Anda di halaman 1dari 64

Nama : _________________________________________________________________

No Absen : _________________________________________________________________
Kelas : _________________________________________________________________

PPKn – Kelas 9 Semester 1 1


Puji Syukur kehadirat Allah S.W.T atas karunia, rahmat
serta hidayat-Nya kami Tim MGMP PPKn MTs wilayah
mranggen dan KKM MTsN 1 Demak dapat menyelesaikan
bahan ajar PPKn Untuk MTs Kelas IX semester Gasal dengan
lancar.
Bahan ajar ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013.
Materi dalam buku ini disajikan sesuai dengan Kompetensi Inti
dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan.Setiap materi
disajikan dengan jelas, disertai berbagai latihan soal dan
penyelesaiannya secara sistematis. Setiap akhir bab diakhiri
dengan uji kompetensi., Buku ini juga dilengkapi latihan soal-
soal Ulangan tengah semester, Ulangan akhir semester dan
dibagian penutup kami sertakan prediksi Ujian Sekolah.
Dengan pola penyajian dan pendrkatan pembelajaran
yang tepat, diharapkan peserta didik memiliki kemampuan
hidup secara pribadi dan social serta menjadi insane yang
beriman, produktif, kreatif, inofatif, afektif juga berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Harapan kami bahan ajar ini bermanfaat khususnya
bagi guru dan peserta didik sebagai pendamping belajar
peserta didik dalam meraih prestasi.Kami mengucapkan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu tersusunnya buku ini.Saran dan kritik
konstruktif sangat kami butuhkan demi sempurnanya buku ini
untuk edisi berikutnya.

Selamat belajar semoga sukses.


Penyusun

TIM PENYUSUN BAHAN AJAR PPKn KELAS 9 SEMESTER GASAL


MGMP PKN MTs MRANGGEN dan KKM MTsN 1 DEMAK

ABD MAKIN, SAERONI, SITI SUMARINDIYAH, M. UDY SYAEFULLAH, MUHAMMAD


SHOLEH, NUR WACHID ZUBAEDAH, TRI WAHYUDI, SILHATUL ULLA, FINA ANISAH,
NOR FAIZIN, YASIN EFENDY, ABU AMRIN, TANTI S.

2 PPkn – Kelas 9 Semester 1


BAB 1 DINAMIKA PERWUJUDAN PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN
PANDANGAN HIDUP BANGSA ....................................................................... 4
A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa ..................................................... 5
B. Nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman ......................... 9
C. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan ....................... 14
D. Contoh Perbandingan Dinamika Masyarakat Dengan Praktik Ideal
Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa ............... 19
PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL ..................................................... 21
PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN ....................................................... 22
Uji KOMPETENSI 1 ............................................................................................. 23

BAB 2 POKOK PIKIRAN PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA


REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 ............................................................. 27
A. Makna Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945................................................................................... 27
B. Hakikat Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 ................................................................... 30
C. Arti Penting Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ............................................ 31
D. Sikap Positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ................. 32
PENILAIAN SIKAP .............................................................................................. 33
PENILAIAN KETRAMPILAN ............................................................................... 34
UJI KOMPETENSI 2 .......................................................................................... 35

BAB 3 KEDAULATAN NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA ..................... 37


A. Hakikat kedaulatan dan Teori Kedaulatan ................................................... 38
B. Bentuk dan Prinsip Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia ......... 41
C. Melaksanakan Prinsip-Prinsip Kedaulatan sesuai dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 .............................. 43
PENILAIAN SIKAP .............................................................................................. 53
PENILAIAN KETRAMPILAN ............................................................................... 55
UJI KOMPETENSI 3 ........................................................................................... 55

PENILAIAN AKHIR SEMESTER .................................................................................... 58


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 64

PPKn – Kelas 9 Semester 1 3


KOMPETENSI DASAR
1.1 Mensyukuri perwujudan Pancasila sebagai Dasar Negara yang merupakan anugerah Tuhan
Yang Maha Esa
2.1 Menunjukkan sikap bangga akan tanah air sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar Negara
3.1 Membandingkan antara peristiwa dan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik
ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
4.1 Merancang dan melakukan penelitian sederhana tentang peristiwa dan dinamika yang terjadi
di masyarakat terkait penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa

INDIKATOR :
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharapkan mampu:
• Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam mewujudkan Pancasila
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
• Menunjukkan perilaku gotong royong, disiplin, dan bertanggung jawab dalam
mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
• Mendeskripsikan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dari Masa ke Masa.
• Menceritakan Penerapan Nilai-nilai Pancasila sesuai dengan Perkembangan Zaman.
• Menampilkan Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam Berbagai Aspek Kehidupan.
• Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang peran tokoh nasional dalam
perwujudan Pancasila sebagai dasar negara.
• Mendemonstrasikan peran tokoh nasional dalam perwujudan Pancasila sebagai dasar negara.

Peta Konsep

4 PPkn – Kelas 9 Semester 1


A. Penerapan Pancasila dari Masa ke Masa

Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan kaidah negara yang fundamental, yang
berarti hukum dasar baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku dalam negara Republik Indonesia harus bersumber dan berada di bawah
pokok kaidah negara yang fundamental. Implikasi Pancasila sebagai dasar negara, pada
hakikatnya adalah sebagai sumber dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan
perundangan secara material harus berdasar dan bersumber pada pancasila. Apabila ada
peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur
Pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut dicabut.
Sedangkan sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia, Pancasila berarti konsepsi dasar
tentang kehidupan yang dicita-citakan oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai
tantangan dalam menjalani hidup. Dalam konsepsi dasar itu terkandung gagasan dan pikiran
tentang kehidupan yang dianggap baik dan benar bagi bangsa Indonesia yang bersifat majemuk.
Dengan demikian sebagai Pandangan Hidup Bangsa, Pancasila berfungsi sebagai pedoman atau
petunjuk dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti, Pancasila sebagai pandangan hidup merupakan
petunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup dan kehidupan di segala bidang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan perwujudan dari nilai-
nilai budaya milik bangsa Indonesia sendiri yang diyakini kebaikan dan kebenarannya. Pancasila
digali dari budaya bangsa sendiri yang sudah ada, tumbuh, dan berkembang berabad-abad
lamanya. Oleh karena itu, Pancasila adalah khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya
sebagai sebuah bangsa. Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama-agama yang ada di Indonesia. Ini berarti, Pancasila sebagai
pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia.
Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila juga berperan sebagai pedoman dan
penuntun dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian, ia
menjadi sebuah ukuran/kriteria umum yang diterima dan berlaku untuk semua pihak Secara
sederhana, ideologi dipahami sebagai gagasan-gagasan dan nilai-nilai yang tersusun secara
sistematis yang diyakini kebenarannya oleh suatu masyarakat dan diwujudkan di dalam kehidupan
nyata. Nilai-nilai yang tercermin di dalam pandangan hidup ditempatkan secara sistematis kedalam
seluruh aspek kehidupan yang mencakup aspek politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan
keamanan didalam upaya mewujudkan cita-citanya. Jadi, dengan kata lain ideologi berisi
pandangan hidup suatu bangsa yang menyentuh segala segi kehidupan bangsa. Setiap bangsa
yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana tujuan yang ingin dicapainya
sangat membutuhkan pandangan hidup. Dengan pandangan hidup yang jelas, suatu bangsa akan
memiliki pegangan dan pedoman bagaimana mereka memecahkan masalah-masalah politik,
ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju. Dengan
berpedoman pada pandangan hidup sebagai ideologi, sebuah bangsa akan membangun diri dan
negerinya.
Dalam Alinea ke IV Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa upaya pencapaian tujuan
Negara harus didasarkan Pancasila sebagai dasar Negara. Ini menunjukkan bahwa Pancasila
merupakan cita hukum (Rechtsidee ) bagi bangsa Indonesia yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Cita hukum ini dijadikan dasar bagaimana
bangsa Indonesia memandang segala persoalan yang dihadapinya, bagaimana mendudukkan
manusia dalam hubungan dengan pemerintahan dan negaranya, bagaimana mengatur kekuasaan
dan kedaulatan dalam kegiatan pemerintahan dan negara, bagaimana lembaga-lembaga
kenegaraan diadakan dan diatur tatakerjanya, dan sebagainya.
Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia,
karena:
1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh bangsa
Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat budaya, ras, golongan
dan sebagainya. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin kebebasan bagi
warganegara untuk beribadah sesuai dengan agama dan keyakinannya. Sementara itu Sila

PPKn – Kelas 9 Semester 1 5


ketiga persatuan Indonesia, mengikat keanekaragaman tersebut di atas dalam suatu
kesatuan bangsa dengan tetap menghormati sifat masing-masing seperti apa adanya.
2. Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik, dengan menjunjung
tinggi dan menghargai manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk
Tuhan secara berkeadilan, disesuaikan dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini
ditunjukkan oleh sila kedua yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke, yang terdiri atas ribuan pulau. Sila ketiga Persatuan
Indonesia memberikan jaminan bersatunya bangsa Indonesia.
4. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak asasi manusia sesuai
dengan budaya bangsa. Hal ini dijamin oleh sila keempat Pancasila yakni Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera. Sila kelima Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia merupakan acuan dalam mencapai tujuan tersebut.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa telah
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia. Akan tetapi, dalam perwujudannya banyak sekali
mengalami pasang surut. Bahkan sejarah bangsa kita telah mencatat bahwa pernah ada upaya
untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dengan ideologi
lainnya. Upaya ini dapat digagalkan oleh bangsa Indonesia sendiri. Meskipun demikian, tidak
berarti ancaman terhadap Pancasila sebagai dasar negara sudah berakhir. Tantangan masa kini
dan masa depan yang terjadi dalam perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia internasional,
dapat menjadi ancaman bagi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
Untuk semakin memperkuat pemahaman kalian, berikut ini dipaparkan uraian materi lebih
lengkap berkaitan dengan perkembangan penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa semenjak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.

1. Masa Orde Lama


Pada masa Orde lama, kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh
kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat terjajah
menjadi masyarakat merdeka. Masa orde lama adalah masa pencarian bentuk penerapan
Pancasila terutama dalam sistem kenegaraan. Pancasila diterapkan dalam bentuk yang
berbeda-beda pada masa orde lama. Terdapat 3 periode penerapan Pancasila yang berbeda,
yaitu periode 1945-1950, periode 1950-1959, dan periode 1959-1966.

a. Periode 1945-1950
Pada periode ini, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
menghadapi berbagai masalah. Ada upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Upaya-upaya tersebut terlihat dari munculnya
gerakan-gerakan pemberontakan yang tujuannya menganti Pancasila dengan ideologi
lainnya. Ada dua pemberontakan yang terjadi pada periode ini yaitu:
1) Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun terjadi pada tanggal 18
September 1948. Pemberontakan ini dipimpin oleh Muso.

Gambar Pemberontakan PKI Madiun dikutip dari http//merdeka.com


2) Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia dipimpin oleh Sekarmaji Marijan
Kartosuwiryo. Pemberontakan ini ditandai dengan didirikannya Negara
Islam Indonesia (NII) oleh Kartosuwiryo pada tanggal 17 Agustus 1949.tujuannya ingin
mengganti pancasila dengan syariat islam

6 PPkn – Kelas 9 Semester 1


b. Pada periode 1950-1959
Pada periode ini dasar negara tetap Pancasila, akan tetapi dalam penerapannya
lebih diarahkan seperti ideologi leberal. Hal tersebut dapat dilihat dalam penerapan sila
keempat yang tidak lagi berjiwakan musyawarah mufakat, melainkan suara terbanyak
(voting).
Pada periode ini persatuan dan kesatuan mendapat tantangan yang berat dengan
munculnya pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS), Pemerintah Revolusioner
Republik Indonesia (PRRI), dan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) yang ingin
melepaskan diri dari NKRI. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik dengan
terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis. Tetapi anggota Konstituante
hasil pemilu tidak dapat menyusun Undang-Undang Dasar seperti yang diharapkan. Hal ini
menimbulkan krisis politik, ekonomi, dan keamanan, yang menyebabkan pemerintah
mengeluarkan Dekrit Presiden 1959 untuk membubarkan Konstituante, Undang-Undang
Dasar Sementara Tahun 1950 tidak berlaku, dan kembali kepada Undang-Undang Dasar
Tahun 1945. Kesimpulan yang ditarik dari penerapan Pancasila selama periode ini adalah
Pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang ternyata tidak menjamin stabilitas
pemerintahan.

c. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi bukan berada
pada kekuasaan rakyat sehingga yang memimpin adalah nilai-nilai Pancasila tetapi berada
pada kekuasaan pribadi presiden Soekarno. Terjadilah berbagai penyimpangan penafsiran
terhadap Pancasila dalam konstitusi. Akibatnya Soekarno menjadi otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, dan menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis,
yang ternyata tidak cocok bagi NKRI. Terbukti adanya kemerosotan moral di sebagian
masyarakat yang tidak lagi hidup bersendikan nilai-nilai Pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Pada periode ini terjadi Pemberontakan PKI pada tanggal 30 September 1965 yang
dipimpin oleh D.N Aidit. Tujuan pemberontakan ini adalah kembali mendirikan Negara
Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila dengan paham komunis. Pemberontakan ini
bisa digagalkan, dan semua pelakunya berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman sesuai
dengan perbuatannya.

2. Masa Orde Baru


Era demokrasi terpimpin di bawah pimpinan Presiden Soekarno mendapat tamparan
yang keras ketika terjadinya peristiwa tanggal 30 September 1965, yang disinyalir didalangi
oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Pemberontakan PKI tersebut membawa akibat yang
teramat fatal bagi partai itu sendiri, yakni tersisihkannya partai tersebut dari arena perpolitikan
Indonesia. Begitu juga dengan Presiden Soekarno yang berkedudukan sebagai Pimpinan Besar
Revolusi dan Panglima Angkatan Perang Indonesia secara pasti sedikit demi sedikit
kekuasaannya dikurangi bahkan dilengserkan dari jabatan Presiden pada tahun 1967, sampai
pada akhirnya ia tersingkir dari arena perpolitikan nasional.
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat yaitu
antara tahun 1966-1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.
Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi Pancasila. Visi
utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
secara murni dan konsekuen dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat Indonesia,
terutama yang berkaitan dengan perubahan-perubahan politik, dari yang bersifat otoriter pada
masa demokrasi terpimpin di bawah Presiden Soekarno menjadi lebih demokratis. Harapan
rakyat tersebut tentu saja ada dasarnya. Presiden Soeharto sebagai tokoh utama Orde Baru
dipandang rakyat sebagai sesosok manusia yang mampu mengeluarkan bangsa ini keluar dari
keterpurukan. Hal ini dikarenakan beliau berhasil membubarkan PKI, yang ketika itu dijadikan
musuh utama negeri ini. Selain itu, beliu juga berhasil menciaptakan stabilitas keamanan negeri
ini pasca pemberontakan PKI dalam waktu yang relatif singkat. Itulah beberapa anggapan yang

PPKn – Kelas 9 Semester 1 7


menjadi dasar kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan
Presiden Soeharto.
Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak ada
perubahan yang subtantif dari kehidupan politik Indonesia. Antara Orde Baru dan Orde Lama
sebenarnya sama saja (sama-sama otoriter). Dalam perjalanan politik pemerintahan Orde Baru,
kekuasaan Presiden merupakan pusat dari seluruh proses politik di Indonesia. Lembaga
Kepresidenan merupakan pengontrol utama lembaga negara lainnya baik yang bersifat
suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK dan MA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM, Partai
Politik, dan sebagainya). Selain itu juga Presiden Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang
tidak dimiliki oleh siapapun seperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak
Pembangunan dan Panglima Tertinggi ABRI.
Dari uraian di atas, kita bisa menggambarkan bahwa pelaksanaan demokrasi Pancasila
masih jauh dari harapan. Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya
dijadikan alat politik penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila sama
dengan kediktatoran.

3. Masa Reformasi
Pada masa reformasi, penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan
hidup bangsa terus menghadapi berbagai tantangan. Penerapan Pancasila tidak lagi
dihadapkan pada ancaman pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti Pancasila
dengan ideologi lain, akan tetapi lebih dihadapkan pada kondisi kehidupan masyarakat yang
diwarnai oleh kehidupan yang serba bebas.
Kebebasan yang mewarnai kehidupan masyarakat Indonesia saat ini meliputi
berbagai macam bentuk mulai dari kebebasan berbicara, berorganisasi, berekspresi dan
sebagainya. Kebebasan tersebut di satu sisi dapat memacu kreatifitas masyarakat, tapi disisi
lain juga bisa mendatangkan dampak negatif yang merugikan bangsa Indonesia sendiri. Banyak
hal negatif yang timbul sebagai akibat penerapan konsep kebebasan yang tanpa batas, seperti
munculnya pergaulan bebas, pola komunikasi yang tidak beretika dapat memicu terjadinya
perpecahan, dan sebagainya.
Tantangan lain dalam penerapan Pancasila di era reformasi adalah menurunnya rasa
persatuan dan kesatuan diantara sesama warga bangsa saat ini adalah yang ditandai dengan
adanya konflik di beberapa daerah, tawuran antar pelajar, tindak kekerasan yang dijadikan
sebagai alat untuk menyelesaikan permasalahan dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut
telah banyak menelan korban jiwa antar sesama warga bangsa dalam kehidupan masyarakat,
seolah-olah wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh nilai-nilai Pancasila yang lebih
mengutamakan kerukunan telah hilang dari kehidupan masyarakat Indonesia.
Kemudian, selain dua tantangan tersebut, saat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada
perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar, serta berpacunya pembangunan
bangsa-bangsa. Dunia saat ini sedang terus dalam gerak mencari tata hubungan baru, baik di
lapangan politik, ekonomi maupun pertahanan keamanan. Walaupun bangsa-bangsa di dunia
makin menyadari bahwa mereka saling membutuhkan dan saling tergantung satu sama dengan
yang lain, namun persaingan antar kekuatan-kekuatan besar dunia dan perebutan pengaruh
masih berkecamuk. Salah satu cara untuk menanamkan pengaruh kepada negara lain adalah
melalui penyusupan ideologi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kewaspadaan dan
kesiapan harus kita tingkatkan untuk menanggulangi penyusupan ideologi lain yang tidak
sesuai dengan Pancasila. Hal ini lebih penting artinya, karena sebagian besar bangsa kita
termasuk masyakat berkembang. Masyarakat yang kita cita- citakan belum terwujud secara
nyata, belum mampu memberikan kehidupan yang lebih baik sesuai cita-cita bersama.
Keadaan ini sadar atau tidak sadar, terbuka kemungkinan bangsa kita akan berpaling dari
Pancasila dan mencoba membangun masa depannya dengan diilhami oleh suatu pandangan
hidup atau dasar negara yang lain.

8 PPkn – Kelas 9 Semester 1


Tugas Mandiri

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar?


1. Bagaimanakah penerapan Pancasila pada masa orde lama periode 1945 - 1950?
2. Bagaimanakah penerapan Pancasila pada masa orde lama periode 1950 – 1959 ?
3. Pada tahun 1956-1965 dikenal sebagai masa periode demokrasi terpimpin, apa yang
dimaksud dengan demokrasi terpimpin ?
4. Sebutkan penyelewengan Pancasila pada masa orde baru ?
5. Apakah tantangan yang dihadapi Pancasila pada masa reformasi ?

B. Nilai-nilai Pancasila Sesuai dengan Perkembangan Zaman


Diterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental
bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi
lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari Pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan
Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan
nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan kata lain, nilai dasar Pancasila adalah
nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Nilai-nilai dasar Pancasila dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Dengan
kata lain, nilai-nilai tersebut tetap dapat diterapkan dalam berbagai kehidupan bangsa dari masa
ke masa. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang bersifat terbuka. Tahukah
kalian apa itu ideologi terbuka? Bagaimana keterbukaan nilai-nilai Pancasila? Nah, pertanyaan-
pertanyaan tersebut dapat kalian ketahui jawabannya setelah kalian mempelajari materi berikut ini.

1. Hakikat Ideologi Terbuka


Sebagai suatu sistem pemikiran, ideologi sangatlah wajar jika mengambil sumber atau
berpandangan dari pandangan dan falsafah hidup bangsa. Hal tersebut akan membuat ideologi
tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kecerdasan kehidupan
bangsa. Artinya, ideologi tersebut bersifat terbuka dengan senantiasa mendorong terjadinya
perkembangan-perkembangan pemikiran baru tentang ideologi tersebut, tanpa harus
kehilangan jatidirinya. Kondisi ini akan berbeda sama sekali, jika ideologi tersebut berakar pada
nilai-nilai yang berasal dari luar bangsanya atau pemikiran perseorangan. Ideologi yang seperti
itu akan kaku dan cenderung bersifat dogmatis sempit. Dengan kata lain odeologi tersebut
bersifat tertutup.
Ciri khas ideologi terbuka adalah nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,
melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.
Dasarnya dari konsensus masyarakat, tidak diciptakan oleh negara, melainkan ditemukan
dalam masyarakat sendiri. Oleh sebab itu, ideologi terbuka adalah milik dari semua rakyat,
masyarakat dapat menemukan dirinya di dalamnya.
Ideologi terbuka mempunyai banyak sekali keunggulan dibandingkan dengan ideologi
tertutup. Keunggulan tersebut dapat kita temukan dengan cara membandingkan karakteristik
kedua ideologi tersebut. Dalam tabel berikut dipaparkan perbedaan karakteristik kedua ideologi
tersebut.
Perbedaan
Ideologi Terbuka Ideologi Tertutup
1. Sistem pemikiran yang terbuka 1. Sistem pemikiran yang tertutup
2. Nilai-nilai dan cita-citanya tidak 2. Cenderung untuk memaksakan
dipaksakan dari luar, melainkan mengambil nilai-nilai ideologi dari
digali dan diambil dari harta luar masyarakatnya yang tidak
kekayaan rohani, moral dan budaya sesuai dengan keyakinan dan
masyarakat itu sendiri. pemikiran masyarakatnya.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 9


Perbedaan
Ideologi Terbuka Ideologi Tertutup
3. Dasar pembentukan ideologi 3. Dasar pembentukannya adalah
bukan keyakinan ideologis cita-cita atau keyakinan ideologis
sekelompok orang, melainkan perseorangan atau satu kelompok
hasil musyawarah dan orang
kesepakatan dari masyarakat 4. Pada dasarnya ideologi tersebut
sendiri diciptakan oleh negara, dalam hal
4. Tidak diciptakan oleh negara, ini penguasa negara yang mutlak
melainkan oleh masyarakat itu harus diikuti oleh seluruh warga
sendiri sehingga ideologi tersebut masyarakat.
adalah milik seluruh rakyat atau
anggota masyarakat.
5. Tidak hanya dibenarkan, 5. Pada hakikatnya ideologi tersebut
melainkan dibutuhkan oleh hanya dibutuhkan oleh penguasa
seluruh warga masyarakat negara untuk melangengkan
6. Isinya tidak bersifat operasional. Ia kekuasaannya dan cenderung
baru bersifat operasional apabila memiliki nilai kebenaran hanya dari
sudah dijabarkan ke dalam sudut pandang penguasa saja.
perangkat yang berupa konstitusi 6. Isinya terdiri dari tuntutan-tuntutan
atau peraturan perundang- konkret dan operasional yang bersifat
undangan lainnya. keras yang wajib ditaati oleh seluruh
7. Senantiasa berkembang warga masyarakat
seiring dengan perkembangan 7. Tertutup terhadap pemikiran-
aspirasi, pemikiran serta pemikiran baru yang berkembang di
akselerasi dari masyarakat masyarakatnya.
dalam mewujudkan cita-
citanya untuk hidup berbangsa
dalam mencapai harkat dan
martabat kemanusian.

Dari tabel di atas, ideologi terbuka memang lebih unggul dibandingkan dengan ideologi
tertutup. Hal tersebut membuat ideologi terbuka tidak hanya sekedar dibenarkan,melainkan
dibutuhkan oleh berbagai negara. Hampir dapat dipastikan, negara yang menganut sistem
ideologi tertutup seperti negara komunis, mengalami kehancuran secara ideologis. Dalam arti,
negara tersebut tidak mampu membendung desakan-desakan yang muncul baik dari dalam
maupun dari luar negaranya, yang pada akhirnya membuat ideologi negara tersebut
ditinggalkan oleh masyarakatnya sendiri.

2. Kedudukan Pancasila sebagai Ideologi Terbuka


Pancasila berakar pada pandangan hidup bangsa dan falsafah bangsa, sehingga
memenuhi prasyarat menjadi ideologi yang terbuka. Sekalipun Pancasila bersifat terbuka, tidak
berarti bahwa keterbukaannya adalah sebegitu rupa sehingga dapat memusnahkan atau
meniadakan jati diri Pancasila sendiri. Keterbukaan Pancasila mengandung pengertian bahwa
Pancasila senantiasa mampu berinteraksi secara dinamis. Nilai-nilai Pancasila tidak berubah,
namun pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan dan tantangan nyata yang kita hadapi
dalam setiap waktu. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan bahwa ideologi Pancasila bersifat
aktual, dinamis, antisipatif dan senantiasa mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan
zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi serta dinamika perkembangan aspirasi masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, keterbukaan ideologi Pancasila mengandung nilai-nilai


sebagai berikut:
a. Nilai Dasar, yaitu hakikat kelima sila Pancasila: Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan, Keadilan. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya

10 PPkn – Kelas 9 Semester 1


terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap
dan terlekat pada kelangsungan hidup negara. Nilai dasar tersebut selanjutnya dijabarkan
dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Nilai instrumental, yaitu penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.
Misalnya program-program pembangunan yang dapat disesuaikan dengan perkembangan
zaman dan aspirasi masyarakat, undang-undang, dan departemen-departemen sebagai
lembaga pelaksana juga dapat berkembang. Pada aspek ini senantiasa dapat dilakukan
perubahan.
c. Nilai praksis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu pengalaman
nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dalam realisasi praksis inilah maka penjabaran nilai-nilai Pancasila senantiasa berkembang
dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan (reformasi) sesuai dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Inilah sebabnya bahwa ideologi Pancasila
merupakan ideologi yang terbuka.

Suatu ideologi selain memiliki aspek-aspek yang bersifat ideal yang berupa cita-cita,
pemikiran-pemikiran serta nilai-nilai yang dianggap baik, juga harus memiliki norma yang jelas.
Hal ini dikarenakan suatu ideologi harus mampu direalisasikan dalam kehidupan nyata. Oleh
karena itu, Pancasila sebagai ideologi terbuka secara struktural memiliki tiga dimensi, yaitu:
a. Dimensi Idealisme
Dimensi ini menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya bersumber pada
filsafat Pancasila. Karena setiap ideologi bersumber pada suatu nilai-nilai filosofis atau
sistem filsafat. Dimensi idealisme yang terkandung dalam Pancasila mampu memberikan
harapan, optimisme serta mampu mendorong motivasi pendukungnya untuk berupaya
mewujudkan cita-citanya.
b. Dimensi normatif
Dimensi ini mengandung pengertian bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana terkandung dalam
norma-norma keagamaan. Dalam pengertian ini Pancasila terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan tertib
hukum tertinggi dalam negara Republik Indonesia serta merupakan staatsfundamentalnorm
(pokok kaidah negara yang fundamental). Dengan kata lain, Pancasila agar mampu
dijabarkan ke dalam langkah-langkah yang bersifat operasional, perlu memiliki norma atau
aturan hukum yang jelas.
c. Dimensi Realitas
Dimensi ini mengandung makna bahwa suatu ideologi harus mampu mencerminkan
realitas kehidupan yang berkembang dalam masyarakat. Dengan kata lain, Pancasila
memiliki keluwesan yang memungkinkan dan bahkan merangsang pengembangan
pemikiran-pemikiran baru yang relevan tentang dirinya, tanpa menghilangkan atau
mengingkari hakikat yang terkandung dalam nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu, Pancasila
harus mampu dijabarkan dalam kehidupan masyarakatnya secara nyata baik dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam penyelenggaraan negara (Alfian, 1992:195).

Berdasarkan dimensi yang dimiliki oleh Pancasila sebagai ideologi terbuka, maka
ideologi Pancasila:
a. Tidak bersifat utopis, yaitu hanya merupakan sistem ide-ide belaka yang jauh dari kehidupan
sehari-hari secara nyata
b. Bukan merupakan suatu doktrin belaka yang bersifat tertutup, melainkan suatu norma yang
bersifat idealis, nyata dan reformatif yang mamapu melakukan perubahan.
c. Bukan merupakan suatu ideologi yang pragmatis, yang hanya menekankan pada segi
praktis-praktis belaka tanpa adanya aspek idealisme.
Pancasila dapat dipastikan bukan merupakan ideologi tertutup, tetapi ideologi terbuka.
Akan tetapi, meskipun demikian keterbukaan Pancasila bukan berarti tanpa batas. Keterbukaan
ideologi Pancasila harus selalu memperhatikan:

PPKn – Kelas 9 Semester 1 11


a. Stabilitas nasional yang dinamis
b. Larangan untuk memasukan pemikiran-pemikiran yang mengandung nilai-nilai ideologi
marxisme, leninisme dan komunisme
c. Mencegah berkembanganya paham liberal
d. Larangan terhadap pandangan ekstrim yang menggelisahkan kehidupan masyarakat
e. Penciptaan norma yang baru harus melalui consensus

3. Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa


a. Nilai Ketuhanan dan Ketaqwaan
Sila pertama Pancasila mengandung nilai ketuhanan dan ketaqwaan. Nilai
Ketuhanan mengandung arti bahwa adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap
adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ketaqwaan adalah suatu sikap berserah
diri secara ikhlas dan rela kepada Tuhan Yang Maha Esa, bersedia tunduk dan mematuhi
segala perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya. Berdasarkan kedua nilai tersebut,
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religius bukan bangsa yang tidak memiliki agama
atau ateis. Dari Pengakuan adanya Tuhan diwujudkan dalam perbuatan untuk taat dalam
setiap perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntunan
agama yang dianut. Nilai ketuhanan memiliki arti bahwa adanya pengakuan akan kebebasan
untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
diskriminatif antarumat beragama.
Contoh Nilai Ketuhanan dan Ketaqwaan
1. Hidup rukun dan damai dalam setiap antraumat beragama
2. Tidak memaksakan agama atau kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain
3. Memberikan kebebasan dan juga kesempatan dalam beribadah sesuai agamanya
4. Tidak membedakan agama atau kepercayaan dalam bergaul
5. Sikap percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Nilai Kemanusiaan, Keberadaban dan Kesetaraan


Sila kedua Pencaila secara jelas mengandung nilai kemanusiaan, keberadaban,
kesetaraan dan keselarasan. Nilai kemanusiaan mengandung arti bahwa kesadaran sikap
dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya. Nilai keberadaban
adalah keadaan yang menggambarkan setiap komponen dalam kehidupan bersama
berpegang teguh pada peradaban yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa. Beradab
menurut bangsa Indonesia adalah apabila nilai yang terkandung dalam Pancasila
direalisasikan sebagai acuan pola fikir dan pola tindak.
Nilai kesetaraan adalah suatu keadaan yang mampu menempatkan kedudukan
manusia tanpa membedakan jender, suku, ras, golongan, agama, adat dan budaya dan lain-
lain. Setiap orang diperlakukan sama di hadapan hukum dan memperoleh kesempatan yang
sama dalam segenap bidang kehidupan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang
dimilikinya. Manusia diberlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan
yang sama derajatnya, hak, dan kewajiban asasinya. Sedangkan nilai keselarasan adalah
keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan karena setiap makhluk
melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan proporsional, sehingga timbul suasana
harmoni, tenteram dan damai. Ibarat suatu orkestra, setiap pemain berpegang pada partitur
yang tersedia, dan setiap pemain instrumen melaksanakan secara taat dan tepat, sehingga
terasa suasana nikmat dan damai.
Contoh nilai kemanusiaan, keberadaban, kesetaraan dan keselarasan
1. Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia
2. Senang melakukan kegiatan yang sifatnya kemanusiaan
3. Memiliki sikap dan perilaku berani dalam membela kebenaran dan keadilan
4. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
5. Menghormati orang lain
6. Tidak bersikap diskriminatif terhadap orang lain

12 PPkn – Kelas 9 Semester 1


c. Nilai Persatuan dan Kesatuan
Nilai persatuan dan kesatuan adalah keadaan yang menggambarkan masyarakat majemuk
bangsa Indonesia yang terdiri atas beranekaragam komponen namun mampu membentuk
suatu kesatuan yang utuh. Setiap komponen dihormati dan menjadi bagian integral dalam
satu sistem kesatuan negara-bangsa Indonesia. Nilai Persatuan Indonesia mengandung
makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia juga mengakui dan
menghargai dengan sepenuh hati terhadap keanekaragaman di Indonesia, sehingga
perbedaan bukanlah sebab dari perselisihan, tetapi itu akan dapat menciptakan
kebersamaan. Dari kesadaran ini tercipta dengan baik jika sungguh-sungguh menghayati
semboyan Bhineka Tunggal Ika.
Contoh Nilai Persatuan dan Kesatuan :
1. Cinta tanah air dan bangsa
2. Memiliki sikap yang rela berkorban demi tanah air
3. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
4. Persatuan dengan berdasar Bhineka Tunggal Ika
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasar kepada kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial

d. Nilai Kerakyatan, kebijaksanaan dan mufakat


Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang mengandung makna nilai Kerakyatan, kebijaksanaan dan
mufakat. Nilai kerakyatan mengandung makna bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang menganut asas dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Mufakat adalah suatu sikap
terbuka untuk menghasilkan kesepakatan bersama secara musyawarah. Keputusan sebagai
hasil mufakat secara musyawarah harus dipegang teguh dan wajib dipatuhi dalam kehidupan
bersama. Sedangkan kebijaksanaan adalah sikap yang menggambarkan hasil olah fikir dan
olah rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan
keutamaan. Bagi bangsa Indonesia hal ini sesuai dengan nilai yang terkandung dalam
Pancasila. Berdasarkan dari nilai tersebut, tampak jelas bahwa Negara Indonesia menganut
paham demokrasi yang mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah
mufakat.
Contoh Nilai Kerakyatan, kebijaksanaan dan mufakat
1. Ikut serta dalam pemilu
2. Menjalankan musyawarah mufakat
3. Mendahulukan kepentingan umum
4. Mengembangkan sikap hidup yang demokratis
5. Tidak memaksakan kehendak individu terhadap individu lainnya

e. Nilai Keadilan dan Kesejahteraan


Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia mengandung nilai keadilan dan
kesejahteraan. Nilai keadilan adalah suatu kondisi yang mampu menempatkan makhluk
dengan segala permasalahannya sesuai dengan hak dan kewajiban serta harkat dan
martabatnya secara proporsional diselaraskan dengan peran fungsi dan kedudukkannya.
Sedangkan Kesejahteraan adalah kondisi yang menggambarkan terpenuhinya tuntutan
kebutuhan manusia, baik kebutuhan lahiriyah maupun batiniah sehingga terwujud rasa puas
diri, tenteram, damai dan bahagia. Kondisi ini hanya akan dapat dicapai dengan kerja keras,
jujur dan bertanggungjawab. Nilai keadilan dan kesejahteraan menjadi dasar sekaligus
tujuan yang diharapkan dari seluruh bangsa Indonesia. Negara Indonesia yang diharapkan
adalah negara yang adil makmur.
Contoh nilai keadilan dan kesejahteraan
1. Memiliki perilaku yang suka bekerja keras
2. Berperilaku adil terhadap sesama
3. Hidup sederhana
4. Mengembangkan budaya menabung

PPKn – Kelas 9 Semester 1 13


5. Memiliki sikap yang menghargai karya orang lain yang bermanfaat bagi bangsa Indonesia
6. Tidak memeras orang lain
7. Selalu membantu orang lain

Persoalannya sekarang adalah bagaimana agar Pancasila dapat efektif berfungsi sebagai
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Alfian terdapat empat faktor yang
dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni
(1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut
dipahami, dan bagaimana sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
ideologi tersebut tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan fakta sejarah telah membuktikan bahwa faktor kualitas nilai yang terkandung
dalam Pancasila baik sebagai dasar Negara maupun pandangan hidup bangsa tidak perlu
diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat, faktor kemampuan masyarakat, dan
faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi masih memerlukan usaha untuk dapat
mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu
adanya usaha secara serius, dengan jalan mengimplementasikan Pancasila dalam segala aspek
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

Tugas Mandiri
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar ?
1. Apakah yang dimaksud dengan pancasila sebagai ideologi terbuka ?
2. Apa yang dimaksud dengan ideologi tertutup ?
3. Sebutkan ciri-ciri ideologi terbuka ?
4. Sebutkan ciri-ciri ideologi tertutup ?
5. Ideologi Pancasila mempunyai nilai praksis. Apakah yang dimaksud dengan nilai praksis ?
6. Secara structural Pancasila memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi idealism, normatif dan
dimensi realitas. Apakah yang dimaksud dengan dimensi realitas ?
7. Sebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan kaitannya dengan Pancasila sebagai ideology
terbuka?
8. Apakah arti ketuhanan pada sila pertama Pancasila ?
9. Apakah arti kemanusiaan, pada sila kedua pancasila?
10. Berikan 4 contoh nilai Persatuan dan kesatuan ?

C. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila dalam Berbagai Kehidupan


Bagaimanakah mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara? Implementasi Pancasila berarti menjabarkan nilai-nilai Pancasila dalam bentuk
norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam
implementasi ini, penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma, dijumpai dalam
bentuk norma hukum, kenegaraan, dan norma-norma moral. Sedangkan realisasinya dikaitkan
dengan tingkah laku semua warga negara dalam masyarakat, serta seluruh aspek
penyelenggaraan negara. Ada dua macam implementasi Pancasila, yakni:
1. Implementasi Pancasila dalam ketatanegaraan, adalah pelaksanaan nilai-nilai Pancasila
dalam penyelenggaraan negara, baik legislatif, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang
kenegaraan lainnya. Konkritnya pelaksanaan Pancasila dalam:
1) Hukum dan perundang-undangan.
2) Pemerintahan.
3) Politik dalam negeri dan luar negeri.
4) Pertahanan dan keamanan.
5) Kesejahteraan.

14 PPkn – Kelas 9 Semester 1


6) Kebudayaan.
7) Pendidikan dan sebagainya.
2. Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah adalah pelaksanaan nilai-
nilai Pancasila dalam setiap pribadi, perseorangan, setiap warga negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap orang Indonesia. Pelaksanaan secara sehari-hari ini lebih
berkaitan dengan norma-norma moral.
Jika aktualisasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari telah tercapai, berarti nilai-
nilai Pancasila telah melekat dalam hati sanubari bangsa Indonesia, dan yang demikian itu
disebut dengan kepribadian Pancasila. Dengan demikian, maka bangsa Indonesia telah
memiliki suatu ciri khas, sehingga bangsa Indonesia berbeda dengan bangsa lainnya.
Pelaksanaan Pancasila yang dalam kehidupan sehari-hari lebih penting artinya jika
dibandingkan dengan pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan. Hal ini disebabkan
karena pelaksanaan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ini merupakan persyaratan
keberhasilan pelaksanaan Pancasila dalam ketatanegaraan.

Sila-sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Masing-
masing sila tidaklah dapat dipahami secara terpisah dengan sila yang lain. Tata urutan
Pancasila memiliki makna saling dijiwai dan menjiwai oleh sila sebelum dan sesudahnya. Oleh
karena itu tata urutan Pancasila tidak dapat dirubah, karena akan menghilangkan makna dari
Pancasila sebagai satu kesatuan.
Kalian sudah mempelajari dan memahami Pancasila sebagai ideologi terbuka,
membawa pengaruh dapat berubahnya nilai-nilai intrumental dan nilai praksis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sedangkan nilai-nilai dasar Pancasila tidak dapat
berubah.

1. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang Politik dan Hukum


Perkembangan bidang politik antara lain meliputi persoalan lembaga negara, hak
asasi manusia, demokrasi, dan hukum. Pembangunan negara Indonesia sebagai negara
modern salah satunya adalah membangun sistem pemerintahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman. Lembaga Negara dikembangkan sesuai dengan kemajuan dan
kebutuhan masyarakat dan negara. Pengembangan lembaga negara dapat berdasarkan
pada lembaga yang sudah ada dalam masyarakat, menciptakan lembaga baru, atau
mencontoh lembaga negara dari negara lain. Kita memiliki lembaga negara MPR, DPR,
DPD, Presiden, MA, MK, KY, dan BPK sebagai sesuatu yang baru dalam sistem
pemerintahan Indonesia. Namun lembaga baru ini haruslah sesuai dengan sistem
pemerintahan yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila.
Bangsa Indonesia menghargai hak asasi manusia sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Bukan hak asasi manusia yang mengutamakan kebebasan individu atau sebaliknya
mengutamakan kewajiban tanpa menghargai hak individu. Namun hak asasi manusia yang
menjaga keseimbangan hak dan kewajiban. Hak asasi manusia yang dijiwai oleh nilai
ketuhanan yang maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demokrasi yang kita kembangkan adalah demokrasi Pancasila. Suatu demokrasi
yang tumbuh dari tradisi nilai-nilai budaya bangsa selama ini. Demokrasi yang
mengutamakan musyawarah mufakat dan kekeluargaan. Demokrasi yang tidak berdasarkan
dominasi mayoritas maupun tirani minoritas. Sistem yang mengutamakan kekeluargaan,
bukan sistem oposisi yang saling menjatuhkan dan mengutamakan kepentingan individu dan
golongan. Sistem pemilihan umum dalam demokrasi merupakan salah satu contoh
perwujudan yang demokrasi yang dikembangkan di Indonesia. Pemilihan umum untuk
memilih pemimpin sudah dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sejak dahulu.
Bentuk ini dapat dikembangkan dengan menerima cara pemilihan umum di negara lain,
seperti partai politik, kampanye, dan sebagainya. Namun pemilihan umum yang terjadi harus
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 15


Pembangunan bidang hukum diarahkan pada terciptanya sistem hukum nasional
yang berdasarkan Pancasia. Hukum nasional yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum. Peraturan perundangan yang berlaku tidak
boleh bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Peraturan perundangan dapat disusun
berdasarkan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat Indonesia maupun dari luar,
namun tetap sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

2. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang Ekonomi


Sistem perekonomian yang dikembangkan adalah sistem ekonomi yang dijiwai oleh
nilai-nilai Pancasila. Landasan operasional sistem ekonomi yang berdasarkan nilai-nilai
Pancasila ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 33, yang menegaskan :
a. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.
b. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hiduporang
banyak dikuasai oleh negara
c. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasasioleh negara dn
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
d. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demorasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawawasan lingkungan,
kemandirian, serta menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatan ekonomi nasional.
Berbagai wujud sistem ekonomi baik yang sudah ada dalam masyarakat Indonesia
maupun sebagai pengaruh dari asing, dapat dikembangkan selama sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Kita sudah mengenal dalam masyarakat saat ini seperti bank, supermarket, mall,
bursa saham, bentuk perusahaan, dan sebagainya. Semua lembaga perekonomian tersebut
kita terima selama sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

3. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Sosial Budaya


Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila. Kita menghendaki terwujudanya masyarakat yang berdasarkan
Pancasila. Masyarakat di sekitar kita selalu mengalami perubahan sosial dan budaya. Agar
perubahan tersebut tetap terarah pada terwujudanya masyarakat berdasarkan Pancasila,
maka sistem nilai sosial dan budaya dalam masyarakat dikembangkan sesuai dengan nilai-
nilia Pancasila.
Sistem nilai sosial yang ada dalam masyarakat Indonesia terus dikembangkan agar
lebih maju dan modern. Oleh karena itu proses modernisasi perlu terus dikembangkan.
Modernisasi tidak berarti “westernisasi”, namun lebih diartikan sebagai proses perubahan
menuju ke arah kemajuan. Nilai-nilai sosial yang sudah ada dalam masyarakat yang sesuai
dengan Pancasila, seperti kekeluargaan, musyawarah, gotong royong terus dipelihara dan
diwariskan kepada generasi muda. Demikian juga nilai-nilai sosial dari luar seperti etos kerja,
kedisiplinan, ilmiah dapat diterima sesuai nilai-nilai Pancasila.
Pengembangan kebudayaan nasional yang berakar pada kebudayaan daerah yang
luhur dan beradab, serta menyerap nilai budaya asing yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila untuk memperkaya budaya bangsa. Sikap feodal, sikap eksklusif, dan paham
kedaerahan yang sempit serta budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila
perlu dicegah perkembangannya dalam proses pembangunan. Ilmu pengetahuan dan
teknologi merupakan contoh budaya asing yang dapat memperkaya budaya bangsa. Namun
tidak perlu ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

4. Perwujudan Nilai-nilai Pancasila di bidang Pertahanan dan Keamanan.


Pembangunan bidang pertahanan dan keamanan secara tegas ditegaskan dalam
UUD 1945 pasal 27 ayat 3 yang mengaskan bahwa pembelaan negara merupakan hak dan
kewajiban setiap warga negara. Demikian juga pasal 30 menegaskan setiap warga negara
berhak dan wajib ikur serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta. Dengan demikian kedua pasal ini menegaskan perlunya partisipasi seluruh
rakyat dalam pembelaan negara.

16 PPkn – Kelas 9 Semester 1


Bentuk partisipasi rakyat dalam pembelaan negara yang sudah ada dalam
masyarakat seperti sistem “ronda” atau sistem keamanan lingkungan (siskamling) yang
melibatkan masyarakat secara bergantian. Di beberapa daerah juga terdapat lembaga
masyarakat atau adat yang bertugas menjaga keamanan masyarakat, seperti Pecalang di
Bali. Lembaga ini dibentuk oleh dan dari masyarakat sekitar untuk menjada keamanan
lingkungan masyarakat. Coba amati di lingkungan masyarakat kalian, apakah ada lembaga
adat yang memiliki tugas untuk menjaga keamanan atau sejenisnya. Pada saat ini, terdapat
bentuk organisasi keamanan yang dibentuk secara sengaja dan terorganisasi secara
modern seperti pertahanan sipil, satuan pengaman lingkungan, dan sebagainya.

Uraian di atas memperjelas dan membuktikan kepada kita bahwa Pancasila mampu
menampung dinamika perkembangan masyarakat. Pancasila bukanlah ideolog tertutup, yang
tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan dan bersifat kaku. Keterbukaan Pancasila
sebagai ideologi, merupakan salah satu keunggulan Pancasila sehingga tetap dipertahankan
oleh bangsa Indonesia. Tugas kita sebagai generasi muda untuk tetap mempertahankan
Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Upaya mempertahankan tidak hanya
dengan tetap menjadikan Pancasila sebagai dasar negara dan tidak merubahnya. Namun yang
paling utama dengan menghayati dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.
Bagaimanakah caranya agar Pancasila yang bersifat ideal itu bisa diterapkan dalam
kehidupan nyata? Bangsa Indonesia dari waktu ke waktu harus membumikan Pancasila yang
sangat abstrak tersebut, dengan cara memberi makna masing-masing silanya. Penafsiran
makna tersebut harus dilakukan oleh semua komponen bangsa, tidak boleh dimonopoli oleh
mereka yang sedang berkuasa saja, yang penting pemaknaan tersebut harus sesuai dengan
nilai dasarnya serta kondisi zamannya.
Berikut contoh penafsiran makna Pancasila sesuai Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) yakni:

a. Ketuhanan Yang Maha Esa


1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.

b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 17


7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

c. Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
6) Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan
bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

18 PPkn – Kelas 9 Semester 1


D. Contoh Perbandingan Dinamika Masyarakat Dengan Praktik
Ideal Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa

Perbandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila sebagai
dasar negara dan pandangan hidup bangsa dapat dilakukan melalui penelitian dari penelitian yang
sederhana hingga penelitan yang kompleks. Berikut ini contoh pebandingan dinamika yang terjadi
di masyarakat dengan praktik ideal Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa.

Harapan Sesuai dengan Nilai


No Kenyataan
Pancasila
1 Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Masih banyak orang-orang yang lalai
Esa dalam beribadah
2 Mengakui persamaan harkat derjat
Masih terdapat orang-orang yang
dan martabat manusia merendahkan orang lain.
3 Mengutamaka persatuan dan
Masih banyak tawuran antar pelajar,
kesatuan tawuran antar kampong, konflik intern
dan antar pengurus partai, maih banyak
korupsi, dan lainnya
4 Mengutamakan musyawarah untuk Masih terdapat anggota masyarakat
mufakat yang memaksakan kehendaknya kepada
orang lain

5 Menjungjung tinggi keadilan Masih banyak anggota masyarakat dan


pejabat Negara yang tidak bersikap adil,
kebijakan yang cenderug mengutungkan
golongan, dan lainnya

Persoalannya sekarang adalah bagaimana agar Pancasila dapat efektif berfungsi sebagai
sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Alfian terdapat empat faktor yang
dapat menjadikan suatu ideologi tetap dapat bertahan dan menjadi ideologi yang tangguh, yakni
(1) bahwa ideologi tersebut berisi nilai dasar yang berkualitas, (2) bahwa ideologi tersebut
dipahami, dan bagaimana sikap dan tingkah laku masyarakat terhadapnya, (3) terdapat
kemampuan masyarakat untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan
ideologi tersebut tanpa menghilangkan jatidiri ideologi dimaksud, dan (4) seberapa jauh nilai-nilai
yang terkandung dalam ideologi itu membudaya dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Berdasarkan fakta sejarah telah membuktikan bahwa faktor kualitas nilai yang terkandung
dalam Pancasila baik sebagai dasar Negara maupun pandangan hidup bangsa tidak perlu
diragukan, tetapi faktor pemahaman dan sikap masyarakat, faktor kemampuan masyarakat, dan
faktor pembudayaan dan pengamalan ideologi masih memerlukan usaha untuk dapat
mempertahankan, memantapkan, memapankan, dan mengokohkan Pancasila. Untuk itulah perlu
adanya usaha secara serius, dengan jalan mengimplementasikan Pancasila dalam segala aspek
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 19


Info PPKn

Pancasila dalam Al Quran

Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila ini ada dalam Al Quran surat Al Ikhlas ayat 1.
Terjemahannya yaitu "Katakanlah, dialah Alloh, Yang Maha Esa. Dalam Islam, ibadah dan
hukum yang dibawa tiap-tiap nabi yang diutus berbeda sesuai dengan kondisi pada saat itu.
Namun ada yang tidak berubah yaitu semua nabi mengajarkan Tauhid yaitu mengesakan
Tuhan.

Sila Kedua : Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Sila ini ada dalam Al Quran surat An Nisa
135. Terjemahannya yaitu : “Wahai orang-orang yang beriman. Jadilah kamu penegak
keadilan, menjadi saksi karena Allah walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu
bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih
tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin
menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan
menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan.

Sila Ketiga : Persatuan Indonesia. Sila ini juga ada dalam Al Quran surat Al Hujurat ayat 13.
Terjemahannya yaitu : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal.” Ayat ini sangat cocok mengingat Indonesia terdiri dari
beragam suku.

Sila Keempat : Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan. Sila ini juga ada dalam Al Quran surat As Syuro 38.
Terjemahannya yaitu : "Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Rabb-
nya, dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rejeki, yang Kami berikan kepada mereka."

Sila Kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Sila ini juga ada dalam Al Quran
surat An Nahl ayat 90. Terjemahannya yaitu : "Sesungguhnya Allah menyuruh (manusia)
berlaku adil dan berbuat kebaikan, memberi (sedekah) kepada kaum kerabat, dan Allah
melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran
kepadamu (manusia), agar kamu dapat mengambil pelajaran."
Sumber : https://www.kompasiana.com/wah_yui2009/574eabab83afbd681c8cb1cd/sila-pada-pancasila-dalam-al-quran

20 PPkn – Kelas 9 Semester 1


PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL

LEMBAR PENILAIAN SIKAP


Nama Peserta Didik : ….....................
Kelas/Semester : …......................
Tahun Pelajaran : ..........................
Hari/Tanggal Pengisian : …......................
Sikap yang Dinilai :
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam
kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa
2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
sesuai dengan dinamika perkembangan jaman

No. Pernyataan Skor Skor Akhir Nilai


1 2 3 4
A Sikap beriman dan bertaqwa
1 Saya berdoa sebelum melakukan kegiatan
2 Saya menjalankan ibadah sesuai ajaran agama
3 Saya mengucapkan salam sebelum dan sesudah
berbicara
4 Saya tidak mengganggu ibadah orang lain
B Sikap Jujur
1 Saya tidak menyontek saat ulangan
2 Saya mengerjakan tugas sendiri (tidak menya- lin
orang lain)
3 Saya mengakui kekeliruan dan kekhilafan
4 Saya melaporkan informasi sesuai fakta
C Sikap Peduli
1 Saya menolong teman yang membutuhkan
2 Saya membuang sampah pada tempatnya
3 Saya simpati terhadap orang lain
4 Saya mendahulukan kepentingan masyarakat/
umum
D Sikap Toleransi
1 Saya menghormati pendapat teman
2 Saya memaafkan kesalahan orang lain
3 Saya bergaul tanpa membeda-bedakan
4 Saya tidak memaksakan kehendak
E Sikap Gotong royong
1 Saya melaksanakan tugas kelompok
2 Saya bekerja sama secara sukarela
3 Saya aktif dalam kerja kelompok
4 Rela berkorban untuk kepentingan umum
F Sikap Santun
1 Saya berperilaku santun kepada orang lain
2 Saya berbicara santun kepada orang lain
3 Saya bersikap 3 S (salam, senyum, sapa)
Nilai (SB/B/C/K)

PPKn – Kelas 9 Semester 1 21


PENILAIAN KOMPETENSI KETRAMPILAN

Tugas Proyek :
1. Buatlah kelompok yang terdiri dari 4 – 5 anak
2. Lakukan pengamatan peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar selama 1 minggu
3. Identifikasi peristiwa tersebut kedalam tabel seperti contoh dibawah ini
4. Lakukanlah analisis terhadap peristiwa tersebut berkaitan dengan faktor penyebab dan
dampak yang terjadi.
5. Buatlah laporan sederhana hasil pengamatan kalian

No Peristiwa yang terjadi Implementasi Nilai Pancasila


1
2
… Dan seterusnya ,,,

22 PPkn – Kelas 9 Semester 1


A. Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini dengan benar!

1. Pernyataan yang menunjukkan Pancasila sebagai dasar Negara adalah…


a. Nilai – nilai dasar pancasila dapat dijadikan penuntun manusia dalam menjalankan
kehidupan sosialnya
b. Pancasila merupakan bagian yng tidak terpisahkan dari manusia dan bagian dari
kehidupan sosialnya.
c. Segala sesuatu hal yang menyangkut ketatanegaraan harus disesuaikan dengan nilai –
nilai pancasila
d. Sistem hukum Indonesia mengadopsi sistem hukum barat yang dijabarkan dalam
Pancasila

2. Dibawah ini yang bukan merupakan syarat Pancasila dijadikan sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa adalah…
a. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik yang dialami oleh bangsa
Indonesia, ditinjau dari keanekaragaman agama, suku bangsa, adat budaya, ras,
golongan dan sebagainya
b. Pancasila memberikan jaminan terealisasinya kehidupan yang pluralistik
c. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak asasi manusia
yang sesuai dengan budaya barat
d. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

3. Upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa yang terjadi pada orde lama periode 1945 – 1950 adalah…
a. Pemberontakan PKI di Madiun
b. Pemberontakan Republik Maluku Serikat
c. Pemberontakan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
d. Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta)

4. Perhatikan pernyataan berikut ini!


“Pelaksanaan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen hanya dijadikan alat politik
penguasa belaka. Kenyataan yang terjadi demokrasi Pancasila sama dengan
kediktatoran”.
Pernyataan diatas merupakan dinamika perwujudan Pancasila yang terjadi pada...
a. Orde lama periode 1945 – 1950
b. Orde lama periode 1950 – 1959
c. Orde Baru
d. Orde reformasi

5. Pada era reformasi pemerintah berupaya mengembalikan kemurnian nilai – nilai pancasila
peristiwa tersebut terlihat dari berbagai peristiwa, kecuali...
a. Terjadinya perdamaian antara TNI dan GAM
b. Tidak adanya sentralisasi kebijakan secara vertikal
c. Dilaksanakan pemilihan umum secara demokratis
d. Membujuk timor leste kembali ke Indonesia

6. Ciri khas ideologi terbuka adalah…


a. Cenderung untuk memaksakan mengambil nilai-nilai ideologi dari luar masyarakatnya
yang tidak sesuai dengan keyakinan dan pemikiran masyarakatnya.
b. Dasar pembentukannya adalah cita-cita atau keyakinan ideologis perseorangan atau
satu kelompok orang

PPKn – Kelas 9 Semester 1 23


c. Pada dasarnya ideologi tersebut diciptakan oleh negara, dalam hal ini penguasa
negara yang mutlak harus diikuti oleh seluruh warga masyarakat.
d. nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari
kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

7. Penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila yang berupa peraturan
perundang – undangan dan lembaga – lembaga pelaksananya disebut..
a. Nilai dasar
b. Nilai instrumental
c. Nilai praksis
d. Nilai dinamis

8. Perhatikan wacana berikut!


Lutfi dan Dimas kakak beradik, mereka dilahirkan dalam keluarga baik dan harmonis. Ayah
dan ibu selalu memberikan kasih sayang kepada mereka. Lutfi sebagai kakak selalu
menyayangi Dimas. Ibu selalu memberi uang jajan sesuai dengan porsinya. Lutfimenerima
uang jajan lebih banyak dari pada Dimas. Dimas tidak keberatan karena ibu telah
menjelaskan bahwa kebutuhan kakak lebih banyak . Dimas memahami penjelasan dan
nasehat ibu.
Nilai praksis yang terdapat dalam wacana adalah ...
a. Ketuhanan
b. Kemanusiaan
c. Kerakyatan
d. Keadilan

9. Berikut implementasi nilai praksis Pancasila!


1) Menyemangati teman yang malas belajar
2) Menemani adik belajar dikamar
3) Membantu korban bencana alam
4) Bersikap sopan santun kepada bapak ibu guru
5) Membantu kakek menyeberang jalan
6) Menasehati teman menyontek ketika ujian
Implementasi nilai kemanusiaan yang dapat dilakukan disekolah adalah...
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 4), dan 6)
c. 2), 3), dan 4)
d. 4), 5), dan 6)

10. Perhatikan bentuk – bentuk nilai dasar berikut!


1. Mengikuti rapat osis
2. Membantu orangtua memasak
3. Rela berkorban demi persahabatan
4. Mendamaikan teman yang sedang bertengkar
5. Menghargai karya orang lain
6. Bangga sebagai bagian dari Indonesia
Bentuk nilai persatuan ditunjukkan oleh nomor ,,,
a. 1, 2, dan 4
b. 2, 3, dan 4
c. 3, 4, dan 6
d. 4, 5, dan 6

24 PPkn – Kelas 9 Semester 1


11. Dimensi pancasila yang menekankan bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila yang bersifat sistematis, rasional dan menyeluruh itu, pada hakikatnya
bersumber pada filsafat Pancasila adalah ...
a. Dimensi idealisme
b. Dimensi normatif
c. Dimensi realitas
d. Dimensi instrumental

12. Perhatikan pernyataan berikut!


“Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu dijabarkan dalam suatu sistem norma,
sebagaimana terkandung dalam norma-norma keagamaan”.
Pernyataan diatas merupakan penjalasan dari dimensi...
a. Dimensi idealisme
b. Dimensi normatif
c. Dimensi realitas
d. Dimensi instrumental

13. Perhatikan contoh nilai Pancasila berikut!


1. Mengakui persamaan derajat antara sesama manusia
2. Mendahulukan kepentingan bangsa dan negara
3. Ikut serta dalam pemilu
4. Berperilaku adil terhadap sesama
Yang termasuk contoh nilai Pancasila sila ke 4 ditunjukkan pada nomor...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

14. Contoh penerapan pancasila dibidang politik adalah...


a. Pembentukan koperasi
b. Pengembangan kebudayaan nasional
c. Pelaksanaan PEMILU
d. Adanya sistem siskampling

15. Perwujudan nilai – nilai Pancasila dibidang ekonomi ditegaskan dalam UUD 1945 pasal...
a. 30
b. 31
c. 32
d. 33

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

2. Sebutkan nilai dasar yang tercantum dalam sila – sila pancasila?


Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

PPKn – Kelas 9 Semester 1 25


3. Berikan contoh nilai instrumental Pancasila?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

4. Jelaskan perbedaan antara ideologi terbuka dan ideologi tertutup?


Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

5. Berikan contoh pebandingan dinamika yang terjadi di masyarakat dengan praktik ideal
Pancasila sila ke 5 sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

Perbaikan
1. Apa yagng dimaksud dengan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum?
2. Apa makna Pancasila sbagai pandangan hidup bangsa?
3. Mengapa suatu bangsa harus mempunyai pandangan hidup yang jelas?
4. Bagaimakah penerapan pancasila pada masa orde lama periode 1945-1950?
5. Apa tujuan dari pembrontakan G.30.S/PKI 1965?

Pengayaan
1. Sebutkan dan jelaskan dua macam implementasi Pancasila?
2. Perwujudan nilai-nilai pancasila dalam bidang ekonomi ditegaskan dalamUUD 1945 pasal
33. Sebutkan isi pasal 33 UUD 1945?
3. Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang pertahanan keamanan adalah sesuai
dengan pasal 27 ayat 3 UUD 19465. Sebutkan bentuk partisipasi warga negara dalam bela
negara?
4. Sebutkan 4 faktor yang menjadikan suatu ideologi dapat tetap bertahan?
5. Jelaskan kaitan sila ke 3 pancasila dengan AlQuran?

26 PPkn – Kelas 9 Semester 1


KOMPETENSI DASAR SIKAP SPIRITUAL KOMPETENSI DASAR SIKAP SOSIAL
1.2 Menghargai isi alinea dan pokok pikiran 2.2 Melaksanakan isi alinea dan pokok
yang terkandung dalam Pembukaan pikiran yang terkandung dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Pembukaan Undang-Undang Dasar
Indonesia Tahun 1945 sebagai wujud Negara Republik Indonesia Tahun 1945
rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa
KOMPETENSI DASAR PENGETAHUAN KOMPETENSI DASAR KETRAMPILAN
3.2 Mensintesiskan isi alinea dan pokok 4.2 Menyajikan hasil sintesis isi alinea dan
pikiran yang terkandung dalam pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 Negara Republik Indonesia tahun 1945

INDIKATOR :
1.2.1 Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagai wujud dari makna
pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2.2.1 Menunjukkan sikap tanggung jawab dan disiplin dalam melaksanakan pokok-pokok
pikiran dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
3.2.1. Menjelaskan Makna Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3.2.2. Menjelaskan pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
3.2.3. Menampilkan sikap positif terhadap Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
4.2.1 Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang pokok pikiran yang terkandung
dalam alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
4.2.2. Menerapkan isi Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari.

A. Makna Alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945.

1. Alinea Pertama
Alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
menjelaskan pernyataan kemerdekaan sebagai hak bagi semua bangsa di dunia, karena
kemerdekaan merupakan hak asasi sebuah bangsa yang bersifat universal. Alinea ini memuat
dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusian dan
perikeadilan. Setiap bangsa mempunyai hak mutlak untuk merdeka. Hak merdeka yang bersifat
mutlak tersebut merupakan hak kodrat dan hak moral dari setiap bangsa.
Penjajahan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, karena penjajahan memandang
manusia tidak memiliki derajat yang sama. Penjajah bertindak sewenang-wenang terhadap
bangsa dan manusia lainnya. Penjajahan juga tidak sesuai perikeadilan, karena penjajahan

PPKn – Kelas 9 Semester 1 27


memperlakukan manusia secara diskriminatif. Manusia diperlakukan secara tidak adil, seperti
perampasan kekayaan alam, penyiksaan, serta adanya perbedaan hak dan kewajiban. Dalil ini
menjadi alasan bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh dan mempertahankan
kemerdekaan. Selain itu, juga membantu perjuangan bangsa lain yang masih terjajah untuk
memperoleh kemerdekaan. Pernyataan ini objektif, karena diakui oleh bangsa-bangsa yang
beradab di dunia.
Alinea pertama, juga mengandung dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia untuk
melepaskan diri dari penjajahan. Kedua makna dalam alinea pertama, meletakkan tugas dan
tanggung jawab kepada bangsa dan negara serta warga negara Indonesia untuk senantiasa
melawan dan melepaskan diri dari penjajahan dalam segala bentuknya. Alinea pertama ini,
juga menjadi landasan hubungan dan kerja sama dengan negara lain. Bangsa dan negara,
termasuk warga negara, harus menentang setiap bentuk yang memiliki sifat penjajahan dalam
berbagai kehidupan. Tidak hanya penjajahan antara bangsa terhadap bangsa, tetapi juga
antarmanusia, karena sifat penjajahan dapat dimiliki dalam diri manusia.

2. Alenia Kedua
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa Indonesia, bahwa:
a. perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan;
b. momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk menyatakan ke-merdekaan;
c. kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur.
Alinea kedua ini, menjelaskan bahwa kemerdekaan sebagai cita-cita bangsa ini telah
sampai pada saat yang menentukan perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut
kemerdekaan. Hal ini berarti, timbulnya kesadaran bahwa kemerdekaan dan keadaan
sekarang, tidak dapat dipisahkan dari keadaan sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih
merupakan perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan
mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa dan negara. Sebagai bangsa
Indonesia, kita harus menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa.
Kemerdekaaan yang diraih, harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia menuju cita-cita
nasional, yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Negara yang
”merdeka”, berarti negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain. ”Bersatu” menghendaki
bangsa Indonesia bersatu dalam negara kesatuan, bukan bentuk negara lain. Bukan bangsa
yang terpisah-pisah secara geografis maupun sosial. ”Berdaulat”, mengandung makna bahwa
sebagai negara, Indonesia sederajat dengan negara lain, yang bebas menentukan arah dan
kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain. ”Adil”, menjelaskan bahwa negara
Indonesia menegakkan keadilan bagi warga negaranya. Keadilan berarti adanya keseimbangan
antara hak dan kewajiban warga negara. Hubungan antara negara dengan warga negara, serta
warga negara dengan warga negara, dilandasi oleh prinsip keadilan. Negara Indonesia hendak
mewujudkan keadilan dalam berbagai kehidupan secara politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.Makna ”makmur” menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi warga negaranya. Kemakmuran tidak saja secara materil, tetapi juga
mencakup kemakmuran secara spiritual, atau kebahagiaan batiniah. Kemakmuran yang
diwujudkan bukan kemakmuran untuk perorangan atau kelompok, namun kemakmuran bagi
seluruh lapisan masyarakat. Dengan demikian, prinsip keadilan, kekeluargaan, dan persatuan,
melandasi perwujudan kemakmuran warga negara. Inilah cita-cita nasional yang ingin dicapai
oleh bangsa Indonesia dengan membentuk negara. Kemerdekaaan bukanlah akhir dari
perjuangan bangsa. Namun, harus diisi dengan perjuangan mengisi kemerdekaan dengan
mewujudkan cita-cita nasional.

3. Alinea Ketiga
Alinea ketiga menjelaskan bahwa kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia
adalah rahmat dan anugerah Tuhan Yang Maha kuasa. Hal ini merupakan motivasi spiritual
perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melalui
alinea ketiga ini, bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa rahmat Tuhan Yang Mahakuasa,
maka bangsa Indonesia tidak akan merdeka. Kemerdekaaan yang dicapai tidak semata-mata

28 PPkn – Kelas 9 Semester 1


hasil jerih payah perjuangan bangsa Indonesia, tetapi atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa.
Alinea ketiga ini memuat motivasi riil dan materil, yaitu keinginan luhur bangsa supaya
berkehidupan yang bebas. Kemerdekaan merupakan keinginan dan tekad seluruh bangsa
Indonesia untuk menjadi bangsa yang bebas dan merdeka. Bebas dari segala bentuk
penjajahan, bebas dari penindasan, dan bebas menentukan nasib sendiri. Niat yang luhur ini,
menjadi pendorong bangsa Indonesia untuk terus berjuang melawan penjajahan dan meraih
kemerdekaan. Rasa syukur bangsa Indonesia atas karunia-Nya dan keyakinan akan
kekuasaaan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperoleh kemerdekaan, menjadi kekuatan yang
menggerakkan bangsa Indonesia. Persenjataan yang sederhana dan tradisional, tidak menjadi
halangan untuk berani melawan penjajah yang memiliki senjata lebih modern. Para pejuang
bangsa yakin bahwa Tuhan YME akan memberikan bantuan kepada umatnya yang berjuang
melawan penjajahan.Banyak peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan
penjajah, memperoleh kemenangan walaupun dengan segala keterbatasan senjata, organisasi,
dan sumber daya manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tekad yang kuat dan keyakinan pada
kekuasaan Tuhan, dapat menjadi faktor pendorong dan penentu keberhasilan mencapai cita-
cita. Alinea ketiga mempertegas pengakuan dan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang terdiri atas jasmani dan
rohani. Manusia bukanlah mesin yang tidak memiliki jiwa. Hal tersebut berbeda dengan
pandangan yang beranggapan bahwa manusia hanya bersifat fisik belaka. Ini menegaskan
prinsip keseimbangan dalam kehidupan secara material dan spiritual, kehidupan dunia dan
akhirat, serta jasmani dan rohani

4. Alinea Keempat
Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memuat
prinsip-prinsip negara Indonesia, yaitu:a. tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah
negara;b. ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar;c. bentuk negara, yaitu bentuk
republik yang berkedaulatan rakyat; dan d. dasar negara, yaitu Pancasila.Negara Indonesia
yang dibentuk, memiliki tujuan negara yang hendak diwujudkan, yaitu melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Keempat tujuan negara tersebut,
merupakan arah perjuangan bangsa Indonesia setelah merdeka. Kemerdekaan yang telah
dicapai harus diisi dengan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan tujuan
negara. Dengan demikian, secara bertahap terwujud cita-cita nasional, yaitu negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, menghendaki diadakannya undang-undang dasar. Maksud undang-undang
dasar di sini, yaitu batang tubuh atau pasal-pasal. Kehendak ini, menegaskan prinsip
Indonesia sebagai negara hukum. Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan undang-undang
dasar, tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus berdasarkan hukum yang
berlaku. Setiap warga negara, wajib menjunjung tinggi hukum. Artinya, setiap warga
negara wajib menaati hukum yang berlaku.Alinea keempat ini, juga memuat prinsip
bentuk negara, yaitu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Republik merupakan bentuk pemerintahan yang pemerintahnya dipilih oleh rakyat.
Berbeda dengan bentuk kerajaan yang pemerintahnya sebagian bersifat turun-temurun.
Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang bermakna bahwa kekuasaan tertingi dalam
negara dipegang oleh rakyat. Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan
pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan
rakyat. Alinea keempat memuat dasar negara Pancasila, yaitu ”...Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Kelima sila Pancasila merupakan satu
kebulatan utuh, satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Dengan dicantumkannya rumusan
Pancasila

PPKn – Kelas 9 Semester 1 29


Tugas Mandiri
1. Jelaskan makna alenia pertama pembukaan UUD 1945?
2. Pembukaan UUD 1945 terdiri dari 4 alenia. Apa dalil subjektif alenia pertama pembukaan
UUD 1945?
3. Jelaskan makna alenia kedua pembukaan UUD 1945?
4. Apa makna kata “Merdeka”pada pembukaan UUD 1945 alenia ke 2?
5. Jelaskan makna alenia ke 3 pembukaan UUD 1945?

B. Hakikat Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas
empat alinea. Setiap alinea dalam pembukaan memiliki makna khusus bilamana ditinjau dari isinya.
Nah, sekarang coba kalian ingat kembali makna setiap alinea Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah kalian pelajari sewaktu di kelas VII.
Selain mempunyai makna yang sangat mendalam, Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga mengandung pokok-pokok pikiran. Pokok-pokok
pikiran tersebut mengandung pokok- pokok pikiran yang menggambarkan suasana kebatinan dari
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pokok-pokok pikiran tersebut
mewujudkan cita hukum yang menguasai hukum dasar negara,baik yang tertulis maupun yang
tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pokok pikiran pertama: Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan (pokok pikiran persatuan).
Pokok pikiran ini menegaskan bahwa dalam Pembukaan diterima aliran negara persatuan.
Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa dan seluruh wilayahnya. Dengan
demikian negara mengatasi segala macam faham golongan, faham individualistik. Negara
menurut pengertian Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 menghendaki persatuan. Dengan kata lain, penyelenggara negara dan setiap warga
negara wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau individu.
Pokok pikiran ini merupakan penjabaran dari sila ketiga Pancasila.

2) Pokok pikiran kedua: Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia (pokok pikiran keadilan sosial).
Pokok pikiran ini menempatkan suatu tujuan atau cita-cita yang ingin di capai dalam
Pembukaan, dan merupakan suatu kausa-finalis (sebab tujuan), sehingga dapat menentukan
jalan serta aturan yang harus dilaksanakan dalam Undang-Undang Dasar untuk sampai pada
tujuan tersebut dengan modal persatuan. Ini merupakan pokok pikiran keadilan sosial yang
didasarkan kepada kesadaran bahwa manusia mempunyai hak hak dan kewajiban dalam
kehidupan masyarakat. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila kelima Pancasila.

3) Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat).
Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa sistem negara yang terbentuk dalam
Undang-Undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan
permusyawaratan/perwakilan. Aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia, yang
selalu mengedapankan asas musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan suatu
persoalan. Ini merupakan pokok pikiran kedaulatan rakyat, yang menyatakan bahwa
kedaulatan di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Pokok pikiran
inilah yang merupakan dasar politik negara. Pokok pikiran ini merupakan penjabaran sila
keempat Pancasila.

30 PPkn – Kelas 9 Semester 1


4) Pokok pikiran keempat: Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut
dasar kemanusiaan yang adil dan beradab (pokok pikiran Ketuhanan).
Pokok pikiran ini mengandung konsekuensi logis bahwa Undang-Undang Dasar harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara lainnya untuk
memelihara budi pekerti kemanusian yang luhur. Hal ini menegaskan bahwa pokok pikiran
Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pengertian taqwa kepada Tuhan Yang Maha esa,
dan pokok pikiran kemanusian yang adil dan beradab mengandung pengertian menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia atau nilai kemanusian yang luhur. Pokok pikiran keempat
ini merupakan dasar moral negara yang pada hakikatnya merupakan suatu penjabaran dari
sila pertama dan sila kedua Pancasila.
Empat pokok pikiran ini merupakan penjelasan dari inti alinea keempat Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Atau dengan kata lain keempat
pokok pikiran tersebut tidak lain adalah merupakan penjabaran dari dasar negara, yaitu Pancasila.

C. Arti Penting Pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Kalian telah mempelajari bahwa setiap alinea dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara yuridis memiliki makna yang sangat dalam dan
penting. Demikian juga dengan pokok- pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Apabila kita perhatikan
keempat pokok pikiran di atas, maka tampaklah bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah pancaran dari nilai-nilai
Pancasila.
Kemudian penjelasan UU Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa
“ Pokok-pokok pikiran tersebut meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia. Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum (Reichsidee) yang menguasai
hukum dasar negara, baik hukum yang tertulis (Undang-Undang Dasar) maupun hukum yang tidak
tertulis. Undang-Undang Dasar menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya.”
Dalam pengertian ini maka dapat disimpulkan bahwa pokok pikiran yang terkandung dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah sumber
hukum tertinggi di Indonesia.
Sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai sumber hukum tertinggi di Indonesia,
maka pokok-pokok yang terkandung dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam realisasinya harus dijabarkan dalam semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia seperti Ketetapan MPR, Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah dan sebagainya. Dengan demikian seluruh peraturan perundang-undangan di
Indonesia harus bersumber pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yang didalamnya terkandung asas kerohanian negara yaitu Pancasila.
Dengan tetap menyadari makna nilai- nilai yang terkandung dalam Pancasila dan dengan
memperhatikan hubungan antara Pembukaan dan pasal-pasal, maka dapatlah disimpulkan bahwa
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang memuat dasar
falsafah negara Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan merupakan satu rangkaian
kesatuan nilai dan norma yang terpadu. Undang-Undang dasar 1945 terdiri dari rangkaian pasal-
pasal yang merupakan perwujudan dari pokok-pokok pikran yang terkandung dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang tidak lain adalah nilai-nilai
Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri memancarkan nilai- nilai luhur yang telah mampu
memberikan semangat kepada dan terpancang dengan khidmat dalam perangkat Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Semangat (Pembukaan) dan yang
disemangati(Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar 1945) pada hakikatnya merupakan satu
rangkaian kesatuan yang tak dapat dipisahkan.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 31


Pokok-pokok pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, juga memiliki arti penting dalam konteks hukum dasar. Sepeti diketahui di samping
Undang-Undang Dasar, masih terdapat hukum dasar yang tidak tertulis yang juga merupakan
sumber hukum, yaitu aturan dsar yang timbul dan terpelihra dalam praktik penyelenggaraan
negara, meskipun tidak tertulis. Inilah yang disebut konvensi atau kebiasaan katatanegaraan
sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan dalam Undang- Undang Dasar.
Tugas Mandiri
1. Sebutkan tujuan negar RI yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945?
2. Pada pokok pikiran pertama Pembukaan UUD 1945 “Negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan.
Berdasarkan pokok pikiran tersebut, siapa yang dilindungi oleh negara?
3. Apakah arti “kedaulatan rakyat” pada pokok pikiran ketiga pembukaan UUD 1945?
4. Apa arti “keadilan” pada pokok pikiran kedua pembukaan UUD 1945?
5. Apakah arti “bahwa negara berdasar atas ketuhanan “ pada pokok pikiran keempat
pembukaan UUD 1945?

D. Sikap Positif terhadap Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disamping memuat aturan
pokok yang diperlukan bagi negara dan pemerintah, berisikan pula dasar falsafah dan pandangan
hidup bangsa. Dasar falsafah bangsa dan pandangan hidup bangsa tersebut telah berakar dan
tumbuh berabad-abad lamanya dalam kalbu dan sejarah bangsa Indonesia dan telah ditempa dan
diuji melalui perjuangan yang panjang dan pengorbanan.
Menjadi tugas kita bersama, termasuk kalian sebagai pelajar sekaligus generasi penerus
perjuangan bangsa, untuk mempertahankan kelestarian pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Sehingga tidak hanya menjadi rangkaian kata-kata luhur, tanpa
menjadi pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mempertahankan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaaan Undang- Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, tidak hanya dilakukan dengan tidak merubahnya. Namun yang
tidak kalah penting adalah mewujudkan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, dan setiap warga negara wajib
memperjuangkan pokok-pokok pikiran tersebut menjadi kenyataan.

No Pokok Pikiran Sikap Positif yang Ditampilkan


1 Persatuan a) Lingkungan Keluarga: Hidup rukun dengan
saudara Sopan dan santun kepada orang tua
Membersihkan rumah bersama
b) Lingkungan Sekolah: Ikut serta dalam belajar
kelompok Bersama-sama melaksanakan piket
Hidup rukun bersama teman
c) Lingkungan Masyarakat: Ikut serta dalam
kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan
Mengikuti Karang Taruna Hadir jika tetangga
mengadakan acara
d) Lingkungan Bangsa dan Negara: Menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar Hormati
orang lain walau pun berbeda ras atau suku
dengan kita Mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara
2 Keadilan sosial a) Lingkungan Keluarga: Bagi tugas rumah sesuai

32 PPkn – Kelas 9 Semester 1


No Pokok Pikiran Sikap Positif yang Ditampilkan
dengan kemampuan Laksanakan seluruh tugas
rumah yang sudah diberikan kepada kita Orang
tua berlaku adil pada anak anaknya
b) Lingkungan Sekolah: Datang tepat waktu
Menaati peraturan sekolah Melakukan hak dan
kewajiban di sekolah
c) Lingkungan Masyarakat: Mengatur jadwal ronda
secara adil Melakukan hak dan kewajiban di
Lingkungan Masyarakat Membina keselarasan
pergaulan di masyarakat tanpa pertentangan
d) Lingkungan Bangsa dan Negara: Membayar
pajak tepat pada waktunya Budayakan mengantri
di tempat umum Membayar tagihan listrik tepat
waktu
3 Kedaulatan rakyat a) Lingkungan Keluarga: Musyawarah untuk
mendapatkan jalan keluar jika ada masalah
Berdiskusi untuk menentukan tempat untuk liburan
Menghormati pendapat dari anggota keluarga
b) Lingkungan Sekolah: Mengadakan pemilihan
pengurus kelas atau OSIS Hargai pendapat teman
atau guru ketika musyawarah atau rapat Pemilihan
pengurus kelas
c) Lingkungan Masyarakat: Pemilihan ketua
RT,RW,dan lurah Pemilihan bupati Pemilihan
gubernur
d) Lingkungan Bangsa dan Negara: Mengadakan
pemilihan kepala daerah Semua orang yang
sudah cukup umur memperoleh hak yang sama
dalam pemilu Berpartisipasi aktif dalam proses
demokrasi
4 Ketuhanan menurut dasar a) Lingkungan Keluarga: Turuti perkataan orang
kemanusiaan tua (hanya jika perkataan tersebut baik) Rajin
beribadah bersama keluarga Saling berkunjung
antar keluarga pada saat hari besar
b) Lingkungan Sekolah: Menghormati teman yang
berbeda agama Shalat berjamaah di sekolah
Mempersilahkan teman yang berbeda agama
untuk menjalankan ibadahnya
c) Lingkungan Masyarakat: Tidak memaksa
seseorang memeluk agama tertentu Menjawab
salam Shalat berjamaah di masjid
d) Lingkungan Bangsa dan Negara: Hargai dan
hormati orang lain yang berbeda agama
Merayakan hari besar suatu agama Menjunjung
tinggi sikap toleransi antar masyarakat beragama

PENILAIAN SIKAP

Amatilah sikap dan perilaku teman-teman kalian saat pembelajaran berlangsung. Kemudian,
catatlah sikap dan perilaku teman kalian tersebut dalam bentuk tabel seperti berikut.
No.Nama SiswaCatatan Perilaku

PPKn – Kelas 9 Semester 1 33


No Nama Siswa Catatan Perilaku

PENILAIAN KETRAMPILAN

Tugas Kelompok :
1. Buatlah kelompok dengan anggota 3 – 4 orang
2. Carilah artikel di internet tentang penerapan salah satu pokok pikiran pembukaan UUD 1945
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berikan analisis atau ulasan singkat tentang artikel tersebut
4. Tulislah dalam bentuk laporan kemudian kumpulkan kepada bapak/ibu guru untuk dinilai

34 PPkn – Kelas 9 Semester 1


A. Pilihlah salah satu jawaban yang benar!
1. Pada alenia pertama Pembukaan UUD 1945 dinyatakan bahwa kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa hak kemerdekaan disebut …
a. Hak kodrat dan hak moral
b. Hak individu dan hak moral
c. Hak individu dan hak moral
d. Hak individu dan hak politik

2. Perhatikan beberapa makna berikut!


1) Setiap bangsa mempunyai hak mutlak untuk merdeka
2) Merupakan motivasi spiritual perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
3) Perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang menentukan
4) keinginan luhur bangsa supaya berkehidupan yang bebas.
Makna yang terkandung dalam alenia III adalah ..
a. 1) dan 2) c. 2) dan 3)
b. 1) dan 3) d. 2) dan 4)

3. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pernyataan tersebut
terkandung dalam pokok pikiran … pembukaan UUD 1945
a. Pertama c. Ketiga
b. Kedua d. Keempat

4. salah satu tujuan Negara yang tercantum dalam alenia keempat UUD 1945 adalah ikut
melaksanakan ketertiban dunia.
Berikut ini yang menunjukkan implementasi tujuan tersebut adalah …
a. mengikuti kegiatan dalam misi perdamaian PBB
b. menghalau kapal asing yang masuk wilayah Indonesia
c. meningkatkan kemampuan berbahsa asing
d. memberi pelatihan kepada para tenaga kerja Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri

5. Pasangan pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dan penjabaran sila pancasila yang benar
ditunjukkan oleh kolom …
Pokok pikiran Penjabaran sila
a. Pertama Kedua
b. Kedua Ketiga
c. Ketiga Keempat
d. keempat Kelima

6. Prinsip-prinsip negara Indonesia yang tercantum dalam Alinea keempat Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu kecuali …
a. Tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah Negara
b. Ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar
c. Bentuk negara, yaitu bentuk serikat
d. Dasar negara, yaitu Pancasila

7. Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/


perwakilan (pokok pikiran kedaulatan rakyat).
Pernyataan diatas merupakan pokok pikiran pembukaan UUD 1945 yang ke …
a. Satu c. Tiga
b. Dua d. Empat

PPKn – Kelas 9 Semester 1 35


8. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 yang keempat merupakan penjabaran dari sila ke …
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 3 dan 4
d. 4 dan 5

9. Pokok pikiran pembukaan UUD 1945 dilihat secara hukum merupakan …


a. Cita – cita hukum
b. Prinsip hukum
c. Tujuan hukum
d. Ciri – ciri hokum

10. Ikut serta dalam kegiatan kerja bakti membersihkan lingkungan merupakan contoh sikap
terhadap Pokok-Pokok Pikiran Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 yaitu …
a. Persatuan
b. Keadilan sosial
c. Kedaulatan rakyat
d. Ketuhanan

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan makna alenia pertama pembukaan UUD 1945?
Jawab: ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Sebutkan tujuan nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945?
Jawab: ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
3. Sebutkan empat pokok pikiran pembukaan UUD 1945?
Jawab: ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
4. Jelaskan makna yang terkandung dalam pokok pikiran yang keempat pembukaan UUD 1945?
Jawab: ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
5. Pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah sumber hukum tertinggi di Indonesia.
Jelaskan maksud pernyataan diatas?
Jawab: ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________

36 PPkn – Kelas 9 Semester 1


KOMPETENSI DASAR
1.1 Bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas bentuk dan kedaulatan Negara Republik
Indonesia
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam mendukung bentuk dan kedaulatan Negara
3.3 Memahami ketentuan tentang bentuk dan kedaualatan negara sesuai Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945
4.3 Memaparkan penerapan tentang bentuk dan kedaualatan negara sesuai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
INDIKATOR :
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharapkan mampu:
1. Menunjukkan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menunjukkan perilaku disiplin, tanggung jawab, dan percaya diri dalam mendukung bentuk
dan kedaulatan negara.
3. Menjelaskan hakikat Kedaulatan.
4. Mengidentifikasi prinsip-prinsip kedaulatan Negara Republik Indonesia.
5. Mendeskripsikan dinamika perwujudan kedaulatan Negara Republik Indonesia.
6. Menyusun laporan dan menyajikan hasil telaah tentang kedaulatan sesuai Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
7. Mensimulasikan pemilihan ketua RT/RW/Kepala Desa.

Peta Konsep

PPKn – Kelas 9 Semester 1 37


A. Hakikat kedaulatan dan Teori Kedaulatan

1. Pengertian kedaulatan
Kata kedaulatan berasal dari bahasa arab, yaitu ”daulah” yang artinya kekuasaan
tertinggi. Pengertian kedaulatan itu sendiri adalah kekuasaan yang tertinggi untuk membuat
undang-undang dan melaksanakannya dengan semua cara yang tersedia. Oleh karena itu,
kedaulatan rakyat membawa konsekuensi, bahwa rakyat adalah pemegang kekuasaan
tertinggi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Kedaulatan rakyat, berarti juga pemerintah mendapatkan mandatnya dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan oleh rakyat, mengandung pengertian bahwa
pemerintahan yang ada, diselenggarakan dan dilakukan oleh rakyat sendiri. Gaya
pemerintahan seperti ini disebut dengan ”demokrasi”. Demokrasi adalah pemerintahan dari,
oleh, dan untuk rakyat. Keterlibatan rakyat dalam membentuk pemerintahan sebagai wujud
pelaksanaan kedaulatan rakyat, dilaksanakan melalui pemilihan umum Pelaksanaan prinsip
kedaulatan rakyat, dapat dilakukan melalui demokrasi langsung dan demokrasi perwakilan.
Demokrasi langsung bercirikan rakyat mengambil bagian secara pribadi dalam tindakan-
tindakan dan pemberian suara untuk membahas serta mengesahkan undang-undang.
Sementara itu, dalam demokrasi perwakilan, rakyat memilih warga lainnya sebagai wakil yang
duduk di lembaga perwakilan rakyat untuk membahas dan mengesahkan undang-undang.
Menurut pendapat Jean Bodin, seorang ahli tata negara dari Prancis yang hidup di
tahun 1500-an, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi untuk menentukan hukum dalam suatu
negara. Kedaulatan memiliki empat sifat pokok, yaitu:
a. Permanen berarti kekuasaan negara itu tetap ada selama negara itu ada dan
berlangsung terus, tanpa terputus-putus. Misalnya sejak Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Indonesia mengalami pergantian pemerintahan dan pimpinan, namun
Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap berdiri tidak mengalami pergantian.
b. Asli berarti tidak berasal atau tidak dilahirkan oleh kekuasaan lain. Misalnya Kepala
Dinas, Bupati atau Walikota, Gubernur, Menteri, Presiden maupun DPR/MPR, sama-
sama memiliki kekuasaan, tetapi tidak tertinggi dan tidak asli karena bersumber dari
kekuasaan lain. Rakyat merupakan sumber terakhir kekuasaan, karena rakyat memiliki
kekuasaan tertinggi dan asli yang tidak dimiliki oleh para pemimpin, pejabat atau
lembaga/instansi lainnya. Sumber kedaulatan itu berbeda di setiap negara, karena ada
beberapa pandangan dan teori yang berbeda-beda tentang kedaulatan.
c. Bulat berarti kekuasaan tertinggi dan tidak terbagi-bagi. Kedaulatan itu merupakan satu-
satunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara. Misalnya Indonesia yang terdiri dari
banyak provinsi dan pemerintahan daerah otonomi, hanya memiliki satu bentuk
pemerintahan yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak terbatas artinya
kedaulatan tidak dibatasi oleh siapapun. Apabila kedaulatan itu terbatas, tentu kedaulatan
sebagai kekuasaan yang tertinggi akan lenyap.
d. Tidak Terbatas artinya kedaulatan tidak ada yang membatasi, sebab apabila terbatas,
maka sifat tertingginya akan hilang.

Negara yang berdaulat adalah negara yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas suatu
pemerintahan negara. Perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh suatu kedaulatan,
berhasil meraih titik puncaknya pada saat proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus
1945. Sejak saat itu, bangsa Indonesia adalah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Bangsa
yang bebas untuk menentukan nasib bangsa sendiri untuk mengatur pemerintahan sendiri
tanpa campur tangan negara penjajah ataupun negara lain. Adanya pemerintahan yang
berdaulat, merupakan salah satu unsur konstitutif dari sebuah negara merdeka secara de
facto, di samping harus memiliki rakyat, dan wilayah.
Kedaulatan atau kekuasaan tertinggi suatu negara terdiri atas dua bentuk, yaitu
kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar.

38 PPkn – Kelas 9 Semester 1


a. Kedaulatan ke dalam (intern) Kedaulatan ke dalam adalah kekuasaan tertinggi di
dalam negara untuk mengatur fungsinya, pemerintah berhak mengatur segala
kepentingan rakyat melalui berbagai lembaga negara dan perangkat lainnya, tanpa
campur tangan negara lain.
b. Kedaulatan ke luar (ekstern) Kedaulatan ke luar adalah kekuasaan tertinggi di dalam
negara untuk mengadakan hubungan dengan negara lain serta dalam mempertahankan
wilayah dari berbagai ancaman dari luar. Negara berhak mengadakan hubungan atau
kerja sama dengan negara lain guna kepentingan nasionalnya.

2. Teori Kedaulatan
Adapun teori-teori kedaulatan tersebut, di antaranya sebagai berikut.
a. Teori Kedaulatan Tuhan
Teori kedaulatan Tuhan merupakan teori kedaulatan yang pertama dalam sejarah. Teori
ini mengajarkan bahwa negara dan pemerintah mendapat kekuasaan tertinggi dari Tuhan
sebagai asal segala sesuatu (causa prima). Menurut teori kedaulatan Tuhan, kekuasaan
yang berasal dari Tuhan itu diberikan kepada tokoh-tokoh negara terpilih, yang secara
kodrati ditetapkan-Nya menjadi pemimpin negara dan berperan selaku wakil Tuhan di
dunia. Teori ini umumnya dianut oleh raja-raja yang mengaku sebagai keturunan dewa.
Misalnya, para raja Mesir Kuno, Kaisar Jepang, Kaisar Tiongkok, Raja Belanda (Bidde
Gratec Gods, kehendak Tuhan), dan Raja Ethiopia (Haile Selasi, singa penakluk dari suku
Yuda
pilihan Tuhan). Demikian pula dianut oleh para raja Jawa zaman Hindu yang
menganggap diri mereka sebagai penjelmaan dewa Wisnu. Ken Arok bahkan
menganggap dirinya sebagai titisan Brahmana, Wisnu, dan Syiwa sekaligus.
Pelopor teori kedaulatan Tuhan, antara lain, Augustinus (354-430), Thomas Aquino
(1215-1274), F. Hegel (1770-1831), dan F.J. Stahl (1802-1861). Contoh negara yang
menganut teori ini adalah Jepang pada masalalu dengan kaisar Tenno Heika sebagai
titisan Dewa Matahari. Karenaberasal dari Tuhan, maka kedaulatan negara bersifat
mutlak dan suci.Seluruh rakyat harus setia dan patuh kepada raja yang
melaksanakankekuasaan atas nama dan untuk kemuliaan Tuhan. Menurut Hegel,raja
adalah manifestasi keberadaan Tuhan. Oleh karena itu, raja atau pemerintah selalu
benar, tidak mungkin salah.
b. Teori Kedaulatan Raja
Pada abad pertengahan, teori kedaulatan Tuhan berkembang menjadi teori kedaulatan
raja, yang menganggap bahwa raja bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Kekuasaan raja berada di atas konstitusi. Seorang raja bahkan tidak perlu menaati hukum
moral agama. Justru karena statusnya sebagai representasi atau wakil Tuhan di dunia,
maka pada saat itu kekuasaan raja berupa tirani bagi rakyatnya. Peletak dasar utama
teori ini adalah Niccolo Machiavelli (1467-1527) melalui karyanya, II Principle. Ia
mengajarkan bahwa Negara harus dipimpin oleh seorang raja yang memiliki kekuasaan
mutlak.
Sementara itu, Jean Bodin menyatakan bahwa kedaulatan negara memang
dilambangkan dalam pribadi raja. Namun, raja tetap harus menghormati hukum kodrat,
hukum antarbangsa, dan konstitusi kerajaan (leges imperii). Di Inggris, teori ini
dikembangkan oleh Thomas Hobes (1588-1679) yang mengajarkan bahwa kekuasaan
mutlak seorang raja justru diperlukan untuk mengatur negara dan menghindari homo
homini lupus (manusia adalah srigala bagi manusia lain). Teori kedaulatan raja,
beranggapan bahwa kekuasan tertinggi terletak di tangan raja sebagai penjelmaan
kehendak Tuhan. Karena kedaulatan dimiliki para raja, akhirnya raja berkuasa dengan
sewenang-wenang. Raja Louis XIV dari Prancis dengan sombongnya berkata “l’ettat C’st
Moi”
(negara adalah saya).
c. Teori Kedaulatan Negara
Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber
kedaulatan adalah negara yang merupakan lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 39


Kedaulatan timbul bersamaan dengan berdirinya suatu negara. Hukum dan konstitusi
lahir menurut kehendak negara dan diabdikan kepada kepentingan negara. Para
penganut teori ini melaksanakan pemerintahan tirani. Hal tersebut terbukti melalui sikap
kepala negara yang bertindak sebagai diktator. Peletak dasar teori ini antara lain, Jean
Bodin (1530-1596), F. Hegel (1770-1831), G. Jellinek (1851-1911), dan Paul Laband
(1879-1958). Pengembangan teori Hegel menyebar di negara-negara komunis.
d. Teori Kedaulatan Hukum
Berdasarkan pemikiran teori kedaulatan hukum, kekuasaan pemerintah berasal dari
hukum yang berlaku. Hukumlah (baik tertulis maupun tidak tertulis) yang membimbing
kekuasaan pemerintah. Kekuasaan hukum merupakan kekuasaan tertinggi dalam negara.
Hukum bersumber dari rasa keadilan dan kesadaran hukum. Negara melindungi hak-hak
warga negara dan mewujudkan kesejahteraan umum. Etika normatif Negara yang
menjadikan hukum sebagai ”panglima”, mewajibkan penegakan hukum dan
penyelenggaraan negara dibatasi oleh hukum. Pelopor teori
kedaulatan hukum, diantaranya: Hugo de Groot, Krabbe, Immanuel Kant, dan Leon
Duguit.
e. Teori Kedaulatan Rakyat
Teori kedaulatan rakyat beranggapan bahwa rakyat merupakan kesatuan yang dibentuk
oleh suatu perjanjian masyarakat. Kemudian, sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,
rakyat memberikan sebagian kekuasaannya kepada penguasa yang dipilih oleh rakyat
dan penguasa tersebut harus melindungi hak-hak rakyat. Tokoh yang mengemukakan
teori ini adalah Montesquieu (1688-1755) dan J.J. Rousseau (1712-1778).
Beberapa pandangan pelopor teori kedaulatan rakyat, di antaranya sebagai berikut.
1) JJ. Rousseau, menyatakan bahwa kedaulatan itu merupakan perwujudan kehendak
umum dari suatu bangsa merdeka yang mengadakan perjanjian masyarakat (social
contract).
2) Johannes Althusius, menyatakan bahwa setiap susunan pergaulan hidup manusia,
terjadi dari perjanjian masyarakat yang tunduk kepada kekuasaan, dan pemegang
kekuasaan itu dipilih oleh rakyat.
3) John Locke, menyatakan bahwa kekuasaan negara berasal dari rakyat, bukan dari
raja. Menurutnya, perjanjian masyarakat menghasilkan penyerahan hak-hak rakyat
kepada pemerintah dan pemerintah mengembalikan hak dan kewajiban asasi kepada
rakyat melalui peraturan perundang-undangan. John Locke menyimpulkan bahwa
terbentuknya negara melalui:
a. pactum unionis, yaitu perjanjian antara individu untuk membentuk suatu negara;
dan
b. pactum subjectionis, yaitu perjanjian antara individu dan wadah
atau negara untuk memberi kewenangan atau mandat kepada negara
berdasarkan konstistusi atau UUD.
4) Mostesquieu, seorang ahli dari Prancis, berpendapat bahwa agar kekuasaan dalam
suatu negara tidak terpusat pada seseorang, kekuasaan dalam suatu negara dibagi ke
dalam tiga kekuasaan yang terpisah (separated of power). Pemegang kekuasaan yang
satu, tidak memengaruhi dan tidak ikut campur tangan terhadap kekuasan lainnya.
Pembagian kekuasaan dalam negara,
dibagi atas tiga kekuasaan, yaitu:
a. Kekuasaan legilatif, yaitu kekuasaan untuk membuat peraturan perundang-
undangan dalam suatu negara,
b. Kekuasaan eksekutif, yaitu kekuasaan untuk melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kekuasaan eksekutif sering disebut
sebagai kekuasaan menjalankan pemerintahan, dan
c. Kekuasaan yudikatif, yaitu kekuasaan untuk menegakkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku apabila terjadi pelanggaran. Kekuasaan
yudikatif sering disebut sebagai kekuasaan kehakiman.

40 PPkn – Kelas 9 Semester 1


B. Bentuk dan Prinsip Kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
1. Bentuk Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas kedaulatan rakyat. Landasan hukum
negara Indonesia menganut kedaulatan rakyat ditegaskan dalam UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
a. Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 alinea keempat yaitu ”….maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat ….”
b. Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menegaskan ”Kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Dengan demikian, pelaksanaan kedaulatan rakyat ditentukan oleh UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Artinya, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menentukan bagian mana dari kedaulatan rakyat yang pelaksanaannya diserahkan kepada
badan/lembaga yang keberadaan, wewenang, tugas, dan fungsinya ditentukan oleh UUD.
Namun, penyerahan ini tetap dalam pengawasan oleh rakyat, baik secara langsung maupun
melalui lembaga yang dipilih atau dibentuk atas mandat rakyat.
Ketentuan Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah
mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia dari Majelis Permusyawaratan
Rakyat (MPR) sebagai pemegang kedaulatan rakyat kepada sistem kedaulatan rakyat yang
diatur melalui UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UUD tersebut dijadikan dasar dan
rujukan utama dalam menjalankan kedaulatan rakyat yang mengatur dan membagi
pelaksanaan kedaulatan rakyat kepada rakyat sendiri maupun kepada badan/lembaga negara.
Selain menganut teori kedaulatan rakyat, Negara Republik Indonesia dipertegas dengan
kedaulatan hukum. Dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3),
dinyatakan: ”Negara Indonesia adalah Negara hukum”. dan dalam pasal 27 ayat (1) ”Segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Kedua pasal
ini, menegaskan bahwa pelaksanaan kedaulatan rakyat oleh lembaga Negara sesuai UUD,
tidak bersifat mutlak atau tanpa batas. Kekuasaan, tugas, dan wewenang lembaga negara,
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.

2. Prinsip-prinsip Kedaulatan Negara Republik Indonesia


Prinsip – prinsip kedaulatan Negara Republik Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.
b. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undangundang dasar.
c. Negara Indonesia adalah negara hukum.
d. Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat.
e. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh presiden.
f. MPR hanya dapat memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD.
Prinsip negara kedaulatan rakyat, memiliki hubungan yang erat dengan makna
demokrasi. Demokrasi berasal dari kata “demos” dan “kratein”. Demos berarti rakyat dan
kratein berarti pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi memiliki pengertian pemerintahan
rakyat. Abraham Lincoln mengartikan demokrasi sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, dalam negara demokrasi, rakyat yang memiliki kekuasaan untuk
mengatur pemerintahan, atau kekuasaan ada di tangan rakyat. Hal ini sejalan dengan makna
kedaulatan rakyat.
Dalam perkembangannya, demokrasi mengalami pasang surut. Hal ini ditandai oleh
adanya beberapa istilah demokrasi yang menunjukkan bentuk pelaksanaan sistem
pemerintahan demokrasi di suatu negara. Budiardjo (2003), mengemukakan sejumlah syarat

PPKn – Kelas 9 Semester 1 41


dasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawah Rule of Law, sebagai
berikut.
a) Perlindungan konstitusional.
b) Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.
c) Pemilihan umum yang bebas.
d) Kebebasan untuk menyatakan pendapat.
e) Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi.
f) Pendidikan kewarganegaraan.
Kita telah mengetahui bahwa negara Indonesia adalah negara yang berdasarkan
demokrasi Pancasila. Demokrasi Pancasila memiliki makna demokrasi yang dijiwai oleh nilai-
nilai Pancasila sebagai satu kesatuan. Demokrasi yang dijiwai oleh nilai Ketuhanan Yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi yang sesuai dengan bangsa Indonesia,
karena bersumber pada tata nilai sosial budaya bangsa yang sudah melekat dalam kehidupan
masyarakat sejak dahulu. Asas atau prinsip utama demokrasi Pancasila, yaitu pengambilan
keputusan melalui musyawarah mufakat. Musyawarah berarti pembahasan untuk menyatukan
pendapat dalam penyelesaian masalah bersama. Mufakat adalah sesuatu yang telah disetujui
sebagai keputusan berdasarkan kebulatan pendapat. Jadi, musyawarah mufakat berarti
pengambilan suatu keputusan berdasarkan kehendak orang banyak (rakyat), sehingga
tercapai kebulatan pendapat.
Musyawarah mufakat harus berpangkal tolak pada hal-hal berikut.
a. Musyawarah mufakat bersumberkan inti kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
b. Pengambilan keputusan harus berdasarkan kehendak rakyat melalui hikmat kebijaksanaan.
c. Cara mengemukakan hikmat kebijaksanaan harus berdasarkan akal sehat dan hati nurani
luhur serta mempertimbangkan persatuan dan kesatuan bangsa serta kepentingan rakyat.
d. Keputusan yang diambil, harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
e. Keputusan harus dilaksanakan secara jujur dan bertanggung jawab.
Nilai lebih demokrasi Pancasila adalah adanya penghargaan terhadap hak asasi
manusia dan hak minoritas. Demokrasi Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun
tirani minoritas. Dominasi mayoritas, mengandung makna bahwa kelompok besar menguasai
segi kehidupan dengan mengabaikan kelompok kecil. Kepentingan kelompok kecil diabaikan
oleh kepentingan kelompok terbesar dalam masyarakat. Sedangkan tirani minoritas, berarti
kelompok kecil menguasai segi kehidupan dengan mengabaikan kelompok besar. Keputusan
dalam demokrasi Pancasila, mengutamakan kepentingan seluruh masyarakat, bangsa, dan
negara. Kelompok minoritas maupun mayoritas memiliki kedudukan yang sama dalam
demokrasi Pancasila.
Pelaksanaan demokrasi di Indonesia, dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung dan
tidak langsung. Contoh pelaksanaan demokrasi langsung adalah pelaksanaan pemilihan
presiden dan wakil presiden, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah, serta
pemilihan kepala desa. Dengan demikian, wakil rakyat dalam pemerintahan negara Indonesia
ditentukan secara langsung oleh rakyat yang telah memenuhi persyaratan, bukan oleh
lembaga perwakilan rakyat. Contoh pelaksanaan demokrasi tidak langsung adalah adanya
lembaga perwakilan rakyat yang bertugas untuk menyampaikan aspirasi dan amanat rakyat
dalam pemerintahan. Wakil-wakil rakyat yang akan duduk di DPR, DPD, dan DPRD dipilih oleh
rakyat secara langsung melalui pemilihan umum.
Pemilihan umum merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat dan demokrasi. Selain
itu, peranan rakyat dalam mewujudkan kedaulatannya tidak hanya melaksanakan pemilu.
Akan tetapi, dapat dilakukan dengan cara berperan aktif memberikan masukan, usulan, dan
kritikan objektif kepada pemerintah serta mengawasi jalannya roda pemerintahan.
Penyampaian suara itu, dapat melalui lembaga perwakilan rakyat, melalui media massa, atau
dengan cara berunjuk rasa sesuai dengan aturan perundang-undangan.

42 PPkn – Kelas 9 Semester 1


Pemilihan umum sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat dan demokrasi,
dilaksanakan berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (LUBER dan
Jurdil). Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan
Umum (Pemilu) menyatakan bahwa pemilihan umum anggota DPR, DPD, dan DPRD
diselenggarakan secara demokratis dengan asas-asas sebagai berikut.
a. Langsung
Asas langsung mengandung arti bahwa rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk
memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa
perantara.
b. Umum
Asas umum mengandung arti bahwa semua warga negara yang telah memenuhi syarat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan berhak mengikuti pemilu. Hak ini diberikan
tanpa melihat jenis kelamin, suku, agama, ras, pekerjaan, dan lain sebagainya.
c. Bebas
Asas bebas, memiliki makna bahwa semua warga negara yang telah memiliki hak dalam
pemilu, memiliki kebebasan untuk menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari
siapa pun.
d. Rahasia
Asas rahasia, memberikan jaminan bahwa para pemilih yang melaksanakan haknya
dijamin pilihannya tidak akan diketahui oleh siapa pun dengan jalan apa pun.
e. Jujur
Asas Jujur mengandung arti bahwa, penyelenggara pemilu, aparat pemerintah, peserta
pemilu, pengawas pemilu, pemantau pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait harus
bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
f. Adil
Asas adil menjamin bahwa setiap pemilih dan peserta pemilu, mendapatkan perlakuan
yang sama serta bebas dari kecurangan pihak manapun. Makna demokrasi, dalam
perkembangannya tidak hanya dalam arti sempit di bidang pemerintahan, namun saat ini
sudah meluas dalam berbagai bidang kehidupan. Prinsip demokrasi diterapkan dalam
berbagai kehidupan seperti persamaan derajat, kebebasan mengeluarkan pendapat,
supremasi hukum, dan partisipasi rakyat melandasi berbagai kehidupan di lingkungan
sekolah, masyarakat, bangsa, dan negara.

C. Melaksanakan Prinsip-Prinsip Kedaulatan sesuai dengan


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945

1. Perkembangan Demokrasi di Negara Republik Indonesia


Perkembangan demokrasi di Indonesia terjadi pasang surut, dari masa
kemerdekaan sampai sekarang ini. Dalam perkembangannya, demokrasi di Indonesia
terbagi dalam beberapa fase pelaksanaan demokrasi, yaitu sebagai berikut.
a. Demokrasi Parlementer 1945 – 1959
Pada periode ini, terutama pada kurun waktu tahun 1945 sampai tahun 1949,
menurut UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 demokrasi yang harus dilaksanakan
adalah demokrasi Indonesia dengan kabinet presidensial. Namun, dengan keluarnya
Maklumat Pemerintah tanggal 14 November 1945, berubah menjadi demokrasi
parlementer.Begitu pula pada kurun pemberlakuan UUD RIS 1949. Indonesia dibagi dalam
beberapa negara bagian. Sistem pemerintahan yang dianut ialah demokrasi
parlementer (sistem demokrasi liberal). Pemerintahan dijalankan oleh Perdana Menteri,
sedangkan Presiden hanya sebagai lambang. Karena pada umumnya rakyat menolak
RIS, pada tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno menyatakan kembali kepada
bentuk Negara Kesatuan dengan UUDS 1950. Pada masa pemberlakuan UUDS 1950,
demokrasi parlementer masih tetap dipertahankan. Namun, pada kenyataannya demokrasi

PPKn – Kelas 9 Semester 1 43


ini tidak cocok dengan jiwa bangsa Indonesia. Hal tersebut menimbulkan silih bergantinya
kabinet, pembangunan tidak lancar, serta partai-partai mementingkan kepentingan
partai dan golongannya. Hal ini sangat membahayakan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Oleh karena itu, presiden menganggap bahwa keadaan
ketatanegaraan Indonesia dalam keadaan bahaya yang dapat mengancam persatuan
dan kesatuan bangsa. Untuk itu, pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yang isinya:
a. Pembubaran badan konstituante;
b. Memberlakukan kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD sementera 1950;
c. Pembentukan majelis permusyawaratan rakyat sementara (mprs);
d. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS).
Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden ini, maka Demokrasi Parlementer berakhir.
b. Demokrasi Terpimpin 1959 – 1966
Periode ini sering juga disebut dengan Orde Lama. UUD yang digunakan adalah UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan sistem demokrasi terpimpin. Menurut UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, presiden tidak bertanggung jawab kepada
DPR. Presiden dan DPR berada di bawah MPR. Pengertian demokrasi terpimpin
pada sila keempat Pancasila, yaitu dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Akan tetapi, presiden menafsirkan ”terpimpin”, yaitu
pimpinan terletak di tangan ”Pemimpin Besar Revolusi”. Dengan demikian, pemusatan
kekuasaan di tangan presiden. Terjadinya pemusatan kekuasaan di tangan presiden,
menimbulkan penyimpangan dan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang puncaknya terjadi perebutan
kekuasaan oleh PKI pada tanggal 30 September 1965 (G30S/PKI) yang merupakan
bencana nasional bagi bangsa Indonesia.Beberapa penyimpangan itu di antaranya sebagai
berikut.
1. Presiden mengangkat anggota MPRS berdasarkan penetapan Presiden No. 2 tahun
1959.
2. Presiden membubarkan DPR pada tanggal 5 Maret 1960 karena DPR tidak menyetujui
RAPBN yang diajukan tahun 1960, dan Presiden membetuk DPR-GR pada tanggal 24
Juni 1960.
3. Presiden melakukan pengintegrasian lembaga-lembaga negara berdasarkan
Penetapan Presiden No. 94 tahun 1962 tanggal 6 Maret 1962, yaitu Ketua MPRS,
Ketua DPR-GR dan wakil Ketua DPA mendapat kedudukan sebagai Wakil Menteri
Pertama, serta Ketua MA, wakil-wakil Ketua MPRS dan DPR-GR mendapat kedudukan
sebagai menteri.
4. Pengangkatan Presiden seumur hidup melalui Tap. MPRS No. III/MPRS/1963.
5. Penyimpangan politik luar negeri, di mana Indonesia hanya bekerja sama dengan
negara-negara sosialis-komunis dan melakukan konfrontasi dengan hampir semua
negara Barat.
6. Presiden membubarkan partai Masyumi dan Partai Sosialis Indonesia yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila tetapi memberikan kesempatan berkembangnya Partai
Komunis Indonesia yang jelas-jelas bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut, membuat stabilitas politik dan kehidupan


ketatanegaraan tidak berjalan sebagaimana mestinya, terutama masalah keamanan
dan ketertiban masyarakat. Hal tersebut menjadi pemicu terjadinya puncak kekacauan
dengan adanya peristiwa Gerakan 30 September sebagai pemberontakan yang dilakukan
oleh PKI. Pemberontakan tersebut mengakibatkan gugurnya para Perwira Tinggi
Angkatan Darat.Keadaan negara yang tidak stabil, menimbulkan reaksi dari berbagai
kalangan masyarakat, terutama para pemuda, pelajar, dan mahasiswa. Beberapa kalangan
masyarakat tersebut kemudian mengajukan tiga tuntutan rakyat yang dikenal dengan Tritura.
Isi dari tiga tuntutan tersebut adalah sebagai berikut.a) Bubarkan PKIb) Bersihkan kabinet
dari unsur PKIc) Turunkan harga dan perbaiki ekonomiTuntutan rakyat ini mendapat
tanggapan dari pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret, terutama dalam

44 PPkn – Kelas 9 Semester 1


menciptakan keamanan dalam negeri yang ditandai dengan dikeluarkannya Surat
Perintah Sebelas Maret atau dikenal dengan SUPERSEMAR dari Presiden Soekarno
kepada Jenderal Soeharto. Tidak lama kemudian, masa kepemimpinan negara beralih
dari Presiden Soekarno kepada Presiden Soeharto, yang dikenal dengan masa Orde Baru.
Pemerintahan Orde Baru bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 secara murni dan konsekuen.Sumber :30Tahun Indonesia
MerdekaGambar : 3.4 Demostrasi Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura)Sumber: 30 Tahun
Indonesia MerdekaGambar 3.5Demonstrasi Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura)
c. Demokrasi Pancasila 1966 – 1998
Periode ini dikenal dengan sebutan pemerintahan Orde Baru yang bertekad
melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 secara murni dan konsekuen.
Pada periode ini secara tegas dilaksanakan sistem Demokrasi Pancasila dan dikembalikan
fungsi lembaga tertinggi dan tinggi negara sesuai dengan amanat UUD NRI Tahun 1945.
Demokrasi Pancasila berpangkal dari kekeluargaan dan gotong royong. Sehingga
dapat dirumuskan bahwa Demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang berdasarkan
kerakyatan yang dipimpin oleh hik-mah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
dengan didasari nilai-nilai ketuhanan, dengan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab, demi persatuan dan kesatuan bangsa untuk menciptakan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.Dalam Demokrasi Pancasila, musyawarah untuk mufakat
sangat diharapkan karena setiap keputusan dalam musyawarah hendaknya dapat
dicapai dengan mufakat. Tetapi bila tidak tercapai mufakat, maka pengambilan
keputusan dapat ditempuh melalui pemungutan suara. Demokrasi berlandaskan Pancasila
dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki keunggulan tertentu.
Keunggulan tersebut antara lain: a) mengutamakan pengambilan keputusan dengan
musyawarah mufakat dalam semangat kekeluargaan;b) mengutamakan keselarasan dan
keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara kepentingan pribadi dan kepentingan
umum;c) lebih mengutamakan kepentingan dan keselamatan bangsa di atas
kepentingan pribadi dan golongan.Dalam pelaksanaannya sebagai akibat dari kekuasaan
dan masa jabatan presiden yang tidak dibatasi periodenya, maka kekuasaan menumpuk
pada presiden, sehingga terjadilah penyalahgunaan kekuasaan. Hal tersebut
ditandai dengan tumbuh suburnya budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Kebebasan bicara dibatasi, praktik demokrasi menjadi semu. Lembaga negara berfungsi
sebagai alat kekuasaan pemerintah. Lahirlah gerakan Reformasi yang dipelopori
mahasiswa yang menuntut reformasi dalam berbagai bidang. Puncaknya adalah
dengan pernyataan pengunduran diri Soeharto sebagai presiden, kemudian digantikan
oleh B.J. Habibie yang pada saat itu menjabat sebagai wakil presiden.
d. Demokrasi Pancasila Masa Reformasi 1998 – sekarang
Demokrasi yang dikembangkan pada masa Reformasi, pada dasarnya adalah
demokrasi berdasarkan pada Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya dan perbaikan peraturan-peraturan yang
tidak demokratis. Selain itu, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga negara
dengan menegaskan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab yang mengacu pada
prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara lembaga-lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Demokrasi Pancasila saat ini, telah dimulai dengan
terbentuknya DPR – MPR hasil Pemilu 1999 yang memilih presiden dan wakil
presiden, serta terbentuknya lembaga-lembaga tinggi yang lain. Bergulirnya reformasi
yang diiringi dengan perubahan dalam segala bidang kehidupan, menandakan tahap
awal bagi transisi demokrasi di Indonesia. Sukses atau gagalnya suatu transisi
demokrasi, sangat bergantung kepada beberapa hal berikut.a) Komposisi elite politik.
Dalam demokrasi modern dengan bentuknya demokrasi perwakilan rakyat,
mendelegasikan kedaulatan dan kekuasaannya kepada para elite politik.b) Desain
institusi politik. Para elite politik mendesain institusi pemerintahan dan memiliki pengaruh
besar dalam menentukan apakah demokrasi baru menjadi stabil, efektif, dan
terkonsolidasi.c) Kultur politik atau perubahan sikap terhadap politik di kalangan elite dan
nonelite.d) Peran civil society (masyarakat madani) untuk menciptakan kultur

PPKn – Kelas 9 Semester 1 45


toleransi yang mengajarkan keterampilan dan nilai-nilai demokrasi, sikap kompromi, serta
menghargai pandangan yang berbeda.

2. Perkembangan Sistem Pemerintahan di Negara Republik Indonesia


Dalam pelaksanaannya, negara yang menganut sistem kedaulatan rakyat, menganut
sistem pemerintahan yang bermacam-macam. Di Indonesia, sistem pemerintahan mengalami
berbagai perubahan sesuai perubahan politik kenegaraan.
a. Sistem Parlementer
Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki
peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini, parlemen memiliki wewenang
dalam mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan
pemerintahan, yaitu dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya.
Berbeda dengan sistem presidensial, sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden
dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Kelebihan sistem ini dibanding dengan sistem presidensial adalah kefleksibilitasannya
dan tanggapannya. Kekurangannya adalah sering mengarah ke pemerintahan yang
kurang stabil, seperti terjadi pada masa kurun waktu 1945-1959.
Sistem parlementer biasanya memiliki pembedaan yang jelas antara kepala
pemerintahan dan kepala negara. Kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri,
sementara penunjukkan kepala negara hanya sebatas seremonial dengan sedikit
kekuasaan. Ciri-ciri dari sistem parlementer adalah sebagai berikut.
1. Adanya pemisahan yang jelas antara kepala pemerintahan dengan kepala negara.
2. Kepala pemerintahan adalah perdana menteri dan kepala negara adalah
presiden/raja/sultan/kaisar.
3. Kepala Pemerintahan dipilih oleh Parlemen/Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Sistem Semi Parlementer
Sebagai hukum dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan RIS, maka pada tanggal
27 Desember 1949 disahkan UUD RIS. Hal tersebut berdampak pada bentuk negara, yaitu
berbentuk federasi, dengan sistem pemerintahan semi parlementer, sebab:a) Menteri
diangkat oleh Presiden;b) Perdana Menteri diintervensi Presiden;c) Kabinet dibentuk oleh
Presiden;d) Menteri-menteri secara perorangan dan keseluruhan bertanggung jawab
kepada parlemen;e) Presiden berkedudukan sebagai kepala negara dan kepala
pemerintahan.
c. Sistem Presidensial
Sistem presidensial, atau disebut juga dengan sistem kongresional, merupakan
sistem pemerintahan negara republik. Pada sistem pemerintahan ini, kekuasan eksekutif
dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif.Menurut Rod Hague,
pemerintahan presidensial terdiri atas 3 unsur, yaitu sebagai berikut.a) Presiden yang
dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat pemerintahan.
b) Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan yang tetap, tidak bisa
saling menjatuhkan. c) Tidak ada status yang tumpang tindih antara badan eksekutif dan
badan legislatif.
Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat
dijatuhkan karena rendah subjektif, seperti rendahnya dukungan politik. Namun, masih
ada mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran
konstitusi, pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, maka posisi
presiden bisa dijatuhkan. Bila presiden diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran
tertentu, maka wakil presiden akan menggantikan posisinya.Ciri-ciri pemerintahan
presidensial, di antaranya sebagai berikut.
1. Presiden berkedudukan sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara.
2. Kekuasan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan dipilih
langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.
3. Presiden memiliki hak prerogratif (hak istimewa) untuk mengangkat dan
memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan non-departemen.
4. Menteri-menteri hanya bertanggung jawab kepada presiden.

46 PPkn – Kelas 9 Semester 1


5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada kekuasaan legislatif.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan bahwa sistem
pemerintahan yang harus dilaksanakan dalam negara Indonesia adalah sistem
pemerintahan presidensial. Hal ini jelas tersurat dalam Pasal 4 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 berbunyi ”Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar”. Lebih lanjut lagi dijelaskan
dalam Pasal 17 ayat (1), (2), (3), sampai (4) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang berbunyi: a) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. b) Menteri-menteri itu
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. c) Setiap menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan. d) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian
negara diatur dalam undang-undang.
Dari pasal-pasal tersebut, sangat jelas bahwa Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial dengan prinsip-prinsip pemerintahannya sebagai berikut. a) Indonesia
adalah negara yang berdasarkan pada hukum. b) Pemerintah berdasar atas sistem
konstitusi. c) Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar. d) Presiden adalah penyelenggara pemerintahan tertinggi. e) Presiden tidak
bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan Rakyat. f) Menteri negara adalah pembantu
presiden dan bertanggung jawab kepada Presiden. g) Kekuasaan tidak tak terbatas.

3. Lembaga – lembaga Negara


Sebelum menjelaskan pemegang kedaulatan dalam sistem pemerintahan Indonesia, akan
dijelaskan dahulu apa itu sistem pemerintahan dan apa itu sistem pemerintahan Indonesia.
Sistem berarti suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang saling melengkapi untuk
mencapai suatu tujuan. Adapun pemerintahan adalah mereka yang memerintah dalam suatu
negara. Jadi sistem pemerintahan adalah suatu kesatuan yang terdiri atas berbagai unsur yang
memerintah dalam suatu negara yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan negara yang
bersangkutan. Dengan demikian sistem pemerintahan Indonesia adalah suatu kesatuan yang
terdiri atas berbagai unsur yang memerintah dalam negara Indonesia yang saling melengkapi
untuk mencapai tujuan negara Indonesia.

Lalu siapakah pemegang kedaulatan


rakyat dalam sistem pemerintahan
Indonesia? Ikutilah penjelasan berikut ini!
UUD 1945 Bab I Bentuk dan Kedaulatan,
Pasal 1 (2) menyatakan, bahwa
Kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar.

Dengan ketentuan itu dapat diartikan,


Gambar : lembaga – lembaga negara di Indonesia bahwa pemilik kedaulatan dalam negara
Indonesia ialah rakyat. Pelaksanaan
kedaulatan ditentukan menurut Undang-
Undang Dasar.

Pelaksana kedaulatan negara Indonesia menurut UUD 1945 adalah rakyat dan lembaga-
lembaga negara yang berfungsi menjalankan tugas-tugas kenegaraan sebagai representasi
kedaulatan rakyat. Lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945 adalah Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah
(DPD), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Komisi Yudisial ( KY). Pelaksanaan kedaulatan rakyat
menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem pemerintahan Indonesia. Dengan kata
lain sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat
sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 47


UUD 1945 mnentukan, bahwa rakyat secara langsung dapat melaksanakan kedaulatan yang
dimilikinya. Keterlibatan rakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945 ditentukan dalam
hal:
a. Mengisi keanggotaan MPR, karena anggota MPR yang terdiri atas anggota DPR dan anggota
DPD dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 2 (1)).
b. Mengisi keanggotaan DPR melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1)).
c. Mengisi keanggotaan DPD (Pasal 22 C (1)).
d. Memilih Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan secara langsung (Pasal 6A(1)).
Anggota DPD dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum. Dengan demikian, rakyat secara
langsung dapat melaksanakan kedaulatan yang dimilikinya. Dalam pemilihan umum itu,
kekuasaan rakyat tidak dilimpahkan kepada siapapun termasuk kepada lembaga negara. Dalam
contoh ini, rakyat memilih sendiri anggota DPD yang menjadi pilihannya.
Pelaksanaan kedaulatan rakyat menurut Undang-Undang Dasar 1945 inilah sebagai sistem
pemerintahan Indonesia. Dengan kata lain sistem pemerintahan Indonesia adalah pemerintahan
yang didasarkan pada kedaulatan rakyat sebagaimana ditentukan oleh Undang-Undang Dasar
1945.

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Pasal 2 (1) UUD 1945 menyatakan, bahwa MPR terdiri atas anggota DPR dan anggota
DPD yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang.
Pemilihan umum anggota DPR dan anggota DPD diatur melalui UU No. 12 Tahun 2003.
Sedangkan ketentuan tentang susunan dan kedudukan MPR diatur dengan UU No. 22 Tahun
2003 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, DPD, dan DPRD.
Atas dasar ketentuan Pasal 2 (1) UUD 1945 berarti, bahwa jumlah anggota MPR
didasarkan atas penjumlahan anggota DPR dan anggota DPD (juga diatur dalam Pasal 2 UU
No. 22 Tahun 2003). Keanggotaan MPR diresmikan dengan Keputusan Presiden (Pasal 3 UU
No. 22 Tahun 2003).
Jumlah anggota DPR periode 2019-2024 berjumlah 575 orang. Sedangkan jumlah
anggota DPD ditentukan, bahwa anggota DPD dari setiap propinsi ditetapkan sebanyak 4 orang
dan jumlah seluruh anggota DPD tidak lebih dari 1/3 jumlah anggota DPR pada periode 2019-
2024 anggota DPD perwakilan dari seluruh provinsi berjumlah 136 orang yang diketuai oleh La
Nyala Mahmud Mataliti. (wakil dari provinsi Jawa timur).
MPR merupakan lembaga permusyawaratan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Dengan kedudukannya sebagai lembaga negara, MPR bukan lagi sebagai lembaga
tertinggi negara. Tugas dan wewenang MPR diatur dalam Pasal 3 UUD 1945, bahwa MPR (1)
berwenang mengubah dan menetapkan UUD, (2) melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden,
dan (3) hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa
jabatannya menurut UUD. Tugas dan wewenang MPR tersebut diatur lebih lanjut dalam UU No.
22 Tahun 2003, bahwa MPR mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:
a. mengubah dan menetapkan UUD;
b. melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam Sidang
Paripurna MPR;
c. memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk memberhentikan
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil
Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di Sidang Paripurna MPR;
d. melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila Presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
e. memilih Wakil Presiden dari dua calon yang diajukan Presiden apabila terjadi kekosongan
jabatan Wakil Presiden dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu enam
puluh hari.
f. memilih Presiden dan Wakil Presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan dalam
masa jabatannya, dari dua paket calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik yang paket calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya, sampai habis
masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu tiga puluh hari;

48 PPkn – Kelas 9 Semester 1


g. menetapkan Peraturan Tata Tertib dan kode etik MPR. Untuk melaksanakan tugas dan
wewenangnya, anggota MPR dilengkapi dengan hak-hak sebagai berikut (Pasal 12 UU No.
22 Tahun 2003):
• mengajukan usul perubahan pasal-pasal UUD
• menentukan sikap dan pilihan dalam pengambilan keputusan
• memilih dan dipilih
• membela diri
• imunitas
• protokoler; dan
• keuangan dan administratif.
Di samping itu, anggota MPR mempunyai kewajiban sebagai berikut (Pasal 13 UU
No. 22 Tahun 2003)
• mengamalkan Pancasila
• melaksanakan UUD Negara RI Tahun 1945 dan peraturan perundang-undangan
• menjaga keutuhan negara kesatuan RI dan kerukunan nasional
• mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok, dan
golongan; dan
• melaksanakan peranan sebagai wakil rakyat dan wakil daerah.

2. Presiden
UUD 1945 mengatur, bahwa calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus memenuhi
syarat sebagai berikut:
a. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri (Pasal 6 (1) UUD 1945);
b. tidak pernah mengkhianati negara (Pasal 6 (1) UUD 1945);
c. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden (Pasal 6 (1) UUD 1945);
d. dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat (Pasal 6 A (1) UUD 1945);
e. diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum
pelaksanaan pemilihan umum (Pasal 6 A (2) UUD 1945).
Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan undang-
undang (Pasal 6 (2) UUD 1945). Dalam Pasal 169 UU No. 7 Tahun 2017 Presiden dan calon
Wakil Presiden harus memenuhi syarat:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan
lain karena kehendaknya sendiri;
c. suami atau istri calon presiden dan suami atau istri calon wakil presiden adalah warga
negara Indonesia;
d. tidak pernah mengkhianati Negara serta tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi dan
tindak pidana berat lainnya;
e. mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai
Presiden dan Wakil Presiden serta bebas dari penyalahgunaan narkotika;
f. bertempat tinggal dalam wilayah negara kesatuan RI;
g. telah melaporkan kekayaannya kepada instansi yang berwenang memeriksa laporan
kekayaan penyelenggara negara;
h. tidak sedang memiliki tanggungan utang secara perseorangan dan/atau secara badan
hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;
i. tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
j. tidak pernah melakukan perbuatan tercela;
k. tidak sedang dicalonkan sebagai anggota DPR, DPD, atau DPRD;
l. terdaftar sebagai pemilih;
m. memiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban pajak selama
lima tahun terakhir yang dibuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi;

PPKn – Kelas 9 Semester 1 49


n. belum pernah menjabat sebagai Presiden atau Wakil Presiden selama 2 (dua) kali masa
jabatan dalam jabatan yang sama;
o. setia kepada Pancasila, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika;
p. tidak pernah dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
q. berusia sekurang-kurangnya 40 tahun;
r. berpendidikan paling rendah tamatan sekolah menengah atas, madrasah aliyah, sekolah
menengah kejuruan, madrasah aliyah kejuruan, atau sekolah lain yang sederajat;
s. bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi
massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G 30 S/PKI; dan
t. memiliki visi, misi, dan program dalam melak sanakan pemerintahan Negara Republik
Indonesia
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan (Pasal 7
UUD 1945). Lalu, apakah Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa
jabatannya?
Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD, yang
dalam melakukan kewajibannya Presiden dibantu oleh satu orang Wakil Presiden (Pasal 4 UUD
1945). Kekuasaan Presiden yang diatur dalam UUD 1945 adalah:
a. mengajukan rancangan undang-undang dan membahasnya bersama DPR (Pasal 5 (1) dan
Pasal 20 (2) UUD 1945);
b. menetapkan Peraturan Pemerintah (Pasal 5 (2) UUD 1945);
c. memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan
Udara (Pasal 10 UUD 1945);
d. menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain dengan
persetujuan DPR (Pasal 11 (1) UUD 1945);
e. menyatakan keadaan bahaya (Pasal 12 UUD 1945);
f. mengangkat dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR
(Pasal 13 UUD 1945);
g. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA (Pasal 14 (1)
UUD 1945);
h. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR (Pasal 14 (2)
UUD 1945);
i. memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan (Pasal 15 UUD 1945);
j. membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden (Pasal 16 UUD 1945);
k. mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri negara (Pasal 17 (2) UUD 1945);
l. mengajukan rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara (Pasal
23 (2) UUD 1945).

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)


Sejarah DPR dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) oleh
Presiden pada tanggal 12 agustus 1945 sehingga tanggal tersebut dijadikan sebagai tanggal
hari lahir DPR. Anggota DPR dipilih melalui pemilihan umum (Pasal 19 (1) UUD 1945).
Sedangkan susunan keanggotaan DPR diatur melalui undang-undang (Pasal 19 (2) UUD 1945).
Dalam UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilian Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD
ditentukan jumlah anggota DPR sebanyak 560 orang yang berasal dari anggota partai politik
peserta pemilihan umum (Pasal 7 dan Pasal 21 UU No. 10 Tahun 2008). Sedangkan periode
2019-2024 anggota DPR berjumlah 575 orang dan diketuai oleh Puan Maharani.
Fungsi DPR ditegaskan dalam Pasal 20A (1) UUD 1945, bahwa DPR memiliki fungsi
legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi DPR antara lain diwujudkan
dalam pembentukan undang-undang bersama Presiden. Fungsi anggaran DPR berupa
penetapan anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan Presiden. Sedangkan

50 PPkn – Kelas 9 Semester 1


fungsi pengawasan DPR dapat meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,
pengawasan terhadap pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara, dan
pengawasan terhadap kebijakan pemerintah sesuai dengan jiwa UUD 1945.
Dalam menjalankan fungsi-fungsinya seperti di atas, anggota DPR dilengkapi dengan
beberapa hak, seperti hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat (Pasal
20A (2) UUD 1945). Di samping itu, anggota DPR juga memiliki hak mengajukan pertanyaan,
hak menyampaikan usul dan pendapat, hak imunitas (Pasal 20A (3) UUD 1945).

4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


BPK merupakan lembaga negara yang bebas dan mandiri dengan tugas khusus untuk
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara (Pasal 23 E (1) UUD 1945).
Kedudukan BPK yang bebas dan mandiri, berarti terlepas dari pengaruh dan kekuasaan
pemerintah, karena jika tunduk kepada pemerintah tidaklah mungkin dapat melakukan
kewajibannya dengan baik. Namun demikian, BPK bukanlah badan yang berdiri di atas
pemerintah.
Dalam melaksanakan tugasnya, BPK berwenang meminta keterangan yang wajib
diberikan oleh setiap orang, badan/instansi pemerintah, atau badan swasta sepanjang tidak
bertentangan dengan undang-undang. Pembentukan BPK pada hakikatnya memperkuat
pelaksanaan pemerintahan yang demokratik, sebab pengaturan kebijaksanaan dan arah
keuangan negara yang dilakukan DPR belum cukup. BPK dalam hal ini mengawasi apakah
kebijaksanaan dan arah keuangan negara yang dilaksanakan oleh pemerintah sudah sesuai
dengan tujuan semula dan apakah sudah dilaksanakan dengan tertib. Hasil pemeriksaan BPK
diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai dengan kewenangannya (Pasal 23 E (2)
UUD 1945).

5. Mahkamah Agung (MA)


MA merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan kehakiman di samping
Mahkamah Konstitusi di Indonesia (Pasal 24 (2) UUD 1945). Dalam melaksanakan kekuasaan
kehakiman, MA membawahi beberapa macam lingkungan peradilan, yaitu Peradilan Umum,
Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara (Pasal 24 (2) UUD 1945).
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (Pasal 24 (1) UUD 1945). Oleh karena itu
dalam melaksanakan tugasnya,
MA terlepas dari pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh lembaga lainnya. Sebagai
lembaga judikatif, MA memiliki kekuasaan dalam memutuskan permohonan kasasi (tingkat
banding terakhir), memeriksa dan memutuskan sengketa tentang kewenangan mengadili, dan
peninjauan kembali putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
MA juga berwenang untuk menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang. MA merupakan lembaga peradilan umum di Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang menganut sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945.
Lembaga yang melaksanakan peradilan umum tersebut adalah Pengadilan Negeri,
Pengadilan Tinggi, dan Mahkamah Agung. Kedudukan peradilan umum adalah salah satu
pelaksana kekuasaan kehakiman bagi pada umumnya. Pengadilan Negeri sebagai pengadilan
tingkat pertama dan Pengadilan Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding. Kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan umum berpuncak pada Mahkamah Agung. Pengadilan
Negeri berkedudukan di Kota atau Kabupaten yang daerah hukumnya meliputi wilayah Kota
atau Kabupaten. Pengadilan Tinggi berkedudukan di ibu kota Propinsi, dan daerah hukumnya
meliputi wilayah Propinsi.

6. Mahkamah Konstitusi
UUD 1945 menyebutkan adanya Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Konstitusi memiliki
kewenangan untuk
➢ Mengadili pada tingkat pertama dan terakhir untuk menguji undang-undang terhadap UUD,

PPKn – Kelas 9 Semester 1 51


➢ Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD,
➢ Memutus pembubaran partai politik, dan
➢ Memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum (Pasal 24 C (1)), serta
➢ Wajib memberikan putusan atas pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut UUD (Pasal 24 C (2) UUD 1945).
Mahkamah Konstitusi beranggotakan sembilan hakim konstitusi, di mana tiga anggota
diajukan oleh MA, tiga anggota diajukan oleh DPR, dan tiga anggota diajukan oleh Presiden
(Pasal 24 C (3) UUD 1945). Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak
merangkap sebagai pejabat negara (Pasal 24 C (5) UUD 1945). Di samping itu, Pasal 16 UU
No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi menerangkan, bahwa calon hakim konstitusi
harus memenuhi syarat:
➢ Warga negara Indonesia;
➢ Berpendidikan sarjana hukum;
➢ Berusia sekurang-kurangnya 40 tahun pada saat pengangkatan;
➢ Tidak pernah dijatuhi pidana penjara dengan hukuman lima tahun atau lebih;
➢ Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;
➢ Mempunyai pengalaman kerja di bidang hukum sekurang-kurangnya 10 tahun;
➢ Membuat surat pernyataan tentang kesediaannya untuk menjadi hakim konstitusi.

7. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)


DPD merupakan bagian dari keanggotaan MPR yang dipilih melalui pemilihan umum dari
setiap propinsi (Pasal 2 (1) dan Pasal 22 C (1) UUD 1945). DPD merupakan wakil-wakil
propinsi (Pasal 32 UU No. 22 Tahun 2003). Setiap Provinsi diwakili 4 orang anggota DPD.
Oleh karena itu, anggota DPD berdomisili di daerah pemilihannya, dan selama bersidang
bertempat tinggal di ibukota negara RI (Pasal 33 (4) UU No. 22 Tahun 2003). Namun dalam UU
No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD Pasal 12, calon
peserta pemilihan umum anggota DPD tidak disyaratkan berdomisili di daerah pemilihannya
melainkan mendapatkan dukungan minimal dari daerah pemilihan yang bersangkutan.
Kewenangan DPD dituangkan dalam Pasal 22 D UUD 1945, yaitu:
a. Mengajukan kepada DPR rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi
daerah, hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta
penggabungan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
b. Ikut membahas rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah,
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan
dengan perimbangan keuangan pusat dan daerah;
c. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan agama.
d. Melaksanakan pengawasan atas pelaksanaan undangundang mengenai: otonomi
daerah, pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan pusat dan
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak, pendidikan, dan agama, serta menyampaikan hasil
pengawasan itu kepada DPR.

8. Komisi Pemilihan Umum


Komisi pemilihan umum merupakan komisi yang bertanggung jawab akan pelaksanaan
pemilihan umum di Indonesia. Komisi pemilihan umum bersifat nasional, tetap, dan mandiri
(Pasal 22 E (5) UUD 1945).
Komisi pemilihan umum sebagai lembaga pemilihan umum yang selanjutnya disebut KPU
(Pasal 1 (6) UU No. 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum). KPU
menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD, Presiden dan
Wakil Presiden, serta kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh rakyat
(Pasal 1 (5) UU No. 22 Tahun 2007).

52 PPkn – Kelas 9 Semester 1


Susunan organisasi penyelenggara pemilihan umum berdasarkan Pasal 4 UU No. 22
Tahun 2007 adalah:
a. KPU berkedudukan di ibu kota negara Republik Indonesia.
b. KPU Provinsi berkedudukan di ibu kota provinsi.
c. KPU Kabupaten/Kota berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota.
UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD menyatakan,
bahwa tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum adalah:
a. merencanakan penyelenggaraan pemilihan umum (pemilu);
b. menetapkan organisasi dan tata cara semua tahapan pelaksanaan pemilu;
c. mengkoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan semua tahapan pelaksanaan
pemilu;
d. menetapkan peserta pemilu;
e. menetapkan daerah pemilihan, jumlah kursi dan calon anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi,
dan DPRD Kabupaten/Kota;
f. menetapkan waktu, tanggal, tata cara pelaksanaan kampanye, dan pemungutan suara;
g. menetapkan hasil pemilu dan mengumumkan calon terpilih anggota DPR, DPD, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota;
h. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilu;
i. melaksanakan tugas dan kewenangan lain yang diatur undang-undang.
Tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum bukan saja untuk menyelenggarakan
pemilu anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota saja, tetapi KPU juga
penyelenggara pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 1 (7) dan
Pasal 9 UU No. 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden. Dalam
menyelenggarakan pemilihan umum, KPU berpedoman kepada asas sebagaimana ditentukan
dalam Pasal 2 UU No. 22 Tahun 2007 sebagai berikut:
a. Mandiri,
b. Jujur,
c. Adil,
d. Kepastian hukum,
e. Tertib penyelenggara pemilihan umum,
f. Kepentingan umum
g. Keterbukaan,
h. Proporsionalitas,
i. Profesionalitas,
j. Akuntabilitas,
k. Efisiensi, dan
l. Efektivitas.

9. Komisi Yudisial
Komisi Yudisial adalah lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan DPR (Pasal 24 B (3) UUD 1945). Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai
pengetahuan dan pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang
tidak tercela (Pasal 24 B (2) UUD 1945). Komisi Yudisial berwenang mengusulkan
pengangkatan hakim agung serta menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat,
dan perilaku hakim (Pasal 24 B (1) UUD 1945).

PENILAIAN SIKAP

Cobalah melakukan penilaian sikap kalian, dengan mengisi lembar penilaian diri berikut.
Isilah dengan jujur sesuai sikap kalian yang dilakukan selama proses pembelajaran.Instrumen
Penilaian Sikap(Lembar Penilaian Diri)A. Petunjuk Umum:1. Instrumen penilaian sikap berupa
lembar penilaian diri.2. Instrumen ini diisi oleh peserta didik.B. Petunjuk Pengisian:Berdasarkan
perilaku kalian selama proses pembelajaran materi pada bab ini, nilailah sikap kalian dengan
memberi tanda centang pada kolom skor 4, 3, 2, atau 1 dengan ketentuan sebagai berikut.

PPKn – Kelas 9 Semester 1 53


Skor 4, apabila selalu melakukan perilaku yang dinyatakan.
Skor 3, apabila sering melakukan perilaku yang dinyatakan.
Skor 2, apabila kadang-kadang melakukan perilaku yang dinyatakan.
Skor 1, apabila jarang melakukan perilaku yang dinyatakan.

LEMBAR PENILAIAN SIKAP


Nama Peserta Didik : ….....................
Kelas/Semester : …......................
Tahun Pelajaran : ..........................
Hari/Tanggal Pengisian : …......................
Sikap yang Dinilai :
1.1 Menghayati perilaku beriman dan bertaqwa kepada TuhanYME dan berakhlak mulia dalam
kehidupan di lingkungan pergaulan antarbangsa
2.1 Menghargai keluhuran nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa sesuai dengan dinamika perkembangan jaman

No. Pernyataan Skor Skor Akhir Nilai


1 2 3 4

A Sikap beriman dan bertaqwa


1 Saya berdoa sebelum melakukan kegiatan
2 Saya menjalankan ibadah sesuai ajaran agama
3 Saya mengucapkan salam sebelum dan sesudah
berbicara
4 Saya tidak mengganggu ibadah orang lain
B Sikap Jujur
1 Saya tidak menyontek saat ulangan
2 Saya mengerjakan tugas sendiri (tidak menya- lin
orang lain)
3 Saya mengakui kekeliruan dan kekhilafan
4 Saya melaporkan informasi sesuai fakta
C Sikap Peduli
1 Saya menolong teman yang membutuhkan
2 Saya membuang sampah pada tempatnya
3 Saya simpati terhadap orang lain
4 Saya mendahulukan kepentingan masyarakat/
umum
D Sikap Toleransi
1 Saya menghormati pendapat teman
2 Saya memaafkan kesalahan orang lain
3 Saya bergaul tanpa membeda-bedakan
4 Saya tidak memaksakan kehendak
E Sikap Gotong royong
1 Saya melaksanakan tugas kelompok
2 Saya bekerja sama secara sukarela
3 Saya aktif dalam kerja kelompok
4 Rela berkorban untuk kepentingan umum
F Sikap Santun
1 Saya berperilaku santun kepada orang lain
2 Saya berbicara santun kepada orang lain
3 Saya bersikap 3 S (salam, senyum, sapa)
Nilai (SB/B/C/K)

54 PPkn – Kelas 9 Semester 1


PENILAIAN KETRAMPILAN

Lakukanlah proyek kewarganegaraan berupa kegiatan yang berhubungan dengan


pelaksanaan kedaulatan rakyat dan pemerintahan di lingkungan sekolah, pergaulan, dan
masyarakat sekitar kalian. Lakukan proyek ini secara kelompok atau kelas dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
a. Amatilah pelaksanaan kedaulatan rakyat di lingkungan sekolah dan masyarakat
sekitarmu. Tentukan satu topik pelaksanaan kedaulatan rakyat yang penting dan mampu
kalian lakukan, seperti pemilihan ketua OSIS, pemilihan ketua RT/RW, pemilihan kepala
desa, atau pemilihan kepala daerah (bupati/wali kota/gubernur).
b. Buatlah skenario simulasi pemilihan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
c. Bentuklah kelompok dalam kelas untuk pembagian tugas dalam pelaksanaan
pemilihan, serta tentukan calon-calon yang akan dipilih.
d. Persiapkan segala properti dan kebutuhan untuk pelaksanaan pemilihan sesuai tugas
kelompok.
e. Lakukanlah simulasi pelaksanaan pemilihan.
f. Diskusikanlah kekurangan dari hasil kegiatan kalian.
g. Susunlah laporan kegiatan secara tertulis dan sajikan di depan kelas.

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!


1. Kekuasaan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi. Pernyataan tersebut
merupakan arti dari sifat kedaulatan …
a. Asli c. Bulat
b. Permanen d. Tak terbatas
2. Menurut pasal 1 ayat 2 UUD 1945, Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut …
a. Undang-Undang Dasar 1945
b. MPR
c. kehendak rakyat itu sendiri
d. hati nurani dari rakyat kecil
3. Pelopor teori kedaulatan Tuhan diantaranya …
a. Thomas Aquino dan Agustinus
b. Muchiavelli
c. John Locke
d. Leon Auquit, H. Krabbe
4. kekuasaan tertinggi terletak pada negara. Sumber kedaulatan adalah negara yang merupakan
lembaga tertinggi kehidupan suatu bangsa. Pernyataan tersebut adalah pengertian dari teori
kedaulatan …
a. Tuhan
b. Raja
c. Negara
d. Rakyat
5. kedaulatan itu merupakan perwujudan kehendak umum dari suatu bangsa merdeka yang
mengadakan perjanjian masyarakat (social contract). Tokoh yang menyampaikan anggapan
tersebut adalah …
a. JJ. Rousseau
b. Johannes Althusius
c. John Locke
d. Mostesquieu

PPKn – Kelas 9 Semester 1 55


6. kekuasaan untuk melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku disebut …
a. Eksekutif
b. Legislatif
c. Yudikatif
d. Presidensial
7. Selain menganut teori kedaulatan rakyat, Negara Republik Indonesia dipertegas dengan
kedaulatan hokum, hal tercantum didalam …
a. Pembukaan UUD 1945 alenia pertama
b. Pasal 1 ayat 1 UUD 1945
c. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945
d. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945
8. Dalam PEMILU rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya secara
langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara disebut asas …
a. Langsung
b. Umum
c. Bebas
d. Rahasia
9. Arti dari asas umum dalam PEMILU adalah …
a. rakyat sebagai pemilih memiliki hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai
dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara.
b. Semua warga negara yang telah memenuhi syarat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan berhak mengikuti pemilu. Hak ini diberikan tanpa melihat jenis kelamin, suku,
agama, ras, pekerjaan, dan lain sebagainya.
c. Semua warga negara yang telah memiliki hak dalam pemilu, memiliki kebebasan untuk
menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.
d. memberikan jaminan bahwa para pemilih yang melaksanakan haknya dijamin pilihannya
tidak akan diketahui oleh siapa pun dengan jalan apa pun.
10. pada kurun waktu tahun 1945 sampai tahun 1949, menurut UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 demokrasi yang harus dilaksanakan adalah…
a. Demokrasi Liberal
b. Demokrasi Komunis
c. Demokrasi Kabinet Presidensial
d. Demokrasi terpimpin
11. Setelah dikeluarkanya dekrit presiden 5 juli 1959, Indonesia menerapkan demokrasi …
a. Demokrasi Liberal
b. Demokrasi Komunis
c. Demokrasi Kabinet Presidensial
d. Demokrasi terpimpin
12. Salah satu tugas dan wewenang MPR adalah …
a. mengajukan rancangan undang-undang dan membahasnya bersama DPR
b. mengubah dan menetapkan UUD;
c. memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan MA
d. memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR J
13. Lembaga Negara yang bertugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan
negara adalah..
a. KPK c. MK
b. BPK d. Menteri
14. Lembaga yang berwenang untuk menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-
undang terhadap undang-undang serta mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh
undang-undang, adalah…
a. Mahkamah Konstitusi
b. Mahkamah Agung
c. Komisi Yudisial
d. Komisi Pemberantasan Korupsi

56 PPkn – Kelas 9 Semester 1


15. Lembaga yang mandiri yang dibentuk oleh Presiden dengan persetujuan DPR (Pasal 24 B (3)
UUD 1945 adalah …
a. KPK
b. MK
c. KPU
d. KY

B. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Jelaskan perbedaan antara kedaulatan kedalam dan kedaulatan keluar?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
2. Sebutkan prinsip – prinsip kedaulatan Negara Indonesia?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
3. Jelaskan perbedaan antara sistem pemerintahan presidensial dan parlementer?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
4. Sebutkan tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
5. Sebutkan keterlibatanrakyat sebagai pelaksana kedaulatan dalam UUD 1945?
Jawab: ____________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

PPKn – Kelas 9 Semester 1 57


A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar!
1. Tujuan Muso melakukan pemberontakan PKI di Madiun adalah…
A. mengajarkan ideologi komunis di sekolah-sekolah Indonesia
B. membentuk angkatan ke-5 ditubuh TNI yaitu petani yang dipersenjatai
C. mempraktekkan ilmu yang didapat dari Uni Soviet tentang ajaran komunisme
D. mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis

2. Perhatikan tabel berikut!


No Pemberontakan No Pemberontakan
1 Republik Maluku Selatan 4 PKI
2 Darul Islam/TII 5 Permesta
3 PRRI 6 APRA
Dari tabel di atas pemberontakan y ang berupay a memecahkan persatuan dan kesatuan
pada periode 1950-1959 ditunjukan dengan nomor ….
A. 1 , 2 dan 3 C. 2 ,4 dan 6
B. 2 , 4 dan 5 D. 1 ,3 dan 5

3. Pada masa Orde lama kondisi politik dan keamanan dalam negeri diliputi oleh kekacauan dan
kondisi sosial budaya berada dalam suasana peralihan dari masyarakat ….
A. terjajah menjadi masy arakat merdeka
B. primitif menjadi masy arakat berbudaya
C. agraris menjadi masy arakat industri
D. tradisional menjadi masy arakat modern

4. Masa Orde lama adalah masa pencarian bentuk penerapan Pancasila terutama dalam sistem
….
A. keagamaan C. kebudayaan
B. kenegaraan D. kesejahteraan

5. perhatikan tokoh berikut!


1) Muso 3) Moh. Yamin
2) Kartosuwiro 4) DN aidit
Tokoh pemberontakan pada masa Orde lama periode 1945 – 1950 ditunjukan dengan nomor
….
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 1 dan 3
D. 2 dan 4

6. Pada periode 1945- 1949 penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup
bangsa mengalami berbagai masalah, salah satunya adalah pemberontakan Partai Komunis
Indonesia di Madiun y ang dipimpin oleh ….
A. Amir Syaripudin C. Dr. Subandrio
B. Muso D. Kartosuwiryo

58 PPkn – Kelas 9 Semester 1


7. Perhatikan tabel berikut!
No Penyelewengan No Penyelewengan
1 Penyelewengan pada sila ke empat 4 Penindasan ideologis
2 Sistem pemerintahan Liberal 5 Demokrasi terpimpin
3 Perlakuan diskriminasi 6 Pergantian presiden secara singkat
Dari tabel di atas bentuk-bentuk penyimpangan yang terjadi terhadap Pancasila pada masa
orde lama ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1 , 2 dan 3 C. 2 ,3 dan 4
B. 2 , 4 dan 6 D. 1 ,3 dan 5

8. Perhatikan pernyataan berikut !


1) Perkembangan dunia yang sangat cepat dan mendasar
2) Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga
3) Berkembangnya pasar modal dan bursa keuangan dunia
4) Menjalankan budaya bebas tanpa batas
Penerapan Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa pada era
reformasi dihadapkan dengan berbagai tantangan, diantaranya ditunjukkan oleh nomor ….
A. 1,2 dan 3 C. 1,3 dan 4
B. 1,2 dan 4 D. 2,3 dan 4

9. Pada periode 1950-1959 stabilitas pemerintahan tidak terjamin, hal ini disebabkan karena
dasar negara Pancasila lebih diarahkan pada ideologi ….
A. liberalisme C. komunisme
B. kapitalisme D. fascisme

10. Pada tanggal 30 September 1965, terjadi pemberontakan yang didalangi Partai Komunis
Indonesia dengan tujuan mendirikan Negara Soviet di Indonesia serta mengganti Pancasila
dengan paham komunis yang dipimpin oleh ….
A. Dr. Subandrio C. Letkol Untung
B. Muso D. DN Aidit

11. Harapan rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru yang ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen tidak sepenuhnya terwujud. Hal ini disebakan antara
lain karena ....
A. presiden Soeharto berasal dari militer
B. presiden lemah dalam mengontrol lembaga negara lainnya
C. demokrasi Pancasila dilaksanakan dengan baik
D. Pancasila dijadikan alat politik dan diw arnai dengan kediktatoran

12. Di bawah ini yang bukan termasuk tantangan dalam penerapan Pancasila di Era Reformasi y
ang ditandai dengan menurunnya rasa persatuan dan kesatuan diantara sesama warga
bangsa saat ini adalah ....
A. pesatnya perkembangan teknologi
B. terjadinya konflik di beberapa daerah
C. tawuran dan perkelahian antar pelajar
D. tindak kekerasan dijadikan alat penyelesaian masalah

13. Perhatikan ciri – ciri ideologi berikut!


1) sistem pemikiran yang terbuka
2) nilai-nilai dan cita-citanya bukan dari luar
3) diciptakan oleh Negara
4) dasar pembentukan ideologinya hasil musyawarah
5) senantiasa berkembang sesuai aspirasi pemikiran
Dari data di atas yang termasuk ciri Pancasila sebagai ideologi terbuka ditunjukkan dengan
nomor….

PPKn – Kelas 9 Semester 1 59


A. 1, 2, 3 dan 4 C. 1, 2, 4 dan 5
B. 1, 3, 4 dan 5 D. 2, 3, 4 dan 5

14. Perhatikan tabel berikut!


No Lembaga Negara No Lembaga Negara
1 MPR 5 Mahkamah Konstitusi
2 DPD 6 BPK
3 DPR 7 MA
4 Presiden 8 Komisi Yudisial
Dari tabel di atas lembaga negara yang baru sebagai perwujudan nilai-nilai Pancasila di
bidang politik ditunjukkan dengan nomor ….
A. 1,3, dan 5 C. 2,4 dan 7
B. 4, 6 dan 8 D. 2, 5 dan 8

15. Perwujudan Pancasila di bidang ekonomi dikembangkan melalui landasan operasional sistem
ekonomi y ang dijiw ai oleh nilai- nilai Pancasila telah ditegas dalam Undang-undang Dasar
1945 pada …
A. pasal 33 C. pasal 35
B. pasal 34 D. pasal 36

16. Nilai sosial budaya yang ada dalam masy arakat Indonesia y ang harus dikembangkan
sebagai proses perubahan menuju kemajuan adalah ….
A. westernisasi C. feodalisme
B. egoisme D. modernisasi

17. Sikap yang harus dihindari sebagai upay a mew ujudkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sosial budaya adalah ….
A. sikap feodal, eksklusif dan paham kedaerahan y ang sempit
B. sikap kekeluargaan dan gotong royong
C. sikap selalu musyawarah dan mufakat
D. sikap bekerja keras, disiplin dan sikap ilmiah

18. Perwujudan nilai-nilai Pancasila di bidang pertahanan dan keamanan secara tegas dinyatakan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal ….
A. 27 ayat (1) C. 28 ayat (1)
B. 27 ayat (3) D. 28 ayat (3)

19. Dalam pasal 30 Undang- undang dasar 1945 ditegaskan bahw a ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara itu merupakan hak dan kew ajiban ….
A. pemerintah C. warga negara
B. TNI D. POLRI

20. Usaha pertahanan dan keamanan negara Republik Indonesia dilaksanakan melalui ….
A. sistem pertahanan dan keamanan terpadu
B. sistem pertahanan dan keamanan lingkungan
C. sistem pertahanan dan keamanan terpisah
D. sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta

21. Pernyataan pengakuan hak asasi suatu bangsa tercantum dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 alinea ….
A. kesatu C. ketiga
B. kedua D. keempat

60 PPkn – Kelas 9 Semester 1


22. Rumusan dasar negara Pancasila yang autentik tercantum dalam Pembukaan Undang-
undang Dasar 1945 yaitu pada ….
A. alinea ke-1 C. alinea ke-3
B. alinea ke-2 D. alinea ke- 4

23. Pokok pikiran pertama Pembukaan Undang-undang Dasar Tahun 1945 menyatakan bahwa
“negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan” .Ini mengandung arti bahwa ….
A. kepentingan pribadi penyelenggara negara di atas kepentingan negara atau golongan
penyelenggara negara dan setiap w arga negara
B. wajib mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau individu
C. kepentingan golongan di atas kepentingan pribadi
D. penyelenggara Negara penyelenggara negara kepentingannya di atas kepentingan
negara atau golongan

24. Pokok pikiran kedua UUD 1945 adalah keadilan sosial, y akni suatu tujuan atau cita-cita y ang
ingin dicapai dalam Pembukaan UUD 1945 dan merupakan kausa finalis y ang berarti ….
A. Sebab- akibat C. sebab-tujuan
B. Sebab- musabab D. sebab- kejadian

25. Pokok pikiran alinea ketiga Pembukaan Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan penjabaran dari Sila ….
A. Kesatu C. ketiga
B. Kedua D. keempat

26. Sebagai pelengkap atau pengisi kekosongan dalam Undang-undang Dasar terdapat hukum
dasar y ang tidak tertulis y ang merupakan aturan dasar y ang timbul dan terpelihara dalam
praktik peny elenggaraan negara y ang disebut …
A. konpensasi C. konvensi
B. konprontasi D. konperensi

27. Mempertahankan dan memperjuangkan pokok-pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945
dalam kehidupan sehari-hari adalah kewajiban setiap ….
A. lembaga negara C. warga Negara
B. lembaga masyarakat D. penguasa

28. Kedaulatan memiliki 2 pengertian yaitu kedaulatan…


A. Kedalam dan keluar.
B. Sekarang dan yang akan datang.
C. Luas dan sempit.
D. Rakyat dan pemerintah.

29. Salah satu bukti bahwa Negara Indonesia menganut teori kedaulatan rakyat adalah…
A. Setiap undang-undang menghendaki persetujuan DPR.
B. Rakyat dapat mengemukakan pendapat dalam rapat.
C. Rakyat dapat mengajukan pemimpin.
D. Rakyat diberi hak untuk dipilih menjadi anggota DPR.

30. Salah satu sifat Kedaulatan adalah ...


A. Permanen
B. konstitusional
C. konsisten
D. konvnesional

PPKn – Kelas 9 Semester 1 61


31. Kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun, sebab apabila kedaulatan itu dibatasi tentu saja
sifat kedaulatan sebagai kekuasaan akan lenyap. Hal ini sesuai dengan salah satu sifat
kedaulatan, yaitu ….
A. Permanen C. asli
B. Bulat D. tidak terbatas

32. Menurut UUD 1945 amandemen, Negara kita menganut dua teori kedaulatan, yaitu ….
A. Kedaulatan raja dan hukum
B. Kedaulatan negara dan tuhan
C. Kedaulatan rakyat dan hukum
D. Kedaulatan Negara dan raja

33. Fungsi lembaga Yudikatif adalah …..


A. Lembaga yang melaksanakan peradilan
B. Lembaga pembuat peraturan perundangan
C. Lembaga yang menetapkan APBN
D. Lembaga pelaksana peraturan perundang-undangan

34. Menurut UUD 1945 sistem pemerintahan RI adalah presidensial yang berarti…
A. Menteri-menteri bertanggung jawab terhadap DPR.
B. Menteri-menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.
C. Presiden sebagai kepala pemerintahan, bukan sebagai kepala Negara.
D. Presiden memegang kedaulatan teringgi Negara.

35. Dalam sistem parlementer, kedudukan Presiden…


A. Mengendalikan sistem pemerintahan.
B. Kepala Negara dan kepala pemerintahan.
C. Hanya menjadi simbol kepala Negara saja.
D. Pemimpin para menteri.

36. DPR memiliki sejumlah fungsi yakni fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.
Arti dari fungsi legislasi adalah…
A. Mengawasi tindakan pemerintah.
B. Membentuk undang-undang.
C. Menetapakan APBN.
D. Mengajukan rancangan undang-undang.

37. Tugas pokok BPK adalah…


A. Membantu presiden menyusun APBN.
B. Melakukan proses hukum masalah keuangan.
C. Memeriksa pengelolaan keuangan Negara.
D. Menghitung jumlah anggaran yang dikorupsi.

38. Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh…


A. Presiden dengan persetujuan DPR.
B. Mahkamah Agung dengan persetujuan DPR.
C. MPR.
D. Mahkamah Konstitusi.

39. Menurut ketentuan UUD 1945 pasal 13, presiden mempunyai tugas dan wewenang untuk…
A. Memberi grasi dan rehabilitasi.
B. Membuat perjanjian dengan Negara lain.
C. Mengangkat para menteri.
D. Mengangkat duta dan konsul.

62 PPkn – Kelas 9 Semester 1


40. Lembaga Negara pemegang kekuasaan kehakiman menurut UUD 1945 adalah. ..
A. Mahkamah Agung dan komisi yudisial.
B. Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.
C. Mahkamah Konstitusi, Mahkamah agung.
D. Mahamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial.

A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar !


41. Bagaimanakah penerapan pancasila pada masa era orde baru?
Jawab: ___________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
42. Berikan 3 contoh perwujudan nilai – nilai pancasila dalam bidang politik di lingkungan
madrasah?
Jawab: ___________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
43. Jelaskan makna alenia pertama pembukaan pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945?
Jawab: ___________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
44. Sebutkan empat pokok pikiran pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
Jawab: ___________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
45. Jelaskan perbedaan tugas pokok mahkamah konstitusi dan mahkamah agung?
Jawab: ___________________________________________________________________
_________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________

PPKn – Kelas 9 Semester 1 63


Dadang Sundawa, dkk, 2008, Contextual Teaching And Learning Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk SMP Kelas VIII, edisi 4 , Pusat Perbukuan Departemen Pendidiikan Nasional,
Jakarta
Kementerian Pendidikan dan kebudayan Republik Indonesia, 2018, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX, Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud,
Jakarta
Yana Suryana, Yudi suparyanto, Khilya Fa’izia, 2015, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX, Intan Pariwara, Jakarta.

64 PPkn – Kelas 9 Semester 1

Anda mungkin juga menyukai