Anda di halaman 1dari 22

DESAIN JARINGAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA


MENGGUNAKAN HIERARCHICAL DESIGN MODEL

Artikel Ilmiah

Oleh :
Andy Irfanto
NIM : 672013608

Program Studi Teknik Informatika


Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
2016

1
4
5
1.Pendahuluan
Teknologi internet sangatlah dibutuhkan, dari sekedar mencari informasi
sampai mengirimkan informasi. Pengolahan informasi tersebut membutuhkan faktor
keakuratan ketepatan waktu dan kemudahan dalam memperolehnya. Untuk
melakukan pengolahan data dibutuhkan alat bantu yaitu komputer. Komputer dapat
bekerja dengan baik karena adanya teknologi yang baik dan berkembang. Dalam
perkembangannya maka dibutuhkan teknologi dan investasi dalam pembuatan
jaringan yang terintegasi. Pengolahan jaringan membutuhkan perancangan jaringan,
instalasi perangkat, instalasi Sistem Operasi, pengoperasian jaringan komputer, dan
pemeliharaan komputer.
Penulis berusaha menyusun desain jaringan komputer di Fakultas teknologi
informasi Universitas Kristen Satya Wacana secara terstruktur berdasar keperluan dan
kebutuhan utama. Sistem jaringan komputer kampus yang ada di Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana sudah menggunakan jaringan internet,
dan jaringan LAN (Local Area Network). Penggunaan jaringan antar unit kerja dan
antar gedung dibutuhkan sebuah jaringan VLAN (Virtual Local Area Network)untuk
menggabungkan jaringan-jaringan LAN (Local Area Network) agar menjadi satu
jaringan yang terpusat di sebuah ruang server.
Kebutuhan jaringan komputer digunakan untuk menunjang tridarma perguruan
tinggi.Hierarchical design modeladalah sebuah model jaringan hirarki yang memiliki
tiga lapisan (layer), yang setiap layer memiliki layanan yang berbeda kepada
pengguna.Lapisan satu adalah Core layer, lapisan ini memiliki kecepatan tinggi dan
mampu menyampaikan data dengan cepat. Lapisan kedua adalah distribution layer
yang mengontrol arus lalu lintas jaringan melakukan routing antara LANvirtual
(VLAN) pada lapisan akses. Lapisan ketiga adalah lapisan akses dengan perangkat
akhir, seperti PC, printer, dan telepon IP, untuk menyediakan akses ke seluruh
jaringan.
Kebutuhan kecepatan dalam pengolahan data yang berkaitan dengan
pelaksanaan tridarma perguruan tinggi yang ada di FTI-UKSW semakin besar. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan desain rancangan jaringan
dengan hierarchical design model untuk memenuhikebutuhan tersebut. Hierarchical
design modelmembuat komputer dapat saling berkomunikasi dengan baik tanpa harus
terbatas oleh lokasi fisik, gedung maupun lantai tanpa bergantung pada lokasi
workstation.

2.Tinjauan Pustaka
Jaringan komputer paling sedikit tediri dari dua buah komputer yang saling
terhubung dengan sebuah media sehingga kompuer-komputer tersebut dapat
berkomunikasi satu dengan yang lain. Sekelompok komputer dan device lain yang
saling terhubung membentuk sebuah network, sedangkan konsep dari komputer-

6
komputer yang saling berbagi resource dikenal dengan istilah networking[1].Tujuan
dibangunnya suatu jaringan komputer adalah untuk membawa data-informasi dari sisi
pengirim menuju penerima secara cepat dan tepat tanpa adanya kesalahan melalui
media transisi atau media komunikasi tertentu[2].
Perencanaan jaringan dapat menggunakan VLAN (Virtual Local Area
Network).ImplementasiVLAN mempunyai keunggulan karenatidak memerlukan
perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat memberikan berbagai tambahan pada
teknologi jaringan. Untuk dapat melihat kinerja sebuah jaringan komputer, seorang
administrator jaringan memerlukan aplikasi Network MonitoringSistem untuk
simulasi yang dapat mencerminkan arsitektur dari jaringan komputer pada sistem
jaringan yang digunakan. Dalam pembangunan jaringan VLAN ada dua jenis routing,
yaitu staticdan dynamic. Penggunaan dynamicroutinglebih dianjurkan karena
mempermudah kinerja administrator dalam mengkonfigurasi jaringan tanpa harus
memperbaharui konten dari jaringan jika terjadi perubahan[3].
Cisco telah mendefinisikan sebuah model hirarkis dikenal sebagai model
internetworking hirarkis. Model ini menyederhanakan tugas membangun
internetwork hierarkis yang handal, terukur, dan lebih murah karena daripada
berfokus pada konstruksi paket, berfokus pada tiga bidang fungsional atau lapisan,
dari jaringan[4]. Desain hirarkis memfasilitasi perubahan, sebagai elemen dalam
jaringan membutuhkan perubahan, biaya pembuatan upgrade terkandung untuk
subnet kecil dari jaringan secara keseluruhan. Mengganti satu perangkat dapat
mempengaruhi banyak jaringan karena interkoneksi yang kompleks. Cisco
memperkenalkan model desain hirarkis, yang menggunakan pendekatan berlapis
untuk desain jaringan di tahun 1999. Komponennya adalah lapisan akses, lapisan
distribusi, dan inti lapisan (core). Keuntungan utama dari model ini adalah struktur
hirarkis dan modularitas[5].Model ini dapat menyederhanakan tugas-tugas yang
diperlukan untuk membangun suatu jaringan sesuai dengan kebutuhan saat ini dan
kebutuhan yang akan datang. Model hirarkis ini memiliki lapisan (layer) yang dibuat
untuk menyederhanakan tugas-tugas di dalam hubungan antar jaringan. Setiap lapisan
fokus pada fungsinya masing-masing, memungkinkan untuk memilih sistem dan fitur
yang tepat pada setiap lapisan. Model ini cocok untuk jaringan Local Area Network
(LAN) dan Wide Area Network (WAN).Keuntungan dari model hirarki adalah
penghematan biaya, Mudah dipahami, Jaringan bersifat modular, Isolasi apabila
terjadi kegagalan. Model hirarkis ini atau hierarchical design modelmenurut Dr Peter
Welcher,penulis desain dan teknologi jaringan artikel untuk Cisco Dunia dan
publikasi lainnya, mengatakan bahwa perancangan jaringan tanpa menggunakan
hierarchicaldesignmodel, beban kerja yang dibutuhkan CPU pada perangkat dapat
memberatkan kinerja jika perangkat jaringan berkomunikasi dengan banyak
perangkat lain[6]. Desain model Hierarchical Network dapat dilihat pada Gambar 1

7
Gambar 1.Hierarchical Network Design Model[6]
Hierarchical design model adalah sebuah model yang membagi sebuah
networkmenjadi 3 buah lapisan (layer). Pertama Core layermerupakan backbone
yang menyediakan koneksi kecepatan tinggi (gigabit atau yang lebih tinggi). Core
menjadi jalur Layer 3, bagi Layercore menyediakan scalability dan reliability.
KeduaDistributionlayer ini terdiri dari sekumpulan perangkat switch. Sekumpulan
distribution devises dan perangkat lain yang mendampingi switch disebut sebagai
switch block.Layer distribution menyediakan availability, Qos, fast path recovery,
dan load balancing.KetigaAccess layer pada LAN (Local Area Network), perangkat
seperti telepon dan komputer di gunakan untuk mengakses network lokal. Sedangkan
pada WAN (Wide Area Network), remote users atau sites akan mengakses network
perusahaan. Layer access menyediakan akses network bagi pengguna[7].
Setiap layer menyediakan fungsionalitas yang diperlukan untuk membangunsebuah
network. Dapat menerapkan satu atau lebih perangkat dalam setiap layer. Setiap
lapisan menyediakan fungsi-fungsi tertentu yang mendefinisikan perannya di dalam
jaringan secara keseluruhan.Penggambaran bagan desainHierarchicalbisa dilihat pada
gambar 2. Dengan memisahkan berbagai fungsi yang ada pada sebuah jaringan,
desain jaringan menjadi modular, yang memfasilitasi skalabilitas dan kinerja[8].

8
Gambar 2. Bagan Desain Hierarchical [9]
Pada Gambar 2 terdiri dari beberapa bagian, pertama Core layer mempunyai high-
speed switching, membutuhkan kecepatan tinggi (sebaiknya fiber optic), kedua
Distribution layer policy-based connectivity menyediakan konektivitas jaringan
berbasis kebijakan, ketiga Access layer local and remote workgroup access
konektivitas berbasis kebijakan distribusi lapisanlapisan akses mengandung
perangkat yang memungkinkan kelompok kerja dan pengguna untuk menggunakan
layanan yang diberikan oleh lapisan distribusi dan inti[9]:

3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipakai menggunakan metode PPDIOO (Prepare,
Plan, Design, Implement, Operating, Optimize) yang dikembangkan oleh CISCO.
Tahap dalam metode PPDIO digambarkan pada skema gambar 3.

Gambar 3. Metodologi PPDIOO (Prepare, Plan, Design, Implement, Operate, dan


Optimize)[10]
Tahap pertama pada penelitian ini yaitu tahap prepare, tahapan
pengembangan jaringan pada penelitian ini hanya sampai tahapan
implementasi.Tahap prepare merupakan tahap pengumpulan beberapa bahan yang
dapat disajikan sebagai landasan awal untuk pendefinisian permasalahan. Tahap
prepareini di fokuskan kepada kebutuhan-kebutuhan yang terkait pada solusi
pemecahan masalah tersebut agar pelaksanaan tahap-tahap selanjutnya lebih
terstruktur dan proporsional.

9
Tahap berikutnya adalah Plan, dimulai dengan melakukan analisis di dalam
data-data yang didapat, melakukan studi pustaka agar dapat mengetahui hal penting
yang dapat membantu dalam pembuatan penelitian ini.Persiapan sistemdan software
dalam tahap ini adalah menyiapkan software aplikasi Simulasi Jaringan
menggunakan Cisco Packet Tracer 6.3untuk melakukan pembuatan sistem jaringan.
Kebutuhan implementasi software berfungsi unuk membuat simulasi
implementasi jaringan pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana adalah komputer dengan Operation System windows 7 dan software packet
tracer 6.3.Kebutuhan hardware dapat disimulasikan didalam cisco packet tracer 6.3,
serta pengujian sistem dapat langsung kita dapatkan juga didalam software Cisco
Packet Tracer 6.3.
Tahap berikutnya adalah tahap design, dalam tahap ini melakukan pembuatan
gambaran tentang jaringan.Desain disesuaikan dengan kebutuhan Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana, Desain ini akan membuat gambar
desain topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun
Tahap berikutnya adalah tahap implementasi yaitu merancanagan sistem
menggunakan simulasi jaringan Cisco Packet Tracer 6.3.Dalam implementasi akan
menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain.
Tahap operate adalah tahap uji coba terhadap simulasi jaringan.Uji coba
tersebut dilakukan dalam tiga tahap yaitu uji coba struktural, uji coba fungsional dan
uji coba validasi.Uji coba koneksi terhadap jaringan yang ada dari core layer ke
distribution layer dan dari user layer ke distribution layer.Uji coba dilakukan dari
user layer yang berada di bawah distribution layerke server domain yang berada di
core layer.
Tahap terakhir adalah tahap optimize, pada ujicoba yang dilakukan maka akan
diketahui sistem yang dibuat apakah sudah dapat dijalankan pada jaringan sistem
yang real. Sehingga sistem jaringan dapat berjalan dengan baik, dan dapat
dikembangkan ke sistem yang lebih baik lagi.

4. Hasil dan Pembahasan


Pada desain jaringan yang lama koneksi semua jaringan berada pada satu
router dan koneksi antar laboratorium komputer menggunakan antena. Jika terjadi
trafik yang tinggai sering terjadi gangguan koneksi. Gambaran jaringan yang lama
dapat dilihat pada Gambar 4.

10
Gambar 4. Topologi jaringan sebelum menggunakan hierarchical design model
Router utama berada pada kantor fakultas, semua koneksi dari kantor fakultas
lab ctc langsung menggunakan kabel utp. Pada koneksi lab RX dan lab E
menggunakan antena.
Pada rancangan hierarchical design model koneksi dari atau ke distributor
diatur oleh core layer sehingga ketika terjadi permintaan yang tinggi tetap dapat
ditangani oleh core layer. Core layerberfungsi mengatur trafik dari ISP (Internet
Service Provider) dan dari distribution layer. Permintaan dari acces layeruntuk
internet harus melewati coreswitch (backbone)dan core router (core layer).
Pengaturan trafik dan koneksi antar distribution layer ditangani oleh core switch
(core layer).Gambaran arsitektur hierarchical design model pada Fakultas Teknologi
Informasi Universitas Kristen Satya Wacana dapat dilihat pada gambar 5.

11
Gambar 5. Arsitektur Jaringan FTI-UKSW
Berdasar Gambar 5 koneksi luar ISP diatur oleh router (core layer) ini bertujuan
agar semua kokneksi masuk ke core layer. Distribution layer mengatur layanan antar
gedung yang terbagi menjadi 6 switch distribution layer. Akses user/terminal/client
pada masing-masing gedung diatur switch pada masing-masing distribution yang
bersangkutan.Core layer disarankan menggunakanbackbone fiber optic dengan
kapasitas jaringan yang tinggi.Jaringan distribution Layer, juga menggunakan fiber
Optic untuk menyediakan cepat pada beban traffic yang tinggi antar gedung.Access
Layer, kombinasi antara fast ethernet dengan gigabit ethernet untuk mencukupi
kebutuhan akses user.

12
Gambar 6. Topologi Jaringan FTI-UKSW
Gambar 6 menunjukan bahwa ada lima gedung utama (A,B,C, D dan E).
Didalamnya terdapat ruang dosen, ruang tata usaha, ruang pemimpin, dan
laboratorium.
Pada rancangan jaringan pada Gambar 6 mekanisme koneksi dapat dijelaskan
sebagai berikut, Router berfungsi mengatur lalu lintas koneksidari core layer,
Server berfungsi sebagai domain controller dan file server, Wifi server sebagai
DHCP server, multilayer switch(switch Managaneable) yang berada pada gedung c
lantai 2 yang berfungsi sebagai core layer untuk mengatur semua koneksi
perlantai, distribution layermenggunakan multilayer switch(switch Managaneable)
untuk setiap lantai difungsikan untuk koneksi permintaan dari access layer, Access layer
berada pada tiap ruang yang ada di gedung A,B,C,D dan E, Acces point berada
pada seluruh gedung untuk menangani akses koneksi secara mobile. Selanjutnya
untuk aliran lalulintas data dapat dilihat pada Ganbar 7

13
Gmabar 7. Alur lalu lintas data
Pada Gambar 7 permintaan data user diteruskan ke distribution layer,
selanjutnya diteruskan ke core layer dan ke router. Pengaturan trafik berada pada
router core yaitu pengaturan bandwith (koneksi intenet). Filter berada pada tiap
distribution layer, ini berfungsi agar tidak membebani core layer dan router.
Berikut tabel alur lalulintas data

Tabel 1. Tabel alur lalulintas data


Number path
Flow Performance requirement
of Client

Capasity
Reliability
(Mbps)

Router core 99,95% 1000 2 Switch core

Lab Komputer 99,95 % 500 41 Switch Distribution

User perlantai 99,95 % 500 40 Switch Distribution

Access point 99,95% 500 40 Switch Distribution


/Router wifi

14
Server 99,95 % 500 2 Switch core

Server lab 99,95% 500 41 Switch

Koneksi antar gedung dan banyaknya koneksi antar gedung serta


penggunaan acces point yang tersebar diseluruh gedung membuat jaringan
semakin komplek, penggunaan VLAN(Virtual Local Area Network)akan membuat
pengaturan jaringan menjadi sangat fleksibel di mana dapat di buat segmen yang
bergantung pada organisasi atau departemen, tanpa bergantung pada lokasi
workstation.Maka dari permasalahan diatas, rancangan jaringan VLAN (Virtual
Local Area Network) dapat digunakan untuk mempermudahkan para
penggunanya dalam proses penggunaan jaringan tersebut.
Berdasarkan hasil identifikasi masalah jaringan komputer yang ada pada
Gambar 6maka dilakukan analisis kebutuhan untuk merancang dan
mengembangkanjaringan yang paling sesuai dengan kondisi sehingga semua
jaringan yang ada akan saling terhubung. Pada tabel 1 berisi indentifikasi
kebutuhan jaringan di Fakultas Teknologi Informasi.
Tabel 2. Tabel kebutuhan jaringan di FTI
No Ruang Switch Switch Router
PoE 24 Manageable

1 Shaft lantai 1 2 1
2 Shaft lantai 2 2
3 Shaft lantai 3 2
4 Lab cisco security lantai 3 2
5 Lab komputer Akuntansi lantai 4 2
6 Lab. Bahasa Listening lantai 4 2
7 Lab.Komputer Magister lantai 4 1
8 Shaft lantai 4 4
9 Lab. Komputer Umum 1 lantai 4 2
10 Lab. Komputer Umum 2 lanati 4 2
11 Lab. Komputer Umum 3 lanati 4 2
12 Lab. Komputer Umum 4 lanati 4 2
13 Lab. Komputer Umum 5 lanati 4 2
14 Lab. Komputer Umum 6 lanati 4 2

15
15 Lab. Komputer Umum 7 lanati 4 2
16 Lab. Komputer Umum 8 lanati 4 2
17 Lab. Komputer Umum 9 lanati 4 2
18 Lab. Komputer Umum 10 lanati 4 2
19 Lab. Komputer Umum 11 lanati 4 2
20 Lab. Komputer Umum 12 lanati 4 2
21 Kuliah CCNA 1 lantai 5 1
22 Kuliah CCNA 2 lantai 5 1
23 Lab. Komputer umum lantai 5 1
24 Shaft lantai 5 1
25 Auditorium lantai 6 1

Total 12 34 1

Kebutuhan disesuaikan dengan jumlah ruang yang ada. Kebutuhan jaringan jika
masih diperlukan akan diambil dari sisa port yang ada pada tiap ruang.

Tingkat keamanan pada jaringan dapat dilihat pada tabel 2


Tabel 3. Pengguna pada jaringan FTI UKSW
No user keamanan Keterangan

1 Dekan Tinggi Akses yang didapat adalah kewenangan yang dapat akses ke seluruh
jaringan

2 Dosen Sedang Akses untuk kegiatan akademik

3 Mahasiswa Rendah Akses user yang terbatas

4 Kalab Tinggi Akses yang didapat adalah kewenangan yang dapat akses ke seluruh
jaringan

Akses keamanan didapat dari kebutuhan akses level dari pimpinan yang
paling tertinggi yang dapat terhubung ke seluruh jaringan Fakultas Teknologi
Informasi. Sedangkan level Kalab (kepala laboratorium) berguna untuk
pemeliharaan seluruh jaringanFakultas Teknologi Informasi. Pembagian akses
keamanan juga befungsi untuk membatasi akses-akses yang tidak dibutuhkan,
oleh karena itu pembagian pada ip address juga berfungsi untuk mempermudah
pemeliharaan dan pengecekan jaringan di Fakultas Teknologi Informasi.
Pembagian ip address ini berdasar kebutuhan perlantai pergedung dan berdasar
kebutuhan pemakaian. Lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 4. Tabel IP address dan VLAN pada RouterCore, TU dan Dekan
No Nama gedung Id Vlan IP Address Gateway

16
1 routercore C 98 192.168.10.0/30 192.168.10.1
2 server C 99 192.168.11.0/28 192.168.11.1
3 Dekan dan wadek C 100 192.168.100.0/28 192.168.100.1
4 userlantai1/TU A,B,C 101 192.168.101.0/24 192.168.101.1
5 userlantai2 A,B,C 102 192.168.102.0/24 192.168.102.1
6 userlantai3 A,B,C,D 103 192.168.103.0/24 192.168.103.1
7 userlantai4 A,B,C,D 104 192.168.104.0/24 192.168.104.1
8 userlantai5dan6 A,B,C 105 192.168.105.0/24 192.168.105.1
9 voip A,B,C,D,E 106 192.168.106.0/24 192.168.106.1
10 cctv A,B,C,D,E 107 192.168.107.0/24 192.168.107.1
11 wifi A,B,C,D,E 108 192.168.108.0/24 192.168.108.1
12 RFIDFloor A,B,C,D,E 109 192.168.109.0/24 192.168.109.1
13 labTrainigCTCBesar C lantai 2 110 192.168.110.0/26 192.168.110.1
14 LabKompLK C Lantai 2 111 192.168.110.64/26 192.168.110.65
15 LabKompAkun B lantai 4 112 192.168.110.128/26 192.168.110.129
16 LabBahasa Asing B Lantai 4 113 192.168.110.192/26 192.168.110.193
17 LabKompUmum C lantai 5 114 192.168.111.0/26 192.168.111.1
18 Lab CCNA 1 C lantai 5 115 192.168.111.64/26 192.168.111.65
19 LabCCNA2 C lantai 5 116 192.168.111.128/26 192.168.111.129
20 Lab Cisco security D lantai 3 117 192.168.111.192/27 192.168.111.193
21 LabKomp Magister C lantai 4 118 192.168.111.224/27 192.168.111.225
22 LabKompUmum1 E lantai 4 119 192.168.112.0/26 192.168.112.1
23 LabKompUmum2 E lantai 4 120 192.168.112.64/26 192.168.112.65
24 LabKompUmum3 E lantai 4 121 192.168.112.128/26 192.168.112.129
25 LabKompUmum4 E lantai 4 122 192.168.112.192/26 192.168.112.193
26 LabKompUmum5 E lantai 4 123 192.168.113.0/26 192.168.113.1
27 LabKompUmum6 E lantai 4 124 192.168.113.64/26 192.168.113.65
28 LabKompUmum7 E lantai 4 125 192.168.113.128/26 192.168.113.129
29 LabKompUmum8 E lantai 4 126 192.168.113.192/26 192.168.113.193
30 LabKompUmum9 E lantai 4 127 192.168.114.0/26 192.168.114.1
31 LabKompUmum10 E lantai 4 128 192.168.114.64/26 192.168.114.65
32 LabKompUmum11 E lantai 4 129 192.168.114.128/26 192.168.114.129
33 LabKompUmum12 E lantai 4 130 192.168.114.192/26 192.168.114.193

Didapatkan perancangan jaringan untuk gedung Fakultas Teknologi Informasi


Universitas Kristen Satya Wacana sebagai berikut, lihat pada gambar 7.

17
Gambar 8. Pemetaan alamat ip
Perancangan jaringan ini disesuaikan dengan desain rancangan, pengunaan
simulasi pada cisco packet tracer 6.3 sama persis seperti rancangan yang dibuat.
Jaringan yang akan diimplementasikan sudah sesuai dengan kreteria-kriteria
access layer.Implementasi simulasi pada cisco packet tracer 6.3 menggunakan
routing OSPF(The Open Shortest Path First)untuk menghubungkan semua jaringan
yang berbeda.
5.Pengujian Desain
Pada tahapan sebelumnya telah dijelaskan mengenai rancangan dan
implementasi yang akan disimulasikan pada Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana. Berikut ini merupakan hasil beserta bentuk
uraian sistem yang telah disimulasikan.

18
Gambar 9. Simulasi jaringan FTI-UKSW
Gambar 9 menunjukan ada 6 jaringan distribusi yang terdiri dari jaringan
lantai 1, jaringan lantai 2, jaringan lantai 3, jaringan lantai 4, jaringan lantai 5 dan
6, serta jaringan Laboratorium. Semua jaringan memiliki satu distribution switch
yang digunakan untuk akses ke core switch. Setiap jaringan dapat diakses sesuai
dangan keamanan masing-masing jaringan. Core switch menangani semua
koneksi dari distribution switch dan server. Awal pembuatan simulasi adalah
membuat core switch dan distribution switch dengan multilayer switch (cisco WS-
C3560-24PS). konfigurasi core layer untuk memberi jalur ke ditribution layer.
Pada Tabel IP address dan VLAN, ip server digunakan untuk menghubungkan
antara core switch ke distribution switch. Ip address server adalah
192.168.11.0/28.Berikut konfigurasinya pada core switch.
Berikut konfigurasi vlan pada core switch

Kode program1. Konfigurasi vlan pada core layer

19
Berikut konfigurasi untuk interface port

Kode program 2. Konfigurasi interface port pada core layer

Berikut konfigurasi untuk routing ke layer distribution

Kode program 3. Konfigurasi routing pada core layer

Gunakan ujicoba struktural koneksi ke core switch dan dari access layer (end-
user) untuk mengetahui hasil akses jaringan dapat berjalan dengan baik dan
stabil.

Gambar 10. Hasil pengiriman data dari core switch ke distribution switch

20
Gambar 11. Hasil pengiriman data dari acces layer (end-user) ke server domain

Setelah uji coba struktural berhasil maka dilanjutkan dengan uji coba
fungsional. Simulasi pengujian dengan command dari suatu PC ke router core
apakah dapat berhasil berjalan dengan baik sesuai fungsinya.

Gambar 12. Hasil ping dari pc lantai 1 ke router core

Gambar 12 menunjukan bahwa PC lanatai 1 dengan IP Address


192.168.101.2/24 berkomunikasi dengan roouter core dengan IP Address
192.168.10.1/30 berjalan dengan lancar. Selanjutnya untuk ujicoba validasi ini
dapat menggunakan aplikasi packet tracer 6.3 dapat memudahkan dalam
pengawasan khususnya dalam hal kecepatan dan memaksimalkan jaringan
sehingga tidak terjadi suatu pelanggaran hak dalam suatu jaringan komputer.

6. Kesimpulan dan Saran


MetodeHierarchical design modeldapat digunakan untuk mendesain
jaringan computer sesuai dengan kebutuhan operasional FTI-UKSW. Metode
Hierarchical design modelyang menggunakan sistem layer (core, distribution,

21
access ) lebih memungkinkan menghasilkan desain dengan lebih rinci. Selain itu,
ujicoba jaringan secara simulasi telah dilakukan dengan menggunakan PC.
Saran penelitian selanjutnya adalah bagaimana pengujian dari desian yang
telah dihasilkan tersebut dapat diujicoba secara real dengan menggunakan
peralatan-peralatan pengujian yang berlaku standard.

Daftar Pustaka

[1] Zaenal arifin langkah mudah membangun jaringan komputer 2005


[2] Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.kom., MM Konsep dan Perancangan
Jaringan Komputer 2003,2004
[3] http://jurnal.usu.ac.id/singuda_ensikom/article/viewFile/7809/5349
21/6/2016
[4] http://searchnetworking.techtarget.com/tutorial/The-Cisco-three-layered-
hierarchical-model) 4 April 2016
[5] Campus Network for High Availability Design Guide, Cisco Validated
Design, May 21, 2008
[6] https://www.edrawsoft.com/Hierarchical-Network-Design.php4 April
2016
[7] Campus Network for High Availability Design Guide, Cisco Validated
Design, May 21, 2008
[8] Connecting Networks Companion Guide, Chapter 1: Hierarchical Network
Design
[9] http://perpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II siap sidang skripsi.docx
[10] http://www.cisco.com/cpress/cc/td/cpress/ccie/ndcs798/nd2002.htm
[11] Cisco, 2005, Creating Business Value and Operational Exellence with the
Cisco Systems Lifecycle Services Approach

22

Anda mungkin juga menyukai