REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN
KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS.
-3-
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam
berbagai bentuk dan media sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi yang dibuat dan
diterima oleh Lembaga Administrasi Negara dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangannya.
2. Arsip Dinamis adalah Arsip yang digunakan secara
langsung dalam kegiatan pencipta Arsip dan disimpan
selama jangka waktu tertentu.
3. Pengelolaan Arsip Dinamis adalah proses pengendalian
Arsip Dinamis secara efisien, efektif, dan sistematis
meliputi penciptaan, penggunaan dan pemeliharaan,
serta penyusutan Arsip.
4. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat
LAN adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang
diberi kewenangan melakukan pengkajian dan
pendidikan dan pelatihan aparatur sipil negara
sebagaimana diatur dalam undang-undang yang
mengatur mengenai aparatur sipil negara.
Pasal 2
(1) Maksud disusunnya Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis
adalah mewujudkan keseragaman dan kelancaran
pelaksanaan dan pengelolaan kegiatan kearsipan di
lingkungan LAN.
(2) Tujuan disusunnya Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis
adalah untuk menjamin:
a. standardisasi dalam penerapan sistem kearsipan di
seluruh unit kerja sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. kelancaran komunikasi kedinasan, baik di
lingkungan internal maupun eksternal;
c. keselamatan bahan-bahan bukti
pertanggungjawaban nasional dan bernilai historis
instansi;
-4-
Pasal 3
(1) Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis digunakan sebagai
panduan bagi unit pengolah Arsip dan unit kearsipan di
lingkungan LAN dalam melakukan kegiatan Pengelolaan
Arsip Dinamis.
(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.
Pasal 3
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal
disebarluaskan.
-5-
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2019
KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Ttd.
ADI SURYANTO
Disebarluaskan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2019
SEKRETARIS UTAMA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Ttd.
SRI HADIATI W. K.
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN
ARSIP DINAMIS
SISTEMATIKA
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Sasaran
D. Ruang Lingkup
E. Pengertian
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Arsip merupakan rekaman kegiatan yang terjadi dalam suatu
organisasi/instansi yang berisi informasi penting. Arsip juga
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses penyajian
informasi bagi pimpinan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan karena Arsip
merupakan salah satu bahan bukti akuntabilitas kinerja
organisasi/instansi, penyelenggaraan administrasi dan sebagai
bahan pertanggungjawaban nasional
Seiring dengan berlangsungnya kegiatan administrasi yang semakin
meningkat jumlah Arsip pada organisasi/instansi akan semakin
bertambah. Jika tidak dikelola dengan baik maka Arsip tidak akan
mempunyai nilai guna bahkan hanya merupakan tumpukan kertas
yang tidak bermanfaat dan yang lebih buruk lagi Arsip akan menjadi
pengganggu kinerja suatu organisasi/instansi. Sehubungan dengan
hal tersebut perlu penyesuaian dalam tata pengelolaan Arsip secara
terus-menerus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Oleh karena itu Arsip yang dimiliki oleh Lembaga Administrasi
Negara (LAN) harus dikelola dengan baik, sebab Arsip yang terkelola
dengan baik akan sangat membantu tugas pimpinan serta
membantu kinerja bagi seluruh pegawai. Informasi melalui Arsip
dapat menghindarkan dari salah komunikasi, mencegah adanya
duplikasi pekerjaan dan membantu mencapai efisiensi kerja.
Untuk itu sudah sewajarnya apabila pengelolaan Arsip Dinamis
mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi. Arsip Dinamis yang
dipergunakan dalam kegiatan kerja di LAN semakin lama akan
mengalami pergerakan yang cukup tinggi. Semakin tinggi aktivitas
kearsipan Dinamis di LAN apabila tidak dikelola dengan baik akan
berakibat pada munculnya persoalan-persoalan lain pada Arsip
Dinamis tersebut.
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan
menyebutkan bahwa pengelolaan Arsip Dinamis meliputi Arsip aktif,
Arsip inaktif, dan Arsip Vital. Disebutkan pula bahwa pengelolaan
-8-
C. SASARAN
1. Tercapainya kesamaan pengertian, penafsiran, dan pemahaman
dalam melakukan kegiatan pengelolaan Arsip Dinamis di
lingkungan LAN.
2. Terwujudnya keterpaduan tindakan antara unit kearsipan
dengan unit pengolah dalam melakukan pengelolaan Arsip
Dinamis di lingkungan LAN.
-9-
D. RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup disusunnya Pedoman Pengelolaan Arsip Dinamis di
Lingkungan LAN dengan pembahasan sebagai berikut:
1. pengelolaan Arsip Aktif;
2. pengelolaan Arsip Inaktif;
3. pengelolaan Arsip Vital;
4. pengelolaan Arsip Terjaga; dan
5. pengelolaan Arsip Tekstual dan Elektronik.
E. PENGERTIAN
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Arsip adalah rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai
bentuk dan media sesuai dengan perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang dibuat dan diterima oleh
Lembaga Administrasi Negara dalam rangka pelaksanaan tugas,
fungsi, dan kewenangannya.
2. Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disingkat LAN
adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang diberi
kewenangan melakukan pengkajian dan pendidikan dan
pelatihan aparatur sipil negara sebagaimana diatur dalam
undang-undang yang mengatur mengenai aparatur sipil negara.
3. Arsiparis adalah seseorang yag memiliki kompetensi di bidang
kearsipan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan/atau
pendidikan dan pelatihan kearsipan serta mempunyai fungsi,
tugas, dan tanggung jawab melaksanakan kegiatan kearsipan.
4. Pengelola Arsip adalah pegawai negeri sipil yang melaksanakan
kegiatan pengelolaan Arsip dan memiliki kompetensi teknis di
bidang pengelolaan Arsip.
5. Arsip Dinamis adalah Arsip yang digunakan secara langsung
dalam kegiatan pencipta Arsip dan disimpan selama jangka
waktu tertentu.
6. Arsip Aktif adalah Arsip yang frekuensi penggunaannya tinggi
dan/atau terus menerus.
- 10 -
28. Tunjuk Silang adalah alat untuk menunjukan pada berkas yang
isinya saling berhubungan dan untuk mengetahui dimana
tempat Arsip tersebut disimpan.
29. Buku Agenda adalah alat pencatatan yang memuat daftar surat
yang diterima atau dikirim yang disusun secara numeric dan
kronologis.
30. Lembar Disposisi adalah sarana pengendalian proses
pengolahan surat yang memerlukan tindak lanjut.
31. Penyusutan Arsip adalah kegiatan pengurangan Arsip dengan
cara pemindahan Arsip inaktif dari unit kerja ke UK,
pemusnahan Arsip yang tidak bernilai guna, dan penyerahan
Arsip statis ke ANRI.
32. Pemindahan Arsip adalah proses pemindahan Arsip inaktif dari
unit pengolah ke UK setelah melalui seleksi/pemilahan Arsip
dan non Arsip.
33. Pemusnahan Arsip adalah penghancuran Arsip sampai tidak
diketahui informasi yang terekam didalamnya, pemusnahan
bisa dilakukan dengan cara pembakaran, pencacahan, atau
pengiriman ke pabrik bubur kertas (pulp).
34. Penilaian Arsip adalah analisa informasi Arsip sesuai dengan
nilai guna Arsip untuk penentuan masa simpan.
35. Retensi Arsip adalah masa simpan Arsip baik pada masa aktif
maupun inaktif yang ditentukan berdasarkan frekuensi
penggunaan dan nilai guna Arsip.
36. Jadwal Retensi Arsip (JRA) adalah daftar yang berisi sekurang-
kurangnya jangka waktu penyimpanan atau retensi, jenis Arsip,
dan keterangan yang berisi rekomendasi tentang penetapan
suatu jenis Arsip yang dimusnahkan, dinilai kembali atau yang
dipermanenkan yang dipergunakan sebagai pedoman
penyusutan dan penyelamatan Arsip.
37. Arsip Elektronik adalah Arsip yang berisi tentang rekaman
informasi dari suatu kegiatan yang diciptakan atau dibuat
dengan menggunakan komputer sebagai alat.
38. Pusat Arsip yang selanjutnya disebut Record Center adalah
tempat untuk menyelenggarakan pengelolaan Arsip inaktif.
39. Daftar Arsip adalah sarana bantu penemuan informasi Arsip
berupa rincian uraian Arsip setiap unit pengelompokannya,
- 13 -
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. ASAS PENGORGANISASIAN
1. Kebijakan Kearsipan LAN
Kebijakan dalam penerapan sistem kearsipan Dinamis di
lingkungan LAN ditetapkan oleh Kepala LAN.
2. Organisasi Kearsipan LAN
Organisasi kearsipan LAN terdiri dari:
a. Unit pengolah
Unit Pengolah kearsipan di lingkungan LAN meliputi:
1) Pimpinan Unit Pengolah:
a) Pejabat Pimpinan Tinggi Madya;
b) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dan Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) LAN
Jakarta, Bandung, dan Makassar; dan
c) Kepala Unit Pelaksana Teknis.
2) Tata Usaha Unit Pengolah:
a) Pelaksana tata usaha di lingkungan JPT Utama
dan JPT Madya;
b) Bagian pada Pusat;
c) Bagian pada Biro;
d) Bagian pada STIA LAN Jakarta, Bandung, dan
Makassar;
e) Bagian dan Bidang di Pusat Pelatihan dan
Pengembangan dan Pemetaan Kompetensi
Aparatur Sipil Negara (Puslatbang PKASN), Pusat
Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian
Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP),
Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian
Desentralisasi dan Otonomi Daerah (Puslatbang
KDOD), dan Pusat Pelatihan dan Pengembangan
dan Kajian Hukum Administrasi Negara
(Puslatbang KHAN);
- 16 -
2) Pimpinan UK:
a) UK I di Bagian Arsip dan Dokumentasi;
b) UK II di Bagian Administrasi pada Puslatbang
PKASN, Puslatbang KMP, Puslatbang KDOD, dan
Puslatbang KHAN; dan
c) UK II di Bagian Administrasi Umum pada STIA LAN
Jakarta, Bandung, dan Makassar.
3) Tata Usaha UK:
a) UK I di Subbagian Arsip dan Persuratan;
b) UK II di Subbagian Sumber Daya Manusia dan
Umum pada Puslatbang PKASN, Puslatbang KMP,
Puslatbang KDOD, dan Puslatbang KHAN; dan
c) UK II di Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga
pada STIA LAN Jakarta, Bandung, dan Makassar).
4) Tugas UK:
a) Tugas UK I:
(1) memproses surat masuk dari instansi lain ke
unit kerja di lingkungan LAN melalui aplikasi
E-Disposisi disertai fisik surat;
(2) memproses penomoran dan QR-Code surat
keluar di lingkungan LAN;
(3) menerima pemindahan Arsip inaktif unit kerja
di lingkungan LAN;
(4) mengelola Arsip inaktif dari unit pengolah di
lingkungan LAN;
(5) mengolah Arsip dan menyajikan Arsip menjadi
informasi dengan melaksakan kegiatan sebagai
berikut:
(a) mengolah daftar Arsip aktif yang berasal
dari unit pengolah secara berkala setiap 6
(enam) bulan setelah pelaksanaan kegiatan
di masing-masing unit pengolah;
(b) mengolah daftar Arsip inaktif menjadi
informasi;
(c) menyajikan informasi Arsip aktif maupun
Arsip inaktif baik untuk kepentingan
internal maupun kepentingan publik;
- 18 -
B. ASAS PENYELENGGARAAN
Pada dasarnya penyelenggaraan pengelolaan Arsip Dinamis di
lingkungan LAN dilaksanakan berasaskan gabungan antara
sentralisasi dan desentralisasi:
- 20 -
1. Asas sentralisasi
Asas sentralisasi dalam hal kebijakan pengelolaan kearsipan
yang mencakup:
a. Pembakuan sistem kearsipan yang terdiri dari:
1) tata naskah dinas;
2) klasifikasi Arsip;
3) Jadwal Retensi Arsip;
4) klasifikasi keamanan dan akses Arsip; dan
5) pengelolaan Arsip Dinamis.
b. Pembinaan dan pengawasan sistem kearsipan yang
dilaksanakan dalam bentuk:
1) bimbingan dan konsultasi;
2) bimbingan teknis;
3) asistensi;
4) sosialisasi/workshop/seminar; dan
5) supervisi penyelenggaraan kearsipan.
2. Asas desentralisasi
Asas desentralisasi dalam hal pelaksanaan pengelolaan
kearsipan Dinamis yang mencakup:
a. pengurusan dan pengendalian naskah dinas;
b. penyimpanan Arsip;
c. pemeliharaan dan perawatan Arsip; dan
d. penyusutan Arsip inaktif yang dikordinasikan dengan UK I.
C. SUMBER DAYA MANUSIA
1. Pelaksana Unit Pengolah
a. Pelaksana Unit Pengolah meliputi:
1) Arsiparis dan Pengelola Arsip di lingkungan JPT Utama
dan JPT Madya.
2) Arsiparis dan Pengelola Arsip di lingkungan Inspektorat,
Biro, Pusat, Puslatbang PKASN, Puslatbang KMP,
Puslatbang KDOD, dan Puslatbang KHAN;
3) Arsiparis dan Pengelola Arsip di lingkungan STIA LAN
Jakarta, Bandung, dan Makassar.
4) Arsiparis dan Pengelola Arsip di lingkungan UPT Balai
Diklat Bahasa.
b. Pelaksana Unit Pengolah mempunyai tugas:
- 21 -
3. Arsip Vital
Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam pengelolaan Arsip
Vital terdiri dari:
a. Ruang Penyimpanan
Arsip Vital disimpan di ruang khusus pada Unit Pengolah
atau Record Center. Untuk Arsip Vital nonkertas
penyimpanannya menggunakan tempat penyimpanan yang
bebas medan magnet terutama untuk jenis Arsip elektronik
atau magnetik serta memiliki pengatur suhu yang sesuai
untuk jenis media Arsip.
b. Filing Cabinet
Filing Cabinet yang memiliki karakteristik tidak mudah
terbakar (memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 4
(empat) jam kebakaran), kedap air, dan dapat dikunci.
c. Horizontal Cabinet
Horizontal Cabinet memiliki karakteristik tidak mudah
terbakar (memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 4
(empat) jam kebakaran), kedap air, dan dapat dikunci.
d. Mini Roll O’Pack
Mini Roll O’Pack memiliki karakteristik tidak mudah
terbakar (memiliki daya tahan sekurang-kurangnya 4
(empat) jam kebakaran), kedap air, dan dapat dikunci.
e. Pocket File
f. Label
g. Out Indicator
4. Arsip Terjaga
Sarana dan Prasarana yang digunakan dalam pengelolaan Arsip
Terjaga terdiri dari:
a. Ruang Penyimpanan
Arsip Terjaga disimpan di ruang khusus pada Unit
Pengolah atau Record Center. Untuk Arsip Terjaga non
kertas penyimpanannya menggunakan tempat
penyimpanan yang bebas medan magnet terutama untuk
- 28 -
E. ANGGARAN KEARSIPAN
Anggaran kegiatan dalam pengelolaan kearsipan di lingkungan LAN
sebagaimana tercantum dalam Daftar Isian Perencaan Anggaran
(DIPA) LAN setiap tahun anggaran.
- 29 -
BAB III
PENGELOLAAN ARSIP AKTIF
A. PENCIPTAAN ARSIP
1. Penciptaan
Penciptaan Arsip adalah kegiatan merekam informasi dalam
suatu media rekam tertentu untuk dikomunikasikan dalam
rangka melaksanakan fungsi dan tugas di lingkungan LAN
sebagai UK dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Arsip yang dibuat memiliki isi, struktur, dan konteks;
b. penciptaan Arsip yang dinilai sebagai Arsip Vital/Statis
dilaksanakan dengan media rekam dan peralatan
berkualitas baik;
c. penciptaan Arsip dilaksanakan berdasarkan tata naskah
dinas, klasifikasi Arsip, jadwal retensi Arsip dan klasifikasi
keamanan dan akses Arsip untuk memenuhi autentisitas
dan reliabilitas Arsip, serta pengelompokan Arsip sebagai
satu keutuhan informasi;
d. penciptaan Arsip dilaksanakan berdasarkan klasifikasi
keamanan dan akses Arsip untuk menentukan
keterbukaan, keterbatasan, atau kerahasiaan Arsip sesuai
dengan peraturan perundang-undangan; dan
e. penciptaan Arsip harus didokumentasikan dengan cara
registrasi yang dilakukan oleh Arsiparis atau pengelola
Arsip.
2. Penerimaan
Penerimaan Arsip adalah kegiatan yang berhubungan dengan
pengaturan Arsip yang berasal dari pihak luar (organisasi
dan/atau individu). Dalam penerimaan Arsip yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Arsip yang diterima dalam kondisi aman, tepat, lengkap,
dan jelas terbaca;
b. Arsip dianggap sah setelah diterima oleh petugas Arsip;
c. Arsip yang dikirimkan melalui faksimili dianggap sah
setelah tercetak oleh mesin faksimili penerima Arsip.
- 30 -
4. Tunjuk Silang
Tunjuk silang, digunakan apabila:
a. Arsip memiliki informasi lebih dari satu pelaksanaan
fungsi;
b. Arsip memiliki keterkaitan informasi dengan berkas lainnya
yang berbeda media seperti : peta, foto, film, dan media
simpan lain; dan
c. terjadi perubahan nama pegawai atau lembaga; dan
d. lampiran surat terlalu banyak dan tebal sehingga tidak
memungkinkan untuk digabungkan dalam satu berkas.
Contoh Penggunaan Formulir Tunjuk Silang sebagaimana
tercantum dalam Anak Lampiran 1.
5. Pelabelan
Pelabelan yaitu kegiatan penulisan indeks dan Kode Klasifikasi
sebagai judul berkas yang dibubuhkan pada laci, guide, dan
folder. Pelabelan dilakukan dengan menuliskan tanda pengenal
dari berkas menggunakan kertas label pada tab folder dengan
memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
- 33 -
2) Rubrik
Rubrik merupakan himpunan Arsip yang disusun
berdasarkan kesamaan masalah/perihal/pokok
persoalan tetapi tidak berhubungan satu sama lain,
misalnya himpunan Arsip masalah SDM, hukum, dan
barang/jasa.
3) Dosir
Dosir merupakan himpunan Arsip yang disusun
berdasarkan kesamaan masalah/perihal/pokok
persoalan tetapi mempunyai hubungan satu sama
lain, misalnya dosir pegawai dan dosir gedung.
4) Campuran
Campuran merupakan himpunan Arsip yang disusun
dengan cara digabung antara seri dan rubrik,
misalnya himpunan surat keputusan tentang pegawai
dan surat tentang kode etik pegawai.
d. Sistem Pemberkasan
1) Abjad
Digunakan untuk memberkaskan Arsip berdasarkan
nama organisasi dan pegawai.
2) Geografi/Wilayah
- 36 -
2. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan memelihara dan
merawat dalam rangka menyelamatkan dan mengamankan
Arsip baik secara fisik maupun informasi dari kerusakan. Untuk
menghindari dan mencegah kerusakan tersebut, perlu diketahui
apa penyebab kerusakan Arsip, bagaimana mencegah
kerusakan Arsip serta bilamana diperlukan cara mengatasinya
sebagai berikut:
a. Penyebab kerusakan Arsip dari dalam dan dari luar:
1) jenis kertas yang berkualitas rendah;
- 38 -
d. Sarana pemeliharaan
1) Personel Arsip
Sesuai sarana pemeliharaan pengelola Arsip pada unit
pengolah
2) Ruangan Pengolah Arsip
Sesuai sarana pemeliharaan ruangan pengolah Arsip
pada unit pengolah
3) Arsip
a) Fumigasi; dan
b) Kamper.
BAB IV
PENGELOLAAN ARSIP INAKTIF
INSPEKTORAT – LAN
Tahun 2011-2013
BOKS: 01
No. 001 - 015
f. Perkembangan;
g. Jumlah/volume;
h. Keterangan khusus;
i. Ukuran (Arsip bentuk khusus); dan
j. Nomor sementara dan nomor definitif.
Cara pengisian lembar deskripsi sebagai berikut:
a. Kode pelaksana dan nomor deskripsi
b. Uraian
c. Kurun waktu: tahun penciptaan Arsip
d. Tingkat perkembangan: pilih Asli/Kopi
e. Media simpan: pilih Kertas/Peta
f. Kondisi fisik: pilih Baik/Rusak
g. Jumlah folder: satuan folder
h. No. Boks: No Boks sementara
i. Duplikasi: Pilih ada/tidak
6. Manuver (pengolahan data dan fisik Arsip)
Manuver kartu deskripsi (mengolah data) merupakan proses
menggabungkan kartu deskripsi atau data Arsip yang
mempunyai kesamaan masalah, mengurutkan sesuai dengan
skema serta memberikan nomor definitif pada kartu deskripsi
sebagai nomor penyimpanan berkas.
Manuver fisik merupakan proses penyusunan berkas
berdasarkan nomor definitif Arsip sesuai dengan skema.
7. Penataan Arsip dan boks
a. Arsip dimasukan ke dalam folder dan diberi kode
masalah/subjek Arsip dan nomor urut Arsip sesuai nomor
definitif.
b. Menyusun Arsip ke dalam boks secara kronologis dimulai
dari nomor terkecil berada pada susunan paling belakang.
c. Membuat label pada boks, berisi nomor boks, nomor folder
serta lokasi simpan.
d. Apabila jumlah Arsip dalam satu berkas sangat banyak,
maka Arsip dapat disimpan lebih dari satu folder.
- 49 -
BAB V
PENGELOLAAN ARSIP VITAL
A. PROSEDUR PENGELOLAAN
Prosedur pengelolaan Arsip Vital bertujuan untuk memandu
pengelola Arsip Vital yang berada di central file setingkat unit
pimpinan tinggi pratama dan unit administrator dan pengelola Pusat
Arsip. Kegiatan pengelolaan Arsip Vital dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Identifikasi
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui secara pasti jenis-jenis
Arsip Vital yang ada di unit kerja masing-masing, berdasarkan
Daftar Arsip Vital LAN. Identifikasi Arsip Vital LAN merupakan
kegiatan menentukan Arsip yang dikategorikan menjadi Arsip
Vital. Kegiatan Identifikasi meliputi:
i. Penentuan Indeks
Penentuan indeks atau kata tangkap dapat berupa: subyek,
nama tempat/lokasi atau identitas lainnya.
j. Tunjuk Silang
Tunjuk silang digunakan apabila:
1) terjadi perubahan nama orang atau pegawai;
2) berkas Arsip Vital memiliki lampiran tetapi berbeda
media sehingga penyimpanannya berbeda; dan
3) memiliki keterkaitan dengan berkas lain.
Tunjuk silang dilakukan dengan mengisi formulir
sebagaimana tercantum dalam Anak Lampiran 1.
2. Penataan Arsip Vital
Penataan Arsip Vital dilakukan dengan tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Pemeriksaan
Melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas Arsip Vital
yang akan ditata, berkas Arsip yang lengkap harus
menggambarkan proses kegiatan dari awal sampai akhir
dan kondisi fisik berkas.
b. Menentukan Indeks Berkas
Menentukan kata tangkap, berupa nomor, nama lokasi,
masalah atau subyek.
Contoh Indeks: Sertifikat Tanah Gedung Graha Wicaksana
c. Menggunakan tunjuk silang apabila ada berkas yang
memiliki keterkaitan dengan berkas yang memiliki jenis
media yang berbeda.
Contoh: Rancang Bangun Gedung LAN dengan Berkas
perencanaan pembangunan gedung LAN.
- 58 -
d. Pelabelan
Memberikan label pada sarana penyimpan Arsip:
1) Arsip yang disimpan pada Pocket File, Label di
cantumkan pada bagian depan Pocket File.
2) Arsip peta/rancang bangun.
3) Arsip yang menggunakan media magnetik label
dicantumkan pada:
a) Untuk Arsip foto, negative foto ditempel pada lajur
atas plastik transparan, positive foto ditempel pada
bagian belakang foto dan amplop atau
pembungkus;
b) Untuk slide ditempelkan pada frame;
c) Video dan film ditempelkan pada bagian luar dan
lapisan transparan (seperti negative foto) dan pada
wadahnya; dan
d) Untuk kaset dan/atau compact disc ditempelkan
pada kaset dan/atau compact disc dan wadahnya.
e. Penempatan Arsip
Kegiatan penempatan Arsip pada sarana penyimpanan
sesuai dengan jenis media Arsip.
b. Pemencaran
Pemencaran Arsip Vital LAN dilakukan dengan menyimpan
Arsip hasil duplikasi ke UK, sedangkan Arsip Vital yang asli
disimpan di unit kerja pencipta Arsip Vital.
1. Penyelamatan/evakuasi
Untuk menjaga kemungkinan kerusakan yang lebih parah
diperlukan langkah-langkah penyelamatan Arsip Vital pasca
musibah atau bencana sebagai berikut:
a. Mengevakuasi Arsip Vital yang terkena bencana dan
memindahkan ke tempat yang lebih aman;
b. Mengidentifikasi jenis Arsip yang mengalami kerusakan,
jumlah dan tingkat kerusakannya dengan mengacu pada
daftar Arsip Vital; dan
c. Memulihkan kondisi (recovery) baik untuk fisik Arsip
Vitalnya maupun tempat penyimpanannya yang dapat
dilakukan dalam bentuk rehabilitasi fisik Arsip atau
rekonstruksi bangunan.
- 61 -
2. Pemulihan (recovery)
a. Stabilisasi dan pelindungan Arsip yang dievakuasi
Setelah terjadinya bencana segera mungkin dilakukan
perbaikan terhadap kerusakan struktur bangunan atau
kebocoran. Pengaturan stabilitas suhu udara dan
kelembaban dapat dikurangi dengan pengaturan sirkulasi
udara atau menggunakan kipas angin. Apabila seluruh
bangunan mengalami kerusakan, maka Arsip yang sudah
dievakuasi dan dipindahkan ke tempat aman harus dijaga
untuk mencegah kerusakan yang semakin parah, karena
dalam waktu 48 (empat puluh delapan) jam Arsip tersebut
akan ditumbuhi jamur, yang kemudian akan segera
membusuk dan hancur. Sedangkan dalam musibah
kebakaran, kerusakan terhadap Arsip dari jelaga, asap,
racun, api, suhu udara yang sangat tinggi dan lain-lain,
harus dinetralisir sesegera mungkin dengan cara dijauhkan
dari pusat bencana.
b. Penilaian tingkat kerusakan dan spesifikasi kebutuhan
pemulihan yang berkaitan dengan operasional
penyelamatan
Penilaian dan pemeriksaan terhadap tingkat kerusakan
dilakukan untuk menentukan jumlah dan jenis kerusakan,
media atau peralatan apa yang terpengaruh dan ikut
rusak, peralatan dan lain-lain termasuk memperhitungkan
kebutuhan tenaga ahli dan peralatan untuk melakukan
operasi penyelamatan.
c. Pelaksanaan penyelamatan
1) Pelaksanaan penyelamatan dalam bencana besar
Penyelamatan Arsip Vital yang disebabkan oleh
bencana besar perlu dibentuk tim penyelamatan yang
bertanggungjawab mengevakuasi dan memindahkan
Arsip ke tempat yang aman, melakukan penilaian
tingkat kerusakan, mengatur proses penyelamatan
termasuk tata caranya, penggantian shift, rotasi
pekerjaan, dan mekanisme komunikasi dengan pihak-
pihak terkait.
- 62 -
D. KETENTUAN AKSES
Ketentuan akses Arsip Vital terdiri dari 2 (dua) golongan yaitu
pengguna yang ada di lingkungan internal dan pengguna dari
lingkungan eksternal instansi. Penggolongan tersebut adalah sebagai
berikut:
- 64 -
E. PENYIMPANAN
Arsip Vital pada dasarnya di simpan pada tempat khusus sehingga
dapat mencegah/menghambat kerusakan fisik Arsip dan sekaligus
mencegah pencurian informasinya. Lokasi penyimpanan Arsip Vital
dapat dilakukan secara on site dan off site:
1. Penyimpanan on site yaitu penyimpanan Arsip Vital yang
ditempatkan pada ruangan tertentu dalam satu gedung di
lingkungan LAN
2. Penyimpanan off site yaitu penyimpanan Arsip Vital yang
ditempatkan di luar lingkungan kantor LAN.
BAB VI
PENGELOLAAN ARSIP TERJAGA
A. KEGIATAN PENGELOLAAN
Kegiatan kegiatan pengelolaan Arsip Terjaga di lingkungan LAN
dilaksanakan sesuai dengan pengelolaan Arsip Dinamis bagi Arsip
Terjaga yang diciptakan oleh pencipta Arsip di lingkungan LAN.
Yang termasuk dalam kategori Arsip Terjaga meliputi:
a. Arsip Kependudukan
Arsip kependudukan merupakan dokumen/Arsip resmi yang
diterbitkan oleh instansi pelaksana yang mempunyai kekuatan
hukum sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari
pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.
b. Arsip Kewilayahan
Arsip kewilayahan merupakan Arsip yang meliputi; kesatuan
ruang geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan
sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif
dan/atau aspek fungsional.
c. Arsip Kepulauan
Arsip kepulauan merupakan Arsip yang memuat dokumen
kepulauan di suatu negara tentang batas wilayah, letak
geografis, maupun kronologis kepemilikan kepulauan untuk
legalitas wilayah suatu negara.
d. Arsip Batas Wilayah Negara
Arsip batas wilayah negara merupakan Arsip yang memuat garis
batas wilayah negara yang merupakan pemisah kedaulatan
suatu negara yang didasarkan atas hukum internasional.
e. Arsip Kawasan Perbatasan
Arsip kawasan perbatasan merupakan Arsip yang memuat
kawasan perbatasan pada bagian dari wilayah negara yang
terletak pada sisi dalam sepanjang batas wilayah Indonesia
dengan negara lain, dalam hal batas wilayah negara di darat,
kawasan perbatasan berada di kecamatan.
- 71 -
B. IDENTIFIKASI
a. Identifikasi Arsip Terjaga dilaksanakan untuk menentukan
Arsip Dinamis yang masuk dalam kategori Arsip Terjaga.
Identifikasi mengacu pada daftar sebagaimana tercantum dalam
Anak Lampiran 10.
b. Identifikasi Arsip Terjaga dilakukan melalui kegiatan sebagai
berikut:
a. analisis fungsi organisasi;
b. pendataan Arsip; dan
c. pengolahan data.
- 72 -
Contoh:
Kode:
Primer : KDK. Keprotokolan dan Kearsipan
Sekunder : KDK.02 Kearsipan dan Ekspedisi
Tersier : KDK.02.12 Pengawasan (Audit) Kearsipan
Indeksnya : Pengawasa Kearsipan Tahun 2018
c) Folder
b. Pelaporan
a. Pelaporan Arsip Terjaga, wajib dilakukan dengan
mekanisme sebagai berikut:
1) Paling lama 1 (satu) tahun sejak terjadinya kegiatan,
dan pejabat yang bertanggung jawab melaporkan
adalah melimpahkan kewenangan kepada pejabat di
bawahnya yang diberi kuasa untuk itu atau pimpinan
lembaga pencipta Arsip yang membawahi kegiatan
bidang perjanjian internasional, dan masalah
pemerintahan yang strategis;
2) Arsip yang dilaporkan berupa daftar berkas Arsip
Terjaga yang diberkaskan dan daftar isi Arsip yang
dilaporkan tersebut merupakan daftar yang berisi
Arsip Terjaga yang tercipta pada tahun anggaran
berjalan; dan
3) Pelaporan disampaikan secara manual maupun
elektronik kepada Kepala ANRI dilampiri daftar berkas
Arsip dan daftar isi berkas Arsip Terjaga, pelaporan
dikirimkan ke ke Deputi Pembinaan ANRI selaku
penanggung jawab.
b. Pelaporan Arsip Terjaga dilaksanakan dengan prosedur
sebagai berikut:
1) Menyiapkan daftar Arsip Terjaga;
2) Menyiapkan salinan autentik Arsip Terjaga; dan
3) Pelaporan Arsip Terjaga kepada ANRI.
- 77 -
BAB VII
PENGELOLAAN ARSIP TEKSTUAL DAN ELEKTRONIK
e. perihal/masalah/judul; dan
f. tujuan.
c. Sarana Pencatatan
a. Buku Agenda
Buku agenda merupakan buku yang digunakan untuk
mencatat surat masuk atau surat keluar secara kronologis
nomor dan tanggal naskah/tulisan dinas.
b. Lembar Disposisi
Lembar disposisi merupakan lembar yang berfungsi sebagai
sarana penyampaian surat yang berisikan instruksi secara
singkat dari atasan kepada bawahan, atau informasi secara
singkat dari bawahan kepada atasan.
c. Formulir Peminjaman
Formulir peminjaman merupakan tanda bukti penerimaan
Arsip yang diberikan oleh pengelola Arsip kepada peminjam
Arsip.
d. Buku Peminjaman
Buku peminjaman merupakan buku yang digunakan
untuk mencatat setiap peminjaman Arsip.
e. Daftar Arsip
Daftar Arsip merupakan daftar yang berisi rincian
informasi dalam berkas yang tersusun secara kronologis
nomor dan tanggal naskah/tulisan dinas untuk
kepentingan Arsip simpan, pindah, dan musnah.
f. Buku Agenda Arsip
Buku agenda Arsip merupakan buku yang digunakan
untuk mencatat Arsip yang diterima.
g. Daftar Pencarian Arsip
Daftar Pencarian Arsip merupakan daftar berisi Arsip yang
memiliki nilai guna kesejarahan baik yang telah diverifikasi
secara langsung maupun tidak langsung oleh lembaga
kearsipan dan dicarioleh lembaga kearsipan serta
diumumkan kepada publik.
d. Tahapan Kegiatan Pencatatan
Tahapan kegiatan pencatatan dalam penerimaan dan
pengembalian sebagai berikut:
- 81 -
1. Penciptaan
Penciptaan Arsip dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
dengan penciptaan Arsip secara elektronik dan penciptaan Arsip
secara alih media.
a. Penciptaan Arsip secara elektronik adalah menciptakan
Arsip elektronik dengan menggunakan peralatan elektronik
seperti kamera digital, perekam suara, perekam video dan
khususnya adalah komputer word processing, spreadsheet
dan presentasi.
b. Penciptaan Arsip secara alih media adalah proses
penciptaan Arsip digital berupa pengubahan dokumen
hardcopy menjadi softcopy dengan perangkat scanner
melalui tahapan:
1) Tahap Pemilihan
Pemilihan Arsip konvensional dilakukan berdasarkan
waktu (tahun pengolahan Arsip), kegunaan (sering dan
tidaknya Arsip digunakan), informasi
(mempertimbangkan content yang terkandung dalam
Arsip itu sendiri) dan penyelamatan (kondisi Arsip).
2) Tahap Pemindaian
Prinsip pemindaian adalah Arsip hanya boleh
dikenakan pemindaian satu kali, sehingga proses
pemindaian harus cermat dan tepat dengan tujuan
untuk mendapatkan master Arsip elektronik dengan
cara setting mesin pemindai (scanner) pada resolusi
tinggi.
3) Tahap Penyesuaian
Penyesuaian nama file hasil proses pemindaian
biasanya adalah nama defult pemberian mesin yaitu
tergantung mesin pemindai yang digunakan perlu
dilakukan penggantian nama mengikuti jenis Arsip,
jenis huruf Arsip, nomor urut daftar, nomor urut Arsip
dalam daftar dan nomor urut lembar Arsip dalam satu
nomor urut Arsip
4) Tahap Pendaftaran
Pada tahap ini setelah nama-nama file hasil
pemindaian disesuaikan dengan Arsip aslinya maka
- 83 -
disk optic yang memiliki lebih dari 500 (lima ratus) gigabyte
dapat dibagi dalam bagian-bagian, sehingga dapat dipergunakan
untuk aplikasi yang berbeda. Hal ini berarti bahwa dalam satu
media penyimpanan berbagai informasi dapat diproses sesuai
dengan sistem aplikasinya. Hal yang penting di dalam
pengelolaan Arsip elektronik adalah pemberian label nama.
Format pelabelan nama yang standar sebaiknya dilakukan pada
direktori atau nama file dan media penyimpanan. Pemberian
label yang jelas dan lengkap sangat penting sebagai tanda
identitas dari media penyimpanan seperti floppy disk, hard disk,
dan media simpan lainnya. Pemberian label nama baik yang
bersifat eksternal maupun internal secara standar, terpadu dan
konsisten akan memudahkan Penemuan Kembali informasi.
Guide indeks yang sesuai memungkinkan pengguna untuk
mengatur sistem indeks sehingga memudahkan penyimpanan
dan Penemuan Kembali fisik disket.
4. Pemeliharaan dan Perlindungan Arsip Elektronik
Informasi yang terdapat dalam Arsip elektronik dapat dengan
mudah diubah, dimodifikasi, dihapus baik secara sengaja atau
tidak sengaja yang dilakukan oleh manusia atau dirusak oleh
suatu sebab seperti virus yang merusak. Disamping itu usia
atau daya tahan fisik, baik magnetik maupun optik memiliki
keterbatasan, terutama apabila semakin sering digunakan oleh
banyak pengguna.
Untuk pemeliharaan fisik, media penyimpanan harus disimpan
pada temperatur antara 50о fahreinheit dan 125о fahreinheit,
atau setara dengan 10о celcius sampai dengan 15о Celcius.
Informasi Arsip elektronik dapat dilihat dan dibaca dengan
mudah oleh banyak pengguna bila mereka mengetahui nama
filenya. Dalam suatu database, komputer bisa diakses untuk
melihat file yang ada, bahkan mungkin pula merubah atau
menghapus file.
Hal yang dilakukan dalam pemeliharaan dan perlindungan
Arsip elektronik adalah melalui proses back up dan disimpan
pada tempat penyimpanan yang berbeda namun mudah
ditemukan bila diperlukan. Selain itu media penyimpanannya
- 88 -
BAB VIII
PENUTUP
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 1 April 2019
KEPALA
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,
Ttd.
ADI SURYANTO
Anak Lampiran 1
Lihat: Ruang Bagian Arsip dan Dokumen, filing cabinet 1, laci 2, folder 3
Nama
Anak Lampiran 2
Lokasi Klasifikasi
No. Nomor Kode Uraian Tkt Kemanan
Ber- Item Klasifikasi Informasi Tgl. Perkem- Jml No. No. No. dan Akses Ket.
kas Arsip Arsip bangan Filing Laci Folder (Terbuka,
Cabinet Terbatas,
Rahasia)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Pencipta Arsip:
Unit Pengolah :
Klasifikasi Jangka
Uraian Lokasi Kemanan Simpan Kate-
No. Kode Infor- Kurun Jum- dan Akses dan gori Ket.
Ber- Klasi- masi Waktu lah Lema- Baris Boks Fol- (Terbuka, Nasib Arsip
kas fikasi Berkas ri/Rak der Terbatas, Akhir
Rahasia)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Nama
Pencipta Arsip
Unit Pengolah :
Klasifikasi Jangka
Lokasi Keamanan Simpan
No. Nomor Kode Uraian Tang- Tingkat Media dan Akses dan
Berkas Item Klasi- Infor- gal / Perkem- Simpan Kondisi Jumlah Arsip Nasib Ket.
Arsip fikasi masi Kurun bangan Lemari Baris Boks Folder (Terbuka, Akhir
Arsip Waktu Terbatas, Arsip
Rahasia)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Nama
Unit Kerja:
Tingkat Metode
Jenis Kurun Jangka Lokasi
No Perkem- Media Jumlah Perlin- Ket
Arsip Waktu Simpan Simpan
bangan dungan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Keterangan:
1. Nomor : diisi dengan nomor urut arsip vital;
2. Jenis arsip : diisi dengan jenis arsip vital yang telah
didata;
3. Tingkat Perkembangan : diisi dengan tingkat perkembangan
arsip vital;
4. Kurun waktu : diisi dengan tahun arsip vital tercipta;
5. Media : diisi dengan jenis media rekam arsip
vital;
6. Jumlah : diisi dengan banyaknya arsip vital misal
1(satu) berkas;
7. Jangka simpan : diisi dengan batas waktu sebagai arsip
vital;
8. Lokasi simpan : diisi dengan tempat arsip vital tersebut
disimpan;
9. Metode Pelindungan : diisi dengan jenis metode pelindungan
sesuai dengan kebutuhan media rekam
yang digunakan; dan
10. Keterangan : diisi dengan informasi spesifik yang
belum/tidak ada dalam kolom yang
tersedia.
Anak Lampiran 9
Out Indicator
Keterangan:
1. Nomor : diisi dengan nomor urut arsip vital
yang keluar dari tatanan
penyimpanan;
2. Nama Peminjam : diisi dengan nama peminjam arsip
vital;
3. Jenis Arsip : diisi dengan jenis arsip vital yang
dipinjam;
4. Kode Arsip : diisi dengan kode arsip vital;
5. Tanggal Pinjam : diisi dengan tanggal peminjaman
arsip vital;
6. Paraf Peminjam : diisi dengan paraf peminjam;
7. Tanggal Kembali : diisi dengan batas waktu
peminjaman arsip vital;
8. Paraf Kembali : diisi dengan paraf pengembalian.
Anak Lampiran 10
Klasifikasi
Dasar Unit Penanggung
No Jenis Arsip Keamanan dan Ket.
Pertimbangan Pengolah Jawab
Akses Arsip
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Nomor : ……………………………………………………
Pada hari ini …….......... tanggal …….. bulan ……………………. tahun …………,
bertempat di …………………………………, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1 Nama : ………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama ……………………….., yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
2. Nama : ………………………………………………
Jabatan : ………………………………………………*)
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia (ANRI), yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Menyatakan telah melakukan penyerahan arsip terjaga seperti yang tercantum dalam
Daftar Penyerahan Arsip Terjaga terlampir untuk disimpan di ANRI sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
ttd. ttd.
NAMA :
NIP :
PANGKAT/GOLONGAN :
JABATAN :
Jumlah
Jumlah
No. Jenis Arsip Alat Waktu Keterangan
Semula Menjadi
(1) (2) (4) (3) (5) (6) (7) (8)
1 Peraturan Kertas Elektronik 1 Scanner 1 Juni Berkas
Kepala LAN format Berkas Canon 2018 berisi
Nomor 6 PDF Image kegiatan
Tahun DR- perencanaan
2018 C25W sampai
tentang dengan
Tata penetapan
Naskah peraturan
Dinas di
Lingkungan
LAN