PIDANA NARKOTIKA
Disusun Oleh :
NAMA : IMANSAH
NIM : 7773190039
DOSEN PEMBIMBING
2022
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Imansah
NIM : 7773190039
Banten
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat dan sadar
tidak ada paksaan dari siapapun dan untuk apapun.
Serang,
Imansah
2
LEMBARPERSETUJUAN
Pembimbing I, Pembimbing II
Diketahui
Tanggal, Juni 2022 Tanggal, Juni 2022
Prof. Dr. Ir. Hj. Kartina A.M., M.P Dr. Azmi Polem, S.Ag., S.H., M.H
NIP. 196707042002122001 NIP. 197402282005011003
3
KATA PENGANTAR
rahmat dan hidayah-Nya, serta nikmat Iman Islam dan kesehatan sehingga
Shalawat dan salam tidak lupa penulis panjatkan kepada Nabi Besar,
Proposal tesis ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari sumber –
sumber yang terkait serta kontribusi yang sangat besar dari berbagai pihak.
Penulis menyadari bahwausulan penelitian Tesis ini masih jauh dari kata
sempurna, Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kedua Orang tua ku Darto
dan Kamariyah yang telah membesarkanku dengan cita dan kasih sayang dan
terima kasih kepada istri ku chaerunnisa dan anak ku havva yang selalu support
penulis untuk lebih giat dan semangat mengerjakan tesis ini serta tim
4
menulis usulan penelitian tesis ini. Selain itu, penulis juga ingin mengucapkan
3. Prof. Dr. Ir. Hj. Kartina AM., MP., sebagai Wakil Direktur I
Tirtayasa;
Tirtayasa;
Tirtayasa;
5
10. Sahabat-sahabat seperjuangan Program Studi Ilmu Hukum Pasca
yang membacanya.
Imansah
6
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
7
USULAN PROPOSAL TESIS
A. Latar Belakang
vroiwentuchthuis.1
karena perjudian, mabuk, budak belian yang melawan tuannya, dan orang-
penyakit. Pada masa ini, hakim hanya memeriksa perkara dua kali setahun,
yaitu Mei dan Desember sehingga banyak tahanan yang meninggal sebelum
perkaranya disidangkan.
datang secara tidak sah dan orang-orang yang disandera. Situasi penjara kurang
baik, mulai penuh dan tidak ada pemidanaan menurut kesalahannya. Namun,
situasinya lebih baik daripada bui. Para tahanan juga mendapatkan upah dari
1
Sanusi Has, Pengantar Penologi : Ilmu Pengetahuan tentang Pemasyarakatan Khusus
Terpidana, Monora , Medan, 1976, hal. 50.
1
2
melanggar kesusilaan.2
konsepsi retribusi ke arah konsepsi rehabilitasi. Hal ini dapat dilihat dari
dengan kehidupan di luar Lapas sebagai warga negara yang baik dan taat pada
sarana dan prasarana yang memadai. Kondisi tersebut jauh dari harapan untuk
2
ibid, hal. 51-52.
3
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Hukum Penitensier Indonesia, Jakarta, Sinar
Grafika, 2010, hal. 31.
4
Andi Hamzah, Sistem Pidana di Indonesia: Dari Retribusi ke Reformasi, dalam Jimly
Asshiddiqie,Pembaharuan Hukum, hal. 161.
5
Mardjono Reksodiputro, Kriminologi dan Sistem Peradilan Pidaana, Jakarta, Pusat
Pelayanan Keadilan danPengabdian Hukum (d/h Lembaga Kriminologi) Universitas
Indonesia, 2006, hal. 151.
6
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Op.cit., hal. 31.
3
dapat memenuhi tuntutan dari standard minimum rules (SMR). Salah satu
persyaratan SMR yaitu satu sel bagi setiap narapidana atau setidak-tidaknya
tempat yang memberikan ruang gerak yang memadai bagi mereka ketika
kurang memperoleh perhatian.8 Lebih dari itu, hal yang utama dan pertama
kehendak negara yang serta merta masih berorientasi pemenjaraan dalam setiap
proses politik pembuatan hukum yang memuat ketentuan pidana. Yang saat ini
seperti rehabilitasi.
memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
7
Lidya Suryani Widayati, Rehabilitasi Narapidana dalam Overcrowded Lembaga
Pemasyarakatan, Jurnal Negara Hukum, Vol.3, No. 2, Desember 2012, FH UII, hal. 212
8
Badan Penelitian dan Pengembangan HAM, Departemen Kehakiman dan HAM RI,
PelaksanaanStandard Minimum Rules (SMR) di Lembaga Pemasyarakatan, Jakarta,
Departemen Kehakiman dan Ham
4
pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan
bertanggung jawab.9
dan Rutan bukan semata mata hanya karena adanya kesalahan dan kekeliruan
dalam penanganan oleh petugas Lapas, namun terjadi secara kompleks antara
Secara khusus Indonesia juga telah menjadi salah satu negara yang
bahkan telah ada beberapa daerah yang dijadikan sebagai lokasi pemasaran dan
produksi narkotika. Selain itu, sasaran dari tindak pidana narkotika ini juga
untuk menjerat kalangan dewasa. Daerah peredaran gelap narkotika pun tidak
9
Yang dimaksud dengan “agar menjadi manusia seutuhnya” adalah upaya memulihkan
Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan kepada fitrahnya dalam hubungan manusia
dengan Tuhannya, manusia dengan pribadinya, manusia dengan sesamanya, dan manusia
dengan lingkungannya. Lihat penjelasan Pasal 2 UU No 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan
10
Lembaga Pemasyarakatan digunakan secara resmi sejak tanggal 27 April 1964 bersamaan
dengan berubahnya sistem kepenjaraan menjadi sistem pemasyarakatan, Lihat Petrus Irwan
Panjaitan dan Pendapatan Simorangkir, Lembaga Pemasyaraakatan Dalam Prespektif
Sistem Peradilan Pidana Penjara, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1995, hal.25.
5
pedesaan.11
Tentang Narkotika.
Tentang Narkotika ialah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
11
Anton Yosef S, Pelaksanaan Teknik Pembelian Terselubung Oleh Penyelidik Dalam
Tindak Pidana Peredaran Gelap Narkotika Di Kota Padang, Artikel, Fakultas
Hukum Mandirii Universitas Andalas Padang, 2012, hal 4
12
Gatot Supramono, Hukum Narkoba Indonesia, Djambatan, Jakarta, 2004, hlm 3.
6
dibutuhkan kerja sama yang sinergis antara institusi pendidikan, aparat penegak
hukum, lingkungan, termasuk disini orang tua dan generasi muda. Penegakan
pemutus perkaranya mesti berangkat dari aturan yang sama, yaitu Undang-
menganut double track system pemidanaan bagi penyalah guna untuk diri sendiri
menghukum rehabilitasi.
13
Undang-Undang No. 35 tahun 2009 Tentang Narkotika Lembaran Negara
Republik Indonesia tahun 2009 Nomor 143, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia tahun 2009 Nomor 5062.
14
Rena Yulia, Viktimologi:Perlindungan Hukum terhadap Korban Kejahatan, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2013, hlm 84
7
permasalahan baru. Karena tidak adanya pemisahan yang tegas antara pengedar
masalah yang timbul akibat hal ini salah satunya adalah overcrowding rumah
16
Supriyadi Widodo Eddyono, et.al, 2017. Kertas Kerja : Memperkuat Revisi Undang-
Undang Narkotika Indonesia Usulan Masyarakat
Sipil,http://icjr.or.id/data/wpcontent/uploads/2017/11/Memperkuat-Revisi-UU-
Narkotika.pdf Maret 2018
8
rehabilitasi yang merupakan rangkaian dari wajib lapor, serta adanya ancaman
pidana bila tidak melaporkan diri berpotensi melanggar hak atas kesehatan. Hak
atas kesehatan adalah jaminan yang diberikan negara terkait informasi mengenai
jenis pelayanan yang akan diberikan kepada pengguna narkotika dan pemberian
pelayanan atau tindakan medis itu harus berdasarkan persetujuan dari orang
yang dirawat.
ditekannya angka pengguna dan pecandu, maka akan secara signifikan merusak
peredaran gelap narkotika, Namun hal ini baru dapat terjadi bila dengan
kesehatan masyarakat, bukan dengan pemidanaan yang keras. Namun apa yang
kesehatan.17
itu juga Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 03 Tahun 2011 tentang
Medis dan Rehabilitasi Sosial, dan Surat Edaran Jaksa Agung (SEJA) No. SE-
Rehabilitasi Medis dan Rehabilitasi Sosial, seluruh aturan SEMA dan SEJA
rehabilitasi tersebut tidak berjalan. Dari data yang dimiliki oleh Direktorat
Pada hakikatnya kualitas penegakan hukum tidak dapat dilepaskan dari tujuan
yang berkelanjutan.
Banten.
18
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/krl/current/monthly/year/2017/month/
12pada19Februari2021.
10
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam
PIDANA NARKOTIKA”
B. Identifikasi Masalah
adalah:
pada lapas/rutan?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
11
Banten.
E. Kerangka Pemikiran
penulisan ini maka penulis akan menjelaskan terlebih dahulu makna kata yang
terkandung dalam variable judul antara lain ; hukum dalam kamus bahasa
19
Tim Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Jakarta, 2008, hlm. 531
20
https://kbbi.web.id/kapasitas 13.05 Kamis 17 Juni 2021
12
Kerangka teori adalah bagian penting dalam penelitian, dengan adanya teori
kesatuan yang menjadi landasan, acuan dan pedoman untuk mencapai tujuan
Adapun teori hukum yang dapat digunakan berkenaan dengan judul penelitian
di atas.
21
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Universitas Gajah Mada Press,
Yogyakarta, 2003, hlm. 39-40.
13
Justice System (ICJS) merupakan unsur hukum pidana yang sangat penting
menyatakan bahwa:
seseorang, memidana pelaku yang bersalah dan melalui komponen sistem secara
sebagai berikut:22
(criminal policy);
kemerdekaan berusaha dari orang itu yang dapat mempunyai akibat serius
23
Loebby Loqman, Hak Asasi Manusia dalam Hukum Acara Pidana, Datacom,
Jakarta,2002, hlm. 22-23
24
Roeslan Saleh, Stelsel Pidana Indonesia, Aksara Baru, Jakarta, 2011, hlm. 62.
25
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana, Kencana Prenada,
Jakarta,2008, hlm. 44.
15
dikatakan dapat memberikan cap jahat (stigma) yang akan terbawa terus
manusia.
708) sebagai pelaksanaan dari Pasal 29 KUHP, sudah tidak sesuai dengan
hukum pidana, oleh karena itu pelaksanaannya tidak dapat dipisahkan dari
B .Teori Pemasyarakatan
Sistem pemasyarakatan adalah suatu bagian tatanan mengenai arah batas serta
maksud secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat untuk
Tuhan yang Maha Esa, intelektual, sikap damn perilaku, profesional ( Pasal 1
F. Metodeologi Penelitian
kualitatif yang penelitian pada norma hukum yang terdapat dalam perundang-
28
Pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.
29
Saharjo, Pohon Beringin Pengayoman Hukum Pncasila, Pidato Pengukuhan Pada tanggal 3 Juli
1963, Iatana Negara, (Jakarta : UI Press, 1983) hlm. 8
30
Zainudin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2011, Hal.105.
17
1. Jenis Penelitian
2. Pendekatan Penelitian
ditangani.32
3. Sumber Data
Sumber data penelitian ini ialah data sekunder yaitu data yang diperoleh
31
Ibid.Hlm.105.
32
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta,2005,hlm.133.
33
Zainudin Ali, Op.Cit, hlm.106.
18
hukum yang terkait dengan objek penelitian ini. 34 Objek penelitian ini
hukum primer atau bahan hukum sekunder yang berasal dari kamus,
pengumpulan data yaitu studi pustaka atau studi dokumen, namun apabila
sekunder.
5. Analisis Data
Analisis Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis data
kualitatif. Meliputi, isi dan struktur hukum positif, yaitu suatu kegiatan
yang dilakukan oleh peneliti untuk menemukan isi atau makna aturan
34
Ibid. Hlm.106.
35
Ibid. Hlm. 106.
19
G. Sistematika Penulisan
diperlukan adanya sistematika penulisan yang terbagi dalam bab per bab yang
BAB I : PENDAHULUAN
(Lapas/Rutan).
36
Ibid.Hlm.107.
20
A. Buku-Buku
B. HUKUM/Peraturan Perundang-undangan :
http://icjr.or.id/data/wpcontent/uploads/2017/11/Memperkuat-Revisi-UU-Narkotika.pdf
Maret 2018
http://smslap.ditjenpas.go.id/public/krl/current/monthly/year/2017/month/
12pada19Februari2021.
https://kbbi.web.id/kapasitas 13.05 Kamis 17 Juni 2021
BAB II
TINJAUAN UMUM MENGENAI DAMPAK OVERCAPACITY PADA
RUTAN DAN LAPAS
1. TEORI PEMASYARAKATAN