Anda di halaman 1dari 337

SLIDE MATA KULIAH

MANAJEMEN JARINGAN
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI
INFORMASI
VISI PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INFORMASI
Menjadi Program Studi yang unggul
dalam pengembangan keilmuan
teknologi informasi untuk
mendukung ekonomi kreatif tahun
2033.
MISI PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI INFORMASI
1. Menyelenggarakan pendidikan pada bidang
teknologi informasi yang berkualitas.
2. Menyelenggarakan Penelitian di bidang teknologi
informasi yang berkualitas.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat di
bidang teknologi informasi dalam rangka
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
4. Mengelola Program Studi secara mandiri dengan
tata kelola yang baik.
PROFIL LULUSAN PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
1. System Administrator
Mampu dalam melakukan analisa terhadap kebutuhan pengguna
sistem jaringan komputer, mengindentifikasi sistem jaringan
dengan teknologi yang sesuai, mampu merancang arsitektur,
sistem keamanan dan pengujian server, mampu menginstall dan
mengkonfigurasi sistem operasi server, file sharing pada server,
virtual server serta common network and application services
server, membuat kode program server, memgimplementasikan dan
memantau kinerja dan keamanan sistem, menginvestigasi dan
memperbaiki kerusakan sistem serta mampu mengevaluasi dan
melakukan restore system.
PROFIL LULUSAN PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
2. Cyber Security Analyst
Mampu menerapkan prinsip perlindungan informasi, prinsip keamanan
informasi untuk penggunaan jaringan internet, prinsip keamanan informasi
pada transaksi elektronik, mampu menyusun dan melaksanakan dokumen
kebijakan keamanan informasi, mampu mengaplikasikan
ketentuan/persyaratan keamanan informasi, mengelola log dan
Melaksanakan pencatatan asset, Mampu Menerapkan kontrol akses
berdasarkan konsep/metodologi yang telah ditetapkan mampu
Mengidentifikasi serangan-serangan terhadap kontrol akses dan mampu
melakukan instalasi software aplikasi
PROFIL LULUSAN PROGRAM
STUDI TEKNOLOGI INFORMASI
3. Object Programmer
Mampu melakukan identifikasi library, komponen atau framework yang
diperlukan, dan menggunakan struktur data, Mampu
mengimplementasikan user interface dan rancangan entitas serta
keterkaitan antar entitas, Mampu menerapkan pemecahan permasalahan
menjadi subrutin, menulis kode dengan prinsip sesuai guidelines dan best
practices, dan membuat dokumen kode program, Mampu melakukan
migrasi ke teknologi baru, debugging, dan menerapkan pemrograman
paralel, Mampu melaksanakan pengujian kode program secara statis dan
pengujian oleh pengguna (UAT), Mampu memberikan petunjuk teknis
kepada pelanggan dan menganalisis dampak perubahan terhadap aplikasi
serta menerapkan alert notification jika aplikasi bermasalah.
CAPAIAN PEMBELAJARAN
LULUSAN
CPL Program Studi yang dibebankan pada Mata Kuliah
S8 Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara mandiri
P1 Mampu mengaplikasikan bidang Manajemen Jaringan dan memanfaatkan IPTEKS pada bidang
Jaringan dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi

Menguasai konsep teoritis bidang Manajemen Jaringan secara umum dan konsep teoritis bagian
P2 khusus dalam bidang pengetahuan manajemen jaringan tersebut secara mendalam, serta
mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.
KK4 Mampu membangun infrastruktur TI dengan menganalisa terhadap kebutuhan user mulai dari
analisa sistem jaringan komputer, perancangan topologi jaringan, pemilihan perangkat hardware
dan software serta implementasi dan mampu memanajemen Infrastruktur yang ada
KU1 Mampu menerapkan pemikiran logis, kritis, sistematis, dan inovatif dalam konteks
pengembangan atau implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang memperhatikan dan
menerapkan nilai humaniora yang sesuai dengan bidang keahlian yaitu Manajemen Jaringan;
KU2 Mampu menunjukkan kinerja mandiri, bermutu, dan terukur;
Menyusun deskripsi saintifik hasil kajian tersebut di atas dalam bentuk skripsi, dan
KU4
mengunggahnya dalam laman perguruan tinggi;
Mampu mengambil keputusan secara tepat dalam konteks penyelesaian masalah di bidang
KU5
Manajemen Jaringan, berdasarkan hasil analisis informasi dan data;
Semoga Allah memberi berkahpada kelas
ini.
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
• TUJUAN
- Agar Mahasiswa memahami tentang Manajemen suatu
jaringan, dapat menjelaskan peran Manajemen Jaringan
dalam mendukung operasional jaringan terutama bagi
dunia business enterprise, monitoring jaringan, kontrol
jaringan, basis informasi, manajemen SNMP, konsep-
konsep manajemen sistem OSI dan basis informasi
manajemen OSI serta tools yang digunakan dalam
melakukan manajemen jaringan.
Manajemen Jaringan
No Pokok Bahasan
1 Pengenalan Manajemen Jaringan
2 Standar Manajemen Jaringan
3 Komponen Jaringan
4 Network Provision : Planning
5 Network Provision : Design
6 Simple Network Management Protocol (SNMP)
7 Quiz/review materi
8 UTS
9 Network Operation : Configuration & Fault Management
10 Network Operation : Performance & Security Management
11 Network Operation : Accounting & Report Management
12 Network Maintenance 1
13 Network Maintenance 2
14 Network Maintenance 3
15 Quiz/review materi
16 UAS
Sumber Referensi :
• Subramanian, Mani. 2000. Network Management: Principles and
Practice
• Hacking – firewalls and Network How to Hack Into Remote Computers,
www.gepedia.com
• Held, Gilbert. Ethernet Networks, Desaign, Implemetation, Organization
& manajemen, Fourth edition
• Pujolle, Guy. Management,Cotrol and Evolution of IP Networks.
• Maiwald, Eric. 2001. Network Security. The McGraw-Hill Companies.
• Sofana. 2012. Cisco CCNP dan Jaringan Komputer. Informatika:
Bandung
PERENCANAAN
PEMBELAJARAN

• Pertemuan 1 s.d 14 disampaikan dengan Metode


Ceramah, Metode Diskusi dan Latihan Soal.

Presentasi nilai Matakuliah


• Absensi : 20%
• Tugas : 25%
• UTS : 25%
• UAS : 30%
• Tugas 1 : Bobot Nilai 25%
• Tugas 2 : Bobot Nilai 25%
• Tugas 3 : Bobot Nilai 25%
• Quiz : Bobot Nilai 25 %

Jadi Total Nilai TUGAS : 100%


Rencana Pembelajaran
Semester (RPS)
Matakuliah ini berisi materi teori yang memberikan pemahaman
tentang Manajemen suatu jaringan, dapat menjelaskan peran
Manajemen Jaringan dalam mendukung operasional jaringan
terutama bagi dunia business enterprise, monitoring jaringan,
kontrol jaringan, basis informasi, manajemen SNMP, konsep-
konsep manajemen sistem OSI dan basis informasi
manajemen OSI serta tools yang digunakan dalam melakukan
manajemen jaringan.
Aturan Perkuliahan Daring
1. Untuk Perkuliahan Dengan video conferenfe yaitu Pertemuan 1, 7, 9,
dan 15 (Wajib)
2. Supaya perkuliahan dapat menumbuhkan suasana akademis yang
baik maka perkuliahan akan dilakukan dengan video conferenfe (2
minggu 1 kali). Dengan durasi Min 60 Menit (Opsional).
3. Presensi dilakukan tidak lebih dari 15 menit setelah berlangsungnya
kegiatan belajar mengajar
4. Wajib membuka Camera video pada saat perkuliahan berlangsung
5. Wajib berpakaian rapi dan memperhatikan etika dan estetika
ruangan pada saat virtual class.
6. Mahasiswa tidak Menggunakan profile atau nama akun yang
dimiliki dengan nama samaran.
7. Menjaga kondisi perkuliahan tetap kondusif, responsif dan
interaktif.
8. Wajib Mengerjakan Tugas
Pertemuan 1

Pengenalan
Manajemen Jaringan
Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan
Manajemen Jaringan adalah sebuah
fungsi pengawasan terhadap kinerja
jaringan dan pengambilan tindakan untuk
mengendalikan aliran trafik agar kapasitas
pengoperasian pada sebuah jaringan
dapat di lakukan secara maksimal
Beberapa Pengertian Manajemen Jaringan #2

Upaya mengkoordinasikan dan mendistribusikan


sumber daya (resource) untuk merencanakan
menganalisa, mengevaluasi, mendesain, meng-
adminitrasikan dan mengembangkan jaringan,
sehingga memperoleh kualitas pelayanan yang
baik pada seluruh waktu dengan biaya yang sesuai
dan kapasitas yang optimal
Manajemen jaringan
Kemampuan menerapkan suatu metode
untuk :
1. Memonitor suatu jaringan
2. Mengontrol suatu jaringan
3. Merencanakan (planning) sumber
(resources) serta komponen sistem dalam
sebuah jaringan komputer
Contoh Monitoring Jaringan

GFI LanGuard
Aplikasi monitoring
jaringan di PC / laptop
untuk jaringan LAN dan
WiFi adalah GFI
LandGuard. Salah satu
aplikasi terbaik yang
bisa Anda gunakan
untuk memindah atau
memonitor sebuah
jaringan kecil dan besar.
Tugas-tugas dalam manajemen jaringan :

• Mengawasi jaringan
• Meningkatkan automatisasi
• Mengawasi waktu respon
• Menyediakan fitur keamanan
• Mengatur lalu lintas data
• Memperbaiki kemampuan
• Meregistrasi pengguna
Sasaran-sasaran Manajemen Jaringan
1. Menjaga agar jaringan tetap berjalan
Menjaga sistem agar tetap beroperasi dan mengumpulkan informasi
tentang “kesehatan” suatu jaringan.

2. Memelihara kinerja jaringan:


jaringan mampu mendatangkan manfaat secara terus menerus secara
oprimal, memahami kapan pelanggan menjadi tidak puas,
memelihara QoS yang disepakati dan mampu menyediakan informasi
yang diperlukan untuk analisa jangka pendek maupun jangka panjang.

2. Mengurangi ongkos kepemilikan (memberikan added value)


perangkat yang di install adalah suatu pengeluaran (ongkos)
manajemen reaktif (suatu tindakan reaktif terhadap suatu masalah
(biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah) manajemen
proaktif (diharapkan dapat menekannkan biaya)
Tujuan Manajemen Jaringan
Menyediakan pelayanan jaringan telekomunikasi yang
terbaik untuk sebuah perusahaan dan karyawannya
pada biaya yang serendah mungkin dengan
melakukan beberapa hal sebagai berikut :
• Melaksanakan „ongoing operation‟ dalam sistem
jaringan
• Menyiapkan dan melaksanakan budget
• Mengikuti perubahan/pergantian perangkat,
pelayanan, struktur industri, dan tarif
• Implementasi strategi dalam pengendalian dan
instruksi karyawan perusahaan sesuai prosedur
yang efisien.
Tujuan Manajemen Jaringan #2

• Membantu top manajemen dalam mengembangkan


kebijaksanaan telekomunikasi perusahaan
• Mengurangi atau menghilangkan gangguan pada
elemen jaringan atau keseluruhan jaringan
• Mencegah menjalarnya gangguan ke
elemen/jaringan yang lain
• Memelihara performansi jaringan, sehingga
memberikan peluang keberhasilan panggil yang
lebih besar
• Merencanakan layanan manajemen
• Mengelola panggilan masuk secara optimal, baik
dalam keadaan normal maupun tidak normal
Permasalahan pada Implementasi
Manajemen Jaringan

MULTI VENDOR
Hardware = Berbagai macam teknologi dan
layanan (voice, video, message,
data)
Software = Sistem Operasi, protocol, dan
aplikasi
OSI dan Model Manajemen Jaringan

International Standards Organization (ISO) membentuk


sebuah komisi untuk membuat suatu model bagi
manajemen jaringan, dibawah pengarahan dari kelompok
OSI model ini mempunyai empat bagian:
1. Organisasi
Model organisasi menggambarkan bagian-bagian dari
manajemen jaringan seperti manajer, agen, dan
sebagainya, fungsi dari bagian-bagian tersebut, dan
hubungan diantara mereka. Pengaturan dari elemen-
elemen tersebut mengakibatkan munculnya arsitektur
yang berbeda-beda
OSI dan Model Manajemen Jaringan #2

2. Informasi
Model informasi berhubungan dengan struktur dan
penyimpanan dari informasi manajemen jaringan.
Informasi ini disimpan dalam sebuah database yang
disebut Management Information Base (MIB). ISO
mengatur Structure of Management Information (SMI)
untuk mengatur sintaksis dan semantik dari informasi
manajemen yang tersimpan pada MIB
OSI dan Model Manajemen Jaringan #3

3. Komunikasi
Model komunikasi mengatur mengenai bagaimana data
manajemen saling berkomunikasi pada proses antara
Agen dan NMS. Hal ini berhubungan dengan protokol
transportasi, protokol aplikasi, dan perintah serta respon
antar bagian

4. Fungsi
Model fungsi mengatur aplikasi manajemen jaringan
yang terletak pada Network Management Station (NMS).
Lembaga ISO
Lembaga ISO berdiri pada 23 Februari 1947, lembaga ini
menetapkan standar-standar industri dan komersial di
dunia.

keamanan manufaktur
pangan.
lingkungan
Model manajemen jaringan OSI mengkategorikan
lima bagian fungsi, dikenal sebagai model FCAPS

• Fault Management
• Configuration Management
• Accounting Management
• Performance Management
• Security Management
Fault Management (Manajemen Kesalahan / Gangguan),
menyediakan fasilitas yang memungkinkan administrator
jaringan untuk mengetahui kesalahan (fault)

Configuration Management (Manajemen Konfigurasi),


memonitor informasi konfigurasi jaringan sehingga dampak
dari perangkat keras atau pun lunak tertentu dapat dikelola
dengan baik
Accounting Management (Manajemen Akuntansi
/ Pelaporan), mengukur utilisasi jaringan dari
pengguna atau grup tertentu untuk : menghasilkan
informasi tagihan (billing)
Performance Management (Manajemen Performa),
mengukur berbagai aspek dari performa jaringan termasuk
pengumpulan dan analisis dari data statistik sistem sehingga
dapat dikelola dan dipertahankan pada level tertentu yang
dapat diterima.
Security Management (Manajemen Keamanan),
mengatur akses ke sumber daya jaringan sehingga
informasi tidak dapat diperoleh tanpa izin
Bagan Manajemen Jaringan
Network
Management

Network Network Network


Provisioning Operations Maintenance

Planning Fault Management / Fault Management


Service Restoration
Design Configuration Management Trouble Ticket
Administration
Performance Management
Network Installation
/ Traffic Management
Security Management Network Repairs

Accounting Management Facilities Installation


& Maintenance
Reports Management Routine Network
Tests
Inventory Management

Data Gathering & Analyses


Network provisioning
Network
provisioning/Penyedia
an jaringan adalah
praktik yang semakin
umum di antara bisnis
dan berfokus untuk
memastikan bahwa
hanya pengguna
tertentu yang memiliki
akses ke suatu sistem.
Network Operation
Network Operation Center (NOC)
merupakan sebuah perangkat
infrastruktur yang melakukan
kontrol terhadap sebuah jaringan
atau network. Kontrol ini meliputi
kegiatan untuk mengawasi,
mengendalikan, serta mencatat
aktivitas jaringan yang sedang
berlangsung untuk memastikan
semuanya berjalan sesuai dengan
yang dikehendaki.
Network Maintenance
Network Maintenance pada
dasarnya berarti Anda harus
melakukan apa yang
diperlukan untuk menjaga
jaringan tetap berjalan dan ini
mencakup sejumlah tugas:
Mengatasi masalah jaringan.
Instalasi/konfigurasi perangkat
keras dan perangkat lunak.
Memantau dan meningkatkan
kinerja jaringan. Perencanaan
untuk pertumbuhan jaringan di
masa depan.
Flow chart Fungsional Manajemen Jaringan
Fault Management (kesalahan manajemen)

Fault Management adalah kegiatan yang


dilakukan untuk memelihara pelayanan jaringan
secara dinamis.

Mekanisme:
• Mendeteksi dan mengidentifikasi kesalahan
yang timbul (trace faults and maintain error logs)
• Mengisolasi sebab dari kesalahan
• Mendiagnosa kesalahan (diagnostic tests)
• Mengkoreksi kesalahan (correct faults)
Configuration Management
• Manajemen konfigurasi adalah Kegiatan yang
menyediakan fungsi untuk memonitor dan mengenali
unsur jaringan (Network Element – NE),mengambil
dan memberikan data dari atau ke NE.sehingga
perangkat jaringan dapat dikelola dengan baik
• Manajemen Konfigurasi meliputi :
– Perencanaan Jaringan dan Rekayasa
– Instalasi
– Pengendalian dan Status
– Penyediaan (Provisioning)
– Menyimpan imformasi konfigurasi (dokumentasi)
– Perencanaan dan Negosisi Layanan
Accounting Management
• Menyediakan fungsi yang memungkinkan untuk
dilakukannya pengukuran layanan jaringan serta
penentuan biaya penggunaannya.
• Fungsinya meliputi:
• pengukuran pemakaian, pentarifan, penagihan dan
keuangan dan pengendalian perusahaan.
Performance Management
Performance Management adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menilai indikator unjuk kerja dari operasi jaringan
secara berkesinambungan

Dengan adanya manajemen performance diharapkan


1. Tingkat pelayanan dapat dipertahankan - Optimize
QoS (Quality of service)
2. Kondisi jaringan dapat dikenali
3. Kemungkinan gangguan dapat diprediksi
4. Dapat membuat laporan yang lengkap untuk kegiatan
pengambilan keputusan dan perencanaan
Security Management
adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengamankan
jaringan yang ada
• Membatasi akses pengguna terhadap perangkat
jaringan (autentifikasi dan otorisasi)
• Mencegah kebocoran keamanan (enkripsi)
• Pengaturan Firewall
• Security Logs
Faktor utama yang menyebabkan downtime sebuah
jaringan

Gambar 1. Faktor-faktor yang sering menyebabkan


network down (sumber cisco.com)
Seperti yang terlihat dari gambar 1, ada beberapa
faktor yang menyebabkan internetworking
infrastructure sering failure yang berakibat
terganggunya layanan kepada user, yang saat ini
dibutuhkan suatu mekanisme pengaturan jaringan
(management network) agar kondisi “kesehatan”
internetwork terjaga dan secepatnya akan diketahui
jika akan terjadi downtime, karena hal ini sangat
berkaitan erat dengan layanan yang diberikan.
Aktifitas Manajemen Jaringan
Aktifitas Manajemen Jaringan
Aktifitas Manajemen Jaringan
Aktifitas Manajemen Jaringan
Aktifitas Manajemen Jaringan
Aktifitas Manajemen Jaringan
Common Network Problems
• Loss of connectivity
• Duplicate IP address
• Intermittent problems
• Network configuration issues
• Non-problems
• Performance problems
What is Network Maintenance?
•Troubleshooting network problems.
•Hardware and software installation/configuration.
•Monitoring and improving network performance.
•Planning for future network growth.
•Creating network documentation and keeping it up-to-date.
•Ensuring compliance with company policies.
•Ensuring compliance with legal regulations.
•Securing the network against all kind of threats.
Challenges of IT Managers

• Reliability
• Non-real time problems
• Rapid technological advance
• Managing client/server environment
• Scalability
• Troubleshooting tools and systems
• Trouble prediction
• Standardization of operations - NMS helps
• Centralized management vs “sneaker-net”
NM Components

NMS

N e tw o rk N e tw o rk
Ag e n t Ag e n t

N e tw o rk N e tw o rk
O b je c ts O b je c ts

Figure 1.24 Netw ork M a n a g e m e n t C o mp o n e n t s


Interoperability

NMS Messages NMS


Vendor A Services & Protocols Vendor B

Network Network Network Network


Agent Agent Agent Agent

Network Network Network Network


Objects Objects Objects Objects

Application
Services
Objects Objects

Management
Vendor A Protocol Vendor B

Objects Objects
Transport
Protocols

(b) Services and Protocols

Figure 1.23 Network Management Dumbbell Architecture

• Message exchange between NMSs managing


different domains
Status dan Tren masa depan

• Status:
• SNMP management
• Limited CMIP management
• Operations systems
• Polled systems
• Tren masa depan:
• Object-oriented approach
• Service and policy management
• Business management
• Web-based management
Pertemuan 2

Standar, Models and Language


Pendahuluan
Standar
• Standar organisasi
• Standar layers
• Protocol standards of transport layers
• Protocol standards of management
(application) layer
• Model Management
• Language
Perkembangan perangkat Jaringan
Awalnya jaringan komputer sangat sederhana, terdiri atas
satu atau lebih mainframe yang terkoneksi dengan
beberapa periperal. Karena jumlah dari sumber jaringan
sangat kecil, mengelola jaringan tersebut relatif mudah dan
cukup dengan menggunakan teknik dasar.

Saat ini jaringan komputer sangat kompleks dan


kekompleksitas dari jaringan ini akan terus meningkat.
Kompleksitas jaringan komputer utamanya datang dari dua
aspek, yaitu:
1. Peralatan yang banyak
2. Perbedaan peralatan pada jaringan
– Perangkat keras, Sistem operasi, DBMS, Software aplikasi,
Peralatan komunikasi, Pelayanan Komunikasi
Contoh kasus

• Suatu organisasi memiliki gedung dengan 3 lantai,


masing-masing lantai menggunakan jaringan LAN
yang berbeda
Contoh kasus #2

• Hal ini sangat tidak efisien


Contoh kasus #3

• Menggunakan manajemen jaringan


Contoh kasus #4

• Menggunakan standar yang dapat diterima semua


perangkat jaringan
Pendekatan standarisasi
Perjanjian industry dunia termasuk didalamnya,
– Pembeli
– Badan standar
– pelaksana Grup

• Interoperability melalui:
– Open Interoperable Interface
– Protocol-neutral information models
– Standard Application Programming Interface
Table Network Management Standards
OSI Architecture and Model

Network
Management

Organization Information Communication Functional


Model Model Model Model
OSI Architecture and Model
• Model Organisasi
– Komponen Network Manajemen
– Fungsi – fungsi komponen network manajemen
– Hubungan antara komponen dan fungsi network
manajemen

• Model Informasi
– Structure of managemen information
• Syntak dan semantic
– Management information base (MIB)
• Organization of management information
– Objek Oriented
OSI Architecture and Model
• Model Komunikasi
• Transfer syntax with bi-directional messages
• Transfer structure (PDU)

• Model Fungsional
Fungsi – fungsi dari Aplikasi
– Konfigurasi dari komponen
– Pengawasan dari semua komponen
– Pengukuran unjuk kerja
– Pengamanan Informasi
– Pengukuran penggunaan
Arsitektur SNMP dan Model
• Organisasi
• Sama seperti model OSI
• Informasi
• Sama seperti OSI, tetapi scalar
•Komunikasi
•Pesan sedikit kompleks dibandingkan OSI dan
unidirectional
• Transfer structure (PDU)
• Fungsi
• Application functions
• Operations
• Administration
• Security
IETF (Internet Engineering Task Force)
SNMP Deployment
SNMP Deployment
Implementing a Standard Network Management Solution
Pengelolaan Jaringan
Management agents
Device’s Components or Objects
Arsitektur TMN

• Alamat pengelolaan dari jaringan telekomunikasi


• Berdasarkan model OSI
• Suprastruktur pada jaringan OSI
• Alamat jaringan, layanan, dan manajemen bisnis
Organizational Model
• Manager
• Sends requests to agents
• Monitors alarms
• Houses applications
• Menyediakan antar muka bagi pemakai

• Agent
• Gathers information from objects
• Configures parameters of objects
• Memberikan tanggapan pesanan manajer
• Generates alarms and sends them to managers

• Managed object
• Network element that is managed
• Houses management agent
• All objects are not managed / manageable
Two-Tier Model
MDB
Manager
Management Database

Managed objects

Unmanaged objects

Agent process

• Agent built into network element (managed hub, managed router)


• An Agent can manage multiple elements (Switched hub, ATM switch)
• MDB is a physical database
• Unmanaged objects are network elements that are not managed - both
physical (unmanaged hub) and logical (passive elements)
Three-Tier Model
MDB Manager

MDB Agent / Manager

Managed objects

• Middle layer plays the dual role


• Agent to the top-level manager
• Manager to the managed objects
• Example of middle level: Remote monitoring agent (RMON)
Manager of Managers
Manager of Managers MoM MDB

Agent Agent
Agent NMS Agent NMS
MDB MDB
Manager Manager

Managed objects Managed objects

• Agent NMS manages the domain


• MoM presents integrated view of domains
• Domain may be geographical, administrative, vendor-specific
products, etc
Peer NMS

Agent NMS Manager NMS

Manager NMS Agent NMS

• Dual role of both NMSs


• Network management system acts as peers
• Notice that the manager and agent functions are processes
and not systems
Information Model
Analogy

• Figures in a book uniquely identified by


• ISBN, Chapter, and Figure number in that
hierarchical order
•ID: {ISBN, chapter, figure}
• The three elements above define the syntax
• Semantics is the meaning of the three entities
according to Webster’s dictionary
• The information comprises syntax and semantics
about an object
Structure of Management Information
• SMI defines for a managed object
• Syntax
• Semantics
• plus additional information such as status

• Example
sysDescr: { system 1 }
Syntax: OCTET STRING
Definition: "A textual description of the entity. "
Access: read-only
Status: mandatory
Management Information Base (MIB)

• Information base contains information about objects


• Organized by grouping of related objects
• Defines relationship between objects
• It is NOT a physical database. It is a virtual database
that is compiled into management module
Management Information Base (MIB)
Information Base View
Analogy
• Sebuah sistem perpustakaan memiliki banyak cabang
Setiap cabang memiliki satu set buku
Buku-buku di setiap cabang yang berbeda
Informasi dasar county memiliki pandangan (katalog)
dari semua buku
Informasi dasar dari setiap cabang memiliki katalog
buku yang dimiliki cabang. Artinya, setiap cabang
memiliki pandangannya (katalog) dari basis informasi
MIB View and Access of an Object
• A managed object has many attributes – its
information base
• There are several operations that can be
performed on the objects
• A user (manager) can view and perform only
certain operations on the object by invoking the
management agent
• The view of the object attributes that the agent
perceives is the MIB view
• The operation that a user can perform is the MIB
access
Management Data Base/Information Base

MDB Manager MIB

Managed objects

• Perbedaan antara MDB and MIB


• database fisik MDB; e.g.. Oracle, Sybase
• database virtual MIB; schema compiled into management
software
• Sebuah NMS dapat secara otomatis menemukan objek yang
dikelola, seperti hub, ketika ditambahkan ke jaringan
• NMS dapat mengidentifikasi objek baru sebagai hub hanya setelah
MIB skema hub dikompilasi ke dalam perangkat lunak NMS
Managed Object
Objek yang dikelola dapat berupa:
• Elemen jaringan (hardware, sistem)
✓ hub, bridge, router, fasilitas transmisi
• Software (non-fisik)
✓ program, algoritma
• informasi Administrasi
✓ contact person, nama grup objek (IP group)
Management Information Tree

Root

Level 1

Level 2

Level 3

Representasi Generik dari Pohon Informasi Manajemen


OSI Management Information Tree

itu iso iso-itu


0 1 2

org
3
• iso International Standards Organization
itu I nternational Telecommunications Union dod
dod Department of Defense 6
• Designation:
• iso 1
internet
• org 1.3
1
• dod 1.3.6
• internet 1.3.6.1
OSI Management Information Tree
Object Type and Instance
• Type
• Name
• Syntax
• Definition
• Status
• Access
• Instance

• Example of a circle
• “circle” is syntax
• Semantics is definition from dictionary:
• “A plane figure bounded by a single
curved line, every point of which is of
equal distance from the center of the
figure.”
Managed Object: Internet Perspective

Access: Object Type:


Access Object IDand
privilege Descriptor
circle

Status:
Implementaion
requirements
Syntax: Defintion:
model of object Semantics -
textual description

• object ID unique ID
• and descriptor and name for the object
• syntax used to model the object
• access access privilege to a managed object
• status implementation requirements
• definition textual description of the semantics
of object type
Managed Object: OSI Perspective
Notification:s
Notify changes in
attribute values

Elliptical
Object
Class:

object
Object Class:
Circular
object Behaviour
Operations:
Push

Attribute:s Attributes:
circle, dimension ellipse, dimension

• object class managed object


• attributes attributes visible at its boundary
• operations operations which may be applied to it
• behaviour behaviour exhibited by it in response to operation
• notifications notifications emitted by the object
Packet Counter Example
Characteristics Example
Object type PktCounter
Syntax Counter
Access Read-only
Status Mandatory
Description Counts number of packets
Internet Perspective

Characteristics Example
Object class Packet Counter
Attributes Single-valued
Operations get, set
Behavior Retrieves or resets values
Notifications Generates notifications on new
value
OSI Perspective
Internet vs OSI Managed Object
• Objek skalar di Internet vs pendekatan berorientasi objek
di OSI
• Karakteristik dari operasi OSI, perilaku, dan
pemberitahuan merupakan bagian dari model
komunikasi di Internet: get / set dan respon / alarm
• Sintaks Internet diserap sebagai bagian dari atribut OSI
• Akses Internet adalah bagian dari model keamanan OSI
• Status Internet adalah bagian dari aplikasi kesesuaian
OSI
• OSI memungkinkan penciptaan dan penghapusan objek;
Internet tidak: Peningkatan di SNMPv2
Communication Model
Operations /
Requests
Manager Agent
Responses

Notifications / Network Elements /


Applications
Traps Managed Objects

• In Internet requests/responses, in OSI operations


• In Internet traps and notifications (SNMPv2),
in OSI notifications
Transfer Protocols
Operations / Requests / Responses
Manager Traps / Notifications Agent
Applications Applications

Manager Agent
SNMP (Internet)
Communication CMIP (OSI) Communication
Module Module

Transport Layers UDP / IP (Internet) Transport Layers


OSI Lower Layer Profiles (OSI)

Physical Medium

• Internet berdasarkan kepada SNMP; OSI berdasarkan kepada CMIP


• OSI menggunakan CMISE (Common Management Information
Service Element) application dengan CMIP
• OSI specifies both connection-oriented and connectionless
transport protocol; SNMPv2 extended to c-o, but rarely used
Abstract Syntax Notation One
• ASN.1 is more than a syntax; it’s a language
• Addresses both syntax and semantics
• Two type of syntax
• Abstract syntax: set of rules that specify
data type and structure for information storage
• Transfer syntax: set of rules for communicating
information between systems
• Makes application layer protocols
independent of lower layer protocols
• Can generate machine-readable code: Basic
Encoding Rules (BER) is used in management
modules
Object Name
itu iso iso-itu
0 1 2

org
3

dod
6

internet
• internet OBJECT IDENTIFIER ::= 1
{ISO(1) ORG(3) DOD(6) INTERNET(1)}
private
4

enterprise
1

IBM
2
Functional Model

OSI
Functional Model

Configuration Fault Performance Security Accounting


Management Management Management Management Management
Functional Model
• Configuration management
• set and change network configuration and
component parameters
• Set up alarm thresholds
• Fault management
• Detection and isolation of failures in network
• Trouble ticket administration
• Performance management
• Monitor performance of network
• Security management
• Authentication
• Authorization
• Encryption
• Accounting management
• Functional accounting of network usage
Pertemuan 3

Network Components
TEKNOLOGI JARINGAN KOMPUTER
Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas
komputer-komputer dan perangkat jarigan yang di desain untuk
berbagi sumber daya, berkomunikasi, dan dapat mengakses
informasi.
Jaringan terdiri dari:
• Node
• Links

Topologi adalah layout atau formasi bagaimana perangkat jaringan


tersebut akan di konfigurasi
• LAN
• WAN
LAN (Local Area Network)
LAN merupakan suatu jenis Jaringan komputer dengan
mencakup wilayah lokal yang jangkauannya maximal 10 km.
Tipe LAN • VLAN
• Ethernet • Token Ring
• Fast Ethernet • FDDI (Fiber Distributed Data
• Gigabit Ethernet Interface
• Half Duplex vs Full Duplex • ATM/LANE
• Swiched Ethernet
WAN (Wide Area Network)
WAN Mencakup daerah geografis yang luas,
seringkali mencakup negara atau benua.

Fasilitas/Media jaringan WAN


• Wired : UTP/STP, Coaxial, Fiber Optik
• Wireless : satelite, Frekuensi Radio
• Services(Layanan): POTS, ISDN, Broadband
NODE
Node adalah sebuah titik persambungan, dalam
jaringan komputer node adalah sebuah perangkat
elektronik aktif yang terhubung ke satu jaringan,
mampu mengirim dan menerima maupun
meneruskan informasi melalui saluran komunikasi
• HUBS
• Bridges/Remote Bridges
• Routers
• Gateways
• Switches
Node Komponen Jaringan

Dial-up External

Network
Router Gateway
Network
• Hub
• Bridge, Remote
Bridge
• Router
Switched
Hub
ATM • Switch
Hub Switch
• Workstation
Bridge • Gateway

External Remote
Workstation Hub Router Hub
Network Bridge
Basic Network Nodes
ATM ATM

ATM Switch

Local LAN External LAN


Ethernet Filter Routing Ethernet
Packets Packets
Bridge

Local Network External Network


Filter Routing
IP Packets IP Packets
Router

IP X.25
Network Format Network
Packets change Packets
Gateway
Basic LAN Topologies
Topologi BUS
Karakteristik:
• Node-node dihubungkan secara serial
sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel
ditutup dengan terminator
• Paket-paket saling bersimpangan dalan satu
kabel
• Jika salah satu node rusak, maka jaringa
keseluruhan dapat down

Kelebihan • Trafic yang padat bisa memperlamat


• Topologi yang sederhana konektifitas
• Kabel yang digunakan sedikit • Sulit untuk melakukan troubleshoot
• Biayanya lebih murah • Topologi paling lambat dibanding
• Mudah dalam implementasi topologi lain
Kekurangan
Basic LAN Topologies
Topologi RING
Karakteristik:
• Node-node dihubungkan secara serial sepanjang
kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran
• Paket-paket mengalir dalam satu arah (kekiri atau
kekanan)
• Problem sama dengan topologi BUS, Jika salah satu
node rusak, maka jaringa keseluruhan dapat down
• Tipe kabel yang digunakan UTP atau Patch Cable(IBM
tipe 6)

Kelebihan Kekurangan
• Data mengalir satu arah sehingga • Jika ada node yang tidak berfungsi
collision dapat dihindarkan maka akan mempengaruhi
• Aliran data lebih cepat karena data keseluruhan jaringan
mengalir satu arah • Menambah atau mengurangi node
• waktu mengakses data lebik optimal akan mengacaukan jaringan
• Sulit untuk melakukan konfigurasi
ulang
Basic LAN Topologies #1
Topologi STAR
Karakteristik:
• Setiap node terhubung dengan konsentrator
• Sangat mudah dikembangkan
• Problem pada satu komputer tidak akan
mengganggu aktifitas komputer lainnya

Kelebihan
• Hub/switch dapat mencegah Kekurangan
terjadinya tabrakan antar pesan • Jika hub/switch rusak seluruh
• Kinerja optimal karena lintas kabel jaringan akan berhenti
dari terminal keserver yang pendek • Jumlah terminal tergantung jumlah
• Penambahan atau pengrangan port pada konsetrator
terminal tidak mengganggi aktifitas
Basic LAN Topologies #2

Topologi Hybrid
Karakteristik:
• Merupakan gabungan dari beberapa
topologi
• Penggunaannya tergantung pada
kepentingan yang di butuhkan
WAN Topologies #1

N2 Karakteristik:
• Diimplementasikan di tingkat
network layer
N1 N3 N5 N6 • Setiap host memiliki koneksi
langsung ketiap-tiap host
lainnya
N4
• Koneksi dilakukan langsung
tanpa melalui terminal pusat
• Topologi dengan koneksi fisik
Mesh Topology yang banyak
WAN Topologies #2

N1
Topologi Tree
• Digunakan dengan
N2 N3
Ethernet Bridges
• Hierarchical
• Efisien untuk jaringan
N4 N5 N6
kecil, dan jaringan
dengan tujuan khusus
Tree Topology
Teknologi Transmisi Data

Transmission Technology

Medium Mode

Wired Wireless Digital Analog


LAN WAN
LAN

Media Transmisi Fisik • Fiber Optik


• UTP/STP • Wireless
• Coaxial • Transmisi Satelit
Mode Transmisi
channel 1
channel 2

Channel channel 30
Time
Division
Time
Multiplexing
Bandwidth

(TDM)

User 30 User 1 User 2 User 3 User 4

Time
E1 Time Division Multiplexing (TDM) Transmission
Bandwidth

Cell
Multiplexing

Time
Cell Transmission (ATM)
Data Rate Jaringan LAN

Ethernet
10Mbps

FDDI Fast Ethernet ATM


100 Mbps 100Mbps 155.52 Mbps

Gigabit E’Net
1 Gbps
ATM
STM-n
HUB
Cara kerja
• Paket yang tiba di salah satu port akan disalin
kesemua simpul yang terhubung ke hub
• Kecepatan hub harus dibagi ke masing-
masing port
Kelebihan
• Memungkinkan penggua untuk berbagi pada
jalur yang sama
Kekurangan
• Karena berbagi jalur yang sama maka
kecepatan komunikasi harus berbagi
Switch
Cara Kerja:
• ada 2 arsitektur yaitu cut trough dan store
and foward
• Switch cut trough memiliki kelebihan disisi
kecepatan karena ketika sebuah paket
datang switch hanya memperhatikan alamat
tujuan sebelum diteruskan ke alamat tujuan
• Switch store and foward merupakan
kebalikan dari cut trough. Switch ini
menerima dan menganalisa seluruh isi
paketsebelum meneruskannya ketujuan
• Switch dengan spesifikasi 10/100Mbps akan
mengalokasikan 10/100Mbps penuh ke
setiap port
Bridge
Cara kerja
• Memetakan alamat ethernet dari setiap
node atau titik yang ada pada masing-
masing segmen jaringan dan hanya
memperbolehkan lalulintas data yang
diperlukan melintasi bridge. Ketika
menerima sebuah paket bridge
menentukan segmen tujuan dan sumber.
Jika segmennya sama, paket akan ditolak,
dan jika segmennya beda, maka paket
diteruskan ke segmen tujuan.
• Bridge bekerja pada physical layer dan
data link layer
Router
Cara Kerja
• Merupakan penyaring lalulintas
data. Penyaringan dilakukan
menggunakan protokol tertentu
• Router merupakan piranti logical
• Dapat memilih rute terbaik untuk
transmisi data.
• Bekerja pada lapisan physical,
data link dan network layer
Repeater

• Istilah repeater berasal dengan


telegrafi dan dirujuk ke
elektromekanis perangkat yang
digunakan untuk meregenerasi sinya
telegraf
• Repeater bekerja dengan sinyal fisik
yang sebenarnya
• Repeater bekerja pada lapisan fisik,
dilapisan pertam dari model OSI
Client/Server menggunakan Switch/Hub

Server

100 Mbps

Switch/ hub
10 Mbps 10 Mbps 10 Mbps

Workstation Workstation Workstation


Gateway
Network A Gateway Network B
Protocol P Protocol Q

Protocol interface
TP TP
NP NP' NP'
DP DP DP' DP'
Phy Phy Phy' Phy'

Physical medium

• Gateway adalah router yang menghubungkan dua jaringan


dengan protokol network yang tidak sama
• Gateway menlakukan konversi protokol pada network layer
Layanan Broadband #1

Residential Residential
Broadband Broadband
Customer Customer
Access Access
Network Network

Service
Gateway SDH WAN
Providers

Campus STM-n STM-n Campus


ATM / LAN ATM / LAN
Network Network
Layanan Broadband #2
• Broad band adalah koneksi kecepatan tinggi yang
memungkinkan akses internet secara cepat dan
selalu terkoneksi. Layanan yang terintegrasi pada
broadband yaitu Voice, Video dan data
• Layanan Broadband
➢ ATM
➢ SDH (Synchronous Digital Hierarchy)
➢ Access Technologies:
✓ HFC(Hybrid Fiber Coaxial)/Cable modem
✓ ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line)
Jenis-jenis Broadband
• ADSL, bekerja dengan membelah saluran telepin menjadi
dua salurran terpisah, satu untuk penggunaan suara normal
dan yang lainnya untuk data pemakaian
• Dial-up, salah satu jenis koneksi internet yang tersedia dai
ISP, koneksi yang paling lambat dan paling murah.
• Koneksi kabel, memiliki kecepatan yang sangat tinggi
• Koneksi wireless, broadband dengan kecepatan tinggi
layanan internet melalui teknologi nirkabel
• Koneksi satelit, broadband dalam bentuk lain dari
broadband nirkabel dan sangat berguna untuk melayani
daerah berpenduduk jauh atau jarang.
Pertemuan 4

Network Provisioning
Provisioning
• Provisioning berfokus pada konfigurasi sumber
daya pada jaringan untuk mendukung layanan yang
diberikan
• Contohnya, setting jaringan sehingga customer
baru dapat menerima layanan
Perencanaan Jaringan
• Tahap awal dalam sebuah perencanaan jaringan
bertujuan untuk mendapatkan kebutuhan (needs),
keinginan (desirability), dan kepentingan (interest)
Dasar-dasar perencanaan jaringan
1. Dalam hal penggunaan jaringan tersebut. Apakah
semua PC yang terhubung ke jaringan akan
dihubungkan dengan beberapa printer? Apakah
perlu dibangun satu atau beberapa server?
2. Pertimbangan luas cakupan area jaringan yang
akan dibangun. Apakah jarak antara PC ke
switch/hub memungkinkan untuk memasang
kabel? Apakah lebih baik jika menggunakan
jaringan wireless? Apakah di area tersebut
tersedia tempat yang cocok untuk meletakkan
sebuah server, hub/switch, modem, dan
perangkat lainnya?
Elemen yang menyangkut pembiayaan

• Kabel, biaya kabel dan proses instalasinya


• Perangkat keras jaringan, seperti komputer, NIC,
Hub, switch, router. Perangkat lunak jaringan, NOS,
OS client, OS server, dan bern=bagai aplikasi
• Pelindung jaringan seperti UPS, anti petir, spark
arrester
• Biaya konsultan, biaya habis, arsitek maupun
operator pada saat instalasi
• Biaya berjalan, seperti Bandwidth, listrik, AC
• Biaya pelatihan untuk administrator dan user
Langkah-langkah Perencanaan Jaringan #1

• Analisa Kebutuhan, pada langkah ini didefinisikan


apa sebenarnya sasaran yang ingin dicapai dengan
adanya jaringan komputer. Apakah dengan jaringan
tersebut akan dapat memecahkan masalah yang
dihadapi sekarang?
Apakah tingkat efisiensi akan meningkat dan dapat
diukur?
Sesuaikah biaya yang dikeluarkan dengan manfaat
yang diperoleh? Ini merupakan sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab sebelum diputuskan
memasanga jaringan komputer.
Langkah-langkah Perencanaan Jaringan #2

• Analisa lokasi, meliputi usulan pemasangan peralatan di


masing-masing ruang kerja karyawan, penentuan
penyebaran beban listrik dan letak outlet listrik, lokasi
seluruh komputer yang ada sekarang ini, lokasi
pemasangan kabel dan sebagainya yang sangat penting
juga dalam penekanan biaya

• Mencocokan peralatan, merupakan langkah analisa dari


peralatan yang dipunyai dan disesuaikan dengan
peralatan baru atau jaringan yang akan dipasang
Langkah-langkah Perencanaan Jaringan #3

• Rencana konfigurasi, meliputi penetapan piranti


keras dan piranti lunak yang akan dipasang beserta
seluruh diagram yang dbutuhkan

• Penjadwalan, merupakan rencana pemasangan dari


waktu ke waktu dan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk setiap kegiatan
Perancangan Jaringan
• Untuk awalnya, ada baiknya dibuat konsep jaringan
yang ingin dibangun dalam betuk gambar. Konsep
tersebut bisa dalam bentuk diagram sederhana
atau terperinci berikut dengan ukuran ruangannya

• Dengan adanya konsep jaringan yang jelas dan


teratur, pengaturan alamat IP untuk setiap PC akan
terasa mudah, pengaturan struktur jaringan seperti
pengelompokkan workgroup juga sangat perlu
untuk direncanakan
Perencanaan yang Berkesinambungan #1
• Dalam membangun sebuah jaringan, diperlukan juga
perencanan yang matang dalam aspek implementasi
dan upgradability-nya, disamping perencanaan
kebutuhan fisik

• Sebuah jaringan yang baik haruslah mempunyai sifat


upgradable. Maksudnya, apabila diperlukan di
kemudian hari, jaringan tersebut dapat ditingkatkan
kemampuannya, baik dari sisi kapasitas, kecepatan, dan
fleksibilitas, tanpa perlu melakukan perombakan secara
total. Fleksibilitas disini mencakup dua kriteria, yaitu
jumlah client (node), dan pembagian alamat IP.
Perencanaan yang Berkesinambungan #2

• Kesalahan (Robustness): kestabialan dan toleransi


terhadap kesalahan merupakan poin penting yang
harus dikmiliki oleh sebuah infrastruktur jaringan

• Migrasi: sebuah jaringan yang baik haruslah dapat


dimodifikasi dengan mudah ketika akan dilakukan
perubahan arsitektur dan topologi. Perkembangan
teknologi informasi yang begitu pesat terkadang
membutuhkan bentuk jaringan baru
Perencanaan yang Berkesinambungan #3

• Auto configuration: komponen jaringan yang baru


haruslah dapat diintergrasi ke jaringan yang telah ada
sebelumnya dengan mudah. Misalkan, bandwidth yang
tinggi di dalam jaringan tidak hanya dibutuhkan oleh
aplikasi multimedia saja, melainkan juga beberapa
aplikasi lainnya seperi voice dan video.
Dari masalah tersebut sering muncul pertanyaan,
manakah media kabel terbaik yang akan digunakan?
Kabel tembaga merupakan kebutuhan yang ekonomis
saat ini, namun untuk memenuhi kebutuhan aplikasi-
aplikasi masa depan fiber optik merupakan pilihan
terbaik
Perencanaan yang Berkesinambungan #4

Dengan adanya keaneka ragaman kebutuhan akan


jaringan komputer, tentu akan diperlukan juga
interface-interfacekhusus yang mengakomodasi
kebutuhan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu
interface yang mudah dihubungkan dengan
berbagai peripheral baru tanpa harus mengganggu
jalannya aktifitas jaringan tersebut
Desain Jaringan
• Desain jaringan yang bagus dalam suatu sistem
infrastruktur jaringan komputer merupakan suatu
pondasi keberhasilan dari sistem komputer yang
akan dibagun diatasnya

• Sebagus apapun sistem komputer yang dirancang


jika dibangun pada jaringan komputer yang tidak
mendukung maka sistem komputer tidak akan
berjalan dengan efisien
Desain Jaringan (Memilih Solusi yang Tepat) #1

• Tujuan utama dari desain jaringan adalah untuk


mengurangi kemacetan dan meningkatkan kinerja
jaringan komputer anda dengan cara segmentasi
• Ada tiga area dalam desain jaringan yang perlu
diperhatikan:
1. Desain Ethernet
2. Segmentasi
3. Memilih suatu solusi jaringan
• Jika kita bicara ethernet dalam desain jaringan, kita
harus paham dulu dengan topologi jaringan
Desain Jaringan (Memilih Solusi yang Tepat) #2

• Suatu jaringan ethernet bisa neggunakan baik tolopogi


physical bua ataupun star
• Topologi logical adalah suatu “bus” yang berarti semua
paket data dibroadcast ke semua piranti yang ada di dalam
jaringan melalui media kabel jaringan. Kita juga harus
paham dalam memilih media transmisi yang akan dipakai
Desain Jaringan Ethernet #1
• Ethernet yang merupakan bagian dari piranti jaringan
dalam design jaringan tergantung pada jenis kabel LAN
yang dipakai.
• Yang paling popular adalah jaman dulu adalah 10BaseT
yang bekerja pada kecepatan 10Mbps menggunakan
signal baseband melalui kabel twisted pair.
• Menghubungkan switch atau repeater untuk
menghubungkan banyak segmen dalam topologi
bertingkat, akan tetapi ada batasan dalam jumlah
segmen dan repeater yang terhubung dengan cara ini
Desain Jaringan Ethernet #2
Design jaringan Ethernet menggunakan kabel twisted
pair terikat dengan aturan-aturan design jaringan
berikut:
• Design jaringan mempunyai maksimum segmen
sebanyak 5 yaitu kabel yang menghubungkan dua
hub atau repeater.
• Setiap piranti pada design jaringan tidak boleh
terpisah lebih dari 4 hubs atau repeater.
Desain Jaringan Ethernet #3
• Desain jaringan Ethernet bisa berjalan dalam 2 modus
yang berbeda, baik half-duplex maupun full-duplex.
• Desain jaringan dalam half-duplex menggunakan jalur
physical maupun jalur logical yang sama, baik untuk
mengirim maupun untuk menerima data. Misalnya hub
atau repeater.
• Desain jaringan ethernet full-duplex membuat jalur
terpisah untuk pengiriman dan penerimaan data,
sehingga menghilangkan collision atau tabrakan data.
Full-duplex memerlukan port switch terpisah untuk
masing-masing piranti yang terhubung
Desain Jaringan Fast Ethernet #1

• Desain jaringan Fast Ethernet adalah variasi dari design


jaringan standard Ethernet.
• Menggunakan metode akses media, topologi dan jenis
frame yang sama.
• Berikut ini adalah standard FastEthernet yang bekerja
pada 100Mbps, menggunakan kabel twisted pair
maupun Fiber Optik: 10BaseT, 100BaseT4, 100BaseFX
Desain Jaringan Fast Ethernet #2

• Jaringan Ethernet 10BaseT dan Fast Ethernet 100BaseT4


menggunakan kabel twisted pair CAT 5 dengan panjang
maksimum 100meter
• Yang perlu diperhatikan adalah penggunaan semua
komponen sepeti NIC, Switch, dan sebagainya harus
kompatibel dengan Fast Ethernet
Desain jaringan Gigabit Ethernet
• Gigabit ethernet bekerja pada 1000 MBps atau 1 Gigabit. 1000BaseT
ethernet dengan panjang maksimum 100meter jika menggunakan kabel
twisted pair
• Pemakaian Gigabit Ethernet ini bisa pada design jaringan backbone
kecepatan tinggi atau untuk jaringan penghubung LAN ke desktop untuk
piranti yang memakai bandwidth secara intensive. Akan tetapi dengan
menggunakan Gigabit ini hanya diperbolehkan satu repeater antar dua
piranti. Pemakaian jaringan Gigabit ini sangat dibutuhkan sekali pada
saat jaringan anda akan tumbuh dikedepannya dimana anda
memerlukan infrastructure kecepatan Gigabit untuk kebutuhan backup
lewat jaringan terpusat untuk semua server
Pertemuan 5

Network Provisioning (Lanjutan)


Segmentasi desain jaringan
• Perlunya segmentasi jaringan dalam desain jaringan jika jaringan
tumbuh semakin besar adalah untuk mengurangi kemacetan dan
mengembangkan ukuran jaringan
• Masalah yang muncul yang muncul jika jaringan berkembang
1. Traffic menjadi naik mengakibatkan transfer data menjadi lambat
2. Tercapainya batar desain arsitektur sehingga membatasi
pertumbuhan jaringan
• Manfaat segmentasi jaringan
1. Mengatasi batasan arsitektur
2. Mengurangi kemacetan jaringan
3. Menghubungkan banyak jaringan
4. Menghubungkan jaringan yang berbeda
Segmentasi Desain Jaringan
• Segmentasi dalam desain jaringan sangat berguna dalam
mengisolasi suatu trafic kesuatu segmen, atau menjaga traffic
yang tidak diinginkan menyebrangi segmen lain
• Piranti router menghubungkan beberapa jaringan LAN dengan
address jaringan yang berbeda. Router adalah gabungan
hardware dan software yang beroperasi pad alyer network
pad model refrensi OSI. Router dapat menghubungkan
jaringan-jaringan dengan arsitektur yang berbeda
Segmentasi Jaringan dengan Router
• Router memfilter trafic broadcast dan mengisolasi broadcast storm.
Broadcast storm dapat terjadi saat design redudant switch terjadi
looping terus menerus sehingga membuat jaringan kebanjiaran dan
lambat
• Router bisa manghubungkan jaringan dengan WAN atau Internet
• Router bisa memberikan jalur yang berbeda-beda antar piranti-piranti,
dan bisa menawarkan fault tolerance dan load balancing
• Router memiliki kemampuan yang tidak terdapat pada bridge atau
switch seperti protokol SMTP, HTTP atau FTP saja yang boleh megakses
ataupun diakses jaringan private.
• Dengan router juga bisa memfilter address jaringan mana saja yang
boleh lewat
Desain LAN
• Jaringan LAN terdiri dari infrastruktur jaringan dalam suatu
lokasi tunggal yang digunakan untuk memberikan layanan-
layanan aplikasi jaringan
• Topologi jaringan LAN harus dikembangakan agar bisa
memberikan layanan akses kecepatan tinggi kepada desktop
user dan mengijinkan evolusi kenaikan bandwidth pada
jaringan
• Kebutuhan bandwith yang lebih lebar pada desktop akan
memerlukan bandwidth suatu migrasi pada saatnya
kecepatan yang lebih tinggi dari 10Mbps menjadi 100Mbps
atau Gigabit dengan menggunakan full koneksi kepada
switch.
Topologi Jaringan LAN
Kebutuhan minimum topology jaringan LAN adalah sebagai
berikut:
• Semua desktop terhubung kepada switch kecepatan
100Mbps
• Koneksi pada server haruslah Fast Ethernet 100Mbps atau
Gigabit kepada switch
• Semua server tidak boleh berada pada segmen jaringan
dengan bottlenecked tinggi
• Semua uplink switch haruslah full duplex dan dengan
kecepatan 100Mbps atau Gigabit
• Jaringan harus stabil dan semua clients PC didukung oleh
DHCP server
• Topologi LAN yang bersifat skalabilitas haruslah diadopsi
sehingga cocok dengan kebutuhan fungsional dan
bandwidth site
Topologi Jaringan LAN
Daftar tadi adalah kebutuhan minimum, dan sebagai tambahan agar
meningkat kebutuhan yang sangat direkomendasikan adalah sebagai
berikut:
• Semua client computer terhubung kepada switch dengan kecepatan
Gigabit
• Koneksi semua server adalah Gigabit kepada switch
• Semua server tidak boleh berada pada segmen jaringan yang bersifat
bottlenecked
• Semua koneksi switck uplink haruslah full duplex dan berkecepartan
Gigabit
• Jaringan harus stabil dan didukung oleh layanan DHCP kepada semua
client komputer
• Topologi LAN yang bersifat scalabilitas haruslah diadopsi yang cocok
dengan kebutuhan fungsional dan bandwidth dari site
• Jika ketersediaan yang tinggi dan bersifat kritis, maka topologi LAN yang
bersifat redudansi haruslah digunakan
Topologi Jaringan LAN
• Desain dan perencanaan dari topologi LAN Haruslah
meliputi analisa dari kebutuhan bandwidth yang sesuai
untuk kebutuhan aplikasi dari jaringan sekarang ini dan juga
perkembangan nya dimasa mendatang.
• Kapasitas perencanaan yang efektif akan menjamin
ketersediaan sclabel koneksi backbone kepada teknologi
yang lebih baru misalnya penggunaan media dengan
kecepatan Gigabit untuk mengoptimalkan kinerja
Kebutuhan Jaringan LAN
• Jaringan LAN berskala kecil, kebutuhan switch
minimum adalah 100Mbps. Semua komputer yang
terhubung ke switch minimum adalah 100Mbps,
begitu juga kebutuhan link ke server minimum
adalah 100Mbps.
• Jaringan LAN berskala medium, kebutuhan antar
switch minimum adalah 100Mbps dan
direkomendasikan untuk memakai link Gigabit.
Sementar untuk koneksi komputer ke switch dalam
minimum 100Mbps. Koneksi keserver
direkomendasikan Gigabit.
Kebutuhan Jaringan LAN
• Jaringan berskala besar harus dibuat sistem redudansi
untuk koneksi antar switch begitu juga koneksi ke semua
server harus dibuat redudansi. Semua switch yang dibuat
link redudansi haruslah menggunakan Spanning Tree
Protocol enable dan terhindar dari broadcast storm.
• Kebutuhan redudansi tidak hanya diberikan kepada koneksi
antar switch dan server, koneksi kejaringan WAN pun
diberikan koneksi redudansi sehingga tidak ada satupun titik
kegagalan tunggal.
• Begitu juga aplikasi yang sangat kritis yang tidak mengjinkan
suatu downtime sekecil apapun, harus dibuat suatu sistem
cluster yang memadai. Manajemen pemantau jaringan
harus juag dilakukan cara yang sangat bagus sehingga
terdeteksinya setiap kegagalan titik jaringan
Kebutuhan Jaringan LAN
• Penggunaan aplikasi yang menekan
bandwidth yang sangat intensif akan
menjadi sangat tidak responsif.
• Dengan tidak memberikan faktor
redudansi kedalam misi kritis
jaringan yang sangat besar, setiap
titik kegagalan akan menjadi
downtime sistem yang sangat
merugikan dalam kelangsungan
bisnis organisasi.
Infrastruktur Jaringan
• Infrastruktur jaringan terdiri dari perpaduan banyak
teknologi dan sistem.
• Infrastruktur jaringan adalah sekumpulan
komponen-komponen fisikal dan logical yang
memberikan pondasi konektifitas, keamanan,
routing, manajemen, acess, dan berbagai macam
fitur jaringan
Memahami Infrastruktur Jaringan
Komputer dalam Desain
Infrastruktur Fisik adalah semua komponen fisik suatu jaringan
• Masalah pengkabelan, yaitu kabel jaringan yang sesuai dengan topologi
jaringan yang dipakai, misal: jika dalam jaringan anda memakai backbone
Gigabit Ethernet maka sudah seharusnya anda memakai kabel CAT5e yang
bisa menduku speed Gigabit
• Semua piranti jaringan seperti router yang memungkinkan komunikasi antar
jaringan local yang berbeda segmen. Switch dan bridge yang memungkinkan
host terhubung ke jaringan. Server dan juga host-host
• Infrastruktur fisik bisa termasuk didalamnya teknologi ethernet dan standar
wireless 802.11a/b/g/n, jaringan telpon umum(PSTN), Asynchronous
Transfer Mode(ATM), dan semua metoda komunikasi dan jaringan fisiknya
Memahami Infrastruktur Jaringan Komputer dalam Desain

Infrastruktur logical merupakan komposisi dari banyak


elemen-elemen software yang menghubungkan, memanage,
dan mengamankan host pada jaringan. Contoh dari
infrastruktur jaringan:
• Domain Name System (DNS), yang merupakan sistem untuk
memberikan resolusi name dari permintaan resolusi name
dari permintaan clients
• Directory service yang merupakan layanan directory untuk
mengautentifikasi dan authorisasi user untuk masuk dan
menggunakan resource jaringan
• Protokol-protokol jaringan seperti protokol TCP/IP, protokol
jaringan yang sangat populer dan paling banyak dipakai
sebagai protokol jaringan dari platform jaringan baik
berplatform windows, Linux, Unix dan lainnya
Memahami Infrastruktur Jaringan
Komputer dalam Desain
• System keamanan jaringan seperti:
Jika memakai jaringan windows server, Semestinya sudah
melengkapi dengan sistem update patch yang di deploy
secara automatis kepada semua host dalam jaringan seperti
WSUS (Windows System Update Service)
• Software client penghubung ke server dan lain-lain
Memahami Infrastruktur Jaringan
Komputer dalam Desain
• Setelah terbentuknya jaringan infrastruktur logical ini, sebagai
administrator perlu mempunyai pengetahuan untuk bisa memahami
segala aspek teknologi yang terlibat didalamnya.
• Misalkan, membuat desain IP address untuk bisa diimplementasikan
berdasarkan jaringan fisik yang ada, bagaimana memberikan IP address
sebagai identitas masing-masing host pada jaringan, dan juga harus bisa
melakukan troubelshooting kalau terjadi permasalahan jaringan yang
berhubungan dengan konektifitas, addresing, access, security maupun
masalah name resolution.
Desain LAN
IP Address terdiri dari dua bagian, yaitu Network ID
dan host ID
• Network ID menunjukkan nomor network, host ID
mengidentifikasi dalam satu network
• Host ID bersifat unik untuk satu network

Untuk lebih mengefisienkan alokasi IP address yang


kita gunakan, kita bisa memakai sistem subnetting
Subnetting
• Subnetting adalah proses memecah satu kelas IP
address menjadi beberapa subnetdengan jumlah
host yang lebih sedikit
• Untuk menentukan batas network ID dan host ID
dalam suatu subnet digunakan subnet mask.
• Desain sebuah LAN meliputi perencanaan fisik
meliputi media yang digunakan bersama dan
infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai jalur
fisik komunikasi setiap device jaringan
• Infrastruktur yang dirancang dengan baik cukup
fleksibel untuk memenuhi kebutuhan sekarang dan
masa datang
Metode Perencanaan LAN meliputi
• Seorang administrator network yang bertanggung
jawab terhadap jaringan
• Pengalokasian IP address dengan subneting
• Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang
hendak kita gunakan
• Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan
peralatan lainnya.
Metode Perencanaan LAN
meliputi
• Yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN adalah
lokasi fisik
• Peta atau blue print bangunan-bangunan yang akan
dihubungkan serta informasi jalur kabel kabel yang ada
dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut
sangat diperlukan
• Secara umum dapat diasumsikan bahwa pengkabelan
yang menghubungkan bangunan-bangunan
• Manajer jaringan harus mengetahui semua konfigurasi
jaringan dan pengkabelan pada lokasi yang menjadi
tanggung jawabnya
Pengalokasian IP Address
• Bagian ini memegang peranan yang sangat penting
karena meliputi perencanaan jumlah network yang
akan dibuat dan alokasi IP addres untuk tiap
network.
• Kita harus membuat subneting yang tepat untuk
keseluruhan jaringan dengan mempertimbang
kemungkinan perkembangan jaringan dimasa yang
akan datang
Pertemuan 6

Simple Network Manajemen Protocol


(SNMP)
Standar SNMP dan CIMP
Agar manajemen dari banyak bagian yang berbeda-
beda dapat saling bekerja sama satu sama lain,
dibutuhkan standar manajemen jaringan. Ada dua
standar utama yang muncul
• Simple Network Manajemen Protocol (SNMP)
• Common Manajemen Information Protocol (CMIIP)
Standar SNMP dan CIMP

• SNMP mengacu pada suatu kumpulan standar-standar untuk


manajemen jaringan termasuk protokol, spesifikasi struktur
database, dan suatu kumpulan data objek
• CMIP adalah protokol manajemen jaringan OSI yang dibuat dan
distandarisasi oleh ISO untuk mengawasi dan mengontrol jaringan
yang heterogen. CMIP didesain untuk menggantikan SNMP, dan
mempunyai banyak fitur yang lebih baik dari SNMP
• CMIP tidak hanya mengirimkan informasi, tapi juga mampu
melakukan tugasa yang tidak bisa dilakukan SNMP, seperti
melakukan aksi terhadap perangkat jaringan sehingga CMIP lebih
efisien dan mengurangi kerja dari manajer jaringan
Standar SNMP dan CIMP #2
• CMIP juga menyediakan fitur keamanan yang bagus
seperti autorisasi, kontrol akses, dan pencatatan
laporan keamanan.
• Alasan utama mengapa CMIP tidak digunakan
adalah karena CMIP membutuhkan sumber daya
sistem sepuluh kali lebih besar dari SNMP, dengan
kata lain hanya sedikit sistem yang mampu
menerapkan implementasi CMIP secara penuh
tanpa mengalami modifikasi jaringan secara besar-
besaran.
RMON
• Remote Monitoring (RMON) adalah sebuah standar yang
digunakan pada peralatan telekomunikasi seperti router,
yang menggunakan MIB (Manajement information Base)
yang memungkinkan monitoring dari jarak jauh dan
melakukan fungsi manajemen dari peralatan jaringan
• RMON mengatur sebuah pengawasan MIB jarak jauh yang
medukung MIB II dan menyediakan informasi penting
mengenai jaringan ke manajer jaringan
• Ciri-ciri RMON adalah bahwa walaupun RMON adalah
sebuah spesifikasi dari MIB, dengan tanpa perubahan pada
protokol SNMP yang telah ada, RMON mampu menyediakan
sebuah tambahan yang cukup penting pada fungsi SNMP
Keuntungan RMON
• Mengawasi dan menganalisa data secara lokal
sehinggal mengurangi beban pada jaringan
• Tidak tampak secara langsung pada NMS sehingga
informasinya lebih terpercaya
• Mengijinkan pengawasan secara lebih sering
sehingga dapat mendiagnosa masalah dengan lebih
cepat
• Menigkatkan produktifitas dari manajer jaringan
SNMP
• Protokol SNMP adalah salah satu kunci untuk dapat
mengawasi jaringan dengan baik
• Banyak cara untuk melakukan pengawasan
jaringan, namun yang tampaknya sudah menjadi
standar secara umum untuk melakukan
pengawasan adalah dengan menggunakan protokol
Simple Network Manajemen Protocol (SNMP)
• SNMP adalah sebuah protokol Application Layer
pada standar 7 OSI layer dan merupakan bagian
dari protokol TCP/IP yang banyak digunakan saat ini
SNMP #2
• Protokol ini bisanya digunakan untuk mengatur
pertukaran database informasi yang menyangkut
sistem manajemen dari sebuah perangkat jaringan.
• Protokol SNMP pertama kali dikembangkan dan
dikeluarkan pada tahun 1998.
• SNMP sangat mudah dikembangkan dan fleksibel
dibangun dimana-mana karena tidak tergantung
pada arsitektur perangkat keras
• Protokol SNMP sudah melaui beberapa versi
pembuatannya diantaranya:
Versi SNMP
Protokol SNMP sudah melaui beberapa versi
pembuatannya diantaranya:
• SNMP versi 1 (SNMPv1)
• SNMP versi 2 (SNMPv2)
• SNMP versi 3 (SNMPv3)
SNMP Versi 1 (SNMPv1)
• Protokol SNMPv1 ini adalah protokol SNMP yang sudah
menjadi standar dan banyak digunakan saat ini.
• SNMPv1 ini mengandalkan atribut yang disebut
Community untuk menjaga keamanannya. Atribut
Community ini adalah berupa sebuah karakter teks
sederhana yang fungsinya tidak lain adalah sebagai
sebuah nilai yang bersifat rahasia. Aplikasi SNMP
apapun yang mengetahui atribut Community dari suatu
jaringan bisa mendapatkan akses ke dalam database
informasi dari jaringan tersebut. Ada tiga jenis
Community dalam SNMPv1 ini, yaitu read-only, write-
only, dan trap.
SNMP Versi 2 (SNMPv2)
• Protokol SNMP versi ini sering disebut dengan
Community String-based SNMPv2, di mana
protokol versi ini mengombinasikan fitur baru dari
SNMPv2 18 dengan sistem keamanan yang ada
pada SNMPv1.
• Versi ini masih belum ada standar baku dari IETF
dan masih bersifat eksperimental. Meskipun
demikian, sudah ada beberapa penjual yang
menggunakan SNMP versi ini untuk perangkatnya
SNMP Versi 3 (SNMPv3)
• SNMP protokol versi ini diklaim akan menjadi versi
selanjutnya yang banyak digunakan. Namun,
sampai sekarang masih belum distandardisasi
secara penuh dan belum dipublikasikan oleh IETF.
• Dalam versi ini, protokol SNMP ditambahkan
kemampuan untuk mendukung otentikasi yang
kuat dan komunikasi pribadi antara komponen-
komponen jaringan yang ingin diawasi
Arsitektur Manajemen Jaringan dengan SNMP
Jaringan yang dilengkapi dengan sistem manajemen
dan pengawasan yang menggunakan SNMP terdiri
dari tiga komponen kunci, yaitu
• Perangkat yang ingin diawasi
• Agen
• Network Management System (NMS)
Perangkat yang Ingin Diawasi
• Adalah sebuah perangkat atau titik jaringan yang
didalamnya terdapat kemampuan Agen dan
berlokasi di dalam sebuah jaringan yang ingin
diawasi.
• Perangkat ini bertugas untuk mengumpulkan data
berupa informasi manajemen dan menyetorkannya
ke sebuah NMS dengan menggunakan protokol
SNMP.
• Perangkat ini kebanyakan adalah berupa perangkat
jaringan seperti router, switch, hub, server, dan
banyak lagi perangkat lainnya.
Agen
• Adalah sebuah modul perangkat lunak manajemen
jaringan yang terdapat di dalam sebuah perangkat yang
ingin diawasi.
• Sebuah perangkat yang disertai dengan Agen yang
memiliki kemampuan mengumpulkan informasi lokal
dari dirinya sendiri dan kemudian mengubah bentuknya
menjadi kompatibel dengan SNMP.
• Perangkat lunak pengawasan ini dapat berupa sebuah
program terpisah, seperti SNMP daemon pada sistem
berbasiskan UNIX, atau merupakan fasilitas yang sudah
terintegrasi misalnya seperti pada IOS produk Cisco, OS
tingkat rendah pada UPS, dan banyak lagi.
Ciri-ciri perangkat yang bertindak
sebagai Agen
• Mengimplementasi seluaruh protokol SNMP
• Mengumpulkan dan menyetor data terdapat pada
Manajement Information Base
• Mengumpulkan dan menyetor data yang terdapat pada
manajement Information Base
• Dapat membangun komunikasi secara asinkronous ke
NMS untuk mengirimkan singal suatu kejadian
Network Management System
• Adalah sebuah perangkat yang bertindak sebagai manajer dari Agen yang
mengeksekusi aplikasi untuk pengawasan dan kontrol.
• Semua informasi yang dibawa dengan SNMP dari sebuah Perangkat yang
ingin diawasi akan diambil oleh perangkat ini dan kemudian diolah lebih
lanjut untuk diubah menjadi informasi yang berguna bagi manajer jaringan.
• Perangkat NMS harus memiliki kemampuan proses dan memori yang besar.
Satu atau lebih NMS harus ada pada setiap jaringan yang ingin diawasi.
• Beberapa penjual yang membuat program khusus untuk manajemen
jaringan adalah 20 Hewlett Packard OpenView, Dec PolyCenter Network
Manager, IBM AIX NetView/6000, SunConnect SunNet Manager, dan
banyak lagi
Ciri-ciri perangkat yang bertindak sebagai NMS

• Menjalankan aplikasi pengawasan dan melakukan proses


poll dan trap.
• Mengimplementasikan seluruh protokol SNMP.
• Memiliki kemampuan mencari informasi dari Agen (Query
atau poll).
• Menerima respon dari Agen (Trap).
• Menentukan variabel pada Agen (Set).
• Melakukan Acknowledgement terhadap sinyal kejadian yang
dikirim oleh Agen
Pengumpulan data pada Protokol SNMP

Langkah dalam pengumpulan data pada protokol SNMP


disebut Protocol Data Unit (PDU). Berikut adalah proses
pengumpulan datanya:
• Operasi GET untuk mengirimkan permintaan ke agen
• Operasi GET NEXT untuk meminta data objek dari
perangkat
• Operasi SET untuk melayani NMS dalam merubah nilai
objek
• Operasi TRAP untuk menginformasikan kejadian
kepada NMS
Proses Data Setelah Diambil
Ada dua komponen penting yang mengatur agar data
yang diterima, dimengerti, dan dapat diolah lebih
lanjut:

• Structure of Management Information (SMI)


• OID (Object Identifier)
Structure of Management Information (SMI)
• Adalah sebuah sistem yang mengatur pendefinisian
dari objek-objek yang diawasi beserta sifat-sifatnya.
• Setiap Agen pasti memiliki sekumpulan daftar dari
objek-objek yang diatur dan diawasi olehnya.Salah
satu contoh objek adalah status operasional dari
antar muka sebuah router, misalnya status antar
muka sedang Up, Down, atau Testing. SMI
mengatur penamaan dan deskripsi informasi dari
objek-objek yang ada, sehingga proses logika bisa
berjalan. SMI mengharuskan semua objek memiliki
sebuah nama (Object Identifier, OID), sistem Syntax
dan sistem Encoding masing-masing
OID
• Management Information Base dapat
dideskripsikan sebagai database dari objek-objek
yang dikumpulkan oleh Agen.
• Semua status atau data statistik yang dapat diakses
oleh NMS disebutkan dalam MIB. Kalau SMI
menyediakan cara untuk mendeskripsikan suatu
objek, MIB merupakan kumpulan dari definisi
objek-objek tersebut.
• Setiap Perangkat yang ingin diawasi menyimpan
database dari objek-objek yang dideskripsikan oleh
SMI dalam sebuah MIB
Sistem Syntax
• Sintaksis mendefinisikan tipe data dari sebuah
oktet data pada objek, seperti misalnya integer
atau string.
• Sintaksis ini merupakan sebuah bahasa komunikasi
antara Agen dengan manager (NMS).
• Sintaksis yang digunakan untuk SNMP adalah
Abstract Syntax Notation One (ASN.1) yang bersifat
independen, artinya semua mesin dapat mengerti
sintaksis tersebut (misalnya sintaksis pada mesin
Windows dapat dimengerti oleh mesin berbasis
Sun).
Sistem Encoding
• Encoding menjelaskan bagaimana informasi yang
berasal dari sebuah perangkat di-encode dan di-
decode untuk kemudian ditransmisikan antar-
mesin melalui media seperti Ethernet, misalnya.
Sistem encoding yang digunakan pada SNMP
adalah Basic Encoding Rules (BER).
Management Information Base (MIB)

• Management Information Base dapat


dideskripsikan sebagai database dari objek-objek
yang dikumpulkan oleh Agen. Semua status atau
data statistik yang dapat diakses oleh NMS
disebutkan dalam MIB.
• Kalau SMI menyediakan cara untuk
mendeskripsikan suatu objek, MIB merupakan
kumpulan dari definisi objek-objek tersebut.
• Setiap Perangkat yang ingin diawasi menyimpan
database dari objek-objek yang dideskripsikan oleh
SMI dalam sebuah MIB
Pertemuan 9

Network Operation
Configuration Management and Fault Management
Configuration Management
(CM)
• Manajemen konfigurasi adalah kegiatan yang
menyediakan fungsi untuk mengendalikan dan
mengenali unsur jaringan/Network Element (NE),
mengambil dan memberikan data dari atau ke NE.
Configuration Management #2

Manajemen konfigurasi terdiri dari:


1. Perencanaan jaringan dan rekayasa
2. Instalasi
3. Pengendalian dan status
4. Penyediaan (provisioning)
5. Perencanaan dan negosiasi layanan
1. Perencanaan jaringan
dan rekayasa
• Kegiatan ini merupakan fungsi manajemen
yang berhubungan dengan penentuan
kebutuhan pengembangan kapasitas
jaringan serta proses pengenalan teknologi
baru.
• Fungsi ini juga memuat penilaian rencana
alternatif untuk mendukung kelompok
fungsi penyediaan.
• Fungsi lainnya meliputi: desain NE, estimasi
dana dan anggaran, penentuan kebijakan
teknologi serta perencanaan infrastruktur.
2. Instalasi
• Mendukung kegiatan instalasi peralatan yang
membentuk jaringan komunikasi yang meliputi
pengembangan atau pengurangan suatu sistem.
• Mendukung proses pemasangan sistem baru
pada sebuah jaringan untuk pengelolaan,
kinerja, perawatan dalam sebuah jaringan.
3. Perencanaan dan negosiasi layanan
• Kegiatan yang berkaitan dengan
perencanaan untuk memperkenalkan
layanan baru untuk pelanggan meliputi
perubahan fitur dan pemutusan layanan.
4. Penyediaan (provisioning)
• Terdiri dari prosedur untuk membuat perangkat
menjadi bekerja, tapi tidak termasuk instalasi.
• Fungsi lainnya antara lain: konfigurasi network
element (NE) dan pengelolaan database NE.
5. Pengendalian dan status
• Memberikan kemampuan untuk mengamati
dan mengendalikan aspek tertentu pada
jaringan dan unsurnya.
• Fungsinya : status dan pengendalian NE,
status jaringan sistem penanganan pesan.
Configuration Management Function

• (Auto) Discovery & Auditing


• Configuration setting
• Synchronization
• Image management
• Backup and restore
CM: (Auto) Discovery & Auditing
• Manajemen area FAPS membutuhkan
konfigurasi jaringan yang ada.
• Kita harus bisa terkoneksi ke jaringan untuk
mencari tahu apa yang sebenarnya
dikonfigurasi. Hal ini disebut audit(dalam
beberapa kasus disebut penemuan)
• Selain itu kita membutuhkan auto-discovery,
mencari tahu entitas dalam sebuah jaringan.
Misalnya persedian perangkat keras
seperti(lisensi, kartu garansi, dll)
CM: Configuration Management Inventory

Berkaitan dengan aset yang dimiliki dalam sebuah


jaringan, meliputi:
1. Alat-alat
Jenis perangkat: CPU, memori, harddisk.
Peralatan tambahan: kartu jaringan, slot lainnya.
Informasi pembukuan: perangkat ketika dibeli,
nomor invetaris, informasi dukungan.
2. Software
Sistem operasi, lisensi, dll.
Dimana dan kapan digunakan.
CM: Configuration Setting
• Memastikan semua perangkat jaringan sudah
dikonfigurasi: Inti dari manajemen jaringan.
• Elemen management layer: hostname, user,
password, dll.
• Network management layer: IP Addres, netmask,
routing protocol.
• Service management layer: QoS, VPN, ACLs.
CM: Configuration Synchronization

• Sistem pengelolaan manajemen database (CMDB)


untuk manajemen database.
• Manajemen database dan jaringan harus sinkron.
• Perubahan informasi konfigurasi hanya melalui
tindakan manajemen.
CM: Configuration Synchronization
Fault Management
• Fault Management adalah sebuah kumpulan
kegiatan yang dibutuhkan untuk memelihara
tingkat pelayanan jaringan secara dinamis.
• Kegiatan ini menjamin ketersediaan yang tinggi
melalui penemuan secara cepat masalah yang
dapat mengakibatkan penurunan performansi
dengan menerapkan fungsi-fungsi pengendalian
termasuk diagnosa, perbaikan, testing dan backup.
Fault Management (lanjutan)
Beberapa hal dalam fault management yaitu:
1. Mengatasi kegagalan pada komponen-komponen jaringan.
2. Mengatasi hilangnya konektivitas pada sebuah jaringan.
3.Fault management melibatkan:
A.Deteksi gangguan
B.Lokasi gangguan
C.Pemulihan layanan
D.Identifikasi penyebab sumber masalah
E.Pemecahan masalah
Fault Management Function
• Monitoring jaringan
- Basic alarm management
- Advanced alarm processing functions
• Diagnosa kesalahan
- Root cause analysis
- Troubleshooting
• Trouble ticketing
• Proactive fault management
Fault Management Steps
Fault Management:
Monitoring & Detection
Fault Management: Alarm Management
1. Basic functions
• Mengumpulkan informasi peringatan pada jaringan.
• Menggambarkan informasi peringatan.

2. Advanced alarm preprocessing


• Filtering
• Deduplication
• Correlation
• Augmentation
Fault Management Life Cycle

1. Deteksi kegagalan
Pelaporan peringatan dengan mekanisme deteksi
kegagalan. Contoh SNMP Traps.
2. Restorasi layanan
3. Fault Isolation & Root Cause Analysis
4. Prioritize
5. Troubleshooting
6. Reevaluate
7. Fault Reporting
Fault Management Issues

• Kesalahan deteksi: oleh Operator vs oleh pelanggan


• Waktu untuk memperbaiki layanan
• Rencana pemulihan kegagalan
Technologies in Fault Management

• Automatic fail over


• Alarm notification
• Alarm/Event processing
• Customer care
Fault Management Summary
Pertemuan 10

Network Operation
Performance Management and Security Management
Performance Management
Kegiatan yang diperlukan untuk menilai indikator performansi
operasi jaringan secara berkesinambungan. Dengan adanya
manajemen performansi,
• tingkat pelayanan dapat dipertahankan,
• kondisi jaringan dapat dikenali,
• kemungkinan gangguan dapat diprediksi dan
• dapat membuat laporan yang lengkap untuk kegiatan
pengambilan keputusan dan perencanaan.
Performance Management (lanjutan)

Performance management terdiri dari:


1. Tools
2. Performance Metrics
3. Data Monitoring
4. Problem Isolation
5. Performance Statistics
1. Tools
Alat berupa software maupun hardware untuk meningkatkan
performa jaringan. Diantaranya:
a) Protocol Analyzers
Adalah alat (perangkat keras atau perangkat lunak) yang
digunakan untuk menerima dan menganalisa lalu lintas data
dan sinyal melalui saluran komunikasi

Protocol analyzer bisa merujuk pada:


Sebuah analisa protokol jaringan telekomunikasi
Sebuah analisa paket jaringan
Sebuah analisa bus
Sebuah uji beban pada IP
b) RMON (Remote Monitoring)
Manfaat RMON:
• Monitor dan analisis lokal dan relay data, mengurangi beban
pada jaringan.
• Tidak memerlukan visibilitas langsung oleh NMS.
• Pemantauan yang lebih sering sehingga diagnosis kesalahan
lebih cepat
• Meningkatkan produktivitas untuk administrator
C) MRTG
2. Performance Matrics
• Macro-level
• Throughput
• Kecepatan waktu
• Ketersediaan
• Kehandalan
• Micro-level
• Bandwidth
• Pemanfaatan
• Tingkat kesalahan
• Tinggi beban
• Rata-rata beban
3. Data Monitoring
• Traffic normal
• Traffic abnormal (misalnya, colission yang
berlebihan, packet loss yang tinggi, dll)
• Mengatur perangkap (misalnya, parameter dalam
kelompok alarm di RMON)
• Mengatur alarm untuk kekritisan
• Manual dan otomatis kliring alarm
4. Problem Isolation
• Mode Manual menggunakan jaringan dan alat-alat
SNMP.
• Permasalahan dalam beberapa komponen deteksi
topologi jaringan.
• Teknologi korelasi untuk mode otomatis.
5. Performance Statistic
1. Statistik lalu lintas jaringan
2. Statistik kesalahan

digunakan untuk:
• pelacakan QoS
• performance tuning
• validasi SLA
• analisis trend
• perencanaan fasilitas
• akuntansi fungsional
Fungsi Performance Management
• Dokumentasi tujuan bisnis manajemen jaringan.
• Membuat prosentase tingkat layanan secara rinci
dan terukur.
• Mengukur kinerja.
• Ketika sudah melebihi batas, maka
mengembangkan dokumentasi pada metodologi
yang digunakan untuk meningkatkan sumber daya
jaringan.
• Memiliki pertemuan berkala untuk mengkaji
analisis baseline dan tren.
Aspek Performance Management
1. Proaktif
• Pelaporan & Pemantauan (kinerja metrik sejarah grafik)
• Nilai metrik kinerja dikumpulkan secara berkala
• Data dianalisis dan dilaporkan
• Perencanaan kapasitas
2. Reaktif
• Jaminan QoS
• Penentuan batas
• Secara otomatis mengambil tindakan apabila sudah melebhi batas,
diantarannya:
✓ Mengirim pesan email / teks / IM
✓ Suara alarm
✓ Panggil pager
✓ Beralih ke sirkuit back-up
Performance Management Tools
1. Pemantau lalu lintas jaringan
• Sebagian besar real-time, dengan kemampuan grafik.
• Memantau perangkat dan status link.
Contoh: Intel LANDesk Manager, Farallon Computing
Traffic Watch
2. Pemantau protokol jaringan
• Dapat menangkap dan decode paket-paket dari jaringan
• Berguna untuk masalah jaringan yang aneh dan intermiten
• Produk khusus yang tersedia: Wildpackets Etherpeek,
Ethereal (WireShark), Airopeek
Performance Management Tools (lanjutan)
3. Pemantau peralatan jaringan
• Produk monitor server, Switch, Bridge and Router.
Kebanyakan hardware sekarang termasuk modul
manajemen yang menyediakan kemampuan
manajemen.
Konsep Performance Management
Security Management
Perbedaan keamanan manajemen dengan manajemen
keamanan
Security Management
• Security Management adalah konsep yang
berhubungan dengan perlindungan data dalam sistem
jaringan terhadap akses yang tidak sah.
• Security management memastikan operasi manajemen
berjalan dengan lancar dan aman.
• Security management membatasi akses pengguna
terhadap perangkat jaringan (autentifikasi dan
otorisasi).
• Mencegah kebocoran keamanan (enkripsi).
Security Management #2
Security management mempunyai 3 domain
keamanan, yaitu:
1. Keamanan NOC (Network Operation Center).
2. Manajemen keamanan jaringan.
3. Keamanan peralatan manajemen jaringan.
1. Keamanan NOC (Network
Operation Center)
• Memastikan segala operasional menajemen jaringan aman, yang
terdiri dari:
1. Firewall: melindungi NOC dari serangan luar.
2. IDS: Untuk mendeteksi adanya intrusions.
3. Update sistem operasi: untuk memperbaiki vulnerabilities.
4. Antivirus/Anti Spam: untuk mencegah dari virus, trojans, malware.
5. Single-Sign-On: untuk manajemen password.
6. Keamanan fisik: mengamankan akses fisik ke NOC
2. Manajemen Keamanan Jaringan
1. Out-of-band management
• Manajemen fisik jaringan terpisah.
• Implementasi VPN pada manajemen jaringan
2. Intregitas dan kerahasiaan mekanisme untuk
manajemen jaringan
Contoh: SNMPv3, HTTPS, SSH.
3. Firewall dan IDS untuk manajemen jaringan
3. Keamanan peralatan manajemen jaringan
• Mengaktifkan password
• Penggantian password default: SNMP default
communities
• Menonaktifkan layanan yang tidak aman: Telnet
• Membatasi lalu lintas jaringan
• Mengaktifkan access control and logging.
Security Management Function
(TMN)
1. Security administration: Perencanaan dan mengelola
kebijakan keamanan dan mengelola informasi terkait
keamanan jaringan.
2. Prevention: Mekanisme untuk mencegah penyusup
kemanan.
3. Detection: Mendeteksi instrusion
4. Containment and recovery: Isolasi sistem terintrusi dan
memperbaikinya
Security Policies
• Pedoman keamanan secara keseluruhan dan
pengambilan keputusan dalam jaringan.
• Kebijakan keamanan harus komperehensif,
mempertimbangkan semua domain dalam jaringan,
meliputi: Carrier network security (control plane),
Service security (data plane), NOC & manajemen
network security.
• Kebijakan keamanan harus memberikan trade-off
antara keamanan dan kegunaan.
Prevention
1. Diperlukan untuk meng-cover kebijakan keamanan.
2. Merupakan penyedia layanan dalam jaringan,
meliputi:
• Attack NOC (untuk mengakses kontrol pada seluruh
jaringan)
• Attack network (mencegah gangguan layanan untuk
mengakses data pelanggan)
3. Mekanisme pencegahan
NOC: Firewall (host and network), SW Patches, dll.
Network: Router hardening, DDos mitigration, dll.
Detection & Response
• Mekanisme detection: IDS, log analysis, misbehaviors.
• Repair & Fix
• Report & document
Security Operation Center (SOC)
• Keamanan telah menjadi isu penting dalam jaringan.
• SOC adalah pusat untuk menangani masalah keamanan pada tingkat
organisasi dan tingkat teknis. Peran FCAPS untuk keamanan:
1. Sebagai Fault management: mendeteksi permasalahan keamanan,
security event, alarm processing.
2. Sebagai Configuration Management: menjalankan mekanisme
keamanan didalam jaringan.
3. Sebagai Accounting Management: melakukan auditing, authentication,
authorization, accounting.
4. Sebagai Performance Management: Memonitor status mekanisme
keamanan.
Network Operation
Accounting Management and Report Management
Accounting Management
Accounting management meliputi:
1. Mengenakan biaya kepada pengguna dari penggunaan jaringan
mereka.
2. Mengambil data mengenai penggunaan sumber daya jaringan.
3. Mengatur batas penggunaan dengan menggunakan metric.
4. Mengumpulkan informasi yang sangat penting untuk proses
billing.
Accounting Management Function
(TMN)
Accounting management mempunyai beberapa fungsi,
yaitu:
1. Sebagai pengukur penggunaan, mengukur berapa
banyak sumber daya yang digunakan.
2. Menentukan harga, menetapkan strategi harga,
penilaian penggunaan.
3. Sebagai collection dan finance, mencatat data
customer dan mengirfomasikan saldo customer.
Accounting and Billing
Accounting Data
Proses pengumpulan data yang harus diukur dalam
akuntansi, sebagai contoh:
1. Catatan detail panggilan atau Call Detail Records
(CDRs)
• Persetujuan layanan suara/panggilan.
• Prosedur pengaturan panggilan
• Statistik pada layanan panggilan: durasi panggilan,
QoS metrics, dll
2. Informasi berdasarkan waktu: durasi penyewaan IP
Accounting Data #2
3. Informasi berbasis volume
Interface statistics: berkaitan dengan paket data yang
diterima dan yang dikirim.
4. Flow records:
• Mencatat lalu lintas IP/IP traffic
• Dapat menerapkan pencocokan tingkat layanan: contoh
durasi koneksi TCP.
Billing
1. Data collection: mengukur penggunaan data
ditingkat perangkat yang dilakukan oleh akuntansi.
2. Data Aggregation & De-duplication:
menggabungkan beberapa record kedalam satu
record.
3. Data mediation: Mengkonversi prioritas record
kedalam format standar.
4. Menetapkan nama pengguna kealamat IP:
melakukan DNS lookup dan mendapatkan record
akuntansi dari server AAA.
Billing #2
6. Menghitung durasi layanan panggilan: dibeberapa
aplikasi, durasi real-time yang dibutuhkan.
7. Charging: tariff dan parameter yang akan
diterapkan.
8. Invoicing: Menerjemahkan pengisian informasi ke
dalam harga mata uang dan mencetak faktur akhir
untuk pelanggan.
Hubungan Accounting dengan Billing
Billing Model
1. Postpaid VS Prepaid
• Postpaid: Off-line charging, Kebutuhan mekanisme
untuk faktur jaminan pembayaran.
• Prepaid: On-line charging, Complicated,
memerlukan akuntansi real-time untuk penagihan
2. Charging Criteria
• Volume based vs. Time based charging
• Best effort vs.QoS based (DiffServ) charging
• Flat fee vs. Application specific
Report Management
Table 13.2 System Reports
Category Reports Category Reports
Quality of service / Network availability
Traffic Traffic load - internal
Service level agreement Systems availability
Problem reports
Traffic load - external
Service response Failures Network failures
Customer satisfaction System failures
Traffic trends Traffic patterns Performance Network
Analysis of internal traffic volume Servers
Analysis of external traffic volume Applications
Technology trends Current status
Technology migration projection
Cost of Operations Functional
Usage
Personnel

Table 13.3 User Reports


Category Reports
Service level agreement Network availability
System availability
Traffic load
Performance
User specific reports User-defined reports

13-65
Policy-Based Management
Network
Attributes • Domain space terdiri dari
objek (alarms dengan attribut)
Policy Space
• Rule space terdiri dari aturan-
aturan (jika-maka)
Domain Space
• Policy Driver/pelaksana
Policy Driver Action Space kebijakan mengatur tindakan
Rule Space
yang harus diambil
• Perbedaan antara policy
(kebijakan) dan rule (aturan);
kebijakan memberikan
Figure 13.43 Policy Management Architecture
tanggung jawab dan
akuntabilitas
• Action Space menerapkan
tindakan
Service Level Management
• Pelayanan manajemen SLA sama dengan
QoS jaringan
• Definisi SLA
• Identifikasi layanan dan karakteristik
• Negosiasi dari SLA
•Penyebaran agen untuk memantau dan
mengontrol
• Generation of reports
• Karakteristik SLA
• parameter layanan
• tingkat pelayanan
• parameter komponen
• Pemetaan Component-to-service
Pertemuan 12

Network Maintenance
Network Maintenance
• Network maintenance atau pemeliharaan jaringan, adalah
berbagai kegiatan yang diperlukan untuk menjaga agar network
tetap berfungsi dan dapat memenuhi kebutuhan (bisnis) suatu
organisasi.

• Beberapa contoh aktifitas yang dapat dikategorikan sebagai network


maintenance antara lain:
– Instalasi dan konfigurasi hardware dan software
– Monitoring dan tuning performa network
– Melaporkan berbagai masalah troubleshooting
– Merencanakan ekspansi network
– Melakukan dokumentasi network dan berbagai perubahan pada
network
Network Maintenance #2
– Memastikan segala kegiatan yang terjadi pada
network sesuai dengan policy dan regulasi
– Mengamankan network dari gangguan/serangan
internal dan eksternal

• Kegiatan Network Maintenance dapat bersifat proaktif


(pencegahan sebelum terjadi permasalahan) maupun
reaktif (tindakan dilakukan setelah kejadian)
Network Maintenance #3
Berdasarkan jenis metode yang digunakan, Cisco mengelompokkan
network maintenance model menjadi sebagai berikut:
• FCAPS (Fault management, Configuration management,
Accounting management, Performance management, and Security
management).
Merupakan model yang didefinisikan oleh ISO (International
Organization for Standardization).

• ITIL (IT Infrastructure Library)


mendefinisikan direkomendasikan sekumpulan praktik untuk
memenuhi tujuan terbaik bisnis.

• TMN (Telecommunications Management Network)


merupakan model variasi dari FCAPS. Targetnya adalah
manajemen network telekomunikasi (telco)
Network Maintenance #4
• Cisco Lifecycle Services
Lifecycle Services menerapkan dalam maintenance
network. Model ini meliputi Prepare (persiapan), Plan
(perencanaan), Design (desain), Implement
(implementasi), Operate (operasi), dan Optimize
(optimasi) yang kadangkala disebut PPDIOO model.
Network Maintenance #5
Beberapa pekerjaan rutin yang terkait dengan
maintenance network (tanpa melihat metode/model),
yaitu:
a. Mengubah konfigurasi
b. Mengganti hardware yang gagal atau sudah lama
c. Melakukan backup data secara rutin
d. Meng-update software
e. Memonitor performa network
Dokumentasi Network

Pencatatan atau dokumentasi network diperlukan dalam


proses pemeliharaan jaringan.
Cisco memberikan saran point-point yang seharusnya ada
dalam sebuah dokumentasi, antara lain:
• Diagram topologi logika, menggambarkan interkoneksi segmen
network, protokol yang digunakan, jenis service yang ada,
interkoneksi network dengan pengguna akhir. Lokasi perangkat
network sesungguhnya tidak perlu digambarkan pada diagram.
• Diagram topologi fisik, merupakan layout network yang
menggambarkan dimana perangkat network diletakkan berdasarkan
lokasi sesungguhnya. Seperti gambar jalur network yang meIaIui
ruangan pada sebuah gedung. Lokasi perangkat network di setiap
pengguna akhir, dan sebagainya.
Dokumentasi Network #2

• Daftar interkoneksi, berupa daftar port switch yang


terhubung dengan server tertentu. Jalur-jalur port diberi
ID tertentu. Biasanya daftar dibuat dalam bentuk
spreadsheet.
• Daftar inventory perangkat network.
• Daftar IP address yang digunakan.
• Dokumentasi konfigurasi yang pernah dibuat atau yang
telah diubah.
• Dokumentasi desain awal (original) dari network.
• Dokumentasi langkah-langkah troubleshooting masalah.
Dokumentasi Network #3

Contoh Dokumentasi Network sebuah sekolah dapat dilihat


pada situs:
• http://sts.sydneyr.det.nsw.edu.au/files/downloads/networ
k/SampleSchoolNetworkDocumentation.pdf
Dokumentasi Network #4

Dokumentasi Network juga dapat dibuat secara online.


Berikut contoh Dokumentasi Online:
• Wiki
– Situs Wikipedia merupakan ensiklopedia berbasis
internet. Wiki dapat dimanfaatkan untuk keperluan
dokumentasi Network, pengguna dapat melakukan
update secara online.
• Trouble Ticket Reporting System
– Suatu system yang merupakan Gabungan fungsi
recording, tracking, dan archiving trouble reports yang
dapat dikelompokkan sebagai aplikasi help desk.
Contoh aplikasi semacam ini adalah RT dan Bugzilla.
Network Monitoring
• Network monitoring memiliki peranan penting dalam
memantau kondisi network setiap saat, memperoleh
laporan statistic, memperkirakan apakah ada perangkat
yang perlu diganti, ditambah atau ditiadakan.
• Beberapa contoh aplikasi Network monitoring:
– Nagios (http://www.nagios.org/)
– Cacti (http://www.cacti.net/)
– Nino (http://nino.sourceforge.net/nino/ninotech.html)
– MRTG (http://oss.oetiker.ch/mrtg/
• Contoh aplikasi network monitoring komersial:
– Tivoli
– Paessler
– Nagios XI
Network Monitoring #2
Informasi Network Monitoring Nagios
Fokus monitoring menggunakan Aplikasi NINO

• Device & Status vie w


• Monitoring
• Event management
• Reporting

• Cara kerja NINO


Tampilan grafik Aplikasi Network Monitoring MRTG

Hasil monitoring
MRTG baik per
hari, per minggu,
atau pertahun
dapat di tampilkan
Data Center

• Adalah suatu fasilitas yang digunakan untuk menempatkan


system computer dan komponen – komponen terkaitnya,
seperti system telekomunikasi dan penyimpanan data.
• Fasilitas ini mencakup catudaya redundan (cadangan),
koneksi komunikasi data redundan, pengontrol lingkungan
(AC, ventilasi), pencegah bahaya kebakaran, serta piranti
keamanan fisik)
• Seringkali Data Center identik dengan Network Operations
Center (NOC). NOC merupakan sebuah area terbatas dan
didalamnya terdapat berbagai fasilitas untuk memonitor
aktifitas server, web traffic, dan ferforma network.
Data Center #2
Sebelum data center dibangun maka disain dan perencanaan
data center harus memperhatikan minimum aspek-aspek
berikut:
1. Lokasi aman, memenuhi syarat sipil bangunan, geologi,
vulkanologi, topografi.
2. Terproteksi dengan system cadangan, untuk system
catudaya, pengatur udara/lingkungan, komunikasi data.
3. Menerapkan tatakelola standar data center, yang meliputi:
a. Standar prosedur operasi (SOP)
b. Standar prosedur perawatan
c. Standar dan rencana pemulihan dan mitigasi bencana
d. Standar jaminan kelangsungan bisnis
Data Center #3
Secara umum Data Center terbagi dua berdasarkan
fungsinya :
1.Internet Data Center, biasanya hanya dioperasikan untuk
kebutuhan Internet Service Provider
2.Corporate Data Center, dimiliki oleh suatu korporasi atau
institusi, untuk mengoperasikan proses bisnis, dengan
menggabungkan layanan Internet dan Intranet.
Contoh data center

Ket: Data Center USA di Utah Valley yang akan digunakan oleh Apple,
Facebook, Microsoft, Google, Yahoo, YouTube, Skype, AOL, dll.
Sumber: http://www.dailymail.co.uk/news/article-2337420/Utah-Data-Center-The-million-square-foot-
Utah-data-mining-facility-built-NSA.htm
Contoh data center #2

Mobile data Center


Layout bangunan Data Center
Gambaran simulasi tentang data center secara global

Sumber: http://intelligent.mit.edu/?p=9
Data Center #4
Servis utama yang secara umum diberikan oleh data
center adalah sebagai berikut:
1.Business Continuance Infrastructure. (Infrastruktur
yang Menjamin Kelangsungan Bisnis).
Aspek-aspek yang mendukung kelangsungan bisnis ketika
terjadi suatu kondisi kritis terhadap data center. Aspek-
aspek tersebut meliputi kriteria pemilihan lokasi data
center, kuantifikasi ruang data center, laying-out ruang
dan instalasi data center, sistem elektrik yang
dibutuhkan, pengaturan infrastruktur jaringan yang
scalable, pengaturan sistem pendingin dan fire
suppression.
Data Center #5
2. DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan
Data Center).
Terdiri dari sistem pengamanan fisik dan non fisik pada data center.
a. Pengamanan fisik: akses user ke data center berupa kunci akses
memasuki ruangan (kartu akses atau biometrik) dan segenap petugas
keamanan yang mengawasi keadaan data center (baik di dalam
maupun di luar), pengamanan fisik juga dapat diterapkan pada
seperangkat infrastruktur dengan melakukan penguncian dengan kunci
gembok tertentu.
b. Pengamanan non fisik: dilakukan terhadap bagian software atau sistem
yang berjalan pada perangkat tersebut, antara lain dengan memasang
beberapa perangkat lunak keamanan seperti access control list, firewalls,
IDSs dan host IDSs, fitur - fitur keamanan pada Layer 2 (datalink layer)
dan Layer 3 (Networks layer) disertai dengan manajemen keamanan.
Data Center #6
3. Application Optimization (Optimasi Aplikasi).
Akan berkaitan dengan layer 4 (transport layer) dan layer 5
(session layer) untuk meningkatkan waktu respon suatu server
bertujuan untuk mengoptimalkan jalannya suatu aplikasi dalam suatu
sistem.

4. Infrastruktur IP.
Infrastruktur IP menjadi servis utama pada data center. Servis ini
disediakan pada layer 2 dan layer 3. Isu yang harus diperhatikan
terkait dengan layer 2 adalah hubungan antara server farms dan
perangkat layanan, memungkinkan akses media, mendukung
sentralisasi yang reliable, loop-free, predictable, dan scalable.
Sedangkan pada layer 3, isu yang terkait adalah memungkinkan
fast convergence routed Networks (seperti dukungan terhadap
default gateway).
Data Center #7
5. Media Penyimpanan.
Data Center juga digunakan sebagai pusat seluruh data–
data yang diakses oleh semua klien yang terhubung,
tentunya didukung dengan kapasitas memori yang besar
pula. Agar dapat melayani klien dengan kualitas yang
baik, karena klien bisa saja mengakses data secara
bersamaan dengan kapasitas yang besar.
Kriteria data center

1. Availability.
Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang
berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik
dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu
kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat
sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh
komponennya.
2. Scalability dan flexibility.
Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan
kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus
disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang
cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.
Kriteria data center #2
3. Security.
Data center menyimpan berbagai aset perusahaan
yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan
dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik
maupun pengamanan non-fisik.
Data Center #8

• Sebuah data center memiliki kelas atau tingkatan yang


disebut Tier.
• Lembaga yang membuat spesifikasi tier untuk data
center adalah Telecommunications Industry Association
(TIA). TIA telah diakreditasi oleh ANSI (American
National Standars Institute).
• Pada thn 2005 TIA mempublikasikan ANSI/TIA-942 yaitu
Telecommunication Infrastructure standard for Data
Centers yang mendefinisikan 4 tingkatan (Tier) data
center.
4 tingkatan (tier) data center

1. Tier 1 adalah memiliki kemampuan High Avaibility 99.676 % tidak


memiliki redudansi /back up power, back up server , back up
hardware dan downtime dalam setahunnya maksimal 28.8 jam.
2. Tier 2 adalah data center yang memiliki kemampuan high avaibility
99,749 %, memiliki redudansi power dan cooling, tapi tidak memiliki
redudansi hardware dan fault tolerance. Downtime maksimal dalam
satu tahunya adalah 22 jam pertahunnya
3. Tier 3 adalah data center yang memiliki kemampuan high avaibility
99.982 % yang memiliki redudansi power, cooling , dan hardware
tapi memiliki downtime 1.6 jam per tahunnya
4. Tier 4 adalah data center yang memiliki kemampuan high avaibility
99.95 % yang memiliki redudansi power, cooling dan hardware serta
faultolerance dengan downtime 1/4 jam per tahunnya.
Tabel Tier data center
Tabel Tier data center #2
Network Maintenance (2)

Pertemuan 13
Tahapan-tahapan pada Problem Diagnosis

Beberapa tahapan yang sering dilakukan pada Problem


Diagnosis ini yaitu:
a. Collect information
Mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang
berkaitan dengan masalah. Informasi dapat diperoleh
dari proses interview orang, menggunakan network
tools, dan sebagainya.
b. Examine information
Mempelajari informasi yang terkumpul. Kita dapat
mencoba membandingkan informasi yang diperoleh
dengan data-data kejadian di masa lalu untuk
menemukan solusi masalah.
Tahapan-tahapan pada Problem Diagnosis #2

c. Eliminate Potential Cause


Menghilangkan beberapa potensi penyebab masalah.
Dengan menggunakan pengetahuan, pengalaman, dan
data-data yang diperoleh maka perkiraan potensi
penyebab masalah dapat dieliminasi.
d. Hypothesize Underlying Cause
Membuat hipotesis penyebab masalah.
Setelah mengeliminasi beberapa potensi penyebab
masalah maka dapat dicari apakah kira-kira penyebab
masalah utama.
Tahapan-tahapan pada Problem Diagnosis #3

e. Verify Hypothesis
Melakukan pengujian pada hipotesis. Apabila sudah
yakin bahwa masalah utama ditemukan, maka perlu diuji
kembali kebenarannya.
Troubleshooting Manajemen Jaringan

Tahapan proses troubleshooting (yang umum) dapat


dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Problem Report
Pada tahap ini masalah yang sesungguhnya
ditemukan dan kemudian dilaporkan. Kepada siapa
laporan tersebut semestinya disampaikan tergantung
policy yang berlaku pada masing-masing lokasi.
Umumnya network administrator adalah orang pertama
yang mendapat/mengetahui adanya masalah.
2. Problem Diagnosis
Sebagian besar usaha (waktu, tenaga) dihabiskan
untuk mendiagnosis masalah.
Troubleshooting Manajemen Jaringan #2
3. Problem Resolution
Pada tahapan ini masalah dianggap sudah
dapat diselesaikan.

Proses troubleshooting
Troubleshooting Manajemen Jaringan #3

Secara umum terdapat 2 metode troubleshooting, yaitu:


1. Structured Troubleshooting Approach
2. Hip Troubleshooting Approach.
Structured Troubleshooting Approach, dapat digambarkan
seperti aliran diagram berikut:
Troubleshooting Manajemen Jaringan #4

• Hip Troubleshooting Approach dapat digambarkan


sebagai berikut:
Troubleshooting Manajemen Jaringan #5

• Perbedaan kedua metoda tersebut terletak pada


bagian Examine information dan Eliminate Potential
Cause.
• Examine information
• Eliminate Potential Cause
Troubleshooting Manajemen Jaringan #6

Beberapa pendekatan atau metode yang dapat


digunakan untuk mempersempit bagian Eliminate Potential
Cause, antara lain:
a.The Top-Down Method
b.The Bottom-Up Method
c.The Divide and Conquer Method
d.Following the Traffic Path
e.Comparing Configurations
f.Component Swapping
OSI dan Metode Troubleshooting
OSI dan Metode Troubleshooting #2

• The Top-Down Method


The Top-Down Method
Pada pedekatan Top-Down, proses
pengecekan dilakukan secara bertahap dari
level application hingga level physical.
OSI dan Metode Troubleshooting #3

• The Bottom-Up Method


The Bottom-Up Method
Pada pedekatan button-up dimana proses
pengecekan dilakukan dari layer paling
bawah dan meningkat ke layer paling atas.
OSI dan Metode Troubleshooting #4

• The Divide and Conquer Method


The Divide and Conquer Method
Bilamana sulit melakukan pengecekan
harus dimulai dari layer dimulai, maka dapat
melakukan pengecekan dari layer
pertengahan dengan istilah metode divide
and conquer.
OSI dan Metode Troubleshooting #4

• Following Traffic Path


Following Traffic Path
Melakukan troubleshooting adalah dengan
menelusuri jalur traffic yang diduga
bermasalah, dengan melakukan pengujian
antara client dan router ditemukan
masalahnya,
e. Comparing Configurations

Proses membandingkan konfigurasi ini mirip


seperti membandingkan dua buah gambar
yang hampir sama dan kita diminta untuk
menentukan perbedaannya
f. Component Swapping

Proses mengganti setiap komponen network


dengan komponen yang baru sehingga
dapat mengetahui kerusakan yang terjadi
dalam sebuah network
STUDI KASUS
1. Pada hari ini ditemukan masalah pada
jaringan computer PT Pita Biru, sepuluh
buah computer dari total 20 tidak dapat
melakukan koneksi internet, padahal
kemarin masih dapat mengakses internet.
PROBLEM DIAGNOSIS
Dalam studi kasus itu dapat menggunakan 2
metode yaitu:
a. Structured Troubleshooting Approach
b. Hip Troubleshooting Approach

Untuk masalah yang relative umum, maka


menggunakan Hip Troubleshooting
Approach
Pertemuan 14

Network Maintenance 3
TROUBLESHOOTING TOOLBOX
Dalam proses pencarian informasi hanya
pada perangkat switch dan router cisco
maka kita dapat memanfaatkan beberapa
perintah IOS untuk keperluan
troubleshooting. Perintah utama adalah
show
Menampilkan Informasi IP
Interfaces
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Interfaces IP-Address OK? Method Status Protocol

FastEthernet0/1 unassigned YES unset down down


FastEthernet0/2 unassigned YES unset down down
FastEthernet0/3 unassigned YES unset down down

Tidak ingin menampilkan semua Interfaces yang belum mendapatkan IP address atau
unassigned adalah?

Show ip interface brief | exclude unassigned


Menampilkan Informasi IP Interfaces #2

Menampilkan semua Interfaces yang belum mendapatkan IP address atau unassigned


adalah?

Show ip interface brief | include unassigned


Menampilkan Informasi Routing
Melihat informasi yang berkaitan dengan
protocol routing:
Show ip route
Menampilkan Informasi Routing#2

Perintah lain yang dapat digunakan:


Show running-config | begin router
Menampilkan Informasi Routing#3

Mengetahui informasi routing yang


menunjukan network tertentu saja, misal
10.10.10.0
Show ip route 10.10.10.0

Atau

Show ip route 10.10.10.0 255.255.255.0 longer-prefixes


Mengalihkan output perintah
Untuk menggabungkan dan sekaligus mem-
filter perintah IOS, sehingga hanya output
perintah tertentu saja yang ditampilkan
dilayar.
Menggunakan filter untuk mengalihkan
output ke server TFTP dan menyimpan data
dalam bentuk file
Mengalihkan output perintah #2
Perintah yang digunakan setelah pipe
adalah redirect contoh perintah:

Memunculkan output perintah dilayar dan


menyimpan dalam bentuk text:
Uji Konektifitas
Perintah Ping sudah sangat sering digunakan untuk mengetahui
konektifitas dengan perangkat remote.

Ping 10.10.10.1

Perintah ping menyediakan beberapa optional:


a. size: menentukan jumlah ukuran (dalam byte) tiap paket
b. Repeat: menentukan jumlah pengulangan paket ICMP echo yang dikirim
c. Timeout: menentukan waktu tunggu reply dari sebuah ICMP echo yang sudah dikirim
d. Source: menentukan alamat asal paket ICMP echo
e.Df bit: membuat agar tidak ada fragment bit pada paket ICMP echo.
Berikut contoh penggunaan ping:

Ping 10.10.10.1 size 1500 repeat 9999 timeout 0


Ping 10.10.10.1 size 1500 df-bit
Uji Konektifitas #2
Remote connection (telnet) bekerja
menggunakan port 23 (default). Kita dapat
menggunakan telnet untuk menguji port 80,
contoh sebagai berikut:
telnet 10.10.10.1 80
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-

Untuk menguji port lain


telnet 10.10.10.1 22
Menampilkan Proses CPU
Berikut perintah menampilkan CPU
Show processes cpu
Menampilkan Memory
Berikut perintah menampilkan memori
Show memory
Menampilkan Interface
Berikut menampilkan interface
Show interfaces
Menampilkan Interface #2
1. Input queue: Menandakan bahwa router menerima
informasi lebih cepat daripada kemampuan
memprosesnya.
2. Output queue: Menandakan bahwa router menerima
informasi lebih cepat daripada kemmpuan outgoing
interface mengirim informasi tersebut.
3. Input errors: Menandakan frame-frame tidak diterima
secara benar.
4. Output errors: menandakan frame-frame tidak dikirim
secara benar.
Menampilkan Controller
Berikut menampilkan controller
Show controllers

Berikut menampilkan Platform


Show platform
Packet Capture
Packet capture dapat menganalisa isi setiap paket data
yang mengalir dinetwork. Sehingga kita bisa melihat jenis
paket, besar data, alamat tujuan dan informasi lainnya
yang tidak bisa disediakan oleh tools biasa.

Utilitas semacam ini tidak tersedia pada perangkat switch


atau router yang umum, dapat menggunakan perangkat
khusus contohnya packet capture yang dapat diinstall
dikomputer adalah wireshark
Packet Capture #2

Wireshark diletakkan ditengah-tengah rute


antara client dan server, computer server
bisa saja digantikan dengan router, client
lain atau perangkat apa pun yang akan diuji.
Show monitor dengan wireshark
Data Statistik
Cisco mendukung dua buah teknologi untuk
keperluan pengumpulan data statistic, yaitu
SNMP (Simple Network Managemen
Protocol) dan NetFlow hanya khusus
disediakan untuk perangkat tertentu saja
(Hight-end).
Perbandingan SNMP dan NetFlow
Konfigurasi community strings
Konfirgurasi NetFlow

Anda mungkin juga menyukai