Anda di halaman 1dari 26

MINISTRY OF FINANCE

REPUBLIC OF INDONESIA

DUKUNGAN FISKAL
UNTUK PERUBAHAN IKLIM
DI DAERAH
Rapat Kerja Teknis Nasional Pengendalian Perubahan Iklim: Sinergi dan Kolaborasi Implementasi NDC
Jakarta, 1 Maret 2023

Presented by:

Irwan Dharmawan
Analis Kebijakan Ahli Madya

Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral


Badan Kebijakan Fiskal
URGENSI PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

KEMENTERIAN KEUANGAN 2
INDONESIA RENTAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM
Penanganan perubahan iklim menjadi target yang perlu menjadi fokus dalam pembangunan

Indonesia merupakan negara Dari tahun 2010-2018, emisi GRK


kepulauan yang memiliki >17.000 nasional mengalami tren kenaikan
pulau dan rentan akan risiko
sekitar 4,3% per tahun.
perubahan iklim seperti kenaikan
permukaan laut
Sumber Data: KLHK (2020), data diolah

Dari tahun 1981-2018, Indonesia Indonesia mengalami kenaikan


mengalami tren kenaikan suhu permukaan laut 0,8-1,2 cm/tahun,
sekitar 0.03 °C per tahun sementara sekitar 65% penduduk
tinggal di wilayah pesisir
Indonesia merupakan negara yang Sumber: BMKG (2020) Sumber: Bappenas (2021)
sangat rentan terhadap perubahan iklim

RISIKO DARI PERUBAHAN IKLIM

KELANGKAAN AIR PENURUNAN KUALITAS KESEHATAN Perubahan Iklim dapat


Meningkatnya tingkat banjir dan kekeringan yang parah akan Banjir dapat menyebabkan penyebaran penyakit yang ditularkan Potensi kerugian ekonomi
memperparah kelangkaan air bersih. melalui vektor dan kematian akibat tenggelam. Kenaikan suhu dapat meningkatkan risiko bencana
Indonesia dapat mencapai
menyebabkan kematian akibat serangan panas. hidrometeorologi, yang saat ini
mencapai 0,66% s.d. 3,45% PDB
KERUSAKAN EKOSISTEM LAHAN KELANGKAAN PANGAN pada tahun 2030
Secara ilmiah diprediksi bahwa kebakaran hutan yang parah akan
sangat terjadi. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya ekosistem,
keanekaragaman hayati, dan perubahan Biomasa.
Perubahan produksi bioma dan ekosistem dapat menyebabkan
kelangkaan pangan bagi semua makhluk. 80% dari total bencana
yang terjadi di Indonesia.
Sumber: NDC, 2016 Sumber: Roadmap NDC Adaptasi, 2020
KERUSAKAN EKOSISTEM LAUTAN
Naiknya suhu permukaan laut menyebabkan punahnya terumbu
karang, rumput laut, mangrove, beberapa keanekaragaman hayati
dan ekosistem laut.

3
Kesepakatan dan Respon Indonesia
Indonesia merespon kesepakatan global dan mengadopsi ke dalam kebijakan nasional

Komponen Penting dalam Paris Agreement into UU No. 16/2016 Respon Kebijakan Nasional

Dalam Nationally Determined


Contribution (NDCs),
Indonesia berkomitmen untuk
menurunkan laju emisi
Membatasi kenaikan Meningkatkan Menyelaraskan financial
suhu permukaan bumi ketahanan dan aksi flows global dengan sebesar 29% dengan
dibawah 20C adaptasi perubahan iklim tujuan Paris Agreement kemampuan sendiri dan
hingga 41% dengan
dukungan pendanaan
Beberapa Komponen Penting dalam Glasgow Pacts
internasional dan telah
ditingkatkan melalui dokumen
Pembatasan kenaikan suhu permukaan bumi dibawah 1,50C
Enhanced NDC (2022).

Peningkatan ambisi penurunan emisi GRK melalui aksi mitigasi


Karena dorongan penguatan komitmen, maka Indonesia
Peningkatan fokus pembiayaan untuk aksi adaptasi perubahan menyusun Indonesia Long-Term Strategy for Low Carbon
iklim and Climate (LSTLCCR) 2050 untuk mendalami potensi
dan strategi komitmen dalam jangka panjang dan yang
lebih ambisius
4
PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM MENDUKUNG PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Mewujudkan ekonomi hijau & pembangunan berkelanjutan melalui pencapaian target nasional perubahan iklim

Target SEKTOR 29% 41% 31,89% 43,20%


Penurunan Emisi IPPU 3 3,25 7 9
Dalam Updated 40 43,5
LIMBAH 11 40
NDC (MTon CO2e)
PERTANIAN 9 4 10 12

ENERGI & 358 446


314 446
TRANSPORTASI
500 729
KEHUTANAN 497 692

Updated NDC Enhanced NDC

Estimasi Biaya Mitigasi Perubahan Iklim Kebutuhan Pembiayaan Mitigasi PI per Sektor

Third BUR Roadmap Mitigasi PI


Referensi Ruang Lingkup Estimasi Biaya/Dampak Sektor
(Rp triliun) (Rp triliun)
Third Biennial Biaya mitigasi perubahan Rp4.002,43 triliun hingga Kehutanan 309,00 93,28
Update Report iklim untuk mencapai NDC tahun 2030 (Rp363,82 triliun
Energi dan 3.500,00 3.500,00
(KLHK, 2021) per tahun)
Transportasi
Roadmap NDC Biaya mitigasi perubahan Biaya mitigasi akumulatif dari
IPPU 0,93 0,92
Mitigasi iklim untuk mencapai NDC tahun 2020-2030 mencapai
Indonesia Rp3.779 triliun (Rp343,6 Limbah 185,27 181,40
(KLHK, 2020) triliun per tahun)
Pertanian 7,23 4,04
Total 4.002,43 3.779,63

5
SUMBER PENDANAAN POTENSIAL
Mobilisasi pendanaan publik dan non-publik untuk mencapai target perubahan iklim

SUMBER PENDANAAN

DOMESTIK INTERNASIONAL

APBN NON APBN BILATERAL MULTILATERAL

• Belanja APBN • Investasi Swasta and CSR • Philanthropies • Pemerintah • Green Climate Fund
• Pungutan/Pajak Karbon • Lembaga Keuangan (Bank and • BUMN • Swasta • Global Environment Facility
• TKDD Non Bank) • Adaptation Fund
• Pembiayaan (Green Sukuk, • Pasar Modal • MDBs
SDGs Bond) • Perdagangan Karbon • IFIs

BPDLH, SDG Indonesia One, ICCTF


6
DUKUNGAN FISKAL DALAM
PEMBIAYAAN PERUBAHAN IKLIM

KEMENTERIAN KEUANGAN 7
Kebijakan Pendapatan Negara untuk Mendukung Perubahan Iklim
Beberapa kebijakan telah dilakukan melalui insentif dan fasilitas perpajakan

Kebijakan Perpajakan untuk Mendorong Investasi


EBT, Mengurangi Emisi CO2 Kendaraan Bermotor, dan
Mengakselerasi Penggunaan Battery Electric Vehicle
(BEV)

Instrumen Pokok Pengaturan


Tax Holiday Diskon pajak 100% hingga 20 tahun tergantung pada jumlah investasi untuk 17
industri pionir
Tax Allowance Pemberian Tax Allowance, salah satunya untuk bisnis panas bumi, pembangkit
listrik energi terbarukan, dan industri bioenergi.
Pembebasan pasal 22 pajak penghasilan atas barang impor untuk kegiatan
usaha panas bumi.

Fasilitas PPN Pembebasan PPN atas barang impor untuk kegiatan panas bumi.

Fasilitas Pajak Pembebasan pajak impor pada kegiatan panas bumi dan komponen utama
Impor baterai untuk mendukung pengembangan BEV.

Fasilitas PBB Pengurangan PBB hingga 100% untuk tahap eksplorasi panas bumi

PPnBM Pengenaan PPnBM berdasarkan potensi emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan
Kendaraan bermotor. Semakin tinggi CO2 yang dihasilkan maka semakin tinggi tarif PPnBM
Bermotor (tarif 0% - 95%) untuk 1 kali pengenaan di pabrikan atau pada saat impor.
PPnBM pun digunakan untuk mendorong konsumsi dan investasi Battery
Electric Vehicle di Indonesia.

8
Pengeluaran Pemerintah dalam Menangani Isu Perubahan Iklim
Pemerintah sebagai state-actor dalam penanganan perubahan iklim perlu menyiapkan kebijakan pendukung

Nationally Determined RPJMN Tahun 2020-2024


NDC dan RPJMN Tahun 2020-2024 Contribution (NDC) (Prioritas Nasional 6)
merupakan acuan bagi
kementerian/lembaga dalam
menyusun kegiatan dan proyek
prioritas terkait mitigasi dan
adaptasi perubahan iklim Peta Jalan 1. Peningkatan Kualitas
Lingkungan Hidup
Nationally Determined 2. Peningkatan Ketahanan
Bencana dan Perubahan Iklim
Contribution (NDC) 3. Pembangunan Rendah Karbon

Rencana Kerja Pemerintah


Climate Budget Tagging/CBT
merupakan alat bantu bagi Penandaan anggaran
Pemerintah Indonesia untuk Renja K/L dan RKA K/L perubahan iklim dilakukan K/L
menelusuri output dan anggaran saat Menyusun renja K/L dan
mitigasi dan adaptasi perubahan RKA K/L
iklim di Pemerintah Pusat. Anggaran Perubahan Iklim
dalam APBN
9
ANGGARAN PERUBAHAN IKLIM PADA KEMENTERIAN/LEMBAGA
Pemerintah berkomitmen mengalokasikan anggaran perubahan iklim dalam APBN sejak tahun 2016

Alokasi dan Realisasi Anggaran Perubahan Iklim 5 K/L dengan Anggaran Perubahan Iklim Terbesar (Rp Triliun)
140,00 Pra-pandemi Pasca-pandemi 7,0% 120,00

97,78
6,0% 2018 2019 2020 2021

84,87
120,00 6,0% 100,00

73,58
100,00 4,5% 5,0%
4,0%

61,38
4,0% 80,00

Persen (%)
Rp Triliun

80,00 3,5% 4,0%


2,8% 60,00
60,00 3,0%

28,10
40,00 2,0% 40,00

15,37
10,23
8,07
20,00 1,0%

4,59
20,00

4,14
3,14

2,87
2,57
2,15
2,05
1,83

1,74
0,65

0,66
0,62
72,35 52,42 95,58 85,01 132,48126,04 97,66 83,54 77,81 50,99 110,65104,85
0,00 0,0%
-
2016 2017 2018 2019 2020 2021
KEMENTERIAN KLHK KEMENTERIAN ESDM KEMENTERIAN KEMENTERIAN PUPR
Alokasi Anggaran Perubahan Iklim Realisasi Anggaran Perubahan Iklim Porsi dalam APBN
PERTANIAN PERHUBUNGAN

Porsi Anggaran Perubahan Iklim dalam Belanja K/L


1. Melalui Climate Budget Tagging, diketahui bahwa APBN konsisten mengalokasikan 100%

anggaran perubahan iklim rata-rata senilai Rp97,76 triliun per tahun atau sekitar 90%
80%
4,1% dari APBN (2016-2021).
70%

2. Anggaran perubahan iklim di tahun 2021 mengalami rebound pasca-pandemi 60%


50%
dengan pertumbuhan sebesar 42%, dan ini merupakan sinyal positif terhadap
40%
penguatan komitmen Pemerintah dalam mendorong pemulihan hijau ke depan. 30%
20%
3. Lima (5) K/L dengan anggaran perubahan iklim terbesar dipengaruhi oleh perannya
10%
dalam menyediakan infrastruktur hijau baik untuk mitigasi maupun adaptasi. 0%
10.6% 12.5% 15.6% 11.2% 7.3% 9.9%

2016 2017 2018 2019 2020 2021


4. 2016-2021: porsi anggaran perubahan iklim di dalam Belanja K/L rata-rata mencapai
11,2% per tahun
Anggaran Perubahan Iklim Belanja K/L
10
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PEMBIAYAAN INOVATIF
Hasil penandaan anggaran perubahan iklim dimanfaatkan untuk mendorong pembiayaan inovatif
GLOBAL MARKET
1st Issuance 2nd Issuance 3rd Issuance 4th Issuance 5th Issuance
Green Sukuk selama ini telah membiayai
Issuance date March 2018 February 2019 June 2020 June 2021 June 2022 proyek hijau di 5 eligible sektor
SUKUK HIJAU
Volume USD 1.25 Bio USD750 Mio USD750 Mio USD750 Mio USD1.5 Bio

Tenor 5 years 5.5 years 5 years 30 years 10 Years

Yield 3.75% 3.9% 2.3% 3.55% 4.70%

Renewable Energy Energy Efficiency WTE and Waste


DOMESTIC MARKET
Management
1st Issuance 2nd Issuance 3rd Issuance 4th Issuance

Issuance date November 2019 November 2020 November 2021 Desember 2022

Volume IDR 1.4 Trillion IDR 5.4 Trillion IDR 5 Trillion IDR 10 Trillion
Resilience to Climate Change
Tenor 2 years 2 years 2 years 2 years for Highly Vulnerable Areas Sustainable
and Sectors/ Disaster Risk Transport
Yield 6.75% 5.5% 4.8% 6.15% Reduction
(Floating with (Floating with (Floating with (Floating with
floor) floor) floor) floor)

1st Issuance Pemerintah Indonesia telah menyusun SDGs Government Securities Framework
(SDGs Framework) dan telah mendapatkan Second Party Opinion dari CICERO dan
Issuance date September 2021 IISD.
Volume EUR 500 Mio
Framework baru tersebut merupakan pengembangan dari Green Bond dan Green
SDGS BOND Tenor 12 years Sukuk Framework yang diterbitkan tahun 2018 yang memungkinkan pemanfaatan
Yield 1,351% sukuk hijau dan SDGs Bond untuk aktivitas penanganan perubahan iklim.
11
SDGs Bond eligible untuk membiayai:

GREEN and BLUE FOCUS SOCIAL FOCUS

Inisiatif Penerbitan SDGs Bond • Energi Terbarukan • Pembiayaan UMKM


• Efisiensi Energi • Ketahanan pangan
di tahun 2021 • Ketahanan Iklim • Peningkatan dan
• Transportasi Berkelanjutan
pemberdayaan ekonomi sosial
Selain melalui Green Sukuk, • Pengelolaan Limbah
• Pelayanan Dasar (Kesehatan &
• Pengelolaan SDA Berkelanjutan (Lahan
Kementerian Keuangan telah Pendidikan)
& Lautan)
menerbitkan instrumen pembiayaan • Pariwisata Hijau • Infrastruktur dasar
berkelanjutan lainnya yakni SDGs Bond • Bangunan Hijau
• Pengelolaan Air Berkelanjutan

Alokasi SDGs Bond 2021 per K/L: Alokasi SDGs Bond 2021 per sektor:

Sumber: SDG Bond 2021 Report 12


PELUANG PENGEMBANGAN INSTRUMEN BLUE BOND/SUKUK
Analisis berdasarkan data Climate Budget Tagging sebagai underlying program

Kemen PPN/
Kemenko K/L Teknis Aktivitas Kementerian
Bappenas -
Marves terkait Keuangan
ICCTF

• Penanaman dan rehabilitasi hutan


mangrove
• Pengelolaan sampah laut
• Inventarisasi daya dukung
Kementerian LHK ekosistem pesisir dan laut

• Perencanaan ruang laut


• Pencegahan dan pemulihan
kerusakan pesisir dan pulau-pulau
kecil
Kementerian • Perlindungan dan pemanfaatan
Blue Economy Kelautan dan
Blue Development
Framework
Perikanan

kawasan konservasi dan
keanekaragaman hayati laut
Penelitian/riset terkait perikanan
dan kelautan

Finance •


dll

Pengelolaan dan
Kemenkomarves’s penyelenggaraan kegiatan di
bidang lalu lintas dan angkutan
Blue Financing
Kementerian
laut, penjagaan laut dan pantai, Blue Bond/
Strategy dan fasilitas pelabuhan
Perhubungan • Penelitian dan pengembangan Sukuk?
transportasi laut, sungai, danau
dan penyeberangan.

Blue Finance Policy • Bangunan pengaman pantai


• Breakwater
Note Kementerian PUPR • dll 13
PENGEMBANGAN CLIMATE BUDGET TAGGING DI TINGKAT DAERAH
Telah dilakukan uji coba Regional Climate Budget Tagging (RCBT) dan analisis lanjutan

Prov. Aceh Prov. Kalimantan Utara


• Prov. Gorontalo
• Kab. Gorontalo Prov. Papua Barat
Prov. Jambi
Prov. Papua
• Prov. Riau
• Kota Pekanbaru Prov. Bangka Belitung
• Kab. Siak

Prov. DKI Jakarta


Kota Cirebon Prov. Jawa Timur
Kota Surabaya

Prov. Bali

• Prov. Jawa Barat


• Kab. Sumedang Prov. DI Yogyakarta
Kab. Gn. Kidul

TUJUAN PENGEMBANGAN CBT DI DAERAH:


Pengembangan CBT di tingkat daerah telah 1. Mengidentifikasi Program/kegiatan apa saja yang sudah
diimplementasikan pada 20 pemerintah daerah di tingkat dilakukan daerah dalam mendukung aksi perubahan
provinsi/ kabupaten/kota dalam periode 2020-2022: iklim.
✓11 Daerah uji coba (2020) 2. Meningkatkan pemahaman dan kapasitas daerah dalam mendukung aksi
✓6 Daerah uji coba + 3 Daerah Lanjutan (2021) perubahan iklim.
✓3 Daerah uji coba + 4 Daerah Lanjutan (2022) 3. Mendorong pemda dalam kebijakan pendanaan perubahan iklim di luar
APBD, termasuk mendukung pemda dalam mengakses fasilitas
pendanaan internasional seperti Green Climate Fund (GCF). 14
Latar Belakang Penerapan Regional Climate Budget Tagging
Dinamika kebijakan penanganan PI serta kebijakan perencanaan dan penganggaran nasional menjadi latar belakang penerapan RCBT

Kebijakan Penanganan Perubahan Kebijakan serta Sistem Perencanaan dan Perkembangan Produk RCBT
Iklim Nasional terkait Daerah Penganggaran Daerah

• Perpres 61/2011 ttg RAN-GRK dan Perpres • Permendagri 86/2017 tentang tahapan tata cara • Pedoman RCBT
71/2011 ttg IGRK – kewajiban daerah penyusunan dokumen perencanaan; • Laporan
• Perpres 18/2020 ttg RPJMN 2020-2024 • Permendagri 7/2018 tentang KLHS RPJMD; Penandaan
• Perpres 98/2021 tentang NEK – kewajiban • Permendagri 90/2019 tentang Klasifikasi, Anggaran
daerah Kodefikasi Nomenklatur Perencanaan dan Perubahan Iklim
Keuangan Daerah; Tingkat Daerah
• PMK 160/2021 tentang Pengelolaan DID;
• Permendagri 8/2022 tentang penyusunan RKPD
tahun 2023
Proses RCBT
Penandaan Anggaran pada DPA

Input Target
•DAU Merujuk kepada
•DAK Renja dan
Alokasi Renstra OPD Merujuk kepada KUA- Pembagian
•Dekon berdasarkan sektor
pendanaan PPAS
•TP berdasar urusan mitigasi, adaptasi
dan kewenangan Perubahan Iklim
Pagu Per OPD
Sumber Pagu Indikatif

15
PELUANG PENGUATAN RCBT KE DEPAN

1. Penajaman peran pemerintah daerah dalam kontribusi penanganan perubahan iklim


▪ Identifikasi indikator fisik yang diperlukan dalam perhitungan emisi GRK
▪ Kompilasi kebutuhan pembiayaan yang dibutuhkan untuk mencapai target
penanganan perubahan iklim
2. Penguatan koordinasi pemerintah pusat dan daerah
▪ Penguatan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) berlandaskan Ekonomi
Hijau dan Pembangunan Berkelanjutan.
▪ Membangun sistem perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi.
3. Optimalisasi Pemanfaatan Hasil Penandaan Anggaran
▪ Penguatan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Perubahan Iklim di daerah pada
Sistem di Nasional.
▪ Optimalisasi transfer fiskal nasional (TKDD) dan daerah (TAPE/TAKE).
▪ Pengembangan kebijakan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) atau carbon pricing.
▪ Akses pada sumber pembiayaan inovatif.
4. Peningkatan Kesadaran atas Perubahan Iklim
▪ Peningkatan kapasitas SDM yang berkesinambungan.
▪ Penguatan kolaborasi lintas sektor.
16
Opsi Optimalisasi Fiskal Daerah mendukung Aksi
Perubahan Iklim

Realisasi Dukungan TKDD untuk Aksi


1 2 Transfer Fiskal berbasis Ekologi 3 Pembiayaan Daerah
Perubahan Iklim (Rp Triliun)
❑ Transfer fiskal dapat sebagai bentuk Dasar Hukum: UU No. 1/2022
Instrumen 2018 2019 2020 tentang Hubungan Keuangan antara
instrumen NEK (RBP)
TKDD Pemerintah Pusat dan Pemerintah
❑ Beberapa daerah, seperti Kaltara dan
a. DAK Fisik Air Minum 1,85 1,82 1,29 Daerah (Pasal 154-163)
NTB, telah menerapkan transfer fiskal
b. DAK Fisik Pertanian 1,50 1,69 0,48
berbasis ekologi ke kabupaten/kota dan ✓ Perluasan bentuk pembiayaan, baik
c. DAK Fisik Irigasi 3,62 2,54 1,29 ke desa konvensional maupun syariah
d. DAK Fisik Kelautan
0,78 0,79 0,61 ✓ Penyesuaian Taksonomi Pinjaman
dan Perikanan Daerah menjadi Pembiayaan Utang
e. DAK Fisik Kesehatan Daerah berupa: Pinjaman, Obligasi,
17,76 18,81 19,86
dan Sanitasi dan Sukuk Daerah (sesuai praktik
f. DAK Fisik Lingkungan APBN)
0,35 0,40 0,04
Hidup dan Kehutanan
✓ Jenis Pinjaman: Tunai (Program)
Total 151,90 109,58 74,68
dan Kegiatan (Proyek)
Catatan: ✓ Hasil obligasi Daerah dan sukuk
Realisasi TKDD masih bersifat potensi berdasarkan Daerah digunakan untuk membiayai
analisis, karena belum ada mekanisme transfer fiskal investasi sektor publik yang
berbasis perubahan iklim dan belum memperhitungkan menghasilkan penerimaan
realisasi instrumen lainnya seperti DAK Non Fisik BLPS,
dan/atau memberikan manfaat
DID pengelolaan sampah*, DBH SDA Kehutanan dan
Panas Bumi, serta Dana Desa. untuk masyarakat.
✓ Dimungkinkan penerbitan
*Per 2022 sudah mulai dikembangkan Insentif Daerah Kinerja obligasi/sukuk tematik, seperti
Lingkungan Hidup obligasi/sukuk hijau. 17
CLIMATE CHANGE FISCAL FRAMEWORK UNTUK MENDUKUNG TRANSISI HIJAU
Perlunya identifikasi kebijakan fiskal dan sektoral untuk memperkuat program-program yang mendukung upaya menuju ekonomi
hijau yang inklusif dan berkelanjutan

KETERSEDIAAN KEBUTUHAN GAP STRATEGI MEWUJUDKAN


PENDANAAN PENDANAAN PENDANAAN EKONOMI HIJAU
Identifikasi belanja
publik yang tersedia Strategi Mobilisasi
Mengidentifikasi gap
untuk agenda Memetakan Pendanaan Publik
Komitmen kebutuhan
ekonomi hijau kebutuhan
pendanaan untuk
Indonesia pendanaan agenda
mewujudkan agenda
Memetakan ekonomi hijau ke Strategi Mobilisasi
dalam pendanaan sektor ekonomi hijau Pendanaan Swasta
depan
Agenda swasta untuk agenda (Publik dan Swasta)
Ekonomi ekonomi hijau Identifikasi Kebijakan yang
Hijau menghambat, kebijakan yang
mendukung, enabling
(Collective Kebijakan Fiskal dan Sektoral yang Mempengaruhi Agenda Ekonomi Hijau environment, dan Mekanisme
Actions) Pembiayaan Inovatif

Meningkatkan koordinasi
Kebijakan dan Tata Kelola Pembiayaan Ekonomi Hijau lintas sektor untuk mengawal
agenda ekonomi hijau
Pertumbuhan ekonomi hijau
yang inklusif, berkualitas, dan
berkelanjutan

18
DUKUNGAN PEMBIAYAAN PERUBAHAN IKLIM
NON-APBN

19

KEMENTERIAN KEUANGAN 19
PERAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MEMOBILISASI DANA NON-APBN
BLU & SMV Dukungan Internasional

• BLU BPDLH merupakan penggabungan antara • SDG Indonesia One adalah platform kerjasama • GCF adalah entitas pelaksana mekanisme
BLU Pusat Pembiayaan Pembangunan Hutan pendanaan terintegrasi yang dikelola PT. SMI keuangan UNFCCC yang didirikan oleh
dan program konservasi lingkungan hidup KLHK. dengan mengkombinasikan dana public dan dana Conference of Parties (COP) tahun 2010.
swasta melalui skema blended finance untuk
• BLU BPDLH mengelola dan menyediakan dana • Berpotensi membantu Indonesia mencapai
disalurkan ke dalam proyek-proyek infrastruktur di
yang dibutuhkan untuk perlindungan, target Nationally Determined Contribution
Indonesia yang berkaitan dengan pencapaian SDGs.
pelestarian, dan konservasi lingkungan hidup (NDC) tanpa membebani APBN
• Sumber dana SDG Indonesia One berasal dari
dan kehutanan, pengelolaan keanekaragaman • Dana perubahan iklim terbesar di dunia
swasta, donor/filantropi, institusi keuangan,
hayati, serta mitigasi dan adaptasi perubahan
institutional investor, dan lembaga bilateral maupun
iklim.
multilateral. • Diperuntukkan bagi negara berkembang

• BLU BPDLH tidak hanya mengelola dana di • Memiliki instrumen keuangan yang beragam
bidang lingkungan hidup & kehutanan, namun
• Memiliki target yang seimbang antara mitigasi
juga untuk bidang energi, pertanian,
dan adaptasi
perhubungan, kelautan & perikanan, serta
industri.
20
BADAN PENGELOLA DANA LINGKUNGAN HIDUP

13 PROGRAM
PRIORITAS
Sesuai dengan
8. Peningkatan daya saing industri
berbasis sumber daya alam

9. Pengolahan limbah padat, cair, dan


bahan berbahaya beracun
Dana Awal yang akan dikelola oleh BPDLH
➢ REDD+
PMK No. 124/PMK.05/2020 a. Dana hasil penurunan emisi GRK sektor kehutanan.
10. Penggunaan bahan dan teknologi b. Sumber Dana: Hibah (Result Based Payment)
tentang Tata Cara Pengelolaan
ramah lingkungan serta rendah
Dana Lingkungan Hidup karbon c. Penerima Manfaat: Pihak yang berkontribusi dalam pengurangan
emisi GRK
11. Peningkatan penerapan efisiensi
1. Pengendalian perubahan iklim energi, EBT, dan konservasi energi d. Penyaluran Dana: Hibah
(termasuk program REDD+) sosial serta kemitraan lingkungan e. Potensi RBP REDD+ di Indonesia:
2. Pengelolaan hutan berkelanjutan 12. Penurunan gangguan, ancaman, dan
Donor Komitmen Periode
(termasuk kerangka REDD+) pelanggaran hukum bidang
lingkungan hidup dan kehutanan Pemerintah Norwegia USD 56 million 2020

3. Pengendalian kebakaran hutan dan 13. Kegiatan perlindungan dan Green Climate Fund USD 103,78 million 2020-2023
lahan serta pemulihan lahan gambut pengelolaan lingkungan hidup Forest Carbon Partnership Facility USD 110 million 2023-2025
(termasuk kerangka REDD+) lainnya (Provinsi Kalimantan Timur)
Bio Carbon Fund USD 60 million 2023-2025
4. Perhutanan sosial dan kemitraan
(Provinsi Jambi)
lingkungan
(termasuk kerangka REDD+)
✓ Ke depan, diperlukan ➢ Reboisasi & Investasi Lingkungan :
5. Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan
serta kegiatan pendukung lainnya pengembangan area a. Alokasi dana reboisasi untuk kegiatan pembangunan kehutanan
(termasuk kerangka REDD+) prioritas untuk menyasar b. Sumber Dana: APBN
6. Konservasi keanekaragaman hayati target lingkungan lainnya, c. Penerima manfaat: kelompok tani dan industri kehutanan
dan ekosistem
(termasuk kerangka REDD+) seperti mandat untuk d. Saluran Dana: Pinjaman/Pembiayaan Pembangunan
7. Pengendalian pencemaran dan/atau pengelolaan pooling fund
kerusakan lingkungan
(termasuk kerangka REDD+)
bencana.
21
SDG Indonesia One merupakan instrumen pembiayaan inovatif
yang mendukung pembangunan infrastruktur dalam mencapai 16
tujuan dari 17 tujuan SDGs

SKEMA PENDANAAN SDG INDONESIA ONE


Alternatif Donor, Impact/Climate Funds dan

Investor
Donor (Filantropi) dan Bank Komersial dan Institutional
Bank Pembangunan Institutional Investor and
Impact/Climate Funds Investor
Developer
Pembiayaan dari
SDG Indonesia Kontribusi: Kontribusi: Kontribusi: Kontribusi:

Kontribusi
Hibah, Bantuan Teknis Pinjaman, hibah Pinjaman, Obligasi, Sukuk Ekuitas
Sasaran: Sasaran: Sasaran: Objective:
One Dukungan pengembangan proyek
pra-konstruksi
Pengalihan risiko proyek
(Meningkatkan akses ke
Pembiayaan konstruksi/ pasca-
konstruksi
Investasi berdampak besar
perbankan)

SDG Indonesia One


(Dikelola oleh PT SMI)
Produk

Fasilitas Pengembangan Fasilitas Pengalihan Risiko Fasilitas Pembiayaan Pendanaan Ekuitas

Hibah (Persiapan Proyek, Bantuan Concessional Loan, First-Loss Facility, Equity, Equity-Linked
Subsidi Bunga, Subsidi Premi Senior Loan, Subordinated Loan
Teknis, Penelitian) Investment
Jaminan, VGF etc.

Proyek SDGs

Sektor Kesehatan, Pendidikan, Energi Baru Terbarukan (EBT), dan infrastruktur


perkotaan (transportasi, air & pengelolaan limbah)*
*berpotensi untuk diperluas

SDG Indonesia One akan mengelola & memanfaatkan dana sebesar USD2,46 Miliar*
untuk memfasilitasi 93 proyek senilai USD18,2 Miliar.
*dari 26 mitra pembangunan (per Oktober, 2019)
22
ARSITEKTUR PENDANAAN GCF

• GCF bekerja melalui Entitas


Terakreditasi untuk menyalurkan
pendanaannya ke proyek atau
program
• Negara-negara berkembang perlu
memiliki NDA/focal point agar dapat
mengakses pendanaan GCF
• BKF mewakili Menteri Keuangan
No-Objection Letter Proposal
ditetapkan sebagai NDA-GCF pendanaan
Indonesia berdasarkan Kep. Menteri

Pendanaan
Keuangan Nomor 756/KMK.10/2017
• GCF memiliki tiga Board Meetings Permintaan
No-Objection Letter
No-Objection
dalam satu tahun untuk membahas Letter (NOL)
persetujuan proyek, entitas
terakreditasi, dan kebijakan Entitas
operasional.
Instrumen Pelaporan
Keuangan

Entitas Pelaksana

23
AREA PENDANAAN GCF

Mitigasi (mengurangi emisi dari): Adaptasi (meningkatkan ketahanan dari):

Akses dan pembangkit energi Kesehatan, pangan dan air


• Geothermal Resource Risk Mitigation in Indonesia • Climate resilient food security for women and men smallholders
in Mozambique through integrated risk management

Transportasi Mata pencaharian masyarakat dan komunitas


• BRT Development in Semarang • Building livelihood resilience to climate change in the upper
basins of Guatemala’s highlands

Hutan dan Tata kelola lahan Infrastruktur dan lingkungan binaan


• REDD+ Results-Based Payments • Resilience to hurricanes in the building sector in Antigua and
Barbuda
• Fiji Urban Water Supply and Wastewater Management Project

Bangunan, perkotaan, industri dan peralatan Ekosistem dan jasa lingkungan


• Ulaanbaatar Green Affordable Housing and Resilient Urban • Tuvalu Coastal Adaptation Project
Renewable Project • TWENDE: Towards Ending Drought Emergencies: Ecosystem
Based Adaptation in Kenya’s Arid and Semi-Arid Rangelands

24
PENUTUP

Dukungan fiskal Penguatan dan Peluang akses


untuk Perubahan pemanfaatan Optimalisasi fiskal pembiyaan non-
Iklim kebijakan CBT daerah APBN/APBD

Kementerian Penandaan anggaran


Keuangan akan terus Skema TKDD, transfer Sumber pembiayaan
perubahan iklim
mendukung upaya fiskal antar daerah, non-APBN/APBD
memberikan
penurunan emisi untuk dan pembiayaan perlu untuk didalami
modalitas bagi
mencapai target daerah dapat untuk mendukung
pemerintah (pusat
NDC dan SDGs pada menjadi opsi untuk pencapaian target
dan daerah) dalam
tahun 2030 serta Net memperkuat perubahan iklim.
mengidentifikasi
Zero Emission. kapasitas fiskal
peran pemangku
daerah dalam
kepentingan terkait,
penanganan
gap pendanaan, dan
perubahan iklim.
pengembangan opsi
sumber pembiayaan .

25
MINISTRY OF FINANCE
REPUBLIC OF INDONESIA

TERIMA KASIH

Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral


Badan Kebijakan Fiskal

Anda mungkin juga menyukai