Anda di halaman 1dari 110

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PAKET 1.2 PEMBANGUNAN JALAN


KAWASAN DAN JEMBATAN INDUSTRI
TERPADU (KIT) BATANG
Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Menempuh Ujian Akhir Program
S-1 Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang

Oleh

DWI SANDY MAYLANDO


NIM : C.111.18.0147
IQBAL BURHANUDIN
NIM : C.111.18.0155
AMDI GALANG W.
NIM : C.111.18.0161

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS SEMARANG

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL

2021/2022
ii

LAPORAN PENGESAHAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

PAKET 1.2 PEMBANGUNAN JALAN KAWASAN DAN JEMBATAN


INDUSTRI TERPADU (KIT) BATANG

Disusun Oleh :
DWI SANDY MAYLANDO
NIM : C.111.18.0147
IQBAL BURHANUDIN
NIM : C.111.18.0155
AMDI GALANG W.
NIM : C.111.18.0161

Diperiksa dan disetujui oleh:

Menyetujui Menyetujui,
Dosen pembimbinng Pimpinan Proyek

(KUSRIN ST, M.T) ( Ir. JOKO MULYANTO )


NIS.06557003102012

Mengetahui
Ketua Progam Studi S1
Teknik Sipil

(NGUDI HARI CRISTA ST,MT.)


NIS.06557003102148
iii
YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

UNIVERSITAS SEMARANG
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Sekretariat: Jl. Soekarno Hatta Semarang 50196 Tlp. (024) 6702757 Fax. (024) 6702272
USM Website: www.lppm.usm.ac.id, Email: lppm@usm.ac.id

Nomor : .....USM.H4.FT/1/2021
Lampiran : -
Hal : surat ucapan terimakasih

Kepada Yth.
PT. YASA PATRIASA PERKASA
Di tempat

Dengan Hormat,
Kami selaku mahasiswa Universitas Semarang mengucapkan terimakasih Kepada PT
Yasa Patriasa Perkasa Bapak Joko Mulyanto yang telah mengijinkan Kami untuk
melaksanakan kegiatan Kerja Praktek pada Poyek Paket 1.2 Pembangunan Jalan
Kawasan Dan Jembatan Industri Terpadu Batang

Tanggal Kegiatan
Kegiatan Kerja Praktik : 23 Agustus s/d 23 November 2021

Data Mahasiswa:
Nama : Iqbal Burhanudin,Dwi Sandy M.,Amdi Galang W.
NIM : C.111.18.0155, C.111.0147, C.111.18.0161
Fakultas : TEKNIK
Progam Studi : S1 TEKNIK SIPIL
Judul Kerja Praktek : Paket 1.2 Pembangunan Jalan Kawasan dan
Jembatan industri Terpadu Batang

Demikian permohonan kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima
kasih.

Semarang, ………2021

Kelompok Kerja Praktik KITB


iv

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Agustus -September2021

Lokasi
Nama :iqbal Burhanudin : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 23 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
2 Rabu 24 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
3 Kamis 25 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
4 Jumat 26 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
5 Sabtu 27 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
6 Minggu 28
7 Senin 29 08.00 17.00 ₰ Monitoring Cor
8 Selasa 30 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
9 Rabu 31 08.00 22..00 ₰ Monitoring rigid
10 Kamis 1 08.00 21.00 ₰ Monitoring Bore pile
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Monitoring Cor
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 16.00 ₰ Monitoring Bore pile
Membantu ttd
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ TM
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
17 Kamis 8 08.00 23.00 ₰ Monitoring RIGID
Membantu ttd
18 Jumat 9 08.00 21.00 ₰ TM
19 Sabtu 10 08.00 16.00 ₰ Monitoring Bore pile
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 01.00 ₰ Monitoring rigid
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
23 Rabu 14 08.00 23.00 ₰ Monitoring rigid
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
25 Jumat 16 08.00 20.00 ₰ Monitoring rigid
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
29 Selasa 20 08.00 21.00 ₰ Monitoring rigid
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
vi

PRESENSI KARYAWAN

Bulan Periode :september-Oktober 2021

Lokasi
Nama :iqbal Burhanudin : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Belajar input koordinat
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Belajar input koordinat
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Menghitung volume pillar
4 Jumat 25 08.00 20.00 ₰ Monitoring PENGECORAN
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ LC
6 Minggu 27
7 Senin 28
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ Stake out Pire head
Monitoring Bore
9 Rabu 30 08.00 17.00 ₰ pile
10 Kamis 1 08.00 19.00 ₰ LC
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Monitoring cor Pire head
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Belajar proses mutu beton
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Belajar proses mutu beton
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ membantu Survayor
16 Rabu 7
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ membantu Survayor
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Belajar topcon
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ nyetel seling
22 Selasa 13 08.00 20.00 ₰ Monitoring RIGID
23 Rabu 14 08.00 21.00 ₰ LC
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ Belajar topcon
25 Jumat 16 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Hujan
29 Selasa 20 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
vii

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Oktober -November 2021

Lokasi
Nama :iqbal Burhanudin : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
4 Jumat 25 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
6 Minggu 27
7 Senin 28 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen
9 Rabu 30 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
10 Kamis 1 08.00 17..00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Monitoring psg
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 22.00 ₰ Membantu survayor
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
16 Rabu 7 08.00 18.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ Nembak Bearing pad
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Stake out aNgkur
20 Minggu 11 Stake out Angkur
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ stake out Bearing pad
22 Selasa 13 08.00 21.00 ₰ Membantu survayor
23 Rabu 14 08.00 22.00 ₰ Membantu survayor
24 Kamis 15 08.00 03.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
25 Jumat 16 08.00 03.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen P1
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Rigid
29 Selasa 20 08.00 05.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
30 Rabu 21 08.00 05.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
viii

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Agustus -September2021

Lokasi
Nama :Amdi galang w : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 23 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
2 Rabu 24 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
3 Kamis 25 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
4 Jumat 26 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
5 Sabtu 27 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
6 Minggu 28
7 Senin 29 08.00 17.00 ₰ Monitoring Cor
8 Selasa 30 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
9 Rabu 31 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Monitoring Cor
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu ttd TM
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ Monitoring RIGID
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Membantu ttd TM
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
25 Jumat 16 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
29 Selasa 20 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
ix

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode :september-Oktober 2021

Lokasi
Nama :Amdi galang w : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Belajar input koordinat
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Belajar input koordinat
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Menghitung volume pillar
4 Jumat 25 08.00 17.00 ₰ Monitoring PENGECORAN
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ LC
6 Minggu 27
7 Senin 28 08.00 17.00 ₰ Monitoring RIGID
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ menghitung Volume
Monitoring Bore
9 Rabu 30 08.00 17.00 ₰ pile
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ LC
Menghitung volume Pire
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ head
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Belajar proses mutu beton
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Belajar proses mutu beton
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ membantu Survayor
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ membantu Survayor
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ membantu Survayor
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Belajar topcon
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ nyetel seling
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Monitoring RIGID
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰ LC
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ Belajar topcon
25 Jumat 16 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Hujan
29 Selasa 20 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
x

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Oktober -November 2021

Lokasi
Nama : Amdi galang w : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
4 Jumat 25 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
6 Minggu 27
7 Senin 28 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen
9 Rabu 30 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ Nembak Bearing pad
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Stake out Ngkur
20 Minggu 11 Stake out Angkur
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ stake out Bearing pad
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
24 Kamis 15 08.00 01.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
25 Jumat 16 08.00 12.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen P1
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Rigid
29 Selasa 20 08.00 04.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
30 Rabu 21 08.00 04.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
xi

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Agustus -September2021

Lokasi
Nama :Dwi sandy M : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 23 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
2 Rabu 24 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
3 Kamis 25 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
4 Jumat 26 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
5 Sabtu 27 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
6 Minggu 28
7 Senin 29 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
8 Selasa 30 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
9 Rabu 31 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Membantu Admin
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
25 Jumat 16 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Membantu Qs
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
29 Selasa 20 08.00 17.00 ₰ Monitoring rigid
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
xii

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode :september-Oktober 2021

Lokasi
Nama :Dwi sandy M : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
4 Jumat 25 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
6 Minggu 27
7 Senin 28 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
9 Rabu 30
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
16 Rabu 7 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
17 Kamis 8 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Membantu di Lab
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Belajar topcon
20 Minggu 11
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ nyetel seling
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Monitoring RIGID
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰
24 Kamis 15 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
25 Jumat 16 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
29 Selasa 20 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
30 Rabu 21 08.00 17.00 ₰ membuat MC 0
xiii

PRESENSI KARYAWAN
Bulan Periode : Oktober -November 2021

Lokasi
Nama : Dwi sandy M : KITB( batang )
jabatan : Kerja Praktik

Jam Kerja
No Hari / Tanggal Keterangan
Masuk Keluar Paraf
1 Selasa 22 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
2 Rabu 23 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
3 Kamis 24 08.00 17.00 ₰ Belajar Mengoprasikan TS
4 Jumat 25 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
5 Sabtu 26 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
6 Minggu 27
7 Senin 28 08.00 17.00 ₰ Mengoprasikan TS
8 Selasa 29 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen
9 Rabu 30 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
10 Kamis 1 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
11 Jumat 2 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
12 Sabtu 3 08.00 17.00 ₰ Monitoring Bore pile
13 Minggu 4 ₰
14 Senin 5 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
15 Selasa 6 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
16 Rabu 7
17 Kamis 8
18 Jumat 9 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen pile cap
19 Sabtu 10 08.00 17.00 ₰ Stake out Ngkur
20 Minggu 11 Stake out Angkur
21 Senin 12 08.00 17.00 ₰ stake out Bearing pad
22 Selasa 13 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
23 Rabu 14 08.00 17.00 ₰ Membantu survayor
24 Kamis 15 08.00 12.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
25 Jumat 16
26 Sabtu 17 08.00 17.00 ₰ Stake out Abutmen P1
27 Minggu 18
28 Senin 19 08.00 17.00 ₰ Monitoring Rigid
29 Selasa 20 08.00 04.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
30 Rabu 21 08.00 04.00 ₰ Eriction gelagar bentang 16
xiv

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS SEMARANG

LEMBAR ASISTENSI

TUGAS : P raktikum Ilmu Pengaliran Nama : iqbal Burhanudin ( C.111.18.0155 )


ASISTENSI : KUSRIN, ST., M.T. Dwi Sandy M. (C.111.18.0147 )
Amdi Galang W. (C.111.18.0161 )

NO Tanggal Keterangan Paraf


1 28/10/2021 Sebelah Kanan Pihak Proyek, Saya Sebelah Kiri
Urutanya Sbb
-KOP/ Judul KP
-Lembar Pengesahan
- Kata Pengantar
-Daftar isi
-Bab 1
-Dst
2 24/11/2021 Kalo KP tidak ada abstrak
Di buku biru penulisan laporan kerja praktek
Mungkin Bisa melihat buku laporan kp yang sudah*
sbg referensi
3 12/12/2021 Lihat buku pedoman kerja praktek
-Nomor Halaman di kanan atas Dsb
Untuk truk hijau apakah nyampe 30ᶾ
4
-Laporan KP sudah Baik.
- Untuk lembar pengesahan dan kata pengantar di cek lagi
,karena kajurnya Ngudi Hari Crista, ST, MT
19/12/2021 - Mungkin Bisa Mulai di print out Dan di tata urutan
xv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Magang pada proyek Paket 1.2
Pembangunan Jalan Kawasan dan Jembatan Industri Terpadu (KIT) Batang.
Laporan Magang ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik bagi
mahasiswa Program Studi Sarjana I Teknik Sipil Universitas Semarang. Manfaat dari
Magang ini adalah untuk dapat mengenal dan mengerti hal- hal dan permasalahan-
permasalahan yang terjadi di lapangan dan dapat membandingkan serta menghubungkan
dengan teori-teori yang telah didapat di bangku kuliah.
Banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun laporan ini, untuk itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
a. Allah SWT atas segala Rahmat dan Hidayah-Nya, serta Nabi Muhammad SAW
yang selalu menjadi panutan hidup terbaik bagi penulis.
b. Ayah dan Ibu tercinta serta keluarga yang telah memberikan dukungan moral
dan material dalam penyelesaian laporan magang ini.
c. Bapak Ngudi Hari Crista ST, MT. selaku Ketua Program Studi Sarjana I Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Semarang.
d. Ibu Anik Kustirini ST., M.T. selaku Dosen Wali.

e. Bapak Kusrin ST., MT. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
arahan kepada penulis dalam Menyusun Laporan Magang ini.
f. Bapak Joko Mulyanto, selaku Deputy Project Manager serta bapak Ananda Ram
Ali Akbar, selaku Manager Engineering yang telah memberikan izin kepada
kami untuk melaksanakan kerja praktik di PT Yasa Patria Perkasa proyek Paket
1.2 pembangunan jalan dan jembatan KIT Batang.
g. Bapak Khanif Ahmad, A. Mudzamil, Darso, Hery, Agung Bhakti S., bambang
,arif mukidi dan selaku Pembimbing di proyek yang selalu membimbing dan berbagi
ilmu.
h. Teman-teman S1 Teknik Sipil angkatan 2018 yang selalu bekerja sama dalam
memberi informasi terkait tugas dan selama menempuh pendidikan di bangku
xvi

perkuliahan.
i. Seluruh tim PT Yasa Patria Perkasa yang selalu memberikan jawaban dan
informasi tentang proyek yang saya belum pahami.
j. Teman-Teman yang selalu senatiasa membantu dalam proses pengerjaan laporan
ini, yang bersedia menemani ngopi disaat pikiran ini sedang buntu dalam
pengerjaan laporan.
k. Semua pihak yang telah membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Magang ini dengan baik.
l. Akhir kata penulis mohon maaf jika pada Laporan Magang ini masih terdapat
banyak kekurangan dan kesalahan. Dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan masukan serta saran-saran yang sifatnya membangun dari
segenap pembaca untuk kesempurnaan laporan ini.

Semarang, 2021

Kelompok Kerja Praktik KITB


xvii

DAFTAR ISI

LAPORAN KERJA PRAKTEK ............................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................................... iii

SURAT UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................... iv

ABSENSI MAHASISWA .......................................................................................................... v

LEMBAR ASISTENSI .............................................................................................................. xiv

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ xv

DAFTAR ISI............................................................................................................................... xvii

DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... xix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xxiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktek kerja Lapangan ........................................................................ 2
1.3 Manfaat ............................................................................................................. 2
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa ....................................................................... 3
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Sarjna I Teknik Sipil Universitas
Semarang ................................................................................................ 3
1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan ........................................................................ 3
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ....................................................................... 4
1.5 Jadwal Kegiatan ................................................................................................ 4
1.6 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik .................................................. 5
1.6.1 Bab I ........................................................................................................ 5
1.6.2 Bab II ....................................................................................................... 5
1.6.3 Bab III dan Bab IV .................................................................................. 5

1.6.4 Bab IV ..................................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN UMUM INSTANSI PERUSAHAAN ...................................................... 7


xviii

2.1 Sejarah PT Yasa Patria Perkasa ........................................................................ 7

2.2 Profil PT Yasa Patria Perkasa........................................................................... 9


2.2.1 Visi dan Misi PT Yasa Patria Perkasa ..................................................... 9

2.2.2 Kebijakan Mutu dan K3L ...................................................................... 11

2.3 Struktur Organisasi ......................................................................................... 12

2.3.1 Struktur Organisasi PT Yasa Patria Perkasa Proyek Paket 1.2 Kawasan
Industri Terpadu (KIT) Batang ........................................................... 12

2.4 Kegiatan Instansi PT Yasa Patria Perkasa ...................................................... 13

BAB III TINJAUAN PERENCANAAN ................................................................................. 16

3.1. Tinjauan umum ............................................................................................ 16

3.2. Perencanaan Struktur Jembatan ................................................................ 17

3.2.1 Alur Perencanaan Jembatan ketanggan .............................................. 19

3.2.2 Perencanaan Struktur Bawah (Lower Structure) ................................ 21

3.2.3 Perencanaan Struktur Atas (Upper Structure) .................................... 30

3.2.4 Peralatan - Peralatan Utama ................................................................ 34

3.2.5 Bahan Konstruksi ............................................................................... 35

BAB IV PELAKSANAAN KONSTRUKSI ............................................................................ 46

4.1. Alat dan Bahan Konstruksi ......................................................................... 46

4.1.1 Peralatan Konstruksi ........................................................................... 47

4.1.2 Peralatan Pengukuran dan Pengujian ................................................. 59

4.1.3 Bahan – Bahan Konstruksi ................................................................. 64

4.2. Pelaksanaan Pekerjaan ................................................................................ 69

4.3. Pekerjaan Struktur Bawah (Lower Structure) .......................................... 69

BAB V PENUTUP...................................................................................................................... 85

5.1. Kesimpulan.................................................................................................... 85

5.2. Saran .............................................................................................................. 86

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 88


xix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 1Tabel Jadwal Kegiatan Kp Dan Lokasi Penempatanya ....................................................... 4

Tabel 3. 1 Alur Perencanaan Jembatan Ketanggan ................................................................. 19

Tabel 3.2.2 1 Bore Pile Jembatan Ketanggan ........................................................................ 22

Tabel 3.2.2 2 Pilar/Pier Jembatan Ketanggan ......................................................................... 28

Tabel 3.2.4 1 Peralatan Utama ................................................................................................ 34

Tabel 4.1.2 1 Alur Pekerjaan Dinding................................................................................................ 80


xx

Daftar Gambar/Grafik

Gambar 1.4 1 Lokasi Proyek Kawasan Industri Terpadu ( KIT) Batang .................................. 4
Gambar 2.1 1 Logo Yasa Patriasa Perkasa................................................................................. 7
Gambar 2.3 1 2.3.1Struktur Organisasi PT Yasa Patria Perkasa Proyek Paket 1.2 Kawasan
Industri Terpadu (KIT) Batang ............................................................................................... 12
Gambar 3.2.2 1 Pengeboran pada salah satu titik ................................................................... 22
Gambar 3.2.2 2 Penulangan Bore pile..................................................................................... 22
Gambar 3.2.2 3 Pemasangan tulangan bore pile ..................................................................... 23
Gambar 3.2.2 4 Pengecoran bore pile ..................................................................................... 23
Gambar 3.2.2 5 Penulangan footing / pile cape bawah pilar ................................................... 24
Gambar 3.2.2 6 Penulangan pile cap bawah abutmen ............................................................. 25
Gambar 3.2.2 7 Abutment ....................................................................................................... 26
Gambar 3.2.2 8 Penulangan Wall Abutmen ............................................................................ 26
Gambar 3.2.2 9 Pengecoran pilar ............................................................................................ 28
Gambar 3.2.2 10 Detail penulanagan pilar .............................................................................. 28
Gambar 3.2.2 11 Pier head /kepala pilar ................................................................................. 30
Gambar 3.2.3 1 Pemasangan strand ........................................................................................ 31
Gambar 3.2.3 2 Wedge Plate Strand ....................................................................................... 32
Gambar 3.2.3 3 PemasanganWedge Plate Pada Kabel Strand ................................................ 32
Gambar 3.2.3 4 Proses Stressing ............................................................................................. 32
Gambar 3.2.3 5 Proses Stressing ............................................................................................. 33
Gambar 3.2.4 1 Louncer .......................................................................................................... 34
Gambar 3.2.5 1 Uji Slump Test............................................................................................... 39
Gambar 3.2.5 2 Tabung Silinder ............................................................................................. 40
Gambar 4.1.1 1 Back Hoe ( Excavator ) Komatsu PC 200 ..................................................... 48
Gambar 4.1.1 2 Dump Truck dengan Kapasitas Bak 30 m3 ................................................... 49
Gambar 4.1.1 3 Water Tank Truck ......................................................................................... 49
Gambar 4.1.1 4 Tes PDA menggunakan Hummer di layan dengan crane .............................. 50
Gambar 4.1.1 5 Alat PDA ....................................................................................................... 50
Gambar 4.1.1 6 Concrete Vibrator .......................................................................................... 51
Gambar 4.1.1 7 Concrete Pump .............................................................................................. 53
Gambar 4.1.1 8 Truck Mixer Wika Beton .............................................................................. 53
xxi

Gambar 4.1.1 9 Generator Set ........................................................................................... 54


Gambar 4.1.1 10 Bar Cutter .............................................................................................. 54
Gambar 4.1.1 11 Bar Bender ............................................................................................. 55
Gambar 4.1.1 12 Begisting................................................................................................ 55
Gambar 4.1.1 13 Scaffolding ............................................................................................ 56
Gambar 4.1.1 14 Pompa air............................................................................................... 57
Gambar 4.1.1 15 Las Listrik ............................................................................................. 57
Gambar 4.1.1 16 Steel Plat ................................................................................................... 58
Gambar 4.1.1 17 Mal ........................................................................................................ 58
Gambar 4.1.2 1 Theodolit Total Station............................................................................ 59
Gambar 4.1.2 2 Waterpass ................................................................................................ 60
Gambar 4.1.2 3 Prisma ...................................................................................................... 60
Gambar 4.1.2 4 Kerucut Abrams dan Pelat Logam .......................................................... 61
Gambar 4.1.2 5 Sendok Adukan Beton ............................................................................. 62
Gambar 4.1.2 6 Batang Logam ......................................................................................... 62
Gambar 4.1.2 7 Alat Pembuatan Benda Uji ...................................................................... 63
Gambar 4.1.3 1 Baja Tulangan Untuk Pile Cap ................................................................ 64
Gambar 4.1.3 2 Batching Plan Yasa Pratriasa Perkasa Beton Precast .............................. 65
Gambar 4.1.3 3 Oil Formwork .......................................................................................... 66
Gambar 4.1.3 4 Calbond ................................................................................................... 66
Gambar 4.1.3 5 Kawat Bendrat ......................................................................................... 66
Gambar 4.1.3 6 Beton Decking ......................................................................................... 67
Gambar 4.1.3 7 Styrofoam dalam Pekerjaan Rigid Pavement .......................................... 67
Gambar 4.1.3 8 Diagram Alir Pekerjaan Pondasi bore Pile UB Ketanggan .................... 70
Gambar 4.1.3 9 Pekerjaan Pemetaan oleh Surveyor ......................................................... 72
Gambar 4.1.3 10 Pekerjaan Persiapan dengan Excavator ................................................. 72
Gambar 4.1.3 11 Mesin Bor pile ....................................................................................... 73
Gambar 4.1.3 12 Alur Pekerjaan Footing atau Pile Cap ................................................... 75
Gambar 4.1.3 13 Lantai Kerja UB ketanggan .................................................................. 75
Gambar 4.1.3 14 Pemotongan bore pile Underbridge Ketanggan .................................... 76
Gambar 4.1.3 15 Penulangan Footing /pile cap ketanngan ............................................... 77
xxii

Gambar 4.1.3 16 Pekerjaan Bekisting Footing ................................................................. 78


Gambar 4.1.3 17 Pekerjaan Pengecoran Footing .............................................................. 78
Gambar 4.1.3 18 Pekerjaan Pembesian Dinding ............................................................... 81
Gambar 4.1.3 19 Pekerjaan Bekisting Dinding ................................................................. 81
Gambar 4.1.3 20 Pekerjaan Pengecoran Dinding ............................................................. 82
Gambar 4.1.3 21 Pekerjaan Perawatan Dinding (breast wall) ………………………….83
xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Desain


Lampiran 2 Foto Dokumentasi
Lampiran 3 Surat Permohonan KP dari Fakultas
Lampiran 4 Surat Ijin KP dari Proyek
Lampiran 5 Surat Tugas
Lampiran 6 Surat Bimbingan Kerja Praktik
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Program Studi Sarjana I Teknik Sipil Universitas Semarang mempunyai tujuan untuk
menghasilkan lulusan sarjana yang berkemampuan akademis di bidang teknik sipil
konstruksi, mampu melakukan penelitian akademik dan terapan dibidang teknik sipil,
mampu melakukan pelayanan profesi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
masyarakat melalui bidang ilmu teknik sipil, meningkatkan jejaring kerjasama dengan
instansi pemerintah maupun dunia usaha dan industri dalam skala daerah, nasional, maupun
internasional dalam rangka meningkatkan kapasitas program studi baik finansial maupun
nonfinansial. Sebagai upaya dalam mencapai tujuan tersebut Program Studi Sarjana I
Teknik Sipil Universitas Semarang secara rutin telah menerapkan kerja praktik bagi
mahasiswanya melalui mata kuliah Kerja Praktik (KP) pada mahasiswa yang telah duduk di
semester 7.

Mahasiswa dalam pelaksanaan kerja praktik diharapkan dapat mengimplementasikan


teori-teori yang telah didapatkan selama perkuliahan. Pelaksanaan kerja praktik diharapkan
akan dapat memberikan manfaat nyata bagi mahasiswa selama menjalankan proses kerja
praktik tersebut dan dapat menjembatani perbedaan antara dunia pendidikan dan dunia
kerja, yang pada akhirnya menjadikan dasar bagi pengembangan mahasiswa, perusahaan
dan Program Studi sendiri. Setelah selesai kerja praktik diharapkan nantinya dapat
meningkatkan inovasi dan kreativitas mahasiswa sebagai perbaikan kerja praktik yang
efisien dan sehat di Indonesia.

Proyek Paket 1.2 Pembangunan Jalan Kawasan dan Jembatan Industri Terpadu (KIT)
Batang yang terletak di daerah Ketanggang-Pesanggarahan, Kecamatan Gringsing,
Kabupaten Batang, Jawa Tengah tersebut yang dipilih penulis untuk melaksanakan kegiatan
kerja praktik. Pembangunan tersebut merupakan hasil kerjasama Antara PT Wika dan PT
Yasa Patria Perkasa. Proyek Pembangunan Jalan Kawasan dan Jembatan Industri Terpadu
(KIT) Batang terdiri dari total 3 zona,
2

terdapat 2 zona untuk PT Wika dan 1 zona untuk PT Yasa Patria Perkasa. Selama kerja
praktik, penulis mengamati dan meninjau struktur bagian bawah dan struktur bagian atas
yaitu Drainase, Pekerjaan Tanah dan Geosintetik, Pekerjaan Berbutir dan Perkerasan
Beton Semen, Asphalt Pavement, Struktur, Pekerjaan Harian dan Pekerjaan lain-lain.

Lokasinya yang sangat stretegis membuat proyek tersebut diminati banyak orang
karena pemandangan alam yang disajikan. Selain itu, proyek ini menjadi akses pintu
keluar-masuk tol gerbang Gringsing menuju jalan tol utama (Tol Semarang-Batang) yang
membuat mobilitas orang-orang juga akan semakin mudah serta menjadi akses utama
pendatangan/pengeluaran alat berat.

1.2 Tujuan Praktek kerja Lapangan

Kerja praktik adalah suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan
kepada mahasiswa guna memperoleh pengalaman kerja sesuai dengan bidang keilmuan
yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktik diprogramkan agar mahasiswa
memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja praktis sehingga langsung dapat
memecahkan permasalahan yang ada dalam kegiatan di bidangnya. Mahasiswa dapat
mengembangkan wawasan dan pengalaman dalam melakukan pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian yang dimiliki.

Dalam rangka pembinaan mahasiswa Program Studi Sarjana I Teknik Sipil


Universitas Semarang maka sangat diperlukan adanya transfer ilmu pengetahuan dari
tenaga ahli yang berkecimpung dalam usaha jasa konstruksi kepada mahasiswa. Sehingga
mahasiswa dapat menerapkan atau bahkan membandingkan teori yang diterima di
perkuliahan dengan praktek yang dilakukan di lapangan dan pada akhirnya akan
terciptanya lulusan-lulusan yang berkualitas dan siap kerja.

1.3 Manfaat

Kerja praktik dalam pelaksanaannya dapat memberikan manfaat baik bagi


mahasiswa, program studi maupun bagi perusahaan tempat kerja praktik. Manfaat tersebut
antara lain:
3

1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat memahami penerapan berbagai ilmu di bidang Teknik Sipil


yang telah dipelajari selama mengikuti mata kuliah atau praktikum di Program Studi
Sarjana I Teknik Sipil Universitas Semarang pada perusahaan tempat melaksanakan kerja
praktik dan mahasiswa mampu meningkatkan kemampuan untuk dapat memahami
permasalahan nyata dunia kerja yang tidak diperoleh selama perkuliahan serta mampu
menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan tersebut.

1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Sarjna I Teknik Sipil Universitas Semarang

Memperoleh bahan masukan bagi pengembangan kurikulum serta modul untuk


praktikum. Meningkatkan kualitas lulusan Program Studi Sarjana I Teknik Sipil
Universitas Semarang yang sesuai dengan kebutuhan industri konstruksi. Secara tidak
langsung dapat meningkatkan citra Program Studi Sarjana I Teknik Sipil Universitas
Semarang dan dapat menarik minat calon mahasiswa sebagai akibat dari kualitas lulusan
yang baik dan diserap oleh industri konstruksi. Menjalin kerjasama antar instansi.

1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan

Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik


dalam kegiatan perusahaan. Perusahaan memperoleh kesempatan untuk memperkerjakan
mahasiswa yang melaksanakan kerja praktik setelah lulus nantinya, karena telah mengenal
dengan baik selama proses kerja praktik.
4

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Lokasi : Proyek Paket 1.2 Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang.

“LOKASI BERADA DI PROVINSI JAWA TENGAH. TEPATNYA DI DESA


KE,
KEC. GRINGSING, KABUPATEN BATANG”

Gambar 1.4 1 Lokasi Proyek Kawasan Industri Terpadu ( KIT) Batang

Waktu : Juni 2021 s/d Desember 2021

Durasi : 215 Hari Pelaksanaan + 365 Hari Pemeliharaan

Penyedia Jasa : PT Yasa Patria Perkasa

Pemberi Kerja : Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Dirjen

Bina Marga

Tabel 2.1 1Tabel Jadwal Kegiatan Kp Dan Lokasi Penempatanya


Jadwal kerja praktek dari tanggal 23 Agustus sampai 23 november 2021
Agustus September Oktober November
NO Nama Minggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu ke
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Dwi sandy Maylado DI KANTOR YASA 23 Agustus -23 November Sesuai Arahan Kantor
2 Iqbal Burhanudin DI LAPANGAN (JEMBATAN) 23 Agustus -23 November Sesuai Arahan Kontraktor
3 Amdi Galang W. DI Lapangan (jalan) 23 Agustus -23 November Sesuai Arahan Survayor

Kegitan KP Warna Progres


Kantor yasa
Kantor wika
Jembatan
jalan RIGID
Batching plant
5

Penulis melaksanakan kerja praktik pada Proyek Paket 1.2 Kawasan Industri Terpadu
Batang dengan durasi 3 bulan, terhitung sejak 23 Agustus 2021 s/d 23 November 2021
berdasarkan surat tugas No. 1339 / USM.H4.FT/I/2021. Pada Pelaksanaan kerja praktik,
penulis memulai jam kerjanya pada pukul 08:00 hingga pukul 17.00 , dan pada beberapa
kegiatan, penulis mengikuti proses pemeriksaan elemen struktur sebelum pengecoran
hingga pengecoran berlangsung. Untuk jadwal pengecoran dilakukan dalam 2 waktu yaitu
siang dan malam. Jika pengecoran dilakukan malam hari, penulis mengikuti pengecoran di
lapangan sampai dengan selesai.

1.5 Sistematika Penulisan Laporan Kerja Praktik

Pada sebuah laporan kerja praktik penulis harus memperhatikan dan mempersiapkan
semua data secara matang dan lengkap. Hal yang utama adalah sistematika penulisan
laporan kerja praktik. Laporan kerja praktik terdiri dari cover, halaman pengesahan,
abstraksi, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel dan juga terdapat 4 bab.

1.5.1 Bab I

Pada Bab I dalam sebuah laporan berisi tentang pendahuluan. Pendahuluan terdiri dari
latar belakang, tujuan, manfaat, waktu dan tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan dan
sistematika penulisan laporan magang.

1.5.2 Bab II

Pada Bab II kita menjabarkan tinjauan umum instansi atau perusahaan tempat kita kerja
praktik yang terdiri dari sejarah instansi tempat kita kerja praktik, profil instansi tempat kita
kerja praktik, struktur organisasi tempat kita kerja praktik, dan kegiatan instansi tempat kita
kerja praktik.

1.5.3 Bab III dan Bab IV

Pada Bab III dan Bab IV kita harus menjabarkan tinjauan khusus objek kerja praktik.
Dalam bab III dan Bab IV ini terdiri dari deskripsi proyek, data umum proyek dan hasil
pengamatan kita selama kerja praktik di proyek tersebut.
6

1.5.4 Bab V

Pada Bab IV atau bab terakhir ini kita memberikan kesimpulan atas hasil pengamatan
kita yang sudah kita jabarkan pada bab III dan juga kita memberikan saran-saran yang
mungkin bisa dijadikan masukan untuk instansi tempat kita kerja praktik.
7

BAB II
TINJAUAN UMUM INSTANSI PERUSAHAAN

2.1 Sejarah PT Yasa Patria Perkasa

PT Yasa Patria Perkasa merupakan perusahaan general kontraktor yang


berorientasi pada pembangunan sektor swasta dan pemerintah dengan komitmen
falsafah pasal pelayanan kualitas jasa dan hasil akhir yang terbaik.

Gambar 2.1 1 Logo Yasa Patriasa Perkasa

PT Yasa Patria Perkasa merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa


konstruksi infrastruktur, seperti: pembuatan jalan, jembatan fly over, bandara,
pelabuhan, gedung dan lain sebagainya. Dalam menjalankan usahanya, PT Yasa
Patria Perkasa atau Yasa Construction sering melakukan kerjasama dengan
perusahaan konstruksi lain, baik swasta maupun pemerintah. Dari hasil kerjasama
ini telah memberikan lebih dari sekedar pengaturan fisik, PT Yasa Patria Perkasa
membangun jalan tol pertama di Indonesia yaitu tol Jagorawi. Perusahaan ini
sudah berdiri sejak 1981, cakupan operasinya meliputi seluruh wilayah nusantara.
Sejak berdirinya perusahaan ini, telah ikut menyelesaikan lebih dari seratus
pekerjaan berskala besar dalam berbagai proyek infrastruktur di Indonesia, bahkan
beberapa sampai ke negara lain. Melalui proses pematangan profesional,
perusahaan berjuang keras untuk memposisikan diri dalam kompetisi jasa
konstruksi dengan merintis kiprahnya sebagai pelaksana konstruksi pembangunan
pembuatan jalan, jembatan, fly over, bandara, pelabuhan, gedung dan lain
sebagainya. Dengan memiliki pengalaman dan kompetensi yang terpercaya dalam
bidang jasa konstruksi selama lebih dari 36 tahun secara berkesinambungan telah
8

melahirkan konsep diferensiasi serta transformasi yang berkualitas dan


menunjung inovasi sebagai landasan kerja. Dengan kemampuan dan di dukung
SDM dan peralatan yang baik, Yasa Construction juga telah mendapatkan
sertifikat sistem manajemen dari lembaga sertifikasi seperti: Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 (dalam proses upgrading versi 2015), sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja PP No. 50 Tahun 2012 dan OHSAS
18001:2007 (dalam proses upgrading versi 2015). PT Yasa Patria Perkasa telah
menunjukkan eksistensinya sebagai perusahaan jasa konstruksi infrastruktur
melalui daya saing dan pengalaman yang dibuktikan pada keberhasilan proyek
konstruksi yang sudah dijalankan, diantaranya:

a. Construction of Elevated Road Kapten Tendean-Blok M-Ciledug,

Paket Santa (Desember 2014-Desember 2016)

b. Toll Road Construction of Kartasura-Karanganyar, Section 1.C in

Central Java (Juni 2015-Desember 2015)

c. Pile Slab of Approach Road & Bridge Martadipura in Kota Bangun,


Kutai Kartanegara, East Kalimantan. Stage II (Desember 2011-Juni
2015)

d. Aeronautical Pavement of Runway-Medan Baru Airport in North

Sumatera (Desember 2010-Januari 2013)

e. Air Side Construction-Flexible Pavement of Sultan Hasanuddin

Airport in Makassar (Mei 2008-Oktober 2009)

f. Ambon Airside Project, Ambon (Oktober 1997-Juni 2002)

g. Dan lain sebagainya.


9

2.2 Profil PT Yasa Patria Perkasa

Nama Perusahaan : PT Yasa Patria Perkasa

Alamat : Jl. Lenteng Agung Barat No. 18 Jakarta Selatan

12610

No Telephone : +622178837478

Website : yasapatriaperkasa.co.id

Email : info@yasapatriaperkasa.co.id

PT Yasa Patria Perkasa hadir untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam

menyediakan pembuatan jalan, jembatan, fly over, bandara, pelabuhan, gedung

dan lain sebagainya. Sehingga memudahkan masyarakat untuk beraktifitas dengan

cepat dan mudah.

2.2.1 Visi dan Misi PT Yasa Patria Perkasa

Visi :

Menjadi pengembang kawasan terpercaya berbasis manajemen konstruksi


yang fleksibel dengan teknologi yang terkini dan pelayanan untuk peningkatan
kualitas kehidupan.

Misi :

1. Sebagai engine of growth PT Yasa Patria Perkasa, menjalankan bisnis

konstruksi yang adaptif.


10

2. Menyediakan jasa layanan yang berkualitas.

3. Menciptakan Value secara profesional, tata kelola yang baik melalui sistem

manajemen mutu dan K3L, improvement dan inovasi, pemanfaatan IT dan

peduli lingkungan.

4. Membangun insan yang berintegritas, saling bekerjasama dan berjiwa

entrepreneur.

Selain Visi dan Misi tersebut, PT Yasa Patria Perkasa mempunyai nilai-nilai

untuk perusahaannya, berikut diantaranya :

1. INTEGRITY

Komitmen dengan menunjukkan keselarasan kata dan perbuatan, mampu

mempertahankan perilaku bisnis yang etis, mempunyai rasa kepemilikan

yang kuat pada perusahaan, dan menjadi inspirasi bagi lingkungan

sekitar

2. COLLABORATION

Melibatkan seluruh stakeholder dan mitra untuk menciptakan

lingkungan budaya kerja yang saling percaya dan bersinergi

3. ENTREPRENEURSHIP

Berkewajiban agar para karyawan menjadi sosok yang selalu mengejar

peluang dan inovasi, serta berani mengambil resiko yang terukur,

mendukung growth sustainability, serta mempertimbangkan cost dan

benefit
11

2.2.2 Kebijakan Mutu dan K3L


PT Yasa Patria Perkasa memiliki sasaran mutu dan K3L yaitu bertekad
untuk memberikan kepuasan pelanggan yang setinggi-tingginya melalui
komitmen-komitmen sebagai berikut:.

1. Menjamin kepuasan setiap pelanggan dan stokeholder lainnya serta


mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lindung
lingkungan.
2. Menerapkan sistem manajemen mutu, kesehatan, keselamatan kerja dan
lingkungan secara menyeluruh di setiap kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan mutu dan k3l dan sasaran perusahaan.
3. Menerapkan proses kerja yang terkait mutu, kesehatan, keselamatan
kerja dan lingkungan yang berbasis resiko dan peluang secara terus
menerus dan berkesinambungan.
4. Mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dengan
menerapkan manajemen resiko, menciptakan lingkungan kerjayang
aman & sehat serta senantiasa melindungi lingkungan hidup dengan
mengacu kepada prinsip “Life Cycle Perspective”.
5. Melakukan perbaikan secara berkelanjutan dengan selalu berinovasi
dan memiliki kreativitas, serta berupaya meningkatkan sumber daya
yang ada.
6. Mematuhi peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah serta
persyaratan lainnya yang terkait dengan mutu, kesehatan, keselamatan
kerja dan lindung lingkungan.
7. Mengkomunikasikan kebijakan ini ke semua karyawan atau pihak-
pihak lain yang berkepentingan, agar masing-masing menyadari
kewajibannya terhadap mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, serta
kelestarian lingkungan.
8. Menyediakan kebijakan ini bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
9. Mengkaji secara berkala kebijakan ini untuk meninjau relevansi dan
kesesuainnya dengan perubahan-perubahan yang dialami perusahaan.
12

Sebagai sarana untuk mewujudkan kebijakan tersebut, maka perusahaan


secara konsekuen menerapkan dan memadukan Sistem Manajemen Mutu ISO
9001, Sistem Manajemen Kesehtan dan Keselamatan Kerja ISO 45001, SMK3 PP
No 50 Tahun 2012 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 serta secara
berkesinambungan meningkatkan kinerjanya.

2.3 Struktur Organisasi


Integrasi setiap fungsi dalam perusahaan untuk mencapai tujuan sesuai visi
dan misi PT Yasa Patria Perkasa, Interaksi, tugas, dan tanggung jawab masing-
masing unit dalam perusahaan dirancang sedemikian rupa membangun sinergi
yang efektif dan efisien, sebagai salah satu strategi dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Gambar 2.3 1Struktur Organisasi PT Yasa Patria Perkasa Proyek Paket 1.2 Kawasan Industri
Terpadu (KIT) Batang

12
13

2.4 Kegiatan Instansi PT Yasa Patria Perkasa

PT Yasa Patria Perkasa dengan visi untuk menjadi perusahaan konstruksi

terbaik pada tingkat Nasional, regional maupun Global dan memiliki misi

berkinerja berdasarkan atas peningkatan, perusahaan terus melakukan perbaikan

dan perubahan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan usahanya dengan

menerapkan secara konsisten. Menangani proyek-proyek yang bergerak dibidang

konstruksi, seperti:

1. Jalan dan Jembatan

a. Construction of Elevated Road Kapten Tendean–Blok M–Ciledug, Paket


Santa (Lokasi:Paket Santa, DKI Jakarta)
b. Toll Road Construction of Kartasura-Karanganyar, Section 1C in Central
Java (Lokasi:Kartasura, Central Java)
c. Road Construction of Surade-Tegalbuleud (Cibuni) in Sukabumi, West
Java (Lokasi:Sukabumi, West Java)
d. Extension of Road Construction of Sebelimbingan-Martadipura Section 6
in Kotabangun, Kutai Kartanegara, East Kalimantan (Lokasi:Kutai
Kartanegara, East Kalimantan)
e. Pile Slab of Approach Martadipura in Kota Bangun, Kutai Kartanegara,
East Kalimantan Stage II (Lokasi:Kutai Kartanegara, East Kalimantan)
f. Toll Road Construction of Cikampek-Palimanan Section 4
(Lokasi:Cikampek, West Java)
g. Dan lain sebagainya.
14

2. Bangunan dan Sejenisnya:

a. Renovation of Ujung Berung Town Square in Bandung (Lokasi:Bandung


West Java)
b. Cibubur Main Toll Gate Construction at Jagorawi Toll Road, Jakarta
(Lokasi:Jakarta, DKI Jakarta)
c. Construction of Office Building and Housing Facility for Supadio Air-
Base, Pontianak Package-1 (Lokasi:Pontianak, West Kalimantan)
d. Bontang LNG Expansion Plant Project Train G, Package Q-002 and Q-
003 East Kalimantan (Lokasi:Bontang, East Kalimantan)Stasiun LRT
Cikoko, Kramat jati, Cawang, Jakarta Timur
e. Construction For Cement Sylo in Tonasa Cement Terminal, Bitung
(Lokasi:Bitung, North Sulawesi)
f. Tonasa Cement Factory Project Phase IV, Package Con-PW 02A in
Pangkep, South Sulawesi
g. Dan lain sebagainya.

3. Bandara dan Pelabuhan:

a. Aeronautical Pavement of Runway-Medan Baru Airport in North


Sumatera (Lokasi:Medan, North Sumatera)
b. Air Side Construction-Flexible Pavement of Sultan Hasanuddin Airport in
Makassar (Lokasi:Makassar, South Sulawesi)
c. Construction of Jetty Muara River Prajagumiwang Karangsong Indramayu
District Phase II (Lokasi:Indramayu, West Java)
d. Ambon Airside Project, Ambon (Lokasi:Ambon, Maluku)
e. Urgent Development Plan of Semarang Port Phase II-Stage I Oecf Loan
IP-379 (Lokasi:Semarang, Central Java)
f. Construction of Aircraft Pavement For Indonesia Air Show-96, Jakarta
INT. Airport Soekarno-Hatta (Lokasi:Soekarno-Hatta, DKI Jakarta)
g. Dan lain sebagainya.
15

4. Water Resources:

a. Urgent Recovery of Drainage Facilities (Drainage Canal) in Banda Aceh,


NAD (Lokasi:Banda Aceh, NAD)
b. Sheet Pile of Sei Kayan In Bulungan, East Kalimantan (Lokasi:Bulungan,
East Kalimantan)
c. Pejompongan Raw Water Pipeline Project (J.O Yala-Nindya_RSEA)
Jakarta (Lokasi:Pejompongan, DKI Jakarta)
d. Bila Irrigation Project Package V, South Sulawesi (Bila, South Sulawesi)
e. Krueng Aceh Irrigation Project, Package III (Lokasi:Krueng, NAD)
f. Padang Area Flood Control Project, Package-V (Lokasi:Padang, West
Sumatera)
g. Dan lain sebagainya.
16

BAB III
TINJAUAN PERENCANAAN
3.1. Tinjauan umum
Tahapan sebelum melaksanakan pekerjaan proyek adalah tahap perencanaan
proyek untuk menentukan desain awal dari suatu konstruksi bangunan. Hasil
perencanaan agar mendapatkan hasil yang baik dan sesuai dengan aturan
perencanaan yang ada, perlu ditangani oleh orang atau badan usaha yang benar –
benar ahli dan berpengalaman di bidang perencanaan konstruksi, seperti konstruksi
gedung, konstruksi jembatan, dan sebagainya. Perencanaan dan persiapan yang
matang dari suatu proyek dapat meminimalkan kesalahan – kesalahan yang akan
terjadi pada saat pelaksanaan di lapangan.

Perencanaan proyek harus didasarkan atas komitmen yang kuat dalam


pelaksanaannya. Untuk itu, secara rutin harus diadakan rapat koordinasi untuk
menghasilkan kesepakatan bersama mengenai tujuan yang ingin dicapai yaitu, tepat
mutu, biaya, dan waktu.

Adapun menurut tahapan dalam perencanaan proyek antara lain :


1. Tahap Pra Design
Tahap ini terdiri dari gambar – gambar sketsa atau merupakan outline dari
bangunan dengan perkiraan biaya yang dibutuhkan.
2. Tahap Design
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari gambar – gambar pra rancangan dan gambar
– gambar dasar dengan skala yang lebih besar. Produk dari tahap ini adalah gambar
detail dari konstruksi yang direncanakan.
3. Tahap Detailing Drawing
Merupakan tahap dimana output yang ada adalah gambar detail yang menjelaskan
secara rinci pekerjaan konstruksi yang menjadi dasar pelaksanaan dan dipakai
sebagai dokumen yang akan dilelangkan.
4. Pembuatan Syarat dan Uraian Kerja
Uraian kerja dan syarat – syarat ini mencakup semua aspek, antara lain
material, peralatan, tenaga kerja dan mutu pekerjaan.
17

5. Pembuatan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)


Anggaran biaya merupakan perhitungan jumlah biaya yang dibutuhkan untuk
bahan, upah, dan biaya lainnya yang berhubungan dengan proyek.
Bab ini juga akan membahas lebih lanjut mengenai Perencanaan Struktur
Jembatan ketanggan yang mencakup atau meliputi pekerjaan:
a) Pekerjaan Pondasi bore pile
b) Pekerjaan Footing / Pile cap
c) Pekerjaan abutmen
d) Pekerjaan Pilar / Pier
e) Pekerjaan Pierhead.
f) Pekerjaan Gelagar
g) Pekerjaan Erection girder

3.2. Perencanaan Struktur Jembatan

Proses perencanaan suatu proyek pekerjaan jembatan atau Under Bridge


merupakan sesuatu hal yang cukup rumit dan membutuhkan ketelitian dalam
perencanaanya. Unsur – unsur yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan
jembatan atau Under Bridge antara lain :
1. Data topografi lahan.
2. Data geoteknik yang berkaitan dengan daya dukung tanah.
3. Data debit sungai berkenaan dengan tinggi minimal jembatan.
4. Beban rencana yang akan di desain.
5. Bahan yang akan digunankan dalam struktur jembatan.
6. Acuan atau pedoman perancangan dalam menghitung atau mendesain
jembatan.
Proses perencanaan suatu jembatan dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Perencanaan jembatan khususnya pada bagian struktur jembatan, perihal
yang harus selalu diperhatikan adalah perhitungan struktur yang harus mampu
menahan beban, baik itu beban mati, beban hidup, maupun beban horizontal
seperti beban angin dan beban gempa. Tujuannya adalah agar struktur ketika
menderita beban tersebut tidak mengalami perubahan bentuk ( lendutan ) yang
berarti sehingga menyebabkan kegagalan pada struktur.
18

Dalam laporan ini, tahapan yang akan menjadi konsentrasi pembahasan adalah
mengenai tahapan perancangan struktur bawah jembatan atau under bridge yang
disesuaikan dengan desain jembatan ketanggan pada proyek pembangunan paker
1.2 pembangunan jalan kawasan dan jembatan industri terpadu KIT batang

Code-code:
Kriteria Perencanaan PPJJR, AASHTO, RSNI TH
2005

Survai Pendahuluan/Pemeriksaan
Lapangan

Peraturan Pengumpulan Data Sekunder dan


Pembebanan Survai Lalu Lintas

Survai Detail : Topografi,


Geoteknik, Geologi

Penentuan Alinyemen Jembatan

Penentuan Bentang dan


Lebar Jembatan

Estetika
Pemilihan Bentuk
Konstruksi Jembatan Fungsional

Struktur

Pemilihan Jenis Pondasi,


Penentuan Pemilihan Jenis Struktur Bawah
Struktur Beton dan Struktur Atas
dan Baja untuk
jembatan
Analisis Struktur

A
19

Desain Pondasi, Desain Struktur


Bawah, Desain Struktur Atas,
Desain Drainasee, Utilitas,
Lenskap, dan Aspek Lainnya

Gambar Rencana Teknik


Jembatan, RAB, Spesifikasi
Teknik

Tabel 3. 1 Alur Perencanaan Jembatan ketanggan

3.2.1 Alur Perencanaan Jembatan ketanggan


(lanjutan)

Jembatan ketanggan merupakan jembatan yang terbuat dari struktur beton dengan
balok memanjangnya menggunakan balok prestress ( PCI Girder ) dengan pondasi
tipe bore pile. Gambar potongan memanjang dan rencana tampak atas dar Ketanggan
dapat dilihat pada Gambar 3.2
20

Gambar 3.2 1 Potongan melintang dan tampak atas


21

3.2.2 Perencanaan Struktur Bawah (Lower Structure)


Struktur bawah atau lower structure merupakan struktur yang terdapat
dibagian bawah permukaan tanah. Struktur bawah mempunyai fungsi untuk
menerima beban-beban yang berada diatasnya dan kemudian ditansfer/diteruskan
kedalam tanah pendukung. Perencanaan struktur bagian bawah harus benar – benar
optimal, sehingga keseimbangan struktur secara keseluruhan dapat terjamin dengan
baik. Selain itu beban seluruh struktur harus dapat ditahan oleh lapisan tanah yang
kuat agar tidak terjadi penurunan diluar batas ketentuan, yang dapat menyebabkan
kehancuran atau kegagalan struktur. Oleh karena itu ketepatan memilih sistem
struktur merupakan sesuatu yang penting karena menyangkut faktor resiko dan
efisiensi kerja, baik waktu maupun biaya.
Perencanaan struktur bawah jembatan ini tersusun atas perencanaan beberapa
elemen yang saling berhubungan akan tetapi mempunyai fungsi berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Elemen-elemen yang dimaksud terdiri dari :
1. Pondasi ( bore pile)
2. Pile cap
3. Pangkal Jembatan (Abutment)
4. Pilar Jembatan (Pier)

a) Pekerjaan Bore pile

Pada pelaksanaan pekerjaan di proyek pembangunan Jembatan Paket 1.2


Pembangunan Jalan Kawasan Dan Jembatan Industri Terpadu (KIT) Batang ini
menggunakan pondasi bore pile. Pondasi bore pile ini digunakan pada seluruh
pekerjaan ponadi untuk abuntment dan pondasi untuk pilar.Pondasi yang
digunakan pada proyek ini memiliki spesifikasi diameter 100 cm dan kedalaman
-18m.Spesifikasi ini digunakan untuk semua pekerjaan pondasi dalam
pembangunan proyek jembatan ketanggan ini. Pada pelaksanaan pekerjaan bore
pile di proyek ini memiliki beberapa tahapan, yakni pengeboran, penulangan, dan
pengecoran. Pengeboran dilakukan dengan metode dry drilling. Tanah akan dibor
dengan mata bor spiral dengan cara memutar mata bor dan kemudian tanah
diangkat kembali setiap 0,5 m. Ini dilakukan berulangkali hingga kedalaman
yang sudah ditentukan. Setelah pengeboran selesai, maka tulangan yang sudah
22

dirancang langsung dimasukan kedalam lubang bor, kemudian pipa tremi dan
corongnya di masukan tujuanya agar saat proses pengecoran cor bisa masuk dan
merata dengan mutu K300 Dalam pelaksanaan pondasi bore pile pada proyek

ini memakan waktu yang cukup lama, itu dikarenakan lokasi pengeboran yang
berada tepat di pinggir sungai dan juga karena curah hujan yang sering terjadi.
Sehingga air sering masuk ke dalam lubang bor dan kejadian ini membuat
Laporan Praktik Kerja Proyek Pembangunan Jembatan Ketanggan Kecamatan
Gringsing ,Kabupaten Batang para pekerja harus bekerja ekstra untuk
mengeluarkan air dan membersihkan lubang bor akibat tanah yang longsor
Bangunan Kedalaman Jumlah Bore Pile Diameter
(m) (cm)
Abutment P1 17,5 6 Ø 100

Abutment P2 17,5 6 Ø 100

Pilar P1 17,5 12 Ø 100

Pilar P2 17,5 12 Ø 100

Tabel 3.2.2 1 Bore Pile Jembatan Ketanggan

Gambar 3.2.2 1 Pengeboran pada salah satu titik


Gambar 3.2.2 2 Penulangan Bore pile
Sumber : (Dokumentasi pribadi,Wika Yasa Kso)
23

Gambar 3.2.2 3 Pemasangan tulangan bore pile


Gambar 3.2.2 4 Pengecoran bore pile
Sumber : (dokumentasi Pribadi)

b) Pekerjaan Pile Cap (footing)

Pada proyek pembangunan Jembatan Paket 1.2 pembangunan jalan kawasan


dan jembatan industri terpadu (KIT) batang terdapat 2 titik footing yang di
kerjakan yaitu 1 titik di bawah pilar dan juga 1 titik di bawah abuttment, pada
masing – masing footing terdapat bore pile dibawahnya. Tujuan dari
pembuatan footing sendiri berguna untuk meratakan beban yang di terima oleh
pondasi dan kemudian di salurkan ke dalam tanah. Desain footing yang di
gunakan pada proyek pembangunan jembatan ketanggan yaitu menyerupai
bentuk kubus.

Secara garis besar tahapan pekerjaan footing di proyek Jembatan ketanggan


adalah sebagai berikut :

a. Menyiapkan area untuk pekerjaan footing, dengan memberi batas area yang
akan digali dan memberi patok sebagi tanda,

b. Melakukan pengecoran setebal 10 cm yang berguna sebagai lantai kerja,


tujuan dari proses ini agar memudahkan dalam proses pembesian,
24

c. Melakukan pembesian pada footing sesuai dengan desain yang telah ada,
tujuan dari pekerjaan ini yaitu untuk mengaitkan besi pile dan juga besi pada
footing itu sendiri agar menjadi sebuah kesatuan dan saling mengikat,

d. Pemasangan bekisting bisa dimulai ketika pembesian telah selesai dilakukan,


pada tahapan ini bekisting menggunakan bahan kayu dan multiplex berbentuk
persegi panjang agar memudahkan untuk dalam proses pengerjaannya,
bekisting di pasang mengelilingi bagian footing yang akan di cor nantinya

e . Setelah bekisting selesai di buat maka pengecoran sudah siap dilakukan,


pengecoran footing pada proyek ini menggunukan truk mixer yang kemudian
di alirkan melalui saluran yang telah di siapkan, beton cair kemudian
masukan kedalam bucket excavator untuk di tuangkan kedalam area footing
yang akan dilakukan pengecoran.

f Perawatan pengecoran dilakukan dengan cara menjaga suhu beton dengan


menutupnya dengan terpal selama 2-3 hari untuk mengurangi sinar matahari
secara langsung dan juga melakukan penyiraman agar suhu dan kadar air
dalam footing tetap terjaga,

g. Pelepasan bekisting footing dilakukan ketika umur beton mencapai kualitas


yang di inginkan, tahap pertama yang dilakukan melepaskan main frame yang
mengunci bekisting, setelah main frame selesai dilepas barulah bekising bisa
di lepas dari footing tersebut.

Gambar 3.2.2 5 Penulangan footing / pile cape bawah pilar


25

Gambar 3.2.2 6 Penulangan pile cap bawah abutmen


Sumber : (dokumentasi Pribadi )

c) . Pekerjaan Pangkal Jembatan (Abutment)


Menurut Wantoro (2012), Abutment merupakan bagian pada konstruksi
jembatan yang terletak di ujung/tepi jembatan. Adapun fungsi dari pangkal jembatan
sebagai bagian dari struktur jembatan adalah sebagai berikut:
a. Sebagai tempat terletaknya balok jembatan atau beam
b. Sebagai perletakan plat injak
c. Meneruskan gaya-gaya yang bekerja pada struktur ke pondasi
d. Penahan tekanan tanah lateral

Gaya – gaya yang bekerja pada abutment adalah sebagai berikut :


a. Gaya akibat beban mati (DL)
b. Gaya akibat beban hidup (LL)
c. Gaya akibat tekanan tanah lateral
d. Gaya horizontal akibat gempa dan angin
Adapun bagian – bagian dari pangkal jembatan meliputi :
a. Dinding belakang (back wall)
b. Dinding penahan (breast wall)
c. Dinding sayap (wing wall)
d. Plat injak (approach slab)

Mutu beton yang digunakan pada abutment untuk Underbridge paket 1.2
Pembangunan Jalan kawasan Dan Jembatan Industri Terpadu (KIT) Batang adalah
f’c 30 MPa (kelas C) dan selimut beton = 5 cm ( PT. Wika Yasa Kso ).
26

Gambar 3.2.2 7 Abutment


Gambar 3.2.2 8 Penulangan Wall Abutmen
Sumber : (dokumentasi Pribadi,Wika Yasa Kso )

d) . Pekerjaan Pilar / Pier

adalah struktur pendukung bangunan atas, pilar bisa digunakan pada


jembatan bentang panjang, posisi pilar bearada pada ke dua abutment. Ada yang
menyebut Definisi pilar yaitu bangunan yang terletak di antara kedua kepala
jembatan, befungsi sebagai pemikul seluruh pada ujung–ujung bentang dan
gaya–gaya lainnya, serta melimpahkan ke pondasi.

Pada sebuah konstruksi pilar/pier memiliki beberapa bagian yaitu pier head
atau kepala pilar dan badan pilar, serta apakah yang dimaksud pier head dan
badan pilar itu? Pier head atau kepala pilar merupakan istilah yang dipakai pada
pilar jembatan, dimana pier head ini dapat didefinisikan sebai bagian dari pilar
jembatan yang memilikiki fungsi sebagai pemikul ujung perletakan jembatan,
antara girder/gelagar dan bearing pad atau elastomer sebagai dampalan girder ke
pier head. Bagian badan berikutnya pilar, merupakan dinding atau kolom pada
bagian pilar jembatan yang berada di belakang gaya dari pier head pada pondasi.
27

Pilar Jembatan ketanggan dibagi menjadi dua yaitu pilar barat dan pilar timur.
Pada pengerjaan pilar tersebut masing-masing membutuhkan volume pengecoran
sebesar 164 m3 (Sumber : Data Proyek), dengan pembagian sebagai berikut : 54 m3
untuk 4 pilar (badan pilar )dan 108 m3 untuk 2 kepala pilar.
Secara garis besar tahapan pembangunan pilar Jembatan ketanggan
adalah sebagai berikut :
a. Menyiapkan area pekerjaan pembangunan pilar, kemudian mengecek
sambungan yang akan menghubungkan antara bagian pilar dan juga bagian
footing.
b. Melaksanakan pembesian pilar sesuai dengan desain yang telah ditentukan
sebelumnya, pembesian di bagi menjadi beberapa segmen karena jika
langsung di selesaikan maka akan beresiko, oleh karena itu pembesian di
lakukan setiap 2 meter, setelah segmen pertama selesai di cor maka
segmen selanjutnya bisadikerjakan.
c. Pemasangan bekisting dilakukan setelah pembesian selelsai dilakukan,
bekisting memakai bahan dari multiplex dan juga dari balok kayu sebagai
pengunci bekisting, pada bagian bekisting yang berbentuk oval.
d. Pengecoran pilar dilakukan menggunakan beton ready mix, dengan tahapan
pengecoran di lakukan dengan bantuan truk mixer concrete lalu di
hubungkan ke saluran yang sudah di siapkan, di ujung saluran sudah ada
bucket dari excavator yang nantinya akan membantu menuangkan beton cair
ke bagian dalampilar
e. Perawatan beton di lakukan dengan menutupi pilar yang dengan terpal
selama 3 hari dan juga menyiraminya dengan air agar suhu dan kadar air
tetap terjaga ,
f. Pelepasan pilar dilakukan ketika umur dan kualitas beton sudah sampai pada
target yang diiginkan pekerjaan ini di awali dengan pelepasan balok kayu
sebagai pengunci kemudian dilanjutkan dengan pelepasan bekisting
multiplex
28

Gambar 3.2.2 9 Pengecoran pilar


Gambar 3.2.2 10 Detail penulanagan pilar

Sumber : (dokumentas pria,Wika Yasa KSO)

Nama Bangunan Lebar (m) Tinggi


Pilar Timur 1,6 6,5
Pilar Barat 1,6 6,5

Tabel 3.2.2 2 Pilar/Pier Jembatan Ketanggan

e. Pekerjaan Pier head atau kepala pilar

adalah bagian dari jembatan yang fungsinya untuk menopang girder. Seperti
halnya girder, pier head juga dapat dilaksanakandengan dua cara yaitu, dengan
menggunak menggunakan pier an pier head pabrikasi, dan pier head pabrikasi,
dan pier head cetak ditempat. head cetak ditempat.
Pier head adalah dudukan box girder serta sebagai penyalur beban lalu lintas
dan box girder ke pier. Sedangkan pier adalah benda yang merupakan penyalur
beban dari pier head ke pile cap yang bertujuan bertujuan agar beban yang
tersalur tersalur dari pier head dan box girder dapat diarahkan dengan diarahkan
dengan baik.
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi cap merupakan
suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya.
elum didirikan kolom di bagian atasnya. Pier head portal adalah suatu sistem
yang terdiri dari bagian-bagian struktur yang saling berhubungan berhubungan
29

yang berfungsi berfungsi menahan menahan beban sebagai sebagai suatu kesatuan
kesatuan lengkap lengkap yang berdiri berdiri sendiri sendiri dengan atau tanpa
dengan atau tanpa dibantu oleh dibantu oleh diafragm diafragma- diafragma
horizontal atau sistem-sistem l a-diafragma horizontal atau sistem- sistem lantai.

Adapun tahapan pelaksanaan pire head/kepala pilar Jembatan


ketanggan adalah sebagai berikut :
 Pekerjaan Persiapan
.a. Instalasi Lapangan
Meletakan perangkat, peralatan, serta kelengkapannya yang dipasang
pada posisinya dan siap dipergunakan (mobil crane, los kerja besi dan
kayu).
b. Mobilisasi Lapangan
Mendatangkan bahan-bahan material dan alat-alat proyek yang dibutuhkan
ke lokasi pekerjaan (mobil crane, besi, kayu, dan lain-lain) Pekerjaan
Pengukuran Tahap-tahapan prosedur pengukuran meliputi:
a. Tahap persiapan (personil, bahan atau alat dan administrasi)
b. Tahap survey atau pengukuran (survey pendahuluan dan surveydetail)
c. Tahap pengolahan data
d. Tahap penggambaran
Pekerjaan pengukuran dilakukan sebelum penyetelan tulangan maka bekisting deck
harus telah terpasang diatas scaffolding pada posisi benar setelah dilaksanakan
posisi vertikal dan horizontal oleh tim survey.
 Pekerjaan Perancah/ scaffolding
Perancah berfungsi sebagai struktur sementara yang digunakan untuk
menyangga manusia dan material dalam konstruksi gedung seperti menyangga
bekisting. Perancah adayang bertumpu langsung ke tanah dan ada juga yang tidak
secara lansung bertumpu di tanah,
seperti peranca gantung
30

Gambar 3.2.2 11 Pier head /kepala pilar


Sumber : (dokumentasi pribadi)

3.2.3 Perencanaan Struktur Atas (Upper Structure)

Struktur atas merupakan struktur suatu bangunan yang berada di atas dari struktur
bagian bawah. Struktur atas adalah bagian dari suatu struktur yang mempunyai fungsi
untuk dapat menerima kombinasi pembebanan, yaitu beban mati, beban hidup, berat
sendiri struktur, dan beban lainnya yang direncanakan. Selain itu struktur bangunan atas
harus mampu mewujudkan perancangan desain sekaligus harus mampu menjamin segi
keamanan dan kenyamanan (Pudjianto dkk, 2004). Oleh karena itu bahan-bahan yang
digunakan dalam bangunan ini harus memenuhi kriteria dalam perencanaan. Kriteria
tersebut meliputi kuat, tahan api, awet untuk jangka panjang, mudah didapat dan
dibentuk, ekonomis serta mudah pemeliharaannya.

Perencanaan struktur atas harus mengacu pada peraturan atau pedoman standar
yang mengatur perencanaan dan pelaksanaan bangunan beton bertulang, yaitu Standar
Tata Cara Penghitungan Struktur Beton nomor: SK SNI T-15-1991-03, Peraturan
Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1983, Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
Indonesia untuk Gedung tahun 1983, dan lain-lain (Dipohusodo, 1999).
Elemen-elemen yang terdapat pada struktur atas jembatan yang mencakup saat kerja
praktik antara lain :
31

a. Pekerjaan Balok gelagar

Pekerjaan gelagar pada proyek Jembatan ketanggan dilakukan oleh PT. Wijaya
Karya (WIKA), gelagarnya pun menggunakan gelagar precast dan dibuat oleh PT.
Wijaya Karya itu sendiri.

Jumlah gelagar yang dipesan berjumlah 14 buah dengan panjang masing-masing 6


m. Adapun tahap-tahap dalam pekerjaan pemasangan gelagar, sebagai berikut :
- Pekerjaan Stressing Dalam pelaksanaan pekerjaan gelagar jembatan sendang meliputi dua
tahap yaitu stressing dan pemasangan girder jembatan, girder yang digunakan adalah
precast posttension.Berikut adalah tahapan dalam pengerjaan stressing girder pada
proyek Jembatan Sendang :
- Persiapan alat yang akan digunakan - Kabel baja dimasukkan kedalam lubang girder
(Duct) yang memiliki diameter 12,7 mm
- Pekerjaan strand, pada tahapan pekerjaan ini strand dimasukan kedalam lubang tendon
yang berada pada bagian tubuh girder. Setelah strand dimasukan dapat di setting pada
angkur hidup

Gambar 3.2.3 1 Pemasangan strand


Sumber : Dokumentasi Pribadi (2021)
- Memasang wedges/baji pada lubang-lubang anchor blok untuk
dilakukan proses stressing balok girder, salah satu ujung segmen disatukan
menggunakan wedge plate hal ini biasa disebut dengan angkur hidup. Dan
ujung satunya yang biasa disebut angkur mati dipasang wedges plate setelah
dilakukan proses stressing selesai.
32

Gambar 3.2.3 2 Wedge Plate Strand


Sumber :Dokumentasi Pribadi (2021)

Gambar 3.2.3 3 PemasanganWedge Plate Pada Kabel Strand


Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
- Proses awal stressing yaitu memasangkan hydraulic jack pada angkur hidup pada
salah satu ujung dari balok girder.Hydraulic jack yang sudah terpasang disalurkan
melalui kabel menuju alat stressing yaitu hydraulic pump.

Hydrodaulic jack

Gambar 3.2.3 4 Proses Stressing


Sumber: Dokumentasi Pribadi (2021)
33

- Proses stressing dilakukan setelah gerder dinyatakan siap dan lolos tahap
pengecekan, pada proses stressing digunakan hydraulic pump PE 550 dan hydraulic
jack alat tersebut memberikan efek tarikan kepada kabel straind baja. Setelah proses
stressing selesai kabel straind baja yang terlalu panjang dapat dipotong dan menutup
nya dengan plester,

Gambar 3.2.3 5 Proses Stressing


Sumber:(dokumentasi pribadi)
Fungsi Balok Girder Fungsi dari Girder adalah untuk Menyalurkan beban diatas
konstruksi untuk dikirimkan ke struktur dibagian bawahnya yakni abutment agar bisa
diredam dan menghindari persimpangan beban atau gaya.
b. Pekerjaan erction girder
Struktur atas (Superstructure) approach span Jembatan ketanggan berupa PC-I
girder dengan panjang bentang 50 m yang membentang dari P1 pilar ke - P2 pilar dan
bentang 16 m dari pilar ke abutmen . Precast Concrete "I" girder berfungsi sebagaii
balok utama yang akan menahan beban yang bekerja berupa beban lalu lintas dan
beban struktur diatasnya.
Kuantitas pekerjaan PCI girder pada Jembatan Ogan ditunjukkan pada. Jumlah PCI
girder per span adalah 12 buah. Total keseluruhan PC-I girder yaitu 288 buah untuk 12
span (sisi A dan sisi B). Urutan pelaksanaan pekerjaan erection girder dapat dilihat
pada Gambar 4.1
34

3.2.4 Peralatan - Peralatan Utama

Alat alat kerja utama yang digunakan dalam pekerjaan Erection Precast

Concrete "I" Girder dapat dilihat pada Tabel 3.3.1

Tabel 3.2.4 1 Peralatan Utama

Gambar 3.2.4 1 Louncer


Sumber:(dokumentasi pribadi)
35

3.2.5 Bahan Konstruksi

Bahan utama dalam konstruksi yang digunakan pada proyek pembangunan


Jembatan Ketanggan antara lain :

3.4.2.1 Tanah

Tanah pada pekerjaan pembangunan jembtan sendang digunakan pada saat


tahap pekerjaan penimbunan. Tanah di peroleh dari metode cut and fill dan ada
juga yang tanah dengan agregat tanah kelas A . Beberapa fungsi tanah pada
pada proyek:

a. Penimbunan abuttment , yang dimaksud adalah tanah sebagai pengisi


bagian di belakang abuttmen yang di batasi oleh dinding penahan tanah,

b. Untuk menutupi bagian footing agar kontruksi lebih stabil. Footing


pada pilar timur dan barat, dan juga footing pada abuttment timur dan barat
semuaya ditimbun oleh tanah yang di perolah dari metode cut and fill.

3.4.2.2 Air

Kebutuhan air yang digunakan berasal dari sungai Sendang, yang terdapat pada
lokasi proyek, air pada pembangunan jembatan sendang berfungsi sebagai
berikut :

3.5.2.1 Air sungai digunakan untuk perawatan beton agar suhu tetap
terjaga dan juga menjaga kadar air agar tetap stabil , air di sedot dengan
pompa kemudian disiramkan ke area beton

3.5.2.2 Air sungai juga digunakan untuk membersihkan peralatan


yang digunakan, misalnya membersihkan bucket excavator yang selesai
digunakan untuk mengeruk tanah.
36

3.4.2.3 Ready Mix

Ready mix merupakan beton jadi yang sudah siap untuk di aplikasikan
kedalam pekerjaan yang berada di lapangan, pada pekerjaan pembangunan
Jembatan ketanggan sub kontraktor yang ditunjuk oleh kontraktor adalah
wika Beton pada awal mulanya karena PT yasa patriasa bekerja sama dengan
wika menjadi wika yasa kso dan untuk sekarang ini pt yasa sudah punya
plant sendiri jadi pakai milik sendiri untuk penyuplai kebutuhan ready mix
pada proyek.

Fungsi ready mix pada pekerjaan pembangunan jembatan ketanggan


digunakan untuk semua pekerjaan pengecoran.

3.4.2.4 Besi baja

Besi baja yang digunakan harus memenuhi Standart Nasional (SNI) sesuai
dengan peraturan SNI 03-2487-2002. Besi baja digunakan untuk penulangan
Dinding Penahan Tanah, pondasi bore pile, abutment, pilar, balok gelagar,
dan balok diafragma. Proyek Jembatan ketanggan menggunakan besi dan
baja produksi dari Semarang.

Besi baja yang digunakan di Proyek Jembatan ketanggan adalah jenis ulir
dengan beberapa ukuran ,sebagai berikut :

1. D16 (diameter 16 mm)


2. D19 (diameter 19 mm)
3. D25 (diameter 25 mm)
4. D32 (diameter 32 mm)
37

3.4.2.5 Beton Ready Mix

Beton yang digukana proyek Jembatan Ketanggan ini diproduksi oleh Yasa
Patriasa Perkasa Ready Mix dan PT WIKA,spesifikasi agregat Ready Mix dari
WIKA sebagai berikut :

a. Agregate halus : pasir ex. Lokal dari batuan yang dihasilkan


alat pemecah batu sebagai bahan utama beton

b. Agregate kasar 5/15 : Batu pecah ex. Lokal

c. Agregate kasar 10/25 : Batu pecah ex. Lokal

d. Semen : type OPC produksi dari PT Semen Gresik Indonesia


mempunyai fungsi sebagai pengikat butiran dalam suatu campuran
beton.
e. Air : Tidak boleh mengandung lebih dar 0,1% ion klorida . Air
yang digunakan tidak boleh mengandung zat lain seperti minyak atau
zat lain yang dapat merusak mutu.

f. Zat Additives : retarder ex. SIKA, Superplasticizer ex.SIKA

3.4.2.6 Additives Admixtures

Penambahan zat kimia digunakan untuk mempercepat proses pematangan beton


dan penambahan kekuatan yang dapat memaksimalkan penggunaan bahan
konstruksi demi mencapain tujuan proyek sesuai dengan ketentuan spesifikasi dan
hasil uji.
Bahan tambah yang digunakan antara lain Retarder dan
Superplasticize.Retader mempunya Specific Gravity sebesar 1,16 dan
Superplasticizer mempunyai Specivic Gravity sebesar 1,18
38

3.4.2.7 Precast
Proyek Jembatan Sendang menggunakan balok gelagar produksi PT.WIKA
BETON dengan mutu K350 dengan ukuran tulangan D20 (diameter 20 mm). Pada
pryek ini menggunakan balok gelagar dengan tinggi 2,1 m dan panjang total 100
m.
3.4.2.8 Bekisting Multiplek

Bekisting yang digunakan pada terbuat dari bahan multiplek yang mempunyai
ukuran 2,2 m x 1 m. Bekisting disangga dan direkatkan agar kuat sehingga hasil
pengecoran baik.

3.4.2.9 Pengendalian Proyek


Dalam suatu proses produksi, tahap pengendalian (controlling) mutlak harus
dilakukan, agar diperoleh hasi yang optimal baik dari segi kualitatif, maupun waktu
pelaksanaan dan tentunya pekerjaan harus sesuai dengan rencana, prosedur dan
ketentuan yang berlaku dalam pelaksanaan sehingga masing-masing pihak dapat
bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing. Pedoman pengendalian
proyek terdapat dalam recana dan syarat-syarat kerja (RKS).Tiga hal yang perlu
dikendalikan dalam pelaksanaan proyek yaitu pengendalian mutu, waktu, dan biaya.

3.4.3.0 Pengendalian Mutu


Pengendalian mutu merupakan suatu peristiwa yang dilakukan dengan cara
mengontrol kualitas bahan agar bisa mendapatkan mutu yang berkualitas sesuai
dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS). Dalam proyek pembangunan
jembatan Sendang, banyak hal yang dilakukan untuk menjaga mutu dari bahan
yang digunakan, seperti contoh dalam pengerjaan pilar, karena pilar berada di
sungai maka dibangun tanggul selama proses pembuatan, agar pilar yang dibuat
tidak terkena air sungai, karena air bisa menurunkan mutu beton yang digunakan.

3.4.3.1 Work Permitt (Ijin Pekerjaan) Ijin pekerjaan diajukan oleh PT Putra Mas Indah
Baroe dan disetujui oleh pengawas PT Tri Patra Konsultan.
39

3.4.3.2 Mock Up (Acuan) Suatu standart bentuk dan hasil kualitas hasil pekerjaan yang
akan dijadikan acuan hasil pelaksanaan suatu pekerjaan . Semisal mock up pekerjaan
pembesian abutment. Mock ini diajukan oleh PT Putra Mas Indah Baroe berdasar
spesifikasi teknis.
3.4.2.7 Slump Test Pada proyek ini untuk pengendalian terhadap kualitas
beton, dilakukan uji slump terlebih dahulu sebelum melakukan pengecoran.
Kegunaan uji slump ini untuk mengetahui nilai slump test, yang diambil dari
tingkat kekentalan pada beton tersebut.Ketentuan dari nilai slump berkisar antara
65-80 cm, jika nilai yang dihasilkan kurang dari 65 cm maka beton tersebut
menandakan terlalu padat sedangkan untuk nilai slump yang dihasilkan lebih dari
80 cm maka beton tersebut menandakan terlalu cair.Dalam pengujian di lapangan
sebelum dilakukan pengecoran hasil uji slump test yaitu 75 cm, berarti campuran
yang digunakan memiliki mutu yang baik.

Gambar 3.2.5 1 Uji Slump Test


Sumber :(dokumentasi Pribadi)

3.4.2.8 Uji Kuat

Tekan Beton Dilakukan guna memastikan mutu beton yang digunakan. Sampel
diambil sebelum melakukan pengecoran dan dimasukan kedalam tabung silinder
dengan diameter 15 cm dengan tinggi 30 cm .
40

Sample beton yang berumur 7 hari, 14 hari, dan 21 hari akan dites
dilaboratorium untuk mengetahui kuat tekan beton. Hasil dari tes akan dilihat pola
retakan dan hasil kuat tekannya. Pengunjian kuat tekan beton pada proyek kami
dilakukan di LaboratoriumTeknik Sipil Politeknik Semarang dan Laboratorium
Teknik Sipil Universitas Diponegoro

Gambar 3.2.5 2 Tabung Silinder

Sumber :(Dokumentasi Pribadi)

3.4.2.9 Pengawasan Pekerjaan Pembesian

Pengawasan pada proyek jembatan Sendang dilakukan dengan melihat di


lapangan apakah jumlah,ukuran ,dan panjang besi sesuai dengan rencana. Dan
melihat apakah kondisi sambungan sudah benar terkait.Pekerjaan pembesian ini
dikerjakan oleh pelaksana lapangan.Pekerjaan pembesian inipun dilakukan dekat
dengan lokasi proyek, sehingga pekerjaan bisa lebih cepat.

3.4.3.0 Laporan Pelaksanaan

Laporan didapat dari hasil pekerjaan harian yang telah dilaksanakan. Biasanya
laporan berisi tentang jumlah pekerja dan juga alat serta bahan yang digunakan di
proyek.Selain laporan harian ada juga laporan mingguan dan bulanan. Laporan
tersebut akan diserahkan ke pemilik proyek untuk mengetahui progres
proyek.Selama pengamantan kami di proyek bahwa setiap hari dibuat laporan
mingguan sesuai dengan item yang sedang dikerjakan untuk mengetahui progress
dari pekerjaan dilapangan.
41

3.4.3.1 Pengadaan Rapat

Rapat dihadiri oleh Kontraktor pelaksana,manajemen konstruksi, dan pemilik


proyek dengan tujuan untuk mendiskusikan keputusan apabila terjadi suatu
perubahan dilapangan dan meminta persetujuan dari pemilik proyek.

3.4.3.2 engendalian Biaya

Pengendalian biaya pada proyek bertujuan mengatur anggaran yang dibutuhkan


dalam suatu proyek suapaya pengeluaran tidak melebihi anggaran. Untuk menekan
besarnya pengeluaran pada proyek ada 3 aspek yang perlu dilakukan pengawasan
yaitu bahan,alat, dan tenaga kerja. Aspek-aspek tersebut sangat krusial dampaknya
terhadap berjalannya suatu proyek.

a.Bahan Unruk pemakaian

bahan pada proyek diusahakan memanfaatkannya seoptimal mungkin supaya


tidak ada yang terbuang secra cuma-cuma.Seperti contoh dalam pembuatan tulangan,
pemotongan dan pembengkokan dilakukan dengan efisien dan diusahakan agar besi
tidak ada yang tersisa.

b. Alat Dalam pemakaian

alat harus digunakan sebaik-baiknya supaya alat tersebut tidak berhenti produksi
dan harus disesuaikan dengan pekerjaan yang ada.Di proyek pembangunan jembatan
sendang, pemakaian alat sudah optimal karena setiap alat digunakan dengan baik
pada saat jam kerja dan tidak ada alat yang tidak beroperasi pada saat jam kerja. Alat
yang disewa seperti excavator, ini disewa minimal 100 jam dan satu jamnya dikenai
biaya Rp 400.000 dan operatornya dibiayai sebesar Rp 250.000/hari, sedangkan alat
lain seperti Bored Pile Machine dengan diameter bor 80 cm, alat ini disewa sebesar
Rp 2.000.000 per meter. Harga ini sudah termasuk harga besi, cor, casing dan biaya
operator.
42

c. Tenaga Kerja

Pemakaian tenaga kerja harus disesuaikan dengan volume pekerjaan sehingga


dapat dicapai kondisi yang optimal.Pada proyek ini sudah ditinjau bahwa jumlah
tenaga kerja yang dipakai sesuai dengan pekerjaan yang dibuktikan dengan ketepatan
waktu pekerja saat masuk, istirahat, dan tidak libur saat hari kerja. Dalam
pembangunan proyek jembatan ketanggan ini juga tenaga kerja dibagi menjadi dua
kelompok, yakni kelompok pekerja yang mengerjakan proyek dari awal, pekerja ini
berjumlah 63 orang, yang terdiri dari : Mandor 2 orang, tukang batu 14 orang, tukang
besi 10 orang, tukang las 6 orang dan tenaga kerja 70 orang dan kelompok tukang
yang disiapkan dari pihak PT. WIKA selaku pemborong pengerjaan gelagar. Pekerja
dari PT. Wika berjumlah 18 orang, yang terdiri dari : Manager 2 orang, pelaksana 1
orang dan tenaga kerja 15 orang.

3.4.3.3 Pengendalian Waktu

Pengendalian waktu pada proyek ini adalah bagian dari pengendalian proyek
yang berupa penjadwalan pelaksanaan pekerjaan supaya proyek tersebut bisa selesai
tepat waktu, supaya bisa melihat pekerjaan yang sudah terselesaikan maka dibuat
time schedule.Time schedule merupakan perencanaan waktu tiap pekerjaan, yang
berfungsi sebagai alat untuk mengontrol pelaksanaan pekerjaan sehingga suatu
pekerjaan dapat diketahui waktu untuk memulai, menyelesaikan, dan durasi waktu
yang dibutuhkan pada suatu pekerjaan serta pekerjaan yang dapat dikerjakan secara
bersamaan.

Pada pekerjaan jembatan ketanggan time schedule dibuat menjadi dua


dimana yang pertama dibuat sesuai rencana dan yang kedua dibuat untuk di
pekerjaan dilapangan. Lalu dibuat juga time schedule yang sudah di adindum, hal ini
dikarenakan adanya perubahan volume pekerjaan sehingga time schedule harus di
ubah agar proyek tetap stabil. Dan pada saat awal pengerjaan,

proyek ketanggan mengalami keterlambatan untuk pengerjaan bore pile,


karena pada bore pile yang dipesan dari pt paku bumi mengalami keterlambatan
dalam penegerjaan karena alat berat tidak kuat mengebore dan usia alat sudah tua,
oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan tersebut pihak kontraktor melakukan
43

pekerjaan yang lain yakni pengerjaan dinding penahan tanah sebelah timur dan
pabrikasi besi sembari menunggu alat bored pile tiba dilokasi. Hal ini dilakukan
untuk memanfaatkan waktu yang ada agar waktu yang ada tidak terbuang
percuma.(Untuk kurva S bisa dilihat di lampiran ) Laporan yang digunakan untuk
kegiatan pengendalian kualitas pekerjaan dan waktu antara lain;

3.4.3.4 Laporan Harian


Laporan harian adalah laporan yang berisi tentang semua pekerjaan yang
ada di proyek yang harus dicatat setiap hari, laporan harian ini berfungsi untuk
memudahkan proses penyusunan laporan mingguan. Laporan harian ini juga
digunakan untuk mengamati pekerjaan apa saja yang sudah dicapai dalam satu
hari itu. Yang harus dicatat dalam laporan mingguan yaitu jam kerja,
pekerjaan, alat yang digunakan, jumlah tukang, dan keadaan yang ada
diproyek.

b. Laporan Mingguan

Laporan mingguan adalah kegiatan atau hasil yang sudah dicapai selama
satu minggu. Laporan mingguan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana atau
konsultan pengawas yang kemudian diserahkan kepada owner.

c. Laporan bulanan

Laporan bulanan adalah kegiatan atau hasil yang dicapai dalam satu bulan
untuk melaporkan hasil yang dicapai. Setelah itu dibuat rekapitulasi dari
laporan mingguan dan laporan harian yang berisi prestasi dari suatu pekerjaan
selama satu bulan dan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan yang ada
dilapangan. Untuk memecahkan masalah yang terjadi pada proyek ini maka
akan dilakukan beberapa rapat koordinasi yang bertujuan untuk mencari solusi
dari permasalahan-permasalah yang timbul supaya dapat terpacahkan dan
dapat berjalan dengan baik. Beberapa rapat yang dijalankan antara lain;
44

1. Rapat Mingguan
Rapat mingguan ini biasanya dihadiri oleh pemimpin proyek, kontraktor,
serta konsultan dalam waktu satu minggu sekali yang dilaksanakan pada hari
senin. Rapat mingguan biasanya membahas pelaksanaan pekerjaan yang ada
dilapangan atau mengevaluasi pekerjaan yang sudah dikerjakan untuk
mencapai suatu pekerjaan dalam waktu yang sudah ditentukan.

3.4.3.5 Kurva S

Pada proyek ini,dilihat dari kurva S yang didapat dari pihak kontraktor,
proyek jembatan ketanggan mengalami keterlambatan pada pengerjaan awal,
seperti pekerjaan mobilisasi, karena pada saat itu salah satu alat yang akan
digunakan mengalami keerusakan, sehingga menyebabkan keterlambatan dalam
beberapa pekerjaan. Sedangkan dalam pengamatan kami selama melakukan
praktik kerja di proyek jembatan ketanggan, dimulai dari tanggal 23 agustus
2021 hingga 23 November 2021.Ada beberapa pekerjaan yang mengalami
kemajuan seperti pengerjaan tiang bor diameter 100 cm, pekerjaan ini
mengalami kemajuan sebesar 0,004 % dari rencana awal.Namun, ada juga
pekerjaan yang mengalami keterlambatan, seperti yang terjadi di minggu ke-4
bulan desember 2021.Terjadi perbedaan yang tidak terlalu jauh, pada rencana
awal pekerjaan diperkirakan mencapai 95,997%, namun pada realisasinya
terjadi penurunan sebesar 94,510%.Adanya selisih sebesar 1,487%.Menurut
saya penurunan ini terjadi dikarenakan cuaca, pada waktu akhir bulan
November dan bulan Desember hujan sering terjadi di lokasi proyek, sehingga
proyek sering dihentikan karena adanya hujan.

3.4.3.6 Keselamatan Pekerja

Dalam pengamatan kami selama melakukan praktik kerja di jembatan


Sendang, keselamatan pekerja masih belum diperhatikan, hanya beberapa
pekerja yang menggunakan helm proyek,sepatu safety, yakni pekerja yang
mengerjakan pekerjaan bore pile, sedangkan pekerja yang lainnya tidak
menggunakan helm proyek, tidak menggunakan rompi,tidak menggunakan
45

sepatu safety. Solusi yang harusnya ambil yaitu dengan memperhatikan


keselamatan pekerja sehingga tidak teradi hal-hal yang tidak diinginkan dalam
pengerjaan proyek.

3.4.2.7 Keterlambatan Pekerjaan


Pada awal pengerjaan proyek ketanggan mengalami keterlambatan
dikarenakan alat bored pile yang tidak mampu mengebore di karenakan tanah
banyak betuan dan juga alat sudah tidak tua d\, sehingga ada beberapa
pekerjaan yang harus mundur. Solusi dari pihak kontraktor yaitu dengan
menambah tenaga kerja, yang semula berjumlah 74 orang ditambah 30
orang.Sehingga pekerjaan yang belum diselesaikan bisa lebih cepat dikerjakan.
46

BAB IV
PELAKSANAAN KONSTRUKSI

4.1. Alat dan Bahan Konstruksi

Pengadaan bahan dan peralatan pada suatu proyek konstruksi adalah pembelian
bahan atau sewa peralatan konstruksi, yang akan dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan dalam rangka pelaksanaan kegiatan pembangunan. Pengadaan bahan dan
peralatan konstruksi disesuaikan dengan tahap pekerjaan yang sedang berlangsung.
Bahan dan peralatan diusahakan semaksimal mungkin untuk tidak menganggur,
karena akan berdampak pada pengeluaran dana proyek nantinya. Selain waktu
pengadaan, penempatan material juga sangat berpengaruh pada efektivitas dan
keselamatan kerja, sehingga kerusakan bahan bangunan sebelum digunakan dapat
dikurangi, terutama pada bahan bangunan yang rentan akan kondisi lingkungan
seperti semen dan baja yang sangat peka terhadap air dan udara. Maka dari itu
diperlukan manajemen pengadaan bahan dan peralatan untuk menunjang kelancaran
proyek.

Peralatan konstruksi berperan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek


konstruksi. Peralatan konstruksi atau yang sering disebut alat berat ini sangat
membantu untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan bervolume tinggi,
yang jika dilakukan dengan tenaga manusia akan memakan waktu yang lama dan
tenaga yang besar, sehingga dengan menggunakan alat berat akan terselesaikannya
suatu pekerjaan dapat menjadi lebih cepat dan efisien. Untuk mendapatkan efektivitas
suatu pekerjaan perawatan dan pemeliharaan alat berat sangatlah penting, agar tidak
terjadi kerusakan sebelum ataupun sesudah digunakan.

Sub bab ini akan membahas beberapa bahan konstruksi dan peralatan kerja/alat
berat yang digunakan dalam proyek, khususnya untuk pembangunan Under Bridge
jembatan ketanggan
47

4.2.5 Peralatan Konstruksi


Kegiatan pekerjaan konstruksi tentunya terdapat banyak pekerjaan yang tidak dapat
dilakukan hanya dengan tenaga manusia saja. Sehingga dibutuhkan beberapa alat yang
dapat membantu kinerja pelaksanaan konstruksi, yang mana bila pekerjaan hanya
dilakukan dengan tenaga manusia dapat selesai dalam waktu kira-kira 1 minggu,
dengan adanya alat bantu yang sering disebut alat berat pekerjaan dapat terselesaikan
dalam waktu 2 sampai 3 hari saja. Poin utama dalam memilih jenis dan peralatan yang
harus disediakan tergantung dari :
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
2. Kapasitas medan dan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
3. Biaya yang tersedia.
4. Kemampuan sumber daya manusia.
5. Kapasitas produksi alat yang digunakan.
6. Volume pekerjaan yang dilaksanakan.

Alat-alat berat yang digunakan dalam pembangunan Under bridge Ketanggan Seksi
2 pada proyel paket 1.2 pembangunan jalan dan jembatan kawasan industri terpadu
KIT batang antara lain sebagai berikut :
1. Excavator (Back Hoe) 15. Mal
2. Dump Truck
3. Water Tank Truck
4. Drop Hammer Crawler Crane
5. Concrete Vibrator
6. Concrete Pump
7. Truck Mixer
8. Generator Set
9. Bar Cutter
10. Bar Bender
11. Bekisting
12. Pompa Air
13. Las Listrik
14. Steel Plate
48

1. Excavator ( Back Hoe )


Back hoe (excavator) digunakan untuk menggali, memuat dan membuang tanah asli
maupun tanah lepas (loose soil). Back hoe (excavator) merupakan alat berat yang
selain dapat bergerak maju mundur juga dapat berotasi. Semua sistem peralatannya
digerakkan dengan kendali hidrolik (hydraulic controlled). Alat ini mempunyai
gerakan mengisi bucket (land bucket), mengayun (swing loaded), membongkar (dump
bucket), dan mengayun balik (swing empty) yang merupakan satu siklus alat dalam
perhitungan produktivitas alat berat. Selain untuk pekerjaan tanah, excavator juga
digunakan untuk mengangkut berbagai material dan peralatan berat seperti baja
tulangan, tangki solar, dan sebagainya. Proyek ini menggunakan beberapa merk
excavator yang memiliki berbagai macam kapasitas bucket salah satunya adalah
Komatsu PC 200 dengan kapasitas bucket 1,2 m3 yang berasal dari PT. WIKA YASA
KSO Alat berat jenis Back hoe (excavator) ini dapat dilihat pada Gambar 4.1.1.1

Gambar 4.1.1 1 Back Hoe ( Excavator ) Komatsu PC 200


(Dok. Pribadi,2021)

2. Dump Truck

Dump Truck adalah jenis truk yang digunakan sebagai alat angkut karena dapat
bergerak bebas dan cepat serta memiliki kapasitas yang besar. Dinamakan dump truck
karena dapat membuang muatan secara otomatis. Penumpahan muatan (dumping)
dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi (sisi
depan), sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dump truck yang
digunakan memiliki kapasitas 6 m3 material tanah. Contoh Dump Truck dapat dilihat
49

pada Gambar 4.1.1.2

Gambar 4.1.1 2 Dump Truck dengan Kapasitas Bak 8 m3


(Dok. Pribadi, 2021)

3. Water Tank Truck

Water Tank Truck pada proyek ini digunakan untuk menyirami area proyek. Fungsi
penyiraman pada area proyek ini dimaksudkan untuk mengurangi debu dan juga untuk
menjaga kadar air tanah yang akan dipadatkan. Contoh Water Tank Truck dapat dilihat
pada Gambar 4.1.1.3

Gambar 4.1.1 3 Water Tank Truck


(Dok. pribadi, 2021)
50

4. PDA Test (Pile Driving Analyzer)

perencanaan pondasi dapat dikatakan benar dan aman apabila beban yang di teruskan
pondasi ketanah tidak melampaui ketahanan tanah itu sendiri (tanah masih dalam
keadaan elastis/yield sewaktu dibebani) untuk memastikan hal ini diperlukan banyak
sekali penyelidikan untuk mengetahui sifat-sifat tanah dalam mendistribusikan beban.
Pile Driving Analyzer (PDA) merupakan solusi yang tepat sebagai salah satu metode
pembebanan untuk mengetahui perilaku tanah lapis perlapisnya sesuai dengan
penyelidikan tanah awal sewaktu dibebani. PDA memakai sistem gelombang yang
ditimbulkan oleh impact hammer dan reaksi tanah dengan memakai software
gelombang PDA-W. PDA tidak memakan waktu yang lama dalam pekerjaan nya,
hemat dalam biaya dan tingkat keakuratan nya yang baik. penyelidikan PDA telah
dituangkan dalam ASTM 4945. Pile Driving Analyzer (PDA Test) merupakan
pengujian teknis kelayakan tiang pondasi.
Jenis tiang pondasi yang dapat di uji pada umumnya adalah bore pile, spun pile,
square pile, beton, steel, dsb. PDA Test bertujuan untuk mengetahui : Daya dukung aksial
tiang Keutuhan / integritas tiang Efisiensi energi yang ditransfer

Gambar 4.1.1 4 Tes PDA menggunakan Hummer di layan dengan crane


Gambar 4.1.1 5 Alat PDA
(Dok. Pribadi,2021)
51

5. Concrete Vibrator
Concrete vibrator adalah suatu alat untuk memadatkan beton saat pengecoran.
Tujuan penggunaan alat ini adalah agar tidak terdapat pori dalam beton atau terjadinya
penggumpalan kerikil-kerikil ditempat-tempat tertentu dan mengeluarkan gelembung
udara yang terdapat dalam beton. Syarat-syarat penggunaan vibrator menurut PBI
(Peraturan Beton Indonesia) 1971 antara lain:

1. Selama penggetaran, penggetar harus dimasukan dalam posisi lurus kedalam


adukan tetapi dalam keadaan tertentu boleh dimiringkan 450.
2. Selama penggetaran, penggetar tidak boleh digetarkan arah horisontal.
3. Harus dijaga agar penggetar tidak mengenai tulangan, cetakan dan bagian beton
yang sudah tercetak.
4. Lapisan yang digetarkan tidak boleh melebihi tebal dari panjang penggetar.
5. Penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai tampak mengkilap di
sekitar batang penggerak.
Prinsip kerja dari concrete vibrator adalah putaran yang dihasilkan dari
motor gerak diteruskan dengan kabel baja melalui pipa karet penggetar. Gambar
concrete vibrator diperlihatkan pada Gambar 5.7.1

Gambar 4.1.1 6 Concrete Vibrator


(Dok.Pribadi, 2021)
52

6. Concrete Pump
Concrete Pump adalah alat untuk menaikkan beton / readymix ke lokasi pengecoran
sehingga memudahkan dan mempercepat pelaksanaan pengecoran. Dalam pelakasanaanya
concrete pump mempunyai beberapa tahap sebelum dimulai pemompaan. Sebelum
digunakan, pipa concrete pump harus dilumuri dengan mortar agar beton yang akan
menggalir tidak melekat pada permukaan dalam pipa. Mortar diangkut oleh truck mixer
lalu dituangkan ke concrete pump, selanjutnya persiapan proses pemompaan mortar.
Setelah dituangi oleh mortar, concrete pump dapat digunakan untuk memompa beton segar
yang sudah dituangkan.
Umumnya penggunaan concrete pump digunakan untuk mengecor lokasi yang susah
dijangkau dan bervolume besar. Concrete pump terdiri dari selang yang terlipat-lipat. Pipa
concrete pump dapat dimodifikasi panjangnya sesuai kebutuhan.
Pertimbangan menggunakan concrete pump antara lain :
1. Volume beton yang akan dicor besar
2. Lokasi cor terlalu jauh atau tinggi.
3. Pelaksanaan pengecoran akan lebih cepat.
4. Kontinuitas pengecoran dapat dijaga untuk menghindari keterlambatan.
5. Koordinasi saat pengecoran dan penumpahan beton lebih mudah.
Alat ini bekerja dengan sistem tekanan hidraulis, namun untuk menaikan adukan
beton digunakan tekanan udara yang ditimbulkan kompresor. Untuk mencapai tempat-
tempat yang jauh menggunakan pipa-pipa yang dapat disambung. Gambar concrete pump
diperlihatkan pada Gambar 4.1.1.7
53

Gambar 4.1.1 7 Concrete Pump


( Dok.Pribadi, 20121)

7. Truck Mixer

Concrete Mixer Truck merupakan alat untuk mengangkut campuran adukan beton
dari tempat pembuatannya di batching plan menuju lokasi pengecoran di proyek.
Kelebihan dari pembuatan campuran adukan beton di batching plan ialah campuran
beton dapat dikontrol kualitasnya sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.
Concrete Mixer Truck memiliki silinder aduk yang terus berputar selama
pengangkutan ke lokasi proyek, supaya campuran adukan beton tidak mengeras selama
pengangkutan ke lokasi proyek. Selama perjalanan dari tempat pembuatan adukan
sampai ke proyek, perputaran molen tidak boleh berhenti, hal ini dimaksudkan agar
adukan beton merata. Kapasitas satu truck mixer ± 7 m3. Contoh Concrete Mixer Truck
dapat dilihat pada Gambar 4.1.1.8

Gambar 4.1.1 8 Truck Mixer Wika Beton


( Dok. Pribadi, 2021)
54

8. Generator Set
Generator Set merupakan satu set alat yang berfungsi menghasilkan daya listrik.
Generator set yang digunakan memiliki daya 125 kVA digunakan pengerjaan las,
pemotongan tulangan di lapangan, penerangan ketika di malam hari dan sebagainya.
Contoh Generator set dapat dilihat pada Gambar 4.1.1.9

Gambar 4.1.1 9 Generator Set


( Dok. Pribadi, 2021)

9. Bar Cutter

Bar cutter adalah alat yang digunakan untuk memotong tulangan yang panjangnya
telah direncanakan untuk penulangan. Cara kerja alat ini adalah tulangan baja yang
akan dipotong dimasukan kedalam celah yang didalamnya terdapat gigi pemotong dari
baja, kemudian handle ditekan kebawah sehingga gigi pemotong mendesak dan
memotong baja tersebut. Contoh Bar Cutter dapat dilihat pada Gambar 6.11.

Gambar 4.1.1 10 Bar Cutter


( Dok. Pribadi, 2021)
55

10. Bar Bender

Bar bender adalah alat yang digunakan untuk membengkokan tulangan baja yang
telah direncanakan panjangnya dan akan dipakai sebagai tulangan pokok maupun
begel/sengkang. Baja tulangan yang akan dibengkokan diletakan diantara pokok-
pokok baja. Ujung baja yang berdekatan dengan baja pokok dipegang dengan
menggunakan pembengkok dan diputar sesuai sudut yang diinginkan. Contoh Bar
Bender dapat dilihat pada Gambar6.2.1

Gambar 4.1.1 11 Bar Bender


( Dok. Pribadi, 2021)

11. Bekisting
Bekisting digunakan sebagai cetakan beton, pada proyek ini digunakan bekisting
konvensional

Gambar 4.1.1 12 Begisting


( Dok. Pribadi, 2021)
56

a. Rangka Scaffolding
Rangka scaffolding digunakan sebagai sebagai plat injak agar biasanya di
gunakan untuk tangga dan juga untuk menyangga untuk pembuatan pier head
scafolding sangat cocok untuk plat injak dengan struktur yang kokoh bisa menopang
besi besi yang di gunakan tulangan untuk pembuatan suatu bangunan seperti pier
head dan juga kuat untuk menyangga cor , Gambar contoh scaffolding dapat dilihat
pada Gambar 4.1.1.13

scaffolding

Gambar 4.1.1 13 Scaffolding


( Dok. Pribadi, 2021)

12. Pompa Air

Pada pekerjaan proyek sering terdapat air yang menggenang, baik dari saluran air
sekitar ataupun dari air hujan. Oleh karena itu, pompa air digunakan untuk membuang
air yang menggenang sehingga pekerjaan dapat terlaksana dengan baik. Seperti pada
proyek ini setelah dilaksanakan pekerjaan spun pile rembesan air dari sungai masuk
pada galian sehingga menggenang disekitar spunpile dan digunakan pompa air untuk
membuang air yang menggenang sehingga dapat dilaksanakan pekerjaan selanjutnya.
Contoh pompa air dapat dilihat pada Gambar 4.1.1.14
57

Gambar 4.1.1 14 Pompa air


(Dok. Pribadi, 2021)

13. Las Listrik

Las listrik digunakan untuk menyambung tulangan dan berbagai macam benda yang
terbuat dari besi yang memerlukan kekuatan daya ikat yang tinggi, seperti
penyambungan spun pile. Contoh gambar las listrik dapat dilihat pada Gambar 6.6.1

Gambar 4.1.1 15 Las Listrik


(Dok. Pribadi, 2021)

14. Steel Plate

Steel Plate digunakan sebagai alat kerja alat berat pada saat di lapangan dengan
tujuan agar tidak terjadi lendutan yang besar pada tanah dasar. Gambar steel plate
dapat dilihat pada Gambar 6.7.1
58

Gambar 4.1.1 16
Steel Plat ( Dok.
Pribadi, 2017)

15. Mal

Mal ini digunakan untuk memasang tulangan spiral antara pondasi bore pile
sehingga dapat menghasilkan tulangan spiral yang rapi dan sesuai dengan diameter
yang di desain.
Contoh mal dapat dilihat pada Gambar 6.8.1

Gambar 4.1.1
17 Mal ( Dok.
Pribadi, 2017)
59

4.1.2 Peralatan Pengukuran dan Pengujian


Peralatan pengukuran seperti theodolit,waterpass, bak ukur adalah alat yang
digunakan untuk keperluan penentuan elevasi patok dan koodinat patok yang ada di
lapangan untuk diplotkan di lapangan sesuai dengan desain yang ada. Sedangkan
peralatan pengujian adalah beberapa alat uji yang digunnakan untuk keperluan
pengendalian mutu
bahan agar sesuai dengan spesifikasi yang ada. Dalam sub bab ini akan dibahas
peralatan
pengukuran dan pengujian yang ada dalam proyek pembangunan Under Bridge
Ketanggan seksi 2 pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Batang Semarang.

1. Peralatan Pengukuran

Peralatan pengukuran merupakan peralatan yang digunakan untuk proses


pengukuran koordinat dan elevasi titik lubang bor yang ada di lapangan sesuai
dengan desain yang ditentukan serta beruapa alat pengukuran manual untuk
keperluan pengukuran pada saat di lapangan. Peralatan pengukuran yang digunakan
antara lain :

a. Theodolit
Theodolie berfungsi sebagai alat pengukuran jarak, elevasi suatu titik
diproyek. Alat ini digunakan setiap sebelum dan setelah pekerjaan dilakukan
misalnya sebelum pengeboran, dilakukan pengukuran menggunakan theodolie
topocone untuk mengetahui titik-titik yang akan pancang. Contoh gambar alat
theodolit ini dapat dilihat pada ambar.
60

Gambar 4.1.2 1 Theodolit Total Station


(Dok. Pribadi, 2021)

b. Waterpass
Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang
dipergunakan untuk mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan.
Beda tinggi tersebut ditentukan dengan garis-garis visir (sumbu teropong)
horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur yang vertical. Sedangkan
pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka

penentuan tiggi suatu titik yang akan ditentukan ketiggiannya berdasarkan


suatu system referensi atau bidang acuan. Contoh gambar alat waterpass ini
dapat dilihat pada Gambar 7.0.0

Gambar 4.1.2 2 Waterpass


(Dok. Pribadi, 2021)
61

c. Prisma dan Tiang Patok

Prisma merupakan alat pengukuran yang berpasangan dengan theodolit.


Prisma berfungsi untuk penembakan terhadap suatu titik. Tiang patok juga
merupakan alat yang berpasangan dengan theodolit, tiang patok ini berfungsi
untuk mengukur elevasi pada suatu titik yang dilihat melalui theodolit. Contoh
Prisma dapat dilihat pada Gambar 7.2.1.

Gambar 4.1.2 3 Prisma

d. Meteran, Kalkulator, Alat Tulis, Cat dan Benang


Meteran sebagai alat bantu untuk mengukur jarak secara manual dan
pengukuran sederhana. Kalkulator yang telah diinstal program untuk mengolah
data hasil dari theodolit menjadi koordinat yang lebih mudah untuk digunakan.
Alat tulis ,dll untuk memberi mark / tanda hasil pengukuran pada tempat-tempat
yang diperlukan.

1. Peralatan Pengujian
Kegiatan pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa mutu bahan
yang ada di lapangan sudah sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditentukan. Hal
ini bertujuan untuk tercapainya salah satu tujuan proyek yaitu tepat mutu.
62

Peralatan pengujian yang ada dalam pembangunan Underbridge Kaliurang STA


388+900 yaitu uji slump test, uji kuat beton, dan uji PDA.

a. Alat Pengujian Slump Test

Uji Slump adalah suatu uji yang digunakan untuk menentukan konsistensi
dari campuran beton segar yang ada untuk menentukan tingkat workability suatu
pekerjaan beton. Uji ini dilakukan untuk menunjukan apakah campuran beton
kekurangan, kelebihan, atau sudah cukup air.

Dalam pengujian slump ini alat yang diperlukan adalah kerucut Abrams
dengan tinggi 30 cm, diameter bawah 30 cm, dan diameter atas 10 cm, batang
logam bulat dengan panjang 50 cm dan diameter 2 cm, pelat logam rata dan kedap
air sebagai alas, sendok adukan serta pita untuk pengukuran. Gambar untuk alat
slump test dapat dilihat pada Gambar 4.1.2.4 sampai Gambar 4.1.2.6

Gambar 4.1.2 4 Kerucut Abrams dan Pelat Logam

Gambar 4.1.2 5 Sendok Adukan Beton


(Dok. Pribadi, 2021)
63

Gambar 4.1.2 6 Batang Logam


(Dok. Pribadi, 2021)

b. Alat Pembuatan Uji Kuat Tekan Beton

Uji kuat tekan beton adalah uji pada campuran beton untuk mengetahui
berapa kuat tekan beton, apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan. Alat untuk pengujian ini antara lain adalah cetakan benda uji,
batang logam, serta sekop. Contoh alat pembuatan uji kuat tekan beton dapat dilihat
pada Gambar 7.5.1
64

Gambar 4.1.2 7 Alat Pembuatan Benda Uji


(Dok. Pribadi, 2021)

4.1.3 Bahan – Bahan Konstruksi


Bahan konstruksi merupakan hal yang penting dalam pembangunan suatu
bangunan konstruksi. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan dan
penyiapan bahan konstruksi yaitu:

1. Pemilihan kualitas bahan bangunan yang baik.


2. Biaya diusahakan seminimal mungkin tanpa mengurangi kualitas bahan.
3. Penyediaan material yang cukup sesuai dengan pekerjaan yang sedang
berlangsung.
4. Penyimpanan material yang baik sehingga aman dari hal-hal yang dapat merusak
material dan penyimpanan material harus tertata rapi.

Bahan konstruksi yang digunakan pada proyek ini adalah sebagai berikut :

1. Baja Tulangan
2. Beton Ready Mix
3. Oil Formwork dan Calbond
4. Kawat Bendrat
5. Beton Decking
65

1. Baja Tulangan
Menurut SNI 1729-2015 (Badan Standarisasi Nasional, 2015), tulangan yang
dapat digunakan pada elemen beton bertulang di batasi hanya pada Baja Tulangan dan
Kawat Baja saja. Belum ada peraturan yang mengatur penggunaan tulangan lain, selain
dari baja tulangan atau kawat baja tersebut.

Baja Tulangan yang tersedia di pasaran ada 2 jenis, yaitu


a. Baja Tulangan Polos (BJTP)
Baja tulangan polos yaitu baja tulangan beton berpenampang bundar dengan
permukaan rata tidak bersirip. Biasa disingkat dengan BJTP.

b. Baja Tulangan Ulir atau Deform (BJTD)


Baja tulangan ulir adalah baja tulangan yang berbentuk khusus yang
permukaannya memiliki sirip melintang dan rusuk memanjang untuk meningkatkan
daya lekat tulangan baja dengan beton. Biasa disingkat dengan BJTD.

Pada proyek pembangunan underbridge ketanggan di Batang ini menggunakan


mutu baja tulangan BJTD-40/Fy = 400MPa, dengan diameter yang digunakan D19,
D25, dan D32. Contoh gambar untuk baja tulangan dapat dilihat pada Gambar 4.29.

Gambar 4.1.3 1 Baja Tulangan Untuk Pile Cap


(Dok. Pribadi, 2017)

2. Beton Ready Mix

Beton segar (ready mix) adalah beton segar siap cor yang pembuatannya dilakukan di
luar lokasi proyek oleh pabrik pembuatannya.Beton ready mix haruslah berasal dari
66

perusahaan batching plan yang disetujui. Dalam proyek pembangunan proyek ini beton
ready mix dipesan dari PT. Waskita Beton Precast dengan syarat nilai slump 10 ±2 dan
mutu beton fc’ 20 MPa untuk Footing, fc’ 10 MPa untuk Lane Concrete dan 30 MPa untuk
dinding. Tujuan pemakaian beton ready mix adalah untuk mendapatkan kemudahan di
dalam pelaksanaan proyek, yaitu tidak lagi menyediakan peralatan untuk membuat beton
dan lokasi penampungan meterial dan pembuat beton.

Lokasi dari batching plan PT. Waskita Beton Precast yang digunakan pada proyek
ini berada di Kecamatan Gringsing dan Kecamatan Kandeman, Batang, dengan kapasitas
90m3/jam. Pemilihan batching plan haruslah diusahakan sedekat mungkin dari lokasi
proyek, karena diharapkan waktu satu siklusnya tidak terlalu lama sehingga tidak
memerlukan terlalu banyak truk mixer. Jika terlalu banyak truk mixer yang digunakan,
proyek harus menyediakan lahan yang cukup untuk memarkir truk-truk mixer tersebut.
Batching plan dapat dilihat pada Gambar 4.1.2.9

Gambar 4.1.3 2 Batching Plan Yasa Pratriasa Perkasa Beton Precast


(Dok. Pribadi, 2021)

3. Oil Formwork dan Calbond


Oil formwork digunakan sebagai pelumas bekisting kolom agar proses pelepasan saat
beton sudah kering lebih mudah. Sedangkan calbond merupakan cairan perekat antara
beton lama dengan beton baru atau yang sering disebut dengan lem beton. Sebelum proses
pengecoran, terlebih dahulu permukaan beton lama diberi calbond dengan cara disiram
merata ke semua permukaan beton. Contoh oil formwork dan calbond dapat dilihat pada
Gambar 4.31 dan Gambar 7.8.1
67

Gambar 4.1.3 3 Oil Formwork

(Dok. Pribadi, 2017)

Gambar 4.1.3 4 Calbond

(Dok. Pribadi, 2017)

4. Kawat Bendrat

Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar tulangan utama dan sengkang yang
diikat dengan sistem silang. Contoh kawat bendrat dapat dilihat pada Gambar 8.0.0.

Gambar 4.1.3 5 Kawat Bendrat


(Dok. Pribadi, 2017)
68

5. Beton Decking
Beton decking terbuat dari adukan semen dan pasir dengan perbandingan 1:2 yang
dibentuk seperti tahu dengan ketebalan 7-15 cm sesuai dengan tebal selimut yang
ditentukan. Beton deking digunakan untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai seperti
yang telah direncanakan. Contoh beton Decking dapat dilihat pada Gambar 4.34.

Gambar 4.1.3 6 Beton Decking


(Dok. Pribadi, 2021)

6. Styrofoam

Styrofoam adalah salah satu bahan sejenis serat yang berfungsi sebagai bahan
penutup beton untuk proses perawatan beton (curing). Pemberian bahan ini
dimaksudkan untuk melindungi beton dari sinar matahari langsung untuk mengurangi
terjadinya proses penguapan yang berlebih pada beton yang akan menyebabkan
terjadinya retakan pada beton. Penggunaan styrofoam biasanya diugunakan pada cor
lean concrete maupun rigid pavement. Contoh styrofoam dapat dilihat pada Gambar
8.2.1

Gambar 4.1.3 7 Styrofoam dalam Pekerjaan Rigid Pavement


(Dok. Pribadi,2021 )
69

4.2. Pelaksanaan Pekerjaan

Pelaksanaan pekerjaan merupakan bagian dari lingkup manajemen


konstruksi dan aplikasi gambar-gambar perencanaan yang dibuat oleh perencana.
Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan syarat-syarat yang sesuai dengan standar
yang ada. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan baik, karena
kegagalan pada pelaksanaan pekerjaan dapat besifat fatal, mutu dan kekuatan
struktur dapat berubah. Maka dari itu, pelaksanaan pekerjaan membutuhkan
metode kerja yang tepat dan koordinasi yang baik diantara pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pelaksanaan kerja tersebut, sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik, tepat waktu dan sesuai dengan mutu yang sudah
direncanakan.
Pekerjaan lapangan memerlukan pengawasan yang ketat dari engineer
dalam pelaksanaanya. Pengawasan ini dilakukan untuk menghindari kesalahan-
kesalahan yang mungkin dilakukan oleh tukang atau pekerja, sehingga kekuatan
dan mutu struktur dapat sesuai dengan yang telah direncanakan. Bila dalam suatu
pekerjaan terdapat ketidaksesuaian antara kondisi di lapangan dengan yang telah
direncanakan, akan segera dicari permasalahannya serta dicari solusi serta
tindakan koreksi oleh pengawas. Pengambilan keputusan terhadap permasalahan
yang ada dalam suatu proyek menuntut pengambilan keputusan yang cepat, tepat,
dan dapat dipertanggungjawabkan baik dari segi teknis maupun non teknis.
Pekerjaan lapangan yang ditinjau pada bab ini adalah pekerjaan struktur bawah
Underbridge ketanggan

4.3. Pekerjaan Struktur Bawah (Lower Structure)


Struktur bawah jembatan adalah berfungsi memikul seluruh beban struktur
atas dan beban lain yang ditimbulkan oleh tekanan tanah, gesekan pada tumpuan,
dan sebagainya untuk kemudian disalurkan ke pondasi. Selanjutnya, beban -
beban tersebut disalurkan oleh pondasi ke tanah dasar. Struktur bawah jembatan
tersusun atas perencanaan beberapa elemen yang saling berhubungan, akan tetapi
mempunyai fungsi berbeda antara satu dengan yang lainnya. Struktur bawah
jembatan meliputi struktur pondasi, struktur pangkal jembatan (Abutment), pile
70

cap, dan kolom (Pier). Tahapan

pelakasanaan pekerjaan Underbridge ketangan

1. Pekerjaan Pondasi bore pile


Pondasi bore pile adalah bagian dari struktur yang digunakan untuk
menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur atas ke tanah
penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang bentuknya
panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih dalam.
Penggunaan pondasi bore pile sebagai pondasi bangunan apabila tanah yang
berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja padanya
(Sardjono, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung yang cukup
untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja berada pada
lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m (Bowles,
1996). Fungsi dan kegunaan dari pondasi bore pile adalah untuk memindahkan
atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super struktur) ke
lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam. Adapun spesifikasi umum dalam
pelaksanaan pekerjaan pondasi bore pile yaitu :

a. Spesifikasi Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan pondasi ini ada beberapa spesifikasi
yang dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan spun
pile antara lain diameter, luas penampang, mutu beton, dan ukuran tiang.

Bore pile Wika beton

Diameter : 100 cm

Luas Penampang : 1570,80 cm2

Modulus Elastisitas : 352 T/cm2

Mutu beton : 240 kg/cm2

Panjang bottom : 4,5m

Panjang Upper : 10 m
71

b. Urutan Pekerjaan Pemancangan bore pile pada UB Ketanggan


Pelaksanaan pekerjaan pondasi bore pile memiliki urutan langkah – langkah
pekerjaan, meliputi pekerjaan pemetaan, pekerjaan persiapan, pekerjaan
pemancangan pile bottom, penyambungan, dan pemancangan pile upper yang
apabila digambarkan dalam bentuk diagram alir dapat dilihat pada Gambar

START

Pemetaan titik tiang oleh surveyor untuk


mendapatkan titikyang akan dipancang

Pengeboran dengan alat bore pile

Penulangan

Penyambungan tulangan dengan Las dan


pemasangan casing untuk Top nya

Pengecoran dengan fc 30

Uji tes CSL

Uji tes PDA


Selesai

Gambar 4.1.3 8 Diagram Alir Pekerjaan Pondasi bore Pile UB


Ketanggan Tahapan pengerjaan pondasi spun pile secara detail adalah
sebagai berikut :

a. Pekejaan Pemetaan
Pemetaan merupakan pekerjaan penentuan titik yang akan dipancang yang
dilakukan oleh surveyor menggunakan alat theodolit total station. Kegiatan
pemetaan ini akan memperoleh suatu patokan yang tepat antara koordinat pada
gambar kerja dengan kondisi lapangan. Biasanya, setelah selesai pemetaan,
72

surveyor akan menandai titik yang akan di bor dengan bendera kecil yang sudah
ditulisi nama titik tersebut (misal P1- 4).

Tahapan dalam pengukuran menggunakan theodolit antara lain menentukan


titik Bench Mark terlebih dahulu. Tahapan setelah menentukan titik BM selesai
barulah dilakukan pengukuran dengan menggunakan theodolite untuk
menempatkan koordinat lubang pondasi ke lapangan.

Cara untuk melakukan pengukuran lokasi spun pile adalah dengan mengetahui
koordinat tempat alat berdiri. Tempat alat berdiri bisa dari titik ikat atau tempat
lain yang dekat dengan lokasi pekerjaan. Cara untuk mengetahui koordinat tempat
berdiri alat adalah dengan meletakan prisma di atas titik ikat yang sudah diketahui
koordinatnya, input koordinat titik ikat tersebut ke alat total station. Setelah itu,
menembakkan alat ke prisma dan akan diketahui jarak serta koordinatnya.

Setiap akan dilakukan pengukuran baru meskipun menggunakan titik acuan


yang sama, harus dilakukan pengecekan terlebih dahulu apakah alat sudah berada
di atas koordinat yang digunakan. Adapun pelaksanaan atau tahapan penentuan
titik bore pile antara lain :

- Memasukkan koodinat tempat alat berdiri.


- Memasukkan koordinat Bore pile yang akan ditembak.
- Memaasang prisma di atas patok dan memasukkan ketinggian patok yang
digunakan.
- Setelah muncul hasil jarak pada total station, alat diputar secara perlahan
hingga jarak azimuth pada alat menjadi 0 0’0”±5”.
- Meletakkan patok prisma sejajar dengan alat dan pada jarak perkiraan awal.
Memastikan nivo pada prisma tepat berada di tengah sehingga dari ujung patok
hingga prisma berdiri tegak.
- Setelah titik pusat prisma tepat sejajar dengan titik pusat alat, alat akan
menembak prisma secara otomatis dan keluar selisih jarak dari lokasi prisma
terhadap lokasi yang diinginkan.
- Mengkoomunikasikan dengan pemegang patok untuk menggeser patok sesuai
dengan jarak yang muncul pada alat.
73

- Melakukan penembakan dengan total station lagi hingga jarak pada layar
menjadi 0
± 0.005 m dan beri patok sebagai tanda pada lokasi yang
diketahui. Contoh pekerjaan pemetaan dapat dilihat pada
Gambar 8.3.1.

Gambar 4.1.3 9 Pekerjaan Pemetaan oleh Surveyor


(Dok. Pribadi, 2021)

b. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan dilakukan sebelum proses pemancangan dilakukan
dengan menggunakan excavator dalam perataan tanah. Pada pekerjaan ini
dipasang pelat-pelat baja agar tanah dasar yang ada disekitar lokasi pemancangan
tidak mengalami lendutan yang besar ketika alat-alat berat, seperti mesin bor dan
crawler crane berada di atasnya. Jika sampai mengalami lendutan, biaya untuk
mengangkat alat-alat itu lebih besar dibanding biaya yang diperlukan untuk
mengadakan pelat-pelat tersebut. Contoh pekerjaan persiapan dapat dilihat pada
Gambar 8.4.1
74

Gambar 4.1.3 10 Pekerjaan Persiapan dengan


Excavator (Dok. Pribadi, 2021)

c. Pekerjaan pengeboran Rotary Drilling Machine Atau Mesin Bor Putar

Gambar 4.1.3 11 Mesin Bor pile

adalah metode pemboran yang menggunakan aksi putaran untuk


melakukan Penetrasi terhadap batuan. Pada mesin bor putar lubang bor
dibentuk dari pemboran dengan mekanisme putar dan disertai pembebanan.
Berdasarkan sistem penetrasinya, metode roraty terdiri dari 2 metode yaitu;
system tricone dan drag bit. Tricone bit dengan hasil penetrasinya berupa
gerusan dan drag bit dengan hasil penetrasinya berupa potongan (cutting)
75

2. Pekerjaan Footing atau Pile Cap


Footing adalah bagian struktur bawah yang berhubungan langsung dengan
pondasi. Tujuan dari pembuatan footing adalah untuk meratakan beban yang
semula dari kolom, berupa beban poin atau beban terpusat menjadi beban
merata. Adapun spesifikasi umum untuk footing antara lain :
Spesifikasi Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan footing ada beberapa spesifikasi yang dijadikan
sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan antara lain :

1. Tulangan Footing
Tulangan pokok : (BJTD = 40)

Tulangan bagi : (BJTD = 40)

Selimut beton : bawah =15 cm ; 10 cm

2. Beton footing/ Pile Cap


Beton yang digunakan untuk footing atau pile cap ini

diproduksi oleh PT. Wika Yasa Kso Beton Precast

dengan spesifikasi :

Mutu Beton : K-250 (fc’=20 MPa)

Slump 75

Kebutuhan Teoritis : 325 m3

Kebutuhan Aktual : 330 m3

Beton segar dibawa oleh 55 mixer truck masing-masing sebanyak 6 m3.


76

b. Urutan Pekerjaan Footing pada UB Ketanggan

Pelaksanaan pekerjaan footing diawali dengan pekerjaan pembuatan lantai


kerja terlebih dahulu, untuk memudahkan pekerja dalam proses instalasi tulangan.
Setelah pekerjaan lantai kerja selesai, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan
penulangan footing, setelah itu pekerjaan bekisting, dan terakhir pekerjaan
pengecoran. Adapun alur pekerjaan footing pada Under bridge Kaliurang dapat
dilihat pada Gambar

Pekerjaan lantai Pekerjaan Pekerjaan


Kerja (Lane pemotongan penulangan
START Concrete) bore pile footing

Pekerjaan Pembersihan Pekerjaan


Pengecoran area footing Bekisting
FINISH footing atau Pile yang akan footing
cap dicor

Gambar 4.1.3 12 Alur Pekerjaan Footing atau Pile Cap


1. Pekerjaan Lantai Kerja / Lean Concrete (LC)
Pembuatan lantai kerja ini dilakukan di atas puncak pondasi spun pile yang
telah selesai dibuat. Beton yang digunakan untuk lantai kerja adalah beton mutu 125
kg/cm2 (fc’
= 10 MPa) dan dengan ketebalan 10 cm. Untuk luas LC dibuat 10 cm di tiap sisi
melebihi luasan pile cap sehingga dapat mempermudah pemasangan bekisting. Pada
pembuatan lantai kerja ini diperlukan balok kayu yang diletakan disekeliling area LC
yang dibatasi patok kayu sehingga tidak bergeser. Setelah itu adonan beton dituang
dan diratakan minimal oleh para pekerja. Contoh lantai kerja dapat dilihat pada
Gambar 8.7.1
77

Gambar 4.1.3 13 Lantai Kerja UB ketanggan (Dok.


Pribadi, 2021)
2. Pekerjaan pembobokan bore pile
Pemotongan bore pile adalah pekerjaan yang dilakukan setelah
pengecoran selesan daan sudah di lakukan PDA Test dan lantai kerja selesai
dikerjakan. Adapun tahapan pemotongan spun pile adalah sebagai berikut :

1. Pemberian tanda batas pemotongan sesuai dengan rencana oleh surveyor.


2. Pemotongan bore pile manual dengan palu hingga tulanga tulangan bore pile
terlihat.
3. Pemutusan tulangan bore pile dengan Las .
4. Pengangkatan sisa bore pile dengan excavator /crane
Contoh pekerjaan pemotongan footing dapat dilihat pada Gambar

Lantai kerja

Gambar 4.1.3 14 Pemotongan bore pile Underbridge Ketanggan


78

3. Pekerjaan Penulangan Footing atau Pile Cap


Penulangan footing dilakukan langsung di lapangan, akan tetapi tulangan
yang akan dipasang di lapangan adalah tulangan yang siap pasang.
Pembengkokkan tulangan dilakukan di kantor lapangan proyek. Adapun tahapan
penulangan footing adalah sebagai berikut :

a) Memasang beton Decking pada alas footing untuk menempatkan tulangan


utama
footing.
b) Pemasangan tulangan dimulai dengan tulangan paling bawah, dan
dilanjutkan dengan tulangan samping dan atas.
c) Tulangan-tulangan tersebut diikat satu sama lain menggunakan kawat bendrat.

Contoh pekerjaan pemasangan penulangan footing dapat dilihat pada Gambar 8.9.1.

Gambar 4.1.3 15 Penulangan Footing /pile cap


ketanngan (Dok. Pribadi, 2021)
79

3. Pekerjaan Bekisting Footing


Bekisting footing merupakan tempat cetakan elemen – elemen yang akan di
cor untuk membentuk struktur jembatan. Bekisting ini dipasang pada masing –
masing sisi tulangan dengan jarak tertentu sesuai dengan tebal selimut beton.
Sebelum proses pemasangan, bekisting terlebih dahulu dirakit. Adapun tahapan
perakitan bekisting antara lain :

a. Merakit besi hollow sebagai perkuatan dari multiplex.


b. Memasang besi hollow yang telah dirakit dengan dibaut ke multiplex.
c. Metelah terbentuk, bekisting dibersihkan dan siap untuk digunakan.
Contoh pekerjaan bekisting dapat dilihat pada Gambar

Gambar 4.1.3 16 Pekerjaan Bekisting Footing


(Dok. Pribadi, 2021)

4. Pekerjaan Pengecoran Footing


Sebelum dimulai pengecoran perlu dilakukan pembersihan area footing,
supaya tidak ada sampah maupun lumpur yang mengendap di dasar footing.
Sampah-sampah tersebut disebabkan pekerjaan tulangan dan bekisting yang
dilakukan di lokasi. Ketika proses pengecoran harus dilakukan penggetaran
secara terus menerus menggunakan concrete vibrator, yang fungsinya supaya
gelembung-gelembung yang berada di dalam beton dapat keluar. Dalam
pelaksanaan pengecoran footing pada underbridge Kaliurang ini diperlukan
bantuan Concrete Pump, karena luasan footing besar, sehingga memerlukan
tenaga pendorong untuk menyebarkan beton ke seluruh area footing. Contoh
pekerjaan pengecoran footing dapat dilihat pada Gambar
80

Gambar 4.1.3 17 Pekerjaan Pengecoran Footing


(Dok. Pribadi, 2021)

3. Pekerjaan Dinding (Breast Wall)


Dinding adalah struktur bagian bawah dari struktur Underbridge (diluar
pondasi borepile). Dinding jembatan disebut juga tembok longitudinal, dimana
dinding (breast wall) harus mampu menahan gaya horisontal akibat tekanan
tanah aktif dan tekanan tanah pasif, gaya gempa, dan seluruh gaya vertikal yang
bekerja. Underbridge Ketanggan pada Proyek paket 1.2 pembangunan jalan dan
jembatan kawasan indsutri terpadu KIT batang Seksi 2 merupakan pekerjaan
setelah pekerjaan footing atau pile cap. Adapun spesifikasi umum dari dinding
yang menjadi acuan dalam pekerjaan di lapangan antara lain :

a. Spesifikasi Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pekerjaan dinding ada beberapa spesifikasi yang
dijadikan sebagai acuan dalam melakukan tahapan pekerjaan antara lain :
- Tulangan Kolom
Tulangan pokok : Mutu baja BJTD 400 MPa
Tulangan geser : Mutu baja BJTP 240 Mpa
Selimut beton : 10-15 cm
Beton Decking dipasang tiap 2,5 m agar tulangan tidak geser dan tetap pada
porosnya saat ditutup dengan bekisting.
81

- Beton Dinding

Beton yang digunakan untuk dinding setinggi 4,5 m diproduksi oleh PT.
Wika Yasa Kso Beton Precast dengan spesifikasi :

Mutu Beton : Kelas B (fc’=30 MPa)

Slump 70

Kebutuhan Teoritis : 250,92 m3

Kebutuhan Actual : 255 m3

b. Urutan Pekerjaan Dinding pada Underbridge Ketanggan


Pekerjaan dinding pada Underbridge Ketanggan memiliki alur pekerjaan antara
lain :
1. Pekerjaan Pembesian

2. Pekerjaan Bekisting Dinding

3. Pekerjaan Pengecoran

4. Pekerjaan Finishing
Alur pelaksanaan pekerjaan dinding dapat dilihat pada Gambar 9.2,1

STAR
T
Pekerjaan Pembesian
Ya
Sesuai dengan Shop
Drawing

Pemasangan scaffolding & bekisting

Pengecor
an
Melepas Bekisting

FINIS
H
Tabel 4.1.2 1 Alur Pekerjaan Dinding
82

1. Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan pembesian pada kolom dilakukan bersamaan pada saat proses
pembesian pada footing. Tulangan utama pada kolom digunakan tulangan ulir
dengan D25, dan tulangan sengkang pada dinding digunakan tulangan ulir dengan
D16. Setelah proses pemasangan tulangan utama selesai, barulah dipasang
tulangan sengkang pada kolom.Setelah kedua proses ini selesai, pekerjaan
selanjutnya baru melakukan pengecoran pada footing terlebih dahulu kemudian
baru dilanjutkan untuk pekerjaan dinding Jembatan. Contoh pekerjaan pembesian
dapat dilihat pada Gambar 9.2.1

Gambar 4.1.3 18 Pekerjaan Pembesian Dinding


2. Pekerjaan Bekisting Dinding
Pekerjaan bekisting dinding dimulai dengan melumuri cetakan dengan
menggunakan Oil Form agar pada saat proses melepas bekisting tidak mengalami
kesulitan. Kemudian pemasangan bekisting dinding perkuatan samping bekisting
dengan menggunakan scaffolding. Contoh pekerjaan bekisiting dinding dapat
dilihat pada Gambar 9.3.1.

Gambar 4.1.3 19 Pekerjaan Bekisting Dinding


(Dok. Pribadi, 2021)
83

3. Pekerjaan Pengecoran Dinding


Sebelum melakukan pengecoran, terlebih dahulu dasar dinding diberi
calbond / perekat dengan cara disiram.Kemudian, dilanjutkan dengan
mempersiapkan concrete vibrator dan memasukannya ke dalam dasar dinding.
Ketiga, mempersiapkan concrete pump dan juga mortar yang digunakan sebagai
pelumas pipa. Keempat, mendatangkan beton segar yang dipesan dari PT.
Waskita Beton Precast, dan menuangkan beton segar ke concrete pump setelah
dilumasi dengan mortar dan memompa beton tersebut ke kolom yang akan dicor.
Pemadatan beton dengan menggunakan concrete vibrator. Pekerjaan pengecoran
selesai. Contoh pekerjaan pengecoran dapat dilihat pada Gambar 9.4.1.

Gambar 4.1.3 20 Pekerjaan Pengecoran Dinding


(Dok. Pribadi, 2021)

4. Pekerjaan Finishing
Setelah proses pengecoran beton dinding, pekerjaan selanjutnya adalah
pelepasan bekisting dinding, yang dilakukan setelah 2 hari pengecoran yang
dilakukan. Setelah pelepasan bekisting kolom selesai, dilanjutkan dengan
pekerjaan curing beton dengan melapisi kolom menggunakan plastik, agar tidak
terjadi kerusakan pada beton akibat penguapan berlebih. Gambar curing beton
dapat dilihat pada Gambar
84

Gambar 4.1.3 21 Pekerjaan Perawatan Dinding


(breast wall) (Dok. Pribadi, 2021)
85

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

1. Desain underbridge Ketanggan menggunakan pondasi bore pile dan


merupakan jenis jembatan struktur beton. Pondasi bore pile menjadi
pilihan perencana karena pertimbangan lokasi atau letak dari jembatan
terdapat jalan akses sehingga memungkinkan bila digunakan pondasi
tiang pancang kegiatan mobilisasi tiang ke lokasi pekerjaan. Pemilihan
pondasi ini bisa didasarkan juga karena jenis tanah lokasi pondasi tidak
terdapat batuan sehingga dilihat dari segi ekonomi dan kapasitas tiang,
pondasi spun pile dapat digunakan pada tanah tersebut.
2. Pemilihan jenis jembatan atau underbridge dipilih berdasarkan
beberapa unsur dalam perencanaan jembatan seperti kekuatan dan
stabilitas struktur, kenyamanan bagi pengguna jembatan, ekonomis,
kemudahan pelaksanaan, kemudahan pemeliharaan, serta estetika
jembatan. Under bridge ketanggan merupakan jenis jembatan dengan
bentang bersih antar pilar adalah 90 meter sehingga memudahkan dalam
pelaksanaan pekerjaan jembatan bila digunakan balok gelagar pracetak
PC-I Girder. PT. WIKA YASA KSO selain itu juga memiliki anak
perusahaan WIKA Beton Precast yang memudahkan dalam pengadaan
balok beton PC-I Girder.

3. Ketidakmampuan alat bor membuat proyek mengalami


keterlambatan dan waktu yang sudah ditentukan harus diundur. Sesuai
yang direncana seharusnya proyek selesai pada tanggal 15 november
2021 harus diundur menjadi 30 november 2021. Hal ini sangat
berpengaruh dalam pengendalian waktu dan pengendalian biaya. Dalam
hal pengendalian waktu keterlambatan alat tersebut membuat pekerjaan
bore pile harus diundur dari jadwal yang sudah direncanakan. Sedangkan
dalam hal pengendalian biaya akibat dari keterlambatan ini, membuat
pekerjaan proyek harus diundur sehingga membuat pihak kontraktor
86

harus membayar denda sesuai kesepakatan kontrak bersama owner.

4. Kurangnya perhatian pada keselamatan kerja karena masih banyak


pekerja yang tidak menggunakan perlengkapan safety. Namun dalam
proyek ini, meskipun para tenaga kerja tidak menggunakan perlengkapan
yang safety, tidak ada kecelakaan selama pelaksanaan proyek, dan tetap
menjaga mutu bahan pada saat pengerjaan berlangsung.

5. Pengawasan selama pengerjaan proyek berjalan dengan baik. Karena


setiap pekerjaan kontraktor dan konsultan pengawas selalu ada
dilapangan untuk memantau pekerjaan. Hal ini sangat baik dalam untuk
pengendalian mutu, karena pekerjaan selalu diawasi, dan mutu dari
bahan yang digunakan selalu disesuaikan dengan yang sudah
direncanakan.

6. Setiap minggu diadakan rapat mingguan untuk membahas pekerjaan baru,


kendala yang belum diatasi, serta mengevaluasi pekerja dan membuat laporan
untuk diserahkan kepada owner

7. Selama pelaksanaan praktik kerja yang kami lakukan, dimulai dari


tanggal 23 Agustus 2021 sampai 23 November 2021, progres pekerjaan
yang sudah didapat mencapai 85%. Seharusnya proyek sudah selesai di
minggu kedua bulan desember, namun karena ada keterlambatan pada
pekerjaan awal proyek, makan pekerjaan proyek harus diundur selama
dua minggu.

5.2. Saran
1. Mengenai ketidaklayakan alat, seharusnya pihak kontrkator bisa
memilih memesan alat bor di tempat lain, yang setidaknya memiliki
jarak yang tidak cukup jauh, sehingga keterlambatan bisa diatasi.

2. Mengenai keselamatan pekerja, pihak kontraktor harus tegas


memberitahukanpara pekerja harus menggunakan perlengkapan safety.
Meskipun tidak terjadi kecelakaan, tetap harus diingatkan agar mencegah
hal-hal buruk seperti kecelakaan tenaga kerja itupun terjadi.
87

3. Pengawasan dalam pekerjaan proyek jembatan ketanggan, sudah


sangat baik dan harus terus dijalankan karena setiap pekerjaa selalu
diawasi, dan selama pengamatan kami di lokasi proyek, ketika ada
barang yang kurang seperti misalnya besi atau bahan yang lain, pihak
kontraktor bisa langsung mengetahui dan membeli bahan tersebut.

4. Rapat mingguan diadakan secara rutin, sehingga pihak kontraktor bisa


langsung mengatasi bila ada permasalahan yang dihadapi saat pengerjaan
proyek, dan juga bisa mengetahui progress dari pekerjaan tersebut.

5. Perlu sosialisasi yang lebih kepada masyarakat, sehingga proyek bisa


berjalan dengan lancar.

6. Pembuatan rambu-rambu harus lebih diutamakan karena menyangkut


keamanan pekerja dan warga
88

DAFTAR PUSTAKA

Ahadi. 2011. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Beta Offset.


Atmosudirjo, Prajudi. 1982. Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan. Jakarta: Depdikbud.
Badan Standarisasi Nasional. 2015. SNI 1729-2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung
Baja Struktural
BMS 1992 ( Bridge Management System) Peraturan perencanaan
teknik jembatan Departemen Pekerjaan Umum Dirjen Bina Marga Direktorat Bina
Program Jalan.
Dipohusodo, Istimawan. 1999. Struktur Beton Bertulang. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hardiyatmo, Hary Christady. 2010. Teknik Fondasi. Yogyakarta: Betta Offset
Jasa Marga. 2016. Pendirian Jasa Marga Semarang Batang.
Poerwanto. 2014. Siklus Hidup Proyek. 30 Agustus 2016.
Pudjianto, Bambang. Mokhtar Hadiwidodo dan Han Ay Lie, Buku Ajar “Perencanaan
Jembatan”, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang,
2004
Sajekti. 2013. Metode Kerja Bangunan Sipil.Jakarta: CV. Cakra Media.
Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya.
Supriyadi, Bambang. 2007. Jembatan. Yogyakarta: Beta Offset.
Virama Karya, 2017, Dokumen Gambar Kerja Pembangunan Jalan Tol Batang Semarang
Wantoro Widi. 2012. Konstruksi Jembatan. Yogyakarta: Andi Offset.
Waskita Karya. 2016. Rencana Mutu Kontrak Pembangunan Jalan Tol Batang Semarang
Waskita karya. 2017. Dokumen Shop Drawing Underbridge kaliurang Proyek Jalan Tol
Batang Semarang.
S., Agung Bhakti. 2021. ShopDrawing Kawasan Industri Terpadu Batang. Batang : PT
Yasa Patria Perkasa.
Abel, Reyhan. 2021. ShopDrawing Kawasan Industri Terpadu Batang. Batang : PT Yasa
Patria Perkasa.

Anda mungkin juga menyukai