Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fadlanaya Adisti

NIM : 2102101010087
Kelas : 04
TUGAS BAHASA INDONESIA

SEJARAH SINGKAT EJAAN BAHASA INDONESIA

Bahasa indonesia awal mulanya berasal dari masa Kerjaan Sriwijaya, dimana ditemukannya
banyak prasasti dengan bahasa melayu kuno dengan huruf Pallawa, yang mana bahasa ini sering
digunakan para pedagang-pedagang melayu yang datang ke Indonesia sebagai lingua franca. Lingua
franca ini berkembang ke kota-kota pelabuhan yang menjadi lalu lintas perdagangan. Karena pekerjaan
mereka, orang-orang pada masa itu berusaha untuk mempelajari bahasa melayu untuk kepentingan
mereka.
Penulisan bahasa melayu juga mengalami perubahan ketika para pedangan dari timur tengah
datang, sehingga terbentuklah bahasa arab-melayu. Penulisan bahasa arab-melayu digunakan sebelum
dikenalnya huruf latin dan romawi. Ejaan latin pada bahasa melayu baru dikenalkan oleh Pigafetta,
setelah tiga abad barulah bahasa ini mendapat ketetapan sebagai Ejaan van Ophuijsen pada tahun 1901.
Keinginan untuk menyempurnakan ejaan ini baru terlaksana pada Kongres Bahasa Indonesia
Itahun 1938 di Solo. Sehingga terbentuklah Menteri Pengadjaran Pendidikan dan Kebudajaan pada tahun
1947. Pada tahun inilah terjadi perubaahan Ejaan pada bahasa Indonesia, waktu perubahan Ejaan tersebut
merupakan bentuk dari perlawanan bangsa Indonesia atas kembalinya penjajahan Belanda. Penggunaan
ejaan ini dikenal dengan Ejaan Soewandi atau Ejaan Republik.
Keinginan untuk terus mengembangkan ejaan bahas indonesia ini dicetuskan pada Kongres
Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954. pada saat itu Menteri Pendidikan dan Kebudajaan adalah Mr.
Muh. Yamin. Dalam Kongres itu didapatkan putusan :
1. Ejaan sedapat-dapatnya menggambarkan satu fonem dengan satu huruf.
2. Penetapan ejaan hendaknya dilakukan oleh satu badan yang kompeten.
3. Ejaan itu hendaknya praktis tetapi ilmiah.
Keputusan kongres ini ditindak lanjuti oleh pemerintah dan melahirkan konsep ejaan yang disebut Ejaan
Pembaharuan. Namun, ejaan ini tidak praktis karena ada nya huruf yang tidak praktis.
Kongres bahasa indonesia di Singapura tahun 1956 menghasilkan suatu resolusi untuk
menyatukan ejaan melayu di Semenanjung Melayu dengan Ejaan bahasa Indonesia di Indonesia.
Sehingga lahirlah konsep ejaan Melindo (Melayu-Indonesia), namun gagal karena adanya konfrontasi
antara Indonesia-Malaysia.
Pada tahun 1972, setelah melalui beberapa kali membaruan konsep akhirnya LBKA ditetapkan
menjadi konsep bersama Indonesia-Malaysia yang selanjutnya di terusnyan menjadi sistem ejaan baru
yaitu EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Anda mungkin juga menyukai