Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELATIHAN TUBERKULOSIS (TBC)


Nama Kegiatan : Latihan Penanganan Darurat Kebakaran dan
Evakuasi di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit

Lokasi Kegiatan : 1. Kantor Gubernur Sulawesi Tengah

2. RSU Undata

Pelaksanaan Persiapan : Sela


Selasa
sa,, 20
20 Agu
Agust
stus
us 2019
2019
Peralatan

Pelaksanaan Kegiatan : Ra
Rabu
bu,, 21 Ag
Agus
ustu
tuss 2
201
019
9
Latihan

Pelaksanaan Kegiatan : Ka
Kami
mis,
s, 22 Agus
Agustu
tuss 2
201
019
9
Pertunjukan

Penyelenggara : ILUNI UI

Panitia Pelaksana : Tim K3RS RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo

Penanggung jawab : Direktur Utama RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo

Komandan Latihan : Imarsan, AMAK

Peserta : Pengelola K3RS dari RS Undata, RSU Anutapura


dan RSU Sis Aljufri

1. Pendahuluan

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit penyakit infeks


infeksii yang disebabkan
disebabkan oleh
bakteriMikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering
menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Insidensi TBC dilaporkan meningkat secara drastis pada dekade terakhir ini di seluruh
duni
du nia.
a. De
Demimiki
kian
an pupula
la di In Indo
done
nesi
sia,
a, Tu
Tube
berk
rkul
ulos
osis
is / TBTBC
C me meru
rupa
paka
kann mamasasalah
lah
kese
keseha
hata
tan,
n, ba
baik
ik da
dari
ri si
sisi
si an
angk
gkaa ke
kema
mati
tian
an (mortalitas
mortalitas),
), ang
angka
ka kej
kejadi
adian
an pen
penyakyakit
it
(morbiditas
morbiditas),), maupun diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
orang,, Indonesia
orang Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan China dalam hal juml jumlahah
penderita di antara 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tah tahun 1986
meru
me rupa
paka
kan
n pe
peny
nyeb
ebab
ab kekema
mati
tian
an ke
keem
empa
pat.
t. Pa
Pada
da ta
tahu
hun
n 191999
99 WH
WHO O Gl
Glob
obal
al Su
Survrvei
eill
llan
ance
ce
memp
memperk
erkira
iraka
kan
n di Indone
Indonesia
sia terd
terdap
apat
at 583.0
583.000
00 pend
penderi
erita
ta Tuberk
Tube rkulo
ulosi
siss / TBC babaru
ru per
perta
tahun
hun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan meni nimp
mpaa 14040..000 pen
endu
dud
duk tia
iap
p
tahun. Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat.
Saat in
Saat inii se
seti
tiap
ap me
meni
nitt mu
munc
nculul sa
satu
tu pe
pend
nder
erit
itaa ba
baru
ru TB
TBC
C pa
paru
ru,, da
dan
n se
seti
tiap
ap du
duaa
meni
me nitt mu
muncncul
ul sasatu
tu pe
pendnder
erit
itaa ba
baru
ru TB
TBCC paparu
ru ya
yang
ng me
menu
nula
lar.
r. Ba
Bahk
hkan
an seseti
tiap
ap
empat menit sekali satu orang meninggal akibat TBC di Indonesia. Kenyataan mengenai
penyakit TBC di Indonesia begitu mengkhawatirkan, sehingga kita harus waspada
sejak dini & mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC .

2. Latar B
Beelakang

Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh
bakteri Mik Mikobak aktteri
riu
um tuber erkkulo
losa.
sa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat
kuat
ku atseh
sehin ingg
ggaa me meme merl rluk
ukanan wa waktktu
u la
lama
ma un untu
tukk memengngobobat
atin
inya
ya.. Ba
Bakt kteri
eri in inii le
lebi
bihh
seri
se ring
ng memeng ngin
infek
feksi
si org
organ
an pa
paruru-pa
-paru
ru di
diban
bandiding
ngka
kan
n bag
bagian
ian lain tub
tubuh
uh mamanu
nusia
sia.. In
Insi
side
densnsii TBC
dilapo
dil aporka
rkan n men
mening ingkat
kat seca
secarara dra
drasti
stiss pad
padaa dek
dekade
ade ter
terakh
akhirir ini di selu seluruh
ruh dundunia.
ia.
Demikian pula di Indonesia, Tuberkulosis / TBC merupakan masalah kesehatan,baik
dari
da ri si
sisisi anangk gkaa ke kema
mati tian
an (m (mor
orta
talit
litas)
as),, an
angk
gkaa kekeja
jadi
dian
an pe peny
nyak
akit it (m(mo orbiditas),
maup
ma upun
un diagnosis dan terapinya. Dengan penduduk lebih dari 200 juta
ora
ran
ng, In
Inddonesesiia menempati urutan ketiga setelah India dan China dal dalam
am hal jumla lah
h
peend
p nder
erit
itaa di ant
ntar
araa 22 negara dengan masalah TBC terbesar di dunia.
Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes RI tahun 1992, menunjukkan bahwa Tuberkulosis
(TBC) merupakan penyakit kedua penyebab kematian, sedangkan pada tah tahun 1986
meru
me rupa
paka
kan n pepenynyebebab
ab ke kema
matitian
an kekeem
empapat.
t. Pa
Pada
da ta
tahu
hun
n 191999
99 WHWHO O GlGlob
obalal SuSurvrvei
eill
llan
ance
ce
memp
me mperk
erkira
iraka
kan
n di Indone
Indonesiasia terd
terdap
apat
at 583.0
583.00000 pend
penderi
erita
ta Tuberk
Tube rkulo
ulosi
siss / TBC ba baru
ru per
pertatahun
hun
dengan 262.000 BTA positif atau insidens rate kira-kira 130 per 100.000 penduduk.
Kematian akibat Tuberkulosis / TBC diperkirakan menimpa 140.000 penduduk tiap tahun.
Jumlah penderita TBC paru dari tahun ke tahun di Indonesia terus meningkat. Saat ini
setiap menit muncul satu penderita baru TBC paru, dan setiap dua menit muncul satu

penderita baru TBC paru yang menular. Bahkan setiap empat menit sekali satu
orang meninggal akibat TBC di Indonesi siaa. Kenya
Kenyataan
taan meng
mengenai
enai penya
penyakit
kit TBC
di Ind
Indone
onesia
sia beg
begitu
itu men
mengkh
gkhawaawatir
tirkan
kan,, seh
sehing
ingga
ga kit
kitaa har
harus
us was
waspad
padaa seja
sejak
k din
dinii &
mendapatkan informasi lengkap tentang penyakit TBC.
Definisi TBC menurut beberapa tokoh, TBC paru merupakan penyakit infeksi yang
menyerang parenkin paru-paru dan disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis (S
(Som
omanantr
tri,
i,20
2009
09).). SeSeme
mentntar
araa it itu,
u, Ju Juna
naid
idii (2
(201
010)
0) me meny
nyeb
ebut
utka
kan
n
tuberk
tub erkulo
ulosis
sis (TB
(TB)) seb
sebaga
agaii sua
suatu
tu inf
infeks
eksii aki
akibat
bat Mycobacterium tuberculosis yang
dapat
dap at men
menyer
yerang
ang ber
berbag
bagai
ai org
organ,
an, teru
terutam
tamaa par
paru-p
u-paru
aru den
dengan
gan gej
gejala
ala yan
yangg sang
sangat
at
bervariasi. Irman Somantri,Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan pasa
sistem Pernapasan (Jakarta: Salemba Medika, 2009). Iskandar Junaidi, Penyakit Paru
dan Saluran Napas (Jakarta: Buana Ilmu Populer,2010).
3. Tujuan

Pelatihan penanggulangan TB untuk petugas rumah sakit dirancang berdasarkan


kompetensi menurut jenis petugas. Pelatihan ini khusus dirancang untuk Tim DOTS
RS yang bertanggung jawab untuk menemukan dan mengelola pasien TB.

Kompetensi yang akan dipelajari meliputi keterampilan dan pemahaman yang


diperlukan untuk menemukan atau mendiagnosis TB, mengobati, memberikan
penyuluhan dan melakukan
melakukan monitoring hasil pengobatan pasien di RS dengan
pencatatan yang standar.

Pelatihan ini mengutamakan prosedur standar pelayanan pasien TB dengan Strategi


DOTS di RS, sehingga tidak mempelajari pemeriksaan fisik diagnosis, penentuan
diagnosis banding, pembacaan foto toraks dan pemeriksaan laboratorium selain
pemeriksaan dahak serta prosedur spesialistik pengobatan pasien TB kronis dan
MDR-TB.

Dengan demikian tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan Tim


DOTS dalam melaksanakan Strategi DOTS di RS.

4. Metode Pelaksanaan

5. pes
eser
erta
ta

6. Materi

A. Tuberkulosis primer

B. Tuberkulosis Post-Primer

7. Na
Nara
rasu
sumb
mber
er

8. Wak
Waktu
tu dan Tem
Tempat
pat

Jadwal : Pelatihan Tuborkulosis

Hari
Hari dan
dan T
Tan
angg
ggal
al :S
Sel
elas
asaa 18
18 – Rabu
Rabu 19 Ag
Agus
ustu
tuss 2
202
020
0

Tempat : Aula RSU SIS Aldjufrie

9. Susunan Kepanitiaan

10. Pembiayaan
11. Penutup

Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena


adanya bakteri Mikobakterium Tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah
penularan penyakit inisebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
lingkungan.
Tuberkulosis juga penyakit yangharus benar-benar segera ditangani dengan
cepat.Pengendalian TB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat, hal ini
antara laindibuktikan dengan tercapainya banyak indikator penting dalam
pengendalian TB. Faktorkeberhasilan tersebut antara lain: akses pelayanan kesehatan
semakin baik, pendanaansemakin memadai, dukungan pemerintah pusat dan daerah,
peran serta masyarakat danswasta semakin meningkat, membaiknya teknologi
pengendalian TB. Banyak kegiatanterobosanyang
kegiatanterobosanyang diinisiasi baik dalam skala nasional
maupun loka

Anda mungkin juga menyukai