Narator :
Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif di dunia. Gunung yang
masih aktif ini berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya berada di Kabupaten
Sleman. Menjelang meletus, gunung Merapi mengeluarkan awan putih yang sangat panas.
Gumpalan awan putih ini oleh masyarakat disebut dengan nama wedhus gembel. Suhu yang
sangat tinggi dan awan panas ini membuatnya sangat ditakuti oleh masyarakat yang tinggal di
lereng gunung Merapi. Gunung Merapi juga memiliki kisah asal usul terjadinya, bagaimana
kisahnya?
--------
Adegan 1
Narator:
Sebelumnya tempat yang menjadi lokasi gunung Merapi adalah dataran luas yang berupa hutan
nan lebat. Meskipun sangat lebat dan bisa dikatakan hutan rimba, bukan berarti tidak ada
manusia yang tinggal di hutan tersebut.
Nun jauh di dalam hutan yang lebat tersebut terdapat sebuah tungku peleburan besi yang selalu
menyala dan sebuah rumah panggung. Ternyata ada dua empu yang sangat sakti tinggal di dalam
hutan tersebut. Empu tersebut terkenal sebagai pembuat keris pusaka. Mereka adalah Empu
Rama dan Empu Pamadi. Tidak seperti para empu pembuat keris lainnya, Empu Rama dan Empu
Pamadi cukup menggunakan tangannya untuk menempa besi yang membara menjadi sebilah
keris.
Narator:
Sementara itu, nun jauh di sebelah selatan dari hutan tersebut terdapat sebuah gunung yang
berada di pantai yang berbatu karang. Gunung tersebut Bernama Gunung Jamurdipa. Gunung
yang berada di pesisir selatan itu merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Batara Narada
dan Dewa Penyarikan terbang di atas Gunung Jamurdipa. Mereka sepertinya sedang memeriksa
sesuatu.
Batara Narada dan Dewa Penyarikan: (Adegan terbang diatas gunung jamurdipa seperti
sedang memeriksa sesuatu)
Narator:
Sementara itu Empu Rama dan Empu Pamadi sedang mengamati keris yang baru saja selesai
dibuatnya. Kemudian Batara Narada dan Dewa Penyarikan turun dari langit menemui mereka.
(Batara Narada dan Dewa Penyarikan datang bersamaan menemui kedua Empu)
Batara Narada : Wahai Empu Rama dan Empu Pamadi, kesaktian kalian terdengar hingga
kayangan.
Empu Rama : Wahai Batara Narada dan Dewa Penyarikan, kami ucapkan terima kasih.
Kalau kami boleh tahu apa yang membuat dewa hingga turun kemari?
Batara Narada : Jadi begini, agar Pulau Jawa tidak semakin miring maka Gunung
Jamurdipa harus dipindahkan ke bagian tengah Pulau Jawa. Batara Guru
memerintahkan kepadaku supaya kalian segera pindah dari hutan ini.
Empu Rama : Maafkan kami, kami tidak bisa pindah dari hutan ini. Jika kami pindah
maka keris ini akan turun kualitasnya.
Dewa Penyarikan : Tapi Empu, keadaan ini sudah sangat mendesak.
Empu Pamadi : Maaf, Batara Narada dan Dewa Penyarikan! Kami belum dapat memenuhi
permintaan itu.
Narator:
Batara Narada dan Dewa Penyarikan berusaha keras meyakinkan Empu Rama dan Empu Pamadi
agar pindah, sedangkan Empu Rama dan Empu Pamadi bersikeras tidak mau pindah.
(Empu Rama dan Batara Narada berdiri sambal berdebat)
Batara Narada : Wahai Empu Rama dan Empu Pamadi! Jangan memaksa kami untuk
mengusir kalian dari tempat ini.
Narator:
Akhirnya setelah gagal membujuk baik-baik, Batara Narada dan Dewa Penyarikan memutuskan
menggunakan cara kekerasan untuk memaksa kedua empu tersebut pindah. Empu rama dan
Empu Pamadi bersikeras untuk tidak mau pindah segera mengeluarkan keris mereka.
Pertarungan pun tidak bisa dihindarkan. Batara Narada menghadapi Empu Rama. Sedangkan
Dewa Penyarikan menhadapi Empu Pamadi. Pertarungan sengit berlangsung hingga malam tiba
dan terus berlanjut hingga keesokan harinya hingga tidak ada tanda-tanda siapa yang menang
dan siapa yang kalah.
Empu Rama membeturkan kerisnya ke tongkat Batara Narada. Empu Pamadi membenturkan
kerisnya ke tongkat Dewa Penyarikan. Tongkat Dewa Penyarikan hancur seketika.
Adegan 2
Tari Kedua: Tari Oglek
Narator:
Batara Narada dan Dewa Penyarikan Kembali ke langit menghadap Batara Guru melaporkan
kegagalan mereka dalam menjalankan tugasnya.
Batara Narada : Aaammpun, Batara Guru! Kami gagal membujuk kedua Empu itu. Mereka
sangat sakti mandraguna.
Batara Guru : Daaassaaarr, memang keras kepala kedua Empu itu. Mereka harus diberi
pelajaran.
Narator:
Kemudian Batara Guru memanggil Dewa Bayu untuk menemuinya di kayangan.
Dewa Bayu : Sembah Hamba untukmu, Batara Guru! Apa yang perlu saya lakukan?
Batara Guru : Dewa Bayu, Segeralah kamu tiup Gunung Jamurdipa itu!
Dewa Bayu : Sembah, Batara Guru!
Narator:
Dewa Bayu akhirnya mengangkat gunung Jamurdipa dan membawa terbang menuju ke hutan,
tempat kedua empu sakti membuat keris. Tidak lama kemudian Empu Rama dan Empu Pamadi
melihat sebuah benda besar jatuh dari langit ke arah mereka.
Gunung Jamurdipa pun telah berpindah tempat. Namun pada bagian gunung muncul kawah dan
mengeluarkan asap putih. Kedua empu sakti pembuat keris itu mati seketika tertimpa Gunung
Jamurdipa. Gunung Jamurdipa jatuh tepat di atas tungku perapian tempat kedua empu sakti
tersebut memanaskan besi. Tungku perapian itulah yang membuat gunung Jamurdipa
mengeluarkan asap putih dari kawahnya. Lama kelamaan gunung jamurdipa akhirnya lebih
dikenal dengan nama gunung Merapi.
Tarian penutup
PEMERAN DRAMA
1. Sutradara : Naren
2. Narator : Zara
3. Dewa Bayu : Naren
4. Dewa Penyarikan : Yoyo
5. Batara Guru : Daffi
6. Batara Narada : Salman
7. Empu Rama : Vian
8. Empu Pamadi : Ilyas
9. Penduduk Lokal : Rajasa Tirta, Kima, Alya, Ghinaa, Kevia