAKAN HANDAK
YAN.2.13. SURAT IJIN MENGGUNAKAN BAHAN KIMIA
YAN.2.14. SURAT IJIN LAINNYA
YAN.3. INFORMASI
YAN.3.1. INFOKRIM
YAN.3.2. INFOLANTAS (JALUR LALU LINTASI
YAN.3.3. INFO RANMOR IPENDAPATAN KENDARAAN BERMOTOR)
YAN.3.4. INFOLAKA (KECELAKAAN DARAT)
YAN.3.5. UMUM
·KES
• <•>· · ·> ••••••••• • • •• ••••••••••••••••••• •PEMBINAAN
·•>••.: KESEHATAN
TT"F • > •u:•: . u . . ~> .. / < •••.....
mTT··. · ····· ••·•· •·• · • •·•·•·:··• ><· c·••• ·• •<·•······•:
KESEHATAN KES.1.
KES.2. PENCEGAHAN PENYAKIT
KES.3. PEMERIKSAAN
KES.3.1. PEMERIKSAAN RUTIN
KES.3.2. PEMERIKSAAN BERKALA
KES.4. PENGOBATAN
KES.5. PERAWATAN
KES.6. REHABILITASI KESEHATAN
KES.7. Pf.MBERANTASAN PENYAKIT MENULAR/WABAH
KES.8. KESEHATAN LINGKUNGAN
KES.9. POLIKLINIK
KES.10. A~OTEK
KES.11. OBAT·OBATAN
KES.12. LABORATORIUM
KES.13. KELUARGA BERENCANA
KES.14. KESEHATAN IBU ANAK
KES.15. KESEHATAN KHUSUS
KES.16. Gl21
KES.17. SANATORIUM
KES.18. POS KESEHATAN
KES.19. EVAKUASI MEDIS
KES.20. TRANSFUSl/DONOR DARAH
KES.21. KESEHATAN HEWAN
KES.22. RUMAHSAKIT
KES.23. PSIKOLOGI
KES.23.1. KONSULTASI
KES.23.2. REKOMENDASI
• •••·••••••·••·+••••c·::••• r::n:::::n
r•Pf.MBINAAN BIN
: ~~HnnH: ~u:un • ••: •••;:::•·::••::: •: •: :•::: · •
BIN.1. Pf.MBINAAN MENTAL
• •••• · ·•·•• •• • ••• •<•• :nn::• :u:rn:~···· ::n:: ;·. un:•:n•u ·•·••• ••·••
BIN.1.1. AGAMAISLAM
BIN.1.2. AGAMA KATOLIK
BIN.1.3. AGAMA KRISTEN PROTESTAN
BIN.1.4. AGAMAHINDU .
BIN.1.5. AGAMABUDHA
BIN.1.6. SANTIAJI
BIN.1.7. SANTI KARMA
BIN.1.8. PEMBINAAN TRADISI
BIN.1.9. ALIRAN KEPERCAYAAN
Dltetapkan di : Jakarta
pada tanqgal : 19 Mel 2010
KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
~
Drs.H.. BAMBANG HENOARSO DANURI, M.M.
. JENOERAL POLISI