Anda di halaman 1dari 104

Pemenuhan Standar Pelayanan

Kefarmasian Dalam Akreditasi


Puskesmas
Oleh : apt. Sani Nuraeni,S.Farm
Di sampaikan dalam
Workshop Nasional Hisfarkesmas PP IAI
“Kupas Tuntas Akreditasi Puskesmas 2023”
15 Oktober 2023
Standar 3.10
Penyelenggaraan Pelayanan kefarmasian

Pelayanan kefarmasian
dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan
.
Regulasi Standar Yanfar Di Puskesmas
Regulasi Standar Yanfar Di Puskesmas
Regulasi Standar Yanfar Di Puskesmas
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Pokok Pikiran :

A. Pelayanan kefarmasian harus tersedia di


Puskesmas. Oleh karena itu, jenis dan jumlah obat
serta bahan medis habis pakai (BMHP) harus
tersedia sesuai dengan kebutuhan pelayanan.
b. Pengelolaan sedian farmasi dan BMHP terdiri dari:

Perencanaan Permintaan Penerimaan

Pengendalian Pendistribusian Penyimpanan

Pencatatan, Pemantauan
Pelaporan dan dan Evaluasi
Pengarsipan pengelolaan
c. Pelayanan farmasi di Puskesmas terdiri dari:

Pengkajian dan Pelayanan Informasi


Konseling
Pelayanan Resep Obat

Pemantauan Terapi
Visite Rekonsiliasi Obat
Obat (PTO)

Evaluasi
Pemberian Obat
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
Pokok Pikiran :
D. Penarikan obat kedaluwarsa (out of date), rusak, atau obat
substitusi dari peredaran dikelola sesuai dengan kebijakan
dan prosedur.  SOP (R) : Pengelolaan dan pemusnahan
obat rusak dan kadaluwarsa di Puskesmas (3.10.1.b)
E. Formularium obat yang merupakan daftar obat terpilih
yang dibutuhkan dan harus tersedia di Puskesmas perlu
disusun sebagai acuan dalam pemberian pelayanan
kepada pasien dengan mengacu pada formularium
nasional; pemilihan jenis obat dilakukan melalui proses
kolaboratif antar pemberi asuhan dengan
mempertimbangkan kebutuhan pasien, keamanan, dan
efisiensi. (3.10.1.a)
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
Pokok Pikiran :
F. Jika terjadi kehabisan obat karena terlambatnya pengiriman, kurangnya stok nasional,
atau sebab lain yang tidak dapat diantisipasi dalam pengendalian inventaris yang
normal, perlu diatur suatu proses untuk mengingatkan para dokter/dokter gigi tentang
kekurangan obat tersebut dan saran untuk penggantinya. (3.10.1.b)
G. Obat yang disediakan harus dapat dijamin keaslian dan keamanannya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pengelolaan rantai pengadaan obat. Pengelolaan rantai pengadaan obat
adalah suatu rangkaian kegiatan yang meliputi proses perencanaan dan pemilihan,
pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan obat.
(3.10.1.b)
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
Pokok Pikiran :
H. Peresepan dilakukan oleh tenaga medis. Dalam pelayanan resep, petugas farmasi
wajib melakukan pengkajian/telaah resep yang meliputi pemenuhan persyaratan
administratif, persyaratan farmaseutik, dan persyaratan klinis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, antara lain, (a) ketepatan identitas pasien, obat, dosis, frekuensi,
aturan minum/makan obat, dan waktu pemberian; (b) duplikasi pengobatan; (c) potensi
alergi atau sensitivitas; (d) interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan; (e)
variasi kriteria penggunaan; (f) berat badan pasien dan/atau informasi fisiologik lainnya;
dan (g) kontra indikasi. (SK. Petugas yang berkah memberikan resep, dan SOP 3.10.1.d)
I. Dalam pemberian obat, harus juga dilakukan kajian benar yang meliputi ketepatan
identitas pasien, ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan rute pemberian, dan
ketepatan waktu pemberian. (3.10.1.d)
Kriteria 3.10.1
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
Pokok Pikiran :
J. Untuk Puskesmas rawt inap, penggunaan obat oleh pasien/ pengobatan sendiri, baik
yang dibawa sendiri, baik yang dibawa ke Puskesmas, yang diresepkan, maupun yang
dipesan di Puskesmas, diketahui dan dicatat dalam rekam medis. Harus dilaksanakan
pengawasan penggunaan obat, terutama obat psikotropika sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
K. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung risiko yang meningkat bila
ada salah penggunaan dan dapat menimbulkan kerugian besar pada pasien.
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Pokok Pikiran :
L. Obat yang perlu diwaspadai (high alert) terdiri atas :
1. Obat risiko tinggi, yaitu obat yang bila terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan
kematian atau kecacatan, seperti insulin, heparin, atau kemoterapeutik; dan
2. Obat yang nama, kemasan, label, penggunaan Klinik tampak/kelihatan sama (look
alike), dan bunyi ucapan sama (sound alike), seperti Xanax dan Zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine atau disebut juga nama obat rupa ucapan mirip
(NORUM).
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Pokok Pikiran :
M. Agar obat layak dikonsumsi oleh pasien, kebersihan dan keamanan terhadap obat yang
tersedia harus dilakukan mulai dari pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, dan
penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa (out of
date), rusak, atau obat substitusi.
N. Puskesmas menetapkan kebijakan dan prosedur dalam penyampaian obat kepada
pasien agar pasien memahami indikasi, dosis, cara penggunaan obat, dan efek samping
yang mungkin terjadi.
O. Pasien, dokternya, perawat dan petugas kesehatan yang lain bekerja bersama untuk
memantau pasien yang mendapat obat. Tujuan pemantauan adalah untuk
mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala pasien atau penyakitnya dan untuk
mengevaluasi pasien terhadap kejadian efek samping obat.
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Pokok Pikiran :
P. Berdasarkan pemantauan, dosis, atau jenis obat, bila perlu, dapat disesuaikan dengan
memperhatikan pemberian obat secara rasional. Pemantauan dimaksudkan untuk
mengidentifikasi respons terapeutik yang diantisipasi ataupun reaksi alergik dan
interaksi obat yang tidak diantisipasi serta untuk mencegah risiko bagi pasien.
Memantau efek obat dalam hal ini termasuk mengobservasi dan mendokumentasikan
setiap kejadian salah obat (medication error).
Q. Bila terjadi kegawatdaruratan pasien, akses cepat terhadap obat gawat darurat
(emergency) yang tepat adalah sangat penting. Perlu ditetapkan lokasi penyimpanan
obat gawat darurat di tempat pelayanan dan obat gawat darurat yang harus disuplai ke
lokasi tersebut.
Pelayanan kefarmasian dikelola sesuai dengan
kebijakan dan prosedur yang ditetapkan

Pokok Pikiran :
R. Untuk memastikan akses ke obat gawat darurat bilamana diperlukan, disediakan prosedur
untuk mencegah penyalahgunaan, pencurian, atau kehilangan terhadap obat dimaksud.
Prosedur ini memastikan bahwa obat diganti bilamana digunakan, rusak, atau kedaluwarsa.
Keseimbangan antara akses, kesiapan, dan keamanan dari tempat penyimpanan obat gawat
darurat perlu dipenuhi.
S. Rekonsiliasi obat merupakan proses membandingkan instruksi pengobatan dengan obat
yang telah didapat pasien. Rekonsiliasi dilakukan untuk mencegah terjadinya kesalahan
pelayanan obat (medication error), seperti obat tidak diberikan, duplikasi, kesalahan dosis,
atau interaksi obat.
T. Tujuan dilakukannya rekonsiliasi obat adalah:
(1) memastikan informasi yang akurat tentang obat yang digunakan pasien;
(2) mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terdokumentasinya instruksi dokter; dan
(3) mengidentifikasi ketidaksesuaian akibat tidak terbacanya instruksi dokter.
Pengumpu
lan data

Komunikasi
Tahapan Komparasi
Rekonsiliasi

Konfirmasi
Tahapan Pengumpulan Data:
Nama obat

Frekwensi
Pengumpulan data

Dosis

Rute

Obat Mulai diberikan, di


ganti,di lanjutkan ,di
hentikan

Catat tanggal kejadian, Obat penyebab Rx Alergi dan ESO, efek yang
Riwayat Alergi Pasien
terjadi, Tk. Keparahan

ESO yang pernah terjadi


Catat tanggal kejadian, Obat penyebab Rx Alergi dan ESO,
efek yang terjadi, Tk. Keparahan
Data riwayat Data Dari Pasien, keluarga, Rekam medis,( yang digunakan tidak lebih
penggunaan obat dari 3 bulan)
Tahapan Komparasi Data:
Petugas Kesehatan membandingkan data obat yang pernah, sedang, dan akan digunakan.
Ketidakcocokan (discrepancy) : ditemukan ketidakcocokan/perbedaan di antara data-data
tersebut.
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila :
a. ada obat yang hilang,
b. berbeda,
c. ditambahkan,
d. atau diganti tanpa ada penjelasan yang didokumentasikan pada rekam medis pasien.
Ketidakcocokan ini dapat bersifat:
a. Disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan resep ataupun
b. Tidak disengaja (unintentional) ketika dokter tidak tahu adanya perbedaan pada saat
menuliskan resep.
Tahapan Komunikasi:

Komunikasi dilakukan dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau


perawat mengenai perubahan terapi yang terjadi.
Apoteker bertanggung jawab terhadap informasi obat yang diberikan.
Tahapan Konfirmasi:

Apoteker melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian


dokumentasi :
Bila ada ketidaksesuaian, dokter harus dihubungi kurang dari 24 jam.
Hal lain yang harus dilakukan oleh apoteker adalah:
1. Menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau tidak disengaja;
2. Mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau pengganti; dan
3. Memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya rekonsilliasi obat.
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
KEPDITJEN 4871/2023 INSTRUMEN AKREDITASI PUSKESMAS
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
CONTOH BERITA CONTOH
ACARA DAN SK PEMBENTUKAN
SK PELAYANAN TIM FORMULARIUM
KEFARMASIAN
PUSKEMAS
CONTOH BERITA ACARA DAN SK PEMBENTUKAN TIM FORMULARIUM
PUSKEMAS
CONTOH BERITA ACARA DAN SK PEMBENTUKAN TIM FORMULARIUM
PUSKEMAS
CONTOH BERITA ACARA DAN SK PEMBENTUKAN TIM FORMULARIUM
PUSKEMAS
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
Contoh SOP Perencanaan Sediaan Farmasi dan BMHP
CONTOH PRINTOUT RKO OBAT DARI E MONEV
CONTOH SOP PERMINTAAN KEBUTUHAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH LPLPO DIGITAL MELALUI SIKDA
CONTOH LPLPO SUB UNIT
CONTOH SOP PENERIMAAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH FORM PENERIMAAN
CONTOH FAKTUR PENGIRIMAN BARANG SUMBER BLUD
CONTOH SBBK PENGIRIMAN OBAT SUMBER DINKES
CONTOH SOP PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT BERASAL DARI DINKES
DAN DANA BLUD
CONTOH VERIFIKASI PENGAJUAN BELANJA BLUD
CONTOH VERIFIKASI PENGAJUAN BELANJA BLUD
CONTOH SOP PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH SOP DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
CONTOH BERITA ACARA DISTRIBUSI KE SUB UNIT
CONTOH SOP PENGENDALIAN SEDIAAN FARMASI DAN BMHP
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
CONTOH SOP REKONILIASI OBAT
CONTOH FORM REKONSILIASI OBAT
CONTOH SOP PELAYANAN INFORMASI OBAT
CONTOH SOP KONSELING
CONTOH SOP PEMANTAUAN DAN MESO
CONTOH FORM DOKUMENTASI KONSELING OBAT
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurati tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
CONTOH FORM DOKUMENTASI PENGKAJIAN RESEP
CONTOH FORM DOKUMENTASI CHECKLIST PEMBERIAN INFORMASI OBAT
CONTOH FORM DOKUMENTASI PENGKAJIAN RESEP
CONTOH MEDIA LEAFLET PELAYANAN INFORMASI OBAT
CONTOH FORM DOKUMENTASI PELAYANAN INFORMASI OBAT
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurat tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat
waktu setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
CONTOH SOP PENYEDIAAN OBAT OBAT EMERGENSI
CONTOH SOP MONITORING PENYEDIAAN OBAT EMERGENSI
CONTOH FORM DOKUMENTASI MONITORING, PEMANTAUAN PENGGUNAAN DAN PEMANTAUAN
STOK OBAT EMERGENSI
3.10.1 Elemen Penilaian:

a) Tersedia daftar formularium obat puskesmas. (D)


b) Dilakukan pengelolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai oleh tenaga
kefarmasian sesuai dengan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
c) Dilakukan rekonsiliasi obat, dan pelayanan farmasi klinik oleh tenaga kefarmasian sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. (R,D,O,W)
d) Dilakukan kajian resep dan pemberian obat dengan benar pada setiap pelayanan
pemberian obat (R,D, O, W)
e) Dilakukan edukasi pada setiap pasien tentang indikasi dan cara penggunaan obat.
(R,D,O,W)
f) Obat gawat darurati tersedia pada unit yang diperlukan dan dapat diakses untuk
memenuhi kebutuhan yang bersifat gawat darurat, lalu dipantau dan diganti tepat waktu
setelah digunakan atau bila kadaluarsa. (R,O, D, W)
g) Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap ketersediaan obat dan kesesuaian
peresepan dengan formularium. (D,W)
Contoh form monitoring kesesuaian obat dengan formularium
CONTOH FORM MONITORING KESESUAIAN OBAT DENGAN FORMULARIUM
CONTOH FORM DOKUMEN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
CONTOH PAPARAN PELAKSANAAN MONEV KESESUAIAN OBAT DENGAN
FORMULARIUM
CONTOH FORM MONEV KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
Indikator Validasi data
Mutu Indikator Mutu
PPN ( 4.3.1 c, Pelayanan Pelayanan
d Kefarmasian Kefarmasian
imunisasi; (IMPEL) 1.5.1 Membuat
4.4.1.d  TB dan 5.1.2.d ( 5.1.3) Identifikasi resiko
(klinis dan non Proses Monitoring 6 Sasaran
); 4.5.1 e 
klinis) (5.2), FMEA Keselamatan Pasien : (
PTM Asuhan
Identifikasi Pasien,
bersama CPPT
meningkatkan keamanan
PIS PK ( 2.5.2. terhadap obat-obat yang perlu
d) intervensi diwaspadai (5.3.3)
Lanjutan

Pelaporan Insiden
Audit internal
Keselamatan Pasien
(1.5.3)
(5.4)

PPI ( penggunaan anti


mikroba secara bijak
Perencanaan
dan dilakukan
pelayanan
kefarmasian farmasi pelaporan sesuai
dengan peraturan
(1.1.1.d) perundang-undangan)
(5.5)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
C/ INTRUMEN AUDIT INTERNAL
PELAYANAN FARMASI
CONTOH ASUHAN KEFARMASIAN DALAM CPPT
REKAM MEDIS
CONTOH ASUHAN KEFARMASIAN DALAM CPPT
REKAM MEDIS
CONTOH PROFIL MUTU INDIKATOR MUTU
PELAYANAN KEFARMASIAN
CONTOH PROFIL MUTU INDIKATOR MUTU
PELAYANAN KEFARMASIAN
CONTOH PELAKSANAAN VALIDASI INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEFARMASIAN
CONTOH IDENTIFIKASI RESIKO DI PELAYANAN FARMASI
CONTOH IDENTIFIKASI RESIKO DI PELAYANAN FARMASI
CONTOH IDENTIFIKASI RESIKO DI PELAYANAN FARMASI
Pokok Pikiran
Obat yang perlu diwaspadai (high alert
medications) adalah obat-obatan yang
Kesalahan pemberian obat dapat
memiliki risiko menyebabkan cedera serius
pada pasien jika digunakan dengan tidak juga terjadi akibat adanya obat
tepat.
dengan nama dan rupa obat
Obat higt alert meliputi :
1) Obat risiko tinggi, yaitu obat dengan zat mirip (look alike sound alike).
aktif yang dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan bila terjadi kesalahan
Kebijakan dan prosedur tentang
(error) dalam penggunaannya (contoh:
insulin, heparin atau sitostatika), pengelolaan obat yang perlu
2) Obat yang terlihat mirip dan diwaspadai ditetapkan dan
kedengarannya mirip (Nama Obat Rupa
dilaksanakan yang meliputi
dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look
Alike Sound Alike/LASA) penyimpanan, penataan, peresepan,
3) Elektrolit konsentrat contoh: kalium pelabelan, penyiapan, penggunaan,
klorida dengan konsentrasi sama atau
dan evaluasi penggunaan obat yang
lebih dari 1 mEq/ml, natrium klorida
dengan konsentrasi lebih dari 0,9% dan perlu diwaspadai, termasuk obat
magnesium sulfat injeksi dengan psikotropika, narkotika, dan obat
konsentrasi sama atau lebih dari 50%.
dengan nama atau rupa mirip.
CONTOH PELAPORAN INSIDEN DI RUANG PELAYANAN FARMASI
CONTOH PELAPORAN INSIDEN DI RUANG PELAYANAN FARMASI
PELAYANAN FARMASI DALAM PROGRAM PPI
PELAYANAN FARMASI DALAM PROGRAM PPI
Terima Kasih
Selamat Berkarya
Tetap Sehat - Tetap Semangat

Anda mungkin juga menyukai