TESIS
Oleh :
Septia Nova Ayuningtyas
NIM : 21302000155
Program Studi : Kenotariatan
i
PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)
TESIS
Oleh :
Septia Nova Ayuningtyas
NIM : 21302000155
Program Studi : Kenotariatan
ii
PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)
TESIS
Oleh :
Septia Nova Ayuningtyas
NIM : 21302000155
Program Studi : Kenotariatan
Disetujui oleh:
Pembimbing
Tanggal,
Mengetahui,
Ketua Program Magister (S2 Kenotariatan (M.Kn)
iii
PERAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT)
DALAM PEMBUATAN AKTA HAK PAKAI ATAS TANAH
OLEH WARGA NEGARA ASING
TESIS
Oleh :
Septia Nova Ayuningtyas
NIM : 21302000155
Program Studi : Kenotariatan
Tim Penguji
Ketua,
Mengetahui,
Ketua Program Magister (S2 Kenotariatan (M.Kn)
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Semarang, 2022
Yang Menyatakan
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN UNGGAH KARYA
ILMIAH
Semarang, 2022
Yang Menyatakan
vi
MOTTO
Motto
Jika kita ingin mengetahui kedalaman agama seseorang,
Janganlah lihat dari betapa banyaknya ia shalat dan puasa,
Melainkan lihatlah bagaimana ia memperlakukan orang lain.
(Imam Ja’far Ash Shadiq Ra)
Persembahan
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan rasa syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang
(PPAT) dalam Pembuatan Akta Hak Pakai Atas Tanah oleh Warga Negara
Asing”.
3. Dr. Jawade Hafidz, S.H., M.H, selaku Ketua Program Studi Magister
Semarang.
viii
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Hukum, khususnya Program Studi
Agung Semarang yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu,
terima kasih banyak atas ilmu dan bimbingannya yang telah diberikan
kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bagi penulis maupun bagi para pembaca dan apabila di dalam tesis ini
Penulis
ix
ABSTRAK
x
ABSTRACT
PPAT is given the task and authority so that its presence is to serve
the community who carry out legal actions by making a deed of transfer of
their rights and deed of encumbrance of their land rights. The purpose of
this study is to identify and analyze: 1) The juridical implications of
ownership of land rights for foreign citizens in the concept of legal
certainty. 2) The role of the Land Deed Making Official (PPAT) in making
the right of use deed on land by foreign nationals.
The approach method used in this study is an empirical juridical
approach. The research specification used is descriptive analytical
research. This type of data uses primary data and secondary data with
library research and interview collection methods. The data analysis
method used in this research is qualitative analysis.
The results of the study: 1) The juridical implications of ownership of
land rights for foreign nationals in the concept of legal certainty are
guaranteed by laws and regulations. Foreigners legally have land rights
with the status of property rights, as well as guarantees of legal certainty
regarding the permissibility of foreigners to own land with usufructuary
status, as explained in Article 42 of the UUPA. The period of ownership of
the right of use is regulated in Article 52 of the Government Regulation of
the Republic of Indonesia Number 18 of 2021 that the Right of Use on State
Land and Land of Management Rights is granted for a maximum period of
30 years, extended for a maximum period of 20 years, and renewed for
maximum period of 30 years. If within the specified period of time the
foreigner turns out to be dead, then it can be inherited to an Indonesian
citizen or foreigner, namely with inheritance status as stipulated in the
Regulation of the Minister of Agrarian Affairs Number 29 of 2016
concerning Procedures for Granting, Release, or Transfer of Rights to
Ownership of Residential Houses or Residential Homes. Occupancy by
foreigners domiciled in Indonesia. 2) The role of the Land Deed Making
Official (PPAT) in making the right of use deed on land by foreign citizens
is to make an agreement to grant the Right of Use over the Right of
Ownership. Before making the deed, PPAT must ensure that the parties
have complied with the requirements in the laws and regulations. In the
event that the PPAT's authority to make a deed of granting usufructuary
rights is the attribution authority contained in Article 2 of PP Number 24 of
2016 Amendment to Government Regulation Number 37 of 1998 concerning
the Regulation of the Position of the Official Making the Land Deed.
Keywords: PPAT, Right of Use, Foreign Citizen
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... ii
MOTTO................................................................................................... vii
ABSTRAK .............................................................................................. x
ABSTRACT .............................................................................................. xi
B. Perumusan Masalah..................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 9
1. Metode Pendekatan................................................................. 21
xii
2. Spesifikasi Penelitian.............................................................. 22
xiii
4. Jangka Waktu Hak Pakai ........................................................ 55
Islam ............................................................................................ 60
Akta Hak Pakai Atas Tanah Oleh Warga Negara Asing ............. 86
A. Simpulan...................................................................................... 107
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa bagi setiap umat
manusia yang ada di muka bumi karena tanah memiliki banyak manfaat di
sebagai sumber daya untuk tercapainya tujuan sebagai sebuah negara yang
makmur.1 Tanah dan manusia tidak dapat dipisahkan, manusia tinggal dan
sangat tinggi dan sulit dikendalikan.3 Hal ini menyebabkan banyak orang yang
1
Heru Kurniawan, Rekonstruksi Dan Reaktualisasi Literasi Ekologi Sosial Islam, Jurnal
Penelitian Volume 13 Nomor 2 (2016), hal. 201
2
Dyara Radhite Oryza Fea, 2018, Panduan Mengurus Tanah, Rumah dan Perizinannya,
Legality, Yogyakarta, hal.1
3
Adrian Sutedi, 2018, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar Grafika,
Jakarta, hal.22
1
2
pada tataran yang tertinggi dikuasai oleh negara. Maksud dari negara
negara memiliki kuasa dalam mengatur distribusi hak atas tanah yang dapat
Hak atas tanah merupakan suatu hak untuk menguasai tanah oleh
Hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada pemegang haknya
dan atau mengambil manfaat dari bidang tanah tertentu.6 Pada dasarnya semua
hak atas tanah dapat beralih maupun dialihkan. Beralih adalah pindahnya hak
atas tanah karena hukum, dengan sendirinya, tidak ada perbuatan hukum yang
sengaja untuk mengalihkan hak itu kepada pihak lain. Pindahnya hak atas
makna bahwa pindahnya hak atas tanah itu kepada pihak lain karena adanya
perbuatan hukum yang disengaja agar hak atas tanah itu pindah kepada pihak
lain, seperti jual-beli, hibah, tukar menukar, dan lain-lain. Jadi peralihan hak
atas tanah adalah pindahnya hak atas tanah dari satu pihak kepada pihak lain,
4
Hardianto Djanggih and Salle Salle, Aspek Hukum Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pandecta: Jurnal Penelitian Ilmu Hukum, Volume 12
Nomor 2 (2017), hal. 165
5
Urip Santoso, 2010, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, hal.87
6
Ibid., hal. 82
3
baik karena adanya perbuatan hukum yang disengaja maupun bukan karena
permukaan bumi atau tanah yang berhubungan dengan tubuh bumi dan air
peraturan hukum lain yang lebih tinggi. 8 Hak-hak atas tanah yang diatur dalam
Hukum Agraria Nasional membagi hak atas tanah menjadi dua bentuk.
Pertama, hak atas tanah yang bersifat primer dan kedua, hak atas tanah yang
bersifat sekunder. Hak atas tanah sekunder merupakan hak yang bersifat
hak-hak atas tanah yang bersifat sementara, yaitu hak gadai, hak usaha bagi
hasil, hak menumpang, hak menyewa atas tanah pertanian. Sedangkan Hak
atas primer merupakan hak yang dapat dimiliki atau dikuasai secara langsung
oleh seseorang atau badan hukumyang memiliki waktu lama dan dapat
dipindah tangankan kepada orang lain atau ahli warisnya. Dalam UUPA
terdapat hak atas tanah yang bersifat primer yaitu hak milik atas tanah, hak
7
Erna Sri Wibawanti, R. Murjiyanto, 2013, Hak-Hak Atas Tanah dan Peralihannya, Liberty
Yogyakarta, hal.119.
8
Pasal 24 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria.
9
Supriadi, 2019, Hukum Agraria, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 64
4
Hak pakai adalah hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil
dari tanah yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain,
dengan ketentuan undang undang. Hak Pakai diatur dalam Pasal 41 sampai
pasal 43 UUPA. Hak pakai ini selain dapat digunakan oleh WNI serta Badan
Hukum Indonesia, hak pakai juga dapat digunakan oleh warga negara asing
dengan jangka waktu 25 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu
tertentu. Bagi orang asing berlaku larangan kepemilikan atas tanah hak milik
sesuai dengan Pasal 21 Undang Undang Pokok Agraria, serta bagi badan-
syaratsyarat yang ditentukan oleh pemerintah. Hal ini sebagai upaya agar
tanah yang ada di Indonesia tidak dimilikioleh warga negara asing oleh karena
itu hak milik merupakan hak mutlak bagi warga negara Indonesia.10
dengan bumi, air dan ruang angkasa dan kekayaan alam lain yang terkandung
Asing tidak dapat mempunyai hak milik atas tanah di Indonesia. Hal ini dapat
10
Urip Santoso, Op.cit, hal.84
5
penguasaan tanah oleh Warga Negara Asing dan Badan Hukum Asing yang
hanya di berikan Hak Pakai atas tanah. Dengan demikian tidak dibenarkan
Warga Negara Asing atau Badan Hukum Asing memiliki tanah dan bangunan
dengan status hak milik. Dalam Pasal 9 Undang Undang Pokok Agraria
saja yang dapat mempunyai hak milik atas tanah. Hak milik kepada orang
bangunan dengan status hak milik, akan tetapi masih dapat memiliki tanah dan
bangunan dengan status hak sewa bangunan atau hak pakai. Hal tersebut juga
11
Bedita Putri Sa’idah, Nadya Farras Indriati, Peranan PPAT dalam Pembuatan Akta
Perjanjian Hak Pakai Terhadap Warga Negara Asing, Journal : Indonesian Notary, Volume 3
Nomor 2 (2021), hal.148
6
Indonesia, yaitu:
Pasal 3 :
1. Orang Asing pemegang izin tinggal di Indonesia sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan, dapat memiliki rumah
untuk tempat tinggal atau hunian dengan Hak Pakai.
2. Dalam hal Orang Asing meninggal dunia, maka rumah tempat
tinggal atau hunian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
diwariskan.
3. Dalam hal ahli waris sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
merupakan Orang Asing, maka ahli waris harus mempunyai izin
tinggal di Indonesia sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 4 :
Rumah tempat tinggal atau hunian yang dapat dimiliki oleh
Orang Asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) merupakan:
1. Rumah Tunggal, di atas tanah:
a. Hak Pakai;
b. Hak Pakai atas Hak Milik yang dikuasai berdasarkan
perjanjian pemberian Hak Pakai di atas Hak Milik dengan akta
Pejabat Pembuat Akta Tanah; atau
c. Hak Pakai yang berasal dari perubahan Hak Milik atau Hak
Guna Bangunan.
2. Sarusun yang:
a. Dibangun di atas bidang tanah Hak Pakai;
b. Berasal dari perubahan Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun.
harga minimal atas rumah tempat tinggal atau hunian yang dapat dimiliki oleh
dan tanahnya paling luas 2.000 meter persegi. Namun, dalam keadaan tertentu
rumah tempat tinggal dapat diberikan dengan luas lebih dari 2.000 meter
Warga Negara asing yang dapat memilki tanah atau bangunan dengan
Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan
Rumah Susun, bahwa Orang Asing yang dapat memiliki rumah tempat tinggal
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). PPAT adalah salah satu lembaga yang
yang sempurna (volledig bewijs) sesuai dengan Burgelijke Wetboek (BW) atau
Reglement (HIR) atau Hukum Acara Perdata Indonesia selain untuk kebenaran
materiil PPAT juga mempunyai peran dan tugas yang penting serta kedudukan
12
https://www.kompas.com/konsultasihukum/read/2021/09/05/060000480/apakah-warga-
negara-asing-boleh-memiliki-tanah-di-indonesia-, diakses tanggl 27 April 2022
13
Tatik Arjiati, Peran Notaris/Ppat Dalam Pembuatan Akta Pembagian Hak Bersama
(APHB) Terhadap Pembagian Waris Yang Berbeda Agama Atas Tanah dan Bangunan, Jurnal
Akta, Volume 4 Nomor 1 (2017), Unissula, Semarang, hal.75
8
dengan membuatkan akta peralihan haknya maupun akta pembebanan hak atas
tanahnya.14 Berdasarkan dari uraian diatas, penelitian ini dipilih judul “Peran
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam Pembuatan Akta Hak Pakai Atas
B. Perumusan Masalah
pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh warga negara asing?
C. Tujuan Penelitian
manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian. Dalam merumuskan tujuan
kepemilikan hak atas tanah bagi warga negara asing dalam konsep
kepastian hukum.
14
Denny Suwondo, Ikhsan Saputra, Peran dan Tanggung Jawab Pejabat Pembuat Akta Tanah
dalam Pelaksanaan Kegiatan Pendaftaran Tanah, Jurnal Hukum Unissula, Volume 35 Nomor 2
(2019), hal.187
9
(PPAT) dalam pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh warga negara
asing.
D. Manfaat Penelitian
secara praktis:
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Tanah (PPAT) dalam pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh
Tanah dalam pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh warga
negara asing.
Akta Tanah.
E. Kerangka Konseptual
ini akan dijadikan pedoman dalam rangka mengumpulkan data dan bahan-
15
Paulus Hadisoeprapto,dkk, 2009, Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis, UNDIP,
Semarang, hal. 18
11
tujuan dari penelitian ini.16 Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini
1. Peran
masyarakat.18
2. PPAT
16
Rusdi Malik, 2000, Penemu Agama Dalam Hukum, Trisakti, Jakarta, hal 15
17
Departemen Pendidikan Nasional, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Keempat,
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
18
Syamsir, Torang, 2014, Organisasi & Manajemen (Perilaku, Struktur, Budaya &
Perubahan Organisasi), Alfabeta, Bandung, hal, 86.
12
3. Akta
Kata akta berasal dari bahasa latin “acta” yang berarti “geschrift”
kamus hukum, bahwa kata “acta” merupakan bentuk jamak dari kata
oleh orang, untuk keperluan siapa surat itu di buat. Sedangkan menurut
sudikno mertokusumo akta adalah surat yang diberi tanda tangan, yang
atau perikatan, yang dibuat sejak semula secara sengaja untuk tujuan
bahwa akta adalah selembar tulisan yang dibuat untuk dijadikan sebagai
19
Pasal 1 Ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2016 tentang tentang Peraturan
Pejabat Pembuat Akta Tanah.
20
Daeng Naja, 2012, Teknik Pembuatan Akta, Pustaka yustisia,Yogyakarta, hal. 1
13
langsung oleh negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
pada suatu negara tertentu. Bahwa orang asing tersebut adalah semua
tersebut juga tidak secara resmi terdaftar sebagai warga negara, yang
tinggalinya.
21
Urip Santoso, Op.cit., hal.115
22
Titik Triwulan Tutik, 2018, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945, Cerdas Pustaka, Jakarta, hal.348
14
F. Kerangka Teoritis
gejala spesifik atau proses tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan
yang baru. Suatu teori juga mungkin memberikan pengarahan pada aktivitas
teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses
tertentu terjadi.26 Jadi teori adalah seperangkat preposisi yang berisi konsep
abstrak atau konsep yang sudah didefenisikan dan saling berhubungan antar
23
Wuisma, 1996, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Jilid I), Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, Jakarta, hal. 203
24
M. Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, hal. 80.
25
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan
Singkat,.Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal 6.
26
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum,. UI Press, Jakarta , hal. 122.
15
penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori
dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan
benar.28 Secara umum, teori mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan
gejala. Menurut pendapat Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, teori adalah
mengenai suatu fenomena atau teori juga merupakan simpulan dari rangkaian
teori hukum dalam permasalahan ini digunakan untuk menjelaskan fakta dan
peristiwa hukum yang terjadi. Untuk itu, orang dapat meletakkan fungsi dan
Sehingga penelitian ini tidak terlepas dari teori-teori ahli hukum yang dibahas
27
Maria S. W. Sumardjono, 1989, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, hal
12
28
M. Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, hal. 80.
29
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif &
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 134
16
dalam bahasa dan sistem pemikiran para ahli hukum sendiri.30 Menurut
pendapat Sudikno Martukusumo kata teori berasal dari kata theoria ,artinya
pandangan atau wawasan, kata teori mempunyai banyak arti dan biasanya
diartikan sebagai pengetahuan yang hanya ada dalam alam pikiran tanpa
butir pendapat, teori, tesis, sebagai pegangan baik disetujui atau tidak
32
disetujui. Adapun teori yang digunakan untuk membahas permasalahan
hukum, maka tujuan dari hukum yaitu keadilan akan dapat dicapai.
Yang utama dari nilai kepastian hukum adalah adanya peraturan itu
garis besar dari suatu rancangan atas dasar pendapat yang dikemukakan
30
Solly Lubis, 1994, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, hal. 80
31
Sudikno Martukusumo, 2012, Teori Hukum, Cahaya Atma Pusaka, Yogyakarta, hal. 4.
32
Ujun S.Suryasumantri, 1997, Filsafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta, hal.237
33
H.Chaerudin, 1999, Filsafat Suatu Ikhtisar, FH UNSUR, Cianjur, hal. 19.
34
Gustav Radbruch dalam Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung , hal.9.
17
ditetapkan.
dilaksanakan.
menjadi bagian dari suatu hukum, hal ini lebih diutamakan untuk
35
Ibid.,hal.9
18
pemerintahan tersebut.
36
Prajudi Atmosudirjo, 1981, Hukum Administrasi Negara,, Ghalia Indonesia, Jakarta, hal.78
37
Ridwan HR, 2006, Hukum Administrasi Negara, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 104
38
Ibid., hal.105
19
wewenang.
pemberi mandat, hal ini dapat dilihat dan kata a.n (atas nama).
39
Philipus M. Hadjon, Op.cit., hal. 90
40
Philipus M. Hadjon, Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga, Surabaya, hal. 112
20
hanya dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu dengan atribusi atau
G. Metode Penelitian
dan konsisten. Metodologis berarti sesuai dengan metode atau cara tertentu,
41
Philipus M. Hadjon, 2001, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Cetakan Ketujuh,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 110.
42
Ibid, hal. 131.
21
1. Metode Pendekatan
(hukum dilihat sebagai norma atau das sollen), karena dalam membahas
hukum yang tertulis maupun hukum yang tidak tertulis atau baik bahan
(hukum sebagai kenyataan sosial, kultural atau das sein, karena dalam
penelitian ini digunakan data primer yang diperoleh dari lapangan. Jadi,
43
Soerjono Soekanto, 2001, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, Raja
Grafindo Persada, Jakarta, hal. 275.
44
Soerjono Soekanto dan Sri Mamadji, 2009, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal.1
22
(PPAT) dalam pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh warga negara
asing.
2. Spesifikasi Penelitian
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dalam pembuatan akta hak pakai
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari sumber primer dan
a. Data Primer
45
Amiruddin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajagrafindo Persada, Jakarta,
hal. 15
46
Sanapiah Faisal, 1995, Format-Format Penelitian Sosial, Rajawali Pers, Jakarta, hal. 25
23
dan terpimpin.48
b. Data Sekunder
dari yang memberikan atau informasi, akan tetapi sumber data ini
47
Ronny Hanitijo Soemitro, Op Cit, hal. 83
48
Ibid , hal. 84
49
Maman, Rahman, 1999, Strategi dan Langkah-Langkah Penelitian, IKIP Semarang Press.
Semarang, hal.1
24
(b) KUHPerdata .
Pendaftaran Tanah.
50
Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit Universitas Indonesia-UI
Press cetakan ke-3, Jakarta, hal. 141
25
penelitian
a. Data Primer
51
Soerjono Soekanto, dan Sri Mamudi, 2003, Penelitian Hukum Normative Suatu Tinjauan
Singkat, Penerbit, Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.23
26
berlangsung.52
b. Data Sekunder
52
Suharsini Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Rineka Cipta,
Jakarta, hal, 227
53
Mukti Fajar dan Yulianto, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, hal. 156
27
H. Sistematika Penulisan
BAB I. PENDAHULUAN
54
Sudarwan Danim dan Darwis, 2003, Metode Penelitian Kebidanan : Prosedur, Kebijakan,
dan Etik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal. 262
28
tanah bagi warga negara asing dalam konsep kepastian hukum serta
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisi tentang hasil akhir dari pokok permasalahan yang
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian tanah
Tanah adalah permukaan bumi, hak atas tanah adalah hak atas
dan wewenang serta kewajiban yang ada atas tanah yang dipunyai.
dengan ukuran panjang dan lebar.56 Pasal 1 ayat (2) jo Pasal 4 ayat (1)
sama dengan permukaan bumi adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa.
termasuk juga tubuh bumi dan air dibawahnya dan ruang angkasa
55
Effendi Perangin. 1994, Hukum Agraria Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut Pandang
Praktisi Hukum, Raja Grafindo, Jakarta, hal. 17
56
Boedi Harsono, 1994, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-Undang
Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, Jilid I, Djambatan, Jakarta, hal. 18
29
30
undangundang ini dan peraturan lain yang lebih tinggi. Tanah adalah
bumi sebagai bagian dari tanah yang haknya dapat di miliki oleh setiap
Tanah Hak atas tanah merupakan hak penguasaan atas tanah yang
yang diatur dalam Hukum Tanah.58 Dengan adanya hak menguasai dari
negara sebagai mana dinyatakan dalam Pasal 2 ayat (1) UUPA, yaitu
bahwa:
“atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dan sebagai
yang dimaksud dalam Pasal 1, bumi, air, dan ruang angkasa,
termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya itu pada
tingkatan yang tertinggi dikuasai oleh negara sebagai organisasi
kekuasaan seluruh masyarakat”
hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh dan atau diberikan kepada
57
Supriadi, 2010, Hukum Agraria, Cetakan Keempat, Sinar Grafika, Jakarta, hal. 3.
58
Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan Undang-undang
Pokok, Agraria, Djambatan, Jakarta, hal.24
31
“Hak-hak atas tanah yang dimaksud dalam ayat (1) pasal ini
memberikan wewenang untuk mempergunakan tanah yang
bersangkutan, demikian pula tubuh bumi dan air serta ruang
angkasa diatasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang
langsung berhubungan dengan penatagunaan tanah itu dalam
batas-batas menurut undang-undang ini dan peraturan-peraturan
hukum yang lebih tinggi.”
hak atas tanah sebagaimana diatur dalam Pasal 16 ayat (1), yaitu hak
milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak
membuka tanah, hak memungut hasil hutan dan hak-hak lain yang tidak
tersebut. Selain itu, UUPA juga menghendaki supaya hak atas tanah
atau dengan kata lain semua hak atas tanah tersebut mempunyai fungsi
Pihak yang dapat mempunyai hak atas tanah diatur dalam Pasal 9
hak pakai atau sewa saja. Hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 42
atas tanah kecuali hak milik yang terbatas pada badan-badan hukum
pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta dan
59
Adrian Sutedi, 2011, Sertifikat Hak atas Tanah, Sinar Grafika, Jakarta , hal. 57
34
tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun
pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan
bentuk pemberian surat tanda bukti hak bagi bidang tanah yang
hari.
bersangkutan.60
60
Ibid.,hal. 57
37
terjadi kemudian.
tanah dilakukan apabila terjadi perubahan pada data fisik atau data
bersangkutan sebagai surat tanda bukti hak dan alat bukti yang kuat.
dimaksud PPAT adalah suatu jabatan (ambt) dalam tata susunan hukum
Pendapat Effendi Perangin pada saat ini sudah tidak sesuai lagi
61
Boedi Harsono,1990, Makalah, Seminar tentang Pendaftaran Tanah Di bidang Hak
Tanggungan Tanah dan PPAT , Badan Pertanahan Nasional, Deputi Bidang Pengukuran Dan
Pendaftaran, Jakarta, hal. 34
62
Effendi Perangin, 1991, Hukum Agraria Di Indonesia Suatu Telaah Dari Sudut Pandang
Praktisi Hukum, Rajawali Press, Jakarta hal.436
39
Apabila sebuah akta itu dibuat oleh Pejabat Umum, bentuknya sesuai
otentik.63
mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
63
A.P.Parlindungan, 1989, Bunga Rampai Hukum Agraria Serta Landreform, Bagian 1,
Mandar Maju, Bandung, hal. 131
40
atas tanah dan hak milik atas satuan rumah susun melalui jual beli,
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
Khusus adalah memegang peranan yang sangat penting. Oleh karena itu
Kabupaten/Kotamadya.
penunjukannya.
sebagai:
memihak.
(PPAT)
64
Ibid, hal. 42
44
tanah atau Hak milik Atas Satuan Rumah Susun yang akan
sebagai berikut :
a) Jual beli
b) Tukar Menukar
c) Hibah
Hak Milik
hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, berupa
mengenai hak atas tanah atau Hak milik Atas Satuan Rumah Susun
dalam hal ini khususnya pada proses pendaftaran tanah karena jual
beli.
65
Ibid. hal. 83
46
atas tanah dan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun yang
penunjukannya.
bahwa perbuatan hukum mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
(PPAT)
a. Kewajiban PPAT
sebagai PPAT.
Setempat.
PPAT.
sumpah jabatan.
Pertanahan Nasional.
49
hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak milik Atas
Satuan Rumah Susun dalam hal ini jual beli tanah, kemudian PPAT
pembeli dapat mengambil sertipikat baru yang sudah jadi dan sudah
sebagai berikut :
mengawasinya.
bagi tanah yang belum jelas status haknya. Dengan kata lain, PPAT
apabila :
pertanahan.
disampaikan :
kepala desa/lurah;
d) Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar surat
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai atas
jauh lebih beragam dibanding hak milik, hak guna usaha dan hak guna
2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun,
pakai adalah :
d. Badan; dan
e. Orang Asing.
a. Tanah negara.
c. Hak pakai di atas Tanah hak milik terjadi melalui pemberian oleh
d. Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 dan
pemberian hak oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk. Terjadinya hak
oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk berdasarkan usul pemegang hak
pengelolaan. Sedangkan untuk hak pakai atas tanah hak milik terjadi
melalui pemberian tanah oleh pemegang hak milik dengan akta yang
dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Setiap pemberian hak pakai
66
https://menuruthukum.com, diakses tanggal 10 Juni 2022, pukul 19.00 WIB
55
memperhatikan:
pemegang hak.
hak.
kepentingan umum.
maka dapat diberikan pembaharuan hak pakai atas tanah yang sama.
negara dan hak pakai atas tanah hak pengelolaan adalah sebagai berikut:
Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
berakhir karena:
3) Cacat administrasi.
tetap.
pemanfaatan Tanah untuk hak pakai di atas hak milik atau Hak
Pengelolaan.
Orang asing adalah warga negara asing yang bertempat tinggal pada
suatu negara tertentu. Bahwa orang asing tersebut adalah semua orang-orang
yang bertempat tinggal pada suatu negara tertentu tetapi ia bukan warga
tertentu namun bukan berasal dari negara tersebut juga tidak secara resmi
seseorang tersebut tetap memiliki hak dan juga kewajiban terhadap negara
67
Titik Triwulan Tutik, 2018, Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca
Amandemen UUD 1945, Cerdas Pustaka, Jakarta, hal.348
59
hak perlindungan atas diri maupun harta benda yang dimiliki WNA
3. Tidak berhak untuk ikut serta dalam sebuah organisasi politik maupun
instansi pemerintah.
4. Tidak berhak untuk ikut serta dalam sistem pemilu di Indonesia, baik
WNA yang bisa mengalih statuskan seperti orang yang telah bekerja, orang
yang ingin menanam modal, wisatawan yang telah tua, maupun rohaniawan,
suami-istri yang menikah dengan suami atau istri yang memiliki izin tinggal
pada umur 18 tahun dan tidak menikah dan dapat menggabungkan dengan
orang tua yang memiliki izin tinggal tetap dan WNA eks warga negara
Indonesia. Pengalihan status bisa di berikan dengan catatan bahwa WNA ini
lama tinggal dan berada di dalam wilayah Indonesia dalam kurun waktu 3
68
https://guruppkn.com/pengertian-warga-negara-asing
60
terbatas tersebut.69
bumi termasuk tanah hakikatnya adalah milik Allah SWT semata. Firman
Allah SWT :
Artinya : “Dan kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan kepada
Allah-lah kembali (semua makhluk).” (QS An-Nuur : 42).
(istikhlaf) kepada manusia untuk mengelola milik Allah ini sesuai dengan
Menafsirkan ayat ini, Imam Al-Qurthubi berkata, Ayat ini adalah dalil
69
I Komang Andi Darmawan, dkk., Proses Permohonan Hak Pakai Atas Tanah Milik Pribadi
Oleh Warga Negara Asing, Jurnal Preferensi Hukum, Volume 1 Nomor 1 – Juli 2020, hal. 55
70
Atok Miftachul Hudha, dkk., 2019, Etika Lingkungan (Teori dan Praktik
Pembelajarannya), UMM Press, Malang, hal.104
61
bahwa asal usul kepemilikan (ashlul milki) adalah milik Allah SWT, dan
dengan cara yang diridhai oleh Allah SWT. Dalam hukum Islam tidak ada
sertifikat tanah. Tapi Islam hanya mengatur tentang status pemilikan tanah.
model dan cara pengelolaannya. Dalam sejarah kekuasaan Islam, tanah yang
fiqh pengelompokkan status pemilikan atas tanah dibagi dalam tiga bagian,
yaitu:71
pada siapapun juga. Menurut Ziaul Haque dalam buku Hukum Tanah
Islam oleh Iza Hanifuddin pemilik tanah biasa disebut dengan istilah
sahib alard, rabb al-ard atau malik al-ard. Persyaratan bagi pemilik
71
Ibid., hal. 39
62
tanah yang ditinggal lari oleh pemiliknya akibat takut peperangan dan
tanah orang kafir yang mati tanpa meninggalkan ahli waris. Tanah
milik bersama dalam fiqh dibagi dalam beberapa bagian, yaitu tanah
manusi.
membayar kharaj ke atas tanah dan jizyah ke atas diri mereka, dan
kepada pemilik asal, ada yang dijadikan untuk kebajikan umum, ada
yang dijadikan tanah Negara dan petani sebagai buruh yang diupah
umum.72
72
Ibid., hal. 47.
BAB III
Setiap warga negara memiliki hak yang sama yaitu hak atas tanah
Indonesia adalah kesatuan tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang
bersatu sebagai bangsa Indonesia. Berdasarkan Pasal 1 ayat (1) UUPA dapat
disimpulkan bahwa bumi (termasuk tanah), air dan kekayaan alam yang
kepastian hak dan kepastian hukum atas tanah, UUPA telah menggariskan
indonesia.
kegiatan yang dilakukan oleh negara atau pemerintah secara terus menerus
dan diatur, berupa pengumpuklan data keterangan atau data tertentu yang
73
Martin Roestamy, 2011, Konsep-Konsep Hukum Kepemilikan Properti Bagi Asing
Dihubungkan Dengan Pertanahan, Alumni, Bandung, hal. 52
64
65
dengan mudah dapat mengetahui status atau kedudukan hukum atas dari
yang punya dan bebean apa yang ada diatasnya. Sebagaimana diamanatkan
Agraria
pendaftaran termasuk dalam ayat (2) diatas, dengan ketentuan bahwa rakyat
74
Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan Undang Undang
Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta , hal.72
66
Ketentuan dalam Pasal 19 ayat (1) UUPA tersebut merupakan ketentuan yang
mengenai:
1. Hak atas tanah : apakah hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan,
3. Tanah yang dimiliki letak, luas, batas-batasannya hal ini sangat penting
tanah.75
kegiatan pendaftaran tanah baik yang dimiliki oleh masyarakat maupun oleh
75
Bachtiar Effendi, 1993, Kumpulan Tulisan Tentang Tanah, Alumni,Bandung, hal.80
67
dinamakan hak individual. Setiap jenis hak atas tanah memberi kewenangan
Hak atas tanah merupakan suatu hak yang dimiliki oleh pemegang hak
untuk menggunakan serta mengambil manfaat dari tanah tersebut. Hak atas
tanah yang diatur pada Pasal 16 ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA) memberikan hak kepemilikan atas tanah oleh negara kepada orang-
perorang atau badan hukum dengan bentuk tanah hak milik, hak guna usaha
(HGU), hak guna bangunan (HGB), hak pakai, hak sewa, hak untuk
tercantum beberapa hak yang bersifat sementara yang dapat digunakan oleh
orang-perorang atau badan hukum seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil,
hak menumpang, dan hak sewa tanah pertanian.77 Hak-hak atas tanah diatur
1. Hak Milik
76
Bedita Putri Sa’idah, Nadya Farras Indriati, Peranan PPAT dalam Pembuatan Akta
Perjanjian Hak Pakai Terhadap Warga Negara Asing, Indonesian Notary, Volume 3 Nomor 2
(2021), hal.154
77
Ida Bagus Wyasa Putra, 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama, Bandung,
hal.85.
68
4. Hak Pakai
5. Hak Sewa
8. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut di atas yang
Warga Negara Indonesia (WNI) saja, akan tetapi banyak juga Warga Negara
Asing (WNA) yang membutuhkan tanah. Dalam kondisi terkini atau akhir-
akhir ini, WNA yang ada di Indonesia makin lama tidak semakin sedikit,
dampak dari adanya arus global dan modernisasi dan alasan lainnya yaitu,
kemanfaatan dan timbal balik.79 Kegiatan ini juga sudah diterapkan oleh
78
Ega Permatadani dan Anang Dony Irawan, Kepemilikan Tanah Bagi Warga Negara
Asing Ditinjau Dari Hukum Tanah Indonesi, Khatulistiwa Law Review, Volume 2 Nomor 2,
Oktober 2021, hal. 350
79
Ni Made Adinda Wikan Dewi and Made Subawa, “Penerapan Asas Manfaat Dan Asas
Timbal Balik Dalam Perpres R.I No. 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa Kunjungan,” Kertha
Negara: Journal Ilmu Hukum, Volume 6, Nomor 4 (2018), hal. 1.
69
yang berada di Indonesia untuk tinggal dalam jangka waktu lama dan juga
memiliki tempat tinggal atau hunian di negara ini dengan beberapa syarat
tinggal dengan bebas di atas tanah Indonesia dan memiliki tanah hak milik
jangka waktu yang lumayan lama. Oleh karena itu, tulisan ini ingin
Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian yaitu orang yang bukan Warga
80
Syakir Syakir, “Pengaruh Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa
Terhadap Keamanan dan Kesejahteraan dalam Perspektif Keimigrasian,” Jurnal Syntax Admiratio,
Volume 1, Nomor 3 (2020), hal.. 278.
81
Yuni Sudarwati, Optimalisasi Kebijakan Bebas Visa Kunjungan Singkat, Jurnal: Info
Singkat, Volume 7 Nomor 6 (2015), hal. 351
82
Ega Permatadani dan Anang Dony Irawan,Op.cit., hal.351
70
tetap (warga negara asing yang ingin memiliki izin tinggal tetap).
Berkaitannya Hak atas tanah bagi para bagi investor dari luar
bahwa WNA yang bisa mempunyai hak pakai dan hak sewa sebagai hunian
Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah, orang asing adalah
Indonesia.
83
Isharyanto, 2016, Dinamika Pengaturan Status Hukum Kewarganegaraan Dalam
Perspektif Perundang-Undangan, Absolute Media, Yogyakarta, hal.353
84
Urip Santoso, 2015, Perolehan Hak Atas Tanah. Prenada Media Group, Jakarta, hal. 21
71
baik hak pakai ataupun hak sewa sebagai pembangunan harusnya WNA
yang dimana telah tinggal dan telah membuka usaha yang dimana bisa di
buktikan dalam mempunyai kartu izin tinggal terbatas atau kartu izin tinggal
tetap. WNA yang memiliki izin menetap di dalam wilayah Indonesia adalah
izin yang hanya dapat diberikan pejabat keimigrasian, atau pejabat dinas
luar negeri kepada warga negara asing yang bertempat tinggal diIndonesia. 85
kepada:
kunjungan.
4. Tenaga ahli, awak kapal, atau nahkoda warga negara asing didalam
85
Wawancara dengan Ibu Rina, Pegawai BPN Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
72
5. Warga negara asing telah menikah secara sah dengan pasangan warga
asli Indonesia.
6. Anak-anak warga negara asing telah menikahi anak dari warga negara
imgirasi yang telah ada di wilayah kerja orang asing tersebut. Izin-izin
tinggal terbatas yang telah di berikan oleh pejabat imigrasi dalam waktu
yang biasa paling lama dalam waktu dua tahun dan akan di perpanjang jika
tenggang waktunya telah habis. Bila ingin tiap kali menambah masa berlaku
tersebut telah di berikan biasanya akan memakan waktu paling lama dua
telah ada aturan yang jelas dalam Pasal 148 Peraturan Pemerintah
Keimigrasian.86
dimana akan di berikan kepada warga negara asing tertentu saja yang dapat
Telah jelas pada Pasal 152 Peraturan Pemerintah keimigrasian yang telah
yang memiiki hak telah memiliki izin tinggal terbatas sebagai, pekerja,
86
I Komang Andi Darmawan, dkk., Proses Permohonan Hak Pakai Atas Tanah Milik
Pribadi Oleh Warga Negara Asing, Jurnal Preferensi Hukum, Volume 1 Nomor 1 – Juli 2020, hal.
55
73
campuran, suami, istri, dan anak dari warga negara asing pemegang izin
kepada kepala kantor imigrasi telah ada dimana warga asing tersebut
tinggal tetap yang sudah didapat dalam jangka lima Tahun. Terutama
dibatalkan.87
merupakan bagian dari penciptaan hukum tentang subjek yang diberi status
atas pemilik hak dan kewajiban. Artinya, harus dibedakan atau dipisahkan
Maka dari itu, status seorang harus dibedakan sebagai warga masyarakat
87
Ibid., hal.56
74
Bahkan karena adanya perbedaan ini, pada akhirnya perlu dilihat secara
dapat diwariskan pada turunannya tanpa batas generasi dan batas waktu,
dengan kata lain berarti bebas. Sebetulnya WNA bisa memiliki status Hak
Milik yang telah diatur di dalam UUPA dengan melihat ketentuan undang-
yang berasal dari harta bersama setelah adanya pernikahan atau hubungan
dengan istri atau suami yang seorang WNI, atau berasal dari harta waris
ayat (1) UU Perkawinan. Namun, pada kondisi tersebut, akan lebih kuat jika
UU Kewarganegaraan.89
Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran
88
Isharyanto, 2016, Dinamika Pengaturan Status Hukum Kewarganegaraan Dalam
Perspektif Perundang-Undangan, Absolute Media, Yogyakarta, hal.353
89
Indah Jacinda, Jason Jusuf, and Verlin Ferdina, Penguasaan Tanah Di Indonesia Oleh
Warga Negara Asing Melalui Perkawinan Campuran Dalam Falsafah Hukum, ADIL: Jurnal
Hukum, Volume 9, Nomor 2 (2018), hal. 61–78.
75
alas hak atas tanah dengan status Hak Pakai. Walaupun begitu, terdapat
persyaratan bagi WNA yakni harus mengurus Kartu Izin Tinggal Terbatas
(KITAS) ataupun Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) serta memiliki paspor
Tahun 2015 Tentang Prosedur Teknis Ahli Tinggal Kunjungan Menjadi Izin
Tinggal Terbatas Dan Izin Tinggal Terbatas Menjadi Izin Tinggal Tetap.90
Menurut Pasal 41 Ayat (1) UUPA, hak pakai adalah hak untuk
Negara atau hak milik orang lain yang memberi wewenang dan kewajiban
segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan UUPA. Hak pakai merupakan
hak yang diberikan kepada warga negara Indonesia tunggal, badan hukum
Hak pakai tentu saja memiliki jangka waktu yang terbatas sehingga
berbeda dengan pemegang hak milik yang alas haknya tidak dibatasi kecuali
jika terjadi peralihan hak. Namun, pemegang Hak Pakai masih bisa
menerima manfaat berupa ganti kerugian jika dikemudian hari jangka waktu
90
Megalia Sarah Poeloe, Status Hak Kepemilikan Properti Bagi Orang Asing, Lex Et
Societatis, Volume 2 Nomor 6 (2014), hal. 27
91
Urip Santoso, 2008, Hukum Agraria dan Hak-Hak Atas Tanah, Cet. 4, Kencana, Jakarta,
hal.115
76
ternyata wafat, maka dapat diwariskan kepada seorang WNI ataupun WNA,
Atau Pengalihan Hak Atas Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian
pada ketentuan Pasal 21 ayat (1) dan (3), Pasal 26, dan Pasal 27 huruf a
Pasal 42 dan 45 UUPA, yaitu upaya pembatasan terhadap akses tanah oleh
diperbolehkan memiliki tanah hak pakai dan hak sewa bangunan. Terdapat
dua hal penting terkait hak atas tanah bagi orang asing di Indonesia, jika
92
Dian Aries Mujiburohman, Probelamtika Pengaturan Tanah Negara Bekas Hak Yang
Telah Berakhir, Bhumi: Jurnal Agraria dan Pertanahan, Volume 2, Nomor 2 (2016), hal. 164.
77
tumpah darah Indonesia. Tidak boleh sejengkal tanah hak milik di Indonesia
dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 21, Pasal 26, dan Pasal 27 huruf a angka 4, dan
telah menyediakan kebutuhan tanah bagi orang asing dengan hak pakai dan
hak sewa untuk bangunan yang tertuang dalam Pasal 42 dan Pasal 44
UUPA.93
tanah berstatus hak milik.94 Bagi orang asing berlaku larangan kepemilikan
atas tanah hak milik sesuai dengan Pasal 21 UUPA, serta bagi badan-badan
yang ditentukan oleh Pemerintah. Dimana orang asing tidak dapat memiliki
hak atas tanah. Namun apabila orang asing mendapatkan hak milik karena
hak miliknya dalam jangka waktu satu tahun saat hak tersebut diperoleh
diatur pada Pasal 21 ayat (3) UUPA. Dan jika dalam jangka waktu tersebut
seseorang itu tidak melepaskan hak miliknya, maka hak tersebut hapus
93
FX Sumarja, 2015, Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing (Tinjauan Politik Hukum dan
Perlindungan Warga Negara Indonesia), STPN Press, Sleman, hal. 7
94
Vina Jayanti, Nyoman Wita, Hak Warga Negara Asing Atas Penguasaan Tanah di
Indonesia, Jurnal Hukum Bisnis, Fakultas Hukum Universitas Udayana, hal. 2
78
karena hukum dan tanah yang menjadi hak milik orang asing tersebut
tujuan dari hukum yaitu keadilan akan dapat dicapai. Yang utama dari nilai
diartikan bahwa teori merupakan garis besar dari suatu rancangan atas dasar
kepastian hukum kepemilikan tanah dengan status hak pakai bagi Warga
95
Kadek Rita Listyanti, Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing
Di Indonesia Terkait Dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960, Jurnal Hukum, Fakultas
Hukum Universitas Udayana, hal. 4
96
H.Chaerudin, 1999, Filsafat Suatu Ikhtisar, FH UNSUR, Cianjur, hal. 19.
97
Gustav Radbruch dalam Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.9.
79
(UUPA) bahwa yang dapat mempunyai hak pakai ialah Warga Negara
berkedudukan di Indonesia.
e. Orang Asing.
ditetapkan.
WNA tidak dapat memiliki hak milik atas tanah namun masih
tanah. Hal ini sebagai upaya agar tanah yang ada di Indonesia, yang
tidak habis dibeli oleh orang asing yang ingin bertempat tinggal atau
hak milik kepada orang asing, maka dalam jangka panjang sebagian
besar tanah Indonesia akan dikuasai oleh orang asing baik untuk
WNA tidak dapat memiliki hak milik namun dapat memiliki hak
pakai, karena jika diberikan hak milik maka fenomena yang akan
usaha-usaha yang dimiliki oleh orang asing, sementara hak milik atas
tanah sudah dikuasai oleh orang asing. Apabila hal itu terjadi maka
wilayah negara Indonesia. Oleh karena itu tanah hak milik negara
dari tanah yang digunakan oleh orang asing. Pembatasan hak milik
bagi orang asing ini adalah salah satu asas dalam hukum agraria yaitu
asas nasionalisme.98
tanah. Ketentuan Pasal 21 ayat (1), pada intinya hanya WNI yang
(3), yang pada intinya mengatur pelepasan hak bagi WNA yang
Hak atas tanah yang dapat Warga Negara Asing miliki dan menggunakan
yaitu hak atas tanah hak pakai.100 Pasal 52 Peraturan Pemerintah Republik
98
Ida Bagus Wyasa Putra et. Al., 2003, Hukum Bisnis Pariwisata, Refika Aditama,
Bandung, hal.85
99
Martin Roestamy, 2011, Konsep-konsep Hukum Kepemilikan Properti bagi asing
dihubungkan dengan Hukum Pertanahan, Alumni, Bandung, hal.99.
100
Bedita Putri Sa’idah, Nadya Farras Indriati, Op.Cit, hal. 155
82
1. Hak pakai di atas Tanah Negara dan Tanah hak Pengelolaan dengan
puluh) tahun, dan diperbarui untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga
puluh) tahun.
3. Hak pakai dengan jangka waktu di atas Tanah hak milik, diberikan
untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun dan dapat
diperbarui dengan akta pemberian hak pakai di atas Tanah hak miiik.
hak pakai selama 30 tahun. Jika jangka waktu tersebut telah berakhir dapat
hak pakainya untuk masa 30 Tahun. Apabila ditotalkan jangka waktu yang
Nomor 103 tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau
dimaksud orang asing disini adalah orang yang bukan Warga negara
103 Tahun 2015, Orang Asing dapat memiliki rumah untuk tempat tinggal
atau hunian dengan Hak Pakai. Tempat tinggal atau hunian berupa Rumah
Susun yang dapat dimiliki oleh orang asing yaitu Sarusun yang dibangun di
atas tanah Hak Pakai untuk sarusun pembelian unit baru. Selain itu
Indonesia, Sarusun yang di bangun diatas Hak Guna Bangunan atau Hak
Pengelolaan yang dimiliki oleh Orang Asing karena jual beli, hibah, tukar
menukar, dan lelang, serta cara lain yang dimaksudkan untuk memindahkan
hak, maka Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun langsung diberikan dengan
perubahan menjadi Hak Pakai Atas Satuan Rumah Susun kepada orang
menyebutkan Hak Pakai Atas Satuan Rumah Susun yang diperoleh pertama
kali dari unit Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun baru sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2), diberikan untuk jangka waktu 30 (tiga
puluh) tahun, dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 (dua puluh)
101
Wawancara dengan Ibu Rina, Pegawai BPN Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
84
berasal dari Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 ayat (2) diberikan dengan jangka waktu selama sisa jangka
pelayanan maupun izin memperoleh hak atas tanah untuk rumah tempat
tinggal bagi orang asing. Hak atas tanah yang mengandung aspek kepastian
hukum dan keadilan tidak terpisah dari penggunaan dan pemanfaatan tanah
penggunaan dan pemanfaatan saja tanpa kepastian dan keadilan tidak bisa
102
Betty Rubiatiati, Kepastian Hukum Pemilikan Rumah Susun Oleh Orang Asing Di
Indonesia Dikaitkan Dengan Prinsip Nasionalitas, LITRA: Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang,
dan Agraria, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2021, hal.88
103
Soedjarwo Soeromihardjo, 2009, Mengkritisi Undang-Undang Pokok Agraria, Cerdas
Pustaka, Jakarta, hal. 125
85
tentu tidak ada keteraturan dan pada akhirnya menyebabkan tidak ada
kepastian.104
terhadap kepemilikan hak atas tanah bagi warga negara asing dalam konsep
memilik hak atas tanah dengan status hak milik, serta jaminan kepastian
hukum mengenai kebolehan WNA memiliki tanah dengan status hak pakai,
dapat mempunyai hak pakai ialah Warga Negara Indonesia, orang asing
Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah
Susun, dan Pendaftaran Tanah bahwa Hak pakai di atas Tanah Negara dan
Tanah hak Pengelolaan dengan jangka waktu diberikan untuk jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) tahun diperpanjang untuk jangka waktu paling
lama 20 (dua puluh) tahun, dan diperbarui untuk jangka waktu paling lama
104
Kusumaatmadja dan Sidharta dalam Ida Nurlinda, 2009, Prinsip-prinsip Pembaruan
Agraria Perspektif Hukum, RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. 32
86
30 (tiga puluh) tahun. Pemegang Hak Pakai masih bisa menerima manfaat
berupa ganti kerugian jika dikemudian hari jangka waktu Hak Pakai
ternyata wafat, maka dapat diwariskan kepada seorang WNI ataupun WNA,
Atau Pengalihan Hak Atas Pemilikan Rumah Tempat Tinggal Atau Hunian
undang dilakukan dengan cara jual beli, sewa menyewa atau dengan
perjanjian penurunan hak dari hak milik menjadi hak pakai. WNA dapat
memiliki tanah hak pakai sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan
Milik yang dibuat di Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) dan dilanjutkan
perlindungan hukum kepada warga negara baik WNI maupun WNA dalam
sempurna yaitu hak-hak yang cakupannya jelas, tetap dan tertentu, yang
hukum tertentu mengenai hak atas tanah. Tanah yang dulunya tidak
Definisi lain dari PPAT, yaitu sebagai pejabat umum yang diberi
pembebanan hak atas tanah, dan akta pemberian kuasa membebankan hak
105
Komar Andasasmita, 2001, Notaris Selayang Pandang, Alumni, Bandung, hal. 2.
106
I Gusti Ayu Mas Maha Dewi, Suatra Putrawan, Pelaksanaan Pp No 24 Tahun 2016
Tentang Peraturan Jabatan PPAT Oleh Notaris Sebagai PPAT, Jurnal Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Udayana, Denpasar, hal. 3
88
yaitu sebagai alat bukti telah dilakukannya suatu perbuatan hukum dan
perbuatan hukum mengenai hak atas tanah. Akta PPAT juga sebagai
jabatannya.109
dua cara utama, yaitu atribusi, delegasi dan kadang-kadang juga mandat.110
107
Salim HS, Teknik Pembuatan Akta Tanah Pejabat Pembuat Akta Tanah, jakarta:
Rajawali Pers, 2016, hal. 87.
108
Ibid, hal. 75.
109
Wawancara dengan Ibu Mulyani, Notaris/PPAT Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
110
Philipus M Hadjon, 1998, Tentang Wewenang Pemerintahan (bestuursbevoegheid),
Projutistia, Tahun XVI Nomor 1 Januari, hal.91
89
baru yang sebelumnya kewenangan itu tidak dimiliki oleh organ pemerintah
membuat keputusan atas nama pejabat tata usaha negara yang memberi
mandat.111
dalam Pasal 2 ayat (3) serta menjamin kesejahteraan bagi setiap Warga
111
Ibid., hal. 95
90
Pasal 6
Tahun 2016 dan PP No. 37 Tahun 1998. Lebih khusus pada Pasal 2 ayat (1)
atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun, yang akan dijadikan
112
Boedi Harsono, 2003, Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-
Undang Pokok Agraria, Isi, dan Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, hal.12.
91
No.5 Tahun 1960 untuk mengatur dan mengelola bidang pertanahan. Dalam
daripada PPAT.
(1) PP No.24 Tahun 1997. Termasuk pula dalam hal ini pemberlakuan cap
lambang garuda pancasila pada akta tanah. Dengan kata lain, PPAT
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau Hak Milik
dan dunia hukum, sosial, dan ekonomi pratikal. PPAT adalah pejabat umum
jawab PPAT jika terjadi penyimpangan dalam pembuatan Akta Tanah yaitu
PPAT bertanggung jawab bukan hanya pada saat membuat akta, akan tetapi
113
Wawancara dengan Ibu Rina, Pegawai BPN Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
114
Ronal Ravianto dan Amin Purnawan, Peran Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
Dalam Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Dengan Pendekatan
Self Assessment System, Jurnal Akta, Volume 4 Nomor 4 Desember 2017, Unissula, Semarang,
hal. 571
94
terhadap para pihak atas kelalaian PPAT dibebankan kepada pejabat yang
untuk membuatkan akta berdasarkan kuasa mutlak maka, hal ini dapat
objektif maka perjanjian itu batal demi hukum atau batal dengan sendirinya,
Akta PPAT merupakan salah satu sumber data bagi pemeliharaan data
berwenang untuk membuat akta pemindahan hak atas tanah serta akta – akta
lainnya yang bentuk aktanya sudah ditetapkan.116 Akta PPAT dibuat sebagai
terletak di dalam daerah kerjanya masing – masing. Dalam hal ini maka akta
115
Saraswati, dkk., Kedudukan Hukum Akta PPAT Setelah Terbitnya Sertipikat Karena
Peralihan Hak Atas Tanah. Acta Comitas, April 2018, hal. 26
116
Setyaningsih, Peranan Notaris Dalam Pembuatan Akta Pemberian Hak Tanggungan
(APHT) Terhadap Perjanjian Kredit Antara Kreditur dan Debitur Dengan Jaminan Hak
Tanggungan di Purwokerto, Volume 5, Nomor 1 Tahun 2018, Jurnal Akta Magister Kenotariatan,
Fakultas Hukum, Universitas Unissula, Semarang, hal. 190
117
Satrio J., 2007, Hukum Jaminan Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.329.
96
sebelum dibuat akta mengenai pemindahan hak atas tanah (oleh PPAT),
hukumnya.118
Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak
1. Peralihan Hak Milik atau HGU atau HGB dilakukan terlebih dahulu
kepada WNA atau Hak Milik kepada badan hukum dengan dibuatkan
akta PPAT jika dilakukan melalui pemindahan hak seperti jual beli.
118
Wawancara dengan Ibu Rina, Pegawai BPN Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
119
FX Sumarja, 2015, Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing (Tinjauan Politik Hukum dan
Perlindungan Warga Negara Indonesia), STPN Press, Sleman, hal. 179
97
Demikian, Hak Milik atas tanah sudah berpindah kepada WNA atau
badan hukum.
atau Hak pakai Akta Jual Beli dari PPAT sehingga dalam sertifikatnya
pihak yang tidak memenuhi syarat sebagai subjek hak mensiratkan adanya
memenuhi syarat atau setiap orang dapat membeli tanah dengan status hak
atas tanah apapun termasuk yang tidak dapat dimilikinya. Syaratnya setelah
permohonan perubahan status hak atas tanah yang sesuai atau yang dapat
pemindahan tanah hak milik kepada orang asing yang termuat dalam Pasal
26 ayat (2) UUPA dan dapat dikategorikan sebagai peralihan hak yang batal
demi hukum. Mengingat peralihan hak tersebut batal demi hukum, maka
ketentuan Pasal 42 dan 45 UUPA, yaitu hak atas anah bagi orang asing.
Permennag/ Ka.BPN No. 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pembatalan Hak Atas Tanah Negara Dan Hak Pengelolaan. Pasal tersebut
mengatur bahwa orang asing yang mengajukan permohonan hak pakai harus
melampirkan foto copy surat izin tinggal tetap atau foto copy surat izin
kunjungan atau izin keimigrasian lainnya yang dimiliki oleh orang asing
tegas diatur syarat pengajuan permohonan hak pakai oleh perorangan WNA,
yaitu adanya izin tinggal tetap, atau izin tinggal sementara/ kunjungan,
kunjungan ataupun izin keimigrasian yang lain seperti yang diatur Pasal 51
sementara peraturan yang lama menganut konsepsi orang asing secara luas.
120
Ibid., hal. 210
99
Penganut konsepsi orang asing dalam arti luas berpendapat bahwa orang
asing yang dapat menjadi subjek hak pakai atas tanah adalah orang asing
yang berkedudukan di Indonesia dengan tidak harus tinggal tetap (dalam arti
penduduk) tetapi bisa juga orang asing yang sekedar memegang dokumen
orang asing baik yang memiliki izin tinggal sementara, izin kunjungan
yang setingkat mengatur hal yang sama, tetapi isinya berbeda maka
Tahun 1999 dan Peraturan Ka.BPN No. 1 Tahun 2010, yang akan diikuti
milik oleh orang asing. Perbuatan hukum untuk mendapatkan tanah hak
mendapatkan tanah hak milik, bisa menggunakan cara pinjam nama, sewa
100
Pemegang hak atas tanah diharapkan tidak sampai menjual tanah hak
milik kepada orang asing, meskipun dengan harga yang tinggi (bertindak
selektif). Bagi masyarakat umum jangan sampai tergiur bujuk rayu orang
perjanjian penguasaan hak atas tanah bagi WNA dan Badan Hukum bisa
peralihan hak atas tanah harus bertindak cermat agar tanah hak milik tidak
121
Ibid., hal.211
122
SF. Marbun, 2001, Menggali dan Menemukan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang
Baik di Indonesia, dalam Dimens-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press,
Yogyakarta, hal. 214.
101
hak.123
tanah yang telah diperolehnya baik melalui jual beli, tukar menukar, hibah,
akan dicatat hak atas tanahnya atas dasar akta PPAT, baik pada buku tanah
maupun pada sertipikat tanahnya. Proses inilah yang sering dikenal dengan
1997, bahwa penindahan hak atas tanah dan hak milik atas satuan rumah
susun melalui jual beli, tukar menukar, hibah, pemasukan dalam perusahaan
melalui lelang hanya dapat didaftarkan jika dibuktikan dengan akta yang
1. Mengenai bidang tanah yang sudah terdaftar atau hak milik atas
123
FX Sumarja, 2015, Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing (Tinjauan Politik Hukum dan
Perlindungan Warga Negara Indonesia), STPN Press, Sleman, hal. 150
102
disampaikan:
3. Salah satu atau para pihak yang akan melakukan perbuatan hukum
demikian.
4. Salah satu pihak atau para pihak bertindak atas dasar suatu surat kuasa
hak.
melakukan perbuatan hukum telah dipenuhi syarat terang, tunai dan riil bagi
berdasarkan perjanjian pemberian Hak Pakai di atas Hak Milik, maka proses
petugas loket.
124
Eko Puji Hartono, Akhmad Khisni, Peranan PPAT dalam Pembuatan Akta Peralihan
Hak Atas Tanah dan/Atau Bangunan Bekas Hak Milik Adat Berkaitan Dengan Pembayaran Bea
Perolehan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan, Jurnal Akta, Vol 5 No 1 Maret 2018, Unissula
Semarang, hal. 163
125
Wawancara dengan Ibu Rina, Pegawai BPN Kota Semarang, tanggal 6 Mei 2022
104
hak).
m2.
sertifikat hak pakai. Karena perlakuan petugas BPN sama dengan ketika
mengalihkan haknya kepada pihak lain yang memenuhi syarat dalam jangka
waktu 1 (satu) tahun. Bila dalam jangka waktu satu tahun, haknya tidak
ketentuan hak-hak pihak lain yang terkait di atas tanah tersebut tetap
diperhatikan. Hak pakai sama sekali bukan lembaga hak atas tanah yang
baru, namun kurang dikenal jika dibandingkan dengan hak milik, hak guna
usaha, atau hak guna bangunan, untuk itu diperlukan pemahaman yang
126
Ibid.,
106
(PPAT) dalam pembuatan akta hak pakai atas tanah oleh warga negara asing
Sebelum membuat akta tersebut, PPAT harus memastikan bahwa para pihak
hukum, sosial, dan ekonomi pratikal. PPAT adalah pejabat umum (openbaar
hukum. Dalam hal kewenangan PPAT membuat akta pemberian hak pakai
Tanah.
127
Suryani Sappe, Hak Pakai Atas Tanah Hak Milik dan Penyelesaian Sengketa, Batulis:
Civil Law Review, Volume 2 Nomor 1, Mei 2021, hal. 81
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
pakai di atas Tanah Negara dan Tanah hak Pengelolaan dengan jangka
waktu diberikan untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun
dan diperbarui untuk jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) tahun.
107
108
Indonesia.
hak pakai atas tanah oleh warga negara asing adalah membuat
B. Saran
untuk peralihan hak atas tanah harus bertindak cermat agar tanah hak
3322070156430004;------------------------------------------------
3322086204790001; -----------------------------------------------
- Kabupaten/Kota : Semarang
- Kecamatan : Pedurungan
- Desa/Kelurahan : Tlogosari
sebagai berikut :
-------------------------------PASAL 1-----------------------------
tigapuluhtujuh);-------------------------------------------
sendiri; -----------------------------------------------------
-------------------------------PASAL 2-----------------------------
-------------------------------PASAL 3-----------------------------
-------------------------------PASAL 4-----------------------------
-------------------------------PASAL 5-----------------------------
-------------------------------PASAL 6-----------------------------
ini : ----------------------------------------------------------------
3322134806690003. --------------------------------------------
Persetujuan Istri
DEWI MULYATI
Saksi Saksi
A. Al-Qur’an
B. Buku
A.P.Parlindungan, 1989, Bunga Rampai Hukum Agraria Serta Landreform,
Bagian 1, Mandar Maju, Bandung.
Adrian Sutedi, 2018, Peralihan Hak Atas Tanah dan Pendaftarannya, Sinar
Grafika, Jakarta.
Amiruddin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajagrafindo
Persada, Jakarta.
Atok Miftachul Hudha, dkk., 2019, Etika Lingkungan (Teori dan Praktik
Pembelajarannya), UMM Press, Malang.
Bachtiar Effendi, 1993, Kumpulan Tulisan Tentang Tanah, Alumni,Bandung.
Boedi Harsono, 1999, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah pembentukan
Undang Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanaannya, Djambatan,
Jakarta .
___________, 2003, Hukum Agraria Indonesia Sejarah Pembentukan
Undang-undang Pokok, Agraria, Djambatan, Jakarta.
Daeng Naja, 2012, Teknik Pembuatan Akta, Pustaka yustisia,Yogyakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Edisi Keempat, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dyara Radhite Oryza Fea, 2018, Panduan Mengurus Tanah, Rumah dan
Perizinannya, Legality, Yogyakarta.
Effendi Perangin. 1994, Hukum Agraria Indonesia, Suatu Telaah Dari Sudut
Pandang Praktisi Hukum, Raja Grafindo, Jakarta.
Erna Sri Wibawanti, R. Murjiyanto, 2013, Hak-Hak Atas Tanah dan
Peralihannya, Liberty Yogyakarta.
FX Sumarja, 2015, Hak Atas Tanah Bagi Orang Asing (Tinjauan Politik
Hukum dan Perlindungan Warga Negara Indonesia), STPN Press,
Sleman.
Gustav Radbruch dalam Satjipto Rahardjo, 2000, Ilmu Hukum, Citra
Aditya Bakti, Bandung..
119
120
Bedita Putri Sa’idah, Nadya Farras Indriati, Peranan PPAT dalam Pembuatan
Akta Perjanjian Hak Pakai Terhadap Warga Negara Asing, Journal :
Indonesian Notary, Volume 3 Nomor 2 (2021).
Betty Rubiatiati, Kepastian Hukum Pemilikan Rumah Susun Oleh Orang
Asing Di Indonesia Dikaitkan Dengan Prinsip Nasionalitas, LITRA:
Jurnal Hukum Lingkungan, Tata Ruang, dan Agraria,Volume 1,
Nomor 1, Oktober 2021
122
D. Peraturan Perundang-Undangan
E. Internet
https://www.kompas.com/konsultasihukum/
https://guruppkn.com/
https://menuruthukum.com