Sigit Prastio - Pengalihan Sewa Tanah Perhutani Oleh Petani Kapulaga
Sigit Prastio - Pengalihan Sewa Tanah Perhutani Oleh Petani Kapulaga
SKRIPSI
Diajukan kepada fakultas syariah UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Untuk
Memenuhi Salah Satu Ssyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H)
Oleh
SIGIT PRASTIO
NIM. 1917301088
Sigit Prastio
NIM : 1917301088
i
PENGESAHAN
Skripsi berjudul:
Yang disusun pleh sigit Prastio (1917301088) Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhro
Purwokerto, telah diujikan pada….Januari 2022 dan dinyatakan telah memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) oleh Sidang Dewan Penfuji
Skripsi.
NIP. NIP.
Pembimbing/Penguji III
ii
NOTA DINAS PEMBIMBING
iii
PENGALIHAN SEWA TANAH PERHUTANI OLEH PETANI
KAPULAGA PERSPEKTIF HUKUM EKONOMI SYARIAH
(Studi Kasusu Di Desa Gununglurah Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas)
ABSTRAK
Sigit Prastio
NIM. 1917301088
iv
MOTTO
“Belajar saat orang lain tidur, Bekerja saat orang lain malas-malasan, dan
Bersikap saat orang lain sedang asik bermain”
(William Arthur Ward)
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
vi
ش Syin SY Es dan Ye
غ Gain G Ge
ؼ Fa F Ef
ؽ Qaf Q Ki
ؾ Kaf K Ka
ؿ Lam L El
ـ Mim M Em
ف Nun N En
ك Wau W We
ق Ha H Ha
vii
م Ya Y Ye
B. Vokal
1. Vokal Pendek
ﹷ Fathah A A
ﹻ Kasrah I I
ﹹ Dammah U U
2. Vokal Panjang
3. Vokal Rangkap
C. Maddah
seperti berikut:
viii
اى ًال ىج ىارة Ditulis Al-Ija@rah
Ketentuan ini tidak berlaku pada kata Arab yang sudah terserap dalam
bahasa Indonesia, seperti zakat, sholat, dal sebagainya, kecuali dikehendaki lafal
aslinya
E. Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, yaitu
ال, namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan atas:
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
berfikir dan saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaiakan skripsi ini.
Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW,
sahabat, tabi„in, dan semua umatnya. Semoga kita mendapat syafaatnya di hari
kiamat.
Dalam menyusun skripsi ini, tentu saja banyak dukungan, motivasi dan
pengarahan dari berbagai phak sehingga skripsi ini diselesaikan, maka peneliti
2. Dr. Supani, S.Ag., M.A., Dekan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri
4. Dr. H. Nita Triana, S.H., M.Si., Wakil Dekan II Fakultas Syariah Universitas
6. Agus Sunaryo, S.H.I., M.S.I., ketua Jurusan Hukum Ekonomi dan Tata
x
Saifuddin Zuhri Purwokerto sekaligus Dosen Pembimbing skripsi yang telah
7. Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri (UIN)
8. Kedua orang tua Bapak Dirin dan Ibu Karisem serta keluargaku yang selalu
finansial
9. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi yang tidak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itulah kritik dan saran dari
setimpal.
Sigit Prastio
1917301088
xi
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ............................................................................................ ii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
BAB I : PENDAHULUAN........................................................................... 1
C. Rumusan Masalah................................................................................. 16
xii
C. Praktik Pengalihan Sewa Tanah .......................................................... 39
Banyumas) ................................................................................ 49
A. Kesimpulan. .......................................................................................... 66
B. Saran-Saran .......................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
Daftar Lampiran
xiv
Daftar Singkatan
xv
BAB I
PENDAHULUAN
memakmurkan bumi ini, dalam hal ini manusia sebagai khali@fah fi@-al ard}
harus memiliki sifat kreatif, inovatif, berjuang, dan bekerja keras, bukan hanya
Semua itu diatur dalam syari@’at Islam maupun fiqih yang di dalamnya
terbagi dua, yakni ibadah dan muamalah, muamalah salah satunya muamalah
yang berarti khusus hukum benda, hukum dari perjanjian dan atau perdata
yang mengatur hukum kebendaan serta hak-hak atas benda tersebut, hubungan
antar manusia dalam jual beli, serta sewa (al-ija@rah), pinjaman, perserikatan
dan lainnya.1
Dalam transaksi saja para ulama menyebutkan tidak kurang dari 25 macam.
Sudah barang tentu sekarang dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta
Penyelesaian yang disatu sisi tetap Islami dan sisi lain mampu menyelesaikan
1
M. Ramli HS, Mengenal Islam (Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2007), hlm.
iii.
1
2
transaksi, pada dasarnya boleh, seperti jual beli, sewa menyewa, gadai, kerja
Dalam arti lain semua jenis kegiatan ekonomi diperbolehkan asal tidk
kehidupan manusia.
ija@rah berarti Imbalan atau nama lainnya al-ajru (upah), secara ija@rah Istilah
berarti akad yang hanya memiliki hak manfaat dengan imbalan.3 Penjelasan
dana dalam rangka memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau
itu sendiri. 4
2
Djazuli, Kaidah-kaidah Fikih (Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 130.
3
Sayid sabbiq, Fiqh Sunnah (Beirut: Dar al-kitab al-arabi, 1997) hlm 177.
4
Anonim, “Pasal 19 Huruf F Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008”,
m.hukumonline.com, diakses pada tanggal 01 Februari 2022 pukul 16.00 WIB, hlm. 1.
3
Dalam definisi ini berfokus pada objek perjanjian yang menjadi unsur
tenaga ataupun barang benda, salah satu bentuknya yakni bentuk barang atau
benda baik yang bergerak ataupun tidak bergerak seperti sewa tanah, dan
menariknya sewa tanah ini memiliki banyak ketentuan dan juga yang diberikan
menyewa ini baik dari pemilik tanah pribadi warga biasa dengan pengelola
tanah seperti petani atau pengelola tanah lain yang hanya memiliki modal
5
Muhaimin Salim, Teknik Akta Pembiayaan Syariah (Materi Kuliah TPA Dua) (Depok:
Rajawali Pers, 2018), hlm. 196.
6
Anonim, “Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2010”, Peraturan.bpk.go.id. diakses
pada 20 April 2022 pukul 21.08 WIB, hlm. 6.
4
di sekitar hutan adalah strategi kehutanan sosial dengan tujuan hutan sebagai
serta kearifan masyarakat lokal, seperti tipe serta fungsi lahan, kondisi aliran
sungai, serta sosial budaya masyarakat lokal dengan itu diketahui sistem atau
bentuk ekonomi dari masyarakat lokal yang bisa dan ingin memanfaatkan
lahan perhutani.
hutan untuk semua jenis hutan yang bisa dihasilkan di tempat yang bervariasi
masyarakat sekitar juga bisa memanfaatkan hutan karena mereka juga warga
tentukan tentunya.
7
Perhutani, “Perum Perhutani”, www.perhutani.co.id, diakses 14 September 2021, pukul
21:22 WIB.
8
Subekti Rahayu dkk, Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Hutan Desa Berbasis
Masyarakat (Bogor: Word Agroforestry Centre, 2016), hlm. 1.
5
sekarang hadirnya Perhutani mereka lebih bisa menjaga hutan dekat tempat
Perhutani di desa Gunung lurah memiliki luas lahan yang cukup luas
untuk desa Gunung lurah yang luas nya 788,807 ha, perhutani menguasai
kurang lebih 130 ha atau 1/6 dari luas wilayah desa tersebut, pada wilayah
perhutani tersebut juga sekarang di jadikan lahan usaha bagi perhutani, warga
dusun III desa wisata Kapualaga. Sehingga menarik diteliti karena luas dan
kerjasama yang cukup besar serta kapulaga menjadi produk utama dari wilayah
ini.9
lahan akan berbicara pada mandor perhutani di wilayah itu dan mengajukan
syarat fotocopy KK dan KTP sebagai tanda bukti dan menjelaskan bahwa dia
berhak sebagai warga negara Indonesia ikut mengelola kekayaan hutan. Serta
tanah tersebut.
9
Wawancara Dengan Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 19 Januari 2023,
09:00 WIB.
6
herbal ini naik harganya hingga berkali-kali lipat dari harga Rp.18.000,00/kg
kering melonjak hingga Rp.350.000,00/kg kering hal ini membuat mereka para
warga lokal menjadikan target utama tanaman ini untuk dimiliki di lahan
mereka namun bagi yang ingin menananm dan tidak mempunyai lahan hanya
PENYEWA SEWA
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
10
Wawancara Dengan Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022,
09:30 WIB.
7
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
fotocopy KK dan KTP, lalu membayar uang kesepakatan sebesar Rp. 50.000,00
atau sesuai yang ditentukan, untuk pembayaran sewa ada sistem pemotongan
panennya.11 Perbandingan bagi hasil yang digunakan adalah 8:2 atau 80%
untuk petani dan 20% untuk perhutani. Diperkirakan selama 1 tahun petani
dengan harga saat itu Rp.60.000 dengan begitu pendapatan petani dalam satu
kali panen adalah Rp.3.600.000 dengan bagian yang harus di berikan kepada
petani kapulaga dilakukan tanpa perjanjian tertulis, sehingga ada pihak yang
tidak mengetahui hak dan kewajibannya, dari hal tersebut ada permasalahan
menanam tanaman kapulaga dan dirasa mereka tidak bisa melanjutkannya lagi
minimal satu tahun dan dalam satu tahun tersebut wajib dirawat dari hama
11
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
10
meminta orang lain melanjutkan sewa tanah tersebut dengan membayar uang
sebagai ganti dari bibit yang mereka tanam tanpa penyewa yang melanjutkan
hal ini cukup beralasan dari pengawasan mandor lahan tersebut tetap terawat
PENYEWA SEWA
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
12
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
11
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
menggarap lahan yang telah disewa namun tidak ingin rugi atas bibit yang
telah mereka tanam sehingga mereka mengalihkan sewa dengan meminta ganti
tidak adanya kewenangan untuk mengalihkannya maka dalam hal ini dianggap
merupakan akad yang mengikat, artinya ketika akad telah disepakati oleh
kedua belah pihak, maka sejak itu timbulah hak dan kewajiban dari masing-
masing pihak yang tidak boleh membatalkannya. Bahkan dalam hukum Islam
13
Wawancara Dengan Ibu Nar, Selaku Petani Kapulaga Pengalih sewa, Tanggal 26 April
2022, 13:20 WIB.
12
dipenuhi sehingga timbul rasa saling percaya satu sama lain bukan malah
1. Barang harus dimiliki oleh aqid atau ia memiliki kekuasaan penuh untuk
akad, Dengan demikian ija@rah al-fud}ul (ija@rah yang dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki kekuasaan atau tidak diizinkan oleh pemiliknya) tidak
benar-benar jelas. Tidak sah dengan berkata, “Saya sewakan salah satu dari
masih tetap ada sebab tidak ada dalil yang mengharuskan untuk
awal waktu akad, sedangkan ulama Syafi’iyah mensyaratkan sebab bila tak
dibatasi hal itu dapat menyebabkan ketidak tahuan waktu yang wajib
dipenuhi.
seperti ini membutuhkan akad baru setiap kali membayar. Akad yang benar
14
Muhammad Soleh Aminullah, “Pengalihan Hak Sewa Tanah Dalam Perspektif Fiqih
Mu‟amalah, Kuhperdata Dan Khes (Studi Kasus Di Desa Jatimulyo, Kecamatan Kunir, Kabupaten
Lumajang)”, Jurnal Hukum & Ekonomi Syariah, Vol. 5, No. 2, 2020, hlm. 52-53.
13
jumhur ulama akad tersebut dipandang sah akad pada bulan pertama,
yang paling penting adalah adanya keridhaan dan kesesuaian dengan uang
sewa.
5. Barang sewaan harus dapat memenuhi secara syara’ Tidak boleh seperti
Pada pengalihan sewa ini antara petani kapulaga dan pihak ke tiga tidak
permasalahan yang harus di teliti lebih dalam, dari observasi yang dilakukan
Petani kapulaga yang menyewa terikat kesepakatan sewa atas tanah tersebut
pemegang hak penuh atas tanah tersebut yang asli atau sah.
dirinya, kedua kecakapan untuk membuat suatu perikatan, ketiga suatu hal
tertentu, dan keempat suatu sebab yang halal. Pada permasalahan ini telah
melanggar syarat ketiga yaitu suatu hal tertentu dimana objeknya bukan milik
petani pengalih sewa tapi merupakan milik perhutani, lalu pada pasal 1559
15
Humaeroh, “Pemberian Ija@roh Berupa Upah Dalam Ibadah Dan Sewa Menyewa Dalam
Perspektif Hukum Islam”, Jurnal UIN Banten, Vol. 11, No, 2, 2015, hlm. 5.
14
sewa dan penggatian biaya rugi dan bunga sedangkan pihak yang menyewakan
permasalahan ini pemilik atau pemegang hak penuh atas tanah yang dialihkan
Dalam ija@rah itu memiliki makna Akad penyediaan dana dalam rangka
memindahkan hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan
transaksi sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri, 17 atas
dasar hal tersebut seharusnya praktik sewa ini dengan tanpa adanya
pihak lain sehingga tentunya bertentangan dengan apa yang dilakukan para
petani ini sehingga menimbulkan suatu permasalah yang perlu dikaji karena
tersebut.
petani kapulaga atas tanah perhutani ini terjadi karena beberapa hal yakni
ketidak jelasan perjanjian serta masalah ini terjadi karena petugas perhutani
pun tidak selalu mengawasi kegiatan para warga tersebut setelah terjadi
16
R. Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta: Pradnya Paramita, 2004),
hlm. 383.
17
Prasetyo yoyok, Ekonomi Syariah (Jakarta:Aria Mandiri Group, 2018), hlm. 3.
15
kesepakatan sewa siapapun yang mengelolanya nanti asal semua patuh pada
beberapa faktor dan memang kurang jelasnya ija@rah serta lembaga yang terkait
Kabupaten Banyumas)”.
B. Definisi Operasional
1. Pengalihan Sewa, Kata pengalihan dalam KBBI memiliki arti proses atau
tersebut bahkan tidak berhak atas hak hukum barang tersebut. Sehingga
disewa atau di ambil manfaatnya kepada pihak lain oleh penyewa pertama
18
Setiawan, “Pengalihan Sewa”, http://kbbi.web.id, diakses pada 19 April 2022, pukul
10:36 WIB.
16
dan berwenang mengelola sumber daya hutan milik negara di pulau jawa
kegiatan ekonomi sehari-hari sebagai petani kapulaga. Dalam hal ini petani
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
19
Perhutani, “Perum Perhutani”.
17
E. Manfaat Penelitian
pengelola lain.
2. Secara praktis: Menambah bahan pustaka untuk UIN Prof. k.h. Saifuddin
pengelola lain.
F. Kajian Pustaka
tentang Sewa menyewa (ija@rah). Pada buku karangan M.Ali Hasan berjudul
bagi menjadi dua yakni ija@rah bersifat manfaat dan ija@rah bersifat pekerjaan
(jasa).20
yang telah diisyaratkan dalam Islam. Hukum asalnya menurut Jumhur Ulama
syara‟.21
tinjauan hukum Islam terhadap sewa menyewa tanah ladang antara pemilik
tanah dengan petani penggarap tanah tersebut menggunakan akad apa dan
ini memang sama membahas sewa tanah yang dikaji dengan hukum ekonomu
syariah namun dengan objek dan praktik sewa yang berbeda karena salah satu
merupakan milik negara sehigga harus jelas penyewaan nya dalam hukum
20
M.Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah) (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 236.
21
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalah (Jakarta: Kencana, 2010), hlm 277.
19
ketidak jelasan perjanjian sewa dan pengalihan tangan sewa tanah tersebut
ini adalah penelitian Evi Silviani membahas sewa tanah yang ditinjau dari
hukum Islam dan berfokus pada masalah pembagian hasilnya, lalu penelitian
Evi Silviani membahas tentang sewa tanah ladang desa perorangan dengan
perhutani sebuah lembaga negara yang termasuk BUMN yang disewa oleh
penelitian ini berfokus pada masalah perjanjian sewa tanah tersebut yang
Plaosan Kabupaten Magetan” yang di susun oleh Yeni Yuni Agustin Andriana
penelitian tersebut yang membahas tentang sewa tanah dengan objek yang
sama yakni perhutani dan meneliti hukum sewa tanah perhutani dilihat dari
penelitian ini mengkaji lebih dalam perjanjian yang telah dilakukakn oleh
perhutani dan masyarakat lokal atau petani kapulaga dilihat dari praktik awal
sewa hingga timbul pengalihan sewa tanah tanpa diketahui pihak perhutani
22
Evi Silviani, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Menyewa Tanah Ladang Di Desa
Bantar Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas”, Skripsi diterbitkan
https://repostory.iainpurwokerto.ac.id. (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2017). hlm. 111.
23
Yeni Yuni Agustin Andriana, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa-Menyewa
Lahan Perhutani Di Telaga Sarangan Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan”, Skripsi tidak
diterbitkan (Institut Agama Islam Negeri Ponorogo, 2020), hlm. 20.
20
milik Chairur Razikin yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam Terhadap sewa
atau pengelola tempat di Malioboro dengan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang
sewa menyewa itu tidak sah karena trotoar yang disewakan merupakan
sesuatu yang bukan fungsinya sehingga membuat sesuatu yang perlu dikaji
dan dalam Hukum Islam yang digunakan tentunya itu menimbukan sebuah
problem dimana yang berhak atas trotoar itu merupakan pejalan kaki namun
Dalam hal ini hampir sama dengan penelitian ini yakni memanfaatkan
sesuatu yang memang bukan hak nya serta ditinjau karena sebuah praktik yang
telah menyalahi, namun perbedaanya adalah objek serta jika penelitian milik
Chairur Razikin ini melibatkan oknum dalam penelitian ini tidak ada oknum
24
Chairur Razikin, “Tinjauan Hukum Islam Terhadap sewa Menyewa lapak Pedagang
Kaki Lima di Malioboro Yogyakarta”, Skripsi tidak diterbitkan (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2013), hlm. 60.
21
Dari beberapa karya tulis dan kajian di atas, penulis mengakui bahwa
sudah banyak yang meneliti tentang sewa ( ija@rah) tanah bahkan ataupun
mengetahui kajian secara spesifik dan komprehensif tentang sistem alih sewa
tanah perhutani oleh penyewa ke pihak lain belum ada yang mengkajinya.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam
karya ilmiah yang berjudul “Pengalihan Sewa Tanah Perhutani Oleh Petani
G. Sistematika Pembahasan
untuk mendapat gambaran yang jelas mengenai penelitian ini, maka secara
Bab I memuat tentang pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, definisi
operasional, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka dan
sistematika pembahasan.
Bab II memuat tentang ketentuan Hukum Ekonomi Syariah pada praktik sewa
tanah (\ija@rah), dassar hukum ija@rah, yang pertama meliputi pengertian sewa tanah
perhutani, cara menyewa tanah perhutani, proses pengalihan sewa lahan perhutani
kepada pihak lain, pandangan hukum sewa tanah perspektif Hukum Ekonomi
Bab III merupakan metodologi penelitian yang meliputi jenis penelitian, subjek
dan objek penelitian, tekniks pengumpulan data, menentukan sumber data serta
menganalisis data.
Bab IV memuat mengenai praktik sewa tanah perhutani dengan masyarakat lokal,
cara praktik sewa tanah perhutani dengan petani kapulaga serta pengalihan lahan
Bab V memuat kesimpulan yang berisi jawaban jawaban atas pertanyaan dari
rumusan masalah, kritik, saran saran untuk peneliti selanjutnya dan penutup.
23
BAB II
LANDASAN TEORI
pihak. Hubungan ini erlaku untuk kepentingan materi berupa benda atau jasa
yang diukur dengan kebiasaan yang terjadi dalam masyrakat tertentu atau
dapat juga berupa pemberian (hadiah). Misalnya dalam jual beli, penjual
kemudian muncul hak penjual yaitu hak menerima uang sebagai kompensasi
barang.25
1. Pengertian Ija@rah
SAW.
akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah
25
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2010), hlm 65.
24
ulama:27
imalan tertentu
imbalan.
manfaat
atas barang atau jasa dengan membayar imbalan atau upah tertentu.
ija>rah adalah akad manfaat atas suatu barang atau jasa yang telah
26
Harun Santoso, “Analisis Pembiayaan Ija@rah Pada Perbankan Syariah”, Jurnal Ilmiah
Ekonomi Islam , Vol. 01, No. 02, 2015, hlm. 107.
27
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, hlm. 228.
25
2003 tentang ketenagakerjaan tercantum pada Pasal 1 ayat 30, Upah adalah
pekerja atau buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan29 dan atau jasa
dapat ditarik kesimpulan bahwa ija@rah atau sewa menyewa adalah akad
pekerjaan penjahit, dan manfaat tenaga seperti para pembantu dan buruh
tani.
fiqh
28
Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa DSN MUI Nomor.
09/DSN-MUI/IV/2000”, https://dsnmui.or.id, diakses 23 Juni 2022 pukul 23:00.
29
Anonim, Undang-undang Ketenagakerjaan Lengkap, cet 2 (Sinar Grafika, Jakarta,
2007), hlm. 5.
26
berdasarkan dalil dari al-Qur‟an, hadist, dan juga ijma‟. Para ulama fiqh
sepakat bahwa ija>rah merupakan akad yang dibolehkan oleh syara, kecuali
beberapa ulama yang tidak membolehkan adanya akad ija>rah, seperti Abu
sedangkan manfaat pada saat dilakukan akad, tidak bisa diserah terimakan.
30
Wabbah Zuhaili, Al-Fiqih Al-Islamiyah wa ‘adi@latu Ju@z 4, (Damkus: Dar Al-Fikr,
1989), hlm. 730.
31
Javanlabs, “al-qasa@s/ayat-26”, https://tafsirq.com , diakses 23 Juni 2022 pukul 11:20.
27
Sejak zaman sahabat sampai sekarang ini ija>rah telah disepakati oleh para
ahli hukum Islam, kecuali beberapa ulama yang telah disebutkan diatas.
ulama. Karena ija>rah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau
32
Ibnu Dawud Al-Sijistani, Sunan Abi@ Da@w@ud (Beirut:Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah,2019),
hlm.464.
28
yang membuat suatu akad itu sempurna. Rukun adalah unsur-unsur dalam
dapat terwujud atau terbentuk, apabila salah satu rukun tidak terpenuhi
Rukun dari akad ija@rah yang harus dipenuhi dalam transaksi adalah33:
aset dan mu’jir (pemilik) adalah pihak pemilik yang menyewakan aset.
yang berakal itu gila atau anak kecil yang belum dapat membedakan
b. Objek aqa@d, yaitu mu@jarah (aset yang disewakan) dan ujrah (harga
sewa).
c. Si@gat yaitu ijab dan qabu@l, yaitu suatu ungkapan para pihak yang
d. Ujrah (upah), ujrah yaitu sesuatu yang diberikan kepada musta’jir atas
33
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah (Jakarta: Prenadamedia Group, 2012), hlm. 247.
29
barang.
e. Harta benda yang menjadi objek ija@rah haruslah harta benda yang
menyewa :
oleh orang yang tidak memiliki kekuasaan atau tidak diizinkan oleh
asalnya masih tetap ada sebab tidak ada dalil yang mengharuskan
Akad yang benar adalah dengan berkata, “Saya sewa selama sebulan”.
4. Macam-macam Ija@rah
sebagai berikut:
bagian kedua ini, objek akadnya adalah amal atau pekerjaan seseorang.
menyewa.
boleh apabila jenis pekerjaan itu jelas, seperti buruh bangunan, tukang
34
Humaeroh, “Pemberian Ija@roh Berupa Upah Dalam Ibadah Dan Sewa Menyewa Dalam
Perspektif Hukum Islam”, hlm. 5.
32
seorang pembantu rumah tangga, dan yang bersifat serikat, yaitu seseorang
banyak, seperti tukang sepatu, buruh pabrik, dan tukang jahit. Kedua
bentuk ija@rah terhadap pekerjaan ini menurut ulama fiqh hukumnya boleh.
saat akad.90Atau akad ija>rah berakhir karena terjadi sesuatu karena hal-hal
berikut:
hak milik yang tetap, sehingga dapat berpindah kepada ahli waris. 91
ija>rah diteruskan.
e. Telah selesainya masa sewa, kecuali ada udzur, misalnya sewa tanah
untuk ditanami, tetapi ketika masa sewa sudah habis, tanaman belum
Para ulama fiqh meyatakan bahwa akad ija@rah akan berakhir apabila:
a. Objek hilang atau musnah, seperti rumah terbakar atau baju yang di
jahitkan hilang.
kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa itu adalah jasa seseorang
menurut jumhur ulama, akad ija@rah tidak batal dengan afatnya salah
diwariskan dan al-ijarah sama dengan jual beli, yaitu mengikat kedua
d. Menurut ulama hanafiyah, apabila uzur dari salah satu pihak. Seperti
rumah yang disewakan disita Negara karena terkait utang yang banyak,
maka ija@rah batal. Udzu-udzur yang dapat mebatalkan akad ija@rah itu,
35
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: Amzah, 2013), hlm. 338.
34
sumur di suatu desa, sebelum sumur itu selesai penduduk desa itu
pindah ke desa lain. Akan tetapi menurut jumhur ulama, uzur yang
mengandung cacat atas manfaat yang dituju dalam akal itu hilang,
B. Sewa Tanah
rakyat. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dimiliki oleh
Pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945 memberikan maklumat yang
sangat jelas bahwa pemerintah memiliki peran yang sangat besar dalam
36
Prolegnas, “Pasal 33 UUD 1945”, dpr.go.id, diakses pada 11 Juli 2022 pukul 11:35
WIB.
35
prinsip pengelolaan hutan lestari dan prinsip tata kelola perusahaan yang
baik.37
BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi
37
Anonim, “Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2010”, Peraturan.bpk.go.id. diakses
pada 20 April 2022 pukul 21.08 WIB, hlm. 6.
36
kualitas lingkungan.38
hutan dekat tempat tinggal mereka namun dengan tetap menaati peraturan
Hutan adalah salah satu sumber daya alam yang memiliki peran
penting bagi kehidupan manusia baik dari aspek ekonomi, ekologi maupun
sumber daya hutan yang kaya akan ragam spesies dan ragam tipe ekosistem
Departemen Kehutanan 2006 dalam Ansori 2009, 48.8 juta jiwa atau 12%
dari total penduduk Indonesia tinggal di dalam dan sekitar kawasan hutan.
Meski demikian berdasarkan data Center for Economic and Social Studies
(CESS) 2005 dalam Aji dkk, 2011 mengungkapkan bahwa sekitar 50% dari
38
Perhutani, “Perum Perhutani”.
37
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1967 salah satu jenis hutan yang ada
tentunya dan sekarang hadirnya Perhutani mereka lebih bisa menjaga hutan
menyewa lahan akan berbicara pada mandor perhutani di wilayah itu dan
tanah milik Perhutani ini telah ditentukan oleh Perhutani yang menyatakan
39
Eko Edi Prastyo, “Pola Kemitraan Antara Perum Perhutani Dengan Masyarakat Desa
Hutan (Studi Kasus Program PKPH di Desa Kucur Dau, Kabupaten Malang)”, Jurnal Habitat,
Vol.27, No. 3, 2016, hlm. 140.
38
bahwa tanah yang dimaksud atau disewakan adalah tanah milik negara
yang dialihkan oleh pejabat yang diberi wewenang sebagai pengelola dan
pemegang hak tanah, maka hak sewa memeberi wewenang untuk yang
sebagi berikut:
berwenang.
yang disebutkan.
selesai.
g. Kisaran harga sewa ditentukan oleh pihak yang berwenang yaitu pihak
perhutani.40
C. Pengalihan Sewa
40
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
39
tetapi perjanjian sewa masih dipertahankan sehingga penyewa itu berada dalam
memindahkan barang sewanya kepada pihak lain. Pada dasarnya seorang penyewa
kepada pihak pihak lain dengan ketentuan bahwa penggunaan barang yang disewa
tersebut harus sesuai dengan penggunaan yang disewa pertama, sehingga tidak
sesuai dengan yang diperjanjikan dengan pemilik barang, maka pengalihan atau
Menanggapi hal ini menurut ahli-ahli hukum Hanafi, pengalihan hak sewa
di kategorikan sebagai akad fasid atau rusak. Artinya akad yang menurut syarat
sah
pokoknya, tetapi tidak sah sifatnya. Akad fasid adalah akad yang telah memenuhi
rukun dan syarat pembentukan akad, akan tetapi tidak memenuhi syarat keabsahan
akad. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa, sewa-menyewa yang dilakukan
oleh pihak pemilik (mu’ajir) dan pihak penyewa (musta’jir) sebelum pengalihan
ini dilakukan adalah sah dan menimbulkan akibat hukum serta telah memenuhi
rukun dan syarat keabsahan akad. Namun ketika objek sewa telah dialihkan
kepada pihak lain maka, sifat dari rukun dan syarat keabsahan akad tersebut
dianggap tidak terpenuhi. Oleh karena itu, akad fasid pada asasnya tidak
40
menimbulkan akibat hukum dan tidak dapat diratifikasi, dapat pula mengajukan
Sementara, menurut mayoritas ahli hukum Islam, yaitu Maliki, Syafi‟i dan
fasid atau rusak ini tidak dibedakan dengan kerusakan yang terjadi pada dasarnya
antara rukun dan syarat pembentuknya dan pada sifatnya (syarat keabsahanya).
Artinya bahwa akad yangrusak sama halnya dengan akad yang batil yaitu sama-
sama tidak sah dan tidak menimbulkan akibat hukum karena tidak memenuhi
kemudian tetap dijalankan, maka itu adalah penentang maksiat, dan penentang
maksiat ini tidak dapat menjadi dasar pemindahan dan penetapan hak milik serta
menjelaskan bahwa, ija@rah akan batal ketika tidak memenuhi syarat dalam
pengerjaannya, dan ketika ija@rah itu membutuhkan terhadap dalil. Maksud dari
penjelasan tersebut adalah ketika salah satu syarat yang membentuk unsur sah
(akibat hukum) tidak terpenuhi maka ija@rah tersebut dianggap batal, serta tidak
dengan syarat penggunaan barang sesuai dengan yang dijanjikan ketika akad.42
41
Muhammad Soleh Aminullah, “Pengalihan Hak Sewa Tanah Dalam Perspektif Fiqih
Mu‟amalah, Kuhperdata Dan KHES (Studi Kasus Di Desa Jatimulyo, Kecamatan Kunir,
Kabupaten Lumajang)”, hlm. 40-41.
42
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada), 2002, hlm. 121
41
Dari pemaparan tersebut dapat dipahami bahwa pengalihan hak sewa yang
dilakukan sepihak ini adalah kegiatan yang tidak dibolehkan dan dianggap batal
boleh dilakukan apabila adanya kesepakatan antara dua pihak yang berakad
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Maka dari itu, jenis penelitian yang diambil adalah penelitian kualitatif
dengan para informan terkait Praktik pengalihan sewa tanah perhutani di desa
Gununglurah.
study), yaitu proses penelitian yang mengkaji fenomena nyata (real life) yang
sumber data.
telaah teks kualitatif dan berbagai teknik kebahasaan seperti percakapan dan
analisis wacana.
b. Studi kasus menyajikan uraian yang mirip dan dialami oleh pembaca pada
kehidupan sehari-harinya.
43
Nasution, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung : Tarsito, 2003), hlm.
5.
44
Dedi Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 201.
44
suatu hal secara jelas dan terperinci, maka untuk itu penelitian bertujuan untuk
B. Pendekatan Penelitian
penelitian dengan dikaitkan dengan norma, kaidah hukum yang berlaku atau
hukum Islam.
karena yang dikaji merupakan kegiatan ekonomi yang berada di sekitar dan
secara hukum positif telah di tegaskan tidak bisa mengalihkan sewa tanpa
seizin pemilik hak yang sah, Dalam penelitian ini penulis langsung ke
informasi lebih jelas terutama pada perhutani yang ada di desa sambirata
tersebut.
45
1. Subjek Penelitian
pihak perhutani yang dalam hal ini merupakan mandor yang biasa dimintai
izin petani kapulaga atau warga sekitar, lalu pihak yang menerima alih
2. Objek penelitian.
Dalam penlitian disini objek yang akan diteliti ialah Kajian Hukum
1. Observasi
lain. Observasi adalah salah satu cara teknik atau metode pengumpulan
data dengan cara mengamati objek penelitian atau pristiwa yang bisa
berupa fenomena alam yang terjadi serta juga bisa manusia sebagai benda
hidup yang bergerak secara dinamis maupun benda mati juga bisa diamati.
46
fenomena yang sedang diteliti karena peneliti tidak ikut serta dalam
akan kesulitan memahami secara detail situasi dari semua aspek objek
yang diteliti.46
sewa tanah perhutani, serta para petani kapulaga baik yang mengulang
2. Wawancara (Interview)
45
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif R&D
(Bandung : Alfabeta, 2019), hlm. 203.
46
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif (Analisis Data) (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 40.
47
jawab atas sewa tanah di wilayah Desa Gununglurah dan para petani yang
narasumber.
3. Dokumentasi
48
disebut juga sebagai salah satu metode pengumpulan data yang digunakan
perhutani.
untuk membuat deskripsi secara rinci dari sebuah fenomena yang terjadi pada
suatu tempat.49 Dari data yang diperoleh dari berbagai sumber teknik
mencari dan menyusun secara sistematis pada data yang diperoleh dari
47
Pupu saeful Rahmat, “Penelitian Kualitatif”, Jurnal, Vol.5 No. 9, tahun 2009, hlm 7.
48
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 124-125.
49
Siti Khofifah dan I Wayan Sudyanya, Metodologi penelitian kualitatif (berbagai
pengalaman dari lapangan) (Depok : Raja Grafindo Persada, 2018), hlm. 208.
50
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, hlm. 318.
49
konsep Milles & Huberman yaitu interactive model yang dikategorikan dalam
3 (tiga) tahap:
3. Penarikan Kesimpulan(Verifikasi)
masih kurang jelas dan meragukan, maka dengan melakukn verifikasi akan
BAB IV
Banyumas)
datanya dihasilkan berupa deskripsi dari hasil pengamatan penulis, serta data
diperoleh dari wawancara dan hasil pengamatan atau observasi langsung petani
yang berhubungan dengan pengelolaan hutan dan hasil hutan yang berkualitas
di sekitar hutan adalah strategi kehutanan sosial unuk tujuan hutan sebagai
51
Perhutani, “Perum Perhutani”.
51
serta kearifan masyarakat lokal, seperti tipe lahan hutan, fungsi lahan, kondisi
aliran sungai, serta sosial budaya masyarakat lokal dengan itu diketahui sistem
atau bentuk ekonomi dari masyarakat lokal yang bisa dan ingin memanfaatkan
lahan perhutani.
ataupun getah dan menjadi pemasukan operasional negara serta menjaga hutan
milik negara,tetapi untuk dimanfaatkan sumber daya hutan bagi semua jenis
hasil hutan yang dapat dikelola di tempat yang bervariasi menurut lokasi,
memanfaatkan hutan karena mereka juga warga negara Indonesia yang berhak
sekarang hadirnya Perhutani mereka lebih bisa menjaga hutan dekat tempat
52
Subekti Rahayu dkk, Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Hutan Desa Berbasis
Masyarakat, hlm. 1.
52
menanam kapulaga karena saat covid 19 di Indonesia tanaman herbal ini naik
hingga Rp.350.000,00/kg kering hal ini membuat mereka para warga lokal
memilih menananam tanaman ini untuk dimiliki di lahan mereka namun bagi
yang ingin menanam dan tidak mempunyai lahan hanya bisa mengandalkan
PENYEWA SEWA
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
53
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
53
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
fotocopy KK dan KTP, lalu membayar uang kesepakatan sebesar Rp. 50.000,00
atau sesuai yang ditentukan, untuk pembayaran sewa ada sistem pemotongan
panennya.54 Perbandingan bagi hasil yang digunakan adalah 8:2 atau 80%
untuk petani dan 20% untuk perhutani. Diperkirakan selama 1 tahun petani
54
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
55
dengan harga saat itu Rp.60.000 dengan begitu pendapatan petani dalam satu
kali panen adalah Rp.3.600.000 dengan bagian yang harus di berikan kepada
petani kapulaga dilakukan tanpa perjanjian tertulis, sehingga ada pihak yang
tidak mengetahui hak dan kewajibannya, dari hal tersebut ada permasalahan
menanam tanaman kapulaga dan dirasa mereka tidak bisa melanjutkannya lagi
minimal satu tahun dan dalam satu tahun tersebut wajib dirawat dari hama
meminta orang lain melanjutkan sewa tanah tersebut dengan membayar uang
sebagai ganti dari bibit yang mereka tanam tanpa penyewa yang melanjutkan
Banyak yang menaati peraturan tersebut, namun tidak sedikit pula yang
perhutani dari dulu di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka asal mereka
tidak merusak tanaman perhutani seperti pinus dan damar maka pihak
Selain tidak menaati peraturan tata cara sewa para petani kapulaga
kurang lebih mereka harus menunggu minimal satu tahun dan dalam satu tahun
tersebut wajib dirawat dari hama rumput liar yang menekan pertumbuhan
kapulaga tersebut, mereka akan meminta orang lain melanjutkan sewa tanah
tersebut dengan membayar uang sebagai ganti dari bibit yang mereka tanam
hal ini cukup beralasan dari pengawasan mandor lahan tersebut tetap terawat
PENYEWA SEWA
55
Wawancara dengan Bapak Sapto, Selaku Pengurus Petani Muda, Tanggal 1 Oktober
2022, Pukul 19:30 WIB.
56
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, Pukul 09:30 WIB
57
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
yang lain tanpa sepengetahuan pihak perhutani selaku pemegang hak milik
pihak petani yang awal melakukan sewa kepada perhutani tidak sanggup lagi
menggarap kebun kapolaganya yang ada di tanah perhutani dan mereka tidak
Rp.600.000 setelah itu bagi penyetoran bagi hasil melewati petani yang
memang tidak ingin berbelit-belit mengulang sewa dan biasanya tidak ada
Gununglurah memang di dasari kebutuhan dan sistem yang belum jelas serta
sewa tanah perhutani tersebut dalam hukum ekonomi syariah tidak sah harus di
ulang akad sewa tersebut antara petani yang baru dengan pihak perhutani
mengalihkan sewa hanya memiliki hak guna manfaat bukan hak milik yang
sewa tanah yang mereka sewa, hingga saat ini masih beberapa petani masih
melakukan alih sewa tersebut secara leluasa. Pihak perhutani pun kadang
tersebut dari panen getah pinus serta kayu damar setiap hari yang mereka olah.
Para petani pun tidak peduli karena selama ini tidak ada masalah dari
apa yang mereka lakukan mereka bebas menggarap atau mengalihkan hak guna
59
tanah perhutani. Dan petani yang menerima itu pun justru senang mereka
kurun waktu 1 tahun mereka sudah bisa memanen kapulaga hanya dengan
mengganti biaya pembelian bibit tidak perlu mengurus sewa tanah tersebut ke
dari yang namanya muamalah. Selama masih ada interaksi sesame manusia
tidak bisa berdiri sendiri, serta tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya
tanpa orang lain. Dalam hal ini proses interaksi muamalah dalam masyarakat
sewa (ija@rah), peneliti ingin menjabarakan praktik sewa tanah atau ija@rah
akad ija@rah karena akad tersebut merupakan akad yang digunakan untuk
dengan mengacu pada syarat dan rukunnya. Dengan sah tidaknya sebuah akad
ija@rah akan berpindah manfaat dari tanah ataupun objek yang di akad kan.
60
kesepakatan yang dilakukan oleh kedua pihak baik dalam jual beli atau sewa-
Akad di dalamnya memiliki bagian ija>b serta qabu>l, di mana ija>b adalah
ucapan dari orang yang menyerahkan barang (penjual dalam jual beli),
qabu>l sah terjadi serta terpenuhi semua syaratny, maka hukumnya akan ada
ikatan diantara kedua belah pihak (penjual dan pembeli) dan jual beli tersebut
dianggap sah.
tanah milik negara (hak pakai), yang ada di Desa Gununglurah merupakan
ikatan antara kedua belah pihak yaitu musta’jir (penyewa) dan mu’jir
(pemilik). Akad sewa tanah perhutani dilakukan secara langsung yaitu dengan
menggunakan lisan.
adalah transaksi yang dilatarbelakangi dengan berbagai hal dan alasan. Salah
tanam kebanyakan merupakan petani kapolaga yang tidak memiliki lahan dan
dan pemilik atau pemegang hak dengan menyerahkan syarat berupa KK, dan
KTP petani kapolaga bisa langsung menggarap dan menentukan lahan yang
perhutani.
fotocopy KK dan KTP, lalu membayar uang kesepakatan sebesar Rp. 50.000,00
atau sesuai yang ditentukan, untuk pembayaran sewa ada sistem pemotongan
panennya.57 Perbandingan bagi hasil yang digunakan adalah 8:2 atau 80%
untuk petani dan 20% untuk perhutani. Pembayaran tersebut diatur atau
diperbolehkan juga dalam hukum Islam dengan di dasarkan pada Q.S. al-
atau jasa dengan imbalan tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional
57
Bapak Warlan, Selaku Mandor Perhutani, Tanggal 26 April 2022, 09:30 WIB.
58
Javanlabs, “al-qasa@s/ayat-26”.
62
barang atau jasa yang telah ditentukan waktunya dengan pembayaran sewa
1. Barang harus dimiliki oleh aqi@d atau ia memiliki kekuasaan penuh untuk
akad, Dengan demikian ija@rah al-fud}ul (ija@rah yang dilakukan oleh orang
yang tidak memiliki kekuasaan atau tidak diizinkan oleh pemiliknya) tidak
benar-benar jelas. Tidak sah dengan berkata, “Saya sewakan salah satu dari
masih tetap ada sebab tidak ada dalil yang mengharuskan untuk
awal waktu akad, sedangkan ulama Syafi’iyah mensyaratkan sebab bila tak
dibatasi hal itu dapat menyebabkan ketidak tahuan waktu yang wajib
dipenuhi.
“Saya menyewakan rumah ini setiap bulan 1 dina@r sebab pernyataan seperti
ini membutuhkan akad baru setiap kali membayar. Akad yang benar adalah
59
Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa DSN MUI Nomor.
09/DSN-MUI/IV/2000”.
63
ulama akad tersebut dipandang sah akad pada bulan pertama, sedangkan
pada bulan sisanya bergantung pada pemakaiannya. Selain itu yang paling
5. Barang sewaan harus dapat memenuhi secara syara’ Tidak boleh seperti
Akad yang dilakukan tidak memenuhi syarat objek ija@rah yakni Barang
milik orang yang melakukan akad atau aqi@d atau ia memiliki kekuasaan penuh
untuk akad, maksudnya bahwa orang yang melakukan perjanjian jual beli atas
sesuatu barang adalah pemilik sah barang tersebut dan atau telah mendapat izin
dari pemilik sah barang tersebut. Dengan demikian sewa menyewa barang
yang dilakukan oleh yang bukan pemilik atau berhak berdasarkan kuasa si
Pada pengalihan sewa ini antara petani kapulaga dan pihak ke tiga tidak
permasalahan yang harus di teliti lebih dalam, dari observasi yang dilakukan
Petani kapulaga yang menyewa terikat kesepakatan sewa atas tanah tersebut
60
Humaeroh, “Pemberian Ija@roh Berupa Upah Dalam Ibadah Dan Sewa Menyewa Dalam
Perspektif Hukum Islam”, hlm. 5.
64
untuk dimiliki hak kepemilikannya. Artinya tanah itu untuk dirawat dan dapat
di katakana tanah tersebut hanya dimiliki hak pakainya (ija@rah) sampai hak
sewa tersebut habis berdasarkan perjanjian awal, sedangkan jika dikuasai hak
mendapat legalisasi secara yuridis dari pemilik yang hakiki.62 Tanah perhutani
sewa manfaat bukan hak milik atau kuasa atas tanah tersebut. Dalam syarat
objek ija@rah barang harus dimiliki oleh aqid atau dia memiliki kekuasaan penuh
disewanya hanya di gantikan tanamannya dan diserahkan hak guna nya, dan
tanah yang digarapnya masih baik untuk produksi tidak perlu mengulang sewa
ke pihak perhutani.63
hal pokok dalam melakukan setiap bentuk perjanjian (akad). Hal pokok yang
62
Ridwan, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia (Purwokerto: STAIN Press, 2016), hlm.
13.
63
Bapak Sapto, Selaku Pengurus Petani Muda, Tanggal 1 Oktober 2022, Pukul 19:30
WIB.
65
perlu diperhatikan yaitu berkaitan dengan rukun dan syarat atau sah tidaknya
oleh orang yang sudah dewasa serta dalam keadaan sadar tidak ada kekangan
dari pihak lain, barang yang disewakan merupakan milik sendiri, dan barang
tidak adanya kewenangan untuk mengalihkannya maka dalam hal ini dianggap
merupakan akad yang mengikat, artinya ketika akad telah disepakati oleh
kedua belah pihak, maka sejak itu timbulah hak dan kewajiban dari masing-
masing pihak yang tidak boleh membatalkannya. Bahkan dalam hukum Islam
dipenuhi sehingga timbul rasa saling percaya satu sama lain bukan malah
dalam hal ini tentang kepemilikannya atau hak milik tanah bukan hanya
dilakukan oleh pemegang hak guna sewa, artinya tidak boleh dilakukan oleh
66
petani yang menyewa petani yang akan menyewa harus melakukan akad
dengan pehutani langsung sebagai pemegang hak milik, jika ingin melakukan
pengakhiran sewa terlebih dahulu baru petani yang baru mengulang akad sewa
(ija@rah) .
Islam.64 Salah satu syarat sah ija@rah yang harus dipenuhi adalah tanahnya harus
jelas dan pemberi sewa harus memiliki hak sepenuhnya atas barang yang di
petani kapolaga di Desa Gununglurah, tidak dapat sah atau batal demi hukum.
Hal itu disebabkan oleh tanah yang dialihkan hak gunanya bukan merupakan
kepemilikan penuh atas sewa yang mengakibatkan pengalihan hak guna yang
64
Faturahman Djamil, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 152.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lebih mereka harus menunggu minimal satu tahun dan dalam satu tahun
tersebut wajib dirawat dari hama rumput liar yang menekan pertumbuhan
tanah tersebut dengan membayar uang sebagai ganti dari bibit yang
merupakan perhutani.
68
Desa Gununglurah kepada petani yang lain tidak sesuai dengan syarat
objek ija@rah. Akad yang dilakukan tidak memenuhi syarat objek ija@rah
yakni Barang milik orang yang melakukan akad atau aqi@d atau ia memiliki
perjanjian jual beli atas sesuatu barang adalah pemilik sah barang tersebut
dan atau telah mendapat izin dari pemilik sah barang tersebut. Dengan
demikian sewa menyewa barang yang dilakukan oleh yang bukan pemilik
yang batal, dalam pengalihan sewa tanah tersebut tentunya juga melanggar
perikatan, ketiga suatu hal tertentu, dan keempat suatu sebab yang halal.
Pada permasalahan ini telah melanggar syarat ketiga yaitu suatu hal tertentu
dimana objeknya bukan milik petani pengalih sewa tapi merupakan milik
Gununglurah tidak sah atau batal demi hukum karena syarat objek dalam
akad pengalihan sewa tersebut petani tidak memiliki hak sepenuhnya atas
B. Saran
alangkah baiknya jika harus sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan
Buku/Kitab/E-book
Al-Sijistani, Ibnu Dawud, Sunan Abi@ Da@w@ud. Beirut: Dar Al-Kotob Al-Ilmiyah,
2019.
Hasan, Iqbal. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2004
Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002.
Jurnal/Tesis/Skripsi/Artikel
Humaeroh, “Pemberian Ija@roh Berupa Upah Dalam Ibadah Dan Sewa Menyewa
Dalam Perspektif Hukum Islam”, Jurnal UIN Banten, Vol. 11. No. 2, 2015.
Prastyo, Eko Edi. “Pola Kemitraan Antara Perum Perhutani Dengan Masyarakat
Desa Hutan (Studi Kasus Program PKPH di Desa Kucur Dau, Kabupaten
Malang)”. Jurnal Habitat, Vol.27. No. 3, 2016.
Rahmat, Pupu Saeful. “Penelitian Kualitatif”. Jurnal. Vol. 5 No. 9. 2009.
Shobirin. Jual Beli Dalam Pandangan Islam, Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam.
Vol. 3. No. 2, 2015.
Silviani, Evi. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sewa Menyewa Tanah Ladang
Di Desa Bantar Kecamatan Jatilawang Kabupaten Banyumas”. Skripsi.
Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2017.
Web Site/Internet
Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia, “Fatwa DSN MUI Nomor.
09/DSN-MUI/IV/2000”, https://dsnmui.or.id, diakses 23 Juni 2022 pukul
23:00.
Prolegnas. “Pasal 33 UUD 1945”. dpr.go.id. diakses pada 11 Juli 2022 pukul
11:35 WIB.
Wawancara dengan Ibu Nar. Selaku Petani Kapulaga Pengalih sewa. Wawancara.
Tanggal 26 April 2022, Pukul 13:20 WIB.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran I.
Pedoman Wawancara
perhutani?
7. Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
10. Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
Hasil Wawancara
A : Iya,
A : Untuk yang utama adalah pengelolaan getah karet, lau ada kegiatan
A : Iya benar
lahan akan berbicara pada saya atau mandor perhutani lain lalu
Q : Apakah ada warga yang memanfaat kan lahan perhutani, namun tidak
A : Untuk itu jarang, kebanyakan adalah orang yang mencari kayu bakar,
Q : Lalu, untuk permasalahan yang alih sewa yang dilakukan petani itu
seperti apa?
A : Untuk masalh itu para petani yang menyewa biasanya tidak kuat lagi
Q : Bagaimana hal itu bisa terjadi?, pihak perhutani merupakan orang yang
pertama kan
A : Iya betul, hal itu karena memang sistem kita disini belum ada
Q : Pihak perhutani tau siapa saja yang melakukan pengalihan hak guna
sewa tersebut?
A : Missal ya mas Ibu Nar yang awalnya izin kepada saya untuk menyewa
lahan perhutani, namun akhir-akhir ini yang saya sering lihat wilayah
Ibu Nar justru dikelola oleh orang lain yang tidak melakukan izin
A : Kalo saya tidak terlalu mengambil tindakan, asal wilayah yang dikelola
tetap membayar sewa atau kewajiban mereka karena kami ada data
Wawancara dengan Bapak Sapto. Selaku Pengurus Petani Muda sekaligus petani
A : Benar,
kita sepakat untuk uang sewa 1 tahun itu Rp.100.00,00 untuk 1 orang
satu wilayah atau juga ada yang bersepakat untuk bagi hasil, dengan
mereka kelola lalu ditentukan besaran sewa atau sistem bagi hasilnya.
Wawancara dengan Ibu Nar. Selaku Petani Kapulaga Pengalih sewa. Wawancara.
A : Iya,
A : Tahun 2020 lalu saat harga kapulaga melambung tinggi saya tergiur
perhutani?
A : Untuk sekarang tidak dikelola saya lagi, pada pertengahan 2021 saya
Q : Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
namun sudah 1 tahun belum maksimal hasil panen yang saya dapatkan
tersebut
kapulaga yang saya sudah tanam tidak perlu sampai mengganti biaya
perawatan dan biaya sewa awal, dan untuk membayar sewa ke
tersebut?
A : Tidak pak, karena saya pikir ya selama itu aman tidak ada masalah dan
perhutani?
ke orang lain
Q : Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
A : Iya saya awalnya semangat mengelola lahan tersebut mas, tapi lama-
tersebut dan pekerjaan saya yang tak kira bisa saya sambil ternyata
A : Saya memasrahkan pada pak dirin secara langsung, dan meminta ganti
rugi bibit yang saya tanam saja karena harga bibit itu lumayan mahal
mas
tersebut?
A : Tidak pak, karena saya tidak ingin terlalu rumit jika harus
memsrahkannya dulu
Wawancara dengan Ibu Tiyah Selaku Petani Kapulaga Pengalih sewa.
A : Kalo saya dari desa sebelah, cuman suami saya orang desa sini mas
disini
perhutani?
Q : Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
wanita sendiri suami saya sudah tidak ada jadi saya lebih memilih
kembali ke pekerjaan awal saya mencari jamur di hutan
A : Awalnya saya menawarkan pada kakak ipar saya, dia juga menyewa
tanah perhutani dan bisa mengelolanya jadi saya pasrahkan dan hanya
meminta sebagian uang yang telah saya keluarkan untuk biaya bibit
dan perawatan
tersebut?
A : Tidak mas, karena ya pak yanto masih keluarga saya sendiri jadi tidak
saya pak
Q : Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
A : Karena ya usia saya sudah tua dan tidak ada yang membantu saya jika
A : Iya Dul Bari itu juga memang pekerja keras ya saya pasrahkan saja
tersebut?
A : Iyaa tidak mas, selama itu ngga jadi masalah dan saya dan orang yang
A : Iyaa saya lahir di sini mas dari orang tua saya juga asli orang sini
A : Iya menyewa mungkin karena dulu ikut mengelola lah seperti itu mas
perhutani?
A : Iyaa saya bicara langsung ke pak warlan waktu itu, iyaa cuman ngasih
A : Kalo sekarang saya sudah tidak bertani, sudah pensiun begitu mas, jadi
dulu akhir tahun 2021 saya pasrahkan ke mantu saya lahan itu
Q : Kepada siapa anda berikan hak kelola yang anda sewa awalnya?
A : Karena ya usia saya sudah tua dan dulu saya dapat musibah jatuh jatuh
tersebut?
A : Iyaa tidak mas, itu kan masih mantu saya dan tidak jadi masalah
Saya juga hanya meminta uang untuk mengganti bibit yang telah saya
tanam disitu.
Lampiran III. Data Petani Penyewa Lahan Perhutani Dan Petani Yang Melakukan
Sewa
SEWA
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
4. Warsono Dusun Pesawahan, Rt -+10000m2/1
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Gununglurah, Kecamatan
Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Lampiran IV. Petani Kapulaga Yang Melakukan Pengalihan Sewa
Berikut data petani kapulaga yang melakukan pengalihan sewa, hal ini
beralasan dari pengawasan mandor lahan tersebut tetap terawat namun berbeda
pengelola: 65
PENYEWA SEWA
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
Kecamatan Cilongok
65
Warlan, “Mandor Perhutani”.
02/02, Desa Gununglurah, Hektare
Kecamatan Cilongok
Lampiran V
Perbandingan petani yang melakukan pengalihan sewa dan tidak melakukan sewa
BIODATA MAHASISWA
1. Nama : Sigit Prastio
2. NIM : 1917301088
3. Jurusan : HES
4. Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah
Tempat/Tanggal Banyumas, 15
5. :
Lahir September 1999
6. Alamat Asli : Jalan : Jl. Pesipon
RT/RW : 01/03
Desa/Kelurahan : Pasiraman Lor
Kecamatan : Pekuncen
Kabupaten : Banyumas
: Provinsi Jawa Tengah
7. Alamat domisili : Jalan : Jl. Pesipon
RT/RW : 01/03
Desa/Kelurahan : Pasiraman Lor
Kecamatan : Pekuncen
Kabupaten : Banyumas
Provinsi : Jawa Tengah
8. Telfon/Hp Aktif : 087843116746
9. Email : Prastiosigit657@gmail.com
10. Twitter/Instagram : Sipras_09
11. Nama Orang Tua : Ayah : Dirin
: Ibu : Karisem
12. Pekerjaan Orangtua : Ayah : Petani
Ibu Rumah
Ibu :
Tangga
13. Asal Sekolah : SMA N 1 Paguyangan
Pengalihan Sewa Tanah Perhutani Oleh Petani
Kapulaga Perspektif Hukum Ekonomi Syariah
14. Judul Skripsi :
(Studi Kasus Di Desa Gununglurah Kecamatan
Cilongok Kabupaten Banyumas)
Sigit Prastio
NIM: 1917301088