TESIS
Oleh
187011093/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
MEDAN
2020
ii
iii
iv
ABSTRAK
Keadaan likuidasi setiap bank dan lembaga keuangan non bank, sangat
terpengaruh dengan keadaan social dan ekonomi, baik dalam skala nasional maupun
internasional. Agar penyaluran kredit ( pinjaman ) terus berjalan dikenal lembaga
pengalihan piutang yang dikenal dengan istilah cessie. Berdasarkan Pasal 613
KUHPerdata menegaskan penyerahan akan piutang atas nama dan kebendaan tak
bertubuh lainnya dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau akta dibawah
tangan dengan mana hak hak katas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain.
Penyerahan piutang ini tidak ada akibatnya bagi yang berutang sebelum penyerahan
diberitahukan dan disetujui secara tertulis atau diakui oleh Debitur/Peminjam.
Keberadaan akta otentik atau akta dibawah tangan diperlukan sebagai cara menyerahkan
atau mengalihkan hak milik atas piutang yang bersangkutan dari kreditur kepada pihak
ketiga . Peranan dan kewenangan Notaris dalam pelaksanaan pembuatan dokumen
cessie, sebagaimana yang diatur dalam undang undang jabatan notaris yaitu notaris
adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan memiliki
kewenangan lainya sebagaiaman dimaksud dalam undang undang jabatan notaris. Piutang
yang dialihkan secara cessie adalah suatu tagihan yang dimiliki oleh kreditur atas
debiturnya yang merupakan tagihan atas nama. Pada prinsipnya tagihan atas nama
menunjukkan dengan jelas dan pasti mengenai kreditur yang berhak menerima
pembayaran. Hal ini terjadi dalam pengalihan pihutang yang terjadi antara Koperasi
Simpan Pinjam Indosurya ( Kreditur Lama ) dengan Indosurya Inti Finance ( Selaku
kreditur baru ). Peralihan piutang yang terjadi antara Koperasi simpan pinjam Indosurya
dengan Indosurya Inti Finance membawa akibat hukum terhadap pengikatan jaminan
yang telah dipasang hak tanggungan. Juga berakibat hukum kepada peminjam/debitur
koperasi simpan pinjam Indosurya yang beralih dari Peminjam Koperasi yang tunduk
pada aturan Kementrian Koperasi dan Usaha kecil dan Menengah menjadi Debitur
Indosurya Inti finance yang tunduk pada aturan Otorisasi Jasa Keuangan.
Adapun permasalahan dalam penelitian ini, antara lain: Bagaimana pengalihan
piutang secara cessie dan akibatnya terhadap jaminan hak tanggungan, Bagaimana
pelaksanaan pengagilhan piutang ( cessie )yang dibuat dengan akta notaris, Bagaimana
pelaksanaan cessie di koperasi simpan pinjam indosurya .
Penelitian ini menggunakan teori kepastian hukum dan teori perlindungan hukum
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang bersifat
deskriptif, sumber data penelitian ini dapat dibedakan atas data primer dan data skunder.
Data primer dilakukan guna memperoleh penelitian lapangan melalui wawancara dengan
informan. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca buku-buku, jurnal, dan
peraturan perundang-undangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa . Pengalihan piutang ( Cessie ) antara
kreditur lama dan Kreditur baru yang dijamin dengan hak tanggungan
menyebabkan hak tanggungan juga ikut beralih. Undang undang menyatakan jika
piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena cessie, subrogasi hak
tanggungan juga ikut beralih karena hukum. Peranan notaris dalam pembutan akte
cessie sama dengan pembuatan akta-akta lain yang dibuat notaris . Sebagaiamana sebuah
akta yang dibuat dihadapan /dibuat oleh Notaris memiliki Konstruksi, yaitu
Kewenangan,persyaratan dan prosedur yang harus dijalankan oleh Notaris. . Pelaksanaan
Pengaliha piutang ( Cessie ) antara Koperasi Simpan Pinjam Indosurya dan Indosurya Inti
Finance memiliki akibat hukum baik kepada peminjam ataupun kreditur baru (
Kata Kunci: Cessie, Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, Indosurya Inti Finance .
vi
vii
viii
5. Agama : Islam
9. Riwayat Pendidikan
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya milik Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada peneliti dalam penyusunan tesis yang berjudul
“PENGALIHAN KREDITUR MELALUI CESSIE STUDI KASUS PADA
KOPERASI SIMPAN PINJAM INDOSURYA “ ini dapat diselesaikan dengan
baik. Salawat dan salam peneliti anjungkan ke pangkuan Nabi Besar Muhammad
SAW yang telah bersusah payah membawa umatnya dari alam kegelapan ke alam
yang terang benderang yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan.
Oleh sebab itu, Peneliti sangat mengharapkan adanya penelitian lanjutan guna
kesempurnaan penelitian ini. Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
tesis ini dan kepada Pihak yang telah menjadi bagian penting selama peneliti
menjalani kehidupan perkuliahan di Fakultas Hukum Univesrsitas Program Studi
Magister Kenotariatan , Yaitu :
xi
DAFTAR SINGKATAN
PP : Peraturan Pemerintah
xii
DAFTAR ISI
Halaman
PENGESAHAN .......................................................................................... i
TANGGAL UJIAN................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS........................................................... iii
PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................ iv
ABSTRAK .................................................................................................. v
ABSTRACT ................................................................................................ vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. viii
KATA PENGANTAR............................................................................... . ix
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Latar Belakang Masalah ..................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian .............................................................. 11
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 12
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ............................................. 15
1. Kerangka Teori ............................................................ 15
2. Kerangka Konsepsi ...................................................... 15
G. Metode Penelitian ............................................................... 22
1. Sifat Penelitian ............................................................. 23
2. Jenis Penelitian ............................................................. 23
3. Sumber Data ................................................................. 25
4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ............................ 25
5. Analisis Data ................................................................ 26
xiii
xiv
PENDAHULUAN
cukup besar. Untuk itu guna memenuhi kebutuhan pendanaan untuk modal kerja
nasional. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kegiatan usaha utama bank dan
lembaga keuangan non bank , seperti menarik dana langsung dari masyarakat
perundingan kembali antara bank sebagai kreditur dan nasabah peminjam sebagai
1
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indosnesia, Jakarta: Kecana, 2006, hal.76
Keadaan likuidasi setiap bank dan lembaga pembiayaan non bank tidak
slalu sama. Perkembangan yang terjadi di sector sosial dan ekonomi, baik dalam
skala nasional maupun interasional, secara langsung maupun tidak langsung dapat
diterima oleh debitur tidak berhenti begitu saja, dan salah satu cara untuk
dengan Pasal 613 kitab undang undang hukum perdata ( KUHPerdata ).2
atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya dilakukan dengan jalan membuat
sebuah akta otentik atau akta di bawah tangan, dengan mana hak-hak atas
Piutang yang dialihkan secara cessie adalah suatu tagihan yang dimiliki
oleh kreditur atas debiturnya. Tagihan tersebut merupakan tagihan atas nama.
Pada Prinsipnya tagihan atas nama menunjukkan dengan jelas dan pasti mengenai
Tagihan utang melibatkan dua pihak yaitu kreditur dan debitur. Tagihan
memiliki sifat pribadi namun demikian, sifat pribadi pada suatu tagihan lebih
ditekankan pada personalitas debitur selaku pihak yang berpiutang. Hal ini juga
2
Kitab Undang Undang Hukum Perdata, diterjemahkan oleh R.Surbekti dan
R.Tjitrosudibio , cet 29, 1999,Jakarta: Pradya Pramita.
pinjam yang besar di Indonesia, merupakan salah satu bagian bisnis dari group
September 2012 adalah institusi keuangan simpan pinjam untuk anggota dan
Indosurya simpan pinjam menghimpun dana dari anggota dan calon anggota yang
kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada anggota dan calon anggota
dalam bentuk pinjaman. Indosurya Simpan Pinjam merupakan bagian integral dari
multi finance, asuransi, dan invesment banking yang sudah berpengalaman selama
lebih dari 25 tahun dalam dunia keuangan, pasar modal, dan investasi di
terutama perbankan.
3
Company overview, https://www.jobstreet.co.id/en/companies/779475-koperasi-
simpan-pinjam-indosurya-cipta, diakses pada tanggal 17- Mei-2020 pukul 17.05wib
Indosurya melalui cessie dilakukan kreditur dengan calon kreditur baru melalui
mekanisme cessie.
nama, di mana piutang itu dijual oleh kreditur lama kepada orang yang nantinya
menjadi kreditur baru, namun hubungan hukum utang piutang tersebut tidak
baru”.4
cara pengalihan dan atau penyerahan piutang atas nama sebagaimana yang
(KUHPerdata).5
pasal 613 KUHPerdata adalah piutang atau tagihan atas nama. Dalam tagihan atas
nama, debitur mengetahui dengan pasti siapa krediturnya. Salah satu ciri khas
yang dimiliki oleh suatu tagihan atas nama adalah bahwa tagihan atas nama tidak
memiliki wujud. Jikalaupun dibuatkan suatu surat hutang, maka surat hutang
hanya berlaku sebagai alat bukti saja. Hal ini dikarenakan adanya surat hutang
dalam bentuk apapun bukan merupakan sesuatu yang penting dari suatu tagihan
atas nama. Dengan demikian, jika tagihan atas nama dituangkan dalam bentuk
surat hutang, maka penyerahan secara fisik surat hutang itu belum mengalihkan
hak tagih yang dibuktikan dengan surat yang bersangkutan. Untuk mengalihkan
4
Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1998, hlm 71,
5
Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessie, Jakarta:
Kencana, 2008, hlm 101.
tagihan atas nama, dibutuhkan akta penyerahan tagihan atas nama yang dalam
doktrin dan yurisprudensi disebut sebagai akta cessie. Pada cessie, hak milik
beralih dan dengan dibuatnya akta cessie, levering telah selesai. Penyerahan yang
penyerahan surat itu, penyerahan tiap-tiap piutang karena surat ditunju dilakukan
cessie, yakni :
1.Dibuatkan akta otentik atau akta dibawah tangan Hak hak yang melekat
pada piutang atas nama dialihkan /berpindah kepada penerima
pengalihan. Berarti pengalihan piutang tidak bisa dilakukan secara lisan.
lalu debitur dari tagihan yang dialihkan atau diserahkan disebut Cessus. 6
Penyerahan utang piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh lainnya,
dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau di bawah tangan,
dengan mana hak-hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Oleh
karena itu, cessie harus dibuat secara jelas, tegas dan tertulis. Dengan adanya
penyerahan piutang secara cessie, maka pihak ketiga menjadi kreditur baru yang
6
Herlien Budiono, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerapan di Bidang
Kenotariatan Bandung : Citra Aditya, 2010, hlm 185.
menggantikan kreditur yang lama, yang diikuti pula dengan beralihnya seluruh
hak dan kewajiban kreditur lama terhadap debitur kepada pihak ketiga selaku
kreditur baru. Hal ini dikarenakan pengalihan piutang secara cessie tidak
mengakibatkan berakhirnya perikatan yang telah ada yang dibuat antara kreditur
perjanjian kredit yang telah ada sebelumnya tidak menjadi putus, sehingga tidak
terjadi hubungan hukum yang baru yang menggantikan hubungan hukum yang
lama. Perikatan yang lama tetap ada dan berlaku, serta mengikat debitur maupun
yang terjadi adalah pengalihan seluruh hak dan kewajiban kreditur berdasarkan
perjanjian kredit yang ada kepada pihak ketiga yang selanjutnya menjadi kreditur
baru.7
berikut:8
mengalihkan suatu piutang diperlukan adanya suatu dokumen tertulis baik itu
berupa akta otentik atau dibawah tangan. Akta Otentik adalah akta Notaris yang
7
Rachmad Setiawan dan J. Satrio, Penjelasan Hukum tentang Cessie. Jakarta:
Gramedia, 2010, hlm. 47.
8
Ibid, hlm 56.
dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan
menyerahkan atau mengalihkan hak milik atas piutang yang bersangkutan dari
kreditur kepada pihak ketiga. Karena penyerahan hak milik atas suatu benda tidak
mungkin dilakukan dengan penyerahan fisik. Hal ini juga untuk memberikan
kepastian hukum mengenai telah beralihnya kepemilikan atas suatu piutang dan
cessie. Sebagaimana yang diatur dalam undang undang jabatan notaris yaitu
“Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan
yang merupakan perjanjian pokok. Perjanjian tambahan itu dibuat oleh para pihak
dengan maksud untuk mendukung secara khusus perjanjian pokok yang telah
disepakati oleh para pihak. Dengan demikian maka sifat perjanjian pemberian
9
Undang Undang Nomor 2 Tahun 2014, Citra Umbara Bandung hlm 66.
10
ibid
pengikatan jaminan juga batal,dan jika perjanjian pokok beralih maka perjanjian
pemberian dan/atau pengikatan jaminan juga beralih. Hal ini berlaku pula dalam
hal perjanjian pokok tersebut beralih karena terjadinay pengalihan piutang secara
cessie.
komponen yang sangat penting dalam pengajuan kredit di bank. Dalam praktik,
jaminan kebendaan (agunan) lebih menjamin kepastian hukum, karena benda atau
suatu barang dalam jaminan, berarti melepaskan sebagian kekuasaan atas barang
itu. Pada asasnya yang harus dilepaskan itu adalah “kekuasaan untuk
memindahkan hak milik atas barang itu dengan cara apapun juga (menjual,
menukarkan, menghibahkan)”11.
11
Oey Hoey Tong, Fiducia sebagai Jaminan Unsur-unsur Perikatan, Ghalia Indonesia,
Jakarta, 1984, hlm. 35.
piutangnya dari debitur. Hal ini disebabkan karena hak kebendaan tidak hanya
dan asas prioritas. Sifat sifat hak kebendaan tersebut memberikan kepastian dan
Perdata adalah hak gadai dan hipotik. Dalam perkambangannya saat ini dikenal
Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
peraturan dasar pokok pokok agraria,berikut atau tidak berikut benda benda lain
yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
tanah ) saja, tetapi dapat pula dibebankan berikut benda benda lain
12
Undang-undang No 4 Tahun 1996, Undang Undang Hak Tanggungan.
kepada kreditor tertentu terhadap kreditur lain adalah bahwa jika debitur
pelelangan umum.
sebab itu, kelahiran, peralihan, eksekusi dan hapusnya hak tanggungan ditentukan
Cessie dapat terjadi sebagai accesoir dari suatu peristiwa hukum seperti
peristiwa jual beli piutang yang dilakukan antara Bank atau lembaga keuangan
lainya seperti Koperasi ( Selaku Kreditur ) dengan pihak ketiga yang kemudian
menjadi kreditur baru. Jual beli piutang yang dimaksud dalam hal ini , jual beli
piutang dimana yang menjadi objeknya adalah piutang atas nama kreditur. Dalam
hal ini perjanjian jual beli piutang dilakukan oleh Bank selaku Kreditur dengan
pihak ketiga selaku pembeli yang kemudian menjadi kreditur yang baru tersebut
dengan perjanjian jual beli piutang yang terpisah dari perjanjian cessie.
jaminan yang terjadi di Koperasi simpan pinjam Indosurya kepada Indosurya Inti
Finance yang merupakan group dari indosuya company, dan mengambil judul
Pinjam Indosurya ).
pengalihan piutang yang terjadi akibat dari peristiwa hukum jual beli piutang.
perjanjian kredit yang telah dibuat oleh debitur dengan kreditur, maka perjanjian
perjanjian pemberian dan atau pengikatan jaminan yang telah dibuat yang
berlaku .
B.Perumusan Masalah
beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dala penelitian ini, yaitu :
Indosurya ?
C. Tujuan Penelitian
D.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
a.Secara Teoritis
bidang ilmu hukumdan dapat dijadikan sumber bacaan atau tambahan referensi
b.Secara Praktis
E.Keaslian Penelitian
belum pernah dilakukan. Akan tetapi ditemukan beberapa judul tesis yang
belum pernah dilakukan. Akan tetapi ditemukan beberapa judul tesis yang
piutang secara cessie dan akibat hukumnya terhadap jaminan utang debitur (
2.Tesis Saudara Rahmat Setiadi / 097011007 :Resiko hukum atas cessie (tagihan
lembaga cessie dalam perjanjian kredit dengan jaminan kios pada PT.Bank
1. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam
dianalisis. Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir butir
pendapat, teori, tesis dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir butir
pendapat, teori, tesis, sebagai pegangan baik disetujui atau tidak disetujui 13 .
hubungan timbal balik antara teori dengan kegiatan kegiatan pengumpulan data,
konstruksi data, pengolahan data dan analisis data.14 Terakhir, maka teori sebagai
proposisi adalah perangkat proposisi, dimanan salah satu proposisi dapat diuji
masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut. kerangka teori adalah kerangka
spesifik atau proses itu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkanya
13
M. Solly Lubis , Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, hal.80.
14
Ronny Hanitiji Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum dan Jurimetri,Ghalia
Indonesia, Jakarta 2009, hal.41.
15
Soerjono Soekanto, Ringkasan Metodologi Penelitian Hukum Empiris, IND-HIL-CO,
Jakarta, 1990, hal. 66.
16
Muhammad, Abdulkadir, Hukum dan Penelitian Hukum, Citra Aditya Bakti,
Bandung, 2004, hal.72.
hokum secara tersendiri atau secara menyeluruh, baik dalam konsepsi teoritis
yang lebih baik dan uraian yang lebih jelastentang bahan bahan yuridis17.
landasanya dan tugas teori hukum adalah untuk menjelaskan nilai nilai hukum dan
postulat postulatnya hingga dasar dasar filsafatnya yang paling dalam , sehingga
penelitian tidak terlepas dari teori teori ahli hukum yang dibahas dalam bahasa
permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain adalah Teori
17
Sudikno Mertokusumo, Teori Hukum, Cahaya Atma pusaka, Yogyakarta 2012, hal
87.
18
W.Friedman, Teori dan Filasafat Umum,RAJA Grafindo persada,Jakarta,2005,hal.121
19
Soejono Sukanto, Pengantar penelitian hukum,UI Press ,Jakarta,2005,hal.121
Kepastian Hukum, teori Perlindungan hukum, teori keadilan dan teori tanggung
jawab.
pengertian yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu
mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua
dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui
apa saja yang boleh dibebankan atau dilakukan Negara terhadap individu.20
Hukum tanpa disertai kepastian akan kehilangan makna sebab tidak lagi
dapat dijadikan pedoman bagi tiap manusia untuk berprilaku didalam kehidupan
sosialnya.
tertentu.21
perbuatan dan peristiwa hokum. Dalam hokum positif , kepastian diberikan oleh
Negara sebagai pencipta hokum dalam bentuk undang undang. Daalam hubungan
secara perdata, setiap subjek hokum dalam melakukan hubungan hukum melalui
20
Meter Mahmud Marzuki,Pengantar Ilmu Hukum,Kencana Pranda Media
Group,Jakarta,2008,hal .158
21
Soedikno Mertokusumo, Mengenal hukum ,Sebuah pengantar,Liberty,Yogyakarta
1999,hal 145
memberikan kepastianya melalui pasal 1338 kitab undang undang hukum perdata.
kepada Peminjam ( Debitur ) terdapat hak dan kewajiban dari pada Koperasi
kepada peminjam ( Debitur ) terdapat hak dan kewajiban dari pada Koperasi
Untuk itu diperlukan adanya kepastian hukum dari saat perjanjian itu
dimulai hingga kredit ( pinjaman ) lunas. Termasuk jika suatu waktu kreditur
yang telah dialihkan hutangnya kepada pihak ketiga, dalam hal ini Koperasi
persamaan setiap orang dihadapan hokum serta melindungi hak asasi manusia.Hal
ini sesuai dengan penjelasan UUD 1945 disebutkan bahwa Indonesia adalah
hokum melalui peraturan per undang undangan yang berlaku dan dipaksakan
22
Addurrahman, Aspek aspek Bantuan hukum di Indonesia,Cendana Press, Jakarta
1983,Hal 1
23
Satjipto Rahardjo,Sisi lain dari hukum di Indonesia, Kompas,Jakarta,2003,hal 121.
24
Muchsin,Perlindungan dan kepastian hukum bagi investor di Indonesia,Magister
Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas sebelas maret,Surakarta,2003,hal 14.
mencegah suatu pelanggran serta memberikan rambu rambu atau batasan dalam
tambahan yang diberikan apabila sudah terjadi sengketa atau telah dilakukan suatu
pelanggaran.
hukum para pihak yaitu debitur, keditur ataupun pihak ketiga.memastikan tidak
tanggung jawab seorang secara hukum atas suatu perbuatan tertentu dengan kata
lain orang tersebut memikul tanggung jawab hukum, bahwa dia dapat dikenakan
Dalam hal ini, Tanggung jawab tidak hanya berlaku bagi Debitur tetapi
25
Abdul Kadir Muhammad, Etika Profesi Hukum,Citra Aditya,Bandung ,2009,Hal 60
26
Jimly Asshiddiqie dan M.Ali Safa”at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
Sekretasiat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta ,2006,hal
61.
2.Kerangka Konsepsi
konsep-konsep khusus yang ingin diteliti. Suatu konsep bukanlah gejala itu
sendiri (yang akan diteliti), akan tetapi merupakan suatu abstraksi. Beda antara
hubungan empiris dan gejala yang dinyatakan atau ternyata dari fakta, jadi suatu
konsep pada hakikatnya merupakan suatu pengaruh atau petunjuk bagi penelitian.
suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari jumlah karakteristik
penafsiran ( multi tafsir ) dari istilah istilah yang akan dipakai dalam penulisan
tesis dan dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, kerangka
27
Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 19.
28
Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessei, cet 3, Jakarta
Kencana, 2008, hal 101
dari persetujuan .
G.Metode Penelitian
ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni. Oleh karna itu, penelitian bertujuan
29
Undang Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang undang No 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 butir ( 11)
30
Hasim Purba, Hukum Perjanjian, Modul Kuliah, Medan , 2018, hal 72.
31
Herlien Bodiono, Ajaran Umum Perjanjian dan Penerapanya di Bidang Kenotariatan
Bandung : Citra Aditya , 2010, hlm 185
Melalui proses penelitian tersebut, diadakan analisis dan kontruksi terhadap data
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum Normatif yaitu sebuah
Jika ditinjau dari sudut metode yang penulis gunakan, maka penelitian ini
suatu jenis yang pengumpulan data yang dilakukan dengan cara turun langsung
Sifat dari penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni penelitian ini
baik dalam bentuk teori maupun praktek dari hasil penelitian di lapangan. 34 Pada
a. Sumber Data
32
Odhebora,Wordpress.com/2011/05/17/hak-kekayaan-intelektual/diakses tanggal 02
Juni 2020 pada pukul 20.00 wib
33
Syafrinaldy, Buku Panduan Penulisan Skripsi, UIR Perss, Pekanbaru, 2013, h. 15.
34
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 1982, hal. 63.
b. Lokasi Penelitian
masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini. Bagian yang menjadi pusat
i. Peminjam ( Debitur )
secara purposive sampling yaitu salah satu teknik sampling non radom sampling
ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
peneliti.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu
yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada
35
Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, Umm Press,Malang,
2009, h. 109.
36
Soerjono Soekanto, op.cit., h.115.
responden untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti
E. Analisis Data
dalamnya data ketimbang banyaknya angka. Penelitian hukum ini umumnya lebih
pada uraian-uraian kalimat yang tidak dalam bentuk angka atau prosentase.38
yaitu penarikan kesimpulan dari hal khusus ke pada yang umum. Penalaran secara
ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri
37
Muslan Abdurrahman, op. Cit, h. 114.
38
Ibid , h. 104.
“ Suatu cara pemindahan piutang atas nama dimana piutang itu dijual oleh
kreditur lama kepada orang yang nantinya menjadi kreditur baru, namun
hubungan hukun utang piutang tersebut tidak hapus sedetitpun, tetapi dalam
Perdata ( KUHPerdata) 40. Namun demikian kata Cessie tidak terdapat didalam
undang undang yang berlaku di Indonesia, Cessie hanya dikenal dari doktrin
tentang Cessie adalah M. Yahya Harahap. Cessie menurut Yahya Harahap dapat
pembayaran yang dilakukan oleh debitur dilakukan bukan kepada diri kreditur
asli melainkan kepada person kreditur pengganti atau cessionaris yang telah
39
Surbekti, Hukum Perjanjian, cet 17, Jakarta: Intermasa 1998 ), hal.71
40
Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessei, Cet 3, Jakarta
Kencana 2008, hal.101.
27
piutang dari Kreditur lama kepada kreditur baru .“42Lebih lanjut , Munir Fuadi
mengatakan : “ Penyerahan piutang atas nama dan barang barang lain tidak
bertubuh , dilakukan dengan jalan membuat akta ( otentik atau dibawah tangan ),
yang disebut akta cessie yang melimpahkan hak hak atas barang barang itu kepada
orang lain. Penyerahan itu tidak aka ada akibatnya bagi yang berhutang sebelum
3. Diakuinya .
( atas nama ) kepada pihak lain. Cessie merupakan perjanjian kebendaan yang
Salah satu definisi Cessie yang dikenal didalam ilmu hukum adalah
41
M. Yahya Harahap , Segi segi hukum perjanjian, cet II, ( Bandung : Alumni 1986 )
hal 113.
42
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan, cet IV. Bandung Citra Aditya Bakti, 2006,
hal 74.
Yanti Fristikawati “ Laporan Penelitian Cessei ( Makalah disampaikan pada seminar
43
oleh Tan Thong Kie sebagai suatu istilah yang lazim dipakai untuk penyerahan
suatu piutang. 44
“Cessie adalah penyerahan suatu piutang atas nama yang dilakukan oleh
kreditur yang masih hidup kepada orang lain, dengan penyerahan itu orang yang
disebut terakhir ini menjadi kreditur seorang debitur yang dibebani dengan
piutang tersebut”. 45
Sedangkan menurut Scholten, cessie dapat ditinjau dari dua segi yaitu ;
piutang tersebut tidaklah menghilangkan identitas dari utang itu dan pada
44
Tan Thong Kie, Studi Notaris dan Serba Serbi Praktek Notaris, Cet I, Jakarta : Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2007 , hal 688
45
Ibid
46
J. Satrio, Cessei, Subrogatie, Novatie, Kompensatie & Percampuran Hutang, op.cit,hal
24.
berpiutang. 47
jelas bahwa cessie merupakan suatu cara untuk mengalihkan dan/ atau
nama diatur dalam pasal 613 KUHPerdata. Namun demikian, definisi mengenai
cessie tidaklah disebutkan dan/atau dijabarkan dengan lugas dan jelas di dalam
peraturan perundang undangan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 613 ayat 1
“ Penyerahan akan piutang piutang atas nama dan kebendaan tak bertubuh
lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau dibawah
tangan, dengan mana hak hak katas kebendaan itu dilimpahkan kepada orang
lain”.48
diatur di dalam pasal 613 KUHPerdata adalah piutang atau tagihan atas nama.
Dalam tagihan atas nama, debitur mengetahui dengan pasti siapa krediturnya.
Salah satu ciri yang dimiliki oleh suatu tagihan atas nama adalah bahwa tagihan
atas nama adalah tidak memiliki wujud . Jika dibuat suatu surat hutang, maka
surat hutang hanya berlaku sebagai alat bukti saja. Hal ini dikarenakan adanya
suatu hutang dalam bentuk apapun bukan merupakan suatu yang penting dari
suatu tagihan atas nama. Dengan demikian , jika tagihan atas nama dituangkan
47
C.Asser’s, Pengajian Hukum Perdata Belanda ( Handleiding Tot de Beofening van het
Nederlands Bergelijk Recht, ditrejemahkan oleh Sulaiman Binol. Jakarta, 1991,hal.579-580.
48
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek )
dalam bentuk surat hutang, maka penyerahan secara fisik surat hutang itu belum
mengalihkan hak tagih yang dibuktikan dengan surat yang bersangkutan. Untuk
mengalihkan tagihan atas nama , dibutuhkan akta penyerahan tagihan atas nama
yang dalam doktrin dan yurisprudensi disebut akta cessie. pada cessie , hak milik
beralih dan dengan dibuatnya akta cessie , levering telah selesai .49
Piutang yang dimaksud di dalam Pasal 613 KUHPerdata adalah hak tagih
yang timbul dari adanya hubungan hukum pinjam meminjam uang antara pihak
atau dari suatu kegiatan penyaluran fasilitas kredit antara Bank atau lembaga
keuangan non bank selaku kreditur dengan debiturnya. Piutang atau hak tagih
yang timbul dari hubungan hukum pinjam meminjam uang atau dari kegiatan
penyaluran kredit bank tersebut dapat dialihkan kepada pihak ketiga, dengan cara
cessie. Meskipun ketentuan pasal 613 KUHPerdata berlaku juga bagi pengalihan
dalam latar belakang penulis hanya memfokuskan pada pengalihan piutang atau
dalam pasal 613 KUHPerdata adalah mengenai penyerahan piutang atas nama dan
pasal 613 KUHPerdata, hal ini menunjukkan bahwa yang dapat dialihkan adalah
suatu piutang dan bukanlah suatu hutang. Sehubungan dengan itu, maka hanya
49
J.Satrio, Cessei, Subrogatie, Novatie, Kompensatie & Percampuran Hutang, hal 47
tidak berhak untuk melakukan pengalihan atas hutangnya. Ketentuan yang diatur
penggantian debitur.50
( levering ) suatu piutang atas nama. Cara untuk melakukan penyerahan piutang
atas nama cessie. Piutang yang dapat diserahkan atau dialihkan dengan cara cessie
hanyalah piutang atas nama kreditur. Dengan adanya penyerahan piutang secara
cessie maka pihak ketiga menjadi kreditur yang baru yang menggantikan kreditur
yang lama yang diikuti pula dengan beralihnya seluruh hak dan kewajiban
kreditur lama terhadap debitur kepada pihak ketiga selaku kreditur baru. Hal ini
perikatan yang telah ada yang dibuat antara kreditur dengan debitur. Hubungan
hukum antara debitur dengan kreditur berdasarkan perjanjian kredit yang telah ada
sebelumnya tidaklah putus sehingga tidak terjadi hubungan hukum yang baru
yang menggantikan hubungan hukum yang lama. Perikatan yang lama tetap ada
dan berlaku serta mengikat debitur maupun kreditur yang menerima pengalihan
piutang yang dimaksud. Dengan demikian yang terjadi adalah pengalihan seluruh
hak dan kewajiban kreditur berdasarkan perjnjian kredit yang ada kepada pihak
piutang atas nama dan kebendaan tidak bertubuh lainya, dilakukan dengan jalan
membuat sebuah akta otentik atau dibawah tangan, dengan mana hak-hak atas
50
Ibid .hal.47
kebendaan itu dilimpahkan kepada orang lain. Penyerahan yng demikian bagi
Cessie adalah cara pengalihan dan atau penyerahan piutang atas nama
sebagaimana yang dimaksud pada Pasal 613 Kitab Undang –undang hukum
dilakukan dengan penyerahan surat , penyerahan tiap tiap piutang karena surat
unsur yang dapat disimpulkan berdasarkan pasal 613 KUHPerdata tersebut dalam
51
Soeharnoko dan Endah Hartati, Doktrin Subrogasi, Novasi dan Cessei, Jakarta,
Kencana, 2008, hal.101.
Dari uraian uraian diatas, tampak bahwa cessie merupakan suatu cara
dimana yang menjadi objek pengalihan yang dimaksud disini adalah piutang atas
nama. Pengalihan piutang atas nama secara cessie dapat terjadi sebagai accesoir
dari suatu perjanjian pokok. Bila mana ada suatu peristiwa hukum yang
mendahuluinya dan dapat pula terjadi tanpa adanya suatu peristiwa hukum lebih
dahulu sehingga cessie tersebut bersifat abligator atas dirinya sendiri karena
merupakan peristiwa hukum itu sendiri. Mengenai perlu atau tidaknya adanya
peristiwa hukum terlebih dahulu untuk dapat melakukan pengalihan atas suatu
piutang atas nama atau kebendaan tidak bertubuh lainya tidak diatur didalam
mendahuluinya akta cessie tetap dapat dibuat dan pengalihan piutang secara cessie
tetap dapat dilakukan oleh kreditur kepada pihak ketiga yang akan menjadi
52
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), diterjemahkan oleh
R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
Cessie dapat terjadi sebagai accesoir dari suatu peristiwa hukum seperti
peristiwa jual beli piutang yang dilakukan antara Bank atau lembaga keuangan
lainya seperti Koperasi ( Selaku Kreditur ) dengan pihak ketiga yang kemudian
menjadi kreditur baru. Jual beli piutang yang dimaksud dalam hal ini , jual beli
piutang dimana yang menjadi objeknya adalah piutang atas nama kreditur. Dalam
hal ini perjanjian jual beli piutang dilakukan oleh Bank selaku Kreditur dengan
pihak ketiga selaku pembeli yang kemudian menjadi kreditur yang baru tersebut
dengan perjanjian jual beli piutang yang terpisah dari perjanjian cessie. Di dalam
terpisah dari perjanjian cessie. Alasanya karena harga penjualan piutang atas
nama yang disepakati oleh kreditur selaku penjual dengan pihak ketiga selaku
pembeli hendak dirahasiakan dari debitur karena dianggap debitur tidak perlu
mengetahui mengenai hal tersebut. Oleh sebab itu, yang dicantumkan di dalam
perjanjian cessie hanya besarnya piutang atau tagihan yang dapat dituntut
pembayaranya oleh penerima cessie selaku kreditur baru dari debitur. Jumlah
hutang mana yang wajib dibayarkan oleh debitur kepada kreditur sebagaimana
maka perjanjian cessie merupakan perjanjian accesoir dari perjanjian jual beli
piutang tersebut. Dalam jual beli piutang, penjual dapat menjual piutangnya
dengan harga dibawah nilai piutangnya. Hal ini mengigat ada resiko yang harus
ditanggung oleh pembeli piutang atau kreditur baru jika ternyata pihak pembeli
piutang juga ingin memperoleh keuntungan dari transaksi jual beli piutang
tersebut. Nilai piutang/hak tagih yang dialihkan kepada kreditur baru harus sesuai
dengan hak tagih yang dimiliki oleh kreditur lama. Sehingga nilai piutang tersebut
menjadi dasar bagi kreditur baru untuk menuntut pembayaran dari debitur.
nama diatur dalam Pasal 613 KUHPerdata.53 Namun demikian, definisi mengenai
cessei tidaklah disebutkan dan/atau dijabarkan dengan lugas dan jelas didalam
peraturan perundang-undangan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Pasal 613 ayat
Sebagai bagian dari cara penyerahan cessie selain tunduk terhadap hukum
perjanjian juga tunduk terhadap hukum benda, khususnya yang mengatur tentang
penyerahan piutang atas nama. Dalam hukum benda pengertian benda (Zaak)
mencakup benda berwujud yang biasa dikenal dengan barang (Goed) dan benda
tidak berwujud atau biasa disebut dengan hak (Recht). Hukum benda diatur di
dalam buku kedua KUH Perdata. Hukum benda dan hukum perikatan bersama
53
Ibid
54
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), Loc.cit
55
Badrulzaman, Mariam Darus,Sistem Hukum Benda Nasional,Bandung: PT.Alumni
2015, Hal 10.
zakelijke rechten ) Hak kebendaan diatur dalam Buku II KUHPerdata dan hukum
hukum dibedakan lagi antara benda bergerak dan benda tidak bergerak.
beberapa arti penting menurut hukum. Arti penting pembedaan benda tersebut
a. Dalam hal bezit atau kedudukan berkuasa tidak berlaku terhadap benda
berdasarkan bukti kepemilikan yang sah. Hal ini berbeda dengan benda
sah. Jika ada orang yang mengaku memiliki benda bergerak yang
diakuasai orang lain maka orang yang mengklaim bahwa dirinya berhak
benda tetap seperti tanah dan bangunan, maka menggunakan jaminan Hak
c. Cara penyerahan antara benda bergerak dan tidak bergerak juga berbeda.
maka secara yuridis hak miliknya pun sudah beralih, sedangkan untuk
benda tidak bergerak tidak cukup hanya dilakukan penyerahan secara fisik
tidak, hal ini mengingat benda tersebut termasuk benda tidak berwujud.
bentuk penyerahan piutang maka yang diserahkan adalah piutang atas nama.
Piutang atas nama adalah hak menagih dari kreditur terhadap debitur tertentu,
meskipun pada asasnya tidak harus dituangkan dalam bentuk tertulis atau surat
56
Badrulzaman, Mariam Darus. Bab-bab Tentang Crediet Verband, Gadai dan Fidusia.
Bandung: Alumni.1987, hal.66
57
Satrio, J. Cessie, Subrogasi, Novatie, Kompensatie & Percampuran Hutang. Cet.2.
Bandung: Alumni,1999 .hal.4.
kategori piutang atas nama adalah adalah saham atas nama, sertifikat deposito,
tagihan antar bank, promissory notes dan lain-lain. Selain piutang atas nama kita
mengenal juga piutang atas bawa dan piutang atas tunjuk. Piutang atas bawa
memegang dan dapat menunjukkan surat piutang sebagai bukti adanya tagihan,
contoh piutang atas bawa adalah cek, sedangkan yang termasuk piutang atas
tunjuk adalah wesel. Dengan demikian piutang atas bawa maupun atas tunjuk
harus berbentuk surat atau tertulis. Hal ini mengingat pembayarannya dilakukan
terhadap pihak yang membawa surat utang tersebut atau pihak yang ditunjuk.
hapus. Cessie merupakan suatu cara pengalihan dan/atau penyerahan hak milik
dimana yang menjadi objek pengalihan yang dimaksud di sini adalah piutang atas
sebagai accessoir dari suatu perjanjian pokok bilamana ada suatu peristiwa hukum
yang mendahuluinya dan dapat pula terjadi tanpa adanya suatu peristiwa hukum
terlebih dahulu sehingga cessie tersebut bersifat obligatoir atas dirinya sendiri
timbulah hak dan kewajiban pihak pihak. Pembeli berhak menuntut penyerahan
barang, penjual berhak atas pembayaran harga. Oleh karena hal mengenai perlu
atau tidaknya adanya peristiwa hukum terlebih dahulu untuk dapat melakukan
pengalihan atas suatu piutang atas nama atau kebendaan tidak bertubuh lainnya
tidak diatur di dalam Pasal 613 KUHPerdata tersebut maka tanpa adanya
peristiwa hukum yang mendahuluinya, akta cessie tetap dapat dibuat dan
pengalihan piutang secara cessie tetap dapat dilakukan oleh kreditur kepada pihak
2. Perjanjian Pinjaman
a. Pengertian Perjanjian
lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.58
suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebiih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Pengertian perjanjian ini
mengandung unsur: 59
Perjanjian ini lebih tepat jika diganti dengan kata perbuatan hukum atau tindakan
58
Subekti, Hukum Perjanjian, PT Intermasa, Jakarta, 1982, h.123
59
Abdul R. Saliman dkk, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan Contoh Kasus),
Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007, hal. 50.
hukum, karena perbuatan tersebut membawa akibat hukum bagi para pihak yang
memperjanjikan;
b. Satu orang atau lebih terhadap satu orang lain atau lebih Untuk adanya
suatu perjanjian, paling sedikit harus ada dua pihak yang saling berhadap-
hadapan dan saling memberikan pernyataan yang cocok/pas satu sama lain. Pihak
diberikan oleh pihak yang satu kepada pihak yang lain. Dalam perjanjian ini
orang terikat kepada akibat hukum yang muncul karena kehendaknya sendiri.
seorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji
Suatu perjanjian juga dinamakan npersetujuan , karena kedua belah pihak setuju
untuk melakukan sesuatu, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa dua perkataan
Dari peristiwa ini timbullah suatu hubungan hukum antara dua orang
antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya, perjanjian itu berupa suatu
60
Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 1984, hal. 1.
61
Rudy Haposan Siahaan, Hukum Perikatan Indonesia, Inteligensia Media,Malang,
2017,hal 42.
perjanjian di akui dan mengikat para pihak yang membuatnya. Pasal 1320 Kitab
perjanjian yaitu:62
b. Syarat objektif, syarat ini apabila di langgar maka perjanjian akan batal demi
2. Asas-Asas Perjanjian
yang bersifat umum, yang melatar belakangi pembentukan hukum positif. Dengan
demikian, asas hukum tersebut pada umumnya tidak tertuang dalam peraturan
yang konkrit, akan tetapi hanyalah merupakan suatu hal yang menjiwai atau
a. Asas Kebebasan Berkontrak Asas kebebesan berkontrak adalah suatu asas yang
menentukan bahwa setiap orang adalah bebas atau leluasa untuk memperjanjikan
62
Abdul R. Saliman dkk, Loc. Cit.
63
A.Qiram Syamsuddin Meliala, pokok-pokok hukum perjanjian beserta
perkembanganya, Liberty, Yogyakarta, 1985,hal.2o.
apa saja dan kepada siapa saja. Asas ini dapat disimpulkan dari kata “bebas” yang
mengandung makna:
perjanjian.
yang dikehendakinya.
dibuatnya.
dibuatnya.
berlaku bagi perjanjian yang dibuatnya. Meskipun Pasal 1338 ayat (1) tersebut
namun. kebebasan tersebut tidaklah bersifat mutlak. Maksud bebas tidak berarti
sebebas-bebas nya, tetapi ada batasannya, yaitu asalkan tidak di larang oleh
Hal ini tercantum dalam Pasal 1339 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum
untuk hal-hal yang tegas dinyatakan didalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu
undang-undang”.64
64
Ibid
consensus, yaitu para pihak sepakat atau setuju mengenai suatu soal yang
perjanjian itu terjadi sejak saat tercapainya kata sepakat antara pihak-pihak
antara para pihak yang membuat perjanjian. Apa yang dikehendaki pihak yang
satu adalah juga dikehendaki pihak lainnya. Sejak saat itu perjanjian mengikat dan
mempunyai akibat hukum. Asas konsensualitas diatur dalam Pasal 1320 Kitab
formalitas tertentu selain kata sepakat yang telah tercapai, maka setiap perjanjian
sudah sah dalam arti mengikat para pihak yang membuat perjanjian bila sudah
sunt servanda disebut juga asas kepastian hukum. Dengan adanya kepastian
hukum para pihak yang telah memperjanjikan sesuatu akan memperoleh jaminan,
yaitu apa yang telah di perjanjikan itu akan dijamin pelaksanaannya. Asas
yang telah dibuat oleh para pihak, artinya pihak ketiga tidak boleh mencampuri isi
perjanjian tersebut, dengan kata lain pihak ketiga tidak diperkenankan untuk
yang merupakan isi dari perjanjian yang telah disepakati oleh para pihak yang
membuatnya.
d. Asas Itikad Baik Perjanjian yang sudah disepakati para pihak yang
dilaksanakan dengan itikad baik. Hal ini dapat disimpulkan dari Pasal 1338 Kitab
perjanjian pinjam meminjam. Pengertian perjanjian kredit tidak aada diatur secara
tegas dalam undang -undang . Baik itu undang-undang nomor 10 tahun 1998
Perjanjian kredit bank adalah perjanjian yang isinya telah disusun oleh
bank secara sepihak dalam bentuk baku mengenai kredit yang memuat hubungan
telah ditegaskan dalam pasal 1320 KUHPerdata. Dalam perjanjian pinjaman uang
yang dilakukan oleh koperasi terdapat salah satu pihak yaitu koperasi sebagai
65
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), diterjemahkan oleh
R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
66
Tan Kamello, hukum jaminan fidusia : suatu kebutuhan yang didambakan ( Bandung :
PT Alumni, 2006) hlm 19-20.
pemberi pinjaman dan pihak lain yaitu peminjam yang mennerima pinjaman. Pada
saat koperasi memberikan sejumlah pinjaman kepada peminjam maka saat itu
pula terjadinya suatu perjanjian pinjam meminjam uang atau suatu transaksi
Bunga pinjaman tersebut telah ditetapkan secara tertulis oleh koperasi dalam suatu
surat perjanjian pinjam meminjam uang. Mengenai pinjaman uang dengan bunga
barang yang habis dalam pemakaian, diperbolehkan membuat syarat bahwa atas
menegaskan bahwa : siapa yang telah menerima pinjaman dan membayar bunga
menguranginya dari jumlah pokok, kecuali apabila bunga yang dibayar itu
melebihi bunga menurut undang –undang, dalam hal mana uang yang telah
menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha pinjam dari dan
67
Abdul Kadir Muhammad, Segi segi hukum perikatan, Alumni Bandung, 1993, hlm 57
koperasi. kemudian dana yang terkumpul dan tersimpan tersebut dijadikan modal
koperasi untuk dipinjamkan kepada para anggota koperasi dan juga dipinjamkan
kepada yang bukan anggota koperasi yang membutuhkan pinjaman modal dengan
bunga yang sedikit. Tujuan koperasi simpan pinjam antara lain membantu
keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkannya dengan syarat-syarat yang
ringan.68
Penyaluran fasilitas kredit yang dirasa tidak efektif atau kebijakan bank
menjual piutang kreditnya itu kepada pihak ketiga. Namun selain alasan alasan
tersebut ada beberapa alasan yang dapat membuat lembaga keuangan melakukan
Piutang.
lembaga keuangan non bank. Ada beberapa alasan lain yang dapat membuat bank
68
Drs. Arifinal Chaniago dkk, Pendidikan Perkoperasian Indonesia, Bandung, Angkasa,
1973, h.4
dan lembaga keuangan non bank melakukan penjualan atau pengalihan atas
Salah satu ukuranya dari profitabilas suatu Bank besarnya rasio dari
bersangkutan.
pendapat bank ataupun lembaga keuangan non bank yang terbesar. Akan tetapi,
kegiatan tersebut juga memiliki rasiko yang sangat besar pula. Oleh sebab itu,
kebijakan yang dikeluarkan oleh lembaga keuangan bank atau non bank slalu
ditimbulkan. Baik lembaga keuangan bank maupun non bank sering melakukan
dengan cara melakukan pengalihan piutang yang timbul dari suatu perjanjian
kredit kepada pihak ketiga.70 Saat lembaga keuangan terlalu banyak menyalurkan
dengan tujuan mengembalikan modal maka lembaga keuangan bank maupuan non
C.Perjanjian Cessie
Cessie adalah suatu cara untuk melakukan pengalihan piutang atas nama
dari kreditur lama kepada kreditur baru. Dalam hal terjadinya Cessie, muncul
kehadiran pihak ketiga sebagai kreditur baru. Kehadiran pihak ketiga untuk
mengambil alih hak dan kewajiban kreditur lama yang timbul berdasarkan
perjanjian kredit yang dibuat oleh kreditur lama dengan debitur. Pengambil alihan
piutang juga disertai pengambil alihan hak dan kewajiban yang dilakukan dengan
cara kreditur baru membeli piutang tersebut kepada kreditur lama. Namun
perikatakan yang lama tetap ada namun dialihkan kepada kreditur baru. Dengan
70
Ibid.
diatur didalam perjanjian kredit beralih dan mengikat kepada kreditur baru.
Hubungan hukum antara kreditur dengan debitur tetap ada dan berlaku
sebagaimana yang diatur dalam perjanjian kredit. Hanya saja , person kreditur
yang dimaksudkan didalam perjanjian kredit bukan lagi kreditur lama melainkan
kreditur baru yang mengambil alih piutang kreditur lama terhadap debiturnya,
berikut dengan seluruh hak dan kewajiban kreditur lama berdasarkan perjanjian
kredit.71
Setiap pembayaran atau pelunasan menjadi hak kreditur baru. Demikian juga
dengan hak debitur baru atas jaminan kebendaan yang telah diberikan oleh debitur
hak hak Kreditur baru terlindungi, kreditur baru yang bersangkutan wajib
resmi ini bertujuan untuk memperingatkan kepada debitur bahwa kreditur telah
menyerahkan piutangnya kepada pihak ketiga sehingga sejak saat itu setiap
71
J.Satrio, Cessei,Subrogatie, Novatie, Kompensatie & Pencampuran Hutang, Hal 7
72
Ibid
Kredit merupakan perjanjian tak bernama. Cessie berkaitan dengan hak kreditur
baru untuk memperoleh pembayaran atas piutang kreditur lama dari jumlah
jumlah uang yang terhutang dan wajib dibayarkan oleh debitur berdasarkan
perjanjian kredit harus ditujukan dan/atau diserahkan kepada kreditur. Akan tetapi
pihak pihak ketiga, maka hak untuk menerima pembayaran dan hak hak lainya
berikut juga kewajiban yang dimiliki oleh kreditur berdasarkan perjanjian kredit
dimaksud beralih kepada pihak ketiga yang menjadi kreditur baru. Meskipun
perjanjian cessie.73
dari hubungan pinjam meminjam uang dalam perjanjian kredit yang bersangkutan.
Sepanjang pengalihan piutang secara cessie dilaksanakan sesuai dengan pasal 613
cessie adalah sah. Di dalam perjanjian cessie yang diatur adalah mengenai
pengalihan piutang atas nama, maka piutang atas nama tersebut merupakan objek
perjanjian cessie. Sebagai objek dalam perjanjian cessie, yang diserahkan oleh
kreditur selaku pemilik piutag kepada pihak ketiga selaku pembeli piutang adalah
berupa piutang yang dimaksud . Piutang yang dialihkan didalam perjanjian cessie
73
J.Satrio, Loc.cit
ini memberikan hak tagih kepada penerima cessie atas setiap dan sluruh jumlah
dibuat secara sah sesuai dengan ketentuan Pasal 613 KUHPerdata dan memenuhi
pula syarat sahnya perjanjian sesuai dengan KUHPerdata , tetaplah sah dan
mengikat bagi para pihak yang membuatnya. Jika setelah perjanjian cessie dibuat,
sehinna kreditur baru ( Pihak ketiga ) tidak dapat melakukan penagihan kepada
debitur atas piutang yang dialihkan oleh kreditur lama kepadanya, maka kreditur
lama yang melakukan pengalihan piutang yang dimaksud tidak dapat dimintakan
pertanggung jawabannya atas hal itu, kecuali jika didalam perjanjian cessie
KUHPerdata , perjanjian cessie tetap sah, hanya saja kreditur baru selaku pihak
yang menerima pengalihan tidak dapat menerima haknya atas piutang yang
74
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), diterjemahkan oleh
R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
Perjanjian cessie dapat bersifat accesoir dan dapat pula tidak bersifat
bersifat accesoir. Peristiwa hukum yang dimaksud itu salah satunya dapat berupa
jual beli piutang diantara kreditur dengan pihak ketiga. Dalam hal ini smua
peristiwa jual beli piutang atas nama terjadi mendahului perjanjian cessie dan
perjanjian cessie itu dibuat sebagai suatu levering sehubungan dengan transaksi
jual beli tersebut maka perjanjian cessie itu bersifat accesoir dengan perjanjian
jual beli piutang sebagai perjanjian pokoknya. Hal tersebut dikarenakan suatu
transaksi jual beli belum mengakibatkan beralihnya hak milik . oleh sebab itu
dalam hal objek transaksi jual beli adalah berupa piutang atas nama , maka
pengalihan hak milik ini dilakukan dengan cara cessie. Akan tetapi, perjanjian
cessie baru dapat bersifat accesoir dari perjanjian jual beli piutang bilamana
perjanjian cessie dibuat terpisah dari perjanjian jual beli atas nama dimana
perjanjian jual beli piutang itu sebagai perjanjian pokoknya. Namun , jika hal
mengenai kesepakatan jual beli piutang atas nama dan penyerahan piutang atas
nama tersebut dicantumkan dan/atau diatur didalam suatu perjanjian yang sama
Pengalihan suatu piutang atas nama yang dikenal dengan cessie, yaitu
pengalihan dengan cara untuk menyerahkan hak milik atas suatu benda kepada
bertujuan untuk menyerahkan dan/atau memindahkan hak milik atas suatu piutang
kepada pihak ketiga. Jika dilihat dari sudut pandang pihak yang menerima
pengalihan, pengalihan piutang atas nama merupakan cara untuk memperoleh hak
menyatakan bahwa : “Hak milik atas suatu kebendaaan tak dapat diperoleh
daluarsa, karena pewarisan , baik menurut undang undang, maupun menurut surat
wasiat, dan karena penunjukan dan penyerahan berdasrkan atas suatu peristiwa
perdata untuk memindahkan hak milik, dilakukan oleh seorang yang berhak
Oleh sebab itu sahnya suatu penyerahan /levering, harus diperhatikan hal
pula merupakan suatu accesoir dari peristiwa hukum yang mendahuluinya. Cessie
namanya kepada pihak ketiga semata mata didasari oleh kehendaknya sendiri atau
Dalam akta cessei selain hal mengenai penyerahan dan pengalihan hak milik atas
piutang atas nama, dapat juga dimuat ketentuan ketentuan yang berkaitan dengan
75
J.Satrio, Cessie, Subrogatie, Novatie, Kompensatie & Pencampuran Hutang, cet 2 , Bandung
Alumni, 1999, hal 11
kesepakatan jual beli piutang atas nama yang dialihkan tersebut. Dengan
sehubbungan dengan peristiwa hukum jual beli piutang antara kreditur dengan
pihak ketiga selaku pembeli dan perjanjian jual beli piutang atas nama tersebut
dibuat lebih dahulu dan terpisah dari perjanjian pengalihan piutang secara cessie,
pelaksanaan dari perjanjian jual beli piutang yang bersangkutan. Oleh karena
peristiwa jual beli belum mengakibatkan beralihnya hak milik maka timbul
mengalihkan hak milikny atas piutang atas nama bank yang dijual oleh bank
Dengan demikian, perjanjian cessie merupakan accessoir dari perjanjian jual beli
Penagihan hak milik atas suatu benda hanya dapat dilakukan secara sah
76
Ibid, hal 26
tagihan/piutang yang berasal dari kegiatan pemberian kredit yang dilakukan oleh
yang meminjamkan uang maka koperasi adalah pemilik piutang atas debitur yang
bersangkutan. Maka kopearasi selaku kreditur adalah pihak yang berhak untuk
melakukan pengalihkan atas piutangnya sebesar jumlah uang yang terhutang dan
wajib dibayarkan oleh debitur kepada koperasi berdasarkan perjanjian kredit yang
Piutang atas nama merupakan benda tidak bertubuh . oleh sebab itu maka
penyerahan fisik tidak mungkin dilakukan . sehingga harus ada perjanjian tertulis,
baik itu berupa akta otentik maupun akte dibawah tangan. Ini adalah sesuatu yang
cessie yang dibuat baik secara otentik atau dibawah tangan belum akan mengikat
dan/atau memberikan akibat hukum apapun juga kepada debitur bilamana belum
oleh kreditur baru mengenai telah dilakukanya pengalihan piutang secara cessie
KUHPerdata, maka perjanjian cessie tetap berlaku dan sah. Akan tetapi, bilamana
perjanjian kredit yang dibuat diantara mereka, jika perbuatan ini dilakukan oleh
dimaksud dari koperasi kepada pihak ketiga selaku kreditur baru, maka hal ini
nama wajib dilakukan dalam bentuk akta otentik atau dibawah tangan yang
dikenal dengan nama perjanjian pengalihan piutang secara cessie atau perjanjian
cessei. Dengan selesaidibuat dan ditanda tangani ( akta) perjanjian cessie, piutang
ketiga ( kreditur baru ) adalah pemilik piutang. Perjanjian cessie termasuk dalam
ranah hukum perjanjian, maka didalam membuat perjanjian cessie, para pihak
harus memperhatikan hal hal yang berkenaan dengan sahnya suatu perjanjian
pengalihan piutang atas nama atau kebendaan tidak bertubuh tidak harus
dilakukan dengan membuat suatu akta otentik melainkan dapat pula dilakukan
tertulis walaupun tidak diwajibkan untuk dilakukan dalam bentuk satu akta
otentik. Hal ini bertujuan agar segala sesuatu yang berkenaan dengan pengalihan
hak dan kewajiban sehubungan dengan pengalihan suatu piutang dapat diatur
dengan lebih jelas dan tegas sehinga memberikan kepastian hukum kepada pihak-
pihak yang terkait dengan hal pengalihan piutang tersebut. Selain itu, mengingat
77
J.Satrio, loc.cit
bahwa piutang merupakan suatu benda tidak bertubuh yang tidak memiliki wujud,
Pengalihan piutang tersebut hanya sah apabila dilakukan dengan adanya suatu
itu. Adanya suatu akta otentik dalam hal pengalihan piutang secara cessie tidak
mutlak diperlukan. Keberadaan akta otentik yang berkenaan dengan adanya suatu
memberikan di antara para pihak besertan ahli waris-ahli warisnya atau orang-
orang yang mendapat hak dari mereka bukti yang sempurna tentang apa yang
hukum perdata, yang dimaksud dengan suatu akta otentik adalah : “ Suatu akta
yang didalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undnag, dibuat oleh atau
dihadapan pegawai umum yang berkuasa untuk itu ditempat dimana akta
dibuatnya.”
piutang secara cessie adalah merupakan akta otentik apabila akta tersebut
memenuhi kriteria :
tentang jabatan notaris .79 dikatakakan bahwa notaris adalah pejabat umum yang
berwenang untuk membuat akta otentik. Lebih lanjut lagi, didalm ayat ( 7 )
78
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), Pasal 1870
diterjemahkan oleh R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
79
Undang-Undang No 30 Tahun 2004, Undang –Undang Jabatan Notaris
ditegaskan kembali bahwa akta notaris adalah akta otentik yang dibuat oleh atau
dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam UUJN
piutang secara cessie yang dibuat dihadapan notaris adalah merupakan suatu akta
otentik.
bahwa suatu akta notaris harus terdiri atas tiga bagian yaitu :
Dari ketiga bagian akta tersebut, UUJN merinci lebih lanjut mengenai hal hal apa
Dalam bagian awal akta atau kepala akta, UUJN menentukan bahwa
i.Judul Akta
80
Hendry Sinaga, Modul Kuliah, Medan 2018, hal 11
Selain menentukan bagian awal akta atau kepala akta, UUJN menentukan juga
mengenai hal hal apa saja yang harus dimuat didalam bagian badan akta. Dalam
jabatan, kedudukan , tempat tinggal para penghadap dan atau orang yang
mereka wakili.
iii. Isi akta yang merupakan kehendak dak keinginan dari para pihak yang
berkepentingan.
bagian badan akta selesai dibuat, akta a notaris akan diakhiri dengan
3.Dibuat dan ditandatangani di wilayah kerja notaris dimana akta tersebut dibuat.
Setiap pengalihan atas piutang atas nama haruslah dilakukan secara tertulis.
Dalam perjajian itu, dicantumkan secara jelas identitas pihak yang melakukan
pengalihan atas nama dan pihak ketiga yang menerima pengalihan piutang yang
dengan tegas mengenai jumlah piutang yang dialihkan dan dapat ditagih oleh
pihak ketiga tersebut kepada debitur dan bahwa terhitung sejak tanggalyang
ditetapkan didalam perjanjian cessei yang dibuat diantara mereka, segala hak dan
kewajiban koperasi sebagai kreditur akan beralih kepada pihak ketiga sebagai
kreditur baru. Akan tetapi yang terpenting dalam perjanjian cessie adalah adanya
ketentuan yang mentapkan bahwa peralihan piutang yang dilakukan tersebut tidak
kreditur dan debitur yang mengakibatkan timbulnya piutang yang dialihkan itu.81
jumlah uang yang terhutang oleh debitur kepada Kreditur , maka didalam
oleh kreditur kepada debitur. Pengalihan piutang yang timbul dari suatu perjanjian
kredit/pinjaman tidak dapat dipisahkan dari pengalihan hak kreditur lama atas
81
Ibid
kepada segala kebendaan seseorang, baik yang bergerak maupun tidak bergerak ,
baik yang sudah ada maupun yang baru aka ada dikemudian hari, menjadi
kreditur , pada umumnya kreditur meminta jaminan kepada debitur untuk secara
ketidak adaan jaminan yang secara khusus menjamin hutang debitur kepada
kreditur tidak berarti bahwa kreditur tidak memiliki jaminan atas piutangnya itu.
lainya bilamana terdapat kreditur lainyang juga memiliki tagihan kepada debitur
yang bersangkutan. Salah satu jaminan yang umumdiberikan dalam suatu kegiatan
“ Hak tanggungan atas tanah beserta benda benda yang berkaitan dengan
tanah, yang selanjutnya disebut hak tanggungan, adalah hak jaminan yang
dibebankan pada hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam undang undang no
5 tahun 1960 tentang peraturan dasar pokok pokok agraria, berikut atau tidak
berikut benda benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu, untuk
82
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), Pasal 1131
diterjemahkan oleh R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
dapat dibebankan pada ha katas tanah tetapi juga atas benda benda berupa
bangunan, tanaman yang secara tetap merupakan kesatuan dengan tanah yang
bahwa benda benda yang ada diatas/melekat diatas tanah secara hukum bukan
merupakan bagian dari tanah yang bersangkutan. Oleh karena itu maka perbuatan
hukum terhadap hak atas tanah tidak dengan sendirinya meliputi benda-benda
yang melekat diatas tanah tersebut. apabila benda benda yang ada diatas tanah
83
Undang- undang no 4 tahun 1996, Undang-undang Hak Tanggungan.
diikut sertakan sebagai jaminan atas hutang debitur kepada kreditur maka hal ini
harus dinyatakan dengan tegas didalam akta pemberian hak tanggungan .84
tersebut. Berkenaan dengan hal tersebut, maka pemberian hak tanggungan dapat
dilakukan tidak hanya oleh debitur melainkan dapat pula diberikan oleh pihak
atau badan hukum yang berkedudukan sebagai pihak yang berpiutang atau
kreditur. Dalam hal pihak yang berpiutang adalah kreditur, maka kreditur
merupakan penerima hak tanggungan atas apa yang dibebankan dengan hak
pelunasan atas suatu hutang. Oleh sebab itu maka objek yang dibebankan dnegan
84
Ibid
berikut :85
tanggungan untuk menjamin hutang tertentu sudah seharusnya memiliki nilai jual
yang memadai yang dapat dinilai dengan uang. Nilai jual ini sangat berpengaruh
untuk menentukan nilai hak tanggungan yang dapat dibebankan atas objek
tersebut. Dalam hal dilakukanya eksekusi atas objek jaminan hak tanggungan itu,
Objek yang dapat dibebani dengan hak tanggungan adalah sebagaimana yang
ditentukan didalam pasal 4 UUHT. Ketentuan mengenai objek hak tanggungan ini
selain diaturdalam pasal 4 UUHT juga diatur pula dalam pasal 27 UUHT.
Berdasarkan ketentuan pasal 4 dan pasal 27 UUHT tersebut, hak katas tanah yang
Sebagai suatu jaminan hutang, hak tanggungan memiliki sifat sebagai berikut :
85
Reza Setiadi, Hak tanggungan dalam hukum jaminan
http://rezafhunas.blogspot.com/2014/12/subjek-dan-objek-hak-tanggungan-1.html, diakses pada
tanggal 06- Juni 2020,
86
.Ibid
tangan, kreditur pemegang hak tanggungan masih tetap menggunakan hak nya
dijamin oleh pasal 7 UUHT tersebut dinyatakan dengan tegas bahwa Hak
berada.
kepastian hukum bagi para pihak yang berkepentingan serta mengikat pihak
ketiga. Asas spesialitas diatur dalam Pasal 11 Ayat (1) UUHT yang meliputi
subjek dan objek Hak Tanggungan. Maksud asas spesialitas ini adalah bahwa
demi adanya suatu kepastian hukum maka Hak Tanggungan hanya dapat
diberikan oleh dan kepada pihak yang berhak dengan tujuan untuk menjamin
yang diatur dalam pasal 13 ayat ( 1 ) UUHT bertujuan agar pihak ketiga yang
tanggungan. Oleh sebab itu mak ahak tanggungan wajib didaftarkan dikantor
mutlak untuk berlakuknya hak tanggungan dan untuk mengikat hak tanggungan
Hak tanggungan diberikan untuk menjamin suatu hutang tertentu. Hal ini
tertentu tidaklah dapat dibebaskan dari beban hak tanggungan jika pelunasan
atas hutang debitur kepada kreditur baru dilaksanakan sebagian saja. Dengan
telah dilunasinya sebagian dari hutang yang dijamin dengan hak tanggungan
tersebut tidak beratti sebagai objek hak tanggungan tersebut dibebaskan dari
dalam Pasal 2 ayat 2 UUHT maka, pelunasan atas hutang yang dijamin
dengan hak tanggungan dapat dilakukan secara angsuran yang besarnya sama
dengan nilai hak atas tanah yang merupakan bagian dari objek yang dijamin
ha katas tanah yang nilainya sama dengan jumlah hutang yang dibayarkan
oleh debitur kepada kreditur akan dibebaskan dari beban hak tangunggan.
Dengan demikian, hak tanggungan hanya akan membebani hak hak atas tanah
sesuai dengan sisa hutang yang belum dibayar oleh debitur kepada kreditur.
Berkenaan dengan hal ini dikenal istilah Roya partial atau roya sebagian.
5. Apabila debitur wan prestasi maka dalam eksekusi objek jaminan dapat melalui
tanggungan. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 6 UUHT yang menyatakan
mempunyai hak untuk menjual objek hak tanggungan atas kekuasaan sendiri
penjualan tersebut.”87
Berkaitan dengan ketentuan Pasal 6 UUHT, hak untuk menjual objek Hak
dari pemegang hak tanggungan untuk dapat melakukan parate eksekusi adalah
hak yang diberikan oleh pasal 6 UUHT atau dengan kata lain diperjanjiakan
atau tidak diperjanjikan, hak itu tampak dari hira hira yang terdapat pada
setifikat hak tanggungan yang merupakan tanda bukti adaanya hak tanggungan
yang diberikan oleh kator pertanahan dan yang membuat hira hira
87
Undang- undang Hak Tanggungan no 4 tahun 1996
memperoleh kekuatan hukum tetap dan berlalu sebagai pengganti grose akta
hipotek sepanjang mengenai tanah 88 . Akan tetapi, jika terdapat sisa hasil
penjualan, maka sisa hasil penjualan itu tetap menjadi hak pemberi hak
tanggungan.
sebelumnya yang disebut perjanjian induk. Perjanjian induk yang terdapat pada
uang atau pernajian hutang piutang yang menimbulkan hutang yang dijamin
merupakan ikutan atau accesoir pada suatu piutang tertentu, yang didasarkan pada
sesuatu perjanjian hutang piutang atau perjanjian lain, maka kelahiran dan
UUHT diatas, sifat accesoir juga secara tegas disebutkan dalam pasal 10 ayat 1
dan pasal 19 ayat 1 UUHT . Dalam pasal 10 ayat 1 UUHT dinyatakan bahwa
88
Prinsip-prinsip dasar hak tanggungan atas tanah, oct 1, 2009, http:
//www.notaris_indonesia@yahoogroups.com. Diakses pada tanggal 7 Juni 2020.
89
Ibid
hapusnya hutang yang dijamin dengan hak tanggungan. Dengan demikian jelas
sekali bahwa perjanjian hak tanggungan sangat mempunyai kaitan yang sangat
erat dengan perjanjian kredit atau perjanjian hutang piutang yang dimaksud. 90
kreditur. Kelebihan lain dari hak tanggungan bahwa hak tanggungan dapat
menjamin lebih dari satu hutang . hal ini ditegaskan dalam pasal 3 ayat 2 UUHT.
“ Hak tanggugan dapat diberikan untuk suatu hutang yang bersal dari satu
hubungan hukum atau untuk satu hutang atau lebih yang berasal dari beberapa
hubungan hukum”.
Hak tanggungan dapat diberikan oleh debitur untuk menjamin lebih dari satu
hutangnya yang timbul dari beberapa hubungan hukum yang berbeda. Dalam hal
ini, debitur yang telah membebankan objek hak tanggungan untuk kepentingan
90
Op.cit
Pembebanan hak tanggungan ini, dilakukan tidak dalam waktu yang bersamaan
dan didasarkan pada perjanjian kredit yang berbeda. Oleh sebab itu maka urut
Berkenaan dengan hal ini maka disebut pemegang hak tanggunga peringkat
Dalam hal debitur berhutang kepada lebih dari satu kreditur pada waktu
kepada perjanjian kredit atau perjanjian pijaman atau hutang piutang yang
berlainan, maka dimungkinkan bagi debitur untuk memberikan satu jaminan hak
Piutang yang telah dialihkan yang timbul dari perjanjian kredit /pinjaman dan
dijamin dengan hak tanggungan , jika kredit tersebut dialihkan oleh kreditur
dengan cara cessie perjanjian kredit hak kreditur sebagai pemegang hak
tanggungan akan berpindah dan beralih kepada pihak ketiga yang menrima
1. Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie,
subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut
ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Maka dari itu, jika
piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena subrogasi,
hak tanggungan tersebut juga ikut beralih karena hukum kepada kreditor
yang baru.
91
Undang-Undang No 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan
tanggungan terjadi karena hukum, sehingga hal tidak perlu dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pencatatan cukup dilakukan
kreditor yang baru. Maka dari itu, jika piutang yang dijamin dengan hak
tanggungan beralih karena subrogasi, cessie hak tanggungan tersebut juga ikut
beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Dari uraian Pasal 16 UUHT ,
Notaris berasal dari kata Latin yakni Notariaat, sedangkan Notaris dari
Secara historis institusi notariat merupakan salah satu cabang profesi hukum yang
umum dalam bidang hukum perdata, yang termasuk dalam bidang hukum publik.
Adapun yang dimaksud Notary Public dalam Black’s Law Dictionary adalah :
Dari pernyataan ini dapat disimak bahwa notaris adalah seseorang yang
lainnya yang ditentukan di bidang komersil. Hal itu menyebabkan bahwa sejak
ada hukum pembuktian maka lembaga notariat tidak hanya ditugaskan untuk
menulis, tetapi juga sebagai lembaga pembuktian yang melahirkan suatu akta
otentik. Hal ini sejalan dengan ketentuan Pasal 1870 KUHPerdata dengan
menetapkan bahwa yang dapat menjadi alat bukti sempurna adalah akta otentik
sehingga lahirlah lembaga kenotariatan. Arti kata tugas dalam Kamus Umum
92
R.Soegondo Notodisoerjo,1993,Hukum Notariat Indonesia, Suatu Penjelasan, Jakarta,
Rajawali,hal.82
93
Ibid.
94
Henry Campbell Black, 1991, Black’s Law Dictionary,West Publishing & Co,
St.paul, Minnesota, hlm.1085.
73
bahasa Indonesia adalah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang ditentukan
untuk dilakukan.95
pihak ke dalam akta otentik. 96 Menurut Tan Tong Kie, tugas notaris adalah
mengkonstantir hubungan hukum antara para pihak dalam bentuk tertulis dan
dokumen yang kuat dalam suatu proses hukum. 97 Adapun akta autentik itu
bahwa apa yang tersebut dalam akta autentik itu pada pokoknya dianggap benar
95
W.J.S Poerwadarminta, Kamus Umum bahasa Indonesia,1984 Jakarta, hlm.1094.
96
Habib Adjie, Sanksi Perdata dan Administratif Terhadap Notaris Sebagai Pejabat
Publik, 2008 Cetakan Pertama, Refika Aditama, Bandung,hlm.35
97
Tan Tong Kie, Studi Notariat, 2000, Buku I, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve,
Jakarta,hlm. 159
Notaris (UUJN ).
menjual piutangnya kepada pihak ketiga yang akan menerima pembayaran dari
debitur pada saat piutang tersebut jatuh tempo. Pasal 613 KUHPerdata
bertubuh lainnya, dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta otentik atau
dibawah tangan. Dengan mana hak hak atas kebendaan itu dilimpahkan kepada
orang lain .
Undang undang mensyaratkan agar Akta cessie dibuat dalam akta otentik
atau dibawah tangan tidak boleh dilakukan secara lisan. Akta adalah : Surat atau
tulisan yang dijadikan sebagai alat bukti ( Pasal 1867 BW ). Akta Otektik adalah
akta yang dibuat oleh atau dihadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang
Sihaan” tidak ada keharusan dalam membuat akta cessei secara Otentik. Yang
artinya akta cessei boleh dibuat dibawah tangan. Perbedaanya terletak pada
kekuatan pembuktianya”. Jika akta cessie dibuat dihadapan Notaris maka akta
tersebut memiliki kekuatan pembuktian sempurna, lainya hal nya jika cessie
98
Hasil wawancara dengan Bapak DR. Rudi Haposan Sihaan, SH, SPN,MKn , Pada hari
Selasa Tanggal 9 Juni 2020, Dikntor Notaris Rudi Haposan Jalan KH Wahid Hasim No 106
Medan
Dalam Pasal 165 HIR ditegaskan bahwa akta yang dibuat oleh pegawai
umum yang memiliki kuasa untuk membuatnya, merupakan bukti yang cukup.
terdapat bukti lain yang diajukan pihak lawan yang menyatakan sebaliknya.
cessie tersebut kepada pihak terhutang untuk disetujui dan diakuinya. Pihak
2. Persyaratan
3. Prosedur/ Mekanisme
Ketiga hal diatas harus benar benar diperhatikan oleh seorang Notaris dalam
99
ibid
100
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan
Notaris, Citra Umbara Bandung.
ketelitian dan ketepatan tidak hanya dalam teknik administrative membuat akta,
tapi juga penerapan berbagai aturan hukum yang tertuang dalam akta
Notaris secara khusus dan hukum pada umumnya.101 Dalam menjalankan tugas
jabatan Notaris yang baik perlu berpedoman pada asasasas pemerintahan yang
101
Marthalena Pohan, 1985, Tanggung Gugat Advocat, Dokter dan Notaris, Surabaya,
Bina Ilmu, hlm.45
sebagai asas-asas yang harus dijadikan pedoman dalam menjalankan tugas jabatan
Notaris sebagai asas-asas pelaksanaan tugas jabatan notaris yang baik, dengan
alasan seperti ini tidak dibenarkan dilakukan oleh notaris dalam melayani
masyarakat, hanya alasan hukum yang boleh dijadikan dasar bahwa notaris tidak
dapat memberikan jasa kepada yang menghadap notaris. Bahkan dalam keadaan
harus selaras dengan mereka yang menjalankan tugas jabatan Notaris sebagai
orang yang dapat dipercaya. Notaris sebagai jabatan kepercayaan tidak berarti
apa-apa jika ternyata mereka yang menjalankan tugas jabatan sebagai Notaris
adalah orang yang tidak dapat dipercaya. Dalam hal ini, antara jabatan notaris dan
pejabatnya (yang menjalankan tugas jabatan notaris) harus sejalan bagaikan dua
sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan, salah satunya dengan merahasiakan
segala sesuatu mengenai akta yang dibuatnya dan keterangan/ pernyataan para
102
Ibid hal 45
wajib berpedoman secara normative kepada aturan hukum yang berkaitan dengan
segala tindakan yang akan diambil untuk kemudian dituangkan dalam akta.
kepada para pihak, bahwa akta yang dibuat dihadapan atau oleh notaris telah
sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, sehingga jika terjadi permasalahan,
dipersiapkan dan didasarkan pada aturan hukum yang berlaku. Meneliti semua
pernyataan para pihak wajib dilakukan sebagai dasar untuk dituangkan dalam
akta. Asas kecermatan ini merupakan penerapan pasal 16 ayat (1) 59 huruf a,
antara lain dalam menjalankan tugas jabatan Notaris wajib bertindak seksama.
e) Asas Pemberian Alasan Setiap akta yang dibuat dihadapan atau oleh
Notaris harus mempunyai alasan dan fakta yang mendukung untuk akta yang
bersangkutan atau ada pertimbangan hukum yang harus dijelaskan kepada para
pihak/penghadap.
wewenang yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh Notaris di luar dari
wewenang yang tekah ditentukan. Jika Notaris membuat suatu tindakan di luar
wewenang yang telah ditentukan, maka tindakan Notaris dapat disebut dengan
pihak, maka para pihak yang merasa dirugikan dapat menuntut Notaris yang
para pihak. Para pihak yang menderita kerugian dapat menuntut penggantian
tugas jabatannya dapat menentukan bahwa tindakan para pihak dapat dituangkan
dalam bentuk akta notaris atau tidak. Sebelum sampai pada keputusan seperti itu,
kepada Notaris. Dalam hal ini notaris mempunyai peranan untuk menentukan
suatu tindakan dapat dituangkan dalam bentuk akta atau tidak, dan keputusan
yang diambil harus didasarkan pada alasan hukum yang harus dijelaskan kepada
para pihak.
yang terkait dalam perbuatan hukum atau dalam menjalankan tugas jabatan
para pihak agar tindakannya dituangkan dalam akta Notaris, sehingga kepentingan
103
Op.cit hal 45
dalam menjalankan tugas jabatannya berdasarkan UUJN dan Kode Etik Jabatan
diwujudkan dalam melayani masyarakat dan akta yang dibuat di hadapan atau
oleh Notaris.
Jadi dapat disimpulkan bahwa notaris itu adalah seorang pejabat umum
yang diangkat Oleh seorang penguasa umum, juga seorang praktisi hukum yang
jujur, pandai membuat tulisan dalam bentuk akta otentik, teliti, berpendirian
adanya kewenangan yang sah seorang pejabat ataupun Badan Tata Usaha Negara
tidak dapat melaksanakan suatu perbuatan pemerintahan. 104 Oleh karena itu
kewenangan yang sah merupakan atribut bagi setiap pejabat ataupun bagi setiap
merupakan suatu tindakan hukum yang diatur dan diberikan kepada suatu jabatan
104
Tan Thong Kie, Studi Notariat & Serba serbi praktek Notaris, Jakarta, PT.Ichtiar
Baru Van Hoe, 2007 , hal. 460 )
jika seseorang pejabat (Notaris) melakukan suatu tindakan diluar wewenang yang
tersebut diciptakan dan diberikan oleh UUJNP sendiri. Jadi wewenang yang
diperoleh notaris bukan berasal dari suatu lembaga. Mengenai kewenangan notaris
tersebut dalam Pasal 15 dari ayat (1) sampai dengan (3) UUJNP, yang dapat
105
Undang-Undang Jabatan Notaris, UU No 30 Tahun 2004 Pasal 15 ayat 1.
15 ayat (1) yang menyatakan bahwa: “Notaris berwenang membuat akta autentik
mengenai semua perbuatan, perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh yang
kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga
ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
oleh undang-undang”106
Akta notaris adalah Akta Autentik yang dibuat oleh atau dihadapan
notaris, menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam undang undang
Akta adalah surat atau tulisan yang dijadikan sebagai alat bukti (Pasal 1867 BW ).
Akta ada 2 ( dua ) jenis yaitu akta otentik dan akta dibawah tangan ( 1867 BW ).
Sedangkan akta dibawah tangan tidak memiliki aturan bentuk, tidak dibuat oleh
Sebagaimana akta akta yang dibuat oleh notaris, akta cessie juga memiliki
3 ( tiga ) bentuk akta sebagaimana yang telah diatur dalam pasal 38 UUJN yaitu :
2. Badan Akta
106
Ibid
Kepala akta atau awal akta merupakan bagian dari sebuah akta.
a. Judul Akta
hak ( cessie ).
b. Nomor Akta.
Notaris menjamin kepastian jam, hari dan tahun di dalam akta cessie
yang dibuat.
Dalam sebuah akta cessie nama lengkap dan gelar sah notaris harus
(jika notaris pengganti yang membuat, selain nama lengkap dan tempat
2. Badan akta
107
Hendry Sinaga, Modul Kuliah, Medan 2018, hal 11
penghadap dan orang orang yang mereka wakili. Dalam badan akta
kedua ).
kabupaten/kota..
Sedangkan Kapasitas bertindak dalam kedudukan dalam hal ini ada 2 ( dua )
yaitu:
Isi Akta adalah Klausul klausul atau ketentuan ketentuan perjanjian yang
108
Ibid. hal 12
bernama.
Bagian isi akta, isi akta menguraikan syarat-syarat dan ketentuan sebagai
substansi perjanjian secara jelas, konkrit dan rinci sesuai dengan yang telah
diperjanjikan oleh para pihak yang membuat perjanjian. Perumusan isi akta
atau berlaku terhadap seluruh fakta, relasi dan peristiwa hukum yang dikehendaki
atau yang tidak dikehendaki oleh para pihak yang membuat perjanjian.
Sebaliknya, perumusan isi akta juga dapat dipahami sebagai penyesuaian antara
109
Muhammad Syaifuddin, Hukum Kontrak, (Bandung: Bandar Maju, 2012), hlm. 115
Menurut Bapak Rudi Haposan, notaris Medan yang merupakan notaris rekanan
pasal ) menerangkan :
1. Tentang kesepakatan antara para pihak yaitu Kreditur lama dan Kreditur
baru. Kreditur lama yang menjamin bahwa debitur akan membayar dan
ini berarti ada kewajiban kreditur lama untuk menjamin agar kredit
termaksuk kepada :
berkepentingan.
kepada atau dari semua relasi usaha pihak pertama tersebut diatas.
yang oleh pihak kedua dianggap baik, berguna perlu sehingga tagihan
Dalam akta cessie harus memuat setidak tidaknya hak tagih yang dialihkan :
hak tagih;dan
Proses pembuatan jaminan secra cessie sebagai jaminan, kreditur yang akan
1. Piutang harus benar benar harus ada dan memang hak dari pemberi cessie
( kreditur lama/cedent )
4. Piutang tidak sedang dijaminkan dalam bentuk gadai atau bentuk lain
110
Hasil wawancara dengan Bapak DR. Rudi Haposan Sihaan, SH, SPN,MKn , Pada hari
Selasa Tanggal 9 Juni 2020 di Jalan KH.Wahid Hasim No 106 Medan
jumlah uang yang terhutang dan wajib dibayar oleh debitur kepada kreditur, maka
lama kepada kreditur baru yang mengikat jaminan dalam perjanjian hak
perjanjian induk. Perjanjian induk yang terdapat pada hak tanggungan adalah
perjanjian kredit atau pinjam meminjam uang atau perjanjian hutang piutang.
yang disebut diatas, dijelaskan dalam angka 8 pada penjelasan UUHT ( Undang-
111
Dr.Rudy Haposan Sihaahnan,S.H,Sp1.M.Kn , Perjanjian Kredit Perbankan Aspek Hukum
dalam Teor I & Praktek,USU Press, 2020, hal. 860.
112
Undang- undang Hak Tanggungan no 4 tahun 1996
baru ( Cessie) memiliki kaitan dengan hak tanggungan. Pengaliha piutang yang
perjanjian jaminan yang bersifat accesoir dari perjanjian kredit juga tetap berlaku.
Pengalihan hak dan kewajiban meliputi juga pengalihan hak dan kewajiban
accesoir dari pejanjian kredit yang bersangkutan . Aapabila suatu piutang yang
dialihkan timbul dari suatu perjanjian kredit/pinjaman dan dijamin dengan hak
tanggungan , maka jika kredit tersebut dialihkan oleh kreditur dengan cara cessie
hak kreditur sebagai pemegang hak tanggungan akan berpindah dan beralih
“Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie,
ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Maka dari itu, jika
hak tanggungan tersebut juga ikut beralih karena hukum kepada kreditor
yang baru.
pada hari tanggal pencatatan pada buku tanah, yaitu tanggal hari ketujuh
tanggungan terjadi karena hukum, sehingga hal tidak perlu dibuktikan dengan
akta yang dibuat oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah. Pencatatan cukup dilakukan
kreditor yang baru. Sehingga Peralihan hak tanggungan tersebut kemudian wajib
mencatatnya pada buku tanah hak tanggungan dan buku tanah hak atas tanah
obyek hak tanggungan serta pada salinan sertifikat hak tanggungan dan sertifikat
113
Hery Shietra, aspek hukum cessei dan subrogasi https://www.hukum-
hukum.com/2014/08/aspek-hukum-cessie-dan-subrogasi.html, diakses pada tanggal 20-
juni-2020.
Mikro, Kecil dan Menengah dan Perdagangan Provinsi DKI Jakarta no.
430/BH/XII.1/1.829.31/XI/2012.114
Dari hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim, Business Manager Koperasi
anak perusahaan dari Indosurya Group. Dimana Indosurya Group adalah holding
Indosurya adalah institusi keuangan simpan pinjam untuk anggota dan calon
layanan perbankan pada umumnya. Indosurya simpan pinjam juga berusaha untuk
114
Company overview, https://www.jobstreet.co.id/en/companies/779475-koperasi-
simpan-pinjam-indosurya-cipta, diakses pada tanggal 17- Mei-2020 pukul 17.05wib
115
Hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya Medan, pada hari jumat, 12 juni 2020
92
anggota dan calon anggota yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut
bunga diatas rates bunga ( margin ) Bank , tidak membuat koperasi kehilangan
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peminjam dikarenakan kebutuhan masyarakat
lain :116
a. ISP Flexi .
- Bunga dimulai dari 1,5 % - 3 % Flat /Bulan atau setara 31,4% - 62,8 %
effektif/tahun .
116
Ibid
b. ISP Optima
Dari hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim , “ Koperasi simpan pinjam
indosurya mampu menarik hati masyarakat dalam hal pengadaan dana pinjaman,
berarti boleh menyalurkan pinjaman tanpa IDI BI ( Bi Checking ) atau yang lebih
dikenal saat ini dengan cek OJK ( otorisasi jasa keuangan ). Masyarakat yang
memiliki tunggakan di Bank Atau dilembaga keuangan lain seperti Leasing tidak
untuk mendapatkan kredit salah satunya adalah bersih dalam cek ojk (otorisasi
117
Op.cit, hasil wawancara dengan Shelly Lim
khusus ataupun macet. Saat ini Portofolio pijaman di Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya.
Bagi lembaga keuangan bank maupun non bank, jaminan merupakan salah satu
Kata “aman dan tidak aman” biasanya mengacu pada pada aspek
collateral/agunan yang menjadi landasan second way out dari suatu pembiayaan,
sampai menjual agunan nasabah jika kredit itu masuk bisa diselamatkan secured
loan maksudnya adalah pemberian kredit yang dijamin oleh adanya agunan
terutama yang bersifat fixed asset (tanah, bangunan), inventory, atau cash
collateral (blokir tabungan atau deposito) jenis kredit ini sendiri bervariasi bisa
berbentuk modal kerja, kredit investasi, dan bunganya pastinya lebih rendah
118
Zahra Afifah , Devinisi,fungsi unsur dan jenis kredit
https://abstraksiekonomi.blogspot.com/2013/11/kredit-devinisi-fungsi-unsur-dan-jenis.html,
diakses pada tanggal 12 juni 2020,pukul 16.00
tidak dijamin oleh agunan tambahan, seperti contohnya Kartu Kredit, tanpa
agunan (KTA) maupun kredit untuk karyawan dan pensiunan yang agunannya
bunganya lebih besar daripada kredit yang memakai agunan, karena bank/lembaga
keuangan lain menanggung risiko yang lebih besar dengan tidak adanya”bemper”,
kalau kreditnya nunggak tidak ada yang bisa disita. Dari hasil wawancara dengan
ibu Shelly Lim “ koperasi simpan pinjam indosurya selain mengucurkan pinjaman
perbankan atau lembaga keuangan lain atau masuk dalam daftar hitam OJK
mengucurkan pinjaman dengan jaminan (Secure Loan )119. Hal ini dikarenakan
market ( pasar ) terbesar daripada koperasi simpan pinjam indosurya adalah calon
peminjam yang sudah tidak bisa diproses lagi kreditnya oleh bank/lembaga
keuangan lainya. Sehingga tingkat resiko Risk ) sangat tinggi. Karena calon
dilakukan oleh Koperasi Simpan Pinjam indosurya jahu berbeda dengan penilaian
yang dilakukan oleh Perbankan atau lembaga keuangan lainya. Koperasi simpan
119
Hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya Medan, pada hari jumat, 12 juni 2020
1 Milyard maka besarnya pinjaman yang hanya bisa diberikan sebesar 400 juta
hingga maksimal 500 juta. Berbeda dengan perbankan dan lembaga keuangan lain
seharga 1 Milyard maka besarnya kredit yang diberikan sebesar 700 juta hingga
maksimal 800 juta. Menurut Ibu Shelly Lim rendahnya LTV ( Loan To Value ) di
Dalam Pasal 2 ayat 1 ( satu )surat keputusan direksi Bank Indonesia nomor
memberi pengertian bahwa yang dimaksud dengan jaminan dalam hal ini adalah
“Suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai
pasal 1 butir 23 ( dua puluh tiga ) Undang-undnag nomor 10 tahun 1998 adalah “
Jaminan tambahan yang diserahkan kepada bank dalam rangka pembrian fasilitas
120
Ibid
121
Thomas Suyatno, Dasar-dasar Perkreditan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta 1992. Hal 1
Dari definisi jaminan dapat diambil kesimpulan bahwa fungsi utama dari
jaminan adalah untuk mendapatkan kepercayaan dari kreditur. Bahwa dalam hal
ini seorang calon debitur mempunyai kemaampuan untuk memenuhi clausul yang
telah disepakati bersama oleh para pihak. R.Soebekti memberi pendapat bahwa :
122
Ibid, hal 81.
PT Indosurya Inti Finance atau IIF didirikan pada tanggal 27 Mei 2011
yang bernaung di bawah Indosurya Group yang bergerak dalam bidang keuangan
123
R. Soebekti, Jaminan-jaminan untuk pemberian kredit Menurut Hukum Indonesia,
Cetakan Ketiga, Bandung, Alumni.1996. hal 29.
124
Hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya Medan, pada hari jumat, 12 juni 2020.
terutama di sektor usaha kecil dan menengah yang merata bagi masyarakat di
Indonesia. Indosurya Inti Finance diakui dengan berbagai penghargaan yang terus
dalam Indonesia Enterprise Risk Management Award – III 2019 dan The Best in
kualitas kurang lancar, diragukan dan macet. Penetapan nilai piutang pembiayaan
cadangan
finance yang masuk dalam kategori lembaga pembiayaan dengan asset berkisar 1-
125
https://indosurya.finance/tentangkami#:~:text=PT%20Indosurya%20Inti%20na
nce%20atau,bidang%20keuangan%20dan%20properti%20di.diaksses pada tangal 8 Juni
2020,pukul 15.20
126
https://keuangan.kontan.co.id/news/rasio-modal-multifinance-minimal-10-dari-
aset, diakses pada tanggal 25 juni 2020.
Indosurya Inti Finance ( IIF ) yang merupakan anak perusahaan yang termasuk
permodalan paling sedikit 10% dari aset. Penetapan ini berguna untuk menjaga
tingkat kesehatan keuangan multifinance. Dalam Surat Edaran OJK (SE) OJK
pembiayaan, OJK menetapkan rasio permodalan paling sedikit 10% dari asset.
selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas. Plus, saldo laba atau rugi. Kedua,
pinjaman subordinasi paling tinggi 50% dari modal disetor. Pinjaman subordinasi
juga harus memenuhi kriteria seperti paling singkat misalnya berjangka waktu
lima tahun. Di sisi lain, dari kualitas piutang pembiayaan. OJK menetapkan nilai
pembiayaan, yang mensyaratkan akan kualitas kredit yang sehat dan kecukupan
modal yang berbanding dengan asset inilah yang mendasari terjadinya cessei
127
Hasil Wawancara, Shelli Lim Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya
pada hari jumat, 12 juni 2020.
Finance dan Koperasi Indosurya , maka pihak koperasi simpan pinjam indosurya
hasil wawancara dengan Nunik Zulfriani salah satu peminjam, yang pinjaman nya
indosurya, yaitu Indosurya Inti Finance yang masih satu perusahaan, sehingga
saya tidak perlu khawatir, dan mereka memberikan sebuah surat yang harus saya
128
Hasil wawancara dengan Nunik Zulfriani, peminjam Koperasi simpan pinjam
Indosurya.pada 13 Juni 2020
indosurya”129
berarti cessie telah berlaku dan memiliki akibat hukum, yaitu pihak Indosurya Inti
Indosurya )
Pelaksanaan cessei di IIF sebagai kreditur baru hanya secara system operasional.
account baik itu berupa pengelolaan, penagihan angsuran tetap dilakukan oleh
Yang artinya cessie yang terjadi tetap dikelola ( maintance ) oleh koperasi
129
Hasil wawancara dengan Wahyu Hidayani, peminjam Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya , pada tanggal 12 Juni 2020
130
Hasil wawancara dengan Bapak Sihar Maruli, Business Manager Indosurya Inti
Finance.pada tanggal 13 Juni 2020
Indosurya.
hak dan kewajiban dari kreditur baru ( cessionaris ) dan kreditur lama ( cedent )
pinjam indosurya dengan Indosurya inti finance , merubah posisi kreditur yang
keuangan non bank yang berada dibawah pengawasan Kementrian koperasi dan
usaha kecil dan menengah Republik Indonesia sekarang menjadi Indosurya Inti
Indonesia.
tidak lagi aturan pada koperasi namun sudah beralih tunduk kepada aturan OJK
sebelumnya tidak tercatat dalam system iinformasi debitur ( SID ) yang dikelola
Setiap pengajuan pinjaman ke bank, baik berupa kartu kredit, KTA (kredit
tanpa agunan), KKB (kredit kendaraan bermotor), KPR (kredit pemilikan rumah),
maupun pinjaman lainnya, biasanya pihak bank pasti akan menilai kredibilitas
calon peminjam. Hal ini dilakukan untuk untuk menilai karakter dan kemampuan
bayar calon debiturnya. Penentuan ini juga tidak dilakukan secara asal-asalan.
Pihak bank atau lembaga keuangan akan menggunakan Sistem Informasi Debitur
(SID) untuk melakukan pemeriksaan data informasi calon debitur (BI Checking).
SID merakam seluruh data dan riwayat pembayaran cicilan/pembiayaan lain yang
pernah diambil oleh calon peminjam ( debitur ) baik yang baru maupun di masa
lampau, serta mencatat tunggakan saat ini atau pun tunggakan yang ada dimasa
sebelumnya tidak tercatat dalam system informasi debitur menjadi tercatat dalam
131
Hasil wawancara dengan Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya pada hari jumat, 12 juni 2020.
( sid ), saat ini sudah terbaca di sistem informasi debitur Otorisasi Jasa
alasan pinjaman beliau sudah over finance ( sudah melewati batas maksimal
Finance, pinjaman beliau tidak tercatat di IDI BI sehingga pinjaman beliau tidak
pengalihan pinjaman ini dikarenakan pinjaman beliau yang dialihkan saat ini
sudah macet dan tercatat di IDI BI padahak sebelumnya tidak tercatat di IDI BI,
sehingga untuk memindahkan ( take over) pinjaman yang telah macet jadi sulit
132
Hasil wawancara dengan Wahyu Hidayani, peminjam Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya , pada tanggal 12 Juni 2020
133
Hasil wawancara dengan Ibu Nunik Zulfriani,peminjam Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya, pada tanggal 13 Juni 2020
kepada Indosurya Inti Finance memberikan akibat hukum yang terjadi kepada
dicatat dan dilaporkan disistem informasi debitur ( SID ), menjadi pinjaman yang
wajib dicatat dan dilaporkan ke system informasi debitur ( SID ). Sehingga bagi
pengusaha yang setiap saat butuh pinjaman . Selain itu disaat pinjaman ( kredit )
tidak bisa melakukan pemindahan ( take over ) kredit ke bank atau lembaga
keuangan lainya. Pinjaman telah tercatat di system informasi debitur dan terbaca
saat bank atau lembaga keuangan lain melakukan IDI Checking , sementara syarat
hutangnya kepada Bank atau lembaga keuangan lainya merupakan hal umum
Namun demi kepentingan bank atau lembaga keuangan sebagai kreditur , bank
atau lembaga keuangan lainnya meminta kepada debitur untuk secara khusus
Suatu piutang yang timbul dari perjanjian kredit dapat dikatakan sebagai
benda yang dimiliki oleh kreditur . oleh sebab itu , layaknya seorang pemilik
persetujuan dari pihak manapun. Pengalihan piutang yang dilakukan oleh kreditur
kredit. Dan perjanjian pemberian jaminan yang bersifat accesoir dari perjanjian
kredit itu juga tetap berlaku.Apabila suatu piutang yang dialihkan itu timbul dari
suatu perjanjian kredit dan dijamin dengan hak tanggungan , maka jika kredit
tersebut dialihkan oleh kreditur dengan cara cessie , hak kreditur sebagai
pemegang hak tanggungan akan berpindah dan beralih kepada pihak ketiga yang
134
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ), diterjemahkan oleh
R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, ( Jakarta: Pradya Pramita,1999 )
menerima pengalihan kredit yang dimaksud. Hal ini diatur dalam Pasal 16 UUHT
yang diatur didalam ketentuan ini terjadi karena hukum. Oleh karena itu
pengalihan piutang dengan cara cessie mengalihkan juga hak dan wewenang
kreditur lama kepada kreditur baru juga terhadap jaminan hak tanggungan yang
harus kembali didaftarkan pada Badan Kantor Pertanah Nasional. Yang berarti
135
Undang- undang Hak Tanggungan no 4 tahun 1996
136
Hasil Wawancara, dengan Bapak DR.Rudi Haposan Sihaan Pada hari Selasa Tanggal
9 Juni 2020
melalui suatu proses. Proses tersebut meliputi proses pendaftaran peralihan hak
tanggungan, pencatatan pada buku tanah ha katas tanah yang menjadi objek hak
pengalihan piutang secara cessei, tidak berarti hak tanggungan yang lama menjadi
tanggungan yang baru untuk kepentingan kreditur yang baru. Hal ini disebabkan
karena pembebasan hak tanggungan salah satunya baru dapat terjadi bilaman
hutang yang dijamin dengan hak tanggungan tersebut telah dilunasi. Dalam hal
, hutang yang dijamin dengan hak tanggungan itu belum dilunasi dan atau belum
tanggungan dari kreditur lama kepada kreditur baru dan bukan pembebasan dan
Koperasi Simpan Pinjam Indosurya, baik pihak koperasi simpan pinjam indosurya
kreditur baru137. Hal ini dikarenakan jaminan berupa sertifikat tanah dan sertifikat
137
Hasil wawancara dengan Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya ada hari jumat, 12 juni 2020.
tanggungan dan sertifikat tanah tetap terdaftar dengan pemilik hak tanggungan
pendaftaran hak tanggungan ada pada bagian legal Indosurya Inti Finance di
pinjam indosurya yang dialihkan pinjmanya ke Indosurya inti finance yang telah
bukan dikantor Indosurya Finance dan mendapkan surat lunas dari koperasi
138
Hasil wawancara dengan Ibu Shelly Lim Business Manager Koperasi Simpan Pinjam
Indosurya ada hari jumat, 12 juni 2020.
139
Hasil wawancara dengan Bapak Sihar Maruli, Business Manager Indosurya Inti
Finance,pada tanggal 13 Juni 2020
140
Hasil wawancara dengan Bapak Dr.Zamaan Tarigan, Peminjam di Koperasi Simpan
Pinjam Indosurya, pada tanggal 13 Juni 2020
IIF/VIII/2018 antara Indosurya Inti Finance dan Koperasi Indosurya batal atau
1. Jika piutang yang dijamin dengan Hak Tanggungan beralih karena cessie,
subrogasi, pewarisan, atau sebab-sebab lain, Hak Tanggungan tersebut
ikut beralih karena hukum kepada kreditor yang baru. Maka dari itu, jika
piutang yang dijamin dengan hak tanggungan beralih karena subrogasi,
hak tanggungan tersebut juga ikut beralih karena hukum kepada kreditor
yang baru.
2. Peralihan hak tanggungan tersebut kemudian wajib didaftarkan oleh
kreditor yang baru kepada kantor pertanahan.
3. kemudian, beralihnya hak tanggungan kepada pihak ketiga mulai berlaku
pada hari tanggal pencatatan pada buku tanah, yaitu tanggal hari ketujuh
setelah diterimanya secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi
pendaftaran beralihnya hak tanggungan atau hari berikutnya jika hari
ketujuh jatuh pada hari libur.
Undang undang menyatakan jika piutang yang dijamin dengan hak tanggungan
beralih karena cessie, subrogasi hak tanggungan juga ikut beralih karena hukum
cessie belum dilakukan sebagaimana yang seharusnya diatur didalam ketentuan Undang-
undang.Pengalihan Piutang telah diberitahukan dan disetujui secara tertulis dan diakui
Indosurya inti finance. Pengelolaan account Pinjaman tetap dikelola oleh Koperasi
Simpan Pinjam Indosurya. hal ini menyebabkan kerugian yang timbul pada
dijamin dengan hak tanggungan , membuat hak kreditur sebagai penerima hak
Undang-Undang hak tanggungan ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang
baru. Dalam pelaksanaan cessie antara koperasi simpan pinjam indosurya dan
praktek pelaksaan cessie ini tidak disebutkan dalam undang-undang yaitu Pasal 16
UU No 4 Tahun 1996.
perjanjian cessie batal atau dianggap peralihan piutang belum terjadi. Dalam
kebendaan, karena thak kebendaan memiliki azaz publisitas142. Wujud dari azaz
142
Pendapat Prof. Dr. OK. Saidin, S.H.M.Hum, sebagai dosen Pembimbing Peneliti
Salah satu azaz umum hak kebandaan adalah asas publisitas. Asas ini
pengumumam hak atas tanah dengan jalan pendaftaran. Oleh karena itu hak
tanggungan yang tidak didaftarkan tidak memiliki azaz publisitas. karena wujud
dari azaz publisitas adalah hak tanggungan harus didaftarkan.144 Hak tanggungan
merupakan hak jaminan untuk pelunasan hutang ( kredit ) , dapat dibebankan pada
ha katas tanah dengan atau tanpa benda diatasnya, dan menimbulkan kedudukan
Jamianan yang diberikan yaitu hak yang diutamakan atau mendahului dari
143
Badrulzama Mariam Darus , Sistem hukum benda Nasional, Bandung: Alumni, 2015
hal. 10.
144
Pendapat Bapak Prof.Ok.Saidin,S.H.,M.Hum ,Dosen Pembimbing II pada 20-07-2020
145
Sutiarnoto, Peraturan Hukum Lelang Indonesia; Medan; USU Press, 2018, hal.67.
146
Ibid
A.KESIMPULAN
1. Pengalihan piutang ( Cessie ) antara kreditur lama dan Kreditur baru yang
beralih. Undang undang menyatakan jika piutang yang dijamin dengan hak
tanggungan beralih karena cessie, subrogasi hak tanggungan juga ikut beralih
pada kantor Badan Pertanahan dimana hak tanggungan ini didaftarkan dengan
yang dijamin dengan hak tanggungan yang bersangkutan dari kreditur lama
2. Peranan notaris dalam pembutan akte cessie sama dengan pembuatan akta-akta
lain yang dibuat notaris . Sebagaiamana sebuah akta yang dibuat dihadapan
Indosurya dan Indosurya Inti Finance memiliki akibat hukum baik kepada
116
Pinjam Indosurya. hal ini menyebabkan kerugian yang timbul pada peminjam
tanggungan ikut beralih karena hukum kepada kreditur yang baru. Dalam
menjadi tidak memiliki hak kebendaan, karena hak kebendaan memiliki azaz
konkuren.
SARAN
yang dibuat oleh Pejabat yang berwenang memiliki kekuatan pembuktian yang
pengadilan.
3. Mentri Koperasi dan Usaha kecil menengah perlu menjalankan peran dan funsi
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Abdul Kadir Muhammad, 1993, Segi segi hukum perikatan,Bandung:Alumni.
Abdul Kadir Muhammad,2009, Etika Profesi Hukum, Bandung :Citra
Aditya.
Addurrahman, 1983 Aspek aspek Bantuan hukum di Indonesia,Jakarta :
Cendana Press.
Abdul R. Saliman dkk, 2007, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan (Teori dan
Contoh Kasus), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Arifinal Cahniago dkk, 1973,Pendidikan Perkoperasian Indoneisa, Bandung:
Angkasa
Asser’s.C, 1991, Pengajian hukum perdata Belanda , diterjemahkan oleh
Sulaiman Binol. Jakarta, Dian Rakyat.
Badrulzaman Mariam Darus, 1987, Bab-bab tentang Credit Verband gadai
dan fidusia , Bandung :Alumi.
Badrulzaman Mariam Darus , 2015 Sistem hukum benda Nasional, Bandung:
Alumni.
Burhan Ashshofa, 1996, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta :Rineka
Cipta.
Habib Adjie, 2008, Sanksi Perdatadan administrative terhadap notaris
sebagai pejabat publik,Bandung :Rafka Aditama.
Hasim Purba, 2018, Hukum Perjanjian, Modul Kuliah, Medan.
Herlien Budiono, 2010, Ajaran Umum Hukum Perjanjian dan Penerpan di
Bidang Kenotariatan Bandung : Citra Aditya.
Hermansyah, 2006,Hukum Perbankan Nasional Indosnesia, Jakarta: Kecana.
J.Satrio, Cessei, Subrogatie, Novatie, Kompensatie & Percampuran
Hutang,1999, Bandung :Alumni.
Jimly Asshiddiqie dan M.Ali Safa”at, Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,
2016, Sekretasiat Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia, Jakarta.
B. Perundang-Undangan
Kitab Undang Undang Hukum Perdata ( Burgelijk Wetboek ),
1999,diterjemahkan oleh R.Surbekti dan R.Tjitrosudibio,cet.29, J
Pradya Pramita,Jakarta.
Undang Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang undang
No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan.
Undang-Undang Hak Tanggungan , no 4 tahun 1998
Undang-undang no 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan.
Undang-Undang No 2 Tahun 2014, Tentang jabatan Notaris, Citra Umbara
Bandung.
C. Artikel/Jurnal
Yanti Fristikawati “ Laporan Penelitian Cessei ( Makalah disampaikan pada
seminar mempertajam konsep hukum cessei, Jakarta , 13 Januari
2010 )
D. Internet
Company overview, https://www.jobstreet.co.id/en/companies/779475-
koperasi-simpan-pinjam-indosurya-cipta, diakses pada tanggal
17- Mei-2020 pukul 17.05wib
https://indosurya.finance/tentangkami#:~:text=PT%20Indosurya%20Inti%2
0nance%20atau,bidang%20keuangan%20dan%20properti%20di.diak
sses pada tangal 8 Juni 2020,pukul 15.20
https://keuangan.kontan.co.id/news/rasio-modal-multifinance-minimal-10-
dari-aset, diakses pada tanggal 25 juni 2020.
E. Wawancara
Nunik Zulfriani, Nasabah Koperasi Simpan Pinjam Indosurya
DR.Rudi Haposan Sihaan, SH,Spn,Mkn , Notaris Rekanan Koperasi
Simpan Pinjam Indosurya.
Sihar Maruli, Business Manager Indosurya Inti Finance
Shelly Lim, Business Manager Koperasi Simpan Pinjam Indosurya