Anda di halaman 1dari 50

ht

tp
s:
//k
ap
ua
sh
ul
uk
ab
.b
ps
.g
o.
id
61080.2233
Nomor Katalog
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go.
id
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go.
id
STATISTIK PENDIDIKAN
KABUPATEN KAPUAS HULU
ISBN: -
Nomor Publikasi: 61080.2233
Katalog: 3303002.6108

Ukuran Buku: 18,2 x 25,7 cm


Jumlah Halaman: x + 37 halaman

id
o.
Naskah:

g
s.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu

bp
b.
Penyunting:
ka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu


ulu
sh

Desain Kover oleh:


ua

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu


ap
//k

Penerbit:
s:

© Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu


tp
ht

Sumber Ilustrasi:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu
Canva
Freepik

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan,


dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

ii
TIM PENYUSUN

Pengarah:
Imam Setia Harnomo, SST., M. Stat

Penyunting:
Mohammad Ikhwanuddin, S.Tr.Stat.

id
o.
g
Penulis:

s.
bp
Onesimus Jandri Sitohang, A.Md.Stat.
b.
ka
lu

Desain:
u
sh

Onesimus Jandri Sitohang, A.Md.Stat.


ua
ap
//k
s:
tp
ht

iii
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go.
id
Kata Pengantar

Data perumahan dan kesehatan lingkungan merupakan data yang


sangat diperlukan untuk mengetahui pencapaian hasil pembangunan dalam
kehidupan manusia, khususnya kualitas tempat tinggal. Publikasi Statistik
Perumahan Kabupaten Kapuas Hulu di 2022 merupakan salah satu upaya
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kapuas Hulu untuk memenuhi kebutuhan

id
data perumahan. Publikasi ini memberikan gambaran kondisi fisik bangunan

o.
tempat tinggal, fasilitas perumahan, dan kesehatan lingkungan. Sumber data

g
s.
publikasi berasal dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

bp
2022. b.
ka

Dengan diterbitkannya publikasi ini, diharapkan dapat memenuhi


lu

kebutuhan data perumahan dan kesehatan lingkungan, serta dapat digunakan


u
sh

sebagai bahan monitoring dan evaluasi program pembangunan, khususnya


ua

pembangunan perumahan dan permukiman.


ap
//k

Penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih


s:

disampaikan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam


tp

mengusahakan terwujudnya publikasi ini. Semoga publikasi ini dapat


ht

memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Kapuas Hulu, Desember 2022

v
Daftar Isi

KATA PENGANTAR........................................................................................... v

DAFTAR ISI....................................................................................................... Vi

id
DAFTAR TABEL................................................................................................. vii

g o.
ULASAN SINGKAT……….................................................................................... viii

s.
bp
PENJELASAN.................................................................................................... 1
b.
ka

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
u lu
sh

TUJUAN PENELITIAN....................................................................... 5
ua

BAB II KONSEP DAN DEFINISI.................................................................... 7


ap
//k

GAMBARAN DATA.......................................................................................... 24
s:
tp

LAMPIRAN........................................................................................……………. 32
ht

vi
Daftar Tabel
Tabel 5.1. Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Status
Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati, 2021 24

Tabel 5.2 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Penggunaan


Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2021 25

Tabel 5.3 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Jenis Kloset yang
Digunakan Rumah Tangga, 2022 26

id
Tabel 5.4 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Tempat

go.
Pembuangan Akhir Tinja, 2021 27

s.
bp
Tabel 5.5 Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber Air
b.
Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk Mandi/Cuci/dll, 2021 28
ka
lu

Tabel 1 RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Status


u

Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati, 2021 30


sh
ua

Tabel 2. RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Penggunaan


ap

Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2021 31


//k

Tabel 3 RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Jenis Kloset
s:

32
tp

yang Digunakan Rumah Tangga, 2021


ht

Tabel 4 RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Tempat


Pembuangan Akhir Tinja, 2021 33

Tabel 5 RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber Air
Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk Mandi/Cuci/dll, 2021 34

vii
Ulasan Singkat

Negara berkewajiban menyediakan perumahan bagi rakyatnya. Hal ini


sebagaimana tertuang dalam amanah Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28
menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat

id
serta memperoleh pelayanan kesehatan”. Selain itu Undang-Undang No.

o.
1/2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 5 Ayat 1

g
s.
bp
menyatakan bahwa “Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan
b.
perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya dilaksanakan oleh
ka

pemerintah.”
u lu
sh

Akomodasi merupakan salah satu aspek penting dalam menjalani


ua
ap

kehidupan sehari-hari. Baik sebagai tempat tinggal, maupun sebagai tempat


//k

bertemu dengan keluarga setelah seharian penuh bekerja mencari nafkah.


s:
tp

Menurut data Badan Pusat Statistik, Kabupaten Kapuas Hulu merupakan


ht

kabupaten terluas nomor dua di Kalimantan Barat, dengan luas 29.842,03 km2,
dan berkontribusi sebanyak sekitar 20.26% total luas dari luas Provinsi
Kalimantan Barat. Dengan jumlah penduduk sekitar 253.740 jiwa. Dan jika
dihitung, kepadatan penduduk di Kapuas hulu berjumlah sekitar 9 jiwa/km2.

Dalam upaya mengetahui karakteristik dari gambaran cara tinggal


penduduk Kapuas Hulu, maka dilakukan sebuah survey untuk mencapai tujuan
tersebut. Baik dari jenis bangunan, sumber air utama, hingga ketersediaan
akses untuk fasilitasi MCK , data-data ini diperoleh melalui kegiatan Survei
Sosial Ekonomi Nasional, yang diadakan setiap tahun oleh Badan Pusat Statistik.
Data-data yang diperoleh diharapkan dapat digunakan sebagai indikator yang
viii
dapat menggambarkan kondisi hidup dalam berbagai aspek terkait penduduk
di Kapuas Hulu. Serta dengan tersedianya data ini, diharapkan bahwa data-
data yang ada dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan yang
nantinya akan berdampak baik buat seluruh masyarakat Indonesia.

id
go.
s.
bp
b.
ka
u lu
sh
ua
ap
//k
s:
tp
ht

ix
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go.
id

x
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go
.id
BAB I.
Pendahuluan

LATAR BELAKANG

.id
Rumah merupakan hunian tempat tinggal yang melindungi dari

go
pengaruh keadaan alam sekitarnya (hujan, matahari, dan lain-lain)

s.
bp
sekaligus tempat beristirahat setelah bertugas untuk memenuhi
b.
ka

kebutuhan sehari-hari. Kondisi perumahan dapat menjadi cerminan


ulu

kehidupan keluarga dan sosial dari seluruh anggota rumah tangga.


sh
ua

Rumah dikatakan sehat, menurut definisi dari Depkes RI (2002), harus


ap

memenuhi empat kriteria yaitu pertama, dapat memenuhi kebutuhan


//k
s:

fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan serta ruang gerak yang


tp
ht

cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu; kedua, dapat


memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,
komunikasi yang sehat antara anggota keluarga dan penghuni rumah;
ketiga, memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar
penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan
limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan
hunian yang tidak berlebihan; keempat memenuhi persyaratan tidak
mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat
penghuninya tergelincir.

2
Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Permukiman, definisi rumah adalah bangunan
gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana
pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat penghuninya, serta
aset bagi pemiliknya. Perumahan adalah kumpulan rumah sebagai
bagian dari permukiman, baik perkotaan maupun perdesaan, yang
dilengkapi dengan prasarana, sarana, dan utilitas umum sebagai hasil

.id
upaya pemenuhan rumah yang layak huni. Salah satu kebutuhan dasar

go
yang ingin dicapai dalam pembangunan adalah tersedianya perumahan

s.
bp
yang baik, sehat serta layak huni dan terjangkau.
b.
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 menjamin bahwa “Setiap
ka
lu

orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
u
sh

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh


ua
ap

pelayanan kesehatan”. Dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011


//k

Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 5 Ayat (1)


s:
tp

menyatakan bahwa “Negara bertanggung jawab atas penyelenggaraan


ht

perumahan dan kawasan permukiman yang pembinaannya


dilaksanakan oleh pemerintah.” Oleh karena itu, pembangunan
perumahan harus didukung oleh kebijakan, strategi dan program yang
terpadu dari pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah sehingga diharapkan akan memenuhi hak dasar rakyat dan
menghasilkan lingkungan perumahan yang baik dan sehat.
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan akses masyarakat
secara bertahap terhadap perumahan dan permukiman layak dan aman
yang terjangkau untuk mewujudkan kota yang inklusif dan layak huni.

3
Dokumen perencanaan nasional maupun agenda global seperti Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) menempatkan rumah dan
lingkungan sehat sebagai tujuan pembangunan. TPB bahkan
memuatnya dalam 3 (tiga) tujuan, yaitu Tujuan 6 (Air Bersih dan
Sanitasi), Tujuan 7 (Energi Bersih dan Terjangkau), dan Tujuan 11
(Komunitas dan Perkotaan yang Berkelanjutan).
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

.id
2021-2024, ditargetkan pada tahun 2024 persentase rumah tangga

go
yang menempati hunian layak dan terjangkau sebesar 70 persen.

s.
bp
Adapun untuk akses terhadap air minum layak ditargetkan mencapai
b.
100 persen pada tahun yang sama. Upaya ini merupakan salah satu
ka
lu

strategi yang dirancang untuk memperkuat infrastruktur untuk


u
sh

mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar yang


ua
ap

merupakan salah 1 (satu) dari 7 (tujuh) agenda pembangunan.


//k

Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan perumahan,


s:
tp

diperlukan data perumahan yang akurat, dan berkesinambungan dalam


ht

perencanaan dan evaluasi.


Sumber data yang digunakan pada publikasi ini adalah Survei
Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dikumpulkan pada bulan Maret
2021 dengan jumlah sampel di Kabupaten Kapuas Hulu, dan telah
dilakukan pengolahan sehingga dapat menjadi data yang akurat. Data
hasil olahan juga didampingi dengan syarat kelayakan estimasi di
tingkat Kabupaten/Kota yang ditunjukkan oleh nilai Relative Standard
Error (RSE) yang dicantumkan dalam lampiran.

4
TUJUAN PENELITIAN

Publikasi ini berisi data dan ulasan singkat mengenai berbagai variabel
yang berkaitan dengan perumahan di Kabupaten Kapuas Hulu. Tujuan
penyusunan publikasi ini adalah untuk menyajikan informasi tentang keadaan
perumahan di Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga masyarakat bisa mengaskes
data-data yang sebelumnya tidak dapat diketahui secara menyeluruh, dan
nantinya dapat juga dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh perancang

.id
kebijakan, serta dapat diperuntukkan sebagai alat bantu dalam penelitian di

go
s.
masa depan.

bp
b.
ka
u lu
sh
ua
ap
//k
s:
tp
ht

5
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go
.id

6
BAB II.
Konsep dan Definisi

1. Tipe Daerah
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun

.id
2010 tentang Klasifikasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia, yang dimaksud

go
dengan:

s.
bp
Perkotaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan
b.
ka

yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan.


ulu
sh

Perdesaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desa/kelurahan


ua

yang belum memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan.


ap
//k

Kriteria wilayah perkotaan adalah persyaratan tertentu dalam hal


s:
tp

kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan


ht

keberadaan/akses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki suatu desa/kelurahan


untuk menentukan status perkotaan suatu desa/kelurahan. Penentuan
nilai/skor untuk menetapkan sebagai wilayah perkotaan dan perdesaan yaitu:

 Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk,


persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses
pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/skor
sepuluh atau lebih.
 Wilayah perdesaan, apabila dari kepadatan penduduk,
persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaan/akses
7
pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilai/skor
di bawah sepuluh.

2. Rumah tangga
Rumah tangga (rt) dibedakan menjadi rumah tangga biasa dan rumah
tangga khusus. Rumah tangga yang dicakup dalam Susenas hanya rumah
tangga biasa.

.id
Rumah tangga biasa adalah seseorang atau sekelompok orang yang

go
mendiami sebagian atau seluruh bangunan, dan biasanya tinggal bersama

s.
bp
serta makan dari satu dapur. Yang dimaksud dengan makan dari satu dapur
b.
adalah kebutuhan sehari-hari diurus bersama menjadi satu. Selain rumah
ka
lu

tangga biasa, yang biasanya terdiri dari ibu, bapak dan anak. Yang termasuk
u
sh

juga sebagai rumah tangga biasa antara lain :


ua
ap

 Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan


//k

sensus tetapi makannya diurus sendiri-sendiri.


s:
tp

 Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi


ht

makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut


masih dalam satu blok sensus yang sama.
 Rumah tangga yang menerima anak kos kurang dari 10 orang
dengan makan. Anak kos tersebut tercatat sebagai anggota
rumah tangga.
Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar dalam satu
bangunan sensus walaupun mengurus makannya sendiri-sendiri dianggap satu
rumah tangga biasa.

8
Rumah tangga yang menerima pondokan dengan makan (indekos) kurang dari
10 orang dianggap satu rumah tangga biasa dengan indekos. Jika yang
mondok dengan makan 10 orang atau lebih, maka rumah tangga yang
menerima pondokan dengan makan merupakan rumah tangga biasa,
sedangkan yang mondok dengan makan dianggap rumah tangga khusus.

Pengurus asrama, pengurus panti asuhan, pengurs lembaga pemasyarakatan


dan sejenisnya yang tinggal sendiri maupun bersama anak istri, serta anggota
rumah tangga lainnya dianggap rumah tangga biasa.

.id
go
Rumah tangga khusus mencakup :

s.
bp
b.
 Orang-orang yang tinggal di asrama, yaitu suatu tempat tinggal
ka

yang pengurusan kebutuhan sehari-harinya diatur oleh suatu


u lu
sh

yayasan atau badan, misalnya asrama perawat, asrama


ua

mahasiswa, asrama TNI (tangsi). Anggota TNI yang tinggal


ap
//k

bersama keluarganya dan mengurus sendiri kebutuhan sehari-


s:

harinya bukan rumah tangga khusus.


tp
ht

 Orang-orang yang tinggal di Lembaga Permasyarakatan, panti


asuhan, rumah tahanan dan sejenisnya.
 Sekelompok orang yang mondok dengan makan (indekost) yang
berjumlah lebih besar atau sama dengan 10 orang.
Anggota Rumah tangga (art) adalah semua orang yang biasanya bertempat
tinggal di suatu rumah tangga baik yang berada di rumah tangga waktu
pencacahan maupun sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah
bepergian 6 bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang bepergian
kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan pindah/akan meninggalkan rumah 6
bulan atau lebih, tidak dianggap sebagai anggota rumah tangga.
9
Kepala Rumah tangga adalah seseorang dari sekelompok anggota rumah
tangga yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga
tersebut atau orang yang dianggap/ditunjuk sebagai kepala di dalam rumah
tangga tersebut.

Status Ekonomi Rumah Tangga diukur menggunakan pendekatan pengeluaran


perkapita sebulan, dengan asumsi bahwa pengeluaran perkapita sebulan sama
dengan pendapatannya. Status ekonomi rumah tangga digolongkan menjadi
lima kuintil. Kuintil 1 dan 2 untuk status ekonomi terendah, Kuintil 3 dan 4

.id
go
untuk status ekonomi menengah, dan Kuintil 5 untuk status ekonomi tertinggi.

s.
bp
3. Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati
b.
ka
Milik Sendiri, jika tempat tinggal tersebut pada waktu pencacahan betulbetul
lu

sudah milik kepala rumah tangga atau salah seorang anggota rumah tangga.
u
sh

Rumah yang dibeli secara angsuran melalui kredit bank atau rumah dengan
ua

status sewa beli dianggap rumah milik sendiri;


ap
//k

Kontrak, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah


s:
tp

tangga/anggota rumah tangga dalam jangka waktu tertentu berdasarkan


ht

perjanjian kontrak antara pemilik dan pemakai, misalnya 1 atau 2 tahun. Cara
pembayaran biasanya sekaligus di muka atau dapat diangsur menurut
persetujuan kedua belah pihak. Pada akhir masa perjanjian pihak pengontrak
harus meninggalkan tempat tinggal yang didiami dan bila kedua belah pihak
setuju bisa diperpanjang kembali dengan mengadakan perjanjian kontrak baru;

Sewa, jika tempat tinggal tersebut disewa oleh kepala rumah tangga atau
salah seorang anggota rumah tangga dengan pembayaran sewanya secara
teratur dan terus menerus tanpa batasan waktu tertentu;

10
Bebas Sewa, jika tempat tinggal tersebut diperoleh dari pihak lain (bukan
famili/orang tua) dan ditempati/didiami oleh rumah tangga tanpa
mengeluarkan suatu pembayaran apapun;

Dinas, jika tempat tinggal tersebut dimiliki dan disediakan oleh suatu instansi
tempat bekerja salah satu anggota rumah tangga baik dengan membayar sewa
maupun tidak;

Lainnya, jika tempat tinggal tersebut tidak dapat digolongkan ke dalam salah

.id
satu kategori di atas, misalnya tempat tinggal milik bersama, rumah adat.

go
s.
4. Bukti Kepemilikan Tanah Tempat Tinggal Saat ini, ditanyakan kepada
bp
b.
rumah tangga yang tinggal di rumah milik sendiri.
ka

Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah jenis sertifikat yang pemiliknya memiliki hak
u lu

penuh atas kepemilikan tanah pada kawasan dengan luas tertentu yang telah
sh
ua

disebutkan dalam sertifikat tersebut. Status SHM adalah status yang paling
ap

kuat untuk kepemilikan lahan karena lahan sudah menjadi milik seseorang
//k

tanpa campur tangan ataupun kemungkinan pemilikan pihak lain.


s:
tp
ht

Status Hak Milik juga tidak terbatas waktunya.

Sertifikat selain SHM adalah jenis-jenis sertifikat selain Sertifikat Hak Milik
(SHM) seperti Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) dan SHSRS.

Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) adalah sertifikat dimana pemegang


SHGB berhak mendirikan bangunan di atas tanah yang memiliki sertifikat jenis
tersebut. Akan tetapi, kepemilikan tanah atau lahan menjadi milik negara.
SHGB memiliki batas waktu tertentu, biasanya 20 tahun. Pemilik SHGB bisa
saja meningkatkan status kepemilikan atas tanah yang mereka kuasai dalam
bentuk SHM. Biasanya peningkatan status sertifikat dari SHGB ke SHM karena

11
di atas tanah itu didirikan bangunan tempat tinggal. Sepanjang bidang tanah
tersebut terdapat bangunan yang dipergunakan untuk rumah tinggal, dapat
ditingkatkan menjadi hak milik.

Sertifikat Hak Sewa Rumah Susun (SHSRS) adalah kepemilikan seseorang atas
rumah vertikal, rumah susun yang dibangun di atas tanah dengan kepemilikan
bersama. Hak milik atas satuan rumah susun bersifat perorangan dan terpisah.
Akan tetapi, selain atas kepemilikan atas satuan rumah susun, hak milik satuan
rumah susun tersebut juga meliputi hak kepemilikan bersama atau yang

.id
go
disebut sebagai bagian bersama, tanah bersama, dan benda bersama, terpisah

s.
dari kepemilikan satu rumah susun. Istilah rumah susun untuk mengacu pada
bp
b.
bangunan vertikal yang digunakan sebagai tempat tinggal.
ka
lu

Surat Bukti Lainnya (Girik, Lettter C, dll.) adalah bukti kepemilikan selain
u
sh
ua

dalam bentuk sertifikat.


ap
//k

Girik adalah lahan bekas hak milik adat yang belum didaftarkan pada Badan
s:

Pertanahan Nasional (BPN). Girik bukanlah sertifikat melainkan hanya surat


tp
ht

tanda pembayaran pajak atas lahan, yang merupakan bukti bahwa seseorang
menguasai sebidang tanah. Girik tidak kuat status hukumnya seperti sertifikat,
tetapi girik bisa dijadikan dasar untuk membuat sertifikat tanah. Surat tanda
bukti ini dikeluarkan dari Kepala Desa/Kelurahan yang digunakan untuk
penarikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

Akta Jual Beli (AJB) adalah salah satu tanda bukti kepemilikan tanah oleh
pejabat pembuat akta tanah (PPAT/Notaris) yang berupa akte perjanjian jual
beli antara penjual dan pembeli atas tanah yang dipergunakan sebagai tempat
tinggal responden. AJB tidak dimasukkan didalam jenis sertifikat kepemilikan

12
karena AJB hanya merupakan bukti hukum telah terjadi transaksi jual-beli
antara dua belah pihak.

Letter C adalah buku yang dijadikan catatan penarikan pajak. Kutipan lettter c
terdapat di kantor kelurahan sedangkan induk dari kutipan lettter c terdapat
di kantor palayanan pajak bumi dan bangunan.

Tidak punya, jika responden tidak memiliki bukti kepemilikan tanah apapun.

5. Backlog Kepemilikan Rumah

.id
go
Backlog Kepemilikan Rumah, jika rumah tangga tinggal di rumah bukan

s.
milik sendiri (sewa, kontrak, bebas sewa, dinas, dan lainnya) dan tidak
bp
b.
memiliki rumah lain selain rumah yang ditempati sekarang.
ka

6. Jenis Atap Terluas


ulu
sh

Atap adalah penutup bagian atas suatu bangunan sehingga orang yang
ua

mendiami di bawahnya terlindung dari terik matahari, hujan dan


ap

sebagainya. Untuk bangunan bertingkat, atap yang dimaksud adalah


//k
s:

bagian teratas dari bangunan tersebut.


tp
ht

Beton adalah atap yang terbuat dari campuran semen, kerikil, dan pasir
yang dicampur dengan air;

Genteng adalah atap yang terbuat dari tanah liat yang dicetak dan dibakar.
Termasuk pula genteng keramik, metal/logam, tanah liat, atau
fiber/polycarbonate;

Asbes adalah atap yang terbuat dari campuran serat asbes dan semen.
Pada umumnya atap asbes berbentuk gelombang;

13
Seng adalah atap yang terbuat dari bahan seng. Atap seng bisa berbentuk
seng rata, seng gelombang, termasuk genteng seng yang lazim disebut
decrabond (seng yang dilapisi epoxy dan acrylic), dan galvalum;

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas


di batangnya.

Kayu/Sirap adalah atap yang terbuat dari kayu/kepingan kayu yang tipis
dan biasanya terbuat dari kayu ulin atau kayu besi;

.id
go
Jerami/Ijuk/daun-daunan/rumbia adalah atap yang terbuat dari serat

s.
pohon aren/enau atau sejenisnya yang umumnya berwarna hitam;
bp
b.
ka
Lainnya adalah atap selain jenis atap di atas, misalnya kardus, kaca, dll.
u lu

7. Jenis Dinding Terluas


sh
ua

Dinding adalah sisi luar/batas dari suatu bangunan atau penyekat dengan
ap

bangunan fisik lain. Bila bangunan tersebut menggunakan lebih dari satu
//k
s:

jenis dinding yang luasnya sama, maka yang dianggap sebagai dinding
tp
ht

terluas adalah dinding yang bernilai lebih tinggi (kode terkecil).

Tembok adalah dinding yang terbuat dari susunan bata merah atau batako
biasanya dilapisi plesteran semen. Termasuk dalam kategori ini adalah
dinding yang terbuat dari pasangan batu merah dan diplester namun
dengan tiang kolom berupa kayu balok, biasanya berjarak 1 – 1,5 m;

Plesteran anyaman bambu/kawat adalah dinding yang terbuat dari


anyaman bambu atau kawat dengan luas kurang lebih 1 m x 1 m yang
dibingkai dengan balok, kemudian diplester dengan campuran semen dan
pasir.

14
Kayu/papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya
berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang
atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai
untuk bahan bangunan. Termasuk tripleks.

Anyaman bambu merupakan bambu yang diiris tipis-tipis kemudian


dirajut seperti kain dan berbentuk lebar.

Batang kayu adalah batang dari pohon langsung (masih bulat), tanpa

.id
dibelah terlebih dahulu.

go
s.
Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
bp
b.
di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah
ka

buluh, aur, dan eru.


ulu
sh

Lainnya adalah jenis dinding selain yang tersebut di atas seperti dari seng,
ua

kardus, dan sebagainya.


ap
//k
s:

8. Jenis Lantai Terluas


tp
ht

Lantai adalah bagian bawah/dasar/alas suatu ruangan, baik terbuat dari


marmer/keramik/granit, tegel/traso, semen, kayu, tanah, dan lainnya.

Luas lantai yang dimaksud adalah luas lantai yang ditempati dan
digunakan untuk keperluan sehari-hari (sebatas atap). Bagian-bagian yang
digunakan bukan untuk keperluan sehari-hari tidak dimasukkan dalam
perhitungan luas lantai seperti lumbung padi, kandang ternak, lantai
jemur (lamparan semen) dan ruangan khusus untuk usaha (misalnya
warung). Untuk bangunan bertingkat, luas lantai adalah jumlah luas dari
semua tingkat yang ditempati. Bila suatu tempat tinggal dihuni oleh lebih
dari satu rumah tangga, maka luas lantai hunian setiap rumah tangga

15
adalah luas lantai dari ruangan yang dipakai bersama dibagi banyaknya
rumah tangga ditambah dengan luas lantai pribadi rumah tangga yang
bersangkutan.

Marmer/granit:

1) Marmer adalah batu gamping yang telah mengalami


metamorfosis, dan dapat dipakai untuk lantai, dinding, dsb;
marmer biasa juga disebut batu pualam.

.id
go
2) Granit adalah batuan keras yg keputih-putihan, bila digunakan

s.
sebagai bahan lantai dapat bertahan lebih lama dari
bp
b.
marmer/keramik.
ka
lu

Keramik adalah tanah liat yg dibakar, dicampur dengan mineral lain.


u
sh
ua

Parket/vinil/karpet:
ap
//k

1) Parket (parquetted) berarti menyusun potongan-potongan kayu


s:
tp

untuk dijadikan penutup lantai.


ht

2) Vinil adalah karpet yang berbahan dasar dari campuran karet dan
plastik, yang di lapis dengan motif pada permukaannya.

3) Karpet adalah bahan yang digunakan sebagai penutup lantai,


biasanya terbuat dari benang tebal yang dirajut/dianyam, dalam
hal ini karpet yang tidak mudah dilepas/dipindah.

Ubin/tegel/teraso:

1) Tegel adalah ubin yang dibuat dari semen.

16
2) Traso adalah jenis lantai yg dibuat dari batu alam kecil-kecil,
diaduk dulu adukan kapur pasir, dituang di atas dasar batu, lalu
digiling.

Semen/bata merah:

1) Lantai semen adalah lantai yang terbuat dari adukan semen


tambah pasir atau semen saja.
2) Lantai Bata Merah adalah lantai yang tersusun dari bata

.id
go
merah.

s.
bp
Kayu/papan adalah bagian dari pohon yang sudah berumur tua, biasanya
b.
berumur di atas 5 tahun. Bagian ini bisa berupa batang utama, cabang
ka

atau ranting yang merupakan batang pokok yang keras, yang biasa dipakai
u lu
sh

untuk bahan bangunan. Termasuk tripleks.


ua
ap

Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas


//k

di batangnya
s:
tp

Tanah adalah lantai langsung ke permukaan bumi tanpa ada alas lain
ht

diatasnya seperti pasir, tanah, atau batu.

Lainnya adalah jenis lantai selain yang disebutkan di atasb

9. Sumber air minum utama yang digunakan oleh rumah tangga


responden sehari-hari. Jika lebih dari satu, dipilih yang volume
paling banyak digunakan

Air dalam kemasan adalah air yang diproduksi dan didistribusikan oleh
suatu perusahaan dalam kemasan botol (330 ml, 600 ml, 750 ml, 1500 ml,
12 liter atau 19 liter) dan kemasan.
17
Air Isi Ulang adalah air yang diproduksi melalui penjernihan dan biasanya
tidak memiliki merek.

Leding, meliputi leding meteran dan leding eceran.

Leding meteran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan


dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu
instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM
(Perusahaan Air Minum), PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), atau

.id
BPAM (Badan Pengelola Air Minum), baik dikelola pemerintah maupun

go
s.
swasta;

bp
b.
Leding eceran adalah air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan
ka

penyehatan (air PAM) namun disalurkan ke konsumen melalui pedagang


ulu
sh

air keliling/pikulan;
ua
ap

Sumur bor/pompa adalah air tanah yang cara pengambilannya dengan


//k

menggunakan pompa tangan, pompa listrik, atau kincir angin, termasuk


s:
tp

sumur artesis (sumur pantek);


ht

Sumur terlindung adalah sumur galian bila lingkar sumur/perigi tersebut


dilindungi oleh tembok paling sedikit 0,8 meter di atas tanah dan 3 meter
ke bawah tanah, serta ada lantai semen sejauh 1 meter dari lingkar sumur
atau perigi.

Sumur tak terlindung adalah sumur yang tidak memenuhi syarat-syarat


sebagai sumur terlindung.

Mata air terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air
timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai terlindung bila mata air

18
tersebut terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi, mencuci, atau
lainnya;

Mata air tak terlindung adalah sumber air permukaan tanah di mana air
timbul dengan sendirinya. Dikategorikan sebagai tidak terlindung bila
mata air tersebut tidak terlindung dari air bekas pakai, bekas mandi,
mencuci, atau lainnya;

Air permukaan adalah apabila rumah tangga menggunakan air dari sungai,

.id
danau, waduk, kolam, irigasi sebagai sumber utama air minum.

go
s.
Air hujan adalah apabila rumah tangga menggunakan air hujan sebagai
bp
b.
sumber utama air minum.
ka
lu

Lainnya adalah sumber air selain yang tersebut di atas seperti air laut yang
u
sh

disuling.
ua
ap

10. Di mana Lokasi Sumber/Fasilitas Air Minum


//k
s:

Di rumah/kawasan dalam pagar rumah, lokasi sumber/fasilitas air


tp

minum terletak di dalam bangunan tempat tinggal, atau di depan,


ht

belakang atau samping rumah dan masih dalam satu pekarangan.


Contohnya kran air yang letaknya di dalam rumah, sumur yang letaknya di
halaman rumah.

Di luar kawasan pagar rumah, lokasi sumber/fasilitas air minum terletak


di luar batas pekarangan rumah, misal: membeli air isi ulang di toko di luar
rumah, air danau, dll.

11. Penggunaan fasilitas tempat buang air besar

19
Fasilitas buang air besar adalah ketersediaan jamban/kakus yang dapat
digunakan oleh rumah tangga responden.

Ada, digunakan hanya ART sendiri, bila rumah tangga memiliki fasilitas
tempat buang air besar dan hanya digunakan oleh rumah tangga
responden saja.

Ada, digunakan bersama ART rumah tangga tertentu, bila rumah tangga
memiliki fasilitas tempat buang air besar dan digunakan oleh rumah

.id
tangga responden bersama dengan beberapa rumah tangga tertentu.

go
s.
Ada, di MCK Komunal, bila rumah tangga menggunakan MCK Komunal.
bp
b.
MCK Komunal merupakan fasilitas pengolahan air limbah domestik
ka

bersama dimana bangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) berada di 1 (satu)


lu
u

lokasi. MCK Komunal melayani warga di suatu area permukiman, dimana


sh
ua

warga yang tidak memiliki jamban di rumah masing-masing. Pengguna dan


ap

pemanfaat dari MCK Komunal ini adalah kelompok rumah tangga tertentu
//k
s:

yang berada dalam lokasi yangsama/berdekatan dan memiliki


tp

kepentingan yang sama.


ht

Ada, di MCK Umum/siapapun menggunakan, bila rumah tangga


menggunakan MCK (Mandi, Cuci, Kakus) yang merupakan salah satu
sarana fasilitas umum yang digunakan oleh siapapun untuk keperluan
mandi, mencuci, dan buang air di lokasi permukiman tertentu yang dinilai
berpenduduk cukup padat dan tingkat kemampuan ekonomi rendah.

Ada, ART tidak menggunakan, bila rumah tangga memiliki fasilitas


tempat buang air besar, tetapi tidak ada ART yang menggunakan.

20
Tidak ada fasilitas, bila rumah tangga responden tidak mempunyai
fasilitas tempat buang air besar.

12. Jenis kloset adalah tempat duduk/jongkok yang digunakan di


WC/kakus.
Leher angsa adalah kloset yang di bawah dudukannya terdapat saluran
berbentuk huruf "U" (seperti leher angsa) dengan maksud menampung air
untuk menahan agar bau tinja tidak keluar;

.id
Plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat

go
s.
saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran;

bp
b.
Cemplung/cubluk adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya tidak
ka
lu

ada saluran, sehingga tinja langsung ke tempat pembuangan/


u
sh

penampungan akhirnya;
ua
ap

Tidak pakai, apabila tidak menggunakan kloset misalnya di pinggir kali,


//k

dikebun, dihutan dan lain sebagainya.


s:
tp
ht

13. Tempat Pembuangan Akhir Tinja


Tangki septik dengan dasar semen adalah tempat pembuangan akhir
yang berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu
atau beton di semua sisinya juga bagian dasarnya. Beberapa jenis
jamban/kakus yang disediakan di tempat umum/keramaian, seperti di
taman kota, tempat penampungannya dapat berupa tong yang terbuat
dari logam atau kayu. Tempat penampungan ini bisa dilepas untuk
diangkut ke tempat pembuangan. Dalam hal demikian tempat
pembuangan akhir dari jamban/kakus ini dianggap sebagai tangki dengan
dasar semen.

21
Tangki septik tanpa dasar semen adalah tempat pembuangan akhi yang
berupa bak penampungan, biasanya terbuat dari pasangan bata/batu atau
beton di semua sisinya, kecuali bagian dasarnya.

IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) adalah sebuah struktur yang


dirancang untuk membuang limbah biologis dan kimiawi dari air sehingga
memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada aktivitas yang lain. Pada
IPAL, air limbah rumah tangga tidak ditampung di dalam tangki atau wadah
semacamnya, tetapi langsung dialirkan ke suatu tempat pengolahan limbah

.id
go
cair. Di tempat pengolahan tersebut, limbah cair diolah sedemikian rupa

s.
(dengan teknologi tertentu) sehingga terpilah menjadi 2 bagian yaitu lumpur
bp
b.
dan air. Air hasil pengolahan ini dianggap aman untuk dibuang ke tanah atau
ka

badan air (sungai, danau, laut). Termasuk disini daerah permukiman yang
u lu

mempunyai IPAL terpadu yang dikelola oleh pemerintah kota.


sh
ua

Kolam/sawah, bila limbahnya dibuang ke kolam/sawah;


ap
//k
s:

Sungai/danau/laut, bila limbahnya dibuang ke sungai/danau/laut;


tp
ht

Lubang tanah, bila limbahnya dibuang ke dalam lobang tanah yang tidak
diberi pembatas/tembok (tidak kedap air);

Pantai/tanah lapang/kebun, bila limbahnya dibuang ke daerah pantai atau


tanah lapang, termasuk dibuang ke kebun;

Lainnya, bila limbahnya dibuang ke tempat selain yang telah disebutkan di


atas.

14. Sumber penerangan yang digunakan oleh rumah tangga


Listrik PLN dengan meteran, sumber penerangan listrik yang dikelola oleh
PLN dengan menggunakan meteran (volumetrik).
22
Listrik PLN tanpa meteran, sumber penerangan listrik yang sumber
listriknya mengambil dari rumah/bangunan lain, tiang listrik tanpa melalui
meteran atau listrik yang disalurkan dari listrik tetangga.

Listrik non PLN, sumber penerangan listrik yang dikelola oleh


instansi/pihak lain selain PLN termasuk yang menggunakan sumber
penerangan dari accu (aki), generator, dan pembangkit listrik tenaga surya
(tidak dikelola oleh PLN).

.id
Bukan Listrik, sumber penerangan listrik seperti petromak, aladin, pelita,

go
sentir, obor, lilin, karbit, biji jarak, kemiri, dan lain-lain.

s.
bp
b.
15. Akses terhadap air minum layak adalah rumah tangga dengan
ka
lu

dari sumber air minum dari leding, sumur bor/pompa, sumur


u
sh

terlindung, mata air terlindung, air hujan. Khusus rumah tangga


ua

dengan air minum dari air kemasan bermerk dan air isi ulang, jika:
ap
//k

 air mandi, cuci, dll dari leding, sumur bor/pompa, sumur


s:
tp

terlindung, mata air terlindung, air hujan, maka dinyatakan


ht

akses air layak,


 Air mandi, cuci, dll dari sumur tidak terlindung, mata air
tidak terlindung, air permukaan, dan lainnya, maka
dinyatakan akses air tidak layak.
16. Sanitasi layak adalah fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat
kesehatan. Fasilitas sanitasi diklasifikasikan layak jika rumah
tangga memiliki dan menggunakan fasilitas tempat BAB yang
digunakan oleh ART sendiri, bersama dengan rumah tangga
tertentu, atau menggunakan MCK komunal. Kriteria selanjutnya

23
adalah jenis kloset yang digunakan berupa leher angsa dan tempat
pembuangan akhir tinja menggunakan tangka septik atau Sistem
Pengolahan Air Limbah (SPAL).
17. Durability of Housing. Rumah memiliki daya tahan (durability of
housing) jika jenis atap terluas berupa beton, genteng, seng, dan
kayu/sirap; dinding terluas berupa tembok, plesteran anyaman
bambu/kawat, anyaman bambu, dan batang kayu; dan lantai

.id
terluas berupa marmer/granit, keramik, parket/vinil/karpet,

go
ubin/tegel/teraso, kayu/papan, dan semen/bata merah.

s.
bp
18. Indikator rumah tidak layak huni. Terdapat 7 (tujuh) indikator
b.
penyusun rumah tidak layak huni yaitu:
ka
lu

1) Kecukupan luas tempat tinggal (Sufficient living area). Rumah


u
sh

tangga dikategorikan memenuhi salah satu indikator penyusun


ua
ap

rumah tidak layak huni apabila luas lantai per kapita kurang dari
//k

7,2 m2 karena tidak memenuhi sufficient living area atau


s:
tp

kecukupan luas lantai hunian.


ht

2) Jenis bahan bangunan utama atap rumah terluas. Rumah tangga


dikategorikan memnuhi salah satu indikator penyusun rumah
tidak layak huni apabila jenis bahan bangunan utama atap rumah
terluas adalah jerami/ijuk/daun-daunan/rumbia atau lainnya.
3) Jenis bahan bangunan utama dinding rumah terluas. Rumah
tangga dikategorikan memenuhi salah satu indikator penyusun
rumah tidak layak huni apabila jenis bahan bangunan utama
dinding rumah terluas adalah batang kayu, bambu atau lainnya.
4) Jenis bahan bangunan utama lantai rumah terluas. Rumah
24
tangga dikateorikan memenuhi salah satu indikator penyusun
rumah tidak layak huni apabila jenis bahan bangunan utama
lantai rumah terluas adalah tanah atau lainnya.
5) Kepemilikan akses terhadap layanan sanitasi layak. Rumah
tangga dikategorikan memenuhi salah satu indikator penyusun
rumah tidak layak huni apabila tidak memiliki akses terhadap
layanan sanitasi layak.

.id
6) Kepemilikan akses terhadap sumber air minum layak. Rumah

go
tangga dikategorikan memenuhi salah satu indikator penyusun

s.
bp
rumah tidak layak huni apabila tidak memiliki akses terhadap
b.
sumber air minum layak.
ka
lu

7) Sumber utama penerangan. Rumah tangga dikategorikan


u
sh

memenuhi salah satu indikator penyusun rumah tidak layak huni


ua
ap

apabila sumber utama penerangan rumah tangga adalah non


//k

listrik.
s:
tp

Dari 7 (tujuh) indikator penyusun rumah tidak layak huni, rumah


ht

tangga dikategorikan menempati rumah tidak layak huni apabila


memenuhi 3 (tiga) atau lebih indikator penyusun.

19. Rumah Tangga Kumuh. Rumah tangga yang tidak memiliki akses
air minum (air minum layak), akses sanitasi (sanitasi layak),
sufficient living area, dan durability of housing. Rumusan untuk
menentukan rumah tangga kumuh:

25
Rumahtanggakumuh={(a x 15persen)+(b x 15persen)+
(c x 35persen)+(d x 35persen)}

Di mana:
a = air minum layak
b = sanitasi layak
c = sufficient living area
d =durability of housing

.id
go
s.
bp
b.
ka
lu
u
sh
ua
ap
//k
s:
tp
ht

26
Gambaran Data
Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Status
Tabel 5.1
Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati, 2022

Status Kepemilikan Bangunan


Karakteristik Jumlah
Bukan Milik
Milik Sendiri
Sendiri*

.id
(1) (2) (3) (6)

go
Jenis Kelamin KRT

s.
bp
Laki-laki 92.65 b. 7.35 100.00
ka
Perempuan 88.20 11.80 100.00
lu

Kelompok Pengeluaran
u
sh

40 Persen Terbawah 92.63 7.37 100.00


ua
ap

40 Persen Tengah 89.85 10.15 100.00


//k

20 Persen Teratas 94.54 5.46 100.00


s:
tp

Pendidikan Tertinggi KRT


ht

SD ke bawah 90.56 9.44 100.00

SMP ke atas 93.86 6.14 100.00

Kabupaten Kapuas Hulu 91.99 8.01 100.00

*) Termasuk rumah lainnya adalah rumah dinas, rumah adat, dll

27
Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan
Tabel 5.2
Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2022

Penggunaan Fasilitas Tempat


Buang Air Besar
Karakteristik Jumlah
Sendiri Lainnya*

(1) (2) (3) (4)

Jenis Kelamin KRT

.id
go
Laki-laki 84.41 15.59 100.00

s.
Perempuan 77.83 22.17 100.00

bp
b.
Kelompok Pengeluaran
ka
lu

40 Persen Terbawah 75.21 24.79 100.00


u
sh

40 Persen Tengah 83.79 16.21 100.00


ua

20 Persen Teratas 94.11 5.89 100.00


ap
//k

Pendidikan Tertinggi KRT


s:
tp

SD ke bawah 80.52 19.48 100.00


ht

SMP ke atas 87.24 12.76 100.00

Kabupaten Kapuas Hulu 83.44 16.56 100.00

*Lainnya termasuk fasilitas bersama, MCK Umum, dan tidak ada/tidak menggunakan
fasilitas buang air besar.

28
Persentase Rumah Tangga* menurut Karakteristik dan Jenis
Tabel 5.3
Kloset yang Digunakan Rumah Tangga, 2022

Jenis Kloset
Karakteristik Jumlah
Leher Angsa Lainnya

(1) (2) (3) (4)

Jenis Kelamin KRT

Laki-laki 85.80 14.20 100.00

.id
Perempuan 91.40 8.60 100.00

go
s.
Kelompok Pengeluaran

40 Persen Terbawah 90.09


bp
9.91 100.00
b.
ka
40 Persen Tengah 82.24 17.76 100.00
lu

20 Persen Teratas 88.92 11.08 100.00


u
sh

Pendidikan Tertinggi KRT


ua

SD ke bawah 86.38 13.62 100.00


ap

SMP ke atas
//k

86.78 13.22 100.00


s:

Kabupaten Kapuas Hulu 86.57 13.43 100.00


tp
ht

* Rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar dengan penggunaan
sendiri atau bersama.

29
Persentase Rumah Tangga* menurut Karakteristik dan Tempat
Tabel 5.4
Pembuangan Akhir Tinja, 2022

Tempat Pembuangan Akhir Tinja


Karakteristik Tangki septik/ Jumlah
Lainnya
IPAL/ SPAL
(1) (2) (3) (7)
Jenis Kelamin KRT
Laki-laki 3.31 96.69 100.00

.id
Perempuan 4.82 95.18 100.00

go
Kelompok Pengeluaran

s.
40 Persen Terbawah 4.21 95.79 100.00

bp
40 Persen Tengah 2.89 b. 97.11 100.00
20 Persen Teratas 3.66 96.34 100.00
ka
lu

Pendidikan Tertinggi KRT


u
sh

SD ke bawah 3.75 96.25 100.00


ua

SMP ke atas 3.24 96.76 100.00


ap

Kabupaten Kapuas Hulu 3.52 96.48 100.00


//k

* Rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar dengan penggunaan
s:

sendiri atau bersama.


tp
ht

30
Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber
Tabel 5.5 Air Utama yang Digunakan Rumah Tangga untuk
Mandi/Cuci/dll, 2022

Sumber Air Utama untuk Mandi/Cuci/dll


Sumur/
Karakteristik Air Sumur Sumur/ Jumlah
Mata air
kemasan/ Leding bor/ Mata air Lainnya*
tidak
Isi ulang Pompa terlindung
terlindung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Kelamin KRT

.id
Laki-laki 1.70 26.77 3.23 24.89 7.12 36.28 100.00

go
Perempuan 7.12 42.44 2.11 23.97 3.95 20.41 100.00

s.
Kuintil Pengeluaran

bp
40PersenTerbawah 2.37 23.78 4.85
b. 26.41 12.30 30.29 100.00
ka

40PersenTengah 2.66 33.03 1.97 26.26 4.60 31.48 100.00


lu

20PersenTeratas 2.42 29.98 2.37 20.10 2.25 42.87 100.00


u
sh

Pendidikan Tertinggi KRT


ua

SD ke bawah 1.69 27.13 2.42 26.83 8.18 33.74 100.00


ap

SMP ke atas 3.55 31.60 3.90 22.06 4.67 34.22 100.00


//k

Kabupaten
2.50 29.07 3.07 24.76 6.65 33.95 100.00
s:

Kapuas Hulu
tp

*Lainnya termasuk air permukaan (sungai, danau, waduk, kolam, irigasi), air hujan, dll
ht

31
32

ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go
.id

6
RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan
Tabel 1 Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal yang Ditempati,
2021

Status Kepemilikan Bangunan


Karakteristik Jumlah
Bukan Milik
Milik Sendiri
Sendiri*

.id
(1) (2) (3) (4)

go
Jenis Kelamin KRT

s.
bp
Laki-laki 0.81 b. 26.99 -
Perempuan 0.00 0.00
ka
-
lu

Kelompok Pengeluaran
u
sh

40 Persen Terbawah 1.34 45.02 -


ua

40 Persen Tengah 0.47 71.30


ap

-
//k

20 Persen Teratas 2.08 37.67 -


s:
tp

Pendidikan Tertinggi KRT


ht

SD ke bawah 0.85 38.64 -


SMP ke atas 1.22 37.89 -

Kabupaten Kapuas Hulu 0.71 27.03 -

*) Termasuk rumah lainnya adalah rumah dinas, rumah adat, dll

33
RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan
Tabel 2
Penggunaan Fasilitas Tempat Buang Air Besar, 2021

Penggunaan Fasilitas Tempat


Buang Air Besar
Karakteristik Jumlah
Milik Sendiri Lainnya *

(1) (2) (3) (4)

Jenis Kelamin KRT

.id
Laki-laki 2.61 10.46 -

go
Perempuan 7.16 25.59 -

s.
bp
Kelompok Pengeluaran b.
ka

40 Persen Terbawah 6.20 12.29 -


lu

40 Persen Tengah 3.00 15.87 -


u
sh

20 Persen Teratas 2.76 26.94 -


ua
ap

Pendidikan Tertinggi KRT


//k

SD ke bawah 3.30 9.75 -


s:

SMP ke atas
tp

3.64 23.68 -
ht

Kabupaten Kapuas Hulu 2.45 9.69 -

34
RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan
Tabel 3
Jenis Kloset yang Digunakan Rumah Tangga, 2021

Jenis Kloset
Karakteristik Jumlah
Leher Angsa Lainnya

(1) (2) (3) (4)

Jenis Kelamin KRT

.id
Laki-laki 1.20 28.66 -

go
Perempuan 2.28 99.43 -

s.
bp
Kelompok Pengeluaran b.
ka
40 Persen Terbawah 1.63 50.94 -
lu

40 Persen Tengah 2.10 38.46 -


u
sh

20 Persen Teratas 1.50 57.54 -


ua
ap

Pendidikan Tertinggi KRT


//k

SD ke bawah 1.39 31.34 -


s:

SMP ke atas 1.74 50.50


tp

-
ht

Kabupaten Kapuas Hulu 1.10 27.59 -

35
RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan
Tabel 4
Tempat Pembuangan Akhir Tinja, 2021

Tempat Pembuangan Akhir Tinja


Karakteristik Jumlah
Tangki
Lainnya
septik/IPAL/SPAL

(1) (2) (3) (4)

Jenis Kelamin KRT

.id
Laki-laki 40.73 1.62 -

go
Perempuan 99.33 2.27 -

s.
bp
Kelompok Pengeluaran b.
ka
40 Persen Terbawah 71.74 0.97 -
lu

40 Persen Tengah 49.87 2.23 -


u
sh

20 Persen Teratas 71.18 3.69 -


ua
ap

Pendidikan Tertinggi KRT


//k

SD ke bawah 41.19 0.81 -


s:

SMP ke atas 50.62 3.03


tp

-
ht

Kabupaten Kapuas Hulu 38.58 1.46 -

36
RSE Persentase Rumah Tangga menurut Karakteristik dan Sumber Air Utam
Tabel 5
yang Digunakan Rumah Tangga untukMandi/Cuci/dll, 2021

Penggunaan Fasilitas Tempat


Buang Air Besar
Sumur /
Karakteristik Air Sumur Sumur / jumlah
Mata Air
Kemasan/ Leding bor Mata Air Lainnya*
Tak
Isi Ulang /Pompa Terlindung
Terlindung
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

.id
Jenis Kelamin KRT

go
Laki-laki 0.00 12.46 31.74 6.68 16.38 7.02 -

s.
Perempuan 0.00
bp
35.15 68.47 21.67 70.20 18.33 -
b.
Kelompok Pengeluaran
ka
lu

40 Persen Terbawah 0.00 25.04 62.27 10.59 24.18 10.46 -


u
sh

40 Persen Tengah 0.00 16.83 42.66 9.87 26.16 9.82 -


ua

20 Persen Teratas 0.00 18.56 36.09 13.44 35.65 15.10 -


ap

Pendidikan Tertinggi KRT


//k
s:

SD ke bawah 0.00 15.51 31.04 7.27 21.22 7.55 -


tp

SMP ke atas 0.00


ht

17.19 50.80 11.79 23.95 11.78 -

Kabupaten Kapuas Hulu 0.00 11.82 28.88 6.40 15.98 6.55 -

37
ht
tp
s:
//k
ap
ua
sh
ulu
ka
b.
bp
s.
go
.id

Anda mungkin juga menyukai