Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PERSPEKTIF ADMINISTRASI DAN BISNIS

ISSN: 2723-4576 (cetak) 2723-4568 (online)


Vol. 1, No. 1, Juni 2020, pp. 44~50
DOI: 10.31573/jpab.v1i1.5  44

ARTIKEL PENELITIAN

ANALISIS PEMANFAATAN PELAYANAN BADAN


PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL (BPJS) KESEHATAN
DI INDONESIA: A LITERATURE REVIEW

Arip Ambulan Panjaitan✉

Universitas Diponegoro

Abstrak
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang didalamnya terdapat jaminan kesehatan nasional (JKN)
merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat di
Indonesia. BUMN yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk menyelenggarakan jaminan
pemeliharaan kesehatan tersebut adalah BPJS Kesehatan. Apabila pelayanan kesehatan yang diberikan
baik maka akan semakin banyak peserta BPJS Kesehatan yang memanfaatkan pelayanan kesehatan
tersebut, namun dapat terjadi sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan
pelayanan BPJS Kesehatan di Indonesia. Pada literature review ini, penelusuran artikel dilakukan melalui
electronic reference library, menghasilkan artikel sebanyak 178 artikel. Selanjutnya dilakukan penapisan
terhadap judul dan abstrak dengan hasil diperoleh 8 artikel. Pemanfaatan pelayanan BPJS Kesehatan
dapat diasumsikan cukup memadai. Namun diperlukan beberapa peningkatakan pelayanan agar tercapai
peningkatan kepuasan masyarakat serta peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Kata Kunci: BPJS Kesehatan, Pelayanan



Alamat korespondensi:
Program Doktor Kesehatan Masyarakat,
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, S.H., Tembalang, Jawa Tengah, Indonesia
E-mail: arief.naburju92@gmail.com

Diterima 22 Maret 2020; Direvisi 1 April 2020; Disetujui 10 Mei 2020


JPAB ISSN 2723-4576  45

PENDAHULUAN dikarenakan belum seluruhnya terdaftar


atau memiliki kartu BPJS.
Kesehatan merupakan salah satu Berdasarkan Undang-Undang
kebutuhan dasar masyarkat, maka peserta BPJS kesehatan terbagi dua
kesehatan adalah hak bagi setiap warga yakni Peserta Penerima Bantuan Iuran
masyarakat yang dilindungi oleh (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan
Undang-Undang Dasar. Setiap negara Iuran (Bukan PBI). Peserta BPJS yang
mengakui bahwa kesehatan menjadi tergolong PBI yakni masyarakat
modal terbesar untuk mencapai kategori fakir miskin atau keluarga
kesejahteraan. Oleh karena itu, miskin dan tidak mampu.
perbaikan pelayanan kesehatan pada Pelayanan kesehatan yang baik
dasarnya merupakan suatu investasi merupakan suatu kebutuhan masyarkat
sumber daya manusia untuk mencapai dan sering kali menjadi ukuran dalam
masyarakat yang sejahtera. keberhasilan pembangunan. Menyadari
Undang-undang Badan bahwa pelayanan kesehatan menjadi
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kebutuhan setiap warga negara maka
menentukan bahwa BPJS Kesehatan pemerintah berupaya dari waktu ke
berfungsi untuk menyelenggarakan waktu untuk menghasilkan program-
program jaminan kesehatan. Jaminan program yang dapat meningkatkan
kesehatan. Jaminan kesehatan menurut pelayanan kesehatan secara
Undang-undang Sistem Jaminan Sosial menyeluruh.
Nasional (SJSN) diselenggarakan secara Program jaminan kesehatan
nasional berdasarkan prinsip asuransi dijalankan secara nasional dengan
sosial dan prinsip ekuitas dengan tujuan prinsip asuransi sosial, prinsip ekuitas
menjamin agar peserta memperoleh dan sistemnya berupa sistem gotong
manfaat kesehatan dan perlindungan royong dimana peserta mampu dan
dalam memenuhi kebutuhan dasar sehat akan membantu peserta yang
kesehatan. miskin dan sakit (Kemenkes, 2014).
Program Jaminan Kesehatan Namun dikalangan masyarakat muncul
(JKN) dijalankan secara nasional persepsi yang masih kurang baik
dengan prinsip asuransi sosial, prinsip dengan program JKN. Hal ini dapat
ekuitas dan sistemnya berupa sistem disebabkan karena pengetahuan dan
gotong royong dimana peserta mampu sosialisasi tentang program BPJS
dan sehat akan membantu peserta yang kesehatan masih rendah sehingga
miskin dan sakit (Kemenkes, 2014). pelaksanaan program BPJS kesehatan
Namun dikalangan masyarakat muncul belum dipahami dengan baik oleh
persepsi kurang baik dengan program seluruh masyarakat. Kenyataan lainnya
JKN. Hal ini disebabkan pengetahuan bahwa kepesertaan BPJS kesehatan
dan sosialisasi tentang program BPJS belum keseluruhan mencakup
kesehatan masih rendah sehingga masyarakat terutama para pekerja
pelaksanaan program BPJS belum informal (buruh atau petani) ataupun
dipahami dengan baik oleh seluruh masyrakat dipedesaan terpencil
masyarakat. Kenyataan lainnya bahwa dikarenakan belum seluruhnya terdaftar
kepesertaan BPJS belum keseluruhan atau memiliki kartu BPJS kesehatan.
mencakup masyarakat terutama pada Apabila pelayanan kesehatan yang
pekerja informal (buruh atau petani) diberikan baik maka akan semakin
atapun masyarakat dipedesaan terpencil banyak peserta BPJS kesehatan yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan,

Analisis Pemanfaatan Pelayanan Badan Penyelenggara… (Arip A.P.)


46  ISSN 2723-4576

namun dapat terjadi sebaliknya jika METODE


pelayanan yang dirasakan kurang
memadai (Hasbi, 2012). Permasalahan Sesuai dengan tujuan penulisan
klasik yang sering timbul di layanan literature review ini, subyek yang
kesehatan (Puskesmas) adalah berupa dipilih adalah BPJS kesehatan di
ketersediaan tenaga kesegatan yang Indonesia. Penelitian dengan subyek
kurang serta kelengkapan obat yang yang diluar kriteria yang telah
belum memadai, ditambahkan pula ditentukan akan dikeluarkan dari review
dengan sikap dan perilaku petugas yang dilakukan. Pada literature review
kesehatan terhadap pasien. Terkadang ini, penelusuran artikel dilakukan
hubungan antara petugas kesehatan melalui electronic reference library
dengan pasien belum tercipta secara menggunakan google scholar.
baik menimbulkan rendahnya tingkat Penelusuran artikel menggunakan kata
kepercayaan terhadap layanan yang kunci “Pemanfaatan Pelayanan BPJS
diberikan. Hal tersebut banyak Kesehatan”.
mempengaruhi minat masyarakat Batasan yang diberikan adalah
khususnya peserta BPJS kesehatan artikel yang telah dipublikasikan dalam
untuk memperoleh pelayanan kesehatan kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir,
di layanan kesehatan (Puskesmas) fulltext, berbahasa Inggris atau
(Alamsyah, 2011). Indonesia dan merupakan original
Pemanfaatan pelayanan kesehatan artikel. Penelusuran dilakukan pada
ditingkat Puskesmas memiliki beberapa perioden bulan Maret hingga Mei tahun
faktor yang mempengaruhinya, seperti 2020 oleh satu orang peneliti.
faktor konsumen berupa pendidikan, Dari hasil penelusuran diperoleh
mata pencaharian, pengetahuan dan artikel sebanyak 178 artikel.
persepsi pasien; faktor organisasi Selanjutnya dilakukan penapisan
berupa ketersediaan sumber daya, terhadap judul dan abstrak. Hasil
keterjangkauan lokasi layanan, dan penapisan diperoleh 8 artikel yang
akses sosial; serta faktor pemberi sesuai dengan kriteria inklusi yang
layanan diantaranya perilaku petugas ditetapkan oleh peneliti yaitu original
kesehatan (Dever, 1984). artikel, subyek BPJS Kesehatan dan
Terkait dengan pemanfaatan penelitian dilakukan di Indonesia.
pelayanan kesehatan, penelitian dari
Rauf dkk (2013) menunjukkan bahwa HASIL DAN PEMBAHASAN
perilaku petugas terhadap pasien
menjadi salah satu faktor yang Kualitas Pelayanan Kesehatan
berhubungan dengan pemanfaatan Kualitas dalam perawatan
pelayanan kesehatan. kesehatan adalah produksi kerjasama
Penelitian ini bertujuan untuk antara pasien dan penyedia layanan
mengetahui dan menganalisis kesehatan dalam lingkungan yang
pemanfaatan pelayanan BPJS mendukung. Faktor personal dari
Kesehatan di Indonesia dan untuk penyedia dan pasien serta faktor-faktor
mengetahui konsep pelayanan BPJS yang berkaitan dengan kesehatan
Kesehatan di Indonesia. organisasi, sistem kesehatan dan
lingkungan yang lebih luas
mempengaruhi kualitas pelayanan
kesehatan.

JPAB Vol. 1, No. 1, Juni 2020 : 44-50


JPAB ISSN 2723-4576  47

Hasil penelitian mengungkapkan tentang jaminan kesehatan nasional


bahwa terdapat perbedaan mengenai antara kelas iuran I, II dan III pada
kepuasan tentang jaminan kesehatan pengguna BPJS Kesehatan. Pengguna
nasional antara tempat pelayanan di RS BPJS Kesehatan sebanyak 64,7% tidak
Pemerintan dan RS Swasta pada puas terhadap jaminan kesehatan
pengguna BPJS Kesehatan serta tidak nasional.
ada perbedaan mengenai kepuasan

Tabel 1. Karakteristik Artikel


Desain
Judul Penulis Lokasi Penelitian
Penelitian
Faktor yang Mempengaruhi Deny Kurniawan, Kota Makassar Cross sectional
Masyarkat Dalam Pemanfaatan Muh. Yusri Abadi,
JKN di Puskesmas Tamalanrea Jaya Nurhayani, 2016
Analisis Kepuasan Jaminan Ita Listiyana, Kota Semarang Cross sectional
Kesehatan Nasional pada Pengguna Eunike Raffy Rustiana,
BPJS Kesehatan di Kota Semarang 2017
Custumer Gap Pelayanan BPJS Indira Probo Handini, Kota Surabaya Cross sectional
Kesehatan Center Djazuly Chalidyanto,
2015
Hubungan antara Mutu Pelayanan Azlika M. Alamri, Kota Manado Cross sectional
Perawat dan Tingkat Pendidikan Adisti A. Rumayar,
dengan Kepuasan Pasien Peserta Febi K. Kolibu, 2015
Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Islam
(RSI) Sitti Maryam Kota Manado
Pemanfaatan Kartu JKN-KIS pada Harizatul Qudsiah, Fitri Kab. Semarang Cross sectional
Pasien Rawat Inap di RSUD Indrawati, 2018
Ungaran
Faktor-Faktor yang Berhubungan Debra S.S Rumengan, Kota Manado Cross sectional
dengan Pemanfaatan Pelayanan J.M.L Umboj, G.D.
Kesehatan pada Peserta BPJS Kandou. 2015
Kesehatan di Puskesmas Paniki
Bawah Kecamatan Mapanget Kota
Manado
Program Jaminan Kesehatan Hubaib Alif Khariza, Kota Surabaya Kualitatif
Nasional: Studi Deskriptif tentang 2015
Faktor-Faktor yang Dapat
Mempengaruhi Keberhasilan
Implementasi Program Jaminan
Kesehatan Nasional di Rumah Sakit
Jiwa Menur Surabaya
Hubungan Persepsi Dimensi Mutu Cahya Septia Kota Denpasar Cross sectional
Pelayanan dengan Pemanfaatan Sardiawan, Putu Dedy
Pelayanan Rawat Jalan Pada Pasien Kastama Hardy, 2015
Jaminan Kesehatan Nasional di
Rumah Sakit Siloam Bali

Pelayanan BPJS Kesehatan 2008). Definisi tersebut dapat


Kepuasan didefinisikan sebagai disimpulkan bahwa agar memuaskan
tingkat perasaan seseorang setelah pelanggan maka harus diidentifikasi
membandingkan kinerja atau hasil yang dahulu apa keinginan, kebutuhan dan
dirasakan dengan harapan (Kotler, harapan pelanggan sehingga

Analisis Pemanfaatan Pelayanan Badan Penyelenggara… (Arip A.P.)


48  ISSN 2723-4576

pengorbanan yang telah dikeluarkan Desired service merupakan


pelanggan sebanding yang didapatkan perpaduan antara apa yang diyakini
bahkan lebih. pelanggan dapat (can be) diterima.
Kepuasan pelanggan tergantung Sehingga dapat dinyatakan bahwa
pada sejauh mana kinerja prosuk desired service merupakan tingkat
memenuhi harapan pelanggan (Kotler et kinerja yang diinginkan atau diharapkan
al, 2008). Bila kinerja produk lebih diterima oleh pelanggan. Adequate
rendah dibanding harapan pelanggan, service yaitu tingkatan pelayanan
pembeli tidak puas. Bila prestasinya minimal yang masih dapat diterima
sesuai atau melebihi harapan, pelanggan. Diantara kedua tipe harapan
pembelinya merasa puas. tersebut terdapat zona toleransi dimana
Bentuk kepuasan pelanggan dapat pelanggan masih dapat menerima
dinilai berdasarkan kualitas pelayanan variasi dari kualitas pelayanan. Zona ini
(service quality) yang dirasakan oleh dapat melebar maupun menyempit pada
pelanggan. Salah satu bentuk kualitas seorang pelanggan dan berbeda antara
pelayanan adalah functional quality. pelanggan satu dengan yang lain.
Functional quality merupakan persepsi Customer gap merupakan bagian
konsumen terhadap pelayanan yang dari quality gap yang disebabkan
diterima. Aspek functional quality adanya perbedaan antara pelayanan
diantaranya competency yaitu yang diharapkan (expected service) dan
kemampuan dan keterampilan pemberi pelayanan yang diterima (perceived
pelayanan dalam memberikan service) oleh pelanggan. Gap ini
pelayanan, responsiveness berupa merupakan suatu adaptasi model
ketersediaan dan ketanggapan pemberi persepsi dan harapan pelanggan
pelayanan dalam memberikan terhadap kualitas pelayanan jasa yang
pelayanan, assurance atau kepercayaan bernama customer experience gap
pelayanan yang diberikan pemberi model (Zeithaml, Paraasuraman dan
pelayanan, empathy sebagai bentuk Barry, 2000). Jika kualitas pelayanan
perhatian pemberi pelayanan dalam yang diharapkan dan yang diterima
memberikan pelayanan. Communication sama oleh pelanggan bahkan lebih baik
atau informasi yang diberikan oleh dari harapan, maka perusahaan akan
pemberi pelayanan dalam memberikan mendapat citra dan dampak positif,
pelayanan, caring yaitu kepedulian karena pelanggan merasa puas. Namun,
pemberi pelayanan dalam memberikan bila kualitas pelayanan yang dirasakan
pelayanan serta physical environment lebih rendah dari yang diharapkan maka
atau bentuk fisik pelayanan pemberi pelanggan tidak merasa puas, maka
pelayanan dalam memberikan terdapat kesenjangan yang akan
pelayanan, seperti fasilitas fisik dan menimbulkan permasalahan bagi
perlengkapan peralatan. perusahaan.
Menurut Zeithaml (200), harapan Untuk memenuhi kepuasan
pelanggan didefinisikan sebagai pasien, kualitas pelayanan kesehatan
keyakinan pelanggan sebelum mencoba sangat penting dikelola dengan baik.
atau membeli suatu produk jasa yang Sehingga dengan kualitas pelayanan
akan dijadikannya standar acuan dalam yang baik tentunya konsumen akan
menilai kinerja produk atau jasa merasa puas. Karena kualitas pelayanan
bersangkunga. Pelanggan memiliki akan mendorong terwujudnya tingkat
beberapa tipe harapan yang berbeda kepuasan pasien dan pelayanan yang
yaitu jasa yang diinginkan (desired berkualitas akan menciptakan kepuasan
service) dan jasa yang dianggap cukup pasien. Maka, dapat dikatakan bahwa
(adequate service) (Lovelock dan kualitas pelayanan adalah faktor
Wright, 2002).
JPAB Vol. 1, No. 1, Juni 2020 : 44-50
JPAB ISSN 2723-4576  49

penentu tingkat kepuasan pasien kesehatan justru kurang memanfaatkan


(Tjiptono, 1997). layanan kesehatan tersebut. Hal ini
Pelaksanaan layanan kesehatan kemungkinan terkait dengan faktor
dari BPJS Kesehatan yang baik terkait internal dari keluarga atau pasien
dengan mutu layanan yang diberikan. tersebut. Faktor internal itu seperti
Apabila mutu layanan baik maka motivasi dan kepercayaan terhadap
penerima layanan yakni pasien akan pelayanan yang diberikan, pengalaman
puas dan mendorong minat untuk pasien dan keluarga terhadap layanan
memanfaatkan tempat layanan kesehatan, kebutuhan terhap layanan
kesehatan. Mutu layanan tersebut dapat dan banyaknya pilihan pelayanan
ditentukan oleh sumber daya manusia kesehatan yang tersedia di sekitar
yakni jumlah dan kehandalan tenaga tempat tinggal. Menurut teori Health
kesehatan, kelengkapan fasilitas Service Use dari Andersen (1975)
penunjang, jenis pelayanan pelayanan menyatakan bahwa perilaku masyarakat
yang dijaminkan dan ketersediaan dan dalam memanfaatkan layanan kesehatan
kelengkapan obat di tempat layanan ditentukan oleh tingkat atau derajat
(Hamid dkk, 2013). penyakit yang dialami serta adanya
Perkembangan masyarakat kota kebutuhan terhadap pelayanan
saat ini begitu baik, dimana kesehatan (perceived need). Adanya
ketersediaan sarana trasnportasi yang tingkat atau derajah penyakit yang
sudah cukup mudah didapat, baik itu semakin dirasakan berat, maka individu
angkutan kota maupun motor sewaan terebut akan semakin membutuhkan
(pengojek), kemudian kondisi jalan kesembuhan dengan demikian akan
penghubung ke tempat layanan sudah semakin perlu adanya pelayanan
baik dan biaya transportasi yang mudah kesehatan, demikian juga dengan
dijangkau serta kelancaran angkutan kebutuhan layanan kesehatan, jika
kota yang tersedia membuat masyarakat semakin tinggi kebutuhan akan suatu
yang mempunyai rumah yang jauh layanan maka akan semakin tinggi pula
dengan layanan kesehatan tidak keinginan untuk memanfaatkan
merasakan halangan untuk datang ke pelayanan kesehatan tersebut
layanan kesehatan. Waktu tempuh ke (Manurung, 2008).
layanan kesehatan menjadi relarif lebih Hasil penelitian lain
singkat dengan adanya kemudahan mengungkapkan bahwa persepsi tentang
sarana transportasi seperti kendaraan JKN, akses layanan dan persepsi
dan prasarana jalan yang baik sehingga terhadap tindakan petugas kesehatan
masyarkat yang jauh dengan layanan mempengaruhi pemanfaatan pelayanan
kesehatan dapat mengakses tempat kesehatan.
layanan kesehatan tersebut. Kesulitan Dari hasil penelitian menujukkan
akses layanan kesehatan dapat teratasi bahwa pengguna kartu BPJS kesehatan
dengan tersedianya sarana dan merasa puas dengan pelayanan yang
prasarana penunjang transportasi dari diberikan Puskesmas Singgani Kota
lokasi wilayah penduduk yang berada Palu, baik dari kemudahan prosedur
jauh dari lokasi pelayanan kesehatan, pelayanan, kesesuaian persyaratan
untuk itu pembangunan jalan dan pelayanan yang diberikan, kedisiplinan
ketersediaan angkutan kota dapat petugas Puskesmas Singgani, tanggung
menjadi cara untuk memudahkan jawab petugas Puskesmas Singgani,
masyarakat mendapatkan pelayanan kebersihan Puskesmas Singgani,
kesehatan. kecepatan pelayanan yang diberikan
Hasil penelitian menunjukkan Puskesmas Singgani, keadilan untuk
bahwa responden yang memiliki mendapatkan pelayanan, keramahan
kategori dekat dengan layanan petugas Puskesmas Singgani dalam
Analisis Pemanfaatan Pelayanan Badan Penyelenggara… (Arip A.P.)
50  ISSN 2723-4576

memberikan pelayanan, ketepatan hubungan akses ke lokasi pemanfaatan


pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan kesehatan dengan minat
pelayanan, kenyamanan pelayanan, alat- pemanfaatan oleh peserta Jaminan
alat kesehatan yang dimiliki oleh Kesehatan Berbasis Masyarkat.
petugas kesehatan, petugas kesehatan
memiliki respon yang baik, pelayanan PENUTUP
kesehatan tidak berbelit-belit atau
menyusahkan, mengenai petugas Pemanfaatan pelayanan BPJS
pelayanan kesehatan disiplin dalam Kesehatan dapat diasumsikan cukup
melaksanakan tugas, mengenai memadai. Namun diperlukan beberapa
penawaran yang diberikan oleh petugas peningkatakan pelayanan agar tercapai
kesehatan Puskesmas Singgani Kota peningkatan kepuasan masyarakat serta
Palu. peningkatan pemanfaatan pelayanan
Penelitian dari Pratiwi (2012) kesehatan.
mengungkapkan bahwa tidak terdapat

DAFTAR PUSTAKA

Listiyana, I., & Rustiana, E. R. (2017). Analisis Khariza, H. A. (2015). Program jaminan
Kepuasan Jaminan Kesehatan Nasional kesehatan nasional: studi deskriptif
Pada Pengguna BPJS Kesehatan di Kota tentang faktor-faktor yang dapat
Semarang. Unnes Journal of Public mempengaruhi keberhasilan
Health, 6(1), 53-58. implementasi program jaminan
Handini, I. P., & Chalidyanto, D. (2015). kesehatan nasional di rumah sakit jiwa
Customer Gap Pelayanan Menur Surabaya. Jurnal Kebijakan dan
BPJSKesehatan Center. Jurnal Manajemen Publik, 3(1), 1-7.
Administrasi Kesehatan Indonesia, 3(2), Sardiawan, C. S. (2015). Hubungan Persepsi
161-169. Dimensi Mutu Pelayanan Dengan
Alamri, A. M. (2015). Hubungan Antara Mutu Pemanfaatan Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan Perawat dan Tingkat Pada Pasien Jaminan Kesehatan Nasional
Pendidikan dengan Kepuasan Pasien Di Rumah Sakit Siloam Bali. VIRGIN:
Peserta Badan Penyelenggara Jaminan Jurnal Ilmiah Kesehatan Dan
Sosial (BPJS) Kesehatan di Ruang Rawat Sains, 1(2).
Inap Rumah Sakit Islam (RSI) Sitti Mosadeghrad A. M. (2014). Factors influencing
Maryam Kota healthcare service quality. International
Manado. PHARMACON, 4(4). journal of health policy and
Qudsiah, H., & Indrawati, F. (2018). management, 3(2), 77–89.
Pemanfaatan Kartu JKN-KIS pada https://doi.org/10.15171/ijhpm.2014.65
Pasien Rawat Inap di RSUD Tjiptono, F. (1997). Strategi Pemasaran.: Andi
Ungaran. HIGEIA (Journal of Public Yogyakarta.
Health Research and Hamid, R., & Darmawansyah, B. (2013).
Development), 2(2), 284-294. Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan
Rumengan, D. S., Umboh, J. M. L., & Kandou, dengan Kepuasan Pasien Rawat Jalan di
G. D. (2015). Faktor-faktor yang Puskesmas Batua Kota
berhubungan dengan pemanfaatan Makassar. Skripsi. Program Studi
pelayanan kesehatan pada peserta BPJS Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
kesehatan di Puskesmas Paniki Bawah FKM UNHAS Makassar.
Kecamatan Mapanget Kota
Manado. Jikmu, 5(2).

JPAB Vol. 1, No. 1, Juni 2020 : 44-50

Anda mungkin juga menyukai