TENTANG
BAKU TINGKAT GETARAN, KEBISINGAN DAN KEBAUAN
DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
MEMUTUSKAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
BAB IV
METODE PENGUKURAN DAN ANALISIS
Pasal 4
BAB V
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 5
Pasal 6
BAB VI
PENUTUP
Pasal 7
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
Diundangkan di Yogyakarta
Pada Tanggal 30 Desember 2003
SEKRETARIS DAERAH
PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
BAMBANG S. PRIYOHADI
NIP. 110021674
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 176 TAHUN 2003
TANGGAL 30 DESEMBER 2003
Leq Lmax
Peruntukan / Kawasan [ dB (A)] Cepat
[dB(A)]
Rumah Sakit 45 50
Permukiman 55 60
Ruang Terbuka Hijau 50 60
Sekolah 55 60
Tempat Ibadah 55 60
Perkantoran 60 70
Fasilitas Umum 60 70
Perdagangan 70 110
Industri 70 110
Tempat Hiburan 70 110
Khusus
• Bandara 70 120
• Stasiun KA 70 100
• Pelabuhan Laut 70 90
• Cagar Budaya 60 70
• Terminal Bis 70 90
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 176 TAHUN 2003
TANGGAL 30 DESEMBER 2003
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
LAMPIRAN IV
KEPUTUSAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 176 TAHUN 2003
TANGGAL 30 DESEMBER 2003
A. Peralatan
Peralatan yang dipakai :
1. Alat penangkap getaran (accelerometer atau seismometer)
2. Alat ukur atau alat analisis getaran (vibration meter atau vibration analyser)
3. Tapis 1/3 oktaf atau pita sempit (filter 1/3 oktaf atau Narrow Band)
4. Pencatat tingkat getaran (Level atau X – Y recoder)
5. Alat analisis pengukuran tingkat getaran (FFT Analyser)
B. Cara Pengukuran
Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
1. Alat penangkap getaran diletakkan pada lantai atau permukaan yang bergetar,
dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan filter.
2. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan puncak (Peak Displacemen)
apabila alat yang dipakai tidak dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan
konversi besaran.
3. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4 – 63 Hz atau
dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.
4. Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan pada grafik lampiran.
C. Cara Evaluasi
Ke-13 data yang digambarkan pada grafik lampiran dibandingkan terhadap batas-
batas baku tingkat getaran. Getaran disebut melampaui baku tingkat getaran
apabila getaran pada salah satu frekuensi sudah melampaui nilai baku getaran
yang ditetapkan.
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X
LAMPIRAN V
KEPUTUSAN GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 176 TAHUN 2003
TANGGAL 30 DESEMBER 2003
1. ALAT UKUR
Pengukuran dilakukan dengan memakai Sound Level Meter atau Integrating Sound
Level Meter. Pengukuran dilakukan pada A-Weighting network dan Fast response.
2. POSISI PENGUKURAN
a. Pengukuran di luar
Untuk mengurangi pengaruh pantulan suara, pengukuran dilakukan pada jarak
minimal 3,5m dari dinding, bangunan, atau struktur lain yang dapat memantulkan
bunyi. Alat ukur dipasang pada ketinggian 1,2m – 1,5m di atas tanah.
3. METEOROLOGI
Pengukuran dilakukan dengan memperhatikan kondisi meteorologi lain :
a. arah angin + 45o dari sumbu utama sumber bunyi terhadap penerima bunyi.
b. Kecepatan angin 1 – 5 m/s, diukur pada ketinggian 3 – 11m diatas tanah.
c. Tidak hujan.
4. PROSEDUR PENGUKURAN
a. Bising berfluktuasi (contoh : di jalan raya)
§ Pembacaan dilakukan setiap ?t selama rentang waktu (t2 – t1)
§ Harga Tingkat Kebisingan sinambung Setara :
1 N
L eq = 10 log ∑ n 1x10 0,1L i - dB (A) I
N i= 1
t 2 − t1
dengan N = jumlah sampel =
∆t
i = nomor sampel
Li = SPL ke-i, dB(A)]
Atau
1 n 0 ,1L i
L eq = 10 log ∑1
100 i=1
f x 10
- dB (A) II
1 N
L eq = 10 log ∑ n1x100,1Li - dB (A) I
T i=1
n
dengan T = Total waktu pengamatan = ∑ [T ] , sekon
i
i =1
ti = total waktu pengamatan ke-i
i = nomor sampel
Li = SPL ke-i, selama rentang waktu Ti
5. “RATING LEVEL”
§ Rating level merupakan harga Leq ditambah dengan faktor karakteristik sumber
bising.
L eq.r = L eq + K1 + K2
1 N 0,1(1eq .r )1
L eqrerata = 10 log ∑10 - dB (A) I
N i=1
1 n 0,1(1eq.r )1
L eqrerata = 10 log ∑ 10 - dB (A) II
N i=1
dengan N = jumlah kelompok sampel
(Leq )i = Leq sampel ke-i
(Leq.r )i = Leq rating sampel ke-i
7. HASIL PENGUKURAN
Hasil pengukuran tingkat kebisingan dikatakan melampui baku tingkat kebisingan
apabila melampaui salah satu dari Leq atau Lmax atau kedua-duanya.
GUBERNUR
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
HAMENGKU BUWONO X