No Absen : _________________________________________________________________
Kelas : _________________________________________________________________
INDIKATOR :
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharapkan mampu:
• Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
• Menunjukkan perilaku gotong royong, disiplin, dan bertanggung jawab dalam
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
• Mendeskripsikan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dari Masa ke Masa.
• Menceritakan Penerapan Nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Perkembangan Zaman.
• Menampilkan Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan.
• Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang peran tokoh nasional dalam
perwujudan Pancasila sebagai dasar negara.
• Mendemonstrasikan peran tokoh nasional dalam perwujudan Pancasila sebagai dasar negara.
Peta Konsep
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan kaidah negara yang fundamental, yang
berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dan berada di bawah
pokok kaidah negara yang fundamental. Implikasi Pancasila sebagai dasar negara, pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan
perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada
peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur
Pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Sedangkan sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar
tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai
tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran
tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Dengan demikian sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau
petunjuk dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-
nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila
digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad
lamanya. Oleh karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya
sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Ini berarti, Pancasila sebagai
pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan
penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia
menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara
sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara
sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan
nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam
seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi
pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya
sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan
berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan
negerinya.
Dalam Alinea ke IV Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan
Negara harus didasarkan Pancasila sebagai dasar Negara. Ini menunjukkan bahwa Pancasila
merupakan cita hukum (Rechtsidee ) bagi bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Cita hukum ini dijadikan dasar bagaimana
bangsa Indonesia memandang segala persoalan yang dihadapinya, bagaimana mendudukkan
manusia dalam hubungan dengan pemerintahan dan negaranya, bagaimana mengatur kekuasaan
dan kedaulatan dalam kegiatan pemerintahan dan negara, bagaimana lembaga-lembaga
kenegaraan diadakan dan diatur tatakerjanya, dan sebagainya.
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
karena:
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh bangsa
Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat budaya, ras, golongan
dan sebagainya. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin kebebasan bagi
warganegara untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Sementara itu Sila
a. Periode 1945-1950
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya
gerakan-gerakan pemberontakan yang tujuannya menganti Pancasila dengan ideologi
lainnya. Ada dua pemberontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:
1) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun terjadi pada tanggal 18
September 1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso.
c. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada
pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran
terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian
masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan Negara
Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini
bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai
dengan perbuatannya.
3. Masa Reformasi
Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan Pancasila tidak lagi
dihadapkan pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila
dengan ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang
diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas.
Kebebasan yang mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia saat ini meliputi
berbagai macam bentuk mulai dari kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan
sebagainya. Kebebasan tersebut di satu sisi dapat memacu kreatifitas masyarakat, tapi disisi
lain juga bisa mendatangkan dampak negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak
hal negatif yang timbul sebagai akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, seperti
munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika dapat memicu terjadinya
perpecahan, dan sebagainya.
Tantangan lain dalam penerapan Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa
persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang ditandai dengan
adanya konflik di beberapa daerah, tawuran antar pelajar, tindak kekerasan yang dijadikan
sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut
telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat,
seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih
mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian, selain dua tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada
perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta berpacunya pembangunan
bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus dalam gerak mencari tata hubungan baru, baik di
lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan keamanan. Walaupun bangsa-bangsa di dunia
makin menyadari bahwa mereka saling membutuhkan dan saling tergantung satu sama dengan
yang lain, namun persaingan antar kekuatan-kekuatan besar dunia dan perebutan pengaruh
masih berkecamuk. Salah satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain adalah
melalui penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kewaspadaan dan
kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak
sesuai dengan Pancasila. Hal ini lebih penting artinya, karena sebagian besar bangsa kita
termasuk masyakat berkembang. Masyarakat yang kita cita- citakan belum terwujud secara
nyata, belum mampu memberikan kehidupan yang lebih baik sesuai cita-cita bersama.
Keadaan ini sadar atau tidak sadar, terbuka kemungkinan bangsa kita akan berpaling dari
Pancasila dan mencoba membangun masa depannya dengan diilhami oleh suatu pandangan
hidup atau dasar negara yang lain.
Dari tabel di atas, ideologi terbuka memang lebih unggul dibandingkan dengan ideologi
tertutup. Hal tersebut membuat ideologi terbuka tidak hanya sekedar dibenarkan,melainkan
dibutuhkan oleh berbagai negara. Hampir dapat dipastikan, negara yang menganut sistem
ideologi tertutup seperti negara komunis, mengalami kehancuran secara ideologis. Dalam arti,
negara tersebut tidak mampu membendung desakan-desakan yang muncul baik dari dalam
maupun dari luar negaranya, yang pada akhirnya membuat ideologi negara tersebut
ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.
Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita,
pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas.
Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh
karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi, yaitu:
a. Dimensi Idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada
filsafat Pancasila. Karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai filosofis atau
sistem filsafat. Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan
harapan, optimisme serta mampu mendorong motivasi pendukungnya untuk berupaya
mewujudkan cita-citanya.
b. Dimensi normatif
Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam
norma-norma keagamaan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib
hukum tertinggi dalam negara Republik Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm
(pokok kaidah negara yang fundamental). Dengan kata lain, Pancasila agar mampu
dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang bersifat operasional, perlu memiliki norma atau
aturan hukum yang jelas.
c. Dimensi Realitas
Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan
realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila
memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara (Alfian, 1992:195).
Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka
ideologi Pancasila:
a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan
sehari-hari secara nyata
b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang
bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan perubahan.
c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi
praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.
Pancasila dapat dipastikan bukan merupakan ideologi tertutup, tetapi ideologi terbuka.
Akan tetapi, meskipun demikian keterbukaan Pancasila bukan berarti tanpa batas. Keterbukaan
ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan:
Persoalannya sekarang adalah bagaimana agar Pancasila dapat efektif berfungsi sebagai
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Alfian terdapat empat faktor yang
dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni
(1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut
dipahami, dan bagaimana sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
ideologi tersebut tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan fakta sejarah telah membuktikan bahwa faktor kualitas nilai yang terkandung
dalam Pancasila baik sebagai dasar Negara maupun pandangan hidup bangsa tidak perlu
diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat, faktor kemampuan masyarakat, dan
faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi masih memerlukan usaha untuk dapat
mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu
adanya usaha secara serius, dengan jalan mengimplementasikan Pancasila dalam segala aspek
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar ?
1. Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka ?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi tertutup ?
3. Sebutkan ciri-ciri ideologi terbuka ?
4. Sebutkan ciri-ciri ideologi tertutup ?
5. Ideologi Pancasila mempunyai nilai praksis. Apakah yang dimaksud dengan nilai praksis ?
6. Secara structural Pancasila memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi idealism, normatif dan
dimensi realitas. Apakah yang dimaksud dengan dimensi realitas ?
7. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan Pancasila sebagai ideology
terbuka?
8. Apakah arti ketuhanan pada sila pertama Pancasila ?
9. Apakah arti kemanusiaan, pada sila kedua pancasila?
10. Berikan 4 contoh nilai Persatuan dan kesatuan ?
Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-
masing sila tidaklah dapat dipahami secara terpisah dengan sila yang lain. Tata urutan
Pancasila memiliki makna saling dijiwai dan menjiwai oleh sila sebelum dan sesudahnya. Oleh
karena itu tata urutan Pancasila tidak dapat dirubah, karena akan menghilangkan makna dari
Pancasila sebagai satu kesatuan.
Kalian sudah mempelajari dan memahami Pancasila sebagai ideologi terbuka,
membawa pengaruh dapat berubahnya nilai-nilai intrumental dan nilai praksis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai dasar Pancasila tidak dapat
berubah.
Uraian di atas memperjelas dan membuktikan kepada kita bahwa Pancasila mampu
menampung dinamika perkembangan masyarakat. Pancasila bukanlah ideolog tertutup, yang
tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan bersifat kaku. Keterbukaan Pancasila
sebagai ideologi, merupakan salah satu keunggulan Pancasila sehingga tetap dipertahankan
oleh bangsa Indonesia. Tugas kita sebagai generasi muda untuk tetap mempertahankan
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Upaya mempertahankan tidak hanya
dengan tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan tidak merubahnya. Namun yang
paling utama dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagaimanakah caranya agar Pancasila yang bersifat ideal itu bisa diterapkan dalam
kehidupan nyata? Bangsa Indonesia dari waktu ke waktu harus membumikan Pancasila yang
sangat abstrak tersebut, dengan cara memberi makna masing-masing silanya. Penafsiran
makna tersebut harus dilakukan oleh semua komponen bangsa, tidak boleh dimonopoli oleh
mereka yang sedang berkuasa saja, yang penting pemaknaan tersebut harus sesuai dengan
nilai dasarnya serta kondisi zamannya.
Berikut contoh penafsiran makna Pancasila sesuai Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) yakni:
c. Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
Perbandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa dapat dilakukan melalui penelitian dari penelitian yang
sederhana hingga penelitan yang kompleks. Berikut ini contoh pebandingan dinamika yang terjadi
di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana agar Pancasila dapat efektif berfungsi sebagai
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Alfian terdapat empat faktor yang
dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni
(1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut
dipahami, dan bagaimana sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
ideologi tersebut tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan fakta sejarah telah membuktikan bahwa faktor kualitas nilai yang terkandung
dalam Pancasila baik sebagai dasar Negara maupun pandangan hidup bangsa tidak perlu
diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat, faktor kemampuan masyarakat, dan
faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi masih memerlukan usaha untuk dapat
mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu
adanya usaha secara serius, dengan jalan mengimplementasikan Pancasila dalam segala aspek
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini ada dalam Al Quran surat Al Ikhlas ayat 1.
Terjemahannya yaitu "Katakanlah, dialah Alloh, Yang Maha Esa. Dalam Islam, ibadah dan
hukum yang dibawa tiap-tiap nabi yang diutus berbeda sesuai dengan kondisi pada saat itu.
Namun ada yang tidak berubah yaitu semua nabi mengajarkan Tauhid yaitu mengesakan
Tuhan.
Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Sila ini ada dalam Al Quran surat An Nisa
135. Terjemahannya yaitu : “Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.
Sila Ketiga : Persatuan Indonesia. Sila ini juga ada dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 13.
Terjemahannya yaitu : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.” Ayat ini sangat cocok mengingat Indonesia terdiri dari
beragam suku.
Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ini juga ada dalam Al Quran
surat An Nahl ayat 90. Terjemahannya yaitu : "Sesungguhnya Allah menyuruh (manusia)
berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu (manusia), agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Sumber : https://www.kompasiana.com/wah_yui2009/574eabab83afbd681c8cb1cd/sila-pada-pancasila-dalam-al-quran
Tugas Proyek :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anak
2. Lakukan pengamatan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar selama 1 minggu
3. Identifikasi peristiwa tersebut kedalam tabel seperti contoh dibawah ini
4. Lakukanlah analisis terhadap peristiwa tersebut berkaitan dengan faktor penyebab dan
dampak yang terjadi.
5. Buatlah laporan sederhana hasil pengamatan kalian
2. Dibawah ini yang bukan merupakan syarat Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa adalah…
a. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh bangsa
Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat budaya, ras,
golongan dan sebagainya
b. Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik
c. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak asasi manusia
yang sesuai dengan budaya barat
d. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa yang terjadi pada orde lama periode 1945 – 1950 adalah…
a. Pemberontakan PKI di Madiun
b. Pemberontakan Republik Maluku Serikat
c. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
d. Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)
5. Pada era reformasi pemerintah berupaya mengembalikan kemurnian nilai – nilai pancasila
peristiwa tersebut terlihat dari berbagai peristiwa, kecuali...
a. Terjadinya perdamaian antara TNI dan GAM
b. Tidak adanya sentralisasi kebijakan secara vertikal
c. Dilaksanakan pemilihan umum secara demokratis
d. Membujuk timor leste kembali ke Indonesia
7. Penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila yang berupa peraturan
perundang – undangan dan lembaga – lembaga pelaksananya disebut..
a. Nilai dasar
b. Nilai instrumental
c. Nilai praksis
d. Nilai dinamis
15. Perwujudan nilai – nilai Pancasila dibidang ekonomi ditegaskan dalam UUD 1945 pasal...
a. 30
b. 31
c. 32
d. 33
5. Berikan contoh pebandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal
Pancasila sila ke 5 sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
Perbaikan
1. Apa yagng dimaksud dengan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum?
2. Apa makna Pancasila sbagai pandangan hidup bangsa?
3. Mengapa suatu bangsa harus mempunyai pandangan hidup yang jelas?
4. Bagaimakah penerapan pancasila pada masa orde lama periode 1945-1950?
5. Apa tujuan dari pembrontakan G.30.S/PKI 1965?
Pengayaan
1. Sebutkan dan jelaskan dua macam implementasi Pancasila?
2. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang ekonomi ditegaskan dalamUUD 1945 pasal
33. Sebutkan isi pasal 33 UUD 1945?
3. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan keamanan adalah sesuai
dengan pasal 27 ayat 3 UUD 19465. Sebutkan bentuk partisipasi warga negara dalam bela
negara?
4. Sebutkan 4 faktor yang menjadikan suatu ideologi dapat tetap bertahan?
5. Jelaskan kaitan sila ke 3 pancasila dengan AlQuran?
INDIKATOR :
1.2.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud dari makna
pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan pokok-pokok
pikiran dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
3.2.1. Menjelaskan Makna Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3.2.2. Menjelaskan pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3.2.3. Menampilkan sikap positif terhadap Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
4.2.1 Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang pokok pikiran yang terkandung
dalam alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
4.2.2. Menerapkan isi Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari.
1. Alinea Pertama
Alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
menjelaskan pernyataan kemerdekaan sebagai hak bagi semua bangsa di dunia, karena
kemerdekaan merupakan hak asasi sebuah bangsa yang bersifat universal. Alinea ini memuat
dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusian dan
perikeadilan. Setiap bangsa mempunyai hak mutlak untuk merdeka. Hak merdeka yang bersifat
mutlak tersebut merupakan hak kodrat dan hak moral dari setiap bangsa.
Penjajahan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, karena penjajahan memandang
manusia tidak memiliki derajat yang sama. Penjajah bertindak sewenang-wenang terhadap
bangsa dan manusia lainnya. Penjajahan juga tidak sesuai perikeadilan, karena penjajahan
2. Alenia Kedua
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa Indonesia, bahwa:
a. perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan;
b. momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan ke-merdekaan;
c. kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea kedua ini, menjelaskan bahwa kemerdekaan sebagai cita-cita bangsa ini telah
sampai pada saat yang menentukan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut
kemerdekaan. Hal ini berarti, timbulnya kesadaran bahwa kemerdekaan dan keadaan
sekarang, tidak dapat dipisahkan dari keadaan sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih
merupakan perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan
mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa dan negara. Sebagai bangsa
Indonesia, kita harus menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa.
Kemerdekaaan yang diraih, harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-cita
nasional, yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Negara yang
”merdeka”, berarti negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain. ”Bersatu” menghendaki
bangsa Indonesia bersatu dalam negara kesatuan, bukan bentuk negara lain. Bukan bangsa
yang terpisah-pisah secara geografis maupun sosial. ”Berdaulat”, mengandung makna bahwa
sebagai negara, Indonesia sederajat dengan negara lain, yang bebas menentukan arah dan
kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain. ”Adil”, menjelaskan bahwa negara
Indonesia menegakkan keadilan bagi warga negaranya. Keadilan berarti adanya keseimbangan
antara hak dan kewajiban warga negara. Hubungan antara negara dengan warga negara, serta
warga negara dengan warga negara, dilandasi oleh prinsip keadilan. Negara Indonesia hendak
mewujudkan keadilan dalam berbagai kehidupan secara politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.Makna ”makmur” menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi warga negaranya. Kemakmuran tidak saja secara materil, tetapi juga
mencakup kemakmuran secara spiritual, atau kebahagiaan batiniah. Kemakmuran yang
diwujudkan bukan kemakmuran untuk perorangan atau kelompok, namun kemakmuran bagi
seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, prinsip keadilan, kekeluargaan, dan persatuan,
melandasi perwujudan kemakmuran warga negara. Inilah cita-cita nasional yang ingin dicapai
oleh bangsa Indonesia dengan membentuk negara. Kemerdekaaan bukanlah akhir dari
perjuangan bangsa. Namun, harus diisi dengan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan
mewujudkan cita-cita nasional.
3. Alinea Ketiga
Alinea ketiga menjelaskan bahwa kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
adalah rahmat dan anugerah Tuhan Yang Maha kuasa. Hal ini merupakan motivasi spiritual
perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melalui
alinea ketiga ini, bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa rahmat Tuhan Yang Mahakuasa,
maka bangsa Indonesia tidak akan merdeka. Kemerdekaaan yang dicapai tidak semata-mata
4. Alinea Keempat
Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat
prinsip-prinsip negara Indonesia, yaitu:a. tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah
negara;b. ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar;c. bentuk negara, yaitu bentuk
republik yang berkedaulatan rakyat; dan d. dasar negara, yaitu Pancasila.Negara Indonesia
yang dibentuk, memiliki tujuan negara yang hendak diwujudkan, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Keempat tujuan negara tersebut,
merupakan arah perjuangan bangsa Indonesia setelah merdeka. Kemerdekaan yang telah
dicapai harus diisi dengan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan tujuan
negara. Dengan demikian, secara bertahap terwujud cita-cita nasional, yaitu negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, menghendaki diadakannya undang-undang dasar. Maksud undang-undang
dasar di sini, yaitu batang tubuh atau pasal-pasal. Kehendak ini, menegaskan prinsip
Indonesia sebagai negara hukum. Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang
dasar, tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus berdasarkan hukum yang
berlaku. Setiap warga negara, wajib menjunjung tinggi hukum. Artinya, setiap warga
negara wajib menaati hukum yang berlaku.Alinea keempat ini, juga memuat prinsip
bentuk negara, yaitu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Republik merupakan bentuk pemerintahan yang pemerintahnya dipilih oleh rakyat.
Berbeda dengan bentuk kerajaan yang pemerintahnya sebagian bersifat turun-temurun.
Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang bermakna bahwa kekuasaan tertingi dalam
negara dipegang oleh rakyat. Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan
pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan
rakyat. Alinea keempat memuat dasar negara Pancasila, yaitu ”...Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kelima sila Pancasila merupakan satu
kebulatan utuh, satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dicantumkannya rumusan
Pancasila
1) Pokok pikiran pertama: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan (pokok pikiran persatuan).
Pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam Pembukaan diterima aliran negara persatuan.
Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa dan seluruh wilayahnya. Dengan
demikian negara mengatasi segala macam faham golongan, faham individualistik. Negara
menurut pengertian Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menghendaki persatuan. Dengan kata lain, penyelenggara negara dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau individu.
Pokok pikiran ini merupakan penjabaran dari sila ketiga Pancasila.
2) Pokok pikiran kedua: Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (pokok pikiran keadilan sosial).
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin di capai dalam
Pembukaan, dan merupakan suatu kausa-finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan
jalan serta aturan yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada
tujuan tersebut dengan modal persatuan. Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang
didasarkan kepada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak hak dan kewajiban dalam
kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.
3) Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat).
Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan/perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, yang
selalu mengedapankan asas musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa
kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Pokok pikiran
inilah yang merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila
keempat Pancasila.
PENILAIAN SIKAP
Amatilah sikap dan perilaku teman-teman kalian saat pembelajaran berlangsung. Kemudian,
catatlah sikap dan perilaku teman kalian tersebut dalam bentuk tabel seperti berikut.
No.Nama SiswaCatatan Perilaku
PENILAIAN KETRAMPILAN
Tugas Kelompok :
1. Buatlah kelompok dengan anggota 3 – 4 orang
2. Carilah artikel di internet tentang penerapan salah satu pokok pikiran pembukaan UUD 1945
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berikan analisis atau ulasan singkat tentang artikel tersebut
4. Tulislah dalam bentuk laporan kemudian kumpulkan kepada bapak/ibu guru untuk dinilai
3. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pernyataan tersebut
terkandung dalam pokok pikiran … pembukaan UUD 1945
a. Pertama c. Ketiga
b. Kedua d. Keempat
4. salah satu tujuan Negara yang tercantum dalam alenia keempat UUD 1945 adalah ikut
melaksanakan ketertiban dunia.
Berikut ini yang menunjukkan implementasi tujuan tersebut adalah …
a. mengikuti kegiatan dalam misi perdamaian PBB
b. menghalau kapal asing yang masuk wilayah Indonesia
c. meningkatkan kemampuan berbahsa asing
d. memberi pelatihan kepada para tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri
5. Pasangan pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dan penjabaran sila pancasila yang benar
ditunjukkan oleh kolom …
Pokok pikiran Penjabaran sila
a. Pertama Kedua
b. Kedua Ketiga
c. Ketiga Keempat
d. keempat Kelima
6. Prinsip-prinsip negara Indonesia yang tercantum dalam Alinea keempat Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu kecuali …
a. Tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah Negara
b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar
c. Bentuk negara, yaitu bentuk serikat
d. Dasar negara, yaitu Pancasila
10. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan merupakan contoh sikap
terhadap Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yaitu …
a. Persatuan
b. Keadilan sosial
c. Kedaulatan rakyat
d. Ketuhanan
Peta Konsep
1. Pengertian kedaulatan
Kata kedaulatan berasal dari bahasa arab, yaitu ”daulah” yang artinya kekuasaan
tertinggi. Pengertian kedaulatan itu sendiri adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Oleh karena itu,
kedaulatan rakyat membawa konsekuensi, bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kedaulatan rakyat, berarti juga pemerintah mendapatkan mandatnya dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan oleh rakyat, mengandung pengertian bahwa
pemerintahan yang ada, diselenggarakan dan dilakukan oleh rakyat sendiri. Gaya
pemerintahan seperti ini disebut dengan ”demokrasi”. Demokrasi adalah pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat. Keterlibatan rakyat dalam membentuk pemerintahan sebagai wujud
pelaksanaan kedaulatan rakyat, dilaksanakan melalui pemilihan umum Pelaksanaan prinsip
kedaulatan rakyat, dapat dilakukan melalui demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
Demokrasi langsung bercirikan rakyat mengambil bagian secara pribadi dalam tindakan-
tindakan dan pemberian suara untuk membahas serta mengesahkan undang-undang.
Sementara itu, dalam demokrasi perwakilan, rakyat memilih warga lainnya sebagai wakil yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat untuk membahas dan mengesahkan undang-undang.
Menurut pendapat Jean Bodin, seorang ahli tata negara dari Prancis yang hidup di
tahun 1500-an, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu
negara. Kedaulatan memiliki empat sifat pokok, yaitu:
a. Permanen berarti kekuasaan negara itu tetap ada selama negara itu ada dan
berlangsung terus, tanpa terputus-putus. Misalnya sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Indonesia mengalami pergantian pemerintahan dan pimpinan, namun
Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap berdiri tidak mengalami pergantian.
b. Asli berarti tidak berasal atau tidak dilahirkan oleh kekuasaan lain. Misalnya Kepala
Dinas, Bupati atau Walikota, Gubernur, Menteri, Presiden maupun DPR/MPR, sama-
sama memiliki kekuasaan, tetapi tidak tertinggi dan tidak asli karena bersumber dari
kekuasaan lain. Rakyat merupakan sumber terakhir kekuasaan, karena rakyat memiliki
kekuasaan tertinggi dan asli yang tidak dimiliki oleh para pemimpin, pejabat atau
lembaga/instansi lainnya. Sumber kedaulatan itu berbeda di setiap negara, karena ada
beberapa pandangan dan teori yang berbeda-beda tentang kedaulatan.
c. Bulat berarti kekuasaan tertinggi dan tidak terbagi-bagi. Kedaulatan itu merupakan satu-
satunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara. Misalnya Indonesia yang terdiri dari
banyak provinsi dan pemerintahan daerah otonomi, hanya memiliki satu bentuk
pemerintahan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak terbatas artinya
kedaulatan tidak dibatasi oleh siapapun. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu kedaulatan
sebagai kekuasaan yang tertinggi akan lenyap.
d. Tidak Terbatas artinya kedaulatan tidak ada yang membatasi, sebab apabila terbatas,
maka sifat tertingginya akan hilang.
Negara yang berdaulat adalah negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas suatu
pemerintahan negara. Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh suatu kedaulatan,
berhasil meraih titik puncaknya pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu, bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa
yang bebas untuk menentukan nasib bangsa sendiri untuk mengatur pemerintahan sendiri
tanpa campur tangan negara penjajah ataupun negara lain. Adanya pemerintahan yang
berdaulat, merupakan salah satu unsur konstitutif dari sebuah negara merdeka secara de
facto, di samping harus memiliki rakyat, dan wilayah.
Kedaulatan atau kekuasaan tertinggi suatu negara terdiri atas dua bentuk, yaitu
kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar.
2. Teori Kedaulatan
Adapun teori-teori kedaulatan tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah. Teori
ini mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan
sebagai asal segala sesuatu (causa prima). Menurut teori kedaulatan Tuhan, kekuasaan
yang berasal dari Tuhan itu diberikan kepada tokoh-tokoh negara terpilih, yang secara
kodrati ditetapkan-Nya menjadi pemimpin negara dan berperan selaku wakil Tuhan di
dunia. Teori ini umumnya dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa.
Misalnya, para raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda (Bidde
Gratec Gods, kehendak Tuhan), dan Raja Ethiopia (Haile Selasi, singa penakluk dari suku
Yuda
pilihan Tuhan). Demikian pula dianut oleh para raja Jawa zaman Hindu yang
menganggap diri mereka sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Ken Arok bahkan
menganggap dirinya sebagai titisan Brahmana, Wisnu, dan Syiwa sekaligus.
Pelopor teori kedaulatan Tuhan, antara lain, Augustinus (354-430), Thomas Aquino
(1215-1274), F. Hegel (1770-1831), dan F.J. Stahl (1802-1861). Contoh negara yang
menganut teori ini adalah Jepang pada masalalu dengan kaisar Tenno Heika sebagai
titisan Dewa Matahari. Karenaberasal dari Tuhan, maka kedaulatan negara bersifat
mutlak dan suci.Seluruh rakyat harus setia dan patuh kepada raja yang
melaksanakankekuasaan atas nama dan untuk kemuliaan Tuhan. Menurut Hegel,raja
adalah manifestasi keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, raja atau pemerintah selalu
benar, tidak mungkin salah.
b. Teori Kedaulatan Raja
Pada abad pertengahan, teori kedaulatan Tuhan berkembang menjadi teori kedaulatan
raja, yang menganggap bahwa raja bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Kekuasaan raja berada di atas konstitusi. Seorang raja bahkan tidak perlu menaati hukum
moral agama. Justru karena statusnya sebagai representasi atau wakil Tuhan di dunia,
maka pada saat itu kekuasaan raja berupa tirani bagi rakyatnya. Peletak dasar utama
teori ini adalah Niccolo Machiavelli (1467-1527) melalui karyanya, II Principle. Ia
mengajarkan bahwa Negara harus dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan
mutlak.
Sementara itu, Jean Bodin menyatakan bahwa kedaulatan negara memang
dilambangkan dalam pribadi raja. Namun, raja tetap harus menghormati hukum kodrat,
hukum antarbangsa, dan konstitusi kerajaan (leges imperii). Di Inggris, teori ini
dikembangkan oleh Thomas Hobes (1588-1679) yang mengajarkan bahwa kekuasaan
mutlak seorang raja justru diperlukan untuk mengatur negara dan menghindari homo
homini lupus (manusia adalah srigala bagi manusia lain). Teori kedaulatan raja,
beranggapan bahwa kekuasan tertinggi terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan. Karena kedaulatan dimiliki para raja, akhirnya raja berkuasa dengan
sewenang-wenang. Raja Louis XIV dari Prancis dengan sombongnya berkata “l’ettat C’st
Moi”
(negara adalah saya).
c. Teori Kedaulatan Negara
Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber
kedaulatan adalah negara yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa.
Pelaksana kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-
lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi
kedaulatan rakyat. Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Yudisial ( KY). Pelaksanaan kedaulatan rakyat
menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem pemerintahan Indonesia. Dengan kata
lain sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat
sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
2. Presiden
UUD 1945 mengatur, bahwa calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri (Pasal 6 (1) UUD 1945);
b. tidak pernah mengkhianati negara (Pasal 6 (1) UUD 1945);
c. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 (1) UUD 1945);
d. dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 A (1) UUD 1945);
e. diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum (Pasal 6 A (2) UUD 1945).
Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-
undang (Pasal 6 (2) UUD 1945). Dalam Pasal 169 UU No. 7 Tahun 2017 Presiden dan calon
Wakil Presiden harus memenuhi syarat:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri;
c. suami atau istri calon presiden dan suami atau istri calon wakil presiden adalah warga
negara Indonesia;
d. tidak pernah mengkhianati Negara serta tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pidana berat lainnya;
e. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden serta bebas dari penyalahgunaan narkotika;
f. bertempat tinggal dalam wilayah negara kesatuan RI;
g. telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara;
h. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;
i. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
k. tidak sedang dicalonkan sebagai anggota DPR, DPD, atau DPRD;
l. terdaftar sebagai pemilih;
m. memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban pajak selama
lima tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi;
6. Mahkamah Konstitusi
UUD 1945 menyebutkan adanya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki
kewenangan untuk
➢ Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD,
9. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela (Pasal 24 B (2) UUD 1945). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
dan perilaku hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945).
PENILAIAN SIKAP
Cobalah melakukan penilaian sikap kalian, dengan mengisi lembar penilaian diri berikut.
Isilah dengan jujur sesuai sikap kalian yang dilakukan selama proses pembelajaran.Instrumen
Penilaian Sikap(Lembar Penilaian Diri)A. Petunjuk Umum:1. Instrumen penilaian sikap berupa
lembar penilaian diri.2. Instrumen ini diisi oleh peserta didik.B. Petunjuk Pengisian:Berdasarkan
perilaku kalian selama proses pembelajaran materi pada bab ini, nilailah sikap kalian dengan
memberi tanda centang pada kolom skor 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut.
3. Pada masa Orde lama kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat ….
A. terjajah menjadi masy arakat merdeka
B. primitif menjadi masy arakat berbudaya
C. agraris menjadi masy arakat industri
D. tradisional menjadi masy arakat modern
4. Masa Orde lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam sistem
….
A. keagamaan C. kebudayaan
B. kenegaraan D. kesejahteraan
6. Pada periode 1945- 1949 penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa mengalami berbagai masalah, salah satunya adalah pemberontakan Partai Komunis
Indonesia di Madiun y ang dipimpin oleh ….
A. Amir Syaripudin C. Dr. Subandrio
B. Muso D. Kartosuwiryo
9. Pada periode 1950-1959 stabilitas pemerintahan tidak terjamin, hal ini disebabkan karena
dasar negara Pancasila lebih diarahkan pada ideologi ….
A. liberalisme C. komunisme
B. kapitalisme D. fascisme
10. Pada tanggal 30 September 1965, terjadi pemberontakan yang didalangi Partai Komunis
Indonesia dengan tujuan mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila
dengan paham komunis yang dipimpin oleh ….
A. Dr. Subandrio C. Letkol Untung
B. Muso D. DN Aidit
11. Harapan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru yang ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen tidak sepenuhnya terwujud. Hal ini disebakan antara
lain karena ....
A. presiden Soeharto berasal dari militer
B. presiden lemah dalam mengontrol lembaga negara lainnya
C. demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan baik
D. Pancasila dijadikan alat politik dan diw arnai dengan kediktatoran
12. Di bawah ini yang bukan termasuk tantangan dalam penerapan Pancasila di Era Reformasi y
ang ditandai dengan menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga
bangsa saat ini adalah ....
A. pesatnya perkembangan teknologi
B. terjadinya konflik di beberapa daerah
C. tawuran dan perkelahian antar pelajar
D. tindak kekerasan dijadikan alat penyelesaian masalah
15. Perwujudan Pancasila di bidang ekonomi dikembangkan melalui landasan operasional sistem
ekonomi y ang dijiw ai oleh nilai- nilai Pancasila telah ditegas dalam Undang-undang Dasar
1945 pada …
A. pasal 33 C. pasal 35
B. pasal 34 D. pasal 36
16. Nilai sosial budaya yang ada dalam masy arakat Indonesia y ang harus dikembangkan
sebagai proses perubahan menuju kemajuan adalah ….
A. westernisasi C. feodalisme
B. egoisme D. modernisasi
17. Sikap yang harus dihindari sebagai upay a mew ujudkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sosial budaya adalah ….
A. sikap feodal, eksklusif dan paham kedaerahan y ang sempit
B. sikap kekeluargaan dan gotong royong
C. sikap selalu musyawarah dan mufakat
D. sikap bekerja keras, disiplin dan sikap ilmiah
18. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang pertahanan dan keamanan secara tegas dinyatakan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal ….
A. 27 ayat (1) C. 28 ayat (1)
B. 27 ayat (3) D. 28 ayat (3)
19. Dalam pasal 30 Undang- undang dasar 1945 ditegaskan bahw a ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara itu merupakan hak dan kew ajiban ….
A. pemerintah C. warga negara
B. TNI D. POLRI
20. Usaha pertahanan dan keamanan negara Republik Indonesia dilaksanakan melalui ….
A. sistem pertahanan dan keamanan terpadu
B. sistem pertahanan dan keamanan lingkungan
C. sistem pertahanan dan keamanan terpisah
D. sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
21. Pernyataan pengakuan hak asasi suatu bangsa tercantum dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 alinea ….
A. kesatu C. ketiga
B. kedua D. keempat
23. Pokok pikiran pertama Pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa
“negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan” .Ini mengandung arti bahwa ….
A. kepentingan pribadi penyelenggara negara di atas kepentingan negara atau golongan
penyelenggara negara dan setiap w arga negara
B. wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau individu
C. kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi
D. penyelenggara Negara penyelenggara negara kepentingannya di atas kepentingan
negara atau golongan
24. Pokok pikiran kedua UUD 1945 adalah keadilan sosial, y akni suatu tujuan atau cita-cita y ang
ingin dicapai dalam Pembukaan UUD 1945 dan merupakan kausa finalis y ang berarti ….
A. Sebab- akibat C. sebab-tujuan
B. Sebab- musabab D. sebab- kejadian
25. Pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan penjabaran dari Sila ….
A. Kesatu C. ketiga
B. Kedua D. keempat
26. Sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan dalam Undang-undang Dasar terdapat hukum
dasar y ang tidak tertulis y ang merupakan aturan dasar y ang timbul dan terpelihara dalam
praktik peny elenggaraan negara y ang disebut …
A. konpensasi C. konvensi
B. konprontasi D. konperensi
27. Mempertahankan dan memperjuangkan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
dalam kehidupan sehari-hari adalah kewajiban setiap ….
A. lembaga negara C. warga Negara
B. lembaga masyarakat D. penguasa
29. Salah satu bukti bahwa Negara Indonesia menganut teori kedaulatan rakyat adalah…
A. Setiap undang-undang menghendaki persetujuan DPR.
B. Rakyat dapat mengemukakan pendapat dalam rapat.
C. Rakyat dapat mengajukan pemimpin.
D. Rakyat diberi hak untuk dipilih menjadi anggota DPR.
32. Menurut UUD 1945 amandemen, Negara kita menganut dua teori kedaulatan, yaitu ….
A. Kedaulatan raja dan hukum
B. Kedaulatan negara dan tuhan
C. Kedaulatan rakyat dan hukum
D. Kedaulatan Negara dan raja
34. Menurut UUD 1945 sistem pemerintahan RI adalah presidensial yang berarti…
A. Menteri-menteri bertanggung jawab terhadap DPR.
B. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
C. Presiden sebagai kepala pemerintahan, bukan sebagai kepala Negara.
D. Presiden memegang kedaulatan teringgi Negara.
36. DPR memiliki sejumlah fungsi yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Arti dari fungsi legislasi adalah…
A. Mengawasi tindakan pemerintah.
B. Membentuk undang-undang.
C. Menetapakan APBN.
D. Mengajukan rancangan undang-undang.
39. Menurut ketentuan UUD 1945 pasal 13, presiden mempunyai tugas dan wewenang untuk…
A. Memberi grasi dan rehabilitasi.
B. Membuat perjanjian dengan Negara lain.
C. Mengangkat para menteri.
D. Mengangkat duta dan konsul.