Anda di halaman 1dari 14

DESAIN MANAJEMEN DAN JARINGAN

“Desain dan Manajemen Struktur Layanan IT UMC”

Fikri Akbar Hedianto (321310003)


Dicky Chandra (321310002)

SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2015
BAB I

LANDASAN TEORI

Desain dan manajemen jaringan adalah suatu bentuk rencana untuk membuat struktur jaringan
dalam sebuah instansi/organisasi yang dapat menghubungkan antar sistem yang sudah dibuat
dengan menerapkan metode-metode berikut :

1. Memonitor suatu jaringan


2. Mengontrol suatu jaringan
3. Merencanakan sumber serta komponen sistem dan jaringan komputer & komunikasi.

Desain jaringan dapat berupa subnetting dan routing. Ada pun kebutuhan yang diperlukan dalam
manajemen sistem suatu jaringan antara lain :

1. Configuration Management
Digunakan untuk layanan inventory dan topologi, manajemen perubahan , penamaan dan
pengalamatan, manajemen asset dan kabel serta proses backup.
2. Performance Management
Untuk mengukur performancsi manajemen suatu jaringan seperti throughput, utilization,
error rate dan respon time.
3. Fault Management
Untuk menentukan permasalahan yang terjadi pada jaringan , mendiagnosa jaringan,
melakukan backup, serta untuk perbaikan atau perbaikan ulang.
4. Accounting Management
Untuk mengetahui track utilization of network resources, granting and removal of network
access, serta licesing & billing.
5. Security Management
Dapat digunakan untuk mengontrol pengaksesan jaringan dan untuk keperluan auditing.
6. Kebutuhan Aplikasi

Desain dan manajemen jaringan dapat ditinjuau dari servis , sistem, dan infrastruktur yang akan
dibuat maupun yang sudah ada.
BAB II

PEMBAHASAN

Studi kasus yang akan dibahas pada laporan ini adalah desain dan manajemen jaringan pada
Universitas Ma Chung, baik desain dan manajemen yang sudah ada maupun yang akan diusulkan
sesuai dengan struktur organisasi Universitas Ma Chung.
Layanan UMC :
Infrastruktur Jaringan

Rancangan layanan dan sistem yang diusulkan bertujuan menurunkan total biaya yang harus
dikeluarkan Universitas Ma Chung, meningkatkan ketersediaan layanan jaringan bagi seluruh
sivitas Universitas Ma Chung, meningkatkan kecepatan akses layanan-layanan yang tersedia. Oleh
karena itu, dalam perancangan jaringan di Universitas Ma Chung Penulis menggunakan metode
perancangan jaringan menggunakan model PPDIOO miliki Cisco, di mana model PPDIOO
tersebut melakukan pendekatan secara top-down design yang mengarahkan infrastruktur jaringan
untuk beradaptasi terhadap aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan suatu jaringan. PPDIOO memiliki
enam tahap, yaitu:

1.Fase Prepare (Persiapan)


Fase Prepare (persiapan), menetapkan kebutuhan organisasi dan bisnis, mengembangkan strategi
jaringan, dan mengusulkan konsep arsitektur dengan level tingkat tinggi, untuk mendukung suatu
strategi, yang didukung dengan kemampuan keuangan pada organisasi atau perusahaan tersebut.

2.Fase Plan (Perencanaan)


Fase Plan (perencanaan) mengidentifikasi persyaratan jaringan berdasarkan tujuan, fasilitas, dan
kebutuhan pengguna. Fase ini mendeskripsikan karakteristik suatu jaringan, yang bertujuan untuk
menilai jaringan tersebut, melakukan gap analisis pada perancangan terbaik sebuah arsitektur,
dengan melihat perilaku dari lingkungan operasional. Sebuah perencanaan proyek dikembangkan
untuk mengelola tugas-tugas (tasks), pihak-pihak yang bertanggung jawab, batu pijakan
(milestones), dan semua sumber daya untuk melakukan desain dan implementasi. Perencanaan
proyek harus sejalan dengan ruang lingkup (batasan), biaya dan parameter sumber daya yang
disesuaikan dengan kebutuhan bisnis . Rencana proyek ini diikuti (dan diperbarui) selama fase-
fase dalam siklus.

3.Fase Design (Desain)


Desain jaringan dikembangkan berdasarkan persyaratan teknis, dan bisnis yang diperoleh dari
kondisi sebelumnya. Spesifikasi desain jaringan adalah desain yang bersifat komprehensif dan
terperinci, yang memenuhi persyaratan teknis dan bisnis saat ini. Jaringan tersebut haruslah
menyediakan ketersediaan, kehandalan, keamanan, skalabilitas dan kinerja. Hasil desain termasuk
diagram jaringan, dan daftar peralatan-peralatan. Rencana proyek harus terus diperbarui, dengan
informasi yang lebih terperinci untuk diimplementasikan. Setelah tahap desain disetujui, fase
implementasi dimulai.

4.Fase Implement (Implementasi)


Pada fase ini, peralatan-peralatan baru dilakukan instalasi dan di konfigurasi, sesuai spesifikasi
desain. Perangkat-perangkat baru ini akan mengganti atau menambah infrastruktur yang ada.
Perencanaan proyek juga harus diikuti selama fase ini, jika ada perubahan seharusnya disampaikan
dalam pertemuan (meeting), dengan persetujuan yang diperlukan untuk dilanjutkan. Setiap
langkah dalam implementasi, harus menyertakan deskripsi, rincian pedoman pelaksanaan,
perkiraan waktu untuk penerapan, evaluasi (rollback) langkah-langkah jika terdapat kegagalan,
dan informasi-informasi lainnya sebagai referensi tambahan. Seiring perubahan yang telah di
implementasikan, tahapan ini juga menjadi langkah pengujian, sebelum pindah ke fase operasional
(operate phase).

5.Fase Operate (operasional)


Fase operasional adalah mempertahankan ketahahan kegiatan sehari-hari jaringan. Operasional
meliputi pengelolaan dan memonitor komponen-komponan jaringan, pemeliharaan routing,
mengelola kegiatan upgrade, mengelola kinerja, mengidentifikasi dan mengoreksi kesalahan
jaringan. Tahapan ini adalah ujian akhir bagi tahapan desain. Selama operasi, manajemen jaringan
harus memantau stabilitas dan kinerja jaringan, Deteksi kesalahan, koreksi konfigurasi, dan
kegiatan-kegiatan pemantauan kinerja, yang menyediakan data awal untuk fase selanjutnya, yaitu
fase optimalisasi (optimize phase).

6.Fase Optimize (Optimalisasi)


Fase optimalisasi, melibatkan kesadaran proaktif seorang manajemen jaringan dengan
mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, sebelum persoalan tersebut mempengaruhi jaringan.
Fase optimalisasi, memungkinkan untuk memodifikasi desain jaringan, jika terlalu banyak
masalah jaringan yang timbul, kemudian juga untuk memperbaiki masalah kinerja, atau untuk
menyelesaikan masalah-masalah pada aplikasi (software). Persyaratan-persayaratan untuk desain
jaringan yang dimodifikasi mengarahkan perkembangan jaringan tersebut, kembali ke awal siklus
hidup dalam model fase PPDIOO.
Berikut merupakan infrastruktur jaringan dari Universitas Ma Chung yang kami anjurkan:
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

 Kesimpulan

Selain melakukan perbaikan struktur jaringan yang lebih teratur, hal lain yang juga menjadi
penunjang kecepatan konektivitas adalah provider dari jaringan tersebut. Struktur organisasi
juga menjadi salah satu acuan dalam merancang sebuah desain jaringan, kebutuhan hardware
serta berbagai manajemen lainnya yang berdampak pada kelancaran sebuah proses pengajaran.

 Saran

Seperti yang telah dijelaskan di atas, terdapat beberapa usulan yang dapat dipertimbangkan
untuk perbaikan jaringan di Universitas Ma Chung nantinya, yakni diantaranya :

1. Pembagian hak akses dalam sebuah struktur jaringan akan membantu mempermudah
pengaksesan jaringan.
2. Mengautr sebuah privilege setiap penggunanya.
3. Pengaturan SSID sehingga memudahkan pengguna mengetahui lokasi sinyal terdekat.
4. Pengaturan Subnetting di setiap lokasinya.
Daftar Pustaka

http://lptsi.its.ac.id/adminbtsi/download/Desain%20Jaringan.pdf

Perencanaan Infrastruktur SITI UMC – Dentya Primarjuna

http://news.palcomtech.com/metode-perancangan-jaringan-dengan-model-ppdioo/

http://www.techopedia.com/definition/16955/network-infrastructure,
http://elista.akprind.ac.id/staff/catur/PMJ/02Contoh%20proposal_desain_jaringan_komputer.
pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16956/4/Chapter%20II.pdf,

http://jun-ker.blogspot.com/2012/11/ada-apa-dengan-ip-address.html,

http://belajarcomputernetwork.com/2014/01/26/cisco-ppdioo-approach-for-network-design/

Anda mungkin juga menyukai