Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Udara merupakan campuran banyak komponen yang terdiri dari gas, partikel
cair, energi, ions, zat organik yang terdistribusi acak dan bebas mengikuti volume
bentuk ruang. Komposisi udara sangat fluktuatif dinamis, daerah pada katulistiwa
berbeda dengan kutub, daerah banyak vegetasi berbeda dengan daerah urban.
Secara umum komposisi udara kering dan bersih pada homosfera antara lain
nitrogen, oksigen, argon, karbondioksida, neon, helium, methan, kripton,
nitrousoksida, hidrogen, xenon, ozon (Cahyono, 2017). Menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara, definisi udara ambien adalah udara bebas di permukaan bumi
pada lapisan toposfer yang berada dalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia
yang dibutuhkan dan mempengaruhinya kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur lingkungan hidup lainnya. Adanya kegiatan makhluk hidup menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya maka udara tersebut dikatakan
telah tercemar. Dalam upaya menjaga mutu udara ambien agar dapat memberikan
daya dukung bagi makhluk hidup, untuk hidup secara optimal, maka dilakukan
pencegahan dan/atau penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu
udara (Syafri dkk, 2013).

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999


tentang Pengendalian Pencemaran Udara yang dimaksud dengan pencemaran
udara adalah masuknya atau dimasukannya zat, energi, dan/atau komponen lain
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun
sampai ketingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat
memenuhi fungsinya. Bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke dalam
lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung atau diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi, dan material. Pengertian lain
dari pencemaran udara adalah terdapat bahan kontaminan di atmosfer karena

- 1 -
ulah manusia. Selain itu pencemaran udara dapat pula dikatakan sebagai
perubahan atmosfer karena masuknya bahan kontaminan alami atau buatan ke
dalam atmosfer tersebut (Mukono, 2011). Menurut UU No 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran udara dicegah
dengan beberapa upaya. Upaya sistematis dan terpadu dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup serta mencegah terjadinya pencemaran dan
atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan hukum (Benedi C. &
Guemes J. dan Sumarno, 2009).

Polusi udara merupakan salah satu masalah lingkungan yang paling


mendesak di dunia saat ini. Di Indonesia, polusi udara juga telah menjadi tema
yang tidak lepas dari perbincangan publik akhir-akhir ini karena telah menjadi
ancaman serius terhadap kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pada September
2021, laporan Air Quality Life Index (AQLI) yang diterbitkan oleh Energy Policy
Institute, University of Chicago (EPIC) menjelaskan bahwa rata-rata orang
Indonesia diperkirakan dapat kehilangan 2,5 tahun dari usia harapan hidupnya
akibat kualitas udara yang tidak memenuhi ambang aman sesuai pedoman
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk konsentrasi partikel halus (PM2.5).
Beberapa kota besar di Indonesia seperti Kota Bekasi yang mana menjadi kota
kedua di Indonesia dengan tingkat polusi udara tertinggi, dengan nilai 51 dalam
kategori "tidak sehat". Tangerang Selatan menduduki peringkat pertama dengan
nilai 56, bahkan lebih tinggi dari DKI Jakarta yang menduduki peringkat kedelapan
dengan nilai 43. Indeks Kualitas Udara (IKU) Jawa Barat pada tahun 2021 masih
berada di angka 79.34, di bawah target nasional 84.50. Ini menunjukkan bahwa
pentingnya untuk menangani masalah polusi udara di wilayah tersebut (Sipayung,
Ronald Sofyan G.S, 2023).

Pencemaran udara akibat sektor transportasi telah memberikan kontribusi


sebesar 80% diikuti oleh emisi dari industri, kebakaran hutan dan aktivitas rumah
tangga (Haryanto, 2018). Hal tersebut menunjukan bahwa sektor transportasi
memiliki kontribusi emisi paling besar terhadap pencemaran udara. Jenis emisi
yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor antara lain Karbon monoksida (CO),

- 2 -
Nitrogen Oksida (NOx), Hidro karbon (HC), Sulfur dioksida (SO2), timah hitam (Pb)
dan Karbon dioksida (CO2). Dari beberapa jenis emisi kendaraan bermotor, karbon
monoksida (CO) merupakan salah satu jenis gas emisi yang paling banyak
dihasilkan oleh kendaraan bermotor dengan presentase sebesar 76,4 % (Hodijah &
Amin, 2014). Adapun dampak kesehatan akibat polusi udara ruangan adalah
masalah pernapasan, kanker, bahkan masalah mata (Von Schrinding et al., 2002).
Selain itu polusi udara dalam ruangan juga dapat menyebabkan Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA), penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, asma,
kanker nasofaring dan laring, TBC, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan
penyakit mata (Smith et al., 2004). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 1077/Menkes/Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara
dalam Ruang Rumah menyebutkan bahwa penyakit ISPA selalu menduduki
peringkat pertama dari sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Hal tersebut
menunjukan bahwa dampak dari polusi udara memiliki efek jangka pendek (iritasi
mata dan tenggorokan) hingga efek jangka panjang (penyakit pernapasan dan
kanker). Secara rinci dampak dan risiko penyakit dari parameter kualitas udara
yang melebihi ambang batas baku mutu dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Dampak Dan Risiko Penyakit Dari Parameter Kualitas Udara Yang
Melebihi Ambang Batas Baku Mutu
Parameter Dampak Resiko Penyakit

NO2 Dampak dari konsentrasi NO2 yang berlebih di udara dapat


menimbulkan gangguan pernafasan seperti batuk dan nyeri di paru-
paru. Konsentrasi NO2 yang berlebih di udara dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan lingkungan. Sama dengan SO2, konsenterasi
NO2 yang berlebih di atmosfer dapat bereaksi dengan uap air dan
menimbulkan peristiwa hujan asam.
ISPA
SO2 Konsentrasi SO2 yang berlebih di udara dapat menimbulkan masalah
kesehatan dan lingkungan. Konsentrasi SO2 berlebih di atmosfer dapat
mengganggu saluran pernafasan, dan gangguan fungsi paru-paru.
Jumlah SO2 yang berlebih dapat bereaksi dengan uap air sehingga
membentuk senyawa Asam Sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat
dan dapat menimbulkan peristiwa hujan asam.

- 3 -
O3 Dampak ozon yang melebihi ambang batas, dengan arti konsentrasi ozon
sangat berdekatan dengan permukaan bumi (tanah) yakni dapat
berbahaya bagi sistem pernafasan manusia yang sangat serius. Ozon
dapat merusak jaringan mukosa dan pernafasan makhluk hidup.

PM10 Semakin kecil ukuran partikel, maka akan semakin berbahaya karena
dapat lebih mudah masuk kedalam organ dalam tubuh manusia. ISPA
Partikulat yang berukuran kurang dari 10 µm inilah yang disebut
dengan PM10. Dampak dari tingginya konsentrasi PM10 dapat
menggangu pernafasan karena PM10 yang terhirup masuk kedalam
tubuh dapat mengendap di saluran pernafasan, sehingga menyebabkan
infeksi saluran pernafasan. Selain itu dampak dari konsentrasi PM10
yang berlebih di atmosfer juga dapat mengganggu jarak pandang.

PM2,5 Partikulat PM2,5 lebih kecil dibandingkan dengan partikulat PM10 ISPA dan Penyakit
dengan besar partikulat kurang dari 2,5 µm yang biasa disebut dengan Kardiovaskular
partikulat halus. Partikulat halus ini berbahaya bagi kesehatan manusia
karena tidak dapat disaring oleh sistem pernafasan bagian atas sehingga
langsung menembus paru-paru. Dampak kesehatan yang ditimbulkan
berupa infeksi saluran pernafasan akut, kanker paru-paru, penyakit
kardiovaskular, hingga kematian.

CO Dampak yang akan ditimbulkan akibat kadar karbon monoksida pada Pusing, sakit kepala
level tertentu menjadikan suhu semakin memanas, kelembaban dan mual. Keadaan
menurun dan curah hujan berkurang. selain itu juga dapat menimbulkan yang lebih berat
gangguan kesehatan. CO memiliki afinitas yang tinggi dengan dapat berupa
Hemoglobin (Hb). CO yang terhirup kedalam tubuh manusia akan menurunnya
menggangu sistem kardiovaskular. kemampuan gerak
tubuh, gangguan
pada sistem
kardiovaskuler,
serangan jantung
hingga kematian.

HC HC padatan (partikel) apabila bercampur dengan pencemar lain akan


membentuk ikatan-ikatan kimia baru yang sering disebut Polyciclic
Atomatic Hydrocarbon (PAH). PAH ini merangsang terbentuknya sel-sel
kanker bila terhisap masuk ke paru-paru. Dalam keadaan gas HC, dapat ISPA

menyebabkan iritasi pada membran mukosa dan menimbulkan infeksi


paru-paru bila terhirup.

- 4 -
Pencemaran atau polusi udara tidak hanya terjadi di luar ruangan, tetapi juga
terjadi di dalam ruangan. Polusi udara di dalam ruangan memiliki dampak yang
lebih berbahaya bagi kesehatan dibanding polusi udara di luar ruangan (Nahar et
al., 2016). Mall atau Plaza adalah pusat perbelanjaan dan tempat rekreasi yang
banyak dikunjungi oleh orang-orang yang ingin berbelanja atau jalan-jalan.
Meningkatnya jumlah pengunjung akan berdampak pada peningkatan kebutuhan
ruang parkir. Kondisi ruang parkir basement yang padat dapat berdampak pada
menurunnya kualitas udara. Beberapa sumber pencemar udara di ruang parkir
basement antara lain adalah kendaraan bermotor, asap rokok, gas buang dari
generator, intrusi pencemar udara dari luar dan berbagai aktivitas di dalam
ruangan tersebut. (Naugle & Pearson, 1991). Selain itu menurut United States
Enviromental Protection Agency (EPA), polusi udara dalam ruangan 2 sampai 10
kali lebih berbahaya dibandingkan polusi udara luar ruangan. Hal ini menunjukan
bahwa makin tinggi tingkat polusi udara di dalam ruangan, makin tinggi pula
ancaman kesehatannya. Oleh karena itu, kualitas udara dalam ruangan merupakan
faktor penting bagi kesehatan manusia.

1.2. Perumusan Masalah

Kualitas udara di Kota Yogyakarta dipengaruhi oleh aktivitas kota yang


merupakan pusat kota, kota pelajar, dan kota wisata. Status Kota Yogyakarta sebagai
ibu kota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadikannya sebagai pusat kegiatan
ekonomi. Ikon Kota Yogyakarta sebagai sebagai kota wisata dapat menarik banyak
orang untuk berkunjung. Kualitas udara di Kota Yogyakarta selama ini ditentukan
dari kendaraan, sumber pencemar berasal dari kendaraan atau sumber bergerak
sehingga mobilitas masyarakat sangat berpengaruh. Kondisi tersebut didorong
dengan Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai ikonik pariwisata, industri,
perkantoran, dan pendidikan. Selain itu, Kota Yogyakarta yang juga sekaligus ibu
kota provinsi tentu menjadi pusat dari kegitan-kegiatan tersebut. Akomodasi
(transportasi) tidak dapat dipisahkan dari berbagai aktivitas tersebut. Diantaranya
kegiatan kepariwisataan, dapat dikatakan pincang, bahkan dimungkinkan lumpuh
apabila di daerah tujuan wisata tidak terdapat akomodasi. Menurut Sihite (2000),

- 5 -
akomodasi merupakan salah satu sarana pokok dalam kepariwisataan (main
tourism suprastructure).

Jumlah kendaraan bermotor yang terbanyak di Kota Yogyakarta adalah sepeda


motor. Penggunaan kendaraan bermotor roda dua yang dominan di Kota Yogyakarta
disebabkan karena penggunaannya yang lebih mudah dan praktis dalam
mengakomodasi kegiatan sehari-hari, terutama bagi pelajar, pedagang, dan wisatawan.
Pengaruh jumlah kendaraan bermotor yang terus meningkat mempengaruhi kondisi
kualitas udara ambien. Hal ini disebabkan karena kendaraan bermotor menghasilkan
polutan, seperti Karbon Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (NOX). Jumlah
kendaraan bermotor selanjutnya juga berkorelasi dengan konsumsi BBM yang tinggi.
Grafik jumlah kendaraan bermotor di Kota Yogyakarta dapat dilihat seperti pada
Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Grafik Jumlah Kendaraan Bermotor di Kota Yogyakarta tahun 2022

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta Tahun 2022 (Kota Yogyakarta dalam Angka 2023) data dari Kepolisian
Daerah D.I. Yogyakarta

Kualitas udara diukur dengan metode Indeks Kualitas Udara (IKU), yaitu alat
ukur sederhana berupa angka untuk menginformasikan kualitas udara ambien
suatu daerah. Indeks kualitas udara diperoleh dari pengolahan data hasil
pemantauan kualitas udara tahunan. Hasil perhitungan konsentrasi parameter
polutan udara ambien menghasilkan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
Kondisi ISPU Kota Yogyakarta pada tahun 2022 secara umum tergolong dalam

- 6 -
kondisi baik untuk semua parameter polutan udara ambien, kecuali untuk
parameter PM2,5 yang tergolong dalam kategori sedang. Berikut adalah hasil
grafik indek stndar pencemar udara di Kota Yogyakarta tahun 2022.

Gambar 1.2. Indek Standar Pencemar Udara Kota Yogyakarta tahun 2022

Sumber : Data dari AQMS Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta 2022

Kondisi ISPU untuk parameter PM2,5 pada bulan April hingga Agustus 2022
berada pada kategori sedang. Kondisi ini disebabkan karena pengaruh musim
kemarau yang terjadi pada bulan April-September. Kondisi udara yang kering pada
musim kemarau memicu tingginya konsentrasi pencemar PM2,5 yang terdiri dari
padatan banyak melayang-layang di udara. Kondisi PM2,5 yang kembali berada
pada kategori sedang pada bulan Desember disebabkan karena meningkatnya
parameter pencemar dari sector transportasi sebagai dampak dari aktivitas
pariwisata. Meskipun pada bulan Desember juga terjadi peningkatan curah hujan
yang dapat mengurangi konsentrasi partikel padat di udara, peningkatan jumlah
kendaraan berpengaruh lebih signifikan dibandingkan dengan peningkatan curah
hujan yang terjadi.

Tempat parkir basement adalah tempat yang rentan terhadap pencemaran


udara. Beberapa sumber pencemaran udara termasuk emisi gas buang kendaraan

- 7 -
bermotor yang mengandung CO dan polutan lainnya. Hasil penelitian lain tentang
tingkat pencemaran udara oleh emisi kendaraan bermotor di area parkir selatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyatakan bahwa pada area parkir
tersebut telah tercemari oleh jenis polutan CO sebesar 56,712 ppm dan HC sebesar
7,786 ppm. Sehingga hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin besar
volume kendaraan maka emisi polutan pencemar udara yang dihasilkan akan
semakin meningkat dan akan mempengaruhi tingkat pencemaran udara yang
terjadi (Akbar, 2023). Penelitian lain tentang polusi udara pada ruang basement
Parkir A menyatakan bahwa polusi udara pada basement kebanyakan dari
kendaraan bermotor yang berbahan bakar solar dan premium, adapun suhu tinggi
pada ruang basement yang di sebabkan panas ruang karena panas kendaraan yang
padat pada saat ada di parkiran (Hidayat, R. Et al. 2022). Hasil penelitian lain
menunjukan bahwa kadar karbon monoksida tertinggi yaitu dengan nilai 16,1
ppm. Standar mutu udara ambien berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41
tahun 1999 adalah 10 ppm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat CO di
parkir motor telah melampaui ambang batas (Wicaksono, 2017). Selain mencemari
udara di basement, gas buang kendaraan bermotor dapat membahayakan
kesehatan petugas parkir dan pengunjung. Karena kurangnya akses udara segar,
basement memiliki sirkulasi udara yang buruk, yang dapat menyebabkan
penumpukan polutan dan zat berbahaya di udara. Kurangnya ventilasi juga dapat
menyebabkan suhu tinggi di basement, yang memperburuk kualitas udara.

Petugas parkir sangat rentan terhadap pencemaran udara akibat emisi gas
buang dari kendaraan bermotor. Tempat parkir basement dipengaruhi oleh jumlah
kendaraan yang masuk dan keluar setiap hari. Dengan sedikit ventilasi ruangan
dan emisi kendaraan, udara di basement terasa panas dan pengap. Akibatnya,
pekerja, termasuk petugas parkir, rentan terhadap zat pencemar yang dihasilkan
dari emisi gas buang kendaraan. Penelitian sebelumnya tentang analisis kualitas
udara di ruang parkir bawah tanah dan pengaruhnya terhadap pengguna
menunjukan bahwa hasil pengukuran konsentrasi CO dalam parkir bawah tanah
melebihi baku mutu yang dikeluarkan oleh Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.
56/2006 (Kristanto, A.G et al. 2013). Hasil penelitian lain menunjukan bahwa

- 8 -
Paparan CO di atas konsentrasi tinggi di malam hari dan paparan SO2 secara
merata di pagi hari, sore hari dan sore hari. Ada konsentrasi dampak nyata dari
paparan CO pada rasa sakit yang dirasakan oleh petugas parkir (Damri, et.al.
2016). Hasil penelitian lain menunjukan bahwa Konsentrasi COHb dalam darah
pada petugas parkir di Mall Kota Semarang yaitu sebesar 65,1% (28 responden)
yang memiliki konsentrasi COHb dalam darah tidak normal (≥2%) dan 34,9% (15
responden) yang memiliki konsentrasi COHb normal (<2%) (Hidayahsti dkk,
2016).

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan penelitian di atas, maka


dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian berikut ini.
(1) Bagaimanakah kondisi emisi kendaraan bermotor di area parkir basement
Pakuwon Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall?
(2) Bagaimanakah tingkat pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor
di area parkir basement Pakuwon Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City
Mall?
(3) Bagaimanakah pengaruh pencemaran udara akibat emisi kendaraan
bermotor terhadap kesehatan petugas parkir di area parkir basement
Pakuwon Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall?
(4) Bagaimanakah rumusan strategi pengendalian dan pengelolaan lingkungan
untuk mencegah dampak pencemaran udara terhadap petugas parkir akibat
emisi kendaraan bermotor di area parkir basement Pakuwon Mall, Plaza
Ambarrukmo dan Jogja City Mall?
Oleh karena itu penting untuk dilakukan penelitian dengan judul: “Kajian
Pencemaran Udara Akibat Emisi Kendaraan Bermotor dan Pengaruhnya
Terhadap Kesehatan Petugas Parkir (Studi Kasus Basement Pakuwon Mall,
Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall)”.

Penelitian akan dilakukan di tempat parkir basement di tiga buah mall atau
pusat perbelanjaan di Kota Yogyakarta. Pemilihan tempat parkir basement mall
sebagai tempat penelitian adalah karena kendaraan menggunakan tempat parkir
basement dalam waktu yang singkat atau beberapa jam saja sehingga selalu terjadi
pergerakan dan pergantian kendaraan selama satu hari dalam ruang parkir

- 9 -
basement yang akan berpengaruh pada konsentrasi pencemaran udara akibat
emisi kendaraan bermotor tersebut. Pengguna kendaraan juga harus menjelajahi
area parkir yang luas untuk mencari tempat parkir yang kosong agar dapat
memarkirkan kendaraannya. Hal tersebut dapat menghabiskan waktu para
pengguna kendaraan dalam mencari tempat parkir hanya untuk sekedar
memarkirkan kendaraannya. Selain itu semakin lama kendaraan tersebut menyala
maka dapat menyebabkan bertambahnya polusi udara yang ada menjadi semakin
pekat dan membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat maupun
lingkungan (Nugraha, 2020). Hal ini diperburuk dengan kondisi tempat parkir
basement yang tertutup dan sistem ventilasi udara ruangan yang kurang atau tidak
memadai yang tentunya kondisi ini dapat membuat pekerja termasuk petugas
parkir di parkiran basement mall sangat rentan terhadap zat pencemar yang
dihasilkan dari emisi gas buangan kendaraan bermotor tersebut. Permasalahan
lain yang dihadapi petugas parkir dalam melaksanakan tugas sehariannya seperti
munculnya gejala pusing dan pengap di area parkir dan hal ini juga membuat
suasana kerja menjadi tidak nyaman. Jika seorang yang bertugas dalam waktu
yang cukup lama dan berisiko tinggi untuk terpapar oleh polusi udara dalam
jangka waktu yang cukup lama, hal ini dapat berdampak pada gangguan kesehatan
bagi pekerja yang terpajan secara akut maupun kronis terhadap hasil emisi gas
buang kendaraan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di muka, maka tujuan


penelitian ini adalah:
(1) mengkaji kondisi emisi kendaraan bermotor di area parkir basement
Pakuwon Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall;
(2) mengkaji tingkat pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor di
area parkir basement Pakuwon Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall;
(3) mengkaji pengaruh pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor
terhadap kesehatan petugas parkir di area parkir basement Pakuwon Mall,
Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall; dan

- 10 -
(4) merumuskan strategi pengendalian dan pengelolaan lingkungan untuk
mencegah dampak pencemaran udara terhadap petugas parkir akibat emisi
kendaraan bermotor di area parkir basement Pakuwon Mall, Plaza
Ambarrukmo dan Jogja City Mall.

1.4. Keaslian Penelitian

Penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan referensi sekaligus


sebagai perbandingan untuk menunjukkan keaslian penelitian ini disajikan dalam
Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perbandingan Penelitian yang Dilaksanakan dengan Penelitian Terdahulu

Peneliti, Tahun,
No Tujuan Utama Metode Hasil Penelitian
Judul Penelitian

1. Nurvadila, Eva. Mengetahui Penelitian deskriptif Konsentrasi NO2 pada


Et al, 2023 konsentasi NO2 dengan menggunakan lingkungan petugas parkir di
pada lingkungan metode analisis risiko Kota Parepare belum
Analisis Dampak petugas parkir. kesehatan lingkungan melampaui ambang batas
Paparan Nitrogen Mengetahui yang dapat di toleransi maka
Dioksida dampak paparan paparan tidak berdampak
terhadap nitrogen dioksida terhadap penyakit pada
Kejadian Penyakit terhadap petugas parkir di Kota
pada Petugas gangguan Parepare. Paparan NO2 tidak
Parkir di Kota pernapasan pada berdampak pada gangguan
Parepare. juru parkir. pernapasan juru parkir Kota
Mengetahui Parepare. Juru parkir
Jurnal Ilmiah dampak paparan menderita gangguan
Manusia dan NO2 terhadap pernapasan disebabkan oleh
Kesehatan iritasi mata pada faktor lainnya diluar
Vol. 6, No. 2 petugas parkir. pekerjaan sebagai Juru
Tahun 2023 Parkir. Paparan NO2 tidak
berdampak pada iritasi mata
petugas parkir di Kota
Parepare. Juru parkir yang
menderita iritasi mata
disebabkan oleh faktor
lainnya diluar jam kerja
sebagai juru parkir.

2. Akbar,Z.R. 2023 Mengetahui Pengumpulan data Hasil penelitian


tingkat primer dilakukan menyimpulkan bahwa nilai
Analisis Tingkat pencemaran dengan melakukan emisi polutan pencemar
Pencemaran udara yang survei lalu lintas untuk udara akan meningkat
Udara Kendaraan dihasilkan oleh mendapatkan data dengan besarnya volume
Bermotor di Area kendaraan volume kendaraan dan kendaraan bermotor dan
Parkir Selatan bermotor di survei spot speed untuk berdasarkan evaluasi emisi
Universitas kawasan parkir mendapatkan data polutan terhadap baku mutu
Muhammadiyah selatan kecepatan kendaraan. udara ambien DIY dapat
Yogyakarta Universitas Sedangakan data dikatakan bahwa pada area
Muhammadiyah sekunder diperoleh dari parkir zona selatan

- 11 -
Media Ilmiah Yogyakarta dan instansi terkait dan Universitas Muhammadiyah
Teknik hasilnya akan perhitungan emisi Yogyakarta telah tercemari
Lingkungan dibandingkan kendaraan oleh jenis polutan CO sebesar
Vol. 8, No. 1, dengan menggunakan rumus 56,712 ppm dan HC sebesar
Februari 2023 parameter baku empirik. 7,786 ppm.
mutu udara
ambien Daerah
Istimewa
Yogyakarta.

3. Hidayat, R. et al. Mengetahui dan Jenis penelitian adalah Polusi udara pada basement
2022 menambah sistematik review kebanyakan dari kendaraan
wawasan tentang dengan mengembangkan bermotor yang berbahan
Polusi Udara Pada polusi udara pada konsep sensitivitas pada bakar solar dan premium,
Ruang Basement ruang basement, masalah yang dihadapi. adapun suhu tinggi pada
Parkir A terutama kepada ruang basement yang di
Systematic petugas parkir, sebabkan panas ruang karena
Review. supir, panas kendaraan yang padat
pengunjung, pada saat ada di parkiran
Jurnal Ilmiah J- penjaga toko dan
HESTECH masyarakat
Vol. 5, No. 2, sekitar basement
Desember 2022 yang diakibatkan
dari emisi asap
kendaraan.

4. Wigati, Anisa. Mengkaji jenis Pemeriksaan Kualitas Rerata konsentrasi Karbon


2020 kerusakan Udara dan pengisian Monoksida pada hari libur
lingkungan dan kuesioner oleh nasional yang bertepatan
Kajian menentukan responden. dengan Imlek melebihi baku
pencemaran tingkat kerusakan mutu yang diizinkan yaitu 37
lingkungan akibat lingkungan di ppm. Tingkat kerusakan
pencemaran Kawasan lingkungan akibat
udara oleh Malioboro. pencemaran udara pada hari
kendaraan Merumuskan kerja dan akhir pekan berada
bermotor dan strategi pada tingkat kerusakan berat,
pengaruhnya pengelolaan dan pada hari libur nasional
terhadap risiko kebijakan berada pada tingkat
kesehatan lingkungan. kerusakan sangat berat, dan
manusia di Menentukan pada CFD berada pada
kawasan wisata risiko kesehatan tingkat kerusakan ringan.
malioboro, daerah Risiko gangguan kesehatan
istimewa tertinggi terjadi pada
yogyakarta responden dengan pekerjaan
sebagai tukang becak.
Tesis Pengelolaan
Lingkungan,
Program
Pascasarjana UGM
5. Wicaksono,R.R. Mempelajari Penelitian ini merupakan Kadar karbon monoksida
2017 pengaruh faktor penelitian observasional tertinggi ditemukan di sepeda
risiko meliputi analitik yang dilakukan motor yang 16,1 ppm.
Faktor yang usia, jenis cross sectional. Standar mutu udara ambien
Berhubungan kelamin, masa berdasarkan PP Nomor 41
dengan Kadar kerja, posisi tahun 1999 adalah 10 ppm,
COHb pada tubuh saat jika kita dibandingkan
Petugas Parkir bekerja, dengan hasil kami
Plaza X Surabaya. kebiasaan menyimpulkan bahwa tingkat
merokok, CO di parkir motor telah
Jurnal EnviScience golongan darah, melampaui ambang batas.
Vol. 1, No 1 status gizi, tingkat
September 2017 Hb, untuk COHb
tingkat darah

- 12 -
pada petugas
parkir di X Plaza
Surabaya.
6. Haruna, et al. Menguraikan Penelitian ini Bahan pencemar yang
2019 tentang menggunakan terutama terdapat didalam
komposisi dan pendekatan kajian teori gas buang buang kendaraan
Pencemaran perilaku gas atau penelitian literer bermotor adalah karbon
udara akibat gas buang kendaraan dan bersifat deskriptif monoksida (CO), berbagai
buang kendaraan bermotor yang eksplorarif, dengan senyawa hindrokarbon,
bermotor dan dapat berdampak metode deskriptif berbagai oksida nitrogen
dampaknya pada kesehatan eksploratif yaitu, (NOx) dan sulfur (SOx), dan
terhadap manusia pengembangan metode partikulat debu termasuk
kesehatan. yang mendeskripsikan timbel (PB) (Buanawati et al.,
gagasan-gagasan dalam 2017; Haryanto, 2019;
UNM bentuk naskah primer Wardoyo, 2016).
Environmental maupun naskah Beberapa senyawa yang
Journals sekunder untuk dinyatakan dapat
Vol. 2, No. 2 kemudian membahayakan kesehatan
April 2019 dikembangkan (Lubis, adalah berbagai oksida sulfur,
2019) oksida nitrogen, dan oksida
karbon, hidrokarbon, logam
berat tertentu dan partikulat.
Pembentukan gas buang
tersebut terjadi selama
pembakaran bahan bakar
fosil-bensin dan solar
didalam mesin (Zein and
Sagaf, 2018).

7. Riviwanto, Menganalisis Penelitian ini adalah Semua petugas parkir masih


Muchsin & Sani, risiko kesehatan penelitian deskriptif dalam ambang batas terhadap
M.F. 2017 paparan gas dengan menggunakan paparan gas nitrogen dioksida.
nitrogen dioksida metode analisis risiko
Analisis Risiko terhadap petugas kesehatan lingkungan,
Kesehatan parkir Basement menganalisis paparan
Paparan Gas Plaza Andalas. gas nitrogen dioksida
Nitrogen Dioksida terhadap petugas parkir
(No2) pada Basement Plaza Andalas.
Petugas Parkir di
Basement Plaza
Andalas

Jurnal Penelitian
Kesehatan
Lingkungan,
Poltekes
Kemenkes Padang
8. Damri, et al. Menganalisis Penelitian ini Paparan CO di atas konsentrasi
2016 ilness yang menggunakan jenis tinggi di malam hari dan
dialami petugas penelitian observasional paparan SO2 secara merata di
Analisis Paparan parkir di Mall SKA analitik yaitu penelitian pagi hari, sore hari dan sore
Co Dan So2 Pada Pekanbaru saat yang menjelaskan hari. Ada konsentrasi dampak
Petugas Parkir di bekerja pada adanya hubungan antara nyata dari paparan CO pada
Basement Mall parkir variable variabel melalui rasa sakit yang dirasakan oleh
Ska di Kota basement/indoor. pengujian hipotesi. petugas parkir.
Pekanbaru

Jurnal Dinamika
Lingkungan
Indonesia
Vol. 3, No. 1
Januari 2016

- 13 -
9. Kristanto, A.G, et Mengukur Konsentrasi CO dan NO Hasil pengamatan konsentrasi
al. 2013 kualitas udara di diukur dengan CO dalam parkir bawah tanah
ruang parkir menggunakan gas melebihi baku mutu yang
Analisis Kualitas bawah tanah di detektor Oldham tipe dikeluarkan oleh Peraturan
Udara di Ruang Mall X di Jakarta MX2100 dengan metode Gubernur DKI Jakarta No.
Parkir Bawah dengan explosimetry. 56/2006. Tidak terdapat baku
Tanah dan parameter CO, Pengukuran konsentrasi mutu dalam ruangan untuk
Pengaruhnya NO, dan total total jamur dan bakteri NO, tetapi tingginya kadar NO
Terhadap jamur dan bakteri dilakukan dengan di ruang parkir bawah tanah
Pengguna dengan waktu menggunakan medium memungkinkan pembentukan
pengukuran PDA (Potato Dextrose NO2 melalui proses oksidasi di
Jurnal Sains dan dilakukan pada Agar) dan TSA (Tryptic udara ambient dan menaikan
Teknologi hari kerja dan Soy Agar) dengan konsentrasi NO2 yang
Lingkungan akhir pekan. metoda open plate. diemisikan secara langsung
Vol. 5, No. 2 Juni Tingkat resiko oleh kendaraan bermotor.
2013 kesehatan diukur Pertumbuhan jamur dan
dengan bakteri di dalam parkir bawah
menggunakan tanah dimungkinkan akibat
kuesioner dengan kelembaban tinggi dan suhu
klasifikasi yang hangat serta
responden pemeliharaan gedung yang
berdasarkan lama kurang.
waktu paparan
dan maksud atau
fungsi
keberadaan
responden
tersebut di mall.

10. Bachtiar, V.S dan Mengetahui Penelitian ini dilakukan Konsentrasi CO di udara kerja
Ferina, Lisa. 2013 tingkat paparan di areal parkir tertutup petugas parkir Plaza Andalas
yang diterima di di pusat perbelanjaan dan Rocky Plaza Hotel
Studi Paparan udara tempat terbesar Kota Padang melebihi batas baku mutu,
Konsentrasi Gas kerjanya dan (Plaza Andalas dan sementara jumlah kendaraan
Karbonmonoksida melihat beberapa Rocky Plaza Hotel) dan yang mengkontribusi gas
(Co) Di Lingkungan variabel yang di 5 pos jaga Polisi Lalu selama pengukuran di areal
Kerja Petugas mempengaruhi Lintas. Pengukuran gas parkir memiliki hubungan
Parkir Dan Polisi konsentrasi gas CO dilakukan dengan yang kurang kuat(R2=6,5%-
Lalu Lintas Di Kota CO. menggunakan CO meter 51%) terhadap peningkatan
Padang. dengan electrochemical konsentrasi CO.
sensor dan dioperasikan Pengukuran gas CO di 5 pos
selama 1 jam di setiap jaga polisi lalu lintas
titik pengukuran. menggambarkan bahwa
Jurnal Penelitian konsentrasi CO masih berada
Laboratorium di bawah baku mutu, dan
Kualitas Udara, volume lalu di udara tempat
Teknik kerja Polisi Lalu Lintaslintas
Lingkungan, sebagai variabel bebas yang
Universitas diduga berpengaruh memiliki
Andalas hubungan yang kurang kuat
(R2=45%) terhadap
peningkatan gas CO.
Sumber: Telaah Pustaka dan Perumusan (2023)

Berdasarkan penelitian literatur sebelumnya, dapat dibuat kesimpulan


bahwa penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya dalam hal subjek
material dan formal. Selain itu, penelitian ini memiliki batasan mengenai subjek
dan ruang lingkup analisisnya.

- 14 -
Penelitian Nurvadila, Eva et al., (2023) menekankan pada aspek kesehatan
lingkungan. Penelitian Akbar Z.R (2023), lebih memfokuskan lagi pada aspek
pencemar dan pengaruhnya terhadap kualitas udara. Penelitian Hidayat, R et al.,
(2022) mengambil sasaran utama aspek kesehatan lingkungan. Penelitian Wigati,
Anisa (2020) lebih kepada aspek kesehatan lingkungan dan pengelolaan
lingkungan dan penelitian Wicaksono (2017) membahas tentang faktor resiko dan
hubungannya dengan kesehatan.

Sementara penelitian yang dilakukan oleh peneliti kali ini dipandang lebih
komprehensif, baik dari sisi obyek material sebagai sasaran penelitian maupun
obyek formal penelitian yang berupa metode analisisnya.

(a) Fokus penelitian ini pada kajian pencemaran udara akibat emisi gas buang
kendaraan bermotor, kajian tentang dampak pencemaran udara terhadap
petugas parkir dan kajian tentang upaya pengendalian dan pengelolaan
pencemaran udara, dengan mengambil studi kasus di basement Pakuwon
Mall, Plaza Ambarrukmo dan Jogja City Mall.

(b) Kelebihan penelitian ini dari penelitian sebelumnya terletak pada metode
analisis dalam perumusan strategi pengendalian pencemaran udara, yaitu
dengan cara mengintegrasikan antara tinjauan akademik potensi dan status
pencemaran udara akibat emisi kendaraan bermotor. Selanjutnya, hasil dari
analisis tersebut akan menunjukkan hubungan antara pencemaran udara
dengan gangguan kesehatan pada petugas parkir sebagai dasar untuk
perumusan strategi pengendalian dan pengelolaan pencemaran udara akibat
emisi gas buang kendaraan bermotor di lokasi penelitian.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat ditinjau dari aspek akademik maupun praktis
implementatif, seperti diuraikan berikut ini.

(1) Secara akademik, hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan atau
membangun konsep atau teori dalam ilmu pengelolaan lingkungan dan
Konsep kesehatan lingkungan.

- 15 -
(2) Secara praktis implementatif, hasil temuan dari penelitian ini tentunya
diharapkan dapat dipakai sebagai informasi ataupun konsep ilmu lingkungan
dalam merumuskan strategi dan kebijakan dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam upaya pengendalian pencemaran udara
oleh emisi kendaraan bermotor, baik melalui tindakan pencegahan,
penanggulangan, dan pengelolaan pencemaran udara.

- 16 -

Anda mungkin juga menyukai