Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PENDIDIKAN

PERENCANAAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN, URGENSI DAN


JENIS-JENISNYA

Oleh:

Kelompok 2

Gusmin
Helena Pertiwi
Muh. Istigfar
Wa Ode Nurul Fitri Ramdany

Kelas: PAI C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KENDARI
TAHUN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu


Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT.sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan Nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT. untuk kita
semua, yang merupakan sebua petunjuk yang paling benar yakni Syariah Agama Islam yang
sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini agar selanjutnya dapat kami revisi dan kami tulis kembali di masa
selanjutnya.Karena kami sangat menyadari bahwa makalah yang telah kami buat ini masi
memiliki banyak kekurangan.
Kami ucapkan terima kassih kepada yang sebabnyak-banyaknya kepada setiap pihak
yang telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap agar makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Kendari, Maret 2019


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manajemen adalah kekuatan utama dalam organisasi yang mengkoordinir berbagai


kegiatan bagian-bagian(sub system) serta dengan berhubungan dengan lingkungan.
Dalam ilmu manajemen, perencanaan sering disebut aktifis pembaelajaran dengan
istilah planning yaitu persiapan menyusun suatu keputusan berupa langkah-langkah
penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian
tujuan tertentu.
Johnson mendefinisikan pembelajaran sebagai interaksi antara pengajar dengan satu atau
lebih individu untuk belajar, direncanakan sebelumnya dalam rangka untuk
menumbuhkembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman belajar kepada peserta
didik.Sedangkan Hamalik merinci makna pembelajaran secara lebih luas sebagai suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Manajemen pembelajaran adalah suatu proses pembelajaran yang terkait dengan berbagai
komponen yang sangat kompleks. Antara komponen yang satu dengan komponen lainnya
memiliki hubungan yang bersifat sistematik, maksudnya masing-masing komponen memiliki
peranan sendiri-sendiri tetapi memiliki hubungan yang sangat terkait.
Masing-masing komponen dalam proses pembelajaran perlu dikelola secara baik. Tujuannya
agar masing-masing komponen tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal. Hal ini akan
terwujud, jika guru sebagai desainer pembelajaran memiliki kompetensi, manajemen
pembelajaran dapat diartikan pula usaha untuk mengelola sumber daya yang digunakan dalam
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Salah satu bagian dari manajemen pembelajaran adalah perubahan paradigma pembalajaran
yang membuat guru dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih baik.Perubahan
paradigma membuat guru dituntut untuk mampu mengajar tetapi sekaligus mampu
membelajarkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari perencanaan manajemen pembelajaran
2. Apa yang dimaksud urgensi perencanaan pembelajaran
3. Sebutkan model-model perencanaan pembelajaran
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian perencanaan manajemen pembelajaran
2. Mengetahui urgensi perencanaan
3. Mengetahui model-model perencanaan pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan


untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Suatu perencanan dapat di susun berdasarkan
jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek, menurut
luas jangkauannya yaitu perencanaan macro dan micro.
Perencanaan pembelajaran memiliki definisi yang beragam, namun untuk memahami istilah
perencanaan pembelajaran dapat di telusuri pengertian perencanaan dan pembelajaran.
Menurut William H Newman dalam abdul majid, mengemukakan bahwa “perencanaan adalah
menentukan apa yang dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian keputusan
yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan metode-
metode dan prosedur tertentu dan ketentuan jadwal kegiatan.
Dari kedua pengertian diatas, maka ada 5 hal yang mendasar yang terdapat dalam
perencanan yaitu:
1. Adanya tujuan yang hendak dicapai dari sesuatu yang di rencanakan.
2. Adanya rangkain kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai tujuan.
3. Sumber daya manusia yang akan melaksanakan rencana yang disusun untuk mencapai
tujuan.
4. Penetapan jangka waktu kapan rencana yang di laksanaka.
5. Penterjemahan rencana kedalam program yang konkrit dan nyata serta mudah
diaplikasikan.
Perencanaan secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki
pengalaman belajar.
Dari pengertian-pengertian diatas maka yang dimaksud dengan perencanaan pembalajaran
adalah suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan
mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan
pembelajaran yang telah di terapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi
pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pembelajaran, penilaian dalam alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
Menurut Abdul Majid konsep perencanaan pembelajaran dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang, sebagai teknologi, sebagai sebuah disiplin, sebagai ilmu, sebagai proses dan sebagai
realitas.
Perencanaan pembelajaran sebagai teknologi, dalam perencanaan pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan teknik-teknik serta penggunaan tekhnologi yang dapat mengembangkan
tingkah laku kognitif dan teori-teori konstruktif yang dapat memberikan solusi terhadap
problem-problem pembelajaran yang timbul dalam dunia pendidikan.
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu system, dalam menyusun perencanaan
pembelajaran ditetapkan strategi, model, pendekatan, metode, media, alat serta sumber-
sumber dan sumber-sumber dan prosedur-prosedur yang dapat digunakan dalam
menggerakkan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah disiplin, perencanaan pembelajaran merupakan
cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian di bidang
pendidikan dan pembelajaran dan teori-teori yang berkembang serta strategi pembelajaran
yang di kembangkan dan pelaksaan pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran sebagai sains (science), perencanaan pembelajaran merupakan
kegiatan mengkreasi secara detail spesifikasidan pengembangan, implementasi, evaluasi dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit—unit yang luas
maupun yang lebh sempit dari standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok
pelajaran yang telah di tetapkan dengan segala kompleksitasnya.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah proses, merupakan cara pengembangan
pembelajaran yang dilakukan secara sistematik yang didasarkan teori-teori pembelajaran dan
pembelajaran yang diawali dengan analisis kebutuhan dari proses belajar, kegiatan belajar
mengajar sampai evaluasi belajar terhadap materi pelajaran aktivitas-aktivitas pembelajaran
yang dilakukan guru.
Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas, bahwa pengembangan perencanaan
pembelajaran dengan melihat kenyataan kegiatan pembelajaran dari waktu ke waktu dalam
suatu proses yang di laksanakan secara terencana dan cermat seta sistematis berdasarkan
tuntutan perkembangan sains dan teknologi.
Dengan demikian penyusunan program pembelajaran harus memperhatikan sudut pandang
sebagai proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas, dan system teknologi. Agar tujuan
kegiatan pembelajaran dalam pelaksanaanya berjalan dengan efektif dan efisien. Karena
kurikulum dan silabus mata pelajaran harus dijadikan acuan utama dalam penysunan
perencanaan program pembelajaran, mulai dari analisis terhadap standar kompetensi,
kompetensi dasar dan materi pokok, sampai pada rencana pemberian pengalaman belajar dan
kecakapan hidup, indicator dan hasil belajar yang akan dicapai. Dengan memperhatikan
kondisi sekolah/madrasah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru.
Dalam menyusun suatu perencanaan pembelajaran terdapat beberapa permasalahan pokok
yang harus diperhatikan dan di carikan solusi pemecahannya yaitu arah atau tujuan, evaluasi,
isi, dan urutan materi pelajaran, metode, dan hambatan-hambatan.
a. Masalah arah dan tujuan
Permasalahan yang sering muncul dalam perancanaan pembelajaran adalah masalah arah
dan tujuan pembelajaran. Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau tujuan
pembelajaran adalah: rumusan masalah yang dibuat guru terlalu luas dan tidak operasional,
sehingga sulit diukur dan di observasi yang berakibat tujuan pembelajaran tidak dipahami
oleh siswa. Karena tidak dipahami oleh siswa, siswa lebih banyak menduga-duga tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai dalam pembelajaran.
b. Masalah evaluasi
Permasalahan yang muncul dalam evaluasi berkisar antara lain: prosedur evaluasi tidak
dikenal oleh siswa dan berakibat evaluasi yang dilaksanakan tidak adil, dan memuaskan para
siswa. Permasalahan lain adalah rumusan instrumen penilaian tidak jelas, memiliki banyak
makna sehingga mengaburkan alternative jawaban yang seharusnya dijawab.
c. Masalah isi dan urutan materi pembelajaran
Masalah yang muncul berkaitan dengan urutan materi pelajaran adalah: bagaimana
memilah-milah mana materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara runtun,
logis dan sistematis. Masalah lainnya adalah materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan
tidak terorganisasi dengan baik. Akibatnya terjadi kegagalan penyampaian materi pelajaran
terjadi apabila penyampaian materi pembelajaran oleh guru berbeda dengan apa yang
diharapkan oleh siswa. Penyebab kegagalan penyampaian materi pelajaran disebabkan antara
lain karena guru membuat instrument penilaian yang isinya menghendaki jawaban materi
pelajaran yang sebenarnya belum atau tidak diajarkan.
d. Masalah metode
Permasalahan berkaitan dengan penggunaan metode pembelajaran adalah kurang atau tidak
tepat sasaran dalam pemilihan metode yang digunakan, bersifat menonton dan tidak sesuai
dengan tujuan, strategi, model serta pendekatan pembelajaran yang digunakan.
e. Hambatan-hambatan
Hambatan-hambatan dalam perencanaan pembelajaran bisa dating dari siswa (kurang
mampu mengikuti pelajaran, memiliki perbedaan individual), dari guru (terbatasya ruang
kelas, laboratorium, serta alat-alat peraga).
Menurut Banghart dan Trull dalam harjato bahwa terdapat beberapa karakteristik
perencanaan pembelajaran yaitu:
1. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan konsep-konsepnya
yang dirancang oleh banyak orang.
2. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu di modifikasi jika informasi yang
masuk mengharapkan demikian.
3. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya, namun dapat
di kategorikan menjadi prosedur-prosedur pengarahan.
4. Perencanaan pembelajaran berkaitan dengan pemilihan sumber dana, sehingga harus
mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah penggunaan dan salah dalam
manajemennya.
Manfaat perencanaan pembelajaran yang diperoleh dari perencanaan pembelajaran dalam
proses belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, setiap saat diketahui dan kelambatan
kerja
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
B. Urgensi Perencanaan Pembelajaran
Apa yang dimaksud perencanaan pengajaran? Davis (1996) menjelaskan bahwa perencanaan
pengajaran adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk merumuskan tujuan
mengajar.
Menurut Rose and Nicholl (2002) nilai terbesar terletak pada guru yang lebih suka
membibing daripada mengggurui anak didiknya dan pada guru yang menjadi perancang
pengalaman-pengalaman yang merangsang pemikiran dan masalah-masalah yang relevan
untuk dipecahkan.
Dick dan Reiser (1989:3) menjelaskan: “An instrructional plan consist of a number of
component that, when integrated, provided you with an outline for delivering effective
instruction to learners”. Dipahami bahwa rencana pengajaran terdiri dari sejumlah komponen
yang jika dipadukan memberikan garis besar atau panduan bagi penyampaian pengajaran
efektif kepada para pembelajar.
Mengapa perlu rencana pengajaran yang dibuat guru? Menurut Anderson (1989:47), ada
beberapa alasan pentingnya rencana guru, yaitu: (1) Perencanaan dapat mengurangi
kecemasan, dan ketidakpastian, (2) Perencanaan memberikan pengalaman pembelajaran bagi
guru, (3) Perencanaan membolehkan para guru untuk mengakomodasi perbedaan individu di
antara murid, (4) Perencanaan memberikan struktur dan arah untuk pembelajaran. Tegasnya,
perencanaan memang sangat diperlukan oleh guru.
C. Model-model perencanaan pembelajaran
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.Dapat juga diartikan suatu pendekatan
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi
atau metode pembelajaran. Saat ini telah banyak dikembangkan berbagai macam model
pembelajaran, dari yang sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.
Model pembelajaran adalah perencanaan yang dilakukan oleh seorang pendidik atau
berbagai macam cara yang dilakukan dalam proses belajar mengajar agar memperoleh hasil
yang maksimal dalam pembelajarannya.
Pembelajaran pada hakikatnya meruapakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa,
baik interaksi secara langsung seperti kegiatan tatap muka secara langsung maupun kegiatan
tatap muka secara tidak langsung, yaitu dengan berbagai media. Model pembelajaran adalah
suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana
pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing
pembelajaran di kelas atau yang lain.
Pembelajaran dapat dikatakan sebagai hasil dari memori, kognisi, dan metakognisi yang
berpengaruh terhadap pemahaman. Hal inilah yang terjadi ketika seseorang sedang belajar,
dan kondisi ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, karena belajar merupakan proses
alamiah setiap orang.
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu.
2. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.
3. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas.
4. Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
5. Membuat persiapan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Berbagai macam model pembelajaran , meliputi:
1. Model Interaksi Sosial
Model interaksi social menitik beratkan hubungan yang harmonis antara individu dan
masyarakat. Model ini mencakup strategi pembelajaran sebagai berikut:
a. Kerja kelompok, bertujuan mengembangkan keterampilan berperan serta dalam
proses bermasyarakat dengan cara mengembangkan hubungan interpersonal
dan discovery skills dalam bidang akademik.
b. Pertemuan kelas, bertujuan mengembangkan pemahaman mengenai diri sendiri dan
rasa tanggung jawab baik terhadap diri sendiri maupun terhadap kelompok.
c. Pemecahan masalah social, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah-masalah social dengan cara berpikir logis.
d. Bermain peranan, bertujuan untuk memberikan kepada peserta didik menemukan
nilai-nilai social dan pribadi melalui situasi tiruan.
e. Simulasi social, bertujuan untuk membantu siswa mengalami berbagai kenyataan
social serta menguji reaksi mereka.
2. Model Pemrosesan Informasi
Model ini berdasarkan tori belajar kognitif dan berorientasi pada kemampuan siswa
memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan informasi
merujuk pada cara mengumpulkan atau menerima stimuli dari lingkungan mengorganisasi
data, memecahkan masalah, menemukan konsep dan menggunakan symbol verbal dan
visual.Model proses informasi ini meliputi beberapa strategi pembelajaran, diantaranya:
a) Mengajar induktif, yaitu untuk mengembangkan kemapuan berpikir dan membentuk
teori.
b) Latihan inquiry, yaitu untuk mencari dan menemukan informasi yang memang
diperlukan.
c) Inquiry keilmuan, bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu,
dan diharapkan akan memeperoleh pengalaman dalam domain-domain disiplin ilmu
lainnya.
d) Pembentukan konsep, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir
induktif, mengembangkan konsep, dan kemampuan analisis.
e) Model pengembangan, bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama
berpikir logis, aspek social dan moral.
f) Advanced organizer model, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
memproses informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan suatu ilmu
pengetahuan secara bermakna.
3. Model personal
Model ini bertitik tolak dari teori humanistic, yaitu berorienatasi terhadap pengembangan
diri individu.Model ini menjadikan pribadi siswa yang mamapu membentuk hubungan yang
harmonis serta mampu memproses informasi secar efektif. Guru harus berupaya
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar siswa merasa bebas dalam belajar dan
mengembangkan dirinya, baik emosional dan intelektual. Pada model ini, pendidik
seharusnya berperan sebagi pendorong, bukan menahan sensitivitas siswa terhadap
perasaannya.
Model pembelajaran ini meliputi strategi pembelajaran sebagai berikut:
1) Pembelajaran non-direktif, bertujuan untuk membentuk kemampuan dan
perkembangan pribadi (kesadaran diri, pemahaman, dan konsep diri)
2) Latihan kesadaran, bertujan untuk meningkatkan kemampuan interpersonal atau
kepedulian siswa.
3) Sintetik, untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan memecahkan masalah secara
kreatif.
4) Sistem konseptual, untuk meningkatkan kompleksitas dasar pribadi yang luwes.
4. Model pembelajaran modifikasi tingkah laku (behavioral)
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan mengembangkan
sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas belajar dan membentuk tingkah laku
dengan cara memanipulasi penguatan (reinforcement). Model ini lebih menekankan pada
asapek perubahan perilaku psikologis dan perilaku yang tidak dapat diamati.Karakteristik
model ini adalah dalam hal penjabaran tugas-tugas yang harus dipelajari siswa lebih efisien
dan berurutan.
5. Model pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Melalui
pembelajaran ini, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa dengan
menghafal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas dari kehidupan nyata, akan
tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa untuk mencari kemampuan untuk
bisa hidup dari apa yang dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih
bermakna, sekolah lebih dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari segi fisik)
akan tetapi secara fungsional apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan
situasi dan permasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarga dan
masyarakat).
Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian pembekalan kemampuan
pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang
dimiliki siswa senantiasa terkait dengan permasalahan-permasalahan actual yang terjadi di
lingkunganya. Inti dari pembelajaran ini adalah keterkaitan antara setiap materi dengan
kehidupan nyata.
6. Model pembelajaran tematik
Model ini digunakan pada pembelajaran untuk anak tingkat sekolah dasar kelas rendah
yaitu kelas 1, 2, 3 adalah pembelajaran yang dikemas dalam bentuk tema-tema.Tematik
diberikan dengan maksud menyatukan konten kurikulum dalam unit-unit atau satuan-satuan
yang utuh dan membuat pembelajaran lebih terpadu, bermakna, dan mudah dipahami oleh
siswa SD/MI.
7. Model pembelajaan berbasis computer
Pemanfaatan computer dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Sejarah
pembelajaran berbasis computer dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan
perangkat teknlogi terapan yang memungkinkan seseorang melakukan proses belajar secara
individual dengan menerapkan prinsip-prinsip didaktik dan metodik.
Pembelajaran berdasarkan computer sangat dipengaruhi oleh teori belajar kognitif model
pemrosesan informasi yang mulai berkembang pada tahun 60 dan 70-an. Model ini
menampilkan konseptualisasi dari sistem memori pada manusia yang mirip dengan sistem
memori pada manusia yang mirip dengan sistem memori pada computer.
8. Model perencanaan pengajaran sistemik
Suatu model perencanaan pengajaran sistemik, mengandung beberapa langkah yaitu:
1) Identifikasi tuga-tugas
Kegiatan merancang suatu program harus dimulai dari identifikasi tugas-tugas yang
menjadi tuntutan suatu pekerjaan.Karena itu, perlu dibuat suatu job description (rincian
tugas) secara cermat dan lengkap.Berdasarkan tuntutn pokok pekerjaan, selanjutnya
ditentukan peranan-peranan yang harus dilaksanakan sehubungan dengan tugas tersebut
yang menjadi titik tolak untuk menentukan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh lulusan.
2) Analisis tugas
Tugas-tugas yang telah ditetapkan secara dimensional dijabarkn menjadi seperangkat tugas
yang lebih terperinci.Setiap dimensi tugas dijabarkan sedemikian rupa yang harus dikerjakan
oleh lulusan.
3) Penetapan kemampuan
Langkah ini sejalan dengan langkah yang telah dilaksanakn sebelumnya.Setiap
kemampuan hendaklah didasarkan kepada kriteria kognitif, efektif dan
psikomotor.Kemampuan-kemampuan itu haruslah relevan dengan tuntutan kerja dan
keperluan masyarakat.
4) Spesifikasi pengetahuan
Keterampilan dan sikap setiap kemampuan yang harus dimiliki siswa perlu dirinci dalam
pengetahuan apa, sikap-sikap apa, dan keterampilan apa saja yang harus dikuasai.
5) Identifikasi kebutuhan pendidikan dan latihan
Langkah ini merupakan analisis kebutuhan pendidikan dan latihan. Jenis-jenis pendidikan
dan atau latihan-latihan apa saja yang sewajarnya disediakan dalam rangka mengembangkan
kemampuan-kemampuan yang telah ditetapkan, seperti kegiatan belajar teoritik dan
praktek/latihan lapangan.
6) Perumusan tujuan
Tujuan-tujuan program atau tujuan pendidikan ini masih bersifat umum sebagai tujuan
kurikuler dan tujuan instruksional umum (TIU).Adapun tujuan-tujuan yang dirumuskan
harus koheren dengan kemampuan-kemampuan yang hendak dikembangkan.
7) Kriteria keberhasilan program
Kriteria ini sebagai indicator keberhasilan suatu program.Keberhasilan ditandai oleh
ketercapaian tujuan-tujuan atau kemampuan yang diharapkan.Tujuan-tujuan program
dianggap tercapai jika lulusan dapat menunjukan kemampuannya melaksanakan tugas yang
telah ditetapkan.
8) Organisasi sumber-sumber belajar
Langkah ini menekankan pada materi pelajaran yang akan disampaikan sehubungan
dengan pencapaian tujuan kemampuan yang telah ditentukan. Komponen ini juga berisikan
sumber-sumber materi dan objek masyarakat yang dapat dijadikan sebagai sumber
informasi.
9) Pemilihan strategi pengajaran
Titik berat analisis pada langkah adalah penentuan strategi dan metode yang akan
digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan yang diharapkan. Perlu dirancang kegiaan-
kegiatan pengajaran dan dalam bentuk kegiatan tatap muka, kegiatan berstruktur dan
kegiatan mandiri serta kegiatan pengalaman lapangan yang relevan dengan bidang
bersangkutan.Strategi pengajaran terpadu dapat menunjang keberhasilan program
pengajaran ini di samping strategi pengajaran remedial.
10) Uji lapangan program
Uji coba program yang telah didesain dimaksudkan untuk melihat kemungkinan
pelaksanaannya.Melalui uji coba secara sistematis dapat dinilai kemungkinan keberhasilan,
jenis kesulitan. Pada gilirannya proses tersebut memberikan informasi balikan untuk
perbaikan program.
11) Pengukuran reliabilitas program
Pengukuran ini sejalan dengan pelaksanaan uji coba program dilapangan. Berdasarkan
pengukuran itu dapat diperiksa sejauh mana efektivitas program, validitas dan reabilitas alat
ukur, dan efektivitas program, validitas dan reliabilitas alat ukur, dan efektivitas system
instruksional. Informasi pengukuran dapat dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan
penyesuaian program.
12) Perbaikan dan penyesuaian
Langkah ini merupakan tindak lanjut setelah dilaksanakan uji coba dan
pengukuran.Perbaikan dan adaptasi program barangkali diperlukan guna menjamin
konsistensi, koherensi dan monitoring system.Selanjutnya kegiatan ini memberikan umpan
baik kepada organisasi, sumber-sumber, strategi pengajaran dan motivasi belajar.
13) Pelaksanaan program
Pada tingkat ini perlu dirancang dan dianalisis langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam
rangka pelaksanaan program.Langkah ini didasari oleh satu asumsi bahwa rancangan
program yang telah didesain secara cermat dan telah mengalami uji coba serta perbaikan
dapat dipublikasikan dan dilaksanakan dalam sampel yang lebih luas.
14) Monitoring program
Sepanjang pelaksanaan program perlu diadakan monitoring secara terus dan berkala untuk
menghimpun informasi tentang pelaksanaan program.Kegiatan monitoring hendaknya
didesain secara analisis, mungkin selama pelaksanaan masih terdapat aspek-aspek yang
perlu diperbaiki dan diadaptasikan.Dengan demikian diharapkan pada akhirnya
dikembangkan suatu program yang benar-benar sinkron dengan kebutuhan lapangan dan
memiliki kemampuan beradaptasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran adalah suatu proses kerjasama yang tidak hanya berpatokan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama
berusahan mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini
adalah perubahan perilaku siswa.
Perencanaan proses pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil
berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan
tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan seluruh sumber belajar yang ada.
B. Saran
Kami menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan, karena itu kami sebagai
penulis berharap masukan dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR REFERENSI

Syafaruddin & Irwan Nasution. 2005. Manajemen Pembelajaran. Jakarta : Quantum Teaching

Nuralim, dkk. 2009. Manajemen Pembelajaran. Makassar: Membumi Publishing

http://fitrianahadi.blogspot.com/2014/12/berbagai-macam-model-perencanaan.html

Anda mungkin juga menyukai