Mapi 3

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 80

PERUBAHAN IKLIM

Prinsip Kerja CO2 Sebagai Gas Rumah Kaca (“The Greenhouse Effect”)

5 Radiasi IR yang dipancarkan kembali


oleh bumi, diserap oleh CO2 yang
melayang di atmosfer. Oleh CO2
sebagian dikembalikan ke angkasa (a)
1 Radiasi dan sebagian dipancarkan kembali ke
matahari MATAHARI
melalui atmosfer bumi (b) yang
atmosfer mengakibatkan PEMANASAN GLOBAL
(GLOBAL WARMING)
a
2 Kebanyakan
radiasi matahari
diserap oleh
a
permukaan bumi ATMOSFER
dan
memanaskannya CO2 ≈ kaca
b (karakteristik CO2 ≈ karakteristik kaca

Radiasi IR
3 Radiasi inframerah
Dipancarkan oleh 4 Sebagian lagi
permukaan Bumi dipancarkan kembali
BUMI
oleh atmosfer bumi
Perubahan Energi
Penumpukan GRK akan menyebabkan penumpukan energi radiasi di
atmosfer yang terserap. Dalam hukum fisika tentang kekekalan energi
maka energi yang terkumpul di atmosfer tersebut akan tetap bertahan
di atmosfer dan hanya dapat berubah bentuk menjadi jenis energi
lainnya seperti:
 Energi panas/kalor dalam bentuk peningkatan suhu bumi,
mencairnya es di daratan yang menyebabkan peningkatan muka air
laut;
 Energi gerak/kinetis dalam bentuk angin puting beliung, badai, topan
dan siklon tropis serta;
 Energi berat/potensial dalam bentuk turunnya hujan air dan es yang
lebih deras.

Perubahan energi akibat pemanasan global telah mengakibatkan


perubahan siklus air yang mengarah pada perubahan iklim
Pengertian Perubahan Iklim
 Perubahan iklim adalah berubahnya baik pola dan intensitas unsur iklim pada
periode waktu yang dapat dibandingkan (biasanya terhadap rata rata 30 tahun).

 UU No. 31 Tahun 2009 (MKG)


Perubahan Iklim adalah berubahnya iklim yang diakibatkan, langsung atau tidak
langsung, oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer
secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun
waktu yang dapat dibandingkan.

 Pengertian menurut pemahaman petani


Perubahan Iklim adalah terjadinya musim hujan dan kemarau yang sering tidak
menentu sehingga dapat mengganggu kebiasaan petani (pola tanam) dan
mengancam hasil panen.

 Pengertian menurut pemahaman nelayan


Perubahan iklim adalah susahnya membaca tanda-tanda alam (angin, suhu,
astronomi, biota, arus laut) karena terjadi perubahan dari kebiasaan sehari-hari,
sehingga nelayan sulit memprediksi daerah, waktu dan jenis tangkapan.

 Pengertian menurut pemahaman masyarakat umum


Perubahan iklim adalah ketidakteraturan musim.
Lembaga
GAS RUMAH KACA

Perubahan Energi

PEMANASAN GLOBAL
• Kebakaran hutan • Longsor
• Kekeringan • Banjir
Perubahan Siklus Air
• Kenaikan Muka Laut • Siklon
• Puting Beliung
DAMPAK FISIK
PERUBAHAN IKLIM RESPON
 Kelembaban • Angin
DAMPAK NON FISIK
 Tutupan Awan • Hujan  Sumber Energi • Malaria

 Suhu • Penguapan  Rusaknya infrastruktur • OPT


 Transportasi terganggu • Sumber Air
• Pariwisata terganggu • DBD

Adaptasi
2 ADAPTATION

Climate Sensitive Sectors

1 SCIENTIFIC ACTS
KLH “Adaptation is managing the
Climate change
BMKG –UNIVERSITIES- information unavoidable”
RELATED INSTITUTIONS- (Historical and NAT’L POLICY “Mitigation is avoiding the
CLIMATE SEN.SECTOR Projection/Trend) (RAN MAPI 2007) unmanageable”
 Observation - Data Collection
 Research & Modeling 3 MITIGATION
 Capacity Building
 Dissemination of Climate Climate Sensitive Sectors
Information

Dep.Finance
Nat’l Dev.Planning Agency
DNPI
Nat’l Council of C.Change

CLIMATE SENSITIVE SECTORS :


Deptan – Depkes – Dep PU – Dephut – Depbudpar – ESDM – Dephub – DKP
KLH DIKNAS DNPI

NOTE:
Nat’l Dev.Planning
● RAN MAPI =
Agency Nat’l Planing on Mitigation and
1
 “SCIENTIFIC ACTS”/ PROCESS and TREND of Climate Change
The Nat’l Adaptation on Climate Change
Observation & Dt.Collection ---------- BMKG Council on
(KLH, 2007)
Data Analysis ----------BMKG + Univ + Climate Related Inst. C.Change • Science is more essential for
Min of R-Tech
Climate Modeling -----BMKG + Univ + Climate Related Inst. our prosperity, our security,
our health, our environment,
Capacity Building -----BMKG + Univ + Climate Related Inst. our quality of life, then it has
ever been before (US
 “ADAPTATION” coping with the effect of C.Ch (Ref: RAN President, B. Obama)
2 MAPI) Climate
Sensitive ● “Mitigation and Adaptation are
Historical Climate Change Information (Research Finding)- BMKGSector decisions to be made by
S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ Min of R-Tech society, but they should
informed by science”
be

Monitoring & Evaluation of the Adaptation activities progress Min of Envrnt ● “Adaptation is managing the
unavoidable”
● “Mitigation is avoiding the
unmanageable”
3
 “MITIGATION” coping with the cause of C.Ch (Ref: RAN Climate (NOAA Director, Jane
MAPI) Sensitive Lubchenco – 2010)
Future/ Trend Projection of Climate Change (Research Finding)-BMKGSector
● Climate Sensitive Sector.
S & T Implementation...Climate Sensitive Sector + Univ Min of R-Tech
1. Agriculture 5. Health
Monitoring & Evaluation of the Mitigation activities progress Min of Envrnt 2. Water 6. Fishery
Resource 7. Energy
3. Transportation238. Tourism
INSTITUTIONAL AND ACTIVITY INTERLINK RELATED TO CLIMATE CHANGE
WMO
ISSUES
UNEP
(BMKG) (LH)
INTL WCC-2 (1990) WCC-1 (1979) WCC-3 (2009)
TECH- BMKG
UNFCCC (Policy) IPCC(Scientific) (....?)
DEPT. AR 1 : [1990]
AR 2 : [1995]
DNPI COP COP 13/CMP 3 MOP
AR 3 : [2001]
(Bali, Dec 2007) AR 4 : [2007]
•annual •annual IPCC-31, BALI :
KLH
RAN / MAPI
•Convention •Emision Reduction [Oct. 2009]
AR 5 : [2014]
& IPCC on CC CO2-NO2-NOx-O3-etc
Nov 2007 INPUT

SECTORIAL SBI (M-A on CC) SBSTA (M-A on cc)


RESOLUTION
PROG/DEP. Implementasi (S&T)
• Agriculture • Capacity bldg •Data, Systematic •Kyoto Protocol
• Transportation • Education/ Observation, (1997)
• Energy Training Monitoring •Nairobi Work
• Forestry • Public
•Method, Tools Program (2006)
• Infrastructure Awereness
• Financial •Vulnerability , •Bali Action Plan
• Health (2007)
Resources Adaptation -
• Water • Insurance – assessment •Copenhagen
SBI: Subsidiary Body for Implementation
• Coastal Related Prog. SBSTA: Subsidiary Body for Scientific(2009)
and Technological Advice
Area • Cooperation COP : Conference of the Parties
Infrastructure & synergy MOP: Meeting of the Parties
CMP: COP+MOP
• Fishery • Mainstreamin
(WCC-1 to WCC-3)
IOC-UNESCO ICSU WMO UNEP
(Intergovernmental (Int’l Council for (World Meteorological (UN Framework
Oceanographic Commission Science ) Organization) Convention on CC)
of UNESCO)

WCC-1
WCP (World Climate Program) - 1 IPCC (Intergovernmental Panel on CC) -
(1979)
2 Program 1979 1988 Framework for CC
• Scientific 2
• Product : World Climate Research Prog. / • Product : Assessment Report (AR) I – IV
WCRP
• AR-IV has received Nobel Peace Prize
2007

WCC-2
(1990) Global Climate Obs. System (GCOS) 1 UNFCCC (UN Framework Convention on CC)
2 Program - •1990
Political Framework for CC
2
• Product : Kyoto Protocol (1997); Nairobi Work
Prog (2006); Bali Action Plan (2007);
Copenhagen Protocol (2009)
INT’L PARTNERS OF WMO
WCC-3
(2009)
3 Program Global Framework for Climate services -
2009application
• Product : Climate services
programme, Climate services
1 Detection of Climate Change
Observasi ----------------------------------------- BMKG
Data collection ----------------------------------- BMKG BAPPENAS
Data Analysis -------BMKG + Univ + LPND KMNRT
Modeling proyeksi parameter ---------------- BMKG
Diseminasi ---------------------------------------- BMKG
2
 Adapting to the impact of Climate Change
(ADAPTATION)  (ref:
Implementasi kegiatan RAN(ref:
adaptasi MAPI/NAPA)
RAN MAPI), Dep. Teknis BAPPENAS
S – T : Litbang sektor + LPND.
Monitor & evaluasi progres kegiatan adaptasi, KLH
3
 Reducing the cause of Climate Change
(MITIGATION)
Implementasi kegiatan mitigasi
(ref: RAN MAPI/NAMA) Dep. Teknis BAPPENAS
S – T : Litbang Dep. teknis + LPND
Monitor & evaluasi kegiatan adaptasi KLH
Bukti Perubahan Iklim
HISTORY OF ICE in PAPUA 1936-2000

Prentice, 2007
W. Northwall Firn

E. Northwall Firn

Carstensz
ICE &
CLIMATE,
HOW?
“LAPIS LEGIT”
BMKG Ice Core research Project

The glaciers of Puncak


Jaya, Papua, Indonesia.
The proposed drill sites
are marked in red (Klein W. Northwall
& Kaplan, 2006) Firn
Core Site

E.Northwall
Firn

Core Site

Core Site
Southwall Hanging
Glacier
Core Site
 GLOBAL
LATAR BELAKANG
BUKTI – BUKTI PERUBAHAN IKLIM
 GLOBAL
Konsentrasi gas-gas rumah kaca dari tahun 0 ke 2005

Karbon dioksida (CO2)


Metana (CH4)
Dinitrogen oksida (N2O)

Tahun
 LOKAL
 LOKAL
 LOKAL
 LOKAL
SINYAL PEMANASAN GLOBAL PADA
Suhu Muka Laut LOKAL (ALDRIAN, 2007)

32
SST SCS y = 0.0208x + 28.92
31

30

29
Celcius

28

27

26
Suhu muka laut China Selatan
25
Linear (Suhu
Suhumuka
mukalaut
lautChina
ChinaSelatan)
Selatan
24
1982
1985
1982
1988
1983
1992
1984
1995
1984
1999
1985
2002
1986
2006
1986
1987
1988
1989
1989
1990
1991
1991
1992
1993
1994
1994
1995
1996
1996
1997
1998
1999
1999
2000
2001
2001
2002
2003
2003
2004
2005
2006
2006
Deteksi pemanasan global lebih mudah di lautan dangkal seperti Laut China
Selatan (0 – 5N, 105E – 110E).
Peningkatan SST di area ini sebesar 0.0208ºC.
Dalam seratus tahun (2105) diproyeksikan akan mencapai 31.3 ºC.
Akankah SST meningkat lebih lanjut?
KENAIKAN MUKA LAUT
Lokasi stasiun Kenaikan Sumber
muka laut
(mm/tahun)
Cilacap (selatan 1.30 Hadikusuma, 1993
Jawa Tengah)
Belawan (Sumatera 7.83 ITB, 1990
Utara)
Jakarta 4.38 ITB, 1990
7.00 Berdasarkan data from 1984-
2006
Semarang (jawa 9.37 ITB. 1990
Tengah) 5.00 Berdasarkan data from 1984-
2006
Surabaya (Jawa 1.00 Berdasarkan data from 1984-
Timur) 2006
Sumatra Timur 5.47 ITB, 1990
Lampung 4.15 P3O-LIPI, 1991
Peningkatan rata rata suhu global muka bumi tahun 1850
– 2005 terhadap rata rata suhu tahun 1961 – 1990, IPCC,
2007

Trend anomali suhu udara, Andrew Friedman, U.C. Berkeley Trend anomali suhu udara (land surface air temperature and SST)
periode tahun 1850-2006 (1961-1990), IPCC 2007)
400
900
Rata - Rata Curah Hujan per Dekade Tren Curah Hujan Bulanan
350 Stasiun Meteorologi Polonia 800 di Stasiun Meteorologi Polonia Medan
300 700
600
250 y = 0.0984x + 183.49
500 R² = 0.0083
200
400
150 300
100 1981 - 1990 200
1991 - 2000
2001 - 2010 100
50
0
0

1988

1999

2010
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987

1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998

2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Tren Fraksi Hujan Lebat (>50 mm/hari) di


200 Stasiun Meteorologi Polonia Medan
Tren Hari Hujan 14
180 di Stasiun Meteorologi Polonia Medan 12
160 10

140 8
y = 0.6187x + 139.51
R² = 0.1765 6
120
4
100
2 y = 0.0506x + 5.8113
R² = 0.046
80
0
1981

1985

1989
1982
1983
1984

1986
1987
1988

1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

1983

1993

1996

2003

2006
1981
1982

1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992

1994
1995

1997
1998
1999
2000
2001
2002

2004
2005

2007
2008
2009
2010
500
900
450 Rata - Rata Curah Hujan per Dekade
Stasiun Meteorologi Kemayoran 800 Tren Curah Hujan Bulanan Kemayoran
400 1981-1990
1991-2000 700
350
2001-2010 y = 0.0268x + 149.92
600
300 R² = 0.0004
500
250
400
200
150 300

100 200

50 100

0 0

1988

1990

2003

2005
1981
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987

1989

1991
1992
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003

2004

2006
2007
2008
2009
2010
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

tren hari hujan kemayoran tren fraksi Hujan Lebat (>50mm) Kemayoran
160 12
140
10
120

100 8
80 6
60
4 y = 0.1301x + 4.6345
40 y = -0.4162x + 121.69 R² = 0.1848
R² = 0.0427 2
20

0 0
1984

1993

2002

1987

1994

2004
1981
1982
1983

1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992

1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001

2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

1981
1982
1983
1984
1985
1986

1988
1989
1990
1991
1992
1993

1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003

2005
2006
2007
2008
2009
2010
Perubahan Iklim dan Pertanian
Sumber dan emisi GRK di beberapa negara (MtCO2e) -- 2007
Sumber AS Cina Indonesia Brasil Rusia India
Energi 5.752 3.720 275 303 527 1.051
Pertanian 442 1.171 141 598 118 442
Kehutanan (403) (47) 2.563 1.372 54 (40)
Sampah 213 174 35 43 46 124
Total 6.005 5.017 3.014 2.316 1.745 1.577

Peningkatan GRK akibat aktivitas manusia -- 2011


Peningkatan Paparan
GRK Praindustri Sekarang
sejak thn 1750 radiasi (W/m2)
CO2 280 ppm 387 ppm 107 ppm 1,46
CH4 700 ppb 1.745 ppb 1.045 ppb 0,48
N2O 270 ppb 314 ppb 44 ppb 0,15
CFC-12 0 533 ppt 533 ppt 0,17

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


GRK DARI PERTANIAN
Pupuk
kandang

Sawah
Bagaimana
menigkatkan
keuntungan tanpa
meningkatkan emisi
Fahmudin Agus. 2015.
GRK
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM PADA SEKTOR PERTANIAN
 Peningkatan suhu udara yang juga berdampak terhadap
unsur iklim lain, terutama kelembaban dan dinamika
atmosfer
 Laju akumulasi fotosintat cenderung menurun -->
 Menurunkan produktivitas tanaman semusim
 Perubahan pola curah hujan dan makin meningkatnya
intensitas kejadian iklim ekstrim (El-nino & La Nina)
 Pergeseran musim, kekeringan, kebanjiran----->
 Penciutan dan fluktuasi luas tanam, memperluas
potensi areal pertanaman yang akan gagal panen ---->
 Menurunkan produktivitas dan produksi tanaman
 Peningkatan permukaan air laut akibat pencairan gunung es
di kutub utara
 Penciutan luas areal pertanian
 Peningkatan salinitas tanah sekitar pantai
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
PI dan Kekeringan Variabilitas Iklim
(Wilhite, 2010)

Kekeringan Meteorologi
Suhu tinggi, angin kencang,
Berkurangnya hujan
kelembaban rendah,
(jumlah,intensitas, waktu)
sinar matahari terik, tiada awan

Berkurangnya infiltrasi,
Meningkatnya evaporasi
larian, perkolasi,
dan transpirasi
imbuhan air tanah

Kekeringan hidrologi Kekeringan pertanian


Berkurangnya

Kekeringan sosio-ekonomi
lengas tanah
Waktu

Tanaman mengalami
stress kekurangan air,
berkurangnya panen

Berkurangnya aliran sungai,


air di danau, waduk, kolam,
berkurangnya lahan basah,
habitat satwa liar

Dampak ekonomi Dampak sosial Dampak lingkungan

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


WILAYAH KEKERINGAN AGRONOMIS TERDAMPAK EL-NINO
Tahun 1989 - 2014

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Prediksi Kabupaten Terkena Kekeringan Dampak El Nino (1989 - 2014) (1)
Luas Luas Luas
N N N
Kabupaten Terkena Kabupaten Terkena Kabupaten Terkena
o o o
(ha) (ha) (ha)
PROV. ACEH PROV. JAWA BARAT 48 PURWOREJO 581
1 ACEH BESAR 2.199 23 BOGOR 162 49 MAGELANG 627
2 PIDIE 4.741 24 SUKABUMI 3.196 50 BOYOLALI 2.304
3 BIREUEN 1.813 25 CIANJUR 2.465 51 KLATEN 339
26 BANDUNG 5.582 52 SUKOHARJO 537
4 ACEH UTARA 378
27 GARUT 1.534 53 WONOGIRI 2.321
5 ACEH BARAT DAYA 1.683
28 TASIKMALAYA 3.794 54 KARANGANYAR 347
6 ACEH TAMIANG 284
29 CIAMIS 11.495 55 SRAGEN 3.708
7 PIDIE JAYA 425
30 KUNINGAN 1.001 56 GROBOGAN 666
KOTA
31 CIREBON 6.259 57 BLORA 2.075
8 LHOKSEUMAWE 378
32 MAJALENGKA 1.287 58 REMBANG 1.469
PROV. SUMATERA SELATAN 33 SUMEDANG 1.120 59 PATI 2.172
9 OKU 1.779 34 INDRAMAYU 52.363 60 SEMARANG 388
10 MUARA ENIM 501 35 SUBANG 2.713 61 KENDAL 149
11 MUSI RAWAS 340 36 PURWAKARTA 481 62 PEKALONGAN 636
12 MUSI BANYUASIN 6.394 37 KARAWANG 1.299 63 PEMALANG 1.005
13 OKU TIMUR 289 38 BEKASI 2.380 64 TEGAL 826
14 MUSI RAWAS UTARA 450 39 BANDUNG BARAT 1.801 65 BREBES 548
15 KOTA PALEMBANG 476 40 KOTA BEKASI 1.273 PROV. JAWA TIMUR
16 KOTA PRABUMULIH 403 41 KOTA CIMAHI 917 66 PACITAN 177
42 KOTA TASIKMALAYA 431 67 PONOROGO 288
PROV. LAMPUNG
PROV. JAWA TENGAH 68 TRENGGALEK 641
17 TANGGAMUS 2.055
43 CILACAP 4.175 69 TULUNGAGUNG 893
18 LAMPUNG SELATAN 5.055
44 BANYUMAS 1.302 70 BANYUWANGI 766
19 LAMPUNG TIMUR 1.888
45 PURBALINGGA 176 71 NGANJUK 164
20 LAMPUNG TENGAH 822 46 BANJARNEGARA 248 72 MAGETAN 399
21 PESAWARAN 1.843 47 KEBUMEN 501 73 NGAWI 1.651
22 PRINGSEWU 302 74 BOJONEGORO 2.865

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Prediksi Kabupaten Terkena Kekeringan Dampak El Nino (1989-2014) (2)
Luas Luas
No Kabupaten Terkena No Kabupaten Terkena
(ha) (ha)
PROV. JAWA TIMUR PROV. SULAWESI SELATAN
75 TUBAN 311 98 TAKALAR 253
76 LAMONGAN 1.341 99 MAROS 208
77 GRESIK 464 100 BONE 2.167
78 BANGKALAN 360 101 SOPPENG 564
79 SAMPANG 268 102 WAJO 3.969
PROV. BANTEN 103 SIDENRENG RAPPANG 257
80 PANDEGLANG 2.707 104 PINRANG 490
81 LEBAK 1.731 105 LUWU UTARA 556
82 TANGERANG 3.561 106 TORAJA UTARA 251
83 SERANG 3.416 PROV. SULAWESI TENGGARA
84 KOTA TANGERANG 372 107 KONAWE 1.488
85 KOTA CILEGON 1.953 108 KOLAKA 433
86 KOTA SERANG 646 109 KONAWE SELATAN 165
PROV. NTB 110 KONAWE UTARA 1.488
87 LOMBOK TENGAH 629 111 KOTA KENDARI 3.082
88 SUMBAWA 356
89 BIMA 585
PROV. KALIMANTAN SELATAN
90 TANAH LAUT 6.400
91 BANJAR 213
92 BARITO KUALA 455
93 TAPIN 169
94 HULU SUNGAI SELATAN 221
95 HULU SUNGAI UTARA 286
96 TABALONG 178

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


FLUKTUASI LUAS PANEN DAN PRODUKSI
PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI
AKIBAT EL-NINO

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


FLUKTUASI LUAS PANEN DAN PRODUKSI PADI
AKIBAT EL-NINO

Sumber: BPS, 2015 dan Balitbangtan, 2015

56
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
FLUKTUASI LUAS PANEN DAN PRODUKSI JAGUNG
AKIBAT EL-NINO

Sumber: BPS, 2015 dan Balitbangtan, 2015

57
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
FLUKTUASI LUAS PANEN DAN PRODUKSI KEDELAI
AKIBAT EL-NINO

Sumber: BPS, 2015 dan Balitbangtan, 2015

58
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
STRATEGI ANTISIPASI DAN PENANGGULANGAN
PERUBAHAN IKLIM
STRATEGI TUJUAN INOVASI TEKNOLOGI
ANTISIPASI Menyiapkan strategi mitigasi dan
adaptasi berdasarkan kajian
dampak perubahan iklim
MITIGASI Mengurangi laju perubahan iklim • Penggunaan Varietas Unggul Rendah Emisi
melalui penyesuaian dan GRK (contoh: Ciherang, Cisantana, Tukad
perbaikan aktivitas/praktek dan Balian, Way Apo Buru)
teknologi pertanian • Teknologi pemupukan, pengolahan tanah dan
air yang berpotensi menghasilkan emisi GRK
ADAPTASI Mengurangi dampak perubahan • Sistim Informasi Katam Terpadu
iklim terhadap sistim dan •Penggunaan Varietas Unggul Adaptif (toleran
produksi pertanian melalui salinitas, kekeringan, rendaman, OPT)
penyesuaian dan perbaikan • Teknologi Panen Hujan (Embung, dam parit)
infrastruktur (sarana & • Tenologi irigasi hemat air (sumur renteng,
prasarana) pertanian dan irigasi kapiler, irigasi tetes, irigasi macak2,
penyesuaian aktivitas dan bergilir, berselang)
teknologi pertanian •Penentuan waktu tanam dan kebutuhan air
irigasi

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


KEBIJAKAN UMUM SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI
PERUBAHAN IKLIM
Aksi ADAPTASI sebagai upaya melestarikan dan
memantapkan ketahanan pangan SEBAGAI PRIORITAS
UTAMA

Aksi MITIGASI mendukung RAN-GRK (Perpres 61/2011)


sebagai KEWAJIBAN dilakukan melalui pengembangan
Pertanian Ramah Lingkungan

Aksi Adaptasi harus diupayakan bersinergi dengan


Aksi Mitigasi & sebaliknya. Mengacu pada upaya
pencapaian sasaran pembangunan pertanian

Pertanian Ramah Lingkungan

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


INOVASI TEKNOLOGI UNTUK MEWUJUDKAN
PERTANIAN BERKETAHANAN IKLIM

GP2TT dengan kombinasi teknologi


KATAM dan POPT

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


SISTEM INFORMASI KATAM TERPADU MK 2015
www.katam.litbang.pertanian.go.id
Alamat web
Lembaga
inventor

Versi
Penerbitan Media
diseminasi
lainnya

Periode
masa
berlaku

Muatan
informasi
Nomor
Katam
SMS Center
Terpadu

Mencakup
6.982 Lembaga
kecamatan Mitra

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


INFORMASI DALAM
SISTEM INFORMASI KALENDER TANAM TERPADU
1. Prediksi awal musim hujan atau musim kemarau,
2. Prediksi sifat dan curah hujan pada musim yang akan dihadapi,
3. Rekomendasi potensi awal waktu tanam,
4. Rekomendasi Pola tanam,
5. Rekomendasi Potensi luas tanam,
6. Wilayah rawan banjir, kekeringan, dan terkena serangan OPT,
7. Rekomendasi varietas dan kebutuhan benih,
8. Rekomendasi dan kebutuhan pupuk,
9. Rekomendasi Mekanisasi pertanian
10. Potret pertumbuhan tanaman di lapang melalui CCTV
11. Standing Crop menurut fase pertumbuhan tanaman hasil (MODIS)
12. Kalender Tanam Rawa
13. Info tanam BPP
14. Dalam bentuk peta, tabel atau grafik, untuk tanaman padi, jagung
dan kedelai hingga level kecamatan (Indonesia terdiri dari 34
provinsi, 511 kabupaten/kota, atau 6.982 kecamatan)

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Pengembangan Varietas Padi Toleran
Cekaman Iklim
• Varietas Tahan Rendaman: Inpara 3, Inpara 4, Inpara 5, dan
Ciherang
• Varietas Toleran Kekeringan: Inpago 5 (hasil 6 t/ha dan tahan
penyakit blas di lahan kering masam), Inpari 10 (potensi hasil 7
t/ha, dan var genjah (Inpari 1, Inpari 11, Inpari 12, dan Inpari
13), Varietas kedelai toleran kekeringan dan umur genjah
adalah Argomulyo dan Grobogan
• Varietas Padi Toleran Salinitas: Varietas padi Banyuasin,
Lambur memiliki ketahanan terhadap blas dan toleran terhadap
keracunan Fe dan Al
• Varietas Tahan OPT: Inpari 7 dan Inpari 9

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Pengembangan Perkebunan dan
Hortikultura di lahan terdegradasi

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


OPTIMASI PEMANFAATAN LAHAN
Tumpangsari Tanaman Jati -
Kedelai

Tumpangsari Karet dan


Nanas

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Integrasi Sawit-Ternak, Tanaman
Pangan-Ternak

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Pengembangan Mina Padi di daerah
genangan

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Pemanfaatan limbah pertanian untuk
memperbaiki Kesuburan Tanah dan Bioenergi

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Teknologi konservasi air: Embung, sumur
Renteng, Dam Parit

Dam parit

Embung
Sumur renteng

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (m-
KRPL)

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Model Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan Lestari (m-
P2RL2)

Food Feed

Fuel Fertilizer Fiber

www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS


Food Smart Village
Desa Oebola, Kupang NTT

73
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
1. Pertanian efisiensi karbon
Usaha tani dengan meminimalkan limbah
pertanian ; Mengolah limbah pertanian
dengan mengurangi emisi GRK
 Sisa panen untuk pakan, melalui
fermentasi / amonisasi
 Limbah sebagai pupuk organik
 Pemanfaatan CO2 untuk penjernihan
2. Sistem tanpa olah tanah (TOT)

Bagian dari konsep oleh tanah konservasi


yang melibatkan pemakaian mulsa.
Mengurangi emisi metana 31,5 – 63,4 %
dibandingkan olah tanah sempurna.
3. Pengairan berselang (intermitten)

Mengurangi emisi metana melalui reaksi


oksidasi dalam tanah ; Mengurangi emisi
metana 27,2% dibandingkan tergenang
terus-menerus
Emisi GRK dari budidaya cara petani, PTT, dan
SRI pada IP 400
Emisi GRK
(t CO2-e/ha) Emisi GRK Hasil
Perlakuan Rasio:
kumulatif kumulatif Hasil/Emisi
MT I MT II MT III MT IV (t CO2-e/ha/tahun) (t/ha/tahun)

Cara petani -
8.3 7.9 10.6 11.5 38.4 18.8 0.49
Irigasi
Cara petani –
4.7 5.6 7.8 7.3 25.8 20.7 0.80
Irigasi terputus

PTT - Irigasi 5.4 7.6 10.5 10.8 34.4 20.4 0.59

PTT – Irigasi
3.4 4.3 8.0 6.6 22.4 20.8 0.93
terputus
SRI – Irigasi
3.4 6.5 7.3 3.3 20.4 12.1 0.59
terputus
Semi SRI –
5.2 5.9 9.0 7.7 28.9 16.9 0.58
Irigasi terputus
Sumber: Balingtan
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS
4. Penggunaan pupuk organik dan
teknologi zero waste
Fermentasi limbah pertanian menghindari
pembakaran dan digunakan lagi untuk
usaha tani.
Zero waste dapat menghasilkan pupuk
organik dan pakan ternak.
Biogas merupakan kegiatan panen metana
sebagai sumber energi.
II. PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT BERKELANJUTAN
(DI D.I.Y. TIDAK ADA)

Anaerob ; Emisi karbon tinggi Aerob ;


penambatan > karena pembakaran penambatan <
dekomposisi ; dan drainase ; dekomposisi ;
gambut tumbuh degradasi tumbuh negatif
PENGELOLAAN LAHAN GAMBUT BERKELANJUTAN

Penataan
Pengelolaan Lahan Tanpa saluran air
Bakar

Penataan saluran drainase dan


pengaturan tinggi muka air Pemasangan pintu air Sistim tabat
www.litbang.pertanian.go.id SCIENCE. INNOVATION. NETWORKS

Anda mungkin juga menyukai