Audit Sistem
Informasi
Audit System Development, Akuisisi
dan Pemeliharaan
07
Fakultas Ekonomi dan Akuntansi MK 0171011 Rini Susiani, S.E., M.AK., Ak., C.A
Bisnis
Abstract Kompetensi
Pokok Bahasan
Merupakan kerangka kerja atau inisiatif yang mengukur tingkat keberhasilan proyek.
MPSI juga memberikan informasi yang diperlukan untuk memantau dan mengendalikan
proyek. Sebuah sistem informasi manajemen proyek dapat menjadi kerangka kerja untuk
memandu kemajuan proyek dan membantu untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya.
Didalamnya terdapat informasi yang akurat dan relevan dengan manajemen dalam
kerangka waktu yang diperlukan. Informasi ini membantu untuk mempercepat proses
pengambilan keputusan dan tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek
berjalan sesuai rencana. Manajer proyek menggunakan teknik dan alat untuk
mengumpulkan, menggabungkan dan mendistribusikan informasi melalui sarana
elektronik dan manual. Manajemen proyek sistem informasi biasa digunakan oleh
manajemen atas dan bawah untuk berkomunikasi satu sama lain.
Penerapan Utama Manajemen Proyek Sistem Informasi
MPSI memungkinkan tim proyek untuk menentukan berbagai hal seperti waktu, uang,
sumber daya dan melihat apakah mereka dapat menemukan alasan mengapa ini terjadi.
Tim harus bisa melacak status dari setiap bagian dari proyek dan menilai pekerjaan yang
selesai dan pekerjaan yang masih harus dilakukan.
Ketika informasi ini tersedia tim proyek akan dapat mengalokasikan sumber daya yang
diperlukan untuk melihat bahwa setiap bagian dari proyek memberikan kontribusi bagi
keberhasilan proyek. Selain itu juga MPSI dapat membantu para pemimpin proyek untuk
menilai dampak pada proyek dari risiko masa depan yang disebabkan oleh waktu dan
biaya berlebih, dan juga untuk memastikan bahwa kualitas proyek tidak buruk. Ini akan
membantu tim untuk memahami bagian-bagian dari proyek yang memerlukan revisi
pedoman dan bagaimana mereka harus melaksanakan. Untuk MPSI yang efektif, perlu ada
perkiraan awal dan spesifikasi teknis yang sangat tepat dan mencakup semua.
Pengendalian biaya dan sistem umpan balik harus selalu up to date. Tonggak proyek perlu
diidentifikasi sangat jelas dan terkait dengan sumber daya yang diperlukan untuk
menjangkau mereka. Seleksi vendor, manajemen material, sumber daya manusia harus
secara individual melihat ke untuk memastikan bahwa masing-masing daerah pas dengan
parameter untuk proyek tersebut. Dokumen kontrol termasuk coding dan gerakan adalah
bidang penting lain dari MPSI.
Dari tahap-tahap diatas, pada tahap pertama yaitu tahap perencanaan ada langkah-langkah
yang harus dilakukan yang salah satunya adalah studi kelayakan. Studi kelayakan proyek
dilakukan di tahap awal untuk menentukan apakah sebuah proyek baik untuk diteruskan
atau tidak. Dengan menilai batasan-batasan pada sistem yang diusulkan, pihak manajemen
dapat mengevaluasi kelayakan proyek.
Masing-masing aspek tersebut yaitu:
1. Kelayakan Teknis (technical feasibility) berkaitan dengan apakah sistem tersebut
dapat dikembangkan dengan teknologi yang ada saat ini atau apakah diperlukan
teknologi baru.
2. Kelayakan Ekonomi (economic feasibility) berkaitan dengan ketersediaan dana untuk
menyelesaikan proyek.
3. Kelayakan Hukum (legal feasibility) mengidentifikasikan setiap konflik antara
proposal yang diusulkan dan kemampuan perusahaan untuk bebas dari tanggung
jawab hukumnya.
4. Kelayakan Operasional (operational feasibility) menunjukkan tingkat kecocokan
antara prosedur-prosedur perusahaan yang ada saat ini serta keahlian personel dan
persyaratan operasional dari sistem yang baru.
5. Kelayakan Jadwal (schedule feasibility) berkaitan dengan kemampuan perusahaan
untuk mengimplementasikan proyek dalam kerangka waktu yang dapat diterima.
3. Definisi Kebutuhan
Menurut Pressman (2001, p20-29) rekayasa software ialah aplikasi dari pendekatan
kuantifiable, disiplin, dan sistematis pada pengembangan, operasi, dan pemeliharaan
perangkat lunak. Salah satu model rekayasa perangkat lunak yang disebut linear
sequential model yang biasa disebut dengan Clasic life cycle atau waterfall model, dalam
model ini pendekatan pengembangan software dilakukan sistematik dan sequential yang
diawali dengan system engineering, analysis, design, coding, testing, dan maintenance.
Tahapan – tahapan dapat dilihat pada gambar berikut:
System/ Information
engineering
Analysis Design Code Test
Detailed requirement
Seletion
IMPLEMENTATION
Choice and implementation
Migrasi data adalah proses pemindahan atau penggabungan data dari satu sistem ke
sistem yang lain dengan mengubah penyimpanan, database atau sistem dari aplikasi itu
sendiri. Contoh nya yaitu dalam studi kasus, terdapat sebuah perusahaan atau sebuah
organisasi yang sedang berkembang, kemudian mereka berniat mengubah sistem yang
ada, entah mungkin untuk menambah atau mengubah fitur yang sudah dibuat, atau
memperbaiki sistem security, yang mengharuskan perubahan sistem secara global,
disinilah proses migrasi data dapat digunakan, dengan memanfaatkan beberapa data dari
sistem yang sudah ada.
Secara umum migrasi data dapat memudahkan pengguna dalam menyelesaikan masalah
berikut :
1. Menggabungkan sistem dari dua perusahaan, menjadi satu brand atau sistem baru
3. Membiarkan sistem yang sudah ada namun membuat sebuah tampilan umum
diatasnya, sebuah data warehouse.
Ada beberapa cara atau metode yang bisa anda gunakan untuk melakukan migrasi data yaitu :
Dalam beberapa kasus, tools mendukung ekspor data ke data netral dan melakukan impor
dengan format yang sama. Seperti contoh, Software bisnis memungkinkan data diimpor dari
file teks yang dibatasi. Hal ini memudahkan seorang analis data untuk bekerja dengan data
dalam spreadsheet, untuk mendapatkannya dalam format yang diharapkan dan kemudian dapat
mengimport data tersebut.
B. Script
Extract, Transform, Load (ETL) adalah sebuah proses atau sebuah fitur yang disediakan oleh
beberapa tools untuk melakukan migrasi data. ETL tools ini biasanya dapat menangani
kumpulan data yang besar. Tools tersebut dirancang untuk terhubung ke sejumlah sumber data
dan mengotomatisasi transformasi seperti pemetaan dan business rules untuk mengkonversi
dari satu model data ke data lainnya.
D. Integration
Jika integrasi data dikembangkan antara dua sistem, kadang-kadang dapat dimanfaatkan untuk
melakukan migrasi data awal. Tools integrasi seperti ESB (Enterprise Service Bus) memiliki
kemampuan pemetaan dan transformasi yang dapat menangani migrasi data. Tools yang
Jadi, bisa bisa disimpulkan, intinya dengan adanya proses migrasi data ini, ketika kita
melakukan perpindahan sistem lama ke sistem yang baru dari suatu aplikasi, data yang sudah
ada dari sistem sebelumnya dapat kita gunakan kembali untuk sistem yang baru dengan
beberapa cara atau metode proses yang beberapa diantaranya sudah didukung oleh tool — tool
yang tersedia. Manfaat dari proses migrasi data ini yaitu dapat menjalankan proses
pemindahan database secara terprogram (programmatically), efisiensi waktu, dan mengurangi
human error. Semoga informasi yang saya berikan ini dapat bermafaat terutama dalam
pengembangan aplikasi.
Daftar Pustaka
Gondodiyoto, S., Audit Sistem Informasi + Pendekatan CobIT, Edisi Revisi, 2007,
Jakarta: Mitra Wacana Media.
Jogiyanto, Sistem Informasi Strategik untuk keunggulan kompetitif 2005,
Yogyakarta: Penerbit Andi.
Information System Control and Audit. Ron Weber .1999. Prentice-Hall, Inc: New
Jersey