Anda di halaman 1dari 26

IMPLEMENTASI QUALITY OF SERVICE (QOS) Pada

KESTABILAN JARINGAN INTERNET

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Pada Jurusan Teknik Informatika

oleh :

DIAN AYU HIDAYATULLAH


11351102167

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi merupakan suatu bentuk karya dari pemikiran manusia yang
memudahkan serta mengoptimal dalam pekerjaan, salah satu teknologi yang
sangat pesat perkembangannya saat ini adalah tekonologi informasi dan
komunikasi. Perkembangan teknologi ini ditunjang dengan adanya jaringan
internet dapat menghubungkan semua wilayah-wilayah yang berada di seluruh
dunia ini menjadi satu dalam sebuah jaringan computer yang terkoneksi. Dengan
demikian membuat manusia lebih mudah dalam mencari informasi yang mereka
butuhkan, serta manusia tidak lagi susah dan harus membayar mahal dalam
berkomunikasi. Menurut (Jeco, 2017), lebih dari 3,8 miliar orang di seluruh dunia
telah menggunakan internet, jumlah ini meningkat sejak januari 2017 sekitar 38
juta orang atau hampir 51% . dimana 2,9 dari 3,8 milyar pengguna nya adalah
social media dan 2,6 milyar pengguna nya mengakses menggunakan mobile
phone. Berdasarkan data KOMINFO menyatakan pengguna internet pada tahun
2017 mencapai 112 juta orang, Indonesia sendiri merupakan peringkat keenam
dengan pengguna internet terbesar di dunia.
Pertumbuhan jumlah pengguna internet telah menjadi salah satu ancaman
bagi penyedia layanan telekomunikasi serta Kurang stabilnya layanan suatu
jaringan internet akan mempengaruhi proses dalam mengakses internet itu sendiri
(Thiotrisno, 2011). Dengan demikian dibutuhkan suatu parameter yang mampu
mengukur kualitas pelayanan dari jaringan internet tersebut. Untuk mengukur
suatu layanan pada jaringan internet tersebut salah satunya adalah QoS (Quality of
Service). QoS (Quality of Service) adalah istilah dalam dunia jaringan komputer
sebagai tolak ukur dari kualitas layanan jaringan computer. Tujuan dari
mekanisme QoS adalah mempengaruhi setidaknya satu diantara empat parameter
dasar QoS yaitu throughput, delay, jitter, dan paket loss pada aliran dalam data

I-1
dalam jaringan (Pranata, Fibriani, & Utomo, 2016). Penelitian terkait yang
membahas tentang jaringan internet menerapkan Qos yang menghasilkan bahwa
jaringan internet merupakan kebutuhan penting dalam sebuah instansi pendidikan,
yang digunakan oleh staff, pengajar, pelajar atau bahkan masyakat umum,
memiliki keluhan lambatnya akses layanan internet yang mereka dapatkan,
sehingga perlu dilakukan penelitian pengukuran Quality of Service (QoS) jaringan
internet UIN Suska Riau menggunakan standar QoS ETSI (Iskandar & Hidayat,
2015). Selanjutnya yang mendukung penelitian ini, menyatakan penggunaan
paramater QoS yang terdiri dari Packet Loss, Delay, Jitter dan Throughput maka
didapat nilai QoS untuk gedung A dengan indeks 93,81 dengan kategori
“Memuaskan”, nilai QoS untuk gedung B dengan indeks 94,87 dengan kategori
“Memuaskan”, dan nilai QoS untuk gedung C dengan indeks 94,60 dengan
kategori “Memuaskan”(Lubis & Pinem, 2014). menurut penelitian lain
mendefinisikan Quality of Service (QoS) adalah kemampuan suatu jaringan untuk
memberikan layanan yang baik dengan menyediakan bandwidth, mengatasi jitter,
delay dan packet loss. Dari hasil penelitian menggunakan QoS, analisis data
menunjukan bahwa pada jam sibuk (09.00-11.00 WIB) dan non sibuk (11.00-
13.00 WIB) mendapatkan hasil rata – rata indeks QoS sebesar 2,125 dalam
kategori “kurang memuaskan”. Dengan kapasitas bandwidth yang disediakan
sebesar 3 Mbps. Kemudian hasil dengan mengoptimasi bandwidth yang
diperlukan sebesar 7,154 Mbps dan disimulasikan serta rata-rata didapatkan
indeks QoS yang sebesar 3,5 dalam kategori “sangat memuaskan”.

Dari beberapa hal yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik melakukan
pengujian dengan menggunakan parameter QoS yaitu uji troughput, delay, jitter,
dan packet loss pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN Suska Riau dengan
menggunakan suatu sistem, sehingga dapat mengetahui seberapa baik kualitas ke-
stabilan pelayanan jaringan internet, walaupun jaringan tersebut banyak yang
sedang meng-akses. Dari penjelasan diatas maka penelitian kali ini akan berjudul
“Implementasi Quality of Service (QoS) pada ke-Stabilan Jaringan Internet”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari permasalahan latar belakang yang telah di jelaskan
sebelumnya, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana
meningkatkan kualitas ke-stabilan suatu pelayanan jaringan komputer, sehingga
pengembangan kedepannya diharapkan bisa memberikan kontribusi sepenuhnya
kepada semua orang dalam mengakses jaringan internet.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah pada penelitian ini antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian ini hanya dilakukan pada jaringan komputer
2. Penelitian ini menggunakan 4 parameter yaitu throughput, delay, jitter,
dan paket loss.
3. Penelitian ini hanya dilakukan pada Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Suska Riau

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan Penelitian yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengukur tingkat ke-stabilan layanan jaringan intenet.
2. Bagaimana menciptakan kualitas jaringan yang stabil meskipun jaringan
tersebut banyak yang meng-aksesnya.

1.5 Sistematika Penulisan


Berikut merupakan rencana susunan sistematika penulisan laporan
penelitian yang akan dibuat :
BAB I Pendahuluan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan
dari penelitian yang dilakukan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini membahas tentang teori-teori umum dan khusus yang
berhubungan dengan penelitian ini yaitu Jaringan Komputer, Quality of
Service (QoS) dan Penelitian Terkait
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini membahas langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam
proses penelitian, yaitu tahapan Perumusan Masalah, Studi Pustaka,
Pengumpulan Data, Analisa Kebutuhan Data, Perancangan dan
Implementasi dan pengujian serta penarikan kesimpulan.
BAB IV Analisa dan pembahasan
Bab ini membahas mengenai analisa pengujian kualitas dari jaringan
komputer.
BAB V Kesimpulan dan Saran
Bagian ini berisi kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian yang
dilakukan serta saran yang bisa membantu dalam perbaikan Kualitas
dari jaringan selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Jaringan Komputer


Jaringan computer merupakan sebuah system yang terdiri atas berbagai
komputer-komputer dan komponen-komponen yang terkoneksi satu sama yang
lain nya sebagai satu kesatuan. Dengan saling terkoneksi atau terhubung tersebut
bisa membuat komputer satu dengan yang lain dapat saling berbagi informasi dan
data. Jaringan computer tersebut terbentuk dari gabungan Software dan hardware
yang telah dihubungkan satu dengan yang lain (Silitonga & Morina, 2014).
Pendapat lain menyatakan jaringan komputer menyatakan bahwa himpunan
“interkoneksi” antara 2 komputer aoutnomouse atau lebih yang terhubung dengan
media tranmisi kabel atau nirkabel (Syafrizal, 2005).

2.1.1 Manfaat jaringan komputer


Dalam jaringan komputer memiliki beberapa manfaat yang didapat oleh
pengguna menurut (Suyanto, 2015) yaitu sebagai berikut:

1. Sharing Resources
Sharing Resources bertujuan untuk berbagi sumber daya kepada semua
orang tanpa ada batasan, misalnya berbagi seluruh program, pelajaran,
atau peripheral dan lainnya.
2. Media Komunikasi
Jaringan komputer bertujuan sebagai media berbagi informasi antar
pengguna jaringan, misal mengirim informasi, berkomunikasi sesama
teman dan lainnya.
3. Integritas Data
Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer
pusat, karena setiap proses tidak harus dilakukan pada satu komputer
saja, melainkan dapat didistribusikan ke komputer lainnya.
4. Pengembangan dan Pemeliharaan
Untuk pengembangan peralatan bisa didapatkan dengan mudah dan
harga yang terjangkau, karena setiap membeli suatu komponen seperti
printer, tidak harus membeli printer sebanyak komputer yang ada.
Sedangkan untuk pemeliharaan bisa dilakukan dengan cukup mudah,
misalnya pemeliharaan flasdisk dari serangan virus.
5. Keamanan Data
Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap
data. Pengguna mendapatkan hak aksesnya, serta teknik perlindungan
terhadap flasdisk agar data bisa terlindungi dengan baik.
6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini
Dengan pemakaian sumber daya secara bersama – sama, akan
mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu
data atau informasi yang telah diakses akan memberikan hal baru yang
mudah dimengerti, karena ketika perubahan yang terjadi akan segera
langsung dimengerti oleh setiap user.

2.1.2 Jenis Jaringan Komputer


Berdasarkan jarak dan area kerjanya jaringan komputer, jaringan komputer
dapat dibedakan menjadi 3 bagian. Adapun jenis jaringan komputer tersebut
adalah :
1. Local Area Network (LAN)
LAN merupakan jaringan hanya bisa mencakup wilayah yang kecil seperti
jaringan pribadi di sebuah gedung, kantor atau kampus yang memiliki
wilayah beberapa kilometer (Suyanto, 2015). Adapun contoh gambar
desain jaringan LAN dapat dilihat pada gambar 2.1:
Gambar 2.1 contoh jaringan LAN
2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN adalah jaringan yang cakupan area nya lebih besar dari pada
cakupan area jaringan LAN, cakupan area jaringan MAN hanya untuk
suatu daerah misalnya jaringan antar beberapa kantor cabang dengan
kantor pusat nya. Jaringan MAN mampu mencakup data dan suara, dan
juga dapat saling terhubung dengan jaringan televisi kabel (Syafrizal,
2005). Adapun gambar Jaringan MAN dapat dilihat pada gambar 2.2:

Gambar 2. 1 Jaringan MAN


3. WAN (Wide Area Network)
WAN atau Wide Area Network merupakan jaringan yang Geografisnya
mencakup sesuatu yang sangat luas, dan cakupan untuk WAN sendiri telah
mencakup keseluruh dunia (Sukaridhoto, 2014). Adapun gambar jaringan
WAN dapat dilihat pada Gambar 2.3
Gambar 2. 2 Jaringan WAN

2.1.3 Wi-Fi (Wireless Fidelity)


Wi-Fi atau Wireless Fidelity adalah satu standar Wireless Networking
tanpa kabel WiFi merupakan bentuk pemanfaatan teknologi Wireless
Local Area Network (WLAN) pada lokasi-lokasi publik dengan standar
pengambangan IEEE 802.11. Pada tahun 1997, sebuah lembaga
independen bernama IEEE membuat spesifikasi/ standar WLAN pertama
yang diberi kode 802.11 (Purnomowati & Budi, 2008).
a. Pada bulan Juli 1999, IEEE mengeluarkan spesifikasi baru bernama
802.11b, kecepatan transfer data teoritis maksimal yang dapat dicapai
adalah 11 Mbps. 2.
b. Pada saat hampir bersamaan, IEEE kembali membuat spesifikasi
802.11a yang menggunakan teknik berbeda. Frekuensi yang
digunakan 5Ghz, dan mendukung kecepatan transfer data teoritis
maksimal sampai 54Mbps.
c. 3.Pada tahun 2002, IEEE membuat spesifikasi baru yang dapat
menggabungkan kelebihan 802.11b dan 802.11a. Spesifikasi yang
diberi kode 802.11g ini bekerja pada frekuensi 2,4Ghz dengan
kecepatan transfer data teoritis maksimal 54Mbps.
d. Pada tahun 2006, 802.11n dikembangkan dengan menggabungkan
teknologi 802.11b, 802.11g. Teknologi yang diusung dikenal dengan
istilah MIMO (Multiple Input Multiple Output) merupakan teknologi
WiFi terbaru.
2.1.4 Komponen-komponen pada jaringan komputer:
Suatu jaringan komputer memiliki banyak komponen menurut (Syafrizal,
2005) dalam bukunya, berikut komponen-komponen pada jaringan komputer
adalah:

1. HUB

Suatu media untuk mengumpulkan semua koneksi antar PC satu dengan


lainnya untuk kemudian disambungkan. Menggunakan hub memberikan
keuntungan fleksibilitasnya sesuatu yang dimiliki sehingga setiap client bisa
ditambahkan setiap waktu tanpa mengganggu jaringan yang sedang bekerja.
Tetapi hub tidak mampu membaca data – data dan tidak mengetahui sumber
dan tujuan paket – paket yang dilepas melaluinya

2. Switch

Switch berfungsi menghubungkan multiple komputer pada layer protokol


jaringan level dasar. Switch beropersi pada layer dua (data link layer) dari OSI
model. Secara tipikal, beberapa kelebihan switch dari hub adalah :

a. Mampu menginspeksi paket – paket data yang mereka terima.

b. Mampu menentukan sumber dan tujuan paket yang melaluinya.

c. Mampu mem-forward paket – paket dengan tepat

3. Repeater

Repeater melakukan regenerasi atau sinyal-sinyal yang masuk akan kuat.


Secara teknis, repeater adalah device layer physical. Kelemahan repeater tidak
dapat melakukan filter traffic jaringan. Data (bits) yang masuk ke salah satu
port repeater dikirim ke luar melalui semua port. Dengan demikian data
tersebut menyebar ke tahapan-tahapan LAN tanpa memperkirakan apakah data
tersebut dibutuhkan atau tidak oleh user.
4. Bridge

Bridge merupakan perangkat yang lebih simpel dan murah dibandingkan


router. Bridge hanya menyampaikan paket, namun tidak bisa memilih paket –
paket mana yang akan disampaikan ke segmen – segmen. Bridge dapat
menguatkan kinerja suatu jaringan dengan cara menghilangkan traffic yang
tidak dibutuhkan dan mengurangi peluang – peluang collision.

5. Router

Router merupakan device physical yang menyatukan network–network, berada


pada layer 3 gateway, yang berarti dapat mengoneksikan jaringan–jaringan
sebagaimana layaknya gateway.

2.2 Quality of Service (Qos)


QoS meruapakan mengetahui Performansi mengacu ke tingkat kecepatan
dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalam suatu komunikasi.
Performansi merupakan kumpulan dari beberapa parameter teknis. Maka untuk
mengukur Tingkat pelayanan tersebut, QoS menggunakan Parameter-parameter
untuk mengukur data dalam pengujian nya berikut parameter-parameter dari QoS
tersebut. Qos dibentuk sebagai alat bantu untuk pengguna agar menjadi lebih baik,
dimana pengguna bisa mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi berbasis
jaringan. Qos mengacu pada kemampuan jaringan bagaimana menyediakan
layanan yang lebih baik dan dapat memberikan sesuatu yang mudah dipahami
oleh user (Pranata et al., 2016). Mencapai Quality of Service (QoS) yang
dipersyaratkan dengan mengatur parameter delay, jitter, throughput, dan packet
loss pada jaringan menjadi rahasia solusi bisnis end-to-end yang sukses. Dengan
demikian, QoS adalah seperangkat teknik untuk mengelola sumber daya jaringan
Tujuan dari Qos adalah untuk memberikan kebutuhan layanan yang lebih baik
dengan menggunakan infrastruktur yang sama (Cisco, 2017).
Fungsi-fungsi QoS dijelaskan sebagai berikut:

1. Kelas paket yang berbeda-beda menyediakan pengkelasan paket berbeda-


beda untuk menyediakan layanan yang berbeda-beda
2. Penanganan kongesti untuk memenuhi dan menangani kebutuhan layanan
yang berbeda- beda
3. Dilakukan pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan
mengendalikan paket-paket data yang telah dkirim.
4. Memberikan sinyal untuk mengendalikan fungsi dari perangkat yang
membantu komunikasi di dalam suatu jaringan IP.

Tabel 1. Indeks Parameter QoS (Sumber: ETSI 1999-2006)

Nilai Persentase (%) Indeks


3,8 – 4 95 – 100 Sangat Bagus
3 - 3,79 75 - 94,75 Bagus
2 - 2,99 50 - 74,75 Sedang
1 - 1,99 25 - 49,75 Buruk

Beberapa parameter Qos yang digunakan:

1. Throughput
Merupakan jumlah kedatangan paket yang sukses yang telah di amati selama
interval waktu tertentu. Untuk mengetahui kemampuan suatu jaringan dalam
melakukan pengiriman data makan harus menggunakan Throughput.
Throughput juga bisa dikatan sebagai bandwidth dalam kondidi yang
sebenarnya. Throughput bersifat dinamis sedang kan bandwidth lebih bersifat
fix tergantung bagaimana trafik yang sedang terjadi (Iskandar & Hidayat,
2015).
Kategori Throughput Indek Throughput
Sangat bagus 76%-100 % 4
Bagus 51%-75 % 3
Kategori Throughput Indek Throughput
Sedang 26-50 % 2
Buruk < 25 % 1

Untuk mengukur nilai Throughput digunakan persamaan (2.1) [6]:


Throughput = packet data diterima (2.1)
Lama Pengamatan
2. Packet loss
Packet loss didefinisikan sebagai suatu kegagalan paket ip dalam mencapai
suatu tujuannya (Iskandar & Hidayat, 2015). Kegagalan tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa kemungkinan :
a. Terjadinya overload trafik
b. Tabrakan (congestion)
c. Error yang terjadi pada media fisik
d. Kegagalan yang terjadi pada sisi penerima yang disebabkan oleh
overflow

Kategori degradasi Packet Loss Indeks


Sangat bagus 0%-2% 4
Bagus 3%-14% 3
Sedang 15% - 24% 2
Buruk >25% 1

Untuk mengukur nilai packet loss digunakan Persamaan (2.2) [6]:


Packet Loss= Yx100 (2.2)
A
Keterangan:
Y=Packet data dikirim – Packet data diterima
A=Packet data dikirim
3. Delay
Delay adalah pengiriman paket yang tertunda yang disebabkan oleh proses
transmisi dari satu titik ke titik lainnya yang akan di tuju.
1. Packetization delay
Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses
pembentukan paket IP dari informasi user. Delay ini hanya terjadi sekali
saja, yaitu di sumber informasi.
2. Queuing delay
Delay ini diakibatkan karena waktu proses yang dibutuhkan oleh router
dalam menyelesaikan transmisi paket pada jaringan. Umumnya delay ini
sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 micro second.
3. Delay propagasi
Proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi, misalnya
kabel SDH, coax atau tembaga, menyebabkan delay yang disebut dengan
delay propagasi.

Kategori Latensi Besar Delay Indeks


Sangat bagus < 150 ms 4
Bagus 150 s/d 300 ms 3
Sedang 300 s/d 450 ms 2
Buruk >450 ms 1

Untuk mengukur nilai Delay digunakan Persamaan (2.3) [6]:


Delay=Packet Length .(2.3)
Link Bandwith
4. Jitter
Jitter adalah suatu variasi delay antara paket yang terjadi pada jarinagn IP.
Variasi beban trafik dan besarnya tumbukan antar paket yang ada dalam
jaringan IP mempengaruhi besarnya nilai jitter . nilai jitter akan semakin besar
apabila beban trafiknya besar di dalam jaringan (Iskandar & Hidayat, 2015).
Semakin besar nilai jitter akan mempengaruhi menurunnya nilai Qos.

Kategori Degradasi Besar Delay Indeks


Sangat bagus 0 ms 4
Bagus 1 s/d 75 ms 3
Sedang 76 s/d 125 2
Buruk > 225 ms 1

Untuk mengukur nilai Jitter digunakan Persamaan (2.4) dan Persamaan


(2.5)[6]:

Jitter=Total Variasi Delay (2.4)


Total paket yang diterima

Total variasi delay = Delay-(rata-rata delay) (2.5)

2.2.1 Model Layanan QOS


Menurut (Mujahidin, 2015) Terdapat 3 tingkat metode QoS yang umum
dipakai, yaitu best-effort service, integrated service dan differentiated service.
1. Best-effort service
Best-Effort merupakan model servis yang dihantarkan kepada
penggunanya akan dilakukan sebisa mungkin dan sebaik-baiknya
tanpa ada jaminan apa- apa. Data akan dikirim setelah media
perantaranya siap dan tersedia. Data yang dikirim juga tidak ada
batasan, tidak dikelompokkan, tidak harus izin dari perangkat
manapun, tidak diberi policy, semuanya hanya berdasarkan siapa yang
datang terlebih dahulu ke perangkat gateway.
Pada model ini tidak memberikan suatu jaminan terhadap reabilitas,
performa, bandwidth, kelacaran data dalam jaringan. Data yang
dihantarkan dengan model ini pun dihantarkan dengan sebisa mungkin
sampai ketujuan nya, namun jika data tersebut berhenti di tengah jalan
atau tertunda dengan waktu yang cukup lama, maka tidak ada pihak
maupun perangkat yang akan bertanggung jawab akan hal itu. Untuk
layanan aplikasi yang kritis dan penting tidak cocok menggunakan
model QoS seperti Best-Effort, karena aplikasi tersebut membutuhkan
suatu perlakukan yang khusus agar tetap berjalan dengan baik.
Model QoS Best-Effort dalam pembuatan nya membutuhkan router
atau perangkat jaringan berkemampuan QoS dikonfigurasi dengan
menggunakan metode queing First Out (FIFO).
2. Integrated service
Integrated service model adalah suatu model dari Qos yang melakukan
berbagai hal untuk kebutuhan Qos berbagi media dan berbagi aplikasi
dalam suatu jaringan. Dalam metode ini para user dalam sebuah
jaringan akan melakukan permintaan terlebih dahulu dalam mengenai
pelayana.
Dalam request tesebut, pengguna dari sebuah jaringan atau aplikasi
akan mengirimkan sebuah informasi mengenai profile traffic mereka
ke perangkat Qos. Kemudian setelah menfapatkan profile traffic
tersebut kemudian akan menentukan hak-hak apa saja yang akan
mereka dapatkan seperti misalnya berapa bandwidth dan delay yang
akan mereka terima dan gunakan.
Setelah mendapatkan konfirmasi dari perangkat QoS dalam
jaringannya, maka pengguna dan aplikasi tersebut baru diijinkan
untuk melakukan transaksi pengiriman dan penerimaan data. Transaksi
data akan dilakukan dalam batasan- batasan yang telah diberikan oleh
perangkat QoS tersebut tanpa kecuali.
Setelah mendapatkan infirmasi dari perangkat Qos dalam jaringannya,
maka pengguna dan aplikasi baru diijinkan untuk melakukan transaksi
pengiriman dan penerimaan data. Transaksi data akan dilakukan dalam
batasan-batasan yang telah diberikan oleh perangkat Qos tanpa
kecuali.
.
2.3 Penelitian Terkait
Berikut merupakan rangkuman dari penelitian sebelumnya yang menjadi
referensi dalam penelitian saat ini, dapat dilihat pada tabel berikut :

Peneliti
No. Topik Metode Hasil
dan Tahun
1. (Iskandar & Analisa Quality Of Quality Parameter yang digunakan
Hidayat, Service (Qos) of adalah Throughput, Delay,
2015) Jaringan Internet Service Jitter, Packet Loss yang diuji
Kampus (Studi (QoS) pada layanan social media,
Kasus: Uin Suska e- mail, file download, dan
Riau) streaming. Account yang
digunakan adalah account
staff/dosen dengan
bandwidth 384Kbps dan
mahasiswa dengan
bandwidth 128Kbps.
Pengujian dilakukan pada
jam sibuk antara jam 10.00
WIB sampai jam 15.00 WIB
dan jam sepi jam 15.00
sampai jam 17.30.
Berdasarkan hasil pengujian
empat parameter QoS yang
digunakan, diperoleh
kesimpulan bahwa tiga dari
empat parameter uji pada
account mahasiswa
tergolong pada kategori
Buruk dan account
staff/dosen tergolong pada
Peneliti
No. Topik Metode Hasil
dan Tahun
kategori Sedang
2. (Lubis & Analisis Quality Quality analisis pengukuran
Pinem, Of Service (Qos) of paramater QoS yang terdiri
2014) Jaringan Internet Service dari Packet Loss, Delay,
Di Smk Telkom (QoS) Jitter dan Throughput maka
Medan didapat nilai QoS untuk
Rahmad gedung A dengan indeks
93,81 dengan kategori
“Memuaskan”, nilai QoS
untuk gedung B dengan
indeks 94,87 dengan
kategori “Memuaskan”, dan
nilai QoS untuk gedung C
dengan indeks 94,60 dengan
kategori “Memuaskan”
3 (Pranata et Analisis Optimasi Quality analisis data menunjukan
al., 2016) Kinerja Quality Of of bahwa pada jam sibuk
Service Pada Service (09.00-11.00 WIB) dan non
Layanan (QoS) sibuk (11.00-13.00 WIB)
Komunikasi Data mendapatkan hasil rata –
Menggunakan Ns- rata indeks QoS sebesar
2 Di Pt. Pln 2,125 dalam kategori
(Persero) Jember “kurang memuaskan”.
Dengan kapasitas bandwidth
yang disediakan sebesar 3
Mbps. Kemudian dari hasil
perhitungan optimasi
bandwidth yang diperlukan
Peneliti
No. Topik Metode Hasil
dan Tahun
sebesar 7,154 Mbps dan
disimulasikan mendapatkan
rata–rata indeks QoS yang
sebesar 3,5 dalam kategori
“sangat memuaskan”.
Kata
4 (Silitonga & Analisis QoS Quality analisis yang diperoleh dari
Morina, (Quality of of penelitian ini akan
2014) Service) Jaringan Service digunakan sebagai
Kampus dengan (QoS) rekomendasi manajemen
Menggunakan jaringan di Univerisitas
Microtic Katolik Santo Thomas S.U.
5 (Thiotrisno, Implementasi Quality Hasil yang diperoleh
2011) Quality Of Service of menunjukkan performa VoD
Pada Jaringan Ims Service yang terpengaruh oleh
Dengan Prioritas (QoS) variabel durasi gangguan
Paket sedangkan performa VoIP
tidak terganggu oleh
gangguan dari VoD baik
dengan variasi durasi 45
detik dan 2 menit dimana
delay VoIP bernilai tetap di
angka 20 ms
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian merupakan penggambaran dari proses penelitian
yang akan dibuat sehingga menjadi pedoman dalam pelaksanaan penelitian, dan
supaya lebih terkonsep maka menggunakan metodologi kuantitatif, berikut
gambaran metodologi penelitian kuantitatif yang digunakan :

Mulai

Perumusan Masalah

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

Analisa dan Perancangan


1. Analisa kebutuhan Data
2. Perancangan
a. Perancangan Interface
b. Perancangan Database

Implementasi dan Pengujian


1. Implementasi
2. Pengujian

Kesimpulan dan
Saran

Selesai

Gambar 3. 1 Metodologi Penelitian


3.1 Perumusan Masalah
Pada tahap ini akan dijelaskan mengenai masalah yang akan diteliti pada
penelitian kali ini. Selain masalah yang akan diteliti, solusi dari permasalahan
tersebut juga merupakan bagian dari perumusan masalah ini.

3.2 Studi Pustaka


Pada tahap ini akan dilakukan pencarian penjelasan-penjelasan mengenai
topik penelitian, dalam kasus ini penjelasan yang akan dicari yaitu tentang Quality
of Service. Studi pustaka yang akan dilakukan disini akan mengacu pada sumber-
sumber dari buku maupun jurnal-jurnal dari penelitian terkait mengenai topik
penelitian ini.

3.3 Pengumpulan Data


Pada pengumpulkan data disini akan disiapkan data untuk proses analisis
pengujian. Pengumpulan data tersebut didapatkan dari pengujian berdasarkan
parameter-parameter QoS. Berikut langkah pengujian dalam fase ini :

3.3.1 Pengambilan Data Sampel


Pengambilan data sampel paket ping dan data transfer pengujian terhadap
gedung-gedung yang menyediakan layanan Wifi untuk mengukur
parameter-parameter QoS (delay, jitter, packet loss dan throughput).

3.4 Analisa Kebutuhan data


Kegiatan pada tahap ini akan dilakukan Tahapan yang meliputi :

3.4.1 Diagnosa
Pada tahapan ini melakukan identifikasi masalah-masalah pokok yang
terjadi pada jaringan dan menjadi dasar penelitian Analisa Quality of
Service, identifikasi tersebut melihat kebutuhan pengguna terhadap
jaringan internet. Hal ini didapat berdasarkan dari hasil wawancara saat
pengguna meng-akses jaringan internet.
3.4.2 Rencana Tindakan
Melakukan Rencana tindakan yang tepat berdasarkan masalah-masalah
dari data diagnosa. Rencana tindakan ini dilakukan untuk membuat
kerangka penyelesaian dari masalah-masalah dan mulai merancang akan
kebutuhan layanan intenet untuk yang meng-aksesnya.

3.4.3 Tindakan
Mengimplementasikan rencana tindakan setelah model rancangan dibuat
berdasarkan masalah, maka akan dilakukan tahap implementasi yang akan
diimplementasikan kedalam sistem dengan menggunakan parameter-
parameter QoS saat jaringan dalam keadaan sepi dan sibuk. Parameter
tersebut berupa Jitter, Delay, Throughput dan Packet Loss

3.4.4 Evaluasi
Melakukan pengevaluasian terhadap tahap-tahap yang telah dilakukan,
seperti menilai hasil implementasi. Tindakan yang telah dilakukan dan
mengambil kesimpulan dari atribut yang telah di analisa.

3.4.5 Learning
Pada tahap ini melakukan review terhadap tahap-tahap yang telah di
laksanakan. Perancangan tadi akan dilihat kembali dan hasil dari pengujian
parameter QoS yaitu Jitter, Delay, Throughput dan Packet Loss akan
dilihat dan dihitung kembali hasil nya.

3.5 Perancangan
Tahap perancangan akan dilakukan dengan 2 tahap, yaitu perancangan
interface dan perancangan database. Penejelasan dari kedua perancangan tersebut
yaitu:

A. Perancangan Interface
Tahap perancangan ini dilakukan untuk merancang hasil yang akan
didapatkan dari analisa data. Perancangan yang dilakukan disini akan
dilakukan dengan menggunakan sistem php, dimana dengan adanya sistem ini
dapat membantu orang lain dalam mengakses internet dengan nyaman.

B. Perancangan Database
Pada tahap perancangan database ini dilakukan agar data yang dibuat dapat
disimpan lalu digunakan kembali untuk sistem yang dibuat nantinya.
Perancangan database yang dibuat meliputi primary key, foreign key, tipe
data, panjang data dan relasi.

3.6 Implementasi Dan Pengujian


Tahap implementasi dan pengujian ini dilakukan agar analisa yang
didapatkan nantinya dapat diterapkan kedalam sistem, tahap yang akan dilakukan
diantaranya adalah:

a) Implementasi
Implementasi yang dilakukan nantikan akan menggunakan perangkat laptop
dengan spesifikasi seperti dibawah ini.
1 Processor : Intel ® Core ™ i5-5200U CPU @ 2.20 GHz (4 CPUs)
2 RAM : 4096 MB RAM
3 HDD : 1 TB
Selain perangkat keras yang dijelaskan diatas, dibawah ini juga akan
dipaparkan perangkat lunak yang akan digunakan, diantaranya adalah:
1 Operation System : Windows 10 Education 64 Bit
2 Bahasa Pemrograman : PHP
3 Browser : Google Chrome
4 Tools : Notepad ++, Microsoft Visio
b) Pengujian
Tahap pengujian ini akan dilakukan pengujian dari sistem yang telah
dibangung untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat nantinya ada terjadi
kesalahan (error) atau tidak. Selain itu, pengujian yang dilakukan nantinya
juga menggunakan pengujian Blackbox.

3.7 Kesimpulan dan Saran


Pada tahap ini akan berisi kesimpulan dari hasil yang telah didapatkan
setelah analisa dan perancangan sistem dilakukan. Hasil yang didapatkan nantinya
akan dituangkan pada kesimpulan. Selain itu diberikan juga saran mengenai hal-
hal yang perlu untuk penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Cisco. (2017). Quality of Service (QoS). Retrieved February 2, 2018, from
https://www.cisco.com/c/en/us/products/ios-nx-os-software/quality-of-
service-qos/index.html

Iskandar, I., & Hidayat, A. (2015). Analisa Quality of Service ( QoS ) Jaringan
Internet Kampus ( Studi Kasus : UIN Suska Riau ). CoreIT, 1(2), 67–76.
https://doi.org/2460-738X

Jeco, I. (2017). No Title. Retrieved February 2, 2018, from


http://tekno.liputan6.com/read/3051109/jumlah-pengguna-internet-dunia-
sentuh-38-miliar

Lubis, R. S., & Pinem, M. (2014). ANALISIS QUALITY OF SERVICE ( QoS )


JARINGAN. Jurnal CoreIT, 7(3), 131–136. https://doi.org/2460-738X 2460-
738X

Mujahidin. (2015). Network Traffic Management , Quality of Service ( Qos ),


Congestion Control dan Frame Relay. UGunadarma.

Pranata, Y. A., Fibriani, I., & Utomo, S. B. (2016). ANALISIS OPTIMASI


KINERJA QUALITY OF SERVICE PADA LAYANAN KOMUNIKASI
DATA MENGGUNAKAN NS - 2 DI PT . PLN ( PERSERO ) JEMBER.
SINERGI, 20, 149–156. https://doi.org/1410-2331

Purnomowati, & Budi, E. (2008). Integrasi Wireless Fidelity ( WiFi ) pada


jaringan Universal Mobile Telecommunication System ( UMTS ). EECCIS
Vol., II(1), 11–16.

Silitonga, P., & Morina, I. S. (2014). Analisis QoS (Quality of Service) Jaringan
Kampus dengan Menggunakan Microtic Routerboard. TIMES, III(2), 19–24.
https://doi.org/2337 - 3601

Sukaridhoto, S. (2014). Jaringan Komputer 1. Surabaya: PENS.


Suyanto, A. H. (2015). PENGENALAN JARINGAN KOMPUTER. Jurnal
Komputer, 1–35.

Syafrizal, M. (2005). Pengantar Jaringan Komputer. yogyakarta: Andi.

Thiotrisno, A. (2011). Implementasi quality of service pada jaringan ims dengan


prioritas paket. UI.

Anda mungkin juga menyukai