Anda di halaman 1dari 27

KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 160 TAHUN 2020


TENTANG
INSTRUMEN PENGAWASAN
ATAS PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN KEARSIPAN
DAN TATA CARA PENILAIAN PENGAWASAN KEARSIPAN

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 62 ayat (4) dan


Pasal 64 Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Arsip Nasional Republik
Indonesia tentang Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan
Penyelenggaraan Kearsipan dan Tata Cara Penilaian
Pengawasan Kearsipan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 152 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5071);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2012 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009
tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5286);
-2-

3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan
Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
322);
4. Keputusan Presiden Nomor 89/TPA Tahun 2019 tentang
Penunjukan Pelaksana Tugas Kepala Arsip Nasional
Republik Indonesia;
5. Peraturan Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Arsip Nasional Republik;
6. Peraturan Arsip Nasional Republik Indonesia Nomor 6
Tahun 2019 tentang Pengawasan Kearsipan;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
TENTANG INSTRUMEN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN DAN TATA CARA
PENILAIAN PENGAWASAN KEARSIPAN.

KESATU : Menetapkan Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan


Penyelenggaraan Kearsipan dan Tata Cara Penilaian
Pengawasan Kearsipan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Kepala ini.

KEDUA : Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan Penyelenggaraan


Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
terdiri atas:
a. instrumen pengawasan sistem kearsipan eksternal
kementerian/lembaga;
-3-

b. instrumen pengawasan sistem kearsipan eksternal


pemerintahan daerah;
c. instrumen pengawasan sistem kearsipan internal
kementerian/lembaga;
d. instrumen pengawasan sistem kearsipan internal
pemerintahan daerah;
e. instrumen pengawasan penyelamatan Arsip Statis eksternal
pemerintah daerah;
f. instrumen pengawasan penyelamatan Arsip Statis eksternal
kementerian/lembaga;
g. instrumen pengawasan penyelamatan Arsip Statis internal
pemerintah daerah;
h. instrumen pengawasan penyelamatan Arsip Statis internal
kementerian/lembaga; dan
i. tata cara penilaian pengawasan kearsipan.

KETIGA : Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan Penyelenggaraan


Kearsipan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM KESATU
digunakan oleh Tim Pengawasan Kearsipan dalam rangka
pelaksanaan Pengawasan Kearsipan.

KEENAM : Keputusan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Mei 2020

PLT. KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. TAUFIK
NIP. 19590621 198703 1 001
-4-

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 160 TAHUN 2020
TENTANG
INSTRUMEN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

BAB I
INSTRUMEN PENGAWASAN
ATAS PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN KEARSIPAN

Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan Penyelenggaraan Kearsipan


merupakan alat yang digunakan oleh Tim Pengawas Kearsipan untuk
mengumpulkan data penyelenggaraan kearsipan pada objek pengawasan.
Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan Penyelenggaraan Kearsipan
disusun dalam bentuk formulir dan dibedakan berdasarkan jenis dan
objek pengawasan kearsipan yang dilakukan.
Instrumen Pengawasan atas Pelaksanaan Penyelenggaraan Kearsipan
terbagi menjadi beberapa formulir sebagai berikut:
1. Instrumen Audit Kearsipan Internal terdiri atas:
a. Formulir Audit Sistem Kearsipan Internal
Formulir ASKI merupakan instrumen yang dipergunakan dalam
melaksanakan audit sistem kearsipan oleh Tim Pengawas
Kearsipan Internal terhadap unit pengolah maupun unit kearsipan
jenjang berikutnya.
Formulir ASKI terdiri atas 2 (dua) jenis yaitu Formulir ASKI untuk
Unit Pengolah (ASKI UP) dan Formulir ASKI untuk Unit Kearsipan
(ASKI UK). Bagi kementerian/lembaga yang tidak memiliki Unit
Kearsipan Jenjang berikutnya maka tidak perlu menggunakan
Formulir ASKI UK.
Untuk kemudahan tim pengawas, maka Formulir ASKI disusun
untuk setiap kelompok pencipta arsip sebagai berikut:
1) Formulir ASKI yang dipergunakan kementerian/ lembaga
untuk melaksanakan audit kearsipan terhadap Unit Pengolah
dilingkungannya.
No Nama Formulir Sub Aspek
1. ASKI KL UP A.1.1 Penciptaan
2. ASKI KL UP A.1.2 Penggunan
-5-

No Nama Formulir Sub Aspek


3. ASKI KL UP A.1.3 Pemeliharaan
4. ASKI KL UP A.1.4 Penyusutan
5. ASKI KL UP A.2.1 SDM Kearsipan
6. ASKI KL UP A.2.2 Prasarana dan Sarana Kearsipan

2) Formulir ASKI yang dipergunakan kementerian/lembaga untuk


melaksanakan audit kearsipan terhadap Unit kearsipan
jenjang berikutnya dilingkungannya.
No Nama Formulir Sub Aspek
1. ASKI KL UK B.1.1 Penciptaan
2. ASKI KL UK B.1.2 Penggunan
3. ASKI KL UK B.1.3 Pemeliharaan
4. ASKI KL UK B.1.4 Penyusutan
5. ASKI KL UK B.2.1 SDM Kearsipan
6. ASKI KL UK B.2.2 Prasarana dan Sarana
Kearsipan

3) Formulir ASKI yang dipergunakan pemerintah daerah untuk


melaksanakan audit kearsipan terhadap Unit Pengolah
dilingkungannya.
No Nama Formulir Sub Aspek

1. ASKI PEMDA UP A.1.1 Penciptaan


2. ASKI PEMDA UP A.1.2 Penggunan
3. ASKI PEMDA UP A.1.3 Pemeliharaan
4. ASKI PEMDA UP A.1.4 Penyusutan
5. ASKI PEMDA UP A.2.1 SDM Kearsipan
6. ASKI PEMDA UP A.2.2 Prasarana dan Sarana
Kearsipan
4) Formulir ASKI yang dipergunakan pemerintah daerah untuk
melaksanakan audit kearsipan terhadap Unit Kearsipan II
dilingkungannya.
No Nama Formulir Sub Aspek

1. ASKI PEMDA UK B.1.1 Penciptaan


2. ASKI PEMDA UK B.1.2 Penggunan
-6-

No Nama Formulir Sub Aspek

3. ASKI PEMDA UK B.1.3 Pemeliharaan


4. ASKI PEMDA UK B.1.4 Penyusutan
5. ASKI PEMDA UK B.2.1 SDM Kearsipan
6. ASKI PEMDA UK B.2.2 Prasarana dan Sarana
Kearsipan

b. Formulir Audit Pengelolaan Arsip Aktif


Formulir PAA merupakan instrumen yang dipergunakan dalam
melaksanakan audit pengelolaan arsip aktif oleh Tim Pengawas
Kearsipan Internal terhadap unit pengolah dilingkungannya.
Formulir APPA terdiri dari 2 bagian yaitu: Formulir APPA dan Tabel
Checklist Daftar Arsip Yang Tercipta.
c. Formulir Audit Penyelamatan Arsip Statis Internal Pemerintahan
Daerah
Formulir PASI PEMDA merupakan instrumen yang dipergunakan
dalam melaksanakan audit penyelamatan arsip statis internal oleh
Tim Pengawas Kersipan Internal pada Pemerintahan Daerah
terhadap perangkat daerah dilingkungannya.
Formulir PASI PEMDA terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu: Formulir
PASI PEMDA dan Formulir Ketersediaan Arsip Berketerangan
Permanen.
2. Instrumen Audit Kearsipan Eksternal
a. Formulir Audit Sistem Kearsipan Eksternal
Formulir Audit Sistem Kearsipan Eksternal (Formulir ASKE)
merupakan instrumen yang dipergunakan dalam melaksanakan
audit sistem kearsipan oleh Tim Pengawas Kearsipan Eksternal
terhadap Kementerian/Lembaga, Pemerintahan Daerah
Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN/BUMN dan PTN sesuai wilayah
kewenangannya.
Formulir ASKE dibedakan berdasarkan kelompok objek
pengawasan dan aspek yang diawasi sebagai berikut:
1) Formulir ASKE yang dipergunakan Tim Pengawas Kearsipan
Eksternal untuk melaksanakan audit kearsipan terhadap
Kementerian/Lembaga.
-7-

No Nama Formulir Aspek/Sub Aspek

1. ASKE K/L_1 Kebijakan


2. ASKE K/L_2 Pembinaan
3. ASKE K/L_3.1 Penciptaan
4. ASKE K/L_3.2 Penggunaan
5. ASKE K/L_3.3 Pemeliharaan
6. ASKE K/L_3.4 Penyusutan
7. ASKE K/L_4.1 SDM Kearsipan
8. ASKE K/L_4.2 Organisasi
9. ASKE K/L_4.3 Prasarana dan Sarana Kearsipan
10. ASKE K/L_4.4 Pendanaan

2) Formulir ASKE yang dipergunakan Tim Pengawas Kearsipan


Eksternal untuk melaksanakan audit kearsipan terhadap
Pemerintah Daerah
No Nama Formulir Aspek/Sub Aspek

1. ASKE PEMDA_1 Kebijakan


2. ASKE PEMDA _2 Pembinaan
3. ASKE PEMDA _3 Pengelolaan Arsip Inaktif Dengan
Retensi Sekurang-kurangnya 10
Tahun
4. ASKE PEMDA_4 Pengelolaan Arsip Statis
5. ASKE PEMDA_5.1 SDM Kearsipan
6. ASKE PEMDA_5.2 Organisasi
7. ASKE PEMDA_5.3 Prasarana dan Sarana Kearsipan
8. ASKE PEMDA_5.4 Pendanaan

b. Formulir Audit Penyelamatan Arsip Statis


Formulir Audit Penyelamatan Arsip Statis Eksternal (Formulir
PASE) merupakan instrumen yang dipergunakan dalam
melaksanakan audit sistem kearsipan oleh Tim Pengawas
Kearsipan Eksternal terhadap Kementerian/Lembaga,
Pemerintahan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN/BUMN
dan PTN sesuai wilayah kewenangannya.
Formulir PASE terdiri dari 2 (dua) jenis yang masing-masing terdiri
dari beberapa bagian sebagai berikut:
-8-

1) Formulir PASE KL:


a) Formulir PASE KL
b) Formulir Ketersediaan Arsip Berketerangan Permanen
Berdasarkan JRA (Unit Kearsipan I)
c) Formulir Ketersediaan Arsip Berketerangan Permanen
Berdasarkan JRA (Unit Kearsipan II/Jenjang berikutnya)
2) Formulir PASE PEMDA:
a) Formulir PASE PEMDA_1
b) Formulir PASE PEMDA_2
c) Formulir Ketersediaan Arsip Berketerangan Permanen
Berdasarkan JRA
-9-

BAB II
TATA CARA PENILAIAN PENGAWASAN KEARSIPAN

I. PENILAIAN AUDIT SISTEM KEARSIPAN INTERNAL

1. Penilaian Audit Sistem Kearsipan Internal


Tim pengawas kearsipan memberikan penilaian terhadap hasil
pengawasan kearsipan yang dilakukannya berdasarkan bukti yang
telah diperoleh pada saat verifikasi lapangan.
Tahapan penilaian audit sistem kearsipan internal adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan nilai standar
Pada dasarnya instrumen pengawasan kearsipan telah
menetapkan nilai standar pada setiap aspek, namun demikian Tim
Pengawasan Kearsipan diberikan ruang untuk penyesuaian nilai
standar dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pada aspek pengelolaan arsip dinamis, sub aspek penciptaan
arsip, apabila pencipta arsip (Kementerian/Lembaga,
Pemerintah Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota) belum
memasukan materi muatan sebagaimana tercantum dalam
formulir dalam kebijakan yang memuat materi terkait tata
naskah dinas dilingkunganya, maka tim pengawas menyatakan
pada item tersebut tidak sesuai tetapi tidak menjadi pembagi
atau nilai standar menjadi 0, sehingga total nilai standar pada
aspek penciptaan ini menjadi berkurang.
2) Pada aspek sumber daya kearsipan, sub aspek sumber daya
manusia kearsipan, apabila unit pengolah tidak terdapat
arsiparis, maka nilai standar dinyatakan 0 dan tidak menjadi
pembagi. Sedangkan pada unit kearsipan, arsiparis harus
dinilai dan menjadi pembagi, namun untuk pengelola arsip,
apabila dalam analisis beban kerja dan peta jabatan tidak
terdapat pengelola arsip, maka nilai standar untuk pengelola
arsip dinyatakan 0 dan tidak menjadi pembagi.
- 10 -

b. Memberikan nilai hasil audit kearsipan


Penilaian hasil audit kearsipan diberikan berdasarkan hasil
pengamatan atau verifikasi lapangan dan uji petik. Tim Pengawas
Kearsipan melaksanakan penilaian hasil audit kearsipan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Setiap item dengan jawaban ”Ya” diberikan nilai 100 dan setiap
jawaban “Tidak” diberikan nilai 0, kecuali pada beberapa item
tertentu sebagai berikut:
a) Untuk item pertanyaan yang memerlukan sampel dalam
proses pengawasan, penilaian dilaksanakan dengan
ketentuan Jumlah sampel yang memenuhi kriteria dibagi
jumlah sampel yang diuji dikalikan 100 atau dengan
rumus:

Contoh perhitungan:
Pernyataan Formulir Audit Sistem Kearsipan Internal pada
sub aspek penciptaan:

TIDAK/ NILAI
YA/ SKOR
BELUM STANDAR
ADA
A. PEMBUATAN ARSIP

Kesesuaian terhadap Tata Naskah Dinas


1.
Pencipta Arsip

1.1. Penomoran Naskah Dinas

1.1.1. Pemberian Nomor Naskah sesuai V 100 50


dengan Susunan Penomoran Naskah
Dinas

Isikan jumlah naskah dinas


10 naskah dinas
• yang dijadikan sampel

Isikan jumlah naskah dinas


5 naskah dinas
• dari sampel yang sesuai
- 11 -

Dari contoh diatas terlihat bahwa sampel yang diuji


sebanyak 10 naskah dinas, dan 5 naskah dinas
dinyatakan sesuai dengan Tata Naskah Dinas sehingga
diberi tanda pada kolom Ya/ada. Dan untuk penilaian
adalah:

b) Untuk item pernyataan yang terdapat isian prosentase, maka


penilaian diberikan berdasarkan presentase yang diperoleh.
Seperti pada Formulir Audit Sistem Kearsipan Internal Sub
Aspek Pemeliharaan Arsip pada point 2.4, maka nilai yang
diperoleh adalah berdasarkan isian pada kolom prosentase.
Contoh:
1.4. Arsip Aktif disimpan menggunakan sarana yang v 60
100
sesuai
Isikan persentase jumlah arsip aktif yang 60
disimpan dengan menggunakan sarana yang %
sesuai

2) Setelah semua item pernyataan terisi dengan skor, maka


jumlahkan seluruh skor yang diperoleh untuk masing-masing
formulir/sub aspek.
3) Hasil penjumlahan dibagi dengan nilai standar dikalikan 100%
maka akan diperoleh nilai pada aspek/sub aspek tersebut.
4) Nilai yang diperoleh dari perhitungan pada angka 3) diatas
dikalikan dengan bobot maka akan diperoleh nilai akhir pada
aspek/sub aspek tersebut.
5) Untuk setiap aspek akan diberikan bobot dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Jumlah Bobot Maksimal adalah 100 yang dibagi secara
proporsional untuk setiap aspek pengawasan.
b) Jumlah bobot minimal untuk satu aspek adalah sebanyak
40%
c) Pada setiap aspek, masing-masing sub aspek diberikan
bobot sesuai dengan jumlah yang ada sehingga mencapai
bobot 100.
d) Pada Aspek Pengelolaan Arsip Dinamis terdapat 4 sub
aspek, maka setiap sub aspek diberi bobot secara
- 12 -

proporsional dengan ketentuan bahwa bobot minimal per


sub aspek sebesar 20%.
e) Pada Aspek Sumber Daya Kearsipan terdapat 2 sub aspek,
maka setiap sub aspek diberi bobot secara proporsional
dengan ketentuan bahwa bobot minimal per sub aspek
sebesar 40%.
6) Nilai aspek diperoleh dari penjumlahan nilai yang telah dibobot
dari setiap sub aspek.
7) Nilai pengawasan diperoleh dari penjumlahan nilai yang
diperoleh dari setiap aspek.

Contoh rekapitulasi nilai audit sistem kearsipan internal


NILAI
NILAI JUMLAH NILAI
NO ASPEK/SUB ASPEK SUB BOBOT
STANDAR SKOR AKHIR
ASPEK
1 PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS
1.1. Penciptaan Arsip 3100 2900 93,55 30% 28,06
1.2. Penggunaan Arsip 700 550 78,57 20% 15,71
1.3. Pemeliharaan Arsip 2200 2000 90,91 25% 22,73
1.4. Penyusutan Arsip 1300 1000 76,92 25% 19,23
JUMLAH NILAI PAD
7300 100% 85,74
(1.1+1.2+1.3+1.4)
NILAI PAD (Jumlah Nilai Akhir
50% 42,87
PAD x Bobot PAD)
2 SUMBER DAYA KEARSIPAN
2.1. SDM Kearsipan 1600 1300 81,25 60% 49
2.2. Prasarana dan Sarana Kearsipan 2900 2900 100,00 40% 40,00
JUMLAH NILAI SDK (2.1 + 2.2) 4500 100% 88,75
NILAI SDK (Jumlah Nilai Akhir
50% 44,38
SDK x Bobot SDK)
TOTAL (NILAI PAD + NILAI SDK) 100% 87,24

c. Verifikasi nilai hasil audit kearsipan


Setelah Tim Pengawas Kearsipan melaksanakan penilaian, hasilnya
dibahas dalam rapat pleno Tim Pengawas Kearsipan yang
melibatkan penanggungjawab dan pengarah untuk dapat
dilaksanakan verifikasi dan persetujuan. Hasil penilaian yang
sudah diverifikasi disampaikan kepada pelaksana verifikasi sesuai
wilayah kewenangannya yaitu untuk Kementerian/Lembaga dan
Pemda Provinsi kepada ANRI dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota kepada Lembaga Kearsipan Daerah Provinsi.
Verifikasi hasil pengawasan kearsipan internal dilaksanakan oleh
Tim Pengawas Kearsipan sesuai wilayah kewenangannya yang
- 13 -

ditunjuk dengan surat perintah oleh pejabat yang berwenang.


Proses dan tahapan verifikasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1) Tim pengawas menerima penilaian hasil pengawasan kearsipan
dalam bentuk softcopy yang dikirimkan melalui surat
elektronik (e-mail) dan mencatat pada daftar/checklist dokumen
yang diterima.
Contoh 1:
DAFTAR/CHECKLIST DOKUMEN YANG DITERIMA
TANGGAL
NO NAMA INSTANSI MEDIA PENYAMPAIAN
PENERIMAAN
Email Dan Link Google
1 Kementerian PUPR 3 Juni 2021
Drive
Kementerian
2 4 Juni 2021 Surat dan flashdisk
Pertanian
3 dst

2) Tim pengawas melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan


laporan audit kearsipan internal dan instrumen
audit/monitoring serta mencatatnya pada daftar/checklist
kelengkapan dokumen
Contoh 2:
DAFTAR/CHECKLIST KELENGKAPAN DOKUMEN
CHECKLIST
NO NAMA INSTANSI JENIS DOKUMEN KETERANGAN
ADA TIDAK
1 Kementerian 1. LAKI UP dan UK  Sesuai jumlah UP
PUPR dan UK
2. Instrumen Audit  Sesuai jumlah UP
dan Uk
3. Portofolio/bukti 
audit
4. SK Tim Pengawas 
Kearsipan
Internal
2 Kementerian dst
Pertanian

3) Tim pengawas memeriksa penilaian yang dilakukan oleh tim


pengawas pusat/daerah pada laporan hasil pengawasan
kearsipan dan instrumen audit kearsipan dalam bentuk excel.
4) Tim pengawas memeriksa kesesuaian antara bukti audit dan
penilaian yang diberikan pada formulir excel. Tim pengawas
memberikan catatan apabila terdapat ketidaksesuaian antara
- 14 -

bukti audit dan penilaian yang diberikan pada instrumen audit


kearsipan internal dalam bentuk excel. Tim pengawas
memberikan catatan dengan menambahkan kolom pada
formulir excel dan nilai akhir setelah verifikasi. Tim pengawas
melakukan uji petik terhadap validitas bukti dukung terhadap
daftar arsip dan arsip yang tercipta pada aspek penyusutan
arsip atau terhadap data yang tidak wajar.
Contoh 3:

5) Tim pengawas memeriksa kesesuaian antara formulir nilai dan


laporan audit. Hasil pemeriksaan tersebut dituangkan pada
formulir verifikasi laporan.
Contoh 4:
FORMULIR HASIL VERIFIKASI NILAI PENGAWASAN KEARSIPAN INTERNAL

INSTANSI : Kementerian ….
VERIFIKASI NILAI HASIL PENGAWASAN
NILAI
NAMA OBJEK NILAI SETELAH
NO SEBELUM CATATAN VERIFIKATOR
PENGAWASAN VERIFIKASI
VERIFIKASI
(1) (2) (3) (4) (5)

1 BIRO KEPEGAWAIAN 85 70 BUKTI TIDAK LENGKAP


SUDAH SESUAI/BUKTI
2 INSPEKTORAT 80 80 LENGKAP
3 BIRO HUKUM 90 80 BUKTI TIDAK LENGKAP
dst
Mengetahui Tim Pengawas
Penanggungjawab

1. …………………….
- 15 -

(Nama Pejabat) 2. …………………….

Kolom (1). : Diisi dengan nomor urut


Kolom (2). : Diisi dengan nama objek pengawasan pada Kementerian/Pemerintah Daerah
Kolom (3). : Diisi dengan nilai yang diberikan oleh tim pengawas/nilai sebelum dilakukan verifikasi
Kolom (4) : Diisi dengan nilai setelah dilakukan verifikasi oleh tim verifikator
Kolom (5) : Diisi dengan catatan hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim verifikator

6) Tim pengawas memeriksa laporan audit dengan memberikan


catatan pada formulir verifikasi laporan (Lihat Contoh 5)
Contoh 5
FORMULIR HASIL VERIFIKASI NILAI PENGAWASAN KEARSIPAN INTERNAL

INSTANSI : Kementerian ….
VERIFIKASI FORM NILAI DAN LAPORAN

NAMA OBJEK
NO KESESUAIAN CATATAN VERIFIKATOR
PENGAWASAN
(1) (2) (3) (4)
1 BIRO KEPEGAWAIAN TIDAK SESUAI PERBAIKAN PADA ASPEK
PENCIPTAAN

2 INSPEKTORAT SUDAH SESUAI


3 BIRO HUKUM TIDAK SESUAI PADA ASPEK PENYUSUTAN
dst
Mengetahui Tim Pengawas
Penanggungjawab

1. …………………….

(Nama Pejabat) 2. …………………….

Kolom (1). : Diisi dengan nomor urut


Kolom (2). : Diisi dengan nama objek pengawasan pada Kementerian/Pemerintah Daerah
Kolom (3). : Diisi kesesuaian antara form nilai dan laporan audit
Kolom (4) : Diisi dengan catatan hasil verifikasi yang dilakukan oleh tim pengawas kearsipan

7) Tim pengawas menyampaikan hasil verifikasi kepada pejabat


struktural yang berwenang untuk disampaikan kepada
pimpinan Kementerian/Lembaga dan Kepala LKD.

d. Menetapkan nilai hasil audit kearsipan internal


Setelah Kementerian/Lembaga dan LKD Provinsi/Kabupaten/ Kota
menerima hasil verifkasi, maka nilai tersebut ditetapkan oleh
Pimpinan Kementerian/Lembaga dan LKD Provinsi/Kabupaten/
Kota serta dicantumkan dalam Laporan Audit Kearsipan Internal
(LAKI).
- 16 -

2. Penilaian Audit Penyelamatan Arsip Aktif


Penilaian pada audit pengelolaan arsip aktif dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Untuk setiap pertanyaan diberikan skor dengan angka 0 s.d 100.
2. Untuk pernyataan nomor 1.1 s.d 1.3 setiap kondisi yang
dinyatakan Ya diberikan skor sebesar 100 dan kondisi yang
dinyatakan “Tidak” diberikan skor sebesar 0
3. Untuk pernyataan 2.1 skor diberikan sebesar persentase yang
diperoleh.
4. Untuk pernyataan 2.3 skor diberikan berdasarkan hasil checklist
yang dilakukan pada formulir yaitu untuk setiap item arsip yang
tersedia secara lengkap dan terdaftar dalam daftar arsip aktif
diberikan skor 100. Untuk item arsip yang dinyatakan tersedia
secara tidak lengkap dan tidak terdaftar dalam daftar arsip aktif
diberikan skor sebesar 0. Jumlahkan seluruh skor untuk
kemudian dibagi dengan jumlah skor standar dan dikalikan 100
sehingga diperoleh nilai.
Nilai standar diperoleh dari pengalian jumlah item arsip yang
seharusnya tercipta dikalikan 100.
Contoh Perhitungan nilai:
IDENTIFIKASI KEGIATAN KETERSEDIAAN ARSIP VERIFIKASI NILAI
VOLUME NO. NAMA ISI BERKAS LOKASI LENGKAP TERDAFTAR
KEGIATA BERKA BERKAS SIMPAN PADA
NAMA
N S DAFTAR
NO KEGIATA
ARSIP AKTIF
N
YA TIDA YA TIDA
K K
1 Audit 2 1 Audit Korespondensi v v 100
Kearsipan Kearsipan
C.1.1
Pusat pada
Kemenkes
Surat Perintah v v 100

RHAS v v 100

LAKE v v 100

2 Audit Korespondensi v v 0
Kearsipan
C.1.1
pada
Kemenag
Surat Perintah v v 100

RHAS v v 0

LAKE v v 100

JUMLAH 600
SKOR
JUMLAH 800
SKOR
STANDAR
NILAI 75
- 17 -

5. Nilai Akhir Audit Pengelolaan Arsip Aktif dibuat dalam bentuk


pembobotan dengan ketentuan sebagai berikut:
No Aspek Bobot Nilai
1. Pemberkasan 50%
1.1 Pemberkasan 33,33%
1.2 Klasifikasi Arsip 33,33%
1.3 Daftar Arsip 33,33%
2. Penyimpanan 50%
2.1 Penyimpanan 20%
2.3. Ketersediaan 80%

3. Penilaian Audit Penyelamatan Arsip Statis Internal Pemerintah Daerah


Penilaian pada audit penyelamatan arsip statis internal pemerintah
daerah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk setiap pertanyaan diberikan skor dengan angka 0 s.d 100.
b. Untuk setiap pernyataan pada kondisi yang dinyatakan Ya
diberikan skor sebesar 100 dan kondisi yang dinyatakan “Tidak”
diberikan skor sebesar 0, sedangkan apabila terdapat isian dengan
persentase maka skor diberikan sebesar persentase yang diperoleh.
c. Untuk pernyataan terkait ketersediaan arsip berketerangan
permanen skor diberikan berdasarkan hasil checklist yang
dilakukan pada formulir yaitu:
1) Untuk setiap jenis arsip yang tersedia dan terdaftar dalam
daftar arsip inaktif dan masa retensi belum habis diberikan
skor 100.
2) Untuk setiap jenis arsip yang dinyatakan tersedia dan terdaftar
dalam daftara arsip inaktif, namun masa retensi sudah habis
dan sudah dalam proses penyerahan arsip statis ke Lembaga
kearsipan diberikan skor sebesar 75.
3) Untuk setiap jenis arsip yang dinyatakan tersedia dan terdaftar
dalam daftar arsip inaktif, namun masa retensi sudah habis
dan belum dalam proses penyerahan arsip statis ke Lembaga
kearsipan diberikan skor sebesar 50.
4) Untuk jenis arsip yang belum tersedia berdasarkan JRA, maka
diberikan skor 0
- 18 -

5) Jumlahkan seluruh skor untuk kemudian dibagi dengan


jumlah nilai standar dan dikalikan 100 sehingga diperoleh
nilai.
6) Nilai standar diperoleh dari pengalian jumlah item arsip yang
seharusnya tercipta dikalikan 100.
7) Nilai Akhir Audit Penyelamatan Arsip Statis pada Pemerintah
Daerah dibuat dalam bentuk pembobotan dengan ketentuan
sebagai berikut:
No Sub Aspek/Kriteria Penilaian Bobot Nilai
1. Pengelolaan Arsip Inaktif pada Unit 10%
Kearsipan
2. Pengelolaan arsip Inaktif berketerangan 60%
permanen pada Unit Kearsipan
2.1 Penyimpanan dan Penataan Arsip 20%
Berketerangan Permanen
2.2 Ketersediaan Arsip Berketerangan 80%
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis ke Lembaga 30%
Kearsipan

Contoh Rekapitulasi Nilai Audit Penyelamatan Arsip Statis pada


Pemerintahan Daerah

SUB ASPEK/KRITERIA NILAI NILAI


NO SKOR NILAI BOBOT KATEGORI
PENILAIAN STANDAR AKHIR
1. Pengelolaan Arsip Inaktif 200 200 100 10% 10,00
pada Unit Kearsipan
2. Pengelolaan Arsip Inaktif 400 400 100 60% 60,00
Berketerangan Permanen di
Unit Kearsipan
2.1. Penyimpanan dan 300 300 100 20% 20,00
penataan arsip inaktif
berketerangan
permanen
2.2. Ketersediaan Arsip 100 100 100 80% 80,00
Berketerangan
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis ke 300 300 100 30% 30,00
Lembaga Kearsipan Daerah
AA (SANGAT
NILAI AKHIR 100,00
MEMUASKAN)

4. Pembobotan Penilaian Pengawasan Kearsipan Internal


Nilai pengawasan kearsipan internal yang dilaksanakan oleh masing-
masing instansi memberikan kontribusi sebanyak 40% dari nilai hasil
pengawasan kearsipan pada suatu instansi.
Mengingat pengawasan kearsipan internal terdiri dari 2 (dua) jenis
pengawasan, maka untuk penilaiannya akan ditentukan berdasarkan
- 19 -

bobot pada masing-masing jenis pengawasan kearsipan dengan


ketentuan sebagai berikut:
No Jenis Pengawasan Bobot Nilai
1. Pengawasan Sistem Kearsipan Internal 40
2. Pengawasan Pengelolaan Arsip Aktif 60

Pembobotan nilai pada pengawasan kearsipan internal tersebut diatas


mulai diberlakukan 2 (dua) tahun setelah pengawasan sistem
kearsipan internal dilaksanakan.
Contoh penerapan pembobotan nilai hasil pengawasan:
Tahun 2020, Kementerian A telah melaksanakan pengawasan sistem
kearsipan internal dengan nilai yang diperoleh sebesar 70, maka nilai
ini yang akan digunakan sebagai nilai pengawasan kearsipan internal
dengan bobot 40% sehingga nilai pengawasan Kementerian A yang
berasal dari nilai pengawasan internal adalah sebesar 70 dikalikan
40% atau sebesar 28. Nilai ini yang akan digabung dengan nilai
pengawasan kearsipan eksternal.
Tahun 2022, apabila Kementerian A tidak melakukan audit
pengelolaan arsip aktif, maka nilai yang diperoleh untuk digabung
dengan nilai pengawasan eksternal adalah:
a. Nilai hasil pengawasan sistem kearsipan internal sebesar 70
dikalikan bobot jenis pengawasan sebesar 40% dikalikan dengan
bobot nilai pengawasan internal sebesar 40% sehingga diperoleh
nilai sebesar 11,2. Nilai ini yang akan digabung dengan nilai
pengawasan kearsipan eksternal.
b. Apabila Kementerian A telah melaksanakan pengawasan
pengelolaan arsip aktif, misalnya diperoleh nilai sebesar 80 maka
nilai yang diperoleh untuk digabung dengan nilai pengawasan
eksternal adalah: (70 x 40%) + (80 x 60%) = (28 + 48) = 76. Nilai
yang dihasilkan dikalikan dengan 40% yaitu 30,4 merupakan nilai
hasil pengawasan kearsipan internal pada Tahun 2022.

5. Penilaian Audit Sistem Kearsipan Eksternal


Tim pengawas kearsipan eksternal memberikan penilaian terhadap
hasil audit sistem kearsipan eksternal yang dilakukannya berdasarkan
bukti yang telah diperoleh pada saat verifikasi lapangan.
- 20 -

Tahapan penilaian audit sistem kearsipan eksternal adalah sebagai


berikut:
a. Menentukan nilai standar
Berdasarkan pertimbangan dan kondisi tertentu, Tim Pengawas
Kearsipan Eksternal dapat diberikan ruang untuk merubah nilai
standar dari yang sudah ditentukan dalam instrumen pengawasan.
Perubahan nilai standar disertai dengan pertimbangan alasan
perubahan tersebut dituangkan dalam berita acara perubahan
nilai standar.
b. Memberikan nilai hasil audit kearsipan
Penilaian hasil audit kearsipan diberikan berdasarkan hasil
pengamatan atau verifikasi lapangan dan uji petik. Tim Pengawas
Kearsipan melaksanakan penilaian hasil audit kearsipan dengan
ketentuan setiap item dengan jawaban ”Ya” diberikan nilai 100 dan
setiap jawaban “Tidak” diberikan nilai 0, kecuali untuk item
pernyataan tertentu yang diberikan penilaian secara gradasi.
Setelah semua item pernyataan terisi dengan skor, maka
jumlahkan seluruh skor yang diperoleh untuk masing-masing
formulir/sub aspek.
Hasil penjumlahan dibagi dengan nilai standar dikalikan 100%
maka akan diperoleh nilai pada aspek/sub aspek tersebut
Nilai pengawasan kearsipan diperoleh dari penjumlahan nilai
seluruh aspek pengawasan.

Contoh rekapitulasi nilai audit sistem kearsipan eksternal

Nilai NILAI TAHUN….


NO ASPEK/SUB ASPEK
Standar Skor %
KATEGORI
(5) =
(1) (2) (3) (4) (4)/(3)
X100
1 KEBIJAKAN KEARSIPAN 23700 14900 62,87 B (BAIK)
1.1 Tata Naskah Dinas 5600 4100 73,21 BB (SANGAT BAIK)
1.2 Klsifikasi Arsip 1800 1500 83,33 A (MEMUASKAN)
Sistem Klasifikasi Keamanan D (SANGAT
1.3 1600 0 0,00
dan Akses Arsip Dinamis KURANG)
1.4 Jadwal Retensi Arsip 4000 3600 90,00 A (MEMUASKAN)
D (SANGAT
1.5 Pengelolaan Arsip Vital 2000 0 0,00
KURANG)
Penyelenggaraan Kearsipan
1.6 8700 5700 65,52 B (BAIK)
Dinamis
a. Pengelolaan Arsip Aktif 2200 1200 54,55 CC (CUKUP)
b. Pengelolaan Arsip Inaktif 1800 1600 88,89 A (MEMUASKAN)
- 21 -

NO ASPEK/SUB ASPEK Nilai NILAI TAHUN…. KATEGORI


Standar
c. Penyusutan 4700 2900 61,70 B (BAIK)
2. PEMBINAAN KEARSIPAN 800 600 75,00 BB (SANGAT BAIK)

3. PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS 8100 6100 75,31 BB (SANGAT BAIK)


3.1 Penciptaan 800 500 62,50 B (BAIK)
3.2 Penggunaan 800 600 75,00 BB (SANGAT BAIK)
3.3 Pemeliharaan 1600 1100 68,75 B (BAIK)
3.4 Penyusutan 4900 3900 79,59 BB (SANGAT BAIK)
4. SUMBER DAYA KEARSIPAN 6400 5350 83,59 A (MEMUASKAN)
4.1 SDM Kearsipan 2300 1950 84,78 A (MEMUASKAN)
4.2 Organisasi Kearsipan 1200 1000 83,33 A (MEMUASKAN)
Prasarana dan Sarana AA (SANGAT
4.3 1900 1800 94,74
Kearsipan MEMUASKAN)
4.3 Pendanaan 1000 600 60,00 CC (CUKUP)
TOTAL 39000 26950 69,10 B (BAIK)

c. Verifikasi nilai hasil audit sistem kearsipan eksternal


Verifikasi nilai hasil audit sistem kearsipan eksternal dilaksanakan
oleh ANRI terhadap Tim Pengawas Kearsipan Daerah atas hasil
pengawasan kearsipan yang dilaksanakan terhadap
Kabupaten/Kota. Hasil verifikasi ANRI disampaikan kepada Tim
Pengawas Kearsipan Daerah untuk dicantumkan dalam Laporan
Audit Kearsipan Eksternal Kabupaten/Kota.
d. Menetapkan nilai hasil audit kearsipan eksternal
Tim Pengawas Kearsipan Pusat melaksanakan pleno untuk
menetapkan nilai hasil pengawasan kearsipan yang telah
dilakukan paling lambat bulan Agustus tahun berjalan. Hasil pleno
nilai hasil pengawasan kearsipan disampaikan kepada Kepala ANRI
untuk dapat ditetapkan.

6. Penilaian Audit Penyelamatan Arsip Statis Eksternal


Penilaian pada audit penyelamatan arsip statis eksternal dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk setiap pertanyaan diberikan skor dengan angka 0 s.d 100.
b. Untuk setiap pernyataan pada kondisi yang dinyatakan Ya
diberikan skor sebesar 100 dan kondisi yang dinyatakan “Tidak”
diberikan skor sebesar 0, sedangkan apabila terdapat isian dengan
persentase maka skor diberikan sebesar persentase yang diperoleh.
- 22 -

c. Untuk pernyataan terkait ketersediaan arsip berketerangan


permanen skor diberikan berdasarkan hasil checklist yang
dilakukan pada formulir yaitu:
1) Untuk setiap jenis arsip yang tersedia dan terdaftar dalam
daftar arsip inaktif dan masa retensi belum habis diberikan
skor 100.
2) Untuk setiap jenis arsip yang dinyatakan tersedia dan terdaftar
dalam daftar arsip inaktif, namun masa retensi sudah habis
dan sudah dalam proses penyerahan arsip statis ke Lembaga
kearsipan diberikan skor sebesar 75.
3) Untuk setiap jenis arsip yang dinyatakan tersedia dan terdaftar
dalam daftar arsip inaktif, namun masa retensi sudah habis
dan belum dalam proses penyerahan arsip statis ke Lembaga
kearsipan diberikan skor sebesar 50.
4) Untuk jenis arsip yang belum tersedia berdasarkan JRA, maka
diberikan skor 0
5) Jumlahkan seluruh skor untuk kemudian dibagi dengan
jumlah nilai standar dan dikalikan 100 sehingga diperoleh
nilai.
6) Nilai standar diperoleh dari pengalian jumlah item arsip yang
seharusnya tercipta dikalikan 100.
d. Nilai Akhir Audit Penyelamatan Arsip Statis pada
Kementerian/Lembaga dibuat dalam bentuk pembobotan dengan
ketentuan sebagai berikut:

No Sub Aspek Bobot Nilai


1. Pengelolaan Arsip Inaktif pada Unit Kearsipan I 10%
2. Pengelolaan arsip Inaktif berketerangan 60%
permanen pada Unit Kearsipan I
2.1 Penyimpanan dan Penataan Arsip 20%
Berketerangan Permanen
2.2 Ketersediaan Arsip Berketerangan 80%
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis ke Lembaga Kearsipan 30%
- 23 -

Contoh Rekapitulasi Nilai Audit Penyelamatan Arsip Statis


pada Kementerian/Lembaga
ASPEK/SUB
NILAI NILAI
NO ASPEK/KRITERIA SKOR NILAI BOBOT KATEGORI
STANDAR AKHIR
PENILAIAN
ASPEK PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS BERKETERANGAN PERMANEN ATAU MEMILIKI NILAI
GUNA KESEJARAHAN
1. Pengelolaan Arsip Inaktif 300 300 100 10% 10,00
pada Unit Kearsipan I
2. Pengelolaan Arsip Inaktif 400 400 100 60% 60,00
Berketerangan Permanen
di Unit Kearsipan
2.1. Penyimpanan dan 300 300 100 20% 20,00
penataan arsip
inaktif
berketerangan
permanen
2.2. Ketersediaan Arsip 100 100 100 80% 80,00
Berketerangan
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis 300 300 100 30% 30,00
ke Lembaga Kearsipan

AA (SANGAT
TOTAL 1000 1000 NILAI AKHIR 100
MEMUASKAN)

e. Nilai Akhir Audit Penyelamatan Arsip Statis pada Pemerintahan


Daerah dibuat dalam bentuk pembobotan dengan ketentuan
sebagai berikut:
No Aspek/Sub Aspek Bobot Nilai
I. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP DINAMIS 50%
BERKETERANGAN PERMANEN ATAU MEMILIKI NILAI
GUNA KESEJARAHAN
1. Pengelolaan Arsip Inaktif di Unit Kearsipan 10%
2. Pengelolaan arsip Inaktif berketerangan 60%
permanen di Unit Kearsipan
2.1 Penyimanan dan Penataan Arsip 20%
Berketerangan Permanen
2.2 Ketersediaan Arsip Berketerangan 80%
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis ke Lembaga 30%
Kearsipan
II. ASPEK PENGELOLAAN ARSIP STATIS 50%
1. Akuisisi arsip statis 25%
2. Pengolaan arsip statis 25%
3. Preservasi arsip statis 25%
4. Akses arsip statis 25%
- 24 -

Contoh Rekapitulasi Nilai Audit Penyelamatan Arsip Statis


pada Kementerian/Lembaga

ASPEK/SUB
NILAI NILAI
NO ASPEK/KRITERIA SKOR NILAI BOBOT KATEGORI
STANDAR AKHIR
PENILAIAN
I. ASPEK PENGELOLAAN 900 900 100 50% 50
ARSIP DINAMIS
BERKETERANGAN
PERMANEN ATAU
MEMILIKI NILAI GUNA
KESEJARAHAN
1. Pengelolaan Arsip Inaktif 200 200 100 10% 10,00
pada Unit Kearsipan
2. Pengelolaan Arsip Inaktif 400 400 100 60% 60,00
Berketerangan Permanen
di Unit Kearsipan
2.1. Penyimpanan dan 300 300 100 20% 20,00
penataan arsip
inaktif
berketerangan
permanen
2.2. Ketersediaan Arsip 100 100 100 80% 80,00
Berketerangan
Permanen
3. Penyerahan Arsip Statis ke 300 300 100 30% 30,00
Lembaga Kearsipan
Daerah
II. ASPEK PENGELOLAAN 1200 1200 100 50% 50
ARSIP STATIS
1. Akuisisi arsip statis 500 500 100 25% 25,00

2. Pengolaan arsip statis 400 400 100 25% 25,00

3. Preservasi arsip statis 100 100 100 25% 25,00

4. Akses arsip statis 200 200 100 25% 25,00

AA (SANGAT
NILAI AKHIR 100,00 MEMUASKAN)
- 25 -

BAB III
TINGKAT PERKEMBANGAN, STATUS TINDAK LANJUT DAN TATA CARA
PENILAIAN MONITORING HASIL PENGAWASAN KEARSIPAN

1. Tingkat Perkembangan Pengawasan Kearsipan


Tim Pengawasan Kearsipan menentukan tingkat perkembangan atas
tindak lanjut hasil pengawasan yang dilaksanakan oleh obyek
pengawasan dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 1 Tingkat Perkembangan, Kriteria Dan Nilai Monitoring

No Tingkat Kriteria Tingkat Perkembangan Nilai


Perkembangan
1. Level 0 Tidak terdapat bukti bahwa obyek 0
pengawasan melaksanakan tindak
lanjut atas rekomendasi hasil
pengawasan kearsipan
2. Level 1 Terdapat bukti bahwa obyek 20
pengawasan telah menyusun rencana
untuk perbaikan rekomendasi pada
tahap persiapan atau secara kuantitatif
memenuhi 1 sampai dengan 50 persen
3. Level 2 Terdapat bukti bahwa obyek 50
pengawasan dalam tahap proses
internal untuk perbaikan rekomendasi
atau secara kuantitatif memenuhi
diatas 50 persen sampai dengan 70
persen
4. Level 3 Terdapat bukti bahwa obyek 70
pengawasan dalam tahap proses
eksternal untuk perbaikan
rekomendasi atau secara kuantitatif
memenuhi diatas 70 persen s.d 99,9
persen
5. Level 4 Terdapat bukti bahwa obyek 100
pengawasan telah melaksnakan
perbaikan rekomendasi atau secara
kuantitatif memenuhi sebanyak 100
persen.

2. STATUS TINDAK LANJUT


Tim pengawasan kearsipan menentukan status tindak lanjut setiap sub
aspek dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Belum sesuai rekomendasi apabila masih terdapat tingkat
perkembangan dibawah level 4
- 26 -

2) Selesai/Sesuai Rekomendasi apabila semua tingkat perkembangan


berada di level 4

3. TATA CARA PENILAIAN MONITORING

Tim Pengawasan Kearsipan melaksanakan penilaian berdasarkan tingkat


perkembangan tindak lanjut hasil pengawasan kearsipan dengan
ketentuan sebagai berikut
1) Untuk setiap item pertanyaan tim pengawas kearsipan menentukan
tingkat perkembangan berdasarkan bukti-bukti yang mendukung
tindak lanjut.
2) Berdasarkan tingkat perkembangan yang telah ditentukan maka
diberikan nilai sebagaimana tercantum dalam Kolom Nilai Tabel 1.
3) Nilai rekapitulasi hasil monitoring ditambahkan dengan nilai
pengawasan tahun sebelumnya.
4) Instrumen yang dilakukan untuk melaksanakan monitoring adalah
Intrumen Monitoring Pengawaasan Kearsipan yang disusun dengan
memodifikasi instrument yang digunakan pada saat audit kearsipan
tahun sebelumnya. Modifikasi dimaksud adalah dengan
menambahkan kolom tingkat perkembangan dan nilai tingkat
perkembangan. Contoh penyusunan instrument adalah sebagai
berikut:
- 27 -

PLT. KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

M. TAUFIK

Anda mungkin juga menyukai